Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN LOGBOOK DISKUSI KELOMPOK PEMICU 1

Tugas Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Logbook DK

Modul Basic Science Nursing

Dosen Pengampu: Ratna Pelawati, S.Kp. M. Biomed

Fasil Diskusi Kelompok: Ns. Mardiyanti, S.KEP., M.KEP., M.D.S.

Disusun Oleh:

Dara Suci Henarta 11211040000037

PSIK A 2021

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

OKTOBER/2021
Kasus Pemicu :

Seorang ibu Ny. K, meletakkan segelas teh hangat untuk anak perempuannya
An. L 6 tahun, An. C 3 tahun tidak sengaja menyentuh gelas tersebut, dengan refleks
ia menarik tangannya sambil menjerit, “aduh, panas..”. Ia mengibas-ngibaskan
tangan, tanpa sengaja tangannya menyentuh bunga mawar diatas meja, kembali ia
menarik tangan dan mengeluh kesakitan sambil berkata, “Bunganya tajam, ibu..”.
Sang ibu mengelus tangan An.C sambil memeluknya, An.L meminum teh nya dan
berkomentar, “mmmmm enak manis”.
Lalu sang ibu mengajak anak-anaknya ke halaman untuk menyimpan bunga-bunga
mawar, angka, warna, ada merah, kuning, orange, pink dan kuning. Tiba-tiba hinggap
seekor burung diatas pohon mereka dan berbunyi "cuit,cuit,cuit". An. L bertanya pada
ibunya, mengapa kulitnya bisa merasakan panas dan nyeri.  An. L kembali bertanya
“ibu bagaimana kita bisa merasa, melihat warna dan bentuk berbeda, juga kita bisa
mendengar suara” sang ibu menjelaskan dengan dimulai menyampaikan tentang
Allah menciptakan manusia dengan sempurna.

Step 1 Klarifikasi Istilah

1. Refleks (Dwi Afifah) 


Jawab:
 Gerakan involunter atau tidak sadar (Ardiksatama) 
 Gerak reflek bertujuan untuk menjaga seseorang untuk menghindari segala
bentuk bahaya agar tetap aman tanpa perlu menunggu respon dari otak
(Dinda)
2. Nyeri (Fatma)
Jawab:
 Kondisi tidak nyaman karena adanya kerusakan jaringan (Dara)
3. Mengibas ngibaskan (Yuli)
Jawab:
 Menggerakan-gerakan tangan (Anggi)
 Gerakan tangan yang terjadi karena adanya refleks (Putri Ariyanti)
4. Kesakitan (Putri)
Jawab:
 Kesakitan merupakan sebuah rasa sakit yang dirasakan karena terjatuh atau
terbentur suatu benda (Niken)
5. Bisa Melihat (Dara)
Jawab:
 Kemampuan mata manusia dalam menangkap cahaya (Diksa)
1. Mendengar Suara (Diksa)
Jawab:
 Mendapatkan informasi suara dari luar yang diterima oleh telinga (Dara)
7. Menciptakan (Putri)
Jawab:
 Kegiatan membuat sesuatu (Diva)

Step 2 Definisi Masalah

1. Kenapa saat anak tidak sengaja menyentuh gelas panas dia langsung mengibas
ngibaskan tangannya sambil menjerit? (Anggi)
2. Mengapa pada kulit bisa merasakan rasa sakit dan nyeri? (Fatma)
3. Bagaimana seorang anak dapat melihat, merasakan, dan mendengar dalam waktu
yang bersamaan? (Diksa)
4. Bagaimana seseorang dapat merespon terhadap munculnya rasa manis? (Dinda)
5. Mengapa seorang ibu menjelaskan kepada anaknya tentang allah? (Diva)
6. Mengapa ketika anak tersebut kesakitan ibunya memeluk anaknya? (Putri)
7. apakah maksud dari allah menciptakan manusia yang sempurna. sempurna tersebut
diartikan sebagai apa? (Dinda)
Step 3 Brainstorming

