Anda di halaman 1dari 24

LOGBOOK DK 2 PEMICU 2

Tugas Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Diskusi Kelompok Modul Basic Science Nursing

Dosen Pengampu : Ratna Pelawati, SKp., M.Biomed

Fasilitator : Ns. Dwi Setiowati., S. Kep., M. Kep

Disusun Oleh :

Dita Fitriyani

11211040000022

PSIK A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

SEPTEMBER/2021
KASUS

Tn T (56 thn) riwayat perokok berat, bisa menghabiskan 2 bungkus rokok setiap hari,
sudah berhenti 3 bulan ini setelah cucunya mengidap bronkhitis. Hari ini cucunya An Y 5
Thn berulang tahun dan Tn T membantu persiapan dengan meniup balon balon, Tn T
membandingkan bahwa saat meniup balon dia harus menghirup nafas dan menghembuskan /
meniup kuat hingga 6 x baru balon mencapai ukuran yang sama dengan tiupan Tn K 27 th
anaknya, sedang Tn K hanya meniup kuat 3 x. Tn T merasa untuk menghembuskan udara
lebih sulit dan lama, seperti ada hambatan di saluran pernafasannya. Tn T juga
membandingkan tiupan nya saat menghembus dengan pernafasan biasa (volume tidal) dengan
Tn K pun berbeda. Tn T jadi teringat saat temannya menganjurkan berhenti merokok dan
melakukan test spirometri karena Tn T merasa ada masalah pada kapasitas paru-parunya. Tn
T dinasehati bahwa merokok adalah makruh bahkan haram karena dapat mencederai diri dan
keluarganya (cucunya yang sehari hari bersamanya).

STEP 1 (KATA ILMIAH/ASING + JAWAB)


1. Nabila (50) : Bronkhitis
Dijawab:
 Siti Awaliyah (20) : bronkhitis adalah peradangan yang terjadi pada saluran utama
pernapasan atau bronkus.
 Luthfiyah (11) : Bronkhitis adalah infeksi virus di jalan pernapasan dan akan
membaik.
 Dita (22) : Penyakit yang biasanya disebabkan karena kebiasaan merokok
2. Farah (02) : Spirometri
Dijawab:
 Herwanda (06) : Alat untuk mengukur kinerja paru-paru dengan cara mengukur
seberapa cepat dia menghirup dan menghembuskannya
 Siti Awaliyah (20) : Metode pemeriksaan untuk mengevaluasi fungsi dan kondisi
paru-paru.
 Citra (36) : Suatu metode pemeriksaan untuk mengevaluasi fungsi dan
mendiagnosis paru-paru.
3. Luthfiyah (11) : Volume Tidal
Dijawab:
 Nabilah (50) : Volume udara yang masuk maupun keluar dari paru-paru saat
pernapasan.
 Citra (36) : Volume udara yang biasa dihirup ketika keadaan normal.
 Herwanda (06) : Volume tidal pada laki-laki dewasa yang sehat sekitar 500 ml,
sementara untuk wanita dewasa yang sehat sekitar 380 ml.
4. Herwanda (06) : Makruh
Dijawab:
 Hilim (47) : Dianjurkan untuk tidak melakukan hal yang dilarang
 Dita (22) : Suatu hal yang dilarang tetapi apabila dilakukan tidak mendapat dosa.
5. Adhyaksa (31) : Haram
Dijawab:
 Dita (22) : Suatu hal yang dilarang dan ketika melakukannya mendapat dosa.
 Dini (40) : Suatu hal yang dilarang oleh agama dan jika melakukannya akan berdosa.
6. Adhyaksa (31) : Menciderai
Dijawab:
 Farah (02) : Menyerang, menyakiti atau membunuh secara diam-diam kepada diri
sendiri.

STEP 2 (IDENTIFIKASI MASALAH)


1. Fairuz (43) : Apa yang menyebabkan Tn. T merasa ada masalah pada kapasitas paru-
parunya?
2. Herwanda (06) : Faktor apa yang menyebabkan perbedaan antara Tn T meniup balon
harus menghirup nafas dan menghembuskan / meniup kuat hingga 6 x baru balon
mencapai ukuran yang sama dengan tiupan Tn K 27 th anaknya yang hanya
melakukannya 3 x?
3. Ica (46) : Mengapa Tn. T baru bisa merasakan penyakitnya setelah 3 bulan berhenti
merokok?
4. Farah (02) : Apa saja kandungan yang terdapat pada rokok sehingga rokok itu menjadi
haram atau makruh?
5. Citra (36) : Apa hubungannya antara riwayat penyakit Tn. tersebut dengan kapasitas
paru-parunya sekarang?
6. Dita (22) : Kenapa Tn. T yang merokok tetapi menciderai keluarganya juga?
7. Nabila (50) : Berapakah normalnya rokok dalam sehari agar terhindar dari bronkitis
8. Dini (40) : Kenapa rokok hukumnya makruh atau haram?
9. Herwanda (06) : Apa saja kandungan yang terdapat pada rokok sehingga menyebabkan
bronkitis?
10. Dini (40) : Kenapa Tn. T merasa susah untuk menghembuskan udara sehingga seperti
ada sumbatan di saluran pernapasannya?
11. Hilim (47) : Apakah menghirup asap rokok terus menurus dapat menyebabkan penyakit
bronkitis?
12. Nabila (50) : Apakah ada perbedaan kapastias antara tuan T dan cucunya ?
13. Herwanda (06) : Kenapa harus menggunakan alat spirometri untuk mengukur ke
ampuan paru2

