Makna Shalat 5 Waktu
Makna Shalat 5 Waktu
A. Tujuan Pembelajaran:
Setelah mempelajari materi ini siswa diharapkan mampu:
1. Menyebutkan rukun sholat.
2. Menyebutkan tata cara sholat yang benar.
3. Menyebutkan makna bacaan sholat.
4. Menjelaskan hikmah sholat.
Pada suatu malam lebih kurang satu tahun sebelum Hijrah, Rasulullah SAW
diberangkatkan dari Masjidil Haram di Mekah menuju Masjidil Aqsa di Palestina
untuk kemudian dibawa naik ke langit dengan menunggangi seekor Bouraq,
ditemani malaikat Jibril.
“Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari
Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya
agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS.Al-
Isra(17):1).
1
Musa as dan mengatakan kepadanya bahwa aku telah kembali kepada Tuhanku
sehingga aku malu kepada-Nya”. (HR Muslim).
A. Rukun sholat
Rukun sholat adalah sesuatu yang tidak boleh ditinggalkan. Rukun sholat
berupa gerakan dan bacaan yang wajib dilakukan dan dibaca selama menjalankan
sholat. Apabila kita dengan sengaja meninggalkan rukun sholat maka sholat kita
tidak akan diterima oleh Allah SWT.
Rukun sholat itu ada 13 macam yaitu:
1. Niat1, yaitu menyengaja sesuatu di dalam hati bersamaan dengan permulaan
perbuatan.
Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung dari niatnya dan
sesungguhnya setiap orang mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya”.
(HR. Bukhari dan Muslim)
عن امران بن حصين رضي هللا عنه قال كانت بىبواسيرفسالت النبي
صلى هللا عليه وسلم عن اصالة فقال صل قائما فان لم تستطع فقاعدا
)فان لم تستطع فعلى جنب (رواه البخارى
“Dari Imran bin Hushan r.a ia berkata, “Saya berpenyakit bawasir maka
saya bertanya pada Nabi SAW tentang shalat. Beliau berkata: “Shalatlah
dengan berdiri, kalau tidak kuasa shalatlah dengan duduk, kalau tidak
kuasa, shalatlah dengan berbaring.” (H.R. Bukhari)
1
Dalam kitab Raudhatu ath-Thalibin (1/224 cet. Al-Maktab al-Islami) Nawawi berkata, “Niat adalah
?
maksud. Seseorang yang akan melakukan shalat tertentu dalam hatinya telah terdetik maksud shalat yang
akan dilakukannya, seperti shalat Zuhur, shalat fardhu lainnya. Kemudian maksud ini dinyatakan
bersamaan dengan awal takbir”.
3
3. Takbiratul ihram.
Terkadang Nabi SAW mengangkat kedua tangannya sambil
mengucapkan takbir2, dan terkadang mengangkatnya setelah takbir3, dan
terkadang mengangkatnya setelah takbir4, dan terkadang setelah ucapan takbir.5
Beliau mengangkat kedua tangannya dengan jari terbuka rapat (tidak
renggang dan tidak menggenggam).6 Dan beliau mengangkatnya sampai sejajar
dengan kedua bahunya, dan terkadang sampai kedua telinganya.7
4. Membaca surat al Fatihah
Surat al Fatihah adalah surat pertama dalam mushaf al Quran. Sabda
Rasulullah SAW:
)عن عبادة بن الصامت ان رسول هللا صىل هللا عليه وسمل الصالة ملن مل يقرا بفاحتة الكتاب (رواه البخاري
“Dari ‘Ubadah bin Shamid bahwasanyaRasulullah SAW bersabda “Tidaklah sah
shalat bagi seseorang yang tidak membaca al Fatihah. (HR. Bukhari)
5. Rukuk (membungkukkan bada, punggung lurus, posisi punggung dan kepala sama
datar.Pandangan kea rah tempat sujud, kedua telapak tangan memegang kedua
lutut)
6. I’tidal (Bangun dari rukuk, dengan mengangkat kedua tangan, berdiri tegak, kedua
tangan lurus ke bawah)
7. Sujud (merebahkan diri ke tempat sujud dengan cara: dahi dan hidung menempel
di tempat sujud. Kedua lutut menempel di lantai, dan ujung jari kedua kaki
memanjat.)
