Anda di halaman 1dari 5

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Nama Mahasiswa : Mariyam Nurohmah, S.Pd.I.


B. Judul Modul : Fikih
C. Kegiatan Belajar : Hukum Zakat (KB 1)

D. Refleksi Pribadi : Setelah membaca dan mempelajari materi Kegiatan


belajar (KB.1) di modul Fikih ini banyak ilmu dan wawasan baru yang saya
dapatkan. Pada kegiatan belajar (KB.1) Kajian ini membahas tentang zakat yang
diperebutkan secara hukum dalam masyarakat, yaitu zakat sewa tanah, zakat
profesi, zakat produktif dan zakat pembangunan masjid. Masing-masing memiliki
landasan hukum dan pendapat dari para ulama. Menurut saya pribadi zakat adalah
kewajiban yang Allah bebankan kepada setiap muslim yang memiliki kelebihan
harta. Jadi Boleh-boleh saja kalau kita hendak mengeluarkan zakatnya selama
untuk kepentingan dan kemaslahatan ummat.
Peta konsep

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1. ZAKAT HASIL TANAH YANG DISEWAKAN
A. Pengertian Zakat
Kata zakat ( ‫ ) زَ كَاة‬berasal dari bahasa Arab, secara bahasa artinya suci,
tumbuh berkembang dan berkah. Menurut syara’, para ulama
mendefinisikannya dengan “Harta tertentu yang wajib dikeluarkan
sebagiannya kepada para mustahiq.” Sedangkan Sayyid Sabiq
Konsep mendefinisikan, ”Zakat adalah suatu nama hak Allah yang harus
1 (Beberapa istilah dikeluarkan oleh manusia kepada fuqara.” Selanjutnya Sabiq
dan definisi) di KB menambahkan, “Dinamakan zakat karena mengharap berkah, pensucian
diri, dan bertambahnya kebaikan.” Dari dua macam pengertian zakat
seperti diungkapan di atas dapat disimpulkan bahwa zakat adalah
kewajiban seseorang untuk mengeluarkan sebagian harta miliknya yang
sudah memenuhi syarat untuk dizakati kepada orang yang berhak
menerimanya (mustahiq).
B. Pengertian Zakat Hasil Tanah yang Disewakan dan Dasar
Hukum-Nya
Zakat hasil tanah yang disewakan dapat diartikan sebagai zakat hasil
tanah yang langsung dihasilkan oleh tanah tersebut berupa tumbuh-
tumbuhan yang menghasilkan buah. Hasil yang diinginkan bisa berupa
makanan pokok seperti nasi, kurma, gandum atau buah-buahan seperti
jeruk, anggur, semangka atau umbi-umbian seperti ketimun, buncis,
bawang merah, dll. Kewajiban untuk mengeluarkan zakat hasil tanah yang
disewakan didasari oleh QS. al-An’am: 141. Artinya: “Dan Dialah yang
menjadikan kebun-kebun yang ditanami dan yang tidak ditanami, pohon-
pohon kurma, pohon-pohonan yang bermacam-macam buahnya, zaitun
dan delima yang sama bentuk dan warnanya, tetapi berbeda
rasanya. Makanlah buahbuah tersebut jika panen dan keluarkanlah
haknya (zakatnya) ketika panen. Dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang berlebih-lebihan.”
Zakat hasil tanah wajib dikeluarkan zakatnya setiap panen, tidak berlaku
untuknya haul (genap satu tahun) di dalamnya. Jika satu tahun itu dua kali
panen, maka zakatnyapun dua kali. Sedangkan ketentuan nisabnya
menurut M. Syaltut, Baik panen sedikit maupun banyak tetaplah zakat,
karena menurutnya untuk selalu tumbuh, sikap solidaritas sosial
merupakan hikmah dari wajib zakat.

C. Siapa yang Wajib Mengeluarkan Zakatnya


Dalam hal ini dapat dibagi dua pendapat kelompok Ulama:
Pendapat pertama ( menurut Jumhur Ulama, Imam Malik, Syafi’i, Imam
At-Tsauri, Imam Ibnu Mubarak dan Imam Ibnu Abu Tsaur) menetapkan
bahwa penggarap, dalam hal ini penggarap tanah, wajib membayar zakat
karena ia menerima penghasilan dari tanah itu secara langsung.
Pendapat kedua (menurut Abu Hanifah dan pengikutnya) menetapkan
bahwa si pemilik tanahlah yang wajib mengeluarkan zakatnya karena si
pemilik tanah tersebut mendapatkan uang sewa.
Solusi lain yang perlu diperhatikan adalah zakat berbasis akad ini dapat
dilakukan secara bersama-sama oleh kedua belah pihak jika kedua belah
pihak sebenarnya telah menyetujuinya sebelum akad untuk menghindari
beban yang tidak semestinya pada kedua belah pihak.

