1. Ahmad pergi ke sawah untuk membantu saudaranya yang bernama Umar yang
sedang panen padi. Di kampung itu, ada orang yang paling miskin yang bernama
Abdul. Ahmad sempat berpapasan di jalan bersama Abdul, dan katanya, Abdul juga
akan menyusul ke sawah untuk sama-sama membantu Umar panen padi. Dalam kasus
ini, siapa yang berhak mendapat harta zakat?
a.
Ahma
d b.
Umar
c. Abdul
d. Ahmad dan Abdul
2. Allah swt berfirman: “Dirikanlah salat, dan tunaikanlah zakat.” (Qs. Al Baqarah: 43). Apa
yang harus dilakukan oleh seorang muslim setelah memahami perintah al-Quran
tersebut?
a. Mengerjakan shalat dan menunaikan zakat setiap tahu sekali
b. Mengerjakan shalat sekali dan menunaikan zakat berkali-kali
c. Mengerjakan shalat lima kali sehari dan menunaikan zakat sekali seumur hidup
d. Mengerjakan shalat lima kali sehari dan menunaikan zakat ketika sudah memenuhi
syarat kewajiban
3.Ahmad bekerja di Rumah Sakit sebagai dokter, sedangkan saudaranya yang bernama Umar
hanya sekedar penjual ayam potong keliling kampung. Ibu mereka bernama Aminah, sangat
bangga atas kehidupan dua putranya yang walau beda pekerjaan tapi sudah hidup mapan.
Siapa orang yang wajib zakat di antara mereka?
a. Ahmad dan Aminah
b. Umar dan Aminah
c. Aminah
d. Ahmad dan Umar
4. Ahmad dan Umar memang bersaudara, tetapi mereka tidak akur dan sering kali
bertengkar satu sama lain. Cekcok di antara mereka disebabkan karena Ahmad selalu
menyuruh Umar mengeluarkan zakat setelah mendulang untung besar atas penjualan
beberapa ekor sapi yang dikelola oleh orang lain bernama Yasin. Yasin tidak berani melerai
Ahmad dan Umar. Ibu Ahmad dan Umar yang bernama Aminah pun mendatangi seorang
Diunduh dari https://jalurppg.blogspot.com
kiai besar di kampong mereka, yang bernama Kiai Haji Abdullah. Apa yang hendaknya
dikatakan Kiai Abdullah dalam kasus beda pendapat antara Ahmad dan Umar?
a. Yasin dan Aminah berkewajiban melerai Ahmad dan Umar
b. Pertengkaran apapun itu tidak baik dilakukan
c. Ahmad berpendapat benar bahwa Umar wajib mengeluarkan zakat
d. Umar berpendapat benar bahwa dirinya tidak wajib mengeluarkan zakat
5. Berapa besar zakat perusahaan yang keuntungannya sudah terakumulasi dalam setahun?
a. 0.25%
b. 1.50%
c. 2.2
Formatif 1
1.C 6.D
2.D 7.C
Diunduh dari https://jalurppg.blogspot.com
3.D 8.D
4.C 9.D
5.D 10.C
b. 5%
c. 7.5%
d. 10%
7. Ahmad adalah bekerjasama dengan bapak Umar untuk satu usaha tanaman buah anggur.
Musim panen sudah tiba, tapi bapak Umar sedang bepergian ke Eropa untuk satu keperluan
usahanya. Beberapa pesan selular dan email yang dikirim oleh Ahmad ke bapak Umar untuk
bicara soal zakat tanamannya tidak terbalas. Setelah berkonsultasi pada seorang Kiai bernam
Abdullah, sang kiai bilang bahwa Ahmad belum wajib mengluarkan zakat buah anggur tersebut.
Apa alasan Sang Kiai?
a. Karena Pak Umar belum datang dari Eropa
b. Karena Pak Ahmad tidak bisa menghubungi pak Umar
c. Karena belum nishab
d. Karena belum milk al-tamm
8. Ahmad adalah orang Islam yang bekerja buruh kepada bapak Omar yang bukan muslim.
Melihat gaya pak Omar dalam berbisnis yang sukses dan mendulang untung, tapi tidak pernah
mengeluarkan zakat bagi orang miskin, Ahmad pun mulai berminat untuk berbisnis sendiri,
supaya dirinya bisa mengeluarkan zakat seperti perintah agama. Dia berdagang kacang ijo.
Ternyata, dalam dua bulan saja, berkat ilmu dari pak Omar, Ahmad juga ikut sukses dan
mendulang untung. Ahmad menghadap ke Kiai Abdullah untuk bertanya berapa takaran harta
yang harus dikeluarkan buat zakat dagangannya? Kiai Abdullah menjawab: “kamu belum wajib
zakat”. Ahmad terkejut. Apa alasan sang Kiai?
Formatif 2
1.B 6.B
2.D 7.D
3.D 8.A
4.D 9.D
5.D 10.D
Formatif 3
1.D 6.C
2.D 7.B
3.B 8.A
4.C 9.A
5.C 10.D
TES FORMATIF
1. Berikut ini Undang-undang lama yang digunakan sebagai acuan hukum pengelolaan zakat:
a. UU No. 38 tahun 1989
b. UU No. 48 tahun 1999
c. UU No. 38 tahun 1999
d. UU No. 48 tahun 1989
2. Berikut ini undang-undang baru yang digunakan sebagai acuan hukum pengelolaan zakat:
a. UU No. 21 tahun 2011
b. UU No. 22 tahun 2011
c. UU No. 23 tahun 2011
d. UU No. 24 tahun 2011
3. Berikut ini Rezim Pemerintah yang mengesahkan Undang-undang Baru Pengelolaan Zakat:
a. Megawati
b. SBY Periode I
c. SBY Periode II
d. Jokowi
4. UU No. 23 tahun 2011 berisi pasal-pasal yang:
a. Sepenuhnya baru
b. Sebagian baru
c. Kepentingan partai
d. Kepentingan umat muslim
5. Undang-undang baru No. 23 tahun 2011 mengarah pada upaya:
KUNCI JAWABAN
Kunci Jawaban Tes Formatif
Formatif 4
1.C 6.D
2.C 7.B
3.C 8.B
4.B 9.A
5.C 10.C
MODUL 4
Rohinah, M.A.
Relevansi
Buku ini sangat relevan dipelajari oleh semua kalangan, baik akademisi maupun
praktisi. Untuk para kalangan akademisi, modul ini menyajikan persoalan akademik
baik yang sudah baku menjadi kesepakatan umum maupun persoalan-persoalan
fiqhiyah yang bersifat khilafiyah. Bagi para praktisi, buku ini berguna untuk
menemukan panduan praktis bagaimana memetakan ‘ariyah, jual beli, khiyar, dan
riba, karena persoalan-persoalan tersebut sangat erat terkait dengan kehidupan sehari-
sehari kehidupan bermasyarakat.
Petunjuk Belajar
BAB 1
‘ARIYAH
KEGIATAN BELAJAR 1 : PENGERTIAN DAN HUKUM ARIYAH
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Subcapaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Pokok-Pokok Materi
Uraian Materi
Rangkuman
Tugas
Tes Formatif
Pokok-Pokok Materi
1. Manfaat dan Mudharat ‘Ariyah
2. Pengertian ‘Ariyah
3. Dasar Hukum ‘Ariyah
2. Pengertian ‘Ariyah
Untuk membedakan antara pinjam-pinjam meminjam yang diperbolehkan oleh
syariat agama dari praktek riba yang dilarang, misalnya, maka perlu pemahaman
yang utuh tentang definisi pinjam-meminjam ini. Pinjaman bisa disebut juga sebagai
‘ariyah. Secara semantik, ‘ariyah berasal dari akar kata a-‘ara yu’iru i’arah,
meminjam sesuatu, mengeluarkan sesuatu dari tangan pemiliknya kepada tangan
orang lain (Qamus al-Muhith :1310, Lisan al-Arab, jilid 4 : 618).
Rangkuman
Untuk memudahkan pemahaman atas uraian di atas, berikut beberapa poin penting
yang perlu diingat:
1. Pinjam-meminjam adalah praktek ekonomi yang direstui oleh Islam selama
membawa manfaat dan tidak terjerumus pada praktek riba yang haram.
2. Empat mazhab memiliki definisi berbeda namun hampir serupa. Secara
umum, pinjaman adalah memberikan kesempatan bagi orang lain untuk
mendapatkan manfaat/keuntungan dari satu barang tanpa harus merusak
wujud barat tersebut dan supaya bisa dikembalikan lagi.
3. Al-Quran dan Hadits adalah dasar hukum dianjurkannya ‘Ariyah, sebagai
bentuk dari amal kebaikan yang bisa menolong orang lain, terlebih orang yang
sedang dalam keadaan terdesak dan membutuhkan.
Tugas
Untuk menguji kepekaan anda dalam memahami prinsip pinjam-meminjam dalam
Islam, berikut ini ada beberapa tugas kelompok untuk dipecahkan bersama:
1. Tulislah pendapat Anda tentang dana pinjaman dari perbankan, apakah
mendatangkan manfaat atau mudharat?
Tes Formatif
Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan materi yang telah kita bahas dalam
bab ini.
