Anda di halaman 1dari 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/361932087

Ilham Harits A UAS THI2 D 086

Preprint · July 2022

CITATIONS READS

0 20

1 author:

Ilham Harits
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
4 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

kerjasam bilateral pemerintah indonesia dengan turki di bidang pertahanan View project

All content following this page was uploaded by Ilham Harits on 12 July 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Nama : Ilham Harits Almeydarachman

Kelas :D

NIM : 20200510086

UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH TEORI HUBUNGAN INTERNASIONAL 2

1. Metodologi Hubungan Internasional


a. Gambarkan struktur teori dan jelaskan masing-masing variabelnya.
b. Berikan satu contoh studi kasus menggunakan struktur teori lengkap dengan
variabel independen dan dependennya.

Jawaban:

a. Struktur Teori
1. Realisme Klasik
2. Neoklasik realis
Realisme 3. Neorealisme
4. Realisme kiri

1. Liberalisme
Liberalisme institusionalis
2. perdamaian
demokratis
3. liberalis rep.
Marxisme 4. lberalis interdepend
5. liberalis sosiologis

Teori dalam HI Feminisme 1. Teori dependensi


2. Teori sistem dunia
1. Feminisme 3. Neo-marxis
Kontruktivis liberal 4. Critical Theory
me 2. Feminisme
marxis
3. Feminisme
Postmodern postmodern
1. Internasionalisme simolik

Ekopol 1. Teori
Strukturasi
2. Teori
Dst. Sekuritisasi
Atau lebih simplenya seperti ini:

Concept Concept

National Interest Foreign Policy

National interest guide foreign policy

• Konsep sendiri berarti pengertian, gambaran mental dari objek, proses, pendapat
(paham), dan rancangan cita-cita yang telah dipikirkan.
• National Interest guide foreign policy berarti kepentingan – kebutuhan – materi yang
diperoleh dari pihak lain, seperti: Survival, Sovereignty (kedaulatan), Security,
Ekonomic Walfare (memperoleh sumber daya alam), melindungi budaya.

