022 - Dita Fitriyani - 5A - 211021
022 - Dita Fitriyani - 5A - 211021
Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Diskusi Kelompok Modul Basic Science Nursing
Disusun Oleh :
Dita Fitriyani
11211040000022
PSIK A
SEPTEMBER/2021
KASUS
Tn T (56 thn) riwayat perokok berat, bisa menghabiskan 2 bungkus rokok setiap hari,
sudah berhenti 3 bulan ini setelah cucunya mengidap bronkhitis. Hari ini cucunya An Y 5
Thn berulang tahun dan Tn T membantu persiapan dengan meniup balon balon, Tn T
membandingkan bahwa saat meniup balon dia harus menghirup nafas dan menghembuskan /
meniup kuat hingga 6 x baru balon mencapai ukuran yang sama dengan tiupan Tn K 27 th
anaknya, sedang Tn K hanya meniup kuat 3 x. Tn T merasa untuk menghembuskan udara
lebih sulit dan lama, seperti ada hambatan di saluran pernafasannya. Tn T juga
membandingkan tiupan nya saat menghembus dengan pernafasan biasa (volume tidal) dengan
Tn K pun berbeda. Tn T jadi teringat saat temannya menganjurkan berhenti merokok dan
melakukan test spirometri karena Tn T merasa ada masalah pada kapasitas paru-parunya. Tn
T dinasehati bahwa merokok adalah makruh bahkan haram karena dapat mencederai diri dan
keluarganya (cucunya yang sehari hari bersamanya).
3. Spirometri
a) Pengertian
Salah satu pemeriksaan penunjang pada gangguan paru yang mengukur volume
udara yang dihirup dan dihembuskan serta merupakan pemeriksaan penunjang
untuk membedakan gangguan paru (Lasut, 2016)
b) Tujuan Penggunaan
Untuk mengetahui atau menentukan semua volume pernapasan kecuali volume
residu serta semua kapasitas pernapasan kecuali kapasitas pernapasan yang
mengandung komponen volume residu seperti kapasitas paru total dan kapasitas
residu fungsional. Spirometer itu sendiri dapat digunakan untuk mendiagnosis suatu
penyakit yang berhunugan dengan fungsi paru, evaluasi pengobatan dan memantau
perjalanan penyakit pernapasan, persiapan operasi, penelitian epidemiologi dan
penelitian fungsi paru atlet (Khoirunnisa, 2019)
c) Mekanisme Kerjanya
Sebelum dilakukan pemeriksaan spirometri diperlukan beberapa persiapan, antara lain:
persiapan alat, persiapan penderita, ruang dan fasilitas. 3,8,10,11
1. Persiapan alat
a) Alat harus dikalibrasi minimal 1 kali seminggu. Penyimpangan tidak boleh melebihi
1½ % dari kalibrator.
b) Mouth piece sekali pakai atau penggunaan berulang 1 buah.
c) Sediakan wadah berisi savlon yang telah diencerkan dengan air untuk merendam
mouth piece yang digunakan berulang.
2. Persiapan penderita
Penderita harus mengerti tujuan dan cara pemeriksaan. Sebelum dilakukan pemeriksaan,
operator harus memberikan petunjuk yang tepat dan benar serta memberikan contoh cara
melakukan pemeriksaan spirometri. Selama pemeriksaan penderita harus merasa nyaman.
Syarat sebelum melakukan pemeriksaan spirometri antara lain: harus bebas dari rokok
minimal
2 jam sebelum pemeriksaan, tidak boleh makan terlalu kenyang sebelum pemeriksaan, tidak
boleh berpakaian ketat, penggunaan bronkodilator terakhir minimal 8 jam sebelum
pemeriksaan untuk aksi singkat dan 24 jam untuk aksi panjang.
3. Ruang dan fasilitas
Ruangan yang digunakan harus mempunyai system ventilasi yang baik. Suhu udara tempat
pemeriksaan tidak boleh < 17° C atau > 40° C. Pemeriksaan terhadap pasien yang dicurigai
menderita penyakit infeksi saluran napas dilakukan pada urutan terakhir dan setelah itu harus
dilakukan tindakan antiseptik pada alat.
Prosedur pemeriksaan
Prosedur pemeriksaan spirometri juga merupakan faktor penting yang lain disamping
alatnya sendiri seperti yang sudah diuraikan sebelumnya.
1 Informasi data-data demografi subyek yang akan diperiksa (untuk seterusnya akan
disebut sebagai subyek saja). Informasi ini meliputi: nama, nomor, umur (dalam
tahun), tinggi badan (tanpa alas kaki dalam inci atau cm), berat badan (dalam pon atau
kg) dan suku bangsa.
