Informasi Masyarakat
“Diponegoro”
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
PENDAHULUAN
• Pancasila :
Kata ini berasal dari kutipan Kakawin Sutasoma karangan Mpu Tantular di abad XIV, yaitu
Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.
Dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), makna Bhinneka Tunggal Ika
adalah sebagai pemersatu bangsa.
Makna Bhinneka Tunggal Ika dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
adalah Indonesia merupakan negara yang majemuk, tetapi tetap satu sebagai bangsa
Indonesia.
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 menyatakan; Negara Indonesia adalah
Negara Kesatuan yang berbentuk Republik
• Demokrasi :
Berasal dari kata Yunani Kuni Demos (Rakyat) dan Kratos (Kekuasaan).
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
Demokrasi ialah bentuk pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak
yang sama untuk pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka.
DASAR HUKUM
KERANGKA DASAR
1. Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil
setiap lima tahun sekali.
3. Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah partai politik.
4. Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah adalah
perseorangan.
5. Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat
nasional, tetap, dan mandiri.
Adalah sarana kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
anggota Dewan perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil presiden, dan untuk memilih
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang dilaksanakan secara langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
a. mandiri
b. jujur
c. adil
d. berkepastian hukum
e. tertib
f. terbuka
g. proporsional
h. profesional
i. akuntabel
j. efektif dan
k. efisien.
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
URGENSI PEMILU
• Pemilihan umum merupakan instrumen penting untuk menuju negara yang demokratis.
• Sejatinya pula pemilu menjadi penanda penting apakah sebuah negara sudah mampu
dijalankan secara demokratis atau tidak. Pemilu adalah takdir penentu bagi hak-hak
rakyat secara konstitusional. Bahwa pemilu adalah bagian dari dinamika politik
berorientasi kekuasaan
• Menguatkan legitimasi pranata politik (eksekutif, legislatif, judikatif)
• Menjamin stabilitas peralihan kepemimpinan
• Memilih kader penguasa yang terbaik, Menegakkan demokrasi
PENYELENGGARA PEMILU
DKPP
Penyelenggara
Pemilu
KPU BAW
ASLU
“Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah “Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) adalah
lembaga Penyelenggara Pemilu yang lembaga Penyelenggara pemilu yang
bersifat nasional, tetap, dan mandiri mengawasi Penyelenggaraan Pemilu di
dalam melaksanakan Pemilu” seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.”
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
KPU
• KPU (Komisi Pemilihan Umum) :
• KPU (7 org);
• PPK (5 org)
• PPS (3 org)
• PPLN (3 org)
• KPPSLN (3 – 7 org).
BAWASLU
• Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu) :
• Bawaslu (5 org)
• PengawasTPS (1 org).
DKPP
• DKPP (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu) :
Berjumlah 7 org yang terdiri dari :
PPK
KEDUDUKAN DAN SUSUNAN PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN
KEDUDUKAN PPK
SUSUNAN PPK
1. Anggota PPK sebanyak 5 (lima) orang berasal dari tokoh masyarakat yang
memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
TUGAS PPK
WEWENANG PPK
KEWAJIBAN PPK
kewajiban:
1. membantu KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota dalam
melakukan pemutakhiran data Pemilih, daftar Pemilih sementara, dan
daftar Pemilih tetap;
2. membantu KPU Kabupaten/Kota dalam menyelenggarakan
Pemilu;
3. menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh
Panwaslu Kecamatan;
4. melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi,
dan/atau KPU Kabupaten/Kota sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan; dan
5. melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dalam hal ketua PPK berhalangan, tugas, wewenang, dan kewajiban dilaksanakan
oleh salah seorang anggota PPK atas dasar kesepakatan antar anggota.
PPS
KEDUDUKAN DAN SUSUNAN PPS
KEDUDUKAN PPS
KEDUDUKAN PPS
4. Ketua PPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dipilih dari dan oleh
anggota PPS.
undangan.
undangan; dan
3. memberikan pendapat dan saran kepada ketua PPS sebagai bahan
pertimbangan.
