Disusun Oleh:
1. Krisnia 185221257
2. Dwi Atika Novelenia 185221266
3. Siti Wulandari 185221273
4. Agung Yoga Pratama 185221295
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena
berkat dan rahmat, hidayah dan karunia-Nya maka segenap kelompok lima
kelas Profesional Akuntansi Syariah 5G dapat menyelesaikan makalah Zakat
Pertanian dan Zakat Peternakan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Akuntansi Zakat. Sholawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan besar kita yaitu Nabi Muhammad SAW. Kami
menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan beberapa pihak, sangatlah
sulit bagi kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Akuntansi Zakat serta
bantuan teman-teman.
Kami menyadari bahwa pembuatan dan penyusunan makalah ini masih
banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna, hal ini dikarenakan
keterbatasan kemampuan kami. Atas segala kekurangan dan
ketidaksempurnaan dalam makalah ini, kami mengharapkan masukan, kritik
dan saran yang bersifat membangun kearah perbaikan dan penyempurnaan
makalah ini.
Akhir kata kami berharap Allah SWT berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu terselesainya makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi i
Kata Pengantar ii
BAB I
1. Latar Belakang 1
2. Rumusan Masalah 2
3. Tujuan 2
4. Manfaat 2
BAB II
1. Zakat Pertanian 3
a. Syarat-syarat zakat pertanian 3
b. Nisab untuk zakat pertanian 4
c. Dikeluarkannya zakat pertanian 4
2. Zakat peternakan 7
ii
d. Nisab dan wajib zakat 10
BAB III
5. Kesimpulan 13
Daftar Pustakaiii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah disampaikan di atas, kita dapat menyusun
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan zakat pertanian?
2. Apa yang dimaksud dengan zakat peternakan?
3. Bagaimana landasan hukum zakat pertanian dan peternakan?
4. Bagaimana ketentuannya zakat pertanian?
5. Bagaimana ketentuannya zakat peternakan?
3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, kita dapat menyusun tujuan makalah
ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami pengertian zakat pertanian.
2. Mengetahui dan memahami pengertian zakat peternakan.
3. Mengetahui dan memahami landasan hukum mengenai zakat pertanian
dan zakat peternakan.
4. Mengetahui ketentuan-ketentuan mengenai zakat pertanian dan
peternakan.
4. Manfaat
Berdasaran rumusan masalah dan tujuan makalah ini kita dapat mengambil
manfaat sebagai berikut:
1. Mahasiswa/i dapat mengetahui dan memahami pengertian zakat pertanian.
2. Mahasiswa/i mengetahui dan memahami pengertian zakat peternakan.
3. Mahasiswa/i mengetahui dan memahami landasan hukum mengenai zakat
pertanian dan zakat peternakan.
5. Mahasiswa/i mengetahui ketentuan-ketentuan mengenai zakat pertanian
dan peternakan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Zakat Pertanian
Masyarakat di Indonesia bermata pencaharian di laut dan di darat. Penghasilan
setiap harinya juga diperoleh dari hasil bekerjanya di darat dan laut tersebut. Sebagian
besar penduduk Indonesia bekerja sebagai nelayan dan petani. Penghasilan tersebut
sangat mempengaruhi zakat di Indonesia.
Pertanian di Indonesia sangatlah penting, karena pertanian di indonesia adalah
sumber daya alam terbesar dan sangat beragram, dapat meningkatkan pangsa
terhadap ekspor (ke luar negeri), penduduk Indonesia banyak yang bergantung pada
sektor pertanian, dan besarnya peran petani menyediakan makanan pokok ataupun
pangan di masyarakat dan menjadi alat untuk menunjang pertumbuhan di pedesaan.
Kemajuan dan kemunduran sektor pertanian juga berpengaruh pada pencapaian zakat
hasil pertanian. Jika dari hasil pertanian mendapatkan penghasilan yang rendah, maka
peran petani sebgai muzzaki atau orang yang berzakat juga semakin kecil.
Zakat pertanian merupakan termasuk ke zakat maal atau harta. Di Indonesia
selain zakat fitrah juga dikenal juga dengan zakat pertanian. Sesuai dengan namanya
bahawa zakat pertanian itu terdiri dari: biji-bijian, buah-buahan, sayur-sayuran, buah-
buahan, umbi-umbian, dan tanaman atau sejenis dengan makanan pokok yang
mempunyai fungsi ekonomis atau nilai ekonomis.
3
Maksudnya adalah bahwa orang yang wajib membayar zakat pertanian
tersebut adalah pemilik lahan dan bukan yang menggarap lahannya.