Pertanyaan 1
Jawaban:
 Karena mengibaskan tangan itu sendiri sebagai bentuk dari gerak refleks dalam
merespon kondisi atau rasa yang diterima dalam bentuk rasa sakit (Dinda)
 Sebab tangan bisa menyampaikan  impuls melalui saraf sensorik ke sumsum tulang
belakang, oleh karena itu tangan akan tidak sengaja refleks pada benda benda panas
(Yuli) 
Pertanyaan 2
Jawaban:
 Kulit memiliki fungsi yaitu meraba, jadi nanti kulit akan mengirimkan impuls ke
sumsum tulang belakang lalu ke otak, di otak terdapat neuron yang berfungsi untuk
mengirim informasi, lalu informasi tersebut dikirim kembali ke kulit, sehingga kulit
jika terkena rangsangan akan dapat merasakan sesuatu (Dara)
Pertanyaan 3
Jawaban:
 Saat mendapatkan impuls lalu dihantarkan ke sumsum tulang belakang, lalu
dihantarkan ke otak, di otak ini menghasilkan neuron untuk menghasilkan info dan
dibagikan ke masing masing organ untuk menjalankan tugasnya dengan baik (Dara)
 Karena organ-organ itu menjalani tugasnya masing-masing, oleh karena itu mereka
bisa bertugas berbarengan, seperti organ mata untuk melihat, organ kulit untuk
merasa dan organ telinga untuk mendengar (Diva)
Pertanyaan 4
Jawaban:
 Kita tahu bahwa lidah mempunyai fungsi untuk bisa merasakan suatu rasa, Seperti
rasa manis, asam dan lain-lain. Oleh karena itu merupakan fungsi lidah (Anggi)
 Bahwa kita tahu indera perasa itu terdapat di lidah, di lidah itu terdapat beberapa zona
perasa seperti manis, pahit, asin, dll. Tetapi pedas tersebut bukanlah rasa tetapi rasa
sakit atau nyeri (Ardiksatama)
 Saat kita mengunyah makanan, secara tidak langsung akan mengeluarkan senyawa
kimia yang kemudian akan memicu respon perasa. Respon perasa ini akan
mengirimkan informasi dari reseptor tersebut ke otak yang nantinya akan
diterjemahkan informasi tersebut yang hasilnya berupa rasa manis (Afifah)
Pertanyaan 5
Jawaban:
 Karena untuk mengenalkan anaknya bahwa Allah adalah Tuhan yang bisa
menciptakan segala sesuatu (Fatma)
 Karna Allah menciptakan manusia dengan sempurna , oleh karena itu seorang ibu
akan menceritakan kepada anaknya tentang keesaan dan keagungan Allah SWT
(Yuli)
 Karena Allah adalah tuhan orang yang beragama islam, ibu tersebut ingin anaknya
mengenal tuhannya sejak dini, agar ketika dia tumbuh dewasa anak tersebut sudah
mengenali siapa tuhannya (Putri)
Pertanyaan 6
Jawaban:
 Karena itu merupakan reflek seorang ibu yang memiliki naluri untuk menenangkan
reflek pada anaknya yang merasakan kesakitan (Dara)
 Karena ibu merupakan seseorang yang bisa membuat nyaman saat anak sedang
kesakitan (Anggi)
Pertanyaan 7
Jawaban:
 Karena Allah mempunyai tujuan agar manusia dapat berpikir dan berakal dalam
menjalankan kehidupan mereka, dan Allah menciptakan manusia sempurna dengan
organ-organ yang lengkap tanpa kekurangan apapun, seperti mata untuk melihat,
telinga untuk mendengar, kulit untuk merasakan, dan masih banyak yang diberikan
Allah kepada manusia (Yunia)
Step 4 Hipotesis

Ny.K dan kedua anaknya sedang mendiskusikan tentang kejadian yang dialami
oleh kedua anaknya yang menyebabkan terjadinya gerak refleks dan respon indra
perasa, penglihatan, pendengaran, dan peraba. Gerak refleks yang terjadi diantaranya,
menjerit, mengibas-ngibaskan tangan, menarik tangan, mengeluh kesakitan, serta
refleks dari seorang anak untuk melihat berdasarkan suara yang ia dengar. Adapun
respon sang ibu terhadap anaknya langsung mengelus dan memeluk. Anak Ny. K
juga menanyakan bagaimana kita bisa melihat bentuk yang berbeda-beda, merasakan
nyeri, merasakan manis dan kita dapat mendengar sesuatu. Ibu memberitahu kepada
anaknya tentang Allah SWT menciptakan manusia dengan sempurna dalam
menerima rangsangan melalui indra.

Peta Konsep

Step 5 LO
1. Ayat tentang Allah menciptakan manusia (Anggi)
2. Sistem indera tubuh seperti mata, telinga, lidah, kulit  (Yunia, Diva, Dinda, dan
Ardiksatama)
a. Pengertian
b. Anatomi 
c. Mekanisme kerja
d. Fungsi 
3. Refleks (Fatma, Dara, dan Niken)
a. Pengertian Refleks
b. Proses terjadinya refleks dan nyeri pada tubuh manusia

Step 6 Belajar Mandiri

1. Ayat tentang Allah menciptakan manusia

Al-Quran sebagai kitab suci umat islam tidak hanya berbicara mengenai
petunjuk praktis dan prinsip kehidupan umat manusia, namun berbicara juga
mengenai proses penciptaan manusia. Beberapa pandangan ilmuwan menyatakan
bahwa manusia bukan berasal dari penciptaan melainkan proses alamiah dan revolusi.
Untuk itu, islam memiliki kitab suci Al Quran untuk menjelaskan bagaimana proses
penciptaan manusia mulai dari hanya setitik air yang hina hingga berkembang secara
kompleks.

Sebagaimana Allah SWT. telah berfirman dalam QS. Al-Mulk ayat 23 yaitu;

َ‫صا َر َواَأْل ْفِئ َدةَ قَلِيالً َّما تَ ْش ُكرُون‬


َ ‫قُلْ هُ َو الَّ ِذي َأن َشَأ ُك ْم َو َج َع َل لَ ُك ُم ال َّس ْم َع َواَأْل ْب‬
Artinya: “Katakanlah: “Dialah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati”. (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.”

Ayat diatas adalah mengenai bagaimana hakikat penciptaan manusia, Allah


menciptakan dan memberikannya anugerah fisik dan hati nurani. Al-Quran
mengatakan bahwa manusia adalah hasil ciptaan Allah dan anugerah yang diberikan
kepada manusia sangatlah banyak sekali.

