Anda di halaman 1dari 4

Bab VI

SEJARAH MUSIK BARAT

1. Musik Gregorian (375-1400)


Gaya bermusik yang berkembang pada tahun 375 – 1400 adalah “Monofon”. Monofon berasal dari kata
monos yang berarti tunggal (bhs. Yunani), dan phooneoo yang berarti berbunyi. Jadi musik monofon adalah
suatu jenis musik yang terdiri dari satu suara, tanpa iringan apapun..
Pada abad ke-10, teori modalitas Gregorian masih dilengkapi dengan teori tentang nada dominan,
yang berarti nada yang menguasai seluruh tangga nada tersebut, karena sifatnya sebagai pusat terhadap
seluruh gerakan melodi Gregorian.
Bentuk Baru lagu Gregorian.
Bentuk baru lagu Gregorian dimulai pada abad 10, sejak musik Gregorian diresmikan sebagai lagu ibadat
gereja. Keinginan untuk menciptakan lagu baru bangkit dan diwujudkan dalam bentuk baru dengan
memasukkan unsur musik duiawi. Contoh bentuk baru musik Gregorian yang sudah terpengaruh musik
duniawi:
1) Tropus (kata latin yang asal katanya adalah tropos) yang berarti ‘ungkapan’/’cara’. Tropus merupakan
tambahan pada suatu lagu Gregorian, biasanya sebagai sisipan.
2) Sekwensi (dari bahasa latin sequential) yang berarti urutan. Sekwensi merupakan bentuk perulangan tetapi
tidak sama kata-katanya.

Tokoh-tokoh pemusik Gregorian dan karyanya:


1. Guillaume de Machaut (1300-1377) : Chanson, Missa Notre Dame.
2. Guillaume Dufay (1397- 1474) : Deus Tuorum militum.

2. Renaissance (Tahun 1400 – Tahun 1600)


Istilah Renaissance berasal dari bahasa Perancis, yang berarti kelahiran kembali. Istilah Renaissance baru
dipakai sejak tahun 1860 untuk menentukan abad 14-16 di Italia, karena munculnya pemikiran baru dimana
manusia menjadi ‘ukuran untuk segala benda’ (mis: dalam arsitektur dan seni rupa). Sebagai seniman pada
saat itu, ia tidak hanya mengungkapkan apa yang terjadi di luar manusia, tetapi juga apa yang terjadi dalam
diri manusia.

Bentuk-bentuk Komposisi Renaissance


Bentuk komposisi utama dalam periode musik ini adalah musik sakral, terutama berbentuk misa dan motet.
Kemudian baru pada abad 16 berkembanglah bentuk madrigal sebagai musik profan yang mutunya sama
tinggi dengan musik sakral.
a. Bentuk Motet
Motet memakai bahasa dan teks yang sama (biasanya menggunakan teks yang berasal dari kitab suci atau
liturgi).
Terdapat dua macam motet:
1. Dengan Cantus firmus (melodi utama) dalam tenor
2. Tanpa Cantus firmus (melodi utama).
Bentuk motet berpangkal dari syairnya, tiap potongan disertai motif yang khas. Motif mulai dipakai dalam
salah satu suara dan ditirukan dalam suara-suara lainnya (imitasi).
b. Ordinarium Misae
Bagian-bagian dalam sebuah misa (Kyrie, Gloria, Credo, Sanctus dan Agnus Dei) dikarang dalam bentuk
motet dan dirangkai dalam satu misa entah dengan memakai suatu cantus firmus yang sama atau juga hanya
dengan memakai motif kepala yang sama.
c. Nyanyian Offisi
Nyanyian Offisi dikhususkan untuk ibadat harian. Berikut bentuk-bentuk komposisi dalam nyanyian Offisi:
Himne : sebuah nyanyian berbait. Setiap ibadah dibuka dengan madah/ himne.
Magnificant : terdiri dari sebuah antifon dalam bentuk motet, serta ayat-ayat yang diambil dari injil Lukas
1:46-55 dan dibawakan secara resitatif dan tak jarang dalam 4 suara.
Benedictus : seperti magnificant, namun ayatnya diambil dari injil Lukas 1: 68-79.
Antifon: biasanya digunakan untuk mazmur-mazmur tertentu.

