ARTIKEL
DAMPAK BENCANA TSUNAMI TERHADAP
HIGIENE SANITASi MAKANAN DAN AIR
DI BARAK PENGUNGSIAN NANGGROE ACEH
DARUSSALAM
Noer Endah Pracoyo*
Abstrak
Keracunan makanan dapat disebabkan oleh kuman pathogen yang mencemari air, makanaan,
peralatan makanan/masak, lingkungan Tempat Pengolahan Makanan, pemilinan bahen, serta cara
penyajian yang tidak higienis. Bencana Tsunami yang pernah terjadi pada tangal 26 Desember 2004
‘menimbulkan berbagai macam masalah antara lain perumahan dan lingkungan. Sampai saat masalah
higiene dan sanitasi lingkungan belum tertata dengan baik, air yang digunakan untuk keperluan sehari
hari belum memenuhi syaral kesehatan. Pernah dilaporkan Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan
‘makanan di derah Tanah Pasir yang menyebabkan 274 penderita mengalami keracunan makanan.
Jumiah penderita yang dirawat sebanyak 38 orang dengan tanda tanda pusing, dan muntah. Dari hasil
enelitian dampak tsunami terhadap higiene dan sanitasi Tempat Pengolahan Makanan di beberapa
Barak pengungsi Nanggroe Aceh Darussalam antara lain, 166 spesimen diperiksa ternyata 35,5%
ferkontaminasi kuman pathogen. Perilaku penjamah 55,1% belum melakukan higiene sanitasi dengan
benat, kemungkinan disebabkan kondisi rumah/empat tinggal (barak ) masih dalam keadaan darurat.
kondisi barak satu dengan barat lain hanya dibatasi oleh dinding, 5-12 keluarga menggunakan dapur
bersama-sama, sehingga kemungkinan terjadi pertukaran/pinjam meminjam alat masak Hasil
penelitian dapat digunatan sebagai acuan ke program untuk menyusun persyaratan hygiene sanitasi
‘makanan dan mimuman di barak pengungsian pasca bencana Tsunami NAD.
Kata kunci: barak pengungsian, penjamah makanam, higiene dan sanitast
Pendahuluan Jeboratorium, penyebab keracunan makanan
encana Tsunami yang pernah terjadi pada tersebut adalah kuman Staphylococcus aureus dan
tangal 26 Desember 2004 masih keracunan zat ldmia nitrit Hal ini penting untuk
menyisakan duka yang mendalam di ditelusuri dengan suatu upaya penelitian untuk
daerah Nangro Aceh Darusalam (NAD).Masalah
perumahan dan Lingkungan hingga saat ini masih
belum tertata dengan baik, terutama masalah
higiene dan sanitasi air yang digunakan untuk
eperluan sehari hari
Pemah dilaporkan Kejadian Luar Biasa
(KLB), kasus keracunan makanan diderah Tanah
Pasir yang menyebabkan 274 penderita
‘mengalami keracunan makanan, Jumlab penderita
yang dirawat sebanyak 38 orang dengan (anda
tanda pusing, dan muntah, Dari hasil pemeriksan
* Pusat Penelitian Biornedis dan Farmasi
mengetahui seberapa besar tingkat pencemaran
makanan dan minuman yang ada di daerah
pengungsian NAD.
Di samping itu perlu juga penelusuran
apakeh ada pencemaran makanan dan minuman
yang dikonsumsi oleh masyarakat terutama
makanan yang diperolch dari Tempat Pengolahan
Makanan di barak pengungsian NAD, apakah
masih banyak yang belum memenuhi syarat
keschatan
Media Lithang Kesehatan Volume XVII! Nomor 3 Tahun 2008
131Tesjadinya keracunan dapat disebabkan
oleh tercemamya sir yang digunakan untuk
‘mengolah ataupun mencuci bahan dan peralatan
makanan/masak atau oleh faktor tain, seperti
sarana dan prasarana tempat pengolahan makanan,
pemilihan bahan, serta cara penyajian yang tidak
higienis
Jika hal tersebut masih belum diperhatikan
oleh para pengelola/penjamab makanan, maka
tidak menutup kemungkinan akan banyak terjadi
Keracunar/penyakit menular yang diakibatkan
olch makanan dau minuman
‘Untuk mengetabui tingkat pencemaran
‘makanan dan miruman yang diolah oleh para
pengungsi di barak pengungsian di daerah NAD,
pera suatu penelition higiene dan sanitasi
makanan, minuman, peraletan, kebersihan dan
Kesehatan part penjamah makanan di tempat
pengelolaan makanan di dacerah penelitian pasca
‘bencana Tsunami NAD.
