Anda di halaman 1dari 10

PERAWATAN LANSIA DI MASA DEPAN

Perawatan lansia di masa depan tidak terlepas dari tren dan isu yang
berkembang oleh karenanya perlu dipahami apa itu trend dan issu keperawatan
pada lansia.

A.   Definisi Trend 

Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai pendekatan


analisa, tren juga dapat di definisikan salah satu gambaran ataupun informasi yang
terjadi pada saat ini yang biasanya sedang popular di kalangan masyarakat.
Trend adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak orang saat ini dan
kejadiannya berdasarkan fakta.

B.   Definisi Issu.

Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan


terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut ekonomi,
moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional, bencana alam, hari
kiamat, kematian, ataupun tentang krisis. Issu adalah sesuatu yang sedang di
bicarakan oleh banyak namun belum jelas faktannya atau buktinya.

C.   Definisi Trend dan Issu Keperawatan Lansia

Trend dan Issu Keperawatan Lansia adalah sesuatu yang sedang


dibicarakan banyak orang tentang praktek/mengenai keperawatan pada lansia baik
itu berdasarkan fakta ataupun tidak, trend dan issu keperawatan lansia tentunya
menyangkut tentang aspek legal dan etis keperawatan.

trend dan issu keperawatan lansia yang pernah dibicarakan orang


adalah Eutanasia, tentunya semua issu tersebut menyangkut keterkaitan dengan
aspek legal dan etis dalam keperawatan.
A.  Fenomena Demografi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak


positif terhadap kesejahteraan yang terlihat dari angka harapan hidup (AHH)
yaitu:

1. AHH di Indonesia tahun 1971 : 46,6 tahun


2. AHH di Indonesia tahun 2000 : 67,5 tahun

Sebagaimana dilaporkan oleh Expert Committae on Health of the


Erderly: Di Indonesia akan diperkirakan beranjak dari peringkat ke sepuluh pada
tahun 1980 ke peringkat enam pada tahun 2020, di atas Brazil yang menduduki
peringkat ke sebelas tahun 1980.

Pada tahun 1990 jumlah penduduk yang berusia 60 tahun kurang lebih
10 juta jiwa/ 5.5% dari total populasi penduduk.Pada tahun 2020 diperkirakan
meningkat 3x,menjadi kurang lebih 29 juta jiwa/11,4% dari total populasi
penduduk (lembaga Demografi FE-UI-1993).

Dari hasil tersebut diatas terdapat hasil yang mengejutkan yaitu:

1.    62,3% lansia di Indonesia masih berpenghasilan dari pekerjaannya sendiri.

2.    59,4% dari lansia masih berperan sebagai kepela keluarga.

3.    53% lansia masih menanggung beban kehidupan keluarga.

4.    Hanya 27,5% lansia mendapat penghasilan dari anak atau menantu.

 
Permasalahan Pada Lansia

1.    Permasalahan Umum

a)    Makin besar jumlah lansia yang berada di bawah garis kemiskinan.

b)   Makin melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota keluarga yang berusia


lanjut kurang diperhatikan,dihargai dan dihormati.

c)    Lahirnya kelompok masyarakat industry.

d)   Masih rendahnya kuantitas dan kualitas tenaga profesional pelayanan lanjut


usia.

e)    Belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan


lansia.

2.    Permasalahan Khusus

a)    Berlangsungnya proses menua yang berakibat timbulnya masalah baik


fisik,mental maupun sosial.

b)   Berkurangnya integrasi sosial usila.

c)    Rendahnya produktifitas kerja lansia.

d)   Banyaknya lansia yang miskin,terlantar dan cacat.

e)    Berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah pada tatanan masyarakat


individualistik.

f)      Adanya dampak negatif dari proses pembangunan yang dapat mengganggu


kesehatan fisik lansia.
C.  Fenomena Bio-psico-sosio-spiritual dan Penyakit Lansia

1.    Penurunan fisik

2.    Perubahan mental

3.    Perubahan-perubahan Psikososial

Karakteristik Penyakit pada Lansia:

1.    Penyakit sering multiple,yaitu saling berhubungan satu sama lain.

2.    Penyakit bersifat degeneratif yang sering menimbulkan kecacatan.

3.    Gejala sering tidak jelas dan berkembang secara perlahan.

4.    Sering bersama-sama problem psikologis dan sosial.

5.    Lansia sangat peka terhadap penyakit infeksi akut.

6.    Sering terjadi penyakit iatrogenik.

Hasil Penelitian Profil Penyakit Lansia di 4 Kota (Padang,Bandung,Denpasar dan


Makassar) sbb:

1.    Fungsi tubuh yang dirasakan menurun : penglihatan (76,24%),daya ingat


(69,39%),seksual (58,04%),kelenturan(53,23%),gigi dan mulut (51,12%).

2.    Masalah kesehatan yang sering muncul : sakit tulang atau sendi


(69,39%),sakit kepala (51,15%),daya ingat menurun (38,51%),selera makan
menurun (30,08%),mual/perut perih (26,66%),sulit tidur (24,88%),dan sesak nafas
(21,28%).

3.    Penyakit kronis : rematik (33,14%),darah tinggi (20,66%),gastritis


(11,34%),dan jantung (6,45%).
D.  Perawatan Masalah  Kesehatan Gerontik Lansia di Masa Depan

1.    Palliative care

Pemberian obat pada lansia bersifat palliative care adalah obat


tersebut ditunjukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia.
Fenomena poli fermasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi obat
dan efek samping obat. Sebagai contoh klien dengan gagal jantung dan edema
mungkin diobatai dengan dioksin dan diuretika. Diuretik berfungsi untu
mengurangi volume darah dan salah satu efek sampingnya yaitu keracunan
digosin. Klien yang sama mungkin mengalami depresi sehingga diobati dengan
antidepresan. Dan efek samping inilah yang menyebaban ketidaknyaman lansia.

