Anda di halaman 1dari 29

Volume 11 Nomor 1 Juni (2022), pages 11-17

ISSN: 2301-7651 (Online) 2252-732X (Print)


DOI : 10.24114/jpf.v11i1.31675
PENGARUH INTEGRASI VIRTUAL LABORATORIUM
FISIKA BERBASIS SIMULASI PHET DENGAN MODEL
DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA PADA RANAH KOGNITIF C3 DAN C5

THE EFFECT OF PHYSICS VIRTUAL LABORATORY


INTEGRATION BASED ON PHET SIMULATION WITH
DISCOVERY LEARNING MODEL ON STUDENT LEARNING
OUTCOMES IN THE COGNITIVE AREA C3 AND C5

Niniek Asih Pratiwi*, Raghel Yunginger, Ritin Uloli, Asri Arbie, Dewi
Diana Paramata, Citron Payu

Pendidikan fisika, Universitas Negeri Gorontalo


Jl. Jenderal Sudirman No.247, Kayubulan, Kec. Limboto, Kabupaten Gorontalo,
96211 Gorontalo, Indonesia
*email: niniekasih@gmail.com

Disubmit: 06 Januari 2022, Direvisi: 18 Mei 2022, Diterima: 17 Juni 2022

Abstrak. Pembelajaran daring yang dilakukan pada saat pandemi mengharuskan guru untuk
menggunakan media pembelajaran agar dapat menunjang pembelajaran di sekolah maupun di
kelas. Berdasarkan observasi yang dilakukan dalam pembelajaran yang dilakukan berbantuan
Google meet di SMA Negeri 1 Kabila memiliki kendala kurangnya penggunaan media
pembelajaran yang digunakan dalam menunjang materi yang diajarkan khusunya dalam
materi fisika yang semestinya menggunakan laboratorium untuk siswa bisa memahami.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh integrasi virtual laboratorium fisika
berbasis simulasi PhET dengan model discovery learning terhadap hasil belajar siswa pada
ranah kognitif C3 dan C5. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperiment dengan populasi
seluruh kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Kabila berjumlah 6 kelas. Sampel pada penelitian ini
ditentukan dengan non-probability sampling yaitu tidak menggunakan keseluruhan populasi
untuk menjadi sampel, jadi sampel pada penelitian ini sebanyak 23 orang siswa. Instrumen
penelitian yang digunakan adalah instrument tes dalam bentuk soal uraian atau essay. Soal
essay yang diberikan melalui pretest dan posttest yang berjumlah 10 nomor yang telah
dinyatakan valid oleh validator. Setelah data penelitian diperoleh menggunakan data pretest
dan posttest, uji t-test, n-gain normalisasi membuktikan bahwa kemampuan peserta didik
mampu menerapkan simulasi PhET dalam pembelajaran fisika serta mampu memanfaatkan
simulasi PhET dengan model discovery learning ini sebagai pengetahuan baru dalam
pembelajaran fisika.

Kata Kunci: Simulasi PhET, Discovery learning, Hasil belajar

Abstrack. Online learning carried out during the pandemic requires teachers to use
learning media in order to support learning at school and in the classroom. Thaught
especially in physics material which should use a loboratory for stundents to
understand. This study aims to determine the effect of the integration of a virtual
physics laboratory based on PhET simulation with discovery learning models on
student learning outcomes in the cognitive domains of C3 and C5. This type of research
is a quasi-experimental with a total population of 6 classes in class XI IPA at SMA
Negeri 1 Kabila. The sample in this study was determined by non-probability sampling,
which is not using the entire population as a sample, so the sample in this study was 23
students. The research instrument used was a test instrument in the form of description
or essay questions. Essay questions are given through pretest and posttest, totaling 10

11
Jurnal Pendidikan Fisika
Volume 11, No. 1, Juni 2022, pp.11-17

numbers which have been declared valid by the validator. After the research data was
obtained using pretest and posttest data, t-test, n-gain normalization proved that the
ability of students to be able to apply PhET simulations in physics learning and to be
able to take advantage of PhET simulations with this discovery learning model as new
knowledge in physics learning.

Keywords: PhET simulation, Discovery learning, Learning outcomes

PENDAHULUAN Media android dalam pembelajaran salah satu hal


yang penting, ketika belajar-mengajar diliburkan dan
Pendidikan adalah suatu daya dan upaya yang mengharuskan guru untuk tetap melaksanakan
dilakukan agar peserta didik dapat memperoleh ilmu
pengetahuan, mengembangkan intelektual serta emosional pembelajaran dari rumah, media online adalah jalan
secara optimal, sehingga peserta didik dapat keluarnya, begitu pula dengan anak sekolah yang harus
mengimplementasikan dalam kehidupan sekarang maupun tetap belajar dengan menggunakan sistem daring. Seperti
kehidupan yang akan datang. Dengan munculnya pada saat ini, semua kegiatan dirumahkan, sekolah dan
teknologi komunikasi dan informasi, lingkungan belajar kampus pun diliburkan sementara tetapi pembelajaran
telah muncul dengan kekuatan yang belum pernah terjadi tetap dilanjutkan dengan menggunakan sistem daring.
sebelumnya. Dalam lingkungan belajar ini, alat elektronik
Semua itu terjadi mendadak ketika Dunia di hantam
yang sesuai disediakan dimana peserta didik bisa
menyadari situasi sulit mereka sendiri. Peran multimedia dengan virus yang sedang melanda dunia, yaitu Virus
pendidikan di sini terlihat jelas (Motjaba Najafipour 2013) Corona atau severe acute respiratory syndrome
coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Dengan menggunakan
Penelitian (Ramadhan , achmad. Hasyim, Faiz &
sistem pembelajaran daring akan memudahkan guru
Hari 2019) menunjukkan Kesulitan yang dihadapi
melanjutkan kegiatan pembelajaran dari rumah masing-
dalam pembelajaran yang kurang efektif diduga karena
masing. Karena para siswa sekarang pastinya sudah
adanya beberapa faktor yaitu minimnya waktu belajar
menggunakan Android dan itu bisa membantu mereka agar
mandiri dan kuragnya media belajar berbasis praktik.
bisa tetap belajar walaupun tetap dirumah.
Media pembelajaran berbasis simulasi praktikum
sangatlah penting dalam pembelajaran khususnya materi Berdasarkan observasi peneliti di SMA Negeri 1
fisika (Ariyati 2012) Sains terbentuk dan berkembang Kabila, pembelajaran menggunakan sistem daring dengan
melalui suatu proses ilmiah. Mengingat bahwa sains tidak berbantuan Google meet. Dengan menggunakan Google
hanya mengutamakan hasil (produk) saja, dalam hal ini meet pembelajaran bisa dilakukan. Seperti yang diketahui
berarti siswa perlu untuk diajak dan atau ikut terlibat aplikasi Google meet merupakan alat komunikasi video
dalam kegiatan laboratorium (Muzakki 2013) yang bisa digunakan kapan saja, aplikasi ini merupaka
Pelajaran fisika dianggap membosankan oleh salah satu aplikasi yang dikembangkan oleh Google.
sebagian siswa terutama siswa SMA, dalam Dalam pembelajaran yang dilakukan melalui Google meet
pembelajaran disekolah jarang siswa diajarkan dengan me di SMA Negeri 1 Kabila memiliki kendala yaitu
nggunakan media pembelajaran. Sehingga siswa merasa kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang di
fisika hanya mempelajari rumus dan perhitungan saja. ajarkan dan hasil belajarnya juga menurun karena
Menurut (Suparno 2009) sebagian siswa SMA tidak kurangnya menggunakan media pembelajaran yang
menyukai pelajaran fisika dan memilih jurusan yang tidak digunakan dalam menunjang materi yang diajarkan
ada pelajaran tentang fisika karena dianggap sulit khusunya dalam materi fisika yang semestinya
dipelajari dan penuh dengan rumus. Aplikasi android menggunakan laboratorium untuk siswa bisa memahami
dalam bentuk sebuah laboratorium simulasi sebagai media materi.
pembelajaran untuk sekolah, dapat digunakan karena
Salah satu mata pelajaran Fisika yang
mempunyai kriteria kelayakan untuk digunakan (Astra, I.
menggunakan laboratorium adalah materi tekanan
M. H, dan Nugraha 2015) Banyaknya alat-alat yang
hidrostatik. Pada materi ini siswa dituntut untuk
diciptakan karena kemajuan ilmu pengetahuan dan
melakukan praktikum agar bisa memahami konsep materi
teknologi dalam kehidupan sehari-hari perlu diimbangi
tersebut. Tekanan hidrostatik bergantung pada kedalaman,
dengan pengetahuan awal peserta didik mengenai sains
massa jenis zat cair, dan percepatan gravitasi. Salah satu
dalam hal ini adalah Fisika, sehingga peserta didik akan
contoh tekanan hidrostatis dalam kehidupan sehari-hari
mengetahui fungsi dari teknologi. Teknik pemakaiannya
adalah menyelam. Untuk membuktikan pengaruh tekanan
dan perhitungan matematikanya.
hidrostatik dalam contoh tersebut harus dibuktikan dalam
praktikum. Tetapi pada saat ini harusnya kita tetap berada

