Anda di halaman 1dari 32

LOGBOOK DISKUSI KELOMPOK 1

PEMICU 2

Tugas Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Diskusi Kelompok 1 Modul Keperawatan (ajal)

Dosen Pengampu: Nia Damiati, S.Kp., MSN

Fasilitator: Ns. Kustati Budi Lestari, Mkep., Sp. Kep. An

Disusun Oleh:

Dara Suci Henarta

11211040000037

PSIK A 2021

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

MEI/2023
PEMICU
Lelah sekali menunggu waktu terakhir

Setelah divonis menderita kanker, Ny. Tini mulai menjalani kemo. Setelah 4 kali, ia
sempat menjalani operasi. Lalu memutuskan untuk Kembali ke kampungnya. Karena alasan
biaya ia tidak melanjutkan pengobatan di Jakarta. Namun tak disangka 2 tahun kemudian
kanker di dalam tubuhnya positif tumbuh lagi dan menjalani kemo kembali di rumah sakit
yang sama di Jakarta sebanyak 9 kali. Kali ini dokter menyebutkan ada metastase ke bagian
tulang belakang dan Ny. Tini langsung divonis mengidap kanker stadium 4.
Dia kembali di operasi dengan sistem kikis habis, dan mendapatkan terapi adjuvant.
Kemo dan terapi radiasi sebanyak 35 kali. Setelah itu dievaluasi 3 bulan kemudian. Hasil
evaluasi metastase sudah ke usus. Lanjut di kemo ulang dan diperiksa Kembali metastase
sudah sampai ke tulang L4 dan L5. Bahkan pemeriksaan selanjutnya sudah sampai ke paru-
paru. Secara psikologis Ny. Tini merasa terguncang. Lelah sekali rasanya. Belum lagi ia juga
sudah lelah dari mengalami alopecia, mual dan muntah, nyeri yang amat sangat semua efek
samping yang dirasakan. Ia menangis berhari-hari dan terus terbaring lemah. Rasanya ingin ia
menemui ajal secepatnya.
Jika ingin melakukan aktivitas dia harus mendapat morfin untuk rasa sakitnya.kalau
tidak, ia tidak bisa bangun.kalau malam harus menggunakan oksigen karena sesak napas.
Tidur Pun harus dalam posisi tegak sambal bersandar menggunakan bantal.
Bersyukur karena suami dan keluarganya banyak memberikan dukungan, namun sebagai
pasien kanker.
Dokter. menyebut kemungkinan ia mampu bertahan sampai 2 tahun lagi. Dan ia sudah
menandatangani formulir DNR jika keadaan kritis datang. Ia hanya berpesan pada suaminya
jika dia menghadapi sakaratul maut, suaminya tahu apa yang harus dilakukan.
Dokter tidak merencanakan pengobatan lebih lanjut dan mengatakan mungkin
waktunya tidak lama lagi untuk bertahan. Dokter menganjurkan untuk dilakukan perawatan
di rumah. perawat merumuskan discharge planning intervensi keperawatan apa saja yang bisa
meningkatkan kenyamanan klien sehingga bisa mencapai kondisi menjelang ajal dengan
damai.
STEP 1: KLARIFIKASI MASALAH
1. 026_Dede Ayu : kikis habis
● 028_Annisa cesy: Operasi atau prosedur pembedahan dengan sistem mengikis
habis sel kanker yang ada pada tubuh seseorang.
2. 055_Raihanny: terapi adjuvant
● 012_Lutfiyah Syuraida: Kemoterapi yang diberikan sesudah operasi, dapat
sendiri atau bersamaan dengan radiasi, dan bertujuan untuk membunuh sel
yang telah bermetastase.
● 026_Dede Ayu: terapi yang dikembangkan dan dirancang khusus untuk
meningkatkan kualitas hidup subjek kanker dengan mengurangi gangguan
emosi dan mempromosikan fighting spirit
3. 029_Amanda W: Metastase
● 055_ Raihanny: penyebaran sel kanker ke sel/jaringan sekitar tubuh atau
organ ke seluruh tubuh
● 056_Rhisma: sel kanker yang sudah menyebar selain di tempat awal
ditemukan
● 038_Desira: sel ganas yang menyerang sel dan jaringan sehat yang ada di
sekitarnya
4. 028_Annisa Cesy: Terapi Radiasi
● 012_Lutfiyah Syuraida: Radiasi ialah satu prosedur pengobatan kanker yang
dilakukan dengan menggunakan paparan sinar-X dengan kuatan tinggi .
Secara singkat, tujuan radioterapi tidak lain adalah untuk membunuh sekaligus
menghentikan penyebaran sel-sel kanker, serta mencegah kambuhnya penyakit
kanker.
● 024_Niken Olivia: radiasi dari radioaktif bagi penderita kanker
5. 048_M. Rizky: Formulir DNR
● 029_Amanda W.: Formulir yang berisi pernyataan atau permintaan pasien
untuk tidak melakukan RJP pada dirinya saat terjadi gangguan darurat pada
jantung pasien.
● 053_Nazwa Rafa: Formulir DNR biasanya berupa kesepakatan tertulis yang
merupakan penolakan resusitasi oleh pasien jika terjadi kondisi kritis atau
darurat pada pasien
● 056_ Rhisma Listya: formulir DNR bisa disahkan dengan tanda tangan
pasien sebagai bukti pertanggungjawaban
● 053_Nazwa Rafa: formulir yang diperlukan untuk persetujuan terhadap
penolakan RJP ketika ada kondisi henti jantung
6. 053_Nazwa Rafa: Alopecia
● 025_Arneta: Istilah medis yang digunakan ketika pasien mengalami
kerontokan rambut
● 045_Fatma: Alopecia adalah dimana terjadi rambut rontok berlebihan atau
kebotakan yang disebabkan oleh penyakit autoimun
● 024_Niken: Rambut rontok tiba-tiba yang dimulai dengan satu atau beberapa
bekas botak melingkar yang mungkin tumpang tindih.
● 037_Dara suci: Penyerangan folikel rambut karena sistem kekebalan tubuh
menyerang diri sendiri sehingga mengalami kerontokan
● 028_Annisa Cesy: Pada pasien dengan kanker, alopesia dapat bersifat
iatrogenik yaitu akibat kemoterapi konvensional, terapi endokrin, terapi target,
imunoterapi, radioterapi yang dijalanin pasien kanker tersebut.
● 038_Desira: alopecia yang disebabkan oleh kemoterapi terjadi karena
kemoterapi menyerang serta membunuh sel sel hidup yang cepat, oleh karena
itu sel rambutnya juga terkena sehingga mengalami kerontokan rambut
7. 025_Arneta: Sakaratul maut
● 012_Lutfiyah S.: rasa sakit yang menyerang inti jiwa dan menjalar ke seluruh
bagian jiwa sehingga tidak ada lagi satu pun bagian jiwa yang terbebas dari
rasa sakit itu.dimana dalam islam proses hilangnya kesadaran akibat
terkuaknya tabir pandangan ke alam akhirat yang diikuti dengan lepasnya roh
dari jasad.
● 024_Niken: proses hilangnya kesadaran akibat terkuaknya tabir pandangan ke
