Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI

AKUNTANSI KEPRILAKUAN

DOSEN PENGAMPU:

DR. E. YUSNAINI,S.E., M.SI., AK

DISUSUN OLEH:
AJENG NOVIZZATUNNISA

DWI INDAH SEPTIANI

HERDITA MELYANA

IMAN NUR CAHYO

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI ASAL D3
PALEMBANG
2022
BAB I

Akuntansi Keperilakuan

1.1 Pengertian Akuntansi Keperilakukan

Akuntansi keperilakukan adalah ilmu akuntansi yang dikomninasikan dengan ilmu sosial.

Akuntansi keperilakukan ialah bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang mengkaji hubungan antara

perilaku manusia dan sistem akuntansi, serta dimensi keperilakuan dari organisasi dimana manusia

dan sistem akuntansi itu berada dan diakui keberadaannya. ilmu yang mempelajari efek dari

perilaku manusia sehingga bisa mempengaruhi data-data akuntansi serta pengambilan keputusan

usaha/bisnis. juga sebaliknya bagaimana akuntansi bisa mempengaruhi perilaku manusia serta

pengambilan keputusan bisnis.

Mempertimbangkan Aspek Keperilakuan pada Akuntansi bukanlah sesuatu yang statis,

tetapi akan selalu berkembang sesuai dengan pekembangan lingkungan akuntansi serta kebutuhan

organisasi akan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya (Khomsiah dalam Arfan & Ishak,

2005). Berdasarkan pemikiran tersebut, manusia dan faktor sosial secara jelas didesain dalam

aspek-aspek operasional utama dari seluruh sistem akuntansi. Para akuntan secara berkelanjutan

membuat beberapa asumsi mengenai bagaimana mereka membuat orang termotivasi, bagaimana

mereka menginterpretasikan dan menggunakan informasi akuntansi, dan bagaimana sistem

akuntansi mereka sesuai dengan kenyataan manusia dan mempengaruhi organisasi. Penjelasan

tersebut menunjukan adanya aspek keperilakuan pada akuntansi, baik dari pihak pelaksana

(penyusun informasi) maupun dari pihak pemakai informasi akuntansi.

Pihak pelaksana (penyusun informasi akuntansi) adalah seseorang atau kumpulan orang

yang mengoperasikan sistem informasi akuntansi dari awal sampai terwujudnya laporan keuangan.
Pengertian ini menjelaskan bahwa pelaksana memainkan peranan penting dalam menopang

kegiatan organisasi. Dikatakan penting sebab hasil kerjanya dapat memberikan manfaat bagi

kemajuan organisasi dalam bentuk peningkatan kinerja melalui motivasi kerja dalam wujud

penetapan standar-standar kerja. Standar-standar kerja tersebut dapat dihasilkan dari sistem

akuntansi. Dapat diperkirakan apa yang akan terjadi ketika pelaksana sistem informasi akuntansi

tidak memahami dan memiliki kerja yang diharapkan. Bukan saja laporan yang dihasilkan tidak

handal dalam pengambilan keputusan, tetapi juga sangat berpotensi untuk menjadi bias dalam

memberikan evaluasi kinerja unit maupun individu dalam organisasi. Untuk itu motivasi dan

perilaku dari pelaksana menjadi aspek penting dari suatu sistem informasi akuntansi.

laporan keuangan dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: pihak intern (manajemen)

dan pihak ekstern (pemerintah, investor/calon investor, kreditur/calon kreditur, dan lain

sebagainya). Bagi pihak intern, informasi akuntansi akan digunakan untuk motivasi dan penilaian

kinerja. Sedangkan bagi pihak ekstern, akan digunakan untuk penilaian kinerja sekaligus sebagai

dasar dalam pengambilan keputusan bisnis. Di samping itu pihak ekstern, juga perlu

mendiskusikan berbagai hal terkait dengan informasi yang disediakan sebab mereka mempunyai

suatu rangkaian perilaku yang dapat mempengaruhi tindakan pengambilan keputusan bisnisnya.