STEP 3 (MENJAWAB IDENTIFIKASI MASALAH)


1. Fairuz (43) : Apa yang menyebabkan Tn. T merasa ada masalah pada kapasitas paru-
parunya?
Dijawab :
 Nabilah (50) : Yang menyebabkan Tn t merasa ada masalah pada kapasitasnya
karena pada saat meniup balon Tn T meilhat Tn K lebih cepat dibandingan tiupan Tn
T dan ia juga teringat akan nasihat temannya untuk berhenti merokok.
2. Herwanda (06) : Faktor apa yang menyebabkan perbedaan antara Tn T meniup balon
harus menghirup nafas dan menghembuskan / meniup kuat hingga 6 x baru balon
mencapai ukuran yang sama dengan tiupan Tn K 27 th anaknya yang hanya
melakukannya 3 x?
Dijawab :
 Citra (36) : Adanya kapasitas volume paru-paru mereka.
3. Ica (46) : Mengapa Tn. T baru bisa merasakan penyakitnya setelah 3 bulan berhenti
merokok?
Dijawab :
 Herwanda (06) : Karena, yang namanya dampak tidak langsung terjadi tetapi
jangka panjang.
 Adhyaksa (31) : Butuh 8 - 12 minggu untuk pecandu rokok berhenti merokok,
tubuhnya akan mengalami kesakitan karena bagian dari proses pemulihan.
4. Farah (02) : Apa saja kandungan yang terdapat pada rokok sehingga rokok itu menjadi
haram atau makruh?
Dijawab :
 Adhyaksa (31) : Karbon Monoksida, Nikotin, Tar, Hidrogen Sianida, Kadmium,
Benzena, Formaldehida, Amonia, Arsenik. Rokok itu makruh cenderung haram
karena rokok dapat merusak pernapasan, sesuatu yang sifatnya merusak termasuk
kedalam hal yang haram.
5. Citra (36) : Apa hubungannya antara riwayat penyakit Tn. tersebut dengan kapasitas
paru-parunya sekarang?
Dijawab :
 Hilim (47) : karena rokok sedikit demi sedikit dapat merusak paru-paru perokok
tersebut, sehingga membuat jumlah volume perokok terrsebut berkurang karena
paru-paru tersebut menjadi rusak dan terjadi banyak sumbatan di dalam paru-paru
tersebut.
 Luthfiyah (11) : Hubungan anatara kapasitas paru-paru terhadap perokok berat
yaitu karena ketidakmampuan kapasitas paru-paru terhadap menompang Udara saat
bernapas karena terdapat faktor-faktor dari perkok berat yaitu adanya usia, dan
peningkatan sistem kerja.
6. Dita (22) : Kenapa Tn. T yang merokok tetapi menciderai keluarganya juga?
Dijawab :
 Fairuz (43) : Karena, rokok mengeluarkan asap sehingga asap tersebar dan terhirup
oleh keluarganya. Dan asap masuk ke paru-paru keluarganya.
 Citra (36) : Karena dengan merokok, asap akan berpengaruh ke lingkungan sekitar
keluarganya sehingga keluarga tersebut menjadi perokok pasif.
7. Nabila (50) : Berapa normal merokok dalam sehari agar terhindar dari bronkitis?
Dijawab :
 Adhyaksa (31) : Normalnya merokok adalah sehari sekali, tapi lebih baik tidak
sama sekali.
 Dini (40) : Jadi batasan rokok perhari itu tidak ada karena jika kita merokok 1
sampai 10 batang dalam sehari saja bisa beresiko kematian dini.
8. Dini (40) : Kenapa rokok hukumnya makruh atau haram?
Dijawab :
 Siti Awaliyah (20) : Hukum merokok tidak haram melainkan makruh, yakni
pengertian makruh adalah suatu perkara yang jika dilakukan tidak akan mendapat
dosa, namun jika ditinggalkan akan mendapat pahala. alasannya kenapa merokok
hukumnya makruh yaitu karena merokok itu tidak lepas dari bahaya (dharar).
terlebih jika terlalu banyak melakukannya. Sedangkan sesuatu yang sedikit itu bila
diteruskan akan menjadi banyak.
 Herwanda (06) : Karena rokok terdapat kandungan berbahaya jika masuk ke tubuh,
sementara dalam Islam kita dilarang membahayakan diri sendiri.
9. Herwanda (06) : Apa saja kandungan yang terdapat pada rokok sehingga menyebabkan
bronkitis?
Dijawab :
 Siti Awaliyah (20) : kandungan yang terdapat pada rokok sehingga menyebabkan
bronchitis diantaranya ada Karbon monoksida, Nikotin, Tar, Hidrogen sianida,
Benzena, Formaldehida, Arsenik, Kadmium, Amonia.
10. Dini (40) : Kenapa Tn. T merasa susah untuk menghembuskan udara sehingga seperti
ada sumbatan di saluran pernapasannya?
Dijawab :
 Nabilah (50) : Karena Tn. T memiliki riwayat perokok berat, sehingga paru-paru
yang dimilikinya sudah tidak seelastis orang yang tidak memiliki riwayat perokok
berat.
11. Hilim (47) : Apakah menghirup asap rokok secara terus menurus dapat menyebabkan
penyakit bronkitis?
Dijawab :
 Herwanda (06) : Iya, karena pada rokok terdapat zat-zat berbahaya yang bisa
merusak bronkus.
 Dita (22) : Iya, Karena menghirup asap rokok dapat membuat silia berhenti
berfungsi sementara waktu. Dan jika dilakukan terus menerus akan menyebabkan
silia rusak parah.
12. Nabila (50) : Apakah ada perbedaan kapastias antara Tn. T dan cucunya ?
Dijawab :
 Fairuz (43) : Karena semakin bertambah umur maka keelastisan paru-paru yang
berperan dalam pernafasan akan berkurang sehingga dapat memicu berkurangnya
kapasitas paru-paru.
13. Herwanda (06) : Kenapa harus menggunakan alat spirometri untuk mengukur ke
ampuan paru2
Dijawab :
 Dita (22) : Karena alat spirometri tersebut dikhususkan untuk memeriksa yang
mengalami gangguan pernapasan.
 Dini (40) : Pemeriksaan Spirometri merupakan sebuah pemeriksaan standar yang
dilakukan oleh ahli medis atau dokter untuk mendiagnosis dan memantau fungsi
paru-paru pada seseorang. Alat ini mencatat jumlah udara yang masuk dan keluar
serta kecepatan nafas seseorang.