alam akhirat yang diikuti dengan lepasnya roh dari jasad.Sebagaimana sabda
Rasulullah SAW, “Sakitnya sakaratul maut itu, seperti tiga ratus kali sakitnya
tusukan pedang”. (HR. Ibnu Abu Dunya)
● 010_Kayla: sakaratul maut adalah salah satu proses kematian, dimana
seseorang akan ditarik jiwanya dan merasakan sakit dari ujung kaki hingga
kepala
● 056_Rhisma Listya: ciri sakaratul maut: napas berat, keringat dingin,
gemetar, penurunan kesadaran tapi masih bisa mendengar
8. 037_Dara: Morfin
● 048_Muhammad Rizky G: morfin adalah obat pereda sakit
● 026_Dede Ayu: Morfin adalah jenis obat alkaloid analgesik yang sangat kuat
obat ini bekerja langsung pada sistem saraf pusat untuk menghilangkan nyeri.
morfin diberikan baik dalam kasus nyeri akut maupun kronis.
● 045_Fatma Azzahra: efek samping dari morfin adalah pengkonsumsi bisa
merasakan mual muntah, mengantuk , berkeringat tanpa henti, serta merasakan
sakit pada otak karena berangsur-angsur menyerang saraf otak.
● 025_Arneta Amelia: morfin adalah jenis obat golongan narkotik, yang biasa
digunakan untuk meredakan rasa sakit atau nyeri dengan skala yang sudah
parah atau kronis. Dan biasanya digunakan untuk pasien pengidap kanker, dan
harus sesuai dengan resep dokter
9. 038_Desira: Kanker Stadium 4
● 010_Kayla: kanker stadium 4 adalah kanker yang sudah menyebar ke aliran
darah, sel dan jaringan yang dapat menyebabkan komplikasi
● 028_Annisa Cesy: Kanker payudara stadium 4, juga disebut kanker payudara
metastatik, dianggap sebagai stadium paling lanjut. Pada tahap ini, kanker
tidak lagi dapat disembuhkan karena telah menyebar ke luar payudara dan
dapat mempengaruhi organ vital, seperti paru-paru atau otak.
● 026_Dede Ayu: merupakan kanker yang telah menyebar ke jaringan atau
organ tubuh yang jauh dari pusat penyebarannya. kanker stadium ini
merupakah kanker tahap terakhir.
10. 045_Fatma: tulang L4 dan L5
● 010_Kayla: tulang yang berada di area tulang belakang lumbal
● 038_Desira: ruas tulang di daerah pinggang atau lumbal bagian ruas ke 4 dan
ke 5
STEP 2: ANALISIS MASALAH
1. 028_Annisa Cesy: Apakah alopecia, nyeri, mual, dan muntah yang dialami Ny.Tini
merupakan gejala dari kanker payudara stadium 4 atau merupakan efek samping dari
terapi yang dilakukan Ny.Tini
2. 055_Raihanny: jika sudah menjalani operasi, mengapa kanker pada Ny. Tini tumbuh
kembali setelah 2 tahun?apakah alopecia timbul merupakan efek dari terapi adjuvant
yang dilakukan Ny. Tini?
3. 037_Dara Suci: Bagaimana menyikapi pasien penyakit terminal yang memiliki
keinginan segera meninggal dunia karena lelah menghadapi penyakitnya?
4. 038_Desira: apakah sistem operasi kikis habis efektif dalam mengatasi penyakit
kanker?
5. 056_Rhisma Listya: Apa saja yang dapat dilakukan suami saat melihat Ny.Tini
sakaratul maut mengingat ny.Tini menolak untuk resusitasi
STEP 3: BRAINSTORMING
1. 028_Annisa Cesy: Apakah alopecia, nyeri, mual, dan muntah yang dialami Ny.Tini
merupakan gejala dari kanker payudara stadium 4 atau merupakan efek samping dari
terapi yang dilakukan Ny.Tini
● 026_Dede Ayu: nyeri, mual, dan muntah yang dialami Ny.Tini merupakan
gejala dari kanker payudara stadium 4 yang bermetastasis terhadap tulang
contohnya seperti; nyeri tajam yang muncul tiba tiba seperti mengindikasikan
patah tulang, nyeri punggung dan leher menunjukan sumsum tulang belakang
yang tertekan, kelelahan mual, dehidrasi dan muntah terjadi karena tingginya
kadar kalsium dalam tulang. untuk alopecia terjadi karena efek dari
kemoterapi
2. 055_Raihanny: jika sudah menjalani operasi, mengapa kanker pada Ny. Tini tumbuh
kembali setelah 2 tahun?apakah alopecia timbul merupakan efek dari terapi adjuvant
yang dilakukan Ny. Tini?
● 025_Arneta Amelia: ia bisa saja terjadi, salah satu faktornya mungkin operasi
atau terapi sebelumnya tidak mengangkat keseluruhan sel atau tumor kanker
nya, atau bisa jadi tidak dapat diangkat karena tumor nya terlalu dekat dengan
pembuluh darah. terapi adjuvant merupakan terapi radiasi, sehingga salah satu
efek sampingnya yaitu mengalami kerontokan rambut.
● 056_Rhisma Listya: kanker yang timbul bisa terjadi karena telah
menyebarnya sel kanker maka dari itu perlu observasi lebih lanjut setelah
operasi pengangkatan kanker selama bbrp tahun kedepan dan
alopecia/kebotakan bisa timbul akibat efek samping dari kemoterapi dan
radiasi
● 028_Annisa Cesy: sel kanker masih memiliki kemungkinan untuk tumbuh
kembali meski sudah menjalani operasi pengangkatan. Bahkan besar
kemungkinan sel kanker dapat bermutasi dan menjadi resisten dengan obat-
obatan.
3. 037_Dara Suci: Bagaimana menyikapi pasien penyakit terminal yang memiliki
keinginan segera meninggal dunia karena lelah menghadapi penyakitnya?
● 010_ Kayla: dekatkan pasien kepada tuhannya, beri dukungan mulai dari kita
sebagai perawat, keluarga, dan juga bertanya apa yang diinginkan
● 053_Nazwa Rafa: Karena Ny. Tini sudah berada pada fase acceptance
terhadap kondisi yang dialaminya, maka sebagai perawat usaha yang perlu
dilakukan pada pasien hingga menjelang ajalnya yaitu menghilangkan atau
mengatasi nyeri dan gejala lain, meningkatkan kualitas hidup, memberikan
dukungan psikososial dan spiritual serta memberikan dukungan kepada
keluarga selama pasien sakit dan masa menjelang ajal.
● 055_Raihanny: mengontrol nyeri yang dirasakan pasien, agar kenyamanan
pasien bisa lebih tercapai, menghargai preferensi keyakinan agama pasien dan
keluarga pasien dan mengkaji aspek spiritual pasien agar tidak terjadi distress
spiritual
4. 038_Desira: apakah sistem operasi kikis habis efektif dalam mengatasi penyakit
kanker?
● 012_Lutfiyah S: Operasi kikis habis pada kanker dapat efektif apabila kanker
