Anda di halaman 1dari 34

BAB I

SHOLAT DAN HIKMAHNYA

A. Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu:
1. Menyebutkan rukun sholat.
2. Menyebutkan tata cara sholat yang benar.
3. Menyebutkan makna bacaan sholat.
4. Menjelaskan hikmah sholat.

Pada suatu malam lebih kurang satu tahun sebelum Hijrah, Rasulullah SAW
diberangkatkan dari Masjidil Haram di Mekah menuju Masjidil Aqsa di Palestina
untuk kemudian dibawa naik ke langit dengan menunggangi seekor Bouraq,
ditemani malaikat Jibril.
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari
Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya
agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS.Al-
Isra(17):1).

Di sanalah Rasulullah Muhammad SAW mendapat perintah untuk


menjalankan shalat sehari 5 waktu.
Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra, bahwa Rasulullah bersabda :”…Lalu Allah
mewahyukan kepadaku suatu wahyu, yaitu Dia mewajibkan shalat kepadaku 50
kali sehari semalam. Lalu aku turun dan bertemu dengan Musa as. Dia bertanya,
“Apa yang telah difardhukan Tuhanmu atas umatmu?” Aku menjawab, “Shalat 50
kali sehari semalam”. Musa berkata, “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah
keringanan karena umatmu tidak akan mampu melakukannya. Akupun telah
menguji dan mencoba Bani Israel”. Maka akupun kembali kepada Tuhanku, lalu
berkata, “Ya Tuhanku, ringankanlah bagi umatku, hapuslah lima kali.” Lalu aku
kembali kepada Musa seraya berkata, Tuhanku telah menghapus lima kali shalat”.
Musa berkata, “Sesungguhnya umatmu tidak akan sanggup shalat sebanyak itu.
Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan”. Maka aku bolak-balik
antara Tuhanku dan Musa as hingga Dia berfirman, “Hai Muhammad, yang 50
kali itu menjadi 5 kali saja. Setiap kali setara dengan 10 kali sehingga sama
dengan lima puluh kali shalat……”. Akupun turun hingga bertemu lagi dengan

1
Musa as dan mengatakan kepadanya bahwa aku telah kembali kepada Tuhanku
sehingga aku malu kepada-Nya”. (HR Muslim).

Jadi dapat disimpulkan betapa tinggi dan istimewanya kedudukan shalat


dimata Allah SWT. Namun untuk mengerjakan perintah ini sesungguhnya
diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang benar agar shalat tersebut diterima
dan mendapatkan ridho’ Allah SWT.
Ibnu Mas’ud berkata: “Saya bertanya kepada Rasulullah SAW, “Pekerjaan apakah
yang paling utama?. Beliau bersabda : “Shalat tepat waktu”. Saya bertanya,
“Kemudian apa?”. Beliau bersabda, “Berjihad dijalan Allah”. Saya bertanya,
“Kemudian apa?”. Beliau bersabda,”Berbuat baik kepada ibu-bapak”.

Menurut pengertian bahasa, shalat berarti “doa”. Shalat merupakan ucapan-


ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam. Shalat
Fardu merupakan shalat yang diwajibkan kepada ummat Islam ini merupakan
rukun Islam yang kedua. Shalat yang difardukan ada lima yaitu : Zhuhur, Ashar,
Maghrib, Isya dan Subuh.
Imam Nawawi berkata disebut Zhuhur karena shalat Zhuhur itu tampak
dengan jelas pada tengah hari. Permulaan waktunya mulai tergelincir atau condong
matahari dari tengah langit bukan berdasarkan pandangan keadaannya tetapi
berdasarkan ke suatu benda yang tampak pada kita. Dapat diketahui kecondongan
matahari itu dengan perpindahan bayangan ke arah timur setelah habis bayangan
yang pendek yang merupakan puncak tinggi matahari.
Shalat Ashar waktunya berdekatan dengan waktu terbenam matahari.
Pelaksanaan shalat Magrib pada saat terbenamnya matahari, yakni mulai terbenam
seluruh bundaran matahari. Isya adalah nama waktu gelap. Shalat ini dinamakan
shalat Isya karena dilaksanakannya pada waktu gelap. Subuh menurut pengertian
bahasa adalah permulaan siang. Dikatakan shalat Subuh karena dilaksanakanya
pada permulaan siang.
Shalat adalah perintah Allah SWT kepada manusia agar sama tunduknya
dengan tunduknya alam semesta. Hal ini agar manusia tidak mengalami kesulitan
dalam berinteraksi dengan alam yang patuh kepada perintah Tuhannya, yang
kekuatannya luar biasa, kekuatan yang sangat halus hingga yang sangat besar.
Tuhan pun banyak menghadirkan unsur alam dalam memberikan perintah shalat
2
kepada manusia, misalnya shalat pada posisi tertentu, berwudhu menggunakan air
atau debu. Shalat berarti meleburkan diri ke dalam kesatuan alam semesta yang
senantiasa bertauhid kepadaNya.
Dengan shalat yang benar, seorang hamba menjalin hubungan yang baik
kepada penciptanya sehingga wajarlah apabila ia mendapatkan perhatian yang lebih
dari sebelumnya, pertolongan, petunjuk, kasih sayang, kesadaran, dan kecintaan
kepada-Nya yang lebih, serta berbagai kemuliaan diri lainnya.

A. Rukun sholat
Rukun sholat adalah sesuatu yang tidak boleh ditinggalkan. Rukun sholat
berupa gerakan dan bacaan yang wajib dilakukan dan dibaca selama menjalankan
sholat. Apabila kita dengan sengaja meninggalkan rukun sholat maka sholat kita
tidak akan diterima oleh Allah SWT.
Rukun sholat itu ada 13 macam yaitu:
1. Niat1, yaitu menyengaja sesuatu di dalam hati bersamaan dengan permulaan
perbuatan.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung dari niatnya dan
sesungguhnya setiap orang mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya”.
(HR. Bukhari dan Muslim)

2. Berdiri bagi yang kuasa, seperti sabda Rasulullah SAW:

‫عن امران بن حصين رضي هللا عنه قال كانت بىبواسيرفسالت النبي‬
‫صلى هللا عليه وسلم عن اصالة فقال صل قائما فان لم تستطع فقاعدا‬
)‫فان لم تستطع فعلى جنب (رواه البخارى‬
“Dari Imran bin Hushan r.a ia berkata, “Saya berpenyakit bawasir maka
saya bertanya pada Nabi SAW tentang shalat. Beliau berkata: “Shalatlah
dengan berdiri, kalau tidak kuasa shalatlah dengan duduk, kalau tidak
kuasa, shalatlah dengan berbaring.” (H.R. Bukhari)
1
Dalam kitab Raudhatu ath-Thalibin (1/224 cet. Al-Maktab al-Islami) Nawawi berkata, “Niat adalah
?

maksud. Seseorang yang akan melakukan shalat tertentu dalam hatinya telah terdetik maksud shalat yang
akan dilakukannya, seperti shalat Zuhur, shalat fardhu lainnya. Kemudian maksud ini dinyatakan
bersamaan dengan awal takbir”.
3
3. Takbiratul ihram.
Terkadang Nabi SAW mengangkat kedua tangannya sambil
mengucapkan takbir2, dan terkadang mengangkatnya setelah takbir3, dan
terkadang mengangkatnya setelah takbir4, dan terkadang setelah ucapan takbir.5
Beliau mengangkat kedua tangannya dengan jari terbuka rapat (tidak
renggang dan tidak menggenggam).6 Dan beliau mengangkatnya sampai sejajar
dengan kedua bahunya, dan terkadang sampai kedua telinganya.7
4. Membaca surat al Fatihah
Surat al Fatihah adalah surat pertama dalam mushaf al Quran. Sabda
Rasulullah SAW:
)‫عن عبادة بن الصامت ان رسول هللا صىل هللا عليه وسمل الصالة ملن مل يقرا بفاحتة الكتاب (رواه البخاري‬
“Dari ‘Ubadah bin Shamid bahwasanyaRasulullah SAW bersabda “Tidaklah sah
shalat bagi seseorang yang tidak membaca al Fatihah. (HR. Bukhari)

5. Rukuk (membungkukkan bada, punggung lurus, posisi punggung dan kepala sama
datar.Pandangan kea rah tempat sujud, kedua telapak tangan memegang kedua
lutut)
6. I’tidal (Bangun dari rukuk, dengan mengangkat kedua tangan, berdiri tegak, kedua
tangan lurus ke bawah)
7. Sujud (merebahkan diri ke tempat sujud dengan cara: dahi dan hidung menempel
di tempat sujud. Kedua lutut menempel di lantai, dan ujung jari kedua kaki
memanjat.)
8. Duduk di antara dua sujud (duduk iftirasy/ kaki kiri ditindih pantat, kaki kanan
menekuk lurus, ujung jari kaki kanan memanjat)
9. Duduk akhir (posisi duduk kaki kiri menyilang pantat menempel pada alas shalat,
kaki kanan menekuk lurus dan ujung jari kanan memanjat)
10. Membaca tasyahud akhir