STEP 4 (HIPOTESA & PETA KONSEP)


 Hipotesa
Merokok berbahaya bagi kesehatan karena terdapat banyak zat bebahaya yang
terkandung di dalamnya sehingga bisa merusak fungsi dari paru-paru. Itulah kenapa
Islam mengharamkannya. Berbeda usia dan kebiasaan hidup bisa memengaruhi
kemampuan dalam bernapas. Seperti yang terjadi pada Tn K dan Tn. T yang berusia 56
tahun dan memiliki riwayat perokok berat dengan anaknya, yaitu Tn. K berusia 27 tahun
dan tidak disebutkan dalam kasus jika memiliki riwayat sebagai perokok. Hal ini bisa
dibuktikan jika Tn. T harus meniup balon dengan kuat-kuat sebanyak 6 kali agar balon
yang ditiupnya bisa mencapai ukuran yang sama dengan anaknya (Tn. K) yang hanya
meniup balon dengan kuat-kuat sebanyak tiga kali. Spirometri juga menjadi indikator
dalam melihat apakah pernapasan seseorang tersebut normal atau tidak. Dengan merokok,
juga bisa merugikan orang sekitar karena menjadikan mereka perokok pasif.
 Peta Konsep
STEP 5 (LO)
1 Paru-paru
a) Anatomi & fisiologi
b) Kapasitas
c) Mekanisme
2 Bronkhitis
a) Definisi
b) Ciri-ciri
c) Penyebab
d) Penanganan
3 Spirometri
a) Pengertian
b) Tujuan Penggunaan
c) Mekanisme Kerjanya
4 Rokok
a) Kandungan & bahaya
b) Perokok pasif & aktif
c) Merokok dalam perspektif kesehatan
d) Merokok dalam perspektif islam

STEP 6 (BELAJAR INDIVIDU)