Ciri-ciri musik renaissance:


1. Merupakan musik Eropa Barat yang berkembang pada masa Renaissance, yaitu sebuah zaman yang
berkisar dari awal abad ke-14 dan sampai abad ke-17,
2. Bermula di negar Italia di akhir abad pertengahan dan menjalar keseluruh Eropa, dan berkembang dengan
pesat pada musik Polyphoni.
3. Sebuah lagu Choral secarati pikal mempunyai empat, lima atau enam suara dengan interest melodi yang
sejajar, masing-masing suara mempunyai tema melidi yang sama yang muncul bergantian musik jenis kanon.
4. Bertemakan istanasentris (kerajaan)
5. Lebih mementingkan musik vokal ketimbang musik instrument.
6. Dalam kebanyakan musik renaissance penggunaan interval ketiga (terts) sebagai konsonan merupakan
idiom atau kebiasaan musik yang digemari pada zaman awal renaissance. Idiom ini membuat musik
renaissance terdengar santai karena stabil dan kaya dalam harmoni.

Tokoh-tokoh musik periode Renaissance dan karyanya:


a. Jean Ockeghem (1410 – 1497) : Missa Ecce Ancilla Domini.
b. Josquin Desprez (1450 – 1521) : Missa Pange Lingua.
c. Adrian Willaert (1490 – 1562) : Qual dolcezza giamai.
d. Giovanni Pierluigi da Palestrina ( 1525 – 1594) : Missa Papae Marcelli.
e. Orlando di Lasso (1532 – 1594) : Mattona mia cara, Osculetur me,
f. John Dowland (1562 – 1626) : Time Stand Still.

3. Periode Musik Baroque/ barok (1600 – 1750)


Istilah Baroque pertama kali dipakai sebagai nama gaya kesenian abad 16-17, dalam buku ‘Encyclopedie’
karangan Denis Diderot pada tahun 1750. Kemudian diartikan kedalam bahasa Portugis, Barucco atau
Barocco yang artinya Mutiara. Pada abad 18 kesenian musik jaman baroque dinilai negatif karena dianggap
kehilangan bentuk yang normal, dianggap eksentris dan berlebihan, bahkan dianggap kurang bermutu,
harmoninya dianggap kurang jelas, terdapat banyak disonansi, melodinya sulit dan melodinya dianggap
kaku/tidak wajar.
Baru pada abad ke-19 musik baroque dianggap positif, karena banyak komposer yang mencari hal-hal baru
yang ekstrim. Hal-hal yang sebelumnya dianggap tabu, justru menjadi focus utama dalam sebuah
komposisinya. Misalnya dalam hal harmoni, pemakaian nada disonan yang sebelumnya sangat dihindari,
tetapi pada masa ini menjadi salah satu bumbu dalam sebuah komposisi.
Perasaan dan pikiran orang baroque tidak hanya melihat dirinya sebagai citra Allah, sebagai pedoman dan
ukuran keindahan seperti perasaan dan pikiran orang Renaissance. Tetapi ia mulai memperhatikan
perasaannya dan imajinasinya. Orang yang yang hidup pada periode ini, berusaha menambah kesan mewah,
berlimpah-limpah dan mereka tak segan-segan untuk memperluas batas realita hidup dengan khayalan-
khayalan yang fantastis. Hal ini bertolak belakang dengan pikiran orang Renaissance yang berorientasi pada
segala seuatu yang real/ jelas dan sederhana. Baru pada periode setelah barok, yaitu periode Klasik kedua
pola ini mencapai suatu keseimbangan pada pemikiran orang-orangnya.

Tokoh-tokoh musik Pada Periode Musik Baroque:


1 Caludio Monteverdi (1567-1643): Ariadne’s Complaint, Madrigals of War and Love,
2 Girolamo Frescobaldi (1583-1643): Fiori musikali,
3 Jean Baptiste Lully (1632-1687): Acis and Galatea,
4 Johann Pachelbel (1653-1706): Canon in D,
5 Henry Purcell (1659-1695): Three part upon a ground.
6 Antonio Vivaldi (1678-1741): The Four Season (Spring, Summer, winter, autum), Guitar concerto in D
major, violin concerto in A minor, concerto Grosso in C major, Gloria,
7 George Philipp Telemann (1681-1767): Suite in B flat Major.
8 George Friedrich Handel (1685-1759): Musik For Royal Fireworks, water musik (Air, Alla hornpipe),
Concerto Grosso op.6, nr 6, Messiah, Hallelujah.
9 Johann Sebastian Bach (1685-1750): toccata and Fugue in D minor, Brandenburlg Concerto, Preludium In
C major, Badinerie from orchestral suite in B minor, air from Orchestral Suite in D major, Chaconne, jesu
joy man’s of desiring,
10 Domenico Scarlati (1685-1757): Harpischord sonata in D major.

