Anda di halaman 1dari 4

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Nama Mahasiswa : Dani Sundana,.S.Pd.I


B. Kelas : PAI 2.02
C. Judul Modul : PIQIH
D. Kegiatan Belajar : HUKUM ZAKAT (KB 1)

E. Refleksi

BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI

PETA KONSEP

Konsep
(Beberapa
1 istilah dan
definisi) di
KB

A.Zakat Hasil Tanah yang Disewakan :

1.Ketentuan zakat tanah yang disewakan


a.Transaksi sewa (ijarah) identik dengan jual beli, tetapi dalam sewa pemilikan
dibatasi dengan waktu tertentu.
b. Rukun akad ijarah yaitu :
1) Mujir dan Musta’jir
Mujir yakni orang yang menyewa sedangkan musta’jir yakni orang yang
memberi sewa.
2) Sighat yaitu ijab qabul antara mujir dan musta’jir.
3) Ajr atau upah yang dibayarkan
4) Barang yang disewakan

c. Syarat zakat tanah


1) Sebidang tanah yang disewakan ( ‫) ُأل رض اُل ُمست أ ج رة‬
2) Pemilik tanah (‫ )صاحِ ب أٌلرض‬: Orang yang menyewakan tanahnya kepada
orang lain.
3) Penyewa tanah (‫ )أل ُمستأ ِجر‬sekaligus penggarap tanah yang disewakan.
4) Ajru (upah) yang dibayarkan oleh penyewa kepada pemilik tanah

d. Zakat hasil tanah yang disewakan (‫ )ال ُمستأ جرة االرض زكاة‬dapat diartikan sebagai
zakat hasil tanah yang langsung dihasilkan oleh tanah tersebut berupa tumbuh-
tumbuhan yang menghasilkan buah

e. Hadits Nabi tentang wajib zakat hasil tanah


Yang artinya : tanaman yang tumbuh diari oleh air yang menggunakan alat,
zakatnya sebanyak lima persen. Sedangkan tanaman yang diairi oleh air hujan
sebanyak sepuluh persen.

f. Jika tanah disewakan untuk pertanian, maka zakatnya harus dibayarkan oleh
penyewa. Ini karena tanah disamakan dengan tanaman yang ditanamkan dan
zakatnya wajib dikeluarkan, yaitu sebesar 5% atau 10% dari hasil panen."

g. Tidak ada kewajiban zakat untuk tanah yang disewakan jika tujuannya bukan
untuk pertanian. Namun, jika tanah yang disewakan tersebut menghasilkan
pendapatan, misalnya disewakan kepada perusahaan, maka ada kewajiban
untuk membayar zakat sebesar 2,5% setelah satu tahun telah berlalu sejak
serah terima.

2.Ikhtilaf Ulama Tentang Zakat Tanah yang Disewakan

a.Menurut Jumhur ulama, bahwa yang wajib mengeluarkan zakat hasil tanah yang
disewakan adalah pihak penyewa (perusahaan).

b.Menurut pendapat Abu Hanifah dan pengikutnya bahwa pemilik tanahlah yang
wajib mengeluarkan zakatnya karena dari sebab tanah itulah ada hasil yang
diperoleh., tanpa tanah tak akan dapat dihasilkan apa-apa.

c.Imam Malik, Syafi’i, Imam At-Tsauri, Imam Ibnu Mubarak dan Imam Ibnu Abu
Tsaur berpendapat, penyewa tanahlah yang wajib membayar zakat

d. Berdasarkan firman Allah swt dalam surat al-An’am ayat 141 yang menyebutkan
bahwa hasil tanah yang wajib dikeluarkan zakatnya bukan tanahnya.

e. Pendapat Abu Zahra,baik si pemilik tanah maupun si penyewa sama-sama wajib


mengeluarkan zakat. Dikarenakan, berdasarkan prinsip keadilan dalam
pemungutan zakat, penyewa diharapkan membayar zakat atas tanaman setelah
mengurangkan biaya sewa yang sudah dibayarkan kepada pemilik tanah.

f. Syarat-syarat dikeluarkannya zakat hasil tanah yang disewakan:


1) Ada niat yang diikuti usaha berdagang atau mengelola tanah.
2) Mencapai waktu satu tahun (haul) dihitung dari waktu usaha berdagang.
3) Mencapai nishab.
4) Harta dagang telah menjadi hak milik sempurna, telah dibeli secara tunai.
5) Tidak terkait hutang dengan pihak lain

B.Zakat Profesi (Hasil Jasa)

1.Pengertian dan Hukum Zakat Profesi

a. Zakat atas penghasilan dan profesi, yang juga dikenal dengan istilah "zakat kasb al-
amal wa al-mihan al-hurrah" (‫ )زكاة كسب العمل والمهن المستقلة‬atau zakat pada penghasilan
kerja dan profesi bebas, telah menjadi lebih dikenal di kalangan masyarakat..

b.Yusuf al-Qardhawi lebih jelas mengemukakan bahwa profesi adalah pekerjaan atau
usaha yang menghasilkan uang atau kekayaan baik pekerjaan atau usaha itu
dilakukan sendiri.