12
Jurnal Pendidikan Fisika
Volume 11, No. 1, Juni 2022, pp.11-17

didalam rumah ataupun mengurangi aktivitas diluar Berdasarkan pemaparan yang telah dijabarkan,
rumah. Maka peneliti memberikan solusi penggunaan maka peneliti melakukan penelitian dengan judul
media pembelajaran berbasis simulasi yang dapat “pengaruh integrasi virtual laboratorium fisika berbasis
simulasi PhET dengan model discovery learning terhadap
meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa yaitu
hasil belajar siswa pada ranah kognitif C3 dan C5”.
simulasi PhET (Physics Education Technology).
Menurut hasil penelitian dari (Farid 2018)
Penggunaan simulasi PhET pada materi Hukum gaya METODE PENELITIAN
gravitasi newton berpengaruh positif terhadap hasil belajar Desain penelitian ini merupakan penelitian quasi
siswa, dari penggunaan simulasi PhET tersebut eksperimen dengan one gruop pretest & Posttest design
menciptakan pembelajaran yang bermakna dan membuat dengan menggunakan satu kelas eksperimen. Sampel
peserta didik mengeksplorasi secara langsung materi yang penelitian dalam penelitian ini adalah siswa XI MIA
telah diajarkan. Kemudian menurut hasil penelitian dari dengan jumlah siswa 23 orang. Penelitian ini berlangsung
(Lubis, F.M. 2015) pembelajaran menggunakan model di SMA Negeri 1 Kabila pada bulan April-mei tahun
ajaran 2021. Penelitian ini dilakukan tiga kali pertemuan
pembelajaran kooperatif tipe NHT menggunakan simulasi
secara daring.
PhET dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari pada Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan model konvensional. Peranan media menggunakan tes. Penggunaan tes pada penelitian ini agar
pembelajaran berbasis simulasi lab virtual yang dapat peneliti bisa mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan
meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami sesudah diberikan perlakuan menggunakan model
konsep fisika pada materi tekanan hidrostatis yaitu dengan discovery learning dan media pembelajaran simulasi
menggunakan aplikasi simulasi PhET (Physics Education PhET. Instrumen penelitian yang digunakan adalah
instrument tes alam bentuk soal uraian atau essay. Soal
Technology). Media atau simulasi lab virtual ini berisi
essay yang diberikan melalui pretest dan posttest yang
simulasi dalam pembelajaran fisika, biologi, kimia, dll. berjumlah 10 nomor.
Simulasi PhET dikembangkan agar dapat membantu siswa Penggunaan simulasi PhET digunakan sebagai
dalam memahami konsep abstrak dalam pelajaran. penunjang pembelajaran agar siswa dapat memahami
Model pembelajaran penemuan adalah materi dengan cara melakukan praktikum secara virtual
memahami konsep, arti dan hubungan melalui proses menggunakan simulasi PhET. Simulasi PhET terdapat
beberapa mata pelajaran sains seperti Fisika, Biologi,
intuitif untuk akhirnya sampai kepada kesimpulan. Model
Kimia, Ilmu Kebumian dan Matematika. Pada penelitian
pembelajaran penemuan adalah memahami konsep, arti ini akan membahas mata pelajaran fisika khususnya materi
dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya Tekanan Hidrostatis. Peserta didik akan melakukan
sampai kepada kesimpulan. Menurut (Purnomo, Y.H., percobaan dengan menggunakan Simulasi PhET untuk
Mujasam, dan Yusuf 2016) pengunaan model discovery melakukan percobaan secara virtual, sebagai berikut:
learning dalam pembelajaran lebih efektif meningkatkan
hasil belajat kognitif siswa. Terdapat perbedaan yang
signifikan amtara peserta didik yang menggunakan model
discovery learning daripada model konvemsional.
Selanjtnya, (Kumalasari, D., Sudarti., dan Lesmono, A.
2015) juga menyatakan bahwa model discovery learning
berpengaruh pada keterampilan proses sains siswa pada
mata pelajara IPA-fisika.
Penggunaan simulasi PhET model discovery
learning digunakan untuk mengevaluasi penerapan
simulasi PhET yang digunakan siswa pada saat
pembelajaran berlangsung sehingga dapat meningkatkan
hasil belajar siswa. Sejalan dengan penelitian (Lubis, F.M.
2015) penggunaan simulasi PhET dapat membuat siswa
hasil belajar fisika antara siswa yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT menggunakan simulasi
Gambar 1. Percobaan pada pertemuan 1 (Dibawah
PhET lebih baik dibandingkan dengan siswa yang Tekanan) (The PhET team 2015)
menggunakan model pembelajaran konvensional.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya Pada percobaan Gambar 1 peserta didik akan
yaitu penggunaan simulasi phet pada pembelajaran fisika mengukur tekanan hidrostatis pada fluida air dan gassoline
pada penelitian ini menggunakan model discovery pada Simulasi PhET judul Dibawah Tekanan. Tampilan
learning. simulasi PhET pada percobaan kedua sebagai berikut:

13
Jurnal Pendidikan Fisika
Volume 11, No. 1, Juni 2022, pp.11-17

Adapun Teknik uji yang digunakan dengan


menggunakan statistik uji Kolmogorov Smirnov dengan
persamaan yaitu :
D = [ Fs (x)-Ft (x)] Max (1)
(Raul, H.A., dan Holzer 2007)
Keterangan :
D = Nilai hitung
Fs(x) = Distribusi frekuensi kumulatif sampel
Ft (x) = Distribusi frekuensi kumulatif teoritis
Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui
pengaruh integrasi virtual laboratorium fisika berbasis
simulasi PhET dengan model discovery learning terhadap
hasil belajar siswa pada ranah kognitif C3 dan C5.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji
beda rerata parametrik dan statistik t-test.

̅ (2)
Gambar 2. Percobaan pada pertemuan 2 (Aliran Fluida) √
(The PhET team 2015) (Sudjana. 2005)
Pada percobaan Gambar 2 peserta didik Keterangan :
menyelidiki nilai debit fluida disembarang titik dalam dua t = Harga t yang dihitung
aliran berbeda. Tampilan percobaan PhET pada percobaan ̅ = Nilai rata-rata xi
ketiga sebagai berikut: = nilai yang dihipotesiskan (KKM)
= Simpangan baku
= Banyaknya subjek penelitian

Hipotesis statistika dalam penelitian ini:


