Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI KARAKTER BANGSA INDONESIA

Makalah disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah: Kewarganegaraan

Dosen pengampu: Wahfiuddin Rahmad Harahap, S.Pd., Ma.

Disusun Oleh

Kelompok 1

Aisyah Safitri (2120201085)

Annisa Destiana (2120201094)

PGMI 04

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan.

Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui pengertian identitas nasional,


b. Mengetahui parameter identitas nasional,
c. Mengetahui identitas nasional sebagai karakter bangsa
d. Mengetahui pengertian nasionalisme dan kelahiran paham
nasionalisme di Indonesia
e. Mengetahui pengertian integrasi nasional
f. Mengetahui pentingnya integrasi nasional
g. Mengetahui tantangan dalam membangun integrasi nasional, dan
h. Hubungan antara identitas nasional, nasionalisme dan integrasi
nasional
i. Memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan.

Dalam makalah ini tidak bisa penulis selesaikan secara sendiri, tetapi perlu
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Wahfiuddin Rahmad Harahap, S.Pd., Ma. selaku dosen pengampu.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak


kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan pada penulisan berikutnya.

Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca


dimapun dan kapanpun.

Palembang, 28 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER................................................................................………………………i

KATA PENGANTAR..........................................................……………………...ii

DAFTAR ISI........................................................................……………………..iii

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................……………………...1

A. Latar Belakang.........................................................……………………...1
B. Rumusan Masalah....................................................……………………...2
C. Tujuan.......................................................................……………………...3

BAB II PEMBAHASAN......................................................……………………...4

A. Identitas Nasional.....................................................……………………...4
1. Pengertian Identitas Nasional.............................……………………...6
2. Parameter Identitas Nasional..............................……………………...6
3. Identitas Nasional sebagai Karakter Bangsa......…………………….10
B. Nasionalisme dan Integrasi Nasional.......................…………………….11
1. Pengertian Nasionalisme....................................…………………….11
2. Integrasi Nasional...............................................…………………….13
3. Pentingnya Integrasi Nasional............................…………………….14
4. Tantangan dalam Membangun Integrasi............…………………….16
5. Hubungan Identitas Nasional, Nasionalisme dan Integrasi Nasional..18

BAB III PENUTUP..............................................................…………………….20

A. Kesimpulan...............................................................…………………….20
B. Saran.........................................................................…………………….21

DAFTAR PUSTAKA...........................................................…………………….22

iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sudah barang tentu negara
akan memiliki keunikan tersendiri yang membedakan bangsa tersebut
dengan bangsa lainnya. Hal ini disebut dengan identitas nasional suatu
negara, Identitas nasional dapat disamakan dengan identitas kebangsaan.1
Bangsa Indonesia merupakan satu kelompok bangsa yang terbentuk
dari beragam identitas etnis atau ras agama, kebudayaan dan bahasa yang
dipersatukan melalui tekad dan kontrak politik. Tekad dan kontrak tersebut
adalah untuk membangun negara bangsa Indonesia sembari
mempertahankan identitas aslinya masing-masing. 2
Dengan identitas nasional demikian, mensyaratkan karakteristik
bangsa Indonesia yang pluralistik atau bersifat majemuk yang tidak dapat
dilepaskan dari identitas nasional yang multikultural.
Nasionalisme Indonesia juga adalah nasionalisme politik dan budaya
yang berpandangan multikultural melalui mekanisme demokratis,
berketuhanan yang maha esa, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
yang adil dan beradab dan persatuan Indonesia, dan keadilan sosial.
Selain itu, nasionalisme juga mempertahankan identitas etnis, agama
kebudayaan dan bahasa asalnya dalam pengembangan identitas nasional
juga mengembangkan konsep integrasi nasional. Hal ini sebagai bentuk
bahwa tingkat persatuan dan kesatuannya terjalin secara harmonis dan
tidak mengabaikan unsur-unsur pembentuk identitas nasionalnya.Perlu
diketahui bersama bahwa konsep integrasi nasional berbeda dengan
konsep asimilasi (pembauran bangsa). Konsep integrasi nasional secara
1

1
Budi Juliardi, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi Negeri
(Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti No. 43 Tahun 2006 tentang Kelompok Mata Kuliah
Pengembangan Kepribadian dan UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, -ed. 1-cet.
8.-, (Depok: Rajawali Pers, 2019), Hal. 34.
2
David Monte, Hubungan Antara Identitas Nasional, Nasionalisme dan Integrasi
Nasional, https://artikelsiana.com/hubungan-antara-identitas-nasional-nasionalisme-dan-integrasi-
nasional/ diakses pada tanggal 27 Maret 2022.
sosiologis dan antropologis lebih mengarah kepada konsep integrasi
budaya atau integrasi sosial yang menghargai konsep pluralisme
kebudayaan.
Dalam konsep integrasi sosial, terdapat upaya kelompok masyarakat
yang ingin bersatu untuk berbaur mengambangkan model akulturasi
budaya, tetapi ada juga yang ingin mempertahankan identitas budayanya.
Hal itu terjadi karena masih terdapat loyalitas terhadap kelompok asalnya.
Yang dimaksud dengan akulturasi budaya pada pembahasan ini adalah
dua kelompok kebudayaan yang saling mempengaruhi dan bersatu serta
mencoba mengembangkannya sehingga jati diri atau identitas budaya tetap
ada. Sehingga konsep integrasi nasional akan menimbulkan suasana
kejiwaan dan tindakan yang dapat menumbukan rasa nasionalisme bersatu,
yakni nasionalisme Indonesia diantara kelompok etnis untuk membangun
satu negara bangsa Indonesia yang masih tetap menunjukkan unsur
identitas asal pembentuk identitas nasional Indonesia.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian identitas nasional?
2. Bagaimana parameter identitas nasional?
3. Bagaimana identitas nasional sebagai karakter bangsa?
4. Apa pengertian nasionalisme dan kelahiran paham nasionalisme di
Indonesia?
5. Apa pengertian integrasi nasional?
6. Bagaimana pentingnya integrasi nasional?
7. Bagaimana tantangan dalam membangun integrasi nasional?
8. Bagaimana hubungan antara identitas nasional, nasionalisme dan
integrasi nasional?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian identitas nasional,
2. Mengetahui parameter identitas nasional,
3. Mengetahui identitas nasional sebagai karakter bangsa