Anggota PPS bertanggung jawab kepada ketua PPS.
KPPS
KEDUDUKAN DAN SUSUNAN KPPS
KEDUDUKAN KPPS
SUSUNAN KPPS
➢ Ketua KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dipilih dari dan
oleh anggota KPPS.
TUGAS KPPS
WEWENANG KPPS
TUGAS KPPS
10. melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yang diberikan oleh KPU
Kabupaten/Kota, PPK, dan PPS sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
11. melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yang diberikan oleh
peraturan perundang-undangan.
Tugas, wewenang, dan kewajiban ketua KPPS dalam rapat pemungutan suara di
TPS meliputi:
1. memimpin kegiatan KPPS;
2. memimpin pelaksanaan kegiatan pemungutan suara;
3. membuka rapat pemungutan suara tepat waktu;
4. memandu pengucapan sumpah/janji para anggota KPPS dan saksi yang hadir;
5. menandatangani berita acara bersama-sama paling sedikit 2 (dua) orang
anggota KPPS;
6. menandatangani tiap lembar surat suara;
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
Tugas, wewenang, dan kewajiban ketua KPPS dalam rapat penghitungan suara di
TPS meliputi:
1. memimpin pelaksanaan penghitungan suara;
2. menandatangani berita acara dan sertifikat hasil penghitungan suara
bersama-sama paling sedikit 2 (dua) orang anggota KPPS, dan dapat
ditandatangani oleh saksi yang memiliki surat mandat dari peserta Pemilu
atau Pemilihan;
3. memberikan 1 (satu) rangkap salinan berita acara dan sertifikat hasil
penghitungan suara kepada saksi peserta Pemilu atau Pemilihan, Panwaslu
Kelurahan/Desa dan PPK melalui PPS;
4. menyerahkan hasil penghitungan suara kepada PPS dan Panwaslu
Kelurahan/Desa; dan
5. menyerahkan kotak suara tersegel yang berisi surat suara, sertifikat hasil
penghitungan suara dan alat kelengkapan pemungutan suara kepada PPK
melalui PPS pada hari yang sama, dengan mendapat pengawalan dari Petugas
Ketertiban TPS.
2. Penetapan Sekretariat PPK dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah pengambilan
sumpah/janji PPK.
3. Sekretariat PPK berjumlah 3 (tiga) orang berasal dari ASN dan Non- ASN yang bekerja di
lingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota.
4. Susunan keanggotaan Sekretariat PPK terdiri atas (satu) orang Sekretaris PPK, dan (dua)
orang Staf Sekretariat PPK.
Sekretariat PPS
2. Penetapan Sekretariat PPS dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah pengambilan
sumpah/janji PPS.
3. Sekretariat PPS berjumlah 3 (tiga) orang berasal dari Perangkat Kelurahan/Desa yang
bekerja di lingkungan Kelurahan/Desa.
4. Susunan keanggotaan Sekretariat PPS terdiri atas (satu) orang Sekretaris PPS; dan (dua)
orang Staf Sekretariat PPS
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
PESERTA PEMILU
1. Peserta Pemilu untuk pasangan calon presiden dan Wakil presiden diusulkan oleh partai
politik atau gabungan partai politik yang telah memenuhi persyaratan.
2. Diusulkan oleh Partai politik atau Gabungan Partai Politik yang mempunyai 20% kursi di
DPR atau 25% suara sah ditingkat Nasional.