1. Paru-paru
a) Anatomi & fisiologi
Paru-paru adalah organ yang terletak di dalam rongga dada dan memberikan
ruang bagi volume paru-paru pada saat bernapas, sehingga paru-paru tidak menekan
dada mereka mengembang saat menarik napas (menarik napas). Rongga dada
diperbesar dengan dua cara, dengan menggerakkan otot diafragma ke atas dan ke
bawah dan dengan menaikkan dan menurunkan tulang rusuk untuk menambah dan
mengurangi jarak anteroposterior melalui rongga dada. Paru-paru adalah struktur
elastis yang dapat mengembang dan mengempis seperti balon dan mengeluarkan
udara melalui tenggorokan ketika tidak ada kekuatan untuk mengembangnya.
(Guyton, 2006).
Paru-paru kanan memiliki 3 lobus, sedangkan paru-paru kiri memiliki 2 lobus.
Paru-paru kiri lebih kecil, karena jantung membutuhkan rang yang lebih pada sisi
tubuh ini.
Lapisan di sekitar paru-paru disebut pleura, membantu melindungi paru- paru dan
memungkinkan mereka untuk bergerak saat bernafas. Batang tenggorokan (trakea)
membawa udara ke dalam paru-paru. Trakea terbagi kedalam tabung yang disebut
bronkus, yang kemudian terbagi lagi menjadi cabang lebih kecil yang disebut
bronkiolus. Pada akhir dari cabang-cabang kecil inilah terdapat kantung udara kecil
yang disebut alveolus. Di bawah paru-paru, terdapat otot diafragma yang memisahkan
dada dari perut (Yuliwardana, 2016).
Paru sebagai organ respirasi mempunyai fungsi respiratorik. Respirasi mencakup
dua proses yang terpisah tetapi berkaitan, yaitu proses respirasi eksterna dan respirasi
interna (respirasi sel). Respirasi eksterna merujuk kepada seluruh rangkaian
pertukaran oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara lingkungan eksternal dan
sel tubuh. 1Respirasi internal atau respirasi sel merujuk kepada proses-proses
metabolik intrasel yang dilakukan di dalam mitokondria, yang menggunakan O2 dan
menghasilkan CO2. 1Sistem respirasi atau pernapasan tidak hanya memiliki fungsi
respiratorik saja, tetapi juga menjalankan fungsi nonrespiratorik yaitu sebagai rute
mengeluarkan air dan panas, meningkatkan aliran balik vena, mempertahankan
keseimbangan asam dan basa, sebagai organ penciuman, berbicara, serta merupakan
sistem pertahanan terhadap benda asing dan sistem pertahanan imunologi tubuh
(Marlina, 2016).
b) Kapasitas
Daya muat udara oleh paru-paru. Besar daya muat udara oleh paru-paru ialah
4.500 ml sampai 5.000 ml atau 4½ sampai 5 liter udara. Hanya sebagian kecil dari
udara ini, kir kira 1/10-nya atau 500 ml adalah udara pasang-surut (tidal air), yaitu
yang dihirup masuk dan diembuskan keluar pada pernapasan biasa dengan tenang.
Kapasitas vital. Volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar paru-paru
pada penarikan napas paling kuat disebut kapasitas vital paru-paru. Diukurnya dengan
alat spirometer. Pada seorang laki-laki, normal 45 liter dan pada seorang perempuan,
3-4 liter. Kapasitas itu berkurangpada penyakit paru-paru, penyakit jantung (yang
menimbulkan kongesti paru-paru), dan kelemahan otot pernapasan.
c) Mekanisme
Mekanisme pernapasan terdiri dari proses inspirasi dan ekspirasi. Pada saat proses
inspirasi (ketika udara masuk ke paru-paru), otot antar tulang rusuk berkontraksi dan
terangkat sehingga volume rongga dada bertambah besar, sedangkan tekanan rongga
dada menjadi lebih kecil dari tekanan udara luar. Sehingga udara mengalir dari luar ke
dalam paru-paru (Pramitra, 2006).
Sedangkan pada saat proses ekspirasi (ketika udara kelar dari paru-paru), otot
antar tulang rusuk akan kembali ke posisi semula (relaksasi), sehingga volume rongga
dada akan mengecil sedangkan tekanannya membesar. Tekanan in akan mendesak
dinding paru-paru, sehingga rongga paru-paru membesar. Keadaan inilah yang
menyebabkan udara dalam rongga paru-paru terdorong ke luar (Pramitra, 2006).
2. Bronkhitis
a) Definisi
Bronkitis adalah peradangan pada saluran pernapasan utama atau bronkus yang
disebabkan infeksi virus, asap rokok, dan polusi. Bronkus berfungsi mengalirkan
udara dari hidung ke paru-paru. Seseorang yang mengidap bronkitis mengalami
penyumbatan pada bronkus sehingga dapat mengakibatkan sesak napas (Lifeboy,
2020).
b) Ciri-ciri
Tanda yang timbul pada pasien bronkitis kronis antara lain batuk disertai lendir
atau saliva berwarna kuning keabuabuan atau hijau, sakit pada tenggorokan, sesak
nafas, hidung tersumbat, rasa tidak nyaman pada dada, kelelahan disertai demam
ringan. Batuk yang disertai lendir tersebut disebabkan oleh hipertrofi dari kelenjar
mukosa dan peningkatan sel goblet disertai dengan infiltrasi sel radang sehingga
mukus yang berlebih dapat menghambat saluran nafas serta mengakibatkan bersihan
jalan nafas pada penderita bronkitis kronis (Wati, 2020).
c) Penyebab
Pada bronkitis akut biasanya disebabkan oleh virus. Biasanya virus yang sama
dengan penyebab pilek dan flu biasa. Sedangkan pada tipe kronis biasanya disebabkan
oleh kebiasaan merokok. Selain itu, udara berpolusi, debu, zat kimia atau gas beracun
di lingkungan juga berpengaruh, yang membuat terkena penyakit ini (Hadiyanti,
2020).
d) Penanganan
Perawatan di dokter:
 Pemeriksaan mendengarkan suara paru-paru saat bernapas dan menanyakan batuk
yang dialami pasien.
 Dokter juga akan memastikan apakah pasien mengidap bronkitis atau ada
kemungkinan memiliki masalah pernapasan lainnya.
 Untuk pemeriksaan lebih lanjut, dokter biasanya menyarankan rontgen dada. Ini untuk
meyakinkan apakah pasien juga mengalami masalah pneumonia atau peradangan pada
paru-paru.
 Jika dokter belum juga yakin dengan hasil tes, pasien mungkin saja diminta untuk
melakukan tes darah, untuk melihat kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah.
 Selain itu memungkinkan juga adanya tes dahak pada pasien. Tes ini dilakukan untuk
mengetahui tanda-tanda infeksi dan mengetahui apakah kondisi pasien bisa dirawat
dengan antibiotik.
 Tes lain yang mungkin dilakukan adalah tes fungsi paru-paru. Tes ini untuk
memastikan tanda-tanda asma atau emfisema (gangguan pada kantung udara di paru-
paru).

pengobatan yang biasa dilakukan:


 Pada sebagian besar kasus tidak bisa diobati dengan antibiotik. Namun tak menutup
kemungkinan dokter akan memberikan resep antibiotik. Walaupun itu hal yang sangat
jarang.
 Selain itu, dalam beberapa kasus, dokter akan memberikan resep obat batuk. Biasanya
obat batuk diberikan saat pasien mengalami batuk parah sampai kesulitan untuk tidur.
 Obat lain yang mungkin juga direkomendasikan yaitu inhaler, untuk pasien yang
memiliki alergi tertentu, asma atau penyakit paru obstruktif kronik.
 Untuk penyakit ini yang sudah tergolong kronis, biasanya pasien akan diminta untuk
melakukan terapi pernapasan (Hadiyanti, 2020).