berada di area satu titik saja dan tidak terlalu besar ,karena operasi kikis habis
ini memiliki keefektifitasan dalam pengobatan dengan dibarengi kemoterapi
dan radiasi baik sebelum atau sesudah operasi ,tetapi tidak bisa dilakukan
apabila kanker sudah menyebar dan berada lebih dari satu titik serta
berdekatan dengan organ yang paling penting pada tubuh .
5. 056_Rhisma Listya: Apa saja yang dapat dilakukan suami saat melihat Ny.Tini
sakaratul maut mengingat ny.Tini menolak untuk tindakan resusitasi
● 045_Fatma : Apa saja yang dapat dilakukan suami ny. Tini saat melihat ny.
Tini sakaratul maut? Jadi suami ny. Tini dapat melakukan talqin atau
menuntun mengucap kalimat tahlil kepada ny. Tini yang sedang sakaratul
maut dengan menyebut laa ilaha illallah serta bisa juga membantu ny. Tini
untuk menghadap ke kiblat.
● 010_Kayla : dengan mengikuti keinginan ny.tini untuk tidak melakukan
resusitasi dan membacakan talqin
STEP 4: HIPOTESA DAN PETA KONSEP
● HIPOTESA
Ny.tini sudah kemo sebanyak 4 kali dan menjalani operasi. Setelah tindakan
dilakukan ia kembali ke kampung karena terkendala biaya untuk berobat di Jakarta. 2
tahun kemudian kanker yang diderita tumbuh kembali kemungkinan besar hal ini
terjadi karena operasi yang dilakukan sebelumnya belum mengangkat sel kanker
sepenuhnya dan sel kanker tersebut sudah menyebar, kemudian ny.tini kembali ke
Jakarta menjalani kemo sebanyak 9 kali.
Dokter menyatakan kanker ny.tini sudah mencapai stadium 4 dan sudah
metastase ke bagian tulang belakang ny. Tini. Kemudian ny.tini melakukan banyak
tindakan mulai dari operasi kikis habis, terapi adjuvant, kemo dan terapi radiasi
sebanyak 35 kali. 3 bulan kemudian dinyatakan bahwa kankernya sudah metastase ke
usus, periksa kembali metastase sudah sampai tulang L4 dan L5, periksa kembali
sudah sampai paru-paru.
Ny. Tini mulai putus asa dan kita sebagai perawat harus mendekatkan ny.tini
kepada tuhan, beri dukungan serta mewujudkan keinginannya, dia sudah lelah
mengalami alopecia atau rontok rambut, mual, muntah, nyeri dan efek samping
lainnya. Ia selalu mengkonsumsi morfin untuk mengurangi rasa sakitnya, dia ingin
menemui ajal segera mungkin. Setiap malam dia selalu sesak nafas dan harus
menggunakan oksigen. Terlepas dari semua itu keluarga tetap memberi dukungan
kepada ny.tini
Sisa hidupnya divonis hanya 2 tahun lagi dan ny.tini menandatangani formulir
dnr/ penolakan resusitasi dan suami harus mengetahui apa yang harus dilakukan
ketika dia sakaratul maut dengan membacakan talqin atau menuntun ny.tini membaca
2 kalimat syahadat. Kemudian perawat memutuskan untuk discharge planning
intervensi agar ny.tini lebih nyaman dan mencapai ajal secara damai.
● PETA KONSEP
STEP 5: LEARNING OBJECTIVE
1. Kanker payudara stadium 4
● tanda gejala
● penanganan nyeri pasien kanker (pain management)
2. kemoterapi
● jenis-jenis kemoterapi
● cara kerja
● efek samping
3. Peran keluarga mendampingi pasien menjelang ajal menurut ajaran islam
4. Hospice care
● definisi
● Tujuan
● Peran perawat
5. Askep sesuai kasus
STEP 6
1. Kanker payudara stadium 4
● tanda gejala
Tanda dan gejala kanker payudara pada stadium 4 yaitu:
a. Timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan,
makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak
beraturan.
b. Saat benjolan mulai membesar, barulah menimbulkan rasa sakit (nyeri)
saat payudara ditekan karena terbentuk penebalan pada kulit payudara.
c. Bentuk, ukuran, atau berat salah satu payudara berubah kerena terjadi
pembengkakan.
● penanganan nyeri pasien kanker (pain management)
Tata lakasana nyeri dapat dilakukan dengan pemberian analgesik dan
terapi non farmakologi. Mekanisme neurofisiologi akupresur pada titik
LI4 di tangan berperan sebagai analgesik alami yang distumulus melalui
beberapa mekanisme yaitu inhibisi pelepasan serotonin, substance P, dan
opiate endogen yang berperan pada beberapa pathway di sistem saraf
pusat. Inhibisi reseptor serotonin yang bekerja di system saraf pusat
inilah yang berperan sebagai penurun nyeri.
Sebuah studi mengungkapakan bahwa peran peptide opioid
endogen pada sistem saraf pusat dapat ditimbulkan oleh efek analgesik
dari elektro akupunktur. Beberapa jenis neuropeptide dapat dilepaskan
akibat elektro akupunktur (EA) tergantung dari frekuensi yang
digunakan. Berdasar ilmu neurobiologi, mekanisme akupunktur dan
akupresur dalam pengobatan penyakit dimediasi oleh sistem saraf.
Stimulasi penusukan pada akupoint menginisiasi adanya sinyal
akupunktur yang berjalanmelalui serat saraf dan menginervasi jaringan
yang lebih dalam dekat akupoint. Sinyal akupunktur ditransmisikan
menuju sistem saraf pusat, kemudian mengaktifkan dan mengintegrasikan
dengan neuron yang beradapada area korteks, sistemlimbik, batangotak, spinal
cord, kemudian turun dan meregulasi sistem lain (Zhu, 2010).
Penusukan jarum akupunktur menyebabkan adanya impuls yang bergerak
dari satu cabang saraf ke cabang lain yang berdekatan dengan jaringan
non saraf, pembuluh darah, kelenjar keringat dan sel mast yang disebut
reflex akson. Reflek akson tersebut menyebabkan vasodilatasi dan
pelepasan mediator-mediator vascular dan neuroaktif dari sel-selimun.
Adanya pelepasan mediator-mediator vaskuler dan neuroaktif
akibat akupunktur memungkinkan akupunktur mampu mengurangi beberapa
keluhan akibat kanker seperti nyeri, mual dan muntah pasca kemoterapi,
xerostomia, hotflash, kelelahan, kecemasan, depresi dan insomnia
(Johnstone et al., 2002; O’Regan and Filshie, 2010). Pasien kanker
dengan keluhan hotflash akibat ketidakseimbangan hormon juga dapat
mengalami perbaikan setelah akupunktur. Akupunktur merupakan metode
pengobatan yang aman dengan efek samping yang sangat minimal.