ٌ ِ‫ك لِ ْل َماَل ِئ َك ِة ِإنِّي َخال‬


‫ق بَ َشراً ِمن ِطي ٍن‬ َ ُّ‫ِإ ْذ قَا َل َرب‬

Artinya: “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya


Aku akan menciptakan manusia dari tanah.” (Surat Shad Ayat 71)

َ ‫ص ْل‬
‫صا ٍل ِّم ْن َحمٍَإ َّم ْسنُو ٍن‬ ٌ ِ‫ك لِ ْل َمالَِئ َك ِة ِإنِّي خَال‬
َ ‫ق بَ َشراً ِّمن‬ َ َ‫َوِإ ْذ ق‬
َ ُّ‫ال َرب‬

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:


“Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang
berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” (Surat Al-Hijr Ayat 28).

Di dalam ayat-ayat Al-Quran tersebut menjelaskan bahwa Allah menciptakan


manusia dari bahan dasar tanah yang kemudian dengan kekuasaan dan hukum-
hukumnya dibentuk rupa dan beragam fungsi dari fisik yang ada dalam tubuh
manusia. Hal ini tentunya dilakukan Allah pada manusia pertama yaitu Nabi Adam
SAW. Hingga setelah itu ada proses penciptaan manusia berupa hukum biologis.

ْ ُ‫ك ن‬
‫طفَةً ِّمن َّمنِ ٍّي يُ ْمنَى‬ ُ َ‫ َألَ ْم ي‬،‫َأيَحْ َسبُ اِإْل ن َسانُ َأن يُ ْت َركَ ُسدًى‬

Artinya: “Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya
setitik mani yang dipancarkan?.” (QS Al-Qiyamah Ayat 36-37)

Di dalam ayat tersebut menunjukkan bahwa proses penciptaan manusia berawal dari
air mani atau sperma yang terpancar. Namun hanya setitik yang menjadi manusia.
Sehingga Allah memberikan nikmat hidup melalui proses tersebut.
2. Sistem indera tubuh seperti mata, telinga, lidah, kulit

A. Pengertian

Pada dasarnya manusia memiliki lima indera dasar yang disebut panca indra,
yang meliputi: sentuhan, penglihatan, pendengaran, bau dan rasa, dengan bagian-
bagian masing-masing. Organ penginderaan terkait satu sama lain yang membentuk
suatu sistem, yang disebut dengan sistem indera. Setiap indera mengirim informasi ke
otak untuk membantu kita memahami dan memahami dunia di sekitar kita.

Panca indera merupakan alat tubuh yang fungsiya untuk mengetahui keadaan di
luar atau organ tubuh yang mampu menerima rangsangan tertentu dari luar. Indera
dapat juga didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari sekelompok jenis sel
sensorik yang merespons fenomena fisik tertentu, yang kemudian mengirim ke dalam
otak tempat sinyal diterima dan ditafsirkan.

B. Anatomi

1. Mata

Bola mata manusia berdiameter kira-kira 2,5 cm dengan 5/6 bagian nya
terbenam dalam rongga mata dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak dari luar
dengan bagian depan yang bening. Bola mata bagian luar tersusun atas lapisan
jaringan ikat yang berwarna putih dan kuat yang disebut sklera dan lapisan dalam
mempunyai pigmen tipis dan banyak pembuluh darah yang disebut koroid.
 Sklera

Dipermukaan sklera terdapat sel-sel epitel yang membentuk membran mukosa


dan berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. Pada bagian depan
sklera terdapat selaput yang transparan (tembus cahaya) yang disebut kornea, dan
berfungsi untuk memfokuskan cahaya yang masuk kedalam mata. Kornea dilindungi
oleh selaput yang disebut konjungtiva, kornea tidak mengandung pembuluh darah
tetapi banyak mengandung serabut saraf.

 Koroid

Koroid yaitu lapisan tipis yang dibentuk oleh jaringan ikat yang mengandung
banyak pembuluh darah dan sejumlah sel pigmen. Dengan adanya pembuluh darah
koroid ini berperan sebagai penyuplai makanan kelapisan retina mata. Koroid terletak
sebelah dalam sklera, bagian belakang lapiasan mata ini ditembus oleh saraf optik
(saraf otak II).

 Iris

Iris merupakan selaput yang menggantung diantara lensa dan kornea.Iris dikenal
sebagai selaput pelangi dan berperan mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk
ke dalam bola mata. Pengaturan ini berlangsung diluar kesadaran kita (otonom).
Lubang bulat ditengah iris di sebut pupil. Didalamnya terdapat otot dilator pupil yang
berfungsi untuk memperkecil diameter pupil. Iris banyak mengandung pembuluh
darah dan pigmen, jumlah pigmen akan menentukan warna mata. Bila tidak ada

pigmen maka mata kita akan berwarna merah. Jika ada sedikit pigmen maka mata
kita akan berwarna biru. Jika jumlah pigmennya bertambah maka mata kita akan
berwarna abu-abu, coklat, atau hitam.
 Retina

Retina merupakan lapisan terdalam dari bola mata. Retina terdiri dari tiga
lapisan neuron yaitu:

1. Lapisan sel batang dan sel kerucut.

2. Lapisan neuron bipolar.

3. Lapisan neuron ganglion.

Sel batang dan sel kerucut merupakan reseptor yang sensitif terhadap cahaya.
Sel batang digunakan untuk melihat pada cahaya remang-remang (cahaya redup) atau
melihat bayangan. Sedangkan sel kerucut digunakan untuk melihat pada cahaya
terang atau warna. Sel kerucut banyak terdapat pada fovea centralis yaitu suatu
lekukan pada bintik kuning (macula lutea) yang terletak tepat pada sumbu
penglihatan mata. Impuls sel batang dan sel kerucut akan menjalar melalui sinaps ke
neuron bipolar, kemudian ke neuron ganglion. Akson dari neuron ganglion akan
membentuk seberkas saraf, yaitu saraf otak II yang akan menembus koroid dan sklera
optikus. Sklera optikus tidak mengandung sel batang maupun sel kerucut, sehingga
apabila tidak ada cahaya yang jatuh pada sklera optikus maka mata kita tidak dapat
melihat apa-apa, bagian ini disebut bintik buta. Sedangkan bayangan benda terbentuk
pada bintik kuning dari retina.