4. Periode Musik Klasik (1750-1820)


Era ini di mulai oleh wafatnya Johann Sebastian Bach seorang composer pada periode sebelumnya pada
tahun 1750. Periode Klasik dibedakan menjadi tiga periode waktu: (1) Rokoko atau Pra-Klasik (1730-1760);
(2) Klasik awal (1760-1780); (3) Klasik Tinggi (1780-1820). Seperti halnya pada awal jaman Baroque yang
merupakan suatu reaksi terhadap jaman Renaissance, begitu pula pergantian jaman Baroque ke jaman Klasik.
Dalam periode musik Klasik timbul dua gaya musik yang berkembang:
1 Gaya Galan. Mulai berkembang di Perancis sejak tahun 1730, gaya ini merupakan suatu teknik komposisi
yang sengaja ingin menjauh dari teknik kontrapung/ polifon (Bach, Handel) dan bersifat lebih bebas, mudah
untuk dimengerti. Gaya ini ditujukan terutama kepada pecinta musik, yang ingin menghibur secara bermutu
bukan tujuannya menciptakan komposisi berat (dengan mengikuti peraturan-peraturan ilmu kontrapung).
2 Gaya Sensitif. Gaya ini berasal dari Inggris pada tahun 1742. Gaya Sensitif ini pada dasarnya ingin
menentang gaya Baroque yang terlalu kaku. Secara kongkrit hal ini diwujudkan dalam dinamika (Crecendo-
Decrecendo) kemudian pola melodinya sangat ekspresif dan penuh dengan nada hiasan. Gaya ini
diperkembangkan dalam sekolah Mannheim dengan Stamitz sebagai tokohnya.
Ciri-ciri periode musik Klassik:
1. Penggunaan dinamika dari keras menjadi lembut (Cresscendo dan Decrescendo).
2. Perubahan tempo dengan accelerando (semakin cepat) dan ritardando (semakin lembut).
3. Pemakaian ornamentik dibatasi.
4. Penggunaan accord trinada.

Tokoh-tokoh dan karyanya dalam periode Musik Klasik.


1. Carl Philipp Emanuel Bach (1714-1788) : Quartet in A minor.
2. Jan Vaclav Stamic (1717-1757): Symphony in A Major.
3. Joseph Haydn (1732-1809): Trumpet Concerto in E flat Major, Symphony nr. 94” ‘The Surprise’, Cello
Concerto in C major, Quartet in C major ‘Emperor”, quartet in D minor’ Quinten’, Symphony nr. 104”
London”.
4. Luigi Boccherini (1743-1805): Minuet.
5. Antonio Salieri (1750-1825): Sinfonia Veneziana.
6. Muzio Clementi (1752-1832): Sonata op. 25 nr. 5.
7. Wolfgang Amadeus Mozart (1756-1791): The Marriage of Figaro, Eine Kleine Nachtmusik, Rondo Alla
Turca, Don Giovani, The Magic Flute, Requiem dsb.