8. Duduk di antara dua sujud (duduk iftirasy/ kaki kiri ditindih pantat, kaki kanan
menekuk lurus, ujung jari kaki kanan memanjat)
9. Duduk akhir (posisi duduk kaki kiri menyilang pantat menempel pada alas shalat,
kaki kanan menekuk lurus dan ujung jari kanan memanjat)
10. Membaca tasyahud akhir
2 ?
HR. Bukhari dan Abu Daud.
3 ?
HR. Bukhari dan Nasa’i.
4 ?
Ibid.
5 ?
HR. Abu Daud, Ibnu Khuzaimah (1/62, 64/1), Tamam dan Hakim dan disahkan olehnya serta
disetujui oleh Dzahabi.
6 ?
HR. Bukhari dan Abu Daud.
7 ?
HR. Muslim dan Abu Daud, dan telah ditakhrij dalam Irwa’ (352).
4
11. Membaca salawat nabi
12. Membaca salam pertama (menoleh ke kanan)
13. Tertib (berurutan)
َ ْت َو اَْألر
ا اَنَا€لِ ًما َّو َم€ا ُّم ْس€ًض َحنِ ْيف ِ اوا َّ ْت َوجْ ِه َي لِلَّ ِذى فَطَ َر
َ َم€الس ُ اِنِّى َو َّجه
.الَ ِمي َْن€€اتِى هَّلِل ِ َربِّ ْال َع€€ا َو َم َم€€َصالَتِى َو نُ ُس ِك ْى َو َمحْ يَاي َ اِ َّن.ِمن ْال ُم ْش ِر ِكي َْن
.ت َو اَنَا ِم َن ْال ُم ْسلِ ِمي َْن
ُ ْك اُ ِمر
َ ِْك لَهُ َوبِ َذل
َ الَ َش ِري
5
“Aku hadapkan wajahku kepada Tuhan Yang menciptakan langit dan
bumi, dengan lurus dan berserah diri sedangkan aku bukan bagian dari
orang musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku
hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam.Tiada sekutu baginya dan
dengan itulah aku diperintahkan. Dan aku termasuk bagian dari orang-
orang muslim”.
d) Mengangkat kedua tangan dengan membaca takbir dan melakukan rukuk sambil
membaca bacaan rukuk
f) Membaca takbir dan melakukan sujud pertama sambil membaca bacaan sujud.
g) Bangkit dari sujud pertama dengan membaca takbir. Kemudian duduk di antara
dua sujud sambil membaca bacaan duduk di antara dua sujud.
َربِّ اِ ْغفِرْ لِي َوارْ َح ْمنِي َوارْ فَ ْعنِي َوا ْه ِدنِي َو َعافَنِي َوارْ ُز ْقنِي
7
"Tuhanku ampuni aku, rahmati aku, angkat derajatku, beri aku petunjuk, beri aku
keafiatan dan beri aku rizki."
h) Membaca takbir dan melakukan sujud kedua sambil membaca bacaan sujud.
i) Bangkit dari sujud kedua dengan membaca takbir. Kemudian berdiri tegak dan
bersedekap melaksanakan rakaat kedua.
2. Rakaat kedua
Gerakan dan bacaan sholat pada rakaat kedua adalah sebagai berikut:
a) Berdiri tegak dan bersedekap sambil membaca al Fatihah dan surat al Quran.
Bacaan surah al-fatihah ayat 1 -7:
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai di hari Pembalasan.
5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah
Kami meminta pertolongan.
6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus,
7. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat." (QS.alfatihah:2-7)
8
b) Mengangkat kedua tangan sambil membaca takbir, kemudian melakukan rukuk
dengan membaca bacaan rukuk
c) Bangkit dari rukuk dengan mengangkat kedua tangan sambil membaca bacaan
samiallahuliman hamidah. Kemudian melakukan i’tidal dan membaca bacaan
i’tidal.
d) Membaca takbir dan melakukan sujud pertama sambil membaca bacaan sujud.
9
e) Bangkit dari sujud pertama dengan membaca takbir. Kemudian duduk di antara
dua sujud sambil membaca bacaan duduk di antara dua sujud.