2. kemoterapi
● jenis-jenis kemoterapi
Adapun cara kemoterapi yang biasa digunakan pada pasien kanker payudara
yaitu :
a. Kemoterapi induksi primer
Merujuk pada kemoterapi yang diberikan sebagai pengubatan utama
pada pasien dengan kanker stadium lanjut yang belum memiliki terapi
alternatif. Pada Sebagian besar kasus, tujuan dari pengobatan ini
adalah untuk meredakan gejala-gejala yang terkait tumor, memperbaiki
kualitas kehidupan secara keseluruhan, dan menunda perkembangan
tumor.
b. Kemoterapi neoadjuvan
Merujuk pada pemakaian kemoterapi pada pasien yang datang dengan
kanker lokal dan tersedianya terapi lokal alternatif, seperti
pembedahan, tetapi kurang efektif. Saat ini terapi neoadjuvan paling
sering diberikan pada kanker anus, kanker kandung kemih, kanker
payudara, kanker esofagus, kanker laring, kanker paru non-sel kecil
tahap lanjut lokal, dan sarcoma osteogenik. Manfaat klinisnya optimal
jika pemberiannya bersama terapi radiasi baik secara bersamaan atau
berurutan.
c. Kemoterapi adjuvan
Tujuan utama dari kemoterapi adjuvan adalah mengurangi insiden
kekambuhan lokal dan sistemik serta memperbaiki kesintasan
keseluruhan pasien setelah menjalani Tindakan operasi atau radiasi.
d. Kemoterapi kuratif
Kemoterapi kuratif harus menggunakan formula kemoterapi kombinasi
yang terdiri dengan cara kerja obat yang berbeda, efek toksik berbeda
dan masing-masing efektif jika digunakan tersendiri diberikan dengan
banyak siklus untuk setiap obat di dalam formula tersebut dan
diupayakan menggunakan dosis maksimum yang mampu di toleransi
oleh tubuh, masa interval sedapat mungkin di perpendek agar tercapai
pembasmian total sel kanker di dalam tubuh.
e. Kemoterapi paliatif
Hasil dari kemoterapi ini kurang memuaskan, karena hanya dapat
mengurangi gejala dan memperpanjang waktu bertahan hidup.
f. Kemoterapi investigative
Merupakan kemoterapi hasil uji klinis dengan regimen kemoterapi
baru ataupun obat baru yang sedang diteliti. Untuk menemukan obat
atau regimen baru dengan tingkat efektivitas yang tinggi dan toksisitas
yang rendah.
g. Kemoterapi induksi
Kemoterapi yang digunakan sebagai terapi pertama dari beberapa
terapi berikutnya.
h. Kemoterapi kombinasi
Merupakan kemoterapi yang menggunakan 2 atau lebih agen
kemoterapi.
● cara kerja
Kemoterapi untuk kanker payudara biasanya di berikan melalui vena
(IV), baik secara suntikan dan sebagai infus dalam jangka waktu yang lebih
lama.
Pemberian kemoterapi harus memerlukan sistem vena yang lebih
kuat. Ini dikenal sebagai central venous catheters (CVC), central venous
access devices (CVADs) ataupun central lines. Tindakan ini dilakukan untuk
memberikan obat-obatan, produk darah, nutrisi, atau cairan langsung kedalam
darah serta dapat digunakan untuk mengambil darah sebagai pengujian.
Untuk pasien kanker payudara, central line biasanya di tempatkan di
sisi yang berlawanan dengan kanker payudara. Jika seseorang menderita
kanker payudara di kedua payudaranya, central line kemungkinan besar akan
di tempatkan di sisi yang memiliki lebih sedikit kelenjar getah bening atau
yang terkena kanker.
Kemoterapi diberikan dalam siklus, dan di ikuti dengan periode
istirahat untuk memberikan waktu pulih dari efek obat. Setiap siklus
kemoterapi diberikan dengan rentang waktu 2 atau 3 minggu dengan
pemberian 4 sampai 8 siklus. Jadwal bervariasi tergantung dari regimen obat
yang di berikan.
Kemoterapi adjuvan dan neoadjuvan sering di berikan selama total 3
sampai 6 bulan, tergantung pada regimen yang di gunakan. Lama pengobatan
untuk kanker metastatic tergantung pada seberapa baik kerjannya dan efek
samping yang akan di terima.
● efek samping
Antrasiklin adalah obat yang di ekstrak dari Streptomyces spp dan
digunakan untuk mengobati berbagai jenis kanker. Agen ini merupakan salah
satu obat antikanker yang paling efektif dan paling umum untuk di gunakan
hingga saat ini.
Efek Samping Kemoterapi Berbasis Antrasiklin:
a. Alopesia
Alopesia merupakan salah satu konsekuensi yang harus di terima pada
pasien yang menjalani kemoterapi. Dikarenakan obat kemoterapi tidak
dapat membedakan sel sehat dengan sel yang berbahaya (kanker),
sehingga sel-sel folikel rambut akan ikut hancur dan mengakibatkan
kerontokan. Sel-sel dolikel rambut merupakan sel yang membelah
dengan sangat cepat di dalam tubuh sehingga rambut akan segera
tumbuh Kembali pada pasien yang telah selesai menjalani kemoterapi.
b. Mual dan Muntah
Chemotherapy-induced nausea and vomiting (CINV) dikarenakan
adanya rangsangan dari obat kemoterapi dan hasil metabolitnya
terhadap pusat mual dan muntah, yaitu vomiting centre yang terdapat
pada medulla oblongata dan chemoteraphy trigger zone (CTZ) yang
terdapat di area postrema (AP) batas belakang ventrikel ke-4 melalui
serabut saraf aferen. Kemudian rangsangan di respon melalui serabut
saraf eferen pada nervus vagus dan pusat muntah akan memberikan
stimulus reflex otonom dan reflex simpatis yang menyertakan mual
dan muntah, yaitu berupa kontraksi otot abdomen dan diafragma,
Gerakan balik peristaltik di usus, vasokontriksi, takikardia, dan
diaphoresis.
c. Diare
Fungsi utama pada gastrointerstinal track (GIT) adalah mengatur
keseimbangan antara metabolisme, sekresi, asupan oral, dan
penyerapan. Fungsi usus kecil adalah pada pencernaan, fungsi usus
besar adalah penyerapan kembali air melewati proses yang diatur
melibatkan elektrolit dan zat terlarut. Diare adalah efek samping yang
umum terjadi terutapa pada pasien kanker stadium lanjut. Insiden ini
dilaporkan sekitar 50-80% paseien kemoterapi. Konsekuensi yang
tidak terkontrol dapat memberikan dampak baik fisik, psikologis, dan
mengganggu ekonomi, dikarenakan diare dapat menyebabkan
dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, insufisensi ginjal, disfungsi
pada kekebalan tubuh, dan dapat menyebabkan kematian pada kasus
ekstrem.
d. Mukositis
Mukositis atau stomatitis adalah pereadangan pada mukosa mulut dan
merupakan komplikasi utama pada kemoterapi kanker. Tanda dini dari
mukositis adalah ditemukan eritemia dan edema yang dapat
berkembang menyadi ulkus nyeri yang menetap dalam beberapa hari
sampai seminggu atau lebih. Eritematosa mukositis biasanya muncul
pada 7 sampai 10 hari setelah terapi pada kanker dengan dosis tinggi.
Ulkus nyeri menyebabkan kesulitan saat makan ataupun 30 menelan.
Hal ini akan berpengaruh pada kurangnya intake oral sehingga dapat
terjadi dehidrasi dan maltnutrisi.