5. Periode Musik Romantik (1800- 1890).


Kata ‘romantik’ dan ‘romantis’ sebenarnya berasal dari sastra abad 18. Sejak awal abad 19 dipakai secara
umum tanpa diberi arti dan batas yang jelas, apakah yang dimaksud suatu gaya, suatu teknik, bentuk-bentuk
tertentu, ataukah hanya suatu sikap saja terutama dalam kesenian. Pada dasarnya istilah ‘romantis’
berhubungan dengan perasaan, tetapi anehnya komposisi piano yang diciptakan pada tahun 1780-an telah
diberi judul penuh perasaan, beremosi dsb. Bahkan karya musik akhir W.A. Mozart memuat ungkapan
perasaan mendadak yang kemudian oleh salah satu tokoh musik Romantik (E.T.A. Hoffman) ditafsirkan
sebagai musik khas Romantik. Ini merupakan suatu bukti bahwa suasan Romantic sudah mulai hadir pada
akhir abad 17. Artinya selama jaman Klasik (mulai 1780) sudah hadir pula Romantik yang berkembang dan
menjadi semakin nyata pada tahun 1830 dst.
Ciri musik Periode Romantik dilihat dari:
1. Bentuk
Bentuk-bentuk musik Klasik tetap dipertahankan juga pada era Romantik. Namun ternyata terjadi suatu
perubahan dan perkembangan yang berbeda-beda di antara para komponis Romantik. Artinya, musik
Romantik mengambil alih semua jenis musik klasik; namun diperluas dan dirubah. Perhatian pada syair dan
puisi mendapat perhatian cukup besar dalam musik instrumental. Salah satunya komponis Seperti Schubert
mengambil alih lagu vokal ke dalam musik instrumental.
2. Harmoni
Harmoni Klasik dikembangkan lagi dalam harmonic Romantik dengan ditambah nada kromatis / alterasi,
dengan enharmonic sampai batas tonalitas. 3. Melodi
Seperti pada musik Klasik, dalam musik Romantik melodi menguasai seluruh musik. Melodi bukan pertama-
tama diciptakan menurut peraturan dan hukum-hukum estetis, tetapi dianggap sebagai wadah dari ungkapan
rohani, mutunya ditentukan oleh sifatnya, artinya: makin sederhana makin baik. Oleh karena itu sebuah motif
dapat mengungkapkan suatu makna.
4. Ritmik
Ritmik selama jaman klasik telah diperkembangkan dan ditangani dengan sangat teliti karena ikut secara
hakiki sebagai sarana ungkapan, tetapi pada era Romantik, ritmik malah dianak tirikan. Hal ini terjadi karena
para composer Romantik jenuh dengan tempo yang itu-itu saja. Maka pada era Romantik akhir ada gejala ke
arah tempo ekstrim cepat dan ekstrim lambat. Ini berarti bahwa para pemusik tidak lagi merasa terikat pada
angka M.M. ( Metronom Malzel).
5. Warna Suara
Romantik mengalami musik sebagai “jiwa kosmos” dan “suara alam”. Maka tidak mengherankan bahwa
diutamakan instrument alamiah seperti Korno, Flute, Klarinet, dan lain-lain. Komponis Romantik senang
dengan bunyi yang besar, maka orkes dan paduan suara menjadi besar dan bombastis. Alat tiup diutamakan
untuk menciptakan sacral dan khidmat.

Tokoh-tokoh musik dan karyanya yang hidup antara periode musik Klasik dan periode musik
Romantic:
1. Ludwig van Beethoven (1770-1827): Symphony nr.5 in C minor, Fur Elise, Symphony nr. 6 in F major
“Pastoral”, Piano Sonata nr. 8 in Cminor “ Pathetique”, Romance for violin and orchestra in F major,
Moonlight Sonata, Symphony nr. 9 in D minor (Ode to Joy)
2. Niccolo Paganini (1782-1840): Caprice nr. 24 for violin Solo, Violin Concerto nr. 2 in B minor “ La
Campanella” dsb.
3. Carl Maria von Weber (1786-1826): Der Freischuts, Invitation to the Dance.
4. Gioachino Rossini (1792-1868): The Barber of Sevilla, William Tell, La Gazza Ladra, dsb.
5. Franz Schubert (1797-1828): Symphony nr. 8 in B minor “ Unfinished”, Die Schone Mullerin, The Trout
Quintet, Ave Maria, dsb.
6. Hector Berlioz (1803-1869): Harold in Italy, Fantastic Symphony,
7. Johann Strauss I (1804-1849): Radetzky March.

Tokoh-tokoh dan karyanya dalam periode Musik Romantik.