2 ?
HR. Bukhari dan Abu Daud.
3 ?
HR. Bukhari dan Nasa’i.
4 ?
Ibid.
5 ?
HR. Abu Daud, Ibnu Khuzaimah (1/62, 64/1), Tamam dan Hakim dan disahkan olehnya serta
disetujui oleh Dzahabi.
6 ?
HR. Bukhari dan Abu Daud.
7 ?
HR. Muslim dan Abu Daud, dan telah ditakhrij dalam Irwa’ (352).
4
11. Membaca salawat nabi
12. Membaca salam pertama (menoleh ke kanan)
13. Tertib (berurutan)

B. Tata Cara Sholat yang Benar


Sholat adalah ibadah yang dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri
dengan salam. Agar sholat kita diterima Allah SWT, harus dilaksanakan dengan
penuh khusuk, tawadu’ dan ikhlas.
Khusuk artinya penuh penyerahan diri dan kebulatan hati, sungguh-sungguh
dalam menghadap Allah. Jadi, pada waktu shalat tidak ada yang kita ingat dan tidak
ada yang kita pikirkan selain Allah SWT. Tawadhu’ artinya merendahkan diri
dengan penuh ketaatan, kepatuhan seolah-olah kita berhadapan langsung dengan
Allah SWT. Sedangkan ikhlas adalah tulus dan rela. Ibadah sholat yang kita
kerjakan hanya karena Allah dengan segala kerelaan hati, tidak mengharapkan
pujian dan tidak pula karena takut kepada orang tua atau guru.
Berikut adalah contoh praktek sholat Subuh, Zuhur, Asyar, Maghrib dan Isya.
Urutan pelaksanaan sholat Subuh yaitu sebagai berikut:
1. Rakaat pertama
Pada rakaat pertama kita melakukan gerakan dan bacaan sholat seperti berikut:
a) Berdiri tegak menghadap kiblat
b) Berniat mengerjakan sholat subuh

‫ْح َر ْك َعتَي ِْن مستقبل القبلةاداء هلِل ِ تَ َعالَى‬


ِ ‫ض الصُّ ب‬ َ ُ‫ا‬
َ ْ‫صلِّى فَر‬
diikuti takbiratul ihram, sambil mengangkat kedua tangan dan membaca takbir

‫هللاُ َأ ْكبَ ُر‬


c) Bersedekap sambil membaca doa iftitah, al Fatihah dan surat al Quran

َ ْ‫ت َو اَْألر‬
‫ا اَنَا‬€‫لِ ًما َّو َم‬€‫ا ُّم ْس‬€ً‫ض َحنِ ْيف‬ ِ ‫اوا‬ َّ ‫ْت َوجْ ِه َي لِلَّ ِذى فَطَ َر‬
َ ‫ َم‬€‫الس‬ ُ ‫اِنِّى َو َّجه‬
.‫الَ ِمي َْن‬€€‫اتِى هَّلِل ِ َربِّ ْال َع‬€€‫ا َو َم َم‬€€َ‫صالَتِى َو نُ ُس ِك ْى َو َمحْ يَاي‬ َ ‫ اِ َّن‬.‫ِمن ْال ُم ْش ِر ِكي َْن‬
.‫ت َو اَنَا ِم َن ْال ُم ْسلِ ِمي َْن‬
ُ ْ‫ك اُ ِمر‬
َ ِ‫ْك لَهُ َوبِ َذل‬
َ ‫الَ َش ِري‬

5
“Aku hadapkan wajahku kepada Tuhan Yang menciptakan langit dan
bumi, dengan lurus dan berserah diri sedangkan aku bukan bagian dari
orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam.Tiada sekutu baginya dan
dengan itulah aku diperintahkan. Dan aku termasuk bagian dari orang-
orang muslim”.

Terkadang membaca iftitah dengan

:‫اَللَّه ُ َّم‬ ِ ‫ق َو ْال َم ْغ ِر‬


,‫ب‬ ِ ‫ت بَي َْن اَ ْل َم ْش ِر‬
َ ‫اي َك َما بَا َع ْد‬ ِ َ‫اَللَّهُ َّم ب‬
َ َ‫اع ْد بَ ْينِي َوبَي َْن َخطَاي‬
‫ اَللَّهُ َّم اِ ْغ ِس ْلنِي ِم ْن‬, ‫س‬
ِ َ‫اي َك َما يُنَقَّى اَلثَّ ْوبُ اََأْل ْبيَضُ ِم ْن اَل َّدن‬ َ َ‫نقِّنِي ِم ْن َخطَاي‬
‫ج َو ْالبَ َر ِد‬
ِ ‫ي بِ ْال َما ِء َوالثَّ ْل‬
َ ‫َخطَايَا‬
"Ya Allah, jauhkan antara diriku dan dosa-dosaku sebagaimana Engkau
menjauhkan antara timur dan barat. Wahai Allah, bersihkan aku dari
dosa-dosaku sebagaimana pakaian putih yang dibersihkan dari kotoran.
Ya Allah cucilah, dosa-dosaku dengan air, es dan air dingin”.

Bacaan surah al-Fatihah ayat 1 -7:

         


        
       
      
 
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai di hari Pembalasan.
5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah
Kami meminta pertolongan.
6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus,
7. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat." (QS.alfatihah:1-7)

d) Mengangkat kedua tangan dengan membaca takbir dan melakukan rukuk sambil
membaca bacaan rukuk

‫ان َرب َِّي ْال َع ِظيْم‬


َ ‫ُسب َْح‬
6
[Subhaana robbiyal adziimu] 3x atau lebih.
"Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung."
Atau membaca:

‫ان َرب َِّي ْال َع ِظي ِْم َوبِ َح ْم ِد ِه‬


َ ‫ُسب َْح‬
3x ]Subhaana robbiyal adhzimi wabi hamdihi[
"Maha Suci Tuhan-ku yang Maha Agung dan segala pujian bagi-Nya."

‫ك اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِى‬


َ ‫ك اللَّهُ َّم َربَّنَا َوبِ َح ْم ِد‬
َ َ‫ُسب َْحان‬
“Maha suci engkau ya Tuhan kami dan segala puji bagimu, Ya Allah ampunilah
dosa kami”.

e) Bangkit dari rukuk dengan mengangkat kedua tangan dan membaca


samiallahuliman hamidah. Kemudian melakukan I’tidal sambil membaca bacaan
I’tidal.

ِ ْ‫ت َو ِملْ ُء اَْألر‬


ُ ‫ض َو ِملْ ُء َما ِشْئ‬
‫ت ِم ْن َش ْي ٍء بَ ْع ُد‬ €ِ ‫َربّنَا لَك ْال َح ْمد ِملْ ُء ال َّس َما َوا‬
"Tuhan kami, dan untuk-Mulah segala pujian yang memenuhi langit, bumi serta
apa saja yang Engkau kehendaki dari segala sesuatu setelahnya."

f) Membaca takbir dan melakukan sujud pertama sambil membaca bacaan sujud.

‫ان َرب َِّي اَْأل ْعلَى‬


َ ‫ُسب َْح‬
[Subhaana robbiyal a'laa] 3x atau lebih.
"Maha Suci Allah, Tuhan yang Maha Tinggi."
Atau boleh juga membaca:

‫ اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِي‬،‫ك‬


َ ‫ك اللَّهُ َّم َربَّنَا َوبِ َح ْم ِد‬
َ َ‫ُسب َْحان‬
"Maha Suci Engkau, ya Allah, Tuhan kami dan dengan memuji-Mu. Ya Allah
ampunilah aku."

g) Bangkit dari sujud pertama dengan membaca takbir. Kemudian duduk di antara
dua sujud sambil membaca bacaan duduk di antara dua sujud.

‫َربِّ اِ ْغفِرْ لِي َوارْ َح ْمنِي َوارْ فَ ْعنِي َوا ْه ِدنِي َو َعافَنِي َوارْ ُز ْقنِي‬
7
"Tuhanku ampuni aku, rahmati aku, angkat derajatku, beri aku petunjuk, beri aku
keafiatan dan beri aku rizki."

h) Membaca takbir dan melakukan sujud kedua sambil membaca bacaan sujud.

‫ان َرب َِّي اَْأل ْعلَى‬


َ ‫ُسب َْح‬
[Subhaana robbiyal a'laa] 3x atau lebih.
"Maha Suci Allah, Tuhan yang Maha Tinggi."
Atau boleh juga membaca:

‫ اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِي‬،‫ك‬


َ ‫ك اللَّهُ َّم َربَّنَا َوبِ َح ْم ِد‬
َ َ‫ُسب َْحان‬
"Maha Suci Engkau, ya Allah, Tuhan kami dan dengan memuji-Mu. Ya Allah
ampunilah aku."

i) Bangkit dari sujud kedua dengan membaca takbir. Kemudian berdiri tegak dan
bersedekap melaksanakan rakaat kedua.

2. Rakaat kedua
Gerakan dan bacaan sholat pada rakaat kedua adalah sebagai berikut:
a) Berdiri tegak dan bersedekap sambil membaca al Fatihah dan surat al Quran.
Bacaan surah al-fatihah ayat 1 -7:
         
        
       
      
 
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai di hari Pembalasan.
5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah
Kami meminta pertolongan.
6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus,
7. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat." (QS.alfatihah:2-7)

8
b) Mengangkat kedua tangan sambil membaca takbir, kemudian melakukan rukuk
dengan membaca bacaan rukuk

‫ان َرب َِّي ْال َع ِظيْم‬


َ ‫ُسب َْح‬
[Subhaana robbiyal adziimu] 3x atau lebih.
"Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung."
Atau membaca:

‫ان َرب َِّي ْال َع ِظي ِْم َوبِ َح ْم ِد ِه‬


َ ‫ُسب َْح‬
[Subhaana robbiyal adhzimi wabi hamdihi] 3x
"Maha Suci Tuhan-ku yang Maha Agung dan segala pujian bagi-Nya."

