Anda di halaman 1dari 45

Lembaga Kajian dan Layanan

Informasi Masyarakat
“Diponegoro”
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

PENDAHULUAN
• Pancasila :

Berasal dari Bahasa sanskerta Panca (Lima) dan Sila (prinsip/asas)

1. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia: untuk mengatur tatanan kehidupan


bangsa Indonesia dan negara Indonesia, yang mengatur semua pelaksanaan sistem
ketatanegaraan Indonesia sesuai Pancasila.

2. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia: merupakan kristalisasi


pengalaman hidup dalam sejarah bangsa Indonesia yang telah membentuk sikap,
watak, perilaku, tata nilai norma, dan etika yang telah melahirkan pandangan hidup.

• Bhinneka Tunggal Ika :

Kata ini berasal dari kutipan Kakawin Sutasoma karangan Mpu Tantular di abad XIV, yaitu
Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.

Dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), makna Bhinneka Tunggal Ika
adalah sebagai pemersatu bangsa.

Makna Bhinneka Tunggal Ika dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
adalah Indonesia merupakan negara yang majemuk, tetapi tetap satu sebagai bangsa
Indonesia.

• Negara Kesatuan Republik Indonesia :

Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 menyatakan; Negara Indonesia adalah
Negara Kesatuan yang berbentuk Republik

Berdasarkan latar belakang terbentuknya Indonesia, bisa disimpulkan


bahwa NKRI merupakan suatu bentuk negara yang terdiri atas wilayah yang luas dan
tersebar dengan bermacam adat, suku, keyakinan serta budaya yang memiliki tujuan
dasar menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

• Demokrasi :
Berasal dari kata Yunani Kuni Demos (Rakyat) dan Kratos (Kekuasaan).
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

Demokrasi ialah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak
yang sama untuk pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.

LANDASAN KONSTITUSIONAL PELAKSANAAN PEMILU DI INDONESIA

DASAR HUKUM

1. UUD 1945, Pasal 18 ayat (4), Pasal 22E ayat (5);

2. UU No. 6 Tahun 2020 Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang


nomor 2 tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas UU No. 1 Tahun 2015 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014
tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang;

3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum;

4. Peraturan Bawaslu dan Peraturan KPU.

KERANGKA DASAR

Terdapat di Pasal 22E UUD 1945 :

1. Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil
setiap lima tahun sekali.

2. Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat,


Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah.

3. Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah partai politik.

4. Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah adalah
perseorangan.

5. Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat
nasional, tetap, dan mandiri.

6. Ketentuan lebih lanjut tentang pemilihan umum diatur dengan undang-undang.


Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

PEMILIHAN UMUM (PEMILU)


• PENGERTIAN

Adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
anggota Dewan perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil presiden, dan untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang dilaksanakan secara langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

• ASAS PEMILU (psl 2 UU 7/2017) :

Langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

• PRINSIP PENYELENGGARAAN PEMILU (psl 3 UU 7/2017) :

a. mandiri

b. jujur

c. adil

d. berkepastian hukum

e. tertib

f. terbuka

g. proporsional

h. profesional

i. akuntabel

j. efektif dan

k. efisien.
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

URGENSI PEMILU

Sarana Kedaulatan Rakyat DILAKSANAKAN


DENGAN CARA
Langsung, umum, bebas,
untuk memilih wakilnya rahasia, jujur dan adil serta
(legislatif, eksekutif) berintegritas

• Pemilihan umum merupakan instrumen penting untuk menuju negara yang demokratis.
• Sejatinya pula pemilu menjadi penanda penting apakah sebuah negara sudah mampu
dijalankan secara demokratis atau tidak. Pemilu adalah takdir penentu bagi hak-hak
rakyat secara konstitusional. Bahwa pemilu adalah bagian dari dinamika politik
berorientasi kekuasaan
• Menguatkan legitimasi pranata politik (eksekutif, legislatif, judikatif)
• Menjamin stabilitas peralihan kepemimpinan
• Memilih kader penguasa yang terbaik, Menegakkan demokrasi

PENYELENGGARA PEMILU

“Dewan Kehormatan Penyelenggara


Pemilu (DKPP) adalah lembaga yang
bertugas menangani pelanggaran
kode etik Penyelenggara Pemilu.”

DKPP

Penyelenggara
Pemilu
KPU BAW
ASLU
“Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah “Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) adalah
lembaga Penyelenggara Pemilu yang lembaga Penyelenggara pemilu yang
bersifat nasional, tetap, dan mandiri mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di
dalam melaksanakan Pemilu” seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.”
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

KPU
• KPU (Komisi Pemilihan Umum) :
• KPU (7 org);

• KPU Provinsi (5/7 org)

• KPU Kabupaten/Kota (5 org)

• PPK (5 org)

• PPS (3 org)

• PPLN (3 org)

• KPPS (7 org); dan

• KPPSLN (3 – 7 org).

BAWASLU
• Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) :
• Bawaslu (5 org)

• Bawaslu Provinsi (5 / 7 org)

• Bawaslu Kab/Kota (3 / 5 org)

• Panwaslu Kecamatan (3 org)

• Panwaslu Kelurahan/Desa (1 org)

• Panwaslu LN (3 org); dan

• PengawasTPS (1 org).

DKPP
• DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu) :
Berjumlah 7 org yang terdiri dari :

1. 1 (satu) orang ex officio dari unsur KPU

2. 1 (satu) orang ex officiodari unsur Bawaslu

3. 5 (lima) orang tokoh masyarakat


Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

PPK
KEDUDUKAN DAN SUSUNAN PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN

KEDUDUKAN PPK

Kedudukan Panitia Pemilihan Kecamatan


1. PPK dibentuk untuk menyelenggarakan Pemilu dan Pemilihan di tingkat
kecamatan atau yang disebut dengan nama lain.
2. PPK berkedudukan di ibu kota kecamatan atau yang disebut dengan nama
lain.
3. PPK dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota paling lambat 6 (enam) bulan
sebelum penyelenggaraan Pemilu atau Pemilihan dan dibubarkan paling
lambat 2 (dua) bulan setelah pemungutan suara Pemilu atau Pemilihan.
4. Dalam hal terjadi pemungutan dan/atau penghitungan suara ulang, Pemilu
susulan atau Pemilu lanjutan, dan Pemilihan susulan atau Pemilihan
lanjutan, masa kerja PPK diperpanjang, dan PPK dibubarkan paling lambat 2
(dua) bulan setelah pemungutan dan/atau penghitungan suara ulang,
Pemilu susulan atau Pemilu lanjutan, dan Pemilihan susulan atau Pemilihan
lanjutan.
5. Dalam hal terjadi pemungutan dan penghitungan suara Pemilu Presiden dan
Wakil Presiden putaran kedua atau Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur
Daerah Khusus Ibukota Jakarta putaran kedua, masa kerja PPK diperpanjang,
dan PPK dibubarkan paling lambat 2 (dua) bulan setelah pemungutan suara
putaran kedua.

SUSUNAN PPK

Susunan Panitia Pemilihan Kecamatan

1. Anggota PPK sebanyak 5 (lima) orang berasal dari tokoh masyarakat yang
memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

2. Komposisi keanggotaan PPK memperhatikan keterwakilan perempuan paling


sedikit 30% (tiga puluh persen).
3. Susunan keanggotaan PPK terdiri atas:
• 1 (satu) orang ketua merangkap anggota; dan
• 4 (empat) orang anggota.
4. Ketua PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf adipilih dari dan
oleh anggota PPK.

