Sekolah Dasar
A. Latar Belakang
Bahasa dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh manusia
dalam berinteraksi. Melalui bahasa, antar manusia dapat berinteraksi secara sepaham
dengan adanya maksud atau tujuan tertentu. Secara umum, manusia sering
menyampaikan pesan dan berkomunikasi lewat bahasa sehingga bahasa akan selalu
melekat dalam kegiatan di kehidupan masyarakat. Kridalaksana dan Djoko Kentjono
(dalam Chaer, 2014: 32) berpendapat bahwa bahasa merupakan sistem lambang bunyi
arbitrer dengan penggunaan untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan mengidentifikasi
diri oleh kelompok sosial. Selain sebagai sarana berkomunikasi sosial, bahasa juga
mencerminkan tingkah laku personal seseorang. Bahasa dapat dilihat dari tingkah
laku seseorang yang menggunakan bahasa tersebut.
Pada dasarnya, manusia tidak memperoleh suatu bahasa secara langsung dan
tertata melainkan harus melalui suatu proses kemampuan dalam pemerolehan bahasa,
baik dari pemerolehan bahasa pertama, maupun pemerolehan bahasa kedua. Syamsul
(2001) mengungkapkan pengertian pemerolehan bahasa yang merupakan suatu proses
pemahaman dan proses dengan bahasa sebagai hasilnya. Dalam pemerolehan bahasa,
faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu perkembangan kognitif pada anak,
perkembangan sosial, dan keuniversalan bahasa. Suatu pemerolehan bahasa pada anak
dapat diperoleh dari lingkungan terkecil yaitu keluarga, selanjutnya lingkungan sosial
sekitar, lingkungan sekolah, ataupun lingkungan pertemanan sebaya. Soenjoni (2003)
memaparkan bahwa pada proses pemerolehan bahasa terbentuk dalam bidang
sintaksis, fonologi, pragmantik, dan leksikon. Dalam bidang fonologi, bahasa selalu
berkaitan dengan bunyi bahasa yang dihasilkan oleh anak-anak, seperti bunyi vokal
dan bunyi konsonan. Pemerolehan bahasa dalam bidang sintaksis bermula dari
pemerolehan satu kata, dua kata, atau lebih dan berakhir pada kemampuan anak dalam
merangkai kata menjadi kalimat. Dalam bidang leksikon, anak-anak memperoleh kata
dari awal ujaran dengan lingkungan sebagai penentunya. Kosakata kata yang
diujarkan oleh anak-anak selalu berasal dari objek lingkungan di sekitarnya.
Sedangkan bidang pragmatik sangat berkaitan pada penggunaan bahasa yang terdapat
suatu korelasi seseorang di masyarakat yang sama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa peran lingkungan bahasa?
2. Bagaimana cara pemerolehan bahasa pertama pada anak usia sekolah dasar?
D. Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan studi pustaka dan
Teknik analisis. Secara umum, metode penelitian kualitatif adalah metode dengan
cara menyusun cara atau informasi yang terkumpul sehingga menghasilkan tugas
akhir berbentuk tulisan. Pada studi pustaka hal yang dilakukan adalah mengumpulkan
bahan bacaan dan referensi berupa jurnal atau buku secara online maupun di
perpustakaan. Sedangkan teknik analisis adalah dengan mengamati bahasa yang
dituturkan oleh anak usia Sekolah Dasar dalam kehidupan sehari-hari.
E. DAFTAR PUSTAKA
Sumaryanti, L. (2017). Peran lingkungan terhadap perkembangan bahasa
anak. Muaddib: Studi Kependidikan dan Keislaman, 7(01), 72-89.
Fatmawati, S. R. (2015). Pemerolehan bahasa pertama anak menurut tinjauan
psikolinguistik. Lentera, 17(1).
Mahajani, T., & Muhtar, R. H. (2019). Pemerolehan Bahasa dan Penggunaan Bahasa
Anak Usia Sekolah Dasar. JPI (Jurnal Pendidikan Indonesia): Jurnal Ilmiah
Pendidikan, 5(3), 170-178.
Batubara, H. Proses Pemerolehan Bahasa Pertama Pada Anak. Kode: Jurnal
Bahasa, 10(4).
Purba, A. (2013). Peranan lingkungan bahasa dalam pemerolehan bahasa
kedua. Pena: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 2(2).
Andriani, R., & Arfanny, I. PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP
PEMEROLEHAN BAHASA ARAB SEBAGAI BAHASA KEDUA
REMAJA.
Simbolon, E. H., Septiani, D. R., Safitri, A. N., & Wahyuni, I. (2022). Pemerolehan
Bahasa Kedua pada Anak Usia 6 Tahun di TK Islam Ruhamaa
Samarinda. Metafora: Jurnal Pembelajaran Bahasa Dan Sastra, 9(2), 125-
132.