Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN LOGBOOK DISKUSI KELOMPOK PEMICU 2

Tugas Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Logbook DK

Modul Basic Science Nursing

Dosen Pengampu: Ratna Pelawati, S.Kp. M. Biomed

Fasil Diskusi Kelompok: Ratna Pelawati, S.Kp. M. Biomed

Disusun Oleh:

Dara Suci Henarta 11211040000037

PSIK A 2021

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

OKTOBER/2021
KASUS PEMICU

Tn T (56 thn) riwayat perokok berat, bisa menghabiskan 2 bungkus


rokok setiap hari, sudah berhenti 3 bulan ini setelah cucunya mengidap
bronkhitis. Hari ini cucunya An Y 5 Thn berulang tahun dan Tn T membantu
persiapan dengan meniup balon balon, Tn T membandingkan bahwa saat
meniup balon dia harus menghirup nafas dan menghembuskan / meniup kuat
hingga 6 x baru balon mencapai ukuran yang sama dengan tiupan Tn K 27 th
anaknya, sedang Tn K hanya meniup kuat 3 x. Tn T merasa untuk
menghembuskan udara lebih sulit dan lama, seperti ada hambatan di saluran
pernafasannya. Tn T juga membandingkan tiupan nya saat menghembus
dengan pernafasan biasa (volume tidal) dengan Tn K pun berbeda. Tn T jadi
teringat saat temannya menganjurkan berhenti merokok dan melakukan test
spirometri karena Tn T merasa ada masalah pada kapasitas paru-parunya. Tn
T dinasehati bahwa merokok adalah makruh bahkan haram karena dapat
mencederai diri dan keluarganya (cucunya yang sehari hari bersamanya).

STEP 1 KLARIFIKASI MASALAH

1. Bronkhitis (Diva)
: Peradangan yang terjadi di saluran pernapasan utama tepatnya di bronkus
yang dialiri oleh udara menuju paru-paru (Dara)
: bronkitis ini dibagi menjadi dua yaitu bronkitis akut dan bronkitis kronis
(Diksa)
: Gejala yang mungkin timbul pada pasien penderita bronkitis diantaranya
batuk, mudah lelah, sulit tidur, napas pendek, saking tenggorokan, dan adanya
rasa tekanan pada dada (Dinda)
2. Volume tidal (Fatma)
: Kapasitas tidal adalah jumlah udara yang keluar
masuk paru-paru pada pernapasan normal. Kapasitas tidal ini memiliki
kapasitas kurang lebih 500cc (Diksa)

3. Spirometri (Dara)
: Spirometri merupakan suatu tes yang umum digunakan untuk memahami
seberapa baiknya paru paru saat bekerja (Yuli)
: Tes spirometri adalah tes untuk mengevaluasi fungsi dan mendiagnosis
penyakit atau kelainan pada sistem pernapasan, contohnya untuk
mendiagnosis penyakit asma, enfisema, asma, dan lain-lain (Dinda)
: Spirometri adalah suatu pemeriksaan medis untuk mengetahui objektivitas
kapasitas atau fungsi paru-paru. Biasanya spirometri dilakukan menggunakan
alat bernama spirometer. (Diva)

4. Kapasitas paru-paru (Dwi)


: Kapasitas paru-paru: daya tampung yang bisa dilakukan oleh paru-paru.
(Anggita)
: Kapasitas paru-paru merupakan kemampuan paru-paru dalam menampung
udara saat melakukan pernapasan (Fatma)
: Kapasitas paru-paru terbagi menjadi dua, yaitu kapasitas vital dan kapasitas
total. Kapasitas vital dengan menjumlahkan besar volume tidal, volume
komplementer, dan volume suplementer. (Diva)

5. Mencederai diri (Diksa)


: Mencederai diri sama saja melukai diri (Yuli)
: Salah satu kegiatan yang melukai diri sendiri (Putri)
6. Riwayat perokok berat (Anggita)
: Riwayat perokok berat ini dapat mengakibatkan: (Diksa)
1. Bronkitis kronis
2. Emfisema
3. Kanker paru-paru
4. pneumonia
: Suatu kebiasan menghisap atau menghirup rokok yang dilakukan dalam
kehidupan sehari hari dengan jumlah banyak yang tidak bisa dihentikan
karena factor kecanduan (Niken)

7. Sulit menghembuskan udara (Putri)


: Karena adanya gangguan pernapasan seperti sumbatan pada saluran
pernapasan (Dara)
: Sulit untuk mengeluarkan Udara yang ada di paru-paru (Anggita)
: Sulit menghembuskan udara, yaitu dikarenakan adanya masalah pada
respirasinya, biasanya adanya perubahan pada volume sumplementernya
(Diva)
: Kondisi dimana seseorang dulunya mengkonsumsi rokok dalam jumlah yang
banyak per harinya (Dinda)
: Sulit menghembuskan udara dapat disebabkan pleh beberapa penyakit
misalnya pnemoia dan bronchitis (Dwi)

8. Makruh (Dinda)
: Suatu perbuata apabila dilakukan tidak mendapat pahala, jika ditinggalkan
lebih baik (Anggita)
: Suatu perkara yang tidak dikerjakan akan mendapat pahala jika di kerjakan
tidak mendapatkan apa-apa (Yuliana)
: Contoh makruh= (Diksa)
1. Makan dan minum sambil berdiri
2. Merokok
3. Berwudhu di kamar mandi
makruh ini telah disampaikan pada QS. An-Nahl ayat 116
: Suatu ketetapan hukum didalam islam terhadap suatu perkara yang jika
ditinggalkan akan mendapat pahala (Fatma)
: Suatu hal yang kurang disukai oleh Allah SWT, akan tetapi tidak dinyatakan
sebagai haram. namun apabila ditinggalkan itu lebih baik. (Diva)

9. Haram (Yunia)
: Haram dapat dibagi menjadi 2 yaitu haram aini (bentuknya) dan haram
sababi (cara mendapatlannya). (Dwi)
: Suatu hal yang dilarang untuk dilakukan oleh Allah SWT, karena biasanya
dalam hal yang diharamkan itu berisi/berdampak keburukan. (Diva)

10. Hambatan disaluran pernapasan (Yuli)


: Sesuatu yang menghalangi jalur disaluran pernafasan (Putri)
: Hambatan di saluran pernafasan bisa disebabkan oleh gaya hidup yang tidak
sehat, Udara dingin, virus, dan daya tahan tubuh yang lemah (Yunia)
: Hambatan pernafasan yang disebabkan oleh beberapa penyakit seperti flu,
faringitis, laringitis, asma, bronkitis, dan pneumonia (Niken)

11. Pernapasan (Niken)


: Yaitu suatu proses pertukaran gas, dilakukan berupa menghirup udara
(inspirasi) dan mengeluarkan udara (ekspirasi) (Diva)
: Suatu system menghirup oksigen dan mengekuarkannya menjadi karbon
dioksida (Anggita)
: Suatu proses dimana kita menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan
karbon dioksida dan uap air (Dara)
: Organ yang terlibat dalam pernapasan ada hidung, faring, laring, trakea,
bronkiolus, dan paru-paru (Dwi)
: Suatu organ yang membantu untuk membeerikan oksigen kepada paru-paru.
(Putri)