b. Studi kasus dengan variable independent dan dependent


Terhitung sejak 24 Februari 2022, Rusia menginvasi Ukraina, sebuah negara
merdeka yang demokratis. Tentunya invasi ini menelan korban, baik dari sisi
kombatan maupun warga sipil. Presiden Rusia Vladimir Putin akan diingat dalam
sejarah sebagai sosok yang paling bertanggung jawab atas invasi ini. Penting untuk
dicatat, factor sejarah bahkan kepentingan ekonomi dan Geopolitik selalu bermain
ketika Negara besar terlibat dalam sebuah konfrontasi militer seperti yang terjadi
sekarang antara Rusia dan Ukraina. Banyak pakar yang berusaha menjelaskan
kenapa invasi ini terjadi dari berbagai sudut pandang, termasuk apa yang
seharusnya dilakukanuntuk mencegah agar invasi militer Negara besar kepada
negara yang lebih kecil tidak terjadi.
Dalam konteks ini, salah satu analisis yang selalu terlupakan dalam membedah
fenomena hubungan internasional ini adalah bagaimana peran dinamika gender,
terutama aspek maskulinitas. Maskulinitas disini bukan berarti biologis, namun
sebuah kontruksi sosial tentang bagaimana menjadi seorang laki-laki terutama
harapan sosial dalam konteks ruang, waktu, dan kelompok sosial tertentu.
Melupakan aspek maskulinitas dalam memahami perang itu sangatlah fatal
karena mayoritas actor yang terlibat dalam perang adalah lelaki. Dengan demikian,
sependek pengatuan saya, ada sebuah ungkapan popular dikalangan feminis
mengkaji tentang perang : men made war and war made men. Ungkapan itu tentu
tak mengandaikan semua lelaki didunia secara alamiah lebih mencintai kekerasan
dibandingkan perempuan.
Tentunya perempuan dan laki-laki berjuang Bersama dalam konflik Ukraina
dan Rusia, meskipun mereka menghadapi deskriminasi gender dan tidak selalu
menerima pengakuan atas dirinya yang bersifat resmi atas peran mereka.
Perempuan juga memiliki peran yang besar dan berdampak luas, karena salah satu
contoh mereka memberi bantuan kemanusiaan terhadap mereka yang terkena
dampak konflik. Peran perempua dalam konflik Rusia dan Ukraina ini juga perlu
diperhitungkan karena termasuk kedalam actor konflik. Kenapa begitu? Karena
perempuan dan laki-laki juga telah berjuang Bersama untuk meredam konflik ini,
ya walaupun pejuan perempuan dikonteks ini mendapati deskriminasi gender, dan
tidak diakui.
Disini saya mengambil kesimpulan bahwa peran perempuan dalam konflik
khususnya Rusia dan Ukraina ini memiliki dinamika tersendiri, apabila dulu kaum
feminis adalah korban perang, akan tetapi dinamika yang berkembang
menyebabkan perubahan tersebut menjadi actor dalam perang. Bahkan dari artikel
yang pernah saya baca, seorang tokoh Margareth Tracher pernah mendeklarasikan
perang padahal dia adalah Wanita, yang seharusnya bersikap lembut bahkan
membawa perdamaian, akan tetapi kaum maskulin malah menjadi factor utama
pemicu perang.
Menengok istilah “every single things in the world are sexualize” dan “state are
gendered as their policy” yang kemudian hal tersebut mempersulit upaya untuk
membendung keinginan kaum feminis dalam perang, walaupun mereka dapat
melakukan dari suatu hal yang paling kecil hingga suatu hal yang paling besar yang
kemudian berpengaruh terhadap perang.
2. Teori Kritis
a. Jelaskan argumentasi dari Teori Kritis
b. Jelaskan makna emansipasi dalam teori kritis dan mengapa penting dalam
perubahan sosial.

Jawaban:

a. Teori kritis merupakan teori yang memiliki sub-teori di dalamnya yang bertujuan
untuk mengidentifikasi dan memahami awal mula dari sebuah permasalahan yang
terdapat di dalam teori tersebut. Teori kritis juga menunjukan potensi bagaimana
seseorang bisa menghindar dari permasalahan.
Teori kritis juga mengkritisi tentang asumsi yang ada pada perspektif
tradisional. Misalnya, perspekti realisme yang mempercayai bahwa manusia
memiliki sisi buruk dibalik sisi baiknya, hal ini disebut human nature. Namun, teori
kritis beranggapan bahwa human nature bukanlah sifat manusia yang bersifat kekal,
melainkan dapat berubah-ubah sesuai dengan situasi dan keadaan tertentu.
Dalam studi Hubungan Internasional, teori kritis lebih menekankan kepada
Analisa sosial dari struktur non-state yang tidak akurat. Misalnya, power structure
yang dimiliki oleh suatu negara cenderung disalahgunakan untuk menguasai atau
menghegemoni negara lain. Jadi, teori kritis membawa perubahan besar terhadap
studi hubungan internasional. Teori ini lahir dari pengkritis atau teori yang memiliki
tugas untuk mengkritik teori-teori yang telah ada sebelumnya. Teori ini berusaha
unutk membebaskan pikiran setiap individu untuk salalu mempertanyakan
kebenaran dari suatu hal yang dikatakan mutlak kebenaranya. Dalam hubungan
internasional, teori kritis ini berusaha membebaskan pola piker para mahasiswa
hubungan internasional dari ketertarikan teori tradisional.

b. Makna emansipasi dalam teori kritis dan mengapa penting dalam perubahan sosial.