Data yang dianalisis harus memperhatikan kriteria
ketuntasan individual siswa yaitu 75 yang ada di SMA
Negeri 1 Kabila.
H0 : Hasil belajar peserta didik kurang dari
75
H1 : 75 Hasil belajar peserta didik lebih besar
dari 75
Angka 75 adalah kriteria ketuntasan minimum
(KKM) yang ada di SMA Negeri 1 Kabila. Kriteria
Gambar 3. Percobaan pada pertemuan 3 (Menara Air) pengujian hipotesis:
(The PhET team 2015)
Pada percobaan Gambar 3, peserta didik mengukur Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak H1 diterima
kecepatan aliran fluida yang memancar dari tandon. Jika thitung ≤ ttabel maka H0 diterima H1 ditolak
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan
Analisis secara deskriptif yaitu uji normalitas, uji hipotesi Teknik analisis data selanjutnya adalah analaisis
dan uji n-gain.. Uji statistik dilakukan pada taraf gain. analisis gain ini dilakukan untuk mengetahui selisih
kepercayaan 0.05%. Pengujian untuk normalitas data perbedaan skor hasil belajar siswa sebelum dan setelah
adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk diberi perlakuan. Untuk memperoleh nilai gain ini makan
menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau
digunakan persamaan:
variabel, apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal
atau tidak. Dasar pengambilan keputusan adalah jika nilai t
hitung > t table maka Ho diterima, dan jika nilai t hitung < (3)
t table maka Ho ditolak Hipoteisis statistika yang <g> =
digunakan yaitu :
H0 : Data terdistribusi normal (Hake 1999)Keterangan :
H1 : Data tidak terdistribusi normal
g = Nilai gain
% skor pretest = Persentase nilai sebelum perlakuan
% skor posttest= Persentase nilai setelah perlakuan

14
Jurnal Pendidikan Fisika
Volume 11, No. 1, Juni 2022, pp.11-17

HASIL DAN PEMBAHASAN sebesar 48% sedangkan posttest 89%. Indikator C3


(menghitung) dengan jumlah soal 2 soal, pretest sebesar
Pada proses pembelajaran, Tindakan atau usaha 12% dan posttest 76%. Untuk indikator C4 (menganalisis)
yang dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran dengan nomor soal 4 soal, pretest sebesar 29% dan postest
akan membutuhkan evaluasi pembelajaran pada ranah sebesar 85%. Kemudian untuk indikator C5
kognitif, afektif dan psikomotorik untuk melihat suatu (mengevaluasi) dengan jumlah soal 1 nomor, pretest
capaian siswa. Pada penelitian ini, evaluasi yang dilakukan sebesar 16% dan posttest sebesar 73%. Tidak adanya
ialah pada ranah kognitif dengan menggunakan tes essay, indikator pada level kognitif C1 dan C6 dikarenakan
ranah kognitif berhubungan dengan pengetahuan yang mengikuti indikator capaian kompetensi dan penilaian
didalamnya peserta didk bisa menjelaskan, menghitung, guru akan berpusat pada siswa sehingga siswa dapat
menganalisis dan membuktikan pengetahuan yang mengeksplorasi sendiri pengetahuan yang didapatkan dari
didapatkan pada proses pembelajaran. Tes hasil belajar proses belajar mengajar.
peserta didik diberikan kepada kelas XI IPA yang menjadi Sebelum adanya perlakuan pembelajaran nilai
sampel pada penelitian ini sebanyak 23 orang. Data hasil peserta didik (pretest) sebesar 25% sedangkan setelah ada
penelitian diperoleh dari soal pretest yang diberikan perlakuan pembelajaran nilai peserta didik meningkat
sebelum pembelajaran (sebelum diberi perlakuan) dan (posttest) sebesar 80% dengan selisih 55% dengan
postest diberikan setelah pemberian perlakuan kepada peningkatan nilai n-gain 0.74% (berkriteria tinggi). Hal ini
peserta didik dengan jumlah nomor soal adalah 10 nomor. menunjukan bahwa terdapat penggunaan simulasi PhET
Berikut ini hasil analisis hasil belajar siswa: dengan model discovery learning terhadap hasil belajar
siswa.
Tabel 1. Analisis Hasil Belajar Siswa Pengujian normalitas data bertujuan untuk menguji
kenormalan distribusi data. data terdistribusi normal jika
Kelas Jumlah Skor Total Presentase thitung > ttabel Hasil tersebut dapat dilihat pada Table 2
Respond Hasil Belajar Hasil belajar dibawah ini.
en Siswa Siswa (%)
Prete Postte Prete Postte Tabel 2 Hasil Uji Normalitas Data
st st st st
Eksperim 23 499 126.9 25% 80% Kelas thit ttab Keterangan
en
Eksperimen 0.474 0.275 Berdistribusi Normal
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat presentase rata-
rata dari hasil belajar siswa yang menunjukkan proses
pelaksanaan pembelajaran menggunakan aplikasi simulasi Berdasarkan Tabel 2. Hasil uji normalitas
PhET dengan model discovery learning pada materi memperoleh t hitung > ttabel dengan taraf kepercayaan α =
tekanan hidrostatis berpengaruh terhadap hasil belajar 0.05 maka Ho diterima artinya data terdistribusi normal.
siswa di SMA Negeri 1 Kabila berdasarkan pretest dan Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui
posttest. Analisis n-gain perbandingan hasil belajar siswa pengaruh positif yang signifikan dari penggunaan simulasi
pada pretest dan postest di tiap level kognitif digambarkan PhET dengan model discovery learning setelah diberikan
sebagai berikut. perlakuan ditinjau dari kriteria ketuntasan minimum
(KKM) yaitu 75. Data dari pengujian hipotesis dapat
dilihat pada Tabel 3.
Perbedaan level kognitif
100% Tabel 3. Hasil Uji Hipotesis
Persentase (%)

80% Kelas thitung ttabel Keterangan


60%
Eksperimen 7.35 1.71 H0 diterima
40%
20%
Berdasarkan Tabel 3 diperoleh thitung ≥ ttabel 1,71
0% dengan taraf kepercayaan α = 0.05 maka H0 ditolak dan H1
C2 C3 C4 C5 diterima. Berdasarkan data tersebut terdapat pengaruh
Kriteria kognitif positif yang signifikan dari penggunaan simulasi PhET
dengan model discovery learning setelah diberikan
Pretest Posttest Selisih perlakuan dan ditinjau dari kriteria ketuntasan minimum
(KKM) yaitu 75.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pengaruh
Gambar 4. Perbedaan level kognitif ngain integrasi pembelajaran fisika berbasis simulasi PhET
Berdasarkan Gambar 4. merupakan perhitungan dengan model discovery learning terhadap hasil belajar
ranah kognitif setiap indikator C2-C5 menggunakan rumus siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Kabila Tahun ajaran
n-gain baik pretest maupun posttest. Untuk indikator C2 2020/2021. Hal ini ditunjukan dengan nilai rata-rata
(Menjelaskan) dengan jumlah soal 3 nomor pretest pretest 24,65 dan nilai rata-rata postest setelah diberikan

15
Jurnal Pendidikan Fisika
Volume 11, No. 1, Juni 2022, pp.11-17

perlakuan menggunakan simulasi PhET meningkat simulasi PhET pada materi Hukum gaya gravitasi newton
menjadi 80.43. Dalam hal ini, pembelajaran berbasis daripada menggunakan model konvensional.
simulasi PhET dengan model Discovery Learning bisa Berdasarkan pengolahan dan analisis data yang
membantu peserta didik dalam pemahamannya sendiri diperoleh dari pengujian hipotesis rata-rata sampel
terkait materi tekanan hidrostatis karena melalui simulasi melalui analisis uji t-test, diketahui t hitung lebih besar
PhET peserta didik mempelajari dengan lebih ril dan daripada nilai yang ada di t tabel, yaitu thitung 7,35 dan ttabel
memvisualisasikan materi tekanan hidrostatis dalam 1,71 dengan taraf 0,05. Menunjukan bahwa ada
bentuk model. Hal tersebut membuat minat dan motivasi peningkatan hasil belajar peserta didik dalam perlakuan
belajar siswa meningkat, sehingga hasil belajar menjadi setelah menggunakan simulasi PhET dengan model
lebih baik juga. Sejalan dengan penelitian (Krisdiana, A., discovery learning di SMA Negeri 1 Kabila maka H0
& Supardi 2015) penggunaan simulasi PhET dapat ditolak H1 diterima (terdapat pengaruh integrasi
membuat siswa belajar melalui simulasi interaktif berbasis pembelajaran fisika berbasis simulasi PhET dengan model
penemuan untuk memperjelas konsep-konsep fisis. discovery learning terhadap hasil belajar siswa kelas XI di
Peningkatan hasil belajar kognitif peserta didik SMA Negeri 1 Kabila) yaitu 75).
setelah diberi perlakuan memperoleh nilai gain sebesar Berdasarkan penelitian membuktikan bahwa
0,74 dengan kriteria tinggi artinya terdapat perbedaan kemampuan peserta didik mampu menerapkan simulasi
selisih skor hasil belajar siswa sebelum dan sesudah PhET dalam pembelajaran fisika serta mampu
perlakuan menggunakan simulasi PhET. perhitungan ranah memanfaatkan simulasi PhET ini sebagai pengetahuan
kognitif setiap indikator C2-C5 menggunakan rumus n- baru dalam pembelajaran fisika. Maka dari penelitian yang
gain baik pretest maupun posttest. Untuk indikator C2 telah dilakukan ternyata ada pengaruh integrasi virtual
(Menjelaskan) dengan jumlah soal 3 nomor pretest laboratorium fisika berbasis simulasi PhET dengan model
sebesar 48% sedangkan posttest 89% memperoleh nilai discovery learning terhadap hasil belajar siswa pada ranah
gain sebesar 0,78 dengan kriteria tinggi. Indikator C3 kognitif C3 dan C5.
(penerapan) dengan jumlah soal 2 soal, pretest sebesar
12% dan posttest 76% memperoleh nilai gain sebesar 0,72
dengan kriteria tinggi. Untuk indikator C4 (menganalisis) KESIMPULAN
dengan nomor soal 4 soal, pretest sebesar 29% dan postest Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan
sebesar 85% dengan nilai gain sebesar 0,78 dengan kriteria bahwa pembelajaran fisika berbasis simulasi PhET yang di
tinggi. Kemudian untuk indikator C5 (mengevaluasi) integrasikan dengan model discovery learning di SMA
dengan jumlah soal 1 nomor, pretest sebesar 16% dan Negeri 1 Kabila berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
posttest sebesar 73% dengan gain sebesar 0,67 berkriteria Hasil hipotesis nilai t hitung (7.35) lebih besar dari t tabel 1,71
tinggi. Tidak adanya indikator pada level kognitif C1 dan dengan taraf kepercayaan 0.05 yang berarti rata-rata nilai
C6 dikarenakan mengikuti indikator capaian kompetensi siswa melampaui nilai KKM 75. N-gain ternormalisasi
dan penilaian guru akan berpusat pada siswa sehingga diperoleh sebesar 0,74% dengan kriteria tinggi.
siswa dapat mengeksplorasi sendiri pengetahuan yang Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan terdapat
didapatkan dari proses belajar mengajar. pengaruh terhadap penggunaan simulasi PhET yang di
Ranah kognitif yang mendapatkan selisih terbesar integrasikan dengan model discovery learning terhadap
yaitu C3 (penerapan) dengan selisih 64% dan C5 hasil belajar peserta didik kelas XI di SMA Negeri 1
(mengevaluasi) dengan selisih 57%. Hal ini membuktikan Kabila.
bahwa kemampuan peserta didik mampu menerapkan
simulasi PhET dalam pembelajaran fisika serta mampu
memanfaatkan simulasi PhET ini sebagai pengetahuan DAFTAR PUSTAKA
baru dalam pembelajaran fisika. Selanjutnya sebelum Ariyati, E. 2012. “Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk
adanya perlakuan pembelajaran nilai peserta didik Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis
(pretest) sebesar 25% sedangkan setelah ada perlakuan Mahasiswa.” Jurnal Pendidikan Matematika Dan
pembelajaran nilai peserta didik meningkat (posttest) IPA 1 (2). https://doi.org/10.26418/jpmipa.vli2.194.
sebesar 80% dengan selisih 55% dengan peningkatan nilai Astra, I. M. H, dan Nugraha, A. 2015. “Development of an
n-gain 0.74% (berkriteria tinggi). Android Application in the from of a Simulation Lab
Berdasarkan penilaian aspek kognitif tersebut, as Learning Media for Senior High School
indikator tertinggi didapatkan pada indikator C2 dengan Students.” Eurasia Journal of Mathematics,
presentase nilai pretest 48% dan posttest sebesar 89%. Hal Sciences, and Technology Education 11 (5).
ini dikarenakan peserta didik pada model discovery Farid, Dkk. 2018. “Pengaruh Media Simulasi PHET
learning ini dituntut untuk merumuskan masalah dan Menggunakan Model Discovery Learnig Terhadap
memahami konsep pada materi tekanan hidrostatis secara Hasil Belajar Peserta Didik.” Jurnal Nalar
mandiri. Jadi secara ilmiah peserta didik langsung bisa Pendidikan 6 (2).
menguasai konsep materi dengan baik dan benar. Hal ini Hake, Richard. R. 1999. Analyzing Change/Gain Scores.
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan https://www.physicsindiana.edu/sdi/analyz%09ing-
simulasi PhET dengan model discovery learning terhadap change-gain-.pdf.
hasil belajar ditinjau dari kriteria ketuntasan minimum Krisdiana, A., & Supardi, Z. A. I. 2015. “Penerapan
(KKM). Penggunaan simulasi PhET telah diteliti oleh Pembelajaran Guided Discovery Pada Materi Fluida
(Farid 2018) terdapat pengaruh positif pada penggunaan Dinamik Dengan Media PhET Untuk Meningkatkan

16
Jurnal Pendidikan Fisika
Volume 11, No. 1, Juni 2022, pp.11-17

Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 1 Saoko.” Jurnal


Inovasi Pendidikan Fisika 4 (2): 133–40.
Kumalasari, D., Sudarti., dan Lesmono, A., D. 2015.
“Dampak Model Discovery Learning Terhadap
Keterampilan Proses Sains Dan Hasil Belajar Ipa-
Fisika Siswa Di Mts Negeri Jember.” Jurnal
Pendidikan Fisika 4 (2): 81–85.
Lubis, F.M., N. Bukit & M.B. Harahap. 2015. “Efek
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Menggunakan Media Simulasi PhET Dan Aktivitas
Terhadap Hasil Belajar Siswa.” Jurnal Tabularasa
PPS UNIMED 12 (1).
Motjaba Najafipour. 2013. “The Study of the
Effectiveness of Using the Researcher- Made
Multimedia Software an Anality of Learning
Pysics.” Elsevier Ltd. WCETR.
Muzakki, Muhammad Abid & Madlazim. 2013.
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA
Menggunakan Simulasi PhET Untuk Melatihkan
Keterampilan Proses Sains Siswa SMP/MTS Pada
Materi Usaha Dan Energi.” Artikel Jurnal
Pendidikan 01 (01).
Purnomo, Y.H., Mujasam, dan Yusuf, I. 2016. “Penerapan
Model Guided Discovery Learning Pada Materi
Kalor Terhadap Hasil Belajar Kognitif Peserta Didik
Kelas VII SMPN 13 PRAFI Manokwari Papua
Barat.” Jurnal Pancaran 5 (3): 11–16.
Ramadhan , achmad. Hasyim, Faiz & Hari, A.C. W. 2019.
“Efektivitas Pembelajaran Fisika Bab Gaya
Menggunakan Media Simulasi PhET Dan Alat
Peraga Sederhana Pada Siswa SMP Kelas 8 Untuk
Meningkatkan Penguasaan Materi.” Seminar
Nasional Pendidikan Fisika 4 (1): ISSN:2527-5917.
Raul, H.A., dan Holzer, M. 2007. “Experimental Learning
in Mechanics With Multimedia.” International
Journal England Education 16 (5).
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Suparno, Dkk. 2009. Manajemen Dan Kepemimpinan
Transformasi Kekepala Sekolahan. Jakarta: Rineka
Cipta.
The PhET team. 2015. “PhET (Interactive Simulation).” In
. http://www.phet.colorado.edu./in/. .

