Anda di halaman 1dari 8

PERBEDAAN MUSIK ERA ABAD TENGAH

DENGAN MUSIK ERA RENAISSANCE

Tugas Mata Kuliah :

Sejarah Komposisi I

Disusun oleh:

Nadhifa Ammara Dara Nasution

2110225013

Program Studi Penciptaan Musik

Fakultas Seni Pertunjukan

INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

2022
BAB I

PEMBAHASAN

A. Musik Era Abad Tengah


Era Abad Pertengaham dimulai bersamaan dengan runtuhnya kekaisaran Romawi
bagian barat tahun 476 CE sampai masa Renaisans di Abad ke-15. Pada Era ini musik
sebagian besar didominasi oleh Gereja. Bentuk musik pada saat itu bersifat religious.
Bentuk musik vokal sangat berkembang di dalam biara dengan haya monofoni. Semua
musik harus dikaitkan dengan kehidupan liturgis; mengiringi Mazmur (book of Psalms)
atau aspek-aspek yang berkaitan dengan ibadah Katolik, di antaranya ordinarium atau
propium. Namun muncul sisi positif yang menjadi tonggak dalam perkembangan
musikologi dunia yakni disusunnya musik Gregorian oleh Paus Gregotius Agung (590-604
CE). Pada era ini juga terjadi perbaikan tulisan musik dan dasar-dasar teori musik yang
dikembangkan oleh Guido d’Arezzo pada tahun 1050.
Namun terdapat juga musik di luar gereja, yakni troubadour dan travere. Yang
pertama berkembang di Perancis Selatan, sedangkan yang kedua berkembang di Perancis
Utara. Tema-tema musik ini tidak religius atau berkaitan dengan ibadah, tetapi bersifat
sekular. Temanya berkisar percintaan, politik, ksatria, perang, alam, dan sebagainya.

a. Karakteristik Musik Era Abad Tengah


1. Monofonik
Sampai periode Abad Pertengahan Akhir, sebagian besar musik Abad Tengah
berbentuk nyanyian monofonik. Ketika suara tambahan ditambahkan, mereka akan
bergerak dalam gerakan paralel ke suara utama, tidak seperti Era Renaisans dan
Barok.
2. Notasi musik
Selama Era Musik Abad Tengah awal, tidak ada sistem notasi. Orang-orang
mendistribusikan musik melalui lisan dan ingatan. Orang-orang Roma
memperkenalkan tanda-tanda yang disebut neumus. Simbol-simbol ini biasanya
ditulis di atas lirik atau teks nyanyian. Tujuan dari simbol-simbol ini adalah untuk
menunjukkan naik dan turunnya suara.pada akhirnya simbol tersebut menjadi
notasi neumatik. Menjadi notasi musik utama pada abad ke-9.
3. Instrumen
Pada era ini terdapat instrumen walau musik monofonik dominan. Salah satu
contohnya adalah flute abad pertengahan. Berbeda dengan versi modern, flute ini
tidak memiliki kunci, melainkan lubang. Selaim flute, banyak juga musisi yang
memainkan dulcimer, lyram recorder dan lute. Instrumen tersebut sering dimainkan
di tempat ibadah seperti katedral dan biara. Instrumen tersbut juga lazim di istana
bangsawan dan bangsawan kaya.
4. Troubadours dan troveres
Troubadours dan trouveres pada dasarnya adalah penyair-musisi yang datang dari
selatan Prancis atau biasanya dari kelas bangsawan. Mereka membawa lute,
gambus dan alat musik Abad Pertengahan lainnya selama perjalanan dan ketika
mereka bernyanyi, mereka mengirinya dengan instumen.
5. Ritme atau Modus
Ritmen Abad Tengah memiliki pola yang disebut dengan modal. Ada 8 modis,
tetapi hanya 5 di antaranya yang lebih penting: Ionian, Dorian, Phyrgian, Lydian &
Mixolydian.