Sehubungan dengan hal tersebut, beberapa riset akuntansi mulai mencoba menghubungkan dan

menganggap penting untuk memasukkan aspek keperilakuan dalam akuntansi. Sejak

meningkatnya orang yang sudah memberikan pengakuan terhadap beberapa aspek perilaku dari

akuntansi, terdapat suatu kecenderungan untuk memandang secara lebih luas terhadap bagian

akuntansi yang lebih subtansial. Perspektif perilaku menurut pandagan ini telah dipenuhi dengan

baik sehingga membuat sistem akuntansi yang lebih dapat dicerna dan lebih bisa diterima oleh

para manajer/pimpinan dan karyawannya. Pelayanan akuntansi mungkin juga telah sampai pada
puncak permasalahan yang rumit dan gagasan akuntansi dapat muncul dari beberapa nilai yang

ada. Tetapi, pertimbangan perilaku dan sosial tidak berarti mengubah dari tugas akuntansi secara

radikal. Namun mulai mengembangkan perspektif dalam mendekati beberapa pengertian yang

mendalam mengenai pemahaman atas perilaku manusia pada organisasi.

1.2 Ruang Lingkup Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi keperilakukan juga bagian dari akuntansi tradisional yang berperan untuk

pengumpulan, pengukuran, pencatatan serta pelaporan tentang informasi keuangan. Ini merupakan

dimensi akuntansi yang secara khusus pada perilaku manusia serta hubungannya dengan

penerapan sistem informasi akuntansi. akuntansi keperilakukan perilaku manusia menjadi salah

satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan, karena didalamnya terdapat dimensi sosial dari

organisasi tersebut. Sehingga hal ini menjadi salah satu elemen penting yang harus ada pada setiap

laporan oleh akuntan. Nah berikut ini ialah ruang lingkup akuntansi keperilakukan yaitu:

 Aplikasi ponsel ilmu keperilakuan/sosial terhadap desain serta konstruksi sistem akuntansi.

 Studi/pembelajaran atas efek terhadap format serta isi laporan akuntansi/keuangan.

 Bagaimana cara untuk mengolah/memproses informasi yang digunakan dalam

pengambilan keputusan.

 Pengembangan teknik laporan untuk mengkomunikasikan antara perilaku data kepada

user.

 Mengembangkan strategi yang efektif untuk bisa memotivasi serta mempengaruhi

terhadap perilaku, aspirasi serta tujuan dari setiap personal yang ada dalam organisasi.
Lingkup Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi keprilakuan berada dibalik peran akuntansi tradisional yang berarti

mengumpulkan, mengukur, mencatat dan melaporkan informasi keuangan. Dengan demikian,

dimensi akuntansi berkaitan dengan perilaku manusia dan juga dengan desain, konstruksi, serta

penggunaan suatu sistem informasi akuntansi yang efisien. Akuntansi keperilakuan, dengan

mempertimbangkan hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi, menceminkan

dimensi sosial dan budaya manusia dalam suatu organisasi. Ruang lingkup akuntansi keprilakuan

sangat luas yang meliputi antara lain:

1. aplikasi dari konsep ilmu keprilakuan terhadap desain kontruksi sistem akuntansi.

2. studi reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansi

3. dengan cara mana informasi diproses untuk membantu pengambilan keputusan

4. pengembangan teknik pelaporan yang dapat mengkomunikasikan perilaku-perilaku para

pemakai data.

5. pengembangan strategi untuk motivasi dan mempengaruhi perilaku,cita-cita serta tujuan

dari orang-orang yang menjalankan organisasi pemakaian data.

Lingkup dari akuntansi keperilakuan dapat dibagi menjadi tiga bidang besar:

1. pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain, kontruksi, dan penggunaan sistem

akuntansi, hal ini terlihat pada bagaimana sikap serta fiolosofis dari bagian manajemen

dalam mempengaruhi secara alami terhadap budgeting control atau pengendailan keuangan

serta memaksimalkan fungsi setiap bagian dalam organisasi/perusahaan


2. pengaruh sistem akunatnsi terhadap perilaku manusia, hal ini ditandai dari perubahan

emosi, motivasi, produktivitas, kepuasan kerja, pengambilan keputusan serta kerjasama

tim

3. metode untuk memprediksi dan strategi unuk mengubah perilaku manusia, yang mana

menekankan pada cara agar sistem akuntansi dapat dimanfaatkan untuk mempengaruhi

habit atau perilaku manusia.

Sebagai bagian dari ilmu keperilakuan (Behavioral Science), teori-teori akuntansi keperilakuan di

kembangkan dari penelitian empiris atas perilaku manusia di organisasi. Dengan demikian,

peranan penelitian dalam pengembangan ilmu itu sendiri sudah tidak diragukan lagi. Ruang

lingkup penelitian di bidang akuntansi keperilakuan sangat luas sekali, tidak hanya meliputi

bidanga akuntansi manajemen saja, tetapi juga menyangkut penelitian dalam bidang etika, auditing

(pemeriksaan akuntan), sistem informasi akuntansi bahkan juga akuntansi keuangan.