 Lensa Mata

Lensa mata terletak dibelakang pupil dan iris, berbentuk cembung, bersifat
transparan, serta dikelilingi oleh jaringan yang mengikatnya (ligamentum
suspensorium). Lensa mata terdiri atas lapisan serat protein. Apabila lensa mata
menjadi keruh maka akan mengganggu penglihatan, ini disebut katarak.

Lensa mata membagi mata menjadi dua ruangan yaitu ruang antara kornea
dengan lensa (ruang muka), dan ruang belakang lensa (ruang belakang). Kedua ruang
tersebut berisi cairan kental dan transparan seperti jeli. Ruang muka berisi aqueous
humor, yang berfungsi menjaga bola mata serta memberi nutrisi untuk kornea dan
lensa. Sedang ruang belakang berisi vitreus humor, yang berfungsi untuk menyokong
struktur lensa dan bola mata.

2. Telinga

 Telinga Luar

Telinga bagian luar terdiri atas daun telinga, saluran telinga luar. Daun telinga
tersusun atas tulang rawan dan jaringan fibrosa, kecuali pada ujung paling bawah
yaitu cuping telinga tersusun dari lemak.

Daun telinga berfungsi untuk menerima dan mengumpulkan suara yang masuk ke
dalam telinga. Saluran telinga luar berfungsi menghasilkan minyak serumen. Saluran
telinga luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus

untuk menjaga agar benda asing tidak masuk, dan terdapat kelenjar lilin yang
berperan menjaga agar permukaan saluran telinga luar dan gendang telinga tidak
kering.

Di bagian akhir saluran telinga luar terdapat membran tipis yang memisahkan telinga
luar dengan telinga tengah disebut membran timpani (selaput gendang).
 Telinga Tengah

Telinga pada bagian tengah merupakan suatu ruang di dalam tulang pelipis, yang
dilapisi jaringan mukosa.

Pada telinga bagian tengah terdapat :

1. tulang-tulang pendengaran,

yaitu tulang martil (maleus), tulang landasan (inkus), dan tulang sanggurdi (stapes).
Ketiga tulang tersebut saling berhubungan melalui sendi dan berfungsi untuk
mengalirkan getaran suara dari gendang telinga menuju ke rongga telinga dalam.

2. Saluran eustachius

Saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan faring, saluran ini berfungsi
menjaga keseimbangkan tekanan udara pada telinga luar dengan telinga tengah.

 Telinga Dalam

Telinga bagian dalam terdiri atas tiga bagian,


yaitu jendela (tingkap), labirin, dan organ korti.

Tingkap atau jendela pada telinga ada dua macam


yaitu tingkap oval dan tingkap bulat (jorong).
Telinga dalam terdiri dari rongga yang menyerupai
saluran-saluran.
Rongga-rongga ini disebut labirin tulang dan rongga yang dilapisi membran disebut
labirin membran. Labirin tulang terdiri dari tiga bagian yaitu vestibula, koklea (rumah
siput), dan tiga saluran setengah lingkaran.

Koklea merupakan suatu tabung berbentuk melingkar dan bergelung seperti cangkang
keong serta berisi cairan limfa. Koklea terdiri atas tiga ruangan yaitu skala vestibuli,
skala media, dan skala timpani. Skala vestibuli dan skala timpani mengandung cairan
yang disebut perilimfe. Sedangkan skala media mengandung cairan endolimfe.
Bagian dasar skala vestibuli berhubungan dengan tulang sanggurdi melalui suatu
jendela berselaput yang disebut tingkap oval. Sedangkan skala timpani berhubungan
dengan telinga tengah melalui tingkap bundar. Skala media terdapat diantara skala
vestibuli dan skala timpani. Skala media bagian bawah dibatasi oleh membran
basilaris. Diatas membran basilaris terdapat organ korti yang berisi ribuan sel rambut
sebagai reseptor yang berfungsi mengubah getaran suara menjadi impuls.. Reseptor
tersebut berhubungan dengan serabut saraf yang bergabung membentuk saraf
pendengar (saraf auditori) dari saraf otak VIII.

3. Lidah

 Papila

Permukaan lidah memiliki tekstur karena


adanya tonjolan-tonjolan yang disebut papila. Ada
tiga jenis papila lidah, yaitu:

1. Papila filiformis, merupakan papila yang berada di


dorsum linguae (punggung lidah) dan bentuknya
serupa benang halus (fili berarti benang).

2. Papila sirkumvalata, yaitu papila yang berbentuk bulat (sirkum berarti bulat) dan
tersusun membentuk huruf V di bagian belakang lidah.