STEP 2 ANALISIS MASALAH

1. Mengapa cucunya mengidap bronkitis, padahal yang perokok berat itu adalah
Tn T (56 tahun)? (Diva)
2. Mengapa rokok dapat mencederai diri dan juga orang lain? (Fatma)
3. Apa penyebab terjadinya Bronkitis? (Yunia)
4. Mengapa Tn T meniup balon lebih banyak dibanding Tn K? dan mengapa Tn
T lebih sulit dan lama didalam menghembuskan Udara pada saat meniup
balonn tersebut? (Yuli)
5. Mengapa rokok di sebut haram? (Putri)
6. Apakah usia berpengaruh terhadap kemampuan sistem pernapasan
seseorang? (Dinda)
7. Kenapa temannya Tn T sangat menganjurkan Tn T untuk melakukan Test
Spirometri? (Niken)
8. Tn. T merasa dalam menghembuskan udara lebih sulit dan lama seperti
terdapat hambatan di saluran pernapasan. Apakah dengan yang dirasakan Tn.
T ini ada hubungannya dengan tindakan dia dalam berhenti merokok?
(Diksa)

STEP 3 BRAINSTORMING

1. • Karena, cucu Tn T nya sering Bersama Tn T yang menjadikan cucuknya


sebagai perokok pasif yang menghirup asap rokok saat Tn T merokok. (Anggi)

• Karena pada umumnya penyakit bronkitis disebebkan oleh menghirup asap


rokok yang mengandung banyak zat berbahaya (Dinda)
2. • Karena produk yang dihasilkan rokok berupa asap, asap yang dikeluarkan
dari rokok itu berisi racun dan menyebar di udara. Udara itu menjadi beracun,
dan dengan tidak sengaja dihirup oleh orang lain, dan tentu saja orang itu akan
mendapat dampak dari udara yang dihirupnya. (Diva)

• Karena rokok atau asap rokok mengandung ribuan bahan kimia seperti zat
beracun dan bersifat karsinogenik. yang menyebabkan meningkatnya resiko
kanker, serangan asma, masalah paru paru, serta infeksi dalam tenggorokan dan
pernafasan (Niken)

3. • Bronkitis disebabkan oleh infeksi virus didalam saluran saluran pernapasan


dan bronkitis lebih banyak menyerang para perokok aktif dan perokok pasif
(Fatma)

• Bronkitis ini dikarenakan virus yang menyerang perokok pasif atau perokok
aktif serta manusia yang memiliki kekebalan tubuh yang lemah. Virus ini
biasanya terkandung dan tersebar melalui percikan dahak dari orang yang
menderita bronkitis. Percikan dahak tersebut dapat melayang di udara untuk
beberapa saat, atau menempel di permukaan suatu benda dan bertahan hidup
hingga 1 hari. (Dara)

• Penyebab terjadinya bronkitis: 1. Tidak menerima pengobatan seperti vaksin


influenza atau pneumonia sebagai baik penanganan maupun pengobatan 2.
Sering terpapar zat-zat berbahaya, seperti debu atau amonia. 3. Berusia di
bawah 5 tahun atau lebih dari 40 tahun. Gejala bronkitis adalah batuk, yang
dapat disertai sesak napas dan sakit tenggorokan. (Diksa)

• Terjadinya bronkhitis ini disebabkan oleh infeksi virus, biasanya dapat


menyerang pada seseorang yang kekebalan tubuhnya lemah dan kebanyakan
yang terkena yaitu pada anak anak dan perokok (Yuli)

• Penyebabnya yaitu menjadi perokok aktif maupun pasif. karena dalam zat
rokok banyak zat yang berbahaya. (Anggi)
4. • Karena Tn. T merupakan perokok aktif yang mana hal tersebut tentunya
memberikan dampak buruk dan mempengaruhi kinerja sistem pernapasan,
sehingga kemampuan menghirup dan menghembuskan napas Tn. T berkurang
(Dinda)

• Karena volume ekspirasi Tn T berkurang, karena ia merupakan perokok.


Sedangkan, pada Tn K volume ekspirasinya masih normal. (Diva)

5. • Karena merokok dapat merusak sistem didalam tubuh manusia dan di


dalam ajaran agama islam dilarang untuk melakukan kegiatan atau tindakan
yang bisa melukai diri sendiri (Fatma)

• Karena rokok itu memberikan efek buruk (mudharat) ke tubuh kita yaitu
menyebabkan berbagai penyakit baik itu penyakit pernapasa, penyakit jantung
dan kanker ( Dwi)

• Karena allah swt tidak menyukai manusia yang merusak tubuhnya seperti
yang sudah dijelaskan dalam surat al Baqarah ayat 195 (Niken)

• Merokok pada dasarnya memiliki hukum makruh yaitu jika ditinggalkan


maka itu lebih baik. Kadang merokok ini sering dimasukkan kedalam hukum
yang haram karena merokok ini adalah salah satu bentuk dari bunuh diri secara
perlahan dikarenakan merokok dapat merusak atau melukai organ pernapasan
yang ada didalam tubuh seseorang (Diksa)

6. • Semakin tua usia seseorang maka semakin lemah dan mengurangi


keelastisan jaringan paru-paru dan otot dada (Yunia)

• Semakin tua umur maka akan semakin menurun pula kemampuan otot dan
fung pada pernapasan serta menurun pula kapasitas paru-paru itu sendiri (Dwi)
7. • 1. Untuk menilai status faal atau fungsi paru-paru (normal, restriksi,
obstruksi, atau campuran).

2. Untuk menentukan diagnosis suatu penyakit seperti asma, penyakit


paru obstruktif kronis (PPOK), dan penyakit lain yang memengaruhi
pernapasan.

3. Dapat menilai manfaat pengobatan paru-paru yang sedang dijalani


apakah sudah memadai atau belum. (Dara)

• Karena dalam kasus disebutkan bahwa Tn T merasakan ada masalah pada


kapasistas paru-parunya. Dan spirometry adalah tes untuk mengetahui kapasitas
paru-paru. (Anggita)

• Karena jika tn. T melakukan tes spirometri, tn.T bisa mengetahui kondisi
paru-parunya, dan bisa mengetahui apa saja penyakit yang ada di paru-paru
Tn.T tersebut (Putri)

• Karena temennya Tn. T ini merasa khawatir atas apa yang dirasakan oleh Tn.
T, maka, temennya Tn. T ini takut Tn. T mengidap:

1. Penyakit paru kronis

2. Asma

3. Paru-paru basah

4. Fibrosis paru

sehingga temennya Tn. T ini menyarankan untuk Test Spirometri (Diksa)


8. • Tidak ada hubungannya dengan Tn T dalam berhenti merokok akut. Akan
tetapi, ada hubungannya saat Tn T menjadi perokok akut dan penyakitnya baru
kelihatan saat Tn T sudah berhenti merokok (Anggita)

STEP 4 HIPOTESIS

Tn T berumur 56 tahun ia mempunyai riwayat perokok berat, ia bisa


menghabiskan 2 bungkus rokok di setiap harinya. Kemudian Tn T ini berhenti
merokok sudah 3 bulan dikarenakan cucunya mengidap bronkitis, Hal ini
dikarenakan cucu Tn T berada setiap hari didekat Tn T yang menjadikan cucu
nya menjadi perokok pasif. Tn T merasa adanya masalah pada kapasitas paru-
parunya karena saat meniup balon Tn T bisa melakukan 6x meniup sedangkan
anaknya Tn K hanya meniup 3x. Hal ini mungkin disebabkan karena Tn.T
memiliki Riwayat perokok berat yang mungkin saja berdampak pada system
respirasi khususnya pada volume supplementer atau volume cadangan
respirasinya. Selain itu, Tn T saat menghubuskan udara lebih sulit seperti
adanya hambatan pada pernapasannya. Karena, adanya gangguan dan sumbatan
pada pernapasan. Tn T dianjurkan untuk melakukan spirometri yaitu tes untuk
melihat adanya kesalahan pada paru-paru. Tn. T dinasehati oleh temannya
karena, dalam Islam merokok termasuk hal yang makhruh bahkan haram karena
merokok memberikan efek yang buruk dan salah satu bentuk bunuh diri secara
perlahan dikarenakan dapat merusak dan melukai organ pernapasan.
PETA KONSEP
STEP 5 LO