Tyjuan penelitian untuk menilai kemampu-
an dan pengetahuan penjamah makaenan tethadap
higiene dan saniatsi dalam mengolah makanan,
minuman, sanitasi dan kesehatan lingkungan di
Tempat Pengolahan Makanan barak pengungsian
deerah NAD pasca bencana Tsunami
Mengidentifikasi kuman penyebab kerusakan/
eracunan pada makanan, sumber air, tangan
penjamah makanan
Hasil penelitian dapat digunaken sebagai
acvan ke program dalam rangka penyusunan
persyaratan higiene sanitasi makanan dan
minuman di barak pengungsian pasca bencana
Tsunami NAD. Untuk Program Penyuluhan,
Pencegehan penyakivkeracunan yang diakibetken
oleh makanan dan minuman di barak pengungsian
pasca bencana Tsunami NAD.
Bahan dan Cara Kerja
Desain penelitian adalah potong lintang,
jenis penelitian, lepangan dan laboratorium
penelitian dilakuken pada bulan Sep- Des 2006
Penelitian dilakukan di barak pengungsian
di Kabupaten Aceh Besar dan Keb Pidie.
Pengambilan sampel di Kabupaten tesebut
disebabkan jumlah pengungsi yang terbanyak di
dua Kabupaten dan Jarak pengambilan sampel
dengan laboratorium pemeriksaan_diperkirakan
kurang dari 4 jam perjalanan Hal ini dilakukan
‘untuk mengantisipasi pertumbuban kuman adalah
6 jam setelah diolah
Jumlah barak pengusian yang memenuhi
syarat sebagai sampel berjumlah 49 barak ? Syarat
barak pengungsian yang dapat diambil sebagai
sampel adalah 80% barak masih berpenghuri,
mempunyai fasilitas air bersih, punyai fasilitas
untuk Mandi Cuci dan Kakus (MCK) ada dapur;
ada peralatan untuk masak dan ada kegiatan
mengolah makanan/minuman dibarak tersebut
‘Setiap barak pengungsian terdiri dari 10 -12
kamar, dan setiap kamar dihuni oleh satu
Keluarga. Setiap keluarga rata-rata berjumlah satu
sampai lima orang. Setiap barak diambil satu
keluarga untuk menjadi sampel penelitian, dan
akan diambil spesimen berupa nasi dan lauk
pauknya, air minum, atau air yang sudah dimasak,
usap peralatan dan usap tangan penjamah,
Makanan yang digunaken untuk spesimen
dalam penelitian adalah makanan dan minuman
yang diolab di Tempat barak pengungsian yaitu
‘nasi dan lauk pauknya.
‘Spesimen minuman adalah berupa air putih
yang sudah dimasak atau minuman lain yang
@iolah di barak pengungsian. Peralatan masak
ustuk mengolah makanan atan minuman
Cara pemilihan sampel diambil secara acak
sederhana
Cara Kerja
Setiap spesimen yang berupa makanan,
minuman, usap alat, usap tangan penjamah
makanan/minuman diambil secara aseptis/steril
dengan menggunakan peralatan yang sudah
disterifkan.
Sampel berupa makanan diambil kurang
lebih 100 gram, kermudian ditempatkan ke dalam
botol steril dimasukkan ke dalam cool box dan
sampel berupa minuman diambil sebanysk 200m)
dimasukkan ke dalam botol steril, kemudian
imasukkan ke dalam coo! box, sarupel usop alat
dilakukan secara steril dengan menggunakan lidi
kapas steril yang sudah dimasulken kedalam
Phosphat buffer salin (PBS) pH 7.6, kemudian
diusapkan esoluruh permukean alatsecara
merata, kemudian dimasukkan ke dalam tabung
PBS ditutup rapat dimasukkan ke dalam cool box,
demikian juga sampel usap tangan penjamah
iusap dengen menggunakan lidi kapas steril yang
sudab dicelupkan ke dalam PBS, kermudsian
seluruh permukaan tangan dan punggung tangan
diusap dengan lidi kapas tersebut, kemudian lidi
kapas tersebut dimasukkan Kembali ke dalam
botol yang berisi PBS, tutup botol rapat-rapat dan
dimasukkan kedelam coo! bor untuk dikirim ke
Jaboratorium.