‫ك اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِى‬


َ ‫ك اللَّهُ َّم َربَّنَا َوبِ َح ْم ِد‬
َ َ‫ُسب َْحان‬
“Maha suci engkau ya Tuhan kami dan segalapuji bagimu, Ya Allah ampunilah
dosa kami”.

c) Bangkit dari rukuk dengan mengangkat kedua tangan sambil membaca bacaan
samiallahuliman hamidah. Kemudian melakukan i’tidal dan membaca bacaan
i’tidal.

ِ ْ‫ت َو ِملْ ُء اَْألر‬


ُ ‫ض َو ِملْ ُء َما ِشْئ‬
‫ت ِم ْن َش ْي ٍء بَ ْع ُد‬ €ِ ‫َربّنَا لَك ْال َح ْمد ِملْ ُء ال َّس َما َوا‬
"Tuhan kami, dan untuk-Mulah segala pujian yang memenuhi langit, bumi serta
apa saja yang Engkau kehendaki dari segala sesuatu setelahnya."

d) Membaca takbir dan melakukan sujud pertama sambil membaca bacaan sujud.

‫ان َرب َِّي اَْأل ْعلَى‬


َ ‫ُسب َْح‬
[Subhaana robbiyal a'laa] 3x atau lebih.
"Maha Suci Allah, Tuhan yang Maha Tinggi."
Atau boleh juga membaca:

‫ اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِي‬،‫ك‬


َ ‫ك اللَّهُ َّم َربَّنَا َوبِ َح ْم ِد‬
َ َ‫ُسب َْحان‬
"Maha Suci Engkau, ya Allah, Tuhan kami dan dengan memuji-Mu. Ya Allah
ampunilah aku."

9
e) Bangkit dari sujud pertama dengan membaca takbir. Kemudian duduk di antara
dua sujud sambil membaca bacaan duduk di antara dua sujud.

‫َربِّ اِ ْغفِرْ لِي َوارْ َح ْمنِي َوارْ فَ ْعنِي َوا ْه ِدنِي َو َعافَنِي َوارْ ُز ْقنِي‬
"Tuhanku ampuni aku, rahmati aku, angkat derajatku, beri aku petunjuk, beri aku
keafiatan dan beri aku rizki."
f) Melakukan takbir dan melakukan sujud kedua sambil membaca bacaan sujud.

‫ان َرب َِّي اَْأل ْعلَى‬


َ ‫ُسب َْح‬
[Subhaana robbiyal a'laa] 3x atau lebih.
"Maha Suci Allah, Tuhan yang Maha Tinggi."
Atau boleh juga membaca:

‫ اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِي‬،‫ك‬


َ ‫ك اللَّهُ َّم َربَّنَا َوبِ َح ْم ِد‬
َ َ‫ُسب َْحان‬
"Maha Suci Engkau, ya Allah, Tuhan kami dan dengan memuji-Mu. Ya Allah
ampunilah aku."

Bangkit dari sujud kedua dengan membaca takbir.


g) Melakukan duduk tahiyat akhir dengan membaca bacaan tasyahud akhir.

ِ ‫ ةُ هَّللا‬€‫ا النَّبِ ُّي َو َرحْ َم‬€€َ‫ك َأيُّه‬€


َ €‫ال ُم َعلَ ْي‬€‫الس‬
َّ ،‫ات‬€ ُ €َ‫ات َوالطَّيِّب‬ُ ‫لَ َو‬€‫الص‬َّ ‫َّات هَّلِل ِ َو‬
ُ ‫التَّ ِحي‬
ُ ‫هَ ِإال هَّللا‬€َ‫هَ ُد َأ ْن ال ِإل‬€‫ َأ ْش‬، ‫ين‬ َ ‫ السَّال ُم َعلَ ْينَا َو َعلَى ِعبَا ِد هَّللا ِ الصَّالِ ِح‬،ُ‫َوبَ َر َكاتُه‬
ُ‫َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه‬
"Segala penghormatan untuk Allah, demikian pula setiap shalat dan kebaikan-
kebaikan. Kesejahteraan terlimpah atasmu, wahai Nabi, juga rahmat serta
berkah-Nya. Kesejahteraan semoga telimpah atas kami dan hamba-hamba Allah
yang soleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disebah selain
Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah."

‫ك‬ َ َّ‫ ِإن‬،‫را ِهي َم‬€€ْ


َ ‫آل ِإب‬ ِ ‫ْت َعلَى‬ َ ‫صلَّي‬ ِ ‫صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬
َ ‫ َك َما‬،‫آل ُم َح َّم ٍد‬ َ ‫اللَّهُ َّم‬
‫ت َعلَى آ ِل‬ َ ‫ا َر ْك‬€€َ‫ َك َما ب‬،‫آل ُم َح َّم ٍد‬ ِ َ‫ اللَّهُ َّم ب‬،‫َح ِمي ٌد َم ِجي ٌد‬
ِ ‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬
َ َّ‫ ِإن‬،‫ِإ ْب َرا ِهي َم‬
‫ك َح ِمي ٌد َم ِجي ٌد‬
"Wahai Allah, berilah rahmat kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana
Engkau memberi rahmat kepada keluarga Ibrohim dan keluarganya,
10
sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Dan berilah keberkahan
kepada keluarga Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau memberkahi
Ibrahim dan keluarganya, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha
Mulia."

h) Melakukan salam dengan menoleh ke kanan dan ke kiri sambil membaca bacaan
salam.

ِ‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللا‬


"Keselamatan dan rahmat Allah atas kalian."
Sebagian ulama berpendapat bahwa setelah I’tidal pada rakaat kedua dianjurkan
membaca do’a qunut dan sebagian yang lain tidak menganjurkannya.
Untuk sholat Zuhur, Asyar, dan Isa mempunyai jumlah rakaat yang sama, yaitu
empat rakaat. Kita ambil contoh sholat Asyar.
Cara mengerjakan sholat Asyar adalah sebagai berikut:
1. Rakaat pertama
a) Berdiri tegak menghadap kiblat sambil membaca niat.

‫ت مستقبل القبلةاداء هَّلِل ِ تَ َعالَى‬ َ ُ‫ا‬


َ ْ‫صلِّى فَر‬
ٍ ‫ض ال َعصْ ِر اَرْ بَ َع َر َك َعا‬
b) Melakukan takbiratul ihram sambil membaca “Allahu Akbar”

‫هللاُ َأ ْكبَ ُر‬


c) Setelah takbiratul ihram, tangan bersedekap lalu membaca doa iftitah, surat al
Fatihah, dan salah satu surat pendek.

َ ْ‫ت َو اَْألر‬
‫ا‬€€َ‫ا اَن‬€€‫ض َحنِ ْيفًا ُّم ْسلِ ًما َّو َم‬ َ ‫ْت َوجْ ِه َي لِلَّ ِذى فَطَ َرال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬ ُ ‫اِنِّى َو َّجه‬
.‫الَ ِمي َْن‬€€‫صالَتِى َو نُ ُس ِك ْى َو َمحْ يَايَا َو َم َماتِى هَّلِل ِ َربِّ ْال َع‬ َ ‫ اِ َّن‬.‫ِمن ْال ُم ْش ِر ِكي َْن‬
.‫ت َو اَنَا ِم َن ْال ُم ْسلِ ِمي َْن‬
ُ ْ‫ك اُ ِمر‬
َ ِ‫ْك لَهُ َوبِ َذل‬
َ ‫الَ َش ِري‬
“Aku hadapkan wajahku kepada Tuhan Yang menciptakan langit dan bumi,
dengan lurus dan berserah diri sedangkan aku bukan bagian dari orang
musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah Tuhan semesta alam.Tiada sekutu baginya dan dengan itulah aku
diperintahkan. Dan aku termasuk bagian dari orang-orang muslim”.

Terkadang membaca iftitah

11
ِ ‫ق َو ْال َم ْغ ِر‬
‫ اَللَّهُ َّم‬,‫ب‬ ِ ‫ت بَي َْن اَ ْل َم ْش ِر‬ ِ َ‫اَللَّهُ َّم ب‬
َ َ‫اع ْد بَ ْينِي َوبَي َْن َخطَاي‬
َ ‫اي َك َما بَا َع ْد‬
‫ اَللَّهُ َّم اِ ْغ ِس ْلنِي ِم ْن‬, ‫س‬ِ َ‫اي َك َما يُنَقَّى اَلثَّ ْوبُ اََأْل ْبيَضُ ِم ْن اَل َّدن‬
َ َ‫نقِّنِي ِم ْن َخطَاي‬
‫ج َو ْالبَ َر ِد‬
ِ ‫ي بِ ْال َما ِء َوالثَّ ْل‬
َ ‫َخطَايَا‬
"Ya Allah, jauhkan antara diriku dan dosa-dosaku sebagaimana Engkau
menjauhkan antara timur dan barat. Wahai Allah, bersihkan aku dari dosa-
dosaku sebagaimana pakaian putih yang dibersihkan dari kotoran. Ya Allah
cucilah, dosa-dosaku dengan air, es dan air dingin”.