3. Berusia minimal 40 tahun untuk pasangan calon presiden dan Wakil presiden.
4. Peserta Pemilu untuk pemilihan umum anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten / kota. adalah partai politik. (psl 172 uu 7/2017)
5. Berusia minimal 21 Tahun utk Calon anggota DPR/DPRD.
6. Peserta Pemilu untuk memilih anggota DPD adalah perseorangan. (psl 181 UU 7/2017)
7. Berusia minimal 21 Tahun utk Calon anggota DPD.
8. Persyaratan dukungan minimal (tersebar di 50% kabupaten/kota dalam 1 provinsi) :
9. provinsi dengan jumlah Penduduk yang termuat di dalam daftar pemilih tetap sampai
dengan 1.000.000 (satu juta) orang harus mendapatkan dukungan paling sedikit 1.000
(seribu) Pemilih;
10. provinsi dengan jumlah Penduduk yang termuat di dalam'daftar pemilih tetap lebih dari
1.000.000 (sattr juta)
sampai dengan 5.000.000 (lima juta) orang harus mendapatkan dukungan paling sedikit
2.000 (dua ribu) Pemilih;
11. provinsi dengan jumlatr Penduduk yang termuat di dalamdaftar pemilih tetap lebih dari
5.000.000 (lima juta) sampai dengan 10.000.000 (sepuluh juta) orang harus'
mendapatkan dukungan paling sedikit 3.000 (tiga ribu) Pemilih;
12. provinsi dengan jumtah Penduduk yang termuat di dalam daftar pemilih tetap lebih dari
10.000.000 (sepuluh juta) sampai dengan 15.000.000 (lima belas juta) orang harus
mendapatkan dukungan paling sedikit 4.000 (empat ribu) Pemilih;
13. provinsi dengan jumlah Penduduk yang termuat di dalam daftar pemilih tetap lebih dari
15.000.000 (lima belas juta) orang harus mendapatkan dulnrngan paling sedikit 5.000
(lima ribu) Pemilih.
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
PARTAI POLITIK
PENGERTIAN
Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok
warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kehendak dan citacita
untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik anggota, masyarakat, bangsa
dan negara, serta memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Partai Politik diatur dalam UU No. 2 Tahun 2011 perubahan dari UU No. 2 Tahun 2008
tentang Partai Politik.
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
HAK MEMILIH
DP4
Data penduduk potensial pemilih Pemilu (DP4) disandingkan dengan daftar pemilih tetap
Pemilu terakhir yang dimutakhirkan secara berkelanjutan sebagai bahan penyusunan daftar
Pemilih (psl 202 UU 7/2017).
DPS
DAFTAR PEMILIH SEMENTARA (DPS)
1. Disusun oleh PPS berbasis domisili di wilayah rukun tetangga.
2. Disusun paling tambat 1 (satu) bulan sejak berakhirnya pemutakhiran data Pemilih.
3. Diumumkan selama 14 (empat belas) hari oleh PPS untuk mendapatkan masukan dan
tanggapan masyarakat.
4. PPS wajib memperbaiki daftar pemilih sementara berdasarkan masukan dan
tanggapan masyarakat dan/atau Peserta Pemilu paling lama 14 (empat belas) hari
sejak beraktrirnya masukan dan tanggapan masyarakat dan Peserta Pemilu
DPSHP
DAFTAR PEMILIH SEMENTARA HASIL PERBAIKAN (DPSHP) :
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
1. Daftar pemilih sementara hasil perbaikan diumumkan kembali oleh PPS selama 7
(tujuh) hari untk mendapatkan masukan dan tanggapan masyarakat dan/atau Peserta
Pemilu.
2. PPS wajib memperbaiki daftar pemilih sementara hasil perbaikan berdasarkan
masukan dan tanggapan masyarakat, dan/atau Peserta Pemilu paling lama 14 (empat
belas) hari setelah,
berakhirnya pengumuman.
3. Disampaikan oleh PPS kepada KPU Kabupaten/Kota melalui PPK untuk menJrursun
daftar pemilih tetap.
DPT
DAFTAR PEMILIH TETAP (DPT)
1. KPU Kabupaten/Kota menetapkan daftar pemilih tetap berdasarkan daftar pemilih
sementara hasil perbaikan
2. Daftar pemilih tetap disusun dengan basis TPS.
3. Daftar pemilih tetap ditetapkan paling lama 7 (tujuh) hari sejak berakhirnya perbaikan
terhadap daftar pemilih sementara hasil perbaikan.
4. Diumumkan sejak diterima PPS sampai dengan Hari Pemungutan Suara.
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
KAMPANYE
Kampanye Pemilu dapat dilakukan melalui (Psl 275 UU 7/2017) :
1. pertemuan terbatas;
2. pertemuan tatap muka;
3. penyebaran bahan kampanye Pemilu kepada umum;
4. pemasangan alat peraga di tempat umum;
5. media sosial;
6. iklan media massa cetak, media massa elektronik, dan internet;
7. rapat umum;
8. debat Pasangan Calon tentang materi kampanye Pasangan Calon; dan
9. kegiatan lain yang tidak melanggar larangan Kampanye, Pemilu dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
MASA KAMPANYE
1. Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 275 ayat (1) huruf a, huruf b,
huruf c, dan huruf d dilaksanakan sejak 3 (tiga) hari setelah ditetapkan Daftar Calon
Tetap anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota untuk Pemilu
anggota DPR, DPD, dan DPRD serta Pasangan Calon untuk Pemilu Presiden dan Wakil
Presiden sampai dengan dimulainya Masa Tenang
2. Kampanye Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 275 ayat (1) huruf f dan huruf g
dilaksanakanselama 21 (dua puluh satu) hari dan berakhir sampai dengan dimulainya
Masa Tenang
MASA TENANG
1. Masa Tenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 276 berlangsung selama 3 (tiga) hari
sebelum hari pemungutan suara.
2. Selama Masa Tenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 276, pelaksana, peserta,
dan/atau timKampanye Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dilarang menjanjikan
atau memberikan imbalan kepada Pemilih untuk:
4) memilih calon anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten /kota tertentu;
dan/atau
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
5) memilih calon anggota DPD tertentu.
LARANGAN KAMPANYE
Republik Indonesia Tahun 1945, dan bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia;
2. melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia :
3. menghina seseorang, agana, sulnl, ras, golongan, calon, dan/atau Peserta Pemilu
yang lain;
4. menghasut dan mengadu domba perseorangan ataupun masyarakat;
5. mengganggu ketertiban umum;
6. mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan penggunaan kekerasan
kepada seseorang, sekelompok anggota masyarakat, dan/atau peserta Pemilu yang
lain;
7. merusak dan/atau menghilangkan alat peraga kampanye Peserta Pemilu;
8. menggunakan fasilitas pemerintah, tempat ibadah, dan tempat pendidikan;
9. membawa atau menggunakan tanda gambar dan/atau atribut selain dari tanda
gambar dan/atau atribut peserta
10. Menjaniikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada peserta Kampanye
pemilu
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
PEMUNGUTAN SUARA
PERLENGKAPAN PEMUGUTAN SUARA
Perlengkapan pemungutan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 340 UU No 7 Tahun 2017
terdiri atas:
1. kotak suara
2. surat suara
3. tinta
4. bilik pemungutan suara
5. segel
6. alat untuk mencoblos pilihan dan
7. tempat pemungutan suara
Selain perlengkapan pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diperlukan
dukunganperlengkapan lainnya untuk menjaga keamanan, kerahasiaan, dan kelancaran
pelaksanaan pemungutan suara dan penghitungan suara.
Bentuk, ukuran, spesifikasi teknis, dan perlengkapan pemungutan suara lainnya diatur
denganPeraturan KPU.
Pengadaan perlengkapan pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
sampai dengan huruf f dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Perlengkapan pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c,
hurufd, huruf e, huruf f, dan ayat (2) harus sudah diterima KPPS paling lambat 1 (satu) hari
sebelum hari pemungutan suara.
Dalam pendistribusian dan pengamanan perlengkapan pemungutan suara, KPU dapat bekerja
sama dengan Pemerintah, pemerintah daerah, Tentara Nasional Indonesia, dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
SURAT SUARA
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
1. Pengadaan surat suara dilakukan di dalam negeri dengan mengutamakan kapasitas
cetak yangsesuai dengan kebutuhan surat suara dan hasil cetak yang berkualitas baik.
2. Jumlah surat suara yang dicetak sama dengan jumlah Pemilih tetap ditambah
dengan 2% (duapersen) dari jumlah Pemilih tetap sebagai cadangan, yang ditetapkan
dengan keputusan KPU.
3. Selain menetapkan pencetakan surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), KPU
menetapkanbesarnya jumlah surat suara untuk pelaksanaan pemungutan suara ulang.
4. Jumlah surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh KPU untuk
setiap daerahpemilihan sebanyak 1.000 (seribu) surat suara pemungutan suara ulang
yang diberi tanda khusus, masing-masing surat suara untuk Pasangan Calon, anggota
DPR, DPD, DPRD provinsi, dan DPRDkabupaten/kota.
PEMILIH
1. Pemilih yang berhak mengikuti pemungutan suara di TPS meliputi:
a. pemilik kartu tanda penduduk elektronik yang terdaftar pada daftar pemilih tetap
di TPS yangbersangkutan;
b. pemilik kartu tanda penduduk elektronik yang terdaftar pada daftar pemilih
tambahan;
c. pemilik kartu tanda penduduk elektronik yang tidak terdaftar pada daftar pemilih
tetap dan daftarpemilih tambahan; dan
d. penduduk yang telah memiliki hak pilih.
2. Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b dapat menggunakan
haknya untukmemilih di TPS lain/TPSLN dengan menunjukkan surat pemberitahuan dari
PPS untuk memberikan suara di TPS lain/TPSLN.
3. Pemilih dengan kondisi tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
menggunakan haknyauntuk memilih di TPS/TPSLN lain.
4. Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat menggunakan haknya untuk memilih:
a. calon anggota DPR apabila pindah memilih ke kabupaten/kota lain dalam satu
provinsi dan didaerah pemilihannya;
b. calon anggota DPD apabila pindah memilih ke. kabupaten/kota lain dalam satu
provinsi;
c. Pasangan Calon apabila pindah memilih ke provinsi lain atau pindah memilih ke suatu
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
negara;
d. calon anggota DPRD Provinsi pindah memilih ke kabupaten/kota lain dalam satu
provinsi dan didaerah pemilihannya; dan
5. Calon Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus melapor ke KPU
Kabupaten/Kota tempattujuan memilih.
6. KPU Kabupaten/Kota tempat asal calon Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat
(5) harusmenghapus nama yang bersangkutan dalam DPT asalnya.
7. Dalam hal pada suatu TPS terdapat Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, KPPSpada TPS tersebut mencatat dan melaporkan kepada KPU
Kabupaten/Kota melalui PPK.
8. Pemilik kartu tanda penduduk elektronik yang tidak terdaftar pada daftar pemilih tetap
dan daftar pemilih tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dapat
memilih di TPS menggunakankartu tanda penduduk elektronik.
9. Penduduk yang telah memiliki hak pilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
dapat memilih diTPS/TPSLN dengan menggunakan kartu tanda penduduk elektronik.
10. Pemilik kartu tanda penduduk elektronik yang tidak terdaftar pada daftar pemilih tetap
dan daftar pemilih tambahan serta. Penduduk yang telah memiliki hak pilih sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 348 ayat (1) huruf c dan huruf d diberlakukan ketentuan sebagai
berikut:
a. memilih di TPS yang ada di rukun tetangga/rukun warga sesuai dengan alamat
yang tertera dikartu tanda penduduk elektronik;
c. dilakukan 1 (satu) jam sebelum pemungutan suara di, TPS setempat selesai
11. Untuk Warga Negara Indonesia yang tinggal di luar negeri yang menggunakan paspor
dengan alamatluar negeri, diberlakukan ketentuan:
1. Pemilih untuk setiap TPS paling banyak 500 (lima ratus) orang.
2. TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan lokasinya di tempat yang mudah
dijangkau, termasuk oleh penyandang disabilitas, tidak menggabungkan desa, dan
memperhatikan aspek geografis serta menjamin setiap Pemilih dapat memberikan
suaranya secara langsung, bebas, dan rahasia.
3. Jumlah surat suara di setiap TPS sama dengan jumlah Pemilih yang tercantum di dalam daftar
pemilih tetap dan daftar pemilih tambahan ditambah dengan 2% (dua persen) dari daftar
pemilih tetap sebagaicadangan.
4. Penggunaan surat suara cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibuatkan berita
acara.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai jumlah, lokasi, bentuk, tata. letak TPS sebagaimana
dimaksud padaayat (2) dan format berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
diatur dengan Peraturan KPU.
a. penyiapan TPS;
c. penyerahan salinan daftar pemilih tetap dan daftar pemilih tambahan kepada
saksi yang hadirdan Pengawas TPS.
3. Ketua KPPS wajib membuat dan menandatangani berita acara kegiatan sebagaimana
dimaksud padaayat (1) dan berita acara tersebut ditandatangani paling sedikit oleh 2 (dua)
orang anggota KPPS dan saksi Peserta Pemilu yang hadir.
PEMBERIAN SUARA
a. mencoblos satu kali pada nomor, nama, foto Pasangan Calon, atau tanda gambar
partai politikpengusul dalam satu kotak pada surat suara untuk Pemilu Presiden
dan Wakil Presiden;
b. mencoblos satu kali pada nomor atau tanda gambar partai politik, dan/atau nama
calon anggotaDPR, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota untuk Pemilu anggota DPR,
DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota; dan
c. mencoblos satu kali pada nomor, nama, atau foto calon untuk Pemilu anggota DPD.
2. Pemberian suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan prinsip
memudahkanPemilih, akurasi dalam penghitungan suara, dan efisiensi dalam
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
Penyelenggaraan Pemilu.
4. Apabila Pemilih menerima surat suara yang ternyata rusak, Pemilih dapat meminta surat
suara pengganti kepada KPPS dan KPPS wajib memberikan surat suara pengganti hanya
1 (satu) kali danmencatat surat suara yang rusak dalam berita acara.
5. Apabila terdapat kekeliruan dalam memberikan suara, Pemilih dapat meminta surat suara
penggantikepada KPPS dan KPPS hanya memberikan surat suara pengganti 1 (satu) kali
6. Pemilih tidak boleh membubuhkan tulisan dan/atau catatan apa pun pada surat suara.
7. Surat suara yang terdapat tulisan dan/atau catatan lain dinyatakan tidak sah.
8. Pemilih yang telah memberikan suara, diberi tanda khusus oleh KPPS/KPPSLN.
9. Tanda khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Peraturan KPU
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
PENGHITUNGAN SUARA
1. Penghitungan suara Peserta Pemilu di TPS dilaksanakan oleh KPPS.
2. Penghitungan suara Pasangan Calon dan Partai Politik Peserta Pemilu di TPSLN
dilaksanakan oleh KPPSLN.
4. Penghitungan suara Pasangan Calon dan Partai Politik Peserta Pemilu di TPSLN
disaksikan oleh saksi Peserta Pemilu.
6. Penghitungan suara Pasangan Calon dan Partai Politik Peserta Pemilu di TPSLN
diawasi oleh Panwaslu LN.
7. Penghitungan suara Peserta Pemilu di TPS dipantau oleh pemantau Pemilu dan masyarakat.
8. Penghitungan suara Pasangan Calon dan Partai Politik Peserta Pemilu di TPSLN
dipantau oleh pemantau Pemilu dan . masyarakat.
9. Saksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) yang belum menyerahkan
mandat tertulis pada saat pemungutan suara harus menyerahkan mandat tertulis dari
Peserta Pemilu kepada ketuaKPPS/KPPSLN.
10. Penghitungan suara di TPS/TPSLN dilaksanakan setelah waktu pemungutan suara berakhir.
a. jumlah Pemilih yang memberikan suara berdasarkan salinan daftar pemilih tetap;
d. jumlah surat suara yang dikembalikan oleh Pemilih karena rusak atau salah
dalam caramemberikan suara; dan
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
e. sisa surat suara cadangan.
2. Penggunaan surat suara cadangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e
dibuatkan berita acara yang ditandatangani oleh ketua KPPS/KPPSLN dan oleh paling
sedikit 2 (dua) orang anggotaKPPS/KPPSLN yang hadir.
b. tanda coblos pada nomor urut, foto, nama salah satu Pasangan Calon, tanda
gambar partaipolitik, dan/atau tanda gambar gabungan partai politik dalam
surat suara.
2. Suara untuk Pemilu anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dinyatakan sah
apabila:
3. Suara untuk Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dinyatakan sah apabila:
b. tanda coblos pada nomor urut, foto, nama salah satu Pasangan Calon, tanda
gambar partaipolitik, dan/atau tanda gambar gabungan partai politik dalam
surat suara.
4. Suara untuk Pemilu anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota dinyatakan sah
apabila:
2. Penghitungan suara dilakukan secara terbuka dan di tempat yang terang atau mendapat
penerangan cahaya yang cukup.
4. Format penulisan penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur
dalam PeraturanKPU.
2. Berita acara pemungutan dan penghitungan suara serta sertifikat hasil penghitungan
suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh semua anggota
KPPS/KPPSLN dan saksi Peserta Pemilu yang hadir.
3. Dalam hal terdapat anggota KPPS/KPPSLN dan saksi Peserta Pemilu yang hadir tidak
menandatangani sebagaimana dimaksud pada ayat (2), berita acara pemungutan dan
penghitungan suara serta sertifikat hasil penghitungan suara ditandatangani oleh anggota
KPPS/KPPSLN dan saksiPeserta Pemilu yang hadir dan bersedia menandatangani.
4. Berita acara pemungutan dan penghitungan suara serta sertifikat hasil penghitungan
suara yang telah, ditandatangani sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib disimpan
sebagai dokumen negarasesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. KPPS wajib memberikan 1 (satu) eksemplar berita acara pemungutan dan penghitungan
suara sertasertifikat hasil penghitungan suara kepada saksi Peserta Pemilu, Pengawas
TPS, PPS, dan PPK melalui PPS pada hari yang sama.
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
3. KPPSLN wajib memberikan 1 (satu) eksemplar berita acara pemungutan dan
penghitungan suara serta sertifikat hasil penghitungan suara kepada saksi Peserta
Pemilu, Panwaslu LN dan PPLN padahari yang sama.
5. KPPS/KPPSLN wajib menyerahkan kotak suara tersegel yang berisi surat suara, berita
acara pemungutan suara serta sertifikat hasil penghitungan perolehan suara kepada
PPS atau kepada PPLN bagi KPPSLN pada hari yang sama.
6. Penyerahan kotak suara tersegel yang berisi surat suara, berita acara pemungutan dan
penghitungan suara, serta sertifikat hasil penghitungan suara kepada PPS sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) wajib diawasi oleh Pengawas TPS beserta Panwaslu
Kelurahan/Desa dan wajib dilaporkan kepada Panwaslu Kecamatan.
7. Penyerahan kotak suara tersegel yang berisi surat suara, berita acara pemungutan dan
penghitungan suara serta sertifikat hasil penghitungan suara kepada PPK wajib diawasi
oleh Panwaslu Kecamatan dan wajib dilaporkan kepada Bawaslu Kabupaten/Kota.
Lembaga Kajian dan Layanan Informasi Masyarakat
DIPONEGORO
1. PPK membuat berita acara penerimaan kotak hasil penghitungan perolehan suara
Peserta Pemiludari PPS.
3. Rekapitulasi penghitungan suara dilakukan dengan membuka kotak suara tersegel untuk
mengambil sampul yang berisi berita acara pemungutan suara dan sertifikat hasil
penghitungan suara, kemudiankotak ditutup dan disegel kembali.
4. PPK membuat berita acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Peserta
Pemilu danmembuat sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara.
6. PPK menyerahkan berita acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Peserta
Pemilu dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara tersebut kepada
saksi Peserta Pemilu, Panwaslu Kecamatan, dan KPU Kabupaten /Kota