3. Spirometri
a) Pengertian
Salah satu pemeriksaan penunjang pada gangguan paru yang mengukur volume
udara yang dihirup dan dihembuskan serta merupakan pemeriksaan penunjang
untuk membedakan gangguan paru (Lasut, 2016)
b) Tujuan Penggunaan
Untuk mengetahui atau menentukan semua volume pernapasan kecuali volume
residu serta semua kapasitas pernapasan kecuali kapasitas pernapasan yang
mengandung komponen volume residu seperti kapasitas paru total dan kapasitas
residu fungsional. Spirometer itu sendiri dapat digunakan untuk mendiagnosis suatu
penyakit yang berhunugan dengan fungsi paru, evaluasi pengobatan dan memantau
perjalanan penyakit pernapasan, persiapan operasi, penelitian epidemiologi dan
penelitian fungsi paru atlet (Khoirunnisa, 2019)
c) Mekanisme Kerjanya
Sebelum dilakukan pemeriksaan spirometri diperlukan beberapa persiapan, antara lain:
persiapan alat, persiapan penderita, ruang dan fasilitas. 3,8,10,11
1. Persiapan alat
a) Alat harus dikalibrasi minimal 1 kali seminggu. Penyimpangan tidak boleh melebihi
1½ % dari kalibrator.
b) Mouth piece sekali pakai atau penggunaan berulang 1 buah.
c) Sediakan wadah berisi savlon yang telah diencerkan dengan air untuk merendam
mouth piece yang digunakan berulang.
2. Persiapan penderita
Penderita harus mengerti tujuan dan cara pemeriksaan. Sebelum dilakukan pemeriksaan,
operator harus memberikan petunjuk yang tepat dan benar serta memberikan contoh cara
melakukan pemeriksaan spirometri. Selama pemeriksaan penderita harus merasa nyaman.
Syarat sebelum melakukan pemeriksaan spirometri antara lain: harus bebas dari rokok
minimal
2 jam sebelum pemeriksaan, tidak boleh makan terlalu kenyang sebelum pemeriksaan, tidak
boleh berpakaian ketat, penggunaan bronkodilator terakhir minimal 8 jam sebelum
pemeriksaan untuk aksi singkat dan 24 jam untuk aksi panjang.
3. Ruang dan fasilitas
Ruangan yang digunakan harus mempunyai system ventilasi yang baik. Suhu udara tempat
pemeriksaan tidak boleh < 17° C atau > 40° C. Pemeriksaan terhadap pasien yang dicurigai
menderita penyakit infeksi saluran napas dilakukan pada urutan terakhir dan setelah itu harus
dilakukan tindakan antiseptik pada alat.

Prosedur pemeriksaan
Prosedur pemeriksaan spirometri juga merupakan faktor penting yang lain disamping
alatnya sendiri seperti yang sudah diuraikan sebelumnya.
1 Informasi data-data demografi subyek yang akan diperiksa (untuk seterusnya akan
disebut sebagai subyek saja). Informasi ini meliputi: nama, nomor, umur (dalam
tahun), tinggi badan (tanpa alas kaki dalam inci atau cm), berat badan (dalam pon atau
kg) dan suku bangsa.
2 Persiapan subyek, menerangkan kepada subyek tentang cara bekerjanya alat, beberapa
perintah yang harus dilaksanakan, menegaskan bahwa pemeriksaan tidak
menyakitkan dan pemeriksaan dilakukan dengan berdiri.
3 Demonstrasi kepada subyek Agar pemeriksaan dapat dikerjakan dengan baik dan
benar, pemeriksa memberi contoh terlebih dahulu.
4 Pemimpin yang baik Beri aba-aba yang jelas dan keras agar subyek dapa
melaksanakan dengan baik.
5 Perhatikan subyek, selama pemeriksaan
a) apakah penjepit hidung terpasang dengan baik?
b) apakah tidak ada kebocoran di mulut?
c) apakah subyek telah melakukan inhalasi maksimum?
d) setelah selesai satu manuver perhatikan grafik yang tergambar
6 Mengenal manuver yang tak diterima (unacceptable) Ada 3 manuver yang dianggap
gagal yaitu: 1). Terlambat waktu memulai manuver; 2) Batuk; 3) Mengakhiri sebelum
saatnya selesai. Paling sedikit diperlukan 3 manuver yang baik
7 Menentukan ”reproducible” Setelah ada 3 grafik yang ”acceptable”, kemudian
ditentukan 2 yang ”reproducible”. Ciri-cirinya menurut rekomendasi ATS adalah
(Enright PL):
a) 2 FVC yang terbesar perbedaannya kurang dari 5%
b) 2 FEV1 yang terbesar perbedaannya kurang dari 5%
c) 2 PEFR perbedaannya kurang dari 5% (Bakhtiar, 2017)
4. Rokok
a) Kandungan & bahaya
1. Nikotin
Nikotin merupakan bahan dalam rokok yang dapat mempengaruhi sistem kerja
otak. Nikotin merupakan kandungan rokok yang bersifat adiktif. Komponen kimiawi
ini secara alami terdapat dalam tanaman tembakau. Itu sebabnya, semua produk
turunan tembakau akan menyebabkan kecanduan, termasuk rokok.
2. Tar
Tar adalah cairan kental yang dihasilkan dari pembakaran rokok berbasis karbon.
Ketika masuk ke dalam tubuh. Selain itu, bahan dalam rokok ini juga dapat
mengganggu fungsi paru-paru dalam menyaring kotoran kecil. Dalam kondisi normal,
kotoran yang masuk ke dalam paru-paru dikeluarkan oleh jaringan silia. Saat jaringan
silia rusak akibat tar, kotoran kecil akan bergerak lebih cepat ke dalam paru-paru dan
terbawa aliran darah.
3. Karbon monoksida
Pada umumnya, karbon monoksida ditemukan dalam asap gas kendaraan
bermotor dari hasil pembakaran tidak sempurna. Namun, ternyata gas karbon
monoksida juga merupakan bahan dalam rokok.
4. Arsenik
Arsenik yang terkandung dalam rokok adalah arsenik anorganik. Karena rokok
terbuat dari tembakau, arsenik muncul dalam setiap asap yang dihasilkan rokok.
Tembakau yang berasal dari perkebunan mengandung arsenik lebih banyak karena
terkontaminasi pestisida.
5. Amonia
Amonia termasuk gas beracun tak berwarna dengan bau yang sangat tajam. Gas
jenis ini biasanya digunakan dalam produk pembersih dan pupuk. Dalam sebatang
rokok, amonia dimanfaatkan untuk meningkatkan efek nikotin.
6. Benzena
Benzena memiliki sifat mudah menguap. Dalam sebatang rokok, benzena dihasilkan
dari tembakau yang terbakar. Paparan benzena pada tubuh dalam jangka panjang
dapat mengurangi sel darah merah dan merusak sumsum tulang.

