Disusun Oleh:
PSIK A 2021
JAKARTA
OKTOBER/2021
KASUS PEMICU
1. Bronkhitis (Diva)
: Peradangan yang terjadi di saluran pernapasan utama tepatnya di bronkus
yang dialiri oleh udara menuju paru-paru (Dara)
: bronkitis ini dibagi menjadi dua yaitu bronkitis akut dan bronkitis kronis
(Diksa)
: Gejala yang mungkin timbul pada pasien penderita bronkitis diantaranya
batuk, mudah lelah, sulit tidur, napas pendek, saking tenggorokan, dan adanya
rasa tekanan pada dada (Dinda)
2. Volume tidal (Fatma)
: Kapasitas tidal adalah jumlah udara yang keluar
masuk paru-paru pada pernapasan normal. Kapasitas tidal ini memiliki
kapasitas kurang lebih 500cc (Diksa)
3. Spirometri (Dara)
: Spirometri merupakan suatu tes yang umum digunakan untuk memahami
seberapa baiknya paru paru saat bekerja (Yuli)
: Tes spirometri adalah tes untuk mengevaluasi fungsi dan mendiagnosis
penyakit atau kelainan pada sistem pernapasan, contohnya untuk
mendiagnosis penyakit asma, enfisema, asma, dan lain-lain (Dinda)
: Spirometri adalah suatu pemeriksaan medis untuk mengetahui objektivitas
kapasitas atau fungsi paru-paru. Biasanya spirometri dilakukan menggunakan
alat bernama spirometer. (Diva)
8. Makruh (Dinda)
: Suatu perbuata apabila dilakukan tidak mendapat pahala, jika ditinggalkan
lebih baik (Anggita)
: Suatu perkara yang tidak dikerjakan akan mendapat pahala jika di kerjakan
tidak mendapatkan apa-apa (Yuliana)
: Contoh makruh= (Diksa)
1. Makan dan minum sambil berdiri
2. Merokok
3. Berwudhu di kamar mandi
makruh ini telah disampaikan pada QS. An-Nahl ayat 116
: Suatu ketetapan hukum didalam islam terhadap suatu perkara yang jika
ditinggalkan akan mendapat pahala (Fatma)
: Suatu hal yang kurang disukai oleh Allah SWT, akan tetapi tidak dinyatakan
sebagai haram. namun apabila ditinggalkan itu lebih baik. (Diva)
9. Haram (Yunia)
: Haram dapat dibagi menjadi 2 yaitu haram aini (bentuknya) dan haram
sababi (cara mendapatlannya). (Dwi)
: Suatu hal yang dilarang untuk dilakukan oleh Allah SWT, karena biasanya
dalam hal yang diharamkan itu berisi/berdampak keburukan. (Diva)
1. Mengapa cucunya mengidap bronkitis, padahal yang perokok berat itu adalah
Tn T (56 tahun)? (Diva)
2. Mengapa rokok dapat mencederai diri dan juga orang lain? (Fatma)
3. Apa penyebab terjadinya Bronkitis? (Yunia)
4. Mengapa Tn T meniup balon lebih banyak dibanding Tn K? dan mengapa Tn
T lebih sulit dan lama didalam menghembuskan Udara pada saat meniup
balonn tersebut? (Yuli)
5. Mengapa rokok di sebut haram? (Putri)
6. Apakah usia berpengaruh terhadap kemampuan sistem pernapasan
seseorang? (Dinda)
7. Kenapa temannya Tn T sangat menganjurkan Tn T untuk melakukan Test
Spirometri? (Niken)
8. Tn. T merasa dalam menghembuskan udara lebih sulit dan lama seperti
terdapat hambatan di saluran pernapasan. Apakah dengan yang dirasakan Tn.
T ini ada hubungannya dengan tindakan dia dalam berhenti merokok?