2. Ikhtilaf Ulama tentang Zakat Profesi


Dokter, pilot, pengacara, pengusaha dan lainnya, para pekerja ini dapat mengeluarkan
zakat profesinya dengan cara ta’jil, yaitu mempercepat ketika merekamenerima honor
atau gaji.

Perbedaan penetapan nisab


a. Menurut Abdurrahman Hasan, Imam Abu Zahra, dan Abdul Wahab Khallaf, nisab
zakat profesi minimalnya adalah lima wasaq, yang setara dengan 300 sho atau
sekitar 930 liter / 653 kg..
b. Jumhur Ulama : bahwa nisab zakat profesi adalah seharga emas 93,6 g emas
murni dari penghasilan bersih setelah dikeluarkan seluruh biaya hidup. Lalu
dihitung selama satu tahun dan dikeluarkan zakatnya sebanyak 2,5 % setiap
bulan
c. Pendapat lain : bahwa zakat profesi disamakan dengan zakat rikaz (barang
temuan)
d. Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwa MUI No 3 tanggal 7 Juni tahun 2003
; bahwa yang penghasilan halal wajib dikeluarkan zakatnya yakni senilai emas
85 gram dalam setahun dengan syarat telah mencapai nishab dalam satu tahun.

3. Cara Mengeluarkan Zakat Profesi


Contoh Bu Dila memiliki penghasilan Rp 5.000.000,-
Pengeluaran Rp 4.000.000,- sisa Rp 1.000.000,-
Rp 1.000.000,- X 12 bulan = Rp 12.000.000,-
Perhitungan zakat : 2,5 % X Rp 12.000.000,- = Rp 300.000,- Jadi, zakat pertahunnya
Bu Dila Rp 300.000,- ,jika ingin dikeluarkan tiap bulan Rp 25.000,-

C. Zakat Produktif

Zakat produktif adalah konsep zakat yang mengarahkan dana zakat untuk diberikan
kepada mustahiq (penerima zakat) yang masih memiliki potensi produktif, baik dalam
hal tenaga maupun ilmu. Hal ini dilakukan karena beberapa mustahiq masih memiliki
kemampuan untuk berkontribusi secara produktif, dan dana zakat mereka bisa
digunakan sebagai modal kerja untuk meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri..
Mengenai hukum penyaluran zakat untuk modal usaha, berikut penjelasannya :

1. Gagasan Zakat Produktif


Zakat termasuk rukun Islam, maka wajib dikeluarkan. Istilah "zakat produktif" muncul
karena ada mustahiq yang masih memiliki kemampuan untuk aktif menggunakan
tenaga dan pikirannya. Oleh karena itu, zakat yang diberikan diharapkan dapat
digunakan sebagai modal untuk mengembangkan usaha atau kegiatan produktif,
sehingga mustahiq tersebut dapat mandiri secara finansial dan meningkatkan
kesejahteraannya.
2. Hukum Zakat Produktif
Hukumnya zakat produktif adalah mubah atau boleh berdasarkan kepentingan
umum yang lebih maslahah.

D. Penyaluran Zakat untuk Pembangunan Masjid


Dalam Alqur’an sudah jelas diinformasikan 8 golongan yang berhak menjadi penerima
zakat. Lalu apakah masjid untuk pembangunannya berhak mendapatkan dari zakat ?

1.Ketentuan Mustahiq Zakat


Ada 8 kelompok yang dapat menerima zakat, yaitu: orang miskin, orang sangat
membutuhkan, pengelola zakat, orang baru memeluk agama, budak, orang yang
memiliki hutang, pejuang agama, dan orang yang sedang bepergian.

2. Zakat dapat digunakan untuk pembangunan masjid. Meskipun dalam Surat At-
Tawbah ayat 60 tidak secara langsung menyebutkan pembangunan masjid sebagai
mustahiq zakat, hal ini masih menjadi subjek ijtihad (penafsiran berdasarkan hukum
Islam) dan perbedaan pendapat di kalangan ulama.. Menurut Mahmud Syaltut, Fii
Sabilillah artinya kemaslahatan ummat yang manfaatnya kembali kepada ummat.

Daftar materi
pada KB Saya merasa belum sepenuhnya memahami cara menghitung zakat dari hasil tanah
2
yang sulit yang disewakan.
dipahami

Daftar materi
yang sering
Tentang zakat produktif dan juga apakah masjid bisa menjadi penerima zakat, pasti akan
mengalami
3 menimbulkan berbagai pendapat yang bisa mendukung atau menentang di kalangan
miskonsepsi
banyak orang.
dalam
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai