Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN

PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN (PMT)

I. PENDAHULUAN
Kurang Energi Protein sampai saat ini masih merupakan salah satu masalah
gizi utama di Indonesia. Kurang Energi Protein dikelompokkan menjadi 2, yaitu
gizi kurang dan gizi buruk. Penanganan balita kurang gizi dan gizi buruk
melalui PMT-Pemulihan dirasakan masih belum menampakkan hasil yang
diharapkan untuk status gizinya. Data nasional menunjukkan 27 % dari anak
balita di seluruh Indonesia menderita kurang gizi dan gizi buruk.

II. LATAR BELAKANG


Pemberian makanan tambahan untuk pemulihan gizi adalah makanan pada
energi yang diperkaya dengan vitamin dan meneral, diberikan kepada balita
gizi buruk selama masa pemulihan ( Kemenkes RI.2011). Pemberian makanan
tambahan ini tidak hanya untuk balita akan tetapi juga untuk ibu hamil yang
mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK).

Mengingat besaran dan sebaran gizi buruk yang ada di semua wilayah
Indonesia dan dampaknya terhadap sumber daya manusia, solusinya yaitu
dilakukan pencegahan dan penanggulangan gizi buruk. Dengan menggunakan
berbagai strategi, antara lain mencegah dan menanggulangi gizi buruk seluruh
kabupaten dan kota seluruh Indonesia, mengembalikan fungsi posyandu,
meningkatkan kemampuan petugas dalam tata laksana gizi buruk, dan
mengadakan kerja sama lintas sector masyarakat. Selain itu harus menindak
lanjuti anak yang masih gizi kurang sehingga tidak berlanjut ke gizi buruk.
Perubahan status gizi balita berkaitan erat dengan faktor pendidikan, kesedian
pangan dan daya beli keluarga, pola pengasuhan dan kesehatan.

KEK pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat
menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat
bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir
dengan berat badan lahir rendah (BBLR).  Bila BBLR bayi mempunyai resiko
kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan, dan gangguan perkembangan
anak. Untuk mencegah resiko KEK pada ibu hamil sebelum kehamilan wanita
usia subur sudah harus mempunyai gizi yang baik, yaitu dengan mengukur
LILA tidak kurang dari 23,5 cm.  

III. TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
Diketahui faktor – faktor yang mempengaruhi status gizi buruk serta
perubahan status gizi balita setelah pemberian PMT.
B. TUJUAN KHUSUS
1. Mengidentifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi gizi buruk (
penyakit penyerta, pendidikan pengetahun tentang gizi, dan
kemiskinan).
2. Mengidentifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi Ibu hamil KEK.
3. Mengidentifikasi perubahan status gizi balita dan ibu hamil sesudah
pemberian PMT-Pemulihan.

IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan


a. Pemberian PMT dilakukan pada balita dengan gizi kurang dan Ibu hamil
KEK.
b. Pemantauan berat badan setiap bulan (selama 3 bulan) untuk mengetahui
perubahan status gizi untuk balita dan pengukuran LILA pada Ibu hamil
c. PMT yang diberikan yaitu biskuit PMT pabrikan dari pemerintah dan PMT
penyuluhan yang dibuat oleh kader.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


a. Menyiapkan menu, format pemantauan berat badan
b. Bekerja sama dengan bidan desa dan kader untuk pendistribusian
c. Pelaksanaan kegiatan sesuai yang telah ditentukan

VI. SASARAN
Balita gizi kurang/buruk dan ibu hamil KEK
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Insindentil ( jika ada kasus ) dan untuk pendistribusian PMT (biskuit) pada
bulan Oktober

VIII. RENCANA PEMBIAYAAN


Di biayai dengan dana BOK T.A 2017

IX. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


a. Pelaksanaan kegiatan adalah pelaksanaan upaya Gizi
b. Pelaporan dibuat setelah kegiatan selesai dilaksanakan dan laporan
ditunjukkan kepada kepala puskesmas

X. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dalam bentuk laporan tertulis dan harus diserahkan dalam kurun
waktu 1 bulan setelah kegiatan selesai.

Anda mungkin juga menyukai