َربِّ اِ ْغفِرْ لِي َوارْ َح ْمنِي َوارْ فَ ْعنِي َوا ْه ِدنِي َو َعافَنِي َوارْ ُز ْقنِي
"Tuhanku ampuni aku, rahmati aku, angkat derajatku, beri aku petunjuk, beri aku
keafiatan dan beri aku rizki."
f) Melakukan takbir dan melakukan sujud kedua sambil membaca bacaan sujud.
h) Melakukan salam dengan menoleh ke kanan dan ke kiri sambil membaca bacaan
salam.
َ ْت َو اَْألر
ا€€َا اَن€€ض َحنِ ْيفًا ُّم ْسلِ ًما َّو َم َ ْت َوجْ ِه َي لِلَّ ِذى فَطَ َرال َّس َم
ِ اوا ُ اِنِّى َو َّجه
.الَ ِمي َْن€€صالَتِى َو نُ ُس ِك ْى َو َمحْ يَايَا َو َم َماتِى هَّلِل ِ َربِّ ْال َع َ اِ َّن.ِمن ْال ُم ْش ِر ِكي َْن
.ت َو اَنَا ِم َن ْال ُم ْسلِ ِمي َْن
ُ ْك اُ ِمر
َ ِْك لَهُ َوبِ َذل
َ الَ َش ِري
“Aku hadapkan wajahku kepada Tuhan Yang menciptakan langit dan bumi,
dengan lurus dan berserah diri sedangkan aku bukan bagian dari orang
musyrik. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah Tuhan semesta alam.Tiada sekutu baginya dan dengan itulah aku
diperintahkan. Dan aku termasuk bagian dari orang-orang muslim”.
11
ِ ق َو ْال َم ْغ ِر
اَللَّهُ َّم,ب ِ ت بَي َْن اَ ْل َم ْش ِر ِ َاَللَّهُ َّم ب
َ َاع ْد بَ ْينِي َوبَي َْن َخطَاي
َ اي َك َما بَا َع ْد
اَللَّهُ َّم اِ ْغ ِس ْلنِي ِم ْن, سِ َاي َك َما يُنَقَّى اَلثَّ ْوبُ اََأْل ْبيَضُ ِم ْن اَل َّدن
َ َنقِّنِي ِم ْن َخطَاي
ج َو ْالبَ َر ِد
ِ ي بِ ْال َما ِء َوالثَّ ْل
َ َخطَايَا
"Ya Allah, jauhkan antara diriku dan dosa-dosaku sebagaimana Engkau
menjauhkan antara timur dan barat. Wahai Allah, bersihkan aku dari dosa-
dosaku sebagaimana pakaian putih yang dibersihkan dari kotoran. Ya Allah
cucilah, dosa-dosaku dengan air, es dan air dingin”.
12
ك اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِى
َ ك اللَّهُ َّم َربَّنَا َوبِ َح ْم ِد
َ َُسب َْحان
“Maha suci engkau ya Tuhan kami dan segalapuji bagimu, Ya Allah ampunilah
dosa kami”.
i) Selesai sujud pertama pada rakaat kedua, diawali membaca Allahu Akbar, dan diteruskan dengan
gerakan duduk antara dua sujud atau duduk iftirasy sambil membaca bacaan duduk iftirasy
َربِّ اِ ْغفِرْ لِي َوارْ َح ْمنِي َوارْ فَ ْعنِي َوا ْه ِدنِي َو َعافَنِي َوارْ ُز ْقنِي
"Tuhanku ampuni aku, rahmati aku, angkat derajatku, beri aku petunjuk, beri aku
keafiatan dan beri aku rizki."
2. Rakaat kedua
13
a) Setelah sujud kedua rakaat pertama, diawali membaca Allâhu akbar, kita
meneruskan gerakan berdiri tegak tangan bersedekap, lalu membaca surat Al
Fatihah dan salah satu surat pendek.
Bacaan surah al-fatihah ayat 1 -7:
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai di hari Pembalasan.
5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah
Kami meminta pertolongan.
6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus,
7. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat." (QS.alfatihah:1-7)
14
c) Selesai rukuk dilanjutkan dengan gerakan i’tidal kedua sambil membaca
“Samiallâhuliman hamidah” dan diteruskan dengan bacaan I’tidal.
d) I’tidal selesai, diawali membaca Allâhu akbar, kita lanjutkan dengan gerakan
sujud pada rakaat kedua sambil membaca bacaan sujud.
e) Sesudah gerakan sujud pada rakaat kedua, dimulai dengan membaca Allâhu
akbar diteruskan dengan gerakan duduk antara dua sujud atau duduk iftirasy
sambil membaca bacaan duduk iftirasy.