2 Persiapan subyek, menerangkan kepada subyek tentang cara bekerjanya alat, beberapa
perintah yang harus dilaksanakan, menegaskan bahwa pemeriksaan tidak
menyakitkan dan pemeriksaan dilakukan dengan berdiri.
3 Demonstrasi kepada subyek Agar pemeriksaan dapat dikerjakan dengan baik dan
benar, pemeriksa memberi contoh terlebih dahulu.
4 Pemimpin yang baik Beri aba-aba yang jelas dan keras agar subyek dapa
melaksanakan dengan baik.
5 Perhatikan subyek, selama pemeriksaan
a) apakah penjepit hidung terpasang dengan baik?
b) apakah tidak ada kebocoran di mulut?
c) apakah subyek telah melakukan inhalasi maksimum?
d) setelah selesai satu manuver perhatikan grafik yang tergambar
6 Mengenal manuver yang tak diterima (unacceptable) Ada 3 manuver yang dianggap
gagal yaitu: 1). Terlambat waktu memulai manuver; 2) Batuk; 3) Mengakhiri sebelum
saatnya selesai. Paling sedikit diperlukan 3 manuver yang baik
7 Menentukan ”reproducible” Setelah ada 3 grafik yang ”acceptable”, kemudian
ditentukan 2 yang ”reproducible”. Ciri-cirinya menurut rekomendasi ATS adalah
(Enright PL):
a) 2 FVC yang terbesar perbedaannya kurang dari 5%
b) 2 FEV1 yang terbesar perbedaannya kurang dari 5%
c) 2 PEFR perbedaannya kurang dari 5% (Bakhtiar, 2017)
4. Rokok
a) Kandungan & bahaya
1. Nikotin
Nikotin merupakan bahan dalam rokok yang dapat mempengaruhi sistem kerja
otak. Nikotin merupakan kandungan rokok yang bersifat adiktif. Komponen kimiawi
ini secara alami terdapat dalam tanaman tembakau. Itu sebabnya, semua produk
turunan tembakau akan menyebabkan kecanduan, termasuk rokok.
2. Tar
Tar adalah cairan kental yang dihasilkan dari pembakaran rokok berbasis karbon.
Ketika masuk ke dalam tubuh. Selain itu, bahan dalam rokok ini juga dapat
mengganggu fungsi paru-paru dalam menyaring kotoran kecil. Dalam kondisi normal,
kotoran yang masuk ke dalam paru-paru dikeluarkan oleh jaringan silia. Saat jaringan
silia rusak akibat tar, kotoran kecil akan bergerak lebih cepat ke dalam paru-paru dan
terbawa aliran darah.
3. Karbon monoksida
Pada umumnya, karbon monoksida ditemukan dalam asap gas kendaraan
bermotor dari hasil pembakaran tidak sempurna. Namun, ternyata gas karbon
monoksida juga merupakan bahan dalam rokok.
4. Arsenik
Arsenik yang terkandung dalam rokok adalah arsenik anorganik. Karena rokok
terbuat dari tembakau, arsenik muncul dalam setiap asap yang dihasilkan rokok.
Tembakau yang berasal dari perkebunan mengandung arsenik lebih banyak karena
terkontaminasi pestisida.
5. Amonia
Amonia termasuk gas beracun tak berwarna dengan bau yang sangat tajam. Gas
jenis ini biasanya digunakan dalam produk pembersih dan pupuk. Dalam sebatang
rokok, amonia dimanfaatkan untuk meningkatkan efek nikotin.
6. Benzena
Benzena memiliki sifat mudah menguap. Dalam sebatang rokok, benzena dihasilkan
dari tembakau yang terbakar. Paparan benzena pada tubuh dalam jangka panjang
dapat mengurangi sel darah merah dan merusak sumsum tulang.
Perokok aktif
Perokok Aktif adalah seseorang yang dengan sengaja menghisap lintingan atau
gulungan tembakau yang dibungkus biasanya dengan kertas, daun, dan kulit jagung.
Secara langsung mereka juga menghirup asap rokok yang mereka hembuskan dari
mulut mereka. Tujuan mereka merokok pada umumnya adalah untuk menghangatkan
badan mereka dari suhu yang dingin. Tapi seiring perjalanan waktu pemanfaatan
rokok disalah artikan, sekarang rokok dianggap sebagai suatu sarana untuk
pembuktian jati diri bahwa mereka yang merokok adalah ”keren”.