17
FORM CRITICAL JOURNAL REVIEW (CJR)

Nama/NIM : Vipta Nova Mariana Simbolon / 4201121009


Hari dan Tgl : Kamis 01 Des 2022
Nama/Kel. yang menilai :-
Nama jurnal : Pendidikan Fisika
Judul Jurnal : Pengaruh Integrasi Virtual Lboratarium Fisika
Berbasis Simulasi Phet Dengan Model Discovery
Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Ranah
Kongnitif C3 dan C5
Vol/No/Tahun/hal : 11 / 1 / Juni 2022 / 11-17
Sinta Jurnal :2
Penulis Jurnal : Niniek Asih Pratiwi , Raghel Yunginger , Ritin Uloli
, Asri Arbie , Dewi Diana Paramata , Citron Payu
Topik Materi yang berkaitan dengan topic Jurnal :
: Pengaruh Integrasi Virtual Lboratarium Fisika
Berbasis Simulasi Phet Dengan Model Discovery
Learning

No Indikator/Aspek yang Dinilai Pembobotan

I ABSTRAK
Ringkasan Abstrak
Pembelajaran daring yang dilakukan pada saat
pandemi mengharuskan guru untuk
menggunakan media pembelajaran agar dapat
menunjang pembelajaran di sekolah maupun di
1
kelas. Berdasarkan observasi yang dilakukan
dalam pembelajaran yang dilakukan
berbantuan Google meet di SMA Negeri 1
Kabila memiliki kendala kurangnya
penggunaan media pembelajaran yang
No Indikator/Aspek yang Dinilai Pembobotan
digunakan dalam menunjang materi yang
diajarkan khusunya dalam materi fisika yang
semestinya menggunakan laboratorium untuk
siswa bisa memahami. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh integrasi virtual
laboratorium fisika berbasis simulasi PhET
dengan model discovery learning terhadap
hasil belajar siswa pada ranah kognitif C3 dan
C5. Jenis penelitian ini adalah quasi
eksperiment dengan populasi seluruh kelas XI
IPA di SMA Negeri 1 Kabila berjumlah 6
kelas. Sampel pada penelitian ini ditentukan
dengan non-probability sampling yaitu tidak
menggunakan keseluruhan populasi untuk
menjadi sampel, jadi sampel pada penelitian ini
sebanyak 23 orang siswa. Instrumen penelitian
yang digunakan adalah instrument tes dalam
bentuk soal uraian atau essay. Soal essay yang
diberikan melalui pretest dan posttest yang
berjumlah 10 nomor yang telah dinyatakan
valid oleh validator. Setelah data penelitian
diperoleh menggunakan data pretest dan
posttest, uji t-test, n-gain normalisasi
membuktikan bahwa kemampuan peserta didik
mampu menerapkan simulasi PhET dalam
pembelajaran fisika.

II. PENDAHULUAN

Latar belakang (Tuliskan masalah yang melatar


2 belakangi dilakukannya penelitian dalam
artikel)
No Indikator/Aspek yang Dinilai Pembobotan
Pendidikan adalah suatu daya dan upaya yang
dilakukan agar peserta didik dapat memperoleh
ilmu pengetahuan, mengembangkan intelektual
serta emosional secara optimal, sehingga
peserta didik dapat mengimplementasikan
dalam kehidupan sekarang maupun kehidupan
yang akan datang. Dengan munculnya
teknologi komunikasi dan informasi,
lingkungan belajar telah muncul dengan
kekuatan yang belum pernah terjadi
sebelumnya. Dalam lingkungan belajar ini, alat
elektronik yang sesuai disediakan dimana
peserta didik bisa menyadari situasi sulit
mereka sendiri. Peran multimedia pendidikan
di sini terlihat jelas (Motjaba Najafipour 2013)
Penelitian (Ramadhan , achmad. Hasyim,
Faiz & Hari 2019) menunjukkan Kesulitan
yang dihadapi dalam pembelajaran yang
kurang efektif diduga karena adanya beberapa
faktor yaitu minimnya waktu belajar mandiri
dan kuragnya media belajar berbasis praktik.
Media pembelajaran berbasis simulasi
praktikum sangatlah penting dalam
pembelajaran khususnya materi fisika (Ariyati
2012) Sains terbentuk dan berkembang melalui
suatu proses ilmiah. Mengingat bahwa sains
tidak hanya mengutamakan hasil (produk) saja,
dalam hal ini berarti siswa perlu untuk diajak
dan atau ikut terlibat dalam kegiatan
laboratorium (Muzakki 2013)
No Indikator/Aspek yang Dinilai Pembobotan
Berdasarkan observasi peneliti di SMA
Negeri 1 Kabila, pembelajaran menggunakan
sistem daring dengan berbantuan Google meet.
Dengan menggunakan Google meet
pembelajaran bisa dilakukan. Seperti yang
diketahui aplikasi Google meet merupakan alat
komunikasi video yang bisa digunakan kapan
saja, aplikasi ini merupaka salah satu aplikasi
yang dikembangkan oleh Google. Dalam
pembelajaran yang dilakukan melalui Google
meet di SMA Negeri 1 Kabila memiliki
kendala yaitu kurangnya pemahaman siswa
terhadap materi yang di ajarkan dan hasil
belajarnya juga menurun karena kurangnya
menggunakan media pembelajaran yang
digunakan dalam menunjang materi yang
diajarkan khusunya dalam materi fisika yang
semestinya menggunakan laboratorium untuk
siswa bisa memahami materi.
Salah satu mata pelajaran Fisika yang
menggunakan laboratorium adalah materi
tekanan hidrostatik. Pada materi ini siswa
dituntut untuk melakukan praktikum agar bisa
memahami konsep materi tersebut. Tekanan
hidrostatik bergantung pada kedalaman, massa
jenis zat cair, dan percepatan gravitasi. Salah
satu contoh tekanan hidrostatis dalam
kehidupan sehari-hari adalah menyelam. Untuk
membuktikan pengaruh tekanan hidrostatik
dalam contoh tersebut harus dibuktikan dalam
No Indikator/Aspek yang Dinilai Pembobotan
praktikum. Tetapi pada saat ini harusnya kita
tetap berada didalam rumah ataupun
mengurangi aktivitas diluar rumah. Maka
peneliti memberikan solusi penggunaan media
pembelajaran berbasis simulasi yang dapat
meningkatkan pemahaman dan hasil belajar
siswa yaitu simulasi PhET (Physics Education
Technology).
Model pembelajaran penemuan adalah
memahami konsep, arti dan hubungan melalui
proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada
kesimpulan. Model pembelajaran penemuan
adalah memahami konsep, arti dan hubungan
melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai
kepada kesimpulan. Menurut (Purnomo, Y.H.,
Mujasam, dan Yusuf 2016) pengunaan model
discovery learning dalam pembelajaran lebih
efektif meningkatkan hasil belajat kognitif
siswa. Terdapat perbedaan yang signifikan
amtara peserta didik yang menggunakan model
discovery learning daripada model
konvemsional. Selanjtnya, (Kumalasari, D.,
Sudarti., dan Lesmono, A. 2015) juga
menyatakan bahwa model discovery learning
berpengaruh pada keterampilan proses sains
siswa pada mata pelajara IPA-fisika.
Rumusan masalah
Rumusan masalah dalam jurnal ini yaitu :
3
1. Bagaiamana cara mengukur tekanan
hidrostatis pada fluida air dan gassoline
No Indikator/Aspek yang Dinilai Pembobotan
pada Simulasi PhET
2. Bagaiamana cara menyelidiki nilai
debit fluida disembarang titik dalam
dua aliran berbeda.
3. Bagaimana mengukur kecepatan aliran
fluida yang memancar dari tandon
Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu untuk melihat
bagaimana pendidikan STEM melalui simulasi
4
PhET mempengaruhi kemampuan berpikir
kritis siswa.

III. KAJIAN TEORI

Teori-teori yang dikaji pada jurnal


Meningkatnya teknologi di era
globalisasi yang serba modern ini bisa kita
terapkan pada dunia pendidikan sebagai
fasilitas lebih dan serba canggih untuk
memperlancar proses pembelajaran yang
disampaikan. Disini
pentingnya teknologi untuk selalu diikuti
perkembangannya.

Penggunaan teknologi terbukti dapat


5 meningkatkan minat belajar anak karena
tampilan yang lebih menarik sehingga akan
terhindar dari rasa jenuh selama mengikuti
pelajaran. Seperti di Indonesia yang sebagian
besar sekolah masih belum menggunakan
teknologi dalam pendidikan.

Pemanfaatan teknologi dapat dirasakan


terutama pada media yang digunakan peserta
didik ketika proses belajar mengajar. Media
pembelajaran merupakan segala sesuatu yang
dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan
No Indikator/Aspek yang Dinilai Pembobotan
dari sumber secara terencana sehingga tercipta
lingkungan belajar yang kondusif dimana
penerimanya dapat melakukan proses belajar
secara efisien dan efektif. (Muhammad, 2015)

Tidak hanya itu, pemanfaatan teknologi di


dunia pendidikan juga diterapkan pada
praktikum fisika yaitu secara virtual. Salah satu
media penunjang praktikum virtual adalah
Simulasi PhET. PhET adalah sebuah
laboratorium virtual yang didalamnya memuat
program simulasi interaktif yang dibuat untuk
membantu proses pembelajaran fisika dan
dirancang sedemikian rupa agar penerapan
metode eksperimen terlihat menarik dan
terbuka untuk semua pelajar yang memberikan
umpan dari animasi kepada siswa.
(Prihatiningtyas, T, & B, 2013)

Simulasi PhET ini menyajikan visualisasi


konsep-konsep sains melalui penggunaan
grafis dan kontrol intuitif seperti tekan, geser,
dan Tarik. Simulasi PhET dapat membantu
siswa mengeksplorasi konsep yang dipelajari
melalui keterkaitan dengan fenomena nyata di
kehidupan sehari-hari. Simulasi PhET juga
mendukung terjadinya umpan balik dari
pengguna karena sifatnya yang interaktif dan
dapat menyediakan aktivitas belajar yang
kreatif. (Mirdayanti, 2019). Sebelum
melakukan praktikum virtual, guru dapat
memberikan tutorial cara menggunakan
simulasi PhET yang nanti dapat siswa lakukan
dengan panduan-panduan yang guru berikan.

Fisika sendiri merupakan mata pelajaran yang


memerlukan pemahaman daripada
penghafalan, tetapi diletakkan pada pengertian
dan pemahaman konsep yang dititikberatkan
No Indikator/Aspek yang Dinilai Pembobotan
pada proses terbentuknya pengetahuan melalui
penemuan, penyajian data secara matematis
dan bersasarkan aturan-aturan tertentu,
sehingga dalam mempelajarinya perlu aturan
tertentu. (Depdiknas, 2003). Oleh karena itu, untuk
mendukung peserta didik untuk memahami
konsep yang dititikberatkan pada proses
terbentuknya pengetahuan khususnya dari
penyajian data jalan keluarnya adalah dengan
menggunakan Simulasi PhET
Kelengkapan dan kesesuaian teori-teori yang
digunakan
Menurut saya, kelengkapan dan kesesuaian
teori-teori yang digunakan pada jurnal ini
sudah baik dan lengkap, karena penelitian ini
menjelaskan dengan lengkap mengenai
Pengembangan Praktikum yang dilakukan
Kepada Siswa SMA khususnya pada mata
pelajaran fisika menggunakan simulasi Phet,.
6 Sesuai dengan teori-teori yang digunakan pada
penelitian ini. Dan dengan pengembangan
praktikum berbasis Simulasi PhET ini dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
dengan baik.Pada Penelitian ini berimplikasi
khususnya bagi guru fisika dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa
dengan menggunakan pendidikan STEM
melalui simulasi PhET yang dilakukan secara
virtual.

7 Kelebihan-kelebihan teori yang dipaparkan


No Indikator/Aspek yang Dinilai Pembobotan
Kelebihan – kelebihan teori yang dipaparkan
dalam penelitian ini yaitu dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa SMA,dapat
meningkatkan sikap antusias dan tertantang
pada diri siswa untuk mempelajari materi
fisika menggunakan Simulasi PhET, dapat
meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi fisika dengan Praktikum fisika berbasis
simulasi PhET karena simulasi PhET mudah
dioperasikan dan dapat digunakan kapan saja
dengan menggunakan smartphone, PC, atau
laptop. Dan dengan Laboratorium virtual
Keterkaitan teori yang dipaparkan dengan
materi mata kuliah Fisika SMA Berorientasi
Laboratorium
Teori yang dipaparkan dalam penelitian
jurnal ini terdapat keterkaitan materi mata
kuliah Fisika SMA Berorientasi Laboratorium
yaitu pada materi Pengembangan Praktikum
fisika Berbasis Simulasi phet. Dan pada jurnal
penelitian tersebut juga menjelaskan mengenai
8
pengembangan praktikum fisika SMA berbasis
Simulasi PhET untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa.
Berdasarkan penelitian membuktikan bahwa
kemampuan peserta didik mampu menerapkan
simulasi PhET dalam pembelajaran fisika serta
mampu memanfaatkan simulasi PhET ini
sebagai pengetahuan baru dalam pembelajaran
fisika. Maka dari penelitian yang telah
dilakukan ternyata ada pengaruh integrasi
virtual laboratorium fisika berbasis simulasi
No Indikator/Aspek yang Dinilai Pembobotan
PhET dengan model discovery learning
terhadap hasil belajar siswa pada ranah kognitif
C3 dan C5.

IV METODE

Metode/pendekatan penelitian yang dipilih


Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
menggunakan tes. Penggunaan tes pada
penelitian ini agar peneliti bisa mengetahui
hasil belajar siswa sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan menggunakan model
9
discovery learning dan media pembelajaran
simulasi PhET. Instrumen penelitian yang
digunakan adalah instrument tes alam bentuk
soal uraian atau essay. Soal essay yang
diberikan melalui pretest dan posttest yang
berjumlah 10 nomor.

Populasi dan Objek atau sampel penelitian


Sampel penelitian dalam penelitian ini adalah
siswa XI MIA dengan jumlah siswa 23 orang.
10 Penelitian ini berlangsung di SMA Negeri 1
Kabila pada bulan April-mei tahun ajaran
2021. Penelitian ini dilakukan tiga kali
pertemuan secara daring.

Instrumen yang digunakan


Penggunaan simulasi PhET digunakan sebagai
penunjang pembelajaran agar siswa dapat
memahami materi dengan cara melakukan
praktikum secara virtual menggunakan
11
simulasi PhET. Simulasi PhET terdapat
beberapa mata pelajaran sains seperti Fisika,
Biologi, Kimia, Ilmu Kebumian dan
Matematika. Pada penelitian ini akan
membahas mata pelajaran fisika khususnya
No Indikator/Aspek yang Dinilai Pembobotan
materi Tekanan
Teknik pengumpulan dan analisis data
Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan Analisis secara deskriptif yaitu
uji normalitas, uji hipotesi dan uji n-gain.. Uji
statistik dilakukan pada taraf kepercayaan
0.05%. Pengujian untuk normalitas data adalah
sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan untuk
menilai sebaran data pada sebuah kelompok
data atau variabel, apakah sebaran data tersebut
berdistribusi normal atau tidak. Dasar
pengambilan keputusan adalah jika nilai t
hitung > t table maka Ho diterima, dan jika
nilai t hitung < t table maka Ho ditolak
Hipoteisis statistika yang digunakan yaitu:
Ho: Data terdistribusi normal
12
H₁: Data tidak terdistribusi normal
Adapun Teknik uji yang digunakan dengan
menggunakan statistik uji Kolmogorov
Smirnov dengan persamaan yaitu :

D = [ Fs (x)-Ft (x)] Max


Keterangan :

D = Nilai hitung

Fs(x) = Distribusi frekuensi kumulatif sampel


Ft (x) = Distribusi frekuensi kumulatif teoritis

Pengujian hipotesis digunakan untuk


mengetahui pengaruh integrasi virtual
laboratorium fisika berbasis simulasi PhET
dengan model discovery learning terhadap
hasil belajar siswa pada ranah kognitif C3 dan
C5. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan uji beda rerata parametrik dan
No Indikator/Aspek yang Dinilai Pembobotan
statistik t-test

Keterangan:

t = Harga t yang dihitung

𝑥̅ = Nilai rata-rata xi

𝜇0 = nilai yang dihipotesiskan (KKM)

𝑠 = Simpangan baku

𝑛 = Banyaknya subjek penelitian

Hipotesis statistika dalam penelitian ini:


Data yang dianalisis harus memperhatikan
kriteria ketuntasan individual siswa yaitu 75
yang ada di SMA Negeri 1 Kabila.

H0 : 𝜇𝑝𝑜𝑠𝑡 ≤ 𝜇0 Hasil belajar peserta didik


kurang dari 75

Angka 75 adalah kriteria ketuntasan


minimum

(KKM) yang ada di SMA Negeri 1 Kabila.


Kriteria pengujian hipotesis:

Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak H1 diterima


Jika thitung ≤ ttabel maka H0 diterima H1 ditolak

Teknik analisis data selanjutnya adalah


analaisis gain. analisis gain ini dilakukan untuk
mengetahui selisih perbedaan skor hasil belajar
siswa sebelum dan setelah diberi perlakuan.
Untuk memperoleh nilai gain ini makan
digunakan persamaan:
No Indikator/Aspek yang Dinilai Pembobotan

g = nilain gain

% skor pretest = Persentase nilai sebelum


perlakuan

% skor posttes t= Persentase nilai setelah


perlakuan.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ringkasan hasil hasil penelitian


Pada proses pembelajaran, Tindakan atau
usaha yang dilakukan peserta didik dalam
proses pembelajaran akan membutuhkan
evaluasi pembelajaran pada ranah kognitif,
afektif dan psikomotorik untuk melihat suatu
capaian siswa. Pada penelitian ini, evaluasi
yang dilakukan ialah pada ranah kognitif
dengan menggunakan tes essay, ranah kognitif
berhubungan dengan pengetahuan yang
didalamnya peserta didk bisa menjelaskan,
13 menghitung, menganalisis dan membuktikan
pengetahuan yang didapatkan pada proses
pembelajaran. Tes hasil belajar peserta didik
diberikan kepada kelas XI IPA yang menjadi
sampel pada penelitian ini sebanyak 23 orang.
Data hasil penelitian diperoleh dari soal pretest
yang diberikan sebelum pembelajaran
(sebelum diberi perlakuan) dan postest
diberikan setelah pemberian perlakuan kepada
peserta didik dengan jumlah nomor soal adalah
10 nomor. Berikut ini hasil analisis hasil
belajar siswa
No Indikator/Aspek yang Dinilai Pembobotan

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat presentase


rata- rata dari hasil belajar siswa yang
menunjukkan prosespelaksanaan pembelajaran
menggunakan aplikasi simulasiPhET dengan
model discovery learning pada materi tekanan
hidrostatis berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa di SMA Negeri 1 Kabila berdasarkan
pretest dan posttest. Analisis n-gain
perbandingan hasil belajar siswa pada pretest
dan postest di tiap level kognitif digambarkan
sebagai berikut.

Berdasarkan Gambar 4. merupakan


perhitungan ranah kognitif setiap indikator C2-
C5 menggunakan rumus n-gain baik pretest
maupun posttest. Untuk indikator C2
(Menjelaskan) dengan jumlah soal 3 nomor
No Indikator/Aspek yang Dinilai Pembobotan
pretest sebesar 48% sedangkan posttest 89%.
Indikator C3 (menghitung) dengan jumlah soal
2 soal, pretest sebesar 12% dan posttest 76%.
Untuk indikator C4 (menganalisis) dengan
nomor soal 4 soal, pretest sebesar 29% dan
postest sebesar 85%. Kemudian untuk
indikator C5 (mengevaluasi) dengan jumlah
soal 1 nomor, pretest sebesar 16% dan posttest
sebesar 73%. Tidak adanya indikator pada
level kognitif C1 dan C6 dikarenakan
mengikuti indikator capaian kompetensi dan
penilaian guru akan berpusat pada siswa
sehingga siswa dapat mengeksplorasi sendiri
pengetahuan yang didapatkan dari proses
belajar mengajar.
Sebelum adanya perlakuan pembelajaran
nilai peserta didik (pretest) sebesar 25%
sedangkan setelah ada perlakuan pembelajaran
nilai peserta didik meningkat (posttest) sebesar
80% dengan selisih 55% dengan peningkatan
nilai n-gain 0.74% (berkriteria tinggi). Hal ini
menunjukan bahwa terdapat penggunaan
simulasi PhET dengan model discovery
learning terhadap hasil belajar siswa.

Pengujian normalitas data bertujuan untuk


menguji kenormalan distribusi data. data
terdistribusi normal jika

thitung > ttabel Hasil tersebut dapat dilihat pada


Table 2 dibawah ini.

Tabel 2 Hasil Uji Normalitas Data


No Indikator/Aspek yang Dinilai Pembobotan

Berdasarkan Tabel 2. Hasil uji


normalitas: memperoleh thitung > ttabel dengan
taraf kepercayaan α = 0.05 maka Ho diterima
artinya data terdistribusi normal.

Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk


mengetahui pengaruh positif yang signifikan
dari penggunaan simulasi PhET dengan model
discovery learning setelah diberikan perlakuan
ditinjau dari kriteria ketuntasan minimum
(KKM) yaitu 75. Data dari pengujian hipotesis
dapat dilihat pada Tabel 3.

Berdasarkan Tabel 3 diperoleh thitung ≥ ttabel


1,71 dengan taraf kepercayaan α = 0.05 maka
H0 ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan data
tersebut terdapat pengaruh positif yang
signifikan dari penggunaan simulasi PhET
dengan model discovery learning setelah
diberikan perlakuan dan ditinjau dari kriteria
ketuntasan minimum (KKM) yaitu 75.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pengaruh


integrasi pembelajaran fisika berbasis simulasi
PhET dengan model discovery learning
terhadap hasil belajar siswa kelas XI di SMA
Negeri 1 Kabila Tahun ajaran 2020/2021. Hal
ini ditunjukan dengan nilai rata-rata pretest
24,65 dan nilai rata-rata postest setelah
diberikan perlakuan menggunakan simulasi
PhET meningkat menjadi 80.43. Dalam hal
No Indikator/Aspek yang Dinilai Pembobotan
ini, pembelajaran berbasis simulasi PhET
dengan model Discovery Learning bisa
membantu peserta didik dalam pemahamannya
sendiri terkait materi tekanan hidrostatis karena
melalui simulasi PhET peserta didik
mempelajari dengan lebih ril dan
memvisualisasikan materi tekanan hidrostatis
dalam bentuk model. Hal tersebut membuat
minat dan motivasi belajar siswa meningkat,
sehingga hasil belajar menjadi lebih baik juga.
Sejalan dengan penelitian (Krisdiana, A., &
Supardi 2015) penggunaan simulasi PhET
dapat membuat siswa belajar melalui simulasi
interaktif berbasis penemuan untuk
memperjelas konsep-konsep fisis.

Peningkatan hasil belajar kognitif peserta didik


setelah diberi perlakuan memperoleh nilai gain
sebesar 0,74 dengan kriteria tinggi artinya
terdapat perbedaan selisih skor hasil belajar
siswa sebelum dan sesudah perlakuan
menggunakan simulasi PhET. perhitungan
ranah kognitif setiap indikator C2-C5
menggunakan rumus n- gain baik pretest
maupun posttest. Untuk indikator C2
(Menjelaskan) dengan jumlah soal 3 nomor
pretest sebesar 48% sedangkan posttest 89%
memperoleh nilai gain sebesar 0,78 dengan
kriteria tinggi. Indikator C3 (penerapan)
dengan jumlah soal 2 soal, pretest sebesar
12% dan posttest 76% memperoleh nilai gain
sebesar 0,72 dengan kriteria tinggi. Untuk
indikator C4 (menganalisis) dengan nomor soal
4 soal, pretest sebesar 29% dan postest sebesar
85% dengan nilai gain sebesar 0,78 dengan
kriteria tinggi. Kemudian untuk indikator C5
(mengevaluasi) dengan jumlah soal 1 nomor,
pretest sebesar 16% dan posttest sebesar 73%
dengan gain sebesar 0,67 berkriteria tinggi.
Tidak adanya indikator pada level kognitif C1
No Indikator/Aspek yang Dinilai Pembobotan
dan C6 dikarenakan mengikuti indikator
capaian kompetensi dan penilaian guru akan
berpusat pada siswa sehingga siswa dapat
mengeksplorasi sendiri pengetahuan yang
didapatkan dari proses belajar mengajar.

Ranah kognitif yang mendapatkan selisih


terbesar yaitu C3 (penerapan) dengan selisih
64% dan C5 (mengevaluasi) dengan selisih
57%. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan
peserta didik mampu menerapkan simulasi
PhET dalam pembelajaran fisika serta mampu
memanfaatkan simulasi PhET ini sebagai
pengetahuan baru dalam pembelajaran fisika.
Selanjutnya sebelum adanya perlakuan
pembelajaran nilai peserta didik (pretest)
sebesar 25% sedangkan setelah ada perlakuan
pembelajaran nilai peserta didik meningkat
(posttest) sebesar 80% dengan selisih 55%
dengan peningkatan nilai n-gain 0.74%
(berkriteria tinggi).

Berdasarkan penilaian aspek kognitif tersebut,


indikator tertinggi didapatkan pada indikator
C2 dengan presentase nilai pretest 48% dan
posttest sebesar 89%. Hal ini dikarenakan
peserta didik pada model discovery learning ini
dituntut untuk merumuskan masalah dan
memahami konsep pada materi tekanan
hidrostatis secara mandiri. Jadi secara ilmiah
peserta didik langsung bisa menguasai konsep
materi dengan baik dan benar. Hal ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
penggunaan simulasi PhET dengan model
discovery learning terhadap hasil belajar
ditinjau dari kriteria ketuntasan minimum
(KKM). Penggunaan simulasi PhET telah
diteliti oleh (Farid 2018) terdapat pengaruh
positif pada penggunaan simulasi PhET pada
materi Hukum gaya gravitasi newton daripada
No Indikator/Aspek yang Dinilai Pembobotan
menggunakan model konvensional.

Berdasarkan pengolahan dan analisis data yang


diperoleh dari pengujian hipotesis rata-rata
sampel melalui analisis uji t-test, diketahui
thitung lebih besar daripada nilai yang ada di
ttabel, yaitu thitung 7,35 dan ttabel 1,71 dengan taraf
0,05. Menunjukan bahwa ada peningkatan
hasil belajar peserta didik dalam perlakuan
setelah menggunakan simulasi PhET dengan
model discovery learning di SMA Negeri 1
Kabila maka H0 ditolak H1 diterima (terdapat
pengaruh integrasi pembelajaran fisika berbasis
simulasi PhET dengan model discovery
learning terhadap hasil belajar siswa kelas XI
di SMA Negeri 1 Kabila) yaitu 75).

Berdasarkan penelitian membuktikan bahwa


kemampuan peserta didik mampu menerapkan
simulasi PhET dalam pembelajaran fisika serta
mampu memanfaatkan simulasi PhET ini
sebagai pengetahuan baru dalam pembelajaran
fisika. Maka dari penelitian yang telah
dilakukan ternyata ada pengaruh integrasi
virtual laboratorium fisika berbasis simulasi
PhET dengan model discovery learning
terhadap hasil belajar siswa pada ranah kognitif
C3 dan C5.

Keterkaitan pembahasan dengan materi mata


kuliah Fisika SMA Berorientasi Laboratorium
Pembahasan penelitian pada jurnal ini
terdapat keterkaitan dengan materi mata kuliah
14 Fisika SMA Berorientasi Laboratorium yaitu
membahas mengenai Pengembangan
Praktikum Berbasis Simulasi PhET untuk
meningkatkan kemampuan Berpikir kritis
siswa SMA.
No Indikator/Aspek yang Dinilai Pembobotan
Simulasi PhET dapat menjadi pilihan untuk
mengajarkan materi fisika yang berangkat dari
fenomena dan eksperimen. Eksperimen fisika
dapat menggunakan PhET sebagai virtual
laboratorium dengan komponen laboratorium
yang dijalankan sepenuhnya melalui simulasi
PhET. Simulasi ini dapat menjadi pilihan jika
alat-alat praktikum yang dimiliki tidak lengkap
atau yang jumlahnya minim. Dalam
pelaksanaanya pendidik bertugas untuk
mengontrol kegiatan pembelajaran yang
berlangsung. Pembelajaran dengan simulasi
PhET dapat meningkatkan kemampuan peserta
didik dalam membangun, menggambarkan, dan
menjelaskan suatu konsep dari materi yang
dipelajarinya. Simulasi PhET dapat digunakan
untuk memahami suatu konsep fisika berbasis
komputer dengan mengakses aplikasi yang
telah tersedia.

VI SIMPULAN

Ringkasan kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran fisika
berbasis simulasi PhET yang di integrasikan
dengan model discovery learning di SMA
Negeri 1 Kabila berpengaruh terhadap hasil
15 belajar siswa. Hasil hipotesis nilai thitung (7.35)
lebih besar dari ttabel 1,71 dengan taraf
kepercayaan 0.05 yang berarti rata-rata nilai
siswa melampaui nilai KKM 75. N-gain
ternormalisasi diperoleh sebesar 0,74% dengan
kriteria tinggi. Berdasarkan uraian tersebut
dapat disimpulkan terdapat pengaruh terhadap
No Indikator/Aspek yang Dinilai Pembobotan
penggunaan simulasi PhET yang di
integrasikan dengan model discovery learning
terhadap hasil belajar peserta didik kelas XI di
SMA Negeri 1 Kabila.

VII REFERENSI

Kelengkapan referensi dan kemutahiran yang


digunakan
Kelengkapan referensi dalam jurnal tersebut
sudah cukup banyak karena terdapat banyak
referensi yang digunakan dalam penelitian
16 jurnal ini yaitu terdiri dari beberapa buku dan
jurnal yang diakses untuk mendukung
penelitian dalam jurnal ini.
Dan untuk kemutakhiran yang digunakan pada
jurnal inisudah sangat baik karena dilengkapi
dengan buku dan jurnal terbaru pada jurnal ini.

VIII TATA BAHASA

Kaidah bahasa yang digunakan


Kaidah bahasa yang digunakan dalam jurnal ini
17 sudah baik, dan bahasa yang digunakan pada
jurnal ini sangatlah baik sehingga mudah untuk
dipahami maupun dimengerti.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
IX
JURNAL
Kelebihan jurnal secara keseluruhan
Kelebihan jurnal secara keseluruhan yaitu:
Penelitian ini sangat bermanfaat karena
18
memberikan informasi bagi pihak sekolah
mengenai pentingnya pengelolaan dan
pemanfaatan laboratorium dalam pembelajaran
fisika. Sehingga, pihak sekolah akan
No Indikator/Aspek yang Dinilai Pembobotan
memberikan perhatian pada pengelolaan
laboratorium. selain itu, penelitian yang
dilakukan sudah mencakup semua aspek yaitu
dari segi kegiatan praktikum serta saran dan
prasarana yang tersedia dilaboratorium.

Kekurangan jurnal secara keseluruhan


Kekurangan jurnal secara keseluruhan yaitu
kurangnya subjek penelitian pada penelitian
19
jurnal ini sehingga membuat hasil penelitian
yang terbatas dan tidak adanya kelas
pembanding pada penelitian jurnal ini.
Manfaat jurnal yang dikaji terhadap
pengetahuan Anda
Dapat menjadi referensi bagi pembaca dan
melakukannya dalam kegiatan praktikum fisika
berbasisi lab secara virtual Manfaat jurnal
20 yang dikaji terhadap pengetahuan saya yaitu
saya dapat mengetahui bagaimana
Pengembangan Praktikum Menggunakan
simulasi PhET pada materi tekanan . Dan saya
dapat mengetahui Praktikum berbasis simulasi
PhET dapat meningkatkan kemampuan
berpikir kritis siswa SMA.

Saran untuk perbaikan jurnal


Saran saya untuk perbaikan jurnal ini yaitu
21 agar penelitian selanjutnya melakukan
penelitian dengan jumlah subjek yang lebih
banyak dan melibatkan kelas pembanding.

Skor Total

Skor akhir = (skor total/105) x 100

Anda mungkin juga menyukai