1. Bronkhitis (Dinda, Dara, Anggita)

• Pengertian
• Gejala
• Penyebab
• Penangangan

2. Spirometri (Diksa, Dara)

• Pengertian
• Tahapan
• Tujuan

3. Rokok (Putri, Dwi, Dara, Anggita, Niken)

• pengertian rokok pasif dan aktif


• Kandungan
• Efek
• Rokok dalam perspektif islam
• Dampak yang dihadapi oleh perokok berat

4. system pernafasan (Diva, Yuli, Dara)

• Organ-organ
• Normal kapasitas paru paru manusia pada orang dewasa
• Mekanisme pernapasan
STEP 6 BELAJAR MANDIRI

1. BRONKHITIS

A. Pengertian

Bronkitis adalah suatu infeksi saluran pernafasan yang menyebabkan


inflamasi yang mengenai trakea, bronkus utama dan menengah yang
bermanifestasi sebagai batuk, dan biasanya akan membaik tanpa terapi dalam 2
minggu. Bronkitis umumnya disebabkan oleh virus seperti Rhinovirus, RSV,
virus influenza, virus parainfluenza, Adenovirus, virus rubeola, dan
Paramixovirus dan bronkitis karena bakteri biasanya dikaitkan dengan
Mycoplasma pneumonia,Bordetella pertussis, atau Corynebacterium diphtheria
(Rahajoe, 2012).

Bronkitis merupakan penyakit infeksi pada saluran pernafasan yang


menyerang bronkus. Penyakit ini banyak menyerang anak-anak yang
lingkungannya banyak polutan, misalnya orang tua yang merokok didalam
rumah, asap kendaraan bermotor, asap hasil pembakaran pada saat masak yang
menggunakan bawan bakar kayu. Kebanyakan pasien dengan penyakit bronkitis
akut ditemukan dengan sejumlah keluhan yang terbatas. Batuk, mengi, sputum
dan sesak napas merupakan keluhan yang ditemukan. Di indonesia masih
banyak keluarga yang setiap hari menghirup polutan ini, kondisi ini
menyebabkan angka kejadian penyakit bronkitis sangat tinggi (Marni,2014).

Menurut Dorland (2002), bronkhitis adalah peradangan satu atau lebih


bronkhus, dapat bersifat akut dan kronik. Gejala-gejala yang biasanya termasuk
demam, batuk dan ekspektorasi. Bronkhitis akut adalah serangan bronkhitis
dengan perjalanan penyakit yang singkat atau kurang berat, gejala-gejala
termasuk demam,batuk dan pilek. Serangan berulang mungkin menunjukkan
bronkhitis kronis. Bronkhitis kronis adalah suatu bentuk penyakit obstruksi
paru kronik, pada keadaan ini terjadi iritasi bronkhial dengan sekresi yang
bertambah dan batuk produktif selama sedikitnya tiga bulan atau bahkan dua
tahun berturut-turut, biasanya keadaan ini disertai emfisema paru.

B. Gejala

Tanda dan gejala klinis yang timbul pada pasien bronkhitis tergantung
pada luas dan beratnya penyakit, lokasi kelainannya dan ada tidaknya
komplikasi lanjut. Ciri khas pada penyakit ini adalah adanya batuk disertai
produksi sputum, adanya haemaptoe dan pneumonia berulang.

Tanda dan gejala klinis dapat demikian hebat pada penyakit berat dan
dapat tidak nyata atau tanpa gejala pada penyakit yang ringan. Tanda dan
gejala tersebut yaitu:

a. Batuk produktif

Pada bronkhitis mempunyai ciri antara lain batuk produktif berlangsung lama,
jumlah sputum bervariasi, umumnya jumlahnya banyak terutama pada pagi
hari sesudah ada perubahan posisi tidur atau bangun dari tidur. Kalau tidak
ada infeksi sekunder sputumnya mukoid, sedangkan apabila terjadi infeksi
sputumnya purulen, dapat memberikan bau yang tidak sedap.

b. Haemaptoe

Terjadi pada 50% kasus bronkhitis, kelainan ini terjadi akibat nekrosis atau
destruksi mukosa bronkhus mengenai pembuluh darah sehingga pembuluh
darah pecah dan timbul perdarahan. Perdarahan yang timbul bervariasi mulai
dari yang paling ringan sampai perdarahan cukup banyak atau massif. Pada
bronkhitis kering, haemaptoe justru tanda satu-satunya karena bronkhitis jenis
ini letaknya di lobus atas paru, drainasenya baik, sputum tidak pernah
menumpuk dan kurang menimbulkan reflek batuk, pasien tanpa batuk atau
batuknya minimal. Pada tuberkolosis paru dan bronkhitis ini merupakan
penyebab utama komplikasi haemaptoe.

c. Sesak napas atau dispnea

Pada 50% kasus ditemukan sesak napas. Hal tersebut timbul dan beratnya
tergantung pada seberapa luas bronkhitis yang terjadi dan seberapa jauh
timbulnya kolap paru dan desturksi jaringan paru yang terjadi akibat infeksi
berulang (ISPA), biasanya menimbulkan fibrosis paru dan emfisema. Kadang
juga ditemukan suara mengi (wheezing), akibat adanya obstruksi bronkhus.
Mengi dapat lokal atau tersebar tergantung pada distribusi kelainnya.

d. Demam berulang

Bronkhitis merupakan penyakit yang berjalan kronis, sering mengalami


infeksi berulang pada bronkhus maupun paru, sehingga sering timbul demam.

C. Penyebab

1.C. Etiologi

Bronkhitis terjadi paling sering pada saat musim pancaroba, musim


dingin, biasanya disertai dengan infeksi pernapasan atas, dapat disebabkan
oleh berbagai hal (Iskandar, 2010) antara lain:

a. Bronkhitis infeksiosa, disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri atau


organisme lain yang menyerupai bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan
Chlamyidia). Serangan bronkhitis berulang bisa terjadi pada perokok,
penderita penyakit paru-paru dan saluran pernapasan menahun. Infeksi
berulang bisa terjadi akibat sinusitus kronis, bronkhiektasis, alergi,
pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.

b. Bronkhitis iritatif, karena disebabkan oleh zat atau benda yang bersifat
iritatif seperti debu, asap (dari asam kuat, amonia, sejumlah pelarut organik,
klorin, hidrogen, sulfida, sulfur dioksida dan bromin), polusi udara
menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida serta tembakau dan rokok.

