Anda di halaman 1dari 2

1.1.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.

1
Tujuan Pembelajaran Khusus: Peserta mampu membuat
refleksi diri tentang pemikiran Ki Hadjar Dewantara

REFLEKSI KRITIS
1. Apa yang ada Anda ketahui tentang pemikiran Ki Hajar
Dewantara (KHD) mengenai pendidikan dan pengajaran?
Yang saya ketahui adalah Ki Hadjar Dewantara merupakan bapak pendidikan
nasional, menurut beliau pendidikan adalah segala usaha dari orang tua
terhadap anak-anak dengan maksud menyokong kemajuan hidupnya. Kalimat
tersebut mengandung makna yang dalam, di mana ‘segala usaha’ yang
dimaksud berarti pendidikan tidak hanya dilakukan melalui satu cara saja,
melainkan berbagai cara. Pendidikan dapat dilakukan di keluarga, lingkungan,
masyarakat, kebudayaan, maupun sekolah formal.
Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara juga merupakan tuntunan, karena
dilakukan oleh orang tua kepada anak-anak. Tuntunan yang dimaksud adalah
keteladanan, nasihat, dan contoh-contoh baik yang diberikan oleh orang tua.
Orang tua yang melakukan pendidikan bagi anak-anak bukan saja orang tua
secara biologis ayah dan ibu, tetapi juga orang yang dituakan, seperti tokoh
masyarakat, tokoh agama, wali, dan guru.
Kalimat ‘menyokong kemajuan hidupnya’ memiliki makna bahwa orang tua
yang melakukan pendidikan kepada ana]k-anak, harus memberikan bekal
hidup yang dapat membuat anak-anak beradaptasi dalam lingkungan,
masyarakat, maupun dunia luas sehingga mampu menjalani hidupsebagai
manusia yang mandiri.
Intisari pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang pendidikan adalah bagaimana
memerdekakan belajar, guna mencapai kemerdekaan belajar yang goalnya
adalah menjadi siswa dengan profil pelajar Pancasila. Ini berarti dalam
melaksanakan pendidikan dan pengajaran kepada anak-anak, Ki Hajar
Dewantara menganjurkan agar pendidik tetap memperhatikan segala potensi
anak-anak, yaitu jiwa, jasmani, etika, moral, estetika dan karakter. Dalam
pendidikan, guru ibarat petani, yang menyiapkan lahan, memupuk, mengairi,
dan membersihkan hama agar bibit tumbuh subur, berbunga, kemudian
berbuah.
2. Apa relevansi pemikiran KHD dengan konteks pendidikan
Indonesia saat ini dan konteks pendidikan di sekolah Anda
secara khusus?
Menurut saya sangat amat relevan dengan konteks pendidikan saat
ini. Dalam konteks pendidikan di sekolah Saya, pemikiran Ki Hadjar
Dewantara telah diterapkan antara lain pada penanaman disiplin, etika,
sopan santun, budaya lokal, maupun penanaman nilai-nilai
keagamaan.
Pengembangan kecerdasan dilakukan dalam pembelajaran yang
interaktif menarik, dan menyenangkan melalui pendekatan saintifik,
pembelakajaran kontektual, memberikan peliuang kepada anak dalam
ruang diskusi melaui pembelajaran berbasis masalah, project based
learning, inkuiri, discoveri, maupun diskusi kelompok. Pengembangan
tubuh peserta didik dilakukan melalui olah raga, ekstrakurikuler, dan
praktikum di laboratorium maupun bengkel serta praktik kerja
lapangan
Konsep pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang telah saya laksanakan di
sekolah adalah mengarahkan anak dalam belajar yang menyenangkan,
manantang, sekaligus melatih berpikir kritis. Antara lain yang telah saya
lakukan adalah membiasakan literasi di kelas, membangun karakter
dalam pembelajaran, memberikan suasana belajar yang
menyenangkan, dan bekerja sama dengan guru lain dan orang tua
siswa dalam menyelesaikan masalah yang muncul.
3. Apakah Anda merasa sudah melaksanakan pemikiran
KHD dan memiliki kemerdekaan dalam menjalankan
aktivitas sebagai guru?
Untuk saat ini belum sepenuhnya saya lakukan terkait pemikiran KHD,
hanya sebagian saja pemikiran beliau saya terapkan seperti yang telah saya
sampaikan pada poin 2 tersebut. Dalam menjalankan aktivitas sebagai guru
saya sangat merasa merdeka dalam mengajar dan mendidik peserta didik,
banyak sekai ide ide kreatif yang bisa dan bahkan sudah saya lakukan
dalam proses pembelajaran dikelas hal ini juga tidak lepas dari dukungan
masyarakat sekolah serta kebijakan sekolah yang sellau memberi ruang
saya untuk berkolaborasi serta berkreasi.

Anda mungkin juga menyukai