Makna emansipasi dalam teori kritis ini berarti memerdekakan suatu


golongan yang sebelumnya tidak berdaya atau tertindas. Nah, teori kritis ini juga
menekankan terhadap keinginan untuk mengubah kondisi yang dianggap buruk
dengan cara mempromosikan kebaikan dan melarang kejahatan seperti eksploitasi
dan penindasan.
Lalu mengapa emansipasi penting dalam perubahan sosial? Karena pada
dasarnya perubahan sosial adalah proses berubahnya tatanan atau struktur dalam
masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya. Struktur yang dimaksud ini
mencakup pola pikir, sikap, dan nilai-nilai dalam kehidupann sosial. Nah
pentingnya emansipasi disini adalah karena sebagai sarana kebebasan
pengembangan diri dan meningkatkan kemahiran professional agar semua orang
saling bahu-membahu dalam pembangunan tanpa membeda-bedakan aspek-aspek
kehidupan tertentu. Selain itu, emansipasi juga dilakukan agar mendapatkan hak
politik dan persamaan derajat sosial bagi kelompok yang tak diberi hak secara
spesifik. Pada hakikatnya, secara vertical emansipasi akan terus berusaha
menghilangkan perbedaan yang terlalu besar antara kelas-kelas sosial atau sosial
gap dan secara horizontal akan memperkecil jarak sosial antara pusat dan pinggiran.
Maka dari itu, dengan emansipasi dominasi dan dependensi akan berakhir
sehingga tercipta sebuah kesetaraan.

3. Teori kontruktivisme
a. Jelaskan model sosial kontruktivis oleh Alexandrov maxym dan berikan contoh
studi kasusnya,
b. Jelaskan model internasional regime teori oleh Krasner dan berikan contoh studi
kasusnya.

Jawaban:

a. Sebelum menjelaskan tentang model kontruksi sosial, penting untuk kita


memahami arti identitas sosial karena state identity theory gagasan alxandrov
maxim dalam jurnalnya di journal of international development and coorperation
bahwa perilaku suatu negara tidak terlepas dari identitas yang dimilikinya. Definisi
identitas negara sebagai seperangkat yang diterima secara luas (seringkali simbolik
atau metaforis) representasi negara, khususnya dalam hubunganya dengan negara
lain Bersama sama dengan keyakinan, hak, atau tanggung jawab yang sesuai.
Negara identitas memiliki dua demensi. Dimensi internal identitas negara mengacu
pada representasi dan kepercayaan terkait yang dianut oleh para elit dan masyarakat
umum didalam negara itu sendiri, sedangkan representasi dan keyakinan tentang
negara itu diantara para elit dan public negara-negara lain termasuk dalam demensi
eksternal identitas negara. Dengan sendirinya, identitas negara tidak dapat
bertindak sebagai penentu kausal kepentingan dan kebijakan negara. Yang selalu
membutuhkan interpretasi dan keterkaitan dengan tindakan tertentu. Hanya melalui
pemahaman yang luas, proses identitas politik identitas negara sehingga identitas
negara dapat membentuk artikulasi kepentingan dan kebijakan yang sebenarnya.

Nah dalam persoalan ini, saya akan menyertakan studi kasus tentang “Peran Aktif
Jepang di Anti-Piracy Asia Tenggara Dalam Perspektif Kontruktivisme”.

Nah adanya identitas yang dimiliki oleh Jepang sebagai negara maritim membuat
Jepang terlibat dalam kerja sama anti-piracy di Asia Tenggara. Identitas Jepang sebagai
negara maritim membuat Jepang memiliki kepentingan untuk mengamankan jalur laut,
sehingga Jepang berperan aktif dalam kerja sama anti-piracy di Asia Tenggara. Faktor-
faktor lain dapat mempengaruhi identitas Jepang, seperti berkembangnya norma
internasional, aktor-aktor dalam politik domestik, dan image yang diberikan oleh
negara lain. Berkembangnya norma bahwa perompakan merupakan ancaman bagi
semua negara membuat identitas Jepang sebagai negara maritim memiliki keinginan
untuk memerangi perompakan. Selain itu, aktor dalam negeri dan kepercayaan dari
negara-negara Asia Tenggara terhadap Jepang juga akhirnya mempengaruhi identitas
Jepang sebagai negara maritim untuk melindungi keamanan maritim.
b. Perlu diketahui sebelumnya, menurut Krasner, sebuah internasional regime intinya
akan mempengaruhi perilaku sebuah negara, jadi teori ini akan sangat bermanfaat
karena rezim internasional didefinisikan sebagai prinsip, norma, aturan, dan
prosedur pengambilan keputusan dimana harapan para actor bertemu di bidang
hubungan internasional tertentu dengan tujuan membentuk kerangka untuk
memfasilitasi penyelesaian masalah melalui perjanjian.
Nah dalam persoalan ini, saya akan menyertakan studi kasus tentang “Asean
Consensus on the Protection and Promotion of the Right of Migrant Workers
Sebagai Rezim Perlindungan Pekerja Migran Berketerampilan Rendah di ASEAN”