َربِّ اِ ْغفِرْ لِي َوارْ َح ْمنِي َوارْ فَ ْعنِي َوا ْه ِدنِي َو َعافَنِي َوارْ ُز ْقنِي
"Tuhanku ampuni aku, rahmati aku, angkat derajatku, beri aku petunjuk, beri aku
keafiatan dan beri aku rizki."
f) Kemudian membaca Allâhu akbar yang dilanjutkan dengan sujud kedua sambil
membaca bacaan sujud.
15
"Maha Suci Engkau, ya Allah, Tuhan kami dan dengan memuji-Mu. Ya Allah
ampunilah aku."
g) Diteruskan dengan duduk tasyahud awal sambil membaca bacaan tasyahud awal.
16
b) Setelah membaca surat al Fatihah, kita lanjutkan dengan gerakan rukuk ketiga
dan I’tidal ketiga. Melakukan gerakan rukuk diawali dengan membaca Allâhu
akbar. Setelah membungkuk, kita membaca bacaan rukuk.
c) Setelah selesai rukuk, kita lanjutkan dengan gerakan I’tidal sambil membaca
bacaan I’tidal.
d) Selanjutkan diawali membaca Allâhu akbar, kita melakukan sujud pertama pada
rakaat ketiga dengan membaca bacaan sujud.
4. Rakaat keempat
a) Pada rakaat keempat, dengan diawali membaca Allâhu akbar, kita mengawali
dengan berdiri tegak, tangan bersedekap, lalu membaca surat al Fatihah.
Bacaan surah al-fatihah ayat 1 -7:
1. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.
2. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai di hari Pembalasan.
5. Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah
Kami meminta pertolongan.
6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus,
7. (Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan)
mereka yang sesat." (QS.al Fatihah:1-7)
18
b) Setelah membaca surat al Fatihah, kita melanjutkan dengan gerakan rukuk
keempat. Melakukan gerakan rukuk diawali dengan membaca Allâhu akbar.
Setelah badan membungkuk kita membaca bacaan rukuk.
19
e) Lalu, diawali dengan membaca Allâhu akbar, kita melakukan gerakan duduk
iftirasy pada rakaat keempat sambil membaca bacaan duduk iftirasy.
َربِّ اِ ْغفِرْ لِي َوارْ َح ْمنِي َوارْ فَ ْعنِي َوا ْه ِدنِي َو َعافَنِي َوارْ ُز ْقنِي
"Tuhanku ampuni aku, rahmati aku, angkat derajatku, beri aku petunjuk, beri aku
keafiatan dan beri aku rizki."
h) Terakhir melakukan gerakan salam dengan menoleh ke kanan dan ke kiri sambil
membaca bacaan salam.
21
c) Melakukan salam
Surat ini memiliki makna yang amat padat dan mendalam. Suatu
penghambaan yang dimulai dengan menyebut sifat utamanya, yaitu Maha
Pengasih dan Maha Penyayang, pujian yang hanya milik-Nya, yang menguasai
hari Pembalasan, yang hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan agar kita
tidak tersesat, memohon hidayah dan bimbingan sebagaimana yang telah Ia
berikan kepada para nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan
orang-orang yang saleh dan memohon agar kita terhindar dari jalan kebathilan.
Sebagaimana yang ditempuh kaum Yahudi yang dimurkai-Nya karena tidak
memiliki amal dan banyak membunuh para nabi maupun kaum Nasrani yang
tersesat karena tidak memiliki pengetahuan yang benar. Jadi sesungguhnya jalan
yang dikehendaki dan diridho’i-Nya adalah jalan yang berdasarkan pengetahuan
yang benar beserta pengamalannya, bukan hanya salah satunya.
22
Jepang adalah suatu negara yang dikenal luas akan kedisiplinannya.
Rupanya masyarakat negeri matahari terbit ini sejak lama telah memiliki
kebiasaan mengulang-ngulang kalimat tertentu seperti kalimat “aku juara!” seratus
kali dalam sehari. Teori ini disebut “Repetitive Magic Power” yang terbukti
mampu merealisasikan apa yang diucapkan tersebut dan menjadikannya motivasi
untuk mencapai suatu cita-cita.