Ciri-ciri fisik seorang perokok :
1 Gigi kuning karena nikotin.
2 Kuku kotor karena nikotin.
3 Mata pedih.
4 Sering batuk – batuk.
5 Mulut dan nafas bau rokok. (Gagan, 2017)
Merokok berbahaya bagi kesehatan karena terdapat banyak zat bebahaya yang
terkandung di dalamnya sehingga bisa merusak fungsi dari paru-paru seperti yang terjadi
pada kasus Tn.T yang mempunyai riwayat perokok berat yang bisa menghabiskan 2 bungkus
rokok per hari, padahal ada kandungan didalam rokok yang sangat berbahaya yaitu adanya
Timah Hitam (Pb) yang menghasilkan 10 ug perbungkus padahal ambang batas bahaya Pb
yang masuk kedalam tubuh ialah 20 ug per hari. selain itu rokok juga mempunyai kandungan
nikotin, karbonmonoksida, dan juga tar. Akan tetapi dia sudah berhenti 3 bulan terakhir
karena cucunya mengidap bronkitis. bronkitis merupakan penyakit radang pada bronkus yang
disebabkan oleh virus dan bakteri (Bronkitis Infeksiosa) ataupun dari rokok dan asap
(Bronkitis Iritatif). Untuk penanganan atau pengobatan bronkitis kronik dapat dilalui dengan
pemberian antibiotika untuk menghambat pertumbuhan bakteri sebelum diperoleh hasil
pemeriksaan mikrobiologi. selain itu untuk mengatasi bronkitis dapat dilakukan dengan terapi
inhalasi uap untuk mencairkan dahak/lendir dari paru-paru yang melapisi saluran udara
sehingga pernapasan kembali normal.
Suatu hari cucunya berulang tahun, Tn.T membantunya dengan meniup balon bersama
Tn.K (Anaknya). Pada saat Tn.T meniup balon, dia harus menghirup nafas dan
menghembuskan / meniup kuat hingga 6 x baru balon mencapai ukuran yang sama sedangkan
tiupan Tn.K 27 th hanya perlu meniup kuat 3 x. Tn.T juga measa ada perbedaan antara dia
dan anaknya saat menghembus dengan volume tidal. Akhirnya ia melakukan test spirometri
untuk mengetahui apakah ada masalah dengan kapasitas paru-parunya, apalagi dia merasa
untuk menghembuskan udara itu sulit dan juga seperti ada hambatan di saluran pernafasannya.
Spirometri merupakan alat untuk menguji ventilisasi paru-paru, jika fungsi ventilisasi paru
dinilai baik maka fungsi keseluruhan paru-paru yang lain juga ikutan baik. mekanisme kerja
dari spirometri ialah pasien menarik napas sedalam mungkin napasnya kemudian akan
dihembuskan secara paksa ke dalam corong mesin spirometri, lalu sensor mesin akan dapat
mengukur volume udara yang dihirup dan dihembuskan, setelahnya pasien akan
menghembuskan napas ke sendor dalam waktu enam detik, kemudian pasien menghirup
udara dengan cepat untuk mengetahui nilai obstruksi saluran napas bagian atas.
Tn.T pernah dinasehati bahwa merokok adalah makruh bahkan haram karena dapat
mencedarai diri dan keluarganya apalagi cucunya selalu bersama dia setiap hari. tetapi
pernyataan itu benar bahwa menurut islam, merokok merupakan haram. tetapi juga ada yang
menyatakan makruh serta mubah karena menurut 3 hukum tersebut memiliki alasan yang
mudharat dan muslahat masing-masing, juga menurut kesehatan merokok menimbulkan
banyak penyakit serta membuat dampak penyakit untuk perokok pasif (seseorang yang tidak
melakukan aktivitas merokok tetapi ia ikut menghirup asap dari perokok aktif) karena
diketahui fakta bahwa ada tiap 10 orang dewasa yang meninggal, 1 orang diantaranya
meninggal karena disebabkan asap rokok.
DAFTAR PUSTAKA
Bakhtiar, A. (2017). Faal Paru Dinamis. Jurnal Respirasi, 3. Retrieved from https://e-
journal.unair.ac.id/JR/article/view/12902. Diakses pada Minggu, !7 Oktober 2021
pukul 09.02 WIB.
Lasut, D. V. (2016). Gambaran Hasil Spirometri Pada Pasien Dengan Gangguan Paru Di
Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP PROF. Dr. R. D. Kandau Manado. Jurnal
Kedokteran Klinik, 1. Retrieved from
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkk/article/view/14384/13954. Diakses pada
Sabtu, 16 Oktober 2021 pukul 19.55 WIB.
Suedi, A. (2020). Dampak Negatif Rokok Dalam Perpektif Pendidikan Islam. Retrieved from
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11378-Full_Text.pdf. Diakses pada Minggu,
17 Oktober 2021 pukul 08.31 WIB.
Sulastri. (2019). Perbedaan Pengetahuan dan Sikap Remaja Sebelum dan Sesudah Promosi
kesehatan Tentang Dampak Rokok. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Retrieved from
https://journals.stikim.ac.id/index.php/jikm/article/download/261/193. Diaksess pada
Sabtu, 16 Oktober 2021 pukul 22,07 WIB.