2
4. Mengetahui pengertian nasionalisme dan kelahiran paham
nasionalisme di Indonesia
5. Mengetahui pengertian integrasi nasional
6. Mengetahui pentingnya integrasi nasional
7. Mengetahui tantangan dalam membangun integrasi nasional, dan
8. Hubungan antara identitas nasional, nasionalisme dan integrasi
nasional

3
II. PEMBAHASAN
A. Identitas Nasional
1. Pengertian Identitas Nasional
Secara epistemologi, Identitas nasional (kata "identitas" ditambah
dengan kata "nasional"), dimana "identitas" berasal dari bahasa
Inggris, yaitu "identity yang berarti: ciri, tanda, jati diri yang dimiliki
seseorang, kelompok, masyarakat dan bangsa sehingga ia berbeda
dengan lainnya, sedangkan "nasional" adalah: konsep kebangsaan,
kelompok persekutuan hidup manusia yang lebih besar dibandingkan
kelompok ras, agama, budaya, dan sebagainya. Jadi, Identitas Nasional
lebih merujuk pada identitas bangsa dalam pengertian politik (political
unity).3
Identitas nasional memiliki multi definisi, seperti: Identitas
Nasional pada hakikatnya adalah "manifestasi nilai-nilai budaya yang
tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa (nation)
dengan ciri-ciri khas, dan dengan yang khas tadi suatu bangsa berbeda
dengan bangsa lain dalam kehidupannya".4 Selanjutnya, identitas
nasional dapat juga diartikan dengan "identitas suatu kelompok
masyarakat yang melahirkan tindakan secara kolektif yang diwujudkan
dalam bentuk organisasi yang diberi atribut nasional".5
Secara lebih rinci, identitas nasional dapat diartikan dengan "ciri
khas/ jati diri yang dimiliki oleh suatu bangsa/negara yang sudah
disepakati bersama dan membedakan antara bangsa/negara yang
bersangkutan dengan bangsa/negara lainnya". Di sini dapat dikatakan,
bahwa sebuah bangsa/ negara memiliki suatu ciri khas/jati diri yang
membedakannya dengan bangsa/negara lain. Ciri khas/jati diri ini
sudah disepakati bersama oleh setiap warga negara menjadi identitas
4

3
Budi Juliardi, op. cit, Hal. 34-35.
4
Srijanti, Etika Berwarganegara. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan
Tinggi, (Jakarta: Salemba Empat, 2007).
5
Herdiawanto, Cerdas, Kritis, dan Aktif Berwarganegara, (Jakarta: Erlangga, 2010), Hal.
34.
bangsa (nasional), dimana setiap warga negara akan bertanggung
jawab untuk menjaga dan melestarikannya.6
Identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi
makna baru agar tetap relevan dan fungsional dalam kondisi aktual
yang berkembang dalam masyarakat. Artinya, identitas nasional yang
sudah disepakati sebelumnya tidak bersifat kaku, akan tetapi bersifat
fleksibel (bisa menyesuaikan diri dengan perubahan).7
Pada prinsipnya, jika dilihat dari proses terjadinya/proses lahirnya
identitas nasional, maka identitas nasional itu sendiri dapat dibagi atas
dua bagian, yaitu:8
a. Identitas cultural unity atau identitas kesukubangsaan
Cultural Unity merujuk pada bangsa dalam pengertian
kebudayaan atau bangsa dalam arti sosiologis antropoligis.
Cultural unity disatukan oleh adanya kesamaan ras, suku, agama,
adat dan budaya, keturunan dan daerah asal. Unsur-unsur ini
menjadi identitas kelompok bangsa yang bersangkutan sehingga
bisa dibedakan dengan bangsa lain.
Identitas yang dimiliki oleh sebuah cultural unity kurang lebih
bersifat aueribrife (sudah ada sejak lahir), bersifat alamiah/bawaan,
primer dan etnik. Identitas kesukubangsaan dapat diketahui dari
sisi budaya orang yang bersangkutan.
Setiap anggota cultural unity memiliki kesetiaan atau loyalitas
pada identitasnya. Misalnya, setia pada suku, agama, budaya,
kerabat, daerah asal dan bahasanya. Identitas ini sering disebut
sebagai identitas kelompok atau identitas primordial. Dalam hal ini
loyalitas pada primodialnya memiliki ikatan emosional yang kuat
serta melahirkan solidaritas erat.

6
Budi Juliardi, op.cit, hal. 35.
7
Budi Juliardi, loc.cit.
8
Budi Juliardi, op. cit, hal. 35-36.
b. Identitas political unity atau identitas kebangsaan
Political unity merujuk pada bangsa dalam pengertian politik,
yaitu bangsa-negara. Kesamaan primordial dapat saja menciptakan
bangsa tersebut untuk bernegara, namun dewasa ini negara yang
relatif homogen yang hanya terdiri dari satu bangsa tidak banyak
terjadi. Negara baru perlu menciptakan identitas yang baru pula
untuk bangsanya yang disebut juga sebagai identitas nasional.
Kebangsaan merupakan kesepakatan dari banyak bangsa
didalamnya. Identitas kebangsaan bersifat buatan, sekunder, etis
dan nasional. Beberapa bentuk identitas nasional adalah bahasa
nasional, lambang nasional, semboyan nasional, bendera nasional
dan ideologi nasional.

2. Parameter Identitas Nasional


Parameter secara bahasa dapat diartikan sebagai ukuran atau
patokan. 9
Parameter identitas nasional berarti suatu ukuran yang
digunakan untuk menyatakan, bahwa identitas nasional itu bersifat
khas/unik sehingga layak diangkat dan dijadikan sebagai identitas
nasional suatu bangsa. 10
Dalam rangka untuk menentukan identitas
nasional suatu bangsa, perlu diketahui terlebih dahulu mengenai
parameter dari identitas nasional itu sendiri. Adapun parameter
identitas nasional antara lain adalah:11
a. Pola perilaku yang tampak dalam kegiatan masyarakat.
Pola perilaku yang tampak dalam kegiatan masyarakat ini
seperti: adat istiadat, tata kelakuan, hingga kebiasaan yang hidup
dalam masyarakat yang unik dan membedakannya dengan yang
lain. Contoh: budaya/ perilaku gotong royong merupakan keunikan
6

9
Husnul Abdi, Parameter adalah Seluruh Kumpulan Populasi dalam Penelitian , Kenali
Bidangnya, https://m.liputan6.com/hot/read/4724674/parameter-adalah-ukuran-seluruh-populasi-
dalam-penelitian-kenali-bidangnya?page=2 diakses tanggal 23 Maret 2022.
10
Budi Juliardi, loc. cit.
11
Budi Juliardi, op. cit, Hal. 36-38.
Indonesia sehingga layak dijadikan sebagai salah satu identitas
nasional bangsa Indonesia. Negara-negara lain di dunia mengenal
Indonesia melalui budaya gotong royong ini.
b. Lambang-lambang yang menjadi ciri bangsa dan negara
Lambang-lambang yang menjadi ciri bangsa dan negara ini
meliputi: bendera, bahasa, hingga lagu kebangsaan yang dimiliki
oleh suatu negara. Contoh: Lambang negara Indonesia adalah
Burung Garuda dan lambang ini berbeda dengan lambang dari
negara lain.
c. Alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan negara.
Alat-alat perlengkapan yang dimaksud dapat berupa bangunan,
peralatan manusia, dan teknologi. Contoh: Jepang memiliki
teknologi otomotif yang canggih dengan berbagai macam merk
kendaraan, baik kendaraan bermotor maupun mobil, yang
ditujukan untuk membangun dan meningkatkan sektor
perekonomian bangsa mereka. Dalam perkembangannya, merk-
merk kendaraan bermotor hingga mobil tersebut menjadi trade
mark dan identitas bangsa Jepang, seperti Honda, Yamaha,
Kawasaki, Suzuki, dan lain sebagainya.
d. Tujuan yang dicapai suatu bangsa
Tujuan yang dicapai suatu bangsa ini meliputi: tujuan untuk
menciptakan budaya unggul hingga tujuan untuk memperoleh
prestasi di bidang tertentu. Contoh: dalam bidang olahraga,
Indonesia bertujuan untuk "merajai" cabang bulu tangkis. Terbukti
pada tahun 1960 hingga tahun 1990-an, Indonesia selalu/sering
menjadi juara dalam cabang olahraga ini. Rudi Hartono menjuarai
All England sebanyak 8 kali (rekor yang belum pecah hingga
sekarang). Susi Susanti, pemain bulu tangkis perempuan pertama
yang memperoleh medali emas Olimpiade Barcelona pada tahun
1992. Mereka berdiri di panggung diiringi pengibaran bendera
merah putih dan lagu kebangsaan "Indonesia Raya". Perasaan haru
7
dan bangga menandai usaha keras menuju budaya unggul telah
membuahkan hasil. Bahkan saat itu Indonesia diidentikkan dengan
cabang olahraga bulu tangkis dan dianggap sebagai prestasi yang
menjadi identitas bangsa Indonesia.
Parameter identitas nasional di atas memiliki sifat, ciri khas, serta
keunikan tersendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang
membentuk identitas nasional tersebut.12 Lahirnya suatu identitas
nasional bangsa pasti memiliki ciri khas, sifat, serta keunikan
tersendiri yang sangat didukung oleh faktor-faktor pembentuk identitas
nasional. Faktor-faktor yang diperkirakan menjadi identitas bersama
suatu bangsa meliputi: Primordial, Sakral, Tokoh, Bhinneka Tunggal
Ika, Sejarah, Perkembangan Ekonomi dan Kelembagaan.
a. Primordial
Faktor-faktor primordial ini meliputi: ikatan
kekerabatan(darah) dan keluarga, kesamaan suku bangsa, daerah
asal, bahasa dan adat istiadat.
b. Sakral
Faktor sakral dapat berupa kesamaan agama yang dipeluk
masyarakat atau ideologi doktriner yang diakuik oleh masyarakat
yang bersangkutan.
c. Tokoh Kepemimpinan dari para tokoh yang disegani dan dihormati
oleh masyarakat dapat pula menjadi faktor yang menyatukan
bangsa negara. Pemimpin dibeberapa negara dianggap sebagai
penyambung lidah rakyat, pemersatu rakyat dan simbol persatuan
bangsa yang bersangkutan.
d. Bhinneka Tunggal Ika
Prinsip Bhinneka Tunggal Ika pada dasarnya adalah kesediaan
warga bangsa untuk bersatu dalam perbedaan. Yang disebut
bersatu dalam perbedaan adalah kesediaan warga bangsa untuk
setia pada lembaga yang disebut negara dan pemerintahnya, tanpa
8

12
Budi Juliardi, op. cit, Hal. 39.
menghilangkan keterkaitannya pada suku bangsa, adat, ras dan
agamanya.
e. Sejarah Persepsi yang sama di antara warga masyarakat tentang
sejarah merek dapat menyatukan diri ke dalam suatu bangsa.
Persepsi yang sama tentang pengalaman masa lalu, seperti
samasama menderita karena penjajahan tidak hanya melahirkan
solidaritas, tetapi juga melahirkan tekad dan tujuan yang sama
antar anggota masyarakat itu.
f. Perkembangan Ekonomi Perkembangan ekonomi(industrialisasi)
akan melahirkan spesialiasi pekerjaan dan profesi sesuai dengan
aneka kebutuhan masyarakat.
g. Kelembagaan Faktor lain yang berperan dalam mempersatukan
bangsa adalah lembaga-lembaga pemerintahan dan politik, seperti
birokrasi, angkatan bersenjata, pengadulan dan partai politik.
Di Indonesia, dasar falsafah negara Indonesia adalah Pancasila,
dan ini merupakan salah satu identitas nasional bangsa Indonesia.
Karena Pancasila dilahirkan melalui proses kristalisasi identitas
identitas yang ada pada masing-masing wilayah di Indonesia, yang
kemudian disepakati bersama oleh segenap masyarakat Indonesia
untuk dijadikan sebagai identitas nasional.
Selain Pancasila, terdapat beberapa bentuk identitas nasional yang
menjadi karakter bangsa Indonesia yang berbeda dengan identitas
nasional bangsa lain, antara lain:13
a. Bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia.
b. Bendera negara, yaitu Sang Merah Putih
c. Lagu kebangsaan, yaitu Indonesia Raya
d. Lambang negara, yaitu Burung Garuda
e. Semboyan negara, yaitu Bhinneka Tunggal
f. Ika Konstitusi negara, yaitu UUD 1945
g. Bentuk negara, yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia
9

