Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dankarunia-Nyalah, tugas ini dapat terselesaikan dengan baik tepat
pada waktunya. Adapuntujuan penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah KMB I pada semester III.Kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu sehinggamakalah ini dapat diselsaikan tepat pada
waktunya. Tulisan ini masih jauh dari katasempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangundemi kesempurnaan
tulisan ini.Akhirnya kami dengan kerendahan hati meminta maaf jika terdapat
kesalahan dalam penulisan atau penguraian, dengan harapan tulisan ini
dapat di terima oleh Ibu, dan dapat di jadikan sebagai acuan dalam proses
pembelajaran kami.
 
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….....................

 DAFTAR ISI……….…………………………………………………………………..........................

  BAB I PENDAHULUAN …………….…………………………………………………......

1.1 Latar Belakang………..…………………………………………………...

  1.2 Tujuan………….……………………………………………………………...

  BAB II PEMBAHASAN………..…………………………………………………….........

  2.1Konsep Teori ………………………………………………………………..

A. Definisi Trauma abdome………….…………………………...


B. Etiologi…..……………………………………………………………..
C. Tanda dan gejala………..…………………………………………
D. Patofisiologi .............................................................
E. Tand,dan,gejala…………………………………………………….
F. Penatalaksanaan......................................................
G. Pemeriksaan diagnostik...........................................

2.5 Manifestasi,Klins………………………………………………………………

2.6 Asuhan,Keperawatan…………………………………………………………...

 2.6.1Pengkajian………………………………………………………………...

 2.6.2Diagnosa Keperawatan………………….………………………………..

2.6.3 Intervensi …………………..………………………………….………

2.6.4 Implementasi …………………..………………………………….………

2.6.5 Evaluasi…………………………………………………………………..

BAB III PENUTUP……….……………………………………………………………

  3.1 Kesimpulan………………………………………………………………........

  3.2 Saran………..………………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA ….……………………………………………………………….

 
BAB IPENDAHULUAN

1.1Konsep Teori

A. PengertianTrauma adalah cedra atau kerugian fisikologis atau emosional(d0rland


2002 ).Trauma adalah luka dan cedra fisik atau cedra fisiologis akibat ganguan emosionalyang hebat
(brooker,2001).Trauma abdomen adalah cedra pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan
tebusdan serta trauma yang di sengaja ( smeltzer 2001 ).Trauma perut merupakan luka pada
Isi rongga perut dapat terjadi dengan atau tanpatembusnya dinding perut dimana pada penangan
atau penatalaksaan lebih bersifatkedaruratan dapat pula di lakukan tindakan berupa laparatomi
(FKUI, 1995).Teroma abdomen dapat di bagi 2 yaitu:

1.Trauma tembusTrauma tembus adalah merupan organ yang paling sering terkena pada
lukatembus abdomen, sebab usus mengisi sebagian besar rongga abdomen.

2.Trauma tumpulTrauma tumpul adalah suatu asuahn yang di berikan perawat pada pasienyang
mengalami gangguan pada abdomen yang di sebabkan oleh suatu traumatumpul abdomen
merupakan penyebab utama mobilitas dan mortalitas di antaarasemua kelompok umur. Banyak
kondisi ceddra pada abdomen yang tidak bisa
di belrikan penialaian sehingga dapat mempengruhidalam penentuan intrvensi . halini di
mungkinkan karena mekannisme cedra yang terjadi sering mengakibatkancedra yang yang mungkin
akan mengalihkan perhatin pada trauma abdomen.Contoh : adanya cedra thorak pada tulang
belakang

B.Etiologi

51.

(set-Trauma tembus ( trauma perut dengan penetrasi ke dalam ronnga peritonium.Di sebabkan
oleh :luka tusuk,luka tembak dll.2.

Trauma tumpul (trauma prut tanpa penetrasi ke dalam rongga pritonium) Disebabkan oleh :
pukulan, benturan , ledakan deselerarisasi, kompresi dan atausabukbelt) (FKUI,1995).C.

Tanda dan Gejala

1.Hilangnya seluruh atau sebagian pungsi organ.

2.Perdarahan dan pembekuan darah

3.Kontaminasi bakteri ,kematian bakteri

4.Memar pada dinding perut

5.Kerusakan organ-organ

6.Nyeri teken,nyeri ketuk


D.PatofisiologiTusukan atau tembakan ,pukulan, benturan, ledakan, deselerasi, kompresi atau
sabuk pengaman (set-belt) trauma abdomen :

1.Trauma tumpul abdomena.