Artinya pemilik lahan yang wajib membayar zakatnya bukan orang
yang menggarap tanahnya.
2. Sudah mencapai nisabnya.
Jika sudah mencapai nisabnya, maka sudah wajib untuk dizakati.
4
c. Dikeluarkannya Zakat Pertanian
Waktu untuk mengeluarkan zakat pertanian ini tidak mengenal atau
menunggu haul, dimana setiap panen ada kewajiban dan ketentuan membayarkan
zakat pertanian. Kewajiban zakat pertanian adalah ketika biji tanaman pertanian telah
mengeras atau matang dan siap dipanen. Sebelum waktu tersebut maka tidak
diwajibkan untuk zakat. Kemudian untuk buah-buahan diperkirakan berapa takaran
ketika buah tersebut telah mengering. Waktu untuk mengeluarkan zakat pertanian
yakni:
1. Meneluarkan setiap kali panen.
2. Zakat pertanian dikeluarkan setelah dua sampai tiga kali panen.
3. Mengeluarkan zakat pertanian pada bulan Ramadhan bersamaan dengan
zakat fitrah.
5
(rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan
tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir
miskin).
6
berartikan bahwa ketika sudah panen tiba dan telah mencapai nisabnya maka
pemilik wajib mengeluarkan zakatnya.
Di Indonesia zakat harta atau maal umumnya dikeluarkan pada saat bulan
Ramadhan atau bertepatan dengan pembayaran zakat fitrah. Hal tersebut bukan
menjadi masalah yang besar, karena jika masih dalam setahun waktu panennya.
Lebih baik zakat pertanian tidak dibayarkan ketika sudah melebihi waktu satu
tahun. Hal ini dikarenakan supaya pemilik tidak lupa membayarkannya.
7
4. Hewan ternak yang dipekerjakan seperti untuk memikul barang dan
menggarap sawah. Zakat untuk hewan ini merupakan hasil upah dari jerih
payah hewan tersebut jika telah mencapai haul dan nisab.2
Dari Aisyah ra, ia berkata: Aku mendengar Rasulallah SAW bersabda: “Tidak wajib
zakat pada harta sehingga ia telah melewati masa satu tahun.” (HR at-Tirmidzi).
(Rahmat, 2018)
Dari Bahz Ibnu Hakim, dari ayahnya, dari kakeknya Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Pada setiap 40 ekor unta yang
dilepas mencari makan sendiri, zakatnya seekor anak unta betina yang umurnya
memasuki tahun ketiga. Tidak boleh dipisahkan anak unta itu untuk mengurangi
2
https://muslim.or.id/9536-panduan-zakat-9-zakat-hewan-ternak.html, diakses
pada 27 september 2020
8
perhitungan zakat. Barangsiapa memberinya karena mengharap pahala, ia akan
mendapat pahala. Barangsiapa menolak untuk mengeluarkannya, kami akan
mengambilnya beserta setengah hartanya karena ia merupakan perintah keras dari
Tuhan kami. Keluarga Muhammad tidak halal mengambil zakat sedikit pun."
Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Nasa'i. Hadits shahih menurut Hakim. Syafi'i
memberikan komentar atas ketetapan hadits ini.3
Ternak yang digembalkan di tempat yang bebas tanpa upah dan biaya tambahan
yaitu yang digembalakan di pangonan maka wajib zakat, akan tetapi jika hewan
ternak tersebut diberi makan di kandang dan tidak digembalakan maka tidak
berkewajiban membayar, yang artinya bahwa hewan ternak tersebut membutuhkan
biaya tambahan, zakat sebagai mana sabda Rasulullah SAW.
Rasulallah SAW bersabda: ”Unta yang digembala (di tempat bebas, tanpa upah)
setiap 40 unta zakatnya satu ekor bintu labun” (HR Shahih Abu Dawud, an-Nasai’).
3
Imam Ibnu Hajar al-Asqalani, Bulughul Maram Min Adillatil Ahkaam V 2.0,
Hadits No. 626
9
merdeka, berakal dan baligh juga telah mencapai nisab. Nisab yang
dikenakan untuk hewan unta minimal telah 5 ekor, kambing 40 ekor dan
sapi minimal 30 ekor.
2. Berlalu satu tahun.
Dalam istilah lain disebut juga haul, yaitu kadar di mana suatu komoditi
mulai meraih untung secara umum. Kita dapat melihat tanaman biasanya
baru dipanen setelah setahun. Begitu pula hewan ternak dikatakan telah
tumbuh secara umum setelah setahun.