TUGAS, WEWENANG, DAN KEWAJIBAN PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN

TUGAS PPK

Dalam penyelenggaraan Pemilu, PPK bertugas:


1. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemilu di tingkat
kecamatan yang telah ditetapkan oleh KPU, KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota;
2. menerima dan menyampaikan daftar Pemilih kepada KPU Kabupaten/Kota;
3. melakukan dan mengumumkan rekapitulasi hasil penghitungan suara
Pemilu anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan
Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Provinsi, serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kabupaten/Kota di kecamatan yang bersangkutan berdasarkan berita acara
hasil penghitungan suara di TPS dan dihadiri oleh saksi Peserta Pemilu;
4. melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan penyelenggaraan
Pemilu di wilayah kerjanya;
5. melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu dan/atau yang berkaitan
dengan tugas danwewenang PPK kepada masyarakat;
6. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan
7. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

Tugas PPK sebagaimana dimaksud di atas dilaksanakan dengan:

1. menerima daftar Pemilih tambahan dari PPS dan menyampaikan daftar


Pemilih tambahan kepada KPU Kabupaten/Kota;
2. menerima dan menyerahkan laporan daftar nama Pantarlih;
3. melakukan verifikasi dan rekapitulasi dukungan calon perseorangan
anggota Dewan Perwakilan Daerah;
4. menyampaikan rekapitulasi pengembalian surat pemberitahuan
pemungutan suara dari PPS kepada KPU Kabupaten/Kota;
5. membuat berita acara dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara;
6. menyerahkan berita acara dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan
suara kepada saksi peserta Pemilu, Panwaslu Kecamatan, dan KPU
Kabupaten/Kota; dan
7. menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran kepada KPU Kabupaten/Kota paling lama 2 (dua)
bulan setelah pemungutan suara.

WEWENANG PPK

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, PPK mempunyai


wewenang:
1. mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruh TPS di wilayah
kerjanya;
2. melaksanakan wewena
3. ng lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
4. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

KEWAJIBAN PPK

Dalam melaksanakan wewenang sebagaimana dimaksud di atas, PPK mempunyai


Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

kewajiban:
1. membantu KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota dalam
melakukan pemutakhiran data Pemilih, daftar Pemilih sementara, dan
daftar Pemilih tetap;
2. membantu KPU Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan
Pemilu;
3. menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh
Panwaslu Kecamatan;
4. melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi,
dan/atau KPU Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan; dan
5. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Dalam penyelenggaraan Pemilihan, tugas, wewenang, dan kewajiban PPK:


1. membantu KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dalam melakukan
pemutakhiran data Pemilih, daftar Pemilih sementara, dan daftar Pemilih
tetap;
2. membantu KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan
Pemilihan;
3. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemilihan di tingkat
kecamatan atau yang disebut dengan nama lain yang telah ditetapkan oleh
KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota;
4. menerima dan menyampaikan daftar Pemilih kepada KPU Kabupaten/Kota;
5. mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruh PPS di wilayah
kerjanya;
6. melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara sebagaimana dimaksud
dalam huruf e dalam rapat yang dihadiri oleh saksi peserta Pemilihan dan
Panwaslu Kecamatan;
7. mengumumkan hasil rekapitulasi sebagaimana dimaksud dalam huruf f;
8. menyerahkan hasil rekapitulasi suara sebagaimana dimaksud dalam huruf f
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

kepada seluruh peserta Pemilihan;


9. membuat berita acara dan sertifikat rekapitulasi hasilpenghitungan
suara dan wajib menyerahkannya kepada saksi peserta
Pemilihan, Panwaslu Kecamatan, KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota;
10. menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh
Panwaslu Kecamatan;
11. melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan penyelenggaraan
Pemilihan di wilayah kerjanya;
12. melakukan verifikasi dan rekapitulasi dukungan calon perseorangan;
13. melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan dan/atau yang
berkaitan dengan tugas dan wewenang PPK kepada masyarakat;
14. melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yang diberikan oleh KPU
Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
dan
15. melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yang diberikan oleh
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Tugas, wewenang, dan kewajiban sebagaimana dimaksud di atas dilaksanakan


dengan:
1. menyampaikan rekapitulasi pengembalian surat pemberitahuan
pemungutan suara dari PPS kepada KPU Kabupaten/Kota; dan
2. Menyusun dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran kepada KPU Kabupaten/Kota paling lama 45 (empat puluh lima)
Hari setelah pemungutan suara.

TUGAS, WEWENANG, DAN KEWAJIBAN KETUA PPK

Tugas, wewenang, dan kewajiban ketua PPK meliputi:


1. memimpin kegiatan PPK;
2. mengawasi dan mengendalikan kegiatan PPS;
3. menandatangani berita acara dan sertifikatrekapitulasi penghitungan suara
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

bersama-sama paling sedikit 2 (dua) orang anggota PPK, dan dapat


ditandatangani oleh saksi peserta Pemilu atau Pemilihan;
4. menyerahkan 1 (satu) rangkap salinan berita acara dan sertifikat rekapitulasi
hasil penghitungan suara di PPK kepada 1 (satu) orang saksi peserta Pemilu
atau Pemilihan;
5. mengundang anggota PPK untuk mengadakan rapat PPK;
6. mengadakan koordinasi dengan pihak yang dipandang perlu untuk
kelancaran pelaksanaan tugas; dan
7. melaksanakan kegiatan lain yang diperlukan untuk menunjang kelancaran
penyelenggaraan Pemilu atau Pemilihan sesuai dengan kebijakan yang
ditentukan oleh KPU Kabupaten/Kota.

Dalam hal ketua PPK berhalangan, tugas, wewenang, dan kewajiban dilaksanakan
oleh salah seorang anggota PPK atas dasar kesepakatan antar anggota.

TUGAS, WEWENANG, DAN KEWAJIBAN ANGGOTA PPK

Tugas dan kewajiban anggota PPK meliputi:


1. membantu ketua PPK dalam melaksanakan tugas;
2. melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan; dan
3. memberikan pendapat dan saran kepada ketua PPK sebagai bahan
pertimbangan.
Anggota PPK bertanggung jawab kepada ketua PPK.
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

PPS
KEDUDUKAN DAN SUSUNAN PPS
KEDUDUKAN PPS

Kedudukan Panitia Pemungutan Suara

1. PPS dibentuk untuk menyelenggarakan Pemilu dan Pemilihan di tingkat


kelurahan/desa atau yang disebut dengan nama lain.
2. PPS berkedudukan di kelurahan/desa atau yang disebut dengan nama lain.
3. PPS dibentuk oleh KPU Kabupaten/Kota paling lambat 6 (enam) bulan
sebelum penyelenggaraan Pemilu atauPemilihan dan dibubarkan paling
lambat 2 (dua) bulan setelah pemungutan suara Pemilu atau Pemilihan.
4. Dalam hal terjadi pemungutan dan/atau penghitungan suara ulang, Pemilu
susulan atau Pemilu lanjutan, dan Pemilihan susulan atau Pemilihan
lanjutan, masa kerja PPS diperpanjang, dan PPS dibubarkan paling lambat
2 (dua) bulan setelah pemungutan dan/atau penghitungan suara ulang,
Pemilu susulan atau Pemilu lanjutan, dan Pemilihan susulan atau Pemilihan
lanjutan.
5. Dalam hal terjadi pemungutan dan penghitungan suara Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden putaran kedua atau Pemilihan Gubernur dan Wakil
Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta putaran kedua, masa kerja PPS
diperpanjang, dan PPS dibubarkan paling lambat 2 (dua) bulan setelah
pemungutan suara putaran kedua.