1. Berikut ini yang tidak termasuk pengamalan ‘ariyah:
a. Herman meminjam mobil pada Joni untuk mengantar ibunya yang sakit ke
rumah sakit
b. Herman meminjam sabun mandi pada Joni ketika bersama-sama selesai
latihan renang di kolam renang kampus
c. Herman meminjam uang sepuluh ribu pada Joni untuk dikembalikan
sebelas ribu keesokan harinya
d. Herman meminjam uang satu juta pada Joni untuk dikembalikan keesokan
harinya via transfer antar rekening bank
2. Berikut ini praktek transaksi yang tidak dibenarkan oleh Islam:
a. Budi meminjam sekarung gabah pada Salman
b. Budi meminjam satu kwintal gandum pada Salman
c. Budi meminjam motor pada Salman untuk digadaikan atas ijin Budi
d. Budi meminjam sepeda pada Salman untuk dijual atas ijin Salman
3. Berikut ini yang tidak termasuk definisi ‘ariyah:
a. Memberikan kesempatan orang lain mengambil manfaat dari satu barang
b. Mengijinkan satu barang dimanfaatkan oleh orang lain
c. Mengijinkan orang lain memberikan keuntungan atas pinjamannya
d. Mensyaratkan orang lain memberikan keuntungan atas pinjamannya
4. Berikut hukum ‘ariyah:
a. Wajib
b. Haram
Pokok-Pokok Materi
1. Syarat-syarat ‘Ariyah
2. Rukun-rukun ‘Ariyah
Uraian Materi
Sebelumnya telah kita bahas tentang definisi ‘Ariyah, termasuk aspek yang
membedakannya dari praktek riba. Islam dengan ajaran al-Quran maupun Haditsnya
telah mengijinkan umat muslim untuk melakukan transaksi pinjam-meminjam, dan
hal itu adalah bagian dari amalan sunnah karena ‘ariyah bernuansa tolong-menolong
dan tidak untuk membebani orang lain.
Untuk itulah, ilmu fikih kemudian menentukan secara lebih detail tentang syarat-
syarat dan rukun-rukun yang harus dipenuhi dalma transaksi ‘ariyah. Berikut ini
adalah syarat ‘ariyah:
1. Muir Berakal Sehat dan Ahlut Tabarru’
Mu’ir berarti orang yang memberikan pinjaman. Mu’ir harus memiliki akal yang
sehat, waras, dan tidak dalam keadaan terpaksa. Dengan demikian, orang gila dan
anak kecil yang tidak berakal tidak dapat meminjamkan barang-barang miliknya.
2. Mu’ir Memegang Barang
2. Musta’ir
Musta’ir adalah pihak yang meminjam barang atau orang yang mendapat izin untuk
menggunakan barang.
Beberapa syarat yang harus ada pada musta’ir adalah sebagai berikut:
a) Sah mendapat hak penggunaan barang setelah melalui akad tabarru’.
Seseorang yang tidak melewati akad tabarru’ maka tidak dapat dianggap
sebagai musta’ir sehingga ia tidak bisa menggunakan barang untuk diambil
manfaatnya.
b) Mua’yan, jelas dan tertentu. Orang yang meminjam harus jelas identitasnya,
nama dan alamatnya, serta identitas-identitas lain yang menutup
kemungkinan untuk menghilangkan barang atau menghilangkan
kemungkinan pengrusakan atas barang tanpa tanggungjawab (Nihayah al-
Muhtaj ila Syarh al-Minhaj, jilid 16, hlm. 155).
3. Musta’ar
Musta’ar adalah barang yang dipinjamkan. Jadi, barang yang manfaatnya sudah
diizinkan untuk dipergunakan oleh musta’ir disebut sebagai musta’ar.
Beberapa syarat yang harus ada dalam musta’ar adalah sebagai berikut:
a) Berpotensi dimanfaatkan. Jadi, barang yang tidak mengandung nilai guna atau
nilai manfaat maka tidak bisa dipinjamkan.
b) Manfaat barang merupakan milik pihak mu’ir. Jika manfaat barang bukan
milik mu’ir maka barang tersebut tidak bisa dipinjamkan. Contoh, sepetak
4. Shighah
Shighah dalam akad ‘ariyah adalah bahasa komunikasi atau ucapan. Sighah berfungsi
sebagai penegas bahwa akad ‘ariyah sudah dijalankan dengan baik dan benar. Sighah
di sini bisa meliputi ijab dan qabul.
Ijab berarti ucapan dari mu’ir bahwa dirinya meminjamkan barang yang mengandung
nilai guna pada mu’ar, sedangkan qabul adalah pernyataan yang menunjukkan
bahwa mu’ar telah mendapatkan izin untuk mengambil manfaat dari barang milik
mu’ir.
Rangkuman
Berikut ini beberapa poin penting yang harus dipahami untuk memudahkan
mengingat pembahasan ini:
1. Transaksi ‘Ariyah memiliki syarat dan rukun yang harus dipenuhi.
2. Syarat ‘Ariyah terdiri dari : a) mu’ir yang berakal dan memegang barang, b)
barang yang dipinjamkan (musta’ar) bernilai guna dan legal secara syar’i, c)
musta’ir atau yang meminjam dipastikan mampu menjaga barang pinjaman.
Tugas
Untuk mengembangkan pengayaan dan pemahaman atas bahasan ini, kerjakanlah
tugas-tugas berikut ini dengan benar:
1. Praktekkanlah shighah yang memenuhi syarat ijab-qabul, dan tentukan jenis
barang yang sah untuk dipinjamkan!
2. Sebutkanlah beberapa praktek ‘ariyah yang tidak sah menurut agama yang
pernah terjadi di sekitar kehidupan Anda.!
Tes Formatif
Untuk memastikan pemahaman Anda utuh atas pembahasan bab ini, kerjakanlah
beberapa soal berikut ini:
1. Berikut ini praktek pinjam-meminjam yang tidak memenuhi syarat sah:
a. Herman lupa dirinya pernah meminjam HP pada Budi
b. Herman meminjamkan baju yang sangat lusuh pada Budi
c. Herman takut pada ayahnya sehingga harus meminjam uang pada Budi
d. Herman pernah mengatakan dirinya akan meminjamkan mobil tanpi entah
kapan
2. Berikut ini praktek yang benar tentang pinjam-meminjam:
a. Anton terpaksa meminjamkan spatu futsalnya pada Joni
b. Anton meminjamkan playstationnya yang entah ada dimana pada Joni
c. Anton meminjamkan buku catatan pelajaran pada Joni sebelum ujian kelas
berlangsung
d. Anton tidak sadar dirinya meminjamkan uang pada Joni
3. Berikut ini praktek pinjam-meminjam yang benar menurut Islam:
a. Salman meminjam parang untuk balas dendam membunuh musuhnya
b. Salman meminjam sisa racun tikus milik Joni tanpa sepengetahuan Joni
Pokok-Pokok Materi
1. ‘Ariyah Muqayyadah dan Muthlaqah
2. ‘Tanggungjawab atas Barang Pinjaman
Uraian Materi
Setelah mempelajari tentang syarat dan rukun transaksi ‘ariyah yang benar menurut
aturan hukum Islam, muncul pertanyaan : seberapa lama seseorang berhak meminjam
barang dan sejauh mana barang bisa dimanfaatkan? Pertanyaan tentang tempo dan
ruang pemanfaatan barang ini mengantarkan pada konsep baru tentang ‘ariyah. Ada
batasan atau tidak adanya batasan atas barang yang dipinjamkan merupakan bahasan
tersendiri dalam ilmu fikih.
Dikenal dua istilah: pertama, ‘ariyah muqayyadah, yaitu akad pinjam-meminjam
yang dibatasi oleh ketentuan-ketentuan tertentu yang disepakati oleh kedua belah
pihak, dan kedua, ‘ariyah muthlaqah, yaitu akad pinjam-meminjam yang
memungkinkan musta’ir atau peminjam memanfaatkan barang pinjamannya tanpa
ada syarat ketentuan apapun dari mu’ir atau peminjam.
1. ‘Ariyah Muqayyadah dan Muthlaqah
Rangkuman
Pembahasan di atas dapat dirangkum ke dalam beberapa poin berikut:
1. Dilihat dari aspek kewenangan, ada dua macam jenis ‘ariyah: muqayyadah
(terbatas) dan muthlaqah (tidak terbatas). Musta’ir harus memenuhi aturan
yang diinginkan oleh mu’ir dalam memanfaatkan musta’ar, ini ‘ariyah
muqayyadah. Sedangkan ‘ariyah muthlaqah, musta’ir dapat berperan seperti
mu’ir atau malik dalam memanfaatkan musta’ar.
2. Dilihat dari aspek tanggungjawab atas barang pinjaman (musta’ar), ada dua
pendapat: pertama, ulama Hanafiyah mengatakan: musta’ar berada di bawah
tanggungjawab musta’ir hanya saat-saat musta’ar dipakai. Di luar waktu
pemakaian maka musta’ir tidak bertanggungjawab atas musta’ar, dan kedua,
mayoritas ulama mengatakan: musta’ar sepenuhnya berada di bawah
tanggungjawab musta’ir baik dalam masa-masa pemakaian maupun di luar
pemakaian.
Tes Formatif
Kerjakanlah soal berikut ini:
1. Berikut ini contoh ‘ariyah muqayyadah:
a. Firman mengutarakan dirinya ingin minjam mobil milik Fajri selama 7
hari.
b. Firman merasa harus segera mengembalikan uang pinjamannya kepada
Fajri 1 hari lagi
c. Firman menyetujui Fajri untuk memakai laptopnya selama menulis
makalah kampus
d. Firman dan Fajri sama-sama teman akrab yang sering saling membantu
meminjamkan barang
2. Berikut ini bukan pernyataan ‘ariyah muqayyadah:
a. “Silahkan pakai HP ku ini, katanya kamu mau menelpon ibumu?” kata
Andika pada Jojo.
b. “Baiklah, jika kamu butuh uang, balikin seminggu lagi ya,” jawab Andika
pada permintaan Jojo.
c. “pakai aja sepatuhku, kalo mau main futsal lagi,” kata Andika pada Jojo.
