Anda di halaman 1dari 3

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

1. Judul Modul : FIQIH


2. Kegiatan Belajar : KB 1 : HUKUM ZAKAT
3. Refleksi

BUTIR
NO RESPON/JAWABAN
REFLEKSI
PETA KONSEP

Zakat

Jenis -jenis zakat : Konsep Distribusi zakat :


Pengertian - Zakat Hasil Tanah - Konsumtif Tradisional
zakat
- Zakart Profesi - Konsumtif Kreatif
&
- Zakat Pertanian - Produktif Tradisional
Dalil-dalil zakat
Zakat peternakan - Produktif Kreatif

1. Pengertian Zakat
Kata zakat ( ‫ ) كاةز‬berasal dari bahasa Arab, secara bahasa artinya
suci, tumbuh berkembang dan berkah. Zakat berarti mensucikan harta
dan jiwa serta mengandung nilai positif yang dapat dikembangkan
berupa kebaikan bagi muzakki (orang yang berzakat) dan
kemaslahatan ekonomi bagi para mustahiq (orang yang menerima).
Menurut syara’, para ulama mendefinisikannya harta tَ ertentu yang wajib
Konsep dikeluarkan sَ ebagiannya kepada para mustahiq. Disimpulkan, pengertian
(Beberapa zakat adalah kewajiban seseorang untuk mengeluarkan sebagian harta
1
istilah dan miliknya yang sudah memenuhi syarat untuk dizakati kepada orang yang
definisi) di KB berhak menerimanya. Dasar ayat dalam Al-Qur’an ayat 103 :
zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui.

2. Konsep Zakat tanah yang disewakan


✓ Pengertian zakat tanah yang disewakan adalah zakat yang dikeluarkan
dari tanah yang disewakan. Zakat tanah yang disewakan harus
memenuhi beberapa komponen dalam transaksi zakat hasil tanah yang
disewakan sebagai berikut:
a. Sebidang tanah yang disewakan tanah Pemilik.
b. Orang yang menyewakan tanahnya kepada orang lain.
c. Penyewa tanah sekaligus penggarap tanah yang disewakan.
d. Ajru (upah) yang dibayarkan oleh penyewa kepada pemilik tanah.
✓ Ikhtilaf Ulama Tentang Zakat Tanah yang Disewakan.
Ketentuan bahwa zakat hasil tanah yang disewakan oleh pemiliknya
kepada pihak lain, siapakah yang wajib mengeluarkan zakatnya?
Berdasarkan kepada dalil-dalil, fuqaha telah sepakat bahwa yang
dizakatkan adalah hasil tanah yang disewakan, jika tanah yang
disewakan hasilnya milik sempurna pihak si penyewa, maka
penyewalah yang wajib mengeluarkan zakatnya. Dan pemiliki tanah
juga dapat memberikan zakatnya jika ada kelebihan pembayaran dari
uang sewanya yang diperoleh dari hasil tanah yang disewakan.

3. Konsep Zakat Profesi (zakat penghasilan)


✓ Gagasan zakat profesi ini adalah Syeikh Yusuf Qardhawi dalam
kitabnya Fiqh Az Zakah, yang cetakan pertamanya terbit tahun 1969.
Dalilnya ayat al-Qur’an yang dijadikan dasar bagi zakat profesi yaitu
QS. al-Baqarah. 267 :
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil
usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi
untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya
melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya.
dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.
✓ Zakat profesi dapat dimaknai sebagai zakat dari hasil pekerjaan yang
halal yang menjadi bidang pekerjaaanya dan sudah memenuhi syarat
(nishab) yang dikeluarkan sesuai dengan waktu perolehannya.
✓ Fatwa Majelis Ulama Indonesia menjelaskan bahwa penghasilan yang
dimaksud ialah setiap pendapatan seperti gaji, honorarium, upah, jasa,
dan lainlainnya yang diperoleh dengan cara halal, baik rutin(pejabat
negara, pegawai BUMN, pegawai swasta, PNS, karyawan) maupun
tidak rutin (dokter, pengacara, konsultan, dan sejenisnya), serta
pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan bebas lainnya.
✓ Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwa MUI No 3 tanggal 7 Juni
tahun 2003 menyebutkan bahwa semua bentuk penghasilan halal wajib
dikeluarkan zakatnya (sebanyak 2,5 %) dengan syarat telah mencapai
nishab dalam satu tahun, yakni senilai emas 85 gram dalam setahun.
Zakat penghasilan dapat dikeluarkan pada saat menerima jika sudah
cukup nishab. Jika tidak mencapai nishab, maka semua penghasilan
dikumpulkan selama satu tahun; kemudian zakat dikeluarkan jika
penghasilan bersihnya sudah cukup nishab.
✓ syarat-syarat lain yang harus dipenuhi dalam zakat profesi adalah
sebagai berikut: harta pemilikan penuh, penghasilan sudah memenuhi
kebutuhan pokok, telah mencapai nishab ( berdasarkan fatwa MUI
85%, Abu Zahra, 930 liter atau 653 kg, sedangkan jumhur ulama yang
dikutip oleh Sulaiman Rasyid adalah 93, 6 gram), bebas dari hutang.