KEDUDUKAN PPS

Susunan Panitia Pemungutan Suara


1. Anggota PPS sebanyak 3 (tiga) orang berasal dari tokoh masyarakat yang
memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

2. Komposisi keanggotaan PPS memperhatikan keterwakilan perempuan


paling sedikit 30% (tiga puluh persen).
3. Susunan keanggotaan PPS terdiri atas:
• 1 (satu) orang ketua merangkap anggota; dan
• 2 (dua) orang anggota.

4. Ketua PPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dipilih dari dan oleh
anggota PPS.

TUGAS, WEWENANG, DAN KEWAJIBAN PANITIA PEMUNGUTAN SUARA

Dalam penyelenggaraan Pemilu, PPS bertugas:


1. mengumumkan daftar Pemilih sementara;
2. menerima masukan dari masyarakat tentang daftar Pemilih sementara;
3. melakukan perbaikan dan mengumumkan hasil perbaikan daftar Pemilih
sementara;
4. mengumumkan daftar Pemilih tetap dan melaporkan kepada KPU
Kabupaten/Kota melalui PPK;
5. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemilu di tingkat
kelurahan/desa atau yang disebut dengan nama lain yang telah ditetapkan
oleh KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, dan PPK;
6. mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruh TPS di wilayah
kerjanya;
7. menyampaikan hasil penghitungan suara seluruh TPS kepada PPK;
8. melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan penyelenggaraan
Pemilu di wilayah kerjanya;
9. melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilu dan/atau yang berkaitan
dengan tugas danwewenang PPS kepada masyarakat;
10. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota, dan PPK sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
11. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

undangan.

Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan:


1. menyusun daftar Pemilih tambahan dan menyampaikan kepada KPU
Kabupaten/Kota melalui PPK;
2. melakukan verifikasi dan rekapitulasi dukungan perseorangan calon
anggota Dewan Perwakilan Daerah;
3. melakukan rekapitulasi pengembalian surat pemberitahuan pemungutan
suara yang diterima dari KPPS dan menyampaikannya kepada KPU
Kabupaten/Kota melalui PPK;
4. memastikan ketersediaan perlengkapan pemungutan suara dan
perlengkapan lainnya di TPS;
5. melaporkan nama anggota KPPS, Pantarlih, dan petugas ketertiban TPS di
wilayah kerjanya kepada KPU Kabupaten/Kota melalui PPK;
6. membantu PPK dalam proses rekapitulasi hasil penghitungan suara;
7. menyusun dan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran kepada KPU Kabupaten/Kota
paling lama 2 (dua) bulan setelah pemungutan suara; dan
8. mengumumkan hasil penghitungan suara dari setiap TPS

Dalam penyelenggaraan Pemilihan, tugas, wewenang, dan kewajiban PPS:


1. membantu KPU Kabupaten/Kota dan PPK dalam melakukan pemutakhiran
data Pemilih, daftar Pemilih sementara, daftar Pemilih hasil perbaikan, dan
daftar Pemilih tetap;
2. membentuk KPPS;
3. melakukan verifikasi dan rekapitulasi dukungan calon perseorangan;
4. mengusulkan calon Pantarlih kepada KPU Kabupaten/Kota;

5. mengumumkan daftar Pemilih;


6. menerima masukan dari masyarakat tentang daftar Pemilih sementara;
7. melakukan perbaikan dan mengumumkan hasilperbaikan daftar Pemilih
sementara;
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

8. menetapkan hasil perbaikan daftar Pemilih sementara sebagaimana


dimaksud dalam huruf g untuk menjadi daftar Pemilih tetap;
9. mengumumkan daftar Pemilih tetap sebagaimana dimaksud dalam huruf h
dan melaporkan kepada KPU Kabupaten/Kota melalui PPK;
10. menyampaikan daftar Pemilih kepada PPK;
11. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraan Pemilihan di tingkat
kelurahan/desa atau yang disebut dengan nama lain yang telah
ditetapkan oleh KPU Kabupaten/Kota dan PPK;
12. mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruh TPS di wilayah
kerjanya;
13. menjaga dan mengamankan keutuhan kotak suarasetelah penghitungan
suara dan setelah kotak suara disegel;
14. meneruskan kotak suara dari setiap TPS kepada PPK pada hari yang sama
setelah terkumpulnya kotak suara dari setiap TPS dan tidak memiliki
kewenangan membuka kotak suara yang sudah disegel oleh KPPS;
15. menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan
oleh PPL;
16. melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan
penyelenggaraan Pemilihan di wilayah kerjanya;
17. melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihan dan/atau yang
berkaitan dengan tugas dan wewenang PPS kepada masyarakat;
18. membantu PPK dalam menyelenggarakan Pemilihan, kecuali dalam hal
penghitungan suara;
19. melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yang diberikan oleh
KPU Kabupaten/Kota, dan PPK sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
20. melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yang diberikan oleh
peraturan perundang-undangan.

Dalam penyelenggaraan Pemilihan, PPS melakukan:


Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

1. memastikan ketersediaan perlengkapan pemungutan suara dan


perlengkapan lainnya di TPS;
2. menyampaikan rekapitulasi pengembalian surat pemberitahuan
pemungutan suara dari PPS kepada PPK;
3. mengumumkan hasil penghitungan suara dari setiapTPS; dan
4. Menyusun dan menyampaikan Laporanpertanggungjawaban pelaksanaan
anggaran kepada KPU Kabupaten/Kota paling lama 45 (empat puluh lima)
Hari setelah pemungutan suara.

TUGAS, WEWENANG, DAN KEWAJIBAN KETUA PPS


Tugas, wewenang, dan kewajiban ketua PPS meliputi:

1. memimpin kegiatan PPS;


2. mengawasi dan mengendalikan kegiatan KPPS;
3. menandatangani daftar Pemilih sementara dan daftar Pemilih sementara
hasil perbaikan;
4. menyerahkan salinan daftar Pemilih sementara hasil perbaikan kepada
saksi yang mewakili peserta Pemilu atau Pemilihan di tingkat
kelurahan/desa atau yang disebut dengan nama lain;
5. mengundang anggota PPS untuk mengadakan rapat PPK;
6. mengadakan koordinasi dengan pihak yang dipandang perlu untuk
kelancaran pelaksanaan tugas; dan
7. melaksanakan kegiatan lain yang diperlukan untuk menunjang kelancaran
penyelenggaraan Pemilu atau Pemilihan sesuai dengan kebijakan yang
ditentukan oleh KPU Kabupaten/Kota.
8. Dalam hal ketua PPS berhalangan, tugasnya dapat dilaksanakan oleh
salah seorang anggota PPS atas dasar kesepakatan antar anggota.

TUGAS DAN KEWAJIBAN ANGGOTA


Tugas dan kewajiban anggota PPS meliputi:
1. membantu ketua PPS dalam melaksanakan tugas;
2. melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan perundang-
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

undangan; dan
3. memberikan pendapat dan saran kepada ketua PPS sebagai bahan
pertimbangan.
Anggota PPS bertanggung jawab kepada ketua PPS.