1.3 Aspek Penting dalam Akuntansi Keperilakuan

Berikut ini terdapat beberapa aspke penting dalam akuntansi keperilakuan, terdiri atas:

 Teori Organisasi dan Keperilakuan Manajerial

Teori organisasi modern mempunyai perhatian dalam menjelaskan perilaku komponen entitas

perusahaan sebagai dasar untuk memahami tindakan dan motif-motif mereka. Teori organisasi

modern memandang adanya interaksi antarelemen organisasi untuk mendukung tujuan organisasi.

Organisasi adalah sebuah entitas yang lengkap. Secara lebih spesifik, teori organisasi modern

berkonsentrasi pada perilaku pengarahan tujuan organisasi, motivasi, dan karakteristik

penyelesaian masalah. Tujuan organisasi dipandang sebagai hasil dari proses mempengaruhi

dalam organisasi, penentuan batas-batas dalam pengambilan keputusan, dan peranan dari
pengendalian internal yang diciptakan oleh organisasi. Motivasi dipandang sebagai salah satu

penentu kinerja. Faktor-faktor lainnya adalah kepuasan kerja dan komitmen organisasional. amun

demikian, hubungan antara kepuasan kerja dan komitmen organisasional terkadang bersifat

resiprokal, yaitu hubungan yang bersifat timbal balik. Dalam suatu situasi dan kondisi tertentu

komitmen organisasional mempengaruhi kepuasan kerja, dan pada situasi dan kondisi yang

berbeda kepuasan kerja mempengaruhi komitmen organisasional.

 Penganggaran dan Perencanaan

Fokus dari area ini adalah formulasi tujuan organsiasi dan interaksi perilaku individu. Beberapa

dimensi penting dalam area ini adalah proses partisipasi penganggaran, level kesulitan dalam

pencapaian tujuan, level aspirasi, dan adanya konflik antara tujuan individual dengan tujuan

organisasi. Keselarasan antara tujuan individu dengan tujuan organisasi menjadi rerangka

manajerial mengembangkan organsasi. Dua isu penting dalam bidang oenganggaran dan

perencanaan adalah organizational slack dan budgetary slack.

 Pengambilan Keputusan

Fokus dalam bidang ini adalah teori-teori dan model-model tentang pengambilan keputusan.

Ada teori normatif, paradoks, dan model deskriptif dalam pengambilan keputusan. Teori normatif

adalah bagaimana seharusnya orang mengambil keputusan. Paradoks adalah sesuatu yang

bertentangan dengan teori normatif, sedangkan model deskriptif menjelaskan apa yang terjadi

ketika orang mengambil keputusan berdasarkan fakta-fakta empiris yang ada. Apa informasi

(subject matter) yang digunakan untuk pengambilan keputusan? Informasi yang digunakan

tetaplah informasi akuntansi.


 Pengendalian

Aspek pengendalian sangat penting dalam organisasi. Semakin besar organisasi, memerlukan

tindakan pengendalian yang semakin intensif. Pengendalian selalu dihubungkan dengan

pengukuran kinerja dan adaptasi individu terhadap pengendalian. Dimensi penting dalam

pengendalian adalah struktur organisasi, pengendalian internal, desentralisasi-sentralisasi, dan

hubungan antara dan antarhirarki administrasi. Perkembangan terbaru dalam pengendalian internal

adalah diakuinya lingkungan pengendalian sebagai salah satu kunci (key succes factor) dalam

mengendalikan operasional organisasi.

Lingkungan pengendalian melibatkan banyak aspek keperilakuan di dalamnya. Lingkungan

pengendalian berada pada level dasar dan merupakan prasyarat dari komponen-komponen lainnya.

Dengan kata lain, kalau lingkungan pengendalian dapat berjalan baik dan sehat, maka akan

mempermudah pelaksanaan komponen yang lainnya. Tiap organisasi, baik besar maupun kecil,

harus mempunyai lingkungan pengendalian yang kondusif dengan pengembangan

organisasi.Lingkungan pengendalian yang tidak sehat seringkali menunjukkan adanya kelemahan

dalam komponen pengendalian intern yang lain. Lingkungan pengendalian merefleksikan sikap

dan kesadaran menyeluruh seluruh organisasi mengenai pentingnya pengendalian intern

organisasi.