1. Mikhail Ivanovich Glinka (1804-1857): Ruslan and Lyudmila, Ivan Susanin, dsb
2. Felix Mendelssohn-Bartholdy (1809-1847): A Midsummer Night’s Dream, Violin Concerto in E minor,
Symphony nr. 4 in A major” Italian”, dsb.
3. Fryderyk Chopin (1810-1849): Fantaisie- impromptu in C sharp minor, Ballade in F major, Black Key
Etude, Nocturne in E flat Mjaor, Waltz in D flat Major, The Revolutionary Etude, dsb.
4. Robert Schuman (1810-1856): Symphony nr. 1 in B flat Major “Spring”, Scene From Childhood
(Dreaming), piano Concerto in A minor,

6. Periode Musik Modern (1900- sekarang).


Seiring dengan munculnya kesadaran kebangsaan dan pembebasan dari belenggu kolonialisme di abad XX
seni musik juga mengalami bentuk dan gaya. Ciri paling penting dalam musik modern adalah sikap
emansipatif, yaitu sikap yang ingin membebaskan diri dari segala belenggu aturan yang mengekang
kebebasan berekspresi. Maka, mulailah gejala munculnya aliran musik impresionisme, ekspresionisme dan
eksperimental. Gaya ini berciri tidak teratur, bagi komponis masa modern ketidakteraturan ini menimbulkan
misteri dan ketegangan tidak terduga. Gaya impresionisme mulai merasuk ke dunia musik. Gaya musik ini
menekankan pada timbulnya kesan yang kuat bagi pendengar.

Clude Achille Debussy (1862-1918)


Merupakan pelopor aliran musik impresionisme. Musik Debussy mulai memasukan system tonal yang tidak
hanya dari nada diatonic saja, tetapi juga memasukan nada pentatonic. Salah satunya adalah pentatonic
gamelan Jawa. Orkes mengalami perubahan kea rah ekonomis, yaitu dengan memilih bentuk ansambel kecil,
karena memasukan nada pentatonic yang tidak lazim dalam ekasperimen musiknya, musik jaman ini mulai
memberikan suasananya tersendiri, menarik, eksotis, dan aneh. Tetapi memaksa orang untuk mendengarkan.
Komponis terkenal di era modern di antaranya adalah
• Richard Strauss (1864-1847)
• Arnold Schoenberg (1874-1951)
• Bela Bartok (1881-1945)
• Igor Stravinsky (1882-1971).
Ciri lain dari zaman modern adalah industrialisasi dalam segala bidang dan musik pun dipengaruhi
industrialisasi ini. Bunyi-bunyian bersumber dari suara mesin industry coba di gali untuk member sentuhan
warna musik modern. Teknologi audio visual yang berkembang pesat juga mendorong perkembangan musik
modern untuk selalu berdampingan dengan industrialisasi. Maka, babak baru dunia musik lahir dengan
ditandai mulainya musik electronic. Di sini peran radio dan studio rekaman sangat penting. Ketika pertama
kali Pierre Shaffer, teknisi Radio-Diffusin Television Francaise (RTF) membuat rekaman dan menyiarkan
musik electronic (5 Oktober 1948) dalam acara konser bunyi, sambutan luar biasa diberikan oleh masyarakat.
Sejak saat itu musik electronic berkembang dengan pesat. Setelah tahun 1960-an, teknologi menemukan alat
rekam audio-visual multi jalur (multi track), alat musik Synthesizer, mult media electronic dan computer,
musik kontemporer semakin menemukan bentuknya.
Dengan teknologi yang semakin canggih, paham musik modern dapat memenuhi kebutuhan apresiasi musik,
masyarakat modern yang berciri gerak cepat dapat dipenuhi. Musik jenis in memang tidak bertahan lama.
Begitu muncul, musik ini langsung popular, namun tidak lama kemudian dilupakan dan digantikan dengan
musik yang baru lagi. Musik kontemporer yang muncu seiring dengan perkembangan teknologi visual
modern adalah musik jazz, musik rakyat (folklore), teater musik, musik film. Rock. Blues, musik popular,
musik hiburan dan musik lainnya.
Kini, musik berkembang jauh lagi dengan dukungan teknologi informasi yang membuat antar Negara serasa
tak lagi berbatas, musik satu etnis dengan etnis lain sudah saling mempengaruhi. Perhatikan musik popular
yang tidak lagi mengenal batas Negara. Dari Afrika sampai Amerika, dari Australia sampai ke Kanada,
warna musik berbaur begitu rupa . dengan mudah kita dapat menyaksikan seorang anak muda Jepang
menyanyikan lagu bergaya Jazz dan Amerika. Di lain pihak anak muda Amerika memainkan musik local
Afrika. Itulah globalisasi di bidang musik.

Anda mungkin juga menyukai