Penyakit akibat merokok


 Kanker paru-paru
Kanker paru-paru paling banyak membuat orang meninggal ketimbang jenis
kanker lainnya. Faktor utama penyebabnya adalah kebiasaan merokok.
 Penyakit paru obstruktif kronis
Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) ini merupakan penyakit yang
membuat kamu kesulitan bernapas. Penyakit akibat merokok ini menyebabkan
disabilitas serius dalam jangka waktu lama dan kematian yang dini.
 Penyakit jantung
Bahaya merokok hampir dirasakan oleh seluruh organ tubuh kamu, termasuk
jantung. Kebiasaan merokok bisa menyebabkan penyumbatan dan
penyempitan arteri, sehingga jantung kekurangan darah dan oksigen.
 Stroke
Karena merokok menyerang arteri, maka kebiasaan ini pun bisa memicu
stroke. Penyakit ini terjadi karena suplai darah ke otak mengalami
penyumbatan temporer. Namun, dampaknya menyebabkan sel otak
kekurangan oksigen dan menjadi mati.
 Asma
Asap rokok yang kamu isap melukai saluran udara. Kondisi ini akan memicu
serangan asma yang tiba-tiba dan parah. Banyak faktor yang menyebabkan
asma, tapi merokok membuatnya menjadi lebih parah.
 Masalah reproduksi pada perempuan
Kehamilan ektopik bisa terjadi pada perempuan yang merokok. Kondisi ini
terjadi saat telur yang sudah dibuahi menempel di luar dinding rahim.
 Diabetes
Merokok bisa menyebabkan diabetes tipe 2. Risiko terkena penyakit ini di
kalangan perokok bahkan lebih tinggi 30 persen hingga 40 persen dibanding
yang tidak merokok.
 Masalah di mata
Merokok dapat menyebabkan kebutaan. Kebiasaan ini akan merusak mata dan
berakhir pada hilangnya penglihatan. .
b) Perokok pasif dan perokok aktif
Perokok Pasif
Perokok Pasif adalah seseorang atau sekelompok orang yang menghirup asap rokok
orang lain. Telah terbukti bahwa perokok pasif mengalami risiko gangguan kesehatan
yang sama seperti perokok aktif, yaitu orang yang menghirup asap rokoknya sendiri.
Adapun gejala awal yang dapat timbul pada perokok pasif :
1 Mata pedih
2 Hidung beringus
3 Tekak yang serak
4 Pening / pusing kepala

Perokok aktif
Perokok Aktif adalah seseorang yang dengan sengaja menghisap lintingan atau
gulungan tembakau yang dibungkus biasanya dengan kertas, daun, dan kulit jagung.
Secara langsung mereka juga menghirup asap rokok yang mereka hembuskan dari
mulut mereka. Tujuan mereka merokok pada umumnya adalah untuk menghangatkan
badan mereka dari suhu yang dingin. Tapi seiring perjalanan waktu pemanfaatan
rokok disalah artikan, sekarang rokok dianggap sebagai suatu sarana untuk
pembuktian jati diri bahwa mereka yang merokok adalah ”keren”.
Ciri-ciri fisik seorang perokok :
1 Gigi kuning karena nikotin.
2 Kuku kotor karena nikotin.
3 Mata pedih.
4 Sering batuk – batuk.
5 Mulut dan nafas bau rokok. (Gagan, 2017)