152
Media Litbang Kesehatan Volume XVIII Nomor 3 Tahun 2008Pengambilan sampel/spesimen dilakukan
oleh petugas laboratorium stationer Badan
Litbangkes dan petugas lapangan dari Dinas
Kesehatan Propinsi NAD dan petugas dari Dinkes
Kabupaten setempat
Pemeriksaan sampeV/spesimen dilakukan
secara convensional di laboratorium stationare
Litbangkes di Banda Aceh. Uji laboratorium
untuk mengindentifikasi kuman Salmonella,
Shigella, Vibrio Cholera, V. parahemolyticus,
E.coli pathogen, Staphylococcus aureus, Bacsillus
sereus dll
Pengumpulan data dilakuken dengan cara
menilai positip dan negatip terhadap sampel/
spesimen yang diperiksa.
Hasil dan Pembahasan
Jumlah Tempat
sebanyak 49 lokasi.
Jumlah spesimen yang berhasil diperiksa
sebanyak 166 spesimen yang terdiri dari 47
spesimen makanaan (nasi dan lauk pauknya), 40
spesimen usap alat dalam penelitian ini tidak
dibedakan jenis alat masak yang digunaken, 39
spesimen usap tangan, 13 spesimen air minum dan
27 ait yang sudah dimasak
Pengolahan Mekanan
Hasil pemeriksaan secara_bakteriologi
terbadap spesimen dapat dilihat secara rinci pada
beberapa tabel di bawah,
Dari tabel 1 dapat kita Lihat 5 porsi
makanan den lauknya yang terkontaminasi kuman
Pseudomonas adalah satu porsi_makanan
Sedangkan 7 usap alat yang diperiksa ternyata
satu alat terkontaminasi kuman Bacillus dan satu
alat terkontaminasi kuman Pseudomonas, Usap
tangan yang diperiksa temnyata satu orang
terkontaminasi kuman E.coli dan dan satu orang
terkontaminasi kuman Bacsillus. Kuman E.coli
adalah kuman komensal yang terdapat di usus,
Jkuman ini akan keluar bersama tinja, dalam hat ini
kemungkinan penjamah makanan sclesai buang
sir besar tidak mencuci tangan dengan bersih
sehingga tangannya masih mengandung kuman
tersebut,
Air yang sudab dimasak temyata 2
spesimen masih — mengandung = kuman
Pseudomonas. Dan air minum yang digunakan
untuk sampel ternyata satu sampel mesih
mengandung kuman Pseudomonas.
Untuk melihat hasil pemeriksaan spesimen
yang berasa! dari barak pengungsian desa
Lambaro Kota Malaka Kabupaten Acch Besar
dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 1. Jumlah Sampel/Spesimen dan Jenis Kuman Yang Ditemukan di Desa Lam Ara Kota Malaka
Kabupaten Aceh Besar
Ne Jenis sampel Tl diperiiss [rl pos ta i positip Prosentase
T—Makanan (nasi dan Tauke $ T oeudomones (1) 2
povkaya ) :
2 Usspaist 7 2 Bacillus. (2) 28
Preudomooss (1)
3 Useptangan. 7 2 Eceoli(1). 28
Baits (1)
4. Airyang dimasak 4 2 Pseudomonas (2) $
seudomonss (1) 25
sic oium. 4 1
Tabel 2, Hasil Pemeriksaan Makanan, Usap Alat, Usap Tangan, Air Yang Sudah Dimasak,
Dari Barak Peagungsian Desa Lambaro Kota Malaka di Kabupaten Aceb Besar
No Jenis sampel___Jmtdiperilas ml sampel postip Ji sampel posltip bakteri___Prosentase (2)
Taken 3 2 Pseudomonas (2) B
Bacillus 2)
2 Usapalat ® 2 Bact (J) 35
Pseudomonas(2)
2 Ale yang 8 3 pseudomonas (3) as
limasak
4 Usaptangan 8 3 Bacillus (1) a5
Eccalia()
Preudomon 02)
Media Litbang Kesehatan Volume XVIII Nomor 3 Tahu 2008 153Tabel 3, Hasil Pemerikeaan Makanan, Air Yang Dimasak, Usap Tangan dan Usap Tangan Penjamah