KPPS
KEDUDUKAN DAN SUSUNAN KPPS
KEDUDUKAN KPPS

Kedudukan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara


1. KPPS dibentuk untuk menyelenggarakan pemungutan dan penghitungan
suara dalam Pemilu dan Pemilihan di TPS.
2. KPPS berkedudukan di TPS.
3. KPPS dibentuk oleh PPS paling lambat 14 (empat belas) Hari sebelum
pelaksanaan pemungutan suara Pemilu atau Pemilihan dan dibubarkan
paling lambat 1 (satu) bulan setelah pemungutan suara Pemilu atau
Pemilihan.
4. Dalam hal terjadi pemungutan dan/atau penghitungan suara ulang, Pemilu
susulan atau Pemilu lanjutan, dan Pemilihan susulan atau Pemilihan
lanjutan, masa kerja KPPS diperpanjang, dan KPPS dibubarkan paling
lambat (dua) bulan setelah pemungutan dan/atau penghitungan suara ulang,
Pemilu susulan atau Pemilu lanjutan, dan Pemilihan susulan atau Pemilihan
lanjutan.
5. Dalam hal terjadi pemungutan dan penghitungan suaraPemilu Presiden dan Wakil
Presiden putaran kedua atau Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah
Khusus Ibukota Jakarta putaran kedua, masa kerja KPPS diperpanjang, dan KPPS
dibubarkan paling lambat 1 (satu) bulan setelah pemungutan suara putaran
kedua.
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

SUSUNAN KPPS

Susunan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara

1. Anggota KPPS berjumlah 7 (tujuh) orang yang berasal dari anggota


masyarakat di sekitar TPS yang memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan.
2. Komposisi keanggotaan KPPS memperhatikan keterwakilan
perempuan paling sedikit 30% (tiga puluh persen).

➢ Susunan keanggotaan KPPS terdiri atas:


a. 1 (satu) orang ketua merangkap anggota; dan
b. 6 (enam) orang anggota.

➢ Ketua KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dipilih dari dan
oleh anggota KPPS.

TUGAS, WEWENANG, DAN KEWAJIBAN KELOMPOK PENYELENGGARA


PEMUNGUTAN SUARA

TUGAS KPPS

Dalam penyelenggaraan Pemilu, KPPS bertugas:


1. mengumumkan daftar Pemilih tetap
di TPS;
2. menyerahkan daftar Pemilih tetap kepada saksi peserta Pemilu yang hadir
dan Pengawas TPS dan dalam hal peserta Pemilu tidak memiliki saksi, daftar
pemilih tetap diserahkan kepada peserta Pemilu;
3. melaksanakan pemungutan dan penghitungan suara di TPS;
4. membuat berita acara dan sertifikat hasil pemungutan dan penghitungan
suara dan wajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilu, Pengawas
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

TPS, PPS, dan PPK melalui PPS;


5. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
6. menyampaikan surat pemberitahuan kepada Pemilih sesuai dengan daftar
Pemilih tetap untuk menggunakan hak pilihnya di TPS; dan
7. melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan:


1. menyampaikan surat pemberitahuan pemungutan suara yang tidak
terdistribusi kepada PPS; dan
2. memberikan pelayanan kepada Pemilih yangberkebutuhan khusus.

WEWENANG KPPS

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KPPS


mempunyai wewenang:
1. mengumumkan hasil penghitungan suara di TPS;
2. melaksanakan wewenang lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan; dan
3. melaksanakan wewenang lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

TUGAS KPPS

Dalam melaksanakan wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (3), KPPS


mempunyai kewajiban:
1. menempelkan daftar Pemilih tetap di TPS;
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

2. menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh


saksi, Pengawas TPS, Panwaslu Kelurahan/Desa, peserta Pemilu, dan
masyarakat pada hari pemungutan suara;
3. menjaga dan mengamankan keutuhan kotak suara setelah penghitungan suara
dan setelah kotak suara disegel;
4. menyerahkan hasil penghitungan suara kepada PPS dan Panwaslu
Kelurahan/Desa;
5. menyerahkan kotak suara tersegel yang berisi surat suara dan sertifikat hasil
penghitungan suara kepada PPK melalui PPS pada hari yang sama;
6. melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan
7. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Dalam penyelenggaraan Pemilihan, tugas, wewenang, dan kewajiban, KPPS:


1. mengumumkan dan menempelkan daftar Pemilih tetap diTPS;
2. menyerahkan daftar Pemilih tetap kepada saksi peserta Pemilihan yang hadir
dan PPL;
3. melaksanakan pemungutan dan penghitungan suara di TPS;
4. mengumumkan hasil penghitungan suara di TPS;
5. menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh
saksi, PPL, peserta Pemilihan, dan masyarakat pada hari pemungutan suara;
6. menjaga dan mengamankan keutuhan kotak suara setelah penghitungan
suara dan setelah kotak suara disegel;
7. membuat berita acara dan sertifikat hasil pemungutan dan penghitungan
suara dan wajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilihan, PPL,
PPS, dan PPKmelalui PPS;
8. menyerahkan hasil penghitungan suara kepada PPS dan PPL;
9. menyerahkan kotak suara tersegel yang berisi suratsuara dan sertifikat
hasil penghitungan suara kepada PPK melalui PPS pada hari yang sama;
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

10. melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yang diberikan oleh KPU
Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan

11. melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yang diberikan oleh
peraturan perundang-undangan.

TUGAS KETUA KPPS

Tugas, wewenang, dan kewajiban ketua KPPS dalam persiapan penyelenggaraan


pemungutan suara dan penghitungan suara meliputi:
1. memberi penjelasan tentang tugas yang harus dilaksanakan kepada
anggota KPPS dan Petugas Ketertiban TPS;
2. mengumumkan tempat dan waktu pelaksanaan pemungutan suara;
3. menandatangani surat pemberitahuan untuk memberikan suara kepada
Pemilih pada daftar Pemilih tetap;
4. menyampaikan salinan daftar Pemilih sementara kepada saksi yang mewakili
peserta Pemilu atau Pemilihan di tingkat kelurahan/desa atau yang disebut
dengan nama lain;
5. memimpin kegiatan penyiapan TPS; dan
6. menerima saksi yang memiliki surat mandat yang ditandatangani oleh peserta
Pemilu atau Pemilihan.

Tugas, wewenang, dan kewajiban ketua KPPS dalam rapat pemungutan suara di
TPS meliputi:
1. memimpin kegiatan KPPS;
2. memimpin pelaksanaan kegiatan pemungutan suara;
3. membuka rapat pemungutan suara tepat waktu;
4. memandu pengucapan sumpah/janji para anggota KPPS dan saksi yang hadir;
5. menandatangani berita acara bersama-sama paling sedikit 2 (dua) orang
anggota KPPS;
6. menandatangani tiap lembar surat suara;
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

7. memberikan penjelasan terkait dengan ketersediaan dan tata cara


penggunaan alat bantu tunanetra (template); dan
8. mengakhiri kegiatan pemungutan suara tepat waktu.

Tugas, wewenang, dan kewajiban ketua KPPS dalam rapat penghitungan suara di
TPS meliputi:
1. memimpin pelaksanaan penghitungan suara;
2. menandatangani berita acara dan sertifikat hasil penghitungan suara
bersama-sama paling sedikit 2 (dua) orang anggota KPPS, dan dapat
ditandatangani oleh saksi yang memiliki surat mandat dari peserta Pemilu
atau Pemilihan;
3. memberikan 1 (satu) rangkap salinan berita acara dan sertifikat hasil
penghitungan suara kepada saksi peserta Pemilu atau Pemilihan, Panwaslu
Kelurahan/Desa dan PPK melalui PPS;
4. menyerahkan hasil penghitungan suara kepada PPS dan Panwaslu
Kelurahan/Desa; dan

5. menyerahkan kotak suara tersegel yang berisi surat suara, sertifikat hasil
penghitungan suara dan alat kelengkapan pemungutan suara kepada PPK
melalui PPS pada hari yang sama, dengan mendapat pengawalan dari Petugas
Ketertiban TPS.

Dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban ketua KPPS bertanggung


jawab kepada PPS melalui ketua PPS.
Anggota KPPS bertugas membantu melaksanakan tugas ketua KPPS.
Anggota KPPS bertanggung jawab kepada ketua KPPS.
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

KESEKRETARIATAN PPK DAN PPS


Sekretariat PPK

1. Sekretariat PPK dibentuk untuk membantu PPK menyelenggarakan Pemilu dan


Pemilihan di tingkat kecamatan atau nama lain.

2. Penetapan Sekretariat PPK dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah pengambilan
sumpah/janji PPK.

3. Sekretariat PPK berjumlah 3 (tiga) orang berasal dari ASN dan Non- ASN yang bekerja di
lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota.

4. Susunan keanggotaan Sekretariat PPK terdiri atas (satu) orang Sekretaris PPK, dan (dua)
orang Staf Sekretariat PPK.

Sekretariat PPS

1. Sekretariat PPS dibentuk untuk membantu PPS menyelenggarakan Pemilu dan


Pemilihan di tingkat kelurahan/desa atau nama lain.

2. Penetapan Sekretariat PPS dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah pengambilan
sumpah/janji PPS.

3. Sekretariat PPS berjumlah 3 (tiga) orang berasal dari Perangkat Kelurahan/Desa yang
bekerja di lingkungan Kelurahan/Desa.

4. Susunan keanggotaan Sekretariat PPS terdiri atas (satu) orang Sekretaris PPS; dan (dua)
orang Staf Sekretariat PPS
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

PESERTA PEMILU

1. Peserta Pemilu untuk pasangan calon presiden dan Wakil presiden diusulkan oleh partai
politik atau gabungan partai politik yang telah memenuhi persyaratan.
2. Diusulkan oleh Partai politik atau Gabungan Partai Politik yang mempunyai 20% kursi di
DPR atau 25% suara sah ditingkat Nasional.
3. Berusia minimal 40 tahun untuk pasangan calon presiden dan Wakil presiden.
4. Peserta Pemilu untuk pemilihan umum anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten / kota. adalah partai politik. (psl 172 uu 7/2017)
5. Berusia minimal 21 Tahun utk Calon anggota DPR/DPRD.
6. Peserta Pemilu untuk memilih anggota DPD adalah perseorangan. (psl 181 UU 7/2017)
7. Berusia minimal 21 Tahun utk Calon anggota DPD.
8. Persyaratan dukungan minimal (tersebar di 50% kabupaten/kota dalam 1 provinsi) :
9. provinsi dengan jumlah Penduduk yang termuat di dalam daftar pemilih tetap sampai
dengan 1.000.000 (satu juta) orang harus mendapatkan dukungan paling sedikit 1.000
(seribu) Pemilih;
10. provinsi dengan jumlah Penduduk yang termuat di dalam'daftar pemilih tetap lebih dari
1.000.000 (sattr juta)
sampai dengan 5.000.000 (lima juta) orang harus mendapatkan dukungan paling sedikit
2.000 (dua ribu) Pemilih;
11. provinsi dengan jumlatr Penduduk yang termuat di dalamdaftar pemilih tetap lebih dari
5.000.000 (lima juta) sampai dengan 10.000.000 (sepuluh juta) orang harus'
mendapatkan dukungan paling sedikit 3.000 (tiga ribu) Pemilih;
12. provinsi dengan jumtah Penduduk yang termuat di dalam daftar pemilih tetap lebih dari
10.000.000 (sepuluh juta) sampai dengan 15.000.000 (lima belas juta) orang harus
mendapatkan dukungan paling sedikit 4.000 (empat ribu) Pemilih;
13. provinsi dengan jumlah Penduduk yang termuat di dalam daftar pemilih tetap lebih dari
15.000.000 (lima belas juta) orang harus mendapatkan dulnrngan paling sedikit 5.000
(lima ribu) Pemilih.
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

PARTAI POLITIK
PENGERTIAN
Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok
warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan citacita
untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa
dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

TUJUAN PARTAI POLITIK

1. Tujuan umum Partai Politik adalah (psl 10 UU 2/2008) :


a. mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. menjaga dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
c. mengembangkan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila dengan
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia; dan
d. mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Tujuan khusus Partai Politik adalah:
a. meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka
penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan;
b. memperjuangkan cita-cita Partai Politik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara; dan
c. membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

FUNGSI PARTAI POLITIK

Partai Politik berfungsi sebagai sarana:


1. pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga negara
Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara;
2. penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia untuk
kesejahteraan masyarakat;
3. penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat dalam merumuskan
dan menetapkan kebijakan negara;
4. partisipasi politik warga negara Indonesia; dan
5. rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme
demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.

Partai Politik diatur dalam UU No. 2 Tahun 2011 perubahan dari UU No. 2 Tahun 2008
tentang Partai Politik.
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

PEMUTAKHIRAN DATA PEMILIH

HAK MEMILIH

1. Hak memilih (psl 198 UU 7/2017)


2. Warga Negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara sudah genap berumur 17
(tujuh belas) tahun atau lebih, sudah kawin, atau sudah pernah kawin mempunyai
hakmemilih.
3. Warga Negara Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didaftar 1 (satu) kali
oleh Penyelenggara Pemilu dalam daftar Pemilih.
4. Warga Negara Indonesia yang telah dicabut hak politiknya oleh pengadilan tidak
mempunyai hak memilih.

DP4
Data penduduk potensial pemilih Pemilu (DP4) disandingkan dengan daftar pemilih tetap
Pemilu terakhir yang dimutakhirkan secara berkelanjutan sebagai bahan penyusunan daftar
Pemilih (psl 202 UU 7/2017).

DPS
DAFTAR PEMILIH SEMENTARA (DPS)
1. Disusun oleh PPS berbasis domisili di wilayah rukun tetangga.
2. Disusun paling tambat 1 (satu) bulan sejak berakhirnya pemutakhiran data Pemilih.
3. Diumumkan selama 14 (empat belas) hari oleh PPS untuk mendapatkan masukan dan
tanggapan masyarakat.
4. PPS wajib memperbaiki daftar pemilih sementara berdasarkan masukan dan
tanggapan masyarakat dan/atau Peserta Pemilu paling lama 14 (empat belas) hari
sejak beraktrirnya masukan dan tanggapan masyarakat dan Peserta Pemilu

DPSHP
DAFTAR PEMILIH SEMENTARA HASIL PERBAIKAN (DPSHP) :
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

1. Daftar pemilih sementara hasil perbaikan diumumkan kembali oleh PPS selama 7
(tujuh) hari untk mendapatkan masukan dan tanggapan masyarakat dan/atau Peserta
Pemilu.
2. PPS wajib memperbaiki daftar pemilih sementara hasil perbaikan berdasarkan
masukan dan tanggapan masyarakat, dan/atau Peserta Pemilu paling lama 14 (empat
belas) hari setelah,
berakhirnya pengumuman.
3. Disampaikan oleh PPS kepada KPU Kabupaten/Kota melalui PPK untuk menJrursun
daftar pemilih tetap.