c) Merokok dalam perspektif kesehatan


Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah dirasakan banyak orang dan
efek–efek yang ditimbulkan pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian
membuktikan kebiasaan merokok menyebabkan timbulnya berbagai penyakit dalam
tubuh, seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru– paru,
kanker rongga mulut, kanker laring, tekanan darah tinggi, impotensi serta gangguan
kehamilan dan cacat janin. Bahaya rokok juga bukan hanya ditunjukan bagi para
perokok (perokok aktif) tetapi juga bagi orang–orang yang bukan perokok menghirup
asap rokok yang berada disekitar perokok (perokok pasif) dan justru efek yang
diterima dari perokok pasif akan jauh lebih berbahaya dari perokok aktif (Sulastri,
2019).
d) Merokok dalam perspektif islam
Para ulama membagi hukum merokok menjadi 3 hukum, yaitu :
1. Mubah
Pendapat ini berdasarkan dalil Al Quran surat Al Baqarah ayat 29 yang berbunyi :
‫ِ ُ وهَ ٱّلِذى‬
‫ى وََوَو ّو هُم لّا ِذى رٱأ و رْ ذ‬
‫ّ وِا ى ذِ وَ ذِيًعا ث ه لم ٱ رَْ ووَ ٰ ى‬
‫َ رىِء وَ ذَي مم ِذّوى ٱّ ل‬
‫ٍ وَُ وهَ ِذ هُ ذِّ و‬
‫ْ ٰ وِ ٰ وَ ء‬ ‫ِو و‬
‫ّ لَ ٰى هه لّ و‬
‫ْ رْ وَ و‬
“Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia
berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu”
yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang diciptakan Allah di atas bumi ini, halal
untuk manusia termasuk tembakau yang digunakan untuk bahan baku rokok.
2. Makruh
Orang yang merokok mengeluarkan bau tidak sedap. Hukum ini diqiyaskan dengan
memakan bawang putih mentah yang mengeluarkan bau yang tidak sedap. Sebagian
para ulama dari NU, mempertahankan makruhnya merokok dan tidak mengharamkan
merokok, kecuali bagi mereka yang punya penyakit yang akan bertambah parah jika
merokok, maka haram hukumnya merokok bagi dia.
3. Merokok Haram
Merokok adalah suatu perbuatan maksiat. Hukum merokok menurut pendapat yang
paling kuat adalah haram. Hal ini disebabkan karena banyak sekali mudharat yang
terkandung di dalam menghisap rokok. Di antara mudharat tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Merokok bisa membawa pelakunya kepada kebinasaan dan penyakit yang
berbahaya, yaitu kematian, kanker, serangan jantung, impotensi, dan berbagai
penyakit berat lainnya. Sedangkan kita dilarang untuk membawa diri kita
kepada perbuatan yang bisa membahayakan diri kita.
b. Rokok itu mengandung berbagai bahan beracun yang bisa menimbulkan
kerusakan pada tubuh.
c. Seseorang yang merokok, dia tidak hanya membahayakan dirinya sendiri, tapi
juga membahayakan orang lain yang ada di sekitarnya. Baik disebabkan oleh
racun yang terkandung di dalam asap rokok, maupun bau tak sedap yang
ditimbulkan olehnya.
d. Merokok termasuk perbuatan menyia-nyiakan harta dalam hal yang tidak
bermanfaat.
e. Merokok juga merupakan bentuk penyia-nyiaan terhadap waktu, padahal kita
diperintahkan untuk memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dengan hal-hal yang
bermanfaat (Suedi, 2020).
‫لو وَاَو ِذ هُ رم وْ ذِي عِا‬ ‫وَ وَ َ و رَْهَهَا َ و رُْه و‬
‫ّ هُ رم ِذ لَ ل‬
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu“. (QS. An Nisaa: 29).
Kesimpulan:

Merokok berbahaya bagi kesehatan karena terdapat banyak zat bebahaya yang
terkandung di dalamnya sehingga bisa merusak fungsi dari paru-paru seperti yang terjadi
pada kasus Tn.T yang mempunyai riwayat perokok berat yang bisa menghabiskan 2 bungkus
rokok per hari, padahal ada kandungan didalam rokok yang sangat berbahaya yaitu adanya
Timah Hitam (Pb) yang menghasilkan 10 ug perbungkus padahal ambang batas bahaya Pb
yang masuk kedalam tubuh ialah 20 ug per hari. selain itu rokok juga mempunyai kandungan
nikotin, karbonmonoksida, dan juga tar. Akan tetapi dia sudah berhenti 3 bulan terakhir
karena cucunya mengidap bronkitis. bronkitis merupakan penyakit radang pada bronkus yang
disebabkan oleh virus dan bakteri (Bronkitis Infeksiosa) ataupun dari rokok dan asap
(Bronkitis Iritatif). Untuk penanganan atau pengobatan bronkitis kronik dapat dilalui dengan
pemberian antibiotika untuk menghambat pertumbuhan bakteri sebelum diperoleh hasil
pemeriksaan mikrobiologi. selain itu untuk mengatasi bronkitis dapat dilakukan dengan terapi
inhalasi uap untuk mencairkan dahak/lendir dari paru-paru yang melapisi saluran udara
sehingga pernapasan kembali normal.

Suatu hari cucunya berulang tahun, Tn.T membantunya dengan meniup balon bersama
Tn.K (Anaknya). Pada saat Tn.T meniup balon, dia harus menghirup nafas dan
menghembuskan / meniup kuat hingga 6 x baru balon mencapai ukuran yang sama sedangkan
tiupan Tn.K 27 th hanya perlu meniup kuat 3 x. Tn.T juga measa ada perbedaan antara dia
dan anaknya saat menghembus dengan volume tidal. Akhirnya ia melakukan test spirometri
untuk mengetahui apakah ada masalah dengan kapasitas paru-parunya, apalagi dia merasa
untuk menghembuskan udara itu sulit dan juga seperti ada hambatan di saluran pernafasannya.
Spirometri merupakan alat untuk menguji ventilisasi paru-paru, jika fungsi ventilisasi paru
dinilai baik maka fungsi keseluruhan paru-paru yang lain juga ikutan baik. mekanisme kerja
dari spirometri ialah pasien menarik napas sedalam mungkin napasnya kemudian akan
dihembuskan secara paksa ke dalam corong mesin spirometri, lalu sensor mesin akan dapat
mengukur volume udara yang dihirup dan dihembuskan, setelahnya pasien akan
menghembuskan napas ke sendor dalam waktu enam detik, kemudian pasien menghirup
udara dengan cepat untuk mengetahui nilai obstruksi saluran napas bagian atas.