3. Peran keluarga mendampingi pasien menjelang ajal menurut ajaran islam


Perawatan paliatif bukan hanya tugas tenaga medis akan tetapi keluarga juga
memiliki peran dalam melakukan perawatannya. Keluarga mempunyai peran penting
dalam perawatan paliatif. Keluarga memberikan asuhan pada pasien sejak
terdiagnosis sampai pasien menjelang ajal. Anggota keluarga mempunyai rutinitas
baru dari mulai pemberian obat, membantu aktivitas sehari-hari pasien serta
memberikan dukungan psikologis dan spiritual pasien (Kartika, Wiarsih and
Permatasari, 2015).
Menurut Gomes et al (dalam Aisyah, Febrita, & Hidayat, 2020) menyatakan,
bahwa dampak dari rutinitas baru keluarga salah satunya akan terjadi masalah
spiritual, maka perlu dilakukannya dukungan spiritual baik terhadap pasien maupun
keluarga pasien. Dukungan spiritual tidak hanya praktik keagamaan seperti shalat,
membaca kitab suci dan berdoa. Akan tetapi bisa dalam bentuk menenangkan,
menghibur, mendengarkan, menghormati privasi serta mencari makna dan tujuan
hidup keluarga.
Menurut Utley dan Wachholtz (dalam Hidayanti, Hikmah, Wihartati, &
Handayani, 2016) terdapat hubungan signifikan antara aspek spiritualitas dengan
perkembangan penyakit pasien. Pasien yang memiliki spiritual yang tinggi dapat
memberikan efek positif seperti berkurangnya rasa sakit, munculnya energi positif,
hilangnya psychological distress, hilangnya depresi, kesehatan mental yang baik,
meningkatnya fungsi kognitif dan sosial serta berkurangnya perkembangan gejala
yang dideritanya. Sementara pasien yang mengembangkan respon spiritual yang
negative seperti marah kepada tuhan, mengganggap penyakit sebagai hukuman, dan
mengalami keputusasaan justru mempercepat progressive penyakit.

4. Hospice care
● Definisi
Hospice Care adalah pelayanan perawatan untuk meringankan
penyakit lanjutan atau penyakit terminal dari klien di rumah sakit dan
kemudian melanjutkan pelayanan perawatan di rumah dibawah pengawasan
Medicare. Pelayanan hospice tersebut mempertimbangkan kebutuhan khusus
dari klien dengan penyakit terminal atau yang akan meninggal dunia, sehingga
klien memiliki kesempatan untuk meninggal di rumah sesuai dengan
keinginan mereka dengan dukungan keluarga sepenuhnya.
● Tujuan
a. Membantu klien dan keluarga memelihara kondisi kesehatan dan
kesejahteraan klien
b. Meringankan rasa sakit dan memfasilitasi rasa nyaman klien
c. Mempersiapkan klien dan keluarga untuk menghadapi kondisi penyakit

● Peran perawat
Peran perawat dalam memberikan dukungan psikologi seperti
membantu pasien dalam mengendalikan perasaan negatif dan meningkatkan
perasaan positif selama proses menuju kematian. Pasien juga dibantu untuk
mempertahankan kepuasan terhadap kemampuan dan mempersiapkan diri
menuju kematian. Perawat juga membantu menyelesaikan permasalah sosial
seperti membantu pasien mengucapkan maaf, berpamitan, dan juga
memelihara hubungan baik antara pasien dengan keluarga maupun teman–
temannya (Nurul Izah 2020).
Perawat juga dapat memberikan pemenuhan kebutuhan spiritualitas
kepada pasien dengan memberikan dukungan emosional, membantu dan
mengajarkan doa, memotivasi dan mengingatkan waktu ibadah sholat,
mengajarkan relaksasi dengan berzikir ketika sedang kesakitan, berdiri di
dekat pasien, memberikan sentuhan selama perawatan (Potter & Perry, 2005).
Perawat memberi kesempatan agar keluarga dapat memberikan
dukungan spiritual atau dukungan sosial yang berguna untuk pasien sehingga
pasien dapat merasa nyaman.

5. Askep sesuai kasus

Pengkajian:

1) Biodata

● Nama pasien : Ny. Tini

● Jenis kelamin : Perempuan

2) Riwayat Kesehatan

● Keluhan utama : Kanker di dalam tubuhnya positif tumbuh lagi.

● Riwayat kesehatan masa lalu : Divonis menderita kanker dan sempat


menjalani operasi

3) Pemeriksaan Fisik :-

4) Pemeriksaan Penunjang :-

5) Terapi : Operasi sistem kikis habis, terapi adjuvant,


kemoterapi dan radiasi, pemberian morfin dan oksigen

6) Analisis data :

NO DATA MASALAH ETIOLOGI DIAGNOSIS


KEPERAWATAN
 Kerusakan
1. DO: Nyeri Kronis sistem saraf Nyeri kronis b.d
 Gangguan kerusakan sistem
 Ny. T fungsi saraf, gangguan
divonis metabolik fungsi metabolik,
menderita  Kondisi kondisi pasca
kanker, lalu pasca trauma trauma d.d
2 tahun mengeluh nyeri,
kemudian tampak meringis,
divonis dan tidak mampu
mengidap menuntaskan
kanker aktivitas.
stadium 4
 Alopecia
 Mual dan
muntah
 Nyeri amat
sangat efek
terapi

DS: -

 Program
2. DO: Ketidakberdayaan perawatan/ Ketidakberdayaan
(D.0092) pengobatan b.d Program
 Secara yang perawatan/
psikologis kompleks pengobatan yang
Ny. Tini atau jangka kompleks atau
merasa panjang jangka panjang,
terguncang  Interaksi Interaksi
interpersonal interpersonal tidak
DS: tidak memuaskan d.d
memuaskan Menyatakan frustasi
 lelah dari atau tidak mampu
mengalami melaksanakan
alopecia, aktivitas
mual dan sebelumnya, Merasa
muntah, tertekan (depresi)
nyeri yang
amat sangat
semua efek
samping
yang
dirasakan
 menangis
berhari-hari
dan terus
terbaring
lemah.
 Rasanya
ingin ia
menemui
ajal
secepatnya.

 Stres jangka
3. DO: Keputusasaan panjang Keputusasaan b.d
(D.0088)  Penurunan stres jangka panjang,
 Dokter kondisi penurunan kondisi
menganjurkan fisiologis fisiologis, dan
untuk dilakukan  Pembatasan pembatasan aktivitas
perawatan di aktivitas jangka jangka panjang d.d
rumah. panjang mengungkapkan
 Perawat keputusasaan,
merumuskan
discharge
planning
intervensi
keperawatan

DS:

 Ia hanya
berpesan pada
suaminya jika
dia menghadapi
sakaratul maut,
suaminya tahu
apa yang harus
dilakukan.
 Ny. Tini
menangis
berhari-hari
 Ny. Tini merasa
ingin ia
menemui ajal
secepatnya.
 Ny. Tini merasa
terguncang

4. DO: Pasien Berduka (D.0811) Antisipasi Berduka b.d


didiagnosa tidak Kehilangan antisipasi kehilangan
lama lagi untuk d.d merasa sedih,
bertahan. merasa tidak ada
harapan dan pola
DS: nangis
berhari-hari tidur berubah

Kondisi Klinis:
Penyakit terminal

Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri kronis b.d kerusakan sistem saraf, gangguan fungsi metabolik, kondisi pasca
trauma d.d mengeluh nyeri, tampak meringis, dan tidak mampu menuntaskan aktivitas.
(D. 0078)
2. Ketidakberdayaan b.d Program perawatan / pengobatan yang kompleks atau jangka
panjang, Interaksi interpersonal tidak memuaskan d.d Menyatakan frustasi atau tidak
mampu melaksanakan aktivitas sebelumnya, Merasa tertekan (depresi). (D.0092)
3. Keputusasaan b.d stres jangka panjang, penurunan kondisi fisiologis, dan pembatasan
aktivitas jangka panjang d.d mengungkapkan keputusasaan (D.0088)
4. Berduka b.d antisipasi kehilangan d.d merasa sedih, merasa tidak ada harapan dan pola
tidur berubah (D. 0811)
Intervensi Keperawatan

NO SDKI SLKI SIKI


1. Nyeri kronis b.d Luaran Utama: Intervensi Utama:
kerusakan sistem saraf,
gangguan fungsi Tingkat Nyeri (L. Manajemen Nyeri (I. 03136)
metabolik, kondisi pasca 08066)
trauma d.d mengeluh Observasi
nyeri, tampak meringis, Setelah dilakukan
dan tidak mampu intervensi keperawatan  Identifikasi lokasi,
menuntaskan aktivitas. selama …x24 jam, maka karakteristik, durasi,
(D.0078) tingkat nyeri menurun, frekuensi, kualitas,
dengan kriteria hasil: intensitas nyeri
 Identifikasi skala nyeri
 Kemampuan  Identifikasi faktor
menuntaskan memperberat dan
aktivitas memperingan nyeri
meningkat  Identifikasi pengaruh
 Keluhan nyeri nyeri pada kualitas hidup
menurun  Monitor keberhasilan
 Kesulitan tidur terapi komplementer yang
meningkat sudah diberikan
 Muntah menurun  Monitor efek samping
 Mual menurun penggunaan analgetik
 Pola tidur
membaik Terapeutik