13
Budi Juliardi, op. cit, Hal. 41-42.
h. Konsepsi Wawasan Nusantara

3. Identitas Nasional Sebagai Karakter Bangsa


Karakter berasal dari bahasa latin "kharakter, kharassein atau
kharax” sementara dalam bahasa Prancis disebut dengan "caractere"
dan dalam bahasa Inggris adalah "character". Dalam arti luas karakter
berarti sifat kejiwaan, akhlak, budi pekerti, tabiat, watak yang
membedakan seseorang dengan orang lain. Dengan demikian, karakter
bangsa dapat diartikan dengan tabiat atau watak khas bangsa Indonesia
yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.14
Setiap bangsa memiliki identitasnya, dan dengan memahami
identitas bangsa, maka diharapkan kita akan memahami jati diri bangsa
sehingga menumbuhkan kebanggaan sebagai bangsa. Cara yang
terbaik untuk memahami suatu masyarakat adalah dengan memahami
karakter (tingkah laku) anggotanya.15 Karakter terbentuk salah satunya
melalui identitas yang dimilikinya. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa identitas nasional suatu bangsa akan membentuk karakter
bangsa yang bersangkutan. Ibarat tahi lalat yang dimiliki oleh manusia
yang merupakan identitas dari manusia itu sendiri yang turut
menentukan karakter dari manusia yang bersangkutan. Misalnya,
manusia yang memiliki tahi lalat di atas bibir pada umumnya
dipercaya memiliki sifat (karakter) yang suka berbicara. Jika contoh ini
dikaitkan dengan identitas nasional suatu bangsa, seperti bangsa
Indonesia yang memiliki salah satu identitas nasional, yaitu Pancasila,
dimana Pancasila berisi nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaa, persatuan,
demokrasi, dan keadilan, maka dapat disimpulkan, bahwa karakter
bangsa Indonesia adalah religious, beradab, tidak suka bertikai, selalu

10

14
Budi Juliardi, op. cit, Hal. 42.
15
Eka Darmaputra, Pancasila, Identitas, dan Modernitas. Tinjauan Etis dan Budaya,
(Jakarta: BPK Gunung Mulya, 1988), Hal. 3.
bermusyawarah dalam menghadapi berbagai macam problema, dan
selalu bersikap adil.16

B. Nasionalisme dan Integrasi Nasional

1. Pengertian Nasionalisme
Secara etimologis, nasionalisme berasal dari kata: "natie" yang
berarti dilahirkan/keturunan, "nation" yang berarti bangsa, "national"
yang berarti ciri khas yang membedakan dengan bangsa lain, dan
"nasionalitas" yang berarti rasa kebangsaaan, atau "nationalist" yang
berarti orang yang cinta persatuan/bangsa. Dengan demikian,
nasionalisme bisa didefinisikan menjadi dua pengertian. Pertama,
nasionalisme (lama) adalah paham kebangsaan yang berdasarkan
kepada kejayaan masa lampau. Kedua, nasionalisme (modern) adalah
paham kebangsaan yang menolak penjajahan untuk membentuk negara
yang bersatu, berdaulat, dan demokrasi.17
Pengertian pertama berlaku bagi negara-negara Eropa dan negara
negara merdeka. Mereka merasa sebagai bangsa yang superior yang
melahirkan kesombongan dan pada gilirannya menimbulkan
imperialism atau penjajahan. Sedangkan pengertian kedua berlaku bagi
negara negara yang pernah mengalami masa penjajahan. Dengan
perkataan lain, nasionalisme dalam pengertian yang kedua ini lahir
atau merupakan reaksi terhadap imperialisme. Pengertian nasionalisme
yang kedua ini merupakan paham modern sebagai hasil dari revolusi
Prancis.18
Secara umum, nasionalisme dapat dikatakan merupakan suatu
situasi kejiwaan dari kesetiaan seseorang secara total yang diabdikan
langsung kepada negara atas nama sebuah bangsa. Oleh karena itu,
nasionalisme sangat efektif digunakan sebagai alat perjuangan bersama
11

