Anda di halaman 1dari 65

PERAN POLITIK MUHAMMAD BIN SALMAN

DALAM MODERNISASI MENUJU


VISI 2030 ARAB SAUDI

SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
(S.H)
pada Program Studi Hukum Tata Negara (Siyasah) Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

ANDI ADRIANSAH
NIM: 11160453000027

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021 M/ 1442 H
i
ii
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis yang diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H)
pada Program Studi Hukum Tata Negara (Siyasah) Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Sumber-sumber yang penulis gunakan dalam skripsi ini telah disusun
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan merupakan karya
asli dari penulis atau plagiasi dari karya orang lain, maka dalam hal ini
penulis bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 01 Mei 2021 M/ 1442 H

Andi Adriansah
NIM. 11160453000027

iii
ABSTRAK

Andi Adriansah, NIM. 11160453000027, “Peran Politik Muhammad Bin


Salman dalam Modernisasi Menuju Visi 2030 Arab Saudi‟‟, Program Studi
Hukum Tata Negara Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta 1442 H/2021 M. Skripsi ini bertujuan untuk
mengetahui peran yang dilakukan Muhammad bin Salman dalam mewujudkan
Arab Saudi yang lebih modern dan mengetahui alasan mengapa Arab Saudi
memilih untuk lebih modern,padahal Arab Saudi dikenal dengan negara yang
sangat konservatif. Adapun, penelitian ini menggunakan metode analisis
kualitatif. Sedangkan sumber data yang diperoleh berupa sumber hukum primer,
hukum sekunder, dan bahan non-hukum.
Peran Muhammad bin Salman sebagai putra mahkota cukup besar dalam
modernisasi dan reformasi Arab Saudi. Muhammad bin Salman melalui
gagasannya, merumuskan Visi Arab Saudi 2030 yang dituangkan ke dalam
kebijakan-kebijakannya. Adapun, Visi Arab Saudi 2030 terdiri atas tiga pilar
penting, yaitu: A Vibrant Society atau Masyarakat yang Dinamis, A Thriving
Economy atau Pengembangan Ekonomi, dan An Ambition Nation atau Ambisi
Nasional Negara. Ketiga pilar tersebut kemudian oleh Muhammad bin Salman
direalisasikan ke dalam dua belas program kerja. Setelah adanya kebijakan
tersebut, untuk pertama kalinya Arab Saudi mengadakan konser internasional
pertama dan perempuan memiliki hak yang sama dengan laki-laki.
Adapun yang melatarbelakangi perubahan sikap Arab Saudi dari konservatif
menjadi modern adalah untuk menghilangkan ketergantungannya terhadap
minyak bumi yang merupakan sumber energi tidak dapat diperbaharui dan dapat
habis di kemudian hari. Selain itu, harga minyak bumi terus mengalami
penurunan karena semakin banyaknya negara yang mencari energi alternatif
pengganti minyak bumi. Mau tidak mau, Arab Saudi harus melakukan reformasi
dan modernisasi terhadap negaranya agar sumber perekonomiannya dapat terus
berjalan dan terus melakukan inovasi. Untuk itulah, Muhammad bin Salman pada
akhirnya mencanangkan Visi 2030 Arab Saudi sebagai langkah awal bagi Arab
Saudi untuk memoderisasi negaranya agar perekonomiannya tetap stabil.

Kata Kunci : Muhammad bin Salman, Visi 2030 Arab Saudi,


Wahabi Pembimbing : Dr. KH. Mujar Ibnu Syarif, S.H., M.A.,
Daftar Pustaka : Dari tahun 1999 sampai 2020

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur tak hentinya terucap kepada Allah SWT,berkat
nikmat ,anugerah,dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Peran Politik Muhammad Bin Salman dalam Modrnisasi Menuju Visi
2030 Arab Saudi’’. Shalawat serta salam penulis limpah curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa umat Islam dari zaman yang gelap gulita
ke zaman yang terang benderang dan menuju jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, arahan,
dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih yang amat besar kepada:
1. Dr. Ahmad Tholabi Kharlie,M.A., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Para Wakil Dekan.
2. Sri Hidayati, M.Ag., Ketua Program Studi Hukum Tata Negara dan juga
kepada Masyrofah, S.Ag., M.Si., Sekretaris Program Studi Hukum Tata
Negara UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr.Rumadi, M.Ag., Dosen penasihat akademik penulis yang selalu menjadi
inspirator bagi penulis agar terus lebih baik lagi serta bermanfaat bagi dunia.
4. Dr. KH. Mujar Ibnu Syarif, S.H., M.A., Dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta kesabaran yang luar biasa dalam
membimbing penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
tepat waktu.

5. Nurrohim Yunus, LL.M., Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta selaku guru, teman berdiskusi dalam kepenulisan karya
ilmiah yang telah memotivasi dan membimbing dengan ikhlas semoga Allah
SWT senantiasa membalas jasa beliau serta menjadikan kebaikan ini sebagai
amal jariyah.
6. Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
khususnya Dosen Program Studi Hukum Tata Negara yang telah memberikan
ilmu pengetahuan dengan tulus dan ikhlas.

v
7. Kedua orang tuaku tercinta dan tersayang, Bapak Maman Usman dan Mamah
Wiwin Kuswini yang selalu tulus memberikan dukungan baik moril maupun
materil mulai dari pendidikan di Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini hingga selesai. Adik-adiku
tersayang, Agus setia permana dan Aldi febriansyah. Nenek dan Abahku
tercinta baik Ibu Sindang Jawa juga Ibu Bi Ede yang memberikan penulis
hiburan dalam mengerjakan skripsi ini.
8. Iseu Selawati, S.Si., sahabat, adik, sekaligus perempuan istimewa penulis yang
telah menemani, memberikan dorongan semangat kepada penulis sampai
dengan lulus strata satu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Team Works Syifa Salsabila Nasution, S.H., dan Husniyah, S.H yang telah
menjadi pembimbing dalam penulisan karya ilmiah ini.
10. Keluarga besar Hukum Tata Negara UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016
khususnya kawan kawan terdekat penulis selama kuliah Ahmad Adin Nugroho,
Rendro Prasetya Winanta, Fahmi Azis, Ahmad Ubaedillah, Reza Raenaldi,
Abdul Jabbar Ridho, Noer Fadhillah Rais As-soevel, Fakhriansyah, Inten
Murnia Sari, Silmi Nurtsin, Ajeng Dwi Pramesti dan Wildan Fauzi yang telah
memberikan hiburan serta memberikan makna arti persahabatan sedari penulis
kuliah sampai dengan lulus strata satu, persahabatan kita bukan hanya sekedar
di kampus saja, kawan.

11. Segenap Senat Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum periode 2019-2020
yang telah mewarnai dan memberikan semangat kepada penulis untuk
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
12. Dan seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu nama nya yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, akan tetapi tidak
mengurangi rasa terima kasih penulis.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi pembaca. Sekian terima kasih.
Jakarta, 01 Mei 2021 M/ 1442 H

Andi Adriansah
NIM. 11160453000027

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. i


LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ......................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Penelitian .............................................................. 1
B. Identifikasi, Pembatasan, dan Rumusan Masalah .......................... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 4
D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu ............................................. 5
E. Teknik Pengolahan dan Metode Penelitian .................................... 7
F. Sistematika Pembahasan ................................................................ 10
BAB II PROFIL NEGARA ARAB SAUDI ................................................. 12
A. Sejarah Berdirinya Negara Arab Saudi ......................................... 12
B. Letak Geografis dan Kondisi Demografis ...................................... 13
C. Bentuk Negara dan Sistem Pemerintahan ..................................... 14
D. Visi, Misi, dan Kebijakan Arab Saudi ........................................... 17
BAB III PROFIL MUHAMMAD BIN SALMAN ..................................... 20
A. Nama dan Sejarah Kelahiran .......................................................... 20
B. Latarbelakang Pendidikan ............................................................. 22
C. Hasil Karya .................................................................................... 22
BAB IV PERAN POLITIK MUHAMMAD BIN SALMAN
DALAM MODERNISASI MENUJU VISI 2030
ARAB SAUDI .......................................................................... 26
A. Analisis Penulis terhadap Kebijakan Muhammad bin Salman
dalam Upaya Modernisasi dan Reformasi Arab Saudi 2030 ......... 26
B. Respon Kaum Wahabi terhadap Visi 2030 Arab Saudi ................ 41
C. Peluang dan Tantangan Gerakan Modernisasi

vii
Muhammad bin Salma ................................................................... 46
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 51
A. Kesimpulan .................................................................................... 51
B. Saran............................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 53
LAMPIRAN ................................................................................................... 56

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Arab Saudi merupakan sebuah Negara atau kerajaan yang resmi berdiri pada
tanggal 23 September 1932. Saud, merupakan cikal bakal penamaan sebuah
kerajaan yang diambil dari nama penguasa tersebut.

Karena pengaruhnya sangat besar di kawasan timur tengah bahkan dunia,


Arab Saudi merupakan Negara yang amat diperhitungkan di kawasan tersebut.
Dalam laporan versi tahun 2018 yang dikeluarkan oleh United States News & World
Report yang bekerjasama dengan The Wharton School The University of
Pennsylvania, Arab Saudi menempati urutan ke-9 terkuat di dunia.Sementara
itu,versi forbes apabila diukur di kawasan Timur Tengah, Arab Saudi secara militer
berada diurutan ke-5.1

Abdul Azis bin Saud yang berkuasa pada tahun 1932 sampai 1953 yang
merupakan Pendiri kerajaan era modern sekaligus Raja pertama dari kerajaan Arab
Saudi. Setelah itu, Saud bin Abdulaziz yang berkuasa pada tahun 1953 sampai 1964
menggantikan Ayahnya yaitu Abdul Azis bin Saud karena wafat. Lalu, digantikan
Faisal bin Abdulaziz yang berkuasa pada1964 sampai dengan 1975, Khalid bin
Abdulaziz berkuasa pada tahun 1975 sampai dengan 1982, Fahd bin Abdulaziz
menjadi seorang Raja pada tahun 1982 sampai dengan 2005, Abdullah bin
Abdulaziz menjadi orang nomer satu di arab Saudi pada tahun 2005 sampai dengan
2015 dan sampailah kepada Salman bin Abdulaziz yang berkuasa sejak tahun 2015
sampai dengan sekarang yang keseluruhan merupakan anak anak dari Abdul Azis
bin Saud.

Salman bin Abdulaziz menjadi seorang Raja dan mengangkat Muhammad


bin Nayef menjadi seorang putra mahkota dengan menanggalkan Muqrin bin
Abdulaziz dari jabatan putera mahkota, kemudian Muhamad bin Nayef digantikan

1
Panji Haryadi, Peran Muhammad bin Salman terhadap Perubahan Pilar Kenegaraan
Arab Saudi, (Jakarta: JURNAL ICMES Press, 2018), h.3.

1
2

oleh raja Salman bin Abdulaziz dan diangkatlah Muhammad bin Salman yang juga
merupakan anak ke 7 dari raja Salman bin Abdulaziz.2

Muhammad bin Salman melakukan gerakan dengan memerangi korupsi


dengan menangkap pangeran pangeran yang di duga melakukan tindak pidana
korupsi. Muhammad bin Salman juga Nampak gagah berani memerangi paham
paham ekstrimisme dengan melakukan serangkaian penangkapan ulama ulama
yang di duga tersebut diantaranya Salman al Odah dan Awad al -Qarni. Dan ia juga
menggagas sebuah gerakan yang diberi nama Visi 2030 yang merubah tatanan
sosial politik dan kebudayaan di Arab Saudi setelah resmi diangkat menjadi Putera
Mahkota.

Gagasan ini bukan serta merta tanpa hambatan. Kedekatan dengan ulama
ulama Wahabi yang dikenal dengan sikap konservatifnya pun dirasa menjadi
hambatan yang cukup kuat.Wahabi dan Arab Saudi telah lama menjalin hubungan
baik yang bersifat pragmatis maupun saling memberi dukungan. Keduanya saling
mengisi dan saling melengkapi satu sama lain. Ulama wahabi berperan dalam
memformulasikan kebijakan hukum yang kemudian di implementasikan oleh
pejabat negara. Dan melalui wahabi, negara mengokohkan otoritasnya. 3 Melihat
dari sangat dekatnya hubungan antara Arab Saudi dan wahhabi, sepertinya akan
menjadi bantu sandungan bagi visi 2030 arab saudi, karena keduanya sangat
bertolak belakang atau kontraproduktif. Wahhabi dengan sikap kekakuan dan
tertutupnya sedangkan gagasan Visi 2030 Arab Saudi menggiring arab Saudi
menjadi negara yang modern, moderat serta inklusif.

Data yang dikutip dari berita duniaekspres.com dihadapan para investor


Muhammad bin Salman mengatakan „‟kami sedang kembali ke kondisi sebelumnya
yaitu negara berhaluan moderat yang terbuka untuk semua agama dan dunia,kami
tidak akan menghabiskan waktu 30 tahun masa depan hidup kita dengan ide ide
yang merusak. Kita akan menghancurkan mereka hari ini, dan kami akan
2
Panji Haryadi, Peran Muhammad bin Salman terhadap Perubahan Pilar Kenegaraan
Arab Saudi, (Jakarta: JURNAL ICMES Press, 2018), h.3.
3
Mahmud Hibatul Wafi, Diskursus Reformasi Arab Saudi: Kontestasi Kerajaan Saudi dan
Wahabi, (Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Press, 2018), h. 121.
3

mengakhiri ekstrimisme‟‟ ujar Muhammad bin Salman.

Berdasarkan urgensi dan daya tarik yang tinggi terhadap fenomena tersebut,
dalam hal ini penulis ingin melaksanakan penelitian dalam bentuk skripsi dengan
judul "Peran Politik Muhammad Bin Salman dalam Modrnisasi Menuju Visi
2030 Arab Saudi".

B. Identifikasi, Pembatasan, dan Rumusan Masalah


1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang masalah di
atas,maka dapat disebutkan beberapa identifikasi masalah yang akan
dibahas lebih lanjut dalam karya ilmiah ini,antara lain :

a. Dengan adanya Visi 2030 Arab Saudi ini yang ingin melepaskan diri
dari Minyak dan Gas dikarenakan harga yang menurun dan sudah
barang tentu apabila dipakai secara terus menerus akan habis dalam
kurun waktu tertentu.
b. Visi Arab Saudi 2030 ini juga mengubah aspek sosial kebudayaan
yaitu Perempuan diperbolehkan menyetir, diperbolehkannya masuk
arena olahraga, mencabut pelarangan pemutaran film bioskop yang
menurut ulama faham wahabi haram fatwanya.
c. Lapangan pekerjaan yang kurang karena usia pekerja produktif akan
besar.
d. Faham Wahabi dengan sifatnya yang konservatif ekslusif ini
bertentangan dengan gagasan yang di buat oleh Putra Mahkota
Muhammad bin Salman, itu artinya akan mengganggu efektifitas dari
gagasan Visi Arab Saudi 2030.
2. Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini,
penulis membatasi masalah yang akan dibahas sehingga pembahasannya
lebih jelas dan terarah sesuai dengan yang diharapkan penulis, maka perlu
kiranya penulis memberikan batasan agar tidak melebar dan terarah. Maka
penelitian ini difokuskan pembahasannya hanya menyangkut masalah
4

peran politik Muhammad bi Salman dalam suksesi Arab Saudi 2030 dan
respon kaum wahabi.

