B & C - Persepsi Pemuda Tani Terhadap Pekerjaan Sebagai Petani Di Desa Triwungan Probolinggo - Anggun Wulandari
B & C - Persepsi Pemuda Tani Terhadap Pekerjaan Sebagai Petani Di Desa Triwungan Probolinggo - Anggun Wulandari
Dosen Pengampu
Dr. Muksin SP, M.Si
Disusun Oleh :
Anggun Wulandari ( D41190760 )
Cindy Flora Ristanti ( D41191050 )
Sekar Wangi ( D41191097 )
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia adalah negara agraris yang terkenal dengan
kekayaan alamnya dan diolah pada sektor pertanian. Bidang pertanian
dapat dijadikan sebagai penyedia lapangan pekerjaan yang dapat
mengurangi jumlah pengangguran dan mengurangi tingkat kemiskinan di
pedesaan. Mata pencaharian penduduk desa didominasi pada sektor
pertanian yang diusahakan di sawah, tegalan, lading, dan kebun. Pekerjaan
pertanian biasanya melibatkan anggota keluarga termasuk anak petani itu
sendiri. Harapannya, anak menjadi penerus pelaksana kegiatan pertanian
yang diwariskan (Susanto, 2015). Harapan tersebut tidak sejalan dengan
kenyataan dimana saat ini pertanian mengalami darurat regenerasi petani.
Berdasarkan Sensus Pertanian 2013, struktur usia petani di dominasi oleh
petani tua dengan tingkat pendidikan rendah.
Pertanian menjadi tidak menarik lagi bagi generasi muda karena
bertani berarti mengukung diri dalam kemiskinan. Saat ini, sangat
dibutuhkan regenerasi petani untuk memperbaiki perekonomian di bidang
pertanian. Oleh karena itu, untuk mengetahui masalah yang terjadi Desa
Triwungan Kabupaten Probolinggo terkait regenerasi petani, perlu adanya
pengkajian lebih dalam tentang persepsi pemuda terkait pertanian
khusunya pada pekerjaan sebagai petani.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana persepsi pemuda tani terhadap pekerjaan sebagai seorang
tani ?
2. Faktor – faktor apakah yang mempengaruhi persepsi tersebut ?
3. Bagaimana cara menumbuhkan minat pemuda tani terhadap pekerjaan
sebagai seorang petani ?
4. Bagaimana pengaruh minat pemuda tani terhadap sektor pangan dan
perekonomian pada sektor pertanian ?
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui persepsi pemuda tani terhadap pekerjaan sebagai
seorang tani
2. Untuk mengetahui faktor – faktor apakah yang mempengaruhi
persepsi tersebut
3. Untuk mengetahui cara menumbuhkan minat pemuda tani terhadap
pekerjaan sebagai seorang petani
4. Untuk mengetahui pengaruh minat pemuda tani terhadap sektor
pangan dan perekonomian pada sektor pertanian
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
Hendri & Wahyuni (2013) menganalisis persepsi tentang lapangan kerja
pertanian dan preferensi pekerjaan di kalangan pemuda pedesaan menganggur di
desa Udik Cihideung. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan
penelitian kuantitatif yang ditingkatkan dengan data kualitatif. Hasil dari
penelitian menunjukkan bahwa pencari kerja faktor internal seperti, wanita
memiliki beberapa keterampilan dan beberapa pengalaman kerja serta faktor
eksternal seperti, tingkat sosial ekonomi rendah, tingkat kosmopolitan, dan
pengalaman kerja pertanian cenderung memiliki persepsi negatif terhadap
lapangan kerja pertanian. Pemuda pedesaan yang menganggur di desa lebih
tertarik bekerja di sektor non pertanian yaitu, di sektor manufaktur di daerah
sekitar Bogor dan Jakarta.
Meilina (2015) menganalisis persepsi remaja Desa Cileungsi terhadap
pekerjaan di sektor pertanian padi sawah dan mengetahu faktor-faktor apa saja
yang berhubungan dengan dengan persepsi rema Desa Cileungsi terhadap
pekerjaan di sektor pertanian padi sawah. Penelitian ini menggunakan metode
survei. Menggunakan metode analisis chi square dan Rank Spearman. Hasil
penelitian menunjukkan faktor internal (tingkat pendidikan dan jenis kelamin)
berhubunngan dengan persepsi remaja Desa Cileungsi (dalam hal peranan dan
kenyamanan kerja) terhadap pekerjaan di sektor pertanian padi sawah.
Susilowati (2016) mereview tentang perubahan struktural tenaga kerja
pertanian diliahat dari fenomena aging farmer dan menurunnya jumlah tenaga
kerja usia muda sektor pertanian. Metode analisis yang digunakan adalah analisis
deskriptif dan tabulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena penuaan
petani dan berkurangnya petani muda di Indonesia semakin meningkat. Faktor
penyebab menurunnya minat tenaga kerja muda di sektor pertanian, diantaranya
citra sektor pertanian yang kurang bergengsi, berisiko tinggi, kurang memberikan
jaminan, dan rata-rata penguasaan lahan sempit.