Tn.T pernah dinasehati bahwa merokok adalah makruh bahkan haram karena dapat
mencedarai diri dan keluarganya apalagi cucunya selalu bersama dia setiap hari. tetapi
pernyataan itu benar bahwa menurut islam, merokok merupakan haram. tetapi juga ada yang
menyatakan makruh serta mubah karena menurut 3 hukum tersebut memiliki alasan yang
mudharat dan muslahat masing-masing, juga menurut kesehatan merokok menimbulkan
banyak penyakit serta membuat dampak penyakit untuk perokok pasif (seseorang yang tidak
melakukan aktivitas merokok tetapi ia ikut menghirup asap dari perokok aktif) karena
diketahui fakta bahwa ada tiap 10 orang dewasa yang meninggal, 1 orang diantaranya
meninggal karena disebabkan asap rokok.
DAFTAR PUSTAKA

Bakhtiar, A. (2017). Faal Paru Dinamis. Jurnal Respirasi, 3. Retrieved from https://e-
journal.unair.ac.id/JR/article/view/12902. Diakses pada Minggu, !7 Oktober 2021
pukul 09.02 WIB.

Gagan. (2017). Pengertian Rokok Dan Akibatnya. Retrieved from


https://dinkes.bantenprov.go.id/read/berita/488/PENGERTIAN-MEROKOK-DAN-
AKIBATNYA.html. Diakses pada Minggu, 17 Oktober 2021 pukul 13.22 WIB.

Hadiyanti, N. (2020). Penyakit Bronkitis: Gejala, Penyebab, Obat dan Perawatannya.


Retrieved from https://www.gooddoctor.co.id/hidup-sehat/penyakit/bronkitis-batuk-
akibat-peradangan-saluran-bronchial/. Diakses pada Minggu, 17 Oktober 2021 pukul
07.42 WIB.

Khoirunnisa, D. (2019). Sistem Pernapasan. Retrieved from


http://eprints.undip.ac.id/72058/3/BAB-2.pdf. Diakses pada Minggu. 17 Oktober 2021
pukul 11.24 WIB.

Kurniasih, N. P. (2016). Sistem Respirasi. Retrieved from


http://repository.unair.ac.id/30078/3/3.%20BAB%20II%20TINJAUAN%20PUSTAK
A.pdf. Diakses pada Minggu, 17 Oktober 2021 pukul 11.01 WIB.

Lasut, D. V. (2016). Gambaran Hasil Spirometri Pada Pasien Dengan Gangguan Paru Di
Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP PROF. Dr. R. D. Kandau Manado. Jurnal
Kedokteran Klinik, 1. Retrieved from
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkk/article/view/14384/13954. Diakses pada
Sabtu, 16 Oktober 2021 pukul 19.55 WIB.

Lifeboy. (2020). Mengenali Gejala Bronkitis. Retrieved from


https://www.lifebuoy.co.id/semua-artikel/infeksi-dan-pencegahannya/mengenali-
gejala-bronkitis.html. Diakses pada MInggu, 17 Oktober 2021 pukul 09.42. Diakses
pada Sabtu, !6 Oktober 2021 pukul 23.26 WIB.

Marlina, I. (2016). Fisiologi Paru. Retrieved from


http://eprints.undip.ac.id/50571/3/Ina_Marlina_22010112120006_Lap.KTI_Bab2.pdf.
Diakses pada Sabtu, 16 Oktober 2021 pukul 21.12 WIB.
Soraya, P. P. (2021). Kandungan Rokok dan Bahayanya yang Perlu Kamu Waspadai.
Retrieved from https://www.gooddoctor.co.id/hidup-sehat/info-sehat/kandungan-
rokok/

Suedi, A. (2020). Dampak Negatif Rokok Dalam Perpektif Pendidikan Islam. Retrieved from
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11378-Full_Text.pdf. Diakses pada Minggu,
17 Oktober 2021 pukul 08.31 WIB.

Sulastri. (2019). Perbedaan Pengetahuan dan Sikap Remaja Sebelum dan Sesudah Promosi
kesehatan Tentang Dampak Rokok. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Retrieved from
https://journals.stikim.ac.id/index.php/jikm/article/download/261/193. Diaksess pada
Sabtu, 16 Oktober 2021 pukul 22,07 WIB.

Wati, I. K. (2020). Bronkitis. Retrieved from


http://repository2.unw.ac.id/1110/6/BAB%20%20I%20-%20ika%20kartika.pdf.
Diakses pada Sabtu, 16 Oktober 2021 pukul 21,14 WIB.

Yuliwardana, R. (2016). Anatomi paru. Retrieved from


http://repository.unair.ac.id/30162/3/14
BAB%20II%20TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf. Diakses pada Sabtu, 16 Oktober
2021 pukul 00.26 WIB.

Anda mungkin juga menyukai