Bacaan surah al-fatihah ayat 1 -7:


         
         
       
       

1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha


Penyayang.
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai di hari Pembalasan.
5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah
Kami meminta pertolongan.
6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus,
7. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat." (QS.al-Fatihah:1-7)

d) Melakukan gerakan rukuk diawali dengan membaca “Allahu akbar”. Setelah


badan membungkuk, dibaca bacaan rukuk

‫ان َرب َِّي ْال َع ِظيْم‬


َ ‫ُسب َْح‬
[Subhaana robbiyal adziimu] 3x atau lebih.
"Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung."
Atau membaca:

‫ان َرب َِّي ْال َع ِظي ِْم َوبِ َح ْم ِد ِه‬


َ ‫ُسب َْح‬
[Subhaana robbiyal adhzimi wabi hamdihi] 3x
"Maha Suci Tuhan-ku yang Maha Agung dan segala pujian bagi-Nya."

12
‫ك اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِى‬
َ ‫ك اللَّهُ َّم َربَّنَا َوبِ َح ْم ِد‬
َ َ‫ُسب َْحان‬
“Maha suci engkau ya Tuhan kami dan segalapuji bagimu, Ya Allah ampunilah
dosa kami”.

e) Setelah rukuk, kita melakukan gerakan I’tidal sambil membaca

ُ‫َس ِم َع هللاُ لِ َم ْن َح ِم َده‬


diteruskan dengan bacaan i’tidal

ِ ْ‫ت َو ِملْ ُء اَْألر‬


ُ ‫ض َو ِملْ ُء َما ِشْئ‬
‫ت ِم ْن َش ْي ٍء بَ ْع ُد‬ €ِ ‫َربّنَا لَك ْال َح ْمد ِملْ ُء ال َّس َما َوا‬
"Tuhan kami, dan untuk-Mulah segala pujian yang memenuhi langit, bumi serta
apa saja yang Engkau kehendaki dari segala sesuatu setelahnya."

f) Setelah I’tidal diawali membaca “Allahu Akbar”, kemudian dilanjutkan dengan


gerakan sujud pertama sambil membaca bacaan sujud.

‫ان َرب َِّي اَْأل ْعلَى‬


َ ‫ُسب َْح‬
[Subhaana robbiyal a'laa] 3x atau lebih.
"Maha Suci Allah, Tuhan yang Maha Tinggi."
Atau boleh juga membaca:

‫ اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِي‬،‫ك‬


َ ‫ك اللَّهُ َّم َربَّنَا َوبِ َح ْم ِد‬
َ َ‫ُسب َْحان‬
"Maha Suci Engkau, ya Allah, Tuhan kami dan dengan memuji-Mu. Ya Allah
ampunilah aku."

i) Selesai sujud pertama pada rakaat kedua, diawali membaca Allahu Akbar, dan diteruskan dengan
gerakan duduk antara dua sujud atau duduk iftirasy sambil membaca bacaan duduk iftirasy

‫َربِّ اِ ْغفِرْ لِي َوارْ َح ْمنِي َوارْ فَ ْعنِي َوا ْه ِدنِي َو َعافَنِي َوارْ ُز ْقنِي‬
"Tuhanku ampuni aku, rahmati aku, angkat derajatku, beri aku petunjuk, beri aku
keafiatan dan beri aku rizki."

g) Selanjutnya, diawali dengan membaca Allahu Akbar, kita melakukan gerakan


sujud kedua. Bacaan pada gerakan sujud ini sama dengan sujud pertama.

2. Rakaat kedua

13
a) Setelah sujud kedua rakaat pertama, diawali membaca Allâhu akbar, kita
meneruskan gerakan berdiri tegak tangan bersedekap, lalu membaca surat Al
Fatihah dan salah satu surat pendek.
Bacaan surah al-fatihah ayat 1 -7:
         
        
       
      
 
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai di hari Pembalasan.
5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah
Kami meminta pertolongan.
6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus,
7. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat." (QS.alfatihah:1-7)

b) Kemudian melakukan gerakan rukuk yang diawali dengan membaca Allâhu


akbar. Setelah badan membungkuk kita membaca bacaan rukuk

‫ان َرب َِّي ْال َع ِظيْم‬


َ ‫ُسب َْح‬
[Subhaana robbiyal adziimu] 3x atau lebih.
"Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung."
Atau membaca:

‫ان َرب َِّي ْال َع ِظي ِْم َوبِ َح ْم ِد ِه‬


َ ‫ُسب َْح‬
3x ]Subhaana robbiyal adhzimi wabi hamdihi[
"Maha Suci Tuhan-ku yang Maha Agung dan segala pujian bagi-Nya."

‫ك اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِى‬


َ ‫ك اللَّهُ َّم َربَّنَا َوبِ َح ْم ِد‬
َ َ‫ُسب َْحان‬
“Maha suci engkau ya Tuhan kami dan segalapuji bagimu, Ya Allah ampunilah
dosa kami”.

14
c) Selesai rukuk dilanjutkan dengan gerakan i’tidal kedua sambil membaca
“Samiallâhuliman hamidah” dan diteruskan dengan bacaan I’tidal.

ِ ْ‫ت َو ِملْ ُء اَْألر‬


ُ ‫ض َو ِملْ ُء َما ِشْئ‬
‫ت ِم ْن َش ْي ٍء بَ ْع ُد‬ €ِ ‫َربّنَا لَك ْال َح ْمد ِملْ ُء ال َّس َما َوا‬
"Tuhan kami, dan untuk-Mulah segala pujian yang memenuhi langit, bumi serta
apa saja yang Engkau kehendaki dari segala sesuatu setelahnya."

d) I’tidal selesai, diawali membaca Allâhu akbar, kita lanjutkan dengan gerakan
sujud pada rakaat kedua sambil membaca bacaan sujud.

‫ان َرب َِّي اَْأل ْعلَى‬


َ ‫ُسب َْح‬
[Subhaana robbiyal a'laa] 3x atau lebih.
"Maha Suci Allah, Tuhan yang Maha Tinggi."
Atau boleh juga membaca:

‫ اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِي‬،‫ك‬


َ ‫ك اللَّهُ َّم َربَّنَا َوبِ َح ْم ِد‬
َ َ‫ُسب َْحان‬
"Maha Suci Engkau, ya Allah, Tuhan kami dan dengan memuji-Mu. Ya Allah
ampunilah aku."

e) Sesudah gerakan sujud pada rakaat kedua, dimulai dengan membaca Allâhu
akbar diteruskan dengan gerakan duduk antara dua sujud atau duduk iftirasy
sambil membaca bacaan duduk iftirasy.

‫َربِّ اِ ْغفِرْ لِي َوارْ َح ْمنِي َوارْ فَ ْعنِي َوا ْه ِدنِي َو َعافَنِي َوارْ ُز ْقنِي‬
"Tuhanku ampuni aku, rahmati aku, angkat derajatku, beri aku petunjuk, beri aku
keafiatan dan beri aku rizki."

f) Kemudian membaca Allâhu akbar yang dilanjutkan dengan sujud kedua sambil
membaca bacaan sujud.

‫ان َرب َِّي اَْأل ْعلَى‬


َ ‫ُسب َْح‬
[Subhaana robbiyal a'laa] 3x atau lebih.
"Maha Suci Allah, Tuhan yang Maha Tinggi."
Atau boleh juga membaca:

‫ اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِي‬،‫ك‬


َ ‫ك اللَّهُ َّم َربَّنَا َوبِ َح ْم ِد‬
َ َ‫ُسب َْحان‬

15
"Maha Suci Engkau, ya Allah, Tuhan kami dan dengan memuji-Mu. Ya Allah
ampunilah aku."

g) Diteruskan dengan duduk tasyahud awal sambil membaca bacaan tasyahud awal.

ِ ‫ ةُ هَّللا‬€‫ا النَّبِ ُّي َو َرحْ َم‬€€َ‫ك َأيُّه‬€


َ €‫ال ُم َعلَ ْي‬€‫الس‬
َّ ،‫ات‬ ُ َ‫ات َوالطَّيِّب‬
ُ ‫صلَ َو‬ َّ ‫َّات هَّلِل ِ َوال‬
ُ ‫التَّ ِحي‬
ُ ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن ال ِإلَهَ ِإال هَّللا‬، ‫ين‬ َ ‫ السَّال ُم َعلَ ْينَا َو َعلَى ِعبَا ِد هَّللا ِ الصَّالِ ِح‬،ُ‫َوبَ َر َكاتُه‬
ُ‫َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه‬
Segala penghormatan untuk Allah, demikian pula setiap shalat dan kebaikan-
kebaikan. Kesejahteraan terlimpah atasmu, wahai Nabi, juga rahmat serta
berkah-Nya. Kesejahteraan semoga telimpah atas kami dan hamba-hamba Allah
yang soleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disebah selain
Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah."

h) Setelah duduk tasyahud awal, diawali membaca Allâhu akbar, dilanjutkan


dengan berdiri tegak bersedekap untuk melakukan rakaat ketiga.
3. Rakaat ketiga
a) Pada rakaat ketiga, kita mengawali dengan berdiri tegak, tangan bersedekap, lalu
membaca surat al Fatihah.
Bacaan surah al-fatihah ayat 1 -7:
         
        
       
      
 
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai di hari Pembalasan.
5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah
Kami meminta pertolongan.
6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus,
7. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat." (QS.al Fatihah:1-7)

16
b) Setelah membaca surat al Fatihah, kita lanjutkan dengan gerakan rukuk ketiga
dan I’tidal ketiga. Melakukan gerakan rukuk diawali dengan membaca Allâhu
akbar. Setelah membungkuk, kita membaca bacaan rukuk.

