Anda di halaman 1dari 2

Publik Kepulauan Riau Terpukau oleh Festival Tutur Melayu

Jambi - Perhelatan Festival Tradisi Tutur Revitalisasi Budaya Melayu di kota


Tanjungpinang, 23-27 Mei, mendapat apresiasi positif dari ribuan warga Kepulauan Riau.
Pada festival tersebut, tiga macam tradisi tutur khas Jambi digarap secara tradisional-
kontemporer dan adaptif dengan kontur zaman.

"Alhamdulillah dua kali pergelaran kita tampil di panggung berbeda pada Festival Tradisi
Tutur ajang Revitalisasi Budaya Melayu (RBM) III di Tanjungpinang, Kepri, kita
mendapat sambutan luar biasa dari publik setempat dan para tamu undangan dari luar
daerah bahkan luar negeri," kata pimpinan rombongan dan penata artistik pertunjukan
tradisi tutur Jambi, Zulbahri di Jambi, Senin.

Dia mengatakan, dalam perhelatan yang bertema "Alam Melayu; dari Ingatan ke
Kenyataan" tim Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) Jambi yang pertunjukannya dipercayakan
kepada sanggar tradisi Mindulahin pimpinan Azhar MJ, menampilkan pertunjukan
gabungan tiga dari 14 macam tradisi tutur Jambi yakni, Nandung Jolo dari Muarojambi,
Keba dari Kerinci dan Krinok dari Bungo.

"Padahal selain Jambi juga tampil pula utusan dari Malaka, Kelantan dan Trengganu
Malaysia, Patani Thailand, Guangzu China, NTB, Sulawesi Tenggara, Riau dan utusan
dari kabupaten-kabupaten di Kepri. Kesemua tampil di empat panggung berbeda secara
bergiliran selama empat malam, dua kali penampilan Jambi selalu mendaat respon positif
dari publik dan pengurus ATL serta para ahli budaya selaku pemakalah pada kongres
ATL," ujar Zulbahri.

Pada pertunjukan tersebut, tambah dia, ketiga tradisi tutur Jambi ditampilkan dalam dua
bentuk garapan yakni dalam bentuk garapan tradisional yang dibawakan oleh tiga penutur
yang merupakan tiga calon maestro tutur yang diajukan Asosiasi Tradisi Lisan (ATL)
Jambi yakni Alfian (Nandung Jolo), Azhar Mj (Keba) dan Junai (Krinok).

Selain pertunjukan yang ditampilkan sebagaimana wujud aslinya itu, tim kesenian ATL
Jambi pun menampilkan pertunjukan yangmerupakan hasil olahan dari berbagai seni
tradisi tutur Jambi seperti Sinjang, Keba, Krinok, Nandung Jolo, Iwa, Mantau, Mantra
dan Seloko.

"Kketua Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) pusat, Dr Pudentia, bersama jajarannya beserta
para tokoh tradisi tutur Tanah Air dan dari beberapa negara seperti dari Leiden Belanda,
Prancis, Singapura, Malaysia, dan lainnya selalu hadir menonton sampai tuntas
pertunjukan berdurasi dua jam dari Jambi ini," ungkap Zulbahri.

Bahkan, tambah dia, Dr Pudentia sendiri mengapresiasi positif pertunjukan tradisi tutur
Jambi yang menurut dia khas dan unik.
Ia mengharapkan agar acara ini dilestarikan dan dikembangkan dengan salah satu
strateginya adalah dengan memperbanyak kesempatan ditampilkan kepada publik luas
pada berbagai acara yang diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun swasta, dalam
maupun luar negeri.

Sementara Sekjen ATL Jambi, Nukman mengungkapkan, karena besarnya minat publik
di Tanah Air akan keberadaan tradisi tutur Jambi maka pada pergelaran Festival dan
kongres ATL selanjutnya di Manado, Sulawesi Utara 2014 Jambi kembali secara khusus
akan mengirimkan utusan tim keseniannya guna menampilkan berbagai tradisi tutur yang
dimiliki.

Sumber: http://rimanews.com

Anda mungkin juga menyukai