Luaran Tambahan:  Berikan teknik


nonfarmakologi untuk
Status Kenyamanan mengurangi rasa nyeri
(L. 08064)  Fasilitasi istirahat dan
tidur
Setelah dilakukan  Pertimbangkan jenis dan
intervensi keperawatan sumber nyeri dalam
selama 1x24 jam, maka pemilihan strategi
status kenyamanan meredakan nyeri
meningkat, dengan
kriteria hasil: Edukasi

 Kesejahteraan  Jelaskan strategi


fisik meningkat meredakan nyeri
 Kesejahteraan  Anjurkan menggunakan
psikologis analgetik secara tepat
meningkat  Ajarkan teknik non
 Dukungan sosial farmakologis untuk
dari keluarga mengurangi rasa nyeri
meningkat
 Keluhan tidak Kolaborasi
nyaman menurun
 Menangis  Kolaborasi pemberian
menurun analgetik

Intervensi Tambahan:

Edukasi Kemoterapi (I.


2 Ketidakberdayaan b.d Luaran Utama: Intervensi Utama:
Program perawatan /
pengobatan yang Keberdayaan (L.  Promosi Harapan (I.
kompleks atau jangka 09071) 09307)
panjang, Interaksi
interpersonal tidak Setelah dilakukan Observasi
memuaskan d.d intervensi keperawatan
Menyatakan frustasi atau selama …x24 jam, maka  Identifikasi harapan
tidak mampu keberdayaan Meningkat pasien dan keluarga
melaksanakan aktivitas dengan kriteria hasil: dalam pencapaian
sebelumnya, Merasa hidup
 Verbalisasi
tertekan (depresi)
(D.0092) mampu Terapeutik
melaksanakan
aktivitas  Sadarkan bahwa
Meningkat kondisi yang dialami
 Verbalisasi memiliki nilai
keyakinan penting
tentang kinerja  Pandu mengingat
peran Meningkat Kembali kenangan
 Berpartisipasi yang menyenangkan
dalam perawatan  Libatkan pasien secara
 Perasaan tertekan aktif dalam
(depresi) perawatan
Menurun  Kembangkan rencana
perawatan yang
Luaran Tambahan: melibatkan tingkat
pencapaian tujuan
Tingkat Keletihan (L. sederhana sampai
05046) dengan kompleks
 Berikan kesempatan
Setelah dilakukan kepada pasien dan
intervensi keperawatan keluarga terlibat
selama 1x24 jam, maka dengan dukungan
Tingkat Keletihan kelompok
menurun, dengan kriteria  Ciptakan lingkungan
hasil: yang memudahkan
mempraktikkan
 Verbalisasi
kebutuhan spiritual
pemulihan energi
Tenaga Edukasi
Meningkat
 Kemampuan  Anjurkan
melakukan mengungkapkan
aktivitas rutin perasaan terhadap
Meningkat kondisi dengan
 Motivasi realistis
Meningkat  Anjurkan
 Keluhan lelah mempertahankan
Menurun hubungan (mis:
 Lesu Menurun menyebutkan nama
 Gelisah Menurun orang yang dicintai)
 Anjurkan
mempertahankan
hubungan terapeutik
dengan orang lain
 Latih menyusun tujuan
yang sesuai dengan
harapan
 Latih cara
mengembangkan
spiritual diri
 Latih cara mengenang
dan menikmati masa
lalu (mis: prestasi,
pengalaman
 Promosi Koping
(I.09312)

Observasi

 Identifikasi kegiatan
jangka pendek dan
panjang sesuai
tujuan
 Identifikasi
kemampuan yang
dimiliki
 Identifikasi sumber
daya yang tersedia
untuk memenuhi
tujuan
 Identifikasi proses
pemahaman
penyakit
 Identifikasi dampak
situasi terhadap
peran dan hubungan
 Metode penyelesaian
masalah
 Identifikasi kebutuhan
dan keinginan
terhadap dukungan
sosial

Terapeutik

 Diskusikan perubahan
peran yang dialami
 Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
 Diskusikan alasan
menyalahkan diri
sendiri
 Diskusikan untuk
mengklarifikasi
pemahaman dan
menilai perilaku itu
sendiri
 Diskusikan
konsekuensi tidak
menggunakan rasa
bersalah dan rasa
malu
 Diskusikan risiko yang
menimbulkan
bahaya pada diri
sendiri
 Fasilitas dalam
memperoleh
informasi yang
dibutuhkan
 Berikan pilihan yang
realistis mengenai
aspek-aspek tertentu
dalam perawatan
 Motivasi untuk
menentukan harapan
yang realistis
 Tinjau Kembali
kemampuan dalam
pengambilan
keputusan
 Hindari mengambil
keputusan saat
pasien berada di
bawah tekanan
 Motivasi terlibat dalam
kegiatan sosial
 Motivasi
mengidentifikasi
sistem pendukung
yang tersedia
 Damping saat
surehatch (mis:
penyakit kronis,
kecacatan)
 Perkenalkan dengan
orang atau
kelompok yang
berhasil mengalami
pengalaman yang
sama
 Dukung penggunaan
mekanisme
pertahanan yang
tepat
 Kurangi rangsangan
lingkungan yang
mengancam