3. Tenaganya tidak dipergunakan untuk produksi.
Ternak tidak dipekerjakan untuk kepentingan pemiliknya, seperti
dipekerjakan dalam menggarap tanah pertanian, dijadikan alat untuk
mengambil air guna menyirami tanaman. Atau bahkan digunakan untuk
mengangkut barang-barang.
(syarat khusus untuk unta dan sapi). “Unta dan sapi yang dipekerjakan di
tanah pertanian dan sapi yang dipekerjakan di ladang, tidak ada zakatnya,
karena ternak tersebut sebagai pekerja-pekerja tanah pertanian dan ladang”
(Abu Ubaid dari Zuhri).
4. Digembalakan
Digembalakan maksudnya ialah sengaja diurus sepanjang tahun untuk
maksud memperoleh susu, bibit baru, pembiakan dan dagingnya. Binatang
gembalaan adalah binatang yang memperoleh makanan di lapangan
pengembalaan terbuka sebagai konsekuensi, pemilik harus mencarikan
makanan untuk hewan ternak. Guna adanya syarat digembalakan ini adalah
bahwa zakat hanya diwajibkan pada kekayaan yang tidak berat dapat
dikeluarkan zakatnya oleh pemiliknya, yaitu kekayaan yang lebih dari
keperluan.4
4
https://www.mizanamanah.or.id/, diakses pada 27 september 2020
10
d. Nisab dan Wajib Zakat
Nisab serta banyaknya jumlah yang wajib di zakatkan yaitu :
1. Zakat hewan ternak kambing
Nisab Zakat
40 -120 ekor 1 ekor
121-200 ekor 2 ekor
201-300 ekor 3 ekor
Setiap pertambahan 100 + 1 ekor
Nisab Zakat
1 ekor sapi jantan atau betina umur 1-2
tahun. Tidak ada
30 - 39 ekor
tambahan lain hingga banyaknya mencapai
60 ekor
60 - 69 ekor 2 ekor sapi jantan umur 1-2 tahun.
2 ekor sapi, 1 ekor betina berumur 2 tahun
70 - 79 ekor dan satu ekor jantan
80 - 89 ekor 2 ekor sapi betina umur 2-3 tahun
setiap pertambahan 30
+ 1 ekor sapi jantan berumur 1
ekor
Nisab Zakat
5 - 9 ekor 1 ekor kambing
10-14 ekor 2 ekor kambing
Penambahan 5 ekor + 1 ekor kambing
1 ekor unta bintu makhad, yaitu anak
25-35 ekor
unta betina umur 1-2 tahun.
36-45 ekor 1 ekor unta bintu labun, yaitu anak
11
unta betina umur 2-3 tahun
1 ekor unta hiqqoh, yaitu anak unta
46-60 ekor
betina umur 3-4 tahun.
1 ekor unta jadz’ah, yaitu anak unta
61-75 ekor
betina umur 4-5 tahun.
76-90 ekor 2 ekor unta bintu labun
91-120 ekor 2 ekor unta hiqqoh.
Setiap pertambahan 40 ekor + 1 ekor unta bintu
BAB III
PENUTUP
5. Kesimpulan
12
Zakat pertanian tidak mengenal haul, dimana jika tanaman tersebut telah tiba
waktu dipanen, zakat bisa langsung dilakukan setelah panen tersebut. Yang
berartikan bahwa ketika sudah panen tiba dan telah mencapai nisabnya maka
pemilik wajib mengeluarkan zakatnya. Zakat yang dikenakan pada zakat pertanian
adalah ketika tanaman mencapai 5 wasaq atau setara dengan 653 kg dalam bentuk
gabah dan 522 kg dalam bentuk beras atau 50 wasaq dalam takaran Mesir. Ketentuan-
ketentuan sudah ada dalam landasan hukum yang mendasarinya, yaitu QS. Al-
Baqarah:267 dan QS.Al-An’am:141.
Dari penjelasan yang telah dijabarkan di atas bahwa hewan ternak yang wajib
di zakati yaitu, unta, sapi/kerbau, serta kambing/biri-biri dimana terdapat syarat dan
ketentuan yang harus dipenuhi sebelum diwajibkannya zakat yaitu:
1. Sampai Nisab.
2. Berlalu satu tahun.
3. Tenaganya tidak dipergunakan untuk produksi.
4. Digembalakan
Sedangkan dasar hukum diwajibkannya zakat ternak terdapat pada (QS. An-Nahl:
66).
13
DAFTAR PUSTAKA
https://muslim.or.id/9536-panduan-zakat-9-zakat-hewan-ternak.html
Imam Ibnu Hajar al-Asqalani, Bulughul Maram Min Adillatil Ahkaam V 2.0, Hadits
No. 626
https://www.mizanamanah.or.id/
iii