di Barak Pengungsian Desa Untara I Sibreh, Aceh Besar
No denis sampel Smal ‘Jmnl Sampel Pos Jenls Kumar Prosentase
diperikss %)
1 Makanas 14 Bacsillus() 35,7
Eccoli.(2)
Vibrio cholera non 01(1)
Pseuciomonas (1)
2 Air yang dimasak B 1 Bacsillus (4) 53.7
Pseuclomonas (3)
3 Usap slat 4 ° cholera non O1(1) 643
Pseudomonas Q
Bacsillus(6)
4 Usap tangen 3 4 Pseudomonas oO 302
Bacsillus(2)
cholera non 01 (1)
Hasil pemerikszan sampel dari desa berasal dari air yang digunakan untuk mencuci
Lambaro ternyata satu porsi_makanan alat atau alat terscbut ditempatcan pada tempat
mengandung kuman Pseudomonas dan satu porsi
makanan mengadung kuman Bacillus. Usap alat
yang diperiksa memberikan hasil satu alat
terkontaminasi kuman Bacillus dan 2 alat
terkontaminasi kuinan Pseudomonas, Sedangkan
air yang sudah dimasak 3 sampel air masih
terkontaminasi kuman Pseudomonas. Dari hasil
pemeriksaan usap tangan penjamah ternyata satu
orang tangannya terkontaminasi kuman Bacillus,
satu orang terkontaminasi kuman E.coli dan 2
orang terkontaminasi kuman Pseudomonas.
Sedangkan hasil pemeriksaan sampel dari
barak pengungsian dese Untara 1 Sibreh
Kabupaten Aceh Besar dapat dilihat pada tabel 3.
Dari hasil pemeriksaan sampel di barak
pengungsian Untata 1 Sibreh Kabupaten Aceh
besar dapat kita lihat bahwa dani 14 porsi
makanan temyata satu porsi_ terkontarminssi
kuman Vicholera non o! dan 2 porsi makazan
terkontaminasi kuman E.coli, Tika kita likat bahwa
kuman E.coli dan kuman V cholera kedua kuman
tersebut habitamya selain di tempat sampah atau
tempat yang kurang bersih juga dapat berasal dari
usus besar_ hewan = maupun ~—manusia?
Kemungkinan terjadinya kontaminasi pada saat
enempatan makanan atau makanan tidak ditutup
dengan rapat sehingga memungkinkan lalat atau
hewan insekta dan rodensie pembawa kuman
tersebut hinggap pada makanan dan meng-
kontaminasi makanan tersebut. Jika kita libat alat
masak terkontaminasi kuman V.cholera, Bacillus,
dan Pseudomonas yakni 2 alat terkontaminasi
kuman Pseudomonas. Dan 6 alat terkontaminasi
kuman Bacillus, Kemungkinan kuman “zrsebut
yang tidak ditutup dengan rapat schingga
meroungkinkan debu atau binatang meng-
Kontaminasi alat tersebut. Mengingat penempatan
alat tidak menggunakan tempat yang higiene
karena di barak pengungsian banyak terjadi
peralatan masak digunaken bersama-sama atau
saling pinjam meminjam alat sehingga moudah
terjadi kontaminasi,
‘Usap tangan penjamah yang diperiksa di
barak ini sebanyak 13 orang, satu orang
terkontaminasi kuman v cholera nonOl, 2 orang
terkontaminasi kuman Bacillus dan 1 orang
terkontarainasi kuman Pseudomonas. Sedangkan
dari 13 spesimen air yang telch dimagak, 4
spesimen masih terkontaminasi kuman Bacillus
dan 3 spesimen masih cerkontaminasi kuman
Pseudomonas.
Untuk melihat hasi pemeriksaan spesimen
ari desa Unuara Tl, Sibreh, Kabupaten Aceh
Besar dapat dilihat pada tabel 4. Untuk melihat
hasil pemeriksaan spesimen dari Kabupaten Pidie
dapat kita lihst pada tabel 5.