3. Papila fungiformis, sesuai dengan namanya, berbentuk seperti jamur (fungi berarti
jamur) dan berada di bagian depan lidah.
Terdapat satu jenis papila yang tidak dimiliki oleh manusia, yaitu papila folliata.
Papila folliata hanya ditemukan pada hewan pengerat. Pada papila terdapat taste bud
(tunas pengecap) yang membantu kita dalam mengidentifikasi rasa yang berbeda-
beda pada makanan. Saat kita mengunyah makanan, ada bagian dari makanan
tersebut yang melarut dalam saliva (air liur) dan kontak dengan taste bud yang
kemudian merangsang impuls syaraf yang disebut microvilli. Microvilli adalah
serabut syaraf yang membawa ‘pesan’ dari lidah ke bagian bagian otak. Otaklah
kemudian yang mempersepsikan rasa. Papila sirkumvala dan fungi formis adalah
papila yang berperan utama dalam mengidentifikasi rasa sedang papila filiform
memiliki tugas untuk mencengkram makanan.

 Sulcus Terminalis

Sulcus terminal memiliki bentuk seperti huruf V dan merupakan bagian lidah
yang memisahkan anterior dan posterior lidah. Permukaan anterior terdiri atas puncak
dan ujung lidah, sedangkan posterior terdiri atas akar lidah yang berkaitan dengan
tulang hyoid dan saraf saraf glossopharyngeal.

 Tonsil

Tonsil merupakan kumpulan dari jaringan getah bening (limfoid) yang terletak
di dalam rongga mulut. Tonsil memiliki fungsi sebagai penyaring bakteri dan kuman
yang masuk ke tubuh baik melalui jalur udara dan alat alat pernafasan maupun lewat
makanan. Berdasarkan letaknya dalam rongga mulut, tonsilterbagia tas tiga jenis ,
yaitu:

1. Tonsil Palatina, merupakan tonsil yang sering disebut sebagai amandel dan terletak
di kiri dan kanan rongga mulut.

2. Tonsil faringers, disebut juga sebagai adenoid dan terletak di bagian dinding
belakang nesofaring.

3. Tonsil lingulis, merupakan tonsil yang terletak pada daerah pintu masuk saluran
nafas dan saluran pencernaan.
 Frenulum Linguae

Frenulum linguae atau frenulum lidah adalah selaput lendir yang letaknya
memanjang dari lantai mulut hingga ke garis tengah sisi bawah lidah. Frenulum
lingua sebenarnya membatasi pergerakan lidah, bahkan bagi beberapa orang dengan
frenulum lingua lebih pendek mengalami kesulitan berbicara. Fungsi utama dari
frenulum lidah adalah untuk menghubungkan lidah dengan lantai mulut dan menjaga
agar lidah tetap pada tempatnya di dalam mulut.

4. Kulit

Anatomi kulit secara histopatologik


 Lapisan Epidermis (kutikel)
a. Stratum Korneum (lapisan tanduk)

=> lapisan kulit paling luar yang terdiri dari sel gepeng yang mati, tidak berinti,
protoplasmanya berubah menjadi keratin (zat tanduk)

b. Stratum Lusidum

=> terletak di bawah lapisan korneum, lapisan sel gepeng tanpa inti, protoplasmanya
berubah menjadi protein yang disebut eleidin. Lapisan ini lebih jelas tampak pada
telapak tangan dan kaki.

c. Stratum Granulosum (lapisan keratohialin)

=> merupakan 2 atau 3 lapis sel gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan
terdapat inti di antaranya. Butir kasar terdiri dari keratohialin. Mukosa biasanya tidak
mempunyai lapisan ini.

d. Stratum Spinosum (stratum Malphigi) atau prickle cell layer (lapisan akanta )

=> terdiri dari sel yang berbentuk poligonal, protoplasmanya jernih karena banyak
mengandung glikogen, selnya akan semakin gepeng bila semakin dekat ke
permukaan. Di antara stratum spinosum, terdapat jembatan antar sel (intercellular
bridges) yang terdiri dari protoplasma dan tonofibril atau keratin. Perlekatan antar
jembatan ini membentuk penebalan bulat kecil yang disebut nodulus Bizzozero. Di
antara sel spinosum juga terdapat pula sel Langerhans.

e. Stratum Basalis

=> terdiri dari sel kubus (kolumnar) yang tersusun vertikal pada perbatasan dermo-
epidermal berbaris seperti pagar (palisade). Sel basal bermitosis dan berfungsi
reproduktif.
f. Sel kolumnar

=> protoplasma basofilik inti lonjong besar, di hubungkan oleh jembatan antar sel.

g. Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell

=> sel berwarna muda, sitoplasma basofilik dan inti gelap, mengandung pigmen
(melanosomes)

 Lapisan Dermis

Lapisan Dermis (korium, kutis vera, true skin) => terdiri dari lapisan elastik dan
fibrosa pada dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut.

a. Pars Papilare => bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan
pembuluh darah.

b. Pars Retikulare => bagian bawah yang menonjol ke subkutan. Terdiri dari serabut
penunjang seperti kolagen, elastin, dan retikulin. Dasar (matriks) lapisan ini terdiri
dari cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat, dibagian ini terdapat pula
fibroblas. Serabut kolagen dibentuk oleh fibroblas, selanjutnya membentuk ikatan
(bundel) yang mengandung hidroksiprolin dan hidroksisilin. Kolagen muda bersifat
elastin, seiring bertambahnya usia, menjadi kurang larut dan makin stabil. Retikulin
mirip kolagen muda. Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf, dan
mudah mengembang serta lebih elastis.