16
Budi Juliardi, loc. cit.
17
Budi Juliardi, op. cit, Hal. 43.
18
Budi Juliardi, loc. cit.
merebut kemerdekaan dari cengkeraman kolonial, seperti yang pernah
dilakukan oleh masyarakat Nusantara saat merebut kemerdekaan dari
Belanda. Semangat nasionslisme dipakai sebagai metode dan alat
identifikasi untuk mengetahui siapa kawan dan siapa lawan.
Dari uraian di atas dapat dikatakan, bahwa nasionalisme adalah
cara yang tepat digunakan untuk menyatukan beberapa perbedaan,
karena nasionalisme lebih mengutamakan kepentingan umum daripada
kepentingan individubmaka negara yang bersifat pluralistis ini, artinya
negara yang di dalamnya terdapat banyak keragaman dan perbedaan,
akan menjadi negara yang damai tanpa ada konflik etnik dan konflik
kefanatikan terhadap daerahnya masing-masing.
Di Indonesia, ada beberapa faktor yang menyebabkan lahirnya
nasionalisme. Secara umum bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu
faktor yang berasal dari dalam dan luar. Faktor dari dalam antara lain
sebagai berikut:
a. Seluruh Nusantara telah menjadi kesatuan politik, hukum,
pemerintahan, dan berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda
Akibat yang ditimbulkannya adalah eksploitasi Barat itu justru
mampu menyatukan rakyat karena perasaan senasib dan
sependeritaan
b. Munculnya kelompok intelektual sebagai dampak sistem
pendidikan Barat. Kelompok inilah yang mampu mempelajari
beragam konsep Barat untuk dijadikan ideologi dan dasar gerakan
dalam melawan. kolonialisme Barat.
c. Beberapa tokoh pergerakan mampu memanfaatkan kenangan
kejayaan masa lalu (kejayaan kerajaaan Sriwijaya, Majapahit, dan
Mataram) untuk dijadikan motivasi dalam bergerak dan
meningkatkan rasa percaya diri rakyat dalam berjuang menghadapi
kolonialisme Barat.
Dari penjabaran mengenai faktor dari dalam yang melahirkan
nasionalisme di Indonesia di atas dapat dijelaskan,bahwa nasionalisme
12
Indonesia muncul sebagai reaksi dari kondisi sosial, politik, dan
ekonomi yang ditimbulkan oleh adanya kolonialisme. Oleh karena itu,
gerakan nasionalisme pada awal abad XX tidak bisa dipisahkan dari
praktik kolonialisme, sebab keduanya merupakan hubungan sebab
akibat. Hanya saja pada tahap awal, nasionalisme hanya berkembang
pada tingkat elite, yaitu kelompok bangsawan terpelajar. Merekalah
yang mula-mula memiliki kesadaran tentang adanya diskriminasi
kehidupan bangsa dan berusaha mencari solusinya. Bentuk
gerakannya memiliki corak yang beragam, mulai dari yang bersifat
etnis, kultural, hingga nasional. Itulah latar belakang munculnya
nasionalisme Indonesia. Meskipun banyak mengadopsi nilai dan
pengertian dari luar, tetapi nasionalisme Indonesia tetap memiliki
spesifikasi tersendiri.
Sedang faktor yang berasal dari luar negeri antara lain adalah
kemenangan Jepang atas Rusia dalam perang tahun 1905 yang mampu
mengangkat rasa percaya diri, bahwa bangsa Asia (kulit berwarna)
bisa mengalahkan bangsa Eropa (kulit putih) yang selama ini sangat
dominan dalam percaturan politik dunia. Hal ini kemudian
menginspirasi pemuda Indonesia (bangsa Asia) untuk bersatu dan
berjuang mengangkat senjata mengusir penjajah Belanda (bangsa
Eropa) dari bumi nusantara.
2. Integrasi Nasional
Secara teoretis integrasi dapat dilukiskan sebagai pemilikan
perasaan keterikatan pada suatu pranata dalam suatu lingkup teritorial
guna memenuhi harapan-harapan yang bergantung secara damai di
antara penduduk. Secara etimologis, integrasi berasal dari kata
integrate, yang artinya memberi tempat bagi suatu unsur demi suatu
keseluruhan. Kata bendanya integritas berarti utuh. Integrasi
mempunuyai pengertian “to combine (part) into a whole” atau “to
complate (something thet is imperfec or incomplete) by adding parts”
dan “to bring or come into equality by the mexing of group or races”.
13
Secara teoritis integrasi dapat dilukiskan sebagai pemilikan keterkaitan
antar bagian yang menjadi satu. Oleh karena itu, pengertian integrasi
adalah membuat unsur-unsurnya menjadi satu kesatuan dan utuh.
Integrasi berarti menggabungkan seluruh bagian menjadi sebuah
keseluruhan dan tiap-tiap bagian diberi tempat, sehingga membentuk
kesatuan yang harmonis dalam kesatuan Negara Republik Indonesia
(NKRI) yang bersemboyankan “Bhineka Tunggal Ika”. 19
Integrasi nasional adalah upaya menyatukan seluruh unsur suat
bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya.20 "Mengintegrasikan"
berarti membuat untuk atau menyempurnakan dengan jalan
menyatukan unsur-unsur yang semula terpisah-pisah. Integrasi berarti
penyatuan bangsa-bangsa yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi
suatu keseluruhan yang lebih utuh atau memadukan masyarakat-
masyarakat kecil yang banyak menjadi satu bangsa. Jadi menurutnya,
integrasi bangsa dilihat sebagai peralihan dari banyak masyarakat kecil
menjadi satu masyarakat besar.21
Lima definisi mengenai integrasi, yaitu:22
a. Integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok
budaya dan sosial dalam satu wilayah dan proses pembentukan
identitas nasional, membangun rasa kebangsaan dengan cara
menghapus kesetiaan pada ikatan-ikatan yang lebih sempit.
b. Integrasi menunjuk pada masalah pembentukan wewenang
kekuasaan nasional pusat di atas unit-unit sosial yang lebih kecil
yang beranggotakan kelompok-kelompok sosial budaya
masyarakat tertentu.
14

19
Sigit Dwi Kusrahmadi, Pentingnya Wawasan Nusantara dan Integrasi Nasional.
20
Safroedin Bahar, Integrasi Nasional: Teori, Masalah dan Strategi, (Jakarta: Galia,
1998).
21
Howard. W. Wriggins (ed) , Dynamics of Regional Politics: 4 System on the Indian
Ocean Rim, (New York: Columbia University Press, 1992).
22
Myron Weiner, Political Integration and Political Development, “The Annals of the
American Academy of Political and Social Science”. Dalam Claude E Welch (ed). Political
Modernization: A Reader in Comparative Political Change. (Belmout: California, 1967) .
c. Integrasi menunjuk pada masalah menghubungkan antara
pemerintah dengan yang diperintah. Mendekatkan perbedaan-
perbedaan mengenai aspirasi dan nilai pada kelompok elit dan
massa.
d. Integrasi menunjuk pada adanya konsensus terhadap nilai yang
minimum yang diperlukan dalam memelihara tertib sosial.
e. Integrasi menunjuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi
dan yang diterima demi mencapai tujuan bersama.