Begitu pula dengan shalat. Bacaan yang diulang-ulang yang dimengerti
maknanya, apalagi bila dilaksanakan secara khusu’, teratur dan berkesinambungan
pasti akan melahirkan manusia-manusia yang penuh ketakwaan. Jadi shalat
sebenarnya adalah suatu pembinaan diri yang nantinya akan memberi keuntungan
bagi pelakunya, yang dapat memberinya ketenangan batin, kedekatan akan
Tuhannya.
Bacaan Syahadat dalam shalat, bacaan yang diucapkan minimal 9 kali
dalam sehari dimaksudkan agar kita selalu ingat akan janji untuk hanya
menyembah kepada-Nya dan mengakui Muhammad SAW sebagai utusan-Nya.
Sedangkan makna dibalik ucapan “Allahu Akbar” yang mengawali sahnya
shalat seseorang yang berarti “Allah Maha Besar” bila direnungkan dengan penuh
kesadaran, sesungguhnya mengandung hikmah suatu penghambaan mutlak hanya
kepada-Nya. Dialah yang Maha Besar. Kita manusia adalah kecil. Apapun yang
terjadi pada diri kita ini sesungguhnya atas izin dan kehendak-Nya. Kita adalah
kecil karena kita tidak memiliki kekuasaan maupun kekayaan apapun dibanding
Dia. Dialah yang Maha Mengetahui segala sesuatu. Ilmu yang kita miliki tidak ada
artinya dengan apa yang dimiliki-Nya.
Semua yang ada pada kita sesungguhnya hanya titipan-Nya yang pada
saatnya nanti harus dikembalikan dan dipertanggung-jawabkan. Bahkan kitapun
tidak memiliki kuasa untuk menolak ketika Ia memanggil kita untuk kembali
kepada-Nya di manapun dan dalam keadaan apapun kita berada. Maka dengan
demikian sungguh hanya kepada-Nya kita patut menyembah, memohon bantuan
dan berserah diri atas ketetapan-Nya.
Bacaan Allahu Akbar ini terus kita ulang-ulang paling tidak 5 kali dalam
satu rakaat atau berarti minimal 85 kali dalam sehari. Bacaan ini dibaca setiap kali
23
kita merubah gerakan. Hal ini memberi makna bahwa dalam keadaan apapun
seperti berdiri, duduk, berbaring, sujud maupun ruku’, ketika kita dalam keadaan
susah maupun senang, sakit maupun sehat kita harus senantiasa mengingat
kebesaran-Nya.
Demikian pula bacaan lain seperti do’a Iftitah yang dibaca setelah
takbiratul Ikhram, sebagai berikut : “…Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku
dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam” (QS.Al-An’aam,6:162)
yang diucapkan dalam shalat kita minimal 5 kali dalam sehari . Adakah kita benar-
benar memahami makna ikrar, janji kita tersebut?
Setelah membaca do’a Iftitah, surat Al-fatihah dan salah satu surat ataupun
ayat Al-Quran kita rukuk sambil membaca bacaan yang membesarkan nama-Nya.
Begitu bangun dari rukuk kita membaca ” Sami’ Allahu liman hamidah” yang
artinya : Allah mendengar siapa yang memuji-Nya“. Artinya kita diingatkan agar
bersungguh-sungguh dalam shalat karena Ia mendengar kita! Ini harus benar-
benar kita yakini.
“Dan bertawakkallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha
Penyayang, Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk sembahyang) dan
(melihat pula) perobahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud “.
(QS. Asy-Syu’ara,26:217-219).
Berikutnya adalah do’a yang kita ucapkan ketika dalam posisi duduk di
antara dua sujud yang diucapkan minimal 17 kali dalam sehari sebagai berikut
“Ya Tuhanku, ampunilah aku dan kasihanilah aku dan cukupilah aku dan
tinggikanlah aku dan berilah rizki padaku dan tunjukilah aku jalan dan berilah aku
sehat dan maafkanlah aku”.
Sadarkah kita bahwa sebenarnya rezeki, kesehatan, jabatan, kemuliaan
maupun petunjuk yang ada pada kita ini adalah wujud atau buah dari permintaan
dan permohonan yang setiap hari kita mintakan secara berulang kali, yang
kemudian dikabulkan-Nya?
Selanjutnya adalah bersujud. Posisi menempelkan dahi, yang merupakan
bagian paling bergengsi manusia, ke permukaan terendah di muka bumi ini yaitu,
tanah adalah melambangkan tanda syukur kita sebagai makhluk yang sangat kecil
dan amat bergantung kepada Sang Pencipta Yang Maha Tinggi di atas sana.
24
Bacaan ”Subhana Robbiyal ‘Ala” yang berarti “Segala Puji hanya milik Rob
Yang Maha Tinggi “ ini jelas mengisyaratkan hal tersebut.
Shalat ditutup dengan membaca Tahiyatul-akhir, sementara Tahiyatul-
awal diselipkan pada rakaat kedua untuk shalat-shalat yang ber-rakaat lebih atau
sama dengan 2. Bacaan ini berfungsi untuk mempertegas dan mengulang ikrar
kita sebagai umat Islam, yaitu bacaan syahadat. Tidak ada Tuhan selain Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah. Syahadat dilanjutkan dengan shalawat nabi,
memohon kepada Allah agar junjungan kita Muhammad SAW mendapat tempat
yang tinggi di sisi Allah sebagaimana nabi Ibrahim AS. Ini adalah bentuk
kecintaan kita kepada sang rasul yang telah berjasa mengajak manusia kepada
jalan yang benar, menjauhkan kita dari kesesatan dan kegelapan.
Begitulah shalat yang diajarkan Rasulullah sebagaimana dicontohkan
malaikat Jibril as atas izin-Nya.
Dengan menyadari hal-hal ini maka seharusnya shalat mampu mengubah
perilaku dan cara berpikir seseorang. Firman Allah dalam QS. Al Ankabut, 29: 45
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Qur’an)
dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-
perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat)
adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(QS.Al-Ankabuut,29:45).
D. Hikmah-hikmah Shalat
25
Shalat merupakan ibadah yang penting dan utama bagi umat Islam. Begitu
pentingnya shalat sehingga untuk memberikan perintah shalat Allah SWT berkenan
memanggil sendiri Rasulullah SAW untuk menghadap-Nya secara langsung.
Sedangkan untuk perintah-perintah Allah yang lain selalu disampaikan kepada
Rasulullah melalui perantaraan malaikat Jibril. Karena shalat merupakan ibadah yang
terpenting bagi kehidupan umat, maka tentulah banyak mengandung hikmah baik
ditinjau secara moral (rohani) maupun fisik (jasmani).
1. Hikmah Sholat Ditinjau dari Segi Moral
Pertama. Manusia memiliki dorongan nafsu kepada kebaikan dan
keburukan, yang pertama ditumbuhkan dan yang kedua direm dan dikendalikan.
Sarana pengendali terbaik adalah ibadah shalat. Kenyataan membuktikan bahwa
orang yang menegakkan shalat adalah orang yang paling minim melakukan
tindak kemaksiatan dan kriminal. Sebaliknya semakin jauh seseorang dari shalat,
semakin terbuka peluang kemaksiatan dan kriminalnya. Firman Allah SWT
dalam surat al Ankabut ayat 45.
Dari sini kita memahami makna dari penyandingan Allah antara menyia-
nyiakan shalat dengan mengikuti syahwat yang berujung kepada kesesatan yang
dijelaskan dalam surat Maryam ayat 59.
26
Rasulullah SAW mengumpamakan shalat lima waktu dengan sebuah
sungai yang mengalir di depan pintu rumah salah seorang dari kita. Lalu dia
mandi di sungai itu lima kali dalam sehari semalam. Adakah kotoran ditubuhnya
yang masih tersisa?