Pokok-Pokok Materi
1. Karakteristik Status Hukum ‘Ariyah
2. Pertentangan Klaim Mu’ir dan Musta’ir
3. Tempo Berakhirnya Akad ‘Ariyah
Uraian Materi
1. Pertentangan Perspektif Antara Mu’ir dan Musta’ir
Barang pinjaman atau musta’ar adalah barang yang bisa mendatangkan manfaat bila
dipakai dalam jangka waktu tertentu dan di ruang tertentu. Barang tersebut pada
dasarnya adalah milik dari seorang pemberi pinjaman atau mu’ir, dan berpindah
tangan kepada orang yang meminjam atau musta’ir.
Apabila di tengah perjalanan tiba-tiba ada perubahaan perasaan dari mu’ir, bolehkah
dirinya menarik barang yang menjadi hak miliknya tersebut? Apakah musta’ir wajib
mengembalikan barang pinjamannya, padahal belum habis waktu yang disepakati
atau bahkan belum sedikitpun mengambil manfaat dari barang tersebut?
Rangkuman
Untuk memudahkan ingatan tentang bahasan di atas, berikut ini point-point
pentingnya:
1. Status barang pinjaman adalah hak milik mu’ir. Jika barang itu berpindah
tangan pada musta’ir maka hukumnya adalah semi-hak milik atau milk ghair
lazim.
Tugas
Untuk menambah pemahaman akan pembahasan ini, kerjakanlah beberapa tugas
berikut ini:
1. Tulislah kasus percekcokan antara mu’ir dan musta’ir yang terjadi di sekitar
anda, sebutkan kasusnya, argumentasi masing-masing, serta bagaimana
penyelesaian masalah mereka!
2. Tulislah pandangan anda pribadi tentang teknik paling efektif dan lebih
modern agar persoalan pinjam meminjam tidak berujung pada konflik sosial!
Tes Formatif
Jawablah beberapa soal di bawah ini dengan baik dan benar:
1. Berikut ini hubungan mu’ir dan musta’ir yang baik:
a. Budi meminjam motor pada Joko. Setibanya di tengah jalan, ban motor
bocor. Semua biaya di bengkel tambal ban ditanggung oleh Budi.
Kegiatan Belajar 3
Kunci Jawaban Tes Formatif
1. C
2. D
3. B
4. C
5. C
Kegiatan Belajar 4
Kunci Jawaban Tes Formatif
1. B
BAB 2
JUAL BELI
KEGIATAN BELAJAR 1 : PENGERTIAN JUAL BELI
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Memahami dan menguasai aturan jual-beli yang benar menurut agama. Mengetahui
dalill naqli dan aqli tentang syarat dan rukun jual beli dalam islam.
Subcapaian Pembelajaran Mata Kegiatan
1. Mengetahui pengertian jual beli
2. Mempelajari dasar hukum akad jual beli
3. Mempelajari rukun dan syarat jual beli
Pokok-Pokok Materi
1. Pengertian jual beli
2. Syarat jual beli
3. Rukun Jual Beli
URAIAN MATERI
1. Pengertian Jual Beli
Jual-beli dalam bahasa arab sering disebut dengan kata al-bai', al-tijarah, atau
al-mubadalah. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT :
روبت نل ةراجت نوجري
Mereka mengharapkan tijarah (perdagangan) yang tidak akan rugi (QS. Fathir : 29)
1Mazhab Hanbali menetapkan bahwa kotoran hewan yang dagingnya boleh dimakan, hukumnya tidak
najis.
Ayat diatas menunjukkan bahwa orang yang bukan ahli tasaruf tidak
boleh melakukan jual beli dan melakukan akad (ijab qobul).
b) Beragama islam, hal ini berlaku untuk pembeli (kitab suci al-
Qur’an/budak muslim) bukan penjual, hal ini dijadikan syarat karena
dihawatirkan jika orang yang membeli adalah orang kafir, maka mereka
akan merendahkan atau menghina islam dan kaum muslimin (Ibnu
Mas’ud & Zainal Abidin: 28).
c) Tidak dipaksa (Imam Abi Zakaria al-Anshari: 158).
2. Syarat ( )هيلع دوقعمbarang yang diperjualbelikan antara lain:
a) Suci atau mungkin disucikan, tidak sah menjual barang yang najis, seperti
anjing, babi dan lain-lain.
Dalam hadist disebutkan :
لاق ملسو هيلع هللا ىلص هللا لوسر نأ هنع هللا يضر رباج نع: رمخلا عيب مرح هلوسرو هللا نإ
)ملسمو ىراخبال هاور( مانصلأو ريزنخلاو
b) Bermanfaat
c) Dapat diserahkan secara cepat atau lambat
d) Milik sendiri
e) Diketahui (dilihat). Barang yang diperjualbelikan itu harus diketahui
banyak, berat, atau jenisnya. Dalam sebuah hadist disebutkan:
لاق هنع هللا يضر ةريره ىبأ نع:عيب نعو ةاصحال عيب نع ملسو هيلع هللا ىلص هللا لوسر ىهن
)اور( ررغالLLLملسم ه
“Dari Abi Hurairah r.a. ia berkata, : Rasulullah SAW. telah melarang
jual beli dengan cara melempar batu dan jual beli yang mengandung
tipuan.” (H.R. Muslim)
3. Syarat sah ijab qobul:
a) Tidak ada yang membatasi (memisahkan). Si pembeli tidak boleh diam
saja setelah si penjual menyatakan ijab, atau sebaliknya.
b) Tidak diselingi kata-kata lain
c) Tidak dita’likkan (digantungkan) dengan hal lain. Misal, jika bapakku
mati, maka barang ini aku jual padamu.
d) Tidak dibatasi waktu. Misal, barang ini aku jual padamu satu bulan saja
(Ibnu Mas’ud & Zainal Abidin: 26-29).
Rangkuman
Jual beli merupakan perkara yang diperbolehkan oleh agama berdasarkan ayat suci
alquran, hadis dan ijma’ ulama. Jual beli yang diperbolehkan oleh agama, selama
tidak mengandung riba. Hal ini sesuai dengan bunyi alquran surat Al-Baqarah (275).
Transaksi jual beli menjadi sah ketika mempunyai syarat dan rukun yang dipenuhi,
seperti adanya penjual dan pembeli, adanya barang, dan akad antara penjual dan
pembeli.
Tugas
Guna menguji kepekaan dalam memahami prinsip dasar jual beli dalam islam, berikut
ini ada tugas kelompok yang perlu dipecahkan bersama:
1. Jelaskan syarat dan rukun jual beli dalam islam sebagaimana yang tercantum
dalam nash Alquran dan Hadis?
2. Tulislah dalil naqli dan aqli tentang jual beli
Tes Formatif
Pokok-Pokok Materi
1. Pengertian Salam
2. Rukun Salam
3. Dalil hukum salam
Uraian Materi
1. Pengertian dan Dasar Hukum Salam
Secara bahasa, salam ( )ملسadalah al-i'tha' ( )ءاطعلإاdan at-taslif (تلاLL )فيلسyang berarti
pemberian.2 Sedangkan secara istilah, salam didefinisikan sebagai ( طعيLفوصوم عيب الجاع ى
Lدبب ةمذلا يفL )لartinya jual-beli barang yang disebutkan sifatnya dalam tanggungan
dengan imbalan (pembayaran) yang dilakukan saat itu juga.
Secara sederhana, salam dapat dikatakan sebagai jual beli dengan hutang. Jual
beli ini biasanya menghutangkan barang dengan pembayaran uang tunai. Hal ini
berkebalikan dengan kredit, di mana, kredit barang diserahkan terlebih dahulu,
sedangkan uang pembayaran menjadi hutang.
Dasar diperbolehkannya salam tertera di dalam Alquran, hadis dan ijma ulama.
هوبتكاف ىمسم لجأ ىلإ نيدب متنيادت اذإ اونمآ نيذلا اهيأ اي
2 Salam yang dimaksud dalam pembahasan ini terdiri dari tiga huruf : sin-lam-mim ()ملس, artinya adalah
penyerahan dan bukan berarti perdamaian. Dari kata salam inilah istilah Islam punya akar yang salah satu
maknanya adalah berserah- diri. Sedangkan kata salam yang bermakna perdamaian terdiri dari 4 huruf, sin-lam-
alif-mim ()مالس.
سامبع نمبا لاق: ةميْلا هذمه أرمق ممث هميف نذأو همباتك يمف هللا لمحأ دمق ىممسم لمجأ ىمإل نومم مال فلمسال نأ دهمشأ
)أLLLLLLLLL(هدنسم يف يعفاشلا هجرخ
Ibnu Al-Abbas berkata, Aku bersaksi bahwa akad salaf (salam) yang ditanggung
hingga waktu yang ditentukan telah dihalalkan Allah dalam Kitab-Nya dan Dia
telah mengizinkannya. Kemudian beliau membaca ayat ini. (HR Asy-Syafi'i
dalam musnadnya)
Di dalam As-Sunnah An-Nabawiyah, dalil salam diriwayatkan dalam hadits Ibnu
Abbas RA.