Integrasi Nasional adalah usaha dan proses mempersatukan


perbedaan-perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya
keseraian dan keselarasan secara nasional. Seperti yang kita ketahui,
Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan
ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi
bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara
bijak atau mengelola budaya-budaya yang melimpah untuk
kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan,
hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru.23

3. Pentingnya Integrasi Nasional


Masyarakat yang terintegrasi dengan hak merupakan harapan bagi
setiap negara. Sebab integrasi masyarakat merupakan kondisi yang
diperlukan bagi negara untuk membangun kejayaan nasional demi
mencapai tujuan yang diharapkan. Ketika masyarakat suatu negara
senantiasa diwarnai oleh pertentangan atau konflik, maka akan banyak
kerugian yang diderita, baik kerugian berupa fisik materiil seperti
kerusakan sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat, maupun kerugian mental spiritual seperti perasaan
kekawatiran, cemas, ketakutan, bahkan juga tekanan mental yang
berkepanjangan. Disisi lain banyak pula potensi sumber daya yang di-

14

23
Andi Aco Agus, Integrasi Nasional Sebagai Salah Satu Parameter Persatuan dan
Kesatuan Bangsa Negara Republik Indonesia. Jurnal Sosialisasi, 3(3), Hal. 20.
miliki oleh negara, yang mestinya dapat digunakan untuk
melaksanakan pembangunan bagi kesejahteraan masyarakat, harus
dikorbankan untuk menyelesaikan konflik tersebut. Dengan demikian
negara yang senantiasa diwarnai konflik di dalamnya akan sulit untuk
mewujudkan kemajuan. Integrasi masyarakat yang sepenuhnya
memang sesuatu yang tidak mungkin diwujudkan, karena setiap
masyarakat disamping membawakan potensi integrasi juga menyimpan
potensi konflik atau pertentangan. 24
Sebaliknya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat
seperti perbedaan suku, perbedaan agama, perbedaan budaya dan
perbedaan kepentingan adalah menyimpan potensi konflik, terlebih
apabila perbedaan-perbedaan itu tidak dikelola dan disikapi dengan
cara dan sikap yang tepat. Namun apapun kondisi integrasi masyarakat
merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk membangun
kejayaan bangsa dan negara dan oleh karena itu perlu senantiasa
diupayakan. Kegagalan dalam mewujudkan integrasi masyarakat
berarti kegagalan untuk membangun kejayaan nasional, bahkan dapat
mengancam kelangsungan hidup bangsa dan negara yang
bersangkutan.
Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk membangun
integrasi yang mantap serta kokoh.25
a. Kemampuan dan kesadaran bangsa dalam mengelola perbedaan-
perbedaan SARA dan keanekaragaman budaya dari adat istiadat
yang tumbuh dan berkembang di wilayah nusantara. Perbedaan-
perbedaan itu bukanlah sebagai suatu hal yang harus
dipertentangkan, akan tetapi harus diartikan sebagai kekayaan dan
potensi bangsa.

15

24
Andi Aco Agus, op. cit, Hal. 22-23.
25
S. Al Hakim, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan: Dalam Konteks Indonesia, (Malang:
Penerbit Universitas Negeri Malang, 2001), Hal. 175.
b. Kemampuan mereaksi penyebaran ideologi asing, dominasi
ekonomi asing serta penyebaran globalisasi dalam berbagai
aspeknya dunia memang selalu berubah seirama dengan perubahan
masyarakat dunia.

4. Tantangan dalam Membangun Integrasi


Dalam upaya mewujudkan integrasi nasional Indonesia, tantangan
yang dihadapi datang dari dimensi horizontal dan vertikal. Dalam
dimensi horizontal, tantangan yang berakar pada perbedaan suku,
agama, ras dan geografi. Sedangkan dalam dimensi vertikal, tantangan
yang ada adalah berupa celah perbedaan antara elite dan massa,
dimana latar belakang pendidikan kekotaan menyebabkan kaum elite
berbeda dari massa yang cenderung berpandangan tradisional. Masalah
yang berkenaan dengan dimensi vertikal lebih sering muncul ke
permukaan setelah berbaur dengan dimensi horizontal, sehingga hal ini
memberikan kesan bahwa dalam kasus Indonesia dimensi horizontal
lebih menonjol dari pada dimensi vertikalnya.
Terkait dengan dimensi horisontal ini, salah satu persoalan yang
dialami oleh negara-negara berkembang termasuk Indonesia dalam
mewujudkan intregasi nasional adalah masalah primordialisme yang
masih kuat. Titik pusat goncangan primordial biasanya berkisar pada
beberapa hal, yaitu masalah hubungan darah (kesukuan), jenis bangsa
(ras), bangsa, daerah, agama dan kebiasaan. Masih besarnya
ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil
pembangunan dapat menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan
keputusan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar golongan),
gerakan separatisme dan kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa. Hal
ini bisa berpeluang mengancam intregasi horizontal di Indonesia.
Terkait dengan dimensi vertikal, tantangan yang ada adalah kesediaan
para pemimpin untuk terus menerus bersedia berhubungan dengan
rakyatnya. Pemimpin mau mendengar keluhan rakyat, mau turun ke-

16
bawah dan dekat dengan kelompok-kelompok yang merasa di
pinggirkan. 26
Tantangan dari dimensi vertikal dan horisontal dalam intregasi
nasional Indonesia tersebut semakin tampak setelah memasuki erat
reformasi tahun 1998. Konflik horizontal maupun vertikal sering
terjadi bersamaan dengan melemahnya otoritas pemerintahan di pusat.
Kebebasan yang digulirkan pada era reformasi sebagai bagian dari
proses demokratisasi telah banyak disalah gunakan oleh kelompok-
kelompok dalam masyarakat untuk bertindak seenaknya sendiri.
Tindakan ini kemudian memunculkan adanya gerakangerakan antar
kelompok. Bersamaan dengan itu demontrasi menentang kebijakan
pemerintah juga banyak terjadi, bahkan seringkali demontrasi itu
diikuti oleh tindakantindakan anarkis. Keinginan yang kuat dari
pemerintah untuk mewujudkan aspirasi masyarakat, kebijakan
pemerintah yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat,
dukungan masyarakat terhadap pemerintah yang sah dan ketaatan
warga masyarakat melaksanakan kebijakan pemerintah adalah
pertanda adanya intregasi dalam arti vertikal. Sebaliknya kebijakan
demi kebijakan yang diambil oleh pemerintah yang tidak / kurang
sesuai dengan keinginan dan harapan masyarakat serta penolakan
sebagian besar warga masyarakat terhadap kebijakan pemerintah
menggambarkan kurang adanya intregasi vertikal. Memang tidak ada
kebijakan pemerintah yang dapat melayani dan memuaskan seluruh
warga masyarakat, tetapi setidak-tidaknya kebijakan pemerintah
hendaknya dapat melayani keinginan dan harapan sebagian besar
warga masyarakat. Jalinan hubungan dan kerjasama di antara
kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat, kesediaan untuk
hidup berdampingan secara damai dan saling menghargai antara
kelompok-kelompok masyarakat dengan pembedaan yang ada satu
sama lain, merupakan pertanda adanya integrasi dalam arti horisontal.
17