2.C. Patologi

Patologi dari bronkhitis adalah hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus


bronkhus, dimana dapat menyebabkan penyempitan pada saluran bronkhus,
sehingga diameter bronkhus ini menebal lebih dari 30-40% dari normal.
Terdapat juga peradangan difus, penambahan sel mononuklear di submukosa
trakeo bronkial, metaplasia epitel bronkhus dan silia berkurang.Perubahan
yang penting juga adalah perubahan pada saluran napas kecil yaitu sekresi sel
goblet, bukan saja bertambah dalam jumlahnya akan tetapi juga lebih kental
sehingga menghasilkan substansi yang mukopurulen, sel radang di mukosa
dan submokusa, edema, fibrosis penbrokial, penyumbatan mukus intraluminal
dan penambahan otot polos. Dua faktor utama yangmenyebabkan bronkhitis
yaitu adanya zat-zat asing yang ada di dalam saluran napas dan infeksi
mikrobiologi (Phee, 2003) Pada bronkhitis terjadi penyempitan saluran
pernapasan. Penyempitan ini dapat menyebabkan obstruksi jalan napas dan
menimbulkan sesak. Pada penderita bronkhitis saat terjadi ekspirasi maksimal,
saluran pernapasan bagian bawah paru akan lebih cepat dan lebih banyak yang
tertutup. Hal ini akan mengakibatkan ventilasi dan perfusi yang tidak
seimbang, sehingga penyebaran udara pernapasan maupun aliran darah ke
alveoli tidak merata. Timbul hipoksia dan sesak napas, lebih jauh lagi
hipoksia alveoli menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah paru dan
polisitemia. Terjadi hipertensi pulmonal yang dalam jangka panjang dapat
menimbulkan kor pulmonal.

D. Penanganan

Cara menangani bronkhitis di rumah:

1. Jagalah tubuh agar tetap terhidrasi dengan memenuhi kebutuhan cairan


dalam jumlah yang cukup, tubuh akan bisa berfungsi dengan baik. Setiap satu
atau dua jam sekali harus meminum cairan sebanyak 250 ml. Tetap terhidrasi
akan membantu melegakan hidung tersumbat dan menjaga agar tubuh bisa
berfungsi dengan baik.

2. Banyak istirahat. Usahakan tidur yang cukup minimal 7 jam di malam hari,
tetapi apabila tidak dapat tidur sepanjang malam karena penyakit ini,
setidaknya berbaringlah dengan kepala menghadap ke bawah atau disangga.

3. Batasi jumlah kegiatan fisik. Tetap boleh menjalankan tugas-tugas pokok,


tetapi hindari olahraga dalam tingkat sedang atau berat. Aktivitas yang terlalu
aktif bisa memicu batuk dan membuat sistem kekebalan tubuh melemah.

4. Hindari iritan karena polusi dan udara yang dingin bisa memperparah
kondisi penderita. Walaupun semua polutan tidak akan bisa dihilangkan,
pasien bisa melakukan beberapa hal untuk menghindarinya dengan mudah,
yaitu dengan melakukan hal berikut:

• Berhentilah merokok dan jangan berada di sekitar orang yang sedang


merokok. Asap merupakan iritan utama terhadap paru-paru, dan para
perokok adalah orang yang paling sering mengalami bronkitis kronis.
• Pakailah masker untuk menghindari paparan cat, parfum, pembersih rumah
tangga, atau bahan lain yang mengeluarkan bau yang kuat dan tajam.
• Kenakan masker ketika keluar rumah.

5. Meminum obat sesuai resep dokter.


Penanganan medis:

1. Pergilah ke dokter apabila gejala bronkitis berlangsung selama lebih dari


seminggu tanpa menunjukkan tanda-tanda perbaikan dan berkonsultasi ke
dokter apabila gejala semakin parah.

2. Meminum obat yang diresepkan oleh dokter secara teratur.

2. SPIROMETRI

A. Pengertian

Spirometri adalah alat pemeriksa untuk mengukur volume paru statik dan
dinamik seseorang. Spirometri sederhana biasanya memberikan informasi
yang cukup. Sejumlah spirometer elektronik yang murah dan kadang-kadang
spirometer komputer mampu mengukur dengan tepat parameter-parameter
tertentu seperti kapasitas vital, volume ekspirasi paksa dalam detik pertama
(FEV1) dan puncak expiratory flow.

Spirometri adalah alat untuk mengukur aliran udara yang masuk dan
keluar dari paru-paru dan dicatat dalam grafik volume per waktu.

B. Tahapan

1. Pertama yang perlu dipesiapkan adalah operator dan alat spirometrinya.


Operator harus memiliki pengetahuan yang baik dan mampu melakukan
intruksi dengan jelas kepada pasien. Sedangkan alat yang digunakan sendiri,
harus selalu dilakukan pengecekan satu minggu sekali dengan melakukan
kalibrasi dalam volume dan arus udaranya.

2. Pasien harus memiliki kenyamanan dan tentu tidak diperbolehkan untuk


melakukan kebiasaan yang menganggu pengecekan seperti contohnya
merokok. Pasien dapat melakukan uji dengan spirometri dengan posisi berdiri
ataupun duduk dengan pakaian yang tidak terlalu ketat.

C. Tujuan

Spirometri ini dapat membantu dokter dalam mendiagnosis dan


memantau kondisi paru-paru pasien. Pada spirometri akan dilihat seberapa
baik Anda bisa bernapas dan seberapa efektif paru-paru menyebarkan oksigen
ke seluruh tubuh melalui sel darah merah.

Saat menjalani prosedur spirometri, dokter akan mengukur jumlah udara yang
dapat dihirup serta dikeluarkan dalam satu tarikan napas. Pemeriksaan ini bisa
dilakukan untuk mendiagnosis asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK),
dan kondisi medis lain yang mempengaruhi pernapasan. Tes spirometri ini
juga dapat dianjurkan secara berkala guna memantau fungsi paru dan
memeriksa efektivitas pengobatan penyakit paru kronis.

3. ROKOK

A. Pengertian Rokok Pasif dan Aktif

Perokok pasif adalah orang-orang yang berada di lingkungan orang yang


merokok, sehingga terpaksa menghirup zat-zat yang berbahaya. Asap utama
akan dihisap oleh perokok, sedangkan perokok pasif akan menghisap asap
sampingan (side stream rokok) yang keluar dari ujung batang rokok yeng
terbakar, selain itu juga menghisap bagian dari asap utama yang dihembuskan
lagi oleh perokok aktif setelah dihisapnya. Asap sampingan menjadi penting
peranannya bagi kesehatan perokok pasif karena jumlahnya yang cukup
banyak dan kadar bahayanya yang cukup tinggi. Realitas menunjukkan bahwa
rokok yang terbakar menghasilkan asap sampingan sejumlah dua kali lebih
banyak daripada asap utama, karena asap sampingan terus menerus keluar
selama rokok dinyalakan, sementara asap utama baru akan keluar jika rokok
itu dihisap (Dinas Kesehatan Propinsi DIY, 2012)

Perokok Aktif adalah seseorang yang dengan sengaja menghisap


lintingan atau gulungan tembakau yang dibungkus biasanya dengan kertas,
daun, dan kulit jagung. Secara langsung mereka juga menghirup asap rokok
yang mereka hembuskan dari mulut mereka.

B. Kandungan

Menurut Tirtosastro pada tahun 2010 kandungan dalam rokok yang


terbuat dari tembakau adalah sebagai berikut:

1. Persenyawaan nitrogen (nikotin, protein). Nikotin (β-pyridil-α-N-methyl


pyrrolidine) merupakan senyawa organik spesifik yang terkandung dalam
daun tembakau. Apabila diisap senyawa ini akan menimbulkan rangsangan
psikologis bagi perokok dan membuatnya menjadi ketagihan.

2. Senyawa karbohidrat (pati, pektin, selulose, gula). Pati, pektin, dan selulose
merupakan senyawa bertenaga tinggi yang merugikan aroma dan rasa isap,
sehingga selama prosesing harus dirombak menjadi gula.

3. Resin dan minyak atsiri. Getah daun yang berada dalam bulu-bulu daun
mengandung resin dan minyak atsiri, dalam pembakaran akan menimbulkan
bau harum pada asap rokok.

4. Asam organik. Asam-asam organik seperti asam oksalat, asam sitrat, dan
asam malat membantu daya pijar dan memberikan kesegaran dalam rasa isap.

5. Zat warna: klorofil (hijau), santofil (kuning), karotin (merah). Apabila


klorofil masih ada pada daun tembakau, maka dalam pijaran rokok akan
menimbulkan bau tidak enak (“apek”), sedang santofil dan karotin tidak
berpengaruh terhadap aroma dan rasa.

6. DDT (Dikloro Difenil Trikloroetana) merupakan racun serangga, yang


biasanya digunakan untuk membunuh nyamuk, semut, atau kecoa.

7. Formaldehid atau lebih sering kita kenal sebagai zat formalin, digunakan
untuk mengawetkan mayat.

8. Kadmium adalah bahan kimia yang biasanya terdapat pada accu atau aki
kendaraan bermotor.

9. Arsenik

Seperti DDT, arsenik merupakan bahan kimia yang sering digunakan untuk
membasmi seranga-serangga pengganggu. Biasanya kutu atau serangga
sekelasnya akan mempan bila diberantas dengan arsenik ini

10. Ammonia merupakan bahan aktif yang terdapat dalam pembersih lantai.

Menurut Kementrian Kesehatan RI kandungan yang terdapat dalam


rokok adalah sebagai berikut:

• Acetone (Penghapus Cat)

• Naphtylamine (Zat Karsinogenik)

• Methanol (Bahan Bakar Roket)

• Pyrene (Pelarut Industri)

• Dimethylnitrosamine (Zat Karsinogenik)

• Naphtalene (Kapur barus)

• Cadmium (Dipakai accu mobil)

• Carbon Monoxide (Gas dari knalpot)


• Benzopyrene (Zat Karsinogenik)

• Vinyl Chloride (Bahan Plastik PVC)

• Hydrogen Cyanide (racun untuk hukuman mati)

• Toluidine (Zat Karsinogenik)

• Ammonia (pembersih lantai)

• Urethane (Zat Karsinogenik)

• Toluene (Pelarut Industri)

• Arsenic (Racun Semut Putih)

• Dibenzacridine (Zat Karsinogenik)

• Phenol (antiseptik/pembunuh kuman)

• Butane (Bahan Bakar Korek Api)

• Polonium -210 (bahan radioaktif)

• Nikotin (Zat Adiksi)

C. Efek

1. Nikotin

Nikotin merupakan zat yang menyebabkan adiksi (ketagihan) dengan


toleransi tinggi, yaitu semakin lama dikonsumsi semakin bertambah. Gejala-
gejala ketagihan juga terjadi pada seseorang yang mulai berhenti merokok.
Memang pada awalnya nikotin dapat merangsang kerja otak, sehingga si
perokok menjadi cerdas. Namun, apabila hal ini terjadi secara terus-menerus,
maka justru akan melemahkan kecerdasan otak itu sendiri. Hal ini diakibatkan
oleh nikotin yang memacu produksi hormon adrenalin. Terpacunya produksi
hormon ini akan menyebabkan denyut jantung lebih cepat dan jantung bekerja
lebih kuat. Jantung akan memerlukan lebih banyak oksigen dari biasanya.
Otomatis, risiko terjadinya serangan jantung koroner akan lebih tinggi.

2. Karbon monoksida (CO)

Gas berbahaya ini seharusnya hanya ada dalam pembuangan asap


kendaraan. Namun, dengan adanya sumbangan dari para perokok, gas yang
juga dapat berikatan kuat dengan haemoglobin darah ini menjadi lebih banyak
di udara dan di dalam tubuh manusia. Dengan adanya karbon monoksida (CO)
yang berikatan dengan haemoglobin darah, maka jantung seorang perokok
yang memerlukan lebih banyak oksigen ternyata mendapat oksigen lebih
sedikit. Ini akan menyebabkan bertambahnya risiko penyakit jantung dan
paru-paru, serta penyakit saluran nafas. Selain sesak nafas, batuk terus-
menerus, stamina serta daya tahan tubuh si perokok juga berangsur-angsur
akan menurun. Terganggunya sistem peredaran darah normal, yaitu dengan
adanya gas karbon monoksida pada darah, juga akan mengakibatkan rusaknya
pembuluh darah sebagai distributor aliran darah. Akan terdapat endapan-
endapan lemak sehingga pembuluh darah akan tersumbat. Hal ini
meningkatkan lagi risiko terkena serangan jantung ataupun mati mendadak.

3. Tar

Tar biasanya digunakan untuk mengaspal jalan raya. Apabila terdapat


pada tubuh melalui menghisap rokok, maka secara berangsur-angsur dan
pasti, akan menyebabkan kanker. Beberapa contohnya adalah benzoa pyrene,
nitrosamine, B-naphthylamine, dan nikel.
4. Polonium-210

Bahan ini merupakan salah satu zat radioaktif, yaitu zat yang mampu
mengeluarkan radiasi aktif, yang bisa menyebabkan perubahan struktur dan
fungsi sel normal. Bahan -bahan radioaktif juga bisa menyebabkan kanker.

5. Hidrogen sianida

Hidrogen sianida merupakan bahan yang digunakan sebagai racun dalam


bentuk gas.

D. Rokok dalam Perspektif Islam

Rokok adalah sebuah benda yang hingga saat ini masih menjadi bahan
perdebatan para ulama. Belum ada kesepakatan di antara para ulama dalam
menetapkan hukum mengkonsumsi rokok ini. Sebagaimana diketahui telah
terjadi perselisihan terhadap pendapat dalam fenomena-fenomena baru yang
belum diatur syariat. Dalam masalah seperti ini, yang menjadi titik tolak
pengaharaman biasanya adalah mudharat yang ditimbulkan. Tidak yang lain.
Berikut adalah ulama-ulama yang menghalalkan, mengharamkan dan
memakruhkan rokok:

1. Ulama yang menghalalkan rokok Asas pertama yang telah ditetapkan oleh
Islam ialah asal setiap sesuatu ciptaan Allah adalah halal. Ia tidak diharamkan
melainkan jika ada nash yang sahih lagi sharih (jelas/tegas) dari syari‟ yang
mengharamkannya. Berdasarkan firman Allah SWT:

“Dialah Dzat yang menjadikan untuk kamu apa-apa yang ada di bumi ini
semuanya.” (Q.S. al-Baqarah: 29).
Dalil ini mencakup semua hal dalam urusan hidup manusia, tidak hanya dalam
masalah hubungan sosial kemasyarakatan akan tetapi juga segala hal yang
berkaitan dengan sesuatu yang dikonsumsi manusia. Begitu juga dengan
rokok yang tidak ada dalil atau nash yang secara tegas mengharamakn atau
menghalalkannya Berdasarkan prinsip dasar dari ayat tersebut salah satu
ulama yang menghalalkan rokok adalah Syaikh Abd al-Ghani an-Nabilisi,
seorang pengikut Madzhab Hanafi yang telah dianggap sebagai seorang
murabbi (guru orang banyak). Bahkan dia telah membuat sebuah karangan
khusus yang membahas tentang halalnya rokok. Risalah tersebut dinamainya
ash-Shulh bain al-Ikhwan fi Hukm Ibahah Syarb ad-Dukhan.