لامق امهنع هللا يضر سابع نبا نع: يمبنلا مدمق لامقف نيتنمسلاو ةنمسلا راممرلا يمف نوفلمسي ممهو ةمنيدملا: نمم
هيلع قفتم- مولعم لجأ ىلإ مولعم نزوو مولعم ليك يف فلسيلف رمت يف فلسأ
Ibnu Abbas RA berkata bahwa ketika Nabi SAW baru tiba di Madinah, orang-
orang madinah biasa meminjamkan buah kurma satu tahun dan dua tahun.
Maka Nabi SAW bersabda,"Siapa yang meminjamkan buah kurma maka
harus meminjamkan dengan timbangan yang tertentu dan sampai pada masa
yang tertentu”. (HR. Bukhari dan Muslim)
ىَّبأ نب نمحرلا دبع نعو، وLلاامق اممهنع هللا يمضر ىمفوأ يمبأ نمب هللا دمبع: هللا لومسر عمم منامغملا َيم ن امنك
: كلذ نع- مص يراخبلا هاورLميلع هللا ىلLمكو ملمسلو هLمنيت ي ناLمبنأ اLمم طاLمبنأ نLمشلا طاLمسنف ماLو مَ يَّبلاو ريعمشلاو ةمطنحلا يمف مهفلL Lمياور يمفLة
ليق ىمسم لجأ ىلإ تَّيلاو: لااق عرز مهل ناكأ: مهل سن انك ام
Abdurrahman bin Abza dan Abdullah bin Auf RA keduanya mengatakan,"Kami
biasa mendapat ghanimah bersama Rasulullah SAW. Datang orang-orang dari
negeri syam. Lalu kami pinjamkan kepada mereka untuk dibayar gandum atau
sya’ir atau kismis dan minyak sampai kepada masa yang telah tertentu. Ketika
ditanyakan kepada kami,"Apakah mereka itu mempunyai tanaman?”. Jawab
Lihat
Diunduh dari https://jalurppg.blogspot.com
Dr. Wahbah Az-Zuhaili dalam kitab Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu jilid 7 halaman 160-166
Rangkuman
Akad salam diperbolehkan di dalam agama islam selama tidak mengandung riba.
Salam berarti jual beli dengan sistem hutang. Akad salam biasanya dilakukan
dengan menghutangkan barang dengan uang tunai. Hal ini sesuai dengan anjuran
al-Quran dan Hadis. Rukun dan syarat akad salam berupa jelas nilai dan kursnya,
ada spesifikasi yang jelas tentang barang dan ada batas penyerahan barang.
Tugas
Tes Formatif
1. Salam berasal dari kata?
a. Taslim
b. Aslama
c. Sallim
d. Musallim fihi
2. Ayat yang menjelaskan diperbolehkannya akad salam sebagai berikut
a. An-Nisa’ (81)
b. Al-fath (12)
c. Al-Baqarah (282)
d. An-Naas (2)
3. Apa sebutan untuk penjual akad salam?
a. Musallim fihi
b. Musallim
c. Musailamah
d. Musnad
4. Diantara akad salam yang benar adalah
a. Penjual menyepakati penjualan HP Samsung J Series, tetapi yang
diberikan Samsung A Series
b. Penjual menyerahkan barang kepada pembeli satu bulan setelah terjadinya
akad salam
c. Penjual menyerahkan barang satu hari kemudian
d. Pembeli mencicil pembayaran
Pokok-Pokok Materi
1. Pengertian Istishna’
2. Rukun Istishna’
3. Syarat Istishna’
URAIAN MATERI
1. Pengertian Ishtisna’
Istishna' adalah bentuk ism mashdar dari kata dasar istashna'a-yastashni'u.
Artinya meminta orang lain untuk membuatkan sesuatu untuknya. Misalnya, orang
mengatakan istashna'a fulan baitan, kita meminta orang lain untuk membuatkan
rumah.7
Rangkuman
Akad istishna’ berasal dari isim masdar yang berarti meminta orang lain membuatkan
sesuatu. Istishna’ dapat pula diartikan sebagai jual beli dengan sistem pembayaran di
muka dan barang didapatkan belakangan. Hal ini berbeda dengan sistem kredit.
Landasan hukum istishna’ ada di dalam alquran, hadis dan ijma’ ulama. Dalam akad
istishna’ penjual harus hati-hati karena bisa terjemus pada akad salam jika salah
dalam kesepakatan awal. Ada syarat yang harus dipenuhi, yaitu adanya
penyebutan
Tugas
1. Bagaimana anda membedakan akad istishna’ dengan sistem kredit?
2. Menurut anda apa manfaat dari akad istishna’ dalam sistem ekonomi?
Tes Formatif
1. Apa yang boleh diakadkan dalam istishna’?
a. Sabun
b. Roti
c. Beras
d. Logo
2. Mengapa akad istishna’ penting di era modern?
a. Memudahkan orang memenuhi kebutuhan
b. Membuat orang semakin cepat bertansaksi jual beli
c. Membuat orang semakin cepat mendapatkan barang
d. Adanya kelangkaan barang
3. Rukun akad istina’ ada tiga kecuali
a. Ada penjual dan pembeli
b. Ada barang yang diperjualbelikan
c. Ada kesepakatan
d. Ada ijab qabul
4. Yang dimaksud dengan mustashni’ adalah:
a. Pemesan
b. Produsen
c. Penjual
d. pembeli
Pokok-Pokok Materi
1. Pengertian Bai’ Bitsaman ‘Ajil
2. Rukun Bai’ Bitsaman ‘Ajil
3. Syarat Bai’ Bitsaman ‘Ajil
URAIAN MATERI
1. Pengertian Bai’ Bitsaman ‘Ajil
Bai` Bits-Tsaman Ajil dapat dikatakan sebagai istilah baru dalam literatur fiqih islam,
walaupun secara aplikatif, telah dilakukan oleh masyarakat sejak dahulu. Secara
harfiyah, Bai`maknanya adalah jual-beli atau transaksi. Tsaman maknanya harga dan
Ajil maknanya bertempo atau tidak tunai.
Rangkuman
Bai` Bits-Tsaman Ajil dapat dikatakan sebagai istilah baru dalam literatur fiqih islam,
walaupun secara aplikatif, telah dilakukan oleh masyarakat sejak dahulu. Secara
harfiyah, Bai`maknanya adalah jual-beli atau transaksi. Tsaman maknanya harga dan
Ajil maknanya bertempo atau tidak tunai. Bai` Bits-Tsaman Ajil dapat dikatakan
sebagai jual beli yang uangnya diberikan secara bertahap atau
belakangan/ditangguhkan. Artinya, harga barang bisa berbeda ketika barang tersebut
dibeli secara tunai.
Tes Formatif
1. Andi membeli HP seharga 2 juta, tetapi karena uangnya belum cukup untuk
membayar tunai, maka ia menangguhkan pembayarannya di belakang. Akad
ini di sebut;
a. Pinjaman ke bank
b. Bai` Bits-Tsaman Ajil
c. Agunan
d. Jual beli
2. Salah satu bank di Indonesia yang pertama kali menerapkan sistem syariah
Islam adalah
a. BNI Syariah
b. Bank Muamalat
c. Bank Syariah Mandiri
d. Bank Indonesia
3. Andi seorang bankir, sedangkan Saiful seorang nasabah. Saiful hendak
membeli barang ke Andi. Andi meminta Saiful untuk mewakilinya membeli
ke pasar, disebut apakah kejadian ini?
a. Bai` Bits-Tsaman Ajil
b. Hutang-piutang
c. Jual beli
d. Akad muwakalah
4. Makna “tsaman” dalam istilah bai’ bits-Tsaman ajil adalah:
BAB 3
KHIYAR
KEGIATAN BELAJAR 1 : PENGERTIAN KHIYAR
Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan
Memahami dan menguasai khiyar dalam agama islam.
Subcapaian Pembelajaran Mata Kegiatan
1. Mempelajari pengertian khiyar
2. Mempelajari Syarat dan Rukun
3. Memahami dasar hukum khiyar
Pokok-Pokok Materi
1. Pengertian khiyar
2. Syarat dan rukun khiyar
Uraian Materi
1. Pengertian Khiyar
Khiyar, menurut bahasa artinya “memilih yang terbaik”. Sedangkan
pengertian khiyar menurut istilah syara’, “penjual dan pembeli boleh memilih antara
meneruskan atau mengurungkan jual-belinya”.
Tentunya dalam bisnis, khiyar adalah hal yang perlu dipertimbangkan dan
juga dipahami, baik oleh penjual ataupun pembeli. Khiyar dalam konteks jual beli
bisa memiliki beberapa maksud. Hal ini diantaranya adalah hak memilih yang
diberikan kepada dua belah pihak (penjual dan pembeli). Penjual dan pembeli
memiliki hak yang sama untuk melangsungkan jual beli serta mengikuti syarat-syarat
jual beli.
Tujuan adanya khiyar adalah agar kedua belah pihak (baik penjual ataupun
pembeli) tidak akan mengalami kerugian atau penyesalan setelah transaksi yang
diakibatkan dari sebab-sebab tertentu dari proses jual beli yang dilakukan. Atau hal
yang terkait mengenai barang ataupun harga. Berikut adalah penjelasan mengenai
khiyar dalam jual beli.
Setiap aturan islam pasti ada hikmah dan orientasi pemecahan masalah yang
dapat diselesaikan. Tentu begitupun dengan adanya aturan khiyar dalam proses
transaksi jual beli. Dengan adanya aturan khiyar, dapat diambil beberapa hikmah
yang luas. Hal ini adalah sebagai berikut:
Dengan adanya khiyar dapat mempertegas adanya akad yang terdapat dalam
jual beli
Membuat kenyamanan dan akan muncul kepuasan dari masing-masing belah
pihak
Dengan adanya khiyar, maka penipuan dalam transaksi akan juga
terhindarkan, karena adanya kejelasan dan hak yang sudah jelas
امهعيب ةكرب تقحم امتك و ابذك ناو امهعيب ىف مهل كروب انيبو اقدص ناف اقرفتي ملام رايخالب ناعيبال
Artinya: Dua orang yang sedang melakukan transaksi jual beli ada hak
Khiyar selama keduanya belum pisah. Jika mereka jujur dan terbuka, maka jual beli
mereka akan diberkahi, dan jika keduanya saling mendustai dan tidak terbuka maka
jual beli mereka akan ditutup barakahnya.
رايخال عيب لاا اقرفتي ىتح امهنيب عيب ال نيعيب لك ملس و هيلع هللا لص هللا لوسر لاق
Rasulullah SAW bersabda tidak dikatakan ada jual beli antara dua orang
yang bertransaksi jual beli sampai mereka berpisah kecuali jual beli Khiyar (jual beli
yang dilakukan dengan memberikan hak pilih kepada masing-masing pihak).
Dua hadits diatas menunjukan adanya hak Khiyar bagi orang yang sedang
melakukan transaksi jual beli (M. Yazid Afandi, 76).
2. Macam-macam Khiyar
Khiyar Majlis
Khiyar majlis sah menjadi milik si penjual dan si pembeli semenjak
dilangsungkannya akad jual beli hingga mereka berpisah, selama mereka berdua
tidak mengadakan kesepakatan untuk tidak ada khiyar, atau kesepakatan untuk
menggugurkan hak khiyar setelah dilangsungkannya akad jual beli atau seorang
Rangkuman
Secara bahasa khiyar dapat diartikan ‘’pilihan, kebebasan memilih, kemauan sendiri,
kebaikan, berdasarkan kemauan sendiri. Sedangkan menurut istilah yang disebutkan
didalam kitab fiqih islam yaitu ‘’khiyar artinya boleh memilih antara dua,
meneruskan aqad jual beli atau di urungkan, (ditarik kembali tidak jadi jual beli).
Cara menggugurkan khiyar ada tiga: penggguran jelas (sharih), pengguran dengan
dilalah, dan pengguguran khiyar dengan kemadharatan. Tujuan khiyar ialah agar
orang-orang yang melakukan akad jual beli tidak dirugikan dalam transaksi yang
mereka lakukan, sehingga kemaslahatan yang dituju dalam suatu transaksi tercapai
dengan sebaik-baiknya.
Tugas
Untuk menguji kemampuan dalam pembahasan khiyar, perlu mengkaji pembahasan
di bawah ini;
Tes Formatif
1. Disebut hak khiyar dalam jual beli adalah hak untuk ….
a. memilih barang-barang yang akan dibeli
b. meneruskan atau membatalkan jual beli
c. menunda jual beli
d. meneruskan jual beli
2. Ada berapa macam Khiyar ?
a. 5
b. 4
c. 6
d. 3
3. Apakah Khiyar majlis itu ?
a. Memilih antara jadi jual beli atau tidak jadi selama pembeli dan penjual masih
berada di tempat jual beli.
b. Khiar cacat
c. Untuk melangsungkan akad jual beli atau membatalkannya apabila barang
tersebut cacat.
d. Menunda jual beli.
4. Apa yang dimaksud dengan khiyar aibi menurut bahasa ……..
a. Cacat
b. Bagus
c. Mahal
d. Murah
5. Berikut ini contoh dari khiyar aibi ………..
Pokok-Pokok Materi
1. Cara-cara Menggugurkan Khiyar
2. Sebab-Sebab berakhirnya Khiyar
Uraian Materi
1. Cara Menggugurkan Khiyar
Cara mengugurkan Khiyar ada tiga :
•Penguguran Jelas (Sharih)
Penguguran sharih ialah penguguran oleh orang yang berkhiyar, seperti
menyatakan,”Saya batalkan khiyar dan saya rida.”Dengan demikian,akad
menjadi lazim (sahih).Sebaliknya akad gugur dengan pernyataan,”Saya
batalkan atau saya gugurkan akad.”
•Pengguguran Dengan Dilalah
Pengguguran dengan Dilalah adalah adanya tasharuf (beraktifitas dengan
barang tersebut ) dari perilaku khiyar yang menunjukkan bahwa jual-beli jadi
Rangkuman
Cara menggugurkan khiyar ada tiga: a) pengguguran dengan jelas; b)pengguguran
dengan dilalah; c) pengguguran dengan kemadharatan.
Adapun sebab pengguguran dengan kemadharatan dikarenakan; habis waktu, adanya
kematian yang memberi syarat, adanya sejenis kematian, dan adanya cacat pada
barang.
Tes Formatif
1. Jika seseorang mengatakan “saya batalkan akad ini”. Pernyataan ini termasuk
dalam:
a. Khiyar sharih
b. Khiyar ‘aibi
c. Khiyar majelis
d. Khiyar dilalah
2. Pengguguran karena adanya tasharruf disebut khiyar:
a. Khiyar majelis
b. Khiyar ‘aibi
c. Khiyar dilalah
d. Khiyar sharih
3. Ketika dalam proses akad khiyar tiba-tiba si fulan kambuh gilanya. Maka
akad ini:
a. Tetap berlanjut
b. Sah
c. Gugur
d. haram
4. Sebab-sebab gugurnya khiyar:
a. Bosan
b. Kaya
c. Keinginan sendiri
Pokok-Pokok Materi
5. Manfaat Pengertian khiyar
6. Hikmah Khiyar
Uraian Materi
1. Manfaat Khiyar
Khiyar tidak saja diperlukan dalam kehidupan umat manusia, melainkan
sangat memberikan manfaat untuk melangsungkan akad jual beli yang saling
menguntungkan satu sama lain. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak
terlepas dari kegiatan jual beli, karena jual beli sudah merupakan kebutuhan
kita yang tidak dapat kita tinggalkan. Islam sangat memperhatikan persoalan
yang mengutamakan sisi harmonitas dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh
karena itu, Islam mengajarkan agar kegiatan jual beli mendapatkan ridla Allah
Swt dan membawa kemashlahatan, diperlukan khiyar atau memilih satu
2. Hikmah Khiyar
Khiyar dapat membuat akad jual beli berlnagsung menurut prinsip –
prinsip islam, yaitu suka sama suka antara penjual dan pembali.
Mendidik masyarakat agar hati-hati dalam melakukan akad jual beli,
sehingga pembeli mendapatkan barang yang baik atau benar-benar
disukainya.
Penjual tidak semena-mena menjual barangnya kepada pembeli dan
mendidiknya agar besikap jujur dalam menjelaskan keadaan barang.
Terhindar dari unsur-unsur penipuan, baik dari pihak penjual maupun
pembeli, karena ada kehati-hatian dalam proses jual beli.
Khiyar dapat memelihara hubungan baik dan terjalin cinta kasih antra
sesama. Adapun ketidak jujuran atau kecuarangan pada akhirnya akan
berakibat dengan penyesalan yang mengarah pada kemarahan,
kedengkian.9
Rangkuman
Khiyar sangat memberikan manfaat bagi kehidupan umat manusia di antaranya;
menghindari kerugian salah satu pihak, menghindari perselisihan, permusuhan, dan
segala konflik yang diakibatkan oleh kesalahpahaman dalam menjalankan transaksi
9 Ali Mahrus, “Telaah Penerapan Prinsip Khiyar dalam Transaksi Jual Beli di Pasar
Ciputat”(Skripsi, UIN
Syrif Hidayatullah, Jakarta, 2014)., hal
41
Tugas
Untuk memperdalam kajian ini, pembahasan pertanyaan di bawah ini menjadi
penting untuk dieksplorasi lebih dalam lagi;
1. Manfaat apa saja yang diperoleh dari akad khiyar?
2. Hikmah apa yang diajarkan Islam melalui akad khiyar?
Tes Formatif
1. Di antara manfaat khiyar, kecuali;
a. Menghindari kebaikan
b. Menghindari konflik
c. Menjaga kecintaan
d. Menghindari penipuan
2. Di bawah ini contoh perilaku akibat dari adanya khiyar adalah;
a. Saling bermusuhan
b. Saling menyayangi
c. Saling mencaci
d. Saling memberi
3. Konflik yang terjadi antara penjual dan pembeli bisa terhindar merupakan
a. Madharat khiyar
b. Aib khiyar
c. Manfaat khiyar
d. Khiyar dilalah
4. Ketidakjujuran dalam melakukan akad jual beli akan menimbulkan;
a. Perdamaian
b. Biasa saja
Pokok-Pokok Materi
1. Jual Beli Online (online shop) dan hukumnya
2. Hak Khiyar dalam Jual Beli Online (online shop)
Uraian Materi
1. Pengertian Jual Beli Online (Oline Shop) dan hukumnya
Pengertian online shop adalah suatu proses pembelian barang atau jasa dari
mereka yang menjual melalui internet. Definisi lain untuk bisnis online, ada
istilah e-commerce. Tetapi yang pasti, setiap kali orang berbicara tentang e-
commerce, mereka memahaminya sebagai bisnis yang berhubungan dengan
internet. Dari definisi diatas, bisa diketahui karakteristik bisnis online, yaitu:
1) Terjadinya transaksi antara dua belah pihak; 2) Adanya pertukaran barang,
Rangkuman
Pengertian online shop adalah suatu proses pembelian barang atau jasa dari mereka
yang menjual melalui internet. Jual beli online dalam islam diperbolehkan dengan
syarat harus diterangkan sifat- sifatnya dan ciri- cirinya. Kemudian jika barang sesuai
dengan keterangan penjual, maka sahlah jual belinya. Tetapi jika tidak sesuai maka
pembeli mempunyai hak khiyar, artinya boleh meneruskan atau membatalkan jual
belinya. Konsumen harus diberikan hak khiyar dalam pelaksanaan jual beli online.