2. ZAKAT HASIL JASA (PROFESI)


A. Pengertian Zakat Profesi dan Hukumnya
Zakat profesi dapat diartikan sebagai zakat tenaga kerja yang telah
menjadi keahlian yang diperoleh melalui proses pendidikan seseorang,
seperti dengan dokter, dosen, pengacara, pilot, dan guru. Semua contoh
posisi tersebut dapat disebut profesi karena keahliannya diperoleh dalam
jangka waktu yang lama. proses pendidikan. Gagasan zakat profesi ini
adalah Syeikh Yusuf Qardhawi dalam kitabnya Fiqh Az Zakah, yang
cetakan pertamanya terbit tahun 1969. Beliau mendapat pengaruh dari dua
ulama lainnya, yaitu Syeikh Abdul Wahhab Khallaf dan Syeikh Abu Zahrah.
Dalil keumuman ayat al-Qur’an yang dijadikan dasar bagi zakat profesi
yaitu QS. al-Baqarah: 267.
Dilihat dari ketergantungannya, profesi bisa dikelompokkan menjadi dua
bagian. Pertama, pekerja profesional wiraswasta yang tidak terikat dengan
pemerintah, seperti dokter swasta, insinyur, pengacara, penjahit, tukang
batu, guru, dll. Kedua, profesi yang terkait dengan pemerintah atau
yayasan atau badan usaha yang menerima gaji setiap bulan. Menurut
sebagian ulama (Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud, dan Muawiyah,) mereka dapat
terkena kewajiban mengeluarkan zakat profesinya ketika menerima
upah/gaji sebesar seperempat puluhnya.
Dilihat dari aspek penerimaannya, dikategorikan menjadi dua. Pertama,
hasil usaha yang teratur dan pasti setiap bulannya, yang termasuk ke
dalam kelompok pertama ini seperti upah pekerja dan gaji pegawai. Kedua,
hasil yang tidak tetap dan dapat dipastikan seperti kontraktor, pengacara,
royaliti pengarang, konsultan, dan artis.

B. Cara Mengeluarkan dan Nisabnya


1). Abdurrahman Hasan, Imam Abu Zahra dan Abdul Wahab Khallaf telah
menyatakan bahwa nisab zakat profesi minimal lima wasaq atau 300 sha
atau sekitar 930 liter atau 653 kg. agar rasio zakat seimbang (diqiyaskan)
dengan zakat pertanian yang diairi dengan alat (mesin), yaitu 5% dari
setiap gaji atau bonus.
2). Para ulama jumhur sepakat bahwa nisab zakat profesi adalah 93,6
gram emas murni dari penghasilan neto setelah habis seluruh biaya
hidup. Kelebihan inilah yang dihitung selama satu tahun, lalu dikeluarkan
zakatnya sebanyak 2,5 % setiap bulan. Prosenatase ini diqiyaskan dengan
zakat mata uang yang telah ditetapkan oleh Hadits.
3). Ada juga pendapat bahwa zakat profesi disamakan dengan zakat rikaz
(konstruksi) sehingga tidak diwajibkan nisab dan ketika diterima adalah
20%.
4). Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan dalam fatwa MUI tertanggal
7 Juni 2003 bahwa semua penghasilan halal wajib dikeluarkan zakatnya
selama mencapai nisab, yaitu setara dengan 85 gram emas dalam setahun
sawah. Zakat penghasilan dapat dikeluarkan pada saat menerima jika
sudah cukup nishab. Jika tidak mencapai Nishab, semua keuntungan disita
selama setahun; maka zakat diberikan jika hasil bersih cukup untuk
nishab.

3. ZAKAT PRODUKTIF
Zakat Produktif adalah zakat yang didistribusikan kepada mustahik
dengan dikelola dan dikembangkan melalui perilaku-perilaku bisnis.
Indikasinya adalah harta tersebut dimanfaatkan sebagai modal yang
diharapkan dapat meningkatkan taraf ekonomi mustahik. Secara khusus,
zakat efektif adalah zakat yang tersalurkan secara efektif kepada orang
kulit hitam melalui sistem yang efisien, beragam, dan efektif yang sejalan
dengan pesan syariah serta peran dan fungsi sosial ekonomi zakat.

