SISTEM PERNAPASAN
DOSEN PENGAMPU:
Renni Meliahsari, S.Gz., M,kes
OLEH:
Kelas Reguler C 2021
Kelompok 1
PENDAHULUAN
URAIAN DISKUSI
a) Usia
Faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan adalah usia. Menurut
Charilaos Chorpiliadis dan Abhishek Bhardwaj dalam jurnal
Physiologi: Respiratory Rate (2021), anak-anak memiliki frekuensi
pernapasan yang lebih tinggi daripada orang dewasa. Makin muda usia
seseorang, maka makin tinggi frekuensi pernapasannya. Misalnya,
seorang anak berusia satu tahun memiliki frekuensi pernapasan sekitar
24 hingga 40 napas per menit (dua kali lipa frekuensi pernapasan
dewasa yang normal).
b) Jenis kelamin
Faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan selanjutnya adalah
jenis kelamin. Perbedaan frekuensi pernapasan laki-laki dan perempuan
disebabkan laki-laki memiliki kapasitas paru-paru yang lebih besar dari
perempuan. Hal tersebut menyebabkan laki-laki menghirup lebih
banyak volume udara daripada perempuan. Namun, perempuan
memiliki frekuensi pernapasan yang lebih tinggi daripada laki-laki.
c) Suhu tubuh
Suhu tubuh yang meningkat dapat menyebabkan peningkatan
pernapasan. Hal tersebut dikarenakan tubuh mencoba untuk
mendinginkan diri.
d) Posisi tubuh
Dilansir dari Biology Libretexts, paru-paru sangat rentan terhadap
perubahan besar dan arah gaya gravitasi. Akibatnya, posisi tubuh
seseorang akan memengaruhi frekuensi penapasan yang dilakukan
paru-paru. Misalnya, posisi berdiri akan menaikkan frekuensi
pernapasan. Sedangkan, posisi berbaring akan menurunkan frekuensi
pernapasan.
e) Penyakit
Penyakit juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi frekuensi
pernapasan. Beberapa pernyakit menurunkan frekuensi pernapasan,
namun beberapa lainnya menaikkan frekuensi pernapasan. Penyakit
seperti cedera kepala, penyumbatan saluran pernapasan, apnea tidur,
masalah metabolisme, stroke dapat menurunkan frekuensi pernapasan.
Adapun penyakit seperti demam, dehidrasi, serangan panik, efusi
pleura, radang paru-paru, kelainan jantung, infeksi saluran pernapasan,
dan keracunan karbon monoksida dapat meningkatkan frekuensi
pernapasan.
f) Keadaan emosi
Keadaan emosi seseorang juga dapat memengaruhi frekuensi
pernapasannya. Keadaan emosi seperti takut, cemas, dan marah dapat
meningkatkan frekuensi pernapasan. Perasaan senang yang besar juga
dapat menaikkan hormon adrenalin dan memicu peningkatan frekuensi
pernapasan.
g) Kadar karbon dioksida dalam darah
Faktor selanjutnya yang memengaruhi frekuensi pernapasan adalah
kadar karbon dioksida dalam darah. Peningkatan kadar karbon dioksida
dalam darah dapat meningkatkan kadar ion hidrogen. Dilansir dari
Lumen Learning, peningkatan ion hidrogen kemudian memicu
kemoreseptor pusat untuk merangsang pernapasan. Akibatnya,
frekuensi pernapasan meningkat untuk mengeluarkan kelebihan karbon
dioksida dan menurunkan kadar ion hidrogen dalam darah. Sebaliknya,
jika kadar karbon dioksida menurun. Maka, kadar ion hidrogen juga
ikut menurun. Akibatnya, frekuensi pernapasan akan menurun dan
terjadi ke ventilasi yang lebih dangkal.
PENUTUP