DPT
DAFTAR PEMILIH TETAP (DPT)
1. KPU Kabupaten/Kota menetapkan daftar pemilih tetap berdasarkan daftar pemilih
sementara hasil perbaikan
2. Daftar pemilih tetap disusun dengan basis TPS.
3. Daftar pemilih tetap ditetapkan paling lama 7 (tujuh) hari sejak berakhirnya perbaikan
terhadap daftar pemilih sementara hasil perbaikan.
4. Diumumkan sejak diterima PPS sampai dengan Hari Pemungutan Suara.
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

KAMPANYE
Kampanye Pemilu dapat dilakukan melalui (Psl 275 UU 7/2017) :
1. pertemuan terbatas;
2. pertemuan tatap muka;
3. penyebaran bahan kampanye Pemilu kepada umum;
4. pemasangan alat peraga di tempat umum;
5. media sosial;
6. iklan media massa cetak, media massa elektronik, dan internet;
7. rapat umum;
8. debat Pasangan Calon tentang materi kampanye Pasangan Calon; dan
9. kegiatan lain yang tidak melanggar larangan Kampanye, Pemilu dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

MASA KAMPANYE

1. Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 275 ayat (1) huruf a, huruf b,
huruf c, dan huruf d dilaksanakan sejak 3 (tiga) hari setelah ditetapkan Daftar Calon
Tetap anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota untuk Pemilu
anggota DPR, DPD, dan DPRD serta Pasangan Calon untuk Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden sampai dengan dimulainya Masa Tenang
2. Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 275 ayat (1) huruf f dan huruf g
dilaksanakanselama 21 (dua puluh satu) hari dan berakhir sampai dengan dimulainya
Masa Tenang

MASA TENANG
1. Masa Tenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 276 berlangsung selama 3 (tiga) hari
sebelum hari pemungutan suara.

2. Selama Masa Tenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 276, pelaksana, peserta,
dan/atau timKampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dilarang menjanjikan
atau memberikan imbalan kepada Pemilih untuk:

1) tidak menggunakan hak pilihnya;

2) memilih Pasangan Calon;

3) memilih Partai Politik Peserta Pemilu tertentu;

4) memilih calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten /kota tertentu;
dan/atau
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
5) memilih calon anggota DPD tertentu.

LARANGAN KAMPANYE

Pelaksana, peserta dan tim kampanye peserta Pemilu, dilarang :


1. mempersoalkan dasar negara Pancasila, pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, dan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2. melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia :
3. menghina seseorang, agana, sulnl, ras, golongan, calon, dan/atau Peserta Pemilu
yang lain;
4. menghasut dan mengadu domba perseorangan ataupun masyarakat;
5. mengganggu ketertiban umum;
6. mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan
kepada seseorang, sekelompok anggota masyarakat, dan/atau peserta Pemilu yang
lain;
7. merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye Peserta Pemilu;
8. menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan;
9. membawa atau menggunakan tanda gambar dan/atau atribut selain dari tanda
gambar dan/atau atribut peserta
10. Menjaniikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada peserta Kampanye
pemilu
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

PEMUNGUTAN SUARA
PERLENGKAPAN PEMUGUTAN SUARA

Perlengkapan pemungutan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 340 UU No 7 Tahun 2017
terdiri atas:
1. kotak suara
2. surat suara
3. tinta
4. bilik pemungutan suara
5. segel
6. alat untuk mencoblos pilihan dan
7. tempat pemungutan suara
Selain perlengkapan pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diperlukan
dukunganperlengkapan lainnya untuk menjaga keamanan, kerahasiaan, dan kelancaran
pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara.

Bentuk, ukuran, spesifikasi teknis, dan perlengkapan pemungutan suara lainnya diatur
denganPeraturan KPU.

Pengadaan perlengkapan pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
sampai dengan huruf f dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pengadaan perlengkapan pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


huruf gdilaksanakan oleh KPPS bekerja sama dengan masyarakat.

Perlengkapan pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c,
hurufd, huruf e, huruf f, dan ayat (2) harus sudah diterima KPPS paling lambat 1 (satu) hari
sebelum hari pemungutan suara.

Pendistribusian perlengkapan pemungutan suara dilakukan oleh Sekretariat Jenderal KPU,


sekretariatKPU Provinsi, dan sekretariat KPU Kabupaten/Kota.

Dalam pendistribusian dan pengamanan perlengkapan pemungutan suara, KPU dapat bekerja
sama dengan Pemerintah, pemerintah daerah, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
SURAT SUARA
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
1. Pengadaan surat suara dilakukan di dalam negeri dengan mengutamakan kapasitas
cetak yangsesuai dengan kebutuhan surat suara dan hasil cetak yang berkualitas baik.

2. Jumlah surat suara yang dicetak sama dengan jumlah Pemilih tetap ditambah
dengan 2% (duapersen) dari jumlah Pemilih tetap sebagai cadangan, yang ditetapkan
dengan keputusan KPU.

3. Selain menetapkan pencetakan surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), KPU
menetapkanbesarnya jumlah surat suara untuk pelaksanaan pemungutan suara ulang.

4. Jumlah surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh KPU untuk
setiap daerahpemilihan sebanyak 1.000 (seribu) surat suara pemungutan suara ulang
yang diberi tanda khusus, masing-masing surat suara untuk Pasangan Calon, anggota
DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRDkabupaten/kota.
PEMILIH
1. Pemilih yang berhak mengikuti pemungutan suara di TPS meliputi:
a. pemilik kartu tanda penduduk elektronik yang terdaftar pada daftar pemilih tetap
di TPS yangbersangkutan;
b. pemilik kartu tanda penduduk elektronik yang terdaftar pada daftar pemilih
tambahan;
c. pemilik kartu tanda penduduk elektronik yang tidak terdaftar pada daftar pemilih
tetap dan daftarpemilih tambahan; dan
d. penduduk yang telah memiliki hak pilih.
2. Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b dapat menggunakan
haknya untukmemilih di TPS lain/TPSLN dengan menunjukkan surat pemberitahuan dari
PPS untuk memberikan suara di TPS lain/TPSLN.

3. Pemilih dengan kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
menggunakan haknyauntuk memilih di TPS/TPSLN lain.

4. Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat menggunakan haknya untuk memilih:

a. calon anggota DPR apabila pindah memilih ke kabupaten/kota lain dalam satu
provinsi dan didaerah pemilihannya;

b. calon anggota DPD apabila pindah memilih ke. kabupaten/kota lain dalam satu
provinsi;

c. Pasangan Calon apabila pindah memilih ke provinsi lain atau pindah memilih ke suatu
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
negara;

d. calon anggota DPRD Provinsi pindah memilih ke kabupaten/kota lain dalam satu
provinsi dan didaerah pemilihannya; dan

e. calon anggota DPRD Kabupaten/Kota pindah memilih ke kecamatan lain


dalam satukabupaten/kota dan di daerah pemilihannya.

5. Calon Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus melapor ke KPU
Kabupaten/Kota tempattujuan memilih.

6. KPU Kabupaten/Kota tempat asal calon Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) harusmenghapus nama yang bersangkutan dalam DPT asalnya.

7. Dalam hal pada suatu TPS terdapat Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, KPPSpada TPS tersebut mencatat dan melaporkan kepada KPU
Kabupaten/Kota melalui PPK.

8. Pemilik kartu tanda penduduk elektronik yang tidak terdaftar pada daftar pemilih tetap
dan daftar pemilih tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dapat
memilih di TPS menggunakankartu tanda penduduk elektronik.

9. Penduduk yang telah memiliki hak pilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
dapat memilih diTPS/TPSLN dengan menggunakan kartu tanda penduduk elektronik.