‫ان َرب َِّي ْال َع ِظيْم‬


َ ‫ُس ْب َح‬
[Subhaana robbiyal adziimu] 3x atau lebih.
"Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung."
Atau membaca:

‫ان َربِّ َي ْال َع ِظي ِْم َوبِ َح ْم ِد ِه‬


َ ‫ُس ْب َح‬
[Subhaana robbiyal adhzimi wabi hamdihi] 3x
"Maha Suci Tuhan-ku yang Maha Agung dan segala pujian bagi-Nya."

‫ك اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِى‬


َ ‫ك اللَّهُ َّم َربَّنَا َوبِ َح ْم ِد‬
َ َ‫ُسب َْحان‬
“Maha suci engkau ya Tuhan kami dan segalapuji bagimu, Ya Allah ampunilah
dosa kami”.

c) Setelah selesai rukuk, kita lanjutkan dengan gerakan I’tidal sambil membaca
bacaan I’tidal.

ِ ْ‫ت َو ِملْ ُء اَْألر‬


ُ ‫ض َو ِملْ ُء َما ِشْئ‬
‫ت ِم ْن َش ْي ٍء بَ ْع ُد‬ َ ‫َربّنَا لَك ْال َح ْمد ِملْ ُء ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬
"Tuhan kami, dan untuk-Mulah segala pujian yang memenuhi langit, bumi serta
apa saja yang Engkau kehendaki dari segala sesuatu setelahnya."

d) Selanjutkan diawali membaca Allâhu akbar, kita melakukan sujud pertama pada
rakaat ketiga dengan membaca bacaan sujud.

‫ان َرب َِّي اَْأل ْعلَى‬


َ ‫ُسب َْح‬
[Subhaana robbiyal a'laa] 3x atau lebih.
"Maha Suci Allah, Tuhan yang Maha Tinggi."
Atau boleh juga membaca:

‫ اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِي‬،‫ك‬


َ ‫ك اللَّهُ َّم َربَّنَا َوبِ َح ْم ِد‬
َ َ‫ُسب َْحان‬
"Maha Suci Engkau, ya Allah, Tuhan kami dan dengan memuji-Mu. Ya Allah
ampunilah aku."

e) Selanjutnya, diawali membaca Allâhu akbar, kita melakukan duduk di antara


dua sujud pada rakaat ketiga dengan membaca bacaan duduk iftirasy.
17
‫َربِّ اِ ْغفِرْ لِي َوارْ َح ْمنِي َوارْ فَ ْعنِي َوا ْه ِدنِي َو َعافَنِي َوارْ ُز ْقنِي‬
"Tuhanku ampuni aku, rahmati aku, angkat derajatku, beri aku petunjuk, beri aku
keafiatan dan beri aku rizki."

f) Kemudian membaca Allâhu akbar, dilanjutkan dengan melakukan sujud kedua


pada rakaat ketiga dengan membaca bacaan sujud.

‫ان َرب َِّي اَْأل ْعلَى‬


َ ‫ُسب َْح‬
[Subhaana robbiyal a'laa] 3x atau lebih.
"Maha Suci Allah, Tuhan yang Maha Tinggi."
Atau boleh juga membaca:

‫ اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِي‬،‫ك‬


َ ‫ك اللَّهُ َّم َربَّنَا َوبِ َح ْم ِد‬
َ َ‫ُسب َْحان‬
"Maha Suci Engkau, ya Allah, Tuhan kami dan dengan memuji-Mu. Ya Allah
ampunilah aku."

4. Rakaat keempat
a) Pada rakaat keempat, dengan diawali membaca Allâhu akbar, kita mengawali
dengan berdiri tegak, tangan bersedekap, lalu membaca surat al Fatihah.
Bacaan surah al-fatihah ayat 1 -7:
        
        
       
       
 
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai di hari Pembalasan.
5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah
Kami meminta pertolongan.
6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus,
7. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat." (QS.al Fatihah:1-7)

18
b) Setelah membaca surat al Fatihah, kita melanjutkan dengan gerakan rukuk
keempat. Melakukan gerakan rukuk diawali dengan membaca Allâhu akbar.
Setelah badan membungkuk kita membaca bacaan rukuk.

‫ان َرب َِّي ْال َع ِظيْم‬


َ ‫ُسب َْح‬
[Subhaana robbiyal adziimu] 3x atau lebih.
"Maha Suci Tuhanku yang Maha Agung."
Atau membaca:

‫ان َرب َِّي ْال َع ِظي ِْم َوبِ َح ْم ِد ِه‬


َ ‫ُسب َْح‬
[Subhaana robbiyal adhzimi wabi hamdihi] 3x
"Maha Suci Tuhan-ku yang Maha Agung dan segala pujian bagi-Nya."

‫ك اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِى‬


َ ‫ك اللَّهُ َّم َربَّنَا َوبِ َح ْم ِد‬
َ َ‫ُسب َْحان‬
“Maha suci engkau ya Tuhan kami dan segalapuji bagimu, Ya Allah ampunilah
dosa kami”.

c) Selesai rukuk, kita melanjutkan gerakan I’tidal keempat sambil membaca


“Samiallâhuliman hamidah”. Kemudian membaca bacaan I’tidal.

ِ ْ‫ت َو ِملْ ُء اَْألر‬


ُ ‫ض َو ِملْ ُء َما ِشْئ‬
‫ت ِم ْن َش ْي ٍء بَ ْع ُد‬ َ ‫َربّنَا لَك ْال َح ْمد ِملْ ُء ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬
"Tuhan kami, dan untuk-Mulah segala pujian yang memenuhi langit, bumi serta
apa saja yang Engkau kehendaki dari segala sesuatu setelahnya."

d) Selanjutnya diawali membaca “Samiallâhuliman hamidah” kita melakukan sujut


pertama pada rakaat keempat dengan membaca bacaan sujud.

‫ان َرب َِّي اَْأل ْعلَى‬


َ ‫ُسب َْح‬
[Subhaana robbiyal a'laa] 3x atau lebih.
"Maha Suci Allah, Tuhan yang Maha Tinggi."
Atau boleh juga membaca:

‫ اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِي‬،‫ك‬


َ ‫ك اللَّهُ َّم َربَّنَا َوبِ َح ْم ِد‬
َ َ‫ُسب َْحان‬
"Maha Suci Engkau, ya Allah, Tuhan kami dan dengan memuji-Mu. Ya Allah
ampunilah aku."

19
e) Lalu, diawali dengan membaca Allâhu akbar, kita melakukan gerakan duduk
iftirasy pada rakaat keempat sambil membaca bacaan duduk iftirasy.

‫َربِّ اِ ْغفِرْ لِي َوارْ َح ْمنِي َوارْ فَ ْعنِي َوا ْه ِدنِي َو َعافَنِي َوارْ ُز ْقنِي‬
"Tuhanku ampuni aku, rahmati aku, angkat derajatku, beri aku petunjuk, beri aku
keafiatan dan beri aku rizki."

f) Kemudian melakukan sujud kedua sambil membaca bacaan sujud.

‫ان َرب َِّي اَْأل ْعلَى‬


َ ‫ُسب َْح‬
[Subhaana robbiyal a'laa] 3x atau lebih.
"Maha Suci Allah, Tuhan yang Maha Tinggi."
Atau boleh juga membaca:

‫ اللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِي‬،‫ك‬


َ ‫ك اللَّهُ َّم َربَّنَا َوبِ َح ْم ِد‬
َ َ‫ُسب َْحان‬
"Maha Suci Engkau, ya Allah, Tuhan kami dan dengan memuji-Mu. Ya Allah
ampunilah aku."

g) Kemudian membaca Allâhu akbar diteruskan dengan gerakan duduk tasyahud


akhir (duduk tawaruk) sambil membaca bacaan tasyahud akhir ditambah salawat
Nabi Muhammad SAW dan salawat Ibrahimiah.

ِ ‫ ةُ هَّللا‬€‫ا النَّبِ ُّي َو َرحْ َم‬€€َ‫ك َأيُّه‬€


َ €‫ال ُم َعلَ ْي‬€‫الس‬
َّ ،‫ات‬ ُ َ‫ات َوالطَّيِّب‬
ُ ‫صلَ َو‬ َّ ‫َّات هَّلِل ِ َوال‬
ُ ‫التَّ ِحي‬
ُ ‫ َأ ْشهَ ُد َأ ْن ال ِإلَهَ ِإال هَّللا‬، ‫ين‬ َ ‫ السَّال ُم َعلَ ْينَا َو َعلَى ِعبَا ِد هَّللا ِ الصَّالِ ِح‬،ُ‫َوبَ َر َكاتُه‬
ُ‫َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُولُه‬
"Segala penghormatan untuk Allah, demikian pula setiap shalat dan kebaikan-
kebaikan. Kesejahteraan terlimpah atasmu, wahai Nabi, juga rahmat serta
berkah-Nya. Kesejahteraan semoga telimpah atas kami dan hamba-hamba Allah
yang soleh. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disebah selain
Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah."