Tugas
Untuk memperdalam kajian ini, perlu kiranya kita mendiskusikan pertanyaan berikut
ini;
1. Apa yang dimaksud jual beli online dan apa perbedaan antara jual beli online
dan offline?
2. Bagaimana Islam memandang hukum jual beli online?
Tes Formatif
1. Jual beli melalui media elektronik, disebut juga dengan:
a. Jual beli langsung
b. Jual beli online
c. Jual beli canggih
Kegiatan Belajar 4
Kunci Jawaban Tes Formatif
1. B
2. A
3. B
4. C
5. D
URAIAN MATERI
1. Pengertian Riba
Riba menurut bahasa berarti tambahan (ziyadah). Secara istilah berarti tambahan
pada harta yang disyaratkan dalam transaksi dari dua pelaku akad dalam tukar
menukar antara harta dengan harta.
Riba dipraktekan sudah dimulai semenjak bangsa Yahudi sampai masa Jahiliyah
sebelum Islam dan awal-awal masa ke-islaman. Padahal semua agama Samawi
mengharamkan riba karena tidak ada kemaslahatan sedikitpun dalam kehidupan
bermasyarakat. Allah SWT berfirman:
همنع اومهن دمقو امبرلا مهذمخأو ارميرك هللا ليبمس نمع مهد بو مهل تلحأ تابيط مهيلع انمرح اوداه نيذلا نم ملظبف اميلأ اباذع
مهنم نيرفاكلل اندتعأو لطابلاب سانلا الومأ مهلكأو
Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan atas
mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan
bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi (manusia) dari jalan
Allah, dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka
telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang
Rangkuman
Riba berarti menetapkan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman saat pengembalian
berdasarkan persentase tertentu dari jumlah pinjaman pokok, yang dibebankan
kepada peminjam. Riba secara bahasa bermakna: ziyadah (tambahan). Sedangkan
menurut istilah teknis, riba berarti pengambilan tambahan dari harta pokok atau
modal secara bathil. Macam-macam riba yaitu: Riba Yad, Riba Jahiliyah, Riba
Qardhi, Riba Fadli, dan Riba Nasi’ah.
Faktor-faktor yang melatar belakangi perbuatan memakan hasil riba yaitu: Nafsu
dunia kepada harta benda, serakah harta, tidak pernah merasa bersyukur dengan apa
yang telah Allah SWT berikan, imannya lemah, serta selalu ingin menambah harta
dengan berbagai cara termasuk riba.
Tugas
1. Uraikan pengertian Riba dan dalil Al-Quran!
2. Bagaimana anda mengetahui praktek jual beli yang mengandung riba?
Tes Formatif
1. Allah swt. memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Hal ini dijelaskan dalam
Alquran surat….
a. Q.S. Al Baqarah ayat 276
Uraian Materi
Macam-Macam Riba
Al-Hanafi mengatakan bahwa riba itu terbagi menjadi dua, yaitu riba Al-Fadhl dan
riba An-Nasa'. Sedangkan Imam As-Syafi'i membaginya menjadi tiga, yaitu riba Al-
Fadhl, riba An-Nasa' dan riba Al-Yadd. Dan Al-Mutawally menambahkan jenis
keempat, yaitu riba Al-Qardh. Semua jenis riba ini diharamkan secara ijma'
berdasarkan nash Al Qur'an dan hadits Nabi" (Az Zawqir Ala Iqliraaf al Kabaair vol.
2 him. 205).
Secara garis besar bisa pembagian riba dikelompokkan menjadi dua besar, yaitu
riba hutang-piutang dan riba jual-beli. Kelompok pertama terbagi lagi menjadi riba
qardh dan riba jahiliyah. Sedangkan kelompok kedua, riba jual-beli, terbagi menjadi
riba fadhl dan riba nasi’ah.
Riba Qardh
Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu yang disyaratkan terhadap yang
berhutang (muqtaridh).
Riba Jahiliyyah
Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena si peminjam tidak mampu membayar
hutangnya pada waktu yang ditetapkan.
Riba Fadhl
Riba fadhl adalah riba yang terjadi dalam masalah barter atau tukar menukar
benda. Namun bukan dua jenis benda yang berbeda, melainkan satu jenis barang
namun dengan kadar atau takaran yang berbeda. Dan jenis barang yang
Rangkuman
Al-Hanafi mengatakan bahwa riba itu terbagi menjadi dua, yaitu riba Al-Fadhl dan
riba An-Nasa'. Sedangkan Imam As-Syafi'i membaginya menjadi tiga, yaitu riba Al-
Fadhl, riba An-Nasa' dan riba Al-Yadd. Dan Al-Mutawally menambahkan jenis
keempat, yaitu riba AlQardh. Semua jenis riba ini diharamkan secara ijma'
berdasarkan nash Al Qur'an dan hadits Nabi"
Tes Formatif
1. Riba dalam arti bahasa berarti:
a. ‘aib
b. Ziyadah
c. Ra’sul mal
d. Hasyiyah
2. Secara garis besar riba terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Riba hutang piutang dan riba jual beli
b. Riba jasa dan Riba hutang piutang
c. Riba jual beli dan riba fadl
d. Riba nasa’I dan riba hutang piutang
3. Yang termasuk barang ribawi menurut ketentuan hadist nabawi ada 6, yaitu;
a. Gandum, jagung, beras, emas, perak, berlian
b. Jagung, emas, perak, barang tambang, gandum, buah-buahan
c. Emas, perak, gandum, garam, terigu, dan kurma
d. Kurma, emas, perak, berlian, barang tambang, jagung
4. Pak Arman berhutang kepada bu Yuli sebesar satu juta rupiah, namun bu yuli
minta agar nanti dikembalikan padanya sebesar 1.500.000 rupiah. pernyataan
ini merupakan contoh;
a. Riba nasa’i
b. Riba fadl
c. Riba yadd
d. Rifa qardh
Uraian Materi
1. Implikasi Riba dalam Kehidupan Ekonomi
Islam memang sangat melarang riba dalam seluruh praktek kehidupan
perekonomian karena memiliki dampak yang signifikan. Di antara dampak
yang nampak dalam kehidupan ekonomi adalah;
Pertama, Ketidakadilan distribusi pendapatan dan kekayaan. Prinsip riba yang
memberikan hasil tetap pada satu pihak (pemodal) dan hasil tak tetap pada
pihak lawan (pengusaha).
Kedua, Potensi ekploitasi terhadap pihak yang lemah dan keuntungan lebih
berpihak pada orang-orang kaya. Sistem riba memiliki kecenderungan
terjadinya akumulasi modal pada pihak bermodal tinggi.
Rangkuman
Implikasi riba dalam kehidupan ekonomi, di antaranya; adanya ketidakadilan,
eksploitasi, dan ketidak efisienan, dan terhambatnya investasi. Sementara implikasi
dalm kehidupan bermasyarakat di antaranya; menimbulkan permusuhan,
menumbuhkan mental pemboros, merupakan bentuk penjajahan, menimbulkan kasta
sosial dan semakin mempertajam jurang pemisah antara si kaya dan si miskin, bentuk
pencurian, dan menurunkan minat investasi.
Tugas
Untuk memperdalam kajian pada pembahasan ini, perlu ada diskusi lanjut terkait
dengan pertanyaan berikut;
1. Bagaimana dampak riba dalam bidang ekonomi?
2. Bagaimana dampak riba dalam kehidupan masyarakat?
Uraian Materi
1. Hikmah diharamkannya riba
Riba telah jelas dan tegas dilarang dalam Islam. Pelarangan riba dalam al-
Qur’an tidak diturunkan sekaligus melainkan secara bertahap, sejalan dengan
kesiapan masyarakat pada masa itu, seperti pelarangan minuman keras.
Adapun tahap-tahap pelarangan riba dalam al-Qur'an dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Tahap pertama, disebutkan bahwa riba akan menjauhkan kekayaan dari
keberkahan Allah, sedangkan shodaqoh akan meningkatkan keberkahan
berlipat ganda (QS. Ar-Rum: 39).
Tahap kedua, pada awal periode Madinah, praktik riba dikutuk dengan keras,
sejalan dengan larangan pada kitab-kitab terdahulu. Riba dipersamakan
dengan mereka yang mengambil kekayaan orang lain secara tidak benar dan
mengancam kedua belah pihak dengan siksa Allah yang pedih (QS. An-Nisa’:
160-161).