10. Pemilik kartu tanda penduduk elektronik yang tidak terdaftar pada daftar pemilih tetap
dan daftar pemilih tambahan serta. Penduduk yang telah memiliki hak pilih sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 348 ayat (1) huruf c dan huruf d diberlakukan ketentuan sebagai
berikut:

a. memilih di TPS yang ada di rukun tetangga/rukun warga sesuai dengan alamat
yang tertera dikartu tanda penduduk elektronik;

b. mendaftarkan diri terlebih dahulu pada KPPS setempat; dan

c. dilakukan 1 (satu) jam sebelum pemungutan suara di, TPS setempat selesai

11. Untuk Warga Negara Indonesia yang tinggal di luar negeri yang menggunakan paspor
dengan alamatluar negeri, diberlakukan ketentuan:

a. lebih dahulu mendaftarkan diri pada KPPS setempat; dan


b. dilakukan 1 (satu) jam sebelum selesainya pemungutan suara di TPS setempat
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
TPS

1. Pemilih untuk setiap TPS paling banyak 500 (lima ratus) orang.

2. TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan lokasinya di tempat yang mudah
dijangkau, termasuk oleh penyandang disabilitas, tidak menggabungkan desa, dan
memperhatikan aspek geografis serta menjamin setiap Pemilih dapat memberikan
suaranya secara langsung, bebas, dan rahasia.

3. Jumlah surat suara di setiap TPS sama dengan jumlah Pemilih yang tercantum di dalam daftar
pemilih tetap dan daftar pemilih tambahan ditambah dengan 2% (dua persen) dari daftar
pemilih tetap sebagaicadangan.

4. Penggunaan surat suara cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibuatkan berita
acara.

5. Ketentuan lebih lanjut mengenai jumlah, lokasi, bentuk, tata. letak TPS sebagaimana
dimaksud padaayat (2) dan format berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
diatur dengan Peraturan KPU.

PERSIAPAN PEMUNGUTAN SUARA

1. Dalam persiapan pemungutan suara, KPPS melakukan kegiatan yang meliputi:

a. penyiapan TPS;

b. pengumuman dengan menempelkan daftar pemilih tetap, daftar pemilih tambahan,


Pasangan Calon, dan daftar calon tetap anggota DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota diTPS; dan

c. penyerahan salinan daftar pemilih tetap dan daftar pemilih tambahan kepada
saksi yang hadirdan Pengawas TPS.

2. Dalam pelaksanaan pemungutan suara, KPPS melakukan kegiatan yang meliputi:


a. pemeriksaan persiapan akhir pemungutan suara
b. rapat pemungutan suara;

c. pengucapan sumpah atau janji anggota KPPS dan petugas ketenteraman,


ketertiban, dankeamanan TPS;

d. penjelasan kepada Pemilih tentang tata cara pemungutan, suara; dan


Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
e. pelaksanaan pemberian suara.

PERSIAPAN OLEH KPPS

1. Sebelum melaksanakan pemungutan suara, KPPS:

a. membuka kotak suara;

b. mengeluarkan seluruh isi kotak suara;

c. mengidentifikasi jenis dokumen dan peralatan;

d. menghitung jumlah setiap jenis dokumen dan peralatan;

e. memeriksa keadaan seluruh surat suara; dan

f. menandatangani surat suara yang akan digunakan oleh Pemilih.

2. Saksi Peserta Pemilu, pengawas Pemilu, pemantau Pemilu, dan warga


masyarakat berhakmenghadiri kegiatan KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat
(1).

3. Ketua KPPS wajib membuat dan menandatangani berita acara kegiatan sebagaimana
dimaksud padaayat (1) dan berita acara tersebut ditandatangani paling sedikit oleh 2 (dua)
orang anggota KPPS dan saksi Peserta Pemilu yang hadir.

PEMBERIAN SUARA

1. Pemberian suara untuk Pemilu dilakukan dengan cara:

a. mencoblos satu kali pada nomor, nama, foto Pasangan Calon, atau tanda gambar
partai politikpengusul dalam satu kotak pada surat suara untuk Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden;

b. mencoblos satu kali pada nomor atau tanda gambar partai politik, dan/atau nama
calon anggotaDPR, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota untuk Pemilu anggota DPR,
DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota; dan

c. mencoblos satu kali pada nomor, nama, atau foto calon untuk Pemilu anggota DPD.

2. Pemberian suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan prinsip
memudahkanPemilih, akurasi dalam penghitungan suara, dan efisiensi dalam
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
Penyelenggaraan Pemilu.

3. Dalam memberikan suara, Pemilih diberi kesempatan oleh KPPS berdasarkan


prinsip urutan kehadiran Pemilih.

4. Apabila Pemilih menerima surat suara yang ternyata rusak, Pemilih dapat meminta surat
suara pengganti kepada KPPS dan KPPS wajib memberikan surat suara pengganti hanya
1 (satu) kali danmencatat surat suara yang rusak dalam berita acara.
5. Apabila terdapat kekeliruan dalam memberikan suara, Pemilih dapat meminta surat suara
penggantikepada KPPS dan KPPS hanya memberikan surat suara pengganti 1 (satu) kali
6. Pemilih tidak boleh membubuhkan tulisan dan/atau catatan apa pun pada surat suara.

7. Surat suara yang terdapat tulisan dan/atau catatan lain dinyatakan tidak sah.

8. Pemilih yang telah memberikan suara, diberi tanda khusus oleh KPPS/KPPSLN.

9. Tanda khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan KPU
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

PENGHITUNGAN SUARA
1. Penghitungan suara Peserta Pemilu di TPS dilaksanakan oleh KPPS.

2. Penghitungan suara Pasangan Calon dan Partai Politik Peserta Pemilu di TPSLN
dilaksanakan oleh KPPSLN.

3. Penghitungan suara Peserta Pemilu di TPS disaksikan oleh. saksi Peserta

4. Penghitungan suara Pasangan Calon dan Partai Politik Peserta Pemilu di TPSLN
disaksikan oleh saksi Peserta Pemilu.

5. Penghitungan suara Peserta Pemilu di TPS diawasi oleh Pengawas TPS.

6. Penghitungan suara Pasangan Calon dan Partai Politik Peserta Pemilu di TPSLN
diawasi oleh Panwaslu LN.

7. Penghitungan suara Peserta Pemilu di TPS dipantau oleh pemantau Pemilu dan masyarakat.

8. Penghitungan suara Pasangan Calon dan Partai Politik Peserta Pemilu di TPSLN
dipantau oleh pemantau Pemilu dan . masyarakat.

9. Saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) yang belum menyerahkan
mandat tertulis pada saat pemungutan suara harus menyerahkan mandat tertulis dari
Peserta Pemilu kepada ketuaKPPS/KPPSLN.

10. Penghitungan suara di TPS/TPSLN dilaksanakan setelah waktu pemungutan suara berakhir.

11. Penghitungan suara hanya dilakukan dan selesai di TPS/TPSLN yang


bersangkutan pada hari pemungutan suara.

PERSIAPAN PENGHITUNGAN SUARA


1. Sebelum melaksanakan penghitungan suara, KPPS/KPPSLN menghitung:

a. jumlah Pemilih yang memberikan suara berdasarkan salinan daftar pemilih tetap;

b. jumlah Pemilih yang berasal dari TPS/TPSLN lain;

c. jumlah surat suara yang tidak terpakai;

d. jumlah surat suara yang dikembalikan oleh Pemilih karena rusak atau salah
dalam caramemberikan suara; dan
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
e. sisa surat suara cadangan.

2. Penggunaan surat suara cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e
dibuatkan berita acara yang ditandatangani oleh ketua KPPS/KPPSLN dan oleh paling
sedikit 2 (dua) orang anggotaKPPS/KPPSLN yang hadir.