َ €‫ْت َعلَى آ ِل ِإ ْب‬


،‫را ِهي َم‬€ َ ‫لَّي‬€€‫ص‬ ِ ‫لِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬€€‫ص‬
َ ‫ا‬€€‫ َك َم‬،‫آل ُم َح َّم ٍد‬ َ ‫اللَّهُ َّم‬
‫ت‬ ِ €َ‫ اللَّهُ َّم ب‬،‫ ٌد‬€‫ ٌد َم ِجي‬€‫ك َح ِمي‬
َ ‫ا َر ْك‬€€َ‫ا ب‬€€‫ َك َم‬،‫ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى آ ِل ُم َح َّم ٍد‬€ َ َّ‫ِإن‬
َ َّ‫ ِإن‬،‫آل ِإب َْرا ِهي َم‬
‫ك َح ِمي ٌد َم ِجي ٌد‬ ِ ‫َعلَى‬
20
"Wahai Allah, berilah rahmat kepada Muhammad dan keluarganya,
sebagaimana Engkau memberi rahmat kepada keluarga Ibrohim dan
keluarganya, sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Dan
berilah keberkahan kepada keluarga Muhammad dan keluarganya sebagaimana
Engkau memberkahi Ibrahim dan keluarganya, sesungguhnya Engkau Maha
Terpuji lagi Maha Mulia."

h) Terakhir melakukan gerakan salam dengan menoleh ke kanan dan ke kiri sambil
membaca bacaan salam.

ِ‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللا‬


"Keselamatan dan rahmat Allah atas kalian."
Sholat Maghrib terdiri atas tiga rakaat. Pada rakaat kedua membaca
tasyahud awal. Adapun pada rakaat ketiga, membaca tasyahud akhir, kemudian
salam. Cara mengerjakan sholat Maghrib sama dengan sholat Subuh, namun
ditambah dengan satu rakaat lagi. Urutan pelaksanaannya adalah sebagai
berikut:
1. Rakaat pertama
a) Berniat mengerjakan sholat maghrib

‫ت مستقبل القبلةاداء هَّلِل ِ تَ َعالَى‬ ِ ‫ض ال َم ْغ ِر‬


َ ‫ب ثَاَل‬
ٍ ‫ث َر َك َعا‬ َ ُ‫ا‬
َ ْ‫صلِّى فَر‬
b) Melakukan gerakan dan bacaan shalat seperti rakaat pertama sholat subuh
2. Rakaat kedua
a) Melakukan gerakan dan bacaan sholat seperti rakaat kedua sholat subuh (tanpa
bacaan do’a qunut).
b) Setelah sujud kedua, melakukan duduk tahiyat awal dengan membaca bacaan
tasyahud awal.
c) Bangkit dari duduk tahiyat awal sambil membaca takbir. Kemudian berdiri tegak
dan bersedekap melaksanakan rakaat ketiga.
3. Rakaat ketiga
a) Melakukan gerakan dan bacaan sholat seperti rakaat pertama. Bedanya, pada
rakaat ketiga ini bacaan yang dibaca hanya sampai surat al Fatihah.
b) Setelah sujud kedua, melakukan duduk tahiyat akhir dengan membaca bacaan
tasyahud akhir.

21
c) Melakukan salam

C. Makna Bacaan Sholat


Ketika shalat, kita diwajibkan untuk membaca surah Al-Fatihah. Surat ini
juga dinamai Ummul-Quran yang berarti ibu atau inti Quran. Membaca Al-Fatihah
dalam shalat termasuk rukun shalat. Dari Abu Hurairah, Rasulullah
bersabda :“Barangsiapa yang mendirikan shalat tanpa membaca Ummul-Quran
maka shalatnya tidak sempurna”; “Tidaklah berpahala shalat yang di dalamnya tidak
dibaca Ummul-Quran”. Allah SWT berfirman: ”Dan sesungguhnya Kami telah
berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Qur’an yang
agung”. (QS.Al-Hijr,15:87).
Surat yang dimaksud dalam ayat ini adalah surat Al-Fatihah yang terdiri dari
7 ayat, yang wajib dibaca pada setiap rakaat oleh kaum Muslimin ketika shalat.
”Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami
menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan Tunjukilah
kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan
ni`mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula
jalan) mereka yang sesat”. (QS.Al-Faatihah,1:1-7).

Surat ini memiliki makna yang amat padat dan mendalam. Suatu
penghambaan yang dimulai dengan menyebut sifat utamanya, yaitu Maha
Pengasih dan Maha Penyayang, pujian yang hanya milik-Nya, yang menguasai
hari Pembalasan, yang hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan agar kita
tidak tersesat, memohon hidayah dan bimbingan sebagaimana yang telah Ia
berikan kepada para nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan
orang-orang yang saleh dan memohon agar kita terhindar dari jalan kebathilan.
Sebagaimana yang ditempuh kaum Yahudi yang dimurkai-Nya karena tidak
memiliki amal dan banyak membunuh para nabi maupun kaum Nasrani yang
tersesat karena tidak memiliki pengetahuan yang benar. Jadi sesungguhnya jalan
yang dikehendaki dan diridho’i-Nya adalah jalan yang berdasarkan pengetahuan
yang benar beserta pengamalannya, bukan hanya salah satunya.

22
Jepang adalah suatu negara yang dikenal luas akan kedisiplinannya.
Rupanya masyarakat negeri matahari terbit ini sejak lama telah memiliki
kebiasaan mengulang-ngulang kalimat tertentu seperti kalimat “aku juara!” seratus
kali dalam sehari. Teori ini disebut “Repetitive Magic Power” yang terbukti
mampu merealisasikan apa yang diucapkan tersebut dan menjadikannya motivasi
untuk mencapai suatu cita-cita.
Begitu pula dengan shalat. Bacaan yang diulang-ulang yang dimengerti
maknanya, apalagi bila dilaksanakan secara khusu’, teratur dan berkesinambungan
pasti akan melahirkan manusia-manusia yang penuh ketakwaan. Jadi shalat
sebenarnya adalah suatu pembinaan diri yang nantinya akan memberi keuntungan
bagi pelakunya, yang dapat memberinya ketenangan batin, kedekatan akan
Tuhannya.
Bacaan Syahadat dalam shalat, bacaan yang diucapkan minimal 9 kali
dalam sehari dimaksudkan agar kita selalu ingat akan janji untuk hanya
menyembah kepada-Nya dan mengakui Muhammad SAW sebagai utusan-Nya.
Sedangkan makna dibalik ucapan “Allahu Akbar” yang mengawali sahnya
shalat seseorang yang berarti “Allah Maha Besar” bila direnungkan dengan penuh
kesadaran, sesungguhnya mengandung hikmah suatu penghambaan mutlak hanya
kepada-Nya. Dialah yang Maha Besar. Kita manusia adalah kecil. Apapun yang
terjadi pada diri kita ini sesungguhnya atas izin dan kehendak-Nya. Kita adalah
kecil karena kita tidak memiliki kekuasaan maupun kekayaan apapun dibanding
Dia. Dialah yang Maha Mengetahui segala sesuatu. Ilmu yang kita miliki tidak ada
artinya dengan apa yang dimiliki-Nya.
Semua yang ada pada kita sesungguhnya hanya titipan-Nya yang pada
saatnya nanti harus dikembalikan dan dipertanggung-jawabkan. Bahkan kitapun
tidak memiliki kuasa untuk menolak ketika Ia memanggil kita untuk kembali
kepada-Nya di manapun dan dalam keadaan apapun kita berada. Maka dengan
demikian sungguh hanya kepada-Nya kita patut menyembah, memohon bantuan
dan berserah diri atas ketetapan-Nya.
Bacaan Allahu Akbar ini terus kita ulang-ulang paling tidak 5 kali dalam
satu rakaat atau berarti minimal 85 kali dalam sehari. Bacaan ini dibaca setiap kali

23
kita merubah gerakan. Hal ini memberi makna bahwa dalam keadaan apapun
seperti berdiri, duduk, berbaring, sujud maupun ruku’, ketika kita dalam keadaan
susah maupun senang, sakit maupun sehat kita harus senantiasa mengingat
kebesaran-Nya.
Demikian pula bacaan lain seperti do’a Iftitah yang dibaca setelah
takbiratul Ikhram, sebagai berikut : “…Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku
dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam” (QS.Al-An’aam,6:162)
yang diucapkan dalam shalat kita minimal 5 kali dalam sehari . Adakah kita benar-
benar memahami makna ikrar, janji kita tersebut?
Setelah membaca do’a Iftitah, surat Al-fatihah dan salah satu surat ataupun
ayat Al-Quran kita rukuk sambil membaca bacaan yang membesarkan nama-Nya.
Begitu bangun dari rukuk kita membaca ” Sami’ Allahu liman hamidah” yang
artinya : Allah mendengar siapa yang memuji-Nya“. Artinya kita diingatkan agar
bersungguh-sungguh dalam shalat karena Ia mendengar kita! Ini harus benar-
benar kita yakini.
“Dan bertawakkallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha
Penyayang, Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang) dan
(melihat pula) perobahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud “.
(QS. Asy-Syu’ara,26:217-219).