Dari Abu Hurairah ra berkata, “aku mendengar Rasulullah shallalahu
'alaihi wasallam bersabda, “Menurut kalian seandainya ada sungai di depan
pintu rumah salah seorang dari kalian di mana dia mandi di dalamnya setiap
hari lima kali, apakah masih ada kotorannya yang tersisa sedikit pun?” Mereka
menjawab,”Tidak ada kotoran yang tersisa sedikit pun.” Rasulullah saw
bersabda, “Begitulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah
menghapus kesalahan-kesalahan.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Dari Ibnu Mas’ud ra bahwa seorang laki-laki mendaratkan sebuah
ciuman kepada seorang wanita, lalu dia datang kepada Nabi SAW dan
menyampaikan hal itu kepada beliau, maka Allah menurunkan, “Dan dirikanlah
shalat itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada bahagian permulaan
daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu
menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (Hud: 114)
Laki-laki itu berkata, “Ini untukku?” Nabi shallalahu 'alaihi wasallam
menjawab, “Untuk seluruh umatku.” (Muttafaq Alaihi).
Ketiga. Hidup manusia tidak terbebas dari ujian dan cobaan, kesulitan
dan kesempitan. Setiap manusia memerlukan pegangan dan pijakan kokoh, jika
tidak maka dia akan terseret dan tidak mampu mengatasinya. Untuk bisa keluar
darinya dengan selamat seperti yang diharapkan, pijakan dan pegangan kokoh
terbaik adalah shalat. Firman Allah SWT dalam surat al Baqarah ayat 45.
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (Al-
Baqarah: 45).
27
Ibnu Katsir berkata, “Allah SWT menjelaskan bahwa sarana terbaik
sebagai penolong dalam memikul musibah adalah kesabaran dan shalat.”
Imam Abu Dawud meriwayatkan dari Hudzaefah bahwa jika Rasulullah
SAW tertimpa suatu perkara yang berat maka beliau melakukan shalat. (HR.
Abu Dawud nomor 1319).
Keempat. Hidup memiliki dua sisi, nikmat atau musibah, kebahagiaan
atau kesedihan. Dua sisi yang menuntut sikap berbeda, syukur atau sabar. Akan
tetapi persoalannya tidak mudah, karena manusia memiliki kecenderungan kufur
pada saat meraih nikmat dan berkeluh kesah pada saat meraih musibah. Inilah
yang terjadi pada manusia secara umum, kecuali orang-orang yang shalat. Orang
yang shalat akan mampu menyeimbangkan sikap pada kedua keadaan hidup
tersebut. Firman Allah SWT dalam surat Al-Ma’arij: 19-23,
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat
kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat,
yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya.” (Al-Ma’arij: 19-23).
29
Manfaat: Postur ini menjaga kesempurnaan posisi dan fungsi tulang belakang
(corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh dan pusat syaraf. Posisi jantung
sejajar dengan otak, maka aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah.
Tangan yang bertumpu dilutut berfungsi relaksasi bagi otot-otot bahu hingga ke
bawah. Selain itu, rukuk adalah latihan kemih untuk mencegah gangguan prostat.
I’tidal
Postur: Bangun dari rukuk, tubuh kembali tegak setelah mengangkat kedua
tangan setinggi telinga.
Manfaat: I’tidal adalah variasi postur setelah rukuk dan sebelum sujud.
Gerak berdiri bungkuk berdiri sujud merupakan latihan pencernaan yang baik.
Organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran
secara bergantian. Efeknya, pencernaan menjadi lebih lancar.
Sujud
Postur: Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung kaki,
dan dahi pada lantai.
Manfaat: Aliran getah bening dipompa ke bagian leher dan ketiak. Posisi
jantung di atas otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal ke
otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Karena itu, lakukan sujud
dengan tuma’ninah, jangan tergesa gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di
otak. Postur ini juga menghindarkan gangguan wasir. Khusus bagi wanita, baik
rukuk maupun sujud memiliki manfaat luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan
organ kewanitaan.
Duduk di antara dua sujud
Postur: Duduk ada dua macam, yaitu iftirasy (tahiyyat awal) dan tawarruk
(tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.
Manfaat: Saat iftirasy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung
dengan syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal
paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk tawaruk
sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih (urethra),
kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens. Jika dilakukan dengan
benar, postur ini mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirasy dan
30
tawaruk menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks
kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelenturan dan
kekuatan organ-organ gerak kita.
Salam
Gerakan: Memutar kepala ke kanan dan ke kiri secara maksimal.
Manfaat: Relaksasi otot sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran
darah di kepala. Gerakan ini mencegah sakit kepala dan menjaga kekencangan
kulit wajah.