SURAT SUARA SAH


1. Suara untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dinyatakan sah apabila:

a. surat suara ditandatangani oleh Ketua KPPS; dan

b. tanda coblos pada nomor urut, foto, nama salah satu Pasangan Calon, tanda
gambar partaipolitik, dan/atau tanda gambar gabungan partai politik dalam
surat suara.

2. Suara untuk Pemilu anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dinyatakan sah
apabila:

a. surat suara ditandatangani oleh ketua KPPS; dan


b. tanda coblos pada nomor atau tanda gambar partai politik dan/atau nama calon
anggota DPR,DPRD, provinsi, dan DPRD kabupaten/kota berada pada kolom yang
disediakan.

3. Suara untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dinyatakan sah apabila:

a. surat suara ditandatangani oleh Ketua KPPS; dan

b. tanda coblos pada nomor urut, foto, nama salah satu Pasangan Calon, tanda
gambar partaipolitik, dan/atau tanda gambar gabungan partai politik dalam
surat suara.

4. Suara untuk Pemilu anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dinyatakan sah
apabila:

a. surat suara ditandatangani oleh ketua KPPS; dan


Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
PROSES PENGHITUNGAN SUARA
1. Ketua KPPS/KPPSLN melakukan penghitungan suara dengan suara yang jelas dan
terdengar denganmemperlihatkan surat suara yang dihitung.

2. Penghitungan suara dilakukan secara terbuka dan di tempat yang terang atau mendapat
penerangan cahaya yang cukup.

3. Penghitungan suara dicatat pada lembar/papan/layar penghitungan dengan tulisan


yang jelas dan terbaca.

4. Format penulisan penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur
dalam PeraturanKPU.

HASIL PENGHITUNGAN SUARA


1. Hasil penghitungan suara di TPS/TPSLN dituangkan ke dalam berita acara pemungutan
dan penghitungan suara serta ke dalam sertifikat hasil penghitungan suara Pemilu
dengan menggunakanformat yang diatur dalam Peraturan KPU.

2. Berita acara pemungutan dan penghitungan suara serta sertifikat hasil penghitungan
suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh semua anggota
KPPS/KPPSLN dan saksi Peserta Pemilu yang hadir.

3. Dalam hal terdapat anggota KPPS/KPPSLN dan saksi Peserta Pemilu yang hadir tidak
menandatangani sebagaimana dimaksud pada ayat (2), berita acara pemungutan dan
penghitungan suara serta sertifikat hasil penghitungan suara ditandatangani oleh anggota
KPPS/KPPSLN dan saksiPeserta Pemilu yang hadir dan bersedia menandatangani.

4. Berita acara pemungutan dan penghitungan suara serta sertifikat hasil penghitungan
suara yang telah, ditandatangani sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib disimpan
sebagai dokumen negarasesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PENGUMUMAN HASIL PENGHITUNGAN SUARA


1. KPPS/KPPSLN mengumumkan hasil penghitungan suara di TPS/TPSLN.

2. KPPS wajib memberikan 1 (satu) eksemplar berita acara pemungutan dan penghitungan
suara sertasertifikat hasil penghitungan suara kepada saksi Peserta Pemilu, Pengawas
TPS, PPS, dan PPK melalui PPS pada hari yang sama.
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
3. KPPSLN wajib memberikan 1 (satu) eksemplar berita acara pemungutan dan
penghitungan suara serta sertifikat hasil penghitungan suara kepada saksi Peserta
Pemilu, Panwaslu LN dan PPLN padahari yang sama.

4. KPPS/KPPSLN wajib menyegel, menjaga, dan mengamankan keutuhan kotak


suara setelahpenghitungan suara.

5. KPPS/KPPSLN wajib menyerahkan kotak suara tersegel yang berisi surat suara, berita
acara pemungutan suara serta sertifikat hasil penghitungan perolehan suara kepada
PPS atau kepada PPLN bagi KPPSLN pada hari yang sama.

6. Penyerahan kotak suara tersegel yang berisi surat suara, berita acara pemungutan dan
penghitungan suara, serta sertifikat hasil penghitungan suara kepada PPS sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) wajib diawasi oleh Pengawas TPS beserta Panwaslu
Kelurahan/Desa dan wajib dilaporkan kepada Panwaslu Kecamatan.

7. Penyerahan kotak suara tersegel yang berisi surat suara, berita acara pemungutan dan
penghitungan suara serta sertifikat hasil penghitungan suara kepada PPK wajib diawasi
oleh Panwaslu Kecamatan dan wajib dilaporkan kepada Bawaslu Kabupaten/Kota.
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO

REKAPITULASI PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA


REKAPITULASI PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA DI KECAMATAN

1. PPK membuat berita acara penerimaan kotak hasil penghitungan perolehan suara
Peserta Pemiludari PPS.

2. PPK melakukan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Peserta Pemilu


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam rapat yang dihadiri saksi Peserta Pemilu
dan Panwaslu Kecamatan.

3. Rekapitulasi penghitungan suara dilakukan dengan membuka kotak suara tersegel untuk
mengambil sampul yang berisi berita acara pemungutan suara dan sertifikat hasil
penghitungan suara, kemudiankotak ditutup dan disegel kembali.

4. PPK membuat berita acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Peserta
Pemilu danmembuat sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara.

5. PPK mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan perolehan suara Peserta Pemilu


sebagaimana dimaksud pada ayat (3) di tempat umum.

6. PPK menyerahkan berita acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Peserta
Pemilu dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tersebut kepada
saksi Peserta Pemilu, Panwaslu Kecamatan, dan KPU Kabupaten /Kota

REKAPITULASI PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA DI KABUPATEN

1. KPU Kabupaten/Kota membuat berita acara penerimaan rekapitulasi hasil


penghitungan perolehansuara Peserta Pemilu dari PPK.

2. KPU Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara


Peserta Pemilu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam rapat yang dihadiri saksi
Peserta Pemilu dan BawasluKabupaten/Kota.

3. KPU Kabupaten/Kota membuat berita acara rekapitulasi hasil penghitungan


perolehan suara dansertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara
Peserta Pemilu.

4. KPU Kabupaten/Kota mengumumkan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara


Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
Peserta Pemilusebagaimana dimaksud pada ayat (3).

5. KPU Kabupaten/Kota menetapkan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Peserta


Pemilu.

6. KPU Kabupaten/Kota menyerahkan berita acara rekapitulasi: hasil penghitungan


perolehan suara dansertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Peserta
Pemilu kepada saksi Peserta Pemilu, PPS, PPK, Bawaslu. Kabupaten/Kota, dan KPU
Provinsi.

7. KPU Kabupaten/Kota mengumumkan rekapitulasi hasil perolehan suara Peserta Pemilu


sebagaimanadimaksud pada: ayat (4) kepada masyarakat melalui media massa.
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
• KETUA DAN ANGGOTA KPU RI PERIODE 2022-2027
1. Hasyim Asy'ari.
2. Idham Holik.
3. Mochammad Afifudin.
4. Parsadaan Harahap.
5. Betty Epsilon Idroos.
6. Yulianto Sudrajat.
7. August Mellaz

• KETUA DAN ANGGOTA KPU JAWA TENGAH PERIODE 2018-2023


1. Paulus Widiyantoro, SE, MM
2. Dra. Putnawati, M.Si
3. Muslim Aisha, S.H.I.I
4. M. Taufiqurrahman, ST
5. Henry Wahyono, S.Pd, M.Sos
6. Ikhwanudin, S.Ag
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGOROLembaga Kajian dan Layanan
Informasi Masyarakat
“Diponegoro”

Anda mungkin juga menyukai