26
Andi Aco Agus, op. cit, Hal 24-25.
Kita juga tidak dapat mengharapkan terwujudnya integrasi
horisontal ini dalam arti yang sepenuhnya. Pertentangan atau konflik
antar kelompok dengan berbagai latar belakang perbedaan yang ada,
tidak pernah tertutup sama sekali kemungkinannya untuk terjadi.
Namun yang diharapkan bahwa konflik itu dapat dikelola dan
dicarikan solusinya dengan baik, dan terjadi dalam kadar yang tidak
terlalu mengganggu upaya pembangunan bagi kesejahteraan
masyarakat dan pencapaian tujuan nasional. Di era globalisasi,
tantangan itu ditambah oleh adanya tarikan global di mana keberadaan
negara-negara sering dirasa terlalu sempit untuk mewadahi tuntutan
dan kecenderungan global. Dengan demikian keberadaan negara
berada dalam dua tarikan sekaligus, yaitu tarikan dari luar berupa
globalisasi yang cenderung mengabaikan batas-batas negara bangsa,
dan tarikan dari dalam berupa kecenderungan menguatnya ikatan-
ikatan yang sempit seperti ikatan etnis, kesukuan, atau kedaerahan. Di
situlah nasionalisme dan keberadaan negara nasional mengalami
tantangan yang semakin berat. Di sisi lain, tantangan integrasi juga
dapat dikaitkan dengan aspek-aspek lain dalam integrasi yakni aspek
politik, ekonomi dan sosial budaya.

5. Hubungan antara Identitas Nasional, Nasionalisme dan Integrasi


Nasional
Berdasarkan dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan hubungan antara identitas nasional,
nasionalime dan integrasi nasional adalah identitas nasional sebagai
identitas asli yang terdiri atas beragam etnis, ras, agama, kebudayaan,
dan bahasa yang kemudian menjalin kontrak politik dan tekad untuk
kemajuan bangsa dan negara Indoneisa sebagai nasionalisme dari
setiap kelompok masyarakat. Pembuktian tersebut terjadi integrasi

18
nasional yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan secara
haromonis oleh setiap pembentuk identitas nasionalnya. 27

19

III. PENUTUP

27
Suastika, Pendidikan Kewarganegaraan, Ed.I. (Yogyakarta: Andi, 2001), Hal. 30-32.
A. Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, identitas nasional
dapat diartikan dengan ciri khas atau jati diri yang dimiliki oleh suatu
bangsa atau negara yang sudah disepakati bersama dan membedakan
antara bangsa atau negara yang bersangkutan dengan bangsa atau negara
lainnya. Adapun parameter identitas nasional antara lain adalah:
1. Pola perilaku yang tampak dalam kegiatan masyarakat
2. Lambang-lambang yang menjadi ciri bangsa dan Negara
3. Alat perlengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan Negara
4. Tujuan yang dicapai suatu bangsa
Setiap bangsa memiliki identitasnya, dan dengan memahami identitas
bangsa, maka diharapkan kita akan memahami jati diri bangsa sehingga
menumbuhkan kebanggaan sebagai bangsa. Cara yang terbaik untuk
memahami suatu masyarakat adalah dengan memahami karakter (tingkah
laku) anggotanya. Seperti Pancasila berisi nilai-nilai ketuhanan,
kemanusiaa, persatuan, demokrasi, dan keadilan, maka dapat disimpulkan,
bahwa karakter bangsa Indonesia adalah religius, beradab, tidak suka
bertikai, selalu bermusyawarah dalam menghadapi berbagai macam
problema, dan selalu bersikap adil.
Nasionalisme dapat dikatakan merupakan suatu situasi kejiwaan dari
kesetiaan seseorang secara total yang diabdikan langsung kepada negara
atas nama sebuah bangsa. Sedangkan Integrasi nasional adalah upaya
menyatukan seluruh unsur suat bangsa dengan pemerintah dan
wilayahnya. Nasionalisme dan Integrasi nasional sangat berperan penting
sebagai penentu tetap berdirinya suatu bangsa. Oleh karena itu perlunya
hubungan antara identitas nasional, nasionalime dan integrasi nasional
adalah identitas nasional sebagai identitas asli yang terdiri atas beragam
etnis, ras, agama, kebudayaan, dan bahasa yang kemudian menjalin
kontrak politik dan tekad untuk kemajuan bangsa dan negara Indoneisa
sebagai nasionalisme dari setiap kelompok masyarakat.
20
B. Saran
Penulis menyadari banyak kesalahan dan kekurangan pada makalah
ini yang jauh dari kata sempurna. Penulis akan memperbaiki makalah
tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber referensi yang dapat
dipertanggung jawabkan. Saran kami dalam makalah ini adalah untuk
menambah wawasan bagi para pembaca agar kita sama-sama memahami
apa itu identitas nasional, sebagai karakter bangsa Indonesia yang baik dan
mampu menjunjung tinggi serta mengamalkan pancasila.

21
DAFTAR PUSTAKA

Bahar, Safroedin. (1998). Integrasi Nasional: Teori, Masalah dan Strategi.


Jakarta: Galia.

Darmaputra, Eka. (1988). Pancasila, Identitas, dan Modernitas. Tinjauan Etis dan
Budaya. Jakarta: BPK Gunung Mulya.
Hakim, dkk. (2001). Pendidikan Kewarganegaraan: Dalam Konteks Indonesia.
Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.
Herdiawan. (2010). Cerdas, Kritis, dan Aktif Berwarganegara. Jakarta: Erlangga.

