PERTANIAN
Disusun oleh:
1.Nada Nadina Tanjung
2.Salsabila Azzahra Rilardi
3.Muhammad Farhan
4.Rafly Arya Pramana
5.Faiz Aflansyah
MAN 1
MEDAN
TAHUN 2022-2023
Kata Pengantar
Segala puji bagi allah yg maha mengetahui dan mahabijaksana yg telah memberikan
petunjuk menuju agama yg lurus kepada hambanya dan mensyariatkan berbagai hukum bagi
mereka . Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan pada Nabi Muhammad Saw.
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas fikih. Tak hanya itu, kami
juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan pembaca pada
umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan
makalah ini.
Akhirnya kata, kami berharap semoga makalah fiqih ini bisa memberikan informasi dan ilmu
yg bermanfaat bagi kita semua. Kami juga mengucapkan terima kasi kepada para pembaca yg
telah membaca makalah ini hingga akhir
Medan,september 2022
penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………………………………………..2
DAFTAR ISI……………….……………………………………………………………………………………………………..3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………………….4
A. Latar Belakang……………………………………………………………………………………………………4
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………………5
A. KESIMPULAN……………………………………………………………………………………………………..7
KATA PENUTUP………………………………………………………………………………………………………………7
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam al-qur’an disebutkan bahwa pada harta yg dimiliki seseorang, didalamnya terdapat
hak bagi orang lain. Hak yg utama berupa zakat, sedangkan islam juga menganjurkan agar
manusia bersedekah, berqurban, berwakaf, berinfaq, berakikah, senantiasa memuliakan tamu,
menghormati tetangga, dll.
Zakat hasil pertanian merupakan salah satu jenis zakat mal, objeknya meliputi hasil tumbuh-
tumbuhan atau tanaman yg bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-mayur,
buah-buahan, dan lain-lain.
BAB II
PEMBAHASAN
B.Landasan hukum
Firman Allah yang mendukung untuk dikeluarkannya Zakat, khususnya Zakat pertanian
sebagai berikut: ““Dan dirikanlah shalat serta bayarlah zakat serta bersujudlah kamu beserta
orang-orang sholat”. (QS, Al – Baqarah : 43) “Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang
berjunjung dan yang tidak berkunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-,macam
buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya)
Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila berbuah. Dan tunaikanlah haknya
(zakatnya) di hari memetiknya, dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah Tidak
menyukai orang yang berlebih-lebihan”. (QS, Al – An’am : 141).
Hadist Nabi: Dari Ibnu Abbas ra. Bahwasanya Nabi Saw mengutus Muadz ke Yaman, lalu
menuturkan is hadisnya, dan di dalamnya disebutkan, “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan
zakat kepada mereka pada harta mereka yang diambil dari orang kaya mereka dan diberikan
kepada orang-orang miskin mereka.” (HR. Bukhari Muslim, dan lafal milik Bukhari) Dalam
riwayat Abu Dawud disebutkan: ”Atau apabila tanaman itu menyerap ar dengan akarnya,
zakatnya ialah sepersepuluh, dan tanaman yang disiram dengan menggunakan binatang atau
tenaga manusia, zakatnya adalah seperdua puluh.” Diriwayatkan dari Ibnu umar RA, ia berkata:
“Nabi SAW bersabda: “Terhadap tanaman yang disirami hujan dari langit dan dari mata air atau
yang digenangi air selokan, dikeluarkan zakat sepersepuluhnya, sedangkan terhadap tanaman
yang diairi dengan sarana pengairan sepersepuluhnya” (HR. Bukhari dan Ahmad).
C.Ketentuan zakat pertanian
Ketentuan zakat untuk hasil pertanian, apabila diairi dengan air hujan, atau sungai/mata/air,
maka 10%, apabila diairi dengan cara disiram / irigasi (ada biaya tambahan) maka zakatnya 5%.
Dari ketentuan ini dapat kamu pahami bahwa pada tanaman yang disirami zakatnya 5%.
Artinya 5% yang lainnya didistribusikan untuk biaya pengairan. Imam Az Zarqani berpendapat:
“bahwa apabila pengolahan lahan pertanian diairi dengan air hujan (sungai) dan disirami
(irigasi) dengan perbandingan 50;50, maka kadar zakatnya 7,5% (3/4 dari 1/10)”.
Pada sistem pertanian saat ini, biaya tidak sekadar air, akan tetapi ada biaya lain seperti
pupuk, insektisida, dll. Maka untuk mempermudah perhitungan zakatnya, biaya pupuk,
insektisida dan sebagainya diambil dari hasil panen, kemudian sisanya (apabila lebih dari
nishab) dikeluarkan zakatnya 10% atau 5% (tergantung sistem pengairannya).
Zakat Pertanian wajib ditunaikan jika hasil panen sudah mencapai nishab zakat sebesar
652,8 kg gabah atau 520 kg makanan pokok. Jika selain makanan pokok, maka nisabnya
disamakan dengan makanan pokok paling umum di daerah tersebut.
2. Jika tidak ada biaya irigasi dan tanaman diairi dengan air hujan, sungai atau mata air
maka 1/10 atau 10%
KESIMPULAN
Zakat hasil pertanian merupakan salah satu jenis zakat mal, objeknya meliputi hasil tumbuh-
tumbuhan atau tanaman yg bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-mayur,
buah-buahan, dan lain-lain. Zakat hasil pertanian adalah zakat yg dikeluarkan setelah panen
dari hasil pertanian jika telah mencapai nishab. Ketentuan zakat pertanian, apabila diairi
dengan air hujan, atau sungai/mata air, maka 10% apabila diairi dengan cara disiram maka
zakatnya 5%.syarat zakat pertanian meliputi; islam,merdeka,sempurna,cukup hisab,tanaman
adalah makan asasi yg tahan disimpan lama, tanaman adalah hasil usaha manusia, bukan
tumbuh sendiri.
KATA PENUTUP
Demikian pembahasan mengenai zakat pertanian, semoga allah selalu memberikan taufik
dan hidayahnya untuk kita, agar senantiasa dapat mengikuti perintah perintahnya.