ASEAN Consensus on the Protection and Promotion of the Rights of


Migrant Workers menjadi sebuah langkah revolusioner yang dilakukan oleh
ASEAN dalam meningkatkan perlindungan pekerja migran di level kawasan
melalui integrasi komitmen dari seluruh negara anggota. Berawal dari Deklarasi
Cebu, konsensus ini membutuhkan waktu sepuluh tahun untuk selanjutnya dapat
diimplementasikan oleh masing-masing negara melalui Action Plan 2018-2025 dan
dapat berperan sebagai sebuah rezim di ASEAN. Di tengah perjalanan yang
panjang, perdebatan dan tensi yang diakibatkan oleh perbenturan kepentingan
masing-masing negara yang terbagi menjadi kelompok negara penerima dan
pengirim mewarnai dinamika dari pembentukan konsensus, substansi rezim, dan
respon terhadap negara-negara anggota. Hal tersebut terefleksikan dari posisi dan
respon Indonesia sebagai negara pengirim dan Malaysia sebagai negara penerima
yang menjadi dua negara penting dalam pengembangan konsensus karena posisinya
sebagai salah satu negara pengirim dan penerima pekerja migran berketerampilan
rendah terbesar di ASEAN serta negara representatif dalam ACMW-Drafting Team
(ACMW-DT).

Meskipun tidak mengikat secara hukum dan belum diimplementasikan


langsung oleh negara-negara anggota melalui kebijakannya, nilai-nilai konsensus
menjadi pedoman dalam peningkatan perlindungan pekerja migran di kawasan.
ASEAN Consensus merupakan rezim yang dibentuk dengan tujuan jangka panjang
yang menyesuaikan dengan norma dan prinsip dari ASEAN. Maka dari itu,
meskipun belum memberikan dampak signifikan terhadap penyelesaian
permasalahan pekerja migran secara langsung, rezim ini memberikan dampak
dalam kemajuan dan integrasi komitmen seluruh negara dengan tetap menghormati
kedaulatan negara-negara anggotanya. Hadirnya beban moral yang dirasakan
seluruh negara dengan lahirnya konsensus ini menjadi langkah nyata ASEAN untuk
selangkah lebih maju dalam isu perlindungan pekerja migran. Konsensus ini
menjadi pijakan dan landasan negara-negara anggota untuk terus mempromosikan
dan menghargai seluruh aspek dalam perlindungan pekerja migran sebagai bagian
dari masyarakat ASEAN.
REFERENCE
Alexandrov, M. (2003). The Concept of State Identity in International Relations: A Theoretical
Analysis. Journal of International Development and Cooperation, 10(1), 33–46.
Azizah, N. (2017). Gender dan politik. 2(1), 27–28.
Finnemore, M., & Sikkink, K. (1998). and Political Change. International Organization, 887–917.
Mas’oed, M. (1990). Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi. (p. 134).
Prayuda, R., Harto, S., & Gunawan, D. (2017). Politik Institusi Rezim Internasional (Konsep dan
Pendekatan Analisis). Journal of Diplomacy and International Studies, 97–111.
https://journal.uir.ac.id/index.php/jdis/index

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai