SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
(S.H)
pada Program Studi Hukum Tata Negara (Siyasah) Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
ANDI ADRIANSAH
NIM: 11160453000027
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli penulis yang diajukan untuk
memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H)
pada Program Studi Hukum Tata Negara (Siyasah) Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Sumber-sumber yang penulis gunakan dalam skripsi ini telah disusun
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan merupakan karya
asli dari penulis atau plagiasi dari karya orang lain, maka dalam hal ini
penulis bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Andi Adriansah
NIM. 11160453000027
iii
ABSTRAK
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur tak hentinya terucap kepada Allah SWT,berkat
nikmat ,anugerah,dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Peran Politik Muhammad Bin Salman dalam Modrnisasi Menuju Visi
2030 Arab Saudi’’. Shalawat serta salam penulis limpah curahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa umat Islam dari zaman yang gelap gulita
ke zaman yang terang benderang dan menuju jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, arahan,
dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih yang amat besar kepada:
1. Dr. Ahmad Tholabi Kharlie,M.A., Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Para Wakil Dekan.
2. Sri Hidayati, M.Ag., Ketua Program Studi Hukum Tata Negara dan juga
kepada Masyrofah, S.Ag., M.Si., Sekretaris Program Studi Hukum Tata
Negara UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr.Rumadi, M.Ag., Dosen penasihat akademik penulis yang selalu menjadi
inspirator bagi penulis agar terus lebih baik lagi serta bermanfaat bagi dunia.
4. Dr. KH. Mujar Ibnu Syarif, S.H., M.A., Dosen pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta kesabaran yang luar biasa dalam
membimbing penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
tepat waktu.
5. Nurrohim Yunus, LL.M., Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta selaku guru, teman berdiskusi dalam kepenulisan karya
ilmiah yang telah memotivasi dan membimbing dengan ikhlas semoga Allah
SWT senantiasa membalas jasa beliau serta menjadikan kebaikan ini sebagai
amal jariyah.
6. Segenap Dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
khususnya Dosen Program Studi Hukum Tata Negara yang telah memberikan
ilmu pengetahuan dengan tulus dan ikhlas.
v
7. Kedua orang tuaku tercinta dan tersayang, Bapak Maman Usman dan Mamah
Wiwin Kuswini yang selalu tulus memberikan dukungan baik moril maupun
materil mulai dari pendidikan di Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini hingga selesai. Adik-adiku
tersayang, Agus setia permana dan Aldi febriansyah. Nenek dan Abahku
tercinta baik Ibu Sindang Jawa juga Ibu Bi Ede yang memberikan penulis
hiburan dalam mengerjakan skripsi ini.
8. Iseu Selawati, S.Si., sahabat, adik, sekaligus perempuan istimewa penulis yang
telah menemani, memberikan dorongan semangat kepada penulis sampai
dengan lulus strata satu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Team Works Syifa Salsabila Nasution, S.H., dan Husniyah, S.H yang telah
menjadi pembimbing dalam penulisan karya ilmiah ini.
10. Keluarga besar Hukum Tata Negara UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016
khususnya kawan kawan terdekat penulis selama kuliah Ahmad Adin Nugroho,
Rendro Prasetya Winanta, Fahmi Azis, Ahmad Ubaedillah, Reza Raenaldi,
Abdul Jabbar Ridho, Noer Fadhillah Rais As-soevel, Fakhriansyah, Inten
Murnia Sari, Silmi Nurtsin, Ajeng Dwi Pramesti dan Wildan Fauzi yang telah
memberikan hiburan serta memberikan makna arti persahabatan sedari penulis
kuliah sampai dengan lulus strata satu, persahabatan kita bukan hanya sekedar
di kampus saja, kawan.
11. Segenap Senat Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum periode 2019-2020
yang telah mewarnai dan memberikan semangat kepada penulis untuk
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
12. Dan seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu nama nya yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini, akan tetapi tidak
mengurangi rasa terima kasih penulis.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi pembaca. Sekian terima kasih.
Jakarta, 01 Mei 2021 M/ 1442 H
Andi Adriansah
NIM. 11160453000027
vi
DAFTAR ISI
vii
Muhammad bin Salma ................................................................... 46
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 51
A. Kesimpulan .................................................................................... 51
B. Saran............................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 53
LAMPIRAN ................................................................................................... 56
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Abdul Azis bin Saud yang berkuasa pada tahun 1932 sampai 1953 yang
merupakan Pendiri kerajaan era modern sekaligus Raja pertama dari kerajaan Arab
Saudi. Setelah itu, Saud bin Abdulaziz yang berkuasa pada tahun 1953 sampai 1964
menggantikan Ayahnya yaitu Abdul Azis bin Saud karena wafat. Lalu, digantikan
Faisal bin Abdulaziz yang berkuasa pada1964 sampai dengan 1975, Khalid bin
Abdulaziz berkuasa pada tahun 1975 sampai dengan 1982, Fahd bin Abdulaziz
menjadi seorang Raja pada tahun 1982 sampai dengan 2005, Abdullah bin
Abdulaziz menjadi orang nomer satu di arab Saudi pada tahun 2005 sampai dengan
2015 dan sampailah kepada Salman bin Abdulaziz yang berkuasa sejak tahun 2015
sampai dengan sekarang yang keseluruhan merupakan anak anak dari Abdul Azis
bin Saud.
1
Panji Haryadi, Peran Muhammad bin Salman terhadap Perubahan Pilar Kenegaraan
Arab Saudi, (Jakarta: JURNAL ICMES Press, 2018), h.3.
1
2
oleh raja Salman bin Abdulaziz dan diangkatlah Muhammad bin Salman yang juga
merupakan anak ke 7 dari raja Salman bin Abdulaziz.2
Gagasan ini bukan serta merta tanpa hambatan. Kedekatan dengan ulama
ulama Wahabi yang dikenal dengan sikap konservatifnya pun dirasa menjadi
hambatan yang cukup kuat.Wahabi dan Arab Saudi telah lama menjalin hubungan
baik yang bersifat pragmatis maupun saling memberi dukungan. Keduanya saling
mengisi dan saling melengkapi satu sama lain. Ulama wahabi berperan dalam
memformulasikan kebijakan hukum yang kemudian di implementasikan oleh
pejabat negara. Dan melalui wahabi, negara mengokohkan otoritasnya. 3 Melihat
dari sangat dekatnya hubungan antara Arab Saudi dan wahhabi, sepertinya akan
menjadi bantu sandungan bagi visi 2030 arab saudi, karena keduanya sangat
bertolak belakang atau kontraproduktif. Wahhabi dengan sikap kekakuan dan
tertutupnya sedangkan gagasan Visi 2030 Arab Saudi menggiring arab Saudi
menjadi negara yang modern, moderat serta inklusif.
Berdasarkan urgensi dan daya tarik yang tinggi terhadap fenomena tersebut,
dalam hal ini penulis ingin melaksanakan penelitian dalam bentuk skripsi dengan
judul "Peran Politik Muhammad Bin Salman dalam Modrnisasi Menuju Visi
2030 Arab Saudi".
a. Dengan adanya Visi 2030 Arab Saudi ini yang ingin melepaskan diri
dari Minyak dan Gas dikarenakan harga yang menurun dan sudah
barang tentu apabila dipakai secara terus menerus akan habis dalam
kurun waktu tertentu.
b. Visi Arab Saudi 2030 ini juga mengubah aspek sosial kebudayaan
yaitu Perempuan diperbolehkan menyetir, diperbolehkannya masuk
arena olahraga, mencabut pelarangan pemutaran film bioskop yang
menurut ulama faham wahabi haram fatwanya.
c. Lapangan pekerjaan yang kurang karena usia pekerja produktif akan
besar.
d. Faham Wahabi dengan sifatnya yang konservatif ekslusif ini
bertentangan dengan gagasan yang di buat oleh Putra Mahkota
Muhammad bin Salman, itu artinya akan mengganggu efektifitas dari
gagasan Visi Arab Saudi 2030.
2. Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah pembahasan dalam penulisan skripsi ini,
penulis membatasi masalah yang akan dibahas sehingga pembahasannya
lebih jelas dan terarah sesuai dengan yang diharapkan penulis, maka perlu
kiranya penulis memberikan batasan agar tidak melebar dan terarah. Maka
penelitian ini difokuskan pembahasannya hanya menyangkut masalah
4
peran politik Muhammad bi Salman dalam suksesi Arab Saudi 2030 dan
respon kaum wahabi.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka secara
terperinci masalah yang akan diteliti adalah. Dari masalah di atas maka
dapat diperoleh rumusan penelitian sebagai berikut:
1. Tujuan
2. Manfaat
diantaranya:
1) Sebagai bahan referensi untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan tentang politik,hukum dan keIslaman .
2) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan referensi
dalam bidang politik internasional bagi mahasiswa/i..
3) Penelitian ini secara pribadi menjadi salah satu bentuk
implementasi dari ilmu pengetahuan yang diperoleh penulis
selama mengikuti program perkuliahan sarjana di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hasbi Aswar tahun 2016 dalam jurnal yang berjudul “Politik Luar
Negeri Arab Saudi dan Ajaran Salafi –Wahabi di Indonesia”.5 Membahas
mengenai kebijakan arab Saudi yang dalam hal ini mendukung dan
memfasilitasi aliran salafi wahabi .khususnya penyebaran faham ini di
4
https:journal.umy.ac.id. Diskursus Reformasi Arab Saudi: Kontestasi Kerajaan Saudi dan
Wahabi, diakses pada 19 Januari 2020 pukul 11.10 WIB
5
https:www.academia.edu/35104723. Politik Luar Negeri Arab Saudi dan Ajaran Salafi –
Wahabi di Indonesia, diakses pada 19 Januari 2020 pukul 12.21 WIB.
6
Indonesia
Panji Haryadi tahun 2018 dalam karya ilmiah jurnal yang berjudul
“Peran Muhammad bin Salman terhadap Perubahan Pilar Kenegaraan
Arab Saudi”. Program Studi Hubungan Internasional Universitas Pasundan.6.
Dalam penulisan jurnal ini, menjelaskan mengenai pilar kenegaraan arab Saudi
yang terdiri dari empat pilar yaitu Keluarga saud, paham Wahhabisme, minyak
juga relasi dengan Amerika. Jurnal ini juga menjelaskan bahwa terjadinya
sejarah ketika jabatan putra mahkota diberikan kepada anaknya sendiri
sedangkan biasanya jabatan putra mahkota diberikan kepada saudara laki laki
dari raja yang sedang berkuasa serta menjelaskan mengenai sejarah
Mohammad bin Salman dengan langkah langkah politiknya mengubah tiga
dari empat pilar kenegaraan arab Saudi yang mempunyai resiko yang tinggi
apabila gagal.
Sita Hidriyah tahun 2016 dalam karya ilmiah jurnal yang berjudul
“Reformasi Ekonomi Arab Saudi”.Vol.VIII,No.09/I/P3DI/Mei/2016. Dalam
penulisan jurnal ini, menjelaskan mengenai implikasi dari penurunan harga
minyak yang mengakibatkan kabinet arab Saudi meloloskan reformasi
ekonomi menyeluruh yang bertujuan untuk menghilangkan ketergantungan
negara akan pendapatan minyak. Ketergantungan pemerintah arab Saudi
terhadap minyak dirasa telah membahayakan negara. Mohammad bin Salman
menyampaikan „‟Visi Arab Saudi 2030‟‟ yang menargetkan negara menjadi
satu dari 15 negara dengan perekonomian terbesar dunia dan juga memastikan
bahwa negara arab Saudi terlepas dari ketergantungan minyak tahun 2020.
Dalam jurnal ini juga disebutkan terdapat beberapa langkah yang disusun oleh
arab Saudi untuk dapat menjadi contoh dan peluang bagi kerjasama antara arab
Saudi dan Indonesia.
6
https:ic-mes.org. Peran Muhammad bin Salman terhadap Perubahan Pilar Kenegaraan
Arab Saudi, diakses Pada 20 Januari 2020 pukul 10.40 WIB.
7
mengenai dan pemaparan lebih lanjut mengenai Visi Arab Saudi 2030 yang
telah dituangkan ke dalam dua belas program. Tidak hanya itu, penelitian ini
juga membahas bagaimana respon Wahabi terhadap modernisasi Arab Saudi.
Jadi, penelitian yang penulis lakukan jelas berbeda karena tidak hanya
memaparkan Visi Arab Saudi 2030 yang jelas tapi juga memaparkan
bagaimana respon Wahabi terhadap modernisasi Arab Saudi yang dilakukan
oleh Muhammad bin Salman melalui Visi Arab Saudi 2030.
E. Metode Penelitian
Untuk membantu memudahkan dalam penyusunan skripsi ini, maka
disusun metode7 penelitan sebagai jalan petunjuk yang akan mengarahkan
jalannya penelitian ini, atau dengan kata lain sebagai jalan atau cara dalam
rangka usaha mencari data yang akan digunakan untuk memecahkan suatu
masalah yang ada dalam skripsi ini, yaitu sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
7
Metode adalah suatu cara atau jalan sehubungan dengan usaha ilmiah, metode
menyangkut masalah kerja, yaitu cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran
ilmu yang bersangkutan. Sumber: (Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI
Press, 2015), h.5.
8
Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat,
(Jakarta: UI Press, 1990), h. 15.
8
b. Pendekatan Historis
Pendekatan ini dilakukan untuk peneliti membuat rekonstruksi masa
lampau dengan mengumpulkan, memverifikasi, dan menganalisis serta
menyintesiskan bukti atau fakta yang ada dengan teliti sehingga
mendapatkan gambaran yang tepat pada masa lampau.9 Tipe penelitian
yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk memperoleh pemaparan (deskripsi) secara lengkap,
rinci, jelas, dan sistematis tentang peran politik apa saja yang dilakukan
Muhammad bin Salman dalam rangka me modernisasi Arab Saudi.
c. Sumber Data
Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang merupakan
data yang diperoleh melalui pihak lain maupun data primer yang
didapat langsung dari pihak pertama. Untuk data sekunder dalam
penelitian ini berupa data data media cetak maupun elektronik, buku,
jurnal dan internet. Untuk data primer itu sendiri melalui An Nizham al
Asasi lil Hukmi .
9
A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif &Penelitian Gabungan, (Jakarta:
Kencana, 2014), h.328.
9
f. Bahan Non-Hukum
Bahan-bahan non hukum dalam penetian hukum dapat berupa buku-
buku mengenai ilmu politik, ekonomi, sosiologi, filsafat, kebudayaan
atau laporan-laporan penelitian non hukum sepanjang semua itu
memiliki relevansi dengan topik penelitian. Bahan-bahan non hukum
tersebut dimaksudkan untuk memperkaya dan memperluas wawasan
bagi peneliti, namun yang harus digarisbawahi bahwa bahan non
hukum ini tidak boleh lebih dominan dibanding bahan hukum primer
dan sekunder.10
10
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana, 2014), h. 204-208.
10
F. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai materi yang menjadi pokok
penulisan skripsi dan supaya memudahkan para pembaca dalam mempelajari tata
urutan penulisan ini, maka penulis menyusun sistematika penulisan ini sebagai
berikut:
Bab II Profil Negara Arab Saudi. Pada bab ini, penulis akan mengulas
mengenai profil negara arab saudi yang mencakup Sejarah Berdirinya Negara
Arab Saudi, Letak Geografis dan Kondisi Demografis, Bentuk Negara dan Sistem
Pemerintan, Visi,Misi,dan Kebijakan Negara Arab Saudi.
Bab III Profil Muhammad bin Salman. Pada bab ini, penulis akan membahas
mengenai profil dari Muhammad bin Salman mencakup tentang Nama dan Sejarah
Kelahiran, Latar Belakang Pendidikan, Hasil Karya, Karir Politik.
Bab V Penutup. Dalam bab ini penulis akan menguraikan penutup yang
merupakan hasil akhir kesimpulan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.
Kemudian pada penutup ini penulis juga memberikan saran yang sesuai dengan
pokok permasalahan yang penulis kaji.
BAB II
PROFIL NEGARA ARAB SAUDI
Muhammad bin Saud sebagai Amir dan Muhammad bin Abd Al Wahab
sebagai Imam. Nafsu politik untuk meng ekspansi wilayah kekuasaan yang ada di
sekitar kerajaan Diriyah ditaklukan satu persatu olehnya. Namun pada tahun 1975,
Muhammad bin Saud Wafat yang kemudian semangat perluasan wilayah jatuh
kepada anak laki lakinya yang bernama Abdul Azis bin Muhammad al Saud. Pada
era kepemimpinan baru yang di pimpin oleh putra dari Muhammad bin Saud, ia
sukses untuk menundukan hampir seluruh wilayah semenanjung Arabia.
12
13
selanjutnya sejarah mencatat bahwa Muhammad bin Rasyid selaku pemegang tahta
Riyadh.
Cikal bakal terjadinya sejarah modern Arab Saudi terjadi ketika Abdul Azis
bin Abdul Rahman al Saud dengan 39 pengikut setianya melakukan penyerangan
dan bisa menundukan jantung kekuasaan al Rasyid, yaitu benteng Masamak.
Penyerangan ini kemudian secara langsung menjadikan Abdul Azis bin Abdul
Rahman al Saud ini menjadi pemegang kekuasaan tertinggi di Arab Saudi.
Dahulu, Arab Saudi merupakan Negara yang dikenal menjadi dua bagian
yang terdiri atas Hijaz yang merupakan daerah yang terletak di pesisir barat
semenanjung Arab yang di dalamnya terdapat kota kota,diantaranya ialah
Mekkah,Madinah dan Jeddah. Kemudian daerah gurun Najd yakni daerah daerah
gurun sampai pesisir timur Semenanjung Arab yang umumnya di huni oleh suku
suku lokal Arab (Badui) dan kabilah kabilah Arab lainnya. Arab Saudi juga dikenal
1
www.kemlu.go.id. Profil Negara Kerajaan Arab Saudi, diakses pada 9 Juli 2020 pukul
9.17 WIB.
14
mempunyai banyak kawasan gurun dan sebagai sebuah Negara yang datar.
„‟Daerah Kosong‟‟ merupakan julukan bagi gurun yang terkenal di sebelah selatan
Arab Saudi yang merupakan kawasan gurun terluas di dunia. Akan tetapi, Arab
Saudi memiliki pegunungan yang berumput dan hijau di bagian barat dayanya. Di
Arab Saudi,hampir tidak ada sungai atau danau permanen,namun terdapat banyak
wadi. Beberapa daerah subur dapat ditemukan dalam endapan alluvial di wadi,basin
dan oasis.
2
www.djpen.kemendag.go.id. Profil Negara Kerajaan Arab Saudi, diakses pada 9 Juli 2020
pukul 9.20 WIB.
15
yang mana arab Saudi juga menyeseuaikan dari situasi dan kodisi di wilayah Arab
3
Saudi. Dengan sistem pemerintahan yang absolut, segala hal yang berkaitan
dengan penunjukan dan pengangkatan mulai dari kabinet kerja, gubernur dan juga
pejabat pemerintah ada di genggaman seorang raja yang mempunyai kapasitas
sebagai Perdana Mentri. Raja juga mempunyai otoritas untuk menunjuk perwira
dengan pangkat letnan kolonel yang memiliki kapasitas sebagai seorang panglima
tertinggi angkatan bersenjata dan dalam bidang yudikatif atau peradilan raja juga
mempunyai kewenangan untuk menganugerahkan pengampunan kepada terdakwa.
Dalam pasal 44 Basic Law telah menegaskan bahwa kekuasaan Negara yang
meliputi kekuasaan hukum, kekuasaan eksekutif dan kekuasaan organisasional,
dimana kekuasaan tersebut bekerja sama menunaikan kewajiban mereka sesuai
dengan undang undang dan peraturan, akan tetapi Raja tetaplah sumber utama
seluruh kekuasaan tersebut. Jadi bisa dikatakan bahwa meskipun hal hal yang
menyangkut tentang suatu hal yang tidak sesuai dengan aturan aturan kemudian
aturan aturan yang telah ada menunjukan eksistensinya namun tetap bisa
dipatahkan oleh raja karena raja merupakan rujukan yang utama dalam segala aspek
permasalahan di arab Saudi dan kekuasaan Raja tidak terbatas oleh hanya aturan
tersebut.
Lebih dari 4.000 pangeran yang dituakan diantara kepala kepala suku yang
ada di wilayah kekuasaan, penasehatnya yang merupakan ulama dalam urusan
agama, pelayan dua tanah suci kota Mekkah dan Madinah dalam tatanan keluarga
berada dibawah Raja Saudi yang merupakan kepala Negara juga kepala keluarga
besar arab Saudi. Dalam pengangkatan seseorang kedalam jabatan pemerintahan,
faktor yang sangat dijaga ialah faktor kekeluargaan dengan mengangkat bagian
keluarga dan kepala kepala suku yang loyal untuk mengisi jabatan kementrian dan
administrative. Hal ini digunakan oleh raja Arab Saudi demi menguatkan
kekuasaannya lewat internal keluarga.
asasi lil hukmi 1412 H bahwa „‟Kekuasaan rezim berasal dari Al-Quran dan
Sunnah Nabi yang mengatur segala hal dan semua hukum negara‟‟. Bahkan dalam
pasal 6 ,warga Negara berjanji setia pada Raja berdasarkan al –Quran dan Sunnah
Nabi, termasuk wajib mendengar dan mentaatinya, baik dalam keadaan miskin
4
maupun sejahtera, suka maupun duka. Hal ini, tentu menjadi ajang pencarian
legitimasi bagi Raja dengan mengatasnamakan Al-Quran dan Sunnah kepada
rakyatnya untuk mematuhi kebijakan yang ada.
(a) Hak dinasti dikhususkan bagi putera pendiri, Raja Abdul Aziz bin
Abdul Rahman Al Faisal Al Saud dan Putra dari Putranya. Yang Paling
memenuhi syarat dari mereka yang diangkat menjadi raja, untuk
memerintah berdasarkan Al-Quran dan Sunnah Nabi
(b) Raja melantik Putra Mahkota dan memberhentikannya dari tugas dengan
surat keputusan kerajaan.
(e) Putra Mahkota mengambil alih kekuasaan Raja saat Raja meninggal
4
Nur Rohim, Kedudukan Konstitusi dalam Praktik Ketatanegaraan Saudi Arabia, (Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah Press, 2013), h. 99-100.
5
H.A. Salman Maggalatung, & Nur Rohim Yunus, Pokok-Pokok Ilmu Negara ,(Bandung:
Fajar Media, 2013), h. 145.
17
6
Nur Rohim, Kedudukan Konstitusi dalam Praktik Ketatanegaraan Saudi Arabia, (Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah Press, 2013), h. 101-102.
7
https://www.repository.umy.ac.id. Sekilas tentang Arab Saudi, diakses pada 9 Juli 2020
18
dibentuk pada masa awal kerajaan arab Saudi yaitu penyebarluasan agama islam
terutama faham wahabi yang di pelopori oleh Muhammad bin Abd al Wahab.
Wahabi ialah salah satu aliran dalam Islam yang mempopulerkan gagasan
pemurnian terhadap ajaran-ajaran Islam yang dicetuskan oleh Muhammad bin
Abd al-Wahab sekitar abad 18.
Dari Visi awal pembentukan kerajaan Arab Saudi tersebut maka timbul suatu
kebijakan yang merupakan cerminan dari Visi atau tujuan yang hendak dicapai.
Meskipun Arab Saudi tidak mempunyai konstitusi formal dan juga undang undang
dasar tertulis. Akan tetapi, al Quran telah dinyatakan oleh arab Saudi sebagai
undang undang dasar kerajaan arab Saudi. Artinya, al-Quran, Sunnah dan fatwa
merupakan Undang Undang Dasar yang diambil dari dekrit raja. Kedudukan
wanita yang di hapuskan hak haknya melalui kebijakan diantaranya :
1. Pelarangan mengemudi yang diambil dari fatwa yang dikeluarkan pada 7
November 1990/ 20 Rabiul Awal 1411.
Arab Saudi mengharamkan perempuan untuk mengemudi dan Kemendagri
telah mengeluarkan larangan tersebut. Perempuan yang melanggar aturan
tersebut akan dikenai sanksi membayar 300 Riyal atau setara dengan 900
ribu rupiah.
2. Kebebasan Bergerak
Dalam halnya berolahraga, terdapat dalam Q.S Al Ahzab 33 yang
ditafsirkan oleh syekh Abdul Azis yang berisi tentang pelarangan
perempuan untuk keluar rumah dan ke tempat sarana olahraga dengan sifat
di atas dan dengan pakaian yang tidak menutup aurat maka yang demikian
menyelisihi syariat.
3. Pekerjaan
Perempuan tidak boleh bekerja yang dalam pekerjaan tersebut bercampur
antara laki laki dan perempuan.
4. Pendidikan
Dewan Permanen untuk Riset ilmiah dan Pendapat Hukum mengeluarkan
fatwa „‟Bagi seorang wanita untuk maju melalui pendidikan universitas yang
merupakan sesuatu yang tidak kita perlukan. Apa yang saya lihat jika benar
adalah bahwa jika seseorang wanita menyelesaikan sekolah dasar dan
mampu membaca,menulis dan dia dapat memperoleh manfaat dengan
membaca kitab Allah, komentarnya dan hadist nabi itu sudah cukup
baginya. Ini terjadi kecuali dia unggul dalam bidang yang dibutuhkan orang,
seperti obat obatan atau sejenisnya, dan selama penelitian ini tidak
melibatkan apa pun yang dilarang, seperti percampuran jenis kelamin dan
hal hal lain‟‟. Kemudian adapula kebijakan tentang pelarangan bioskop dan
lain sebagainya pada saat sebelum Muhammad bin Salman menjadi Putra
Mahkota.8
8
https://www.repository.umy.ac.id. Sekilas tentang Arab Saudi, diakses pada 28 Juli 2020
pukul 14.55 WIB.
BAB III
PROFIL MUHAMMAD BIN SALMAN
Klan besar lainnya adalah Al Sudairi, klan ini pertama kali dicetuskan oleh
Ahmad bin Muhammad Al Sudairi. Ia adalah seorang pendukung dari Abdulaziz
bin Saud. Kemudian Ahmad bin Muhammad Al Sudairi menikahi putrinya yang
bernama Hassa dengan Abdulaziz bin Saud dan dikaruniai tujuh anak laki-laki yaitu
Fahd, Sultan, Abrurrahman, Nayef, Turki, Salman dan Ahmad yang terkenal
1
Gearon, E., 2016. Turning Points in Middle Eastern History, (Virginia: The Great
Courses, 2016), h. 354).
2
Henderson, S., After King Fahd: Succession In Saudi Arabia. (Washington: The
Washington Institute for Near East Policy Perss, 1995), h. 37.
20
21
dengan sebutan "Sudairi Tujuh", dua diantara ketujuh anak dari Abdulaziz bin Saud
itu menjadi Raja Arab Saudi, yaitu Fahd bin Abdulaziz dan Salman bin Abdulaziz.3
Tahun 1953 Abdulaziz bin Saud meninggal dan tahta diteruskan kepada putranya
yaitu Saud bin Abdulaziz yang berkuasa sejak tahun 1953-1964. Kemudian secara
berturut-turut tahta dilanjutkan oleh putranya atau saudara Saud bin Abdulaziz yaitu
Faisal bin Abdulaziz (1964-1975), Khalid bin Abdulaziz (1975-1982), Fahd bin
Abdulaziz (1982-2005), Abdullah bin Abdulaziz (2005-2015) dan Salman bin
Abdulaziz (2015-sekarang).4
Pada saat kekuasaan dipegang oleh Salman, yang ditunjuk menjadi putra
mahkota adalah Muqrin bin Abdulaziz, yang menjadi anak termuda dari Abdullah
bin Saud. Namun saat Abdullah bin Saud masih hidup Muqrin diakui sebagai
putranya, setelah Abdullah bin Saud meninggal oleh saudara tirinya. Muqrin
dituntut bahwasanya ia adalah keturunan dari orang Yaman yang artinya bukan
dari keturunan Muhammad bin Saud dan Muhammad bin Abdul Wahhab. Karena
lemahnya posisi Muqrin , sehingga membuat Raja Salman dapat dengan mudah
mencopot jabatannya sebagai seorang putra mahkota Arab Saudi, lalu Raja
Salman menunjuk Muhammad bin Nayef sebagai putra mahkota Arab Saudi, ia
adalah keponakan dari Raja Salman yang berasal dari klain Sudairi. Selanjutnya
Raja Salman membuat sebuah manuver lanjutan yang mengangkat putranya
sendiri yaitu Muhammad bin Salman sebagai putra mahkota yang menggeser
posisi Muhammad bin Nayef.5
3
https://www.fpri.org. Peran Muhammad bin Salman terhadap Perubahan Pilar Kenegaraan
Arab Saudi, diakses pada 29 Juli 2020 pukul 09.50 WIB.
4
https://www.fpri.org. Peran Muhammad bin Salman terhadap Perubahan Pilar Kenegaraan
Arab Saudi, diakses pada 29 Juli 2020 pukul 09.52 WIB.
5
https://www.fpri.org. Peran Muhammad bin Salman terhadap Perubahan Pilar Kenegaraan
Arab Saudi, diakses pada 29 Juli 2020 pukul 09.54 WIB.
22
C. Karir Politik
1. Kepala Pengadilan
6
www.newsweek.com. Sepak Terjang Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman,
diakses pada 29 Juli 2020 pukul 11.14 WIB.
23
mulai meningkat pada 2011) dengan cepat menjadi masalah besar bagi
Menteri Pertahanan yang baru diangkat, dengan pemberontak Houthi
mengambil kendali atas Yaman utara pada akhir 2014, diikuti oleh
Presiden Abdrabbuh Mansur Hadi dan pengunduran kabinetnya.
Langkah pertama Muhammad bin Salman sebagai menteri adalah
memobilisasi ko-pan GCC untuk melakukan intervensi menyusul
serangkaian pemboman bunuh diri di Sana'a melalui serangan udara
terhadap Houthis , dan memaksakan blokade laut. Pada Maret 2015, Arab
Saudi mulai memimpin koalisi negara-negara yang bersekutu melawan
pemberontak Houthi.
7
www.newsweek.com. Sepak Terjang Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman,
diakses pada 29 Juli 2020 pukul 14.39 WIB.
8
www.bbc.com/indonesia. Putra Mahkota Arab Saudi: “Perekonomian Dunia Anjlok bila
Tidak Ambil Sikap Tegas terhadap Iran”, diakses pada 29 Julli 2020 pukul 14.43 WIB.
9
www.bbc.com/indonesia. Putra Mahkota Arab Saudi: “Perekonomian Dunia Anjlok bila
Tidak Ambil Sikap Tegas terhadap Iran”, diakses pada 29 Julli 2020 pukul 14.44 WIB.
24
3. Putra Mahkota
10
www.nytimes.com. Raja Arab Saudi Sembangkan Hubungan dengan AS, diakses pada
29 Juli 2020 pukul 14.46 WIB
11
www.bbc.com/indonesia. Putra Mahkota Arab Saudi: “Perekonomian Dunia Anjlok bila
Tidak Ambil Sikap Tegas terhadap Iran”, diakses pada 29 Julli 2020 pukul 14.49 WIB.
12
www.bbc.com/indonesia. Putra Mahkota Arab Saudi: “Perekonomian Dunia Anjlok bila
Tidak Ambil Sikap Tegas terhadap Iran”, diakses pada 29 Julli 2020 pukul 14.50 WIB.
25
tidak biasa yang diterbitkan oleh Dinas Intelijen Federal Jerman, yang
kemudian ditegur oleh pemerintah Jerman.
Sebagai negara dengan penghasil minyak terbesar di dunia, Arab Saudi juga
merupakan negara pengontrol cadangan minyak terbesar kedua di dunia, dan
memiliki cadangan gas terbesar keenam di dunia.1 Selain itu, Arab Saudi juga satu-
satunya negara Arab menjadi anggota dari Ekonomi Utama G-20.2 Adapun,
Ekonomi Utama G 20 berisikan negara-negara dengan ekonomi terbesar.3 Minyak
bumi yang dimilikinya membantu perekonomian Arab Saudi, dan memperkuat
posisi Arab Saudi dimata negara – negara dunia. Sumber daya alam (SDA) berupa
minyak bumi inilah yang menjadikan negara-negara di kawasan Timur Tengah
seperti Arab Saudi dilirik negara lain, karena minyak bumi sangat dibutuhkan oleh
negara–negara tetangga khususnya negara industri.4
1
www.eia.gov. Where Our Oil Comes From, diakses pada 10 Juli 2020 pukul 14.16 WIB.
2
James Wynbrandt, A Brief History of Saudi Arabia, (New York: Facts on File, 2004), h.
242.
3
www.kompas.com. G-20 Sejarah, Tujuan, dan Peran, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
14.25 WIB.
4
Citra Nur Hikmah, Saudi Vision: Reformasi Ekonomi Arab Saudi, (Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta Press, 2019), h. 29.
26
27
Kendati demikian, harga minyak terus mengalami penurunan sejak bulan Juni
2014. Keadaan ini kemudian memaksa Arab Saudi untuk melakukan
pembaharuan terhadap negaranya. Berdasarkan data yang penulis himpun dari
berbagai sumber pustaka, pada hari Senin, 25 April 2016 akhirnya negara Arab
Saudi mengumumkan kebijakan ekonomi yang menargetkan bahwa di tahun 2030
mendatang, negara Arab Saudi tidak akan lagi bergantung pada bahan bakar fosil
yang dapat habis dan memiliki harga fluktuatif.6
Seperti yang dilansir dari berita harian Kompas bahwa Arab Saudi
mencanangkan program/proyek untuk mengatasi permasalahan ketergantungan
terhadap minyak bumi dengan cara “Economic Diversification, Saudi Vision
2030”. Reformasi ini dilakukan dengan tujuan untuk menjaga stabilitas
perekonomian Arab Saudi melalui perencanaan program Saudi Vision 2030. 7
Saudi Vision 2030 atau Visi 2030 Arab Saudi merupakan rancangan program
jangka panjang disahkan oleh putra mahkota kerajaan Arab Saudi, Muhammad
bin Salman dan bertujuan untuk meningkatkan perekonomian negara di masa
yang akan datang. Memang, jika melihat sejarahnya minyak bumi sejak dulu
menjadi primadona yang diperebutkan oleh negara-negara lainnya. Pendapatan
Arab Saudi berkembang pesat setelah ditemukannya minyak pada tahun 1930–an,
kemudian Arab Saudi dapat membangung infrastruktur negaranya dari migas
tersebut. Kemudian, di tahun 2001-2013 Arab Saudi mendapatkan
keutungan/pendapatan yang cukup besar dari minyak bumi, yaitu sekitar 70%.
Namun pada tahun 2014 saat harga minyak turun/berfluktuasi pendapatan negara
Arab Saudi terus berkurang. Hal inilah yang melatarbelakangi Arab Saudi
mencetuskan kebijakan baru untuk mereformasi perekonomian negaranya melalui
proyek Saudi Vision 2030. 8
6
Sita Hidriyah, Reformasi Ekonomi Arab Saudi, (Jakarta: Pusat Penelitian Badan Keahlian
DPR RI Press, 2016), h. 2.
7
www.kompas.com. G-20 Sejarah, Tujuan, dan Peran, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
14.56 WIB.
8
Citra Nur Hikmah, Saudi Vision: Reformasi Ekonomi Arab Saudi, (Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta Press, 2019), h. 33.
28
Saudi Vision 2030 atau Visi Arab Saudi 2030 memiliki 3 pilar penting,
yaitu: A Vibrant Society, Thriving Economy, dan An Ambition Nation.9
1. A Vibrant Society atau Masyarakat yang Dinamis
9
Citra Nur Hikmah, Saudi Vision: Reformasi Ekonomi Arab Saudi, (Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta Press, 2019), h. 33.
10
Albassam B.A., Political Reform in Saudi Arabia: Necessity or Luxury?, (Taylor &
Francis Group, 2011), h. 57.
11
Citra Nur Hikmah, Saudi Vision: Reformasi Ekonomi Arab Saudi, (Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta Press, 2019), h. 34.
12
Habib M. Alshuwaikhat & Ishak Mohammed, Sustainability Matters in National
29
Development Visions – Evidence from Saudi Arabia‟s Vision for 2013, (Switzerland: MDPI
Publisher, 2017), h. 6.
13
Habib M. Alshuwaikhat & Ishak Mohammed, Sustainability Matters in National
Development Visions – Evidence from Saudi Arabia‟s Vision for 2013, (Switzerland: MDPI
Publisher, 2017), h. 6.
14
Habib M. Alshuwaikhat & Ishak Mohammed, Sustainability Matters in National
Development Visions – Evidence from Saudi Arabia‟s Vision for 2013, (Switzerland: MDPI
Publisher, 2017), h. 6.
30
15
https:databoks.katadata.co.id. 13 Negara Tujuan Utama Tenaga Kerja Indonesia. diakses
pada 13 Juli 2020 pukul 22.50 WIB.
31
Pilar kedua ini merupakan fokus utama Visi Arab Saudi 2030.
Dalam hal ini, Arab Saudi berusaha untuk melepaskan ketergantungan
ekonominya terhadap minyak bumi. Adapun, upaya yang dilakukan
berupa perancangan kebijakan- kebijakan baru, meningkatkan lapangan
kerja sektor swasta, meningkatkan pendapatan dan ekonomi pada sektor
non-migas, serta meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan
berkelanjutan, dan membangun ekonomi non migas untuk masa depan
yang akan datang.16
16
Citra Nur Hikmah, Saudi Vision: Reformasi Ekonomi Arab Saudi, (Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta Press, 2019), h. 34.
17
Privatisasi adalah proses, cara, perbuatan menjadi milik perseorangan (dari milik negara);
swasta. (Sumber: https://kbbi.web.id , diakses pada 10 Juli 2020. Pukul 19.03 WIB).
18
Habib M. Alshuwaikhat & Ishak Mohammed, Sustainability Matters in National
Development Visions – Evidence from Saudi Arabia‟s Vision for 2013, (Switzerland: MDPI
Publisher, 2017), h. 6-7.
32
dan penghargaannya kepada Penjaga Dua Masjid Suci Raja Salman dan
Putra Mahkota Muhammad Bin Salman atas persetujuan mereka. Beliau
menyatakan bahwa, "Produk ini menargetkan pekerja non-Saudi di
fasilitas sektor swasta di Kerajaan, yang akan berkontribusi untuk
menjaga hak-hak pekerja jika mereka terhenti dan mengurangi risiko
efek negatif jika perusahaan runtuh.”22
22
https://ihram.co.id. Arab Saudi Luncurkan Asuransi untuk Para Pekerja Asing, Diakses
pada 18 Juli 2020 pukul 09.15 WIB.
23
General Authority for Statics, Saudi Arabia‟s Non-oil Commodity Exports and Imports
Report 2016, (Arab Saudi: The General Department of Economic Statistics Press, 2016), h. 3.
35
24
Berita harian Metro TV yang ditayangkan pada 20 Juli 2020. Pukul 13.00 WIB.
36
25
Citra Nur Hikmah, Saudi Vision: Reformasi Ekonomi Arab Saudi, (Jakarta: Universitas
Negeri Jakarta Press, 2019), h. 34-35.
26
Habib M. Alshuwaikhat & Ishak Mohammed, Sustainability Matters in National
Development Visions – Evidence from Saudi Arabia‟s Vision for 2013, (Switzerland: MDPI
Publisher, 2017), h. 7.
27
Program Transformasi Nasional (NTP) 2020 adalah rencana ekonomi yang dirancang
oleh pemerintah Arab Saudi sebagai bagian dari perencanaan pembangunan Visi 2030 Arab Saudi,
untuk mendiversifikasi pendapatan ekonominya dari industri minyak. (Sumber: laman berita
internasional, https://www.qz.com diakses pada 10 Juli 2020. Pukul 19.10 WIB)
28
Habib M. Alshuwaikhat & Ishak Mohammed, Sustainability Matters in National
Development Visions – Evidence from Saudi Arabia‟s Vision for 2013, (Switzerland: MDPI
Publisher, 2017), h. 6-7.
29
https://vision2030.gov.sa. Vision Realization Program, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
20.34 WIB
37
3. Program Perumahan
30
https://vision2030.gov.sa. Vision Realization Program, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
20.40 WIB
31
https://vision2030.gov.sa. Vision Realization Program, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
20.42 WIB
32
https://vision2030.gov.sa. Vision Realization Program, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
20.45 WIB
38
7. Program Privatisasi
itu, program ini juga bertujuan menarik investasi asing langsung dan
meningkatkan neraca pembayaran.36
36
https://vision2030.gov.sa. Vision Realization Program, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
20.57 WIB
37
https://vision2030.gov.sa. Vision Realization Program, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
20.59 WIB
38
https://vision2030.gov.sa. Vision Realization Program, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
21.05 WIB
40
Mengenai hal ini, penulis ingin berpendapat jika kuota haji dan
umroh ditambahkan, maka hal ini juga menjadi sumber pendapatan
Arab Saudi lainnya, karena semakin sering transaksi yang terjadi
dari Kedutaan Besar Arab Saudi di masing-masing negara maka
akan semakin banyak quantity atau jumlah pendapatan dalam sektor
ini.
39
https://vision2030.gov.sa. Vision Realization Program, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
21.07 WIB
40
https://vision2030.gov.sa. Vision Realization Program, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
21.10 WIB
41
internasional.41
Seperti yang penulis singgung di awal secara singkat apa itu Wahabi dan
bagaimana peran di Negara Arab Saudi. Wahabi, adalah salah satu aliran dalam
Islam yang mempopulerkan gagasan pemurnian terhadap ajaran-ajaran Islam yang
dicetuskan oleh Muhammad bin Abd al-Wahab sekitar abad 18. Aliran Wahabi ini
berpusat di Arab Saudi dan perkembangannya terbilang cukup pesat. Penyebaran
Wahabi yang begitu pesat karena ada dukungan dari Kerajaan Saud yang
menopangnya. Kesepakatan untuk menyebarluaskan Aliran Wahabi ini dilakukan
oleh Muhammad ibn Saud, tokoh Bani Saud dengan Muhammad bin Abd al-
Wahab.43 Dengan ditetapkannya Arab Saudi sebagai negara yang sah pada tahun
1932, paham Wahabi pun turut serta dideklarasikan sebagai ideologi negara Arab
Saudi.
41
https://vision2030.gov.sa. Vision Realization Program, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
21.15 WIB
42
https://vision2030.gov.sa. Vision Realization Program, diakses pada 10 Juli 2020 pukul
21.17 WIB
43
Khaled, Abou El-Fadl, The Great Theft: Wresting Islam from the Extrimists, (San
Fransisco: Harper Publisher, 2005), h. 7.
44
Amaliyyah dalam Bahasa Arab Modern bermakna proses, atau pekerjaan/tindakan yang
42
Sejauh ini, ulama Wahabi hanya mampu untuk berdiam diri dan tidak bisa
berbuat apa-apa, mengingat keputasan raja yang bersifat mutlak sehingga tak ada
celah bagi mereka untuk memberontak. Selain itu, pihak kerajaan sudah mulai
meningkatkan pengawasan terhadap ulama-ulama yang dianggap
mengkampanyekan semangat ekstrimisme. Ekstrimisme merupakan masalah utama
bagi Arab Saudi dalam memodernisasi berbagai aspek kehidupan dan
menghadirkan Islam Moderat di negaranya. 53
50
Khaled, Abou El-Fadl, The Great Theft: Wresting Islam from the Extrimists, (San
Fransisco: Harper Publisher, 2005), h. 39.
44
ekstrimisme. Syekh Awad al-Qarni, Syekh Salman al-Awda beserta saudara laki-
lakinya adalah di antara ulama-ulama yang ditahan dan dijebloskan ke penjara
54
isolasi tanpa tuntutan yang jelas. Namun, ada juga yang mensupport kebijakan
reformasi kerajaan, terutama soal penegakan hukum memberantas korupsi. 55
Arab Saudi yang secara tegas berlandaskan Islam, baik itu dalam
konstitusinya maupun secara ideologi dan bernafasakan Islam dalam seluruh aspek
kehidupannya, sudah tentu mengamalkan firman-firman Allah. Seperti firman
Allah yang memerintahkan untuk menaati dalam Q.S. an-Nisa ayat 59:
54
https://www.arabnews.com. Detained Saudi preacher Awad Al-Qarni: Justifier or Terror,
diakses pada 11 Juli 2020 pukul 12.18 WIB.
55
Mahmud ,Hibatul Wafi, Diskursus Reformasi Arab Saudi: Kontestasi Kerajaan Saudi
dan Wahabi, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Press, 2018), h. 237.
45
( ْيَٰٓأَيُهَا ٱّلَذِينَ ءَامَنُىٓا۟ أَطِيعُىا۟ ٱّلّلَهَ وَأَطِيعُىا۟ ٱّلّرَسُىلَ وَأُوّ۟لِى ٱّلْأَ ْمّرِ مِنكُم
٩٥:(ٱّلنِّسَاء
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Nya), dan ulil amri di antara kamu." (Q.S An-Nisa: 59)
Tapi mengingat keadaan ini, lebih lanjut penulis berpendapat, mungkin salah
satu alasan untuk mengeluarkan keputusan reformasi dan modernisasi Arab Saudi
sebagai langkah pemerintah untuk menghilangkan kemudharatan, dengan
menggunakan asas qawaid fiqhiyyah, yaitu “Adh-Dhararu Yuzaalu” yang
bermakna bahwa kemudharatan harus dihilangkan. Apabila, Arab Saudi terus
menerus bersikap tertutup, rigid, dan strict menimbulkan kemudharatan maka
kemudharatan tersebut harus dihilangkan. Selain itu, jika Arab Saudi hanya
bergantung pada minyak yang sewaktu-waktu dapat habis dan tidak dapat
diperbaharui, dapat dibayangkan jika Arab Saudi sebagai negara ekspor minyak
terbsesar di dunia sewaktu-waktu harus mengimpor minyak dari negara yang
pernah diekspornya, maka marwah dan kualitas negara tersebut akan turun dan
memungkinkan Arab Saudi menjadi negara miskin. Hal tersebut tentu merupakan
46
Sumber pemasukan Negara Arab Saudi sangat bergantung pada hasil minyak
bumi yang telah telah terjadi sejak 3 Maret 1938, di mana sumber minyak tersebut
ditemukan di negara Arab Saudi. Sektor minyak menyumbang 70% pendapatan
negara yang memiliki cadangan minyak sebesar 268 miliar barel (Gbbl) atau yang
terbesar di dunia. Namun, kejayaan minyak yang telah mengangkat ekonomi
kerajaan itu belakangan mulai surut sehingga mereka mengalami defisit besar-
besaran. Saat ini, harga minyak dunia dijual pada kisaran US$40 per barel.
Padahal, di awal 2014 harga minyak masih US$100 per barel, sehingga Arab Saudi
harus menghadapi defisit anggaran sebesar US$100 miliar pada 2015.58
Di satu sisi, peringkat konsumsi pribadi Arab Saudi meningkat dari dari
38,1% pada 2019 sampai dengan 41.5% pada Maret 2020.60 Hal ini tentu menjadi
sebuah tantangan tersendiri bagi Kerajaan Arab Saudi untuk menyikap perilaku
konsumtif pada masyarakatnya. Selain itu, tidak dapat dipungkiri bahwa sumber
daya alam Arab Saudi berasal dari migas, yaitu minyak (25% cadangan minyak
58
Sita Hidriyah, Reformasi Ekonomi Arab Saudi, (Jakarta: Pusat Penelitian Badan Keahlian
DPR RI Press, 2016), h. 6.
59
Sita Hidriyah, Reformasi Ekonomi Arab Saudi, (Jakarta: Pusat Penelitian Badan Keahlian
DPR RI Press, 2016), h. 6.
60
https://www.ceicdata.com. Saudi Arabia Real GDP, Diakses pada 12 Juli 2020 pukul
14.51 WIB
47
dunia), gas (40% cadangan gas dunia), mineral (emas, perak, tembaga), mineral
non-metal, dan air (84% air bawah tanah, 10% air permukaan, 5% air desalinasi air
61
laut, 1% air daur ulang). Memang, tidak seperti Indonesia yang memiliki
keanekaragaman sumber daya alam, hal ini juga menjadi tantangan bagi Arab Saudi
untuk dapat mempromosikan negaranya jika tidak ingin lagi bergantung kepada
minyak. Strategi yang matang dan marketing sangat diperlukan terutama jika Arab
Saudi mulai melirik sektor pariwisata.
61
https://kemlu.go.id. Profil Kerajaan Arab Saudi, diakses pada 12 Juli 2020 pukul 14.55
WIB.
48
Saudi.
Ketiga, dari segi kemanusiaan. Citra Arab Saudi yang terkenal dengan
pembungkaman hak asasi manusia, sedikit demi sedikit bisa diperbaiki. Contohnya
49
dengan memiliki program studi tentang hak asasi manusia di universitas Arab
Saudi. Ini akan menjadi gebrakan yang positif bagi Arab Saudi untuk memperbaiki
citra Arab Saudi yang selama ini terkenal sebagai negara yang kasar dan memiliki
banyak kasus pelanggaran hak-hak asasi manusia. Sebagai anggota dari PBB,
seharusnya Arab Saudi mengakui hak-hak asasi manusia yang sesuai dengan syariat
Islam, contohnya mengikutsertakan perempuan dalam bidang pemerintahan, karena
hak untuk memilih dan dipilih adalah hak setiap individu, tidak peduli apakah dia
laki-laki atau perempuan. Karena selama ini, pemerintahan Arab Saudi hanya diisi
oleh laki-laki dan yang memiliki hubunga kekerabatan dengan raja sebelumnya.
Keempat dari segi pariwisata. Secara geografis, letak Arab Saudi dipenuhi
oleh padang pasir. Namun, seperti yang telah penulis jabarkan sebelumnya, Arab
Saudi merupakan jantungnya Islam, dengan begitu pasti banyak peninggalan
sejarah Islam di Arab Saudi, ini bisa menjadi potensi objek pariwisata bagi Arab
Saudi, dengan membangun museum. Selain padang pasir, sebenarnya Arab Saudi
juga memiliki pegunungan yang terletak di bagian Barat Daya Arab Saudi
(Pegunungan Asir).64 Seakan menjadi objek wisata yang terpendam, karena
pemandangan di Pegunungan Asir ini sangat indah dan sejuk. Ini bisa menjadi
peluang pariwisata Arab Saudi mengingat selama ini yang khalayak ketahui adalah
Arab Saudi hanya memiliki padang pasir yang gersang dan panas.
Memang selama ini Arab Saudi memfokuskan Mekkah dan Madinah sebagai
objek pariwisata, boleh berbisnis di sana, namun penulis berpendapat jika tempat
ibadah dijadikan pusat commercial sedikit tidak etis dan kurang bijak. Pemerintah
Arab Saudi pun dapat menjalin kerjasama dengan beberapa negara lainnya untuk
mengembangkan sektor pariwisata Islam melalui international travel agency,
contohnya Arab Saudi dapat bekerjasama dengan Turki karena Turki juga
memiliki banyak peninggalan Islam.
64
https://kemlu.go.id. Profil Kerajaan Negara Arab Saudi, diakses pada 12 Juli 2020 pukul
14.23 WIB.
50
Arab Saudi sudah pasti mendapat kecaman dan kritik dari negara lain. Namun, ini
merupakan hal yang wajar. Pemerintah Arab Saudi juga harus mulai menerima
kritikan yang diberikan kepadanya, mengingat bentuk kritik sebenarnya adalah
untuk membangun negara itu sendiri. Selain itu, tahap demi tahap dengan
melakukan sosialisasi Visi Arab Saudi 2030 juga perlu dilakukan, agar masyarakat
dapat beradaptasi dengan perubahan yang ada.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Peran Muhammad bin Salman sebagai putra mahkota cukup besar dalam
modernisasi dan reformasi Arab Saudi. Muhammad bin Salman melalui
gagasannya, merumuskan Visi Arab Saudi 2030 yang dituangkan ke
dalam kebijakan-kebijakannya. Adapun, Visi Arab Saudi 2030 terdiri atas
tiga pilar penting, yaitu: A Vibrant Society atau Masyarakat yang
Dinamis, A Thriving Economy atau Pengembangan Ekonomi, dan An
Ambition Nation atau Ambisi Nasional Negara. Ketiga pilar tersebut
kemudian oleh Muhammad bin Salman direalisasikan ke dalam dua belas
program kerja. Setelah adanya kebijakan tersebut, untuk pertama kalinya
Arab Saudi mengadakan konser internasional pertama dan perempuan
memiliki hak yang sama dengan laki-laki.
51
52
B. Saran
Al-Qur‟an al-Karim
Abou El Fadl, Khaled. The Great Theft: Wresting Islam from the Extrimists. San
Fransisco: Harper Publisher.2005.
Ali, Mukti. Alam Pikiran Islam Modern di Timur Tengah. Jakarta: Djambatan.
1995.
Alrebh, Abdullah F. A Wahhabi Ethic in Saudi Arabia: Power, Authority, and
Religion in Muslim Society. USA: Grand Valley State University Press.
2017.
Alshuwaikhat Habib M. & Ishak Mohammed. Sustainability Matters in National
Development Visions – Evidence from Saudi Arabia‟s Vision for 2013.
Switzerland: MDPI Publisher.2017.
B.A., Albassam. Political Reform in Saudi Arabia: Necessity or Luxury?. Taylor
& Francis Group.2011.
E. Gearon. Turning Points in Middle Eastern History. Virginia: The Great
Courses. 2016.
General Authority for Statics. Saudi Arabia‟s Non-oil Commodity Exports and
Imports Report
2016. Arab Saudi: The General Department of Economic Statistics Press. 2016.
Haryadi, Panji. Peran Muhammad bin Salman terhadap Perubahan Pilar
Kenegaraan Arab Saudi.Jakarta: JURNAL ICMES Press. 2018.
Hidriyah, Sita. Reformasi Ekonomi Arab Saudi. Jakarta: Pusat Penelitian Badan
Keahlian DPR RI Press. 2016.
Hikmah, Citra Nur. Saudi Vision: Reformasi Ekonomi Arab Saudi. Jakarta:
Universitas Negeri Jakarta Press. 2019.
Maggalatung, H.A. Salman & Nur Rohim Yunus. Pokok-Pokok Ilmu Negara.
Bandung: Fajar Media. 2013.
Mahmud & Hibatul Wafi. Diskursus Reformasi Arab Saudi: Kontestasi Kerajaan
Saudi dan Wahabi. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Press.
2018.
Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana. 2014.
Nashir bin Abdul Karim. Hanya Islam Bukan Wahabi. Jakarta: Darul Falah. 2006.
53
54
Internet
https://enweb.iu.edu.sa. Universities in Saudi Arabia, diakses pada 12 Juli 2020
pukul 13.46 WIB.
https://ihram.co.id. Arab Saudi Luncurkan Asuransi untuk Para Pekerja Asing,
Diakses pada 18 Juli 2020 pukul 09.10 WIB.
https://kemlu.go.id. Profil Kerajaan Arab Saudi, diakses pada 12 Juli 2020 pukul
14.55 WIB.
https://kemlu.go.id. Profil Kerajaan Negara Arab Saudi, diakses pada 12 Juli
2020 pukul 14.23 WIB.
https://vision2030.gov.sa. Vision Realization Program, diakses pada 10 Juli 2020
pukul 20.34 WIB.
https://www.arabnews.com. Detained Saudi preacher Awad Al-Qarni: Justifier or
Terror, diakses pada 11 Juli 2020 pukul 12.18 WIB.
55
LAMPIRAN