 Lapisan Subkutis

Lapisan Subkutis (hipodermis) => lapisan paling dalam, terdiri dari jaringan ikat
longgar berisi sel lemak yang bulat, besar, dengan inti mendesak ke pinggir
sitoplasma lemak yang bertambah. Sel ini berkelompok dan dipisahkan oleh trabekula
yang fibrosa. Lapisan sel lemak disebut dengan panikulus adiposa, berfungsi sebagai
cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat saraf tepi, pembuluh darah, dan getah
bening. Lapisan lemak berfungsi juga sebagai bantalan, ketebalannya berbeda pada
beberapa kulit. Di kelopak mata dan penis lebih tipis, di perut lebih tebal (sampai 3
cm).

C. MEKANISME KERJA

1. Mata

Secara garis besar, pantulan cahaya tersebut akan masuk ke mata secara
berurutan. Yaitu melalui kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous humor dan
akhirnya ditangkap oleh fotoreseptor di retina.
Pantulan cahaya yang masuk menembus kornea akan diteruskan melewati pupil.
Banyaknya cahaya yang masuk melewati pupil diatur oleh iris. Melalui pupil, cahaya
diteruskan menembus lensa mata. Pada lensa mata terjadi perubahan bentuk sehingga
dapat memfokuskan cahaya pada retina. Dalam hal ini lensa melakukan perubahan
bentuk dengan cara mencembungkan atau memipih.

Pada retina terbentuk bayangan nyata, terbalik dan lebih kecil daripada ukuran objek
aslinya. Saat fotoreseptor di retina menerima rangsangan cahaya, impuls akan
diteruskan kedalam serat-serat saraf. Impuls-impuls ini dikirim disepanjang saraf
optik ke pusat penglihatan di otak depan (lobus oksipital), sehingga menghasilkan
suatu kesan yang sesuai aslinya, baik ukuran, warna maupun jarak dari objek.
Selanjutnya, pembalikan bayangan pada retina dilakukan didalam pusat optik di otak
sehingga membentuk kesan objek yang tidak terbalik.

2. Telinga

Telinga dapat mendengar jika ada gelombang suara, gelombang suara akan
dikumpulkan oleh daun telinga, kemudian disalurkan ke saluran telinga luar.
Gelombang suara akan menggetarkan membran timpani dan diteruskan ke dalam
telinga tengah melalui tulang-tulang pendengaran. Selanjutnya getaran diteruskan ke
telinga dalam melalui tingkap oval dan menggetarkan cairan perilimfe yang terdapat
di dalam skala vestibuli. Getaran cairan itu akan menggetarkan membran Reissner
dan cairan endolimfe dalam skala media, membran basilaris. Saat membran basilaris
bergetar akan menggerakkan sel-sel rambut dan ketika sel-sel rambut menyentuh
membran tektorial maka terjadi impuls yang akan dikirim ke saraf otak lalu ke
korteks otak bagian pendengaran untuk diinterpretasikan.

3. Lidah

Ujung saraf pengecap berada di taste buds pada seluruh permukaan lidah.
Seseorang dapat mengecap apa yang dia makan karena adanya molekul kimia yang
terkandung dalam makanan tersebut. Molekul tersebut baru dapat berikatan dengan
reseptor protein pada mikrovili di lidah jika molekul tersebut terlarut dalam saliva.
Terbentuknya ikatan antara protein reseptor pada mikrovili dengan molekul kimia
akan menyebabkan potensial membran plasma mengalami depolarisasi. Hal ini
mengakibatkan terbukanya voltage-gated Ca+ channel sehingga ion kalsium masuk
ke dalam sel. Masuknya ion kalsium ini memacu dihasilkannya neurotransmitter.
Neurotransmitter akan menginisiasi timbulnya potensial aksi pada ujung-ujung sel
saraf yang saling berhubungan melalui celah sinapsis di nervus facial dan nervus
glossopharyngeal. Impuls dari daerah lain selain lidah berjalan melalui nervus vagus
(pada pharynx dan epiglottis). Impuls di ketiga saraf tersebut menyatu di medula
oblongata untuk masuk ke nukleus traktus solitarius. Dari sana, axon berjalan
membawa sinyal dan bertemu dengan leminiskus medialis kemudian akan disalurkan
ke daerah insula.

Impuls diproyeksikan ke daerah cortex serebrum di postcentral gyrus kemudian


dihantar ke thalamus dan sebagai hasilnya dapat mengecap makanan yang masuk ke
dalam mulut. Selain ke talamus, beberapa jalur saraf ini menuju sistem limbik dan
hipotalamus.

Tiap rasa utama tersebut tidak mutlak sebagai proses spesifik, artinya rasa oleh
masing-masing ion atau molekul zat tersebut dapat bereaksi pada saat yang berlainan
dengan setiap epitel neuron ujung serabut syaraf pengecapan. Jadi setiap taste buds
dapat bereaksi untuk semua rasa walau dengan intensitas berbeda.

4. Kulit

Kulit bisa menerima banyak rangsangan dari luar. Rangsangan yang bisa
diterima oleh kulit berupa sentuhan panas, diingin, tekanan, dan juga nyeri. saat kulit
menerima panas, rangsangan tersebut akan diterima sel-sel reseptor. pada sel reseptor,
rangsangan tersebut lalu diteruskan ke otak melalui urat saraf. Rangsangan ini
akhirnya diolah oleh otak. alhasil, kita dapat merasakan adanya suatu rangsangan.
sesudah tubuh merasa menerima rangsangan, lalu otak pun memerintahkan tubuh
untuk menanggapi rangsangan ini.
D. FUNGSI

1. Mata

Fungsi umum mata adalah sebagai organ indera visual. Inilah fungsi utama mata.
Dengan mata, objek dapat dilihat baik di kejauhan maupun di sekitarnya.