b. Komposer Musik Era Abad Tengah


1. Stephen of Liege (850-920)
Beliau aktif pada periode Pertengahan Abad Akhir. Beliau menulis Gregorian
Chant atau Plainsong yang domiman pada saat itu.
2. Hildegard of Bingen (1098-1179)
Beliau merupakan kepala suster, penulis, filosofis, penyair dan komposer. Beliau
adalah salah satu komposer paling terkenal dan paling sering merekam karya sakral
monofonik.
3. Fulbert of Chartres (952-1028)
Beliau menulis himne untuk memuliakan Perawan Maria, serta “Chorus Novae
Jerusalem” untuk dinyanyikan pada paskah.
4. Peter Abelard (1079-1142)
Beliau dikenal sebagai teologi dan cedekiawan di Gereja Barat pada zamannya.
Tapi ia juga seorang komposer, menulis himne monofonik dan planctus alkitabiah.
Ia menulis lagu-lagu sedih yang meratapi kematian, dalam hal ini kematian seorang
tokoh alkitabiah.
5. Leonin (1155-1201)
Beliau adalah orang pertama yang menulis dua bagian melodi yang lebih besar dan
panjang nada yang ketat, sehingga ia dikreditkan sebagai komposer pertama musik
seni polifonik.

B. Musik Era Renaissance


Secara literal ‘renaisans’ (renaissance) berarti ‘kelahiran kembali’ (rebirth). Nama
lain dari istilah ini adalah ‘fajar budi’, ‘aufklarung’, ‘pencerahan’ (enlightment), atau
‘kebangkitan kembali’. Renaisans mungkin lebih tepat disebut ‘peradaban’ ketimbang
‘periode’, sebab masa pencerahan ini memiliki rentang yang sangat panjang. Periode Barok
dan Klasik pada dasarnya juga masih berada dalam semangat Renaisans. Musik gereja
mengalami kemunduran. Pada zaman ini alat musik alat musik piano dan organ sudah
dikenal, sehingga munculah musik instrumental. Di Kota Florence, misalnya, berkembang
seni Opera dengan musik instrumentalnya.
Pada masa ini pula susunan empat suara menjadi standar dan kian menentukan
perkembangan bentuk paduan suara di zaman berikutnya. Suara contra tenor yang pada
Abad Pertengahan merupakan penambahan terhadap tenor, kini dibagi dua menjadi suara
tinggi (altus) dan rendah (bassus). Keduanya ditempatkan di bawa suara tenor. Sementara
suara pokok (cantus firmus) kini mendapat nama superius atau sopra. Maka mulailah
diperkenalkan susunan SATB dalam bentuk choral yang biasa dipakai dalam ordinarium
di dalam misa kudus di alam tradisi ibadah gereja Katolik.
Secara filosofis pemaknaan syair di dalam musik di zaman ini juga masih berorientasi
pada filosofi kristiani dan berpengaruh pada kaitan antara teks dan lagu. Para komponis
pada zaman ini masih sangat memperhatikan spirit dan mood dari sebuah teks tetap dalam
kerangka spiritualitas kristiani. Mereka memilih modus, melodi, dan ritme yang secocok
(match) mungkin dengan teksnya. Kata-kata atau syair atau teks, acapkali dikembangkan
dengan teknik text painting (word painting), yakni representasi musikal terhadap imaji kata
atau kalimat tertentu.

a. Karakteristik Musik Era Renaissance


1. Polifoni
Musik Abad Pertengahan sering dicirikan oleh monofoni, sedangkan Musik
Renaisans menekankan beberapa suara yang bernyanyi dalam gaya polifonik. Hal
yang sama berlaku untuk musik instrumental multi-bagian.
2. Musik Tonal
Di era Renaisans, beberapa musik, terutama musik vokal, tetap bersifat modal,
tetapi bentuk-bentuk yang lebih baru seperti madrigal Inggris dan madrigal Italia
menganut musik tonal yang tetap populer hingga saat ini.
3. Peningkatan pengambilan risiko
Musik renaisans awal, mempertahankan aturan harmoni musik Abad Pertengahan
akhir. Tetapi ketika gaya-gaya baru muncul selama abad ke-16, musik renaisans
mulai mendorong batas-batas dan memperkenalkan momen-momen disonansi.
4. Instrumen
Pada era Renaisans muncul instrumen-instrumen baru. Instrumen yang biasa
digunakan dalam musik Renaisans anatara lain harpsichord, gitar, trumpet, violin,
flute, dan lain-lain.