(Diksa)
STEP 3 BRAINSTORMING
• Karena rokok atau asap rokok mengandung ribuan bahan kimia seperti zat
beracun dan bersifat karsinogenik. yang menyebabkan meningkatnya resiko
kanker, serangan asma, masalah paru paru, serta infeksi dalam tenggorokan dan
pernafasan (Niken)
• Bronkitis ini dikarenakan virus yang menyerang perokok pasif atau perokok
aktif serta manusia yang memiliki kekebalan tubuh yang lemah. Virus ini
biasanya terkandung dan tersebar melalui percikan dahak dari orang yang
menderita bronkitis. Percikan dahak tersebut dapat melayang di udara untuk
beberapa saat, atau menempel di permukaan suatu benda dan bertahan hidup
hingga 1 hari. (Dara)
• Penyebabnya yaitu menjadi perokok aktif maupun pasif. karena dalam zat
rokok banyak zat yang berbahaya. (Anggi)
4. • Karena Tn. T merupakan perokok aktif yang mana hal tersebut tentunya
memberikan dampak buruk dan mempengaruhi kinerja sistem pernapasan,
sehingga kemampuan menghirup dan menghembuskan napas Tn. T berkurang
(Dinda)
• Karena rokok itu memberikan efek buruk (mudharat) ke tubuh kita yaitu
menyebabkan berbagai penyakit baik itu penyakit pernapasa, penyakit jantung
dan kanker ( Dwi)
• Karena allah swt tidak menyukai manusia yang merusak tubuhnya seperti
yang sudah dijelaskan dalam surat al Baqarah ayat 195 (Niken)
• Semakin tua umur maka akan semakin menurun pula kemampuan otot dan
fung pada pernapasan serta menurun pula kapasitas paru-paru itu sendiri (Dwi)
7. • 1. Untuk menilai status faal atau fungsi paru-paru (normal, restriksi,
obstruksi, atau campuran).
• Karena jika tn. T melakukan tes spirometri, tn.T bisa mengetahui kondisi
paru-parunya, dan bisa mengetahui apa saja penyakit yang ada di paru-paru
Tn.T tersebut (Putri)
• Karena temennya Tn. T ini merasa khawatir atas apa yang dirasakan oleh Tn.
T, maka, temennya Tn. T ini takut Tn. T mengidap:
2. Asma
3. Paru-paru basah
4. Fibrosis paru
STEP 4 HIPOTESIS
• Pengertian
• Gejala
• Penyebab
• Penangangan
• Pengertian
• Tahapan
• Tujuan
• Organ-organ
• Normal kapasitas paru paru manusia pada orang dewasa
• Mekanisme pernapasan
STEP 6 BELAJAR MANDIRI
1. BRONKHITIS
A. Pengertian
B. Gejala
Tanda dan gejala klinis yang timbul pada pasien bronkhitis tergantung
pada luas dan beratnya penyakit, lokasi kelainannya dan ada tidaknya
komplikasi lanjut. Ciri khas pada penyakit ini adalah adanya batuk disertai
produksi sputum, adanya haemaptoe dan pneumonia berulang.
Tanda dan gejala klinis dapat demikian hebat pada penyakit berat dan
dapat tidak nyata atau tanpa gejala pada penyakit yang ringan. Tanda dan
gejala tersebut yaitu:
a. Batuk produktif
Pada bronkhitis mempunyai ciri antara lain batuk produktif berlangsung lama,
jumlah sputum bervariasi, umumnya jumlahnya banyak terutama pada pagi
hari sesudah ada perubahan posisi tidur atau bangun dari tidur. Kalau tidak
ada infeksi sekunder sputumnya mukoid, sedangkan apabila terjadi infeksi
sputumnya purulen, dapat memberikan bau yang tidak sedap.
b. Haemaptoe
Terjadi pada 50% kasus bronkhitis, kelainan ini terjadi akibat nekrosis atau
destruksi mukosa bronkhus mengenai pembuluh darah sehingga pembuluh
darah pecah dan timbul perdarahan. Perdarahan yang timbul bervariasi mulai
dari yang paling ringan sampai perdarahan cukup banyak atau massif. Pada
bronkhitis kering, haemaptoe justru tanda satu-satunya karena bronkhitis jenis
ini letaknya di lobus atas paru, drainasenya baik, sputum tidak pernah
menumpuk dan kurang menimbulkan reflek batuk, pasien tanpa batuk atau
batuknya minimal. Pada tuberkolosis paru dan bronkhitis ini merupakan
penyebab utama komplikasi haemaptoe.
Pada 50% kasus ditemukan sesak napas. Hal tersebut timbul dan beratnya
tergantung pada seberapa luas bronkhitis yang terjadi dan seberapa jauh
timbulnya kolap paru dan desturksi jaringan paru yang terjadi akibat infeksi
berulang (ISPA), biasanya menimbulkan fibrosis paru dan emfisema. Kadang
juga ditemukan suara mengi (wheezing), akibat adanya obstruksi bronkhus.
Mengi dapat lokal atau tersebar tergantung pada distribusi kelainnya.
d. Demam berulang
C. Penyebab
1.C. Etiologi
b. Bronkhitis iritatif, karena disebabkan oleh zat atau benda yang bersifat
iritatif seperti debu, asap (dari asam kuat, amonia, sejumlah pelarut organik,
klorin, hidrogen, sulfida, sulfur dioksida dan bromin), polusi udara
menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida serta tembakau dan rokok.
2.C. Patologi
D. Penanganan
2. Banyak istirahat. Usahakan tidur yang cukup minimal 7 jam di malam hari,
tetapi apabila tidak dapat tidur sepanjang malam karena penyakit ini,
setidaknya berbaringlah dengan kepala menghadap ke bawah atau disangga.
4. Hindari iritan karena polusi dan udara yang dingin bisa memperparah
kondisi penderita. Walaupun semua polutan tidak akan bisa dihilangkan,
pasien bisa melakukan beberapa hal untuk menghindarinya dengan mudah,
yaitu dengan melakukan hal berikut:
2. SPIROMETRI
A. Pengertian
Spirometri adalah alat pemeriksa untuk mengukur volume paru statik dan
dinamik seseorang. Spirometri sederhana biasanya memberikan informasi
yang cukup. Sejumlah spirometer elektronik yang murah dan kadang-kadang
spirometer komputer mampu mengukur dengan tepat parameter-parameter
tertentu seperti kapasitas vital, volume ekspirasi paksa dalam detik pertama
(FEV1) dan puncak expiratory flow.
Spirometri adalah alat untuk mengukur aliran udara yang masuk dan
keluar dari paru-paru dan dicatat dalam grafik volume per waktu.
B. Tahapan
C. Tujuan
Saat menjalani prosedur spirometri, dokter akan mengukur jumlah udara yang
dapat dihirup serta dikeluarkan dalam satu tarikan napas. Pemeriksaan ini bisa
dilakukan untuk mendiagnosis asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK),
dan kondisi medis lain yang mempengaruhi pernapasan. Tes spirometri ini
juga dapat dianjurkan secara berkala guna memantau fungsi paru dan
memeriksa efektivitas pengobatan penyakit paru kronis.
3. ROKOK
B. Kandungan
2. Senyawa karbohidrat (pati, pektin, selulose, gula). Pati, pektin, dan selulose
merupakan senyawa bertenaga tinggi yang merugikan aroma dan rasa isap,
sehingga selama prosesing harus dirombak menjadi gula.
3. Resin dan minyak atsiri. Getah daun yang berada dalam bulu-bulu daun
mengandung resin dan minyak atsiri, dalam pembakaran akan menimbulkan
bau harum pada asap rokok.
4. Asam organik. Asam-asam organik seperti asam oksalat, asam sitrat, dan
asam malat membantu daya pijar dan memberikan kesegaran dalam rasa isap.
7. Formaldehid atau lebih sering kita kenal sebagai zat formalin, digunakan
untuk mengawetkan mayat.
8. Kadmium adalah bahan kimia yang biasanya terdapat pada accu atau aki
kendaraan bermotor.
9. Arsenik
Seperti DDT, arsenik merupakan bahan kimia yang sering digunakan untuk
membasmi seranga-serangga pengganggu. Biasanya kutu atau serangga
sekelasnya akan mempan bila diberantas dengan arsenik ini
10. Ammonia merupakan bahan aktif yang terdapat dalam pembersih lantai.
C. Efek
1. Nikotin
3. Tar
Bahan ini merupakan salah satu zat radioaktif, yaitu zat yang mampu
mengeluarkan radiasi aktif, yang bisa menyebabkan perubahan struktur dan
fungsi sel normal. Bahan -bahan radioaktif juga bisa menyebabkan kanker.
5. Hidrogen sianida
Rokok adalah sebuah benda yang hingga saat ini masih menjadi bahan
perdebatan para ulama. Belum ada kesepakatan di antara para ulama dalam
menetapkan hukum mengkonsumsi rokok ini. Sebagaimana diketahui telah
terjadi perselisihan terhadap pendapat dalam fenomena-fenomena baru yang
belum diatur syariat. Dalam masalah seperti ini, yang menjadi titik tolak
pengaharaman biasanya adalah mudharat yang ditimbulkan. Tidak yang lain.
Berikut adalah ulama-ulama yang menghalalkan, mengharamkan dan
memakruhkan rokok:
1. Ulama yang menghalalkan rokok Asas pertama yang telah ditetapkan oleh
Islam ialah asal setiap sesuatu ciptaan Allah adalah halal. Ia tidak diharamkan
melainkan jika ada nash yang sahih lagi sharih (jelas/tegas) dari syari‟ yang
mengharamkannya. Berdasarkan firman Allah SWT:
“Dialah Dzat yang menjadikan untuk kamu apa-apa yang ada di bumi ini
semuanya.” (Q.S. al-Baqarah: 29).
Dalil ini mencakup semua hal dalam urusan hidup manusia, tidak hanya dalam
masalah hubungan sosial kemasyarakatan akan tetapi juga segala hal yang
berkaitan dengan sesuatu yang dikonsumsi manusia. Begitu juga dengan
rokok yang tidak ada dalil atau nash yang secara tegas mengharamakn atau
menghalalkannya Berdasarkan prinsip dasar dari ayat tersebut salah satu
ulama yang menghalalkan rokok adalah Syaikh Abd al-Ghani an-Nabilisi,
seorang pengikut Madzhab Hanafi yang telah dianggap sebagai seorang
murabbi (guru orang banyak). Bahkan dia telah membuat sebuah karangan
khusus yang membahas tentang halalnya rokok. Risalah tersebut dinamainya
ash-Shulh bain al-Ikhwan fi Hukm Ibahah Syarb ad-Dukhan.
Selain Abd al-Ghani, masih ada sejumlah nama lain yang berpendapat
bahwa merokok adalah halal, seperti al-Barmawi. Al-Barmawi mencuplik
kata-kata gurunya yang berkata, “Menghisap rokok hukumnya halal.
Keharamannya bukan karena rokok itu sendiri haram (haram li dzatih).
Namun karena ada unsur dan faktor luar yang mempengaruhi ataupun
merubah hukum halal ini”. Ulama yang juga menghalalkan rokok adalah ar-
Rusyd. Pendapatnya tertuang dalam hasyiyah ala nihayah, sebuah kitab yang
mengandung banyak manfaat dan barakah. Dalam kitab tersebut dia berkata,
“Tidak adanya dalil yang dapat dijadikan dasar untuk mengharamkan rokok,
dalil bahwa menghisap dan mengkonsumsi rokok hukumnya adalah mubah”.
Sedangkan Syaikh „Ali al-Ajhuroy mengatakan bahwa rokok halal hukumnya
kecuali bagi orang-orang tertentu yang mungkin dapat hilang kesadarannya
karena rokok dan bagi mereka yang badannya akan mendapat midharat
(bahaya) jika merokok.
Merokok juga pernah dilarang oleh Khalifah Utsmany pada abad ke-12
Hijriyah dan orang yang merokok dikenakan sanksi, serta rokok yang beredar
disita pemerintah dan dimusnahkan.
E. Dampak yang Dihadapi Oleh Perokok Berat
4. SISTEM PERNAPASAN
A. Organ-Organ
B. Bagian respirasi, yang terdiri dari alveoli, dan struktur yang berhubungan.
Pertukaran gas antara udara dan darah terjadi dalam alveoli.
1. Hidung
Organ hidung berfungsi sebagai alat pernapasan dan salah satu panca
indera manusia yaitu indra pembau. Hidung terdiri atas beberapa bagian yaitu
lubang hidung, rongga hidung dan ujung rongga hidung. Di dalam rongga
hidung banyak terdapat rambut, kapiler darah. Kondisi di dalam rongga
hidung juga selalu lembab dikarenakan adanya lendir yang dihasilkan oleh
selaput mukosa.
Di dalam rongga hidung, udara yang dihirup dan masuk akan disaring terlebih
dahulu oleh rambut – rambut kecil atau silia dan selaput lender, hal ini
dilakukan untuk mencegah masuknya debu, kotoran akan menempel di rambut
hidung, mengatur suhu udara pernapasan, serta mengidentifikasi adanya bau.
Pada pangkal rongga mulut yang berhubungan dengan rongga hidung terdapat
suatu katup yang disebut dengan anak tekak. Fungsi anak tekak ini adalah
ketika kita akan menelan makanan katup akan naik dan menutup rongga
hidung sehingga mencegah masuk nya makanan ke hidung.
2. Faring
Selain penting bagi pencernaan Faring juga mempunyai peran penting bagi
sistem pernapasan. Udara yang masuk akan dihangatkan dan disaring terlebih
dahulu sebelum bergerak menuju trakea.
3. Laring
Laring seringkali disebut dengan nama pangkal tenggorokan atau kotak suara.
Laring tersusun dari beberapa tulang rawan yang membentuk jakun. Pada
pangkal tenggorok terdapat katup pangkal tenggorokan atau yang disebut
dengan epiglottis.
4. Trakea
Udara yang masuk melewati trakea terlebih dahulu sebelum memasuki
bronkus. Trakea atau batang tenggorokan merupakan bagian organ pernapasan
yang mempunyai bentuk seperti pipa dan mempunyai panjang sekitar 9 cm.
Fungsi trakea secara umum adalah untuk membantu memungkinkan udara
yang masuk dapat melewati laring dan bronkus. Udara yang masuk melewati
trakea dibagi dan dialihkan ke kedua paru – paru dengan berakhir ke kedua
bronkus utama.
Selain sebagai perantara antara laring dan bronkus, trakea juga memiliki peran
penting sebagai proteksi. Lendir yang disekresikan oleh sel epitel trakea
mampu menjerat kotoran serta patogen yang masih terbawa bersama udara.
5. Bronkus
Bronkus sebelah kiri lebih panjang dan lebih sempit selain itu kedudukannya
lebih mendatar daripada Bronkus sebelah kanan. Hal ini ternyata menjadi
salah satu faktor penyebab mengapa paru-paru sebelah kanan cenderung lebih
mudah terserang penyakit dari pada paru-paru sebelah kiri. Di ujungnya
Bronkus bercabang lagi menjadi Bronkiolus.
Bronkus memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai saluran utama menuju
alveolus. Menangkap debu yang terbawa masuk ketika menghirup udara.
Dinding bagian dalam Bronkus dilapisi suatu lendir yang dapat membuat
partikel asing dapat menempel ketika melewati, dan selanjutnya dengan
bantuan silia atau bulu – bulu halus partikel akan dikeluarkan dari paru – paru.
Selain itu bronkus juga mempunyai peran penting sebagai konduktor udara
antara atmosfer dan alveoli.
6. Bronkiolus
Alveolus menjadi saluran akhir dari alat pernapasan pada manusia yang
berupa gelembung-gelembung udara. Dindingnya tipis, dengan kondisi
lembab dan saling berlekatan dengan kapiler – kapiler darah. Pada Alveolus
terdapat satu lapis sel epitelium pipih dan di tempat inilah udara hampir
langsung bersentuhan dengan darah.
Di dalam Alveolus ini terjadi pertukaran gas O2 dari yang udara dihirup ke
sel–sel darah sedangkan CO2 dari sel – sel darah dikeluarkan ke ruang
terbuka.
8. Diafragma
Pada pernapasan dada terjadi proses inspirasi dan ekspirasi udara. Pada
saat insipirasi terjadi pada muskulus interkostalis yang ketika berkontraksi
menyebabkan tulang rusuk terangkat sehingga rongga dada membesar dan
paru-paru mengembang, selanjutnya tekanan udara rongga paru-paru menurun
sedangkan di luar paru-paru meningkat yang mengakibatkan udara dari luar
masuk ke dalam paru-paru. Pada saat ekspirasi terjadi pada muskulus
interkostalis yang ketika berelaksasi menyebabkan tulang rusuk menurun
sehingga rongga dada menyempit dan paru-paru mengecil, yang menyebabkan
tekanan udara rongga paru-paru meningkat dan di luar paru-paru menurun,
yang mengakibatkan udara keluar dari paru-paru.
Pada pernapasan perut terjadi proses inspirasi dan ekspirasi udara. Pada
saat inspirasi otot diafragma berkontraksi yang menghasilkan diafargma
mendatar sehingga rongga dada dan paru-paru mengembang, mengakibatkan
tekanan udara rongga paru-paru menurun dan menghasilkan udara dari luar
masuk ke dalam paru-paru. Pada saat ekspirasi otot diafragma berelaksasi
yang menghasilkan diafragma melengkung sehingga rongga dada dan paru-
paru mengecil, mengakibatkan tekanan udara rongga paru-paru meningkat dan
udara keluar dari paru-paru.