Selain Abd al-Ghani, masih ada sejumlah nama lain yang berpendapat
bahwa merokok adalah halal, seperti al-Barmawi. Al-Barmawi mencuplik
kata-kata gurunya yang berkata, “Menghisap rokok hukumnya halal.
Keharamannya bukan karena rokok itu sendiri haram (haram li dzatih).
Namun karena ada unsur dan faktor luar yang mempengaruhi ataupun
merubah hukum halal ini”. Ulama yang juga menghalalkan rokok adalah ar-
Rusyd. Pendapatnya tertuang dalam hasyiyah ala nihayah, sebuah kitab yang
mengandung banyak manfaat dan barakah. Dalam kitab tersebut dia berkata,
“Tidak adanya dalil yang dapat dijadikan dasar untuk mengharamkan rokok,
dalil bahwa menghisap dan mengkonsumsi rokok hukumnya adalah mubah”.
Sedangkan Syaikh „Ali al-Ajhuroy mengatakan bahwa rokok halal hukumnya
kecuali bagi orang-orang tertentu yang mungkin dapat hilang kesadarannya
karena rokok dan bagi mereka yang badannya akan mendapat midharat
(bahaya) jika merokok.

2. Ulama yang mengharamkan rokok Ulama yang telah menyatakan bahwa


hukum merokok adalah haram diantaranya adalah Syaikh asy-Syihab al-
Qalyubi. Dia menjelaskan hukum merokok ini pada bab najis dalam hasyiyah-
nya atas kitab karangan al-Jalal al-Mahali yang mengomentari kitab al-
minhaj-nya Imam Nawawi. Setelah al-Qalyubi menerangkan bahwa setiap
benda cair yang memabukkkan (seperti arak dan sejenisnya) adalah najis, dia
berkata:

“Berbeda dengan benda cair yang memabukkan tersebut, benda-benda


(noncair) seperti candu-dan benda lain yang yang dapat membahayakan
pikiran-tidak dihukumi najis. Artinya, barang-barang seperti itu suci
hukumnya, meskipun haram menggunakannya mengingat barang tersebut
dapat membahayakan. Beberapa guru kami berkata bahwa rokok termasuk
barang yang diserupakan dengan candu. Jadi, tembakau (rokok)-nya tetap
suci, namun haram digunakan/dirokok. Sebab salah satu efek rokok adalah
membuka saluran tubuh sehingga mempermudah masuknya penyakit
berbahaya ke dalam tubuh. Oleh sebab itu, merokok kerap kali menimbulkan
lesu dan sesak nafas, ataupun gejala lain yang sejenis. Bahkan, sumber yang
dapat dipercaya mengatakan bahwa sesungguhnya merokok dapat
menimbulkan perasaan kepala berputar-putar alias puyeng”.

Ulama lain yang megharamkan rokok adalah Syaikh Ibrahim al-Laqqani


al-Maliki. Dia menegaskan masalah rokok juga dalam bab najis, sebagaimana
dicuplik oleh al-Allamah al-Jamal dari hasyiyah al-Laqqani atas kitab al-
manhaj. Redaksi yang disusun oleh al-Jamal kira-kira demikian: “Di antara
beberapa tumbuhan candu tersebut adalah ganja, buah pala, minyak ambar dan
zakfaran (dalam jumlah banyak), serta tumbuhan lain yang dapat
membahayakan dan merusak pikiran. Guru kami al-Laqqani, berkata, Di
antara tumbuhan yang membahayakan akal pikiran itu adalah tembakau
(rokok) yang sekarang sudah cukup dikenal masyarakat. Guru kami berkata,
dan memang demikianlah. Hendaknya dia jadi panutan”.

Merokok juga pernah dilarang oleh Khalifah Utsmany pada abad ke-12
Hijriyah dan orang yang merokok dikenakan sanksi, serta rokok yang beredar
disita pemerintah dan dimusnahkan.
E. Dampak yang Dihadapi Oleh Perokok Berat

Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang menyebabkan seseorang


perlahan-lahan segera menghadapi kematian. Empisema adalah salah satu
penyakit yang ditimbulkan dari rokok, yang secara perlahan dapat
membusukkan paru-paru. Orang yang mengidap empisema sering mengalami
bronchitis secara berulang, dan menderita kegagalan paru-paru dan jantung.

Berdasarkan perkiraan Badan Kesehatan Dunia (World Health


Organization, WHO), di tahun 2002 hampir seluruh kematian penduduk dunia
disebabkan oleh penyakit. Dan penyakit jantung merupakan penyebab
kematian nomor 1 di dunia dengan presentase 29,2% dari 57 juta penduduk di
dunia.

Salah satu penyebab seseorang mempunyai penyakit jantung ialah dari


kebiasaan merokok. Demikian menurut para ahli jantung di negara-negara
barat. Kadar nikotin dari satu batang rokok mampu menyempitkan sebuah
pembuluh darah halus. Jika tetap merokok sampai usia tengah baya (50 tahun)
berisiko dua kali lipat serangan jantung dibanding mereka yang tidak
merokok. Setiap kali seseorang menghirup asap rokok, setiap kali pula radikal
bebas disemburkan ke dalam tubuh dan ini secara dramatis mempercepat
pembentukan plak di pembuluh darah arteri. Tidak Cuma radikal bebas yang
ditiupkan ke dalam tubuh, masih ada zat-zat racun lain seperti sianida dan
arsentik yang kemudian masuk ke dalam aliran darah. Dunia kesehatan
menyatakan bahwa rokok yang dihisap memberi dampak negatif yang luas
bagi kesehatan dan ditengarai sebagai salah satu penyebab utama juga dalam
timbulnya penyakit kanker, paru, impotensi, gangguan kehamilan dan janin.

Penelitian yang dilakukan United States Surgein General AS menunjukkan


bahwa selain ada 10 tipe kanker, merokok juga berisiko menyebabkan stroke,
katarak, penyakit gusi, pilek, kerongkongan kering, infeksi gusi, pneumonia,
bronkitis, asma, batuk kronis bengek, hipertensi, dan tulang rapuh.
Proses terjadinya kanker paru-paru membutuhkan waktu 10-20 tahun.
Biasanya gejala awal kanker paru-paru pada usia 40 tahun dan puncaknya
pada usia 60 tahun. Makin dini orang merokok dan terus berkelanjutan, maka
resikonya makin besar. Ketika orang merokok pada usia 10 tahun lebih tua,
resikonya setengah dari orang yang merokok pada usia lebih muda. 50%
penderita paru-paru tidak mengetahui bahwa asap rokok merupakan penyebab
penyakitnya.

4. SISTEM PERNAPASAN

A. Organ-Organ

Sistem pernapasan terdiri atas paru-paru dan sistem saluran yang


menghubungkan jaringan paru dengan lingkungan luar paru yang
menghubungkan jaringan paru dengan lingkungan luar paru yang berfungsi
untuk menyediakan oksigen untuk darah dan membuang karbondioksida.
Sistem pernapasan secara umum terbagi atas:

A. Bagian konduksi, yang terdiri atas: Rongga hidung, nasofaring,


laring, trakea, Bronkus, dan bronkiolus. Bagian ini berfungsi untuk
menyediakan saluran udara untuk mengalir ke dan dari paru-paru untuk
membersihkan, membasahi, dan menghangatkan udara yang diinspirasi.