3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka secara
terperinci masalah yang akan diteliti adalah. Dari masalah di atas maka
dapat diperoleh rumusan penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimana peran politik Muhammad bin Salman dalam proses


modernisasi di Arab Saudi ?
b. Apa yang melatarbelakangi perubahan sikap konservatif arab Saudi
menjadi modern?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Tujuan penelitian yang dilakukan mengenai Peran Politik Muhammad


bin Salman dalam Modernisasi Arab Saudi
a. Mengetahui peran Muhammad bin Salman dalam politik demi
menggiring Arab Saudi ke arah yang lebih modern.
b. Mengetahui latar belakang perubahan sikap konservatif arab Saudi
menjadi modern

2. Manfaat

Manfaat penelitian yang di peroleh dari penelitian yang berjudul Visi


Arab Saudi 2030 Peran Politik Muhammad bin Salman dalam Modernisasi
Arab Saudi ialah sebagai berikut :
a. Manfaat Akademik
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih
lanjut guna untuk menambah wawasan dan pengetahuan di bidang
politik.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara
praktis kepada semua pihak yang terkait dalam penelitian ini,
5

diantaranya:
1) Sebagai bahan referensi untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan tentang politik,hukum dan keIslaman .
2) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan referensi
dalam bidang politik internasional bagi mahasiswa/i..
3) Penelitian ini secara pribadi menjadi salah satu bentuk
implementasi dari ilmu pengetahuan yang diperoleh penulis
selama mengikuti program perkuliahan sarjana di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Tinjauan (Review) Studi Terdahulu


Dalam rangka mendukung penelitian ini, peneliti telah berusaha
melakukan penelusuran terhadap berbagai karya-karya ilmiah baik yang
berbentuk buku, artikel dan sebagainya yang mempunyai relevansi dengan
penelitian ini. Adapun hasil penelusuran yang peneliti dapatkan, antara lain:

Mahmud Hibatul Wafi tahun 2018 dalam jurnal yang berjudul “


Diskursus Reformasi Arab Saudi: Kontestasi Kerajaan Saudi dan
Wahabi”.Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 4 Dalam penulisan
jurnal ini, dijelaskan bahwa Pengakuan publik yang dilontarkan pihak Saudi
akan betapa kaku dan konservatifnya cara beragama negara tersebut
mendatangkan perhatian dan pertanyaan besar bagi dunia Internasional.
Reformasi sosial dan ekonomi adalah di antara rancangan yang dilancarkan
Saudi. Pihak Saudi sendiri berniat untuk bertransformasi ke arah Islam
moderat sebagai upaya untuk mereduksi bentuk kekakuan dan ekstrimisme.

Hasbi Aswar tahun 2016 dalam jurnal yang berjudul “Politik Luar
Negeri Arab Saudi dan Ajaran Salafi –Wahabi di Indonesia”.5 Membahas
mengenai kebijakan arab Saudi yang dalam hal ini mendukung dan
memfasilitasi aliran salafi wahabi .khususnya penyebaran faham ini di
4
https:journal.umy.ac.id. Diskursus Reformasi Arab Saudi: Kontestasi Kerajaan Saudi dan
Wahabi, diakses pada 19 Januari 2020 pukul 11.10 WIB
5
https:www.academia.edu/35104723. Politik Luar Negeri Arab Saudi dan Ajaran Salafi –
Wahabi di Indonesia, diakses pada 19 Januari 2020 pukul 12.21 WIB.
6

Indonesia

Panji Haryadi tahun 2018 dalam karya ilmiah jurnal yang berjudul
“Peran Muhammad bin Salman terhadap Perubahan Pilar Kenegaraan
Arab Saudi”. Program Studi Hubungan Internasional Universitas Pasundan.6.
Dalam penulisan jurnal ini, menjelaskan mengenai pilar kenegaraan arab Saudi
yang terdiri dari empat pilar yaitu Keluarga saud, paham Wahhabisme, minyak
juga relasi dengan Amerika. Jurnal ini juga menjelaskan bahwa terjadinya
sejarah ketika jabatan putra mahkota diberikan kepada anaknya sendiri
sedangkan biasanya jabatan putra mahkota diberikan kepada saudara laki laki
dari raja yang sedang berkuasa serta menjelaskan mengenai sejarah
Mohammad bin Salman dengan langkah langkah politiknya mengubah tiga
dari empat pilar kenegaraan arab Saudi yang mempunyai resiko yang tinggi
apabila gagal.

Sita Hidriyah tahun 2016 dalam karya ilmiah jurnal yang berjudul
“Reformasi Ekonomi Arab Saudi”.Vol.VIII,No.09/I/P3DI/Mei/2016. Dalam
penulisan jurnal ini, menjelaskan mengenai implikasi dari penurunan harga
minyak yang mengakibatkan kabinet arab Saudi meloloskan reformasi
ekonomi menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan ketergantungan
negara akan pendapatan minyak. Ketergantungan pemerintah arab Saudi
terhadap minyak dirasa telah membahayakan negara. Mohammad bin Salman
menyampaikan „‟Visi Arab Saudi 2030‟‟ yang menargetkan negara menjadi
satu dari 15 negara dengan perekonomian terbesar dunia dan juga memastikan
bahwa negara arab Saudi terlepas dari ketergantungan minyak tahun 2020.
Dalam jurnal ini juga disebutkan terdapat beberapa langkah yang disusun oleh
arab Saudi untuk dapat menjadi contoh dan peluang bagi kerjasama antara arab
Saudi dan Indonesia.

Berdasarkan pemaparan studi terdahulu yang telah penulis paparkan,


penelitian yang penulis lakukan berbeda. Penulis menyajikan data terbaru

6
https:ic-mes.org. Peran Muhammad bin Salman terhadap Perubahan Pilar Kenegaraan
Arab Saudi, diakses Pada 20 Januari 2020 pukul 10.40 WIB.
7

mengenai dan pemaparan lebih lanjut mengenai Visi Arab Saudi 2030 yang
telah dituangkan ke dalam dua belas program. Tidak hanya itu, penelitian ini
juga membahas bagaimana respon Wahabi terhadap modernisasi Arab Saudi.
Jadi, penelitian yang penulis lakukan jelas berbeda karena tidak hanya
memaparkan Visi Arab Saudi 2030 yang jelas tapi juga memaparkan
bagaimana respon Wahabi terhadap modernisasi Arab Saudi yang dilakukan
oleh Muhammad bin Salman melalui Visi Arab Saudi 2030.

E. Metode Penelitian
Untuk membantu memudahkan dalam penyusunan skripsi ini, maka
disusun metode7 penelitan sebagai jalan petunjuk yang akan mengarahkan
jalannya penelitian ini, atau dengan kata lain sebagai jalan atau cara dalam
rangka usaha mencari data yang akan digunakan untuk memecahkan suatu
masalah yang ada dalam skripsi ini, yaitu sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif


empiris. Penelitian hukum normatif merupakan penelitian hukum yang
mengkaji hukum tertulis dari berbagai aspek, yaitu aspek teori, sejarah,
filosofi, perbandingan, struktur dan komposisi, lingkup materi, dan
konsistensi.8 Dalam literatur lain disebutkan bahwa penelitian hukum
normatif terdiri dari: penelitian terhadap asas- asas hukum, penelitian
terhadap sistematika hukum, penelitian terhadap taraf sinkronisasi hukum,

sejarah hukum, dan penelitian perbandingan hukum.10 Penelitian hukum


yang mengkaji hukum tertulis dari berbagai aspek, yaitu aspek teori,
sejarah, filosofi, perbandingan, struktur dan komposisi, lingkup materi,
konsistensi, dan realitas kejadian yang ada di masyarakat.

7
Metode adalah suatu cara atau jalan sehubungan dengan usaha ilmiah, metode
menyangkut masalah kerja, yaitu cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran
ilmu yang bersangkutan. Sumber: (Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI
Press, 2015), h.5.
8
Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat,
(Jakarta: UI Press, 1990), h. 15.
8

Penelitian hukum empiris dilakukan dengan mengkaji fenomena


empirik yakni kebijakan politik Muhammad bin Salman dalam me
modernisasi arab Saudi yang dikaji melalui referensi da dokumen berupa
buku bacaan, jurnal yang relevan, dan data dari internet.
2. Pendekatan Penelitian.

a. Pendekatan Kasus (Case Aprroach)


Pendekatan ini dilakukan dengan melakukan telaah terhadap kasus-
kasus atau problematika yang berkaitan dengan isu politik yang
dihadapi dan terjadi di arab Saudi khususnya pada masa Muhammad
bin Salman menjadi putra mahkota.

b. Pendekatan Historis
Pendekatan ini dilakukan untuk peneliti membuat rekonstruksi masa
lampau dengan mengumpulkan, memverifikasi, dan menganalisis serta
menyintesiskan bukti atau fakta yang ada dengan teliti sehingga
mendapatkan gambaran yang tepat pada masa lampau.9 Tipe penelitian
yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk memperoleh pemaparan (deskripsi) secara lengkap,
rinci, jelas, dan sistematis tentang peran politik apa saja yang dilakukan
Muhammad bin Salman dalam rangka me modernisasi Arab Saudi.

c. Sumber Data
Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang merupakan
data yang diperoleh melalui pihak lain maupun data primer yang
didapat langsung dari pihak pertama. Untuk data sekunder dalam
penelitian ini berupa data data media cetak maupun elektronik, buku,
jurnal dan internet. Untuk data primer itu sendiri melalui An Nizham al
Asasi lil Hukmi .

d. Sumber Hukum Primer


Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mencakup ketentuan-

9
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif &Penelitian Gabungan, (Jakarta:
Kencana, 2014), h.328.
9

ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku dan mempunyai


kekuatan hukum yang mengikat. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan beberapa sumber hukum utama yaitu Al-Quran sebagai
konstitusi di Arab Saudi dan An nizham al asasi lil hukmi.

e. Sumber Hukum Sekunder


Bahan hukum sekunder dalam penelitian yaitu semua bahan yang
memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer berupa tulisan-
tulisan. Untuk data sekunder dalam penelitian ini berupa data kebijakan
pemerintah arab Saudi melalui Muhammad bin Salman terhadap
perubahan negara arab Saudi menjadi modern.

f. Bahan Non-Hukum
Bahan-bahan non hukum dalam penetian hukum dapat berupa buku-
buku mengenai ilmu politik, ekonomi, sosiologi, filsafat, kebudayaan
atau laporan-laporan penelitian non hukum sepanjang semua itu
memiliki relevansi dengan topik penelitian. Bahan-bahan non hukum
tersebut dimaksudkan untuk memperkaya dan memperluas wawasan
bagi peneliti, namun yang harus digarisbawahi bahwa bahan non
hukum ini tidak boleh lebih dominan dibanding bahan hukum primer
dan sekunder.10

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa bahan non hukum


antara lain: buku-buku politik dan hubungan internasional, Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Ensiklopedi di perpustakaan

3. Teknik Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini metode yang digunakan dalam pegumpulan data
adalah metode dokumentasi, yaitu dengan mencatat dan mengcopy data-
data tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian baik dari sumber
dokumen/buku-buku, koran, majalah, internet dan lain lain.

4. Metode Analisis Data

10
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana, 2014), h. 204-208.
10

Data yang telah diperoleh kemudian diklasifikasikan menurut pokok


bahasan masing-masing, maka selanjutnya dilakukan analisis data. Analisis
data bertujuan untuk menginterprestasikan data yang sudah disusun secara
sistematis yaitu dengan memberikan penjelasan. Analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif, yaitu menguraikan
data secara bermutu dalam bentuk kalimat yang teratur, runtun, logis, tidak
tumpang tindih, dan efektif, sehingga memudahkan interpretasi data dan
pemahaman hasil analisis.

F. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai materi yang menjadi pokok
penulisan skripsi dan supaya memudahkan para pembaca dalam mempelajari tata
urutan penulisan ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan ini sebagai
berikut:

Bab I Pendahuluan. Pada bab ini, Penulis memaparkan latar belakang


penelitian, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, tinjauan (review) kajian terdahulu, teknik pengolahan dan
metode penelitian, sistematika pembahasan.

Bab II Profil Negara Arab Saudi. Pada bab ini, penulis akan mengulas
mengenai profil negara arab saudi yang mencakup Sejarah Berdirinya Negara
Arab Saudi, Letak Geografis dan Kondisi Demografis, Bentuk Negara dan Sistem
Pemerintan, Visi,Misi,dan Kebijakan Negara Arab Saudi.

Bab III Profil Muhammad bin Salman. Pada bab ini, penulis akan membahas
mengenai profil dari Muhammad bin Salman mencakup tentang Nama dan Sejarah
Kelahiran, Latar Belakang Pendidikan, Hasil Karya, Karir Politik.

Bab IV Peran Politik Muhammad bin Salman dalam Modernisasi Menuju


Visi 2030 Arab Saudi. Pada bab ini, penulis akan memaparkan mengenai
kebijakan Muhammad bin Salman dalam upayanya mentransformasikan Negara
Arab Saudi menjadi negara yang modern, respon dari kaum wahabi akan adanya
gagasan Visi 2030, peluang dan tantangan dari gagasan visi 2030 serta analisis
11

kritis dari penulis terkait gagasan visi 2030 Arab Saudi.

Bab V Penutup. Dalam bab ini penulis akan menguraikan penutup yang
merupakan hasil akhir kesimpulan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.
Kemudian pada penutup ini penulis juga memberikan saran yang sesuai dengan
pokok permasalahan yang penulis kaji.
BAB II
PROFIL NEGARA ARAB SAUDI

A. Sejarah Berdirinya Negara Arab Saudi


Arab Saudi merupakan Negara yang mempunyai history yang panjang dalam
masa pembentukannya. Awal mula kerajaan arab Saudi terbentuk berawal dari
Muhammad bin Saud selaku menantu Muhammad bin Abd al Wahab sekaligus
penguasa setempat dan Muhammad bin Abd al Wahab bersama sama membuat
traktat pada tahun 1744 yang menyatukan visi politik dan misi keagamaan sebagai
pondasi awal sebuah kerajaan.

Muhammad bin Saud sebagai Amir dan Muhammad bin Abd Al Wahab
sebagai Imam. Nafsu politik untuk meng ekspansi wilayah kekuasaan yang ada di
sekitar kerajaan Diriyah ditaklukan satu persatu olehnya. Namun pada tahun 1975,
Muhammad bin Saud Wafat yang kemudian semangat perluasan wilayah jatuh
kepada anak laki lakinya yang bernama Abdul Azis bin Muhammad al Saud. Pada
era kepemimpinan baru yang di pimpin oleh putra dari Muhammad bin Saud, ia
sukses untuk menundukan hampir seluruh wilayah semenanjung Arabia.

Namun, pada saat penyerangan ke kota suci karbala yang mengakibatkan


banyaknya situs syiah yang hancur dan menggugurkan banyak orang termasuk
Abdul azis bin Muhammad al Saud yang dibunuh oleh seorang Syiah pada tahun
1801. Perjalanan perang dinasti saud tercium oleh dinasti Turki Ottoman yang
kemudian keduanya berperang pada tahun 1811 sampai dengan 1818 yang
mengakibatkan runtuhnya dinasti saud.

Akan tetapi, setelah dinasti Saud jilid I runtuh, nampaknya tidak


menggoyahkan semangat keturunan keturunan dari Muhammad bin Saud yang
ingin mengembalikan kejayaan dinasti Saud. Turki bin Abdullah, anak dari
Abdullah yang merupakan garis keturunan Muhammad bin Saud yang memiliki
semangat tersebut. Dinasti Saud Jilid II pun terbangun pada tahun 1824, namun
nasibnya sama dengan dinasti saud jilid I, yaitu runtuh. Dinasti Saud Jilid II ini
runtuh akibat adanya konflik internal yaitu pengkhianatan dari klan Rasyid yang

12
13

selanjutnya sejarah mencatat bahwa Muhammad bin Rasyid selaku pemegang tahta
Riyadh.