Beribadah secara, kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi
mempercantik diri wanita luar dan dalam. Kenapa sholat harus 5 kali dalam
sehari? Menurut pendapat ilmuwan Cina, Ada energi api akan keluar pada waktu
jam 12.00 siang sampai sore, untuk mengobati jantung dan ginjal itu. Dalam
gerakan sholat Ashar adalah siklus dari panas ke dingin mereka menyebutnya
terapi kandung kemih. Secara alamiah gerakan sholat Ashar itu ternyata
memisahkan zat-zat kimia dalam tubuh kita. Ada energi air yang keluar pada
waktu jam 6 sore setelah terbenamnya matahari yang mereka menyebutnya bahwa
sholat Maghrib itu menterapi ginjal. Gerakan sholat Isya yaitu setelah mega merah
hilang, ini mereka menyebutnya sebagai terapi yang mengurangi kelebihan energi.
Ada energi kayu yang keluar pada waktu jam 11 malam, dia yang
menghancurkan racun-racun yang ada dibadan kita, dan menurut ilmuwan Cina
racun itu bakar kayu untuk membuang racun di otak. Kemudian jam 02 pagi otak
dibersihkan oleh energi kayu, dan selanjutnya Allah menyediakan dan mengisinya
untuk sholat Tahajud pada waktu sepertiga malam. Ilmuwan di Jerman -Prof. Dr.
Sholeh seorang guru besar Universitas Airlangga-melakukan penelitian, ia telah
membuktikan bahwa sholat Tahajud yang teratur dan disiplin akan mencegah
kanker, stress dan infeksi. Oleh sebab itu, jika seseorang melakukan sholat
Tahajud dengan teratur maka ia akan memiliki emosi yang positif karena energi
udara keluar pada jam 02. Jam 03 pagi energi logam yang menterapi kita. Jam 06
pagi melakukan sholat dhuha untuk menterapi pencernaan.
31
Shalat memang banyak manfaatnya buat kesehatan selain membuat hati
tenang. Makanya kalau kita ingin sehat jangan lupakan shalat (umat muslim) dan
jangan lupa untuk selalu berdo’a kepada Allah SWT.
Kisah Teladan:
(1) Orang yang Tidak Pernah Sholat
Seorang anak laki-laki mendatangi Rasulullah SAW. Ia menangis tersedu-sedu.
“Mengapa engkau menangis nak?” Tanya Rasulullah. “Ya Rasulullah. Ayah saya
meninggal dunia. Tidak ada yang mau melayat dan mengurus jenazahnya”, jawab anak
itu disela-sela isak tangisnya.
Rasulullah SAW memanggil Abu Bakar Siddiq, Umar bin Khattab, dan para
sahabat lainnya. “Datanglah kalian melayat jenazah itu,” kata Rasulullah kepada dua
orang sahabat itu. Abu Bakar dan Umar segera berangkat melayat. Tidak lama
kemudian mereka kembali.
“Ya Rasulullah SAW,” kata Abu Bakar. Jenazah orang itu berubah menjadi babi
hutan.
Begitulah yang dilihat Abu Bakar dan Umar. Jenazah orang yang meninggal itu
berubah menjadi seekor babi hutan. Pantaslah orang-orang tidak mau melayatnya.
Rasulullah kemudian pergi ke rumah orang yang meninggal itu. Abu Bakar dan
Umar ikut serta. Di sana Rasulullah berdoa agar Allah berkenan mengubah babi hutan
itu kembali menjadi jenazah manusia. Doa Rasulullah dikabulkan. Babi hutan itu pun
kembali menjadi manusia.
Jenazah pun dibawa ke kuburan. Ketika akan dikubur, jenazah itu kembali
menjadi babi hutan.
Rasulullah SAW menghampiri anak lelaki yang ayahnya meninggal itu. “Apa
yang ayahmu lakukan semasa hidupnya sampai dia begini, nak?” tanya Rasulullah
kepada anak itu.
“Ayah saya tidak pernah mengerjakan sholat,” jawab anak itu. Rasulullah
mengangguk-angguk. “Para sahabat, lihatlah sendiri. Beginilah akibat orang yang tidak
pernah melakukan sholat selama hidupnya. Ia akan menjadi babi hutan pada hari
kiamat.”
32
Dalam wujud babi hutan, orang itu pun dikuburkan. Masya Allah.
33
34