A. Gagasan Zakat Produktif


Gagasan mengembangkan zakat menjadi modal usaha muncul ketika
disadari bahwa tidak semua fuqara dan masakin, tetapi banyak kesehatan
fisik dan keterampilan yang harus dikembangkan di antara mereka. tetapi
mereka tidak memiliki modal. Dari sinilah muncul ide untuk memberikan
zakat kepada mereka sebagai modal usaha yang dapat memperbaiki
keadaan keuangan mereka sambil terus mengembangkan keterampilan
mereka. Pihak yang paling berperan dalam zakat produktif tersebut adalah
kreativitas Mustahiq untuk menjadikan modal zakat tersebut lebih
berkembang.

B. Prospek Zakat Produktif


Hukum zakat untuk produktif adalah boleh berdasarkan maslahah
mursalah kepentingan umum yang lebih maslahah. Karena zakat modal
perusahaan produktif memiliki peluang besar untuk meningkatkan ekonomi
keringat hitam jika dikelola secara benar dan profesional. Prospek ke
depan, zakat yang diperoleh dari hasil usaha ini memiliki peluang yang
cerah jika pengelolaannya dilakukan secara baik dan profesional. Menurut
penulis, pengembangan zakat dalam modal usaha membutuhkan sumber
daya manusia (SDM) yang handal, sehingga SDM (sumber daya manusia)
Mustahiq harus ditingkatkan melalui pendidikan, pelatihan atau
lainnya. Salah satu pelajaran dari zakat produktif adalah dapat terjadi
komunikasi yang dapat menghilangkan menara gading antara si kaya dan
si miskin.

4. PENYALURAN ZAKAT UNTUK PEMBANGUNAN MASJID


A. Kelompok Mustahiq Zakat
Ada 8 golongan Mustahiq Zakat yaitu: Fuqara, yaitu Orang yang tidak
memiliki harta dan pekerjaan yang dapat memenuhi kebutuhannya sehari-
hari. Masakin, khusus mereka yang punya pekerjaan tapi hasilnya tidak
sesuai kebutuhan, Amilin yaitu Yaitu orang yang bekerja memungut zakat
(panitia zakat). Muallaf, Maknanya bisa berarti orang yang baru masuk
Islam padahal imannya masih lemah. Untuk memperkuatnya, maka harus
diasuransikan melalui zakat. Atau orang kafir yang berniat untuk masuk
Islam, tapi masih tipis keimanannya, maka ia dapat diberi zakat supaya niat
masuk Islamnya menjadi kuat. Budak, yaitu orang yang hidupnya tidak
merdeka, dikuasai oleh tuannya. Orang yang terlilit hutang, Artinya,
individu yang berutang uang kepada orang lain, baik untuk keuntungan
pribadi maupun kebajikan. Orang yang berjuang di jalan Allah, yaitu
para tentara yang berperang melawan serangan orang kafir. Orang yang
sedang dalam perjalanan. Yakni, orang yang bepergian dengan niat baik
dan bukan karena kemaksiatan, seperti mahasiswa atau mahasiswa yang
belajar di luar negeri.

B. Hukum Zakat untuk Pembangunan Masjid


Mencermati beberapa komentar akademisi dalam materi modul, dapat
disimpulkan bahwa konsep sabilillah secara umum (mazaj) dapat
mencakup semua jalan yang benar yang berpihak pada umat Islam,
termasuk masjid.
Pengertian mazaj semacam ini dalam hukum Islam dapat ditolelir selama
tidak bertentangan dengan kaidah agama. Keberadaan masjid di tengah
masyarakat memiliki peran strategis. Fungsinya tidak hanya sebagai
tempat ibadah tetapi juga dapat digunakan sebagai pusat pendidikan,
dakwah dan kegiatan sosial yang bermanfaat bagi agama Allah.
SWT. Dengan demikian, zakat boleh disalurkan untuk pembangunan
masjid karena masjid termasuk sabilillah yang mengandung manfaat bagi
umat Islam.

Daftar materi 1. Cara menentukan jenis profesi apa saja yang dikenai zakat profesi
2 pada KB yang 2. Tata cara mengeluarkan zakat produktif
sulit dipahami
Daftar materi 1. Pengertian Profesi dalam pembelajaran masih mengalami beberapa
yang sering perbedaan pendapat. Bagaimana dengan YouTuber dan vlogger atau
mengalami sejenisnya? Ini adalah profesi baru yang sangat menguntungkan dan
3
miskonsepsi tidak memerlukan banyak pelatihan atau pendidikan, oleh karena itu
dalam mereka memiliki kewajiban yang sama dalam bentuk zakat profesi.
pembelajaran 2. Cara menghitung zakat profesi berbeda-beda dalam pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai