1. Aspek Produksi (Supply)
Contohnya menelaah biaya dari berbagai input program kesehatan, seperti sarana gedung,
alat kesehatan, dan tenaga kesehatan. Analisis pembiayaan dari berbagai alternatif program
yang dapat memberikan gambaran tentang Cost Efficiency, Cost Efectiveness, dan Cost
Utilization. Menelaah aspek pembiayaan secara keseluruhan, seperti sumber pembiayaan
kesehatan dari pemerintah, swasta, out of pocket, berapa besarnya, kecenderungannya dan
sistem mobilisasi pembiayaan kesehatan (asuransi, grant, pajak, dll).
2. Aspek Konsumsi (Demand)
Menelaah pola penggunaan pelayanan kesehatan dan diferensiasinya menurut fasilitas, strata
pendidikan, kelompok umur, pekerjaan. Bagaimana pengaruh tarif, subsidi, asuransi,
pendapatan terhadap pola konsumsi pelayanan kesehatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekonomi adalah ilmu untuk membuat pilihan. Sumber daya di alam terbatas, sedang
keinginan (wants) manusia tidak terbatas. Demikian juga jumlah dokter, perawat, obat-
obatan, tempat tidur untuk perawatan inap meningkat. Karena itu sumber daya kesehatan
harus digunakan dengan efisien dan berkeadilan (equitable), (Murti, 2011).
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan menurut Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa pengertian kesehatan adalah
sebagai “suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan
penyakit atau kelemahan”.
Pelayanan kesehatan berbeda dengan barang dan pelayanan ekonomi lainnya.
Pelayanan kesehatan atau pelayanan medis sangat heterogen, terdiri atas banyak sekali barang
dan pelayanan yang bertujuan memelihara, memperbaiki, memulihkan kesehatan fisik dan
jiwa seseorang. Karena sifat yang sangat heterogen, pelayanan kesehatan sulit diukur secara
kuantitatif.
Langkah-langkah yang harus dilalui dalam evaluasi ekonomi dalam pelayanan
kesehatan adalah:
Identifikasi berbagai biaya dan berbagai konsekuensinya sehingga tidak menimbulkan
kesalahan dalam memperhitungkan kebutuhan kesehatan masyarakat.
Perhitungan biaya dan konsekuensi tersebut. Hal ini berkaitan dengan dampak terhadap
status kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pendekatan yang biasa dipakai
adalah penggunaan indikator kesehatan secara umum, yaitu tahun penyesuian hidup
berkualitas dan hari kehilangan hidup dalam keadaan sehat yang sesuai dengan iuran mereka.
Penilaian dan pengukuran biaya tersebut serta konsekuensinya dengan konsep opportunity
cost dan teknik shadow pricing.
Penyesuaian biaya dan konsekuensi untuk waktu yang berbeda, misalnya program
pencegahan yang memiliki dampak yang lama, hasilnya tidak dapat dilihat langsung seperti
program pengobatan penyakit. Untuk itu dilakukan metode discounting dengan asumsi bahwa
orang lebih menyukai manfaat yang cepat diperoleh dari pada yang lama.