Dari Kabupaten Pidie spesimen yang
berhasil diperiksa berupa makanan ngsi dan lauk
pauknya, hal ini disebabkan oleh tehnis yang
kurang memungkinkan untuk mengambil sampel
disebabkan jarak antara tempat pengungsian
dengan laboratorium kurang lebih 3 jam dan
Perjalanan pada saat itu masih sulit dilakukan,
karena Kondisi sehabis bencana masih kurang
memungkinkan untuk mengambil sampel usap
tangan dan usp lat, serta air yang sudah
dimasak.
154
Media Litbang Kesehatan Volume XVII Nomor 3 Tahun 2008Dari tabel $ terlihat jurolah sampel yang
iperiksa sebanyak 9 sampel ternyata 3 sampel
mengandong kuman antara lain kuman
Pseudomonas, Bacillus, E.coli.
Dari keseluruban spesimen yang diperiksa
selama penelitian ini dapat kita lihat pada 6
Pembahasan
Jika kite libat pada semua tabel, junlah
total sampel yang diperiksa sebanyak 166 terkonta
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Sampel Dari Barak Pengungsi
Kabupaten Aceh Besar
roipasi kaman 59 sampel (35,5%).
Kuan lain yang berhasil ditemukan dalam
Pevelitian ini adalah kuman E. coli pathogen
Vibrio chplera non 01, Bacillus, Pseudomonas
Kuman tersebut dapat menyebabkan gastroenteris
yang dapat ditularkan melelaui higiene sanitasi
perseorangan yang kurang bersib dan dapat
ditularkan melalui air, makanan, peralatan masak,
dan peralatan makan.*
esa Untara II Sibreh,
No deals sampal Tul diperitsa__Jeals kuman Jim kuman Proventase
(a)
1. Makanao 7 z Pseudmonas 18,1
E.coli
2. Usep alat " 4 Bacillus,(1) 36.3
Pseudomnas(3)
3. Usap tangan u 1 Pseudomnas(!) 32.6
4. Airminum 9 3 Pseudomonas 333
5S Ait metang 2 1 Pseudomonas 50
Tabel : 5 Hasil Pemeriksaan Sampel Dari Barak Pengungsi Kabupaten Aceh Pidie
No Deve Jeals Til Jal'Spec ___Jeuls Kuman __ Prosentase
Spesismen___Diperiksa__Positip
1 Keomeriu, Sigh ‘makanen 5 2 Bacillus 1) @
Ecolt (1)
2 Kedai bleng makanen 1 1 vicholerse non} (1) 100
3. Blah Pasch makanan 1 ° : 0
4 Yuda sejahtera ‘makanen 1 o : o
5 Pasi Pauk makanan 1 0 : 0
Tabel 6 Jumlah Spesimen Yang Diperiksa dan Jumlah Spesimen Yang Terkontaminasi
No Jenis Spesimen Jimi Diperikss Tal Prosentase Tenis Kuman
rkontaminasi (Ye)
1 Makara a7 14 29,7 Pseudomonas (3).
Bacillus (3).
Eceoli (4)
Veeholera non 0} (2)
2 Minuman/air yang 0 a 52,5 Pseudomonas (13)
dimasak Bacillus (4)
3 Usap tangan penjamah 39 10 252 Pseudomanas (4).
Bacillus (4)
Ezcoli ().
V.cholera non O1 (1).
4 Usep ast penjamah 40 18 45 Pseudomonas (7)
smakanan Bacillus (9),
E.coli (I).
V.cholera no 0} (1).
5 Jumlah 166 59 355
Media Litbang Kesehatan Volume XVII Nomor 3 Tahun 2008
155Sika kita telusuri kembali kuman ¥: cholera
non O ditemukan pada 2 sampel dalam satu
Yokasi barak yakni di desa untera kecamatan
Sibreh kabupaten Aceh Besar dan kuman tesebut
ditemukan pada makanan dan usap tangan
penjamah (dalam satu sampel) dan pada usep alat
pada sampel yang lain. Hal ini kemungkinan
terjadi ada penjamah yang kebetulan terinfeksi
Kuman tersebut, karena higiene perorangan yang
kurang baik sehivgga mengkontaminasi makanan
yang diolahnya, sedangkan kontaminasi pada alat
Kemungkinan Karena ruangan dalam barak tidak
terpisah
Depur yang digunakan untuk memasak
dalam satu barak digunakan oleh 10 -12 ruangan
dan satu ruangan dihuni oleh satu keluarga yang
terdiri dari beberapa orang. Schingga tidak
‘menutup —kemungkinan terjadi_—_pertukaran
peralatan masak, atau saling pinjam meminjam
alat
‘Sumber air yang digunaka berasal dari san
sumber yakni dari tempat penyeringan air yang
dialirkan ke barak barak. Air yang digunakan
‘untuk mandi cuci, dan kakus (MCK) berasal dari
air sumur yang jaraknya terlalu dekat dengan
barak (kurang dari 10 m), kemungkinan bisa
‘menjadi sumber penularan kuman.
Oleh sebab itu perlu suatu penyuluhan yang
lebih intensif pada para penghuni berak agar
kuuman tidak sampai menyebar.
Pseudomonas merupakan kuman yang
paling banyak ditemukan pada semua jenis
spesimen, yakni pada jenis spesimen makanan,
usap alat, usap tangan, air minum/air yang sudeh
dinrasak dan sumber air.
Hal tersebut mungkin disebabkan bahwa di
tempat pengungsian pasca bencana Tsunami
masih banyak jarak antara sumber air minum ke
sumber pencemaran sampah terbuka, genangan
limbah, tempat pembuangan tinja < 10 meter
Hasil laporan pemeriksaan makanan dan
minuman yang diperiksa oleh Dinas Kesehatan
Kota daerah Banda Aceh sebelum terjadi bencana
Teunami pada $ tempat pengolahan makanan
antare lain 12% mengendung kuman. Kuman
tersebut antara lain: Salmonella sp, Shigella sp,
Vibrio cholera sp, Staphylococcus aureus, dan
Clostriditon sp sedangkan kuman Pseudomonas,
Bacillus sp tidak ditemukan.*
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dampak ‘Tvunarai
terbadap higione dan sanitasi Tempat Pengolahan
Makanan di beberapa Barak pengungsi Nanggroe
‘Aceh Darussalam antara lain, dari 166 spesimen
ternyata 35,5% masih terkontaminasi kuman
Perilaku higiene penjamah masih kurang
Kemungkinan disebabkan kondisi rumab/tempat
tinggal yang masih dalam keadaan darurat, Ruang
keluarga antara keluarga satu dengan yang lain
dibatasi oleh dinding Tempat _pengolahan
makanan pada satu barak digunakan oleh 5 - 12
‘keluarga bersama-sama, kemungkinan terjadi
pertukaran/pinjam meminjam alat masak schingga
akan memudabkan penularan kuman,
Saran
Untuk mencegah terjadi penyakit yang
diskibatkan oleh proses pengolahan dan hasil
olehan makanan di Tempat Pengolahan makanan
di beberapa bank eneian
Perlu adanya penyuluhan higiene dan sanitasi
tethadap para tenaga pengolah makanan/
penjamah makanan, oleh instansi terkait.
2. Perlu adanya penataan dan pembenahan
terhadap ‘Tempat Pengolahan Mekanan di
barak pengungsi
3. Perky sumber air yag memenuhi syarat
Kesehatan dan pengadaan terus-menerus
secara kontinu.
4, Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang
Kesehatan para penguni barak.
Daftar Pustaka
1. Ministry of health RI (2005) “ Health Data an
Information Post e and Tsunami”
2, Kleibaum david G; “Aplliedrgresion Analysis
and other Multivarisble Method", 3. rh
EdDuxbury. Press, California
3. Lemet H Edwin, Wiliam J Haousler,
Shadomu H Jean. “Manual of clinical
Microbiology”, fourth edition. American
Society for Microbiology Bethesda Md 1970.
Baltimore , Maryland 112100.
4, Murray R Patrck, Shea RYvonne “Pocket
Guide to Clinical microbiogy “ASM Press.
American Societyfor Microbiology. 1752N
St. NW, Washington , DC 20036-2904,
5. Anonim, "Laporan pemeriksagn makanan
oleh PDT Laboratorium Banda Aceh” , 2002.
156
Media Litbang Kesehatan Volume XVII Nomor 3 Tahun 2008