2.    Pengunaan obat

Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan


merupakan persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah sakit.
Persoalan utama dan terapi obat pada lansia adalah terjadinya perubahan fisiologi
pada lansia akibat efek obat yang luas, termasuk efek samping obat tersebut.
(Watson, 1992). Dampak praktis dengan adanya perubahan usia ini adalah bahwa
obat dengan dosis yang lebih kecil cenderung diberikan untuk lansia. Namun hal
ini tetap bermasalah karena lansia sering kali menderita bermacam-macam
penyakit untuk diobati sehingga mereka membutuhkan beberapa jenis obat.
Persoalan yang dialami lansia dalam pengobatan adalah :

a.    Bingung

b.    Lemah ingatan

c.    Penglihatan berkurang

d.   Tidak bias memegang

e.    Kurang memahami pentingnya program tersebut unuk dipatuhi

f.       Kesehatan mental
E.  Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia

Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azas, pendekatan,


dan jenis pelayanan kesehatan yang diterima.

1.    Azas

Menurut WHO (1991) adalah to Add life to the Years that Have Been
Added to life, dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi
(participation), perawatan (care), pemenuhan diri (self fulfillment), dan
kehormatan (dignity). Azas yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI adalah
Add life to the Years, Add Health to Life, and Add Years to Life, yaitu
meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia, meningkatkan kesehatan, dan
memperpanjang usia.

2.    Pendekatan

Menurut World Health Organization (1982), pendekatan yang


digunakan adalag sebagai berikut :

a.       Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefits of social development)

b.       Masing-masing lansia mempunyai keunikan (individuality of aging


persons)

c.        Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal (nondependence)

d.       Lansia turut memilih kebijakan (choice)

e.        Memberikan perawatan di rumah (home care)


f.        Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility)

g.        Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi (engaging the


aging)

h.       Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia (mobility)

i.         Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya (productivity)

j.         Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self help care
and family care)

3.    Jenis

Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lim upaya


kesehatan, yaituPromotif, prevention, diagnosa dini dan pengobatan, pembatasan
kecacatan, serta pemulihan.

a.    Promotif

Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan untuk


meningkatkan dukungan klien, tenaga profesional dan masyarakat terhadap
praktek kesehatan yang positif menjadi norma-norma sosial.

Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia sebagai berikut :

1)   Mengurangi cedera

2)   Meningkatkan keamanan di tempat kerja

3)   Meningkatkan perlindungan  dari kualitas udara yang buruk

4)   Meningkatkan keamanan, penanganan makanan dan obat-obatan

5)   Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut

b.    Preventif
1. Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier. Contoh pencegahan
primer : program imunisasi, konseling, dukungan nutrisi, exercise,
keamanan di dalam dan sekitar rumah, menejemen stres, menggunakan
medikasi yang tepat.
2. Melakukakn pencegahan sekuder meliputi pemeriksaan terhadap penderita
tanpa gejala. Jenis pelayanan pencegahan sekunder: kontrol hipertensi,
deteksi dan pengobatan kanker, skrining : pemeriksaan rektal, mamogram,
papsmear, gigi, mulut.

3)   Melakukan pencegahan tersier dilakukan sesudah gejala penyakit dan cacat.


Jenis pelayanan mencegah berkembangnya gejala dengan memfasilisasi
rehabilitasi, medukung usaha untuk mempertahankan kemampuan anggota badan
yang masih berfungsi.

c.    Rehabilitatif

4.    Prinsip Pelayanan Kesehatan Lansia

a.    Pertahankan lingkungan aman

b.    Pertahankan kenyamanan, istirahat, aktifitas dan mobilitas

c.    Pertahankan kecukupan gizi

d.   Pertahankan fungsi pernafasan

e.    Pertahankan aliran darah

f.     Pertahankan kulit

g.    Pertahankan fungsi pencernaan

h.    Pertahankan fungsi saluran perkemihaan

i.      Meningkatkan fungsi psikososial

j.      Pertahankan komunikasi

k.    Mendorong pelaksanaan tugas


BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Kesejahteraan penduduk usia lanjut karena kondisi fisik dan/atau


mentalnya tidak memungkinkan lagi untuk berperan dalam pembangunan, maka
lansia perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat. Berbagai
upaya telah dilaksanakan oleh instansi pemerintah diantaranya pelayanan
kesehatan, sosial, ketenagakerjaan dan lainnya telah dikerjakan pada berbagai
tingkatan, yaitu tingkat individu lansia, kelompok lansia, keluarga, Panti Sosial
Tresna Wreda (PSTW), Sarana pelayanan kesehatan tingkat dasar (primer),
tingkat pertama (sekunder), tingkat lanjutan, (tersier) untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi pada lansia.
DAFTAR PUSTAKA

Setiabudhi, Tony. (1999). Panduan Gerontologi Tinjauan Dari Berbagai Aspek


Menjaga Keseimbangan Kualitas Hidup Para Lanjut Usia. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama

Nugroho, Wahjudi SKM. (1995). Perawatan Lanjut Usia. Jakarta : EGC

Sahar juniati (2001) keperawatan gerontik, coordinator keperawatan komunitas,


fakultas ilmu keperawatan UI, Jakarta

Maryam, R siti. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatanya. Jakatra: Salemba


medika.

Stikes (2009). Trend dan Isu Pelayanan Kesehatan Lansia  diakses 04 Mei 2011


darihttp://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/10/01/trend-dan-issue-
keperawatan - lansia/

Anda mungkin juga menyukai