3
Panggabean (2015) menganalisis faktor persepsi petani yang signifikan
mempengaruhi motivasi mereka pada pertanian irigasi pasang surut. Metode
analisis uji regresi berjenjang. Hasil penelitian menunjukkan ketersediaan
infrastruktur paska panen, kondisi jaringan irigrasi rawa pasang surut, dan
kenadala hama merupakan variabel yang signifikan mempengaruhi motivasi
petani untuk mempertahankan pertanian irigrasi pasang surut.
Ummah chusnul (2017) mengetahui persepsi pemuda desa terhadap sistem
4
2.2 Kerangka Pemikiran
5
Sektor pertanian merupakan sektor yang sangat berperan penting sebagai
pembangunan ekonomi juga penghasil pangan untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Persepsi yang negatif terhadap pekerjaan pertanian menyebabkan
banyaknya pemuda yang berlomba-lomba untuk bekerja di luar sektor pertanian.
Hal ini disebabkan karena negatifnya mindset pemuda mengenai pekerjaan
sebagai petani. Persepsi dan minat pemuda terhadap pekerjaan sebagai petani
diduga dipengaruhi oleh berbagai faktor internal (pendidikan formal, pendidikan
non formal, keterlibatan kerja), faktor eksternal (lingkungan keluarga, lingkungan
sosial primer, lingkungan sosial sekunder, sosial budaya).
6
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deeskriptif
analisis. Penelitian ini menggunakan teknik survei. Menurut Surakhmad (2004)
deskriptif analisis merupakan metode yang memusatkan diri pada suatu
pemecahan masalah yang terjadi pada masa sekarang. Menurut Indra-wan dan
Yaniawati (2016) bahwa teknik survei bertujuan untuk melihat keadaan yang
menjadi objek penelitian apa adanya dengan melihat data dan informasi pada
sampel tanpa memberikan perlakuan khusus.
Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu di
desa Triwungan Probolinggo yang memiliki jumlah luas lahan pertanian kecil.
Luas lahan pertanian yang kecil di desa Triwungan di sebabkan oleh adanya
kegiatan alih fungsi lahan. Berikut terdapat data variabel dari beberapa
responden:
Variabel Pengertian Pengukuran Skala
Persepsi Persepsi yaitu suatu penilaian atau Baik = 4 Interval
(Y) interpretasi seseorang terhadap Kurang baik =
sesuatu, yang dalam hal ini 8
pekerjaan di sektor pertanian. Buruk = 8
7
BAB IV
PEMBAHASAN
8
Faktor internal
a. Pendidikan formal
Pendidikan formal di desa triwungan probolinggo termasuk kategori
tinggi, artinya sebagian besar pemuda tani tamat SMA sehingga
pengetahuan pemuda tani termasuk luas. Pendidikan pemuda tani pada
penelitian ini paling rendah yaitu tamat SMP, jadi dapat dikatakan
melek huruf termasuk tinggi.
b. Pendidikan non formal
Pendidikan non formal pemuda tani di desa triwungan probolinggo
termasuk kategori sangat rendah, mayoritas pemuda tani tidak ikut
serta dalam pendidikan non formal membuat persepsi mereka tentang
pekerjaan pemuda tani tidak ada pengaruhnya dari pendidikan non
formal. Pendidikan non formal yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah penyuluhan, pelatihan bidang pertanian, dan karang taruna.
c. Keterlibatan kerja
Keterlibatan kerja pemuda tani dalam pekerjaan sebagai petani
termasuk kategori sangat rendah, artinya bahwa pemuda tani yang
masuk kategori ini tidak pernah terlibat dalam pekerjaan bertani atau
hanya pernah terlibat dalam satu kegiatan bertani saja. Hal ini
disebabkan juga karena pemuda tani sebagian besar adalah pelajar dan
karyawan yang bekerja diluar sektor pertanian sehingga keterlibatan
dalam membantu orang tua tidak terlalu banyak.
Faktor eksternal
a. Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga pemuda tani di desa triwungan probolinggo
termasuk pada kategori sedang, artinya bahwa tingkat penerimaan
orang tua pemuda tani cukup untuk memenuhi kebutuhan primer
seperti sandang, pangan, papan serta penerimaan tersebut seimbang
dengan pengeluaran kebutuhan setiap harinya.
b. Lingkungan sosial primer
9
Lingkungan sosial primer pemuda tani termasuk kategori sangat
rendah, artinya pemuda tani sangat rendah dalam mendapatkan
informasi terkait pertanian dan dukungan untuk bekerja sebagai petani
dari lingkungan sosial primer ( saudara, tetangga dan teman karib )
serta aktifitas komunikasi antara lingkungan sosial primer dengan
pemuda tani terkait pertanian juga sangat rendah.
c. Lingkungan sosial sekunder
Lingkungan sosial sekunder pemuda tani termasuk kategori sangat
rendah, artinya bahwa tingkat komunikasi lingkungan sosial sekunder
dengan pemuda tani terkait pertanian sangat rendah sehingga pemuda
tani tidak mendapatkan informasi pertanian dan dukungan untuk
bekerja sebagai petani dari lingkungan sosial sekunder (anggota
kelompok tani, PPL dan pamong desa).
d. Sosial budaya
Sosial budaya pemuda tani termasuk kategori rendah, artinya bahwa
pemuda tani tidak terlibat dalam kebudayaan wiwit panen, hal ini
dapat terjadi karena budaya tersebut tidak tentu dilakukan oleh orang
tua mereka.
