Anda di halaman 1dari 5

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Nama : Muhammad Nur Nugroho


B. Judul Modul : Fiqih
C. Kegiatan Belajar : Hukum Zakat (KB 1)

D. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

HUKUM ZAKAT

Zakat tanah Zakat untuk


Zakat
yang Zakat Profesi Pembangunan
Produktif
disewakan Masjid

A. Zakat Hasil Tanah Yang Disewakan


Kata zakat َberasal dari bahasa Arab, secara makna dalam Bahasa adalah
suci. Menurut syara’, para ulama menyimpulkan dengan
Konsep “Harta tertentu yang wajib dikeluarkan sebagiannya kepada para
(Beberapa mustahiq.”
1
istilah dan
definisi) di KB

“sesungguhnya beruntunglah orang-orag yang mensucikan dirinya” Al


Syams ; 9
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa zakat adalah hak
priogatif alloh yang diberikan dealam wujud kewajiban seseorang untuk
mengeluarkan sebagian harta miliknya yang sudah memenuhi syarat untuk
dizakati kepada orang yang berhak menerimanya.
Zakat = Shodaqoh tetapi Zakat cenderung wajib, dan shodaqoh sunnah.
Kenapa ada penyataan disebut juga?. Lepas dari hal ini, bahwa Zakat adalah
menyalurkan sebagian harta kita dan disalurkan kepada yang membutuhkan
dan itu diaplikasikan bagi umat.
1. Pengertian dan Dasar Hukum Zakat Tanah yang Disewakan
Perlu juga memahami pengertian sewa-menyewa atau ijarah.
Sewa-menyewa adalah memfugsikan suatu barang baik barang milik
sendiri atau barang orang lain. Akad ijarah dianggap sah jika
memenuhi rukunya.
Pertama, adanya Mujir dan musta’jir,

Kedua, Sighat, ijab qabul antara mujir dan must

Ketiga, Ajr atau upah yang dibayarkant

keempa Barang yang disewakan ajir.


Dengan demikian,maksud zakat tanah yang disewakan adalah
zakat yang disetorkan dari tanah yang disewakan. Zakat tanah yang
disewakan harus memenuhi macam komponen dalam transaksi zakat
hasil tanah yang direntalkan antara lain ;
• Sebidang tanah yang disewakan
• Pemilik tanah Orang yang menyewakan tanahnya َ kepada orang
lain.
• Penyewa tanah sekaligus penggarap tanah yang disewakan.
• Upah yang dibayarkan penyewa terhada[ pemilik tanah.

2. Yang Wajib Mengeluarkan Zakatnya


terdapat kesepakatan di kalangan para ulama mereka berselisih
dalam menetapkan hukumnya seperti diuraikan berikut ini.
Pertama,
Jumhur ulama, bahwa yang wajib mengeluarkan zakat hasil
tanah yang disewakan adalah pihak penyewa.
Kedua,
Dari Abu Hanifah dan pengikutnya bahwa pemilik tanah yang
wajib menyalurkan zakatnya karena dari sebab tanah itulah ada hasil
yang diperoleh, tanpa tanah tak akan dapat dihasilkan apapun.
Ketiga, Imam Malik, Syafi’i, Imam At-Tsauri, Imam Ibnu Mubarak
dan Imam Ibnu Abu Tsaur berpendapat, penyewa tanahlah yang
wajib membayar zakat, pendapat ini sejalan dengan pendapat poin
pertama.
Ketentuan di atas mensyaratkan syarat-syarat sebagai berikut:
pertama, ada niat yang diikuti usaha berdagang atau mengelola
tanah. Kedua, mencapai waktu satu tahun (haul) dihitung dari waktu
usaha berdagang. Ketiga, mencapai nishab. Keempat, harta dagang
telah menjadi hak milik sempurna, telah dibeli secara tunai. Kelima,
tidak terkait hutang dengan pihak lain.

B. Zakat Hasil Jasa (Profesi)

1. Pengertian dan Hukumnya


zakat penghasilan dan profesi lebih populer disebut dengan istilah
zakatu kasb al-amal wa al-mihan al- hurrah, atau zakat atas
penghasilan kerja dan profesi bebas.
Profesi secara istilah berarti suatu pekerjaan yang membutuhkan
pengetahuan, keahlian, dan kepintaran. Yusuf al-Qardhawi lebih jelas
mengemukakan bahwa profesi adalah pekerjaan atau usaha yang
menghasilkan uang atau kekayaan baik pekerjaan atau usaha itu
dilakukan sendiri, tanpa bergantung kepada orang lain, maupun
dengan bergantung kepada orang lain, seperti pemerintah,
perusahaan swasta, maupun dengan perorangan dengan memperoleh
upah, gaji, atau honorarium.
Berdasar pengertian profesi di atas, maka zakat profesi dapat
dimaknai sebagai zakat pekerjaan yang sudah menjadi keahlian
seseorang yang diperoleh melalui proses pendidikan seperti dokter,
dosen, pengacara, pilot, dan guru, semua contoh 16 pekerjaan ini
dapat dikatakan profesi karena keahliannya diperoleh melalui proses
pendidikan yang cukup lama.
Dilihat dari ketergantungannya, profesi bisa dikelompokkan
menjadi dua bagian.
1.Pertama, pekerja ahli yang 2. Kedua, profesi yang terkait
berdiri sendiri, tidak terikat oleh dengan pemerintah atau
pemerintah, seperti dokter yayasan atau badan usaha yang
swasta, insinyur, pengacara, dll. menerima gaji setiap bulan.