 Kehilangan darah. 

b.memar atau jejas pada dinding perut.

c.kerusakan pada dinding perut.

d.Kerusakan organ-organ.

e.Iritasi cairan usus

2.Trauma tembus abdomenHilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ respon stres
simpatis,perdarahan dan pembekuan darah kontaminasi bakteri kematian sel. Sehingga 1dan 2
menyebabkan: Kerusakan integritas kulit syok dan pendaran kerusakan pendarahan gas resiko tinggi
terhadap infeksi nyeri akut.

E.KomplikasiSegera : hemografi,syok dan cedra.`lambat :infeksi

F.

Penatalaksanaan1.

Penatalaksanaan kedaruratan :ABCDE2.

Pemasangan NGT untuk mengosongkan isi lambung dan mencegah aspirasi.3.

Kateter di pasang untuk mengosongkan kantung kencing dan menilai urin yangkeluar (perdarahan)
pembedahan atau laparatomi (untuk trauma tembus dantrauma tumpul jika terjadi pemasangan
peritoneal: Syok: bising usus tidakterdengar ,prolaps visere melalui luka tusuk ,darah lambung,buli-
buli, rektum,udara bebas intraperitoneal, lavase peritoneal positif, cairan bebas dalam rongga perut)
(FKUL,1995)G.

Pemeriksaan Diagnostik1.

 
Pemeriksaan rektum: adnaya darah menunjukkan adanya kelainan pada usus besar,
kuldosentrasi ,kemungkinan adanya darah dalam lambung dan kateterisasi,adanya darah
menunjukkan adanya lesi pada saluran kencing.2.

Laboratorium : hemoglobin, hematokrit, leukosit, dan analisa urie.3.

Radiologik : bila diindikasikan untuk melakukan laparatomi4.

Sistogram : hanya di lakukan apabiala ada kecurigaan terhadap trauma salurankencing .5.

Parasentesis perut : tindakan ini di lakukan pada trauma tumpul perut yang diharafkan adanya
kelainan dalam trauma perut atau trauma tumpul dan di sertaioleh trauma kepala yang berat,di
lakukan dengan menggunakan jarum fungsi no18 atau 20 yang di tusukkan melalui dinding perut di
daerah kuadran bawah ataudi garis tengah di bawah pusat dengan menggosokkan buli-buli terlebih
dahulu.6.

Lavase peritoneal : fungsi dan asfirasi/ bilasan rongga melaui kanula yang
dimasukka melalui rongga peritonium.

2.2

Konsep Asuhan KeperawatanA.

PengkajianPengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secaramenyeluruh
(boedirghartono 1994):Pengkajian pasien trauma abdomen (Smetzer, 2001) adalah meliputi:1.

Trauma tembus abdomenDapatkan riwayat mekanisme cedera, kekuatan tusukan/tembakan,


kekuatantumpul (pukulan) inspeksi abdomen untuk tanda cedera sebelumnya:cederatusuk, memer,
dan tempat keluarnya peluru.Aukultasiada/tidaknya bising usus dan catat data dasar sehingga
perubahandapat di deteksi. Adanya bising usus adalah tanda awal keterlibatanIntraperitoneal jika
ada tanda iritasiperitoneum, biasanyadi lakukan laparatomi (insisi pembedahan kedalam rongga
abdomenKaji pasienUntuk Progres idistensi abdomen, gerakan melindungi, nyeri
tekan, kelakuanotot atau nyeri lepas, penurunan bising usus, hipotensi dan syok.2.

 
Trauma tumpul abdomenDapat kan riwayat detil jika mungkin (sering tidak bisa di dapatkan, tidak
akuratatau salah) dapatkan semua data yang mungkin tentang hal-hal sebaga iberikut:a.

Metodecedera b.

Waktugejalahc.

Lokasi penumpang jika kecelakaan lalulintas (sopir sering menderitarupture limpah atau hati) sabuk
keselamatan di gunakan /tidak tiperestainyang digunakand.

Waktumakanatauminumterakhire.

Kecendrunganpendarahanf.

Riwayatimunisasidenganperhatianpada tetanusg.