Juliardi, Budi. (2019). Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi


Negeri (Disesuaikan dengan Kepdirjen Dikti No. 43 Tahun 2006 tentang
Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian dan UU No. 12
Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, -ed. 1-cet. 8.-. Depok: Rajawali
Pers.
Srijanti. (2007). Etika Berwarganegara. Pendidikan Kewarganegaraan untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Salemba Empat.
Weiner, Myron. (1967). Political Integration and Political Development, “The
Annals of the American Academy of Political and Social Science”. Dalam
Claude E Welch (ed). Political Modernization: A Reader in Comparative
Political Change. Belmout: California.
Wriggins, W, H. (ed). 1992). Dynamics of Regional Politics: 4 System on the
Indian Ocean Rim. New York: Columbia University Press.
Agus, A, Anda. Integrasi Nasional Sebagai Salah Satu Parameter Persatuan dan
Kesatuan Bangsa Negara Republik Indonesia. (Jurnal Sosialisasi, 3(3)).
Kusrahmadi, D, S. Pentingnya Wawasan Nusantara dan Integrasi Nasional.

Abdi, Husnul. (2021, November 30). Parameter adalah Seluruh Kumpulan


Populasi dalam Penelitian , Kenali Bidangnya. Diakses pada tanggal 23
Maret 2022 melalui https://m.liputan6.com/hot/read/4724674/parameter-
adalah-ukuran-seluruh-populasi-dalam-penelitian-kenali-bidangnya?
page=2.
Monte, David. (2022 Maret 02). Hubungan Antara Identitas Nasional,
Nasionalisme dan Integrasi Nasional. Diakses pada tanggal 27 Maret 2022
melalui https://artikelsiana.com/hubungan-antara-identitas-nasional-
nasionalisme-dan-integrasi nasional/ .
Sulisworo, Dwi, dkk. Identitas Nasional. Diakses pada 26 Maret 2022 melalui
http://eprints.uad.ac.id/9433/1/IDENTITAS%20NASIONAL%20Dwi.pdf.

22
REKAPITULASI KELOMPOK 4
Nama Penanya : Amrina Rosyada
Pertanyaan : Jadikan, identitas nasional itu adalah kepribadian nasional
atau jati diri yang dimiliki oleh suatu Negara. Nah
menurutmu, bagaimana keadaan identitas nasional di
Indonesia sekarang ini? Mengingat maraknya kejadian
Papua merdeka yang ingin melepaskan diri dari Indonesia,
serta aksi rasis KKB Papua terhadap warga-warga yang tak
bersalah, lantas kemana identitas nasional kita? Apakah
identitas nasional itu hilang? Atau bagaimana? Tolong
jelaskan!
Jawaban : Mengenai kejadian Papua merdeka ini memang sudah
lama terjadi hal tersebut merupakan penyimpangan dari
Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi identitas nasional
Indonesia karena tidak adanya persatuan dan aksi rasis
KKB Papua yang terjadi karena disebabkan mereka merasa
dicurigai dan merasa di mata-matai. Namun hal ini tetap
salah, oleh karena itu marilah kita mempertahankan
identitas nasional Indonesia dengan cara:
A. Menerapkan nilai-nilai Pancasila
B. Menanamkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme
C. Mengutamakan sikap persatuan dan kesatuan
D. Memanfaatkan situs jejaring sosial

Nama Penanya : Novalina Salsabillah


Pertanyaan : Apa yang dapat menyebabkan terhambatnya integrasi
nasional dalam Negara dan bagaimana cara mengatasinya?
Jawaban : 1. Masyarakat Indonesia beraneka ragam
Faktor penghambat integrasi nasional yang pertama adalah
beraneka ragamnya masyarakat Indonesia, mulai macam-
macam kelompok suku, agama, ras, dan golongan
lainnya.Bahkan tercatat ada ribuan suku bangsa di
Indonesia, yang membuat integrasi nasional menjadi
terhambat karena mencoloknya perbedaan yang ada. Cara:
Dengan menjadikan keberagaman sebagai sebagai ciri khas
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.
2. Wilayah Indonesia yang Luas
Wilayah negara Indonesia yang begitu luas juga dapat
menghambat integrasi nasional. Seperti diketahui,
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki
lebih dari 17 ribu pulau dan dipisahkan lautan luas.
3. Kuatnya Paham Etnosentrisme
Etnosentrisme adalah fanatisme suku bangsa yang
mempersepsikan kebudayaan yang dimiliki lebih baik dari
kebudayaan lainnya. Hal ini membuat tiap suku di
Indonesia menganggap bahwa budayanya lebih baik dari
suku lain. Kondisi tersebut bisa menjadi ancaman integrasi
nasional.
4. Tidak Meratanya Pembangunan
Dengan wilayah negara Indonesia yang begitu luas,
tantangan dalam melakukan integrasi nasional ialah adanya
ketimpangan pembangunan. Daerah di pulau Jawa dan
Indonesia bagian barat mungkin cenderung lebih maju
pembangunannya daripada wilayah Indonesia timur. Hal
tersebut dapat menimbulkan rasa tidak puas bagi sebagian
pihak. Cara: Diharapkan agar pemerintah lebih bisa dalam
memeratakan pembangunan demi kemaslahatan
masyarakat.
5. Budaya Asli Mulai Tergerus
Mulai tergerusnya budaya asli Indonesia juga bisa
menghambat integrasi nasional. Lemahnya nilai-nilai
budaya bangsa terjadi akibat kuatnya pengaruh budaya
asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa, baik
melewati kontak langsung maupun tidak langsung. Cara:
Mengapresiasi dan mengutamakan kebudayaan Indonesia
sesuai nilai-nilai luhur bangsa Indonesia diatas budaya
barat yang menyimpang dari nilai-nilai Pancasila.

Nama Penanya : Talita Anggraini


Pertanyaan : Coba jelaskan Bagaimana sikap yang paling baik untuk
diambil ketika negara lain mengakui salah satu identitas
nasional negara kita?
Jawaban : Tidak asal berbicara, kita harus berbicara dengan negara
tersebut bahwa mencuri identitas kebudayaan yang
dihasilkan negara lain tidaklah hal yang baik. selain itu, kita
juga harus berusaha mengambil lagi kebudayaan kita yang
diambil alih dengan cara yang halus. Karena pada dasarnya
pengklaiman tersebut dikarenakan kurangnya kita dalam
menjaga dan melestarikan identitas nasional budaya kita,
oleh karena itu kita harus mengenalkan kembali bahwa
budaya tersebut merupakan identitas nasional kita dan kita
juga melestarikan nya hal ini bisa kita lakukan dengan
memanfaatkan teknologi seperti media sosial.

Anda mungkin juga menyukai