 Pelaporan Keuangan

Aspek keperilakuan dalam pelaporan keuangan meliputi perilaku perataan laba dan keandalan

informasi akuntansi dan relevansi informasi akuntansi bagi investor. Perataan laba adalah bagian

dari manajemen laba yang disebabkan oleh pihak manajemen mempunyai informasi privat untuk

kepentingan dirinya. Manajemen laba intinya adalah masalah keperilakuan, yaitu perilaku
manajemen yang mementingkan dirinya sendiri dalam suatu pola keagenan. Ruang lingkup

manajemen laba termasuk didalamnya adalah pemilihan metode akuntansi, estimasi, klarifikasi,

dan format yang digunakan dalam pengungkapan bersifat wajib. Yang perlu diperhatikan di sini

adalah antara format atau bentuk sama pentingnya dengan isi yang disajikan atau yang dilaporkan.

Orang bisa terpengaruh dengan perbedaan format, padahal memiliki isi yang sama.

1.4 Masalah-Masalah Dalam Akuntansi Keperilakuan

Masalah-masah yang dapat dipecahkan/disebabkan oleh akuntansi keperilakukan. Pada

intinya ada 3 masalah yang berhubungan pada saat riset akuntansi keperilakukan yaitu:

1. Pengambilan keputusan oleh auditor dan akuntan.

2. Pengaruh terhadap fungsi sistem akuntansi seperti penyusunan anggaran, audit, dll.

3. Pengaruh hasil/ouput misalkan informasi akuntansi, dll.

Contoh Kasus Masalah Akuntansi Keprilakuan

Kita tentu sudah tidak asing lagi dengan nama Toshiba, produknya telah banyak menghiasi

perkakas rumah dengan berbagai produk elektroniknya. Toshiba Corporation merupakan

perusahaan elektronik asal Jepang dengan reputasi yang sangat baik awalnya. Dikenal sebagai

perusahaan dengan laju inovasinya yang terdepan serta banyak mewarnai referensi buku bisnis

dengan berbagai prestasi. Salah satunya karya firma hukum Mori Hamada & Matsumoto yang

menceritakan tentang bagusnya tata kelola dalam perusahaan. Toshiba menduduki peringkat

sembilan dari 120 perusahaan publik di Jepang dalam Good Governance Practice. Mencerahkan

para pelaku bisnis sehingga ingin melakukan hal serupa di perusahaan mereka.

Namun reputasi yang bagus itu kini hancur berantakan hanya karena pressure yang sangat tinggi

untuk memenuhi target performance unit. Kasus ini terjadi baru-baru ini yaitu tahun 2015. Toshiba
terbukti melakukan pembohongan publik dan investor dengan cara menggelembungkan

keuntungan di laporan keuangan hingga overstated profit 1,2 Miliar US Dollar sejak tahun fiskal

2008. Dan yang lebih memprihatinkan skandal tersebut melibatkan top management dari Toshiba

Corporation. ejak laporan audit penginvestigasian resmi dirilis dua bulan setelah komite yang

diketuai Koichi Ueda dan beranggotakan beberapa pakar akuntansi Jepang menginvestigasi

Toshiba dan sampai pada kesimpulan telah terjadi penyimpangan. Pada 21 Juli 2015, delapan dari

16 petinggi Toshiba yang terlibat skandal akuntansi resmi mengundurkan diri. Termasuk

diantaranya Presiden Direktur Hisao Tanaka, Wakil Presdir Norio Sasaki dan Chief Executive

Atsutoshi Nishida.

Analisis:

Pelanggaran yang dilakukan oleh pihak ankuntan Toshiba adalah pemalsuan laporan keuangan.

Hal ini tentu saja bertentangan dengan kode etik yang mengatur akuntan. Dalam prinsip etika

profesi akuntansi, seorang professional akuntan wajib berintegritas tinggi, sehingga mampu

memelihara kepercayaan public terhadap dirinya. Guna mempercantik kinerja keuangannya,

Toshiba melakukan berbagai cara baik mengakui pendapatan lebih awal atau menunda pengakuan

biaya pada periode tertentu namun dengan metode yang menurut investigator tidak sesuai prinsip

akuntansi, seperti menggunakan cash-based ketika pengakuan provisi yang seharusnya dengan

metode akrual, memaksa supplier menunda penerbitan tagihan meski pekerjaan sudah selesai, dan

lain semisalnya. Besarnya angka, rentang waktu yang tidak sebentar, juga keterlibatan Top

Management memberi gambaran kepada kita betapa kronis dan kompleksnya penyakit dalam

tubuh Toshiba. Penyelewengan dilakukan secara berjamaah, sistematis dan cerdas. Sekian lapis

sistem kontrol dari mulai divisi akuntansi, keuangan, internal audit, tidak berfungsi sama sekali.