C. Cara menumbuhkan minat pemuda tani terhadap pekerjaan sebagai
seorang petani
Gambaran umum kondisi tenaga kerja pertanian di desa triwungan
probolinggo di dominasi penduduk berusia 45 tahun keatas dengan jumlah
generasi muda yang beraktivitas di pertanian masih sedikit. Faktor pendorong
pergeseran generasi muda dari sektor pertanian ke non pertanian antara lain :
Pendapatan di luar sektor pertanian lebih besar
Image negatif pertanian
Alih fungsi lahan pertanian
Sedangkan faktor penarik generasi muda dari sektor pertanian ke non pertanian
antara lain :
Finansial
Warisan orang tua
10
Insentif pemerintah
Adapun dampak pergeseran generasi muda dari sektor pertanian antara lain
yaitu :
Penurunan efektifitas dan efesiensi sektor pertanian
Kelangkaan tenaga kerja pertanian
Kenaikan upah
Untuk mengatasinya maka diperlukan kebijakan seperti
mengoptimalkan kelembagaan petani dengan meningkatkan peran pemuda
dalam sektor pertanian, pengenalan pertanian melalui pendidikan usia dini,
pengembangan kurikulum dan ekstrakurikuler berbasis pertanian di sekolah
umum serta, peningkatan kualitas pelaku pertanian melalui pendidikan
pelatihan dan pendampingan, mengembangkan pertanian terpadu, penguatan
coorperative farming, asuransi pertanian dan jaminan pemasaran.
D. Pengaruh minat pemuda tani terhadap sektor pangan dan perekonomian
pada sektor pertanian
Makanan pokok sebagian besar rakyat Indonesia adalah beras, oleh
karena itu untuk mewujudkan ketahanan pangan identik dengan tersedianya
beras dalam jumlah cukup dan harga terjangkau masyarakat. Produksi beras
dilakukan petani, oleh karena itu tersedianya beras yang cukup harus didukung
oleh jumlah petani termasuk pemuda tani. Namun realita saat ini generasi
muda kurang berminat di sektor pertanian dan jumlahnya terus menurun. Hal
ini tentu tidak mendukung upaya mewujudkan ketahanan pangan dalam jangka
panjang. Untuk meningkatkan minat pemuda tani terhadap
11
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang mengkaji hubungan
faktor-faktor pembentuk persepsi dengan persepsi pemuda tani terhadap
pekerjaan sebagai petani, kesimpulan yang dapat diambil adalah:
1) Persepsi pemuda tani terhadap pekerjaan sebagai petani di Kecamatan
Paiton mayoritas dalam kategori cukup baik dengan rincian : persepsi
pemuda tani terhadap lingkungan usahatani dan kesempatan
pengembangan karir mayoritas termasuk dalam kategori baik sedangkan
persepsi pemuda tani terhadap pendapatan, status pekerjaan, dan jaminan
hari tua mayoritas termasuk dalam kategori cukup baik.
2) Faktor-faktor pembentuk persepsi pemuda tani di Kecamatan Paiton yaitu
pendidikan formal mayoritas dalam kategori tinggi, lingkungan keluarga
mayoritas dalam kategori sedang, sosial budaya mayoritas dalam kategori
rendah, sedangkan pendidikan non formal, lingkungan sosial primer,
lingkungan sosial sekunder dalam kategori sangat rendah.
3) Hubungan antara faktor-faktor pembentuk persepsi dengan persepsi
pemuda tani terhadap pekerjaan sebagai petani yaitu: lingkungan keluarga
dan sosial budaya memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan
persepsi pemuda tani terhadap pekerjaan sebagai petani; keterlibatan kerja
dan lingkungan sosial primer memiliki hubungan yang signifikan dengan
persepsi pemuda tani terhadap pekerjaan sebagai petani; sedangkan
pedidikan formal, pendidikan non formal,lingkungan sosial sekunder dan
kosmopolitan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan persepsi
pemuda tani terhadap pekerjaan sebagai petani.
B. SARAN
1) Persepsi pemuda tani terhadap pekerjaan sebagai petani sudah cukup baik,
diharapkan pemuda tani bersedia untuk meneruskan usahatani milik orang
tua dan mengembangkannya menjadi lebih tinggi produktivitasnya.
12
2) Pemuda tani perlu melibatkan dirinya lebih jauh dengan pekerjaan petani
agar pemuda lebih banyak tahu mengenai pekerjaan tersebut dan
memadukannya dengan menerima inovasi-inovasi dari luar untuk
mengembangkan usahataninya
3) Perlu adanya dukungan yang lebih besar dari keluarga dan lingkungan
sosial primer khususnya dari saudara atau kerabat dari pemuda tani untuk
memberikan informasi terkait pertanian yang profitnya tinggi, bagaimana
cara memualinya dan mengelolanya agar menjadi usaha yang besar
13