4. Konsep Zakat produktif


✓ Kemunculan istilah di atas dapat dikatakan sebagai sebuah bentuk
“kritik” terhadap penyaluran zakat kepada mustahiq yang pada
umumnya bersifat konsumtif.
✓ Zakat Produktif adlah zakat yang diberikan Mustahiq yang masih
mampu produktif dalam bentuk modal usaha untuk pengembangan
kemampuan yang dimilikinya.
✓ Hukum zakat untuk produktif adalah boleh berdasarkan maslahah
mursalah kepentingan umum yang lebih maslahah. Karena zakat untuk
modal usaha produktif memiliki peluang yang cerah dalam
meningkatkan ekonomi mustahik jika pengelolaannya dilakukan secara
baik dan profesional.
✓ Syarat-syarat lain yang harus dipenuhi dalam zakat profesi adalah
sebagai berikut: harta pemilikan penuh, penghasilan sudah memenuhi
kebutuhan pokok, telah mencapai nishab ( berdasarkan fatwa MUI 85%,
Daftar materi Abu Zahra, 930 liter atau 653 kg, sedangkan jumhur ulama yang dikutip
pada KB oleh Sulaiman Rasyid adalah 93, 6 gram), bebas dari hutang.
2
yang sulit Kesulitannya adalah :
dipahami - Mengkoversi nisab ke nominal rupiah.
- Bebas dimaksud, hutang konsumtif atau hutang produkti, ataukah
semua hutang.

✓ Miskonsepsi di masyarakat umum tentang Zakat tanah yang disewakan,


siapa yang wajib mengeluarkan zakatnya karena dipahami dari beberapa
pendapat :
1. Menurut Jumhur ulama, bahwa yang wajib mengeluarkan zakat
hasil tanah yang disewakan adalah pihak penyewa. Mereka
beralasan karena yang dikeluarkan zakatnya adalah hasil tanahnya
bukan tanahnya.
2. Menurut pendapat Abu Hanifah dan pengikutnya bahwa pemilik
tanahlah yang wajib mengeluarkan zakatnya karena dari sebab tanah
Daftar materi itulah ada hasil yang diperoleh., tanpa tanah tak akan dapat dihasilkan
yang sering apa-apa.
mengalami 3. Menurut Imam S َ yafi’i, Imam Malik, Iَ mam At-Tsauri, Imam Ibnu
3
miskonsepsi Mubarak dan Imam Ibnu Abu Tsaur berpendapat, penyewa
dalam tanahlah yang wajib membayar zakat, pendapat ini sejalan dengan
pembelajaran pendapat poin pertama.
Perbedaan pendapat tentang zakat hasil tanah yang disewakan dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok dengan alasannya masing-masing.
Pendapat kesatu adalah ulama yang menetapkan bahwa si penyewa
dalam hal ini orang yang menggarap tanah yang wajib mengeluarkan
zakat karena dialah yang secara langsung memperoleh hasil dari
tanah tersebut. Sedangkan pendapat kedua menetapkan bahwa si
pemilik tanahlah yang wajib mengeluarkan zakatnya karena si pemilik
tanah tersebut mendapatkan uang sewa.

Anda mungkin juga menyukai