Cikal bakal terjadinya sejarah modern Arab Saudi terjadi ketika Abdul Azis
bin Abdul Rahman al Saud dengan 39 pengikut setianya melakukan penyerangan
dan bisa menundukan jantung kekuasaan al Rasyid, yaitu benteng Masamak.
Penyerangan ini kemudian secara langsung menjadikan Abdul Azis bin Abdul
Rahman al Saud ini menjadi pemegang kekuasaan tertinggi di Arab Saudi.

Abdul Azis bin Abdul Rahman al Saud bersama dengan 39 pengikutnya


kemudian pada tahun 1924 sampai dengan 1925 mengambil alih semua wilayah
hijaz, tak terkecuali Mekkah dan Madinah. Pada tahun 1932 Abdul Azis bin Abdul
Rahman al Saud secara resmi memproklamasikan berdirinya Kerajaan Arab Saudi.

B. Letak Geografis dan Kondisi Demografis


Arab Saudi berada di antara 15°LU - 32°LU dan antara 34°BT - 57°BT .
Mempunyai luas kawasan sekitar 2.240.000 km². Arab Saudi terletak di
Semenanjung Arab di antara Laut Merah di Sebelah barat (1.760 km) dan Teluk
Arab di sebelah timur (560 km). Arab Saudi berbatasan dengan Negara Yordania
di barat laut kemudian di bagian utara arab Saudi berbatasan dengan Irak dan
Kuwait,sementara di bagian timur arab Saudi berbatasan dengan Negara Bahrain,
Qatar, Uni Emirat Arab, dan Oman serta di bagian selatan berbatasan dengan
Negara Yaman.1 Arab Saudi merupakan Negara tersebesar di Asia Timur Tengah .
Teluk Persia merupakan permukaan terendah yaitu 0 m dan Jabal Sauda pada
3.133m.

Dahulu, Arab Saudi merupakan Negara yang dikenal menjadi dua bagian
yang terdiri atas Hijaz yang merupakan daerah yang terletak di pesisir barat
semenanjung Arab yang di dalamnya terdapat kota kota,diantaranya ialah
Mekkah,Madinah dan Jeddah. Kemudian daerah gurun Najd yakni daerah daerah
gurun sampai pesisir timur Semenanjung Arab yang umumnya di huni oleh suku
suku lokal Arab (Badui) dan kabilah kabilah Arab lainnya. Arab Saudi juga dikenal

1
www.kemlu.go.id. Profil Negara Kerajaan Arab Saudi, diakses pada 9 Juli 2020 pukul
9.17 WIB.
14

mempunyai banyak kawasan gurun dan sebagai sebuah Negara yang datar.
„‟Daerah Kosong‟‟ merupakan julukan bagi gurun yang terkenal di sebelah selatan
Arab Saudi yang merupakan kawasan gurun terluas di dunia. Akan tetapi, Arab
Saudi memiliki pegunungan yang berumput dan hijau di bagian barat dayanya. Di
Arab Saudi,hampir tidak ada sungai atau danau permanen,namun terdapat banyak
wadi. Beberapa daerah subur dapat ditemukan dalam endapan alluvial di wadi,basin
dan oasis.

Meskipun Negara Arab Saudi memiliki banyak kawasan gurun namun


dengan luas wilayah yang menjadi Negara terbesar di Asia Timur tengah,ini
menyebabkan persebaran penduduk yang ada di Arab Saudi cukup banyak.
Populasi Arab Saudi diperkirakan 29.195.895 jiwa, termasuk 9.357.447 bukan dari
Negara Arab Saudi, dan mayoritas sekitar 90% merupakan etnis Arab dan sisanya
Imigran asing yang berasal dari Afrika dan Asia.

Tingkat pertumbuhan populasi mencapai 2.9%, dengan angka kelahiran


19,34 kelahiran / 1.000 populasi dan angka kematian mencapai 3,33% /1000
populasi. Adapun populasi penduduk di kota-kota besar mulai dari Riyadh
mencapai 4.725.000 jiwa, Jeddah mencapai 3.234.000 jiwa, Mekkah mencapai
1.484.000 jiwa, Madinah mencapai 1.104.000 jiwa dan Dammam mencapai
2
902.000 jiwa. Mayoritas penduduk Arab Saudi ialah bangsa Arab yang
menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa nasional .

C. Bentuk Negara dan Sistem Pemerintahan


Arab Saudi merupakan Negara yang terletak di timur tengah yang memiliki
bentuk pemerintahan kerajaan dengan sistem pemerintahan monarki absolut. Raja
sebagai kepala Negara dan kepala pemerintahan sesuai dengan yang tercantum
dalam pasal 5 ayat (1) An-Nizham al-asasi lil hukmi tahun 1412 H. Dengan
menggunakan bentuk Negara yaitu kerajaan dan sistem pemerintahan yang absolut,
maka hampir dipastikan seluruh kekuasaan dari elemen eksekutif, yudikatif, dan
legislatif dimasuki oleh Raja. Arab Saudi mempunyai kemiripan dengan Inggris

2
www.djpen.kemendag.go.id. Profil Negara Kerajaan Arab Saudi, diakses pada 9 Juli 2020
pukul 9.20 WIB.
15

yang mana arab Saudi juga menyeseuaikan dari situasi dan kodisi di wilayah Arab
3
Saudi. Dengan sistem pemerintahan yang absolut, segala hal yang berkaitan
dengan penunjukan dan pengangkatan mulai dari kabinet kerja, gubernur dan juga
pejabat pemerintah ada di genggaman seorang raja yang mempunyai kapasitas
sebagai Perdana Mentri. Raja juga mempunyai otoritas untuk menunjuk perwira
dengan pangkat letnan kolonel yang memiliki kapasitas sebagai seorang panglima
tertinggi angkatan bersenjata dan dalam bidang yudikatif atau peradilan raja juga
mempunyai kewenangan untuk menganugerahkan pengampunan kepada terdakwa.

Dalam pasal 44 Basic Law telah menegaskan bahwa kekuasaan Negara yang
meliputi kekuasaan hukum, kekuasaan eksekutif dan kekuasaan organisasional,
dimana kekuasaan tersebut bekerja sama menunaikan kewajiban mereka sesuai
dengan undang undang dan peraturan, akan tetapi Raja tetaplah sumber utama
seluruh kekuasaan tersebut. Jadi bisa dikatakan bahwa meskipun hal hal yang
menyangkut tentang suatu hal yang tidak sesuai dengan aturan aturan kemudian
aturan aturan yang telah ada menunjukan eksistensinya namun tetap bisa
dipatahkan oleh raja karena raja merupakan rujukan yang utama dalam segala aspek
permasalahan di arab Saudi dan kekuasaan Raja tidak terbatas oleh hanya aturan
tersebut.

Lebih dari 4.000 pangeran yang dituakan diantara kepala kepala suku yang
ada di wilayah kekuasaan, penasehatnya yang merupakan ulama dalam urusan
agama, pelayan dua tanah suci kota Mekkah dan Madinah dalam tatanan keluarga
berada dibawah Raja Saudi yang merupakan kepala Negara juga kepala keluarga
besar arab Saudi. Dalam pengangkatan seseorang kedalam jabatan pemerintahan,
faktor yang sangat dijaga ialah faktor kekeluargaan dengan mengangkat bagian
keluarga dan kepala kepala suku yang loyal untuk mengisi jabatan kementrian dan
administrative. Hal ini digunakan oleh raja Arab Saudi demi menguatkan
kekuasaannya lewat internal keluarga.

Meskipun Arab Saudi menyatakan negaranya berlandaskan Al-Quran dan


Sunnah, akan tetapi dalam tataran praktiknya yang sangat dominan dekrit rajalah
yang berkuasa dalam hukum di Arab Saudi. Tercermin pada pasal 7 An-Nizham al-
16

asasi lil hukmi 1412 H bahwa „‟Kekuasaan rezim berasal dari Al-Quran dan
Sunnah Nabi yang mengatur segala hal dan semua hukum negara‟‟. Bahkan dalam
pasal 6 ,warga Negara berjanji setia pada Raja berdasarkan al –Quran dan Sunnah
Nabi, termasuk wajib mendengar dan mentaatinya, baik dalam keadaan miskin
4
maupun sejahtera, suka maupun duka. Hal ini, tentu menjadi ajang pencarian
legitimasi bagi Raja dengan mengatasnamakan Al-Quran dan Sunnah kepada
rakyatnya untuk mematuhi kebijakan yang ada.

Sebagai Negara yang menggunakan sistem pemerintahan yang monarki


5
absolut, pengangkatan raja bukan berdasarkan oleh hasil pemilihan umum atau
rakyat, Maka dari itu tidak adanya partai serta pemilihan umum karena hal demikian
dilarang. Jadi rajalah yang mempunyai otoritas dalam memilih siapa yang berhak
untuk menggantikan posisinya kelak tercermin dalam pasal 5 huruf b s/d f yang
telah memberikan aturan sebagai berikut:

Pasal 5 An-Nizham al-asasi lil hukmi :

(a) Hak dinasti dikhususkan bagi putera pendiri, Raja Abdul Aziz bin
Abdul Rahman Al Faisal Al Saud dan Putra dari Putranya. Yang Paling
memenuhi syarat dari mereka yang diangkat menjadi raja, untuk
memerintah berdasarkan Al-Quran dan Sunnah Nabi

(b) Raja melantik Putra Mahkota dan memberhentikannya dari tugas dengan
surat keputusan kerajaan.

(c) Putra Mahkota mendedikasikan seluruh waktunya bagi pekerjaan dan


kewajiban lain yang diberikan oleh Raja.
(d) Kekuasaan Raja diberikan kepada Putra Mahkota saat Raja meninggal
dunia

(e) Putra Mahkota mengambil alih kekuasaan Raja saat Raja meninggal

4
Nur Rohim, Kedudukan Konstitusi dalam Praktik Ketatanegaraan Saudi Arabia, (Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah Press, 2013), h. 99-100.
5
H.A. Salman Maggalatung, & Nur Rohim Yunus, Pokok-Pokok Ilmu Negara ,(Bandung:
Fajar Media, 2013), h. 145.
17

sampai saat „‟bai‟ah‟‟ dilaksanakan.


Dalam perkembangannya, Raja Abdullah telah mengubah pasal ini dengan
mengeluarkan Undang-undang yang baru yaitu dengan membentuk lembaga
suksesi yang struktur kelembagaannya terdiri dari anak dan cucu dari Raja Abdul
Aziz. Pada Undang Undang yang diterbitkan oleh Raja Abdullah , Raja sudah
tidak memiliki kewenangan penuh terhadap pemilihan Putera Mahkota. Raja
dapat menominasikan calon Putra Mahkota.Akan tetapi pemilihan suara lah yang
akan menentukan siapa yang dapat menjadi Putera Mahkota yang di lakukan oleh
Komite suksesi. Dewan Pemerintahan Sementara juga akan dibentuk apabila Raja
atau Putra Mahkota berhalangan. Dalam pembentukan Dewan Pemerintahan
Sementara yang beranggotakan lima orang ini yang berhak untuk membentuk ialah
Komite Suksesi. Dengan catatan, aturan ini hanya akan berlaku setelah naik
tahtanya seorang Putra Mahkota.

Warga Negara pun bisa berpartisipasi dalam Dewan Pemerintah Kota,


karena dikeluarkannya dekrit yang memperbolehkan warga Negara untuk dapat
berkontribusi melalui lembaga tersebut. Hal ini di karenakan, isu isu mengenai
demokrasi di kancah internasional menguat. Pemilu dewan pemerintahan bisa saja
menjadi angin segar terhadap perjalanan reformasi politik yang membangun
struktur politik baru yang berlandaskan pada kedaulatan rakyat yang sudah lama
menjadi hal tabu di Negara arab Saudi.6

D. Visi, Misi, dan Kebijakan Negara Arab Saudi


Seperti yang penulis singgung sebelumnya mengenai sejarah Arab Saudi
bermula dari visi politik kekuasaan oleh penguasa setempat yaitu Muhammad bin
Saud menantu dari Muhammad bin Abd Wahhab dan misi keagamaan yang di
emban oleh Muhammad bin Abd Wahhab. Keduanya saling berkolaborasi melalui
traktat pada tahun 1744. Visi politik Muhammad bin Saud membawa kerajaan
7
kecil di Diriyah melakukan ekspansi militer. Adapun misi keagamaan yang

6
Nur Rohim, Kedudukan Konstitusi dalam Praktik Ketatanegaraan Saudi Arabia, (Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah Press, 2013), h. 101-102.
7
https://www.repository.umy.ac.id. Sekilas tentang Arab Saudi, diakses pada 9 Juli 2020
18

dibentuk pada masa awal kerajaan arab Saudi yaitu penyebarluasan agama islam
terutama faham wahabi yang di pelopori oleh Muhammad bin Abd al Wahab.
Wahabi ialah salah satu aliran dalam Islam yang mempopulerkan gagasan
pemurnian terhadap ajaran-ajaran Islam yang dicetuskan oleh Muhammad bin
Abd al-Wahab sekitar abad 18.
Dari Visi awal pembentukan kerajaan Arab Saudi tersebut maka timbul suatu
kebijakan yang merupakan cerminan dari Visi atau tujuan yang hendak dicapai.
Meskipun Arab Saudi tidak mempunyai konstitusi formal dan juga undang undang
dasar tertulis. Akan tetapi, al Quran telah dinyatakan oleh arab Saudi sebagai
undang undang dasar kerajaan arab Saudi. Artinya, al-Quran, Sunnah dan fatwa
merupakan Undang Undang Dasar yang diambil dari dekrit raja. Kedudukan
wanita yang di hapuskan hak haknya melalui kebijakan diantaranya :
1. Pelarangan mengemudi yang diambil dari fatwa yang dikeluarkan pada 7
November 1990/ 20 Rabiul Awal 1411.
Arab Saudi mengharamkan perempuan untuk mengemudi dan Kemendagri
telah mengeluarkan larangan tersebut. Perempuan yang melanggar aturan
tersebut akan dikenai sanksi membayar 300 Riyal atau setara dengan 900
ribu rupiah.
2. Kebebasan Bergerak
Dalam halnya berolahraga, terdapat dalam Q.S Al Ahzab 33 yang
ditafsirkan oleh syekh Abdul Azis yang berisi tentang pelarangan
perempuan untuk keluar rumah dan ke tempat sarana olahraga dengan sifat
di atas dan dengan pakaian yang tidak menutup aurat maka yang demikian
menyelisihi syariat.
3. Pekerjaan
Perempuan tidak boleh bekerja yang dalam pekerjaan tersebut bercampur
antara laki laki dan perempuan.
4. Pendidikan
Dewan Permanen untuk Riset ilmiah dan Pendapat Hukum mengeluarkan
fatwa „‟Bagi seorang wanita untuk maju melalui pendidikan universitas yang

pukul 9.20 WIB.


19

merupakan sesuatu yang tidak kita perlukan. Apa yang saya lihat jika benar
adalah bahwa jika seseorang wanita menyelesaikan sekolah dasar dan
mampu membaca,menulis dan dia dapat memperoleh manfaat dengan
membaca kitab Allah, komentarnya dan hadist nabi itu sudah cukup
baginya. Ini terjadi kecuali dia unggul dalam bidang yang dibutuhkan orang,
seperti obat obatan atau sejenisnya, dan selama penelitian ini tidak
melibatkan apa pun yang dilarang, seperti percampuran jenis kelamin dan
hal hal lain‟‟. Kemudian adapula kebijakan tentang pelarangan bioskop dan
lain sebagainya pada saat sebelum Muhammad bin Salman menjadi Putra
Mahkota.8

8
https://www.repository.umy.ac.id. Sekilas tentang Arab Saudi, diakses pada 28 Juli 2020
pukul 14.55 WIB.
BAB III
PROFIL MUHAMMAD BIN SALMAN

A. Nama dan Sejarah Kelahiran


Muhammad bin Salman bin Abdulaziz Al-Saud lahir pada tanggal 31
Agustus 1985. Muhammad bin Salman merupakan putra Raja Salman dari istri
ketiganya yaitu Fahda bint Falah bin Sultan bin Hathleenia yang merupakan cucu
dari kepala suku Al Ajman yang bernama Rakan bin Hithalayn. Muhammad bin
Salman merupakan anak tertua dari tiga bersaudara antara Turki bin Salman dan
Khalid bin Salman.

Silsilah dari keturunan Saud memiliki sejarah yang panjang sebelum


akhirnya memiliki kekuasaan di dalam negaranya. Tahun 1744, Muhammad bin
Saud anak dari penguasa padang pasir di Diriyah dan menikahi anak dari
Muhammad bin Abdul Wahhab seorang pembaharu agama. 1 Keturunan dari
Muhammad bin Saud dan Muhammad bin Abdul Wahhab memunculkan adanya
sejumlah klan yang terdapat dalam Dinasti Saud. Pada pertengahan tahun 1970
anggota keluarga klan-klan ini diperkirakan mencapai sekitar 20.000 orang.2 Klan
besar dari keturunan Muhammad bin Saud yaitu Al Saud Al Kabir, Bani Jiluwi, Al
Turki, Thunayyan, dan Al Farhan. Namun ada klan lain yang lebih kuat yaitu al
Sheikh yaitu klan yang berasal dari keturunan dari garis Muhammad bin Abdul
Wahhab. Ibu dari Raja Faisal atau seorang Raja Arab Saudi yang ke-3 yang
berkuasa pada tahun 1964-1975 merupakan seorang al-Sheikh.

Klan besar lainnya adalah Al Sudairi, klan ini pertama kali dicetuskan oleh
Ahmad bin Muhammad Al Sudairi. Ia adalah seorang pendukung dari Abdulaziz
bin Saud. Kemudian Ahmad bin Muhammad Al Sudairi menikahi putrinya yang
bernama Hassa dengan Abdulaziz bin Saud dan dikaruniai tujuh anak laki-laki yaitu
Fahd, Sultan, Abrurrahman, Nayef, Turki, Salman dan Ahmad yang terkenal

1
Gearon, E., 2016. Turning Points in Middle Eastern History, (Virginia: The Great
Courses, 2016), h. 354).
2
Henderson, S., After King Fahd: Succession In Saudi Arabia. (Washington: The
Washington Institute for Near East Policy Perss, 1995), h. 37.

20
21

dengan sebutan "Sudairi Tujuh", dua diantara ketujuh anak dari Abdulaziz bin Saud
itu menjadi Raja Arab Saudi, yaitu Fahd bin Abdulaziz dan Salman bin Abdulaziz.3
Tahun 1953 Abdulaziz bin Saud meninggal dan tahta diteruskan kepada putranya
yaitu Saud bin Abdulaziz yang berkuasa sejak tahun 1953-1964. Kemudian secara
berturut-turut tahta dilanjutkan oleh putranya atau saudara Saud bin Abdulaziz yaitu
Faisal bin Abdulaziz (1964-1975), Khalid bin Abdulaziz (1975-1982), Fahd bin
Abdulaziz (1982-2005), Abdullah bin Abdulaziz (2005-2015) dan Salman bin
Abdulaziz (2015-sekarang).4

Pada saat kekuasaan dipegang oleh Salman, yang ditunjuk menjadi putra
mahkota adalah Muqrin bin Abdulaziz, yang menjadi anak termuda dari Abdullah
bin Saud. Namun saat Abdullah bin Saud masih hidup Muqrin diakui sebagai
putranya, setelah Abdullah bin Saud meninggal oleh saudara tirinya. Muqrin
dituntut bahwasanya ia adalah keturunan dari orang Yaman yang artinya bukan
dari keturunan Muhammad bin Saud dan Muhammad bin Abdul Wahhab. Karena
lemahnya posisi Muqrin , sehingga membuat Raja Salman dapat dengan mudah
mencopot jabatannya sebagai seorang putra mahkota Arab Saudi, lalu Raja
Salman menunjuk Muhammad bin Nayef sebagai putra mahkota Arab Saudi, ia
adalah keponakan dari Raja Salman yang berasal dari klain Sudairi. Selanjutnya
Raja Salman membuat sebuah manuver lanjutan yang mengangkat putranya
sendiri yaitu Muhammad bin Salman sebagai putra mahkota yang menggeser
posisi Muhammad bin Nayef.5

3
https://www.fpri.org. Peran Muhammad bin Salman terhadap Perubahan Pilar Kenegaraan
Arab Saudi, diakses pada 29 Juli 2020 pukul 09.50 WIB.
4
https://www.fpri.org. Peran Muhammad bin Salman terhadap Perubahan Pilar Kenegaraan
Arab Saudi, diakses pada 29 Juli 2020 pukul 09.52 WIB.
5
https://www.fpri.org. Peran Muhammad bin Salman terhadap Perubahan Pilar Kenegaraan
Arab Saudi, diakses pada 29 Juli 2020 pukul 09.54 WIB.
22

B. Latar Belakang Pendidikan


Sejak usia muda, Mohammed tertarik pada pemerintahan, membayangi
ayahnya dan tetap sadar tentang citranya. Sepanjang jalan dia belajar bagaimana
berkomunikasi dengan berbagai pejabat tinggi. Dia kuliah di Universitas King Saud
di Riyadh, Arab Saudi, tempat dia lulus dengan gelar sarjana hukum pada tahun
2007. Dia kemudian mendirikan sejumlah perusahaan dan organisasi nirlaba yang
dimaksudkan untuk mempromosikan kewirausahaan di kerajaan. Pada 2009 ia
menjadi penasihat formal untuk ayahnya, yang saat itu menjadi gubernur Riyadh.
Ketika Salman naik pangkat dan berpengaruh, akhirnya menjadi putra mahkota
pada 2012, putranya yang tepercaya, Mohammed, ikut bersamanya.

C. Karir Politik
1. Kepala Pengadilan

Pada Juni 2012, Pangeran Mahkota Nayef bin Abdulaziz Al


Saud meninggal dan Pangeran Muhammad bin Salman naik ke posisi
nomor dua dalam hierarki, ketika ayahnya menjadi putra mahkota baru
dan wakil perdana menteri pertama. Dia segera mulai membuat ulang
pengadilan menurut gambarnya sendiri. Pada 2 Maret 2013, kepala
pengadilan Putra Mahkota Pangeran Saud bin Nayef diangkat menjadi
gubernur Provinsi Timur dan Pangeran Muhammad bin Salman
menggantikannya di jabatan itu. Ia juga diberi pangkat menteri. Pada 25
April 2014, Pangeran Muhammad bin Salman diangkat menjadi menteri
negara.

2. Menteri Pertahanan dan Wakil Pangeran Mahkota

Pada 23 Januari 2015, Raja Abdullah meninggal, Salman naik takhta


dan Pangeran Muhammad bin Salman diangkat menjadi Menteri
Pertahanan. Ia juga ditunjuk sebagai Sekretaris Jenderal Pengadilan
Kerajaan pada tanggal yang sama. Selain itu, ia mempertahankan
posisinya sebagai Menteri Negara.6 Di Yaman, kerusuhan politik (yang

6
www.newsweek.com. Sepak Terjang Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman,
diakses pada 29 Juli 2020 pukul 11.14 WIB.
23

mulai meningkat pada 2011) dengan cepat menjadi masalah besar bagi
Menteri Pertahanan yang baru diangkat, dengan pemberontak Houthi
mengambil kendali atas Yaman utara pada akhir 2014, diikuti oleh
Presiden Abdrabbuh Mansur Hadi dan pengunduran kabinetnya.
Langkah pertama Muhammad bin Salman sebagai menteri adalah
memobilisasi ko-pan GCC untuk melakukan intervensi menyusul
serangkaian pemboman bunuh diri di Sana'a melalui serangan udara
terhadap Houthis , dan memaksakan blokade laut. Pada Maret 2015, Arab
Saudi mulai memimpin koalisi negara-negara yang bersekutu melawan
pemberontak Houthi.

Sementara ada kesepakatan di antara para pangeran Saudi yang


memimpin layanan keamanan mengenai perlunya tanggapan terhadap
perebutan Hana Sana'a, yang telah memaksa pemerintah Yaman ke
pengasingan, Pangeran Muhammad bin Salman melancarkan intervensi
tanpa koordinasi penuh di seluruh layanan keamanan.7 Menteri Pengawal
Nasional Saudi, Pangeran Mutaib bin Abdullah , yang berada di luar
negeri, tidak diikutsertakan dalam operasi. Sementara Pangeran
Muhammad bin Salman menjual perang itu sebagai kemenangan cepat
atas pemberontak Houthi di Yaman dan cara untuk mengembalikan
Presiden Hadi ke tampuk kekuasaan, hal itu menjadi perang yang panjang
8
karena gesekan. Pada April 2015, Muhammad bin Nayef yang adalah
keponakan Raja Salman, dan Pangeran Muhammad bin Salman masing-
masing menjadi Putra Mahkota dan Wakil Putra Mahkota, di bawah
dekrit kerajaan Raja Salman.9

Pada akhir 2015, Pangeran Muhammad bin Salman menghadiri

7
www.newsweek.com. Sepak Terjang Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman,
diakses pada 29 Juli 2020 pukul 14.39 WIB.
8
www.bbc.com/indonesia. Putra Mahkota Arab Saudi: “Perekonomian Dunia Anjlok bila
Tidak Ambil Sikap Tegas terhadap Iran”, diakses pada 29 Julli 2020 pukul 14.43 WIB.
9
www.bbc.com/indonesia. Putra Mahkota Arab Saudi: “Perekonomian Dunia Anjlok bila
Tidak Ambil Sikap Tegas terhadap Iran”, diakses pada 29 Julli 2020 pukul 14.44 WIB.
24

pertemuan antara Raja Salman dan Presiden AS Barack Obama, di mana


sang pangeran melanggar protokol untuk menyampaikan monolog yang
mengkritik kebijakan luar negeri AS . Ketika Pangeran Muhammad bin
Salman mengumumkan aliansi militer anti-teroris negara-negara Islam
pada bulan Desember 2015, beberapa negara yang terlibat mengatakan
bahwa mereka belum diajak berkonsultasi.10

Mengenai perannya dalam intervensi militer, Pangeran Muhammad


bin Salman memberikan wawancara pertama pada tanggal 4 Januari 2016
kepada The Economist , yang menyebutnya sebagai "arsitek perang di
Yaman". Menolak gelar itu, ia menjelaskan mekanisme lembaga pembuat
keputusan yang benar-benar memegang saham dalam intervensi, termasuk
dewan keamanan dan urusan politik, Kementerian Luar Negeri dari pihak
Saudi. Dia menambahkan bahwa Houthi merebut kekuasaan di ibukota
Yaman Sana'a sebelum dia menjabat sebagai Menteri Pertahanan.11
Menanggapi ancaman dari ISIL, pada bulan Desember 2015 Pangeran
Muhammad bin Salman mendirikan Koalisi Kontra Terorisme Militer
Islam (IMCTC), aliansi Islam pimpinan Saudi melawan terorisme.
Pertemuan pertama IMCTC berlangsung di Riyadh pada November 2017
dan melibatkan para menteri pertahanan dan pejabat dari 41 negara.12

3. Putra Mahkota

Muhammad bin Salman diangkat menjadi Putra Mahkota pada 21


Juni 2017, setelah keputusan ayahnya untuk menggulingkan Muhammad
bin Nayef, menjadikannya pewaris dugaan tahta. Perubahan suksesi telah
diprediksi pada bulan Desember 2015 oleh memo publik yang tumpul dan

10
www.nytimes.com. Raja Arab Saudi Sembangkan Hubungan dengan AS, diakses pada
29 Juli 2020 pukul 14.46 WIB
11
www.bbc.com/indonesia. Putra Mahkota Arab Saudi: “Perekonomian Dunia Anjlok bila
Tidak Ambil Sikap Tegas terhadap Iran”, diakses pada 29 Julli 2020 pukul 14.49 WIB.
12
www.bbc.com/indonesia. Putra Mahkota Arab Saudi: “Perekonomian Dunia Anjlok bila
Tidak Ambil Sikap Tegas terhadap Iran”, diakses pada 29 Julli 2020 pukul 14.50 WIB.
25

tidak biasa yang diterbitkan oleh Dinas Intelijen Federal Jerman, yang
kemudian ditegur oleh pemerintah Jerman.

Pada hari ia menjadi Putra Mahkota, Presiden AS Donald


Trump memanggil Muhammad bin Salman untuk "memberi selamat
kepadanya atas peningkatan terakhirnya". Trump dan putra mahkota baru
itu berjanji "kerja sama erat" dalam masalah keamanan dan ekonomi,
menurut Gedung Putih, dan kedua pemimpin juga membahas perlunya
memutus dukungan untuk terorisme, pertikaian diplomatik baru-baru ini
dengan Qatar, dan dorongan untuk mengamankan perdamaian antara
Israel dan Palestina. Muhammad bin Salman mengatakan kepada
Washington Post pada April 2017 bahwa tanpa pengaruh budaya Amerika
di Arab Saudi, "kita akan berakhir seperti Korea Utara.
BAB IV
PERAN POLITIK MUHAMMAD BIN SALMAN DALAM MODERNISASI
MENUJU VISI 2030 ARAB SAUDI

A. Kebijakan Muhammad bin Salman dalam Upaya Modernisasi dan


Reformasi Arab Saudi 2030

Sebagai negara dengan penghasil minyak terbesar di dunia, Arab Saudi juga
merupakan negara pengontrol cadangan minyak terbesar kedua di dunia, dan
memiliki cadangan gas terbesar keenam di dunia.1 Selain itu, Arab Saudi juga satu-
satunya negara Arab menjadi anggota dari Ekonomi Utama G-20.2 Adapun,
Ekonomi Utama G 20 berisikan negara-negara dengan ekonomi terbesar.3 Minyak
bumi yang dimilikinya membantu perekonomian Arab Saudi, dan memperkuat
posisi Arab Saudi dimata negara – negara dunia. Sumber daya alam (SDA) berupa
minyak bumi inilah yang menjadikan negara-negara di kawasan Timur Tengah
seperti Arab Saudi dilirik negara lain, karena minyak bumi sangat dibutuhkan oleh
negara–negara tetangga khususnya negara industri.4

Namun, nampaknya Arab Saudi jangan terlalu percaya diri hanya


mengandalkan minyak sebagai penompang perekonomian Arab Saudi, karena
fluktuasi harga minyak yang tidak menentu mempengaruhi kestabilan
perekonomian Timur Tengah khususnya Arab Saudi. Fluktuasi harga minyak dunia
dapat memengaruhi perkembangan ekonomi global, karena minyak bumi
merupakan salah sumber utama energi dunia. Hal ini juga sejalan dengan
ketergantungan dunia atas minyak bumi sebagai sumber energi masih sangat
besar. 5

1
www.eia.gov. Where Our Oil Comes From, diakses pada 10 Juli 2020 pukul 14.16 WIB.
2
James Wynbrandt, A Brief History of Saudi Arabia, (New York: Facts on File, 2004), h.
242.
3
www.kompas.com. G-20 Sejarah, Tujuan, dan Peran, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
14.25 WIB.
4
Citra Nur Hikmah, Saudi Vision: Reformasi Ekonomi Arab Saudi, (Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta Press, 2019), h. 29.

26
27

Kendati demikian, harga minyak terus mengalami penurunan sejak bulan Juni
2014. Keadaan ini kemudian memaksa Arab Saudi untuk melakukan
pembaharuan terhadap negaranya. Berdasarkan data yang penulis himpun dari
berbagai sumber pustaka, pada hari Senin, 25 April 2016 akhirnya negara Arab
Saudi mengumumkan kebijakan ekonomi yang menargetkan bahwa di tahun 2030
mendatang, negara Arab Saudi tidak akan lagi bergantung pada bahan bakar fosil
yang dapat habis dan memiliki harga fluktuatif.6

Seperti yang dilansir dari berita harian Kompas bahwa Arab Saudi
mencanangkan program/proyek untuk mengatasi permasalahan ketergantungan
terhadap minyak bumi dengan cara “Economic Diversification, Saudi Vision
2030”. Reformasi ini dilakukan dengan tujuan untuk menjaga stabilitas
perekonomian Arab Saudi melalui perencanaan program Saudi Vision 2030. 7

Saudi Vision 2030 atau Visi 2030 Arab Saudi merupakan rancangan program
jangka panjang disahkan oleh putra mahkota kerajaan Arab Saudi, Muhammad
bin Salman dan bertujuan untuk meningkatkan perekonomian negara di masa
yang akan datang. Memang, jika melihat sejarahnya minyak bumi sejak dulu
menjadi primadona yang diperebutkan oleh negara-negara lainnya. Pendapatan
Arab Saudi berkembang pesat setelah ditemukannya minyak pada tahun 1930–an,
kemudian Arab Saudi dapat membangung infrastruktur negaranya dari migas
tersebut. Kemudian, di tahun 2001-2013 Arab Saudi mendapatkan
keutungan/pendapatan yang cukup besar dari minyak bumi, yaitu sekitar 70%.
Namun pada tahun 2014 saat harga minyak turun/berfluktuasi pendapatan negara
Arab Saudi terus berkurang. Hal inilah yang melatarbelakangi Arab Saudi
mencetuskan kebijakan baru untuk mereformasi perekonomian negaranya melalui
proyek Saudi Vision 2030. 8

6
Sita Hidriyah, Reformasi Ekonomi Arab Saudi, (Jakarta: Pusat Penelitian Badan Keahlian
DPR RI Press, 2016), h. 2.
7
www.kompas.com. G-20 Sejarah, Tujuan, dan Peran, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
14.56 WIB.
8
Citra Nur Hikmah, Saudi Vision: Reformasi Ekonomi Arab Saudi, (Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta Press, 2019), h. 33.
28

Saudi Vision 2030 atau Visi Arab Saudi 2030 memiliki 3 pilar penting,
yaitu: A Vibrant Society, Thriving Economy, dan An Ambition Nation.9
1. A Vibrant Society atau Masyarakat yang Dinamis

Arab Saudi menyadari bahwa sumber daya manusia juga


merupakan faktor pendorong kemajuan suatu bangsa. Maka, pada
prinsip ini, Arab Saudi ingin mengoptimalkan/memperkuat sumber daya
manusia (SDM) yang ia miliki. Selain itu, Arab Saudi pula dinilai
sebagai jantung dari dunia Arab dan Islam untuk tetap menggenggam
10
prinsip – prinsip Islam dengan kuat. Pemerintah juga berinisiatif untuk
membangun museum budaya dalam upaya meningkatkan ilmu
pengetahuan sebagai investasi pariwisata, budaya, dan hiburan. 11

Selain itu, kejahatan yang terjadi membawa dampak buruk terhadap


masyarakat, terlebih bagi para penerima beasiswa, dengan demikian hal
ini menjadi prioritas penting dalam Visi 2030. Kejahatan yang terjadi
menyebabkan ketidakpastian dan inefisiensi, menghambat daya tarik
dalam sektor pariwisata dan investasi terhadap negara asing. Sebagai
negara dengan kota-kota paling aman di dunia, memiliki tingkat
kejahatan kurang dari 0,8 per 100.000 orang dan jauh di bawah rata-rata
internasional 7,6 per 100.000 orang, Kerajaan Arab Saudi berkomitmen
untuk meningkatkan keselamatan dan fasilitas bagi masyarakat dan
turis, memerangi narkoba, dan meningkatkan fasilitas di jalan raya
dengan tujuan untuk meminimalisir kecelakaan. Upaya ini diperlukan
dalam rangka memastikan tiga kota Saudi muncul di antara 100 kota
paling layak huni di dunia.12

9
Citra Nur Hikmah, Saudi Vision: Reformasi Ekonomi Arab Saudi, (Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta Press, 2019), h. 33.
10
Albassam B.A., Political Reform in Saudi Arabia: Necessity or Luxury?, (Taylor &
Francis Group, 2011), h. 57.
11
Citra Nur Hikmah, Saudi Vision: Reformasi Ekonomi Arab Saudi, (Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta Press, 2019), h. 34.
12
Habib M. Alshuwaikhat & Ishak Mohammed, Sustainability Matters in National
29

Visi strategis nasional memandang pelestarian lingkungan dan


sumber daya alam sebagai suatu kewajiban dan bagian dari moral.
Dengan demikian, pengelolaan limbah dilakukan secara efisien,
pembangunan proyek daur ulang yang komprehensif, dan upaya untuk
mengurangi polusi. Penggunaan sumber daya air dilakukan secara
optimal, selain itu pulau-pulau, cagar alam, dan pantai akan dilindungi,
direhabilitasi, dan terbuka untuk umum.13

Sistem kesejahteraan sosial juga akan dimodernisasi agar lebih


memberdayakan, efisien, dan adil. Subsidi untuk bahan bakar, air,
makanan, dan listrik akan dialihkan ke mereka yang membutuhkan dan
warga negara yang kurang beruntung. Di bidang kesehatan, akan ada
pemanfaatan dan optimalisasi rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang
lebih baik melalui peningkatan kualitas layanan kesehatan dan
peningkatan kapasitas bagi para medis.14

Penulis berpendapat mengenai pilar ini, ada baiknya Arab Saudi


mempertimbangkan beasiswa bagi masyarakatnya. Sehingga, semakin
banyak pemuda Arab Saudi yang terdidik dan memiliki kecakapan baik
dalam ilmu pengetahuan maupun soft skill yang dimiliki. Setidaknya ada
keringanan beasiswa bagi pemuda Arab Saudi yang tidak mampu untuk
melanjutkan sekolahnya hingga perguruan tinggi. Dengan begitu, jika
semakin banyak pemuda di Arab Saudi yang berpendidikan, maka
peluang kerja akan semakin banyak karena pemuda Arab Saudi dapat
menciptakan lapangan pekerjaan yang baru.

Selain itu, pembiasaan diri terhadap kebiasaan masyarakat yang

Development Visions – Evidence from Saudi Arabia‟s Vision for 2013, (Switzerland: MDPI
Publisher, 2017), h. 6.
13
Habib M. Alshuwaikhat & Ishak Mohammed, Sustainability Matters in National
Development Visions – Evidence from Saudi Arabia‟s Vision for 2013, (Switzerland: MDPI
Publisher, 2017), h. 6.
14
Habib M. Alshuwaikhat & Ishak Mohammed, Sustainability Matters in National
Development Visions – Evidence from Saudi Arabia‟s Vision for 2013, (Switzerland: MDPI
Publisher, 2017), h. 6.
30

mandiri dan inovatif nampaknya perlu dilakukan mulai dari sekarang,


karena untuk membentuk suatu kebiasaan yang baru dan beradaptasi
terhadap perubahan diperlukan waktu yang cukup lama dan harus step
by step. Nampaknya pemerintah jangan terlalu memanjakan
masyarakatnya, mengingat selama ini masyarakat Arab Saudi terkenal
dengan budaya konsumtif dan Arab Saudi menduduki peringkat kelima
sebagai negara tujuan tenaga kerja Indonesia 15 paling banyak dikirim ke
Arab Saudi, ini merupakan salah satu bukti bahwa memang masyarakat
Arab Saudi terbiasa dilayani. Sehingga, kebiasaan-kebiasaan tersebut
harus dirubah secara perlahan agar masyarakat dapat hidup mandiri dan
tidak bergantung sepenuhnya kepada pemerintah. Dengan begitu, mau
tidak mau suka tidak suka masyarakat Arab Saudi harus berinovasi,
kreatif, dan mandiri untuk dapat bertahan hidup, entah dengan membuka
bisnis kuliner, kerajinan tangan, atau menjadi tenaga pendidik bagi
mahasiswa asing yang ingin belajar Bahasa Arab. Maka dari itu,
keperluan akan bahasa selain Bahasa Arab di zaman yang modern ini
sangat diperlukan. Globalisasi yang membuat jarak semakin dekat antar
negara mengakibatkan hubungan antar negara tidak lagi jauh. Lebih
lanjut, dengan adanya globalisasi sebenarnya semakin banyak peluang
bagi Arab Saudi untuk mempromosikan kebudayaan dan seninya
terhadap dunia luar sehingga citra negatif yang selama ini disematkan
kepada Arab Saudi akan berubah dengan bukti-bukti yang ditunjukkan
oleh masyarakat Arab Saudi itu sendiri.

15
https:databoks.katadata.co.id. 13 Negara Tujuan Utama Tenaga Kerja Indonesia. diakses
pada 13 Juli 2020 pukul 22.50 WIB.
31

2. Thriving Economy atau Pengembangan Ekonomi

Pilar kedua ini merupakan fokus utama Visi Arab Saudi 2030.
Dalam hal ini, Arab Saudi berusaha untuk melepaskan ketergantungan
ekonominya terhadap minyak bumi. Adapun, upaya yang dilakukan
berupa perancangan kebijakan- kebijakan baru, meningkatkan lapangan
kerja sektor swasta, meningkatkan pendapatan dan ekonomi pada sektor
non-migas, serta meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan
berkelanjutan, dan membangun ekonomi non migas untuk masa depan
yang akan datang.16

Pada akhir tahun 2030, tingkat pengangguran diperkirakan akan


turun dari 11,6% menjadi 7% dan partisipasi perempuan dalam dunia
kerja diperkirakan akan meningkat menjadi 30% dari 22% (saat ini).
Hukum dan regulasi menjadi fleksibel untuk menumbuhkan minat dalam
kewirausahaan UKM, privastisasi,17 dan investasi dalam bidang
industry. Kemudian, negara ini diharapkan menjadi salah satu dari 10
negara teratas di dunia dalam Indeks Daya Saing Global, dengan
meningkatkan investasi asing secara langsung dari 3,8% menjadi 5,7%.
Saat ini, investasi besar-besaran di Arab Saudi dilakukan secara besar-
besaran dalam pembangunan infrastruktur transportasi untuk
memfasilitasi baik itu investor maupun turis, serta untuk memperkuat
integrasi ekonomi dan koneksi antara negara-negara GCC dan negara-
negara lainnya.18

Dalam hal ini, penulis berpendapat bahwa untuk meningkatkan


kontribusi UKM dapat dilakukan ketika cagar alam, museum, dan

16
Citra Nur Hikmah, Saudi Vision: Reformasi Ekonomi Arab Saudi, (Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta Press, 2019), h. 34.
17
Privatisasi adalah proses, cara, perbuatan menjadi milik perseorangan (dari milik negara);
swasta. (Sumber: https://kbbi.web.id , diakses pada 10 Juli 2020. Pukul 19.03 WIB).
18
Habib M. Alshuwaikhat & Ishak Mohammed, Sustainability Matters in National
Development Visions – Evidence from Saudi Arabia‟s Vision for 2013, (Switzerland: MDPI
Publisher, 2017), h. 6-7.
32

heritage yang dipromosikan oleh pemerintah Arab Saudi terhadap dunia


internasional dilakukan, dengan begitu turis mancanegara akan tertarik
untuk mengunjungi Arab Saudi dan masyarakat sekitar dapat membuka
usaha kecil-kecilan sambil memperkenalkan makanan atau
kesenian/kerajinan khas Arab Saudi. Ini menjadi lapangan pekerjaan
bagi masyarakat maupun pemerintah Arab Saudi, dengan begitu angka
pengangguran pun akan berkurang.

Di lain sisi, perempuan dapat memainkan banyak peran di Arab


Saudi. Tentu hal ini merupakan pembaharuan yang besar bagi Arab
Saudi, mengingat dulu perempuan bahkan tidak diizinkan untuk
mengemudikan kendaraan. Sedikit demi sedikit perempuan diizinkan
untuk berolahraga, mengemudikan kendaraan, bahkan bekerja. Ini
berkaitan dengan hak asasi manusia secara universal. Kemudian, jika
angkatan kerja hanya diisi oleh laki-laki, perempuan yang memiliki
potensi maka tidak bisa produktif, karena perempuan hanya diizinkan di
rumah dan kembali kepada stigma kuno, yaitu perempuan diperuntukkan
hanya untuk mengurus kasur, dapur dan sumur. Selain itu, logikanya
jika angka kelahiran meningkat maka dikhawatirkan angka
pengangguran juga akan meningkat jika pemerintah tidak dapat
menciptakan lapangan pekerjaan. Dalam Islam pun, kedudukan
perempuan dan laki-laki sejajar, memiliki hak yang sama dengan laki-
laki. Allah berfirman dalam Q.S Al-Hujurat ayat 13:

“… Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di


sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu.” (Q.S al-
Hujurat: 13)

Dalam Q.S. Al-Hujurat ayat 13 tersebut penulis berpendapat bahwa


Allah yang memuliakan manusia berdasarkan ketakwaannya bukan
berlandasakan jenis kelamin, jabatan, nasab, maupun harta. Hal ini tentu
33

menjadi sebuah pertimbangan mengenai peran perempuan agar lebih


produktif dan memberikan hak-hak terhadap perempuan, seperti
memberikan kesempatan kerja kepada perempuan.

Arab Saudi juga memiliki target untuk menjadikan ekonominya


terbesar di dunia ke dalam peringkat 15 dari 19 (saat ini) 19. Di sini, hal
menarik adalah peningkatan ekonomi di Arab Saudi tidak hanya
bertumpu pada minyak, melainkan merambah pada sektor lainnya,
seperti pariwisata. Jadi, jika cadangan minyak bumi Arab Saudi mulai
habis, Arab Saudi masih dapat bertahan dan tidak perlu membebankan
negaranya dengan hutang.

Dalam prinsip ini, Arab Saudi juga menargetkan untuk


20
meningkatkan aset dana investasi publik bisa diimplementasikan
contohnnya dengan memperbaiki pelayanan hotel, memperbanyak
jumlah hotel di sekitar museum atau heritage. Lebih lanjut, Arab Saudi
juga menargetkan untuk meningkatkan kontribusi sektor swasta. Jika
dulu Arab Saudi bersikap tertutup terhadap dunia internasional, maka
dalam Visi Arab Saudi 2030 ini, Arab Saudi mulai memerhatikan sektor
swasta. Bahkan, baru-baru ini, Arab Saudi juga mulai memperhatikan
tenaga kerja asing di Arab Saudi, hal itu dibuktikan dengan disetujuinya
penerapan produk asuransi untuk melindungi hak-hak dan manfaat
pekerja non-Saudi di sektor swasta. Keputusan tersebut mencakup
bahwa negara akan menanggung biaya penerapan produk asuransi. 21

Seperti dilansir Saudi Gazette, Menteri Sumber Daya Manusia dan


Pengembangan Sosial, Ahmed Al-Rajhi menyampaikan terima kasih
19
Habib M. Alshuwaikhat & Ishak Mohammed, Sustainability Matters in National
Development Visions – Evidence from Saudi Arabia‟s Vision for 2013, (Switzerland: MDPI
Publisher, 2017), h. 5.
20
Habib M. Alshuwaikhat & Ishak Mohammed, Sustainability Matters in National
Development Visions – Evidence from Saudi Arabia‟s Vision for 2013, (Switzerland: MDPI
Publisher, 2017), h. 5.
21
https://ihram.co.id. Arab Saudi Luncurkan Asuransi untuk Para Pekerja Asing, Diakses
pada 18 Juli 2020 pukul 09.10 WIB.
34

dan penghargaannya kepada Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman dan
Putra Mahkota Muhammad Bin Salman atas persetujuan mereka. Beliau
menyatakan bahwa, "Produk ini menargetkan pekerja non-Saudi di
fasilitas sektor swasta di Kerajaan, yang akan berkontribusi untuk
menjaga hak-hak pekerja jika mereka terhenti dan mengurangi risiko
efek negatif jika perusahaan runtuh.”22

Dengan mereka mulai membuka diri terhadap dunia internasional


dan memberi perhatian terhadap sektor swasta, setidaknya ruang gerak
sektor swasta semakin banyak sehingga sektor swasta menjadi bagian
dari roda perekonomian Arab Saudi yang juga dapat meningkatkan
perekonomian Arab Saudi, karena dari situ Arab Saudi dapat
memberikan pajak, cukai, dan sebagainya. Di sini, peran pemerintah
seperti akuntan yang tinggal mengkalkulasi dan menghitung pendapatan
dari sektor swasta.

Berdasarkan laporan dari Departemen Umum, Statistika Ekonomi


Kerajaan Arab Saudi tahun 201623, menyatakan bahwa Arab Saudi
memiliki komoditas ekspor besar lainnya selain migas, yaitu plastik,
karet, serta produk olahan plastik dan karet dan produk-produk industri
kimia. Pemerintah Arab Saudi pun seharusnya mulai merambah bagian
kuliner. Seperti contohnya di Indonesia, produksi minuman khas
Thailand, yaitu Thai Tea merupakan minuman khas Thailand yang
sering ditemukan di Indonesia. Untuk Indonesia sendiri, produk Indomie
telah dikenal luas di dunia. Nampaknya, Arab Saudi dapat
memperkenalkan makanan khasnya, seperti nasi kebuli. Pemerintah
Arab Saudi dapat menjadikan nasi kebuli sebagai icon Arab Saudi,
dengan mengekspor atau mulai membuka usaha nasi kebuli di beberapa
negara, mengingat banyak masyarakat Arab Saudi tersebar di beberapa

22
https://ihram.co.id. Arab Saudi Luncurkan Asuransi untuk Para Pekerja Asing, Diakses
pada 18 Juli 2020 pukul 09.15 WIB.
23
General Authority for Statics, Saudi Arabia‟s Non-oil Commodity Exports and Imports
Report 2016, (Arab Saudi: The General Department of Economic Statistics Press, 2016), h. 3.
35

negara lainnya, dengan begitu masyarakat Arab Saudi yang berada di


luar negara Arab Saudi tetap dapat menikmati makanan khasnya,
bahkan dapat dinikmati oleh masyarakat non-Arab. Adanya transaksi
yang semakin meluas dan kuantitas semakin banyak, otomatis
pendapatan terhadap Pemerintah Arab Saudi meningkat. Hal ini juga
dapat melatih masyarakat Arab Saudi untuk lebih kreatif dan tidak
konsumtif.

Lebih lanjut, penulis memiliki saran terhadap Pemerintah Arab


Saudi dalam upaya mengembangkan ekonomi. Sebenarnya Pemerintah
Indonesia dan Pemerintah Arab Saudi dapat merancang MoU mengenai
sektor pariwisata, yaitu dengan pertukaran wisawatawan asing seperti
yang sekarang sedang diusahakan oleh Indonesia dengan beberapa
negara, China, Jepang, Korea Selatan, dan Australia dalam rangka
memulihkan jumlah wisatawan asing pasca pandemi Covid- 1924.
Dengan begitu, Arab Saudi menjadi prioritas negara bagi wisatawan
Indonesia, terlebih mayoritas negara Indonesia adalah Muslim yang
sudah tentu akan sangat tertarik jika Arab Saudi dapat mengemas situs
peninggalan Islam dengan baik. Tidak hanya Indonesia, Malaysia dan
Brunei Darussalam bisa menjadi target lain bagi Arab Saudi untuk
melakukan pertukaran wisatawan asing. Hal ini dapat menjadi nilai plus
bagi ekonomi Arab Saudi.
3. An Ambition Nation atau Ambisi Nasional Negara

Berupa tujuan negara dalam menciptakan sistem kerajaan yang


jelas, transparan, dan akuntabel dengan cara mengoptimalkan seluruh
jajarannya secara birokrasi. Point ini menjadi penting karena memiliki
tugas untuk mengontrol pemerintahan terhadap proyek Saudi Vision
2030 ini. Fokus pemerintah adalah terhadap kasus korupsi yang dapat
menghambat program ini, tidak memberikan toleransi terhadap oknum
birokrasi yang terlibat kasus korupsi, serta meningkatkan mutu

24
Berita harian Metro TV yang ditayangkan pada 20 Juli 2020. Pukul 13.00 WIB.
36

administrasi, transparan dan profesional yang ahli.25

Selain itu, Raja Salman juga memiliki program untuk


mengembangkan sumber daya manusia. Sekitar 500.000 karyawan akan
dilatih dengan keterampilan yang tepat melalui pembelajaran jarak jauh.
Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan produktivitas pegawai sektor
pemerintah melalui penerapan standar manajemen kinerja yang tepat,
serta menyediakan pelatihan secara professional dalam berbagai
bidang pengetahuan. Kerajaan Arab Saudi juga akan organisasi
memberikan bantuan sosial secara lokal, regional dan internasional.26

Selain itu, komponen penting dari visi ini adalah Program


Transformasi Nasional (NTP) 2020.27 Melalui NTP, Kerajaan Arab
Saudi menargetkan penambahan lapangan kerja, pemberdayaan sektor
swasta, penguatan relasi antara publik dengan swasta, dan
memaksimalkan produk lokal, serta mengembangkan infrastruktur
digital.28

Berdasarkan tiga pilar yang telah penulis jelaskan sebelumnya, Visi


Arab Saudi 2030 dibagi ke dalam tiga belas program, yaitu:29

1. Program Realisasi Kualitas Hidup

Program Realisasi Kualitas Hidup merupakan suatu program kerja

25
Citra Nur Hikmah, Saudi Vision: Reformasi Ekonomi Arab Saudi, (Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta Press, 2019), h. 34-35.
26
Habib M. Alshuwaikhat & Ishak Mohammed, Sustainability Matters in National
Development Visions – Evidence from Saudi Arabia‟s Vision for 2013, (Switzerland: MDPI
Publisher, 2017), h. 7.
27
Program Transformasi Nasional (NTP) 2020 adalah rencana ekonomi yang dirancang
oleh pemerintah Arab Saudi sebagai bagian dari perencanaan pembangunan Visi 2030 Arab Saudi,
untuk mendiversifikasi pendapatan ekonominya dari industri minyak. (Sumber: laman berita
internasional, https://www.qz.com diakses pada 10 Juli 2020. Pukul 19.10 WIB)
28
Habib M. Alshuwaikhat & Ishak Mohammed, Sustainability Matters in National
Development Visions – Evidence from Saudi Arabia‟s Vision for 2013, (Switzerland: MDPI
Publisher, 2017), h. 6-7.
29
https://vision2030.gov.sa. Vision Realization Program, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
20.34 WIB
37

untuk meningkatkan kualitas dari gaya hidup individu dengan


mengembangkan ekosistem yang mendorong partisipasi warga dan
penduduk dalam kegiatan budaya, lingkungan, dan olahraga sehingga
Arab Saudi mendapatkan peringkat terbaik kota-kota di dunia.30

2. Pengembangan Sektor Keuangan

Program Realisasi Pengembangan Sektor Keuangan bertujuan untuk


mengembangkan sektor keuangan yang terdiversifikasi dan efektif
untuk dalam mendukung pengembangan ekonomi nasional,
diversifikasi sumber pendapatan Arab Saudi terhadap pendapatan
minyak bumi, mendorong masyarakat agar memiliki tabungan,
keuangan, dan investasi. Program ini dapat terlaksana jika lembaga
keuangan dapat mendukung pertumbuhan sektor swasta,
memastikan pembentukan pasar modal yang maju, dan
mempromosikan perencanaan keuangan, untuk menjaga stabilitas
dan soliditas sektor keuangan.31

3. Program Perumahan

Program Realisasi Perumahan bertujuan untuk memberikan solusi


terhadap masyarakat Saudi untuk memiliki rumah berdasarkan
kebutuhan dan kemampuan keuanagn mereka dan meningkatkan
kondisi perumahan untuk generasi sekarang dan generasi selanjutnya
melalui penyediaan pembiayaan yang sesuai dan terjamin.32

4. Program Penyeimbangan Fiskal

Program Realisasi Penyeimbangan Fiskal mencakup pengawasan


dan tinjauan atas kinerja fiskal yang bertujuan untuk

30
https://vision2030.gov.sa. Vision Realization Program, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
20.40 WIB
31
https://vision2030.gov.sa. Vision Realization Program, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
20.42 WIB
32
https://vision2030.gov.sa. Vision Realization Program, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
20.45 WIB
38

memaksimalkan pendapatan Kerajaan Arab Saudi dalam sektor


minyak dan non-minyak. Untuk mencapai keseimbangan fiskal,
program ini juga mempertahankan keuangan negara secara stabil
dan memperkirakan kemampuan negara untuk meminjam dana dari
pasar lokal dan internasional sesuai dengan strategi utang jangka
menengah.33

5. Program Trasformasi Nasional (NTP)

Program Transformasi Nasional (NTP) bertujuan untuk mencapai


keunggulan operasional pemerintah, meningkatkan pemberdayaan
ekonomi, dan meningkatkan standar hidup melalui:

 Mempercepat pelaksanaan proyek infrastruktur primer dan


digital.

 Melibatkan pemangku kepentingan dalam mengidentifikasi


tantangan, menciptakan solusi bersama, dan berkontribusi
untuk implementasikan gagasan-gagasan dari program-program
yang telah dirancang.34
6. Investasi Dana Publik

Program Realisasi Dana Investasi Publik bertujuan untuk


memperkuat investasi dana terhadap masyarakat. Selain itu, program
ini membangun kemitraan ekonomi yang kuat dan membantu peran
Kerajaan Arab Saudi baik secara regional maupun global. 35

7. Program Privatisasi

Program Realisasi Visi Privatisasi meningkatkan peran sektor swasta


dalam penyediaan layanan dan ketersediaan aset pemerintah. Selain
33
https://vision2030.gov.sa. Vision Realization Program, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
20.48 WIB
34
https://vision2030.gov.sa. Vision Realization Program, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
20.50 WIB
35
https://vision2030.gov.sa. Vision Realization Program, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
20.55 WIB
39

itu, program ini juga bertujuan menarik investasi asing langsung dan
meningkatkan neraca pembayaran.36

8. Promosi terhadap Perusahaan Nasional

Program Realisasi Promosi terhadap Perusahaan Nasional dirancang


untuk memberdayakan lebih dari 100 perusahaan dengan peluang
merubahnya dari perusahaan lokal menjadi perusahaan regional
terkemuka atau dari perusahaan regional terkemuka menjadi
perusahaan global terkemuka. Program ini dapat menciptakan lebih
banyak peluang kerja.37

9. Pengembangan Industri dan Logistik Nasional

Program Realisasi Pengembangan Industri dan Logistik Nasional


bertujuan untuk menjadikan Kerajaan Arab Saudi sebagai kekuatan
industri terkemuka dan platform logistik internasional di sejumlah
bidang yang menjanjikan (berfokus pada penerapan teknologi 4G
untuk industri). Program ini berfokus pada empat sektor utama:
industri, pertambangan, energi dan logistik. Program ini didesain
dengan serangkaian stategi digital yang mencakup pengembangan
sistem yang sesuai; menyediakan pembiayaan yang dibutuhkan;
mengembangkan infrastruktur, lahan industri dan lahan individu;
memperluas pengimplementasian digitalisasi; meningkatkan
penelitian, inovasi dan pelatihan, dll.38

10. Program Strategis Kemitraan

Program Realisasi Strategis Kemitraan bertujuan memperkuat posisi


Arab Saudi secara regional dan global dan mendorong integrasi

36
https://vision2030.gov.sa. Vision Realization Program, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
20.57 WIB
37
https://vision2030.gov.sa. Vision Realization Program, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
20.59 WIB
38
https://vision2030.gov.sa. Vision Realization Program, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
21.05 WIB
40

GCC dengan mengadakan serangkaian kemitraan strategis di


berbagai bidang.39

11. Program Haji dan Umrah

Program Realisasi Haji dan Umrah memungkinkan umat Islam


untuk melaksanakan haji dan umrah sepenuhnya; memperkaya dan
memperdalam pengalaman mereka dengan menyiapkan dua masjid
suci; mengimplementasikan nilai-nilai Islam; mengembangkan situs
pariwisata dan budaya dunia; memberikan layanan terbaik sebelum,
selama dan setelah kunjungan mereka ke Mekah dan Madinah; dan
mencerminkan citra Kerajaan Arab Saudi yang cerah dan beradab
dalam melayani Dua Masjid Suci.40

Mengenai hal ini, penulis ingin berpendapat jika kuota haji dan
umroh ditambahkan, maka hal ini juga menjadi sumber pendapatan
Arab Saudi lainnya, karena semakin sering transaksi yang terjadi
dari Kedutaan Besar Arab Saudi di masing-masing negara maka
akan semakin banyak quantity atau jumlah pendapatan dalam sektor
ini.

12. Pengembangan Sumber Daya Manusia

Program Realisasi Pengembangan Sumber Daya Manusia bertujuan


untuk meningkatkan sistem pendidikan dan pelatihan di semua tahap
pendidikan, dari pendidikan dasar hingga pendidikan menengah dan
memberikan pelatihan untuk mencapai tingkat internasional secara
dinamis dan sejalan dengan kebutuhan dunia. Program ini juga akan
mengembangkan semua komponen sistem pendidikan dan pelatihan,
termasuk guru, pelatih, staff institusi pendidikan, sistem evaluasi,
kualitas, kurikulum yang akan mampu bersaing secara

39
https://vision2030.gov.sa. Vision Realization Program, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
21.07 WIB
40
https://vision2030.gov.sa. Vision Realization Program, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
21.10 WIB
41

internasional.41

13. Memperkaya Karakter Nasional

Program Realisasi Memperkaya Karakter Nasional dengan


mengembangkan serangkaian nilai-nilai yang berakar pada warisan
Kerajaan Arab Saudi dan warisan Islam, yang bertujuan untuk
memperkuat rasa nasionalisme dan menumbuhkan nilai-nilai
toleransi, moderasi, ketekunan serta tekad melalui kebijakan yang
dirancang untuk memperkuat nilai-nilai kewirausahaan,
kedermawanan, kesukarelaan, keunggulan, kerja keras, ambisi, dan
optimisme.42

B. Respon Kaum Wahabi terhadap Visi 2030 Arab Saudi

Seperti yang penulis singgung di awal secara singkat apa itu Wahabi dan
bagaimana peran di Negara Arab Saudi. Wahabi, adalah salah satu aliran dalam
Islam yang mempopulerkan gagasan pemurnian terhadap ajaran-ajaran Islam yang
dicetuskan oleh Muhammad bin Abd al-Wahab sekitar abad 18. Aliran Wahabi ini
berpusat di Arab Saudi dan perkembangannya terbilang cukup pesat. Penyebaran
Wahabi yang begitu pesat karena ada dukungan dari Kerajaan Saud yang
menopangnya. Kesepakatan untuk menyebarluaskan Aliran Wahabi ini dilakukan
oleh Muhammad ibn Saud, tokoh Bani Saud dengan Muhammad bin Abd al-
Wahab.43 Dengan ditetapkannya Arab Saudi sebagai negara yang sah pada tahun
1932, paham Wahabi pun turut serta dideklarasikan sebagai ideologi negara Arab
Saudi.

Purifikasi terhadap ajaran-ajaran Islam yang digaungkan oleh Wahabi sangat


menentang keras segala bentuk amaliyyah44 yang berbau takhayul, sufistik45, dan

41
https://vision2030.gov.sa. Vision Realization Program, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
21.15 WIB
42
https://vision2030.gov.sa. Vision Realization Program, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
21.17 WIB
43
Khaled, Abou El-Fadl, The Great Theft: Wresting Islam from the Extrimists, (San
Fransisco: Harper Publisher, 2005), h. 7.
44
Amaliyyah dalam Bahasa Arab Modern bermakna proses, atau pekerjaan/tindakan yang
42

bid‟ah.46 Cara berpikir mereka terhadap instrumen-instrumen agama pun sangat


tekstualis dan konservatif. Demikian juga dengan semangat beragama mereka
yang sangat mengedepankan ijtihad dan menganggap satu-satunya kebenaran
bersumber dari ulama mereka.

Bahkan pada masa awal ekspansinya, Wahabiyyin tidak segan-segan


memerangi orang atau kabilah yang menolak ajaran mereka. Bila dakwah lisan
tidak ditolerir, maka dakwah pedang menjadi pilihan selanjutnya. Sehingga, tak
sedikit orang-orang yang terpaksa mengikuti ajaran mereka, atau paling tidak
melarikan diri ke daerah lain.47 Di antara beberapa prinsip atau ajaran Wahabi
ialah:

1. Mengembalikan ajaran Islam kepada Al-Quran dan Sunah

2. Memurnikan pemikiran Islam dari tauhid yang menyesatkan dan


berorientasi pada tauhid ubudiyyah48

3. Menindak tegas segala bentuk amaliyah bid‟ah dan takhayul. Bagi


kalangan Wahabi, semua yang tidak memiliki referensi dari Nabi
adalah sesat sehingga berdampak pada ketidakmampuan kalangan
Wahabi untuk melaksanakan ajaran agama secara dinamis.

4. Menghidupkan semangat jihad, dan lain-lain.49

sedang berlangsung. (Sumber: www.kompasiana.com


45
Dalam KBBI Sufistik adalah bersifat atau beraliran sufi, berkaitan dengan ilmu tasawuf.
Adapun Tasawuf menurut Imam al-Ghazali adalah ilmu untuk mendekatkan diri kepada Allah
SWT, dengan cara membersihkan hati dan mensucikan jiwa, guna memperoleh kebahagiaan sejati.
(Sumber: www.kompasiana.com )
46
Secara umum bid‟ah adalah segala sesuatu yang dicontohkan tanpa ada contoh
sebelumnya. (Sumber: https://islam.nu.or.id)
47
Mukti, Ali, Alam Pikiran Islam Modern di Timur Tengah, (Jakarta: Djambatan, 1995), h.
54.
48
Kata „ubudiyah berasal dari kata „abada yang berarti mengabdikan diri (ibadah),
beribadah kepada Allah SWT dan menyembahnya. (Sumber: Zainuddi, Ilmu Tauhid Lengkap,
(Jakarta: Rineke Cipta, 1992), h. 20.)
49
Nashir bin Abdul Karim, Hanya Islam Bukan Wahabi, (Jakarta: Darul Falah, 2006), h.
438.
43

Pada awalnya, kemunculan Wahabi ini dicurigai memiliki banyak


kejanggalan, diduga kuat Inggris adalah aktor di balik pergerakan mereka. Misinya
adalah untuk menguatkan hegemoni dan otoritas mereka di kawasan Arab yang
kaya akan minyak dan gas alam. Dinasti Utsmani yang saat itu merupakan musuh
terberat akan dibuat tunduk dengan semangat koloni yang dijalin Saudi dan
Inggris.50 Atas dasar hasil kerja sama ini, Saud akhirnya mendapat otoritas penuh
dari Inggris untuk memimpin kawasan Arab. Kemudian, Saudi bahu-membahu
51
bersama Wahabi membangun negara atas kepentingan ideologis hingga hari ini.
Paham Wahabi yang seakan-akan menentang keras modernism ini menjadi hal
yang menarik untuk dikaji mengingat Arab Saudi mencetuskan Visi Arab Saudi
2030 yang program-programnya merupakan modernism dan bersikap sangat
dinamis. Tidak dapat dimungkiri bahwa Wahabi sangat dominatif dalam
menentukan kebijakan dan regulasi Kerajaan Saudi selama ini. Wahabi dengan
semangat konservatif dan fundamentalisnya yang mengkonstruksi sektor sosial,
budaya, dan keagamaan Saudi. Tercetusnya kebijakan reformasi ekonomi dan
sosial oleh Muhammad bin Salman akan berimplikasi pada posisi Wahabi.
Bertransformasi ke arah yang lebih moderat merupakan salah satu alternatifnya. 52

Sejauh ini, ulama Wahabi hanya mampu untuk berdiam diri dan tidak bisa
berbuat apa-apa, mengingat keputasan raja yang bersifat mutlak sehingga tak ada
celah bagi mereka untuk memberontak. Selain itu, pihak kerajaan sudah mulai
meningkatkan pengawasan terhadap ulama-ulama yang dianggap
mengkampanyekan semangat ekstrimisme. Ekstrimisme merupakan masalah utama
bagi Arab Saudi dalam memodernisasi berbagai aspek kehidupan dan
menghadirkan Islam Moderat di negaranya. 53

Adapun ulama-ulama yang memberanikan diri menyatakan


ketidaksetujuannya terhadap keputusan kerajaan, maka kerajaan akan
menindakanjutinya. Seperti yang terjadi pada September lalu, beberapa ulama dan
imam masjid telah dipecat dan ditahan karena terindikasi meyebarkan paham

50
Khaled, Abou El-Fadl, The Great Theft: Wresting Islam from the Extrimists, (San
Fransisco: Harper Publisher, 2005), h. 39.
44

ekstrimisme. Syekh Awad al-Qarni, Syekh Salman al-Awda beserta saudara laki-
lakinya adalah di antara ulama-ulama yang ditahan dan dijebloskan ke penjara
54
isolasi tanpa tuntutan yang jelas. Namun, ada juga yang mensupport kebijakan
reformasi kerajaan, terutama soal penegakan hukum memberantas korupsi. 55

Penulis berpendapat bahwa, minimnya gejolak atau demonstrasi yang


dilakukan oleh Wahabi di Arab Saudi karena memang mayoritas Pemerintahan di
Arab Saudi diduduki oleh Wahabi. Walaupun tidak secara tersurat menyatakan
bahwa petinggi pemerintahan Arab Saudi memanglah seorang Wahabi, namun
sistem birokrasi Saudi mendukung otoritas tradisi Kerajaan yang bergantung pada
56
individu yang sebagian besar berlatarbelakang Wahabi. Hal ini terlihat sangat
jelas, karena lingkungan kerajaan berasal dari keluarga bangsawan Wahabi.
Contohnya, Pangeran Abdulaziz bin Saud bin Nayef Al Saud menduduki posisi
penting sebagai Menteri Dalam Negeri sejak Juni 2017. Bahkan, Putra Mahkota
Arab Saudi yang juga Wakil Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan Arab,
57
Muhammad bin Salman al-Saud merupakan seorang Wahabi. Pada poin ini kita
melihat bahwa elite Wahabi tidak mayoritas namun juga menduduki posisi dalam
pemerintahan yang penting. Penulis juga berpendapat bahwa, tidak adanya gejolak
dari pemerintahan mengenai reformasi dan modernisasi Arab Saudi, karena
pemerintahan Arab Saudi itu sendiri diduduki oleh Wahabi. Selain itu, Arab Saudi
merupakan negara monarkhi absolut yang menitikberatkan semua pengambilan
keputusan, kebijakan dan peraturan berasal dari Raja. Sehingga masyarakat Arab
Saudi tidak berani untuk memprotes atau menentang keputusan Raja.

Arab Saudi yang secara tegas berlandaskan Islam, baik itu dalam
konstitusinya maupun secara ideologi dan bernafasakan Islam dalam seluruh aspek
kehidupannya, sudah tentu mengamalkan firman-firman Allah. Seperti firman
Allah yang memerintahkan untuk menaati dalam Q.S. an-Nisa ayat 59:

54
https://www.arabnews.com. Detained Saudi preacher Awad Al-Qarni: Justifier or Terror,
diakses pada 11 Juli 2020 pukul 12.18 WIB.
55
Mahmud ,Hibatul Wafi, Diskursus Reformasi Arab Saudi: Kontestasi Kerajaan Saudi
dan Wahabi, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Press, 2018), h. 237.
45

( ْ‫يَٰٓأَيُهَا ٱّلَذِينَ ءَامَنُىٓا۟ أَطِيعُىا۟ ٱّلّلَهَ وَأَطِيعُىا۟ ٱّلّرَسُىلَ وَأُوّ۟لِى ٱّلْأَ ْمّرِ مِنكُم‬
٩٥:‫(ٱّلنِّسَاء‬
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu." (Q.S An-Nisa: 59)

Berdasarkan ayat tersebut, dapat disimpulakan bahwa salah satu pedoman


pelaksaan pemerintahan perpolitikan Islam (siyasah) adalah dengan mengamalkan
ayat-ayat al-Quran sebagai landasan konstitusi Arab Saudi. Apabila al-Quran saja
memerintahkan untuk menaati Allah, menaati Rasullah, dan menaati pemimpin
maka masyarakat Arab Saudi harus menaati semua kebijakan dan peraturan yang
dikeluarkan oleh Raja, selama keputusan dan peraturan tersebut tidak bertentangan
dengan perintah Allah dan Rasullnya. Rasulullah SAW pun pernah berkata untuk
menaati perintah pemimpin, karena pemimpinlah yang akan meneruskan
perjuangan Rasulullah SAW. Adapun, bagi masyarakat atau ualam yang
memberontak adalah wajar karena mereka harus beradaptasi dan mengalami culture
shock dan merasa tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Selama ini, Arab Saudi
menafsirkan al-Quran dan Sunah secara tekstual, sehingga penafsiran yang
dipahami oleh Arab Saudi berkesan rigid dan strict. Sekalipun ijtihad memang
pernah dilakukan tapi hanya sedikit.

Tapi mengingat keadaan ini, lebih lanjut penulis berpendapat, mungkin salah
satu alasan untuk mengeluarkan keputusan reformasi dan modernisasi Arab Saudi
sebagai langkah pemerintah untuk menghilangkan kemudharatan, dengan
menggunakan asas qawaid fiqhiyyah, yaitu “Adh-Dhararu Yuzaalu” yang
bermakna bahwa kemudharatan harus dihilangkan. Apabila, Arab Saudi terus
menerus bersikap tertutup, rigid, dan strict menimbulkan kemudharatan maka
kemudharatan tersebut harus dihilangkan. Selain itu, jika Arab Saudi hanya
bergantung pada minyak yang sewaktu-waktu dapat habis dan tidak dapat
diperbaharui, dapat dibayangkan jika Arab Saudi sebagai negara ekspor minyak
terbsesar di dunia sewaktu-waktu harus mengimpor minyak dari negara yang
pernah diekspornya, maka marwah dan kualitas negara tersebut akan turun dan
memungkinkan Arab Saudi menjadi negara miskin. Hal tersebut tentu merupakan
46

kemudharatan besar bagi Arab Saudi yang harus dihilangkan.

C. Peluang dan Tantangan Gerakan Modernisasi Muhammad bin Salman

Sumber pemasukan Negara Arab Saudi sangat bergantung pada hasil minyak
bumi yang telah telah terjadi sejak 3 Maret 1938, di mana sumber minyak tersebut
ditemukan di negara Arab Saudi. Sektor minyak menyumbang 70% pendapatan
negara yang memiliki cadangan minyak sebesar 268 miliar barel (Gbbl) atau yang
terbesar di dunia. Namun, kejayaan minyak yang telah mengangkat ekonomi
kerajaan itu belakangan mulai surut sehingga mereka mengalami defisit besar-
besaran. Saat ini, harga minyak dunia dijual pada kisaran US$40 per barel.
Padahal, di awal 2014 harga minyak masih US$100 per barel, sehingga Arab Saudi
harus menghadapi defisit anggaran sebesar US$100 miliar pada 2015.58

Di samping permasalahan defisit akibat penurunan harga minyak tersebut,


Arab Saudi juga dihadapkan pada berbagai persoalan seperti kebutuhan perumahan
yang layak dan jumlah pengangguran yang besar, serta besarnya subsidi. Hampir
separuh penduduk kerajaan itu kini berusia di bawah 25 tahun dan jutaan penduduk
mencari pekerjaan. Berbagai permasalahan yang sedang dialami oleh Arab Saudi
saat ini, maka tidaklah mustahil jika negara tersebut nantinya akan meminjam uang
kepada sejumlah bank ataupun lembaga keuangan internasional. Apabila benar
terjadi, peminjaman uang memberi sinyal bahwa kerajaan itu sedang mencari cara
untuk menjalankan ekonominya setelah anjloknya harga minyak. 59

Di satu sisi, peringkat konsumsi pribadi Arab Saudi meningkat dari dari
38,1% pada 2019 sampai dengan 41.5% pada Maret 2020.60 Hal ini tentu menjadi
sebuah tantangan tersendiri bagi Kerajaan Arab Saudi untuk menyikap perilaku
konsumtif pada masyarakatnya. Selain itu, tidak dapat dipungkiri bahwa sumber
daya alam Arab Saudi berasal dari migas, yaitu minyak (25% cadangan minyak

58
Sita Hidriyah, Reformasi Ekonomi Arab Saudi, (Jakarta: Pusat Penelitian Badan Keahlian
DPR RI Press, 2016), h. 6.
59
Sita Hidriyah, Reformasi Ekonomi Arab Saudi, (Jakarta: Pusat Penelitian Badan Keahlian
DPR RI Press, 2016), h. 6.
60
https://www.ceicdata.com. Saudi Arabia Real GDP, Diakses pada 12 Juli 2020 pukul
14.51 WIB
47

dunia), gas (40% cadangan gas dunia), mineral (emas, perak, tembaga), mineral
non-metal, dan air (84% air bawah tanah, 10% air permukaan, 5% air desalinasi air
61
laut, 1% air daur ulang). Memang, tidak seperti Indonesia yang memiliki
keanekaragaman sumber daya alam, hal ini juga menjadi tantangan bagi Arab Saudi
untuk dapat mempromosikan negaranya jika tidak ingin lagi bergantung kepada
minyak. Strategi yang matang dan marketing sangat diperlukan terutama jika Arab
Saudi mulai melirik sektor pariwisata.

Melirik kondisi sosial di Arab Saudi, sebagaimana diketahui secara umum,


Arab Saudi merupakan negara Islam yang dibangun berlandaskan al-Quran dan
Sunah sebagai asas konstitusi negaranya. Konsekuensinya adalah ulama-ulama
Wahabi memiliki peran dan terlibat dalam pemerintahan Arab Saudi. Selain itu,
latar belakang historis Arab Saudi yang tidak bisa dipisahkan dari peran kelompok
Wahabi baik dalam pendirian negara maupun pemerintahannya. Saudi harus
menyadari betapa asas konservatif yang dipupuk oleh Wahabi di negaranya telah
62
mengakar cukup lama, sehingga ini bukanlah sesuatu yang mudah untuk diatasi.

Di antara terobosan reformasi sosial, selain ruang publik bagi perempuan


yang diinisiasi oleh pihak kerajaan adalah pemberian lisensi bagi industri bioskop
untuk beroperasi yang direalisasi pada Mei 2018 ini. Berkenaan dengan ini,
mengutip dari pernyataannya Menteri Kebudayaan dan Informasi, Dr. Awwad
Alawwad mengatakan, “Langkah ini hadir sebagai bagian dari agenda reformasi
sosial dan ekonomi dalam bingkai “Visi 2030” di bawah kepemimpinan Putra
Mahkota Muhammad bin Salman. Keputusan untuk mengizinkan bioskop adalah
inti program pemerintah untuk mendorong dan mengapresiasi budaya lokal yang
terbuka serta memperkaya kebudayaan masyarakat Saudi”. Bagi masyarakat Arab
Saudi sendiri, ada pro dan kontra mengenai modernisasi di Arab Saudi. Tantangan
yang harus mereka hadapi adalah bagaimana mereka beradaptasi dengan
modernisasi terutama dalam mengimpementasikan Islam yang moderat. Culture
shock dianggap merupakan hal yang akan dialami oleh sebagian msyarakat Arab

61
https://kemlu.go.id. Profil Kerajaan Arab Saudi, diakses pada 12 Juli 2020 pukul 14.55
WIB.
48

Saudi.

Dalam hal ini, penulis berpendapat beberapa peluang yang bisa


dikembangkan di Arab Saudi, untuk menyukseskan Visi Arab Saudi 2030. Pertama
dari sektor pendidikan. Arab Saudi merupakan the heart of Islam, Pemerintah Arab
Saudi dapat membangun universitas berskala internasional dan mengembangkan
serta menambahkan program-program studi lainnya, sehingga akan menarik
mahasiswa internasional yang ingin belajar lebih banyak mengenai Islam. Seperti
Universitas Islam Madinah yang telah menjalin hubungan kerjasama internasional
dengan beberapa universitas di dunia, yaitu dengan Dar Al Salam Islamic
University dan Mawlana Malik University di Indonesia, Salafi University di India,
63
serta Rutgers Univeristy di Amerika Serikat. Ke depannya, pendidikan tinggi di
Arab Saudi dapat membuka jurusan baru lainnya dengan bahasa pengantar, Bahasa
Inggris. Dengan begitu, akan menarik banyak mahasiswa internasional untuk
belajar di Arab Saudi. Ini juga menjadi tambahan pendapatan bagi Arab Saudi.
Pemuda di Arab Saudi pun dapat bersaing dengan pemuda internasional lainnya,
karena di didik untuk siap bersaing secara internasional. Ini juga merupakan salah
satu program dari pilar An Ambition Nations. Sebagai jantungnya Islam, Arab Saudi
bisa membangun pusat penelitian kajian Islam, karena banyak peninggalan Islam
di Arab Saudi.

Kedua, dari segi sosial. Pembaharuan terhadap peran perempuan yang


semakin meluas menjadi peluang bagi Arab Saudi untuk dapat memanfaatkan
potensi-potensi yang dimiliki oleh perempuan, seperti menjahit, kerajinan tangan,
dan memasak. Selain itu, pembaharuan terhadap interaksi antara lawan jenis. Tidak
dapat dipungkiri bahwa dalam beberapa aspek, diskusi meti dilakukan dengan
lawan jenis, terlebih lagi mengenai ekonomi. Memang dalam hal ini, tidak sesuai
dengan paham Wahabi, namun berdasarkan ilmu sosial menyatakan bahwa manusia
adalah mahluk sosial sehingga manusia memerlukan interaksi dan bersosial yang
tidak hanya sesama jenis.

Ketiga, dari segi kemanusiaan. Citra Arab Saudi yang terkenal dengan
pembungkaman hak asasi manusia, sedikit demi sedikit bisa diperbaiki. Contohnya
49

dengan memiliki program studi tentang hak asasi manusia di universitas Arab
Saudi. Ini akan menjadi gebrakan yang positif bagi Arab Saudi untuk memperbaiki
citra Arab Saudi yang selama ini terkenal sebagai negara yang kasar dan memiliki
banyak kasus pelanggaran hak-hak asasi manusia. Sebagai anggota dari PBB,
seharusnya Arab Saudi mengakui hak-hak asasi manusia yang sesuai dengan syariat
Islam, contohnya mengikutsertakan perempuan dalam bidang pemerintahan, karena
hak untuk memilih dan dipilih adalah hak setiap individu, tidak peduli apakah dia
laki-laki atau perempuan. Karena selama ini, pemerintahan Arab Saudi hanya diisi
oleh laki-laki dan yang memiliki hubunga kekerabatan dengan raja sebelumnya.

Keempat dari segi pariwisata. Secara geografis, letak Arab Saudi dipenuhi
oleh padang pasir. Namun, seperti yang telah penulis jabarkan sebelumnya, Arab
Saudi merupakan jantungnya Islam, dengan begitu pasti banyak peninggalan
sejarah Islam di Arab Saudi, ini bisa menjadi potensi objek pariwisata bagi Arab
Saudi, dengan membangun museum. Selain padang pasir, sebenarnya Arab Saudi
juga memiliki pegunungan yang terletak di bagian Barat Daya Arab Saudi
(Pegunungan Asir).64 Seakan menjadi objek wisata yang terpendam, karena
pemandangan di Pegunungan Asir ini sangat indah dan sejuk. Ini bisa menjadi
peluang pariwisata Arab Saudi mengingat selama ini yang khalayak ketahui adalah
Arab Saudi hanya memiliki padang pasir yang gersang dan panas.

Memang selama ini Arab Saudi memfokuskan Mekkah dan Madinah sebagai
objek pariwisata, boleh berbisnis di sana, namun penulis berpendapat jika tempat
ibadah dijadikan pusat commercial sedikit tidak etis dan kurang bijak. Pemerintah
Arab Saudi pun dapat menjalin kerjasama dengan beberapa negara lainnya untuk
mengembangkan sektor pariwisata Islam melalui international travel agency,
contohnya Arab Saudi dapat bekerjasama dengan Turki karena Turki juga
memiliki banyak peninggalan Islam.

Kemudian dalam sektor hiburan, Arab Saudi mengadakan konser pertama


kalinya pada tahun 2019 lalu. Reformasi dan modernisasi yang dilakukan oleh

64
https://kemlu.go.id. Profil Kerajaan Negara Arab Saudi, diakses pada 12 Juli 2020 pukul
14.23 WIB.
50

Arab Saudi sudah pasti mendapat kecaman dan kritik dari negara lain. Namun, ini
merupakan hal yang wajar. Pemerintah Arab Saudi juga harus mulai menerima
kritikan yang diberikan kepadanya, mengingat bentuk kritik sebenarnya adalah
untuk membangun negara itu sendiri. Selain itu, tahap demi tahap dengan
melakukan sosialisasi Visi Arab Saudi 2030 juga perlu dilakukan, agar masyarakat
dapat beradaptasi dengan perubahan yang ada.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan pada bab-bab sebelumnya, penulis mengambil


kesimpulan bahwa :

1. Peran Muhammad bin Salman sebagai putra mahkota cukup besar dalam
modernisasi dan reformasi Arab Saudi. Muhammad bin Salman melalui
gagasannya, merumuskan Visi Arab Saudi 2030 yang dituangkan ke
dalam kebijakan-kebijakannya. Adapun, Visi Arab Saudi 2030 terdiri atas
tiga pilar penting, yaitu: A Vibrant Society atau Masyarakat yang
Dinamis, A Thriving Economy atau Pengembangan Ekonomi, dan An
Ambition Nation atau Ambisi Nasional Negara. Ketiga pilar tersebut
kemudian oleh Muhammad bin Salman direalisasikan ke dalam dua belas
program kerja. Setelah adanya kebijakan tersebut, untuk pertama kalinya
Arab Saudi mengadakan konser internasional pertama dan perempuan
memiliki hak yang sama dengan laki-laki.

2. Adapun yang melatarbelakangi perubahan sikap Arab Saudi dari


konservatif menjadi modern adalah untuk menghilangkan
ketergantungannya terhadap minyak bumi yang merupakan sumber
energi tidak dapat diperbaharui dan dapat habis di kemudian hari. Selain
itu, harga minyak bumi terus mengalami penurunan karena semakin
banyaknya negara yang mencari energi alternatif pengganti minyak bumi.
Mau tidak mau, Arab Saudi harus melakukan reformasi dan modernisasi
terhadap negaranya agar sumber perekonomiannya dapat terus berjalan
dan terus melakukan inovasi. Untuk itulah, Muhammad bin Salman pada
akhirnya mencanangkan Visi 2030 Arab Saudi sebagai langkah awal bagi
Arab Saudi untuk memoderisasi negaranya agar perekonomiannya tetap
stabil.

51
52

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, bahwa dengan adanya perubahan yang amat


signifikan di tengah tengah masyarakat kerajaan Saudi tentulah ini menjadi
culture shock dan pasti akan banyak menimbulkan pro dan kontra bahkan juga
akan mengakibatkan lengsernya kekuasaan.

Penulis memiliki saran bahwasanya pemerintah Arab Saudi harus memiliki


peran aktif dalam mensosialisasikan kebijakan yang diambil kepada
masyarakatnya. Kemudian penulis memliki saran, demi terwujudnya Negara atau
kerajaan Arab Saudi yang sukses mencapai visi arab Saudi 2030 , salah satunya
melalui pendidikan agar ditambahkan mata pelajaran bahasa asing agar pemuda
pemudi Arab Saudi tidak merasa kaget ketika dihadapkan dengan bahasa asing
selain bahasa yang digunakan di Arab Saudi.
DAFTAR PUSTAKA

Buku dan Jurnal

Al-Qur‟an al-Karim
Abou El Fadl, Khaled. The Great Theft: Wresting Islam from the Extrimists. San
Fransisco: Harper Publisher.2005.
Ali, Mukti. Alam Pikiran Islam Modern di Timur Tengah. Jakarta: Djambatan.
1995.
Alrebh, Abdullah F. A Wahhabi Ethic in Saudi Arabia: Power, Authority, and
Religion in Muslim Society. USA: Grand Valley State University Press.
2017.
Alshuwaikhat Habib M. & Ishak Mohammed. Sustainability Matters in National
Development Visions – Evidence from Saudi Arabia‟s Vision for 2013.
Switzerland: MDPI Publisher.2017.
B.A., Albassam. Political Reform in Saudi Arabia: Necessity or Luxury?. Taylor
& Francis Group.2011.
E. Gearon. Turning Points in Middle Eastern History. Virginia: The Great
Courses. 2016.
General Authority for Statics. Saudi Arabia‟s Non-oil Commodity Exports and
Imports Report
2016. Arab Saudi: The General Department of Economic Statistics Press. 2016.
Haryadi, Panji. Peran Muhammad bin Salman terhadap Perubahan Pilar
Kenegaraan Arab Saudi.Jakarta: JURNAL ICMES Press. 2018.
Hidriyah, Sita. Reformasi Ekonomi Arab Saudi. Jakarta: Pusat Penelitian Badan
Keahlian DPR RI Press. 2016.
Hikmah, Citra Nur. Saudi Vision: Reformasi Ekonomi Arab Saudi. Jakarta:
Universitas Negeri Jakarta Press. 2019.
Maggalatung, H.A. Salman & Nur Rohim Yunus. Pokok-Pokok Ilmu Negara.
Bandung: Fajar Media. 2013.
Mahmud & Hibatul Wafi. Diskursus Reformasi Arab Saudi: Kontestasi Kerajaan
Saudi dan Wahabi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Press.
2018.
Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana. 2014.
Nashir bin Abdul Karim. Hanya Islam Bukan Wahabi. Jakarta: Darul Falah. 2006.

53
54

Rikandi, Nosambi. Mendektesi Pengaruh Pasar Minyak Dunia Terhadap Krisis


Harga. Jakarta: Universitas Bunda Mulia Press. 2012.
Rohim, Nur. Kedudukan Konstitusi dalam Praktik Ketatanegaraan Saudi Arabia.
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Press. 2013.
S. Henderson. After King Fahd: Succession In Saudi Arabia. Washington: The
Washington Institute for Near East Policy Perss. 1995.
Soekanto, Soerjono & Sri Mamuji. Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan
Singkat. Jakarta: UI Press. 1990.
Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum.Jakarta: UI Press.2015.
Syafrizal, M. Izaqi. Pengaruh Kelompok Wahabi terhadap Politik Luar Negeri
Arab Saudi dalam Arab Spring di Mesir tahun 2011-2013. Surabaya:
Universitas Airlangga Press. 2016.
Wafi, Mahmud Hibatul. Diskursus Reformasi Arab Saudi: Kontestasi Kerajaan
Saudi dan Wahabi. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Press. 2018.
Wynbrandt, James. A Brief History of Saudi Arabia. New York: Facts on File.
2004.
Yusuf, A. Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif &Penelitian Gabungan.
Jakarta: Kencana, 2014.
Zainuddin. Ilmu Tauhid Lengkap. Jakarta: Rineke Cipta. 1992.

Internet
https://enweb.iu.edu.sa. Universities in Saudi Arabia, diakses pada 12 Juli 2020
pukul 13.46 WIB.
https://ihram.co.id. Arab Saudi Luncurkan Asuransi untuk Para Pekerja Asing,
Diakses pada 18 Juli 2020 pukul 09.10 WIB.
https://kemlu.go.id. Profil Kerajaan Arab Saudi, diakses pada 12 Juli 2020 pukul
14.55 WIB.
https://kemlu.go.id. Profil Kerajaan Negara Arab Saudi, diakses pada 12 Juli
2020 pukul 14.23 WIB.
https://vision2030.gov.sa. Vision Realization Program, diakses pada 10 Juli 2020
pukul 20.34 WIB.
https://www.arabnews.com. Detained Saudi preacher Awad Al-Qarni: Justifier or
Terror, diakses pada 11 Juli 2020 pukul 12.18 WIB.
55

https://www.ceicdata.com. Saudi Arabia Real GDP, Diakses pada 12 Juli 2020


pukul 14.51 WIB.
https://www.fpri.org. Peran Muhammad bin Salman terhadap Perubahan Pilar
Kenegaraan Arab Saudi, diakses pada 29 Juli 2020 pukul 09.50 WIB.
https://www.repository.umy.ac.id. Sekilas tentang Arab Saudi, diakses pada 9 Juli
2020 pukul 9.20 WIB.
https://www.repository.umy.ac.id. Sekilas tentang Arab Saudi, diakses pada 28
Juli 2020 pukul 14.55 WIB.
https://www.saudiembassy.net/. Council of Ministers System in the Kingdom of
Saudi Arabia, diakses pada 11 Juli 2020 pukul 23.07 WIB.
https:databoks.katadata.co.id. 13 Negara Tujuan Utama Tenaga Kerja Indonesia.
diakses pada 13 Juli 2020 pukul 22.50 WIB.
https:ic-mes.org. Peran Muhammad bin Salman terhadap Perubahan Pilar
Kenegaraan Arab Saudi, diakses Pada 20 Januari 2020 pukul 10.40 WIB.
https:journal.umy.ac.id. Diskursus Reformasi Arab Saudi: Kontestasi Kerajaan
Saudi dan Wahabi, diakses pada 19 Januari 2020 pukul 11.10 WIB.
www.bbc.com/indonesia. Putra Mahkota Arab Saudi: “Perekonomian Dunia
Anjlok bila Tidak Ambil Sikap Tegas terhadap Iran”, diakses pada 29 Julli
2020 pukul 14.43 WIB.
www.djpen.kemendag.go.id. Profil Negara Kerajaan Arab Saudi, diakses pada 9
Juli 2020 pukul 9.20 WIB.
www.eia.gov. Where Our Oil Comes From, diakses pada 10 Juli 2020 pukul 14.16
WIB.
www.kemlu.go.id. Profil Negara Kerajaan Arab Saudi, diakses pada 9 Juli 2020
pukul 9.17 WIB.
www.kompas.com. G-20 Sejarah, Tujuan, dan Peran, diakses pada 10 Juli 2020
pukul 14.25 WIB.
www.newsweek.com. Sepak Terjang Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin
Salman, diakses pada 29 Juli 2020 pukul 11.14 WIB.
www.nytimes.com. Raja Arab Saudi Sembangkan Hubungan dengan AS, diakses
pada 29 Juli 2020 pukul 14.46 WIB.
56

LAMPIRAN

Peta Negara Arab Saudi

Anda mungkin juga menyukai