Bagaimana akan berfungsi, bahkan oknumnya dari staff senior mereka yang sudah hafal seluk
beluk perusahaan. Seiya Shimaoka, seorang internal auditor, mencurigai kecurangan dan berusaha

melaporkan tapi malah dianggap angin lalu oleh atasannya sendiri seperti yang dilansir jurnalis

Financial Times. Sedemikian rapi dan cerdasnya hingga tim auditor eksternal sekelas Ernst &

Young (EY) tak mampu mencium aroma busuk dari laporan keuangan Toshiba. Belum ada dugaan

kantor akuntan itu terlibat dalam skandal. CEO memang tidak menginstruksikan langsung untuk

melakukan penyimpangan tetapi memasang pencapaian target yang tinggi. Ini yang membuat

karyawan merasa tertekan. Apalagi ditambah budaya Toshiba yang kurang baik: tidak bisa

melawan atasan. Maksudnya melawan adalah koreksi atas kesalahan manajemen mengambil

keputusan. Dalam kasus Toshiba, bawahan tidak bisa mengkoreksi penetapan target oleh CEO

yang bahkan tidak realistis dengan kondisi bisnis dan perusahaan itu, sistem kompensasi karyawan

yang dihitung dari kinerja keuangan juga turut andil di dalamnya. Maka muncullah ide-ide kreatif

dari karyawannya untuk mencapai target yang ditetapkan. Celakanya kreatifitas kali ini bukan

dalam riset pengembangan atau pemasaran namun dalam hal perlakuan akuntansi. Dibuatlah

laporan keuangan dengan profit tinggi padahal tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

Pemalsuan yang dilakukan pihak akuntan Toshiba menimbulkan hilangnya kepercayaan publik

terhadap akuntan turun drastis sebab integritasnya yang menurun.

1.6 Contoh Penerapan Akuntansi Keperilakuan

Beberapa contoh penerapan bidang ilmu akuntansi keperilakuan ini yaitu:

 Pengambilan Keputusan Oleh Akuntan dan Auditor.

Perusahaan akan melihat data-data akuntansi yang nantinya akan memberikan pengaruh bagi

manajer perusahaan dalam mengambil keputusan.

 Pengaruh Akuntansi Keperilakuan Terhadap Fungsi Sistem Akuntansi


Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh tim manajemen perusahaan tentu akan memberikan

pengaruh bagi sistem akuntansi yang dijalankan.

 Hasil Akuntansi Keperilakuan Berpengaruh Bagi Perusahaan

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, akuntansi ini akan memberikan pengaruh bagi

manajer perusahaan untuk mengambil suatu keputusan dengan bijak.

1.7 Manfaat Akuntansi Keperilakuan

Akuntansi keperilakuan memberikan manfaat yang sangat besar bagi para manajer atau

pihak manajemen suatu organisasi atau perusahaan dalam mengambil keputusan. Dalam bidang,

ilmu ini dapat melihat bagaimana proses pengambilan keputusan yang dilihat dari sistem akuntansi

yang ada. Serta memiliki kaitan yang sangat erat terhadap sektor ekonomi. ilmu ini menjadi yang

paling dibutuhkan ketika terjadi proses pengambilan keputusan. Dan manfaat paling besar

memang bisa dirasakan oleh para manajer saat mengambil keputusan. Karena kondisi emosi sang

manajer melihat data akuntansi akan memberikan dampak terhadap keputusan yang akan

diambil.manfaat ilmu akuntansi keperilakuan atau aplikasinya tentunya sangatlah banyak. Karena

akuntansi keperilakuan sangat berkaitan erat dengan sektor ekonomi. Pada intinya ialah akuntansi

keperilakukan sangat dibutuhkan pada saat pengambilan keputusan.Dalam hal ini manfaat yang

paling banyak dirasakan oleh seorang manajer atau tim manajemen. Dimana emosi/habit mereka

terhadap data-data akuntansi memberikan efek terhadap keputusan yang akan diambil.
KESIMPULAN

Akuntansi Keperilakuan merupakan bagian dari disiplin ilmu akuntansi yang mengkaji

hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi, serta dimensi keperilakuan dari organisasi

dimana manusia dan sistem akuntansi itu berada dan diakui keberadaannya.

Anda mungkin juga menyukai