Cara kerja mata juga cukup kompleks, karena setiap bagian dari organ dalam mata
memiliki fungsinya masing-masing sehingga suatu benda dapat terlihat oleh mata.
Mata hanya bisa melihat objek yang terkena pantulan atau menghasilkan cahaya.

Mata adalah indra pertama yang bereaksi dan menerima informasi dari seseorang atau
sesuatu. Dengan mata, kita dapat membaca buku, melihat peristiwa, dan
mempelajarinya.

2. Telinga

Telinga sebagai pengatur keseimbangan, terdapat struktur khusus pada organ


telinga yang berfungsi mengatur dan menjaga keseimbangan tubuh. Organ ini
berhubungan dengan saraf otak ke VIII yang berfungsi dalam menjaga keseimbangan
dan untuk mendengar.

Telinga juga sebagai indera pendengaran, telinga dapat berfungsi sebagai indera
pendengaran apabila terdapat gelombang suara yang masuk melalui telinga luar yang
akan diterima otak melalui proses terjadinya pendengaran.

3. Lidah

 Sebagai indera pengecap atau perasa

Lidah menjadi salah satu dari kelima indera manusia yang bertugas sebagai
pengecap atau perasa, baik makanan maupun minuman. Alat ini sangat peka terhadap
rangsangan rasa makanan, seperti manis, asam, pahit, pedas, dan sebagainya. Selain
itu juga mampu mengukur kualitas tekstur dan struktur makanan.

 Membantu manusia berbicara


 Membantu mencerna makanan

Pada lidah terdapat kelenjar air liur yang membantu manusia untuk mengolah
makanan yang ada di dalam tubuh. Bantuan tersebut membuat makanan menjadi
lebih lembut, serta membantu lidah untuk membaui apakah rasa dari makanan
tersebut. Kelenjar ini juga membantu lidah untuk meneruskan makanan dari mulut ke
kerongkongan untuk pencernaan makanan lebih lanjut. Peristiwa ini di namakan
dengan gerakan peristaltic.

4. Kulit

Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang,
sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap
berbagai rangsangan, sebagai alat ekskresi, serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan
dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor-reseptor
khusus.

Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor
untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk
rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.

Selain kulit sebagai alat indera peraba, kulit juga berfungsi sebagai berikut :

1. Sebagai tempat menyimpan lemak (merupakan cadangan makanan).

2. Sebagai tempat pembuatan vitamin D (tempat mengubah provitamin/bakal vitamin


D menjadi vitamin D).

3. Refleks

A. Pengertian refleks dan nyeri

Gerak Refleks merupakan sebuah gerakan spontan dari tiap-tiap organ atau juga
bagian tubuh yang telah atau sudah menerima rangsangan. Hal Ini akan terjadi
dengan secara langsung serta tanpa kesadaran kita.
Menurut The International Association for the Study of Pain (IASP), nyeri
merupakan pengalaman sensoris dan emosional tidak menyenangkan yang disertai
oleh kerusakan jaringan secara potensial dan aktual.

B. Proses terjadinya refleks dan nyeri pada tubuh manusia

Refleks

Proses terjadinya refleks adalah sebagai berikut.

1. Rangsangan dari luar diterima oleh reseptor.

2. Impuls-impuls saraf neuron sensorik yang ada pada reseptor kemudian dilanjutkan
ke sistem saraf pusat yaitu sumsum tulang belakang.

3. Di sumsum tulang belakang ini kemudian impuls dilanjutkan oleh interneuron dari
neuron sensorik menuju ke neuron motorik.

4. Dari neuron motorik, impuls kemudian dilanjutkan ke efektor lalu efektor


dirangsang untuk berkontraksi sehingga terjadi gerakan secara spontan misalnya
menarik kaki sambil berteriak, tiba-tiba mengelak dll.

Nyeri

Perjalanan nyeri termasuk suatu rangkaian proses neurofisiologis kompleks yang


disebut sebagai nosiseptif (nociception) yang merefleksikan empat proses komponen
yang nyata yaitu transduksi, transmisi, modulasi dan persepsi, dimana terjadinya
stimulus yang kuat diperifer sampai dirasakannya nyeri di susunan saraf pusat (cortex
cerebri). Di mana Nyeri berdasarkan mekanismenya melibatkan persepsi dan respon
terhadap nyeri tersebut. (McGuire & Sheilder, 1993; Turk & Flor, 1999). Keempat
proses tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

Transduksi/Transduction

Transduksi adalah adalah proses dari stimulasi nyeri dikonversi ke bentuk yang
dapat diakses oleh otak (Turk & Flor,1999) atau Proses dimana stimulus noksius
diubah ke impuls elektrikal pada ujung saraf. Proses transduksi dimulai ketika
nociceptor (reseptor yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri) teraktivasi yaitu
oleh suatu stimuli kuat (noxion stimuli)seperti tekanan fisik kimia, suhu dirubah
menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf perifer (nerve
ending) atau organ-organ tubuh (reseptor meisneri, merkel, corpusculum paccini,
golgi mazoni). Aktivasi reseptor ini (nociceptors) merupakan sebagai bentuk respon
terhadap stimulus yang datang seperti kerusakan jaringan.Kerusakan jaringan karena
trauma baik trauma pembedahan atau trauma lainnya menyebabkan sintesa
prostaglandin, dimana prostaglandin inilah yang akan menyebabkan sensitisasi dari
reseptor-reseptor nosiseptif dan dikeluarkannya zat-zat mediator nyeri seperti
histamin, serotonin yang akan menimbulkan sensasi nyeri. Keadaan ini dikenal
sebagai sensitisasi perifer.