Tahap ketiga, pelarangan riba dengan dikaitkan pada suatu tambahan yang
berlipat ganda (QS. Ali Imron: 130). Ayat ini turun setelah perang Uhud yaitu
tahun ke-3 Hijriyah. Menurut Antonio (2001: 49), istilah berlipat ganda harus
Tugas
Untuk memperdalam kajian pembahasan ini, perlu dibahas pertanyaan berikut ini;
1. Bagaimana hikmah dari pelarangan riba dalam ajaran Islam?
2. Bagaimana upaya penanggulangan terjadinya praktek riba?
Tes Formatif
1. Pelarangan riba dalam al-Qur'an diturunkan secara...
a. Langsung
b. Bertahap
c. Tegas
d. Haram
2. Ada berapa tahap dalam proses turunnya al-Qur'an memberikan hukum
terhadap riba...
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
3. Turunnya surat an-nisa' ayat 160-161 merupakan peringatan haramnya riba pada
tahap...
a. 1
b. 2
c. 3
DAFTAR PUSTAKA
Abd. Rahman.dkk..Fuqh Muamalah,(Jakarta: Kencana, 2010)
Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Muamalat: Sistem Transaksi dalam Islam,
(Jakarta: Amzah, 2014)
Ali Mahmud Daud, Hukum Islam Di Indonesia : Pengantar Hokum Islam dan Tata
Hokum Islam di Indonesia, (Jakarta : PT: Grafindo, 1993)
Ali Mahrus, “Telaah Penerapan Prinsip Khiyar dalam Transaksi Jual Beli di Pasar
Ciputat” (Skripsi, UIN Syrif Hidayatullah, Jakarta, 2014)
Ibn Abidin¸ Ad-Dar Al-Muhtar, Hasan, Ali , Bebagai Macam Transaksi Dalam
Islam,
Ibnu Mas’ud & Zainal Abidin, Fiqih Madzhab Syafi’i, (Bandung: Pustaka Setia,
2007)
Imam Syafii, ar-Risalah, alih bahasa Ahmadi Thoha, cet ke-1 (Jakarta: Pustaka
Firdaus, 1986)
Sayyid Sabiq,. Fiqh Sunnah,(Beirut: Dar al-Fikr, 1983), jilid III, cet.ke-4
CPMK :
Memahami aturan hukum Islam dan dalil-dalil terkait dengan pembunuhan
SUBCPMK:
1. Menjelaskan pengertian pembunuhan.
2. Menyebutkan macam-macam pembunuhan.
3. Mendeskripsikan dasar hukum larangan membunuh
4. Mengidentifikasi hukuman pelaku pembunuhan
5. Menganalisis hikmah larangan pembunuhan
URAIAN MATERI
A. Pengertian Pembunuhan
Pembunuhan secara bahasa adalah menghilangkan nyawa seseorang. Sedangkan
secara istilah pembunuh adalah pebuatan manusia yang mengakibatkan hilangnya
nyawa seseorang baik dengan sengaja atau pun tidak sengaja, baik dengan alat yang
mematikan atau pun dengan alat yang tidak mematikan, artinya melenyapkan nyawa
seseorang dengan sengaja atau tidak sengaja, dengan menggunakan alat mematikan
ataupun tidak mematikan. Sejalan dengan pendapat sebagian ulama bahwa,
pembunuhan merupakan suatu perbuatan manusia yang menyebabkan hilangnya nyawa
seseorang dan itu tidak dibenarkan dalam agama Islam.
B. Macam-macam Pembunuhan
Pembunuhan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pembunuhan sengaja,
pembunuhan seperti sengaja dan pembunuhan tersalah.
1. Pembunuhan sengaja yaitu pembunuhan yang telah direncanakan dengan
menggunakan alat yang mematikan, baik yang melukai atau memberatkan
(mutsaqal). Dikatakan pembunuhan sengaja apabila ada niat dari pelaku
sebelumnya dengan menggunakan alat atau senjata yang mematikan. Si
CPMK :
Memahami aturan hukum Islam tentang qishash beserta dalil-dalilnya
SUBCPMK:
1. Menjelaskan pengertian qishash
2. Menyebutkan macam-macam qishash
3. Mendeskripsikan hukum qishash
4. Mengidentifikasi syarat-syarat qishash
5. Menganalisis hikmah hukum qishash
URAIAN MATERI
A. Pengertian Qishash
Qisas berasal dari kata ص اصقyang berarti memotong atau berasal dari kata Iqtassan
yang artinya mengikuti, yakni mengikuti perbuatan si penjahat sebagai pembalasan atas
perbuatannya. Menurut syara’ qishash ialah hukuman balasan yang seimbang bagi
pelaku pembunuhan maupun perusakan atau penghilangan fungsi anggota tubuh orang
lain yang dilakukan dengan sengaja.
B. Macam-macam Qishash
Berdasarkan pengertian di atas maka qishash dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Qishash pembunuhan (yang merupakan hukuman bagi pembunuh).
2. Qishash anggota badan (yang merupakan hukuman bagi pelaku tindak pidana
melukai, merusak atau menghilangkan fungsi anggota badan).
C. Hukum Qishash
Hukuman mengenai qishash ini, baik qishash pembunuhan maupun qishah anggota
badan, dijelaskan dalam al -Qur’an surat Al Maidah: 45:
صاصق حورجلاو نسل ِب نسلاو نذلأ ِب نذلأاو فنلأ ِب فنلأاو ْيعل ِب ْيعلاو سفنل ِب سفنلا نأ ايهف ميهلع انبتكو
فLت نمL ف هب قدصLك ُوهL L و َل ةرافLأ امب ُك َي مل نمL Lنوملاظلا هُ كئـلوأف لاّل لزن
Artinya: “Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka didalamnya (At-Taurat)
bahwasannya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung,
CPMK :
Memahami aturan hukum Islam tentang khilafah beserta dalil-dalil pendukungnya
SUBCPMK:
1. Menjelaskan pengertian khilafah
2. Menyebutkan dasar hukum khilafah menurut Islam
3. Mendeskripsikan tujuan khilafah dalam Islam
4. Menganalisis hikmah khilafah dalam Islam
URAIAN MATERI
A. Pengertian Khilafah
Khilafah berasal dari bahasa arab khalafa, yakhlifu, khilafatan yang artinya
menggantikan. Dalam konteks sejarah Islam, khilafah adalah proses menggantikan
kepemimpinan Rasulullah SAW, dalam menjaga dan memelihara agama serta mengatur
urusan dunia. Pada masa sekarang istilah khilafah sama artinya dengan suksesi yang
juga berarti proses pergantian kepemimpinan.
Sedangkan menurut istilah khilafah berarti pemerintahan yang diatur berdasarkan
syariat Islam. Khilafah bersifat umum, meliputi kepemimpinan yang mengurusi bidang
keagamaan dan kenegaraan sebagai pengganti Rasulullah. Khilafah disebut juga dengan
Imamah atau Imarah. Pemegang kekuasaan khilafah disebut Khalifah, pemegang
kekuasaan Imamah disebut Imam, dan pemegang kekuasaan Imarah disebut Amir.
Kalau dibahas lebih lanjut tentang istilah Khilafah, Imamah, dan Imarah terdapat
berbagai versi dan sudut pandang. Istilah khilafah yang semula muncul pertama kali
pada masa Abu Bakar sebetulnya lebih karena posisi beliau yang merupakan pengganti
(khalifah) Rasulullah shingga masyarakat menyebutnya dengan panggilan “khalifah al-
Rasul” yang berfungsi melanjutkan tugas Rasulullah dalam kapasitasnya sebagai
pemimpin politik dan keagamaan, bukan sebagai Rasul. Pada masa Umar bin Khatab,
gelar Khalifah malah digantinya denga Amir (Amir al-Mu’minin). Sedangkan pada
masa pemerintahan Abbasiyah, gelar Khalifah tidak sekedar bermakna pengganti Rasul
CPMK:
Memahami aturan hukum Islam dan dalil-dalil terkait dengan jihad
SBCPMK:
1. Menjelaskan pengertian jihad
2. Menyebutkan dasar hukum jihad menurut Islam
3. Mengidentifikasi macam-macam jihad dalam Islam
4. Mendeskripsikan hukum jihad dalam Islam.
URAIAN MATERI
A. Pengertian Jihad
Kata jihad berasal dari kata jâhada yujâhidu jihâdan wa mujâhadatan. Asal
katanya adalah jahada yajhadu jahdan/juhdan yang berarti kekuatan (al-thâqah) dan
upaya jerih payah (al-masyaqqah). Secara bahasa jihad berarti mengerahkan segala
kekuatan dan kemampuan untuk membela diri dan mengalahkan musuh. sedangkan
menurut istilah ulama fikih, jihad adalah perjuangan melawan orang-orang kafir untuk
tegaknya agama Islam. Jihad juga dapat berarti mencurahkan segenap upaya dan
kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang berhubungan dengan kesulitan
dan penderitaan. Sehingga, jâhada berarti mencurahkan segala kemampuan dalam
membela dan memperoleh kemenangan. Dikaitkan dengan musuh, maka jâhada al-
‘aduww berarti membunuh musuh, mencurahkan segenap tenaga untuk memeranginya,
dan mengeluarkan segenap kesungguhan dalam membela diri darinya.
Pelaku jihad disebut mujâhid. Dari akar kata yang sama lahir kata ijtihâd yang berarti
upaya sungguh-sungguh dengan mengerahkan segala kemampuan untuk mengambil
kesimpulan atau keputusan sebuah hukum dari teks-teks keagamaan.
