NIM : 4401022030
1. Landasan psikologis
2. Landasan sosiologis
3. Landasan historis
Pengembangan kurikulum tidak dapat lepas dari berbagai aspek yang mempengaruhinya,
seperti cara berpikir, sistem nilai yaitu moral, keagamaan, politik, budaya, dan sosial,
proses pengembangan, kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat maupun arah
program pendidikan. Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan penyusunan
kurikulum oleh pengembang kurikulum dan kegiatan yang dilakukan agar kurikulum yang
dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan
pendidikan secara nasional.
Pengembangan kurikulum hendaknya memperhatikan kebutuhan masyarakat dan potensi
perkembangan masyarakat. Tyler (1946), Taba (1963), Tanner dan
Tanner (1984) menyatakan bahwa tuntutan masyarakat adalah salah satu dasar dalam
pengembangan kurikulum. Calhoun, Light, dan Keller (1997) memaparkan tujuan
fungsi sosial pendidikan, yaitu: 1) Mengajar keterampilan; 2) Mentransmisikan budaya;
3) Mendorong adaptasi lingkungan; 4) Membentuk kedisiplinan; 5) Mendorong bekerja
berkelompok; 6) Meningkatkan perilaku etik, dan; 7) Memilih bakat dan memberi
penghargaan prestasi.
1. LANDASAN PSIKOLOGIS
Landasan psikologis dalam pengembangan kurikulum ialah suatu landasan dalam
proses pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada
umumnya serta gejala yang berkaitan dengan aspek kurikulum pribadi manusia serta
tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi anak didik.
Implikasi bagi semua elemen diatas yaitu ketika mau megadakan pengembangan
kurikulum pembuat kebijakan harus memahami peserta didik, harus sesuai dengan
karakteristik peserta didik, baik penyesuaian dari segi kemampuan yang harus dicapai,
materi atau bahan yang harus disampaikan, proses penyampaian atau pembelajarannya,
dan penyesuaian dari segi evaluasi pembelajaran. Sedangkan tenaga pendidik
menempatkan dirinya terhadap perkembangan dengan memberikan metode atau cara
pengajaran yang sesuai dengan tahap atau fase perkembangan individu yang akan di
didiknya.
Contoh implikasinya
Ketika seorang guru mengajar TK maka Strategi dan metode belajar mengajar yang
digunakan harus berbeda dengan ketika mengajar anak SMA, biasanya strategi dan
metode untuk anak TK yaitu belajar sambil bermain. Sedangkan metode untuk anak
SMA lebih ke arah praktik ilmiah, pengaitan materi, dan studi kasus.
2. LANDASAN SOSIOLOGIS
Landasan sosiologis dalam pengembangan kurikulum adalah asumsi-asumsi yang
berasal dari sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum.
Implikasi dari penerapannya bagi pembuat kebijakan pendidikan yaitu ketika membuat
kurikulumyang memuat program pendidikan yang dapat menjawab tantangan dan
tuntutan masyarakat. Untuk dapat menjawab tuntutan tersebut bukan hanya pemenuhan
dari segi isi kurikulumnya saja, melainkan juga dari segi pendekatan dan strategi
pelaksanaannya. Sedangkan guru sebagai pembina dan pelaksana kurikulum dituntut
lebih peka mengantisipasi perkembangan masyarakat, agar apa yang diberikan kepada
siswa relevan dan berguna bagi kehidupan siswa di masyarakat.
Contoh implikasinya
Memasukan muatan lokal dalam kurikulum untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah itu sendiri. Dalam kata lain menjadikan
potensi ataupun kultur budaya daerah sebagai sumber belajar.
3. LANDASAN HISTORIS