b. Komposer Musik Era Renaissance


1. John Dunstable (1390-1453)
Beliau adalah seorang astrolog, astronom, dan matematikawan yang dihormati. Ia
menulis sebagian besar musik religi di bawah perlindungan berbagai keluarga
bangsawan. Salah satu ciri khas tulisannya adalah penggunaan interval terts.
2. Guillame Du Fay (1397-1474)
Beliau menulis baik musik religi, termasuk Misa dan himne. Ia juga menulis
setidaknya dua buku tentang teori musik, meskipun teorinya tidak bertahan lama.
Ia terkenal karena melodinya yang merdu dan mudah diingat.
3. Johannes Ockeghem (1410-1497)
Beliau meninggalkan komposisi dalam jumlah yang relatif kecil, namun Misa,
motet, dan chansin sekulernya bertahan dipuji karena keseimbangan kecakapan
teknis dan ekspresinya.
4. Giovanni Pierluigi da Palestrina (1525-1594)
Musik religi yang ditulis oleh Palestrina dengan sempurna mencontohkan ggaya
yang menjadi terkenal menjelang akhir periode Renaisans: polifoni paduan suara
yang agung dan kompleks, dengan banyak bagian yang terjalin.
5. Orlande de Lassus (1530-1594)
Beliau merupakan seorang komposer yang berspeliasisasi dalam musik vokal.
Lagu-lagunya termasuk madrigal Italia, chanson Prancis dan lieder Jerman. Ia
meninggalkan lebih dari 2000 komposisi, banyak di antaranya dicirikan oleh gaya
polifonik yang kaya.
BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan
Musik Era Abad Tengah muncul pada tahun 500 M hingga 1400 M, sedangkan musik
Era Renaissance muncul pada tahun 1400 M hingga 1600 M. Musik Era Abad Tengah
tidak banyak memiliki sistem notasi untuk menuliskan musik, sementara musik Era
Renaissance mendukung penemuan fugues. Ini jelas menunjukkan tentang sistem notasi.
Musik Era Abad Tengah dominan monofoni, sedangkan musik Era Renaissance dominan
polifoni. Musik Era Abad Tengah sebagian besar hanya vokal sedangkan musik Era
Renaissance terdiri dari instrumental dan vokal; seruling, harpa, biola adalah beberapa
instrumen yang digunakan. Abad Tengah merupakan awal dari sejarah musik, sedangkan
Renaissance mengembangkannnya ke beberapa level baru.

Dilihat dari perbedaan-perbedaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa musik Era Abad
Tengah dan musik Era Renaissance berbeda satu sama lain dan Renaissance merupakan
pengembangan dari musik Abad Tengah.
DAFTAR PUSTAKA

https://orchestracentral.com/characteristics-of-medieval-music/

https://www.masterclass.com/articles/medieval-era-music-guide#5-characteristics-of-medieval-
music

https://media.neliti.com/media/publications/287006-nilai-estetis-musik-dalam-rentang-sejara-
3e705564.pdf

https://tirto.id/sejarah-musik-abad-pertengahan-renaisans-klasik-dan-kontemporer-giGs

https://www.masterclass.com/articles/renaissance-music-guide#instruments-of-the-renaissance-
period

https://hellomusictheory.com/learn/renaissance-era-composers/

https://www.differencebetween.com/difference-between-medieval-and-vs-renaissance-music/

Anda mungkin juga menyukai