Berikutnya adalah do’a yang kita ucapkan ketika dalam posisi duduk di
antara dua sujud yang diucapkan minimal 17 kali dalam sehari sebagai berikut
“Ya Tuhanku, ampunilah aku dan kasihanilah aku dan cukupilah aku dan
tinggikanlah aku dan berilah rizki padaku dan tunjukilah aku jalan dan berilah aku
sehat dan maafkanlah aku”.
Sadarkah kita bahwa sebenarnya rezeki, kesehatan, jabatan, kemuliaan
maupun petunjuk yang ada pada kita ini adalah wujud atau buah dari permintaan
dan permohonan yang setiap hari kita mintakan secara berulang kali, yang
kemudian dikabulkan-Nya?
Selanjutnya adalah bersujud. Posisi menempelkan dahi, yang merupakan
bagian paling bergengsi manusia, ke permukaan terendah di muka bumi ini yaitu,
tanah adalah melambangkan tanda syukur kita sebagai makhluk yang sangat kecil
dan amat bergantung kepada Sang Pencipta Yang Maha Tinggi di atas sana.
24
Bacaan ”Subhana Robbiyal ‘Ala” yang berarti “Segala Puji hanya milik Rob
Yang Maha Tinggi “ ini jelas mengisyaratkan hal tersebut.
Shalat ditutup dengan membaca Tahiyatul-akhir, sementara Tahiyatul-
awal diselipkan pada rakaat kedua untuk shalat-shalat yang ber-rakaat lebih atau
sama dengan 2. Bacaan ini berfungsi untuk mempertegas dan mengulang ikrar
kita sebagai umat Islam, yaitu bacaan syahadat. Tidak ada Tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah. Syahadat dilanjutkan dengan shalawat nabi,
memohon kepada Allah agar junjungan kita Muhammad SAW mendapat tempat
yang tinggi di sisi Allah sebagaimana nabi Ibrahim AS. Ini adalah bentuk
kecintaan kita kepada sang rasul yang telah berjasa mengajak manusia kepada
jalan yang benar, menjauhkan kita dari kesesatan dan kegelapan.
Begitulah shalat yang diajarkan Rasulullah sebagaimana dicontohkan
malaikat Jibril as atas izin-Nya.
Dengan menyadari hal-hal ini maka seharusnya shalat mampu mengubah
perilaku dan cara berpikir seseorang. Firman Allah dalam QS. Al Ankabut, 29: 45
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an)
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat)
adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(QS.Al-Ankabuut,29:45).

Di samping itu penting untuk diingat, bahwa Rasulullah SAW adalah


seorang nabi kesayangan yang walau telah dijanjikan baginya surga, beliau tidak
hanya menjalankan shalat wajib yang 5 waktu saja. Beliau banyak mengerjakan
shalat sunnah seperti shalat rawatib -shalat sunah yang menyertai shalat wajib
baik yang dilaksanakan sebelum maupun sesudah shalat wajib-, shalat dhuha,
shalat qiyamul lail, tahajud maupun shalat sunnah lainnya.
“Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan)
shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyu`, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa
mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-
Nya”.(QS.Al-Baqarah,2:45-46).

D. Hikmah-hikmah Shalat

25
Shalat merupakan ibadah yang penting dan utama bagi umat Islam. Begitu
pentingnya shalat sehingga untuk memberikan perintah shalat Allah SWT berkenan
memanggil sendiri Rasulullah SAW untuk menghadap-Nya secara langsung.
Sedangkan untuk perintah-perintah Allah yang lain selalu disampaikan kepada
Rasulullah melalui perantaraan malaikat Jibril. Karena shalat merupakan ibadah yang
terpenting bagi kehidupan umat, maka tentulah banyak mengandung hikmah baik
ditinjau secara moral (rohani) maupun fisik (jasmani).
1. Hikmah Sholat Ditinjau dari Segi Moral
Pertama. Manusia memiliki dorongan nafsu kepada kebaikan dan
keburukan, yang pertama ditumbuhkan dan yang kedua direm dan dikendalikan.
Sarana pengendali terbaik adalah ibadah shalat. Kenyataan membuktikan bahwa
orang yang menegakkan shalat adalah orang yang paling minim melakukan
tindak kemaksiatan dan kriminal. Sebaliknya semakin jauh seseorang dari shalat,
semakin terbuka peluang kemaksiatan dan kriminalnya. Firman Allah SWT
dalam surat al Ankabut ayat 45.

‫صاَل ةَ تَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر‬


َّ ‫ِإ َّن ال‬
“Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-
perbuatan keji dan mungkar.” (Al-Ankabut: 45).

Dari sini kita memahami makna dari penyandingan Allah antara menyia-
nyiakan shalat dengan mengikuti syahwat yang berujung kepada kesesatan yang
dijelaskan dalam surat Maryam ayat 59.

‫ف يَ ْلقَ ْو َن َغيًّا‬ ِ ‫صاَل ةَ َواتَّبَعُوا ال َّشهَ َوا‬


َ ‫ت فَ َس ْو‬ َ ‫ف َأ‬
َّ ‫ضا ُعوا ال‬ ٌ ‫ف ِم ْن بَ ْع ِد ِه ْم َخ ْل‬
َ َ‫فَ َخل‬
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan
shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui
kesesatan.” (Maryam: 59).

Kedua. Seandainya seseorang telah terlanjur terjatuh ke dalam


kemaksiatan. Hal ini pasti terjadi karena tidak ada menusia yang ma’shum
(terjaga dari dosa) selain para nabi dan rasul, maka shalat merupakan
pembersihdan kafarat terbaik untuk itu.

26
Rasulullah SAW mengumpamakan shalat lima waktu dengan sebuah
sungai yang mengalir di depan pintu rumah salah seorang dari kita. Lalu dia
mandi di sungai itu lima kali dalam sehari semalam. Adakah kotoran ditubuhnya
yang masih tersisa?
Dari Abu Hurairah ra berkata, “aku mendengar Rasulullah shallalahu
'alaihi wasallam bersabda, “Menurut kalian seandainya ada sungai di depan
pintu rumah salah seorang dari kalian di mana dia mandi di dalamnya setiap
hari lima kali, apakah masih ada kotorannya yang tersisa sedikit pun?” Mereka
menjawab,”Tidak ada kotoran yang tersisa sedikit pun.” Rasulullah saw
bersabda, “Begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah
menghapus kesalahan-kesalahan.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Dari Ibnu Mas’ud ra bahwa seorang laki-laki mendaratkan sebuah
ciuman kepada seorang wanita, lalu dia datang kepada Nabi SAW dan
menyampaikan hal itu kepada beliau, maka Allah menurunkan, “Dan dirikanlah
shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan
daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (Hud: 114)
Laki-laki itu berkata, “Ini untukku?” Nabi shallalahu 'alaihi wasallam
menjawab, “Untuk seluruh umatku.” (Muttafaq Alaihi).
Ketiga. Hidup manusia tidak terbebas dari ujian dan cobaan, kesulitan
dan kesempitan. Setiap manusia memerlukan pegangan dan pijakan kokoh, jika
tidak maka dia akan terseret dan tidak mampu mengatasinya. Untuk bisa keluar
darinya dengan selamat seperti yang diharapkan, pijakan dan pegangan kokoh
terbaik adalah shalat. Firman Allah SWT dalam surat al Baqarah ayat 45.
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (Al-
Baqarah: 45).

Firman Allah dalam surat al Baqarah ayat 153.


“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Al-
Baqarah: 153).

27
Ibnu Katsir berkata, “Allah SWT menjelaskan bahwa sarana terbaik
sebagai penolong dalam memikul musibah adalah kesabaran dan shalat.”
Imam Abu Dawud meriwayatkan dari Hudzaefah bahwa jika Rasulullah
SAW tertimpa suatu perkara yang berat maka beliau melakukan shalat. (HR.
Abu Dawud nomor 1319).
Keempat. Hidup memiliki dua sisi, nikmat atau musibah, kebahagiaan
atau kesedihan. Dua sisi yang menuntut sikap berbeda, syukur atau sabar. Akan
tetapi persoalannya tidak mudah, karena manusia memiliki kecenderungan kufur
pada saat meraih nikmat dan berkeluh kesah pada saat meraih musibah. Inilah
yang terjadi pada manusia secara umum, kecuali orang-orang yang shalat. Orang
yang shalat akan mampu menyeimbangkan sikap pada kedua keadaan hidup
tersebut. Firman Allah SWT dalam surat Al-Ma’arij: 19-23,
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat
kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat,
yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya.” (Al-Ma’arij: 19-23).

Ibnu Katsir berkata, “Kemudian Allah berfirman, ‘Kecuali orang-orang


yang shalat’ yakni manusia dari sisi bahwa dia memiliki sifat-sifat tercela
kecuali orang yang dijaga, diberi taufik dan ditunjukkan oleh Allah kepada
kebaikan yang dimudahkan sebab-sebabnya oleh-Nya dan mereka adalah orang-
orang shalat.”
Di samping hal-hal ini, shalat juga membina rasa persatuan dan
persaudaraan antara sesama umat Islam. Hal ini dapat kita lihat antara lain,
apabila seseorang shalat dalam keadaan yang khusu’, pasti selalu menghadap
kiblat yaitu Ka’bah di Masjidil Haram Mekah. Umat Islam di seluruh dunia
mempunyai satu pusat titik konsentrasi dalam beribadah dan menyembah kepada
Khaliq-nya yaitu Ka’bah. Hal ini akan membawa dampak secara psikologis
yaitu persatuan, kesatuan, dan kebersamaan umat.
Contoh lain adalah pada shalat berjamaah, shalat berjamaah juga
mengandung hikmah kebersamaan, persatuan, persaudaraan dan kepemimpinan
dimana pada setiap gerakan shalat ma’mum mempunyai kewajiban mengikuti
gerakan imam, sedangkan imam melakukan kesalahan, maka ma’mum wajib
28
mengingatkan. Sehingga pada shalat berjamaah keabsahan maupun kebenaran
dalam shalat lebih terjamin, dan diantara jama’ah akan timbul rasa kebersamaan
dan persatuan untuk menyelamatkan jama’ah mereka.
Ibarat orang berkendaraan, penumpang akan selalu ikut menjaga
keamanan dan keselamatan kendaraan yang ditumpanginya. Oleh karena itu
tidaklah berlebihan jika shalat berjamaah mendapatkan tempat yang lebih
dibandingkan dengan shalat sendiri. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah
SAW: "Shalat berjamaah lebih utama (pahalanya) dua puluh derajat" (HR.
Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar)

2. Hikmah Sholat Ditinjau dari Segi Kesehatan


Sholat sebagai tiang agama adalah ibadah yang paling proporsional bagi
anatomi tubuh manusia. Gerakan-gerakannya sudah sangat melekat dengan gestur
(gerakan khas tubuh) seorang muslim. Namun, pernahkah terpikirkan manfaat
masing-masing gerakan? Sudut pandang ilmiah menjadikan sholat gudang obat
bagi berbagai jenis penyakit!
Takbiratul ihram
Postur: berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu
melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah.
Manfaat: Gerakan ini melancarkan aliran darah, getah bening (limfe) dan
kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak memungkinkan darah
mengalir lancar ke seluruh tubuh. Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu
meregang sehingga aliran darah kaya oksigen menjadi lancar.
Kemudian kedua tangan didekapkan di depan perut atau dada bagian
bawah. Sikap ini menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya
pada tubuh bagian atas.
Ruku’
Postur: Rukuk yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus
sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut tak akan tumpah.
Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.

29
Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang
(corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung
sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah.
Tangan yang bertumpu dilutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke
bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.
I’tidal
Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah mengangkat kedua
tangan setinggi telinga.
Manfaat: I’tidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud.
Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik.
Organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran
secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.
Sujud
Postur: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki,
dan dahi pada lantai.
Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi
jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke
otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud
dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di
otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik
rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan
organ kewanitaan.
Duduk di antara dua sujud
Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirasy (tahiyyat awal) dan tawarruk
(tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.
Manfaat: Saat iftirasy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung
dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal
paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawaruk
sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra),
kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan dengan
benar, postur ini mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirasy dan

30
tawaruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks
kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan
kekuatan organ-organ gerak kita.
Salam
Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.
Manfaat: Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran
darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan
kulit wajah.
Beribadah secara, kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi
mempercantik diri wanita luar dan dalam. Kenapa sholat harus 5 kali dalam
sehari? Menurut pendapat ilmuwan Cina, Ada energi api akan keluar pada waktu
jam 12.00 siang sampai sore, untuk mengobati jantung dan ginjal itu. Dalam
gerakan sholat Ashar adalah siklus dari panas ke dingin mereka menyebutnya
terapi kandung kemih. Secara alamiah gerakan sholat Ashar itu ternyata
memisahkan zat-zat kimia dalam tubuh kita. Ada energi air yang keluar pada
waktu jam 6 sore setelah terbenamnya matahari yang mereka menyebutnya bahwa
sholat Maghrib itu menterapi ginjal. Gerakan sholat Isya yaitu setelah mega merah
hilang, ini mereka menyebutnya sebagai terapi yang mengurangi kelebihan energi.
Ada energi kayu yang keluar pada waktu jam 11 malam, dia yang
menghancurkan racun-racun yang ada dibadan kita, dan menurut ilmuwan Cina
racun itu bakar kayu untuk membuang racun di otak. Kemudian jam 02 pagi otak
dibersihkan oleh energi kayu, dan selanjutnya Allah menyediakan dan mengisinya
untuk sholat Tahajud pada waktu sepertiga malam. Ilmuwan di Jerman -Prof. Dr.
Sholeh seorang guru besar Universitas Airlangga-melakukan penelitian, ia telah
membuktikan bahwa sholat Tahajud yang teratur dan disiplin akan mencegah
kanker, stress dan infeksi. Oleh sebab itu, jika seseorang melakukan sholat
Tahajud dengan teratur maka ia akan memiliki emosi yang positif karena energi
udara keluar pada jam 02. Jam 03 pagi energi logam yang menterapi kita. Jam 06
pagi melakukan sholat dhuha untuk menterapi pencernaan.

31
Shalat memang banyak manfaatnya buat kesehatan selain membuat hati
tenang. Makanya kalau kita ingin sehat jangan lupakan shalat (umat muslim) dan
jangan lupa untuk selalu berdo’a kepada Allah SWT.

Kisah Teladan:
(1) Orang yang Tidak Pernah Sholat
Seorang anak laki-laki mendatangi Rasulullah SAW. Ia menangis tersedu-sedu.
“Mengapa engkau menangis nak?” Tanya Rasulullah. “Ya Rasulullah. Ayah saya
meninggal dunia. Tidak ada yang mau melayat dan mengurus jenazahnya”, jawab anak
itu disela-sela isak tangisnya.
Rasulullah SAW memanggil Abu Bakar Siddiq, Umar bin Khattab, dan para
sahabat lainnya. “Datanglah kalian melayat jenazah itu,” kata Rasulullah kepada dua
orang sahabat itu. Abu Bakar dan Umar segera berangkat melayat. Tidak lama
kemudian mereka kembali.
“Ya Rasulullah SAW,” kata Abu Bakar. Jenazah orang itu berubah menjadi babi
hutan.
Begitulah yang dilihat Abu Bakar dan Umar. Jenazah orang yang meninggal itu
berubah menjadi seekor babi hutan. Pantaslah orang-orang tidak mau melayatnya.
Rasulullah kemudian pergi ke rumah orang yang meninggal itu. Abu Bakar dan
Umar ikut serta. Di sana Rasulullah berdoa agar Allah berkenan mengubah babi hutan
itu kembali menjadi jenazah manusia. Doa Rasulullah dikabulkan. Babi hutan itu pun
kembali menjadi manusia.
Jenazah pun dibawa ke kuburan. Ketika akan dikubur, jenazah itu kembali
menjadi babi hutan.
Rasulullah SAW menghampiri anak lelaki yang ayahnya meninggal itu. “Apa
yang ayahmu lakukan semasa hidupnya sampai dia begini, nak?” tanya Rasulullah
kepada anak itu.
“Ayah saya tidak pernah mengerjakan sholat,” jawab anak itu. Rasulullah
mengangguk-angguk. “Para sahabat, lihatlah sendiri. Beginilah akibat orang yang tidak
pernah melakukan sholat selama hidupnya. Ia akan menjadi babi hutan pada hari
kiamat.”

32
Dalam wujud babi hutan, orang itu pun dikuburkan. Masya Allah.

(2) Tetap Sholat Meski Rumah Terbakar


Suatu hari, terjadi kebakaran di rumah Imam Zainal Abidin. Padahal saat itu, ia
sedang mengerjakan shalat di rumahnya. Melihat api telah membakar rumah Imam
Zainal Abidin, para tetangganya berteriak panik. “Wahai, cicit Rasulullah! Api telah
membakar rumahmu, segera keluarlah!”.
Meskipun telah mendengar teriakan-teriakan tetangganya, Imam Zainal Abidin
tidak mengangkat kepala dari sujudnya. Namun atas kuasa Allah SWT, api itu tidak
sampai membakar tubuhnya. Setelah Imam Zainal Abidin mengerjakan shalat, orang-
orang berkerumun mendekatinya. “Api telah membakar rumahmu, tetapi mengapa
engkau tidak berusaha menyelamatkan diri dan meninggalkan shalat?”, tanya seorang
tetangga padanya.
“Api membakar rumahku dan barangkali nanti akan membakar tubuhku, masih
belum seberapa. Saat itu, aku justru sedang memikirkan api yang lebih besar dan
dahsyat yaitu api neraka,” jawab Imam Zainal Abidin sambil meninggalkan tempat itu.
Para tetangga pun terdiam.

(3) Dijauhkan dari Bencana


Shillah bin Asyam adalah seorang tabiin yang taat beribadah. Dia rajin
mendirikan sholat fadhu dan shalat-shalat sunat. Suatu ketika, Shillah bin Asyam
mendirikan shalat di tengah hutan. Tiba-tiba seekor macan datang dengan pandangan
mata buas siap menerkam. Tapi Shillah tetap khusuk dan menyempurnakan shalatnya
sampai malam. Lalu berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari bencana. Seketika itu
juga, sang macan lari ketakutan seperti dikejar setan.

33
34

Anda mungkin juga menyukai