Dengan demikian jihad berarti sebuah upaya sungguh-sungguh yang dilakukan oleh
seorang Muslim dalam melawan kejahatan dan kebatilan, mulai dari yang terdapat
dalam jiwa akibat bisikan dan godaan setan, sampai pada upaya memberantas kejahatan
dan kemungkaran dalam masyarakat. Upaya tersebut dapat dilakukan antara lain
melalui kerja hati berupa kebulatan tekad dan niat untuk berdakwah, kerja lisan berupa
QS. Lukman: 15
Melawan segala bentuk pemaksaan membutuhkan keberanian untuk menolaknya.
Apalagi pemaksaan yang terkait dengan masalah keyakinan. Meskipun demikian, kita
tetap harus menjaga hubungan baik dengan mereka dalam pergaulan sehari-hari. Allah
berfirman :
لِا بناأ نم ليبس عبتاو افورعم اينلا ّف ام ْبحاصو امُهعطت لاف لمع هب ل سيل ام ب كشت نأ لَع كادهاج ناو
نولمعت ُتنك امب ُكئبنأف ُكعجرم لِا ث
"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang
tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya,
dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali
kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu
apa yang telah kamu kerjakan.”
LATIHAN SOAL
A. Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban A, B, C, atau D yang paling tepat!
1. Di bawah ini yang termasuk macam-macam pembunuhan, kecuali...
a. Pembunuhan sengaja
b. Pembunuhan seperti sengaja
c. Pembunuhan tersalah
d. Pembunuhan bersalah
2. Fulan secara tidak sengaja menabrak Dodo hingga meninggal, keluarga Dodo telah
memaafkan ketidaksengajaan Fulan dan dapat menerima dengan ikhlas, tetapi fulan
URAIAN MATERI
A. Pengertian Al Qur’an
Menurut bahasa, kata “al Qur’an” adalah bentuk isim masdar dari kata “qa-ra-
a” yang berarti membaca yaitu kata “qur-a-nan” yang berarti yang dibaca.
Demikian pendapat Imam Abu Hasan Ali bin Hazim. Penambahan huruf alif dan lam
atau al, pada awal kata menunjuk pada kekhusususan tentang sesuatu yang dibaca, yaitu
bacaan yang diyakini sebagai wahyu Allah SWT. Sedang penambahan huruf alif dan
nun pada akhir kata menunjuk pada makna suatu bacaan yang paling sempurna.
Kekhususan dan kesempurnaan suatu bacaan tersebut berdasar pada firman Allah SWT
sendiri yang terdapat dalam QS. Al Qiyamah:17-18 dan QS. Fushshilat (41): 3.
اLع نLيلLنLج اLعLقو هLأرLنL ه-١٧L- فLناأرق اذاL ف هLتاLأرق عبLنL ه-١٨
“Sesungguhnya atas tanggungan Kamilah (Allah SWT) mengumpulkan didadamu dan
membuatmu pandai membacanya, jika Kami (Allah SWT) telah selesai membacanya,
maka ikutilah (sistem) bacaan itu“. (QS Al Qiyamah:17-18)
كLف باتLصLأ تلLَيLتLق هLأرLع ناLيبرLل اLقLي موLعLلLمLوLن
“Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa arab untuk kaum
yang mengetahui”. (QS. Fushshilat (41): 3)
URAIAN MATERI
A. Pengertian Hadits
Hadis ialah segala hal yang datang dari Nabi Muhammad saw., baik berupa ucapan,
perbuatan, ketetapan dan cita-cita nabi SAW.
Para ulama telah bersepakat bahwa hadis dapat berdiri sendiri dalam mengadakan
hukum-hukum, seperti menghalalkan atau mengharamkan sesuatu. Kekuatannya sama
dengan Al Qur’an.
B. Kedudukan Hadits sebagai sumber hukum Islam
Hadis merupakan segala hal yang disandarkan kepada Nabi SAW. yang dijadikan
dasar untuk menentukan hukum dalam ajaran Islam. Hal ini dikarenakan Nabi SAW
adalah sosok yang mulia dan menjadi suri tauladan bagi umat manusia.
Para ulama ahli ushul fiqih, menjadikan hadis untuk menentukan hukum Islam
setelah tidak ditemukan keterangan dalam Alquran. Oleh karena itu, para ulama sepakat
menempatkan hadis sebagai sumber pokok ajaran setelah Al Qur’an.
Penempatan hadis sebagai sumber pokok ajaran setelah Al Qur’an didasarkan atas
argumen bahwa antara Al Qur’an dan hadis terdapat perbedaan ditinjau dari segi
redaksi dan cara penyampaian atau cara penerimaannya.
1. Dari segi redaksi
Diyakini bahwa Al Qur’an adalah wahyu Allah SWT yang disusun langsung
redaksinya oleh Allah SWT sedang malaikat Jibril sekedar penyampai wahyu
tersebut kepada Nabi SAW. Dengan tanpa perubahan sedikitpun wahyu tersebut
disampaikan Nabi SAW., kepada umatnya yang terlebih dahulu ditulis
oleh
URAIAN MATERI
A. Pengertian Ijma’
Ijma’ dalam pengertian bahasa memiliki dua arti. Pertama, berupaya (tekad)
terhadap sesuatu. Pengertian kedua, berarti kesepakatan. Perbedaan arti yang
pertama dengan yang kedua ini bahwa arti pertama berlaku untuk satu orang dan arti
kedua lebih dari satu orang.
Ijma’ dalam istilah ahli ushul adalah kesepakatan semua para mujtahid dari kaum
muslimin pada suatu masa setelah wafat Rasul Saw atas hukum syara yang tidak
ditemukan dasar hukumnya dalam Al Qur’an dan Hadis.
Hal itu pernah dilakukan Abu Bakar. Apabila ditemukan suatu perselisihan, pertama
ia merujuk kepada kitab Allah, Jika tidak ditemui dalam kitab Allah dan ia mengetahui
masalah itu dari Rasulullah SAW., ia pun berhukum dengan sunnah Rasul. Jika ia
ragu mendapati dalam sunnah Rasul SAW., ia kumpulkan para shahabat dan ia lakukan
musyawarah untuk menemukan solusi atas suatu masalah dan menetapkan hukumnya.
Jadi obyek ijma’ ialah semua peristiwa atau kejadian yang tidak ada dasarnya dalam
al-Qur’an dan al-Hadis, peristiwa atau kejadian yang berhubungan dengan ibadat ghairu
mahdhah (ibadat yanng tidak langsung ditujukan kepada Allah SWT) bidang mu’amalat,
bidang kemasyarakatan atau semua hal-hal yang berhubungan dengan urusan duniawi
tetapi tidak ada dasarnya dalam Al Qur’an dan Hadis.
URAIAN MATERI
A. Pengertian Qiyas
Qiyas menurut bahasa berarti menyamakan, manganalogikan, membandingkan atau
mengukur, seperti menyamakan si A dengan si B, karena kedua orang itu
mempunyai tinggi yang sama, bentuk tubuh yang sama, wajah yang sama dan
sebagainya. Qiyas juga berarti mengukur, seperti mengukur tanah dengan meter atau
alat pengukur yang lain. Demikian pula membandingkan sesuatu dengan yang lain
dengan mencari persamaan- persamaannya.
Para ulama ushul fiqh berpendapat, qiyas ialah menetapkan hukum suatu kejadian
atau peristiwa yang tidak ada dasar nashnya dengan cara membandingkannya kepada
suatu kejadian atau peristiwa yang lain yang telah ditetapkan hukumnya berdasarkan
nash karena ada persamaan ‘illat antara kedua kejadian atau peristiwa itu.
Wahbah Zuhaili mendefinisikan, qiyâs adalah menyatukan sesuatu yang tidak
disebutkan hukumnya dalam nash dengan sesuatu yang disebutkan hukumnya oleh
nash, disebabkan kesatuan illat antara keduanya.
Jadi suatu Qiyas hanya dapat dilakukan apabila telah diyakini bahwa benar-
benar tidak ada satupun nash yang dapat dijadikan dasar untuk menetapkan hukum
suatu peristiwa atau kejadian. Karena itu tugas pertama yang harus dilakukan oleh
seorang yang akan melakukan Qiyas, ialah mencari: apakah ada nash yang dapat
dijadikan dasar untuk menetapkan hukum dari peristiwa atau kejadian. Jika telah
diyakini benar tidak ada nash yang dimaksud barulah dilakukan Qiyas.
LATIHAN SOAL
A. Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban A, B, C, atau D yang paling tepat!
1. Berikut adalah sumber hukum Islam
1) Qiyas
2) Ijma’
3) Hadis
4) Al Qur’an
Jika diurutkan berdasarkan kedudukannya, maka urutan sumber hukum Islam yang
benar adalah...
a. 1, 2, 3, 4
b. 4, 3, 2, 1
c. 3, 2, 1, 4
d. 2, 3, 4, 1
2. Dalam penetapan hukum, Al Qur’an tidak memojokkan dan tidak menyusahkan.
Berarti Al Qur’an dalam penetapan hukum memiliki sifat...
a. Bertahap
b. Meminimalisir beban
c. Tidak menyulitkan
d. Terlalu mudah
3. Dalam Al Qur’an telah berisi hukum yang mengatur persoalan manusia dengan
manusia, seperti...
a. Jihad, Muamalah, Jinayat
b. Jihad, Ibadah, Muamalah
c. Muamalah, Badaniyah, Jihad
d. Ibadah, Badaniyah, Muamalah
4. Kebanyakan hukum yang ada dalam Al Qur’an bersifat...