B. Bagian respirasi, yang terdiri dari alveoli, dan struktur yang berhubungan.
Pertukaran gas antara udara dan darah terjadi dalam alveoli.

1. Hidung
Organ hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan salah satu panca
indera manusia yaitu indra pembau. Hidung terdiri atas beberapa bagian yaitu
lubang hidung, rongga hidung dan ujung rongga hidung. Di dalam rongga
hidung banyak terdapat rambut, kapiler darah. Kondisi di dalam rongga
hidung juga selalu lembab dikarenakan adanya lendir yang dihasilkan oleh
selaput mukosa.

Di dalam rongga hidung, udara yang dihirup dan masuk akan disaring terlebih
dahulu oleh rambut – rambut kecil atau silia dan selaput lender, hal ini
dilakukan untuk mencegah masuknya debu, kotoran akan menempel di rambut
hidung, mengatur suhu udara pernapasan, serta mengidentifikasi adanya bau.
Pada pangkal rongga mulut yang berhubungan dengan rongga hidung terdapat
suatu katup yang disebut dengan anak tekak. Fungsi anak tekak ini adalah
ketika kita akan menelan makanan katup akan naik dan menutup rongga
hidung sehingga mencegah masuk nya makanan ke hidung.

2. Faring

Faring merupakan persimpangan jalan masuk udara dan makanan.


Letaknya tepat didepan tulang leher yang berhubungan dengan rongga hidung,
rongga telinga tengah dan laring. Faring merupakan persimpangan antara
rongga mulut ke kerongkongan dengan hidung ke tenggorokan.

Selain penting bagi pencernaan Faring juga mempunyai peran penting bagi
sistem pernapasan. Udara yang masuk akan dihangatkan dan disaring terlebih
dahulu sebelum bergerak menuju trakea.
3. Laring

Laring seringkali disebut dengan nama pangkal tenggorokan atau kotak suara.
Laring tersusun dari beberapa tulang rawan yang membentuk jakun. Pada
pangkal tenggorok terdapat katup pangkal tenggorokan atau yang disebut
dengan epiglottis.

Fungsinya adalah pada waktu menelan makanan, katup pangkal melipat ke


bawah menutupi laring sehingga mencegah terjadinya makanan yang masuk
ke dalam laring. Sedangkan ketika bernapas epiglottis justru akan membuka
sehingga udara dapat masuk. Itulah sebabnya kita tidak bisa menelan dan
bernapas secara bersamaan. Selain itu pada pangkal tenggorok juga terdapat
selaput suara atau lebih kita kenal dengan pita suara.

4. Trakea
Udara yang masuk melewati trakea terlebih dahulu sebelum memasuki
bronkus. Trakea atau batang tenggorokan merupakan bagian organ pernapasan
yang mempunyai bentuk seperti pipa dan mempunyai panjang sekitar 9 cm.
Fungsi trakea secara umum adalah untuk membantu memungkinkan udara
yang masuk dapat melewati laring dan bronkus. Udara yang masuk melewati
trakea dibagi dan dialihkan ke kedua paru – paru dengan berakhir ke kedua
bronkus utama.

Selain sebagai perantara antara laring dan bronkus, trakea juga memiliki peran
penting sebagai proteksi. Lendir yang disekresikan oleh sel epitel trakea
mampu menjerat kotoran serta patogen yang masih terbawa bersama udara.

5. Bronkus

Bronkus merupakan salah satu organ pernapasan pada manusia berupa


cabang batang tenggorokan yang jumlahnya sepasang, salah satu cabang
menuju ke paru – paru kanan dan dan cabang yang satunya menuju ke paru –
paru kiri. Bagian yang bercabang ini disebut bifurkase. Struktur pembentuk
bronkus serupa dengan trakea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama juga.

Bronkus sebelah kiri lebih panjang dan lebih sempit selain itu kedudukannya
lebih mendatar daripada Bronkus sebelah kanan. Hal ini ternyata menjadi
salah satu faktor penyebab mengapa paru-paru sebelah kanan cenderung lebih
mudah terserang penyakit dari pada paru-paru sebelah kiri. Di ujungnya
Bronkus bercabang lagi menjadi Bronkiolus.
Bronkus memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai saluran utama menuju
alveolus. Menangkap debu yang terbawa masuk ketika menghirup udara.
Dinding bagian dalam Bronkus dilapisi suatu lendir yang dapat membuat
partikel asing dapat menempel ketika melewati, dan selanjutnya dengan
bantuan silia atau bulu – bulu halus partikel akan dikeluarkan dari paru – paru.
Selain itu bronkus juga mempunyai peran penting sebagai konduktor udara
antara atmosfer dan alveoli.

6. Bronkiolus

Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus, dinding pada bronkiolus


lebih tipis selain itu salurannya juga lebih kecil jika dibandingkan dengan
bronkus.

Pada Bronkiolus semakin kecil salurannya, semakin berkurang tulang


rawannya dan akhirnya hanya tinggal dinding fibrosa dengan lapisan silia.
Pada tiap ujungnya Bronkiolus terbagi lagi menjadi seberkas kantung-kantung
kecil mirip buah anggur yang disebut alveolus.

Bronkiolus memiliki fungsi sebagai penyalur udara dari Bronkus ke


Alveolus, dan juga sebagai pengontrol jumlah udara yang didistribusikan
melalui paru-paru dengan dilatasi dan konstriksi
7. Alveolus

Alveolus menjadi saluran akhir dari alat pernapasan pada manusia yang
berupa gelembung-gelembung udara. Dindingnya tipis, dengan kondisi
lembab dan saling berlekatan dengan kapiler – kapiler darah. Pada Alveolus
terdapat satu lapis sel epitelium pipih dan di tempat inilah udara hampir
langsung bersentuhan dengan darah.

Di dalam Alveolus ini terjadi pertukaran gas O2 dari yang udara dihirup ke
sel–sel darah sedangkan CO2 dari sel – sel darah dikeluarkan ke ruang
terbuka.

8. Diafragma
Pada pernapasan dada terjadi proses inspirasi dan ekspirasi udara. Pada
saat insipirasi terjadi pada muskulus interkostalis yang ketika berkontraksi
menyebabkan tulang rusuk terangkat sehingga rongga dada membesar dan
paru-paru mengembang, selanjutnya tekanan udara rongga paru-paru menurun
sedangkan di luar paru-paru meningkat yang mengakibatkan udara dari luar
masuk ke dalam paru-paru. Pada saat ekspirasi terjadi pada muskulus
interkostalis yang ketika berelaksasi menyebabkan tulang rusuk menurun
sehingga rongga dada menyempit dan paru-paru mengecil, yang menyebabkan
tekanan udara rongga paru-paru meningkat dan di luar paru-paru menurun,
yang mengakibatkan udara keluar dari paru-paru.

Pada pernapasan perut terjadi proses inspirasi dan ekspirasi udara. Pada
saat inspirasi otot diafragma berkontraksi yang menghasilkan diafargma
mendatar sehingga rongga dada dan paru-paru mengembang, mengakibatkan
tekanan udara rongga paru-paru menurun dan menghasilkan udara dari luar
masuk ke dalam paru-paru. Pada saat ekspirasi otot diafragma berelaksasi
yang menghasilkan diafragma melengkung sehingga rongga dada dan paru-
paru mengecil, mengakibatkan tekanan udara rongga paru-paru meningkat dan
udara keluar dari paru-paru.

9. Paru-Paru
Paru-paru merupakan alat pernapasan paling utama sekaligus salah satu organ
terpenting bagi manusia. Letak paru-paru ada di dalam rongga dada. Lebih
tepatnya di sebelah kanan dan kiri dan ditengahnya dipisahkan oleh jantung.
Jaringan pada paru-paru mempunyai sifat elastis dan berpori seperti spon.
Paru-paru terbagi menjadi beberapa belahan atau lobus.

Paru-paru sebelah kanan memiliki tiga belahan atau lobus sedangkan


paru-paru kiri terbagi menjadi dua, setiap belahan atau lobus tersusun atas
lobula. Terdapat juga selaput atau membran serosa rangkap dua atau disebut
pleura yang bertugas melapisi paru-paru. Diantara kedua lapisan pleura itu
terdapat eksudat yang berfungsi untuk meminyaki permukaannya sehingga
dapat mencegah terjadinya gesekan antara paru-paru dan dinding dada yang
bergerak ketika kita bernapas. Dalam kondisi yang normal kedua lapisan itu
akan saling bersentuhan. Namun dalam keadaan tidak normal, udara atau
cairan akan memberi jarak pada kedua pleura itu sehingga mengakibatkan
ruang di antaranya menjadi tidak jelas.

B. Normal Kapasitas Paru-Paru Manusia pada Orang Dewasa

Kapasitas paru-paru total adalah seluruh udara yang dapat ditampung


oleh paru-paru. Kapasitas paru-paru total adalah kapasitas vital ditambah
dengan volume residu. Kapasitas paru-paru total berkisar 5.800 mililiter.

Kapasitas vital adalah volume udara maksimal yang dapat masuk dan
keluar paru-paru selama sistem pernapasan pada manusia. Kapasitas vital
adalah volume cadangan inspirasi ditambah dengan volume tidal ditambah
lagi dengan volume cadangan ekspirasi. Volume kapasitas vital kira-kira
4.600 mililiter. Volume cadangan inspirasi adalah udara yang masih dapat
dihirup setelah inspirasi biasa sampai mencapai inspirasi maksimal. Volume
cadangan inspirasi juga disebut udara komplementer. Umumnya pada laki-laki
sebesar 3.300 ml dan pada wanita sebesar 1.900 ml. Volume tidal adalah
volume udara yang masuk dan keluar paru-paru pada pernapasan normal.
Jumlah volume udaranya adalah sebesar 500 ml. Volume cadangan ekspirasi
adalah udara yang masih dapat dikeluarkan setelah melakukan ekspirasi biasa
sampai mencapai ekspirasi maksimal. Volume cadangan ekspirasi juga
disebut udara suplementer. Pada laki-laki 1.000 ml, sedangkan perempuan 700
ml.

Volume residu adalah udara yang masih terdapat di dalam paru-paru


setelah melakukan respirasi sekuat-kuatnya. Kapasitas volume residu pada
laki-laki adalah 1.200 ml dan perempuan 1.100 ml.

C. Mekanisme Pernapasan

Berikut ini terdapat 2 bagian dari mekanisme pernapasan pada manusia,


yakni sebagai berikut:

1. Pernapasan Dada

Otot yang berfungsi dalam pernapasan dada ialah otot antar tulang rusuk
maupun interkostal. Otot ini dibedakan menjadi 2 bagian yakni otot
interkostal eksternal ialah otot antar tulang rusuk yang berfungsi membawa
tulang rusuk dan otot interkostal internal ialah otot antar tulang rusuk yang
berfungsi mendaratkan tulang rusuk ke lokasi awal. Ketika otot-otot antar
tulang rusuk luar penyusutan, tulang rusuk mengemuka sehingga bagian
rongga dada akan mengembang. Dampaknya, himpitan udara pada rongga
dada lebih kecil ketimbang himpitan udara paru-paru sehingga menggerakkan
paru-paru membesar dan himpitannya berganti menjadi kecil ketimbang
himpitan udara bebas. Kemudian akan terbentuk aliran udara dari luar ke
dalam rongga paru-paru melewati rongga hidung, batang tenggorokan,
bronkus serta alveolus. Proses diatas disebut dengan inspirasi. Ketika otot-otot
antar tulang rusuk dalam penyusutan, tulang rusuk akan kembali ke lokasi
awal sehingga mengapit dinding paru-paru. Dampaknya, rongga paru-paru
menjadi berkurang dan himpitan udara di dalamnya bertambah. Hal ini
menimbulkan udara dalam rongga paru-paru terdesak ke luar. Proses diatas
disebut dengan ekspirasi.

2. Pernapasan Perut

Otot yang berfungsi dalam pernapasan perut ialah otot diafragma dan
otot dinding rongga perut. Ketika otot diafragma penyusutan, kemudian
keadaan diafragma akan horizontal. Dampaknya, bagian rongga dada
meningkat besar, sehingga tekanan udara di dalamnya berkurang.
Pengurangan himpitan udara akan diikuti membesarnya paru-paru, hal ini
berdampak terjadinya aliran udara ke dalam paru-paru. Proses diatas disebut
dengan inspirasi. Ketika otot diafragma bertensi dan otot dinding perut
penyusutan, isi rongga perut akan terdorong ke arah diafragma, sehingga
posisi diafragma akan lengkung ke arah rongga dada. Dampaknya, bagian
rongga dada berkurangdan himpitannya menjadi berkembang sehingga bisa
berdampak isi rongga paru-paru terdesak ke luar. Proses diatas disebut dengan
ekspirasi.
PETA KONSEP INDIVIDU
DAFTAR PUSTAKA

Rusdiantoro, A. (2017). Asuhan Keperawatan pada Klien Bronkitis dengan Masalah


Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas (Bronkitis Dengan Masalah
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas). http://repo.stikesicme-
jbg.ac.id/243/1/ARIS.pdf. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2021 pukul 19.00
WIB.

Bakhtiar, A. (2016). Faal Paru statis. Jurnal Respirasi, 2. https://e-


journal.unair.ac.id/JR/article/download/12630/7267. Diakses pada tanggal 18
Oktober 2021 pukul 20.15 WIB.

Dinas Kesehatan Banten. (2017). Pengertian Merokok dan Akibatnya.


https://dinkes.bantenprov.go.id/read/berita/488/PENGERTIAN-MEROKOK-
DAN-AKIBATNYA.html. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2021 pukul
20.30 WIB.

Tirtosastro, S. (2009). Kandungan Kimia Tembakau dan Rokok.


http://balittas.litbang.pertanian.go.id/images/pdf/vol2133.pdf. Diakses pada
tanggal 18 Oktober 2021 pukul 21.00 WIB.

Kementrian Kesehatan RI. (2018). Kandungan dalam Sebatang Rokok.


http://p2ptm.kemkes.go.id/infografhic/kandungan-dalam-sebatang-rokok.
Diakses pada tanggal 18 Oktober 2021 pukul 21.30 WIB.

Chafidzotul, S. (2016). Jual Beli Rokok dalam Perspektif Hukum Islam.


http://repository.uinbanten.ac.id/258/1/121300546%20Siti%20Chafidzotul%2
0Ummah.pdf. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2021 pukul 22.00 WIB.

Darmawan, A. (2013). Penyakit Sistem Respirasi Akibat Kerja. https://online-


journal.unja.ac.id/kedokteran/article/view/2691/7978. Diakses pada tanggal 18
Oktober 2021 pukul 22.30 WIB.

Anda mungkin juga menyukai