Edukasi

 Anjurkan menjalin
hubungan yang
memiliki
kepentingan dan
tujuan yang sama
 Anjurkan penggunaan
sumber spiritual,
jika perlu
 Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan
persepsi
 Anjurkan keluarga
terlibat
 Anjurkan membuat
tujuan yang lebih
spesifik
 Ajarkan cara
memecahkan
masalah secara
konstruktif
 Latih penggunaan
Teknik relaksasi
 Skill sosial Latih,
sesuai kebutuhan
 Melatih
mengembangkan
penilaian objektif
3 Keputusasaan b.d stres Luaran Utama: Intervensi Utama:
jangka panjang,
penurunan kondisi Harapan (L. 09068) Dukungan Emosional
fisiologis, dan (I.09256)
pembatasan aktivitas Setelah dilakukan
jangka panjang d.d intervensi keperawatan Observasi
mengungkapkan selama 1x24 jam, maka  identifikasi fungsi marah,
keputusasaan (D.0088) status harapan frustasi, dan amuk bagi
meningkat, dengan pasien
kriteria hasil:  identifikasi hal yang telah
memicu emosi
 Keterlibatan
dalam aktivitas Terapeutik
perawatan  fasilitasi mengungkapkan
meningkat perasaan cemas, marah,
 Verbalisasi atau sedih
keputusasaan  buat pernyataan suportif
menurun atau empati selama fase
 Perilaku pasif berduka
menurun  lakukan sentuhan untuk
memberikan dukungan
Luaran Tambahan: (mis. merangkul,
menepuk-nepuk)
Ketahanan Personal  kurangi tuntutan berpikir
(L. 09073) saat sakit atau lelah
Setelah dilakukan Edukasi
intervensi keperawatan  jelaskan konsekuensi tidak
selama 1x24 jam, maka menghadapi rasa bersalah
status ketahanan dan malu
personal meningkat,  anjurkan mengungkapkan
dengan kriteria hasil: perasaan yang dialami
(mis. ansietas, marah,
 Verbalisasi
sedih)
harapan yang  anjurkan mengungkapkan
positif meningkat pengalaman emosional
 Menggunakan
sebelumnya dan pola
strategi koping respons yang biasa
yang efektif digunakan
 Verbalisasi
 ajarkan penggunaan
perasaan mekanisme pertahanan
meningkat yang tepat
 Menunjukkan
harga diri positif Kolaborasi
meningkat  rujuk untuk konseling,
 Mengambil jika perlu
tanggung jawab
meningkat Promosi Harapan (I.09307)
 Mencari
dukungan Observasi
emosional  identifikasi harapan
4 Berduka b.d antisipasi Luaran Utama: Intervensi Utama:
kehilangan d.d merasa
sedih, merasa tidak ada Tingkat Berduka Dukungan Proses Berduka
harapan dan pola tidur (09094) (I.09274)
berubah (D.0811)
Setelah dilakukan Observasi:
intervensi keperawatan
selama …x24 jam, maka  Identifikasi proses
diharapkan tingkat berduka yang dialami
berduka membaik,  Identifikasi reaksi awal
dengan kriteria hasil: terhadap kehilangan

 Verbalisasi perasaan Terapeutik:


sedih menurun
 Menangis menurun  Tunjukkan sikap
 Pola tidur menerima dan empati
konsentrasi  Motivasi untuk
membaik menguatkan dukungan
keluarga keluarga atau
Luaran Tambahan: orang terdekat
 Fasilitasi
Resolusi Berduka mengekspresikan
(09085) perassaan dengan cara
yang nyaman
Setelah dilakukan  Diskusikan strategi
intervensi keperawatan koping yang dapat
selama …x24 jam, maka digunakan
diharapkan Resolusi
berduka membaik Edukasi:
dengan kriteria hasil:
 Anjurkan
 Menangis menurun mengidentifikasi
 Pola tidur membaik ketakutan terbesar
pada kehilangan
 Anjurkan
mengekspresikan
perasaan tentang
kehilangan
 Ajarkan melewati
proses berdukas secara
bertahap

Intervensi Tambahan:

Dukungan Keluarga
Merencanakan Perawatan
(I.13477):

Observasi:
 Identifikasi kebutuhan
dan harapan keluarga
tentang kesehatan
 Identifikasi tindakan
yang dapat dilakukan
keluarga

Terapeutik:

 Motivasi
pengembangan sikap
dan emosi yang
mendukung upaya
kesehatan
 Ciptakan perubahan
lingkungan rumah
secara optimal

Edukasi:

 Informasikan fasilitas
kesehatan yang ada
dilingkungan keluarga
 Ajarkan cara
perawatan yang bisa
dilakukan keluarga

Dukungan Keyakinan
(I.09259)

Observasi:

 Identifikasi keyakinan,
masalah, dan tujuan
perawatan
 Identifikasi
kesembuhan jangka
panjang sesuai kondisi
pasien
 Monitor kesehatan
fisik dan mental pasien

Terapeutik:

 Berikan harapan yang


realistis sesuai
prognosis
 Fasilitasi pertemuan
antara keluarga dan
tim kesehatan untuk
membuat keputusan
 Fasilitasi memberikan
makna terhadap
kondisi kesehatan

Edukasi:

 Jelaskan bahaya atau


risiko yang terjadi
akibat keyakinan
negatif
 Jelaskan alternatif
yang berdampak
positif untuk
memenuhi keyakinan
dan perawatan
 Berikan penjelasan
yang relevan dan
mudah dipahami

PETA KONSEP MANDIRI


DAFTAR PUSTAKA
Fatma, E. P. L., Choiriyah, M., & Hidayah, R. (2018). Efektifitas akupresur terhadap
penurunan mual muntah akibat kemoterapi dan nyeri pada pasien kanker payudara.
https://jurnal.stikespantiwaluya.ac.id/index.php/JPW/article/view/64.
Hutugalung, S. S. L. (2023). Gambaran Efek Samping Kemoterapi Berbasis Antrasiklin Pada
Pasien Kanker Payudara Di Rumah Sakit Murni Teguh Medan 2022.
.http://repository.uhn.ac.id/handle/123456789/8349.
Nuraenah, N., Dewi, I. P., & Aisyah, P. S. (2020). Kompetensi Family Caregiver Dalam
Merawat Anggota Keluarga Dengan Perawatan Paliatif. Prosiding UMY Grace, 1(1),
367-374. http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?
article=2494985&val=23800&title=KoKompeten%20Family%20Caregiver%20Dalam
%20Merawat%20Anggota%20Keluarga%20DDenga%20Perawatan%20Paliatif.
Kritis, P. P. (2021). Literatur Review: Perawatan Menjelang Ajal.
https://repository.unmul.ac.id/bitstream/handle/123456789/22990/LITERATUR
%20REVIER%20PERAWATAN%20MENJELANG%20AJAL.pdf?sequence=1.
Bukit, E. K. (2015). Perawatan kesehatan di rumah (home health care).
https://dupakdosen.usu.ac.id/handle/123456789/3585.

Anda mungkin juga menyukai