Dengan demikian, zakat profesi meliputi semua pekerjaan yang


halal dan baik. Zakat dapat dikeluarkan sesuai dengan waktu
perolehannya setelah diambil terlebih dahulu untuk kewajiban biaya
terhadap keluarga dan biaya operasional.
Adapun syarat-syarat lain yang harus dipenuhi adalah
• harta kepemilikan penuh, yakni harta profesi benar-benar milik
sendiri;
• penghasilan sudah memenuhi kebutuhan pokok; dan
• telah mencapai nishab;

C. Cara Mengeluarkan dan Nisabnya


Terjadi perbedaan pendapat para ulama terhadap penetapan
nisabnya:
a. Abdurrahman Hasan, Imam Abu Zahra, dan Abdul Wahab Khallaf,
mereka berpendapat bahwa nisab zakat profesi sekurang-
kurangnya setara dengan lima wasaq atau 300 sha sekitar 930 liter
atau 653 Kg hasil panen. Persentase zakat disamakan (diqiyaskan)
dengan zakat pertanian yang pengairannya menggunakan alat
(mesin), yaitu sebesar 5 % setiap mendapatkan gaji atau honor.
b. Jumhur ulama berijtihad bahwa nisab zakat profesi adalah harta
setara dengan seharga emas 93,6 gram emas murni yang diambil
dari penghasilan bersih setelah dikeluarkan seluruh biaya hidup.
Kelebihan inilah yang dihitung selama satu tahun, lalu dikeluarkan
zakatnya sebanyak 2,5 % setiap bulan. Prosentase ini diqiyaskan
dengan zakat mata uang yang telah ditetapkan oleh Hadits.
c. Terdapat juga pendapat yang mengatakan bahwa zakat profesi
disamakan dengan zakat rikaz (barang temuan) maka tidak ada
syarat nisab dan prosentasenya 20 persen pada saat
menerimanya.
d. Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwa MUI No 3 tanggal 7
Juni tahun 2003 menyebutkan bahwa semua bentuk
penghasilan halal wajib dikeluarkan zakatnya dengan syarat
telah mencapai nishab dalam satu tahun, yakni senilai emas 85
gram dalam setahun.

D. ZAKAT PRODUKTIF
1. Gagasan Zakat Produktif
Zakat merupakan ibadah maal (materi) yang memiliki fungsi
strategis untuk membangun perekonomian umat Islam. Kedudukannya
sebagai salah satu rukun Islam mengharuskan umat Islam untuk
mengimani dan melaksanakannya.
Ide untuk mengembangkan zakat sebagai modal usaha muncul
ketika fokus perhatian dilakukan secara seksama bahwa para fuqara
dan masakin tidak semuanya orang-orang yang memiliki keterbatasan
kekuatan fisik.
Bagi ayng berhak berzakat yang produktif atau disebut mustahiq
aktif, mereka masih berumur produktif dan memiliki badan yang sehat,
maka selayaknya bagi mereka zakat dapat disalurkan secara produktif
yaitu dengan menjadikan zakat sebagai modal usaha. Oleh karena itu
diperlukan sikap proaktif dari mustahiq untuk mencurahkan
kemampuannya dalam pengembangan modal dari zakat itu.

E. Penyaluran Zakat Untuk Pembangunan Masjid


Penjelasan tentang kelompok orang yang berhak menerima sudah
cukup jelas diinformasikan oleh al-Qur’an. Secara tekstual istilah masjid
tidak terdapat dalam kelompok yang delapan tersebut.
1. Kelompok Mustahiq Zakat
Adapun 8 kelompok (mustahiq) zakat itu antara lain :
Fuqara,
Masakin,
Muallaf,
Budak,
Orang yang terlilit hutang,
Orang yang berjuang di jalan Allah,
Orang yang sedang dalam perjalanan.

2. Hukum Zakat untuk Pembangunan Masjid


Hukum Zakat untuk Pembangunan Masjid menurut para ulama;
• Mahmud Syaltut, istilah sabilillah memiliki arti kemaslahatan umat
yang manfaatnya kembali kepada kaum muslimin seperti
pembangunan mesjid, rumah sakit, perlengkapan pendidikan, dan
sebagainya.
• Menurut al-Maraghi, istilah sabilillah adalah semua perkara yang
berhubungan dengan kemaslahatan ummat dapat dimasukkan ke
dalam sabilillah, seperti perkara yang menyangkut masalah agama
dan pemerintahan, seperti masalah pelayanan haji.

Zakat profesi perlu rincian lagi dengan melihat potensi mustahiqnya.


Daftar materi Orang yang terlilit hutang,
2 pada KB yang Orang yang berjuang di jalan Allah,
sulit dipahami Orang yang sedang dalam perjalanan.

Kewajiban mengeluarkan Zakat Hasil Tanah Yang Disewakan. Negeri kita negara
hokum namun hal yan menjadi ketentuan hokum bersumber bukan dari orang
Daftar materi yang paham dalam beragama, sehingga berkesan hokum dalam pembalikan
yang sering
nama pemilik tanah cenderung ajang proyek untuk mengambil keuntungan
mengalami
3 yang berkesan berlebihan. Salah satu yang saya dapati dari saudara saya yang
miskonsepsi
dalam mengurus sudah terlewat beberapa tahun saat ditanyakan malah justru harus
pembelajaran membayar menjadi dua kali lipat. Dan kurangnya penjelasan secara jujur.
Semoga agama kita menjadi penolong umat sebulum kiamat dating.

Anda mungkin juga menyukai