Alergi

2.3.

 penatalaksaan kedaruratan1.

mulai prosedur resusitasi (memperbaiki jalan napas, pernafasan,sirkulasi) sesuai indikasi2.

 pertahankan pasien pada brankaratautan dupapan,gerakan dapatmenyebabkan fragmentasi
bekuan pada pembuluh darah besar danmenimbulkan hemoragi massifa)

Pastikan kepatenan jalan nafas dan kestabilan pernafasan seta systemsaraf b)

Jika pasien koma, bebat leher sampai setelah sinar x leher di dapatkanc)

 
Gunting baju dari luard)

Hitung jumlah lukae)

Tentukan lokasi luka masuk dan keluar3.

Kaji tanda dan gejala hemoragi. Hemoragi sering menyertai cederaabdomen, khususnya hati dan
limpah mengalami trauma4.

Kontrol perdarahan dan pertahanan volume darah sampai pembedahandi lakuka5.

Perhatian kejadian syok setelah respon awal terjadi terhadap tranfusi6.

Dokter dapat melakukan parasentasi untuk mengidentifi kasitempat perdarahan7.

Aspirasi lambung dengan selang nasogasatrik. Membantu mendeteksiluka lambung , rongga


peritoneum8.

Tutupi visera abdomen yang keluar dengan balutan steril, balutan salin basah untuk mencegah
kekeringan visera9.

Fleksikan lutut pasien posisi ini mencegah protusi lanjut10.

Tunda pemberian cairan oral untuk mencegah meningkat peristaltic danmuntah11.

Pasang katete uretra menetap untuk mendapatkan kepastian adanyahematuria dan pantauan
haluaran urine12.

Pertahankan lembar alur terus menerus tentang tanda vital.

13.
 

Siapkan untuk paresentasi atau lavase peritoneum ketika terdapatketidakpastian mengenal


perdarahan intraperitonium14.

Siapkan sinografi untuk menentukan apakah terdapat penetrasi peritoneum pada kasus luka
tusuk15.

Jahitan di lakukan di sekeliling luka16.

Kateter kecil di masukkan kedalam luka17.

.berikan profilaksi tetanus sesuai ketentuan18.

 berikan antibiotic spectrum luas untuk mencegah infeksi19.

siapkan pasien untuk pembedahan jika terdapat bukti syok, kehilangandarah, adanya udara bebas di
bawah diafragma, eviserasi atau hematuria1.4. penatalaksaan di ruang
perawatana. diagnosa keperawatanDiagnose keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah
paien yang nyatamaupun potensial berdasakan data yang telah di kumpulkan (boedihartono
1994)Diagnose keperawatan pada pasien dengan trauma abdomen (wikinson 2006)adalah:1.

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan cidera tusuk2.

Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan gangguan integritas kulit3.

 Nyeriakutberhubungandengan trauma jaringan4.

Intoleransia aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum5.

Hambatan mobilitas fisik berhungan dengan nyeri/ketidaknyamanan ,terapi pembatasan aktivitas


dan penurunan kekuatan /tahanan1.5. intervensi dan implementasiAdalah penyusunan rencana
tindakan keperawatan yang akan di laksanakan untukmenanggulangi masalah sesuai dengan
diagnose keperawatan (effendi,1995)Intervensi dan implementasi yang muncul pada pasien dengan
trauma abdomen(wilkinsson 2006)
 

10

1.

Kerusakan integritas kuli tadalahkeadaan kulitsesorang yang mengalami perubahansecara tidak di


inginkanTujuan: mencapai penyembuhan luka pada waktu yang sesuaikriteriahasil:-tidak ada tanda-
tanda infeksi seperti pus-luka bersih tidak lembab dan tidak kotorTanda-tanda vital dalam batas
normal ataudapat di toleransi1,6 impelentasia)

Kaji kulit dan identifikasi pada tahap perkembangan lukaR/mengetahui sejauh mana perkembangan
luka mempermudah dalam melakukantindakan yang tepat b)

Kajilokasi ,ukuran warna, bau, serta jumlah dan tipe lukaR/mengidentifikasi tingkat keparahan luka
akan mempermuda hintervensic)

Pantau peningkatan suhu tubuhR/suhu tubuh yang meningka dapat di identifikasikan sebagai
adanya proses peradangand)

Berikan perawatan luka dengan tehnik aseptic, balut luka dengan kasa kering

Anda mungkin juga menyukai