9. Paru-Paru
Paru-paru merupakan alat pernapasan paling utama sekaligus salah satu organ
terpenting bagi manusia. Letak paru-paru ada di dalam rongga dada. Lebih
tepatnya di sebelah kanan dan kiri dan ditengahnya dipisahkan oleh jantung.
Jaringan pada paru-paru mempunyai sifat elastis dan berpori seperti spon.
Paru-paru terbagi menjadi beberapa belahan atau lobus.
Kapasitas vital adalah volume udara maksimal yang dapat masuk dan
keluar paru-paru selama sistem pernapasan pada manusia. Kapasitas vital
adalah volume cadangan inspirasi ditambah dengan volume tidal ditambah
lagi dengan volume cadangan ekspirasi. Volume kapasitas vital kira-kira
4.600 mililiter. Volume cadangan inspirasi adalah udara yang masih dapat
dihirup setelah inspirasi biasa sampai mencapai inspirasi maksimal. Volume
cadangan inspirasi juga disebut udara komplementer. Umumnya pada laki-laki
sebesar 3.300 ml dan pada wanita sebesar 1.900 ml. Volume tidal adalah
volume udara yang masuk dan keluar paru-paru pada pernapasan normal.
Jumlah volume udaranya adalah sebesar 500 ml. Volume cadangan ekspirasi
adalah udara yang masih dapat dikeluarkan setelah melakukan ekspirasi biasa
sampai mencapai ekspirasi maksimal. Volume cadangan ekspirasi juga
disebut udara suplementer. Pada laki-laki 1.000 ml, sedangkan perempuan 700
ml.
C. Mekanisme Pernapasan
1. Pernapasan Dada
Otot yang berfungsi dalam pernapasan dada ialah otot antar tulang rusuk
maupun interkostal. Otot ini dibedakan menjadi 2 bagian yakni otot
interkostal eksternal ialah otot antar tulang rusuk yang berfungsi membawa
tulang rusuk dan otot interkostal internal ialah otot antar tulang rusuk yang
berfungsi mendaratkan tulang rusuk ke lokasi awal. Ketika otot-otot antar
tulang rusuk luar penyusutan, tulang rusuk mengemuka sehingga bagian
rongga dada akan mengembang. Dampaknya, himpitan udara pada rongga
dada lebih kecil ketimbang himpitan udara paru-paru sehingga menggerakkan
paru-paru membesar dan himpitannya berganti menjadi kecil ketimbang
himpitan udara bebas. Kemudian akan terbentuk aliran udara dari luar ke
dalam rongga paru-paru melewati rongga hidung, batang tenggorokan,
bronkus serta alveolus. Proses diatas disebut dengan inspirasi. Ketika otot-otot
antar tulang rusuk dalam penyusutan, tulang rusuk akan kembali ke lokasi
awal sehingga mengapit dinding paru-paru. Dampaknya, rongga paru-paru
menjadi berkurang dan himpitan udara di dalamnya bertambah. Hal ini
menimbulkan udara dalam rongga paru-paru terdesak ke luar. Proses diatas
disebut dengan ekspirasi.
2. Pernapasan Perut
Otot yang berfungsi dalam pernapasan perut ialah otot diafragma dan
otot dinding rongga perut. Ketika otot diafragma penyusutan, kemudian
keadaan diafragma akan horizontal. Dampaknya, bagian rongga dada
meningkat besar, sehingga tekanan udara di dalamnya berkurang.
Pengurangan himpitan udara akan diikuti membesarnya paru-paru, hal ini
berdampak terjadinya aliran udara ke dalam paru-paru. Proses diatas disebut
dengan inspirasi. Ketika otot diafragma bertensi dan otot dinding perut
penyusutan, isi rongga perut akan terdorong ke arah diafragma, sehingga
posisi diafragma akan lengkung ke arah rongga dada. Dampaknya, bagian
rongga dada berkurangdan himpitannya menjadi berkembang sehingga bisa
berdampak isi rongga paru-paru terdesak ke luar. Proses diatas disebut dengan
ekspirasi.
PETA KONSEP INDIVIDU
DAFTAR PUSTAKA