Transmisi/Transmission

Transmisi adalah serangkaian kejadian-kejadian neural yang membawa impuls


listrik melalui sistem saraf ke area otak. Proses transmisi melibatkan saraf aferen
yang terbentuk dari serat saraf berdiameter kecil ke sedang serta yang berdiameter
besar (Davis, 2003). Saraf aferen akan ber-axon pada dorsal horn di spinalis.
Selanjutnya transmisi ini dilanjutkan melalui sistem contralateral spinalthalamic
melalui ventral lateral dari thalamus menuju korteks serebral dimana proses
penyaluran impuls melalui saraf sensori sebagai lanjutan proses transduksi melalui
serabut A-delta dan serabut C dari perifer ke medulla spinalis, dimana impuls tersebut
mengalami modulasi sebelum diteruskan ke talamus oleh pino-thalamtractus sicus
dan sebagian ke traktus spinoretikularis. Traktus spinoretikularis terutama membawa
rangsangan dari organ-organ yang lebih dalam dan viseral serta berhubungan dengan
nyeri yang lebih difus dan melibatkan emosi. Selain itu juga serabut-serabut saraf
disini mempunyai sinaps interneuron dengan saraf-saraf berdiameter besar dan
bermielin. Selanjutnya impuls disalurkan ke thalamus dan somatosensoris di cortex
cerebri dan dirasakan sebagai persepsi nyeri.
Modulasi/Modulation

Proses modulasi mengacu kepada aktivitas neural dalam upaya mengontrol jalur
transmisi nociceptor tersebut (Turk & Flor, 1999). Proses modulasi melibatkan
system neural yang komplek. Ketika impuls nyeri sampai di pusat saraf, transmisi
impuls nyeri ini akan dikontrol oleh system saraf pusat dan mentransmisikan impuls
nyeri ini ke bagian lain dari sistem saraf seperti bagian korteks. Selanjutnya impuls
nyeri ini akan ditransmisikan melalui saraf-saraf descend ke tulang belakang untuk
memodulasi efektor. Proses perubahan transmisi nyeri yang terjadi di susunan saraf
pusat (medulla spinalis dan otak). Proses terjadinya interaksi antara sistem analgesik
endogen yang dihasilkan oleh tubuh kita dengan input nyeri yang masuk ke kornu
posterior medulla spinalis merupakan proses ascenden yang dikontrol oleh otak.
Analgesik endogen (enkefalin, endorphin, serotonin, noradrenalin) dapat menekan
impuls nyeri pada kornu posterior medulla spinalis. Dimana kornu posterior sebagai
pintu dapat terbuka dan tertutup untuk menyalurkan impuls nyeri untuk analgesik
endogen tersebut. Inilah yang menyebabkan persepsi nyeri sangat subjektif pada
setiap orang.

Persepsi/Perception

Hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dari proses tranduksi, transmisi
dan modulasi yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu proses subjektif yang
dikenal sebagai persepsi nyeri, yang diperkirakan terjadi pada thalamus dengan
korteks sebagai diskriminasi dari sensorik. Persepsi adalah proses yang subjective
(Turk & Flor, 1999). Proses persepsi ini tidak hanya berkaitan dengan proses
fisiologis atau proses anatomis saja (McGuire & Sheildler, 1993), akan tetapi juga
meliputi cognition(pengenalan) dan memory (mengingat) (Davis, 2003). Oleh karena
itu, faktor psikologis, emosional, dan berhavioral (perilaku) juga muncul sebagai
respon dalam mempersepsikan pengalaman nyeri tersebut. Proses persepsi ini jugalah
yang menjadikan nyeri tersebut suatu fenomena yang melibatkan multidimensional.
DAFTAR PUSTAKA
Ardinata,D. (2007). Multidimensional Nyeri. Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera
Utara.Volume 2, No. 2.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21184/1/ruf-nov2007-2(1).pdf.
Diakses pada tanggal 04 Oktober 2021 pukul 19.00 WIB.

Kemdikbud. (2008). Sistem Indera Pada Manusia. Jakarta: Rumah Belajar.


Djuanda, Adhi, dkk. (2007). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
Iswari, Mega, dkk. (2018). Anatomi, Fisiologi, dan Genetika. Padang: UNP.
Nugrahaeni, Adrina. (2020). Pengantar Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta: Anak
Hebat Indonesia.
Izzuddin Taufiq, Muhammad. (2006). Dalil Anfus Al-Qur'an dan Embriologi. Jakarta:
Tiga Serangkai.
Sri, Lestari Endang. (2009). Biologi 2 Makhluk Hidup dan Lingkungannya untuk
SMA/MA Kelas XI. Solo: CV Putra Nugraha.
Rachmawati, Faidah dkk. (2009). Biologi untuk SMA/MA Kelas XI Program IPA.
Jakarta: CV Ricardo.

Anda mungkin juga menyukai