Anda di halaman 1dari 2

Nama : Nadhifa Ammara Dara Nasution

NIM : 21102250133

Impressionism

Berdasarkan yang saya baca dari buku “Introduction to Contemporary Music” karya Joseph
Machlis, terdapat 3 pembahasan yaitu impresionisme dalam lukisan, impresionisme dalam syair
dan impresionisme dalam musik. Sebelumnya, dijelaskan terlebih dahulu bagaimana munculnya
impresionisme tersebut. Pada paruh kedua abad ke-19, para seniman semakin mengembangkan
hal-hal yang tidak biasa. Di satu sisi, gerakan ini merupakan pemberontakan melawan selera kaum
borjuis atau golongan menengah keatas. Di sisi lain, gerakan tersebut juga untuk mewujudkan
keinginan untuk menghilangkan seni dari ekspresi tertentu yang telah hilang kesegarannya.
Gerakan tersebut dikenal sebagai impresionisme yang berpusat di Paris.

a. Impresionisme dalam Lukisan


Para pelukis impresionis ingin membuang segala sesuatu dalam gaya tradisi Romantik
yang telah menjadi formula akademis. Mereka menyatakan bahwa apa yang ada di atas kanvas
bukanlah representasi yang tepat dari benda-benda, tetapi kesan sang seniman tentang benda-
benda itu. Mereka tidak mencampur warna pada palet, melainkan menyandingkan potongan-
potongan warna murni di atas kanvas, yang membiarkan mata untuk melakukan pencampuran
secara langsung. Sehingga mempunyai hasil permainan warna yang belum pernah terlihat
sebelumnya. Para pelukis Romantik menolak Kaum Impresionis. Hal yang utama dari impresionis
bukanlah manusia, tapi cahaya. Mereka tertarik pada materi yang dianggap sepele oleh para
pelukis Romantik. Namun pada akhir abad, Impresionisme telah muncul sebagai sekolah
terkemuka da;am seni lukis Eropa.

b. Impresionisme dalam Syair


Pemberontakan serupa juga terjadi dalam puisi, dipimpin oleh para simbolis. Para simbolis,
seperti pelukis impresionis, berpaling dari kesedihan gerakan Romantik. Mereka membuang unsur
cerita dalam puisi. Mereka lebih menunjukkan hinaan terhadap moral, baik itu tersurat maupun
tersirat.
c. Impresionisme dalam Musik
Impresionisme dalam musik datang dari orang Prancis juga sama seperti lukis dan syair.
Debussy, seorang pemuda berusaha mengganti seni yang halus menjadi bijaksana. Pada awalnya,
para profesor menganggap impresionisme merupakan salah satu musuh paling berbahaya ketika
Debussy menyerahkan The Blessed Damozel. Meskipun demikian namanya melekat, karena
tampaknya mengungkapkan apa yang dirasakan kebanyakan orang tentang musiknya. Bagi
Debussy, seni merupakan pengalaman sensual daripada pengalaman etis atau intelektual. Debussy
di sini menjunjung tinggi cita-cita seni Gallic kuno: untuk memikat, menghibur, dan melayani.

Apakah Impresionisme merupakan pemberontakan melawan tradisi Romantik atau hanya


manifestasi terakhir dari tradisi tersebut? Tidak diragukan lagi bahwa Debussy mengibarkan panji
pemberontakan terhadap aspek-aspek tertentu dari warisan Romantik. Namun dalam beberapa
cara, Impresionisme melanjutkan tren dasar gerakan Romantik. Bagaimanapun, kemunculan
impresionisme dalam musik berjalan seiring dengan posisi dominan yang diambil musik Prancis
setelah pergantian abad.

Anda mungkin juga menyukai