Anda di halaman 1dari 195

1

DAFTAR ISI

1. GAMBARAN UMUM TEMPAT PASTORAL .................................................................3


A. Sejarah misi dan Gereja Katolik Hati Kudus Tanah Merah...........................................3
B. Susunan dewan Paroki Hati Kudus Tanah
Merah..........................................................8
C. Luas wilayah Paroki Hati Kudus Tanah
Merah............................................................10
D. Kelompok-kelompok kategorial yang ada di Paroki Hati Kudus Tanah
Merah............14
E. Jumlah umat Paroki Hati Kudus Tanah Merah dan stasi-
stasi.......................................17
2. EVALUASI PERKEMBANGAN
DIRI.............................................................................18
Evaluasi perkembangan diri 6 bulanan (Januari-Juni
2016)...............................................19
Evaluasi perkembangan diri 6 bulanan (Juli-Desember
2016)...........................................26
Evaluasi akhir perkembangan diri masa
pastoral................................................................34
3. PROYEK PASTORAL......................................................................................................49
A. Masa orientasi (3 bulan)...............................................................................................49
B. Proyek pastoral utama: Pendampingan dan penggembalaan umat stasi Santo Yohanes
Pemandi Ampera Papua...............................................................................................55
B.1. Sejarah misi dan Gereja Katolik stasi Santo Yohanes Pemandi Ampera
Papua..........55
B.2. Struktur dewan stasi Santo Yohanes Pemandi
Ampera...............................................59
B.3. Situasi Nyata dan jumlah umat stasi Santo Yohanes Pemandi
Ampera......................60
B.4. Keadaan iman umat stasi Santo Yohanes Pemandi
Ampera........................................65
B.5. Visi-misi yang mau dicapai serta moto yang
menguatkan..........................................69
2

B.6. Langkah-langkah
pendampingan................................................................................71
B.7. Program-program kerja dalam proyek pastoral di stasi Santo Yohanes
Pemandi........73
B.8. Tanggapan dan masukan ketua stasi Santo Yohanes Pemandi Ampera Papua
terhadap frater
pastoral..............................................................................................................95
B.9. Proyek pastoral tambahan: Mengajar di sekolah SMA St. Yoseph Tanah
Merah......96
4. KEGIATAN LAIN YANG DILAKUKAN SELAIN PROYEK
PASTORAL.................100
A. Memimpin ibadat dan
berkotbah...............................................................................100
B. Pembinaan sakramen baptis dan
pernikahan.............................................................101
C. Katekese
umat...........................................................................................................101
D. Pendampingan bagi kelompok
kategorial..................................................................102
E. Memberikan
rekoleksi...............................................................................................102
F. Mengisi renungan di RRI Boven
Digoel....................................................................103
G. Kunjungan
keluarga...................................................................................................103 H.
Mengajar di sekolah...................................................................................................104
I. Mengikuti berbagai pertemuan
resmi.........................................................................104
J. Administrasi
Paroki....................................................................................................105
5. DIMENSI KEIMANAN: IMAM, NABI, DAN
RAJA.....................................................106
A. Menjalankan tugas Imam: Fungsi
pengudusan...........................................................106
3

B. Menjalankan tugas Kenabian: Fungsi


pewartaan.......................................................111
C. Menjalankan tugas Raja: Fungsi
kepemimpinan........................................................118
6. NILAI-NILAI YANG DIPEROLEH DARI PROYEK PASTORAL DAN KEGIATAN
YANG
LAIN....................................................................................................................126
7.
PENUTUP........................................................................................................................132
LAMPIRAN 1: FOTO-FOTO PILIHAN SELAMA MENJALANKAN TAHUN
PASTORAL
LAMPIRAN 2: TANGGAL DAN PERISTIWA
LAMPIRAN 3: LAPORAN KEUANGAN SELAMA TAHUN PASTORAL
4

1. GAMBARAN UMUM TEMPAT PASTORAL


A. SEJARAH MISI DAN GEREJA KATOLIK HATI KUDUS TANAH MERAH 1
Misi Katolik di daerah Papua selatan dimulai dari daerah Merauke. Pada tanggal 22
Desember 1902, Vikariat Apostolik Batavia dipecah menjadi dua wilayah. Wilayah sebelah
timur Sulawesi dijadikan Prefektur Apostolik Nederlandsch Nieuw Guinea. Prefektur ini
diserahkan kepada pastor-pastor MSC. Prefek Apostolik yang pertama ialah Pater Dr.
Matthias Neyens MSC (ditunjuk pada Tanggal 13 Pebuari 1903). Tempat kedudukan Prefek
ialah Langgur di pulai Kei. Pada Tanggal 28 Nopember 1903, Pater Dr. Matthias Neyens
MSC bersama dengan Pater H. Geurtjens MSC tiba di Langgur. Dari Langgur, mereka
meneruskan perjalanan menuju ke Merauke dengan tujuan mengunjungi dan meninjau daerah
Merauke dan Fak-Fak.
Setelah peninjauan di daerah Merauke, para misionaris MSC mulai berdatangan ke
Merauke. Pada Tanggal 14 Agustus 1905, Pater H. Nollen MSC, Pater Ph. Braun MSC, Br.
D. Van Roessel MSC dan Br. M. Oomen MSC tiba di Merauke. Selang antara tahun 1907-
1915, pemerintah Belanda mengadakan ekspedisi militer ke daerah sekitar sungai Digoel.
Dalam ekspedisi tersebut, para pastor Katolik ikut turut serta untuk meninjau keadaan tempat
dan manusia di daerah Asmat, Digoel, dan Muyu. Tidak diketahui apakah rombongan itu ada
singgah ke Tanah Merah atau tidak dan apakah para pastor yang mengikuti ekspedisi itu yang
membuka pelayanan pertama kali di Tanah Merah atau tidak, tidak ada catatan mengenai data
sejarah itu. Setelah ekspedisi militer selesai, pada Tanggal 26 Januari 1927, rombongan
pertama yang dipimpin oleh Kapten L. Th. Becking tiba di Tanah Merah dengan
menggunakan kapal Formalhout. Kemungkinan rombongan pertama dan rombongan
berikutnya, merekalah yang membuka dan membuat pemerintahan Belanda di Tanah Merah.
Apakah ada pastor yang ikut dalam rombongan itu dan memberikan pelayanan atau tidak di
Tanah Merah, semuanya tidak diketahui dengan pasti.
Pada tahun 1930, Pater Petrus Hoeboer MSC menetap di Muting. Pada Tanggal 1 Juli
1932, Pater Hoeboer MSC mengadakan perjalanan ke Digoel Mappi. Pada Tanggal 5
September 1933, Pater Hoeboer MSC mengantar empat guru Kei (Philipus Meterai, Yustinus
Naraha, Timo Renwarin, dan Eduardus Selitubun) dari Tanah Merah ke Ninati, Jibi,
1
Data sejarah misi dan Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Tanah Merah yang
ditampilkan ini sebagian berasal dari laporan akhir frater pastoral sebelumnya dan sebagian
lagi diambil dari ikhtisar kronologis sejarah Gereja Katolik Irian Barat yang dikeluarkan dan
diterjemahkan oleh Pusat Katolik Jayapura. Maksud dari penggabungan dua sumber ini
adalah untuk saling melengkapi, membandingkan, dan menyempurnakan sejarah misi dan
Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Tanah Merah sehingga menjadi data sejarah yang semakin
lengkap dan akurat.
5

Kamakbon, dan Okemkapa. Mereka tiba di Ninati pada Tanggal 19 Oktober 1933. Pada
Tanggal 3 Desember 1933, Pater S. Schuur MSC tiba di Merauke untuk menggantikan posisi
Pater Hoeboer MSC di Muting. Karena sudah ada yang menggantikannya, maka Pater
Hoeboer MSC pindah ke Ninati pada tahun itu juga. Ia bekerja sampai tahun 1942.
Demikianlah Ninati menjadi daerah pusat misi yang baru dibuka oleh P. Hoeboer MSC. Pada
tanggal dan bulan yang sama, Br. Galiart MSC pergi ke Tanah Merah untuk mendirikan
beberapa rumah.

Pada waktu itu Tanah


Merah, Boven Digoel telah
dijadikan pemerintah
Belanda sebagai kamp
pengasingan bagi para
penggerak kemerdekaan
Republik Indonesia, salah
satunya adalah Bung Hatta
sendiri yang ditahan di
penjara Boven Digoel.
6

Pada Bulan April


1934, Br. Galiart MSC
mendirikan pastoran (yang
masih dipakai sampai
sekarang), kapel, sekolah,
rumah guru di Tanah Merah.2
Alex Palit, orang Manado
adalah guru pertama yang
didatangkan dari Manado ke
Tanah Merah. Pada Tanggal 22 Juni 1937, Pater Meuwese MSC ditempatkan di Tanah Merah
sebagai pastor pertama Tanah Merah. Tidak diketahui apakah status pada waktu itu Tanah
Merah telah menjadi paroki atau belum. Kemungkinan besar masih berstatus stasi. Dari
Tanah Merah, Pater Meuwese MSC biasanya mengunjungi daerah Mappi. Sebelum Pater
Meuwese MSC menetap di Tanah Merah, daerah Mappi biasanya dilayani dari Merauke.
Pada Tanggal 17 April 1938 pada hari raya Paskah, Gereja baru di Tanah Merah
resmi digunakan. Jadi bisa dikatakan, selama ini umat hanya beribadat di kapel yang dibuat
oleh Br. Galiart MSC.
Gereja itu masih berdiri
hingga sekarang dan masih
tetap digunakan sampai
sekarang. Rm. Sukiswadi
MSC melakukan beberapa
renovasi terhadap Gereja
sehingga Gereja menjadi
lebih lebar (desain pertama
berbentuk salib) karena melihat jumlah umat di Tanah Merah yang semakin meningkat dan

2
Dikatakan bahwa pada Bulan Desember 1933, Br. Galiart MSC ke Tanah Merah
untuk mendirikan beberapa rumah. Pada bulan April 1934, Br. Galiart MSC mendirikan
pastoran, kapel, sekolah (sekolah Katolik) dan rumah guru. Itu berarti sebelum tahun 1933
dan tahun 1934, pelayanan dan orang yang melayani di Tanah Merah sudah ada sehingga
dibutuhkan sebuah pastoran untuk menetap dan kapel untuk berdoa, serta dibangunnya
sekolah Katolik karena ada yang mengelolanya. Dari semua data ini menunjukkan bahwa
kemungkinan besar bahwa misi Katolik sudah masuk ke Tanah Merah sebelum tahun 1933
dan dibawa oleh para pastor yang ikut rombongan yang mau membuka pemerintahan Belanda
di Tanah Merah pada tahun 1927. Apakah status dari pelayanan itu sudah paroki atau masih
stasi, tidak ada informasi yang jelas tetapi kemungkinan besar masih stasi.
7

berkembang banyak. Pada tanggal yang sama juga di daerah Ninati dan sekitarnya, beberapa
orang dari suku Muyu dibaptis.
Pada akhir Bulan Mei 1938, Mgr. Aerts MSC mengunjungi Tanah Merah. Uskup
Aerts MSC ingin mendirikan suatu asrama dan sebuah sekolah Hollands Inlandse School di
Tanah Merah. Tetapi keinginan itu tidak terlaksana karena terbentur masalah keuangan.
Tercatat dalam ikhtisar kronologis sejarah Gereja Katolik Irian Barat yang diterbitkan
oleh Pusat Katolik Jayapura, pada Tanggal 7 Okober 1939 Pater Grent MSC merayakan pesta
perak imamat. Pada perayaan pesta perak imamat itu juga dihadiri para pastor dari Tanah
Merah dan Ninati. Jadi bisa dikatakan bahwa di Tanah Merah pada saat itu sudah ada
beberapa pastor yang melayani dan bukan Pastor Meuwese MSC sendirian yang melayani di
sana.
Pada tahun 1943, pusat misi Katolik dipindahkan oleh Pastor Petrus Hoeboer MSC
dari daerah Ninati ke daerah Mindiptana. Di sana beliau mendirikan sekolah bagi para calon
guru-guru agama. Beliau mendirikan sekolah bagi para calon guru karena terjadi perang
dunia II yang menghalangi kedatangan guru-guru baru dari daerah Maluku.
Pada tahun 1950, daerah Tanah Merah mendapat seorang pastor yang baru yakni
Pastor Willem Thieman MSC. Beliau adalah misionaris yang membuka perkampungan di
daerah Kimaam. Di Tanah Merah, Pastor Thieman MSC ditugaskan untuk melayani pegawai-
pegawai Belanda yang beragama Kristen (orang-orang serani) yang ada di pusat Tanah
Merah. Selain itu, Pastor Thieman juga mendapat tugas untuk merambatkan agama ke
daerah-daerah hutan di sekitar Tanah Merah. Perjalanan ke daerah Jair ditempuh dengan
menggunakan perahu, pergi dan pulang menyusuri sungai Digoel. Sementara perjalanan
patroli ke daerah Mandobo ditempuh dengan berjalan kaki.
Menjelang tahun 1953, Pastor Thieman MSC mendirikan rumah bagi suster-suster
yang diharapkan akan datang dan membantu misi di Tanah Merah dan sekitarnya. Pada
Tanggal 8 Januari 1954, Sr. Karoline PBHK, Sr. Katarina PBHK, dan Sr. Olivia PBHK tiba
di Tanah Merah. Mereka mengajar di sekolah
dan menjadi pembina di asrama, dimana 75
anak Muyu, Mandobo, dan Jair sudah
dikumpulkan. Setelah beberapa tahun bertugas
di Tanah Merah, Pastor Thieman MSC
menerima tugas untuk merintis sebuah paroki
baru di daerah Getentiri.
8

Pada tahun 1960, pemerintah membuka jalan raya Tanah Merah ke Mindiptana.
Sebelum ada jalan raya, hanya ada jalan setapak dan perlu menyebrang sungai dan penuh
dengan lumpur, lintah, duri pepohonan, dan ancaman dari binatang buas yang sangat banyak.
Pada tahun 1963-1978, Pastor Yo Geutsken MSC menjadi pastor paroki di Tanah Merah.
Pada masa pelayanannya, orang-orang pribumi mulai terbiasa hidup di kampung dan taraf
pendidikan umat berusaha ia tingkatkan. Banyak orang yang minta untuk dibaptis.
Pada tahun 1978, berdasarkan keterangan dalam buku Liber Baptis paroki Hati Kudus
Tanah Merah, Pastor Hendrikus Vergouwen MSC (1978-1989) bertugas sebagai pastor
paroki Tanah Merah mengantikan Pastor Yo Geutsken MSC. Terlihat dalam buku Liber
Baptis, Pastor Yo Geutsken MSC memberikan sakramen baptis yang terakhir Tanggal 13
Juni 1978 sedangkan Pastor Hendrikus Vergouwen MSC memberikan sakramen baptis
pertama kali di Tanah Merah pada Tanggal 16 Juli 1978.
Banyak umat yang terkesan dengan pelayanan dan sikap dari Pastor Vergouwen MSC
ini. Umat stasi Ampera dimana saya ditugaskan untuk mendampingi dan melayani mereka,
sering kali menceritakan pengalaman mereka dengan pastor ini. Itu tandanya pelayanan
pastor tepat sasaran dan mengena di hati umat.
Setelah Pastor Hendrikus Vergouwen MSC, ada beberapa pelayan yang bertugas dan
melayani sebagai pastor paroki Tanah Merah. Mereka adalah P. Anton Maskim Pr (1989-
1991), P. Joseph Santoso MSC (1991-1993), P. Jhon Kandam Pr (1993-1994), Diakon Awam
Linus Panagole (1994-1995), P. Anton Fanumbi MSC (1995-2000), P. Paul Praptanda MSC
(2000-2002), P. Robertus Sukiswadi MSC
(2002-2014), dan P. Jhems Kumolontang
MSC (2014- 31 Januari 2017).

Rumah guru yang dibangun oleh Br. Galiart


MSC di Tanah Merah tahun 1934.
Sekarang menjadi rumah komunitas para
suster KYM
9

Sekolah yang dibangun oleh Br. Galiart MSC di Tanah Merah tahun 1934. Sekarang menjadi
sekolah YPPK St. Fransiskus Xaverius.

B. SUSUNAN DEWAN PAROKI HATI KUDUS TANAH MERAH

STRUKTUR DEWAN PASTORAL PAROKI


HATI KUDUS TANAH MERAH

KETUA UMUM : PASTOR PAROKI JHEMS KUMOLONTANG MSC


(PEMBIMBING PASTORAL)
KETUA DEWAN :BPK HENDRIKUS YANIT
WAKIL KETUA : BPK RUFUS BUROK
SEKRETARIS I : BAPAK VITALIS DAMBI
SEKRETARIS II : BPK ANDRIANUS MOROMON
BENDAHARA I : BPK YANUARIUS SAMPONU
BENDAHARA II : SR CRISTINE SILALAHI KYM

SEKSI SEKSI
1. SEKSI LITURGI
KOORDINATOR: BPK ANDREAS FATLOLON
ANGGOTA: SR CRISTINE KYM
BPK NATALIS JAMREWAV
SDRI BEATA ATIRON

2. SEKSI KATEKESE
KOORDINATOR: BPK PETRUS BELEN
ANGGOTA : BPK LIBERTUS JEHARU
IBU MARGARETA YAMANOP
IBU WILHELMINA KANDAM
BPK QUINTUS SYUKUR

3. SEKSI SOSIAL DAN EKONOMI


KOORDINATOR : IBU KLEMENTINA KAMBEN
ANGGOTA : IBU SUSANA OKEYAMA
IBU GABRIELLA TOMY
IBU SABINA NINGGAN
10

BPK BRAM BATMAN


BPK ADRIANUS BARU
BPK NIKOLAUS KAAT

4. SEKSI KERAWAM
KOORDINATOR : BPK YOSEP AWUNIM
ANGGOTA : BPK YAKOBUS ATUK
BPK JEMY SENDUK
BPK MELIANUS PAUTA

5. SEKSI PENDANAAN
KOORDINATOT : BPK MARTINUS WAGI
ANGGOTA : BPK STEFANUS WAHYUDIYANA
BPK PETRUS LEO
SDRI MARIA PAYUNGLANGI
BPK AGUS WOTOROT
BPK YOSEP DUMATUBUN

6. SEKSI KEPEMUDAAN
KOORDINATOR BPK MATHEUS SILUBUN
ANGGOTA : SDR MARKUS MARIKI
SDR MARTHEN PAUTA
SDR KAYAPAS PAKPAHAN
IBU RATNA APRILIANA

7. SEKSI PENDIDIKAN
KOORDINATOR : BPK QUINTUS SYUKUR
ANGGOTA BPK PARULIAN SINURAT
IBU VERONIKA KATARINA AMOTEY
BPK PTRUS WAKEN
IBU ELISABETH ROROPRABANDARI

8. SEKSI KESEHATAN
KOORDINATOR: IBU LIDIA TARONG
ANGGOTA : dr MONA SITOHANG
SDRI SISKA SUMBUNG
BPK FRANS WIGO

9. SEKSI PEERLENGKAPAN
KOORDINATOR : BPK OKTOVIANUS KOMOYOP
ANGGOTA : BPK MICKEL JAKSON WODON
BPK PETRUS KAMITIK
11

SDR ELIGIUS OMBA

10.SEKSI KERUMAHTANGGAAN
KOORDINATOR : IBU MARIA FATLOLON
ANGGOTA : IBU YUNITA BULO
IBU MARIA KURUWOP
IBU MARIA IMKO

11.SEKSI HUBUNGAN ANTAR UMAT BERAGAMA


KOORDINATOR : BPK BERNADUS BELIONG
BPK FIDELIS PIRADE

C. LUAS WILAYAH PAROKI HATI KUDUS TANAH MERAH


Paroki Hati Kudus Tanah Merah merupakan sebuah paroki yang sangat besar. Di
daerah pusat Kabupaten
Boven Digoel yang
dipimpin oleh seorang
bupati terpilih yakni
Bpk. Benediktus
Tambonop S.STP
(2015-2020), hanya
terdapat satu paroki
dengan jumlah stasi
yang cukup banyak dan dengan jumlah umat yang sangat banyak.
Di pusat Kabupaten Boven Digoel saja, terdapat empat gedung Gereja Katolik yakni:
1. Gereja Hati Kudus sebagai Gereja pusat paroki
12

2. Gereja wilayah St.


Theresia km.
1

3. Gereja wilayah St. Yoseph Wet


13

4. Gereja Bunda Hati Kudus km. 6.3

Di pusat paroki, ada empat wilayah dengan ketua wilayahnya masing-masing dan ada
11 lingkungan
rohani dengan ketua

lingkungannya masing-masing. Berikut nama-nama wilayah dan 11 lingkungan rohani


beserta nama-nama ketua wilayah dan lingkungannya:
No. NAMA WILAYAH KETUA WILAYAH
1 Wilayah St. Theresia Km.1 Vitalis Dambi
2 Wilayah St. Yoseph Wet Petrus Kato
3 Wilayah Bunda Hati Kudus Km. 6 Barnabas Sedik
4 Wilayah Pusat Paroki -
Tabel 1
No. NAMA LINGKUNGAN KETUA LINGKUNGAN
1. St. Angela Merici Melianus Pauta
2. St. Augustinus Eustagius Takndare

Setiap Gereja wilayah mempunyai pengurus wilayahnya sendiri-sendiri namun tetap


3

berhubungan dengan pastor paroki sebagai pemimpin wilayah dan dewan pastoral paroki.
14

3. St. Yosef Tobias Midop


4. St. Don Bosco Anselmus Kakorok
5. St. Bernadetha Ananias Kamiyop
6. St. Elisabet Natalis Jamrewav
7. St. Petrus Basilius Wengim
8. St. Maria Sabina Ninggan
9. St. Andreas Felix Yokbari
10. St. Yohanes Pemandi Dominikus Wiwaron
11. St. Regina Pacis Petrus Belen
Tabel 2

Di luar Tanah Merah, terdapat 17 stasi. Masing-masing memiliki gedung Gereja


dengan keadaan gedungnya bervariatif dan memiliki pengurus dewan stasi masing-masing
yang senantiasa berhubungan dengan pastor paroki dan dewan pastoral paroki. Berikut nama-
nama stasi beserta ketua-ketua dewan stasi:
No. NAMA STASI KETUA STASI
1. Stasi St. Paulus Kouh4 (pesisir sungai Digoel) Frans Koten
2. Stasi St. Petrus Mariam (pesisir sungai Digoel) Marselus Milianop
3. Stasi St. Yohanes Pemandi Ampera (pesisir sungai Dominikus Sinfahagi
Digoel-daerah Awuyu)
4. Stasi St. Maria Bunda Hati Kudus Mawan (di Kaspar Obe Omba

4
Nama-nama yang dicetak miring itu adalah nama-nama kampung dan nama-nama
dari gedung Gereja Katolik di setiap masing-masing stasi. Wilayah di daerah Kali Mappi
adalah wilayah yang paling memprihatinkan. Jarak tempuh untuk mencapai stasi-stasi
tersebut cukup memakan biaya, tenaga maupun kesabaran. Menurut cerita dari Pst. Jhems
Kumolontang MSC, mereka pernah menempuh perjalanan melalui jalur air ke stasi-stasi Kali
Mappi selama dua hari di atas perahu motor (Yamaha 40 PK) dan perlu membawa bahan
bakar bensin sebanyak 800 liter ditambah dengan dua dus oli untuk pelumas. Namun
sekarang perjalanan ke Kali Mappi bisa ditempuh lewat jalan darat yakni pertama mengikuti
jalur air sampai di stasi Yohanes Pemandi Ampera lalu meneruskan perjalanan lewat darat
dengan ojek motor dengan harga ojek sebesar 500 ribu rupiah.
Lama-cepatnya perjalanan lewat darat juga tergantung dari cuaca alam. Jika panas
kering bisa ditempuh hanya 3-4 jam saja, namun bila hujan terus dan basah, diperlukan 9-10
jam perjalanan. Perjalanan ke Kali Mappi juga bisa ditempuh lewat udara yakni terbang
menggunakan pesawat kecil dari Tanah Merah menuju ke Stasi Bomakia hanya 15 menit saja
lalu diteruskan dengan naik perahu speed motor Yamaha 40 PK. Namun jadwal penerbangan
ke stasi Bomakia tidak setiap hari ada. Jadwal penerbangan juga tergantung dari cuaca alam.
Sdra. Augustinus Lonis sebagai petugas Gereja yang ditugaskan untuk melayani umat di
daerah Kali Mappi yang cukup banyak.
15

kawasan jalan raya ke arah Mindiptana)


5. Stasi St. Bartolomeus Patriot (di kawasan jalan Engelbertus Endom
raya ke arah Mindiptana)
6. Stasi St. Vinsensius Arimbet (di kawasan jalan raya Yohanes Menyak
ke arah Mindiptana)
7. Stasi St. Yakobus Ginggimop (di kawasan jalan Gabriel K
raya ke arah Mindiptana)
8. Stasi St. Paulus Hello (di daerah sekitar Kali Kristianus Yegi
Mappi-daerah Awuyu)
9. Stasi St. Maria Afu (di daerah sekitar Kali Mappi- Jermias Afu
daerah Awuyu)
10. Stasi St. Fransiskus Xaverius Yare (di daerah Arnoldus Nawi
sekitar Kali Mappi-daerah Awuyu)
11. Stasi St. Yoseph Kowo I (di daerah sekitar Kali Adam Beni
Mappi-daerah Awuyu)
12. Stasi St. Yoseph Kowo II (di daerah sekitar Kali Paulus Omeagi
Mappi-daerah Awuyu)
13. Stasi St. Petrus Ikisi (di daerah sekitar Kali Mappi- Sebastianus Senfahagi
daerah Awuyu)
14. Stasi St. Yoseph Ga (di daerah sekitar Kali Mappi- Ambrosius Mogo
daerah Awuyu)
15. Stasi St. Yoseph Sarbu (di daerah sekitar Kali Andreas Omeagi
Mappi-daerah Awuyu)
16. Stasi St. Bonaventura Sokanggo (di daerah sekitar Anakletus Bung
Kali Mappi-daerah Awuyu)
17. Stasi St. Yoseph Bomakia (di daerah sekitar Kali Elisabet Ajarop
Mappi-daerah Awuyu)
Tabel 3

D. KELOMPOK-KELOMPOK KATEGORIAL YANG ADA DI PAROKI HATI


KUDUS TANAH MERAH
Paroki Hati Kudus Tanah Merah memiliki tujuh kelompok kategorial yang turut
membantu para pastor dalam mengembangkan iman umat di paroki sesuai dengan kharisma
dan gaya khas kelompok masing-masing. Setiap kelompok memiliki dewan pengurus yang
16

terorganisir dengan baik serta selalu berhubungan dengan


pastor paroki dan dewan pastoral paroki. Berikut nama-
nama kelompok kategorial beserta ketuanya masing-
masing dan jadwal pertemuan mereka:
No NAMA KELOMPOK KETUA KELOMPOK
. KATEGORIAL
1. Kharismatik Jimmy Senduk
2. KTM Edmunda Kutamop S
3. Pelayanan Kasih Margaretha Yamanop
4. AKC Susana Tuwok S
5. Kerahiman Ilahi Florida Kindem Se

6. OMK Eligius Omba P

7. Misdinar Evarista Sri Raina Akbar Set

8. SEKAMI Pangki Meteray S


Tabel 4
Saya biasanya membantu dan ikut dalam doa persekutuan Kharismatik Katolik setiap
hari Rabu.5 Saya biasanya memainkan musik (gitar), menjadi WL (Worship Leader) dan
pembawa firman serta renungan. Jika kelompok Kharismatik mendapat tugas koor di Gereja

5
Saya memang seorang Kharismatik karena itu saya lebih fokus pada kelompok
Kharismatik. Menurut saya, berdoa bersama umat dalam kelompok kategorial itu bagus untuk
diri saya dan panggilan ini. Meskipun fokus pada Kharismatik, saya juga sangat terbuka bagi
kelompok kategorial lain yang membutuhkan pertolongan dan pelayanan saya.
Sebelum menjadi frater MSC, saya sudah sangat aktif dan bergabung dalam tim inti
PDKK Golgotha Pluit Jakarta Utara. Ketika mendengar di Tanah Merah ada Kharismatik,
saya langsung mendekati mereka untuk mengajak bersekutu dalam doa. Pada awalnya
Kharismatik ini hampir vakum karena masalah internal mereka. Doa rutin setiap hari Rabu
sudah tidak ada lagi karena ada masalah mengenai perpindahan jabatan dan kuasa antara
ketua lama dengan wakil ketua. Saya menyemangati mereka dengan mengatakan tidak perlu
vakum hanya dengan masalah seperti itu. Malah dengan adanya masalah-masalah seperti itu,
kelompok Kharismatik harus sering berkumpul dan berdoa agar Tuhan membuka jalan
sehingga masalah itu bisa selesai. Akhirnya mereka kembali berkumpul dan berdoa setiap
hari Rabu lagi. Saya mengajak mereka tidak hanya fokus pelayanan dalam pusat paroki tetapi
sudah harus melebarkan sayap pelayanan. Saya pun mengajak mereka untuk melayani umat
stasi Ampera dan mereka sangat bersemangat dalam melayani umat di sana.
17

pusat paroki, saya juga membantu mereka dalam memilih lagu-lagu pop rohani yang sesuai
serta memainkan gitar. Anggota Kharismatik juga saya libatkan untuk membantu saya dalam
melayani umat di stasi Ampera untuk memperkenalkan apa itu Kharismatik dan kuasa Roh
Kudus.
Saya juga membantu kelompok-kelompok kategorial yang lain. Saya ikut dalam
pelayanan mereka dan doa-doa mereka misalnya kelompok AKC, KTM, Kerahiman Ilahi,
OMK, maupun Misdinar. Saya sering kali diminta kesediaan oleh AKC untuk membawa
sakramen Mahakudus kepada umat yang sakit (kadang-kadang jumlahnya bisa sampai 17
orang dalam satu hari dan biasanya pada hari Minggu setelah perayaan Ekaristi). Saya juga
membantu AKC dalam Hora Sancta adorasi sakramen Mahakudus pada Kamis malam
menjelang Jumat pertama, menyertai mereka dan memberikan renungan singkat tentang
Maria dalam ziarah ke gua Maria Cermin Kekudusan Autriop pada bulan Oktober 2016.
Saya juga membantu kelompok KTM dalam adorasi mereka untuk mentahtakan
sakramen MahaKudus dan mengembalikan sakramen di tabernakel. Membantu kelompok
Kerahiman Ilahi dalam novena Akbar yang mereka
selenggarakan untuk mendoakan Kabupaten Boven
Digoel dan dalam ibadat syukur mereka setelah
novena selesai. Membantu OMK dalam beberapa
waktu dengan memimpin ibadat, rapat
pembentukan pengurus serta program kerja,
persiapan dalam tablo yang mereka pentaskan pada
Jumat Agung 2016, membantu kegiatan pra
IYD di Tanah Merah serta membantu mereka
dalam persiapan Porseni Kevikepan Mindiptana
dalam vokal group, mazmur, dan renungan
Kitab Suci.
18

Saya juga banyak membantu kelompok misdinar Hati Kudus Tanah Merah. Dari
memimpin ibadat mereka, melatih mereka, memberi
rekoleksi kepada mereka, membuat logo mereka serta
mengurusi baju dan jaket mereka. Berikut saya tampilkan
logo baru misdinar paroki Hati Kudus Tanah Merah yang
saya buat dengan maksud tujuan untuk mempersatukan
mereka dalam wadah kelompok misdinar dan juga untuk
memotivasi mereka supaya semakin bangga sebagai
misdinar yang ditunjukkan lewat logo yang telah ada
(sebelumnya tidak ada).
Saya juga pernah membantu SEKAMI dalam
ibadat SEKAMI sebanyak dua kali untuk siaran di RRI
Boven Digoel. Yang pertama mengisi renungan
singkat dan kedua, mengiring musik dengan
gitar.
Prinsip saya, apapun yang saya bisa dan
saya miliki jika demi membantu orang lain yang
membutuhkan, saya akan dengan senang hati
memberikan bantuan dan apa saja yang saya
miliki misalnya bakat. Saya yakin dan percaya
19

semua itu juga baik bagi panggilan yang saya jalani saat ini. Saya cukup terlibat aktif dalam
berbagai kelompok kategorial yang ada di Paroki Hati Kudus Tanah Merah. Saya merasa
senang membantu bahkan terlibat aktif dalam kelompok kategorial.

E. JUMLAH UMAT PAROKI HATI KUDUS TANAH MERAH DAN STASI-STASI


Jumlah umat paroki Hati Kudus Tanah Merah dan stasi-stasi yang ada sangat banyak.
Berikut akan dipaparkan jumlah umat di Paroki Hati Kudus Tanah Merah dan stasi-stasi:
JUMLAH UMAT PAROKI HATI KUDUS TANAH MERAH
No. NAMA LINGKUNGAN JUMLAH JIWA
1. St. Angela Merici 83
2. St. Augustinus 315
3. St. Yosef 601
4. St. Don Bosco 639
5. St. Bernadetha 438
6. St. Elisabet 557
7. St. Petrus 513
8. St. Maria 365
9. St. Andreas 1.302
10. St. Yohanes Pemandi 693
11. St. Regina Pacis 700
Total 6.206
Tabel 5
JUMLAH UMAT DI STASI-STASI
No. NAMA STASI JUMLAH JIWA
1. Stasi St. Paulus Kouh (pesisir sungai Digoel) 181
2. Stasi St. Petrus Mariam (pesisir sungai Digoel) 174
3. Stasi St. Yohanes Pemandi Ampera (pesisir sungai 713
Digoel-daerah Awuyu)
4. Stasi St. Maria Bunda Hati Kudus Mawan (di 335
kawasan jalan raya ke arah Mindiptana)
5. Stasi St. Bartolomeus Patriot (di kawasan jalan 326
raya ke arah Mindiptana)
6. Stasi St. Vinsensius Arimbet (di kawasan jalan raya 120
20

ke arah Mindiptana)
7. Stasi St. Yakobus Ginggimop (di kawasan jalan 198
raya ke arah Mindiptana)
8. Stasi St. Paulus Hello (di daerah sekitar Kali 315
Mappi-daerah Awuyu)
9. Stasi St. Maria Afu (di daerah sekitar Kali Mappi- 116
daerah Awuyu)
10. Stasi St. Fransiskus Xaverius Yare (di daerah 341
sekitar Kali Mappi-daerah Awuyu)
11. Stasi St. Yoseph Kowo I (di daerah sekitar Kali 357
Mappi-daerah Awuyu)
12. Stasi St. Yoseph Kowo II (di daerah sekitar Kali 353
Mappi-daerah Awuyu)
13. Stasi St. Petrus Ikisi (di daerah sekitar Kali Mappi- 442
daerah Awuyu)
14. Stasi St. Yoseph Ga (di daerah sekitar Kali Mappi- 190
daerah Awuyu)
15. Stasi St. Yoseph Sarbu (di daerah sekitar Kali 75
Mappi-daerah Awuyu)
16. Stasi St. Bonaventura Sokanggo (di daerah sekitar 58
Kali Mappi-daerah Awuyu)
17. Stasi St. Yoseph Bomakia (di daerah sekitar Kali 43
Mappi-daerah Awuyu)
Total 4.337

Tabel 6

2. EVALUASI PERKEMBANGAN DIRI


Dalam bagian evaluasi perkembangan diri, saya akan menampilkan seluruh hasil
evaluasi yang telah dibuat yakni dua evaluasi enam bulanan (Januari-Juni 2016 dan Juli-
Desember 2016 yang sudah dikirim) serta evaluasi terakhir dalam membuat laporan ini.

Evaluasi Perkembangan Diri (Januari – Juni 2016)


21

Aspek-aspek Keadaan saya saat ini (Paroki Hati Kudus Tanah Merah)
pembinaan
Skolastikat
MSC
Kesehatan Saya selalu merasa sehat sampai saat ini. Puji Tuhan tidak pernah sakit
berat. Memang pernah masuk angin karena terlalu banyak terkena kipas
angin (waktu itu cuacanya sangat panas). Namun hanya satu hari saja.
Setelah itu, tubuh kembali pulih. Untuk menjaga kesehatan, saya banyak
mengkomsumsi air putih, tidur yang cukup (paling telat jam 11 malam),
makan secukupnya dengan mengurangi konsumsi nasi (memperbanyak
konsumsi sayur mayur) dan mulai rajin berolah raga (catatan terakhir dari
staf pembina yakni saya kurang berolah raga). Ada olah raga tenis meja
di pastoran Hati Kudus. Sesekali saya bermain bersama dengan para
pastor, bruder, para petugas gereja dan teman-teman OMK. Namun
karena ingin mencari olah raga yang lebih menantang dan lebih berat,
saya memilih olah raga Fitness. Saya memang lebih menyukai olah raga
angkat beban ketimbang olah raga yang lebih banyak bergerak. Namun
olah raga fitness yang pada awalnya sangat rutin dijalankan menjadi tidak
rutin karena berbagai kesibukan dalam pelayanan dan mengajar di
sekolah. Olah raga ini akan tetap saya pilih dan saya pertahankan untuk
menjaga kebugaran dan kesehatan saya sambil mencari waktu luang
untuk latihan. Disamping itu, untuk menjaga kesehatan saya banyak
melakukan meditasi chi sebagaimana yang telah dibekali dari skolastikat.
Mengajarkan hal itu juga pada para pastor, bruder dan para petugas
gereja. Beberapa kali saya latihan bersama bahkan menjaga para
konfrater sewaktu latihan. Kedepannya rencana akan mengajarkan
meditasi chi kepada bapak Bupati Tanah Merah dan wakil Bupati karena
mereka meminta saya untuk mengajarkan ilmu yang sangat baik ini untuk
kesehatan. Prinsip saya yakni jika ada ilmu yang baik yang saya miliki,
saya akan terbuka dan membagikannya kepada orang lain agar sama-
sama dapat merasakan manfaatnya.
Kepribadian Saya merasa lebih banyak terbuka di tempat pastoral. Saya lebih banyak
bercerita saat di meja makan baik itu pengalaman pribadi saya sebelum
masuk sebagai seorang frater bahkan pengalaman-pengalaman saya
melayani di tempat pastoral. Catatan terakhir dari staf pembina yang
22

masih saya ingat yakni saya adalah orang yang bertanggung jawab dan
termasuk pribadi yang kurang terbuka bergaul dengan teman-teman unit.
Namun di tempat pastoral ini saya berefleksi dan menemukan demikian:
Keadaan, suasana, dan iklim akademik yang begitu menuntut membuat
saya tidak banyak waktu untuk teman-teman unit (ini menunjukkan
bahwa saya adalah seorang pribadi yang serius dengan tugas perutusan di
skolastikat yakni studi). Apalagi saat-saat dimana sedang berusaha untuk
menyelesaikan skripsi saya dengan cepat mambuat saya lebih tenggelam
lagi dalam dunia diri saya. Memang pada watu itu saya sempat bercerita
dengan superior (waktu itu Pst. Gino MSC) dan PJU saya unit
Purwokerto (waktu itu Pst. Sujono MSC) bahwa saya akan lebih banyak
di dalam kamar, menyendiri untuk menyelesaikan skripsi saya yang agak
rumit karena perpindahan pembimbing yang baru. Namun saya lupa
mengkomunikasikan hal itu pada teman-teman unit saya. Akibatnya
ketika evaluasi, saya dilihat oleh teman-teman unit banyak menyendiri di
kamar dan di ruang skriptores. Setelah di tempat pastoral, saya melihat
dan menyadari bahwa rekreasi itu ternyata perlu apalagi dengan teman-
teman sekomunitas. Menyadari akan hal itu, saya menjadi pribadi yang
sangat terbuka dan tidak menyendiri lagi. Bahkan di tempat pastoral, saya
menjadi pribadi yang sangat luwes sekali dalam bergaul dengan siapa
saja baik dengan anak-anak sampai dengan orang tua. Apalagi di tempat
pastoral di tuntut untuk bekerja dengan maksimal serta bertanggung
jawab, hal itu malah membuat saya semakin menjadi pribadi yang
bertanggung jawab terhadap semua pekerjaan yang dipercayakan kepada
saya.
Afeksi Yang paling penting ketika berada di medan pastoral, saya rela untuk
belajar dan diajar. Itulah tekad saya ketika datang ke tempat pastoral.
Datang ke suatu tempat yang bisa dikatakan sangat asing bagi saya, saya
mesti membuka diri untuk melihat situasi yang ada. Tiga bulan pertama
saya banyak mengamati bahkan mulai memberi berbagai rekoleksi,
pimpin ibadat, dan mengajar di sekolah. Melalui rekoleksi, pimpin ibadat
dan mengajar di sekolah, saya mulai mempelajari karakter orang-orang
Papua yang ada di Tanah Merah ini. Apalagi saya juga bersahabat dengan
23

seorang calon frater Projo keuskupan Agung Merauke yang menjalani


masa orientasi di Tanah Merah yang bersuku Muyu (di tanah merah ini di
dominasi oleh dua suku besar yakni Suku Muyu dan Mandobo). Saya
banyak bertanya kepada dia mengenai budaya suku Muyu. Hal-hal yang
saya temukan ketika di lapangan yang menurut saya sedikit aneh dan
membingungkan mengenai cara hidup, pola berpikir dan tingkah laku
yang tidak saya mengerti, biasanya saya tanyakan kepada para pastor,
bruder, para petugas gereja pada saat makan bersama maupun dalam
keadaan santai di teras pastoran. Bahkan dalam pelayanan pun, ketika ada
umat yang berbicara empat mata mengenai keadaan umat di Tanah Merah
ini, saya akan berusaha mendengarkan dia dengan baik. Pada bulan Mei
2016, saya resmi menjalankan pelayanan saya dalam proyek pastoral di
stasi Ampera St. Yohanes Pemandi. Dengan demikian semakin luaslah
kesempatan untuk mengenal, belajar-diajar dari orang lain karena di stasi
ini, umat kebanyakan bersuku Awuyu. Dalam refleksi saya dalam
menjalankan tugas perutusan, ada keterbukaan untuk menerima umat,
belajar dari umat, mencintai umat tanpa ada kelekatan dan relasi khusus,
menjawab kebutuhan umat (beberapa kali diminta oleh kelompok AKC
untuk membawa sakramen (hosti kudus) untuk orang sakit, mendoakan
orang sakit, pimpin ibadat dan masih banyak kegiatan yang lain, biasanya
saya langsung mengiyakan), mengkomunikasikan segala sesuatu dengan
pastor pembimbing dan umat hal-hal yang perlu dikomunikasikan agar
berjalan dengan lancar. Saya yakin, dengan demikian saya perlahan-lahan
mulai bisa memahami umat yang saya layani.
Emosi Saya dulunya adalah orang yang cepat emosi, cepat marah jika ada yang
tidak beres, cepat bereaksi bila ada yang salah. Hal itu memang telah saya
sadari ketika berada di Skolastikat dan terus menerus saya olah. Dalam
refleksi saya menemukan, saya adalah orang yang sulit memahami orang
lain. Sering kali timbul pertanyaan seperti ini: Apakah karena saya ini
anak bungsu sehingga saya lebih cenderung dipahami daripada
memahami? Saya melihat hal itu ada keterkaitan. Cepat emosi karena
kurang memahami dan mengerti kondisi teman. Namun di tempat
pastoral ini, saya merasa ditempa mengenai hal emosi ini. Pertama-tama
24

di dalam lingkup pastoran saja, saya mulai melakukan manajemen emosi.


Berjumpa dengan konfrater yang ada di lapangan misalnya Br. Lukas
yang kadang-kadang berbicara menyinggung perasaan dan blak-blakan
membuat saya banyak belajar untuk memahami orang lain. Setelah hidup
kira-kira sekitar enam bulan, membuat saya belajar dan menyadari itulah
gaya dari Bruder. Saya malah bersyukur ada sosok pribadi yang seperti
ini karena melalui dialah saya belajar untuk menyampaikan segala
sesuatu apa adanya dan belajar untuk memahami karakter dan gaya orang
lain. Menyampaikan segala sesuatu apa adanya memang kedengarannya
menyakitkan namun ternyata itu bisa membangun dan memotivasi orang
lain. Itulah hal yang positif ketika berani mengatakan yang sebenarnya
kepada orang lain. Pastor Yoseph dengan celotehnya yang kadang-
kadanag menyinggung di hati, namun di saat itulah saya di tantang untuk
melihat, mencermati serta mempelajari dan memahami arti dari
celotehnya itu serta sosok pribadinya yang apa adanya. Di tempat
pastoral, emosi saya banyak dilatih terutama juga dalam menghadapi
umat yang saya layani dan siswa-siswi saya. Hal yang menurut saya
bagus sebagai latihan manajemen emosi yakni ketika saya diprotes oleh
umat sewaktu saya menjadi juri dalam lomba paduan suara antar wilayah
lingkungan rohani. Ada yang tidak puas dengan keputusan juri namun
saya hadapai protes itu bukan dengan emosi namun dengan senyum
bahkan saya mengarahkan mereka untuk protes pada posisi yang benar
yakni kepada pihak panitia.
Kerohanian Di tempat pastoral, kerohanian menjadi hal yang paling utama. Menurut
saya, hidup pelayanan tanpa doa, mati raga, pertobatan terus menurus
serta beramal kasih merupakan pelayanan yang kering, kosong, hampa
bahkan hanya sekedar menjalankan tugas yang rutin semata-mata. Maka
dari itu, hidup kerohanian mendapat porsi yang paling banyak dalam
hidup saya di tempat pastoral. Setiap ada misa pagi atau sore, saya tidak
pernah melewatkannya. Bahkan ketika melayani dalam pemberkatan
jenazah sampai ke liang kubur, setelah selesai saya segera pulang dan
langsung mengikuti misa meskipun misa sudah berjalan. Lebih baik
terlambat daripada tidak sama sekali menurut saya. Doa-doa pribadi baik
25

pada tengah hari jam 12 siang selama tiga puluh menit, doa kerahiman
pada jam 3 sore maupun doa malam pribadi selama setengah jam terus
saya lakukan hingga sekarang. Berpuasa untuk meningkatkan niat doa
dan olah tapa juga saya buat hingga sekarang. Membaca kitab suci
merupakan kegitan rutin harian bukanlah saat bertugas saja baru
membaca kitab suci. Selalu berusaha mencari sakramen pertobatan satu
bulan satu kali ketika ada pastor-pastor dari Mindiptana datang. Melatih
diri untuk beramal dengan berbagi rejeki ketika ada yang datang untuk
mengemis makanan atau uang. Saya lakukan semua itu bukanlah untuk
menujukkan bahwa saya hebat atau sok suci atau sok pamer, tetapi itu
adalah ekspresi kerinduan saya untuk mau selalu dekat dengan Tuhan
yang saya percaya telah memanggil, memilih dan mengutus saya.
Perutusan yang saya hayati adalah perutusan di dalam doa dan kasih.
Tanpa doa, hidup rohani, dan kasih maka perutusan itu adalah sia-sia.
Untuk selalu menghidupi semangat api Roh Kudus yang ada dalam diri
saya, biasanya saya bersekutu juga dengan kelompok kharismatik dalam
pujian serta penyembahan dan berbagi pengalaman rohani dengan para
anggota kharismtik di Tanah Merah.
Intelektual Di awal kedatangan saya di tempat pastoral, saya mulai di tawari untuk
memberikan berbagai rekoleksi. Saya memberi rekoleksi cukup banyak.
Yang paling banyak adalah rekoleksi untuk anak SD dan anak SMP yang
sedang mempersiapkan diri mereka untuk mengikuti ujian nasional.
Selebihnya rekoleksi misdinar dan OMK. Karena memberi rekoleksi
membuat saya harus mencari berbagai sumber dan data untuk bahan
rekoleksi. Saya membuka kembali katekismus, buku iman katolik, buku
pelajaran agama Katolik, majalah serta mencari data di internat melalui
situs resmi Gereja katolik dan mempelajari kembali bahan-bahan teologi
yang pernah saya dapatkan di STFSP. Hal itu membuat aspek intelektual
saya menjadi lebih berkembang dan maju. Berbagai sumber terbaru saya
dapatkan dan saya bagikan kepada mereka yang mengikuti rekoleksi
yang saya berikan. Cara memotivasi orang lain, menyakinkan orang lain
bahwa mereka semua bisa saya pelajari. Bahkan pendalaman materi
mengenai misdinar dan OMK saya pelajari ketika saya hendak
26

memberikan rekoleksi. Mempelajari juga games yang baru untuk ice


breaking serta permainan dalam outbond. Semuanya itu mengembangkan
sisi intelektual saya. Menonton berita juga merupakan hal yang penting
sebagai pemberi rekoleksi dan memimpin ibadat karena melalui kejadian
sehari-hari itulah maka bisa dijadikan patokan dalam memberikan pesan
dan arti dalam rekoleksi serta amanat dalam ibadat. Pada pertengahan
bulan Februari, saya diberi kesempatan untuk mengajar bahasa Inggris
untuk kelas X dan XI SMA St. Yoseph. Hal itu membuat saya
mengaktifkan kembali apa yang pernah saya kuasai ketika di SMP dan
SMA. Saya juga mulai membaca buku bahasa Inggris, membuka kamus
yang berhubungan dengan mata pelajaran yang akan saya ajarkan.
Komunitas Saya merasa di tempat pastoral ini, hidup komunitas menjadi sangat
berarti, bermakna, dan penting bagi saya. Ketika pulang dalam
pelayanan, badan merasa capek, ngantuk, loyo namun segar kembali
ketika duduk makan bersama dan bercerita serta bersenda gurau dengan
para konfrater. Saya menemukan makna hidup komunitas yang
mendalam ketika turun dalam medan pastoral di Tanah Merah ini.
Bahkan saya selalu berusaha untuk bisa makan bersama dengan para
konfrater di meja makan di pastoran. Saya pernah latihan fitness ketika
sore hari menjelang malam. Namun melihat jam menunjukkan hampir
pukul tujuh malam, saya memutuskan untuk pulang meskipun belum
selesai hanya karena supaya bisa makan bersama. Saya menemukan
semangat untuk terus melangkah dalam panggilan ini ketika para
konfrater berkumpul, berdoa bersama di kapel dan di Gereja serta makan
bersama. Dalam makan bersama banyak hal yang kami perbincangkan
dari politik hingga ke agama. Bercerita mengenai pengalaman satu hari
yang telah lewat ketika makan malam bersama. Bagi saya pengalaman
makan bersama dan doa bersama-sama dengan para konfrater adalah
pengalaman yang saya tunggu-tunggu di tempat pastoral.
Ke-MSC-an Di tempat pastoral saya berusaha menghidupi ketiga kaul yang telah saya
dan
ikrarkan. Memang tidak seratus persen sempurna namun saya berusaha
kebiaraan
menjadikan ketiga kaul itu sebagai patokan bagi saya untuk tetap
melangkah dalam panggilan ini. Saya berusaha taat dengan pembimbing
27

pastoral saya. Yang saya hayati mengenai ketaatan adalah ketaatan dalam
dialog serta komunikasi. Ada beberapa rencana, ide-ide, serta kegiatan-
kegiatan yang saya hendak buat, saya komunikasikan dengan
pembimbing saya. Saya selalu meminta persetujuan dari beliau. Jika
beliau mengatakan oke, barulah saya menjalankan rencana-rencana itu
dengan tanggung jawab. Bila beliau meminta bantuan saya untuk pimpin
ibadat atau memberikan katakese, ia pun juga mengkomunikasikan
kepada saya apakah saya bisa karena mengingat permintaan pelayanan
dari umat atau rekoleksi. Kami saling menghargai dan menghormati
melalui dialog dan komunikasi untuk menghidupi kaul ketaatan ini. Di
tempat pastoral ini juga, saya berusaha untuk tidak menjalani relasi
khusus dengan lawan jenis. Saya menyadari posisi saya sebagai calon
imam serta membawa nama baik dari pastor pembimbing saya dan nama
besar tarekat MSC. Saya menyadari bahwa sebagai frater pastoral banyak
orang yang melihat serta menilai saya. Saya tetap bergaul biasa dengan
lawan jenis namun selalu sadar akan posisi dan batas-batas dalam
pergaulan dengan lawan jenis. Saya juga berusaha menghidupi kaul
kemiskinan. Puji Tuhan, di Tanah Merah ini saya tidak mengalami
kesulitan mengenai keuangan. Namun saya sadar bahwa seorang
biarawan tidak boleh menumpuk kekayaan. Setiap pulang dari pelayanan,
saya selalu menyetorkan uang yang saya terima dari pelayanan. Namun
pastor paroki selalu mengijinkan saya untuk menggunakan uang itu untuk
keperluan saya. Jadi saya menyimpan uang dari pelayanan juga atas dasar
ijin dari pastor pembimbing saya. Aspek kebiaraan juga saya hidupi
dengan doa brevir bersama. Pada awal sebelum saya mengajar, saya dan
pastor rajin berdoa brevir. Namun karena mulai sibuk mengajar di
sekolah, maka doa brevir pagi bisa dikatakan berhenti. Namun ketika
malam hari, kami berusaha untuk dapat doa malam bersama. Itu pun
tergantung apakah ada tamu atau tidak. Jika ada tamu biasanya tidak jadi.
Meskipun demikian, bila ada waktu dan tidak mengajar, saya sempatkan
diri untuk berdoa brevir pagi sendiri di gereja Paroki.
kerasulan Sebagai seorang calon imam, saya harus selalu siap diutus ke mana saja.
Saya tidak pernah bernegosiasi untuk mendapatkan tempat yang enak.
28

Ketika diutus oleh Skolastikat ke Papua pun saya siap. Oleh karena itu,
ketika pastor pembimbing mengutus saya untuk melakukan pelayanan,
saya selalu siap. Proyek pastoral saya adalah memegang sebuah stasi,
mengajar di sekolah dan jika ada waktu membantu di OMK. Saya siap
menjalankan tugas perutusan yang diberikan kepada saya dan saya
jalankan dengan segala kreatifitas serta persiapan diri yang cukup
matang. Mencari dana untuk pembangunan Gereja stasi di mana saya
melayani dengan memanfaatkan jejaring media sosial di internet (FB),
membimbing OMK serta berbagi ilmu dalam bermain gitar serta
bernyanyi sering saya lakukan. Bahkan saya berusaha membentuk band
rohani OMK Tanah Merah sebagai sarana dan wadah agar OMK bisa
lebih bersatu lagi serta mau lebih lagi dalam melayani Gereja dan Tuhan.
Hal ini telah disetujui oleh pastor pembimbing dan saya siap untuk
melaksanakannya. Dengan berbagi ilmu menuntut saya untuk lebih lagi
mendalami ilmu yang saya miliki. Merasul sambil berbuat baik adalah
ciri khas dari Yesus Kristus sendiri. Melalui permenungan dalam Injil
membuat saya sadar bahwa saya pun harus berbuat demikian. Pergi
kemana saja ketika diutus dan sambil berbuat baik dan berbagi ilmu
dengan orang lain.

Evaluasi Perkembangan Diri (Juli – Desember 2016)


Aspek-aspek Keadaan saya saat ini (Paroki Hati Kudus Tanah Merah)
pembinaan
Skolastikat
MSC
Kesehatan Saya selalu merasa sehat hingga sekarang dan tidak pernah sakit berat,
puji Tuhan. Meskipun kegiatan mengajar di sekolah cukup padat,
pelayanan di stasi Yohanes Pemandi Ampera rutin dilakukan ditambah
lagi pelayanan di lingkungan-lingkungan rohani serta kelompok-
kelompok kategorial, hal itu tidak membuat saya lupa untuk menjaga
29

kesehatan dan tidak melemahkan kesehatan saya. Tidur yang cukup,


minum air putih yang cukup, makan yang cukup, melakukan olah raga
fitness jika ada waktu, melakukan latihan chi serta berdoa yang saya
percaya selain bisa mendekatkan diri pada Tuhan dan kehendakNya
namun juga bisa menghasilkan energi positif dalam diri tetap saya
lakukan untuk menjaga kesehatan saya. Beberapa bulan yang lalu, saya
sempat kembali aktif dan rutin dalam olah raga angkat beban. Namun
ketika melakukan olah raga voli di sekolah bersama dengan siswa-siswi
SMA St. Yoseph, urat lengan saya yang sebelah kanan tertarik lagi
sehingga sakit kembali (waktu itu sempat jatuh dari motor sehingga salah
urat). Hal itu yang membuat saya berhenti dan beristirahat sejenak dalam
olah raga fitness. Namun rencana saya pada bulan Januari 2017, saya
mau melakukan olah raga itu kembali untuk menjaga kebugaran tubuh
saya. Saya juga mengajarkan meditasi chi kepada bpk Bupati Boven
Digoel dan berlatih bersama dengan beliau. Dengan mengajarkan ilmu
yang sangat baik itu kepada orang lain, saya pun akan semakin terampil
dalam mengajar dan dapat menjaga kesehatan saya karena saya berlatih
bersama dengan orang yang saya ajari. Menurut saya, kesehatan itu
sangat penting karena jika saya sehat maka saya dapat melayani umat
dengan baik. Untuk kesehatan, saya bersyukur Tuhan senantiasa
memberikan kesehatan yang sangat baik.
Kepribadian Saya merasa di tempat pastoral, saya semakin menjadi pribadi yang
luwes dalam bergaul dengan siapa saja (orang tua, dewasa, remaja,
bahkan anak-anak). Saya biasanya suka menyapa siapa pun terlebih
dahulu (kebiasaan ini sudah saya lakukan di Skolastikat namun di tempat
pastoral lebih lagi). Kehidupan komunitas pastoran Hati Kudus sangat
membantu saya untuk menjadi pribadi yang lebih terbuka, luwes dan
gampang bergaul. Contoh dan teladan yang diberikan oleh pastor
pembimbing, pastor rekan, serta para petugas Gereja sangat mendorong
saya untuk melatih diri menjadi pribadi yang lebih terbuka dan tidak kaku
dalam pergaulan. Apalagi dari bulan Mei 2016 hingga sekarang, saya
masih dipercayakan untuk memimpin/menggembalakan sebuah stasi dari
paroki Hati Kudus (stasi Ampera) dan hal itu sangat merubah diri saya
30

sehingga menjadi pribadi yang welcome dengan siapapun. Di stasi, saya


biasanya mendengarkan keluh kesah, cerita, curhat dari umat karena
biasanya ada beberapa umat yang datang ke pastoran untuk bercerita dan
itu pasti. Mendengarkan cerita mereka dengan seksama membuat saya
menjadi pribadi yang terbuka serta menjadi pendengar yang baik. Saya
sangat merasa di tempat pastoral sekarang ini, saya dilatih dan diajar
untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Saya merasa terbantu untuk
mengembangkan kepribadian saya di tempat pastoral
Afeksi Kesibukan dalam melayani stasi Ampera, mengajar di sekolah, melayani
umat di lingkungan-lingkungan rohani serta kelompok kategorial
membuat saya banyak belajar berbagai hal. Salah satu prinsip saya adalah
siap untuk belajar dari siapa pun yang memberikan sesuatu yang baik dan
siap untuk diajar. Melayani stasi Yohanes Pemandi Ampera yang rutin
saya lakukan (2 minggu sekali dengan alokasi waktu hari Sabtu – Senin)
membuat saya banyak bergaul dengan umat stasi Ampera yang mayoritas
bersuku Awuyu. Membaca dan belajar karakter-karakter mereka lalu
menanyakan hal itu kepada ketua stasi, apakah betul hasil pengamatan
dan analisis saya biasanya saya lakukan. Menurut saya, dengan
memahami mereka maka sasaran dari proyek pastoral bisa tepat sasaran
dan mengena di hati umat. Mengajar di sekolah juga membuat saya
banyak belajar dari karakter umat di Tanah Merah (para murid yang
didominasi oleh orang Papua yang bersuku Muyu, Mandobo, dan Awuyu
(dalam skala kecil) serta para pendatang misalnya dari Toraja, Batak,
Tanimbar, Kei, Manado, Madura serta flores). Saya menemukan cara
untuk menghadapi mereka dan cara mengajarkan ilmu (kebetulan saya
mengajar English dan English Conversation) kepada mereka. Pelayanan
umat di lingkungan dan kelompok kategorial yang lebih rutin dan lebih
banyak daripada bulan – bulan sebelumnya membuat saya lebih banyak
belajar tentang umat dan situasi umat. Permintaan pelayanan yang
diajukan biasanya langsung saya iyakan bila tidak ada halangan dengan
rencana yang telah dibuat. Saya selalu mengkomunikasikan berbagai
permintaan pelayanan yang diajukan oleh umat dengan pastor
pembimbing. Dalam menjalani masa pastoral, saya berelasi dengan siapa
31

pun tanpa harus terikat dengan relasi khusus dengan seseorang. Prinsip
saya yang lain adalah yang saya lakukan ini bukan semata untuk mencari
perhatian, penilaian, nama baik, popularitas namun ketika ada yang
meminta bantuan dan saya bisa memberikannya, maka akan saya lakukan
dengan semaksimal mungkin. Saya melayani dengan sungguh dan bukan
untuk menjadi terkenal dan mencari nama baik. Sebab untuk itulah saya
datang ke tempat pastoral yakni untuk melayani dan belajar untuk
semakin lebih baik lagi.
Emosi Mengenai emosi, saya masih merasa jika ada sesuatu yang tidak beres
maka saya akan cepat sekali bereaksi. Namun yang saya rasakan adalah
reaksinya bukanlah dalam hal negatif namun kearah positif. Misalnya ada
beberapa waktu, saya sempat bercerita dengan pastor pembimbing
mengenai konflik yang terjadi di stasi Ampera tentang umat yang ingin
mencari keuntungan dari proses pembangunan Gereja (pengambilan batu
pasir di wilayah warga). Waktu itu entah Bruder yang salah dengar atau
dia sengaja, dia langsung menyambung dengan perkataan yang menurut
saya salah dan saya tidak pernah mengatakan hal itu. Saya langsung
bereaksi dan berusaha meluruskan perkataan Bruder itu supaya tidak
terjadi salah paham dan supaya tidak mengaburkan jalannya
pembicaraan. Menurut saya, jaman sekarang ini ketika berbicara mesti
berhati-hati dan tidak mengaburkan pembicaraan yang sebenarnya supaya
tidak terjadi kesalahpahaman antara kedua belah pihak meskipun itu di
dalam komunitas religius sekalipun. Dengan tidak memutar balikkan
fakta dan tidak mengaburkan pembicaraan berarti kita saling
mendengarkan dan saling menghargai. Mungkin karena dulu terbiasa
bekerja di luar dan berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi
ketika masuk sebagai calon imam, maka bila ada sesuatu yang tidak beres
langsung bereaksi. Namun saya sadari, reaksi itu masih perlu diolah lagi
supaya bisa dikontrol sehingga dapat menyampaikan hal itu dengan
bijaksana. Untuk masalah emosi-emosi yang lain, menurut saya, saya
baik-baik saja.
Kerohanian Di tempat pastoral, kerohanian menjadi yang pertama dan utama.
Kerohanian saya isi dengan doa bersama di komunitas yakni misa, berdoa
32

pribadi di Gereja atau di kamar jam 12 siang dan 3 sore dan sebelum tidur
malam, berusaha menjalankan matiraga atau askese seperti yang telah
dilakukan di skolastikat, selalu mencari sakramen pertobatan bila ada
pastor-pastor yang mampir di pastoran, membaca dan merenungkan
Kitab Suci setiap hari, refleksi pribadi dengan menulis di buku atau
melakukan examen, bimbingan rohani, peduli serta beramal kasih kepada
yang membutuhkan. Belakangan ini saya memang sedang merenung
salah satu tritugas Yesus yakni imam. Tugas imam adalah menguduskan.
Dengan demikian maka imam itu sendiri perlu menguduskan dirinya
sendiri terlebih dahulu supaya rahmat untuk menguduskan umat pun
dapat mengalir dengan lancar. Saya sadari hal itu dalam tugas pelayanan
saya dan pewartaan saya. Maka dari itu, saya sangat rajin untuk
menguduskan diri ini dari dosa lewat sakramen pertobatan. Bagi saya,
sakramen pertobatan, askese atau mati raga, berdoa pribadi, berdoa
bersama (misa), membaca dan merenungkan Kitab Suci setiap hari,
refleksi, melakukan examen, bimbingan rohani berkala, beramal kasih
membantu saya untuk mengembangkan sisi kerohanian saya. Saya sangat
merasakan itu dalam pelayanan dan pewartaan saya ketika memimpin
ibadat atau melakukan pelayanan yang lain. Saya sangat yakin umat juga
pasti merasakan hal yang sama karena beberapa dari mereka sempat
mengutarakan hal itu kepada saya, puji Tuhan. Saya sendiri terlibat aktif
juga dalam kelompok kategorial Kharismatik Katolik di tanah Merah.
Dengan berdoa bersama dan membagikan renungan kepada mereka, saya
juga semakin mengembangkan kerohanian saya. saya juga terlibat aktif
dalam kelompok AKC dan membantu mereka dalam hora sancta serta
kegiatan AKC yang lain. Dengan membantu kelompok-kelompok doa di
paroki, membuat saya semakin dekat dengan hal-hal yang rohani
sekaligus dapat mengembangkan pangilan dan kerohanian saya.
Intelektual Pada Bulan Agustus 2016 hingga Bulan Desember 2016, saya
dipercayakan untuk mengajar English Conversation. Berbekal
pengalaman kursus Bahasa Inggris (Dasar I dan II sewaktu SMP dan
SMA), pengalaman studi di sekolah ekspor – impor Jakarta yang juga
menuntut untuk berbahasa Inggris, kursus bahasa Inggris di LIA Jakarta
33

bagian English Business serta pengalaman di tempat kerja dan


pengalaman menemani para pastor luar negeri sewaktu APIA Conference
membuat saya berani untuk menerima tawaran itu di sekolah SMA St.
Yoseph Boven Digoel. Meskipun mempunyai pengalaman dalam bahasa
Inggris, hal itu tidak membuat saya santai. Ketika hendak mengajar para
siswa-siswi, saya tetap mempersiapkan diri saya dengan membuka buku
bahasa Inggris lagi, meminta aplikasi dari teman mengenai tes Toefl,
belajar lagi agar saya bisa mengajar dengan baik kepada para murid saya.
Saya berusaha untuk menemukan cara mengajar yang menarik, sesuatu
yang sulit di buat lebih mudah. Kadang saya menyanyikan lagu bahasa
Inggris di hadapan para murid saya untuk melihat sejauh mana
kemampuan listening mereka. Untuk mengembangkan intelektual saya
dan para murid dalam bahasa Inggris, saya membuat lagu doa dalam
bahasa Inggris (doa pembuka dan doa penutup) yang wajib dinyanyikan
ketika hendak memulai pengajaran dan menutup pelajaran. Saya tetap
mengembangkan intelektual saya. Di Stasi maupun di lingkungan rohani
(khususnya St. Elisabet), saya rutin memberikan katakese iman kepada
umat. Hal itu membuat saya membuka buku lagi, mempelajari dogma-
dogma Gereja kembali, mencari data di internet. Hal itu membuat saya
terus mengembangkan intelektual saya dan mencari cara agar bisa
membawakan katakese dengan menarik. Dogma-dogma Gereja yang
kadang sulit dimengerti oleh awam saya sederhanakan dengan mencari
berbagai analogi sehingga mereka mengerti. Dengan demikian saya juga
banyak belajar dan menambah wawasan saya. Selain mengajar dan
memberikan katakese, saya juga masih memberikan rekoleksi baik untuk
anak-anak sekolah dan misdinar. Mempersiapkan bahan-bahan rekoleksi
juga mendorong saya untuk belajar kembali dan menambah wawasan
saya.
Komunitas Saya bersyukur di tempatkan di komunitas pastoran Hati Kudus Tanah
Merah. Di komunitas ini, saya merasa sangat terbantu dalam hidup
komunitas. Pastor pembimbing yang sering kali memanggil untuk
sarapan, makan siang, dan makan malam menunjukkan sikap yang ingin
menghidupi komunitas dalam kebersamaan (kami di komunitas
34

mempunyai irama dan kesibukan masing-masing. Saya lebih banyak di


sekolah dan pelayan umat di stasi maupun di umat paroki sehingga
makan bersama adalah kesempatan untuk bercerita dan berkumpul).
Seringkali saya tenggelam dalam kesibukan saya akhir-akhir ini.
Kesibukan mengajar hingga hampir sore baru pulang membuat saya
menjadi jarang untuk makan pagi dan makan siang bersama. Kadang saya
bangun pagi-pagi untuk memeriksa hasil jawaban dari anak-anak murid
supaya bisa segera saya bagikan kepada anak murid membuat saya
tenggelam dalam pekerjaan itu (setiap kali saya masuk kelas pasti ujian
kosakata bahasa Inggris). Pastor pembimbing sering memanggil saya
untuk sarapan namun saya kadang lebih mementingkan pekerjaan saya
mengingat jam mengajar hampir semakin dekat. Pastor pembimbing
menasehatkan saya bahwa sarapan pagi itu penting, bukan masalah
makannya melainkan kebersamaannya itu yang dinilai dan dihayati. Saya
merenung itu dan merasakan itu benar. Kebersamaan dalam komunitas
itu penting, meskipun tidak ada yang dibicarakan yang penting datang
saja untuk bersama-sama. Maka mulai saat itu saya berusaha untuk tetap
bersama-sama baik di meja makan atau bekerja. Saya berterima kasih
kepada pastor pembimbing dan komunitas yang begitu hidup sehingga
dapat membantu saya untuk menghayati nilai kebersamaan.
Ke-MSC-an Di tempat pastoral, saya berusaha untuk menghidupi ketiga kaul. Kaul
dan
ketaatan saya hidupi dengan sering kali berdialog dengan pastor
kebiaraan
pembimbing. Bila ada tawaran pelayanan, sering kali saya
komunikasikan dengan beliau. Begitu pun juga dengan beliau. Jika ada
tawaran pelayanan dan beliau tidak bisa, maka ia mengkomunikasikan
dengan saya. Semua rencana dan program kerja baik di pastoran dan di
stasi, biasanya saya berikan untuk pastor pembimbing lihat dan untuk
dipertimbangkan. Bila semua itu setujui baru saya jalankan dengan
maksimal, tanggung jawab dan hal itu dilaporkan dalam bimbingan
pastoral yang rutin saya lakukan. Kaul kemurnian saya hidupi dengan
berelasi dengan siapa saja tanpa harus melekat atau mencintai seseorang
dengan khusus. Semuanya sama karena mereka semua adalah domba-
domba saya. Kadang ada pergumulan dalam kemurnian, saya ceritakan
35

kepada pastor pembimbing. Cerita-cerita dari pastor pembimbing


menguatkan saya bahwa normal seseorang laki-laki bergumul hal
demikian. Tandanya ia adalah laki-laki normal. Kaul kemurnian bisa
dijalankan dengan baik bila saya sendiri terbuka untuk menceritakan hal
itu dan tidak disimpan sendirian (hasil renungan saya). Kaul kemiskinan
saya hidupi dengan selalu rajin dan rutin membuat laporan keuangan.
Ada uang yang masuk bila memimpin ibadat maupun memberikan
rekoleksi, saya catat dengan sangat mendetail. Pastor pembimbing
mengijinkan saya untuk menyimpan dan menggunakan uang itu untuk
keperluan saya atau untuk pelayanan saya, saya bersyukur untuk itu.
Menghidupi spiritualitas MSC, serta visi dan misinya, saya banyak
bertanya dan berdialog dengan pastor-pastor senior yang singgah di
pastoran misalnya pastor Vikep atau superior daerah. Melalui cerita dan
sharing mereka, saya bisa belajar dan mengerti bagaimana mereka
menghidupi ke-MSC-an dan kebiaraan. Pengalaman melalui dialog dan
aktif bertanya membuat saya banyak belajar tentang MSC dengan para
senior saya.
kerasulan Sebagai seorang misionaris, saya harus siap diutus ke mana saja baik itu
tempat yang enak maupun susah. Percakapan secara pribadi antara saya
dengan superior daerah yang mengunjungi komunitas kami, beliau
menanyakan kepada saya apakah saya mau kembali ke papua. Saya
menjawab dia “welcome”. Saya siap jika pemimpin menghendaki saya
untuk kembali. Memang yang saya temukan di lapangan, ada beberapa
paroki di wilayah Mindiptana salah satunya adalah paroki Woropko yang
kosong. Pengamatan saya, di tempat lain orang berlomba-lomba masuk
meskipun tempat itu sudah penuh, tapi di pedalaman ini sepertinya orang
tidak tertarik. Hal itu menggugah hati saya untuk mengatakan “welcome”
kepada superior daerah dan ia tersenyum. Menurut saya, ketika sudah
serius masuk ke dalam ladang Tuhan, terserah Tuhan mau taruh di mana,
pasti Tuhan tidak akan pernah meninggalkan saya. Untuk meningkatkan
tugas pelayanan dan kerasulan, saya biasanya mencari berbagai cara
dengan memanfaatkan berbagai ketrampilan dan bakat yang saya miliki
serta mengembangkannya. Saya membuat logo untuk stasi Ampera
36

dengan menjelaskan berbagai maksud sehingga logo itu ada, menciptakan


lagu wajib untuk stasi Ampera untuk mengumpulkan dan mempersatukan
mereka, memberikan kotbah yang menarik dengan mengupas Kitab Suci
yang dihubungkan dengan kisah-kisah menarik dan juga didahului
dengan video-video pendek yang inspiratif dan kadang saya juga
menyanyi lagu rohani dalam ibadat sebagai amanat sabda. Saya
bersyukur kepada Tuhan yang selalu memberikan ide-ide yang baik dan
cemerlang kepada saya. Pergumulan dan kesulitan tetap ada. Namun saya
tidak mau tenggelam dalam kesulitan itu. Saya biasanya berdoa mohon
petunjuk dan bimbingan Roh Tuhan untuk membantu saya, saya
berefleksi atau saya ceritakan kesulitan itu kepada pastor pembimbing.
Hal-hal itu yang saya lakukan supaya kerasulan saya tetap berjalan
dengan baik. Menurut saya, yang penting niat hati ini tulus dan ingin
melayani umat, maka segala kesulitan dalam kerasulan pasti ada jalan
keluar.

EVALUASI AKHIR PERKEMBANGAN DIRI MASA PASTORAL


INDIKATOR A B C D ALASAN
1. ASPEK KESEHATAN
 Daya tahan tubuh - olahraga x Puji Tuhan, saya tidak pernah sakit
berat. Saya selalu merasa tubuh
saya sehat dan bugar. Beberapa
 Kesegaran kebugaran x bulan lalu saya sangat aktif olah
raga angkat beban (tinggal
pemulihan tangan yang sakit).
 General check-up akhir x
Secara penampilan saya segar dan
suka tersenyum dan tertawa bila
ada yang lucu. Untuk kesehatan,
 Pernah sakit berat/opname/operasi x saya sangat bersyukur Tuhan
menganugerahkan kesehatan yang
sangat baik. Yang saya lakukan,

 Penampilan lahiriah x tidur yang cukup, makan yang


37

cukup (kurangi Karbohidrat karena


saya semakin gemuk), minum yang
cukup, sesekali olah raga entah di
sekolah dan di tempat fitness,
berdoa dan mati raga juga
membantu saya untuk menjaga
kesehatan, serta masih melakukan
meditasi chi untuk kesehatan.
2. ASPEK KEPRIBADIAN
 Yakin, berprinsip atas dasar nilai- x Saya merasa menjadi pribadi yang
nilai serentak luwes dan supel-tepat sangat luwes dan tidak kaku dalam
 Rasa tanggung jawab dan rela ikut x menjalani masa pastoral.
bertanggung jawab, mandiri, mampu Perjumpaan dengan umat, melayani
ambil keputusan, dan berani umat, mendengarkan masukan dan
menanggung resiko keluh kesah umat membuat saya
 Kelakuan dan x menjadi pribadi yang luwes dan
keberadaannya/hidupnya berbasis supel. Kehidupan komunitas yang
pada nilai kemanusiaan/panggilan, sangat hidup di Tanah Merah
setia kawan, belas kasih, kejujuran, membantu saya untuk menjadi
ketulusan, kemurahan hati. pribadi yang tidak kaku lagi. Saya
 Mengenal diri secara realistis dan x merasa sangat diterima di
jernih, konsisten dalam komunitas pastoran Hati Kudus
perkembangan pribadi (mampu Tanah Merah. Jika ada tugas dan
menguasai/mengolah kebutuhan, tanggung jawab yang diberikan
emosi-emosi, kemalangan- kepada saya, saya menjalankannya
kemalangan atas cara yang tenang), dengan penuh kedewasaan dalam
suasana hati tak berubah-ubah atas bertindak maupun berpikir serta
cara yang menyolok dan kelihatan bertanggung jawab. Saya sadar
makin dewasa dalam kebebasan setiap tingkah laku serta berbicara
hati/batin saya mewakili Gereja Katolik (saya
 Suka mengambil initiatif, proaktif, x kadang mengikuti pertemuan resmi
cepat tanggap dan kreatif terhadap mewakili tokoh agama dari Gereja
hidup dan kehidupan bersama dan Katolik yang diselenggarakan oleh
38

dapat diandalkan dalam tugas-tugas pemerintah misalnya RUU tentang


MIRAS) tarekat MSC dan
membawa nama baik dari pastor
pembimbing. Jadi saya berusaha
menjaga kelakuan dan sikap saya
sesuai dengan posisi saya saat ini
sebagai seorang yang terpanggil.
Saya juga masih suka merenung
tentang diri saya dan kehidupan ini,
masih suka membuat refleksi atas
perasaan-perasaan yang saya
rasakan untuk menjadi manusia
yang semakin mengenal diri sendiri
dan semakin bijaksana. Saya juga
terlatih untuk semakin proaktif dan
kreatif dalam hidup bersama
dengan para konfrater di pastoran.
Membeli lauk pauk bila umat tidak
membawa makanan di pastoran,
membuat cemilan puding, sesekali
memasak dan membuat nasi goreng
sehingga bisa dimakan bersama-
sama, membuat logo ini dan itu
demi kemajuan bersama. Apapun
yang saya bisa, saya akan bantu
demi perkembangan bersama.
3a. ASPEK KEMATANGAN AFEKSI
 Mengenal diri dan menerima diri apa x Saya masih suka melakukan
adanya refleksi. Saya menulisnya dalam
 Memiliki kemampuan untuk merasa x buku refleksi saya. Saya percaya
dengan yang menderita. Mengerti dengan sering refleksi maka saya
yang lain. Punya hati bagi yang lain dapat semakin mengenal diri saya
39

 Tahu menangani dan mengolah x sendiri. Di pastoran, ada beberapa


bagaimana mencintai yang lain dan orang yang sering minta-minta
dicintai oleh yang lain tanpa makanan. Jika ada makanan atau
diwarnai latar belakang tertentu, atau kue, biasanya saya initiatif untuk
harapan-harapan tertentu pula memberikan apa yang ada di
 Mampu menerima kepriaanku x pastoran. Kalau tidak ada kue
dengan sikap terbuka biasanya saya memberikan uang

 Peka dan gampang menjawab x untuk membeli makanan. Saya

kebutuhan orang lain serta mampu sering kali mati raga, saya

untuk bekerja sama dengan membina merasakan ketika mati raga itu

relasi yang luas yang saling memberi laparnya bukan main apalagi ketika

hidup dan menumbuhkan mengajar. Saya pernah mengalami

 Ada soliditas yang nampak dalam x rasa lapar dalam puasa dan itu yang

kemampuannya menghadapi dirasakan juga oleh saudara saya

masalah-masalah secara adekuat yang saat ini lapar dan meminta

 Memiliki keterbukaan dan kerelaan x makanan. Saya tergerak untuk

untuk belajar-diajar, membina – cepat-cepat memberi mereka

dibina dalam kehidupan bersama makanan. Lagipula saya percaya,

 Mampu mengolah frustasi, tekanan, x Kristus hadir dan mengunjungi

kegagalan, dan konflik-konflik hidup kami di pastoran lewat orang-orang

atas cara yang dewasa dan kristiani seperti ini. Saya berelasi dengan
siapa saja dari anak sekami sampai
orang tua. Saya berelasi biasa saja
tanpa ada terikat dengan seseorang
lawan jenis. Saya menerima
kepriaanku dengan segala
kebutuhannya. Saya pernah
bercerita hal ini dengan pastor
pembimbing dan cerita dari pastor
pembimbing menguatkan saya.
Kata-kata beliau yang saya masih
ingat: “jadi frater masih mau jadi
pastor toh?” lalu saya jawab:
“masih pastor”. Hal-hal semacam
40

ini lebih baik terbuka daripada


disembunyikan sendiri. Toh para
pastor pasti mengalami hal yang
sama dengan saya. Ketika ada yang
meminta pelayanan biasanya saya
langsung mengiyakan jika tidak ada
rencana kegiatan yang lain. Saya
biasanya tanggap dengan apa yang
umat butuhkan khususnya dalam
pelayanan. Tawaran pelayanan itu
pasti saya komunikasikan dengan
pastor pembimbing. Dalam hidup
pasti ada maslah. Namun saya
biasanya membawa masalah,
konflik, pergumulan dalam doa.
Setelah berdoa terasa hati ringan
dan perlahan-lahan menemukan
jalan keluar untuk penyelesaian.
Saya tidak membiarkan masalah
menekan saya dan membiarkan itu
berlarut-larut. Pertama saya bawa
dalam doa, serahkan kepada Tuhan
sepenuhnya dan Tuhan pasti
menunjukkan jalan keluar dan saya
kemudian bertindak. Itu yang saya
alami.
3b. ASPEK KEMATANGAN EMOSI
 Ada kerelaan untuk menerima x Proyek utama pastoral saya adalah
kesukaran-kesukaran, tantangan pendampingan terhadap stasi
dalam melayani orang lain (tak Yohanes Pemandi Ampera yang
mudah kecewa, mengeluh, merasa bermayotitas suku Awuyu. Tidak
pahit, tersinggung-kasar, agresif- mudah untuk mendampingi mereka
kaku-dingin, dan mengasingkan diri) dengan karakter yang sangat
41

 Tenang/jernih dan terarah juga kalau x menonjol adalah tidak peduli


orang lagi mengganggu dan terhadap Gereja bahkan sesamanya
menyerangnya sendiri. Kadang ada perasaan
 Tak mengalami kesulitan x kecewa melihat mereka yang
menghadapi orang lain yang berlaku demikian. Pendampingan
pendapat dan perbuatannya tak dengan berbagai katakese serta
sesuai dengan nilai-nilai sendiri berbagai kegiatan berusaha
 Sadar akan harga diri dan harga diri x dilakukan supaya mereka sadar
sesama bahwa hidup ini tidaklah sendirian.
Namun di tempat pastoral ini saya
belajar, bukan keberhasilan yang
dikejar semata-mata. Kalau
keberhasilan yang dikejar semata-
mata dalam pelayanan di Papua ini
maka akan banyak mengalami
kekecewaan sebab tidak mudah
untuk merubah orang-orang hanya
dalam beberapa bulan saja. Lebih
baik tidak berusaha merubah orang
lain namun lebih baik merubah diri
sendiri agar kesaksian hidup itu
(Injil hidup) dapat diwartakan
kepada siapapun dan di mana pun.
Meskipun umat ada sebagian yang
mengalami perubahan dan sebagian
tetap begitu saja, prinsip saya tetap
menjalankan pendampingan dan
pelayanan yang telah dipercayakan.
Saya merenung dan merefleksikan,
biarlah benih iman itu terus
ditaburkan kepada mereka dan
serahkan pertumbuhan itu kepada
Allah. Saya yakin dan percaya,
apapun yang saya lakukan di stasi
42

Ampera tidaklah sia-sia. Pasti ada


hasilnya dan mulai kelihatan.
Dengan menemukan suatu
pencerahan seperti demikian maka
saya tidak akan merasa kecewa lagi
karena saya tidak mengincar
keberhasilan semata. Pada
prinsipnya dari dulu saya tidak suka
mengganggu orang sehingga saya
pun jarang diganggu sebab saya
sangat menghargai harga diri orang
lain. Yang saya rasakan saat ini
belum tentu saudara saya
merasakan juga, entah ia bahagia
atau sedang bad mood. Pribadi
yang paling sering mengganggu
saya di pastoran adalah Br. Lukas
Meo MSC. Tapi karena saya sudah
mengenal karakter orangnya, maka
saya tanggapi biasa-biasa saja dan
dengan candaan lalu kami tertawa
bersama-sama. Kadang saya curhat
kepada Br. Lukas mengenai
pelayanan saya. Ia pun akhirnya
menjadi teman untuk bercerita.
Sesekali P. Yoseph mengganggu.
Namun karena setiap hari sibuk
mengajar dan banyak bersama
dengan beliau di sekolah, maka
saya tahu bagaimana karakternya.
Gangguan itu hanyalah candaan
saja supaya hidup bersama tidak
telalu tegang dan serius. Mengenai
perbedaan pendapat pasti ada. Yang
43

penting jika untuk mengarah pada


sesuatu yang baik, lebih baik
rendah hati dan menghargai
pendapat orang lain supaya
semuanya berjalan pada arah yang
sama.
3c. ASPEK KEMATANGAN INTELEKTUAL/KEMANDIRIAN
 Mempunyai kemampuan analisa, x Kemampuan dalam logika dan
logika, refleksi dan berpikir terbuka analisa terus saya kembangkan di
atau inovatif medan pastoral ini. Kemampuan
 Memiliki minat membaca dan x untuk menganalisa Kitab Suci
memperluas cakrawala pengetahuan untuk membuat renungan yang
sesuai dengan situasi konkret bagus sangat diperlukan. Setelah
zamannya, misalnya tentang menganalisa, saya menuangkan ide
keadilan sosial, hak asasi, dan gagasan di buku atau kertas
perdamaian, advokasi bagi mereka untuk menyusun jalan pikiran
yang tersisihkan dalam kotbah saya. Refleksi masih
 Memiliki sikap disiplin dalam x saya lakukan untuk menganalisa
memakai dan menghargai waktu gerak batin saya. Membaca
dengan baik, tak tergantung oleh berbagai berita entah di HP,
orang lain, mudah berubah pendirian menonton berita dan mencari berita
dan tak serius yang sedang hangat rutin dilakukan
 Mampu mendeteksi masalah, x di tempat pastoral. Lagipula berita-
menghadapi dan mengatasi masalah berita yang sedang hangat bisa
sedemikian rupa sehingga tak dijadikan sebagai cerita pembuka
kehilangan keseimbangan dalam dalam kotbah yang dibawakan.
dirinya Saya berusaha menghargai waktu
 Mampu mengartikulasikan gagasan x yang diberikan apalagi mengingat
secara jelas, terang, dan mampu kesibukan dalam mengajar, pelayan
menyelesaikan tugas pada waktunya ke stasi dan pelayanan ke
 Ada perhatian untuk x lingkungan-lingkungan rohani.
mengembangkan minat-minat Kemampuan dalam melihat dan
khusus sesuai dengan talenta-talenta mendeteksi masalah itu sangat
44

diperlukan apalagi ketika turun ke


stasi. Misalnya pada waktu pertama
kali datang ke stasi Ampera dan
memimpin ibadat, banyak umat
yang datang terlambat dan tidak
hadir. Ini ada apa? Oh...ternyata
mereka maunya diundang. Maka
ditemukanlah cara untuk
mengundang mereka sehingga
akhirnya Gereja di stasi selalu
penuh. Mengajar di SMA St.
Yoseph juga mempertajam
Kemampuan saya dalam
menyampaikan gagasan dan
pendapat. Mengajar anak-anak
Papua sangat berbeda ketika
mengajar anak-anak Manado atau
Jakarta. Perlu kesabaran dan
diulang-ulang terus sehingga
mereka dapat mengerti. Jadi
kemampuan itu semakin terasah
karena berusaha mencari cara, yang
sulit menjadi mudah. Karena
mengajar English Conversation di
seluruh kelas dari kelas X-XII
SMA St. Yoseph mengharuskan
saya terus untuk mengembangkan
kemampuan dan bakat dalam
berbahasa Inggris dan musik.
Biasanya saya mengajar mereka
dengan menyanyi lagu-lagu bahasa
Inggris. Dengan mempersiapkan
diri selalu ketika hendak mengajar
tanpa sadar saya mengembangkan
45

kemampuan dalam berbahasa dan


bakat saya.
4. ASPEK KEHIDUPAN BATIN
 Tanda adanya persahabatan dengan x Pada masa pastoral, waktu untuk
Kristus, nampak bahwa Ia menjadi hening batin, berdoa pribadi atau
pegangan hidup, memiliki cinta bersama dalam Ekaristi, examen
bakti kepadaNya. Ada keinginan mempunyai porsi yang penting dan
sejati untuk menjadi muridNya banyak. Saya merasa dari situlah
 Tanda adanya cinta kepada Allah x saya mendapat banyak kekuatan
Bapa dan kerajaanNya. Ada untuk melayani banyak orang.
kepekaan akan kehadiran dan Kata-kata dari Mother Teresa
kedekatan dengan Tuhan dalam sangat mengingatkan saya dan
peristiwa hidup sehingga tumbuh inspiratif “secapek-capeknya
dalam keutamaan iman, harap, dan setelah pulang dari pelayanan,
kasih. Ada kerinduan untuk mampirlah ke tabernakel untuk
memuliakan namaNya dan berdoa untuk menimba kekuatan
melaksanakan kehendakNya lagi dari Tuhan”. Hal ini yang saya
 Ada tanda internalisasi nilai-nilai x lakukan setelah pulang dari stasi
Injili/Kerajaan Allah sehingga Ampera meskipun dalam keadaan
mampu menghayati hidup secara capek. Masuk ke Gereja,
kristiani yang ditandai dengan mengembalikan sakramen kembali
penyerahan diri pada misteri Allah ke Tabernakel dan berdoa sejenak
serta terbuka pada rahmat Allah setelah itu. Bahkan setelah pulang
 Menyediakan waktu , niat dan tekad x memimpin ibadat di manapun, pasti
yang bertumbuh untuk merenungkan pulang berdoa sejenak entah di
Sabda Allah, Silentium, refleksi dan kamar atau di gereja. Misa bersama
bacaan rohani, meditasi dan saya usahakan selalu ikut karena
kontemplasi; mampu mengolah haus akan santapan rohani.
pengalaman hidup sebagai orang Membaca Kitab Suci dan
yang terpanggil merenungkannya setiap malam,
 Ada kecintaan terhadap ekaristi, doa x bacaan rohani dengan membaca
bersama serta tanda adanya cinta riwayat dan kisah orang-orang
kepada Gereja umat Allah, mampu kudus di HP melalui aplikasi E-
46

melihat komunitas sebagai tubuh Katolik masih saya lakukan.


Kristus yang manusiawi, ilahi, suci, Bimbingan rohani, saya rutin
dan berdosa lakukan dengan pastor pembimbing
 Ada kerelaan untuk dibantu oleh dan x untuk semakin menguatkan rohani
dalam bimbingan rohani. Ada dan panggilan ini (tergantung
kerinduan memupuk komunikasi jadwal dan waktu dari pastor juga).
dengan sesama Sakramen tobat rutin saya minta
 Komitmen diri tulus dan altruistik, x ketika ada pastor-pastor yang
jauh dari kharisma palsu yang mampir ke pastoran. Berdoa
akhirnya bersifat self centered, pribadi, berdoa bersama dengan
keputusan dan komitmen dirinya umat dalam misa atau dalam
diambil dalam kebebasan batin, kelompok kategorial, melayani
bebas dari pengaruh eksternal- umat yang membutuhkan membuat
internal, di sini tercakup kemampuan saya lepas dari self centered dan
mengadakan discerment kharisma yang palsu agar dinilai
baik. Sering kali saya mengatakan
pada diri saya, sudah umur segini
(35 th) malu jika masih ingin dinilai
baik dan berpura-pura. Apa adanya
saja dan jujur pada diri sendiri itu
lebih baik.
5. ASPEK KEHIDUPAN KOMUNITER
 Ada kemampuan nyata untuk x Saya merasa sangat terbantu untuk
menyesuaikan diri, tanpa kehilangan hidup lebih terbuka, luwes, hangat,
keunikan diri, mampu untuk bekerja tidak kaku di komunitas pastoran.
sama, ambil peran aktif, rela Saya bisa menyesuaikan diri
menyumbang dan memberi diri dengan anggota keluarga saya yang
secara spontan baru. Menerima segala keunikan
 Merasa bahagia dalam hidup x mereka. Pst. Jhems MSC yang
bersama dan berkembang dalam mempunyai tipe pendengar dan
konteks paguyuban luas – luwes – penasehat, Pst. Yoseph MSC yang
supel (bebas sukuis) mempunyai tipe berpikir dan
 Peka terhadap orang lain dan x melaksanakan, Br. Lukas MSC
47

kebutuhannya. Peka terhadap yang tampil apa adanya dan para


dukungan dan dikenal oleh petugas gereja dengan gaya mereka
kebanyakan anggota masing-masing. Saya bisa masuk
 Mampu sehati-sejiwa, memberi x dengan mereka semua meskipun
kesaksian mengenai kehadiran dan tidak langsung semua itu terjadi.
cintaNya yang menyatukan dengan Perlu proses dan proses itu sangat
saling mengabdikan diri satu sama penting. Saya sering kali yang
lain dengan penuh cinta kasih, saling mengajak ngobrol dan bercanda,
membantu bila mengalami kesulitan, cerita apa adanya dan tertawa
saling memahami dan mempercayai, paling keras jika ada yang sangat
saling memberikan peluang bagi lucu. Di meja makan menjadi ajang
gerak hidup, ikut ambil bagian tempat bercerita dan ramai,
dalam suka-duka sesama menertawakan diri sendiri ketika
 Menjadi bagian integral dari x diri ini mengalami suatu
kebersamaan baik dalam suka pengalaman yang sangat konyol
maupun duka, untuk hal yang entah di sekolah maupun di tempat
menyenangkan maupun yang pelayanan. Jika ada anggota
mengecewakan komunitas yang membutuhkan
 Memiliki sikap hidup bersahaja, x pertolongan yang penting
sederhana dalam tingkah laku dan dikomunikasikan, saya langsung
hidup apa adanya, menerima diri mengiyakan. Komunikasi di
sendiri dan orang lain serta situasi komunitas cukup hidup. Yang biasa
apa adanya dan tak menuntut lebih saya lakukan, jika ingin pergi
 Tidak fanatik memegang pendapat x melayani atau membeli sesuatu,
sendiri, menghargai seseorang dan saya memberitahukan kepada
terbuka pada keunikan orang lain, pastor pembimbing atau SMS dia
juga terbuka untuk dialog dan bila tidak bertemu. Saya juga
mendengarkan berusaha hidup apa adanya. Sering
kali uang yang dapat ketika
memimpin ibadat, doa syukur atau
rekoleksi saya tabung dan membeli
barang yang dibutuhkan saja.
Pulang ke sekolah dan melihat
tidak ada umat yang mengantar
48

makanan, cepat-cepat cari Br untuk


mengambil uang supaya membeli
makanan di warung agar bisa
tersedia makanan di meja bila
pastor paroki tidak ada di tempat.
Aktif membereskan meja makan
dan piring-piring yang kotor dan
menyusun piring-piring, sendok,
gelas (saya belajar di Skolastikat
sebagai petugas refter). Jika saya
ada pendapat dan orang lain
memberikan masukan biasanya
saya pertimbangan masukan itu
sebab ia melihat dari sudut lain
yang saya tidak lihat. Tidak perlu
keras dalam hidup bersama-sama,
yang penting saling mengerti saja
satu sama lain, pasti tentram dan
damai komunitas itu, itu hasil
refleksi saya.
6. ASPEK KEHIDUPAN SEBAGAI BIARAWAN MSC
 Tanda mengenai adanya pemahaman x Meskipun di komunitas pastoran
mengenai visi, misi spiritualitas dan Hati Kudus tidak ada doa pagi dan
misi tarekat malam, saya kadang menyisihkan
waktu untuk ibadat pagi sendirian
 Rela ambil bagian dalam karya x
di Gereja. Doa harian MSC itu
tarekat dan menghidupi belas kasih,
sangat membantu untuk
dedikasi yang tinggi, tanggung
mengingatkan bahwa saya ini
jawab, semangat kenabian,
seorang MSC. Pada malam hari
belarasa/solidaritas, semangat
sebelum tidur, saya biasanya
persaudaraan/kemitraan, dialog dan
berdoa ave Admirabile untuk
kerja sama, membela
menyerahkan hati saya pada Hati
keadilan/kebenaran.
Kudus Yesus. Berdoa Ave
 Mampu mengasihi-mengabdi Tuhan x
49

dan semua orang dengan hati yang Admirabile sambil dinyanyikan


tak terbagi dan tulus. Mampu setiap malam membuat saya
menyuburkan hidup bakti- semakin kuat sebagai seorang
penyerahan diri lewat MSC. Saya pun bekerja di karya
askese/matiraga, disiplin, tarekat MSC yakni mengajar di
kewaspadaan dan kegembiraan, total SMA St. Yoseph Tanah Merah.
dan bebas menganggapi cinta kasih Menanamkan sikap disiplin dan
Kristus belajar keras untuk mencapai
 Mampu hidup sederhana, x keberhasilan dan masa depan yang
melepaskan hak, rela melepaskan baik biasa saya lakukan di sekolah.
apapun pada komunitas, merawat, Saya sadar sebagai seorang
memelihara barang-barang dengan biarawan, juga perlu melakukan
baik dan penuh tanggung jawab. matiraga. Dengan melakukan mati
Maupun mengendalikan kebutuhan, raga saya merasa dekat dengan
mengabdikan talenta/bakat diri tanpa Tuhan dan bisa merasakan hati
pamrih demi kesejahteraan bersama Tuhan jika ada orang meminta
 Mampu mempersembahkan x makanan di pastoran. Hati ini cepat
kebebasan dan kemauan seluruhnya tergerak karena belas kasihan
kepada Allah sebagaimana Yesus melihat orang lain lapar. Jika tidak
melibatkan diri pada rencana sempat memberi ada suatu rasa
konggregasi yang diyakini sebagai penyesalan di hati ini. Saya
bagian dari rencana ilahi khususnya memang berusaha menghidupi
dalam komunitas dimana ia berada ketiga kaul. Tidak sempurna tapi
setidak-tidaknya bisa menjalankan
itu dengan baik. Komunikasi
dengan pimpinan yakni pastor
pembimbing sendiri sering saya
lakukan. Beliau pun menghargai
saya dengan mengkomunikasikan
berbagai tawaran pelayanan bila ia
tidak bisa. Saya selalu siap dan
bersedia melayani di manapun dan
kapanpun. Bila saya siap dan bisa,
pasti saya berangkat, entah hujan
50

atau pada malam hari. Pulang


sekolah dalam keadaan capek, jika
diminta untuk pemberkatan jenazah
oleh pastor pembimbing, saya
selalu siap karena ini menyangkut
keselamatan orang lain. Saya
x
menghidupi ketiga kaul dengan
 Mampu berdialog dengan sesama
banyak melakukan komunikasi.
dan pemimpin, mampu
Semua tugas perutusan yang
mempertanggungjawabkan hidup
diberikan kepada saya, saya anggap
pada Allah lewat pemimpin
sebagai suatu kepercayaan dan akan
saya laksanakan dengan sepenuh
hati dan tanggung jawab. Dengan
komunikasi semua masalah dapat
diatasi.
7. ASPEK KEHIDUPAN PASTORAL
 Rela ambil bagian di tengah x Pada masa pastoral, saya banyak
komunitas/masyarakat dengan memimpin ibadat, baik ibadat
mengabdi dan melayani berdasarkan pemberkatan jenazah sampai ke
nilai-nilai Injili/Kristus dalam penguburan, ibadat 3 hari, 7 hari,
perspektif spiritualitas dan kharisma 40 hari, ibadat ulang tahun, ibadat
tarekat syukur ketika menerima sakramen
 Menjalankan tugas yang diserahkan x baptis, mendoakan orang lain, pergi
komunitas dengan penuh tanggung ke rumah sakit dan mengantar
jawab, melibatkan diri sepenuhnya komuni, dan tak terbilang lagi
dan merasa ikut memiliki karya banyaknya pelayanan yang saya
perutusan tarekat/komunitas dengan lakukan. Saya bersyukur sebab di
berdasarkan cinta kasih beri kesempatan untuk
 Kemampuan untuk bekerja sama, x melaksanakan apa yang menjadi
berdialog, serta mendengarkan dan panggilan saya yakni merasul.
bersedia dipakai dimana dibutuhkan Semua tugas pelayanan yang
oleh kelompok lain dipercayakan pada saya, saya
 Mampu ikut terlibat dalam karya x kerjakan dengan sungguh-sungguh
51

penebusanNya, terbuka bagi tugas dan penuh dengan tanggung jawab.


baru yang dituntut oleh zaman dan Saya laporkan kepada pembimbing
situasi: mendoakan, mendekati, jika ada tawaran pelayanan yang
memberi perhatian, ikut datang langsung kepada saya atau
memecahkan soal, hadir pada pembimbing sendiri yang datang
pergumulan sesama serta mendialogkan tawaran
 Mampu belajar dari sesama, x pelayan jika beliau tidak bisa.
memberi animasi, mendorong dan Ketika melihat misdinar paroki
memberdayakan kekuaan yang ada tidak ada logo, saya initiatif
demi terwujudnya Kerajaan Allah membuat logo mereka. Melihat
 Aktif mengembangkan diri dan x stasi Ampera tidak mempunyai
ketrampilan yang dibutuhkan untuk logo dan lagu wajib untuk
menjalankan tugasnya, memahami mempersatukan mereka, saya
cita-cita komunitas/tarekat di tengah membuat logo dan lagu wajib untuk
Gereja dan berusaha menghayatinya mereka. Melihat SMA St. Yoseph
yang tidak mempunyai logo, saya
berinitiatif untuk membuat logo
untuk sekolah. Semua saya lakukan
sebab saya tahu kemampuan dan
bakat saya. Dengan memberikan
diri serta menawarkan hal itu
kepada mereka yang membutuhkan,
maka saya pun ikut
mengembangkan bakat dan
kemampuan saya. Bermain musik
bagi kelompok kategorial yang
sangat membutuhkan juga
mengembangkan kemampuan saya
dalam bermusik. Semua itu saya
lakukan demi panggilan saya dalam
merasul sebagai seorang yang
terpanggil.
52

3. PROYEK PASTORAL
A. MASA ORIENTASI (3
BULAN)
Saya tiba di Paroki Hati
Kudus Tanah Merah pada
Tanggal 29 Desember 2015 pada
siang hari jam 11.30 WIT. Saya
bersama rombongan Bpk Hasan
dari Merauke yang juga
merupakan anggota AKC (Awam
Keluarga Chevalier). Saya sempat
bermalam di paroki Asikie yang dipimpin oleh P. Jacob Taufan MSC (pembimbing pastoral
Fr. Yos Haris Ruban MSC) karena perjalanan dari Merauke ke Tanah Merah cukup jauh
yakni 8-9 jam perjalanan jika tidak hujan dan jalanan kering. Kami menggunakan kendaraan
mobil Toyota Hilux pick up (double gardan). Jika hujan turun dan jalan menjadi basah, licin
dan lumpur, maka bisa sehari semalam perjalanan dan menginap di tengah jalan. Rombongan
memutuskan untuk menginap di Paroki Asikie karena sudah malam ketika tiba di Asikie dan
kelelahan (lagipula untuk menghantar Fr. Yos Haris Ruban MSC yang berpastoral di sana).
Dari Paroki Asikie ke Tanah Merah perlu 2-3 jam lagi dan harus melewati perkebunan kelapa
sawit milik orang Korea yang sangat luas. Ketika menginap di Asikie saya bertemu dengan
konfrater yang lain yakni P. Kees De Rooij MSC dan Br. Purwanto MSC yang bertugas natal
di sana.
Masa orientasi saya jalani di paroki Hati Kudus Tanah Merah. Di Meja makan, Pastor
Jhems MSC mengatakan kepada saya untuk menjalani masa orientasi cukup 3 bulan saja.
Setelah itu baru membicarakan tentang proyek pastoral yang akan dilakukan. Belajar dan
lihat-lihat dulu keadaan disini, kata P.
Jhem MSC. Ketika menjalankan masa
orientasi di Paroki Hati Kudus Tanah
Merah, saya banyak melakukan pelayanan
dan kegiatan. Untuk lebih jelas, pelayanan
dan kegiatan saya selama masa orientasi 3
bulan akan saya tampilkan dalam tabel
berikut ini:
53

BULAN JENIS PELAYAN DAN KEGIATAN SELAMA MASA ORIENTASI


54

Januari 2016  Tanggal 4-5 Januari 2016, Natal bersama para biarawan-biarawati
sekevikepan Mindiptana yang dilaksanakan di Paroki Mokbiran
(Pastor Paroki P. Melky MSC).
 Tanggal 7 Januari 2016, pimpin ibadat natal bersama dan lepas
sambut tahun 2016 di sekolah SMP N 2 Tanah Merah
 Tanggal 08-09 Januari 2016, membantu latihan koor dari tim
Karismatik pada malam hari.
 Tanggal 10 Januari 2016, membantu tim karismatik untuk koor
dengan mengiringi dengan gitar dan ikut rapat untuk persiapan
raker untuk tahun 2016.
 Tanggal 14 Januari 2016, memimpin ibadat syukur sambut tahun
2016 di SMK N 1, Tanah Merah
 Tanggal 17 Januari 2016, Setelah misa bersama anggota AKC
pergi membawa sakramen untuk orang sakit. Total ada 17 orang.
 Pada tanggal 22-23 Januari 2016, mengikuti kegiatan RAKER
Paroki Hati Kudus. Bertugas di sekretariatan dan membantu seksi
acara untuk mencairkan suasana dalam ice breaking.
 Pada tanggal 24 Januari 2016, pimpin ibadat sabda di stasi Wet
mengantikan Pastor yang bertugas karena pastor-pastor hendak
pergi ke Merauke untuk mengikuti retret tahunan. Setelah itu pergi
membawa sakramen kepada orang sakit hanya di RS sebanyak 11
orang. Berdoa untuk pemberkatan dua mobil, Hi Lux dan truk.
 Pada tanggal 25 Januari 2016 pimpin ibadat di sekretariatan OMK.
 Tanggal 26 Januari 2016 bersama OMK menyusun program kerja
mereka.
 Tanggal 28 Januari 2016 mengunjungi kelompok misdinar dan
pimpin ibadat di sana di rumah Sdri. Lanis.
 Pada tanggal 29 Januari 2016, pimpin ibadat pelepasan dan
penguburan jenazah Alm. Aloysius Tomen.
 Tangal 30 Januari-31 Januari 2016 pimpin rekoleksi kepada anak
SMP FX kelas IX dengan tema “Siapakah Aku ini?” dihadiri hanya
25 peserta.
 Tanggal 31 Januari 2016, pimpin ibadat sabda pada hari Minggu di
pusat paroki, Minggu ke 4 tahun C. Tanggal 31 Januari saya pimpin
ibadat 7 hari dari Alm. Aloysius Tomen.

Pebuari 2016  Tanggal 2 Pebruari 2016, bersama anak OMK membicarakan


tentang kesiapan PORSENI paroki Hati Kudus Tanah Merah
 Tanggal 5 Pebruari 2016, bersama kelompok Misdinar rekreasi dan
syukuran di depan gua Maria dari jam 10 pagi. Tanggal 5 Pebruari,
mengiringi lagu-lagu SEKAMI untuk rekaman jam 4 sore di RRI
55

tanah Merah dan memberi renungan pendek.


 Tanggal 6-7 Pebruari 2016, memberi rekoleksi untuk anak-anak SD
FX dengan tema “Aku disayangi dan dicintai oleh Allah”. Di hadiri
67 siswa kelas enam SD.
 Tanggal 10 Pebruari 2016 adalah hari Rabu abu. Menjadi asisten
pastor dan membagikan abu bagi umat yang sangat banyak
jumlahnya.
 Tanggal 12 Pebruari 2016, melatih koor OMK untuk misa perdana
OMK pada hari Valentine.
 Tanggal 14 Pebruari 2016 adalah hari Valentine. Pimpin ibadat di
Patriot dan ikut misa untuk orang muda perdana OMK dan
memimpin acara untuk tukar kado OMK dan Misdinar.
 Tanggal 15 Pebruari 2016 adalah hari pertama mengajar di SMA
St. Yoseph. Malam jam 7, pimpin ibadat peringatan 3 hari mama
Maria Ngguwa.
 Tanggal 16 Pebruari 2016, memimpin ibadat dari HUT adik kecil
Rahul Jacobus Kawarnidy.
 Tanggal 20-21 Pebruari 2016, memberi rekoleksi kepada anak SD
Don Bosco sebanyak 60 siswa dengan tema: saya dikasihi dan
dicintai oleh Tuhan.
 Tanggal 23 Pebruari 2016, pimpin ibadat di lingkungan St. Elisabet
stasi wet pada jam 17.30 WIT.
 Tanggal 24 Pebruari 2016, ikut dalam acara peresmian Kantor
Urusan Agama Mindiptana distrik Mandobo.
 Tanggal 24 Pebruari 2016, Pimpin ibadat di rumah Bpk Hengky
Yanit untuk memperingati 1 tahun anaknya Agapitus Yanit yang
telah meninggal dunia.
 Tanggal 26 Pebruari 2016, memberikan katakese sakramen
permandian mengenai tanggung jawab orang tua.
 Tanggal 27 Pebruari 2016, Pimpin ibadat pemberkatan jenazah Sdr.
Fransiskus Tikuk pada jam 14.30 WIT. Malamnya pimpin ibadat di
OMK
 Tanggal 28 Pebruari 2016, pimpin ibadat di Gereja KM. 6 dan di
stasi Wet.
 Tanggal 29 Pebruari 2016, pimpin ibadat pemberkatan jenazah
dari adik Jesica dan Bpk. Albertus watan.

Maret 2016  Tanggal 2 Maret 2016, memberikan katakese mengenai sakramen


baptis kepada bpk. Eri di kantor sekretariat. Temanya adalah baptis
sebagai jalan pintu masuk untuk menjadi anggota Gereja Katolik
dan melihat benang merah dari sejarah keselamatan”.
 Tanggal 4 Maret 2016, pimpin ibadat pemberkatan jenazah dan
56

penguburan jenazah ibu Kornelia Agitop.


 Tanggal 5 Maret 2016, memberikan katakese sakramen baptis
mengenai kitab Suci kepada bpk. Eri. Juga pimpin ibadat
peringatan arwah 3 hari ibu Kornelia Agitop.
 Tanggal 6 Maret 2016, pimpin ibadat di Gereja KM.6 dan KM. 1.
 Tanggal 9 Maret 2016, pimpin ibadat di ultah adik Fajar Sibarani.
 Tanggal 13 Maret 2016, pimpin ibadat di perkumpulan batak, di
rumah keluarga Manalu
 Tanggal 21 Maret 2016, memberikan pelatihan misdinar kepada
PPA.
 Tanggal 22 Maret 2016, pimpin ibadat 40 hari Bapak Dominikus.
K. Amote
 Tanggal 23 Maret 2016, untuk pertama kalinya pergi ke Stasi
Ampera melalui kali Digoel.
 Tanggal 24 Maret 2016, pimpin ibadat kamis putih yang
direncanakan jam 3 sore karena tidak ada listrik. Namun mulainya
jam 16.30 WIT. Malamnya hujan deras. Mengisi renungan pagi di
RRI Boven Digoel dengan tema “Yesus adalah kegenapan janji
Allah”.
 Esoknya tanggal 25 Maret 2016, ikut ibadat jalan salib dengan
keliling kampung mulai jam 8.00 pagi. Sorenya jam 15.00, saya
pimpin ibadat jumat agung.
 Tanggal 26 Maret 2016 adalah malam Paskah. Paginya melatih
misdinar dan melihat para nato (bapak) dan para napi(ibu) serta
para nosban (anak cewek) dan para namu (anak cowok) bekerja di
dalam Gereja.
 Tanggal 27 Maret 2016 adalah hari minggu paskah 1. Pimpin
ibadat jam 8 pagi dan umat banyak yang datang. Setelah itu, antar
komuni kepada orang yang sakit sebanyak dua orang.
 Tanggal 29-30 Maret 2016, saya memberikan rekoleksi kepada
anak- anak misdinar pusat paroki dengan tema “bangkit para
serdadu Kristus” yang dihadiri sejumlah 25 anak misdinar.

Tabel 7

Masa orientasi saya jalani dengan berbagai pelayanan dan berbagai kegiatan seperti
yang telah ditampilkan dalam tabel. Cukup padat memang namun dalam kepadatan dengan
57

berbagai kegiatan dan pelayanan yang mengharuskan saya untuk terjun langsung di lapangan
membuat saya banyak belajar di tempat pastoral. Bertemu dengan umat Tanah Merah yang
datang dari berbagai suku yang ada di Tanah Merah ini yakni Muyu, Mandobo, Awuyu,
Korowai Kombai, Toraja, Tanimbar, Kei, Batak, Flores, Tiong Hoa, Manado, Makasar
membuat saya banyak belajar akan watak, karakter, sikap, budaya yang dimiliki oleh umat.
Umat di Tanah Merah termasuk umat tua hasil didikan para pastor Belanda sehingga nilai-
nilai keKatolikan begitu kuat dan mereka sangat aktif dalam berbagai kegiatan rohani (ada 8
kelompok kategorial). Hal itu sangat terbukti dengan begitu banyaknya pelayanan yang
diberikan kepada saya.
Pada awalnya saya merasa kesulitan untuk memahami cara berpikir dan budaya dari
orang-orang Papua misalnya, Jika ada salah seorang keluarga yang meninggal maka
dipercaya pasti karena disantet orang dan bukan karena Tuhan yang mengambil. Maka selalu
direncanakan untuk balas dendam. Yang lain, misalnya jika ada yang menjual tanah dan
disurat tanah tidak tertulis tanah beserta lapisan bawah dan pohon-pohon yang ada (jika tanah
yang dijual itu ternyata berbukit-bukit) ketika yang pembeli sudah membayar dan mulai
meratakan tanah yang dia beli itu, nanti yang pemilik pertama akan klaim lagi bahwa tanah
yang datar dan pohon-pohon yang ada di wilayah itu masih milik dia. Jika masih mau maka
harus bayar lagi, kalau tidak mau maka akan terjadi keributan.
Sewaktu mendengar hal demikian dari para pastor yang bercerita dan seorang calon
frater Projo yang bernama Anselmus Wombon dari suku Muyu kelahiran Merauke, saya
merasa bingung dan aneh dengan cara berpikir demikian. Namun hal itu yang terjadi di
daerah Papua ini termasuk di Tanah Merah.
Setelah melewati 3 bulan masa orientasi, saya dan pastor pembimbing belum
membicarakan proyek pastoral yang akan saya pilih atau ditawarkan kepada saya karena pada
bulan April itu tepatnya pada tanggal 10-15 April 2016, ada MUSDA MSC Papua yang
diselenggarakan di Merauke. Beberapa kali saya sempat berinitiatif untuk mau membicarakan
tentang proyek pastoral namun pembimbing mengatakan setelah pulang dari Merauke baru
membicarakan hal itu.
Tangal 25 April 2016, saya berbicara secara pribadi dengan Pst. Jhems MSC sebagai
pembimbing untuk membicarakan proyek pastoral. Pastor pembimbing sendiri yang
menentukan dan menawarkan kepada saya bahwa proyek pastoral saya adalah memegang,
mendampingi dan menggembalakan sebuah stasi yakni stasi Yohanes Pemandi Ampera. Saya
sendiri tidak diberi kesempatan untuk memilih. Namun saya percaya jika pastor pembimbing
sudah mengarahkan, menentukan dan menawarkan hal demikian tentu ia sudah sangat
58

mengenal dan mengerti kondisi pelayanan dan umat stasi Ampera yang sangat memerlukan
pendampingan serta pelayanan. Oleh karena itu, saya menerima tawaran tersebut. Jadi proyek
pastoral utama saya adalah pendampingan dan penggembalaan umat Stasi Yohanes Pemandi
Ampera di pinggir kali Digoel yang mayoritas bersuku Awuyu. Tambahan yang lain adalah
mengajar di sekolah SMA St. Yoseph Tanah sebagai karya dari Tarekat MSC (bukan sebagai
proyek utama hanya membantu dan mendampingi P. Yoseph Jorolan MSC). Tambahan yang
lain jika ada waktu, menurut pastor pembimbing saya dapat membantu OMK pusat paroki.

B. PROYEK PASTORAL UTAMA: PENDAMPINGAN DAN PENGGEMBALAAN


UMAT STASI SANTO YOHANES PEMANDI AMPERA PAPUA
B.1. SEJARAH MISI DAN GEREJA KATOLIK STASI SANTO YOHANES
PEMANDI AMPERA PAPUA
Hasil sejarah misi dan Gereja Katolik yang ditulis ini adalah hasil dari wawancara
dengan ketua dewan stasi (Bpk. Dominikus Sinfahagi) dan tokoh-tokoh masyarakat desa
Ampera.
Pada awalnya desa Ampera berasal dari dua kampung yang bernama kampung
Mahinggo dan kampung Makhbo. Kedua kampung ini berada di dalam hutan yang sangat
lebat dan sangat jauh dari kali atau sungai Digoel. Misi dan pewartaan kerajaan Allah masuk
ke kedua kampung itu dibawa pertama kali oleh Pastor Wilhermus Tima MSC kira-kira tahun
1950.
Orang-orang yang ada di dalam kampung bukanlah orang-orang yang sudah modern.
Mereka masih menggunakan pakaian adat dan masih saling membunuh dengan memotong
kepala. Kepala yang terpotong lalu dibawa dan dipanggang. Setelah dipanggang, dagu
kepala dikeluarkan lalu membuat pesta babi sebagai pesta kemenangan dari perang antar suku
atau marga. Menurut cerita dari Bpk. Dominikus Sinfahagi, pastor dalam perjalanan
patrolinya sering kali membawa garam, tembakau, gula dan barang-barang yang lain. Pastor
masuk ke kampung dan orang-orang melihat dari jauh dan menjauhi pastor. Mereka
mengatakan pastor adalah “Wihayo datang” yang artinya “babi putih datang”. Ada juga yang
mau melempar tombak ke arah pastor namun pastor membawa cermin besar segi empat. Lalu
orang-orang yang mau menombak pastor melihat dirinya sendiri dalam cermin dan ia
bingung.
59

Pastor juga membawa


permen (yang
pembungkusnya seperti
permen kopiko), garam dan
tembakau. Barang-barang
itulah yang digunakan oleh
pastor untuk mendekati orang-
orang di kampung dan juga
untuk membangun relasi serta
mendapat kepercayaan dari
orang-orang di kampung.
Menurut cerita Bpk. Domin,
pastor mengambil garam yang
ditaruh di jari telunjuknya lalu
garam itu dioleskan ke bibir
atau lidah orang-orang
kampung. Orang-orang
kampung yang merasa
enaknya garam dari pastor
mulai mendekati pastor. Untuk menambah kepercayaan dari orang-orang kampung serta
untuk membangun relasi dengan mereka, pastor biasanya membagi-bagikan tembakau untuk
mereka hisap. Orang-orang kampung sendiri mempunyai rokoknya sendiri yakni dari daun
tembakau yang diasapi. Daun tembakau yang telah diasapi hingga kering itu lalu digulung
besar dan pendek lalu ditaruh di pipa yang terbuat dari bambu. Di dalam pipa sudah ada daun
pucuk sagu. Setelah semuanya siap maka baru dihisap. Merasa pastor adalah orang baik yang
mau memberi mereka barang-barang yang bagus dan mempunyai kebiasaan yang sama
dengan mereka yakni merokok, akhirnya mereka menerima pastor masuk ke dalam kampung
dan pewartaan kerajaan Allah pun bisa dilakukan. Alhasil, Pastor Wilhermus Tima MSC bisa
membawa masuk agama Katholik ke dalam dua kampung tersebut dan membaptis banyak
orang sehingga banyak yang menjadi Katolik termasuk kepala-kepala kampung.
Kampung Mahinggo sendiri dikepalai oleh seorang kepala kampung yang bernama
Mikhael Mofahagi sedangkan kampung Makhbo dikepalai oleh Namu Abugagi yang luas
wilayahnya sampai di daerah Fofi (Kali Mappi).
60

Kampung Mahinggo dan kampung Makhbo berada di dalam hutan dan sangat jauh
dari sungai Digoel sehingga sangat sulit untuk menjangkau kedua kampung tersebut. Pastor
sendiri mengalami kesulitan dalam berpatroli ke kedua kampung tersebut. Biasanya ketika
pastor berpatroli ke stasi, ia menggunakan motor misi melalui sungai Digoel. Setelah
mendarat di pinggir sungai Digoel, pastor harus berjalan kira-kira 7 km lagi untuk masuk ke
dalam hutan dengan medan perjalanan yang sangat berat. Medan yang dihadapi penuh
dengan berbagai tantangan misalnya lumpur, pohon-pohon duri, ular, nyamuk, lintah yang
menghisap darah. Dalam perjalanan patroli, pastor biasanya membawa 7 kaleng yang berisi
beras, gula, tembakau, garam, supermi, ikan kaleng dan membawa pakaian serta alat-alat
misa. Rute perjalanan pastor adalah kampung Makhbo lalu ke kampung Mahinggo - dari
Mahinggo ke kampung Okiba - dari Kampung Okiba ke kampung Bana – dari kampung Bana
ke Kampung Oksusu - dari kampung Oksusu ke kampung Agri - dari kampung Agri ke
kampung Sabagran (pinggir kali Digoel) - dari Kampung Sabagran lalu pulang ke pusat
paroki Tanah Merah. Biasanya orang-orang kampung Makhbo dengan jumlah 7 orang
berjalan bersama pastor ke kampung Mahinggo. Setelah itu orang-orang Makhbo pulang
kembali ke kampungnya dan orang-orang kampung Mahinggo mengantar pastor ke kampung
Okiba, begitupun seterusnya.
Umat yang melihat kesulitan pastor dalam mengjangkau tempat mereka akhirnya
berinitiatif untuk pindah dekat pinggiran sungai Digoel. Pastor yang melihat niat dan maksud
baik umat pun tergerak untuk berurusan dengan pemerintah KPS (Kepala Pemeritah
Setempat) agar kedua kampung itu bisa dipindahkan dekat pinggiran sungai Digoel.
Umat lalu pindah ke pinggiran sungai Digoel mendekati tahun 1960 dan membentuk
sebuah kampung yang bernama kampung kali win. Kepala kampungnya adalah Mikhael
Mofahagi. Di dekat pinggiran sungai Digoel ternyata sudah ada dua kampung yang bernama
Wagabang dan Oksusu. Kampung Wagabang dan Oksusu pun akhirnya bergabung dengan
kampung Kali Win. Kemudian Kampung Kali Win berubah nama menjadi desa Ampera pada
tahun 1973 karena pada masa itu pemerintah mengadakan program desanisasi. Pada waktu itu
desa Ampera masih berstatus distrik dengan kepala distriknya adalah seorang dari suku Jawa
yang tidak diketahui namanya.
Pelayanan rutin yang diberikan oleh pastor kepada umat adalah memberikan
sakramen pertobatan dan sakramen Ekaristi pada keesokan harinya. Jika ada bayi-bayi yang
siap dipermandikan, maka pastor juga memberikan sakramen baptis. Kunjungan wajib yang
pastor lakukan adalah kunjungan ke sekolah SD YPPK Kali Win St. Theresia untuk melihat
61

apakah sekolah berjalan dengan baik. Untuk mendekati anak-anak, pastor biasanya membagi
permen dan mata kail kepada anak-anak kecil.
Sebelum Gereja ada, umat dan pastor biasanya beribadat di sebuah tempat dengan
atap daun sagu dengan dinding dari gabah-gabah. Gereja Katolik pertama kali di Ampera
(pada waktu itu bernama Kali Win)
bernama Gereja Santa Theresia yang
didirikan pada tahun 1960 oleh Pastor
Yohanis Geusken MSC. Gereja St.
Theresia rubuh pada tahun 1976 karena
terpaan angin barat yang sangat kuat.
Letak Gereja St. Theresia terletak di
lingkungan empat yang sekarang
lingkungan itu bernama lingkungan
rohani St. Maria Fontanela. Karena
Gereja rubuh, maka umat beribadat di sekolah SD YPPK Kali Win St. Theresia. Lalu pada
tahun 1977 didirikanlah Gereja kedua yang bernama Gereja Katolik santo Yohanes Pemandi
Ampera dan masih dipakai hingga saat ini. Terpilihnya nama St. Yohanes Pemandi untuk
Gereja yang kedua karena pada waktu itu diadakan rapat dan Pastor Hendrikus Vergouwen
MSC yang memilih nama tersebut. Gereja kedua terletak di lingkungan satu St. Paulus.
Pada saat ini, Stasi Ampera berencana untuk membangun sebuah Gereja yang baru,
Gereja ketiga karena keadaan Gereja kedua yang tidak memadai untuk digunakan sebab
termakan usia dan lapuk. Lagipula pertambahan jumlah umat yang semakin pesat dan
meningkat mengharuskan diadakan sebuah Gereja yang lebih besar dan kokoh.
Berikut daftar nama para misionaris yang pernah melayani di stasi Ampera:
1. Pastor Wilhermus Tima MSC
2. Pastor Yohanis Geusken MSC
3. Pastor Menvoor MSC
4. Pastor Hendrikus Vergouwen MSC
5. Pastor Anton Maskim MSC
6. Pastor Anton Fanumbi MSC
7. Pastor Yoseph Santoso MSC
8. Pastor Paul Pratanda MSC
9. Pastor Robertus Sukiswadi MSC
10. Pastor Jhems Kumolontang MSC
62

11. Fr. Augustinus Budiman MSC

B.2. STRUKTUR DEWAN STASI SANTO YOHANES PEMANDI AMPERA

DEWAN INTI
KETUA STASI : DOMINIKUS SINFAHAGI
WAKIL KETUA STASI : AGUSTINUS SINFAHAGI
SEKRETARIS : SOTER HAMAGI
BENDAHARA : YOSEFA MOFAHAGI

SEKSI-SEKSI
 SEKSI LITURGI : 1. SINTA RAIMU
2. OLIFA SIFIRAHAGI
3. AKSAMINA HAMAGI
4. MARTINA TIFAHAGI
 SEKSI KATAKESE : SIMON SAKMOGI
 SEKSI KEPEMUDAAN : 1. HEZRON MAA
2. PAULINUS HAMAGI
3. ELIAS SINFAHAGI
4. EMANUEL MABO
 SEKSI SOSIAL EKONOMI : 1. KATARINA MABO
2. YOHANA MUKRI
3. BERTILA SINFAHAGI
 SEKSI USAHA DANA : 1. DOMINIKUS MAA
2. WILIBRODUS NOHOYAGI
3. WILHELMUS SINFAHAGI
4. PASKALINA MABO

KETUA-KETUA LINGKUNGAN
LINGKUNGAN I (St. Paulus) : FRANSISKA MOFAHAGI
LINGKUNGAN II (St. Petrus) : YANUARIUS MAA
LINGKUNGAN III (St. Yosep) : TIMOTIUS MABO
LINGKUNGAN IV (St. Maria F) : TIMOTIUS HAMAGI
LINGKUNGAN V (St. Elisabet) : INOSENSIUS SIFIRAHAGI
63

B.3. SITUASI NYATA DAN JUMLAH UMAT STASI SANTO YOHANES


PEMANDI AMPERA
Umat stasi Santo Yohanes Pemandi Ampera tergolong umat yang berjumlah sangat
banyak dengan tingkat pertumbuhan jiwa yang semakin tajam meningkat. Umat tersebar
dalam 5 lingkungan rohani (St. Paulus, St. Petrus, St. Yoseph, St. Maria Fontanela, St.
Elisabet) dengan ketua lingkungannya masing-masing serta memiliki dewan pengurusnya
masing-masing. Desa Ampera mayoritas bersuku Awuyu dan beragama Katolik dan tidak ada
agama lain.
Desa Ampera dikepalai oleh seorang kepala kampung yang bernama Yulianus
Sifirahagi yang bekerja melayani masyarakat dengan dibantu oleh para jajarannya (2016-
2020). Meningkatnya jumlah umat di stasi Ampera karena banyaknya pasangan muda yang
hamil di luar nikah dan belum menerima sakramen pernikahan. Mereka hidup bersama dan
mempunyai banyak anak (misalnya satu keluarga bisa mempunyai 4 orang anak). Pada
Tanggal 20 Nopember 2016 saja, Pst. Jhems MSC memberkati 11 pasangan yang sudah
memiliki banyak anak serta membaptis 33 anak. Berdasarkan informasi dari ketua stasi,
masih banyak pasangan yang hidup secara konkubinat dan sudah memiliki anak meskipun
sudah ada 11 pasangan diberkati dalam sakramen pernikahan.
Ada suatu pemahaman dan pemikiran dari masyarakat Awuyu sendiri yang
mempengaruhi semakin melonjaknya pertumbuhan jiwa di sana. Mereka menyakini, sebelum
menikah secara resmi perlu di tes terlebih dahulu. Jika sudah terbukti memiliki anak, baru
mau menikah. Jika tidak mempunyai anak, maka tidak mau menikah. Pemikiran seperti ini
yang ikut mendorong semakin bertambahnya laju kehamilan di luar nikah dari pasangan yang
tidak sah (bahkan ada yang dibawah umur). Selain itu, pergaulan bebas dan seks bebas dari
para remaja Ampera yang bersekolah di Tanah Merah turut menambah laju kehamilan di luar
nikah.
Ini adalah situasi nyata yang saya alami ketika melayani mereka. Maka dalam kotbah,
saya tegaskan bahwa Gereja Katolik tidak mengajarkan tes dulu, apakah ada hasil atau tidak
nanti baru menikah. Saya katakan itu adalah zinah dan itu termasuk dosa. Oleh karena itu,
katakese mengenai iman dan sakramen menjadi sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh
umat di stasi Ampera.
Berikut saya paparkan jumlah umat stasi Ampera berdasarkan data yang telah
dikumpullkan dengan bantuan ketua stasi dan ketua-ketua lingkungan. Data-data itu sebagai
berikut:
64

DATA UMAT STASI YOHANES PEMANDI AMPERA 2016


Nama lingk SANTO SANTO SANTO SANTA SANTA JMLH
Data PAULUS PETRUS YOSEP MARIA ELISABET
umat FONTANEL
A
Jumlah KK 18 21 18 19 12 88
Jumlah laki-laki 57 71 54 26 23 231
Jumlah 54 62 54 19 28 217
perempuan
Jumlah anak-anak 51 68 68 44 24 255
Jumlah yang lahir 3 2 2 3 - 10
Jumlah yang 2 5 2 1 3 13
meninggal
Belum baptis 3 6 5 2 7 23
Belum krisma 32 30 27 53 9 151
Belum komuni 5 20 5 10 7 47
konkubinat 2 - 5 8 12 27
Duda - 6 1 1 - 8
Janda 5 4 - 3 4 16
Tabel 8

Terlihat dalam tabel, jumlah jiwa sangat banyak. Ada 88 KK dengan jumlah laki-laki
sebanyak 231 orang dan perempuan dengan jumlah 217 (231+217= 448). Ditambah lagi
dengan jumlah anak-anak dan yang baru lahir (255+10=265). Orang dewasa dan anak-anak
bila dijumlahkan menjadi 713 jiwa. Sebuah angka yang sangat besar untuk sebuah desa yang
panjangnya 930 m. Tingkat pemahaman dan kesadaran untuk melepaskan diri dari pemikiran
yang keliru (hidup konkubinat berjumlah 27 pasangan) dan pengetahuan akan iman Gereja
(sakramen-sakramen, dosa, api neraka, api penyucian, berkat dan kutuk) yang kurang ikut
menambah laju pertumbuhan jiwa di Stasi Ampera.
Stasi Santo Yohanes Pemandi Ampera mempunyai 5 lingkungan rohani dengan
pengurus masing-masing dan berhubungan dengan ketua dewan stasi. Pada awalnya hanya
ada 4 lingkungan rohani (St. Paulus, St. Petrus, St. Yoseph, St. Maria Fontanela) berdasarkan
informasi dari Rm. Sukiswadi MSC yang pada waktu itu menjabat sebagai pastor paroki
Tanah Merah.6 Namun sekarang, terbagi menjadi 5 lingkungan rohani karena sebagian umat

6
Pada tanggal 21 Desember 2016, saya berbicara secara pribadi dengan SUPDA
Papua Rm. Robertus Sukiswadi MSC di ruang tamu pastoran. Ia bertanya tentang proyek
pastoral, pelayanan saya, suka-duka, konflik dll. Pada pembicaraan itu, kami sempat
membahas tentang umat stasi Ampera yang menurut Rm. Sukis MSC termasuk umat yang
unik. Dari situlah saya mendapat informasi pada awalnya hanya 4 lingkungan rohani saja.
65

dari lingkungan 4 memutuskan untuk pindah dan tinggal di luar kampung dan agak jauh dari
Gereja dengan alasan karena mereka tertarik dengan rumah-rumah perusahaan yang telah
ditinggalkan (rumah-rumah kayu). Padahal tempat yang sekarang mereka tempati adalah
tanah milik sebuah perusahaan yang bernama DEDES yang telah dibeli dan suatu saat
mereka pasti diusir dari sana. Akibatnya, umat lingkungan 5 jarang mengikuti kegiatan
menggereja apalagi ibadah.7 Hanya sebagian kecil yang datang untuk beribadat. Yang lain
tenggelam dengan kesibukan masing-masing.
Yang lebih runyam lagi, kepala kampung malah tinggal di lingkungan 5 yang jauh
dari pusat kampung. Hal itu yang membuat keadaan kampung kadang tidak terkontrol karena
kurang adanya pengawasan dari kepala kampung dan aparat. Orang mabuk di sana-sini,
saling berkelahi dan saling panah-memanah bahkan saling potong dan membunuh. Sebelum
saya berpastoral di stasi Ampera, saya mendengar banyak kejadian pemerkosaan sehingga
banyak guru-guru perempuan (salah satunya OMK Paroki Tanah Merah yang bernama Sdri.
Diana Wodon) yang mendapat SK dari Dinas pendidikan melarikan diri keluar dari Ampera
dan tidak mau datang lagi ke stasi Ampera untuk mengajar. Sekarang guru-guru yang
berkompeten tidak mau lagi datang ke Ampera. Akibatnya hanya guru Tutor dengan
kemampuan yang seadanya mengajar anak-anak Ampera yang ingin sekolah. Berikut
dipapakan data-data para pelajar yang masih mengenyam pendidikan sebagai berikut:
Nama kuliah Putus SMA SMK SMP SD
lingkungan kuliah
Lingkungan 1 1 4 7 9 22
1
Lingkungan 1 - 5 2 3 24
2
Lingkungan 2 1 - 5 2 19
3
Lingkungan - - - 1 3 26
4
Lingkungan - - 1 - 2 9

7
Saya sendiri mengalami kesulitan untuk mengunjungi umat lingkungan 5. Harus
mendayung dengan sampan sambil melawan arus untuk ke sana atau berjalan kaki yang
memakan banyak waktu karena jarak agak jauh. Sedangkan jadwal kegiatan yang telah
diprogramkan cukup padat dan semua sudah terisi ketika saya datang ke Ampera. Namun
saya selalu menyampaikan kepada bapak ketua stasi agar menginformasikan kepada mereka
bila Gereja ada kegiatan supaya tetap berhubungan.
66

5
Jumlah 4 2 10 15 19 100
Tabel 9
Terlihat dalam tabel, hanya sedikit saja yang masih mengenyam pendidikan. Untuk
sebuah kampung dengan jumlah 713 jiwa, angka ini sangat kecil hanya 15 % orang yang
bersekolah. Banyak yang tidak sekolah disebabkan karena ketidak adanya biaya untuk
sekolah dan perencanaan dana untuk anak sekolah di masa depan. Mengapa demikian? Hal
itu terlihat dari profesi mereka. Menurut Bpk. Ketua stasi, masyarakat Ampera berprofesi
sebagai petani yang peramu artinya mereka tidak bercocok tanam namun mangambil apa saja
yang masih disediakan oleh alam. Jadi mereka sangat bergantung pada pemberian alam. Jika
alam menyediakan hasil panenan yang melimpah misalnya ikan, maka mereka pun bisa
memiliki uang. Jika tidak ada hasil dari alam, maka mereka pun tidak mempunyai uang.
Untuk itulah mereka sering kali masuk hutan dan mencari ikan hingga berminggu-minggu
baru pulang ke kampung. Dengan demikian mereka akan sulit memberikan diri bagi Gereja
apalagi memberikan diri untuk pelayanan Gereja.
Demikian situasi nyata dan jumlah umat stasi Santo Yohanes Pemandi Ampera.
67
68

B.4. KEADAAN IMAN UMAT STASI SANTO YOHANES PEMANDI AMPERA


Saya pergi ke stasi Yohanes Pemandi Ampera untuk pertama kalinya pada Tanggal 23
Maret 2016 melalui kali Digoel dalam rangka pelayanan tugas tri hari suci. Saya mengajak
anak murid saya yang bernama Defrito Kejora Kaweng (siswa SMAK kelas X) untuk
menemani saya. Kami berangkat menggunakan perahu motor milik paroki bersama dengan
sdr. Agustinus Lonis sebagai petugas Gereja yang melayani di sekitar wilayah Kali Mappi
dan Bpk. Jimmy Fatlolon sebagai guru agama Katolik SMA St. Yoseph Tanah Merah untuk
menemani Sdr. Tino (panggilan untuk Sdr. Agustinus Lonis).
Perjalanan dari Tanah Merah ke stasi Ampera memakan waktu kira-kira 30-45 menit
karena mengikuti arus sungai Digoel. Sepanjang perjalanan hanya dihiasi oleh rimbunnya
hutan yang masih perawan dan
sebagian sudah dijadikan kebun
untuk ditanami dengan berbagai
tanaman misalnya pisang. Namun
sebagian masih penuh dengan
hutan rimba. Sesekali saya
melihat ada pondok, rumah kecil,
ada juga yang atapnya hanya
menggunakan terpal seperti kemah dipinggir kali Digoel. Saya tanyakan kepada umat dan
ternyata itu juga umat Katolik yang mencari ikan sehingga mereka tinggal diluar kampung. 8
Kami sampai di stasi Ampera kira-kira jam 12.30 WIT. Setelah itu kami berpisah. Saya
8
Orang-orang Ampera adalah pemasok ikan terbesar di Tanah merah. Satu hari itu
bisa menghasilkan1-2 ton. Ikan-ikan itu dijual di pinggiran pelabuhan kecil. Biasanya orang-
orang yang ingin membeli ikan sudah menunggu kedatangan orang-orang Ampera yang
membawa ikan segar di pinggir pelabuhan kecil. Ikan-ikan yang didapat itu sangat beragam.
Bila air pasang maka akan mendapat ikan Gastor, ikan duri, ikan kakap putih, ikan mujair,
ikan gurami, ikan mas. Bila air surut maka akan mendapat udang air tawar yang sangat besar.
Mereka sendiri sudah kesulitan mendapat ikan dekat kampung sendiri. Selain ada juga yang
main curang dengan membuang racun udang sehingga semua udang mati dan tinggal
dipungut saja.
Akibatnya adalah ikan-ikan tidak mau lagi tinggal di daerah sana. Ikan-ikan pindah ke
tempat yang lain sehingga orang-orang Ampera harus mencari ikan jauh dari kampung
sendiri sampai di Oksusu dan Wagabang (kira-kira 2 jam perjalanan dengan perahu motor
YAMAHA 40 PK dari desa Ampera). Karena mencari ikan jauh dari kampung sendiri maka
mereka mendirikan pondok-pondok kecil sederhana untuk tidur. Jika sudah masuk hutan,
menurut istilah mereka, mereka biasanya baru pulang kira-kira 1-2 minggu. Akibatnya
kampung sering kosong dan itu berdampak negatif terhadap kehidupan menggereja dan
pelayanan Gereja. Ada juga yang sebagian mencari ikan dipinggir sungai dekat kampung dan
ada juga yang hanya memancing saja di pelabuhan. Kebanyakan hanya orang tua. Sedangkan
anak mudanya banyak yang pergi masuk hutan untuk mencari ikan.
69

tinggal di Ampera sedangkan mereka (Tino dan Bpk. Jimmy) melanjutkan ke wilayah Kali
Mappi dengan ojek kendaraan lewat jalan darat kira-kira 3-4 jam perjalanan dengan harga
ojek motor sebesar 500 ribu rupiah.
Ketika saya masuk desa Ampera, saya melihat sebuah kampung kecil yang seperti
tidak terurus dan sangat sepi. Ada rumah-rumah yang hampir rubuh dan reyot. Ada juga
rumah-rumah bantuan yang
masuk dalam program respek
kampung (semi permanen).
Rumah-rumah terletak rata-rata
di pinggir jalan. Ada juga yang
terletak jauh dari jalan. Jalan
aspal sudah ada dan bukan jalan
tanah. Namun rumput tumbuh
liar ke sana kemari dengan
tinggi yang harus segera diparas. Jalan yang sudah diaspal dipenuhi dengan kotoran anjing,
babi dan banyak anjing yang kurus-kurus duduk santai di jalan. Ada babi-babi yang
berkeliaran ke sana kemari. Pepohonan masih sangat banyak dan udara yang sangat segar
dengan cuaca yang cukup panas. Tekstur tanah yang agak kemerahan dan kelihatan sangat
subur.
Saya melihat ada yang mengintip dari jendela rumah dengan menyibakkan kain
gorden rumah lalu ditutup kembali. Lalu saya bertemu dengan seorang anak kecil dan
meminta ia untuk menghantar saya ke pastoran lalu menyuruh ia untuk memanggil ketua
stasi. Ketua stasi datang (Bpk. Dominikus Sinfahagi) lalu kami membicarakan mengenai
kegiatan Tri hari suci.
Ibadat Kamis Putih tahun 2016 direncanakan diadakan pada pukul 15.00 WIT. Saya
datang sebelum jam 15.00 WIT ke Gereja yang terletak di samping pastoran kira-kira
berjarak 8-9 m. Saya tunggu-tunggu umat di Gereja. Umat baru berdatangan kira-kira jam
16.15 WIT begitupun juga ketua stasi. Akhirnya ibadat Kamis Putih yang direncanakan jam
15.00 WIT molor sampai jam 16.30 WIT. Umat yang datang cukup banyak. Namun melalui
peristiwa ini saya bisa melihat dan menilai bahwa umat stasi Ampera adalah umat yang
sangat tidak disiplin dan sangat tidak menghargai waktu. Begitu pun juga dengan ibadat
malam paskah. Ditambah lagi dengan hujan yang sangat deras maka ibadat yang
direncanakan pada jam 19.00 WIT molor menjadi jam 20.00 WIT. Pada ibadat minggu
paskah pagi juga yang pada mulanya direncanakan jam 7.30 WIB molor hingga jam hampir
70

jam 8.00 WIT dan itupun juga tidak semua umat hadir di Gereja. Ada yang cuek saja berjalan
ke arah pelabuhan mungkin untuk mencari ikan. Kesan pertama saya terhadap umat stasi
Ampera adalah umat yang tidak disiplin waktu dan tidak mau pusing dengan kegiatan di
Gereja.
Saya datang untuk
kedua kalinya ke stasi Yohanes
Pemandi Ampera pada hari
Jumat Tanggal 27 Mei 2016
sebagai seorang Frater Pastoral
yang resmi menjalankan proyek
pastoral di sana. Saya tiba
hampir pada sore hari. Saya
bertemu dengan ketua stasi dan memberitahukan kepada dia bahwa saya suka mau bertemu
dengan seluruh jajaran dewan stasi pada sore hari ini juga. Akhirnya saya bertemu dengan
seluruh jajaran dewan stasi hampir jam 18.00 WIT di depan teras Gereja beratapkan daun
sagu.
Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya adalah frater pastoral yang sekarang
resmi melayani umat stasi Ampera. Mereka merasa senang akan kehadiran saya. Pertanyaan
pembuka yang saya tanyakan kepada mereka adalah “apa yang sangat dibutuhkan oleh umat
di stasi Ampera ini?”. Mengapa saya bertanya demikian? Sebab saya tidak mungkin lagi
menjalankan masa orientasi selama 3 bulan di stasi Ampera. Saya kumpulkan seluruh jajaran
dewan stasi dan menanyakan demikian sehingga saya mengetahui sungguh-sungguh keadaan
dan kondisi iman umat saat ini sehingga dapat membuat program-program pastoral yang tepat
sasaran dan mengena di hati umat. Saya yakin dan percaya seluruh jajaran dewan stasi lebih
mengenal umat di sini daripada saya sehingga saya membutuhkan bantuan mereka untuk
mengenal umat.
Satu-satu dari mereka mulai menjawab pertanyaan saya sambil mengutarakan isi hati
mereka. Yang masih saya ingat, ketua stasi mengatakan kami sekarang ini krisis iman, kami
butuh iman. Jarang ada pelayanan yang datang dari pusat paroki. Paling pada hari-hari besar
saja. Pastor paroki saja datang hanya satu kali dalam satu tahun ini yakni pada saat natal
2015. Dari seksi liturgi juga mengatakan hal yang sama. Kami butuh iman, kami perlu diajari
cara menyanyikan mazmur, cara membaca Kitab Suci, misdinar juga perlu dilatih. Seksi-
seksi yang lain juga mengatakan hal yang sama. Mereka suka dan rindu jika ada ibadat di
lingkungan-lingkungan. Inti dari seluruh tanggapan mereka atas pertanyaan saya adalah
71

mereka haus akan iman, mereka krisis iman, mereka membutuhkan iman, mereka
menginginkan pengetahuan tentang iman dan mereka ingin adanya kegiatan rohani dalam
stasi mereka. Ini adalah keadaan dan kondisi sebenarnya dari hidup iman umat stasi Ampera.
Jadi saya tidak heran dan saya mengerti mengapa banyak dari umat yang pergi masuk hutan
untuk mencari ikan karena Gereja sendiri tidak ada kegiatan apa-apa. Semuanya sepi hanya
ibadat sabda saja tiap Minggu tanpa menyambut komuni disertai dengan para SDM baik yang
lektor, pemazmur, dirigen, misdinar yang sangat tidak terlatih dengan baik. Ini merupakan
tantangan bagi saya untuk mendampingi dan menggembalakan mereka.
Pada saat itu juga dan di tempat yang sama juga, saya berinitiatif untuk menyusun
program kerja pastoral bersama-sama dengan mereka serta melibatkan mereka semua untuk
aktif dan kreatif demi mewujudkan program kerja yang telah dibuat bersama-sama.
Karena melihat kebutuhan iman yang sangat mendesak dan paling dibutuhkan di stasi
Ampera, maka saya memprioritaskan katekese iman Katolik sebagai program utama dalam
proyek pastoral saya. Prioritas kedua untuk menunjang kebutuhan akan iman yakni
diadakannya berbagai pelatihan yakni pelatihan dalam memimpin ibadat dan menyusun
kotbah (bagi seluruh jajaran stasi terlebih khusus ketua-ketua lingkungan sebab merekalah
yang akan memimpin ibadat di lingkungan masing-masing (kaderisasi)), pelatihan membaca
Kitab Suci, menyanyi Mazmur, misdinar. Dengan menerima masukan serta membuat
program bersama-sama serta melibatkan seluruh jajaran dewan stasi berserta ketua-ketua
lingkungan, maka menurut saya proyek pastoral dapat tepat sasaran dan mengena di hati
umat. Sebab program itu dari umat, oleh umat dan untuk umat.
Pada hari Minggu saya memimpin ibadat sabda. Ibadat yang direncanakan semula jam
7.30 WIT mundur hingga hampir jam 8.00 WIT. Saya sudah datang sebelum jam 7.30 WIT
namun umat belum muncul juga. Umat yang hadir juga sedikit sekali. Padahal mereka ada di
rumah namun malas untuk ke Gereja dan sebagian lebih memilih ke sungai Digoel untuk
memancing ikan atau pergi masuk hutan ke pondok mereka. Ada apa ini?
Dari hasil perbincangan saya dengan beberapa orang misalnya Sr. Veralinda PBHK
dan Br. Lukas Meo MSC dan beberapa umat di pusat paroki, suku Awuyu adalah suku
dengan orang-orang yang mempunyai sikap cuek, tidak peduli dengan sesamanya sendiri,
hidup individualitas sangat tinggi, dan mereka itu tukang mabuk dan perusak di Tanah
Merah, serta mereka harus diundang untuk masuk dalam Gereja. Berbeda dengan suku Muyu
yang rajin memberi diri untuk Gereja namun pelit jika dalam hal memberi uang. Berbeda lagi
dengan suku Mandobo yang pelit memberi diri untuk Gereja namun mudah memberi uang
demi Gereja.
72

Dari hasil pengamatan serta analisis saya terhadap umat Ampera, hal itu sungguh
benar. Mereka cuek sekali terhadap petugas Gereja (entah pastor yang datang, frater yang
datang atau suster yang melayani mereka), cuek kepada Gereja apalagi memberikan
pelayanan bagi Gereja.9 Bahkan mereka cuek dengan keselamatan jiwa mereka sendiri.
Mereka lebih fokus pada mencari uang demi kebutuhan sendiri, mabuk-mabukan dan
hidup sosialnya sangat parah dan buruk. Dengan kata lain hidup individualitasnya sangat
tinggi. Bagi mereka hidup sendiri lebih membuat mereka bisa bertahan hidup daripada hidup
bersama. Namun ada yang sebagian yang tidak seperti demikian misalnya ketua dewan stasi,
sekretaris, seksi Liturgi, ketua lingkungan II, dan pembina OMK. Inilah keadaan iman umat
yang saya layani di stasi Ampera. Saya menerima keadaan mereka apa adanya dengan segala
kelemahan dan kelebihan mereka. Saya percaya Tuhan menyediakan lahan bagi saya untuk
belajar untuk menggembalakan dan menumbuhkan iman kawanan kecil ini. Bukankah nabi
Musa juga mengalami hal yang sama? Mendapat tugas untuk menggembalakan umat Israel
untuk menjadi bangsa yang besar dan Tuhan tidak pernah meninggalkan Musa. Saya pun
percaya demikian.

B.5. VISI - MISI YANG MAU DICAPAI SERTA MOTO YANG MENGUATKAN
VISI SAYA : Terwujudnya umat yang kembali beriman kepada Allah dan sungguh
merasakan kasih Tuhan.

9
Menurut cerita dari Bpk ketua stasi dan bpk sekretaris stasi, dulu tidaklah demikian.
Dulu ketika ada petugas Gereja yang datang dari pusat paroki mereka bersemangat. Namun
generasi sekarang sangatlah berbeda dengan generasi pada saat ketua stasi masih muda.
Berdasarkan cerita mereka, sewaktu mereka masih muda, mereka sering kali menemani
pastor bahkan menjemput pastor dengan dayung sampan ke Tanah Merah yang memakan
waktu 3-4 jam mendayung. Mereka biasanya mulai berangkat subuh dan tiba di Tanah Merah
sudah pagi. Setelah itu mereka jemput pastor dan membawa pastor ke stasi Ampera dengan
mendayung 3-4 jam lagi.
Pada saat ini, generasi muda Ampera tidaklah loyal seperti orang tua mereka. Mereka
sibuk dengan mabuk-mabukan, pesta pora, seks bebas, pergaulan bebas dan kalau kerja harus
ada uang. Dulu tidaklah demikian. Semua bekerja dengan rela hati demi Gereja. Sekarang
kalau Gereja ingin mereka bekerja, maka Gereja harus bayar. Hal ini terjadi dan kelihatan
ketika pada saat ini, Gereja Ampera dalam proses pembangunan gereja yang ketiga. Semua
ingin mencari untung. Batu pasir milik warga harus dibayar oleh pihak Gereja. Semuanya
harus uang. Kerja sama, gotong royong semakin lama semakin menghilang dan asing bagi
mereka. Yang mereka kenal saat ini adalah saya hidup sendiri, cari makan sendiri, punya
uang sendiri dan saya pakai sendiri, tidak mau pusing dengan orang lain apalagi Gereja. Umat
model begini yang saya hadapi dan saya layani.
Menurut pengakuan dari bpk ketua stasi, memang pusat paroki kurang memberikan
perhatian secara intens dan berkelanjutan. Maka itu ketika mereka mengetahui bahwa saya
akan mendampingi mereka terus, mereka merasa senang.
73

MISI SAYA : Mengembangkan iman umat dan menghantar umat pada pengalaman yang
sama akan kasih Tuhan.
MOTO SAYA : Aku datang bukan dengan kata-kata yang indah tetapi aku datang dengan
kuasa dan Roh Allah.
Visi saya berdasarkan keadaan nyata iman umat yang mengalami kekeringan, krisis
dan hampir hilang serta tidak peduli kepada Gereja dan masyarakat. Untuk itulah saya
memilih dan merumuskan visi yang telah tersebut di atas. Visi yang telah dirumuskan dan
ingin saya capai, saya terjemahkan dalam misi saya yang sangat terlihat dari program-
program pastoral yang disusun bersama dengan umat.
Program-program kerja yang telah disusun bukan saya sendiri yang menentukan
namun saya duduk bersama dengan seluruh jajaran dewan stasi beserta kelima ketua
lingkungan rohani atau yang mewakili. Kami merembuk, mempertimbangkan, berdiskusi dan
membicarakan banyak hal sebelum menentukan program yang tepat demi mencapai visi dan
misi itu. Kami seperti membuat sebuah RAKER kecil dalam stasi untuk kemajuan iman
umat.
Program katakese iman umat menjadi yang pertama dan utama dalam penentuan
program. Tema katakese pun dicari yang semenarik mungkin dengan meminta pendapat satu-
persatu dari para peserta rapat. Hasilnya tema katakese yang diprogramkan pun beraneka
ragam dan menarik minat umat. Dengan berjalannya waktu, karena masukan dari
pembimbing pastoral maka selain katakese iman umat menjadi prioritas, OMK pun menjadi
yang lebih diperhatikan mengingat zaman ini sangat membahayakan kaum muda Katolik.
Program kerja disusun setiap 3 bulan sekali sesuai dengan bimbingan dari pastor
pembimbing dan selalu diawali dengan evaluasi program kerja setelah menjalankan program
kerja 3 bulanan. Evaluasi juga dilakukan bersama-sama dengan jajaran dewan stasi karena
kami bersama-sama menyusunnya. Program kerja 3 bulanan yang telah tersusun pasti akan
diberikan kepada pastor pembimbing untuk diketahui dan hasil evaluasipun akan
diberitahukan juga kepada pastor pembimbing dalam bimbingan pastoral. Karena menyusun
program bersama dengan umat yakni jajaran dewan stasi berserta kelima lingkungan rohani,
maka saya melibatkan mereka juga dalam menjalankan program-program itu. Misalnya
karena di stasi Ampera listrik tidak ada hanyalah solar cell (itupun sudah rusak) dan mesin
genset diesel, maka ketika melakukan katakese saya memerlukan listrik sebab saya
menggunakan power point dan saya membawa LCD dari pusat paroki. Jadi entah ketua stasi
yang mencari solar atau pun umat yang lain, pasti solar tetap ada. Kadang saya menambahkan
dengan uang sendiri untuk membeli solar. Yang lain membantu untuk memanggil dan
74

mengundang umat untuk datang di balai desa sambil berjalan ke sana kemari. Yang lain
membersihkan aula dan mengatur komputer. Masih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang
diprogramkan namun melibatkan umat baik umat Ampera sendiri (khususnya jajaran dewan
stasi) maupun umat paroki Hati Kudus.10
Moto yang saya pilih untuk menyemangati saya dalam menjalankan tugas panggilan
dan pelaksanaan program-program yang telah dibuat. Tidak hanya berpikir tentang kata-kata
namun mengandalkan Allah dalam setiap perkara sebab Roh yang ada padaku lebih berkuasa
daripada roh apapun yang ada di muka bumi ini.

B.6. LANGKAH-LANGKAH PENDAMPINGAN


Langkah-langkah pendampingan saya sudah sangat terlihat dengan jelas ketika saya
menceritakan keadaan iman umat secara nyata. Saya datang kepada mereka (para jajaran
dewan stasi berserta ketua-ketua lingkungan), saya mengumpulkan mereka dalam sebuah
rapat kecil, saya menanyakan apa yang paling umat butuhkan di stasi Ampera saat ini,
mereka bersharing, memberi masukan dan pendapat untuk saya, saya merenung dan saya
berinitiatif mengajak mereka dalam membentuk program kerja pastoral bersama-sama
dengan mereka.

10
Saya pernah mengajak 5 orang misdinar dari pusat paroki untuk melatih anak-anak
misdinar stasi Ampera. Pembina misdinar pusat paroki sendiri yang melatih anak-anak
misdinar stasi Ampera. Saya hanya menambahkan beberapa hal saja sisanya misdinar pusat
paroki yang mengambil peran lebih banyak. Saya juga mengajak tim Kharismatik pusat
paroki untuk melayani stasi Ampera untuk memperkenalkan apa itu kharimatik serta
membagi-bagikan baju bekas layak pakai. Saya juga pernah mengajak 2 OMK pusat paroki
untuk membantu saya dalam memberi materi apa itu OMK dan peran OMK dalam Gereja
dan masyarakat. Saya juga mengajak 2 OMK lagi untuk memberikan sharing kepada OMK
stasi Ampera, suka-duka dalam menghidupi OMK di pusat paroki.
75

Saya merangkul seluruh dewan stasi sebagai partner dan tim kerja saya. Saya
mengundang mereka untuk rapat ketika hendak menyusun program kerja pastoral 3 bulanan.
Saya mendengarkan masukan dan keinginan mereka dalam menyusun program misalnya
berkaitan dengan tema-tema katakese, pelatihan-pelatihan yang mereka rasa mereka sangat
membutuhkannya (pimpin
ibadat di lingkungan, membuat
renungan, menyanyi mazmur,
membaca Kitab Suci,
misdinar, pelatihan memimpin
ibadat pemakaman, ibadat 3
hari, 7 malam, ataupun 40 hari
bahkan memimpin ibadat di
dalam Gereja) sebab kelak mereka sendiri yang akan memimpin ibadat di lingkungan
masing-masing (mereka rindu akan adanya doa-doa lingkungan. Untuk itu saya perlu
menyiapkan mereka. Saya mengunjungi setiap lingkungan secara bergiliran dan ikut berdoa
saja dan tidak memimpin. Merekalah para ketua lingkungan yang memimpin. Saya hanya
ikut ibadat saja sebagai umat).
Karena menerima masukan dan
pendapat dari mereka maka
muncul juga program cerdas
tangkas (soal-soalnya diambil dari
bahan-bahan katakese yang sudah
diberikan supaya katakese yang
telah diberikan tetap diingat dan
Gereja juga mempunyai kegiatan
yang mengumpulkan umat), lomba
vokal group antar lingkungan dan solo.11 Saya juga mengumpulkan mereka jika saya melihat
dan mendapat laporan bahwa ketua-ketua lingkungan sudah mulai kendor dan malas
menjalankan tugas mereka sebagai pemimpin ibadat. Saya mengingatkan mereka kembali
akan kerinduan dan kebutuhan mereka akan iman sewaktu pertemuan pertama kali dengan
saya.

Saya menciptakan lagu wajib untuk stasi Ampera dengan judul “Biarlah Engkau
11

semakin besar dan aku semakin kecil”. Maksud dan tujuan pembuatan lagu wajib ini untuk
mempersatukan umat Ampera dan menjadikan lagu itu sebagai lagu doa.
76

Saya mengundang mereka rapat juga ketika kami hendak melakukan evaluasi
program 3 bulanan. Saya melibatkan mereka semua (yang paling banyak adalah dari OMK)
ketika hendak melaksanakan kegiatan-kegiatan katakese, lomba ini dan itu. Saya juga
menghadirkan kelompok kategorial dari pusat paroki misalnya Kahrismatik, Misdinar, dan
OMK untuk membantu saya dalam melayani, melatih bahkan memberikan pemahaman akan
kekayaan rohani Gereja Katolik.
Saya melibatkan seluruh jajaran dewan stasi dalam menyusun, melaksanakan dan
mengevaluasi program yang telah disusun bersama-sama. Saya menghindarkan diri dari
single fighter sebab tidaklah mungkin kita bekerja sendirian di tengah-tengah umat. Kita
perlu bantuan dan dukungan dari mereka sehingga semua bisa berjalan dengan maksimal.
Sebab pada prinsipnya adalah mereka lebih mengenal umat sendiri daripada saya yang baru
datang. Dengan melibatkan umat setempat berarti saya bisa mengenal umat lebih lagi
sehingga ketika penyusunan program bisa tepat sasaran dan mengena di hati umat.
77

B.7. PROGRAM-PROGRAM KERJA DALAM PROYEK PASTORAL DI STASI SANTO YOHANES PEMANDI AMPERA
VISI : Terwujudnya umat yang kembali beriman kepada Allah dan sungguh merasakan kasih Tuhan.
MISI : Mengembangkan iman umat dan menghantar umat pada pengalaman yang sama akan kasih Tuhan.
MOTTO : Aku datang bukan dengan kata-kata yang indah tetapi aku datang dengan kuasa dan Roh Allah.

Program bulan Juni – Juli 2016


No. Program/ Tanggal Tujuan Manfaat Tempat Biaya Evaluasi
kegiatan pelaksanaan Untuk Untuk
Waktu umat frater
pelaksanaan
1. Pendataan Tanggal 10 Juni Agar mengetahui Terutama Frater lingkunga Tidak Bulan
umat 2016 jumlah umat dan untuk semakin n masing- ada Agustus
keadaan umat ketua- mengetahui masing 2016
yang ada (jumlah ketua jumlah
yang lahir, lingkung umat yang
jumlah yang an dan akan
meninggal, yang ketua dilayaninya
belum dibaptis, stasi serta
belum krisma, beserta mengetahui
sambut baru, jajaranny keadaan
hidup a, umat dan
konkubinat, yang semakin pergumulan
aktif maupun mengena mereka
yang tidak aktif) l umat
serta untuk dan
melengkapi data keadaan
di pusat paroki umat
yang ada
78

baik yang
aktif
maupun
yang tidak
2. Pembinaan iman 10 Juni 2016 Agar umat semakin Umat Dengan Balai desa Tidak Bulan Agustus
umat mengenai (Sakramen Baptis memahami, semakin berbagi ilmu Ampera ada 2016
sakramen- dan Krisma), 8 mengimani dan faham dan dan
sakramen Juli 2016 menghayati yakin pengalaman
(Sakramen sakramen- bahwa akan
Ekaristi dan sakramen yang sakramen penghayatan
tobat), 22 Juli dirayakan yang terhadap
2016 (Sakramen dirayakan sakramen
Imamat, itu membuat
Perkawinan dan menyelam frater juga
Pengurapan orang atkan semakin
sakit) bertumbuh
jam 17.00 WIT dalam iman
3. Pelatihan 11 Juni 2016 Agar ketua-ketua Umat Dengan Balai desa Tidak Bulan Agustus
pimpin ibadat Jam 17.00 WIT lingkungan dan mendapat berbagi ilmu Ampera ada 2016
dan membuat jajaran dewan stasi pengetahu dan
renungan bagi dapat memimpin an cara pengalaman
ketua-ketua ibadat di memimpin memimpin
lingkungan dan lingkungan ibadat dan ibadat dan
jajaran dewan masing-masing membuat renungan
stasi maupun di Gereja renungan membuat
dengan baik yang baik frater
semakin
terasah dalam
hal itu
4. Pelatihan 9 Juli 2016 Agar umat dapat Umat Frater Balai desa Tidak Bulan Agustus
menyanyi lagu Jam 17.30 WIT menghidupi menjadi semakin Ampera ada 2016
bahasa latin kembali nyanyian tahu dan terampil
79

(Credo dan Pater bahasa latin bisa dalam


Noster) bernyanyi melatih lagu
lagu-lagu dan
bahasa bernyanyi
latin dalam bahasa
latin
5. Pendalaman 10 Juli 2016 Agar anak-anak Anak Frater Gereja St. Tidak Bulan Agustus
materi mengenai Jam 9.30 WIT muda mengetahui muda semakin Yohanes ada 2016
OMK apa itu OMK, Visi, menjadi mendalami Pembaptis
Misi serta peran mengetahu apa itu OMK Stasi
mereka dalam umat i apa itu dan selak Ampera
dan Gereja OMK, beluknya
visi, misi
serta peran
mereka
dalam
Gereja
6. Pelatihan 23 Juli 2016 Agar umat dapat Umat Frater Balai desa Tidak Bulan Agustus
Mazmur Jam 17.30 WIT menghayati dan dapat semakin Ampera ada 2016
bernyanyi Mazmur bernyanyi terampil
dengan baik mazmur dalam
dengan melatih serta
baik serta bernyanyi
siap mazmur
melayani
dalam
liturgi
7. Pelatihan para 24 Juli 2016 Agar para misdinar Para Frater Gereja St. Tidak Bulan Agustus
misdinar Jam 9.30 WIT dapat semakin baik misdinar semakin Yohanes ada 2016
dalam melayani mendapat mendalami Pembaptis
ketrampila tentang Stasi
n dalam misdinar Ampera
80

melayani
8. Kunjungan ke 9 Juli 2016 Agar setiap umat Umat Frater dapat Lingkungan Tidak Bulan Agustus
lingkungan- (Lingkungan 1), dapat disapa dapat semakin 1 dan 2 ada 2016
lingkungan 23 Juli 2016 melalui kunjungan semakin mengenal
rohani (Lingkungan 2) ke lingkungan frater umat serta
Jam 16.00 WIT pastoral mengontrol
dan jalannya
semakin kegiatan doa
dikuatkan di lingkungan
dalam doa
lingkunga
n
9. NOBARMAT 11 Juni 2016, 9 Agar umat dapat Umat Frater dapat Balai desa Tidak Bulan Agustus
(Nonton Bareng Juli 2016, 23 Juli berkumpul baik dapat semakin Ampera ada 2016
Umat) 2016 yang aktif maupun berekreasi mengenal
Jam 20.00 WIT tidak. Menarik bersama, umat dan
kembali umat lewat berkumpul membangun
rekreasi bersama lagi serta keakraban
serta dapat dengan umat
mempersatukan membang Lewat
umat kembali un rekreasi
keakraban bersama
81

Evaluasi:
 Evaluasi terhadap program bulan Juni – Juli 2016 telah dilaksanakan pada tanggal 7 Agustus 2016 dengan dihadiri ketua stasi beserta
jajarannya dan ketua-ketua lingkungan. Evaluasi dilakukan secara bersama-sama karena program-program yang telah disusun itu
berdasarkan pemikiran, ide, serta pertimbangan bersama antara frater pastoral dan tokoh-tokoh umat dalam stasi Ampera.
 Tujuan dari evaluasi sendiri untuk melihat kembali program-program yang telah dijalankan. Apakah program-program itu mengenai
sasaran, apakah perlu ditingkatkan lagi, apa kelebihannya serta kekurangannya serta meminta masukan agar program-program
selanjutnya dapat dijalankan lebih baik lagi.
 Program pendataan umat berjalan dengan baik. Melibatkan setiap ketua-ketua lingkungan untuk mendata kembali umat. Frater pastoral
menyiapkan format untuk pendataan (Jumlah KK, jumlah laki-laki, jumlah perempuan, jumlah anak-anak, jumlah yang lahir, jumlah
yang meninggal, jumlah yang belum dibaptis, jumlah yang belum krisma, jumlah yang belum komuni, jumlah konkubinat, jumlah duda
dan jumlah janda). Data yang masuk sudah 90% (4 lingkungan telah memasukkan data umat dan tinggal 1 lingkungan yang belum).
Solusi bagi lingkungan yang belum memasukkan, frater pastoral akan mendatangi lingkungan itu langsung bersama ketua stasi untuk
melihat keadaan umat dan meminta data (mengingat jarak lingkungan yang satu ini cukup jauh dari kampung utama).
 Pembinaan iman umat mengenai sakramen-sakramen berjalan dengan sangat baik dan mendapat respon yang sangat positif dari umat.
Hal itu diketahui melalui perbincangan ketika evaluasi bersama dengan tokoh-tokoh umat. Umat sangat merindukan pembinaan iman
yang seperti ini. Pembinaan iman sakramen-sakramen sendiri dibagi dalam 3 tahap (tahap 1= sakramen baptis dan sakramen Krisma,
tahap 2 = sakramen ekaristi dan sakramen tobat, tahap 3 = sakramen imamat, sakramen perkawinan, sakramen pengurapan orang sakit).
Jumlah umat yang hadir semakin banyak dan banyak.
 Ada kerinduan besar dari tokoh-tokoh umat agar kebiasaan doa di lingkungan menjadi hidup kembali. Oleh karena itu frater pastoral
membuat program pelatihan pimpin ibadat dan membuat renungan yang baik dan benar bagi jajaran stasi beserta ketua-ketua lingkungan.
Progaram itu terlaksana dengan baik. Yang hadir bukan saja jajaran stasi dan ketua-ketua lingkungan namun umat juga banyak yang
hadir. Hasilnya, sekarang doa-doa lingkungan mulai hidup kembali dan ketua-ketua lingkungan sendiri yang memimpin ibadat dan
membuat renungan sendiri. Masukan dari ketua stasi ketika evaluasi agar frater membantu menyiapkan doa-doa yang telah disusun
khusus doa pembuka dan penutup dan dibagikan kepada ketua-ketua lingkungan. Hal tersebut sedang diusahakan.
 Pelatihan menyanyikan lagu credo dan paster noster berjalan sangat baik dan banyak umat yang antusias ikut latihan lagu-lagu itu.
Hasilnya sekarang dalam ibadat hari minggu, jika frater ada, ketika ada bagian credo maka dinyanyikan bersama pater noster. Untuk
memudahkan umat, frater pastoral mengusahakan baliho 2 x 1.5 m untuk credo dan pater noster 1 x 1.5 m yang sekarang dipasang di
82

depan altar sehingga umat semua mudah dan bisa menyanyikan lagu-lagu itu. Masukan dari sekretaris dewan stasi agar umat yang pernah
ikut latihan agar duduk pada satu tempat sehingga semua suara dapat menjadi satu dan itu telah dijalankan dalam ibadat dua minggu
kemudian ketika saya hadir.
 Pendalaman materi OMK juga berjalan sangat baik dan mendapat sambutan yang sangat baik. Memang OMK yang hadir tidak terlalu
banyak karena ada sebagian OMK ada pergi masuk hutan. Frater pastoral mengajak dua orang OMK pusat paroki untuk membantu
mempresentasikan materi OMK. Masing-masing mendapat tugas dalam materi itu. Frater bertugas mempresentasikan apa itu OMK
sedangkan kedua OMK mempresentasikan peranan OMK dalam masyarakat dan gereja.
 Pelatihan mazmur pada program bulan Juni – Juli 2016 tidak berjalan karena mengingat lagu pater noster belum dilatih sehingga melatih
dulu lagu pater noster kepada umat dan berjalan dengan baik.
 Pelatihan midinar juga berjalan dengan sangat baik. Banyak anak-anak muda yang ikut dari yang berumur 13 – 21 th. Frater mengajak 4
orang misdinar pusat paroki untuk turun ke stasi. Mereka yang memberi latihan kepada para misdinar yang ada di sana dan frater
memberikan kesempaa bagi para misdinar paroki untuk berbagi ilmu dengan para misdinar yang ada di stasi. Frater melihat dan
membantu sesekali dan menegaskan hal-hal tertentu dalam pelatihan itu. Selebihnya para misdinar paroki yang mengajarkan. Hasilnya,
sekarang dalam ibadat, gerkan para misdinar stasi jauh lebih baik dari sebelumnya.
 Kunjungan-kunjungan ke lingkungan-lingkungan rohani di stasi berjalan baik. Frater datang secara acak ke tiap-tiap lingkungan. Melihat
ketua lingkungan memimpin dan memberikan renungan. Nanti setelah ibadat frater memberikan beberapa penekanan lagi berdasarkan
renungan tadi. Umat yang hadir selalu banyak baik dari anak-anak maupun orang dewasa. Umat ternyata rindu dengan doa-doa
lingkungan seperti ini.
 Program NOBARMAT berjalan dengan sangat sukses. Banyak umat yang hadir berkumpul di balai desa. Film-film yang diputar juga
telah dibingkai dengan kata-kata pendahuluan sebelum film itu diputar. Setiap film yang diputar mengandung pesan moral kepada umat.
Umat begitu senang dengan program. Kendalanya adalah perlu membeli solar untuk menjalankan genset. Namun pihak stasi berusaha
mengusahakan itu.
 Semua program dan evaluasi ini telah dibicarakan dengan pastor pembimbing dan mendapat respon yang sangat baik. Masukan dari
pastor pembimbing agar lebih lagi penekanan pada kaum muda (OMK) sebagai generasi penerus gereja.
83

VISI : Terwujudnya umat yang kembali beriman kepada Allah dan sungguh merasakan kasih Tuhan.
MISI : Mengembangkan iman umat dan menghantar umat pada pengalaman yang sama akan kasih Tuhan.
MOTTO : Aku datang bukan dengan kata-kata yang indah tetapi aku datang dengan kuasa dan Roh Allah.

Program Bulan Agustus – Oktober 2016


No. Program/ Tanggal Tujuan Manfaat Tempat Biaya Evaluasi
kegiatan pelaksanaan Untuk Untuk frater
Waktu umat
pelaksanaan
1. Evaluasi 7 Agustus, sesudah Untuk melihat Umat juga Supaya frater Pastoran - -
Program Juni – ibadat pagi di kembali program- terlibat dapat melihat Stasi
Juli 2016 Gereja program yang dalam apakah Ampera
telah melihat program yang
dilaksanakan. program dibuat itu
Meninjau kembali yang telah sungguh
kegiatan yang dibuat, membantu
ada, apa apakah umat dan bisa
kelebihan dan membantu mengembang
kekurangannya umat atau kan umat dan
serta membenahi tidak iman umat
apa yang perlu
dibenahi
2. Pendalaman Berdoa di hadapan Agar umat Umat Dengan Balai desa Rp. Bulan
iman dan patung dan gambar mengetahui dapat berbagi ilmu Ampera 50.000,- November
katakese umat Kudus (6 Agustus, bahwa ajaran memaham yang pernah (untuk 2016
jam17.30), Api iman dalam i bahwa dipelajari, beli
Penyucian-Surga- gereja Katolik ajaran maka frater solar)
neraka (21 beraneka ragam iman dapat
Agustus, jam serta membantu Gereja semakin
84

17.30), Karunia umat untuk Katolik mendalami


Roh Kudus (3 mengembangkan cukup ajaran iman
September, jam iman mereka beragam tersebut
17.30), Malaikat- dan umat
setan-roh jahat (17 dapat
September, jam memaham
17.30), Maria i ajaran
Bunda Allah (1 iman
Oktober, jam gereja itu.
17.30), Maria tetap
perawan (15
Oktober, jam
17.30)
3. Pelatihan 7 agustus, jam Agar umat dapat Umat Frater Gereja Stasi Tidak Bulan
mazmur 16.00 WIT menghayati dan dapat semakin Ampera ada November
bernyanyi bernyanyi terampil 2016
Mazmur dengan mazmur dalam
baik dengan melatih serta
baik serta bernyanyi
siap mazmur
melayani
dalam
liturgi
4. Ibadat 20 agustus, 17.30 Memperkenalkan Umat Frater dapat Gereja stasi Rp. Bulan
kharismatik dan WIT kepada umat cara dapat membagi Ampera 50.000,- November
materi tentang ibadat yang lain mengetahu pengalaman (beli 2016
kelompok yang merupakan i ibadat dari solar)
kharismatik kekayaan dari kharismati mengikuti
(anggota gereja Katolik k ibadat
Kharismatik dari kharismatik
pusat paroki
mengunjungi
85

umat stasi)
5. Pelatihan baca 21 Agustus, Supaya umat Umat Frater dapat Gereja stasi Tidak Bulan
KS sesudah ibadat dapat mengetahui dapat semakin Ampera ada November
cara-cara membaca terampil 2016
membaca KS KS dengan dalam
yang benar dalam benar melatih dan
ibadat maupun dalam membaca KS
misa ibadat
maupun
misa
6. Pelatihan kedua 4 September, jam Agar ketua-ketua Umat Dengan Gereja Stasi Tidak Bulan
pimpin ibadat 16.00 WIT lingkungan dan mendapat berbagi ilmu Ampera ada November
dan renungan jajaran dewan pengetahu dan 2016
bagi jajaran stasi stasi dapat an cara pengalaman
dan ketua-ketua memimpin ibadat memimpin memimpin
lingkungan di lingkungan ibadat dan ibadat dan
masing-masing membuat renungan
maupun di Gereja renungan membuat
dengan baik yang baik frater
semakin
terasah dalam
hal itu
10 Pembinaan 18 September, Merupakan Agar Frater Gereja Stasi Tidak Bulan
OMK sesudah ibadat pembinaan lanjut OMK semakin Ampera ada November
setelah semakin terlatih dalam 2016.
pembinaan dipersiapk mempersiapk
pertama. Agar an dalam an
para OMK pembentu terbentuknya
semakin kan OMK sebuah
mengenal OMK kelompok
11 Pelatihan sikap- 18 September, jam Agar umat Umat Frater Gereja stasi Tidak Bulan
sikap liturgi 16.00 mengetahui sikap- dapat semakin Ampera ada November
86

sikap liturgi yang semakin mengerti dan 2016.


benar menghayat mendalami
i liturgi sikap-sikap
dari sikap- liturgi
sikap
mereka
12 Cerdas tangkas 2 Oktober, sesudah Mengumpulkan Umat Frater Balai desa Rp. Bulan
ibadat umat dalam dapat semakin Ampera 1.000.00 November
rekreasi yang bertanding terlatih dalam 0,- 2016.
cerdas, tangkas secara menyiapkan (untuk
dan cermat sportif sebuah acara membeli
berdasarka bersama hadiah)
n bahan- jajaran stasi
bahan serta
katakese meningkatka
yang telah n nilai kerja
diberikan sama
serta
mengingat
kan
kembali
bahan
katakese
yang telah
diberikan
13 Doa rosario di 2 Oktober , 16 Agar di bulan Umat Frater dapat Gereja Stasi Tidak Bulan
Gereja selama Oktober, 30 rosario umat dapat semakin Ampera ada November
bulan rosario Oktober jam 16.00 dapat berkumpul semakin menghidupi 2016.
WIT bersama berdoa menghayat devosi
rosario di Gereja i devosi kepada
kepada Bunda Maria
Bunda
87

Maria
lewat doa
rosario
bersama
14 Pembinaan 16 Oktober, Agar sekami Umat Frater dapat Gereja Stasi Tidak Bulan
sekami sesudah ibadat dapat semakin dapat semakin Ampera ada November
diarahkan tergerak membantu 2016
untuk anak-anak
memberik SEKAMI
an diri dalam
mereka mengenal
dalam Tuhan
mendidik
anak-anak
SEKAMI
15 Seminar Tanggal 29 Umat stasi juga Umat Frater dapat Balai desa Tidak Bulan
keluarga dan Oktober , jam dapat mengenal semakin semakin Ampera ada November
bunda Hati 17.30 apa itu kelompok paham mengerti 2016
Kudus AKC AKC serta dapat tentang akan makna
(kelompok AKC memahami keluarga hidup
pusat paroki tentang keluarga karena keluarga dan
mengunjungi dan Bunda Hati kelompok memahami
stasi) Kudus AKC juga gelar Bunda
akan Hati Kudus
berbagi
pengalama
n
mengenai
hidup
berkeluarg
a
16 Pelayanan Tanggal 30 Agar umat dapat Umat Frater dapat Balai desa Tidak Bulan
88

kesehatan AKC Oktober, sesudah pelayanan gratis dapat semakin ampera ada November
ibadat kesehatan memeriksa merangkul 2016
kesehatan kelompok-
mereka kelompok
secara yang ingin
gratis ikut dalam
pelayanan
17. Kunjungan ke 6 Agustus 2016, 20 Agar setiap umat Umat Frater dapat Tiap-tiap Tidak Bulan
lingkungan- Agustus 2016, 3 dapat disapa dapat semakin Lingkungan ada November
lingkungan September 2016, melalui semakin mengenal 2016
rohani 17 September kunjungan ke frater umat serta
2016, 1 Oktober lingkungan pastoral mengontrol
2016, 15 Oktober dan jalannya
2016, 29 Oktober semakin kegiatan doa
2016 Jam 16.00 dikuatkan di lingkungan
WIT dalam doa
lingkunga
n
8. NOBARMAT 6 Agustus 2016, 20 Agar umat dapat Umat Frater dapat Balai desa Tidak Bulan
(Nonton Bareng Agustus 2016, 3 berkumpul baik dapat semakin Ampera ada November
Umat) September 2016, yang aktif berekreasi mengenal 2016
17 September maupun tidak. bersama, umat dan
2016, 1 Oktober Menarik kembali berkumpul membangun
2016, 15 Oktober umat lewat lagi serta keakraban
2016, 29 Oktober rekreasi bersama dapat dengan umat
2016 Jam 20.00 serta membang Lewat
WIT mempersatukan un rekreasi
umat kembali keakraban bersama

Evaluasi:
89

 Pelatihan mazmur berjalan baik. Yang hadir kira-kira 7 orang. Menemukan kendala karena para pemazmur tidak bisa membaca not
angka. Akibatnya ketika latihan hanya menghafal nada saja. Disuruh menghafal nada agar ketika bertemu dengan mazmur itu kembali
maka ingat dengan nadanya.
 Katakese iman berjalan bagus, materi yang diberikan tepat sasaran. Umat yang hadir naik turun, tetapi dicari cara untuk menarik minat
umat. Katakese terus menjadi yang utama dan umat memberikan respek yang sangat bagus. Katakese tetap terus diminta agar tatap ada
dalam program kerja pastoral
 Kharismatik berjalan dengan baik, dan menimbulkan kesan baik. Banyak umat yang tersentuh dengan ibadat kharismatik. Banyak umat
yang datang dan banyak umat yang ingin didoakan. Umat tetap meminta kembali agar kharismatik bisa hadir bersama dengan umat stasi.
 Pelatihan Kitab Suci berjalan dengan baik. Hanya beberapa orang saja yang hadir. Namun tanggapannya dari umat sangat baik.
 Pelatihan ibadat berjalan dengan baik. Ketua-ketua lingkungan langsung praktek di Gereja dan membawakan renungan. Tanggapan
peserta sangat baik.
 Pembinaan OMK tidak terlaksana karena anak-anak OMK kurang tanggap. Menemukan kendala dalam mengumpulkan mereka. Sudah
dipanggil-panggil namun hanya beberapa saja yang datang untuk berkumpul. Dicari car untuk mengumpulkan mereka
 Pelatihan sikap-sikap liturgi sudah terlaksana dan mendapat tanggapan yang sangat baik. Umat mendapat banyak pengetahuan tentang
sikap-sikap liturgi. Menurut umat sudah ada perubahan. Namun harus terus diingatkan terus karena umat kadang-kadang lupa.
 Cerdas tangkas berjalan dengan sangat bagus. Umat sangat antusias dalam mengikuti lomba. Kelima lingkungan mengikuti dengan
semangat. Masukan untuk cerdas tangkas yang kedua adalah jika boleh soal-soal untuk belajar/kisi-kisi datang lebih cepat ke stasi.
 Doa rosario di Gereja banyak yang terlambat namun telaksana dengan baik. Umat sendiri yang memimpin dan frater pastoral hanya
datang dan ikut saja. Umat senang berdoa bersama di Gereja. Perlu ketepatan waktu lagi.
 Pembinaan sekami berjalan dengan sangat baik dan sangat bagus. Diikuti lebih dari 40 anak-anak. Anak-anak mengikuti dengan antusias.
Mengadakan lomba mewarnai gambar Yesus dan anak-anak dan akan disediakan hadiah-hadiah yang menarik bagi mereka yang juara.
Masukan harap terus dilanjutkan
 Seminar AKC tidak terlaksana karena pemimpin AKC di pusat paroki terlalu sibuk. Padahal umat sangat berantusias untuk mengikuti
seminar itu
 Kunjungan ke wilayah rohani berjalan dengan baik. Semua lingkungan di pusat kampung sudah dikunjungi kecuali lingkungan 5. Namun
umat tersapa ketika saya mengunjungi mereka.
 Nobarmat semakin lama semakin ramai. Baik umat yang aktif dan yang tidak aktif semuanya berkumpul. Maka terus dilanjutkan.
90

 Semua hasil evaluasi ini telah disampaikan kepada pembimbing pastoral.

VISI : Terwujudnya umat yang kembali beriman kepada Allah dan sungguh merasakan kasih Tuhan.
MISI : Mengembangkan iman umat dan menghantar umat pada pengalaman yang sama akan kasih Tuhan.
MOTTO : Aku datang bukan dengan kata-kata yang indah tetapi aku datang dengan kuasa dan Roh Allah.

Program Bulan Nopember 2016 – Januari 2017


No. Program/ Tanggal Tujuan Manfaat Tempat Biaya Evaluasi
kegiatan pelaksanaan Untuk umat Untuk
Waktu frater
pelaksanaan
1. Evaluasi 13 Nopember Untuk Umat juga terlibat Supaya Pastoran - -
91

Program 2016, sesudah melihat dalam melihat frater Stasi


Agustus 2016 – ibadat pagi di kembali program yang dapat Ampera
Oktober 2016 pastoran program- telah dibuat, melihat
program yang apakah membantu apakah
telah umat atau tidak program
dilaksanakan. yang
Meninjau dibuat itu
kembali sungguh
kegiatan yang membantu
ada, apa umat dan
kelebihan dan bisa
kekurangann mengemba
ya serta ngkan
membenahi umat dan
apa yang iman umat
perlu
dibenahi
2. Pendalaman Maria diangkat ke Agar umat Umat dapat Dengan Balai Rp. 50.000,- Bulan
iman dan surga dengan mulia mengetahui memahami bahwa berbagi desa (untuk beli Pebuari 2017
katakese umat (12 Nopember bahwa ajaran ajaran iman ilmu yang Ampera solar)
2016, jam 18.00), iman dalam Gereja Katolik pernah
Advent I (26 gereja cukup beragam dipelajari,
Nopember 2016, Katolik dan umat dapat maka
jam 18.00), Advent beraneka memahami ajaran frater
II (10 desember ragam serta iman gereja itu. dapat
2016, jam 18.00), membantu semakin
Advent III (23 umat untuk mendalam
Desember, jam mengembang i ajaran
18.00), keluarga (7 kan iman iman
Januari 2017, jam mereka tersebut
18.00)
3. Lomba solo 11 Desember 2016, Agar Gereja Supaya umat Frater Balai Rp. Bulan
92

(dibagi dalam sesudah ibadat pagi stasi mempunyai lagu semakin desa 1.000.000,- Pebuari 2017
golongan) dan mempunyai yang dapat terampil
vokal Group lagu wajib mempersatukan dalam
lagu wajib stasi untuk mereka. membuat
Ampera dan mempersatuk lagu dan
lagu advent an umat mengasah
kemampua
n dalam
bernyanyi
4. Ramah tamah 25 Desember 2016, mengikat tali Umat dapat saling Frater Balai Bulan
bersama seluruh sesudah ibadat (tiap silahturami bersilahturami dapat desa Pebuari 2017
umat pada hari keluarga bawa) antar umat dan mengikat tali semakin
natal dan frater persaudaraan akrab
dengan
umat
5. Penerimaan 20 Nopember 2016 Umat Umat paham akan Hasil dari Gereja Tidak ada Bulan
sakramen baptis diselamatkan pengajaran pengajaran stasi Pebuari 2017
dan pernikahan dari noda tentang sakramen sakramen Ampera
dosa dan melaksanakan dirasakan
dalam hidup oleh frater
6. SHBdRK 21-22 Januari, jam Agar umat Umat mendapat Frater Gereja Tidak ada Bulan
16.00 diperbaharui merasakan semakin Stasi Pebuari 2017
dalam roh jamahan Tuhan hidup di Ampera
dalam roh
dan
diperbahar
ui
10 Pembinaan 13 Nopember Merupakan Agar OMK Frater Gereja Tidak ada Bulan
OMK 2016, 27 pembinaan semakin semakin Stasi Pebuari 2017
Nopember 2016, 8 lanjut setelah dipersiapkan terlatih Ampera
Januari 2017, jam pembinaan dalam dalam
16.00 WIT. pertama dan pembentukan mempersia
93

kedua. OMK pkan


terbentukn
ya sebuah
kelompok
12 Cerdas tangkas 22 Januari 2017, Mengumpulk Umat dapat Frater Balai Rp. Bulan
jam 20.00 WIT an umat bertanding secara semakin desa 1.000.000,- Pebuari 2017
dalam sportif terlatih Ampera (untuk
rekreasi yang berdasarkan dalam membeli
cerdas, bahan-bahan menyiapka hadiah)
tangkas dan katakese yang n sebuah
cermat telah diberikan acara
serta bersama
mengingatkan jajaran
kembali bahan stasi serta
katakese yang meningkat
telah diberikan kan nilai
kerja sama
13. Kunjungan ke 12 Nopember Agar setiap Umat dapat Frater Tiap-tiap Tidak ada Bulan
lingkungan- 2016, 26 umat dapat semakin frater dapat Lingkun pebuari 2017
lingkungan Nopember 2016, disapa pastoral dan semakin gan
rohani 10 Desember 2016, melalui semakin mengenal
7 Januari 2017, kunjungan ke dikuatkan dalam umat serta
Jam 17.00 WIT lingkungan doa lingkungan mengontro
l jalannya
kegiatan
doa di
lingkunga
n

14. NOBARMAT 12 Nopember Agar umat Umat dapat Frater Balai Tidak ada Bulan
(Nonton Bareng 2016, 26 dapat berekreasi dapat desa pebuari 2017
Umat) Nopember 2016, berkumpul bersama, semakin Ampera
94

10 Desember 2016, baik yang berkumpul lagi mengenal


7 Januari 2017, aktif maupun serta dapat umat dan
Jam 20.00 WIT tidak. membangun membang
Menarik keakraban un
kembali umat keakraban
lewat rekreasi dengan
bersama serta umat
mempersatuk Lewat
an umat rekreasi
kembali bersama

VISI : Terwujudnya umat yang kembali beriman kepada Allah dan sungguh merasakan kasih Tuhan.
MISI : Mengembangkan iman umat dan menghantar umat pada pengalaman yang sama akan kasih Tuhan.
MOTTO : Aku datang bukan dengan kata-kata yang indah tetapi aku datang dengan kuasa dan Roh Allah.

Program Bulan Pebuari 2017 – Maret 2017


No. Program/ Tanggal Tujuan Manfaat Tempat Biaya Evaluasi
95

kegiatan pelaksanaan Untuk umat Untuk


Waktu frater
pelaksanaan
1. Evaluasi 12 Pebuari 2017, Untuk Umat juga terlibat Supaya Pastoran - Bulan April
Program sesudah ibadat pagi melihat dalam melihat frater Stasi 2017
Nopember 2016 kembali program yang dapat Ampera
– Januari 2016 program- telah dibuat, melihat
program yang apakah membantu apakah
telah umat atau tidak program
dilaksanakan. yang
Meninjau dibuat itu
kembali sungguh
kegiatan yang membantu
ada, apa umat dan
kelebihan dan bisa
kekurangann mengemba
ya serta ngkan
membenahi umat dan
apa yang iman umat
perlu
dibenahi
2. Pendalaman Dampak miras bagi Agar umat Umat dapat Dengan Balai Rp. 50.000,- Bulan April
iman dan kesehatan, mengetahui memahami bahwa berbagi desa (untuk beli 2017
katakese umat masyarakat, dan bahwa ajaran ajaran iman ilmu yang Ampera solar)
Gereja (11 pebuari iman dalam Gereja Katolik pernah
2017 jam 18.00), gereja cukup beragamam dipelajari,
25 Pebuari 2017 Katolik dan umat dapat maka
dampak narkoba beraneka memahami ajaran frater
bagi kesehatan, ragam serta iman gereja itu. dapat
masyarakat dan membantu semakin
Gereja, jam 18.00), umat untuk mendalam
dosa (4 Maret mengembang i ajaran
96

2017, jam 18.00), kan iman iman


salib (18 Maret mereka tersebut
2017), jam 18.00)
3. Pelatihan 12 Pebuari 2017, Agar seluruh Supaya umat Frater Gereja - Bulan April
pimpin ibadat jam 16.30,26 jajaran dewan dapat terlayani semakin 2017
pemberkatan Pebuari 2017 jam stasi dapat dengan baik. (bila terampil
jenazah, 3 hari 16.30 mengetahui ketua stasi tidak dalam
dan 40 hari cara ada maka jajaran melatih
memimpin stasi dapat ibadat
ibadat memimpin)
pemakaman
jenazah, 3
hari, 40 hari
4. Pelatihan 5 Maret 2017, jam Agar seluruh Supaya umat Frater Gereja - Bulan April
pimpin ibadat 16.30 jajaran dewan dapat terlayani semakin 2017
sabda pada hari stasi dapat dengan baik. (bila terampil
Minggu mengetahui ketua stasi tidak dalam
cara ada maka jajaran melatih
memimpin stasi dapat ibadat
ibadat sabda memimpin)
dalam Gereja
5. Pembinaan 26 Pebuari 2017 Supaya OMK Supaya umat juga Frater Balai - Bulan April
OMK jam 18.00, 19 semakin bisa merasakan semakin desa 2017
Maret 2017 jam mantap dan pelayanan dari mampu Ampera
18.00 terbentuk OMK untuk
kerohanian membantu
mereka anak muda
dalam
mengarah
kan
mereka
6. Kunjungan ke 11 Pebuari 2017, Agar setiap Umat dapat Frater Tiap-tiap - Bulan April
97

lingkungan- 25 Pebuari 2017, 4 umat dapat semakin frater dapat Lingkun 2017
lingkungan Maret 2017, 18 disapa pastoral dan semakin gan
rohani Maret 2017 Jam melalui semakin mengenal
17.00 WIT kunjungan ke dikuatkan dalam umat serta
lingkungan doa lingkungan mengontro
l jalannya
kegiatan
doa di
lingkunga
n

7. NOBARMAT 11 Pebuari 2017, Agar umat Umat dapat Frater Balai - Bulan April
(Nonton Bareng 25 Pebuari 2017, 4 dapat berekreasi dapat desa 2017
Umat) Maret 2017, 18 berkumpul bersama, semakin Ampera
Maret 2017 Jam baik yang berkumpul lagi mengenal
20.00 WIT aktif maupun serta dapat umat dan
tidak. membangun membang
Menarik keakraban un
kembali umat keakraban
lewat rekreasi dengan
bersama serta umat
mempersatuk Lewat
an umat rekreasi
kembali bersama

Evaluasi:
 Katakese berjalan dengan sangat baik. Ada pengakuan dari umat yakni dari yang tidak tahu menjadi tahu. Ada pengaruhnya bagi umat
yang senantiasa setia mengikuti katakese.
 Pelatihan pemberkatan jenazah, ibadat arwah 3 hari dan 40 hari berjalan baik dan bagus. Para peserta pelatihan khususnya jajaran dewan
stasi dan ketua-ketua lingkungan dapat memahami dan mengerti. Hanya kendalanya adalah masih ragu dalam praktek langsung. Masih
98

tergantung kepada ketua dewan stasi. Dari pihak jajaran stasi menyarankan agar masih perlu latihan praktek langsung lagi dan itu akan
dilatih oleh ketua dewan stasi. Tujuan pelatihan agar semakin mantap dan tidak ragu lagi.
 Pelatihan pimpin ibadat sabda pada hari Minggu tanpa imam berjalan baik. Jajaran stasi berinitiatif untuk latihan lagi demi pemantapan.
Kendala yang membuat para peserta pelatihan ragu untuk memimpin ibadat langsung adalah membuat renungan yang baik. Padahal
pelatihan membuat renungan sudah diberikan. Perlu latihan dan latihan terus menerus.
 Pembinaan OMK tidak terlaksana karena hujan besar. Tidak ada OMK satupun yang datang. Hujan berhenti ketika hari hampir gelap
sedangkan pertemuan pada malam hari tidak bisa karena kendala listrik yang tidak ada. Solar yang tidak ada untuk mengisis tangki
genset.
 Kunjungan lingkungan rohani berjalan baik. Menurut pengakuan umat, umat senang mendapat kunjungan dari frater. Umat merasa
mendapat perhatian. Pemimpin ibadat juga merasa mendapat kekuatan, dukungan dan support dengan kehadiran frater.
 Nonton bareng umat berjalan dengan sangat baik. Umat semangat dalam rekreasi bersama apalagi ketika diputar film mengenai Kitab
Suci. Banyak umat menjadi lebih mengerti dan memahami Kitab Suci ketika menonton film Kitab Suci ynag menceritakan dari Kitab
Kejadian sampai dengan masa pentakosta, para rasul mendapat pencurahan Roh Kudus dan mulai mewartakan Injil serta bersaksi melalui
kemartiran mereka. Umat disemangati dalam iman.
99

B.8. TANGGAPAN DAN MASUKAN KETUA STASI SANTO YOHANES PEMANDI


AMPERA PAPUA TERHADAP FRATER PASTORAL12
Kami segenap umat stasi Ampera menanggapi dengan baik. Dengan kehadiran bapa
frater sangat bagus dan baik. Dengan kehadirannya mengadakan kegiatan pembinaan iman
umat dan mengkatakese umat serta doa-doa lingkungan setiap minggu sekali. Dengan upaya
membuka rekening untuk pembangunan Gereja baru.
Kami sebagian besar umat senang dan bahagia dengan kehadiran bapa frater di stasi
kami. Bagaikan sumber air yang memancarkan air dan menyiram serta menyuburkan
tanaman yang mulai layu. Kami
segenap umat stasi Santo Yohanes
Pemandi Ampera yang beriman berdoa
bagi bapak frater dengan doa restu
dengan mohon berkat Tuhan yang
Maha Kuasa semoga bapa frater bisa
menjadi seorang imam/pastor. Kami
umatmu pesan, semoga bapa frater
bisa jadi pastor, dalam bimbingan
Tuhan dan Roh Kudus bapa frater bisa
kembali di Boven Digoel dan menjadi
pastor paroki Hati Kudus Tanah
Merah, di Tanah Merah untuk kami
separoki.
Kami segenap umat Stasi Santo
Yohanes Pemandi Ampera
mengucapkan banyak terima kasih
kepada bapa frater Agustinus MSC.

Dari ketua dewan stasi Santo Yohanes Pemandi Ampera

TTD

Tanggapan dan masukan dari umat stasi Ampera diketik sesuai dengan aslinya tanpa
12

dirubah apa-apa untuk menjaga keasliannya. Hanya penambahan tanda baca saja dan
penambahan pada huruf yang kurang. Untuk kalimatnya tidak dirubah apa-apa.
100

Dominikus Sinfahagi
B.9. PROYEK PASTORAL TAMBAHAN: MENGAJAR DI SEKOLAH SMA
SANTO YOSEPH TANAH MERAH BOVEN DIGOEL
Saya dipercayakan oleh P. Yoseph Jorolan MSC selaku kepala sekolah SMA St.
Yoseph untuk mengajar di sekolah SMA St. Yoseph Tanah Merah. Berdasarkan
pertimbangan dari pembimbing, saya diperbolehkan untuk membantu P. Joseph MSC di
sekolah namun tidak penuh pada awalnya. Pada awalnya saya hanya mengajar 2 kelas saja
pada semester genap tahun ajaran 2015/2016. Saya datang ke sekolah hanya ketika ada waktu
jam mengajar saja. Saya mengajar bahasa Inggris kelas X SMAK Santa Maria dan XI IPS
SMA santo Yoseph. Karena satu dan lain hal, maka pada akhirnya saya mengajar semua
kelas dari kelas X-XI. Saya pertama kali masuk mengajar pada Tanggal 16 Pebuari 2016.
Sesekali saya mengajar liturgi untuk anak murid SMAK dan agama untuk menutupi guru
yang tidak hadir.
Pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017, saya mengajar penuh semua kelas dari
kelas X-XII (kelas A dan B, kelas
IPA dan IPS) English
Conversation. Karena itu, saya
hampir setiap hari ada disekolah
(hari Rabu-Jumat dengan setiap
kali masuk mengajar dua kelas
dengan alokasi waktu 80 menit).
Kadang masuk pagi dan pulang
hampir sore jam 14.30 WIT. Pada
semester genap tahun ajaran
2016/2017, saya masih
dipercayakan untuk mengajar
English Conversation semua kelas (X-XII, A dan B, kelas IPA dan IPS). Saya tidak membuat
program pastoral apa-apa. Saya hanya membantu P. Yoseph Jorolan MSC. Saya membuat
logo SMA Santo Yoseph Tanah Merah untuk melengkapi apa yang kurang di sekolah sesuai
dengan kemampuan dan bakat saya.
Sekarang di wilayah sekolah SMA santo Yoseph telah berdiri sebuah sekolah lagi yakni
SMAK St. Maria (Sekolah Menengah Atas Katolik) atas tawaran dari Kementrian Agama
pada tahun 2013-2014 (disosialisasikan) dan dijawab oleh Yayasan Amam Bekai Chevalier
pada tahun 2015. Jadi di satu kompleks sekolah berdiri 2 bangunan sekolah yakni SMA St.
101

Yoseph Tanah Merah dan SMAK St. Maria. Berikut daftar nama para guru yang mengajar di
SMA St. Yoseph Tanah Merah:
102

TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN SMA SANTO YOSEPH TANAH MERAH


Tahun Pelajaran 2016/2017
SEMESTER GANJIL
KEADAAN TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN
1. Data Tenaga Pendidik
Status Pendidikan Tertinggi Jam Mulai
Bidang Study Mengajar
Tempat Tgl. Pendidikan Kepegawaian Nama Tahun Mengajar Mengajar
No. Nama Yang diKelas KET
Lahir (GTT/PNS/ Lembaga Jurusan Lulus Per- di sekolah
diajarkan
GK/GKY     Minggu ini
STF
Nulion, Pendidikan KEPALA
1 Yoseph Jorolan, S. Fil S1 GK Seminari FILSAFAT 2002 6 01-07-2014 X, XI,XII SEKOLAH
18-05-1976 Agama
Pineleng
Yohanis Subarjo Dosom, Melaksanakan
Manggarai Unvri Tugas Kepala
2 S.Pd 13-11-1965
S1 GT (PNS)
Makassar
Geografi 2012 - 01-07-2014 - -
Sekolah SMA
Nip. 196511131990031011 Negeri Asiki
Salma Sidappa, S.Pd Sa’dan UNIV Bendahara BOS
Pendidikan
3 Malimbong S1. Akta IV GT(PNS) NEGRI 2006 12 01-07-2014 Biologi X,XI,XII Wali Kelas XA
Nip. 198301102009092005 10-01-1983 MAKASAR Biologi

Yohanis G. Wirawan, S.Pd Sentani, Uncen Pendidikan Matematika WAKASEK


4 S1. Akta IV GT(PNS) 2008 16 01-07-2014 XI,XII
Nip. 1984101220111001 10-10-1984 Jayapura Matematika TIK Kurikulum
Agustinus Subardi Dosom, Universita Geografi,
Beawaek WAKASEK
5 S.Pd 30-04-1968
S1. Sejarah GTT (PNS) s Nusa PIPS 1996 8 01-04-2014 Kewirausahaa XII
Kesiswaan
Nip. 196804302005021001 Cendana n
Liliana M.A. Kambayong, UNCEN
Mindiptana, Pendidikan
6 S.Pd 22-08-1981
S1. Akta IV GTT (PNS) JAYAPUR
Jasmani
2004 6 01-07-2014 Penjas Orkes XII
A
Nip. 198108222006052001
Harun M. Paraktuk, S.T Luwu, Ukip Teknik
7 S1. Akta IV GTT (PNS) 1999 12 01-07-2014 Kimia X,XI,XII
Nip. 197510022011121002 02-10-1975 Makassar Kimia
Nurlia Elvina Pangaribuan, UKI DUTA
Atsy, WACANA
8 S.Si 07-06-1981
S1. Akta IV GTT (PNS)
YOGYAKA
Biologi 2005 8 05-01-2015 TIK X
Nip. 198108222006052001 RTA
Administrasi WAKASEK
Fransiskus P. Timang, Nanggala, Unhas
9 S1. Akta IV GK Negara 1997 12 01-07-2014 Sosiologi X, XI,XII SAPRAS
S.Sos 11-08-1971 Makassar
(AktaSosiol Pendamping
103

ogi) OSIS
STPK St.
Pendidikan
Jimmy Edison Fatlolon, Meyano Das, Yohanis Pendidikan
10 S1.Akta IV GK Agama 2013 12 11-11-2014
S.Ag 19-11-1980 Penginjil Agama
Katolik
Ambon

St Ilmu
Pertanian
Sosial
Urbanus Timin Dombanop, Mariam, Santo
11 SI GK Ekonomi 2013 8 01-07-2015 Mulok X, XI
S.P 25-08-1983 Thomas
Pertanian
Aqinas
Jayapura
Aprilia S.E. Amboram, Merauke, Uncen Pendidikan Sejarah Bendahara
12 S1, Akta IV GK 2013 12 01-07-2014 X, XI,XII
S.Pd 27-04-1991 Jayapura Sejarah Indonesia Sekolah
Pendidikan
Merauke, Unmus Bahasa Wali Kelas
13 Bernadeta Letsoin, S.Pd 16-04-1991
S1, Akta IV GK
Merauke
Bahasa 2013 12 01-07-2014
Indonesia
XI,XII
XII IPA
Indonesia
Tanah
Uncen Wali Kelas
14 Yosfita Marice Yanit, S.Pd Merah, S1, Akta VI GK
Jayapura
PPKN 2013 12 01-07-2014 PKN X, XI,XII
XI IPA
27-03-1991
Maumere, Universita Pendidikan Pendamping
15 Margareta Kofiani, S.Pd 22-02-1989
S1 GK
s Flores Fisika
2014 12 01-07-2015 Fisika X,XI,XII
PRAMUKA
Cornelia M. G Tingge, Merauke, Uncen Pendidikan Wali Kelas XI
16 S1, Akta IV GK 2015 8 01-07-2015 Geografi X,XI
S.Pd 20-09-1989 Jayapura Geografi IPS
Universita
s Kristen
Pendidikan Wali Kelas Xb
Watuata Artha
17 Cayetanus Jebaru, S. Pd 28-04-1986
S1,Akta IV GK
Wacana
Jasmani 2014 6 01-03-2016 Penjaskes X,XI Pendamping
PRAMUKA
Kupang
( Ntt )
Lambara
Ukip Wali Kelas XII
18 Yulviana, S.E Harapan SI,Akta IV GK Ekonomi 2008 8 07-01-2016 Ekonomi XI,XII
Makassar IPS
30-03-1983
Stf
Muntok
19 Agustinus Budiman, S. Fil S1 GK Seminari Filsafat 2015 12 16-2-2016 English X,XI,XII
04-09-1981
Pineleng
104

Ngada, Udana Ekonomi


20 Kamilus Wea, BA 26-06-1955
D3 GHS
Cab. Ende
Ekonomi 1980 8 01-07-2014
seni Budaya
X,XI

Kakase, Stft Fajar Dogma


21 Agustinus Lonis, S.S 13-08-1987
S1 GHS
Timur
Filsafat 2013 8 01-07-2015
Seni Budaya
X

Universita Pendidikan
Malaysia
22 Risma Yunus, S.Pd 25-12-1989
SI GHS s Negeri Bahasa 2012 12 18-07-2016 English XI,XII
Manado Inggris
Reka Pendidikan
23 Ferdinandus Rasa, S.Pd 22-12-1987
S1 GHS Universita
Matematika
2011 12 18-07-2016 Matematika X,XI
s Flores
Universita
Pendidikan
Tanah s Sains
Sastra
24 Paulus T. Fatlolon, S.S Merah SI GHS Dan 12 18-07-2016 English X,XI
Bahasa
12-11-1991 Teknologi
Ingris
Jayapura
Universita
Pendidikan
s
Bilas, Bahasa dan Bahasa
25 Kornelius Ano, S.Pd SI GHS Pancasakt 2014 12 18-07-2016 X,XI
16-09-1989 Sastra Indonesia
i
Indonesia
Makassar
Universita
Nulion, s
26 Fransiskus Seajima, S.Pd 02-07-1991
SI, Akta IV GHS
Tompotika
PPKN 2013 19-09-2016 Seni Budaya XI,XII
Luwuk

2. Data Tenaga Kependidikan

Tual. SMA Petrus


1 Jeannine Floriane Venda Renyut SMA TK IPA 2008 - 01-02-2015 Petugas Perpus
06-03-1990 Hoeboer
SMK
Pangan
Toraja Pertanian Petugas
2 Selni Wensi Besso SMK TK Horticult 2005 01-01-2016
09/09/1987 St.Paulus Lab.Kom
ura
makale
SMA Katolik
Nulion,
3. Yoanisius Dianomo SMA HS Karitas IPA 2012 - 20-09-2016 TU
29/09/1994
Manado
4. Akadius Dinggon Tetop, SMA TK SMA Neg. IPS 2007 - 01-07-2014 Satpam
105

18-06-1983 Bade
106

4. KEGIATAN LAIN YANG DILAKUKAN SELAIN PROYEK PASTORAL


A. MEMIMPIN IBADAH DAN BERKOTBAH
Pada masa orientasi, saya sudah dipercayakan oleh pastor pembimbing selaku pastor
paroki juga untuk memimpin banyak ibadah dan berkotbah. Dari ibadah pemberkatan
jenazah, ibadah 3 hari, ibadah 40 hari, pemberkatan rumah dan masih banyak lagi. Tentu
ketika memimpin ibadah saya pasti juga membawakan renungan. Renungan selalu saya
persiapkan terlebih dahulu dengan baik. Saya tulis pada kertas hasil renungan saya dan saya
bawakan tanpa membawa teks.
Saya mendapat kesempatan satu kali memimpin ibadat sabda ditambah komuni di
pusat paroki sebelum saya resmi menjalankan proyek pastoral saya di stasi Ampera. Setelah
menjalankan proyek pastoral di
stasi Ampera, beberapa kali
mendapat tawaran untuk
memimpin ibadat di pusat paroki
tidak bisa saya penuhi karena
bertepatan dengan jadwal saya
pergi ke stasi Ampera (jadwal
kunjungan ke Ampera sudah
dibuat 3 bulan sebelumnya). Namun untuk ketiga Gereja lainnya yakni Gereja Wet, Gereja
Km. 1, dan Gereja Km. 6 lebih sering yakni Gereja Wet dua kali, Gereja Km. 1 dua kali, dan
Gereja Km. 6 lebih banyak.
Beberapa waktu lalu pastor pembimbing sempat pergi yakni hampir satu bulan untuk
periksa kesehatan sehingga di pusat paroki kekurangan tenaga. Oleh karena itu, semua ibadat
baik ibadat pemberkatan jenazah bahkan sampai ibadat penguburan jenazah, ibadah 3 hari,
dan ibadat 40 hari yang sempat terjadi berturut-turut setiap hari saya ambil alih. Sampai-
sampai saya di juluki oleh umat sebagai frater 3 hari dan 40 hari. Semua ibadah pengucapan
syukur atas ulang tahun, ibadat pemberkatan mobil dan syukur atas penerimaan sakramen
baptis, ibadah syukur atas pesta nama pelindung, pemberkatan usaha baru, ibadah kelompok
suku misalnya kelompok Sa’dan (Toraja), kelompok Batak, kelompok Kawanua (Manado),
kelompok Flores saya laksanakan semua atas ijin dari pastor pembimbing di sela-sela saya
menjalankan proyek pastoral di stasi Ampera.
Pernah juga ketika ada SINODE keuskupan Agung Merauke, semua pastor pergi. Jadi
saya ambil alih semua permintaan ibadat. Saya banyak memimpin ibadat dan membawakan
renungan selain menjalankan proyek pastoral. Selain itu, sambil menjalankan proyek pastoral
107

di stasi Ampera, setiap Jumat pertama dalam bulan, saya dipercayakan oleh pastor
pembimbing untuk membawakan renungan dalam misa Jumat pertama anak-anak sekolah.
Anak-anak sekolah gabungan dari SD dan SMP St. Fransiskus Xaverius, SD St. Don Bosco
dan TK St. Agnes.13

B. PEMBINAAN SAKRAMEN BAPTIS DAN PERNIKAHAN


Paroki Hati Kudus Tanah Merah sering kali mengadakan pembinaan untuk sakramen
baptis dan pernikahan. Jika pusat paroki mengadakan pembinaan sakramen baptis, saya pasti
diikut sertakan dalam tim kerja untuk pembinaan. Saya beberapa kali terlibat dalam
pembinaan sakramen baptis bagi anak-anak dan pembinaan sakramen baptis bagi orang
dewasa (hendak menikah dan masuk dalam Gereja Katolik).
Beberapa kali pastor pembimbing mempercayakan untuk memberikan pembinaan
pernikahan bagi pasangan nikah yang dilaksanakan di kantor sekretariat paroki. Saya
melaksanakan semua kepercayaan yang diberikan kepada saya dengan sebaik mungkin. Ilmu
yang dipelajari dan diperoleh di STFSP sangat membantu dan menunjang saya dalam
memberikan pembinaan.

C. KATEKESE UMAT
Saya diminta kesediaan oleh ketua lingkungan St. Elisabet untuk memberikan
katakese kepada umat lingkungan. Saya membicarakan hal itu dengan pastor pembimbing
dan beliau ijinkan. Maka dari itu setiap hari Selasa jam 18.00 WIT, saya memberikan
katakese kepada umat lingkungan St. Elisabet. Kami sudah melaksanakan beberapa kali
dengan tema-tema yang berbeda dimulai dari tema: Apakah orang Katolik menyembah
patung, pengajaran iman tentang Surga-Api Penyucian-Neraka, malaikat-setan-roh jahat,
adven 1-4, dogma Maria Bunda Allah, Dogma Maria tetap Perawan, Dogma Maria
dikandung tanpa noda dosa dll.
Umat yang hadir sangat antusias dan bersemangat. Pada sesi tanya jawab, biasanya
umat banyak bertanya bahkan sharing mengenai pengalaman iman mereka sehubungan
dengan tema katakese yang diberikan.

13
Untuk lebih jelasnya lagi mengenai kegiatan memimpin ibadah dan berkotbah, saya
tulis secara jelas dalam kronologis perjalanan dan pelayanan saya dalam kisah perjalananku
di daerah misi Papua.
108

D. PENDAMPINGAN BAGI KELOMPOK KATEGORIAL


Saya mendampingi kelompok Kharismatik, kelompok AKC, kelompok Misdinar dan
kelompok OMK. Yang paling rutin adalah kelompok Kharismatik karena mempunyai jadwal
pertemuan yang jelas serta
mempunyai hati yang komitmen.
Untuk kelompok AKC, saya
berbagi tugas dengan Sr.
Veralinda PBHK. Suster yang
menemani mereka ketika dalam
doa harian pada hari Kamis
sedangkan saya membantu
dalam Hora Sancta menjelang
jumat pertama dan kegiatan
ziarah. Sedangkan kelompok
Misdinar, sempat saya memegang penuh karena waktu itu Sr. Christine Silalahi KYM telah
menyelesaikan masa baktinya dan pergi ke tempat tugas yang baru. Sambil menunggu Suster
yang baru yakni Sr. Yudith KYM, saya mendampingi mereka dalam ibadat serta pelatihan
misdinar.
Untuk OMK, saya sempat membina mereka, memimpin ibadat mereka pada hari
Sabtu. Beberapa kali saya mengatakan saya siap untuk membuat kegiatan supaya semua
anggota terkumpul namun dari ketua OMK sendiri kurang menanggapi dan menyambut baik
tawaran itu. Disamping itu, kebiasaan ibadat pada hari Sabtu perlahan-lahan hilang. Hal itu
terjadi karena ketidak adanya kejelasan mengenai ketua yang baru. Ketua yang lama pergi
meninggalkan anggota-anggota dengan status masih sebagai ketua OMK. Beberapa kali saya
sarankan dan menasehati para pengurus OMK yang ada untuk segera memilih ketua yang
baru agar kelompok ini tetap hidup. Namun dari mereka sendiri kurang respon dan tanggap
atas saran itu. Akibatnya kelompok ini seperti tenggelam dan kelihatannya bubar karena dari
pribadi masing-masing anggotanya tidak mau mengusahakan pertemuan dan melanjutkan
kelompok ini.

E. MEMBERIKAN REKOLEKSI
109

Saya banyak memberikan rekoleksi ketika menjalani masa pastoral di paroki Tanah
Merah. Rekoleksi anak sekolah dari sekolah SD sebanyak 2 kali (SD St. Fransiskus Xaverius
dan SD St. Don Bosco), SMP St. Fransiskus Xaverius, SMA Negeri 1, bahkan untuk
kelompok misdinar (misdinar Hati Kudus 1 kali, misdinar Km. 1 sebanyak 1 kali, misdinar
gabungan dari keempat wilayah 1 kali).
Saya merasa senang dipercayakan untuk membawakan rekoleksi kepada anak-anak
sekolah dan kelompok misdinar. Saya merasa disegarkan kembali iman saya kepada Allah
Bapa, Putra dan Roh Kudus ketika saya memberikan rekoleksi. Rekoleksi bukan hanya
materi saja yang diberikan namun ada doanya, uji mentalnya dan out bondnya.

F. MENGISI RENUNGAN DI RRI BOVEN DIGOEL


Saya tiga kali mengisi renungan di RRI Boven Digoel. Biasanya kami merekam suara
kami sehari menjelang pemutaran pada keesokkan harinya pada program rohani agama
Katolik jam 6.15 WIT. Pada masa prapaskah saya terlibat dalam mengisi renungan. Pada
bulan Desember, saya juga mengisi renungan bertepatan dengan ulang tahun MSC. Saya juga
mengisi renungan bersama kelompok SEKAMI dalam ibadat dan renungan mereka di RRI
Boven Digoel.

G. KUNJUNGAN KELUARGA
Pada awal kedatangan saya, saya sering ikut pastor pembimbing untuk kunjungan
keluarga. Itu pun hanya pada saat hari-hari besar saja misalnya pada hari tahun baru (saya
datang pada Tanggal 29 Desember 2015 ke Tanah Merah) dan pada hari raya Imlek tahun
2016. Selain itu jika ada undangan ulang tahun, resepsi pernikahan dan pergi melayat umat
yang meninggal dunia, biasanya saya ikut pastor pergi untuk kunjungan keluarga.
Untuk mengunjungi keluarga pada hari-hari biasa agak sulit dilakukan di Tanah
Merah mengingat banyak umat Tanah Merah yang sebenarnya adalah orang Merauke dan
pendatang dari berbagai suku namun bekerja di Tanah Merah. Pada hari biasa mereka sibuk
di kantor dan di tempat kerja masing-masing. Ada yang PNS, ada yang guru, ada yang
pejabat dll. Jika mencari hari biasa untuk kunjungan maka agak sulit. Ditambah lagi dengan
kesibukan saya sehari-hari juga mengajar di sekolah dari pagi hingga sore. Sorenya mulai
dengan pelayanan ini dan itu maka waktu sudah habis.
Namun kerinduan saya untuk mendekati umat dan mengunjungi mereka tetap
terjawab. Saya biasanya membantu kelompok AKC dalam membawa sakramen Mahakudus
kepada umat yang sakit. Pada kesempatan seperti itulah saya banyak mengunjungi mereka,
110

datang ke rumah mereka terutama umat yang sakit, berdialog dengan mereka, mendoakan
mereka bahkan menyemangati mereka dalam sakit mereka. Selain itu, saya juga ikut
bergabung dengan kelompok kharismatik Katolik di Tanah Merah. Kebiasaan kelompok ini
jika berdoa adalah dengan mengunjungi rumah ke rumah dari anggota kharismatik secara
bergiliran. Dengan demikian saya pun bisa mengunjungi umat lewat pelayanan ini dan
berbicara dengan tuan rumah mengenai situasi keluarga mereka.
Saya juga membantu mendampingi kelompok misdinar. Kebiasaan kelompok ini juga
seperti kelompok Kharismatik yakni ibadat secara giliran di rumah anggota-anggota
misdinar. Dengan demikian saya bisa mengenal orang tua mereka juga dan berdialog dengan
mereka. Kadang ada permintaan doa dari para karyawan BRI dan ibadah kelompok suku
yang biasanya diadakan di rumah-rumah mereka dan doa ucapan syukur yang juga diadakan
di rumah. Dengan demikian saya bisa mengunjungi keluarga dalam suasana pelayanan.
Belum lagi ibadat pemberkatan jenazah, 3 hari dan 40 hari yang pasti dibuat di rumah
masing-masing. Melalui pelayanan ini saya bisa mengunjungi mereka.
Kadang saya mengajak ketua lingkungan St. Elisabet (Bpk. Natalis Jamrewav) untuk
duduk-duduk saja menikmati alam segar dan udara segar di rumah umat dalam wilayahnya
pada pesta natal dan tahun baru. Melalui itu juga, saya melakukan kunjungan keluarga.

H. MENGAJAR DI SEKOLAH
Di sela-sela menjalankan proyek pastoral, saya juga mengajar. Semester ini dan
semester yang lalu, saya mengajar English Conversation dari kelas X – XII (kelas A dab B,
kelas IPA dan IPS). Memang ini adalah proyek tambahan, namun hal ini saya anggap sebagai
kegiatan lain di sela-sela menjankan proyek pastoral utama.
Jumlah jam mengajar saya dalam satu minggu adalah 12 jam. Saya mengajar dari Hari
Rabu hingga Hari Jumat dengan alokasi waktu mengajar 80 menit di tiap kelas. Jadi satu hari
itu saya mengajar dua kelas dengan jumlah waktu dua kelas yakni 160 menit. Biasanya
masuk pagi pulangnya hampir sore jam 14.30 WIT. Meskipun cukup sibuk mengajar, namun
tidak mengganggu proyek utama pastoral saya yakni menggembalakan umat stasi Ampera.

I. MENGIKUTI BERBAGAI PERTEMUAN RESMI


Saya sering kali dipercayakan oleh pastor pembimbing untuk mengikuti
berbagai pertemuan resmi sebagai wakil dari tokoh agama Katholik. Pertemuan resmi
itu antara lain pertemuan dengan Kapolres untuk membiacarakan keamanan
menjelang pelantikan bapak Bupati terpilih Bpk. Benediktus Tambonop S.STP,
111

pertemuan dengan Kapolres yang baru menggantikan Kapolres yang lama (pertemuan
silahturami dengan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh adat, dan tokoh-tokoh agama yang
ada di Boven Digoel),
pertemuan dengan dinas
kesehatan yang
membicarakan bahayanya
virus HIV-AIDS,
pertemuan dengan anggota
DPR untuk membicarakan
hari ulang tahun kabupaten
Boven Digoel, pertemuan dengan bapak Bupati beserta jajarannya dalam
membicarakan RAPERDA tentang pelarangan MIRAS, pelantikan secara resmi
organisasi ibu-ibu PKK ranting Boven Digoel, dan pertemuan dengan kelompok
Oikumene yang membahas pemberantasan buta aksara di masyarakat kabupaten
Boven Digoel bekerja sama dengan LAI (Lembaga Alkitab Indonesia) dan pemerintah
Boven Digoel.
Saya diutus mewakili tokoh agama Katolik dan biasanya memimpin doa
entah doa pembuka atau doa untuk makan. Di sela-sela menjalankan proyek pastoral
saya banyak mengikuti pertemuan-pertemuan penting yang membahas perkembangan
dan kemajuan kabupaten Boven Digoel. Selain itu saya banyak bertemu dengan
orang-orang penting di pemerintahan kabupaten Boven Digoel. Saya bersyukur atas
hal itu.

J. ADMINISTRASI PAROKI
Paroki Hati Kudus Tanah Merah mempunyai tiga petugas Gereja yang
senantiasa ada di kantor sekretariat paroki. Yang pertama Bpk. Abraham Batman,
kedua Sr. Yudith KYM (sebelumnya Sr. Christine Silalahi KYM), dan ketiga Sdr.
Agustinus Lonis.
Sr. Yudith KYM yang sehari-hari datang dan berada di kantor sekretariat
paroki. Bpk. Abraham Batman (sudah pensiun) sesekali ia datang dan membantu.
Sedangkan sdr. Agustinus Lonis lebih pada mengajar di sekolah SMK Negeri I dan
SMA St. Yoseph Tanah Merah. Namun ia juga membantu di kantor sekretariat paroki.
Jadi untuk urusan administrasi paroki sudah ada yang mengurusinya. Namun
sesekali saya membantu Sr. Christine Silalahi KYM pada waktu itu untuk mengisi
112

buku Sakramen Baptis dan buku Sakramen Pernikahan. Saya tidak rutin membantu di
sekretariat paroki mengingat kesibukan yang cukup padat, namun saya pernah belajar
untuk mengisi data sakramen baptis dan data sakramen pernikahan.

5. DIMENSI KEIMANAN: IMAM, NABI, DAN RAJA14


A. MENJALANKAN TUGAS IMAM: FUNGSI PENGUDUSAN
Sejauh mana frater memiliki kualitas-kualitas sebagai pemimpin liturgi/ibadat yang baik
dan terampil dalam menjalankan tugasnya?
Saya dilatih dengan sangat baik untuk memimpin ibadat ketika masih di STFSP.
Ilmu-ilmu untuk memimpin ibadat sesuai dengan liturgi yang benar terus saya latih baik
ketika masih di Manado apalagi di tempat pastoral. Seperti yang telah saya ceritakan, saya
banyak memimpin ibadat baik ibadat Hari Minggu Tanpa Imam di Gereja Paroki (satu kali)
dan di stasi Ampera, pemakaman jenazah bahkan sampai di penguburan jenazah, ibadat
peringatan arwah 3 hari, ibadat peringatan arwah 40 hari, ibadat syukur atas hari ulang tahun,
ibadat syukur atas penerimaan sakramen baptis, ibadat pemberkatan usaha baru dan masih
banyak lagi. Dengan sering kali memimpin ibadat di tengah-tengah umat, sayapun semakin
meningkatkan kualitas-kualitas saya dan terampil dalam memimpin ibadat sesuai dengan
liturgi yang benar.
Belajar sebelum memimpin itu penting. Kebetulan saya membawa buku tata cara
ibadat Kristiani terbitan Kanisius yang terbaru ke tempat pastoral. Dengan demikian saya
tidak ketinggalan tata cara liturgi yang baru ketika memimpin ibadat. Selalu membaca
kembali buku tata perayaan ibadat sabda baik ibadat sabda dalam Gereja maupun ibadat di
luar Gereja. Practise make perfect, itulah slogan saya dalam belajar. Semakin banyak praktek
langsung semakin saya trampil dalam memimpin ibadat.
Memimpin ibadat yang berkualitas dan bagus tentu dibarengi dengan persiapan diri
yang matang malam sebelumnya dan persiapan untuk renungan. Alhasil, ketika memimpin
ibadat tidak ada lagi perasaan takut, cemas dan was-was. Sebelum memimpin ibadat, saya
biasanya banyak berdoa kepada Allah supaya Ia sendiri yang mengurapi mulut, bibir dan
lidah saya. Biarlah apa yang saya sampaikan berasal dari padaNya. Mengandalkan Tuhan
setelah semua persiapan selesai menjadi kekuatan besar bagi saya.

14
Pada bagian ini, saya mengikuti cara dari frater pastoral terdahulu yakni dengan
format tanya jawab yang sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan dalam buku pedoman tahun
pastoral. Tujuannya adalah supaya bisa menggali lebih dalam lagi apa yang saya buat, saya
alami dan saya rasakan. Jawaban yang berikan akan lebih banyak berbicara berdasarkan
pengalaman yang dialami, dirasakan dan yang dihayati agar menjadi lebih hidup.
113

Sebelum berangkat ke tempat pelayanan stasi Ampera, saya biasanya menyusun


kotbah sehari sebelumnya. Ketika membawakan kotbah pada hari Minggu, saya
membawakan dengan lancar dan luwes karena dipersiapkan dengan baik. Begitupun juga
ketika mendapat tawaran pelayanan entah dari pastor atau dari umat. Saya persiapkan kotbah
sehari sebelumnya sebelum besok dibawakan. Dengan demikian saya lebih banyak waktu
merenung sehingga menghasilkan renungan-renungan yang berkualitas.
Kualitas seorang pemimpin ibadat akan diuji ketika mendapat tawaran pelayanan
secara mendadak misalnya pemberkatan jenazah. Bersyukur pada Tuhan karena selama masa
pastoral banyak memimpin ibadat salah satunya pemberkatan jenazah, maka tidak ragu lagi
untuk menerima tawaran itu. Lebih dari itu, bagi saya keselamatan orang yang telah
meninggal jauh lebih penting dari pada kita sibuk memikirkan ketidaksiapan dari kita.
Biasanya saya langsung jalan dengan mengkomunikasikan pada pastor pembimbing.

Sejauh mana frater menunjukkan kreativitasnya dalam rupa-rupa peribadatan dalam


rangka menyegarkan dan menghidupkan suatu perayaan/peribadatan?
Saya mendapat teknik dalam Public Speaking sewaktu di tahun rohani Novisiat.
Teknik itu sudah lama saya gunakan ketika memimpin ibadat sewaktu di Manado. Teknik itu
berhasil dengan sukses. Menurut saya, perlu membangkitkan suasana peribadatan yang tidak
kaku, yang tidak dingin, hangat dan setiap orang merasa diterima dan disapa baik oleh sang
pemimpin maupun oleh umat yang lain.
Saya biasanya membangkitkan suasana peribadatan entah pada Ibadat Hari Minggu
Tanpa Imam maupun ibadat di luar Gereja. Saya biasanya menyapa umat pada bagian
pengantar dengan memberi salam kepada mereka “Shalom, damai sejahatera bagi kamu, apa
kabar hari ini? Dahsyat, ajaib, Wow”. Setelah itu suasana menjadi tidak kaku dan saya pun
merasa nyaman untuk memimpin.
Sebelum membawakan renungan, saya biasanya menyapa mereka lagi dengan
mengatakan “shalom, bagikanlah salam itu kepada teman di kanan dan kiri, teman yang ada
di depan maupun di belakang”. Biasanya suasana Gereja menjadi bahagia sebab semua orang
tersapa baik oleh pemimpin dan oleh semua umat (umat mulai senyum sehingga gigi putih
kelihatan dan semuanya bahagia). Umat merasa diterima oleh satu sama lain. Setelah itu saya
baru berkotbah.
Saya membawakan kotbah dengan banyak kreasi misalnya saya pernah membawakan
kotbah dengan memutar video pendek yang inspiratif (dua kali di pusat paroki) terlebih
dahulu. Memutar lagu rohani terlebih dahulu. Atau saya memakai cerita pendek yang saya
114

ceritakan sendiri misalnya berita yang sedang hangat belakangan ini atau cerita analogi.
Berkotbah menggunakan gambar-gambar (kedatangan tiga raja) bahkan pernah saya
mengajak umat untuk menyanyi sama-sama sebuah lagu yang berhubungan dengan kotbah
saya (jadilah saksi Kristus). Kerangka kotbah saya susun semakin mengerucut dan bukanlah
melebar. Pertama menganalisis bacaan. Kedua hasil analisis dihubungkan dengan kehidupan
sehari-hari. Ketiga, tips atau cara-cara yang tentu pernah saya jalani juga misalnya untuk
menggapai rahmat. Semuanya saya pikirkan dan saya persiapkan dengan baik. Untuk amanat
sabda, kadang saya menyanyi sebuah lagu rohani dan itu sangat mengena di hati umat.
Kadang saya membagikan hasil refleksi saya ketika duduk sendirian dan berdoa di dalam
Gereja (paling banyak hasil refleksi waktu merenung jam 15.00 sore, jam utama kerahiman
Ilahi)
Sewaktu memberikan rekoleksi untuk anak-anak sekolah, saya biasanya menghantar
mereka dalam ibadat Taize yang baru pertama kali mereka ketahui pada doa sebelum tidur.
Lilin-lilin menyala yang begitu banyak sehingga menambah suasana hening dalam doa.
Ketika tim kharismatik datang melayani bersama dengan saya di stasi Ampera, dalam
ibadat kharismatik banyak yang dijamah oleh Tuhan. Mereka sendiri yang mengatakan hal
itu. Maka dalam ibadat Hari Minggu Tanpa Imam setelah pengumuman selesai, saya
memberi kesempatan bagi siapa saja yang ingin memberikan kesaksian. Puji Tuhan, ada 3
orang yang maju dan memberi kesaksian bahwa mereka sungguh tersapa oleh Tuhan lewat
ibadat Kharismatik malam sebelumnya.
Bagi saya, peribadatan tidak perlu kaku dan dingin. Perlu kepekaan dari pemimpin
ibadat untuk membaca situasi dan suasana dalam peribadatan. Yang penting tidak keluar dari
jalur dan bingkai tata cara liturgi yang telah dikeluarkan oleh KWI.

Bagaimana frater menunjukkan dirinya sebagai man of prayer?


Bagi saya doa adalah sumber kekuatan dalam menjalani panggilan yang suci ini serta
kekuatan untuk melayani. Jika memang benar-benar seorang pribadi sungguh dipanggil oleh
Tuhan, pasti ia akan banyak memberi waktu untuk berkomunikasi dengan Pribadi yang
memanggilnya dan mengutusnya sebab ia tahu tugas perutusan itu tidak gampang bahkan
kadang situasi di tempat perutusan itu tidak hidup (ada banyak serigala). Bukankah Yesus
telah menunjukkan hal itu? Para nabi juga menunjukkan hal itu. Bahkan raja sekalipun
misalnya raja Daud sungguh menunjukkan hal itu. Itulah yang saya renungkan dan saya
refleksikan. Doa menjadi pertama dan utama. Sesibuk apapun, secapek apapun, pulang
115

pelayanan langsung bersujud berdoa atau masuk ke Gereja untuk berdoa. Hal demikian yang
saya lakukan.
Doa bersama (Ekaristi) tidak pernah dilewatkan. Hanya saat ketika kurang enak badan
atau keadaan perut yang tidak bersahabat yang menghalangi untuk misa. Pernah waktu kerja
bersih-bersih kamar untuk pindah kamar baru, waktu itu keasyikan kerja hingga benar-benar
lupa. Ketika melihat jam ternyata sudah lewat jam 18.00 WIT. Ada rasa sesal karena tidak
ikut perayaan Ekaristi. Selanjutnya saya tidak pernah melewatkan Ekaristi sedikitpun.
Bahkan jika ada para pastor yang mampir ke pastoran Hati Kudus Tanah Merah dan mereka
mau mengadakan misa keesokan harinya (jadwal ekaristi di pastoran Hati Kudus adalah
Senin, Rabu, Jumat, Sabtu, Minggu), saya biasanya yang menyusun alat-alat misa dan
mengikuti misa meskipun tidak ada jadwal misa di komunitas kami.
Doa pagi dan sore tidak ada di komunitas kami. Namun demikian tidak membuat saya
untuk tidak menjalankan ofisi. Kadang saya bangun pagi dan berdoa brevir sendirian bahkan
sebelum misa hari Minggu dimulai. Tepat jam 12.00 WIT adalah waktu hening bagi saya.
Saya biasanya berdoa dan melakukan examen consciantiae di Gereja selama 30 menit. Nanti
jam 15.00 WIT saya mengunjungi Gereja lagi untuk mendoakan jam utama kerahiman sambil
merenungkan penderitaan Tuhan di atas kayu salib. Jam 18.00 WIT biasanya berdoa angelus
dan sebelum tidur tepatnya jam 22.15 WIT, saya berdoa rosario dan melakukan Examen lagi.
Itulah jam-jam doa pribadi saya dan saya merasakan kekuatan yang begitu dashyat jika
berdoa tepat pada jam yang telah ditentukan.
Selain itu membaca Kitab Suci setiap malam dan merenungkannya adalah wajib dan
bukan saat bertugas saja. Yang paling sering saya cari adalah sakramen pertobatan. Menurut
saya sakramen pertobatan memulihkan kehidupan rohani saya, memulihkan relasi saya
dengan Allah dan sesama, serta sakramen pertobatan sangat mendukung saya dalam
pelayanan saya.

Sejauh mana frater memperlihatkan tanda-tanda adanya kemampuan untuk


menghubungkan setiap aktivitas dan pekerjaannya dengan kekuatan dan pengembangan
hidup rohaninya secara nyata?
Setiap kegiatan dan aktivitas yang saya lakukan selalu saya buka dengan doa dan
tutup juga dengan doa. Bangun pagi menyadarkan kepada saya untuk bersyukur atas rahmat
kehidupan yang Tuhan berikan. Setelah pulang pelayanan dan hendak tidur, saya menutup
hari dengan bersyukur dan berdoa.
116

Aktivitas dan pelayanan yang saya lakukan semuanya berhubungan dengan


pengembangan hidup rohani yang nyata. Saya ikut pelayanan dalam kharismatik, AKC,
Kerahiman Ilahi, Misdinar, OMK bahkan memimpin ibadat ini dan itu, semua saya daraskan
dengan doa dan syukur. Semua kegiatan yang saya ikuti mengembangkan rohani dan
panggilan saya. Ketika mengalami kekeringan rohani, saya tidak hanya tinggal diam di
pastoran saja. Saya bersekutu dan berkumpul dengan kelompok kategorial untuk berdoa
bersama. Hasil dari persekutuan doa yang dilakukan ternyata menyuburkan bahkan
menyirami hati yang kering.
Rekoleksi yang saya berikan juga mendorong saya untuk semakin mengenal Allah
yang mengutus saya. Ada doa untuk persiapan bahan materi, ada doa ketika dalam rekoleksi,
dan ada doa ketika menutup acara rekoleksi. Saya sungguh merasakan dalam doa bersama
(ekaristi), doa pribadi bahkan berdoa dengan kelompok kategorial memberikan kekuatan saya
dalam melayani serta mengembangkan hidup rohani saya. Renungan-renungan yang telah
dibawakan ataupun direnungkan sendiri memperkaya kehidupan rohani saya sehingga tidak
kehabisan ide maupun semangat dalam menjalani panggilan ini.

Tanda-tanda manakah yang nampak dalam diri frater mengenai kemampuannya untuk
mengembangkan kehidupan rohani melalui kesaksian hidupnya yang konkret?
Jadilah Injil yang hidup. Kesaksian dari perbuatan dan tingkah lakumu jauh lebih
tinggi daripada kesaksian kata-kata. Untuk itulah orang Katolik tidak perlu berkoar-koar
dalam memberikan kesaksian hidup. Cukup dengan bersikap dan bertingkah laku yang sesuai
dengan kehendak Allah, kamu sudah memberikan kesaksian Injil yang hidup. Itulah hasil
permenungan dan refleksi saya yang sering saya katakan kepada umat di Stasi Ampera
maupun di umat paroki.
Berdoa itu baik, namun harus disertai dengan buah dari doa itu. Hal ini yang terus
saya renungkan dan berusaha untuk menerapkan dalam hidup saya. Sebagai seorang
biarawan, saya selalu memakai toga ketika ikut misa. Ketika mengikuti pertemuan resmi,
saya selalu memakai baju kolar untuk menunjukkan bahwa saya adalah wakil dari Gereja
Katolik (karena tiap-tiap tokoh agama khususnya Islam pun menunjukkan identitas mereka
sebagai ulama). Lebih dari itu, semasa pastoral hati ini cepat tergerak karena belas kasihan
melihat saudara yang datang untuk meminta makan. Biasanya langsung tergerak untuk
mencari kantong plastik dan mengisinya dengan roti atau kue-kue yang ada di pastoran (bisa
saja Yesus dalam rupa mereka yang datang mengunjungi kami). Tidak ada kue, yang penting
mereka bisa makan, saya kadang memberikan uang untuk mereka makan.
117

Permintaan doa mendadak misalnya pemberkatan jenazah dan penguburan biasanya


langsung saya tanggapi. Prinsip saya keselamatan jiwa lebih penting dari segala aturan
(aturan KHK No. 1752). Meskipun pastor paroki tidak ada di tempat, saya langsung pergi
saja (mengingat cuaca di Boven Digoel selalu berubah-ubah dan tidak tetap. Kadang panas
sekali dan tiba-tiba bisa hujan deras) memberkati jenazah supaya jenazah bisa segera
dikuburkan. Setelah pulang dari pemakaman, saya memberitahukan kepada pastor
pembimbing.
Permintaan doa syukur atau ucapan syukur yang mendadak jika tidak berhalangan
dengan kegiatan yang direncanakan biasanya saya terima. Umat sangat menaruh kepercayaan
kepada para gembala untuk memimpin mereka dalam doa. Oleh karena itu, kepercayaan itu
tidak boleh diabaikan atau harus ditanggapi sebab kami diutus untuk melayani umat yang
sangat membutuhkan pelayanan.

B. MENJALANKAN TUGAS KENABIAN: FUNGSI PEWARTAAN


Bagaimana cara-cara frater dalam menunjukkan kecintaannya terhadap Kitab Suci
nampak dalam hidup sehari-hari?
Setiap malam saya membaca dan merenungkan Kitab Suci. Bukan hanya ketika
hendak bertugas baru sibuk membaca dan membuat renungan. Setiap malam membaca dan
merenungkan Kitab Suci. Bahkan dalam misapun saya selalu membawa Kitab Suci. Orang
lain membawa madah bakti, saya selalu membawa Kitab Suci. Ketika Imam membaca Kitab
Suci di Ambo, saya juga turut membaca Kitab Suci dengan perikop yang sama di bangku
umat sambil mendengarkan kata-kata yang keluar dari mulut pastor.
Dalam pembicaraan sehari-haripun, kadang teks-teks Kitab Sucipun keluar dari mulut
dan menyegarkan pembicaraan di meja makan. Cerita-cerita dari Kitab suci maupun analogi
atau perumpamaan kadang keluar dalam pembicaraan entah dengan Bruder atau dengan para
pastor dan petugas Gereja.
Membaca Kitab Suci setiap hari dan merenungkannya itu sangat penting karena dapat
menguatkan iman, menguatkan panggilan, menegur dan menasehati agar berjalan di jalan
Tuhan. Itu yang saya rasakan selama ini ketika membaca Kitab Suci.

Tanda-tanda apakah yang nampak dalam diri frater yang memperlihatkan adanya daya
refleksi yang tajam terhadap Sabda Allah dan mampu menerapkannya dalam pewartaan?
Saya adalah seorang Ekseget karena skripsi saya merupakan eksegese murni. Saya
dilatih oleh banyak orang-orang yang luar biasa dalam menganalisis Kitab Suci dan
118

merefleksikannya (P. I Made Miasa Pr, P. Ventje Runtulalo Pr, P. Vianney Untu MSC, Rm.
Sis MSC, P. Alo Lerebulan MSC). Dari merekalah saya belajar untuk menganalisis Kitab
Suci dan merefleksikannya.
Biasanya sebelum membuat renungan, saya berdoa terlebih dahulu mohon tuntunan
Roh Kudus. Setelah itu saya membaca perikop yang telah ditentukan sebanyak dua kali.
Setelah itu saya hening diam total dan membiarkan Tuhan berbicara. Dalam keheningan total
itu saya mulai menganalisis Kitab suci dan membiarkan Tuhan bekerja dalam analisis itu.
Hati ini seperti berbicara sendiri dan saya manangkap maksud dari hasil analisis itu. Setelah
itu saya baru menuangkan seluruh hasil analisis itu ke dalam buku atau sebuah kertas. Setelah
menuliskan semua lalu saya membaca kembali. Sebelum ibadat saya membaca lagi sampai 3
kali hasil renungan itu. Setelah itu baru saya wartakan kepada umat. Puji Tuhan, ada
beberapa umat yang mengatakan kotbah saya selalu menyentuh hati mereka. Saya sendiri
merasa bersyukur dan mengatakan kepada mereka bahwa Tuhan yang bekerja.
Dalam menganalisis perikop yang dibaca selalu dihubungkan dengan kehidupan
sehari-hari. Jika ada berita yang hangat di media massa, saya hubungkan dengan renungan.
Jika melihat situasi umat di Boven Digoel misalnya umat Stasi Ampera yang selalu mencari
uang dan lupa mencari Tuhan, saya biasanya memasukkan situasi itu dalam renungan saya
(saya katakan bukan Soekarno-Hatta (uang seratus ribu) yang menyelamatkan bapak-ibu,
namun Yesus Kristus yang menyelamatkan bapak-ibu. Jadi carilah Dia selalu selama masih
hidup).
Membaca Kitab Suci setiap malam dan merenungkannya membuat saya terbiasa
untuk membuat renungan dan refleksi yang tajam.

Manakah tanda-tanda yang konkret bahwa frater memiliki kreativitas dalam menimba
pengetahuan apapun dan pengembangan ketrampilan diri dalam rangka memperkaya
pewartaan?
Saya banyak bertanya tentang orang Papua ketika datang pastoral di Tanah Merah.
Saya banyak bertanya kepada Br. Lukas Meo MSC, Pastor pembimbing, dan P. Yoseph
MSC. Dari merekalah saya mendapat pengetahuan untuk bisa masuk dan merangkul umat di
Tanah Merah. Ketika turun ke stasi Ampera, saya juga banyak bertanya ke ketua stasi
Ampera. Ia dengan senang hati untuk menceritakan kepada saya karakter orang Awuyu.
Saya sering kali memimpin ibadat. Oleh karena itu, saya banyak menonton berita di
TV dan di HP. Berita-berita yang hangat menambah pengetahuan saya untuk dibawakan
dalam pewartaan. Mengangkat situasi yang konkret dengan menceritakan itu terlebih dahulu
119

membuat umat bisa cepat nyambung ketika mendengar kotbah saya. Disamping itu, saya juga
mencari berbagai informasi bahkan bertanya kepada orang-orang yang ada di pastoran
misalnya sejarah Bait Allah dibangun kapan, sudah berapa kali dibangun, sebab ada beberapa
hal yang saya sudah lupa. Untuk lebih akurat lagi, biasanya saya mencari di internet data itu
untuk dibawakan dalam kotbah.
Saya juga menambah pengetahuan saya ketika saya membawakan rekoleksi. Ilmu-
ilmu yang pernah dipelajari STFSP, saya pelajari kembali supaya bisa membawakan
rekoleksi dengan baik. Saya juga rutin memberikan katakese mengenai dogma-dogma Gereja.
Karena itu, mengharuskan saya untuk mencari data di buku, atau di internet dan
mempelajarinya kembali.
Untuk bakat, saya sudah bisa bermain gitar. Namun bukan berarti saya tidak melatih
lagi. Saya masih sering bermain gitar dan melatih diri supaya jari ini tidak kaku. Beberapa
kali saya mengiringi kelompok kharismatik dalam koor mereka. Sebelum tampil, saya
biasanya banyak bermain gitar terlebih dahulu supaya jari ini tidak kram. Saya juga
menciptakan lagu dan logo-logo untuk mengembangkan bakat dan talenta saya demi
pewartaan.
Semua hal jika demi pewartaan supaya berjalan dengan baik, maka saya akan cari
termasuk pengembangan pengetahuan. Rela pergi ke Warnet malam-malam untuk mencari
data yang berkenaan dengan rekoleksi dan katakese yang saya berikan. Semua itu saya
lakukan demi pengembangan diri dalam pewartaan.

Sejauh mana frater mampu untuk membawakan khotbah/renungan secara indah dan
kreatif tapi juga berisi dan menyentuh situasi konkret umat tertentu?
Saya biasanya menyusun kotbah satu hari sebelum akan tampil. Dengan demikian
saya lebih banyak lagi waktu untuk mempelajari isi khotbah saya. Seperti saya katakan, saya
mendapat pelatihan Public Speaking. Karena mendapat pelatihan itu, maka saya
mengembangkan cara saya dalam membawakan khotbah.
Sebelum masuk ke inti kotbah, saya menyapa mereka dengan bertanya apa kabar hari
ini, atau shalom, Damai Tuhan bersamamu dan meminta mereka untuk saling membagikan
damai itu kepada seluruh umat yang hadir. Setelah itu biasanya saya menceritakan sebuah
cerita pendek dulu ataupun berita yang sedang hangat sesuai dengan situasi konkret. Atau
saya putarkan sebuah video pendek yang berhubungna dengan kotbah saya, atau saya putar
lagu yang berhubungan dengan kotbah saya. Kadang saya mengajak umat untuk bernyanyi
bersama.
120

Kadang ketika berkotbah, saya membawa gambar misalnya dalam ibadat penampakan
Tuhan. Melalui gambar, saya lebih mudah untuk menjelaskan siapa itu tiga raja dan mengapa
mereka mengikuti bintang, ada budaya apa sehingga tiga raja ini mau susah-susah mencari
bintang besar itu. Semuanya bisa dijelaskan dengan lancar dan mudah sebab menggunakan
alat peraga.
Biasanya saya menganalisis bacaan Kitab Suci terlebih dahulu dengan berbagai
pertanyaan misalnya mengapa Yesus bertindak demikian, mengapa Yesus mengatakan
demikian, mengapa Yesus bersikap demikian dll. Setelah analisis selesai, barulah saya
menarik hasil analisis itu ke kehidupan konkret dengan mengambil contoh-contoh yang
nyata. Bahkan dalam kotbah ketika masuk dalam realita kehidupan setelah menganalisis
Kitab Suci, saya bertanya kepada umat yang mendengarkan misalnya kadang kita sulit
melaksanakan kehendak Allah, betul? Setelah itu barulah dihubungkan dengan situasi umat
yang mendengarkan kotbah. Setelah itu, saya menunjukkan cara atau jalan agar semakin
melaksanakan kehendak Allah (tentu saya sendiri sudah melaksanakannya terlebih dahulu).
Puji Tuhan, beberapa kali ketika selesai kotbah ada umat yang mengatakan seperti demikian:
Sebelum saya datang ke Gereja, saya mempunyai masalah berat. Ketika mendengarkan
kotbah frater saya seperti mendapat jalan keluar, harus buat apa. Ketika mendengar
pengakuan itu, saya hanya mengatakan Tuhan sudah bekerja. Ada umat juga ketika saya
memutar video pendek dalam kotbah mereka katakan memang harus seperti itu frater. Puji
Tuhan, semua yang saya lakukan membuahkan hasil sebab Tuhan bekerja.

Apakah dalam diri frater ada tanda-tanda yang menunjukkan kemampuannya


menggerakkan dan menggugah hati umat dengan pewartaannya?
Seperti yang saya katakan dalam pewartaan saya, saya tidak hanya menunjukkan hasil
analisis Kitab Suci namun saya menghubungkan dengan situasi konkret dan menunjukkan
cara atau jalan untuk menggapai apa yang Tuhan inginkan untuk dilakukan oleh orang-orang
yang mendengarkan kotbah. Prinsipnya adalah cara atau jalan itu sendiri telah saya
laksanakan dan sedang melaksanakannya. Oleh karena itu, bahasa pengalaman yang banyak
berbicara untuk menggerakkan dan menggugah hati umat.
Terbukti dengan adanya umat yang datang kepada saya dan mengatakan bahwa ia
menemukan jalan keluar untuk masalahnya. Beberapa umat mengatakan kotbah frater bagus,
menyentuh situasi konkret. Ada yang mengatakan juga bahwa kotbah saya selalu kena di hati
mereka. Mendengar itu semua, saya hanya bisa bersyukur bahwa bukan saya yang berkata-
kata namun Dialah yang mengutus saya yang telah berbicara. Saya sangat percaya akan itu.
121

Mau berkotbah di kampung, atau di pusat kota maupun mengisi renungan di RRI, saya selalu
menyiapkannya dengan tertulis. Saya tidak membedakan misalnya di kampung tidaklah perlu
disiapkan dengan mantap dan tertulis. Menurut saya, jika ada pastor atau frater yang
mengatakan demikian berarti salah. Apa bedanya orang di kampung dan di kota? Mereka
juga sama-sama umat Allah yang juga mau mendengarkan firman Allah dan rindu akan
sentuhan Allah lewat kotbah dan renungan. Bahkan menurut pengamatan saya seperti di stasi
Ampera, merekalah yang lebih harus mendapat sentuhan dan kotbah yang bagus supaya
mereka meninggalkan cara hidup yang lama dan berbalik kepada Tuhan. Jika ada yang
membedakan karena melihat situasi umat kampung yang tidak terpelajar daripada umat kota
yang terpelajar, menurut saya, ia pasti sulit untuk menyampaikan maksud Allah kepada umat
yang mendengarkan karena sudah membuat pembedaan.
Beberapa umat di kampung Ampera mengatakan cara berkotbah saya sangat berbeda
dengan cara berkotbah para pastor. Mereka katakan “yang seperti ini, boleh”. Mereka
mengatakan demikian karena saya tidak pernah membedakan orang kampung atau orang
kota. Semuanya sama dan saya mempersiapkan renungan juga dengan cara yang sama.
Dengan demikian saya bisa mewartakan firman yang menyentuh umat (saya belajar dari Alm.
P. I. Made Miasa Pr. “Sebelum berkotbah, siapkan renungan baik-baik”, kata Almarhum).

Bagaimana frater menunjukkan kemampuannya memberdayakan dan melibatkan umat


dalam pewartaan secara lebih nyata?
Sistim yang saya bangun adalah sistim tim kerja di stasi Ampera. Tim kerja saya
adalah seluruh jajaran dewan stasi. Menyusun program pun saya melibatkan mereka.
Melaksanakan program pun saya libatkan mereka seperti ketua stasi, seksi liturgi, seksi
katakese, seksi kepemudaan dll. Bahkan evaluasipun saya melibatkan mereka. Saya tidak
mau bekerja sendirian. Apa yang dibutuhkan dalam pewartaan misalnya katakese, biasanya
jajaran stasi yang menyiapkan. Baik lomba ini dan itu, tim kerja yang membantu
menyiapkan. Semuanya tim kerja dan bukan sendiri.
Begitu juga jika melayani di umat kota misalnya kharismatik. Biasanya kami
membagi tugas. Saya sebagai Worship Leader, bapak yang satu pembawa firman, ibu yang
satu sebagai pagar doa dll. Pada kelompok kategorial yang lain juga saya menerapkan sistim
yang sama. Jika ada yang membutuhkan pendampingan, mereka yang menyiapkan dan bukan
saya. Jika berkotbah di pusat parokipun, karena kebiasaan saya memutar video pendek, biasa
saya melibatkan suster atau OMK untuk membantu saya sebagai operator.
122

Terlebih dari itu, saya biasanya mengajak umat dari pusat paroki untuk melayani umat
stasi Ampera. Misalnya saya dan jajaran dewan stasi memasukkan program kerja kunjungan
kharismatik ke stasi untuk mengenalkan kepada orang-orang stasi apa itu kahrismatik. Kami
membagi tugas. Saya tim pujian dan orang-orang kharismatik yang mempresentasikan apa itu
kharismatik, apa spiritualitasnya dsb (dua kali saya melibatkan kharismatik untuk pelayanan
di stasi). Ketika ada program pelatihan misdinar di stasi Ampera, saya juga membawa
misdinar paroki untuk melatih anak-anak misdinar stasi Ampera. Ketika ada program kerja
mengenai pembinaan OMK stasi, saya mengajak OMK pusat paroki untuk mempresentasikan
tentang apa itu OMK dan peranan OMK dalam Gereja dan masyarakat. Ketika ada
pembinaan lanjutan kepada OMK stasi, saya mengajak OMK pusat paroki lagi untuk
mensharingkan pengalaman mereka, suka duka dalam membangun OMK di pusat paroki.
Ketika ada pembangunan Gereja ketiga di stasi yang kekurangan dana, saya
berinitiatif untuk mencari dana di Face Book untuk melibatkan banyak orang untuk
berpatisipasi dan membuka rekening Gereja Ampera (sudah dikonsultasikan dengan pastor
pembimbing. Hasil yang didapat cukup besar yakni 19 juta). Postingan foto-foto stasi
Ampera dilihat oleh adik dari bapak Bupati yakni ibu Imeda Tambonop selaku bendahara
Bupati. Dia pun menawarkan diri untuk melihat keadaan nyata dari stasi dan saya
mengajaknya ke stasi. Alhasil, stasi Ampera mendapat bantuan sebesar 100 Juta dari
pemerintah dan bantuan itu berkala (tunggu bukti fisik ada, baru bantuan lain akan datang).
Saya melibatkan siapapun baik yang ada di kampung atau di kota demi pewartaan.

Bagaimanakah frater melibatkan diri dalam pewartaan Injil bagi masyarakat luas,
golongan agama lain, dan kelompok-kelompok dalam masyarakat?
Saya bersyukur pada Tuhan sebab saya banyak memimpin ibadat Oikumene di Tanah
Merah. Kelompok-kelompok Oikumene dalam masyarakat yang pernah saya layani adalah
kelompok Sa’dan (Toraja), Batak, flores, Kawanua (Manado), kelompok ibu-ibu tentara
(kompleks KODIM), kelompok pekerja bank BRI, kelompok kerja bank Papua, dan PGRI
Boven Digoel. Di dalam kelompok-kelompok itu terkumpullah umat dari berbagai Gereja
misalnya Gereja Katolik, Protestan, Advent, dan Pentakosta. Saya melayani mereka dalam
pewartaan Injil ketika Gereja Katolik mendapat giliran. Jika ada bacaan yang menjelaskan
tentang ajaran Gereja misalnya tentang Bunda Maria, maka saya menjelaskan secara
mendetail supaya umat yang berbeda Gereja juga mengerti dan memahami, mengapa Gereja
Katolik memperlakukan Bunda Maria seperti demikian.
123

Saya juga sering mengikuti pertemuan resmi yang mengumpulkan tokoh-tokoh adat,
tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh-tokoh agama (Islam, Protestan, Katolik, Advent,
Pentakosta). Karena bapak Bupati adalah seorang yang Katolik, maka tokoh agama Katolik
yang sering kali membuka dengan doa dan menutup dengan doa pula. Saya sering kali berdoa
di hadapan publik secara Katolik. Dengan demikian sayapun ikut pewartaan kepada
masyarakat yang lebih luas.
Pembinaan sakramen baptis dan pernikahan juga mendorong saya untuk mewartakan
Injil bagi golongan agama lain. Ada yang beragama Islam dan hendak menikah. Ia mau
masuk menjadi Katolik. Saya pun dipercayakan untuk memberikan pembinaan sakramen
baptis kepadanya. Saya menjelaskan benang merah keselamatan dari PL sampai PB sehingga
ia mengerti. Saya juga memberikan pembinaan sakramen pernikahan bagi calon pasangan
yang berbeda Gereja. Kesempatan bagi saya untuk mewartakan Injil kepada mereka yang
berbeda Gereja.

Tanda-tanda manakah yang memperlihatkan adanya minat dalam diri frater untuk
mempelajari budaya, kultur, situasi-kondisi setempat dan masyarakat demi suatu
pewartaan yang baik dan mengena?
Sewaktu datang pertama kali di Tanah Merah, saya banyak bertanya dan menerima
masukan dari para senior yang sudah lama di sini. Mempelajari gaya orang suku Muyu,
Mandobo dan Awuyu. Jika tidak mengerti biasanya saya bertanya lagi. Pernah ketika saya
memimpin ibadat di stasi Patriot yang bersuku Mandobo, saya belajar sedikit bahasa mereka
misalnya Angge (anjing), Au (babi).
Ketika turun ke stasi Ampera, saya bertemu dengan orang yang mayoritas bersuku
Awuyu. Mereka mempunyai karakter yang sangat berbeda dengan suku Muyu dan Mandobo.
Mereka lebih cuek dan tidak pusing dengan pendatang dan keras kepala (hal ini juga yang
dirasakan oleh umat paroki ketika mereka membeli ikan pada orang Ampera. Keras pada
pendirian dan tidak mau turun harga). Saya sempat belajar bahasa Awuyu sedikit misalnya
nato (bapak), napi (ibu), nosban (anak cewek), namu (anak cowok), peyo (kelapa),
Sembahyang muhu (mari kita sembahyang), wihayo (babi putih). Saya juga meminta ketua
stasi untuk mengambar orang suku Awuyu berpakaian adat beserta asesorisnya yang lengkap.
Setelah digambar, saya mulai bertanya misalnya apa maksud mahkota burung Cendrawasih
(kepala suku), apa maksud dari tusuk hidung saja dan ada yang ditusuk hidungnya namun
diatasnya ada kuku burung (yang dengan kuku burung berarti ia sangat galak, biasa
berperang), mengapa ada hiasan rumah siput diikat pinggang (diberi penghargaan karena
124

sudah bekerja dengan baik), dan kalung taring babi (orang yang sangat berjasa sekali
sehingga diberi kalung taring babi), cawat (celana yang wajib dipakai semua suku), serta
motif hiasan di badan (motif hiasan di badan yang membedakan suku Awuyu dengan suku
yang lain, begitu pun dengan tombak dan perisai).
Lebih dari itu, saya lebih fokus pada menganalisis karakter orang Awuyu. Jika
mendapat pemahaman maka saya tanyakan kepada ketua stasi apakah betul hasil analisis
saya. Saya melakukan itu supaya saya sungguh mengerti situasi konkret mereka sehingga
proyek pastoral yang dijalankan bisa tepat sasaran dan mengena di hati umat. Misalnya
sewaktu saya datang pertama dan kedua, umat sedikit yang datang ke Gereja, saya bertanya
kenapa ini? Ternyata orang Awuyu itu mesti diundang ketika sembahyang. Maka dari itu
dicarilah cara untuk memanggil mereka dengan kentongan bambu dan berteriak “sembahyang
Muhu”. Alhasil, Gereja pun penuh.
Analisis situasi yang dihidupi umat itu penting dalam membawakan kotbah sehingga
berkotbah dapat tepat sasaran sesuai dengan kondisi umat. Berapa kali ketika saya berkotbah
umat Ampera mengatakan “betul, betul”. Bisa sampai demikian karena saya menganalisis
situasi konkret setempat.

C. MENJALANKAN TUGAS RAJA: FUNGSI KEPEMIMPINAN


Sejauh mana kualitas kepemimpinan partisipatoris dalam menjalankan tugas pelayanan
di tengah-tengah umat nampak dalam diri frater?
Di stasi Ampera, saya mengunakan sistim tim kerja. Saya melibatkan jajaran dewan
stasi dalam menyusun program pastoral, saya melibatkan mereka juga dalam melaksanakan
program pastoral, dan saya melibatkan mereka dalam melakukan evaluasi. Tim kerja
membuat lebih mudah dalam menjalankan pelayanan karena semua ikut ambil bagian dan
berpatisipasi.
125

Seperti yang saya katakan, orang Awuyu perlu diundang jika ingin mereka
sembahyang. Pada hari Minggu ketika saya ada di stasi, saya bangun jam 6 pagi bertepatan
dengan lonceng angelus. Setelah itu, saya dan ketua dewan stasi kadang dengan ketua
lingkungan, kami berkeliling kampung untuk mengundang umat untuk sembahyang. Saya
pukul kentongan bambu dan ketua dewan yang berteriak “sembahyang muhu”. Atau
sebaliknya. Saya yang berteriak dan ketua stasi yang memukul kentongan bambu. Karena hal
ini saya mendapat julukan dari umat sebagai pastor Belanda.
Pastor Belanda juga memakai cara yang sama. Jika saya tidak sempat, saya libatkan
OMK untuk memukul kentongan dan mengundang umat. Saya melibatkan umat agar
berpatisipasi dalam mengundang umat yang lain untuk sembahyang. Sekarang di stasi
Ampera sudah ada doa angelus jam 6, jam 12, dan jam 18.00 WIT. Saya mengajarkan mereka
cara memukul lonceng jam angelus (seperti di biara MSC Pineleng). Saya melibatkan mereka
untuk memukul lonceng angelus. Jika saya tidak ada, mereka yang memukul. Jika saya ada di
stasi, kadang mereka pukul,
kadang saya yang pukul lonceng.
Yang penting semua bisa berdoa.
Ketua stasi dan ketua-ketua
lingkungan mensosialisasikan
kebiasaan berdoa angelus pada
masyarakat Ampera. Ada dari
mereka yang marah bila ketika
lonceng Angelus dibunyikan namun orang berjalan saja. Mereka berteriak: “Berhenti di
tempat dan berdoa 3 kali salam Maria!”. Saya yang melihat kejadian itu hanya bersyukur
bahwa Tuhan memang bekerja. Doa Angelus saya siapkan dari Tanah Merah dan saya
melibatkan ketua-ketua lingkungan untuk membagikan doa angelus itu.
Beberapa kali saya membawa kelompok kategorial paroki misalnya Kharismatik,
Misdinar, dan OMK. Ketika menjelaskan apa itu Kharismatik, orang-orang kharismatik yang
menjelaskan bukan saya. Ketika melatih misdinar stasi, pembina misdinar pusat paroki yang
mengajarkan hal itu. Ketika pemberian materi kepada OMK stasi, kami berbagi tugas dengan
OMK pusat paroki (sesi satu adalah saya, sesi dua dan tiga adalah dari OMK pusat paroki
sendiri).
Sekarang di stasi Ampera sudah ada doa di lingkungan rohani masing-masing. Ketua-
ketua lingkungan yang memimpin doa di lingkungan masing-masing dan bukan saya. Saya
hanya mempersiapkan mereka saja dan melatih mereka (kaderisasi) memimpin ibadat dan
126

membuat renungan yang baik (saya menyiapkan tata cara ibadat di luar Gereja). Saya hanya
datang mengunjungi lingkungan-lingkungan rohani secara bergiliran dan datang mengikuti
ibadat yang dipimpin oleh ketua lingkungan. Sampai sekarang doa di lingkungan-lingkungan
rohani masih jalan karena saya melibatkan ketua-ketua lingkungan untuk mengambil bagian
dalam pewartaan.
Ketika memberikan rekoleksi anak sekolah dan misdinar, saya biasanya melibatkan
suster KYM atau suster PBHK untuk membantu saya dalam memberikan rekoleksi. Untuk
rekolesi anak Misdinar, biasanya ada uji mental dan out bond. Saya melibatkan banyak anak
OMK dalam uji mental untuk menjaga pos-pos yang harus dilewati oleh anak-anak misdinar.
Sedangkan untuk out bond, saya juga melibatkan OMK untuk membantu saya dalam
mempersiapkan apa yang diperlukan serta menjaga pos-pos out bond. Saya sadar jika saya
sebagai pemimpin namun bekerja sendirian, saya akan kesulitan dan susah sendiri.
Melibatkan orang lain dalam karya membuat saya bisa memberikan kepercayaan kepada
orang lain.

Tanda-tanda manakah kelihatan dalam diri frater adanya semangat dan kerelaan untuk
menjadi pemimpin yang melayani kebutuhan umat berdasarkan nilai-nilai Injil Kristus
dan spiritualitas serta kharisma tarekat?
Berbicara mengenai tanda-tanda berarti berbicara mengenai pengalaman. Saya
menghidupi sikap-sikap Yesus dalam Injil dan spiritualitas tarekat. Dikatakan dalam Injil,
ketika Yesus melihat banyak orang mengikuti Dia maka tergeraklah hatiNya oleh belas
kasihan lalu Ia melayani mereka, makanpun Yesus tidak sempat.
Ketika pulang dari sekolah pada siang hari, belum melepas baju dan beristirahat,
pastor pembimbing meminta kesediaan saya untuk memberkati jenazah. Saya katakan “bisa
pastor”. Saya langsung ganti baju toga dan pergi bersama bapak yang membutuhkan
pelayanan tanpa makan terlebih dahulu. Setelah pemberkatan jenazah saya pulang ke rumah
pastoran. Ketika hendak beristirahat, tiba-tiba ada yang datang lagi minta pemberkatan
jenazah. Saya bingung dan saya katakan yang tadi itu sudah. Lalu ibu ini mengatakan yang
ini beda frater. Lalu saya pergi lagi ke tempat duka di rumah yang berbeda. Memberkati
jenazah lalu saya pulang kembali. Setelah itu baru beristirahat dan makan. Setelah itu saya
memberitahukan kepada pastor pembimbing, ada satu lagi minta pemberkatan jenazah dan
pastor terkejut. Bahkan ada yang langsung minta ibadat 3 hari pada malam harinya. Setelah
memberkati jenazah dan mengantar sampai di pekuburan, saya pun memimpin lagi pada
ibadat 3 hari pada malam hari.
127

Ketika baru pulang dari stasi Ampera bahkan belum mandi, baju-baju kotor belum
dikeluarkan dari tas, sudah ada yang meminta pemberkatan jenazah. Saya katakan “iya saya
bisa”. Waktu itu pastor pembimbing sedang melayani dalam Ekaristi sakramen pernikahan.
Saya langsung pergi dan memberkati jenazah. Setelah pulang saya baru menceritakan kepada
pastor pembimbing.
Beberapa kali seperti ini,
baru pulang dari sekolah siang
hari, belum istirahat dan makan
langsung diminta kesediaan untuk
memberkati jenazah oleh
pembimbing pastoral. Saya
katakan saya bisa dan langsung
pergi. Bahkan ketika sudah selesai mengajar di sekolah pun dan belum pulang ke rumah,
sudah ada yang jemput di sekolah untuk pemberkatan jenazah dan saya langsung pergi ke
tempat duka. Capek memang namun saya tetap semangat karena saya menghidupi semangat
Injili dan spiritualitas tarekat yakni spiritaulitas hati, mudah tergerak oleh belas kasihan bagi
siapapun yang membutuhkan pelayanan. Saya menjawab melalui cerita pengalaman agar
lebih mudah.

Sejauh mana frater memiliki ketersediaan diri bagi pelayanan kepada orang lain/umat?
Apapun tawaran pelayanan yang ditawarkan kepada saya, jika tidak bertabrakan
dengan jadwal ke stasi Ampera, saya katakan bisa. Seperti yang saya katakan, saya banyak
memimpin ibadat, dari ibadat kematian sampai dengan ibadat syukur. Kelompok-kelompok
kategorial yang membutuhkan bantuan saya, saya katakan saya siap. Seksi-seksi dalam
dewan paroki misalnya seksi sosial membutuhkan saya untuk membawa sakramen
Mahakudus bagi yang ada di RUTAN, saya katakan siap. Kelompok AKC yang senantiasa
membutuhkan saya untuk membawa sakramen Mahakudus untuk orang sakit dan pelayanan
untuk Hora Sancta, saya katakan siap. Apalagi kelompok kharismatik dan misdinar, semua
saya katakan siap. Lingkungan-lingkungan rohani yang membutuhkan pelayanan saya
misalnya ibadat pemakaman sampai dengan ibadat syukur atau katakese, saya katakan siap.
Prinsip saya adalah jika ada yang membutuhkan bantuan dan tidak bertabrakan dengan
jadwal yang dibuat untuk ke stasi Ampera, saya katakan siap.
128

Ibadat Oikumene dari kelompok masyarakat yang ada di Boven Digoel, ketika mereka
meminta bantuan saya, saya katakan siap. Untuk itulah saya dipersiapkan selama bertahun-
tahun untuk melayani dan bukan dilayani. Untuk itulah saya melewati proses retret agung
untuk menginternalisasikan sikap-sikap Yesus dalam pelayanan saya. Untuk itulah saya
belajar Kitab Suci, teologi, Dogma, dan filsafat untuk melayani umat yang membutuhkan.
Ilmu yang telah diberikan kepada saya tidak mungkin saya sembunyikan untuk saya sendiri.
Sudah saatnya saya bagikan dalam pelayanan saya. Allah telah mempercayakan pelayanan ini
kepada saya. Sebagai rasa syukur saya kepadaNya, saya menjawab pelayanan yang
ditawarkan kepada saya.

Atas cara bagaimana frater menunjukkan semangat pengorbanan diri dalam tugas dan
karya pelayanan secara nyata?
Ketika mengatakan iya pada suatu pelayanan, pasti ada pengorbanan. Pengorbanan
untuk menyusun ibadat supaya hidup dan menarik tanpa lepas dari bingkai tata cara liturgi
yang telah ditetapkan oleh KWI. Menyusun kotbah sehari sebelumnya. Mencari ide-ide yang
sesuai dengan kebutuhan konkret agar khotbah bisa mengena di hati umat. Ketika menerima
tawaran untuk katakese, berkorban untuk membaca buku lagi, belajar lagi, mencari data-data
informasi di Warnet untuk memperkaya materi katakese bahkan sampai malam. Ketika
mendapat tawaran untuk memberikan rekoleksi juga mendorong saya untuk membuka buku
lagi, belajar lagi, mencari data-data di internet supaya bahan rekoleksi menjadi kaya.
Ketika pulang dari sekolah dan tiba-tiba ada yang minta untuk ibadat pemberkatan
jenazah, tanpa istirahat dulu dan makan dulu langsung pergi untuk memberkati jenazah. Saya
tidak katakan “saya istirahat dulu ya atau saya makan dulu ya”, tidak. Saya langsung jalan
demi melayani mereka yang membutuhkan pelayanan. Ketika pulang dari pemberkatan dan
hendak istirahat lagi, tiba-tiba orang datang untuk ibadat pemberkatan jenazah lagi, saya tidak
katakan “saya istirahat dulu karena habis pulang pemberkatan jenazah atau saya makan dulu
sebab saya belum makan tadi”. Saya langsung ganti baju dan langsung pergi lagi untuk
memberkati jenazah.
Saya mengajar cukup padat di SMA St. Yoseph Tanah Merah dari pagi hingga hampir
sore. Waktu sore bagi saya untuk sedikit santai dan untuk mempersiapkan bahan untuk esok
atau memeriksa hasil ujian anak-anak sekolah. Namun karena permintaan pelayanan yang
kadang-kadang mendadak, saya korbankan waktu untuk sedikit beristirahat dan langsung
pergi untuk melayani. Pulang sudah malam dan saya baru mempersiapkan bahan mengajar
untuk esok. Pernah ketika pastor pembimbing tidak ada ditempat, ibadat 40 hari terjadi
129

berturut-turut. Semua saya ambil alih. Pulang sekolah langsung siapkan bahan renungan
sampai sore hari. Masuk jam 18.00 WIT, saya pergi melayani permintaan ibadat 40 hari.
Hampir setiap hari pada bulan Agustus. Saya korbankan waktu bagi saya sebagai guru untuk
istirahat dan menyiapkan bahan mengajar atau memeriksa hasil ujian anak-anak sekolah, saya
pergi untuk melayani.

Bagaimanakah frater menunjukkan semangat initiatif dalam mencipta karya pelayanan


bagi umat?
Berbicara mengenai semangat initiatif dalam mencipta karya tentu berhubungan
dengan hasil yang diciptakan. Saya menciptakan beberapa hal ketika berpastoral di paroki
Hati Kudus Tanah Merah. Saya mengetahui bakat dan talenta saya. Melalui Examen, saya
semakin diajak untuk menyadari hakikat batu karang saya bahwa Allah memberikan bakat
musik dan menggambar bagi saya.
Saya melihat misdinar Hati Kudus Tanah Merah tidak mempunyai logo. Ketika
melihat di internet bahwa misdinar-misdinar di tempat lain memiliki logo, maka saya
berinitiatif untuk menciptakan logo Misdinar Hati Kudus Tanah Merah. Akhirnya terciptalah
sebuah logo Misdinar Hati Kudus Tanah Merah yang menggambarkan semangat mereka
dalam kebersamaan (sebab anggota misdinar Hati Kudus Tanah Merah berasal dari berbagai
suku), menggambarkan semangat mereka dalam pelayanan yang didasari dengan spiritualitas
Hati Kudus (terlihat mereka berada dalam Hati Yesus yang berkobar), dan menggambarkan
moto mereka yakni melayani dengan hati. Saya membuat logo itu dan diterima oleh seluruh
anggota Misdinar bahkan Pembina Misdinar pada waktu itu (Sr. Christine Silalahi KYM).
Logo itu dipakai pada baju wajib misdinar dan jaket para misdinar Hati Kudus Tanah Merah.
130

Proyek Pastoral saya adalah mengembalakan umat stasi Ampera. Saya melihat stasi
Ampera tidak mempunyai logo, tidak mempunyai cap stasi dan tidak ada lagu wajib yang
mempersatukan mereka. Pada suatu kesempatan ketika saya duduk merenung di Gereja pusat
Paroki, ide untuk membuat logo dan lagu wajib stasi Ampera muncul. Segera saya mulai
menggambar logo itu berdasarkan ciri khas stasi Ampera yakni Yohanes Pemandi. Akhirnya
logo itu tercipta dan sudah saya presentasikan di depan umat dan umat menerimanya. Dari
logo itu saya membuat cap stasi. Lagu wajib stasi
Ampera tercipta berdekatan dengan terciptanya logo
stasi Ampera. Lagu itu saya perdengarkan kepada
umat stasi Ampera dan mereka suka. Bahkan kami
(saya dan tim kerja saya) memasukkan lomba Vokal
grup dan solo lagu wajib stasi Ampera ini. Saya
katakan lagu ini untuk mempersatukan umat dan doa
umat kepada santo pelindung stasi. Lagu wajib itu
dinyanyikan pertama kali oleh OMK ketika ada
peristiwa pemberkatan 11 pasangan dalam sakramen
pernikahan dan 33 anak yang dibaptis. Semuanya
menyanyi dan hafal lagu itu. Seterusnya ketika
masuk natal pagi dan ramah tamah bersama umat,
kami menyanyikan sama-sama lagu wajib itu. Saya bersyukur bahwa saya mencipta tidak sia-
sia. Saya juga berinitiatif untuk mencetak dua baliho besar yang berisi doa Pater Noster dan
Credo. Dua baliho itu tergantung di depan altar supaya umat gampang untuk mendoakannya.
Saya juga berinitiatif untuk mengadakan tempat air suci. Namun tempat air suci cukup mahal.
Lalu ada ide dari saya untuk membuat tempat air suci dari tempurung kelapa yang diamplas
bagus serta divernis. Saya
mengutarakan ide itu kepada
bapak ketua stasi dengan
menggambar desainnya. Saya
membelikan skrup, kuas, vernis
dan amplas dan bapak ketua
stasi yang kebetulan adalah
juga tukang, ia yang
membuatnya. Sekarang di stasi Ampera sudah ada tempat air suci yang unik dari tempurung
kelapa dengan tanda salib di tengah-tengah tempurung itu.
131

Saya juga mencipta logo SMA St. Yoseph Tanah Merah. Untuk lagu mars dan Hymne
sudah diciptakan oleh Fr. Carol MSC. Namun logo SMA St. Yoseph belum ada. Saya lalu
menciptakan logo itu dan sudah dilaunching ketika dalam acara pembukaan tahun ajaran
genap 2016/2017. Kata kepala sekolah untuk sementara waktu memakai logo ini dulu untuk
pengurusan surat ini dan itu. Mungkin nanti ada masukan atau perubahan demi
menyempurnakan logo itu. Saya sadar bahwa bakat dan talenta harus selalu dikembangkan
bahkan dibagikan sehingga nanti yang Empunya talenta meminta kembali, saya bisa
membawa kepadaNya beratus-ratus kali lipat.

Sejauh manakah frater memiliki kemampuan untuk menggerakkan dan memberdayakan


umat khususnya dalam kegiatan pastoral dan kerja sama secara nyata?
Untuk mencari kesuksesan dalam melayani atau ingin merubah karakter orang di
Papua pasti akan menemukan kekecewaan. Pada awal-awalnya saya tidak menyadari hal ini.
namun ketika sudah berbulan-bulan terjun langsung melayani apalagi di stasi Ampera, saya
menemukan suatu pencerahan. Biarlah saya terus melayani mereka dengan keadaan mereka
yang apa adanya, tidak memaksa mereka untuk berubah, biarlah benih iman itu terus
ditaburkan meskipun kadang merasa sakit hati dan kecewa melihat sikap dan tingkah laku
dari umat yang kadang seperti orang yang tidak pernah dikunjungi oleh para pastor dan
biarawan-biarawati. Biarlah Allah sendiri yang mengusahakan pertumbuhan iman yang telah
ditaburkan itu. Saya percaya akan hal itu. Meskipun kelihatannya seperti tidak ada
perubahan, sama saja, namun ternyata ada sebagian umat yang tersentuh dan mulai peduli
pada Gereja dan peduli pada para pelayan Gereja.
Saya banyak melibatkan, menggerakkan dan memberdayakan umat stasi Ampera.
Saya memasukkan mereka dalam tim kerja saya. Saya mendengarkan masukan, informasi,
dan keluh kesah mereka. Saya melibatkan mereka dalam menyusun program pastoral
sehingga program pastoral tidak monoton dan membosankan. Saya sendiri melibatkan
mereka dalam evaluasi program. Saya juga memberdayakan ketua-ketua lingkungan dengan
melatih mereka memimpin ibadat yag baik dan membuat reungan yang baik. Sekarang ketua-
ketua lingkungan yang memimpin ibadat di lingkungan masing-masing. Saya juga melatih
ketua-ketua lingkungan dan seluruh jajaran stasi dalam memimpin ibadat pemberkatan
jenazah, ibadat 3 hari, ibadat 40 hari bahkan ibadat pada Hari Minggu Tanpa Imam di Gereja
supaya ketika ketua stasi tidak ada, mereka dapat mengambil alih tugas kepemimpinan. Saya
juga menunjukkan tugas-tugas ketua-ketua lingkungan agar semakin jelas. Saya
memberdayakan OMK dalam acara-acara misalnya ketika ada lomba ini dan itu. Saya juga
132

memberdayakan OMK untuk kegiatan katakese. Sekarang mereka yang memasang komputer
yang dihubungkan ke LCD yang saya bawa dari pusat paroki dan membereskanya setelah
rekreasi malam bersama.
Saya juga memberdayakan umat untuk memukul lonceng Angelus pada jam-jam
Angelus. Ada seorang bapak yang selalu rutin dan rajin dalam memukul lonceng Angelus
yakni bapak Yan, ketua lingkungan II. Ada juga yang sebagai polisi di jalan. Jika ada doa
Angelus dan orang-orang berjalan seenaknya, biasanya polisi inilah yang marah dan
menyuruh mereka berhenti berjalan dan sembahyang. Saya mengerakkan ketua staasi, ketua
lingkungan, dan OMK untuk membantu saya dalam mengundang umat pada hari Minggu
untuk masuk dalam Gereja. Ketika ada katakese umat, OMK atau jajaran stasi yang pergi
memukul lonceng dan memanggil umat agar kumpul di balai desa. Ada lomba ini dan itu,
mereka yang menyiapkannya dengan baik. Saya sadar bahwa perlu memberdayakan umat
supaya nanti setelah saya pergi mereka pun bisa melakukannya sendiri.

Sejauh mana frater memiliki kerelaan dan keterbukaan untuk melayani masyarakat luas,
dan tidak terbatas pada Gereja sendiri semata?
Saya mengajar di SMA St. Yoseph Tanah Merah. Siswa-siswi yang saya ajari berasal
dari berbagai Agama misalnya dari Katolik, Islam, Protestan, Pentakosta. Saya mengajar
mereka semua dengan baik dan tidak pernah mau menyinggung salah satu agamapun supaya
semuanya berjalan dengan lancar. Saya dekat dengan murid saya yang beragama Islam
maupun dari Protestan dan Pentakosta. Saya melayani mereka dengan tulus hati tanpa
memandang mereka dari Katolik atau dari Islam. Semuanya sama bagi saya. Ketika pelajaran
saya di sekolah, maka akademiklah yang dibicarakan dan bukan agama.
Seperti yang saya katakan, saya sering mengikuti forum resmi yang melibatkan
banyak agama entah forum itu diselenggarakan oleh pihak kepolisian atau dari pihak
pemerintah daerah. Jika diminta untuk pelayanan doa dalam forum resmi, saya siap untuk
melayani.
Saya pun beberapa kali mengisi renungan di RRI Boven Digoel Tanah Merah. Saya
tahu yang mendengarkan renungan saya itu pasti bukanlah orang Katolik saja melainkan juga
orang-orang Protestan dan Pentakosta. Apalagi ketika mereka tahu jika seorang pastor atau
frater atau suster yang mengisi renungan, tentu mereka juga akan mendengarkannya.
Mungkin mereka juga ingin belajar teologinya atau cara mengupas Kitab Suci. Ketika diberi
tawaran untuk mengisi renungan di RRI Boven Digoel, biasanya saya katakan saya mau dan
saya akan menyiapkan dengan sangat baik.
133

Ketika diminta untuk mengikuti rapat persatuan Oikumene Boven Digeol untuk
membicarakan pemberantasan buta aksara di kabupaten Boven Digoel, saya mengatakan siap
dan saya laksanakan. Melayani umat dari Gereja lain untuk membawakan firman dalam
ibadat Oikumene juga sering saya lakukan. Bagi saya pelayanan itu tidak perlu tergantung
pada Gereja sendiri. Memang saya tidak berfokus pada pelayanan di Gereja yang lain.
Namun jika ada yang membutuhkan pelayanan meskipun terkumpulnya umat dari Gereja lain
maupun dari agama lain, saya akan melaksanakannya.

6. NILAI-NILAI YANG DIPEROLEH DARI PROYEK PASTORAL DAN


KEGIATAN LAIN
 NILAI KETAATAN
Ketika saya mengetahui bahwa saya ditugaskan di Tanah Merah Papua, saya merasa
siap. Superior skolastikat bertanya kepada saya : “Apa yang kamu rasa ketika mendengar
kamu ditugaskan di Papua?”. Saya menjawab superior waktu itu dengan logat Manado:
“biasa-biasa jo Romo”. Bagi saya ketika memutuskan untuk hidup demi panggilan Tuhan,
saya merasa siap dan taat untuk ditempatkan di manapun dan kapanpun.
Di tempat pastoral, saya tidak diberi kesempatan oleh pastor pmbimbing untuk
memilih proyek pastoral. Saya langsung ditawarkan dan pastor pembimbing yang
menentukan proyek pastoral saya. Saya katakan saya siap dan taat. Stasi Ampera hanya satu
kali saya kunjungi sewaktu tugas tri hari suci waktu itu. Saya belum mengenal baik karakter
orang-orang di sana dan bagaimana keadaan nyata iman umat di sana. Tetapi saya katakan
saya siap dan saya taat pada pembimbing saya. Saya yakin dan percaya, pembimbing lebih
mengetahui apa yang paling dibutuhkan dalam pastoral di wilayah parokinya.
Ketika mendapat tawaran untuk memimpin ibadat pun baik yang sudah diberitahukan
jauh-jauh hari maupun mendadak di pusat paroki, saya katakan siap dan taat. Sebab saya
yakin Tuhan bersama saya dan ilmu-ilmu yang saya pelajari membantu saya untuk siap dan
taat untuk melayani yang membutuhkan.

 NILAI PENGORBANAN
Di dalam ketaatan pasti ada pengorbanan. Saya membaca sejarah misi dari Gereja
Katolik Irian Barat yang diterbitkan oleh pusat Katolik Jaya Pura. Di situ saya melihat
134

banyaknya pengorbanan yang dilakukan oleh para misionaris Belanda. Suka tidak suka,
mereka pergi ke Papua bahkan ada yang meninggal karena penyakit.
Hal itu juga yang saya renungkan ketika merenung pada jam kerahiman Ilahi tepat
jam 15.00 WIT. Konsekuensi dari ketaatan Yesus atas kehendak Bapa adalah
pengorbananNya di atas kayu salib.
Ketika berangkat untuk bertugas secara resmi menggembalakan umat stasi Ampera,
saya sadar akan konsekuensi ketaatan saya. Saya harus berkorban. Berkorban waktu untuk
mengunjungi mereka. Menunggu speed motor yang cukup lama untuk berangkat ke kampung
Ampera. Tunggu jam 13.30 dan berangkat bisa hampir jam 15.00 WIT. Berkorban pikiran
dan tenaga untuk mencari cara supaya bisa mendekati mereka dan masuk ke dalam mereka
serta menyusun program yang tepat sasaran bersama mereka. Berkorban untuk
mendengarkan keluh kesah mereka serta curhat dari mereka. Berkorban uang untuk membeli
solar ketika hendak mengadakan katakese bila umat kampung tidak mempunyai uang untuk
membeli solar. Berkorban uang lagi untuk membeli hadiah bagi anak-anak SEKAMI yang
juara mewarnai gambar Yesus. Berkorban untuk memanggil mereka/mengundang mereka
untuk masuk dalam Gereja agar sembahyang. Berkorban perasaan. Jika mengikuti perasaan
ini, maka akan banyak sakit hati dan kecewa melihat sebagian dari sikap umat yang begitu-
begitu saja dan tidak ada perubahan meskipun sudah diberikan katakese dan berbagai
pemahaman. Sama seperti saya katakan, untuk di Papua jangan mencari keberhasilan. Namun
jika masih tetap bertahan dan tetap melayani mereka meskipun perasaan kecewa ada melihat
kelakuan mereka, itu yang penting. Biarkan benih iman itu tetap ditaburkan dan biarlah Allah
yang mengusahakan pertumbuhannya. Dan masih banyak pengorbanan yang lain (misalnya
sendirian di pastoran stasi yang tidak ada lampu, makan sendirian dll).
Untuk pelayanan di pusat paroki juga memerlukan pengorbanan akibat dari ketaatan.
Ketika saya mengatakan saya bisa atas tawaran dari pastor pembimbing untuk pemberkatan
jenazah secara tiba-tiba, saya harus berkorban untuk tidak istirahat sesudah pulang mengajar
dan tidak makan (padahal mengajar anak Papua itu lebih menguras tenaga karena mereka
agak lambat mengerti). Tunggu semuanya selesai baru saya pulang untuk istirahat dan
makan. Begitu juga dengan ibadat-ibadat yang lain. Pasti ada pengorbanan untuk menyusun
liturgi dan membuat renungan yang bagus. Apalagi jika renungannya didahului dengan video
pendek. Tentu harus ekstra bekerja lebih dan semua itu demi kelancaran dalam pewartaan.
Memberikan katakese dan rekoleksi tentu harus banyak berkorban yakni mencari data dan
belajar kembali. Mencari cara supaya rekoleksi bisa berjalan dengan baik dan lancar.
135

 NILAI KREATIVITAS
Membaca situasi konkret masyarakat yang dilayani itu penting sehingga bisa
membuat suatu pelayanan yang hidup, kreatif dan tidak monoton. Seringkali dalam kotbah
saya, saya menghubungkan hasil analisis Kitab Suci dengan situasi kongkret di umat baik di
stasi Ampera maupun di pusat paroki. Untuk itulah kotbah banyak mengena di hati umat.
Kadang di dalam kotbah saya mengajak umat menyanyikan lagu yang berkaitan
dengan kotbah saya. Kadang saya membawa gambar untuk menjelaskan lebih mudah dalam
kotbah saya. Kadang saya memakai cara praktek langsung untuk kotbah saya (misalnya saya
menggunakan botol Aqua yang diisi air sedikit namun dipegang lama. Tentu capek dan itu
adalah perumpamaan jika orang terus menyimpan dosa). Semua pelayanan dibuat sekreatif
mungkin sehingga ibadat dan kotbah menjadi hidup
Melihat apa yang kurang dalam stasi dan umat yang ada di pusat paroki misalnya logo
kelompok atau logo Gereja. Berinitiatif dan kreatif untuk membuat logo Gereja dan logo
kelompok kategorial. Membuat lagu wajib bagi stasi Ampera sebagai lagu yang
mempersatukan mereka. Nilai kreativitas banyak berkembang dalam pastoral.

 NILAI PELAYANAN
Ketika berpastoral di paroki Hati Kudus Tanah Merah dan menjalankan proyek
pastoral di stasi Ampera membuat waktu saya diisi padat dengan pelayanan. Di pusat paroki
hampir setiap hari ada pelayanan. Entah di kelompok kategorial, katakese lingkungan, ibadat
ini dan itu. Sampai di stasi Ampera sendiri sudah padat dengan program-program yang harus
dijalankan.
Saya merasa bersyukur bahwa nilai pelayanan dalam diri saya sangat berkembang
drastis dan menuju pada titik yang tidak memikirkan diri sendiri lagi yang penting orang lain
terlebih dahulu dilayani. Nilai pelayanan yang bertumbuh dalam diri, tanpa memandang tua
maupun muda, kaya atau miskin. Semua saya layani demi pengabdiaan saya bagi Allah yang
terlebih dahulu melayani saya.
Setiap orang yang meminta pelayanan ataupun tawaran dari pastor pembimbing, saya
iyakan. Jika saya bisa, saya akan pergi untuk melayani.

 NILAI KESIAPSEDIAAN
Nilai kesiapsediaan bertumbuh bersamaan dengan nilai ketaatan. Jika nilai ketaatan
ada kesan bahwa ada yang lebih tinggi untuk memerintah, namun nilai kesiapsediaan menjadi
136

penetral. Saya siap sedia selalu untuk melayani bukan untuk dinilai oleh pembimbing bahwa
frater ini taat, bukan. Namun saya selalu siap sedia melaksanakan apa yang ditugaskan
kepada saya karena pengalaman cinta kasih Allah yang telah menyentuh saya lewat berbagai
pengalaman dalam hidup.
Allah sendiri siap sedia mendengarkan doa-doa saya, jadi saya harus siap sedia juga
untuk melayani siapapun yang membutuhkan. Saya bisa jadi frater dan pastoral di Tanah
Merah bukan karena kuat, hebat dan gagah saya. Semua karena Ia yang telah menempatkan
saya di sini untuk menunjukkan belas kasih Allah kepada umat yang saya layani. Seperti
Yesus yang selalu siap sedia untuk melayani, maka sayapun harus mengikuti teladanNya.

 NILAI KEHENINGAN
Kesibukan yang padat membuat diri ini bisa stress dan tertekan. Maka dari itu, perlu
waktu untuk hening agar menimba kekuatan dari Dia yang mengutus. Nilai keheningan
semakin meningkat dalam pastoral. Saya sering kali mencari waktu duduk di dalam Gereja
untuk berdoa dan hening. Dalam kehehingan itu saya merasa Allah menyertai saya dan
merestui apa yang telah saya kerjakan. Membuat renungan pun saya lebih memilih di Gereja
daripada di kamar sebab ketika membuat renungan dalam Gereja, saya merasa lebih tenang,
hening, sunyi sehingga saya bisa menganalisis dengan baik bahkan seperti mendengar Roh
yang berbicara pada saya.
Ketika menjalankan proyek pastoral di stasi Ampera pun demikian. Saya sering kali
mengambil waktu untuk hening di dalam Greja, memohon petunjuk dariNya agar dapat
menggembalakan umat yang ada di stasi Ampera dengan baik. Keheningan sangat
dibutuhkan ketika hidup dipadati dengan berbagai kesibukan. Ketika hening itulah saya
beristirahat sejenak, mengumpulkan kekuatan yang baru sehingga dapat melihat dengan jelas
situasi umat dan dapat semangat lagi melayani umat.

 NILAI KESETIAAN
Kesetiaan sungguh diuji dalam menjalankan proyek pastoral di stasi Ampera. Telah
mengusahakan banyak hal, memberi masukan banyak hal, berusaha memenuhi kebutuhan
mereka yakni iman sehingga diadakan berbagai ketakese serta pendampingan serta pelatihan,
namun kadang melihat sebagian umat stasi Ampera begitu-begitu saja bahkan menunjukkan
sikap seperti orang yang tidak pernah dikunjungi oleh para misionaris Belanda saja. Seperti
yang saya katakan, jika mengikuti perasaan maka akan banyak mengalami kekecewaan.
137

Namun jika menghidupi pelayanan dengan penuh kesetiaan, meskipun keadaan umat
sebagian tidak berubah sama sekali, tetap setia menjalankan tugas perutusan sampai selesai.
Tetap setia menaburkan benih iman dan biarkanlah Allah sendiri yang akan
menumbuhkannya.
Kesetiaan penting dalam tugas perutusan. Dengan setia maka bisa menghindarkan diri
dari berbagai godaan yang siap menghadang.

 NILAI TANGGUNG JAWAB


Saya dipercayakan oleh pastor pembimbing untuk melakukan banyak hal. Untuk itulah
saya harus bertanggung jawab dalam melaksanakannya. Semua pelayanan baik di stasi
Ampera maupun di pusat paroki saya laksanakan dengan penuh tanggung jawab. Dengan
bertanggung jawab saya bisa menjaga kepercayaan yang diberikan kepada saya sebab
menjaga kepercayaan itu sangat penting daripada harta dunia. Jika orang sudah percaya maka
segalanya lebih mudah untuk dikerjakan. Untuk mendapatkan kepercayaan itu darimana?
Yakni melaksanakan semua yang ditugaskan dengan penuh tanggung jawab.

 NILAI KERJA SAMA


Saya menyadari jika di tempat pastoral ini apalagi menjalankan proyek pastoral hanya
mengandalkan kekuatan sendiri, pasti akan kewalahan dan mati di tempat. Saya sungguh
merasakan sangat membutuhkan partner kerja dalam tim kerja untuk melayani umat di tempat
pastoral. Tidak bisa bekerja sendirian. Harus melibatkan banyak orang, memberi kepercayaan
kepada orang lain untuk berkreasi, memberikan semangat bagi orang lain agar sama-sama
mencapai tujuan yang dicita-citakan.
Kerja sama itu penting. Yesus saja membutuhkan tim kerja yakni Ia bersama dengan
12 rasulnya apalagi saya yang hanya manusia biasa saja. Saya menerapkan sistim tim kerja
yang bekerja sama demi melayani umat yang membutuhkan pelayanan.

 NILAI KEBERSAMAAN
Saya sungguh menyadari bahwa kebersamaan itu menguatkan satu sama lain. Untuk
itulah saya sering kali mengumpulkan jajaran dewan stasi untuk berkumpul di pastoran stasi
Ampera. Kami bercerita, kami saling bertukar informasi baik yang ada di kampung maupun
yang ada di pusat paroki. Kehadiran dari jajaran dewan stasipun menguatkan panggilan saya.
138

Begitupun juga ketika berada di pusat paroki. Saya sungguh merasakan nilai
kebersamaan itu sangat penting. Maka dari itu, P. Jhems MSC sering menasehati saya bahwa
kebersamaan itu penting. Datang duduk mungkin hanya bercerita, itu sudah saling
menguatkan panggilan dan konfrater. Saya menyadari hal itu dan saya berusaha terus untuk
menghidupi nilai ini.

7. PENUTUP
139

Demikian laporan akhir pastoral ini saya buat dengan segenap hati saya, dengan
segenap waktu, dengan segenap pikiran dan dengan segenap tenaga saya sambil berpedoman
pada petunjuk dalam membuat laporan akhir pastoral yang telah diberikan oleh P. Alo
Lerebulan MSC kepada kami seangkatan. Saya telah menjalankan tahun pastoral saya dengan
kesungguhan hati dengan menghidupi ketiga kaul yang telah saya ikrarkan.
Seluruhnya kupersembahkan kepada tarekat MSC yang berkenan mengijinkan saya
untuk berpastoral di paroki Hati Kudus Tanah Merah kabupaten Boven Digoel. Untuk semua
yang terlibat dalam pastoral saya, saya ucapkan banyak terima kasih. Ametur Ubique
Terrarum Cor Iesu Sacratissimum in Aeternum

Pembimbing Tahun Pastoral,


Frater Tahun Pastoral Pastor Paroki Hati Kudus Tanah
Merah

Fr. Augustinus Budiman MSC P. Jhems Kumolontang MSC

Mengetahui,

Ketua KBM Mindiptana Superior Daerah Papua

P. Yoseph Jorolan MSC P. Robertus Sukiswadi MSC


140

LAMPIRAN 1: FOTO-FOTO PILIHAN SELAMA MENJALANKAN TAHUN


PASTORAL
 PROYEK PASTORAL DI STASI SANTO YOHANES PEMANDI AMPERA

Foto sesudah ibadat Hari Minggu Paskah 2016

Suasana rekreasi dan katekese umat


141

Suasana ibadat di lingkungan rohani


(Lingkungan St. Yoseph)

Perjalanan pertama kali ke stasi Ampera dan foto dengan anak-anak Ampera

Sendirian di pastoran stasi dan foto dengan anak-anak misdinar pusat paroki yang
melatih para misdinar stasi Ampera
142

Pelayanan bersama OMK pusat paroki (baju kaos kerah merah) dalam membawakan
materi apa itu OMK dan apa peran OMK dalam Gereja dan masyarakat

Pelayanan dengan OMK pusat paroki kepada OMK stasi Ampera

Suasana lomba cerdas tangkas antar


lingkungan dan foto dengan mereka yang

juara
143

Sesi pembagian hadiah bagi mereka yang juara dalam lomba cerdas tangkas

Pembinaan SEKAMI stasi Ampera

Bersama adik Bupati (baju merah Hati Kudus) untuk melihat kondisi Gereja stasi
Ampera. Setelah itu Gereja Ampera mendapat bantuan sebesar 100 juta secara berkala
144

Pelayanan sakramen baptis (33 anak) dan pernikahan (11 pasangan) bersama pastor
Paroki Hati Kudus Tanah Merah

Pelayanan dalam ibadat Hari Minggu Tanpa Imam disertai komuni kudus

Doa peletakan batu pertama untuk memulai proses pembangunan Gereja yang baru
145

Lomba vokal group antar lingkungan dan lomba solo lagu wajib stasi Ampera
“Biarlah Ia semakin besar dan aku semakin kecil”, cipt. Fr. Augustinus Budiman MSC

Persiapan katakese dan saat pemberian katakese


146

Pelayanan bersama tim Kharismatik (yang pertama dan kedua) di stasi Ampera

Dalam perjalanan menuju ke stasi Ampera untuk pelayanan (dengan OMK, dengan

Kharismatik, tugas natal 2016)


147

Foto dengan umat setelah ibadat lingkungan selesai

Berkotbah dengan semangat Kristus mewartakan Injil kepada umat stasi Ampera
148

Pelayanan dalam katakese iman dan pelayanan dalam Ibadat Hari Minggu Tanpa

Imam

Ramah tamah bersama OMK stasi Ampera dalam pesta Natal 2016

Akrab dengan ketua stasi sebagai partner kerja dan saling bekerja sama dalam
tim “Sembahyang Muhu”
149

Keceriaan bersama dengan umat menyambut hari natal tahun 2016

Pembagian hadiah bagi yang juara lomba vokal group dan solo pada hari Minggu Natal

Suasana pembagian hadiah bagi adik-adik kecil yang juara solo lagu wajib stasi
Ampera pada hari Minggu Natal 2016 dan foto bersama mereka yang juara
150

 KEGIATAN LAIN SELAIN MENJALANKAN PROYEK PASTORAL

Ibadat lepas sambut tahun baru 2016 di sekolah SMK N1 dan SMP N 2 Boven Digoel

Membantu koor Kharismatik dengan mengiringi gitar dalam Misa Hari Minggu di
pusat paroki Hati Kudus Tanah Merah
151

Masuk dalam tim sekretariat sebagai


notulis dalam RAKER Paroki Hati Kudus 2016

Membina para Misdinar Hati Kudus dan memberikan rekoleksi kepada mereka
152

Paskah bersama dengan para biarawan-biarawati sekevikepan Mindiptana setelah


pulang tugas tri hari suci di Paroki Woropko

Pembinaan untuk OMK pusat paroki

Pergi ke Merauke untuk mengikuti


153

Memberikan rekoleksi bagi para misdinar wilayah Km. 1

Memberikan rekoleksi anak-anak sekolah St.


Fransiskus Xaverius (SMP dan SD)

Memberikan rekoleksi anak-anak sekolah St.


Don Bosco Wet

Mengikuti pertemuan resmi pemerintah, foto


dengan tokoh masyarakat Bpk. Ben Bob
154

Ikut perarakan patung Hati Kudus Yesus mengelilingi kota Tanah Merah

Mengikuti kegiatan Porseni Kevikepan Mindiptana 2016


155

Bersama anak-anak murid SMA St. Yoseph Tanah Merah dalam ujian praktek English
Conversation

Menjadi Notulis dalam MUSPAS Kevikepan Mindiptana 2016

Ibadat pemberkatan usaha baru


(tempat rekreasi kolam renang)

Dengan bapak ibu guru SMA St. Yoseph Tanah Merah


dan SMAK St. Maria Tanah Merah
156

LOGO-
LOGO
YANG
PERNAH
DIBUAT
SELAMA
TAHUN
PASTORAL

Logo Misdinar Hati Kudus


Logo Stasi Yohanes Pemandi Ampera
157

Logo SMA St. Yoseph Tanah Merah Logo PDKK Hati Kudus Tanah Merah

LAGU YANG PERNAH DIBUAT SELAMA PASTORAL

Biarlah Ia Semakin Besar


Lagu wajib Stasi Ampera

1=d Cipt: Fr. Agus B MSC


INTRO : D A7 G EM D A7

d a7 g
Santo Yohanes Pemandi
Em d a7
Pelindung stasi kami
Em d a7
Engkau rendah hati
Em d a7
Menyiapkan jalan bagi Almasih
D a7 g
Engkau meninggalkan duniawi
Em d a7
Masuk dalam hening batin
Em d a7
Mempertobatkan banyak orang
Em d a7
158

Dan engkau yang membaptis Tuhan


D a7 bm g
Reff: Biarlah Ia semakin besar
D em a7
Dan aku semakin kecil
Em a7 f#m bm
Itulah katamu kepada banyak orang
Em a7
Ajarilah kami rendah hati
D a7 bm g
Biarlah Ia semakin besar
D em a7
Dan aku semakin kecil
Em a7 f#m bm
Itulah katamu kepada banyak orang
Em g a7 d
Doakan kami, doakan kami selalu

LAMPIRAN 2: TANGGAL DAN PERISTIWA


Perjalananku Dan Kisahku Di Daerah Misi Papua

Desember 2015
 Aku berangkat dari Manado tanggal 22 Desember 2015 dengan pesawat Lion Air jam
14.45 WITA ke Makasar terlebih dahulu untuk transit. Sampai di Makasar jam 17.30
WITA dan dijemput oleh P. Rony Dahua beserta satu om dan satu tante. Kami
istirahat di pastoran Mamajang. Kami berangkat lagi ke Merauke Tanggal 23
Desember 2015 jam 03.30 WITA subuh (dini hari) dengan pesawat terbang Sriwijaya.
 Kami sampai di Merauke jam 08.00 WIT pagi dan dijemput oleh P. Chris Farneubun
MSC dan Br. Marvel MSC. Pagi itu juga kami ketemu Supda P. Sukiswadi MSC dan
P. Hengky MSC. Kami makan pagi bersama. Sorenya jam 16.00 kami jalan-jalan ke
daerah Kuper dan membawa pulang banyak mangga. Assssyik.
 Tanggal 24 Desember 2015 saya memberikan surat pengantar dari Superior ke Rm.
Sukiswadi. Ia menyuruh kami juga melapor diri ke Bapak Uskup Nicholaus Adi
Seputra MSC. Setelah itu saya dan Yos pergi melapor diri ke Uskup lalu disambut
dengan baik oleh dia. Dia bertanya kepada kami apa yang kami cari apa dengan
masuk MSC. Lalu saya menjawab saya masuk MSC karena ingin memberi sisa hidup
saya pada Tuhan. Saya masuk MSC juga karena saya berdoa pada jam 12 malam.
“Kalo ada lahan kosong apa yang kamu lakukan”, tanya uskup lagi. Saya jawab saya
akan melihat dan menganalisis dulu tanah ini cocok ditanam apa. Jika cocok tanam
jagung (misalnya) maka saya akan menanam jagung. Hasilnya saya bisa pakai sendiri
ataupun dijual. Setelah itu uskup ajak kami membeli pakan ternak untuk bebek-
159

bebeknya. Setelah itu uskup ajak kami melihat komunitas Br. dan Sr. Gembala baik
yang ia bentuk. Setelah itu kami pulang dan uskup ajak kami menjadi asistennya pada
misa malam natal di stasi Kuda Mati jam 19.30 WIT. Kami ikut misa bersama uskup
di stasi Kuda Mati jam 19.30 WIT dan saya bertugas sebagai pembaca Injil.
 Tanggal 25 Desember 2015, saya misa di katedral jam 06.30 pagi dipimpin P. Hengki
MSC. Setelah itu saya pulang ke biara MSC Merauke dan rumah sepi. Saya melihat P.
Hengki dan saya bertanya “Pastor mau misa lagi?”. Ia mengatakan ia. Saya lalu
menawarkan diri untuk membantu dia sebagai asistensi juga di Kuda Mati. Saya ikut
bersama dia sebagai asisten dan bertugas membaca Injil, doa umat dan menyusun
piala. Tanggal itu juga kami bersilahturami ke rumah bpk. Benny Bupati Boven
Digoel dan Bupati Merauke serta keluarga-keluarga yang lain.
 Tanggal 26-27 Desember tetap biasa. Saya ikut misa pagi 07.30 WIT di Katedral dan
ada misa pengurapan minyak orang sakit. Saya ikut diurapi dan merasa diberkati
Tuhan.
 Tanggal 28 kami mulai berangkat ke Asikie dan Tanah Merah dengan menumpang
mobil bapak Hasan. Berangkat jam 14.00 WIT dan sampai jam 19.30 di Asikie. Saya
bertemu P. Yakob, P. De Rooij dan Br. Purwanto serta bermalam di sana.
 Tanggal 29 Desember kami mulai melanjutkan perjalanan ke Tanah Merah jam 08.30
WIT. Sampai di sana jam 11.30 WIT dan ketemu P. Jhems MSC, P. Yosep, Br.
Lukas. Kami makan siang dan setelah itu, bapak Hasan lanjut lagi ke Mindiptana.
 Tanggal 30 Desember seperti biasa, saya misa di kapel suster KYM jam 06.00 pagi
lalu sarapan pagi dan bercerita dengan mereka. Saya juga ditugaskan pastor untuk
pergi ke sebuah resepsi atas pernikahan Sdr. Okto dan Sdri. Sinah di KODIM jam
17.00 tetapi mulai jam 18.30. Saya pimpin doa pembukaan dan doa makan.
 Tanggal 31 Desember saya bangun pagi jam 05.30 lalu jalan pagi. Pulang saya
sarapan sambil cerita-cerita dengan pastor-pastor. Jam 19.00 misa tutup tahun dan
saya menjadi asisten. Ada 3 pastor yang ikut yakni P. Jhems, Yosep, dan Stanis SVD.
Setelah misa P. Stanis memperkenalkan dirinya setelah itu saya memperkenalkan diri
saya dengan mengutip kata-kata St. Paulus ”saya datang bukan dengan kata-kata
indah, tetapi saya datang dengan kuasa dan roh Allah”. Mereka bilang sudah lulus itu,
tetapi saya mesti harus berjuang lagi. Malam tahun baru kami buat acara bakar-bakar
dan main kembang api dengan ketua OMK sdr. Widi yang mirip Budi dan beberapa
OMK.

Januari 2016
 Tanggal 1 januari saya saya juga menjadi asisten. Yang pimpin misa P. Yosep.
Setelah itu pada malam harinya saya ikut P. Jhems ke keluarga-keluarga dan maka
malam di keluarga Bpk. Martinus Wagi.
 Tanggal 2 Januari kami misa pagi jam 06.00 WIT di gereja yang pimpin pastor Jhems
diikuti tiga orang yakni saya, Ansel, dan Br. Lukas. Rencananya kami mau cari kado
untuk acara natal bersama di Mindiptana tanggal 4-5 Januari 2016. Saya mulai bersih-
bersih kamar.
160

 Tanggal 3 Januari adalah hari minggu. Saya asistensi dengan pastor Jhems yang
pimpin misa jam 07.30 WIT. Saya bagi komuni dan setelah itu menyapa umat dan
bersalaman dengan mereka.
 Tanggal 4 Januari 2016 adalah tanggal dimana kami akan mengadakan natal bersama
kevikepan Mindiptana. Kami jalan jam 11.30 WITA ke arah Mindiptana. Saya
membawa mobil Rush Toyota sebagai sopir ke arah Mindiptana terlebih dahulu. Saya
membawa Vikep P. Jan Sareta sebagai penunjuk jalan ke arah Mokbiran. Medan yang
agak sulit dengan jembatan-jembatan yang sudah mulai rusak. Namun semua itu dapat
ditempuh dan tiba di Mokbiran jam 17.00 WITA. Misa pembukaan dimulai jam 18.00
WIT yang dipimpin oleh P. Vikep. Setelah itu makan malam dan disambung dengan
acara natal bersama. Dibuka dengan kata sambutan dari P. Vikep dan pemotongan
tumpeng. Setelah itu sharing dari perwakilan tiap-tiap komunitas (ada komunitas
MSC, suster KYM (Kasih Yesus Maria), suster PRR, komunitas para petugas
pastoral). Setelah sharing acara dilanjutkan dengan pertukaran kado. Setelah
pertukaran kado, acara dilanjutkan dengan goyang bersama sampai larut.
 Tanggal 5 Januari 2016, kami pulang. Sebelumnya Misa bersama dulu jam 06.30
WIT. Setelah itu diadakan rapat untuk membahas paskah bersama. Setelah itu makan
pagi bersama dan kami pulang sekitar jam 08.30 WITA. Sesampai di komunitas
paroki tanah Merah jam 13.00 WIT.
 Tanggal 06 Januari misa pagi bersama di kapel suster KYM jam 06.00 WITA yang
dipimpin oleh P. Yoseph MSC.
 Tanggal 7 Januari, aku pimpin ibadat natal bersama dan lepas sambut tahun 2016 di
sekolah SMP N 2, Tanah Merah dengan tema “Hidup Bersama Sebagai Keluarga
Allah” yang dimulai jam 08.00 WIT. Siangnya aku membantu pembersihan kamar P.
Jhems.
 Tanggal 08 Januari juga ikut membersihkan kamar P. Jhems. Membantu latihan koor
dari tim Karismatik pada malam hari.
 Tanggal 09 Januari saya ikut membersihkan kamar P. Jhems dan membantu latihan
koor karismatik.
 Tanggal 10 Januari, membantu tim karismatik untuk koor dengan mengiringi dengan
gitar dan ikut rapat untuk persiapan raker untuk tahun 2016.
 Tanggal 14 Januari, saya memimpin ibadat syukur sambut tahun 2016 di SMK N 1,
Tanah Merah pada jam 09.00 WIT dengan tema membangun niat, pengabdian, kerja
sama berlandaskan persaudaraan.
 Tanggal 17 Januari, saya asistensi membantu P. Yoseph Jorolan MSC. Setelah misa
saya bersama anggota AKC pergi membawa sakramen untuk orang sakit. Total ada 17
orang.
 Pada tanggal 22-23 Januari 2016, saya mengikuti kegiatan RAKER Paroki Hati
Kudus. Saya bertugas di sekretariatan dan membantu seksi acara untuk mencairkan
suasana dalam ice breaking.
 Pada tanggal 24 Januari saya pimpin ibadat sabda di stasi Wet mengantikan Pastor
yang bertugas karena pastor-pastor hendak pergi ke Merauke untuk mengikuti retret
161

tahunan. Setelah itu saya pergi membawa sakramen kepada orang sakit hanya di RS
sebanyak 11 orang. Saya berdoa untuk pemberkatan dua mobil, Hi Lux dan truk.
 Pada tanggal 25 Januari saya pimpin ibadat di sekretariatan OMK. Rencana untuk
menyusun program kerja. Karena yang datang hanya sedikit orang maka dibatalkan.
 Tanggal 26 Januari saya bersama OMK menyusun program kerja mereka. Saya
mengusulkan satu seksi yakni molab melihat akan banyaknya kerja-kerja yang akan
dilakukan OMK.
 Tanggal 28 Januari saya mengunjungi kelompok misdinar dan pimpin ibadat di sana
di rumah Sdri. Lanis.
 Pada tanggal 29 Januari, saya pimpin ibadat pelepasan dan penguburan jenazah Alm.
Aloysius Tomen.
 Tangal 30 Januari-31 Januari 2016 saya pimpin rekoleksi kepada anak SMP FX kelas
IX dengan tema “Siapakah Aku ini?” dihadiri hanya 25 peserta.
 Tanggal 31 Januari, saya pimpin ibadat sabda pada hari Minggu di pusat paroki,
Minggu ke 4 tahun C. Tanggal 31 Januari saya pimpin ibadat 7 hari dari Alm.
Aloysius Tomen.

Pebruari 2016
 Tanggal 2 Pebruari saya bersama anak OMK membicarakan tentang kesiapan
PORSENI paroki Hati Kudus Tanah Merah
 Tanggal 5 Pebruari, saya bersama kelompok Misdinar rekreasi dan syukuran di depan
gua Maria dari jam 10 pagi. Tanggal 5 Pebruari, saya mengiringi lagu-lagu SEKAMI
untuk rekaman jam 4 sore di RRI tanah Merah. Jam 4 saya dan anak-anak SEKAMI
rekaman ibadat SEKAMI di RRI tanah Merah dan saya memberi renungan pendek.
Jam 5 sore, saya ikut misa Jumat pertama.
 Tanggal 6-7 Pebruari 2016, saya ada memberi rekoleksi untuk anak-anak SD FX
dengan tema “Aku disayangi dan dicintai oleh Allah”. Di hadiri 67 siswa kelas enam
SD.
 Tanggal 8 Pebuari 2016, hari Imlek. Saya dan Pastor mengunjungi 2 keluarga saja
Bpk. Ilong dan Dr. Yuki.
 Tanggal 9 Pebruari 2016, saya rapat dengan Pastor dan dua suster KYM
membicarakan tentang tugas-tugas prapaskah dan Paskah. Setelah itu saya datang ke
HUT Audrey ke 10 tahun, anak Dr. Yuki. Setelah itu saya pergi dengan pastor ke
rumah umat yang merayakan Imlek dan HUT ke-1 adik Michael, adiknya Sandra
yang Protestan.
 Tanggal 10 Pebruari 2016 adalah hari Rabu abu. Saya menjadi asisten pastor dan
membagikan abu bagi umat yang sangat banyak jumlahnya.
 Tanggal 12 Pebruari 2016, saya melatih koor OMK untuk misa perdana OMK pada
hari Valentine.
162

 Tanggal 14 Pebruari 2016 adalah hari Valentine. Saya pimpin ibadat di Patriot dan
ikut misa untuk orang muda perdana OMK dan memimpin acara untuk tukar kado
OMK dan Misdinar.
 Tanggal 15 Pebruari 2016 adalah hari perdanaku mengajar di SMA St. Yoseph. Saya
masuk di pelajaran Liturgi di kelas SMAK klas 10 C. Malam jam 7, saya pimpin
ibadat peringatan 3 hari mama Maria Ngguwa.
 Tanggal 16 Pebruari 2016, hari ini saya mengajar lagi di SMA St. Yoseph di kelas XI
B bahasa Ingris. Ada yang kerasukan dan saya bantu doakan.
 Tanggal 16 Pebruari 2016, saya memimpin ibadat dari HUT adik kecil Rahul Jacobus
Kawarnidy. Ramai dan banyak anak kecil.
 Tanggal 18 Pebruari 2016, saya mengajar di sekolah SMA St. Yoseph kelas Xc dan
XI IPS bahasa Inggris.
 Tanggal 20-21 Pebruari 2016, saya memberi rekoleksi kepada anak SD Don Bosco
sebanyak 60 siswa dengan tema: saya dikasihi dan dicintai oleh Tuhan.
 Tanggal 23 Pebruari 2016, saya pimpin ibadat di lingkungan st. Elisabet stasi wet
pada jam 17.30 WIT.
 Tanggal 24 Pebruari 2016, saya ikut dalam acara peresmian Kantor Urusan Agama
Mindiptana distrik Mandobo.
 Tanggal 24 Pebruari 2016, saya pimpin ibadat di rumah Bpk Hengky Yanit untuk
memperingati 1 tahun anaknya Agapitus Yanit yang telah meninggal dunia.
 Tanggal 26 Pebruari 2016, saya memberikan katakese sakramen permandian
mengenai tanggung jawab orang tua.
 Tanggal 27 Pebruari 2016, saya pimpin ibadat pemberkatan jenazah Sdr. Fransiskus
Tikuk pada jam 14.30 WIT. Saya juga pimpin ibadat di OMK dan malamnya bakar
ikan dan makan sama-sam mereka.
 Tanggal 28 Pebruari 2016, saya pimpin ibadat di Gereja KM. 6 dan di stasi Wet.
 Tanggal 29 Pebruari 2016, saya pimpin ibadat pemberkatan jenazah dari adik Jesica
dan Bpk. Albertus watan.

Maret 2016
 Tanggal 2 Maret 2016, saya memberikan katakese mengenai sakramen baptis kepada
bpk. Eri di kantor sekretariat. Temanya adalah baptis sebgai jalan pintu masuk untuk
menjadi anggota Gerja Katolik dan melihat benang merah dari sejarah keselamatan”.
 Tanggal 4 Maret 2016, saya pimpin ibadat pemberkatan jenazah dan penguburan
jenazah ibu Kornelia Agitop.
 Tanggal 5 Maret 2016, saya memberikan katakese sakramen baptis mengenai kitab
Suci kepada bpk. Eri. Saya juga pimpin ibadat peringatan arwah 3 hari ibu Kornelia
Agitop.
 Tanggal 6 Maret 2016, saya pimpin ibadat di Gereja KM.6 dan KM. 1.
 Tanggal 9 Maret 2016, saya pimpin ibadat di ultah adik Fajar Sibarani.
 Tanggal 13 Maret 2016, saya pimpin ibadat di perkumpulan batak, di rumah keluarga
Manalu
163

 Tanggal 17 Maret 2016, saya mengalami kecelakaan sepeda motor dan pelipis mata
sebelah kanan saya harus dijahit.
 Tanggal 21 Maret 2016, saya memberikan pelatihan misdinar kepada PPA.
 Tanggal 22 Maret 2016, saya pimpin ibadat 40 hari Bapak Dominikus. K. Amote
 Tanggal 23 Maret 2016, saya untuk pertama kalinya pergi ke Stasi Ampera melalui
kali Digoel. Saya mengajak Defrito dan berangkat dengan Tino dan pak Jimmy.
Sampai di Ampera kira-kira jam 12.30 WIT
 Tanggal 24 Maret 2016, saya pimpin ibadat kamis putih yang direncanakan jam 3 sore
karena tidak ada listrik. Namun mulainya jam 16.30 WIT. Malamnya hujan deras.
Mengisi renungan pagi di RRI Boven Digoel dengan tema “Yesus adalah kegenapan
janji Allah”.
 Esoknya tanggal 25 Maret 2016, saya ikut ibadat jalan salib dengan keliling kampung
mulai jam 8.00 pagi. Sorenya jam 15.00, saya pimpin ibadat jumat agung. Syukurlah
umat sudah tepat waktu.
 Tanggal 26 Maret 2016 adalah malam Paskah. Paginya saya melatih misdinar dan
melihat para nato(bapak) dan para napi(ibu) serta para nosban (anak cewek) dan para
namu (anak cowok) bekerja di dalam Gereja. Mereka menghias Gereja sehingga
ramai dan meriah dengan nuansa hutan (barang-barang dari hutan). Ibadat malam
paskah yang direncanakan jam 7 malam menjadi molor karena hujan besar. Ibadat
mulai jam 8 malam. Umat agak sedikit yang datang karena hujan besar.
 Tanggal 27 Maret 2016 adalah hari minggu paskah 1. Saya pimpin ibadat jam 8 pagi
dan umat banyak yang datang. Gereja penuh dan ketika kolekte ada tarian daerah.
Setelah itu saya antar komuni kepada orang yang sakit sebanyak dua orang. Sore kira-
kira jam 4 saya pulang ke boven (tanah Merah) naik long boat.
 Tanggal 29-30 Maret 2016, saya memberikan rekoleksi kepada anak- anak misdinar
dengan tema “bangkit para serdadu Kristus” yang dihadiri sejumlah 25 anak misdinar.
Saya memberikan materi, solo night dan out bond kepada mereka.

April 2016
 Tanggal 2 April 2016, saya pimpin ibadat syukur penerimaan sakramen pembaptisan
anak Ave Christy Danu Batti di jalan Ampera.
 Tanggal 3 April 2016, saya bersama AKC membawa sakramen komuni orang sakit
sebanyak 17 orang dan pulang sudah sore jam 3 an.
 Tanggal 4-5 April 2016 saya bersama para pastor (pastor paroki, pastor Yoseph,
Pastor Vikep, pastor Melky, pastor Yusuf Yanto) juga suster-suster KYM, PBHK, dan
PRR bersama frater-frater projo dua dan Fr. Yos mengadakan paskah bersama di
paroki Woropko. Sharing, dan aktraksi serta goyang bersama.
 Rencana pulang tanggal 5 April 2016 tidak jadi karena jalan sangat becek dan
berlumpur sehingga tidak bisa lewat. Ada dua mobil truk yang terjebak di dalam tanah
lumpur. Akhirnya kami memutuskan untuk menginap di mindiptana satu malam dan
besok tanggal 6 April 2016 pulang.
 Tanggal 7 April 2016 saya ada rapat dengan seksi liturgi karena di tunjuk sebagai
dewan juri untuk lomba koor lagu-lagu Maria.
164

 Tanggal 8 April 2016, saya disuruh pastor paroki untuk memimpin ibadat 40 hari
kakak ipar dari bpk. Abraham Batman jam 6 sore.
 Tanggal 9 April 2016, saya mewakili Pst. Jhems Kumolontang MSC menghadiri
pertemuan antara Kapolres dengan tokoh-tokoh masyarakat dan agama untuk
membicarakan keadaan keamanan Boven Digoel sehubungan pelantikan Bupati nanti
tanggal 12 April 2016.
 Tanggal 10 April 2016, saya, Pst. Yoseph, Br. Lukas, dan Pst. Melky pergi ke
Merauke untuk mengikuti rekoleksi yang dipimpin oleh Pst. Alo Lerebulan yang
dimulai dari tanggal 11-13 April 2016. Setelah itu dilanjutkan dengan Musda Papua
sampai dengan tanggal 15 April 2016.
 Tanggal 12 April 2016, bupati Boven Digoel dilantik oleh Gubenur Papua di Tanah
Merah
 Tanggal 16 April saya ada pergi ke rumah Fr. Dayu MSC dan makan bersama dengan
ortunya lalu mengunjungi panti asuhan yang diurus oleh Suster
 Tanggal 17 April 2016 adalah minggu panggilan, saya bersama dengan Fr. Yos Haris
Ruban beserta Pst. Hengky ada pergi misa di stasi Kuper dan kami melakukan sharing
tentang panggilan kami.
 Tanggal 20 April 2016 saya bersama dengan Pst. Jhems, Br. Lukas, Pst. Melky pulang
ke tanah Merah.
 Tanggal 22 April 2016, saya ikut rapat bersama dengan ketua-ketua lingkungan
membicarakan tentang perlombaan yang akan dilakukan tanggal 21 Mei 2016.
 Tanggal 24 April 2016, ada misa syukuran atas dilantiknya bapak bupati Boven
Digoel. Misa mulai jam 8 pagi dengan diiringi tarian adat. Saya bermazmur pada misa
ini.
 Tangal 25 April 2016, saya berbicara secara pribadi dengan Pst. Jhems untuk
membicarakan proyek pastoral. Proyek utama saya adalah Stasi Ampera dan kedua
adalah sekolah. Tambahan yang lain adalah OMK jika ada waktu.
 Tanggal 30 April 2016 s/d tanggal 1 Mei 2016, saya memberikan rekoleksi kepada
anak-anak misdinar dengan tema: Bangkitlah selalu para serdadu Kristus untuk
melayani Tuhan. Jumlah anak yang hadir adalah 35 orang.

Mei 2016
 Tanggal 1 Mei 2016, saya pimpin ibadat sabda di Gereja Bunda Hati Kudus KM. 6
dan membawakan renungan dengan tama “Tuhan menyertai dan selalu membantu kita
dalam menghadapi setiap masalah”. Tanggal 1 Mei 2016 juga penutupan rekoleksi
untuk anak misdinar KM. 1 St. Theresia.
 Tanggal 2 Mei 2016, saya memberikan katakese sakramen baptis kepada orang tua
calon baptis mengenai tanggung jawab orang tua terhadap iman anak.
 Tanggal 3 Mei 2016, saya pergi melayat bersama Pst. Jhems ke Alm. Bpk Frans Tae
Tingge (donatur tanah Gereja Bunda Hati Kudus Km. 6).
 Tanggal 4 Mei 2016, saya pimpin ibadat peringatan arwah 3 hari bpk. Frans Tae
Tingge
165

 Tanggal 5 Mei 2016 saya asistensi Pst. Jhems Kumolontang MSC dan ada satu anak
yang menerima sakramen baptis (Edmundus Ivander Resubun)
 Tanggal 6 Mei 2016, saya melayat Alm. Bpk. Barnabas Yaiman yang telah meninggal
bersama dengan Pst. Jhems Kumolontang MSC.
 Tanggal 8 Mei 2016 saya pimpin ibadat di Stasi Mawan dan membawakan renungan
dengan tema “bahasa kasih adalah bahasa yang mempersatukan”. Sore harinya, saya
pimpin ibadat peringatan arwah 3 hari Alm. Bpk. Barnabas Yaiman.
 Tanggal 11 Mei saya mengikuti rapat umum di kantor bupati Boven Digoel dalam
rangka menentukan hari jadi kabupaten Boven Digoel. Ada 2 tanggal yakni tanggal
11 Desember dan tanggal 13 Juni. Kedua tanggal tersebut akan dirapatkan oleh pihak
DPRD. Saya diminta untuk berdoa pembukaan saat itu.
 Tanggal 14 Mei 2016, saya mendampingi kelompok AKC mengunjungi gua Maria
Cermin Kekudusan di Autriop-mindiptana dengan tema Bunda Hati Kudus, bendahari
keluarga umat Allah. Sorenya saya pimpin ibadat berkat rumah baru bpk. Agustinus.
 Tanggal 18 Mei 2016 ultahnya Pst. Yoseph Jorolan MSC, kami makan bersama para
suster KYM (Sr. Vianney dan Sr. Yoseline) dan suster Kristin Kukdon PBHK di cafe
pisang. Saya juga ibadat kharismatik di Gereja Wet.
 Tanggal 19 Mei 2016, saya memberikan katakese perkawinan kepada satu pasangan
(Jeremias dan Melati) mengenai apa itu sakramen dan apa itu sakramen perkawinan.
 Tanggal 21 Mei 2016, diadakan lomba koor antar lingkungan di kantor aula Bupati
jam 17.30 WIT yang diikuti oleh 5 lingkungan saja ( st. Andreas, St. Agustinus, St.
Elisabet, St. Angela Merici, Regina Pacis). Saya diminta untuk menjadi ketua dewan
juri. Kurang memuaskan karena banyak yang tidak bisa menerima kekalahan.
 Tanggal 22 Mei 2016, saya pimpin ibadat pemberkatan rumah di keluarga bpk.
Anselmus Baweng di daerah Wet.
 Tanggal 24 Mei 2016, Suster Vianney KYM dan Suster Yoseline KYM
memperbaharui kaul-kaul mereka pada misa bersama di kapelnya mereka. Setelah itu
makan malam bersama. Setelah itu saya lanjut melatih vokal group. Memberikan
katakese sakramen baptis mengenai tanggung jawab orang tua. Mengisi renungan
pagi di RRI dengan tema “melayani menjadikan diri ini menjadi berkelimpahan”
(Mrk 10: 32-45)
 Tanggal 25 Mei 2016, saya ikut ibadat kharismatik lagi di Gereja Wet.
 Tanggal 27 Mei 2016, saya pergi untuk melayani di Stasi Ampera untuk menjalankan
proyek pastoral saya.
 Tanggal 28 Mei 2016, saya berkumpul dengan ketua dewan stasi, ketua-ketua
lingkungan, seksi liturgi dan SEKAMI, bertukar pikiran dan pendapat mengenai apa
yang sangat dibutuhkan oleh stasi Ampera.
 Tanggal 29 Mei 2016, saya pimpin ibadat di stasi Ampera dan sekaligus
mengumumkan bahwa saya resmi mulai melayani stasi Ampera. Tanggal ini juga,
saya menjadi juri untuk baca Kitab Suci dan renungan di Gereja paroki yang dihadiri
oleh 12 peserta. Sedangkan diluar diadakan lomba tarik tambang.
 Tanggal 31 Mei 2016, diadakan misa penutupan bulan Maria. Misa diadakan di gua
Maria perantara Boven Digoel tanah Merah jam 17.00 WIT. Tanggal ini juga saya
166

pimpin doa untuk penutupan lomba kejuaraan badminton cup yang diselengarakan
oleh bank Papua yang berulang tahun ke-50 tahun.

Juni 2016
 Tanggal 1 Juni 2016, menjelang hari raya Hati Kudus Yesus, pusat paroki
mengadakan perarakan patung Hati Kudus yang dimulai dari pusat paroki ke gereja
Bunda Hati Kudus Km. 6 tepatnya di lingkungan Maria Fatima. Setelah itu, patung
Hati Kudus diarak ke 11 lingkungan yang lain dan berakhir di pusat paroki dan di
tutup dengan adorasi bersama. Perarakan dimulai jam 12.30 WIT.
 Tanggal 2 Juni 2016, untuk memeriahkan pesta pelindung paroki, pusat paroki juga
mengadakan pameran dari hasil kerja tangan dari umat di Boven Digoel. Ada menjual
tas Noken, hiasan kepala, kue-kue, baju-baju, taplak meja, asesoris ruangan dan lain-
lain. Di dalam pameran itu juga ada kegiatan lelang barang-barang pameran
sebelumnya. Acara pameran dibuka oleh bpk. Benny Tambonop, Bupati terpilih
Boven digoel dan dihadiri juga wakil Bupati Bpk. Anwar. Pada hari ini juga saya
memberkati jenazah dan menguburkan seorang anak kecil yang berusia 4 tahun yang
bernama Maria Marlina Wanap yang meninggal karena sakit. Pada malam harinya
nonton bersama dengan umat yang menjaga stan masing-masing.
 Tanggal 3 Juni 2016 adalah pesta pelindung paroki Hati Kudus Tanah Merah. Saya
asistensi Misa dengan dua pastor. Misa diadakan pada jam 17.00 WIT selanjutnya
disambung dengan pembagian hadiah-hadiah yang memenangkan lomba-lomba dan
dilanjutkan dengan resepsi bersama.
 tanggal 4 Juni 2016, saya mengikuti acara tatap muka dengan Kapolres Tanah Merah
yang baru bapak Jafar orang Maluku Utara-Tidore. Membicarakan tentang Miras,
narkoba dan kelompok yang ingin merdeka sendiri seperti OPM.
 Tanggal 6 Juni 2016 adalah hari pertama orang muslim berpuasa dan hari pertama
ujian bagi siswa-siswi SMA St. Yoseph tanah Merah.
 Tanggal 7 -10 Juni 2016, saya mengawasi siswa-siswi yang ikut ujian.
 Tanggal 8 Juni 2016, saya pimpin ibadat kharismatik di stasi Wet dan tanggal ini juga
dipusat paroki diadakan retret awal (SHdRK) oleh pihak KTM yang dimulai jam 3
sore WIT. Sr Yoseline KYM juga berulang tahun, maka kami diundang untuk makan
bersama di cafe pisang dan saya yang mempimpin doa makan.
 Tanggal 9 Juni 2016, saya pimpin ibadat arwah tiga hari untuk memperingati
meninggalnya ibu Elisabet Seniwati yang tiga hari lalu dipanggil oleh Tuhan. Pada
tanggal ini juga saya melalukan bimbingan rohani dengan Pst. Jhems Kumolontang
MSC. Tanggal ini juga jubah saya dipinjam oleh Sr. Kristin Kukdon PBHK untuk
syuting film tentang Dr. Manangsang.
 Tanggal 10 Juni 2016, saya pergi ke stasi Ampera untuk menjalankan program
pertama yang telah disusun bersama dengan dewan stasi. Pada sore hari pembinaan
iman mengenai sakramen baptis dan krisma dimulai pada jam 18.00 WIT. Yang hadir
cukup banyak dari bapak-bapak sampai ibu-ibu.
167

 Tanggal 11 Juni 2016, pelatihan mengenai memimpin ibadat dan membuat renungan
dimulai pada jam 18.30 WIT. Yang hadir cukup banyak. Pada malam harinya kami
nonton bareng, rekreasi bersama dengan umat.
 Tanggal 12 Juni 2016, saya pimpin ibadat di gereja. Saya merasa agak kecewa dengan
kehadiran umat yang banyak terlambat. Saya hari ini berkotbah agak keras untuk
menyadarkan mereka dari tidur mereka. Pada hari ini juga saya pulang ke pusat
paroki. Saya hari ini juga membentuk tim inti dari kerja saya di stasi untuk membantu
saya dalam melayani yang terdiri dari 10 orang.
 Tanggal 13 Juni 2016, saya pimpin ibadat peringatan arwah tiga hari dari sdri.
Modesta Futuray di perumahan ampera.
 Tanggal 14 Juni 2016, saya memberikan kursus perkawinan kepada dua pasangan
calon mempelai dengan tema “apa itu sakramen dan apa itu sakramen perkawinan”.
Dimulai jam 17.00 WIT
 Tanggal 15 Juni 2016, saya pimpin ibadat kharismatik di rumah ibu Erni. Setelah itu
saya lanjut memberikan latihan kepada OMK untuk persiapan PORSENI
 Tanggal 16 Juni 2016, saya memberikan kursus perkawinan lagi dengan tema ”tujuan
perkawinan” bagi kedua pasangan calon mempelai yang dimulai pada pukul 17.00
WIT.
 Tanggal 18 Juni 2016, anak-anak SMA St. Yoseph dan SMAK, menerima rapor
kenaikan kelas mereka. Saya mengiringi seorang siswi untuk bernyanyi.
 Tanggal 19 Juni 2016, saya asistensi misa di pusat paroki dengan Pst. Yoseph Jorolan
MSC
 Tanggal 22 Juni 2016, saya pimpin ibadat peringatan 7 hari arwah dari anak Gabriel
Ga, ibu Wehelmina Meo, Bpk Rofinus Mbua, Bpk. Hendrikus Daeng di rumah om
Tinus sopir dari SMA St. Yoseph.
 Tanggal 23 Juni 2016, kami beserta OMK Tanah Merah-Mindiptana-wakariop mulai
berjalan ke daerah Asiki. Setelah itu kami menyebrang ke Getentiri untuk mengikuti
PORSENI Kevikepan Mindiptana. Dihadiri kira-kira 500 orang dan tiba di Getentiri
dalam keadaan sudah malam.
 Tanggal 24 Juni 2016, adalah hari diadakan perlombaan. Misa pembukaan yang
diadakan pukul 7.30 pagi yang dibuka oleh Pst. Yan Sareta MSC sebagai vikep
mindiptana. Setelah itu diadakan lomba mazmur dan saya diminta sebagai juri.
Lomba mazmur putri dimenangkan oleh Sdri Tika veronika Batbual dari Tanah
Merah dan mazmur putera dari Asiki. Malamnya diadakan lomba vokal group. Tanah
Merah mendapat juara III, mindiptana II, dan Asiki juara I.
 Tanggal 25 Juni 2016, diadakan misa harian di gereja lama paroki Getentiri. Setelah
misa diadakan lomba-lomba fisik dan olah raga. Pada malamnya diadakan lomba
YOSPAN (Yosin Pancar) yang berasal dari Papua Utara. Paroki tanah Merah
mendapat juara I.
 Tanggal 26 Juni 2016, diadakan misa penutup. Banyak yang sakit perut. Diprediksi
karena air minum yang tidak bersih. Setelah itu pembagian trofi dan Asiki mendapat
juara umum PORSENI kevikepan tahun ini. Sore hari ketika kira-kira hampir jam 4
kami semua bergerak pulang menuju pelabuhan penyebrangan. OMK disebrangkan
168

dengan dua kapal besi milik KORINDO dan tiba di Asiki sudah malam. Sesampainya
di pelabuhan, kami langsung naik mobil bapak wahyudi dan saya besert Yuren dan
Tino duduk di belakang Hilux. Kami sampai pada malam hari jam 21.30 WIT.
 Tanggal 27 Juni 2016, saya menyampaikan salam perpisahan kepada Sr. Christine
Silalahi KYM yang hendak pergi karena telah selesai masa tugasnya di tanah Merah
ini.
 Tanggal 29 Juni 2016, kami misa komunitas di gereja pusat paroki karena suster-
suster KYM ada pergi ke Merauke untuk melakukan rekoleksi. Saya menyiapkan
segala sesuatu untuk kelancaran misa. Hari ini dirayakan St. Petrus dan Paulus. Pada
hari ini juga saya memberkati jenazah dari adik Paulina Esmeralda Kandam yang
telah dipanggil Tuhan.
 Tanggal 30 Juni 2016, kontingen OMK dari Merauke (tadi malam), mindiptana,
woropko, mokbiran, Asikie, Getentiri telah datang dan mereka semua menginap di SD
dan SMP satu atap. Pada sore hari, saya pimpin ibadat di perkumpulan PERSIT
(perkumpulan ibu-ibu tentara).

Juli 2016
 Tanggal 1 Juli 2016 adalah hari Jumat pertama. Misa diadakan pada sore hari dan
yang hadir sedikit karena tidak ada pengumuman di Gereja. Saya menjadi MC untuk
pembukaan acara pra IYD di sekolah SD dan SMP satu atap.
 Tanggal 3 Juli adalah penutupan dari acara pra IYD di Gereja Bunda Hati Kudus
tanah Merah Km. 6. Pulangnya saya memberkati jenazah alm. Bpk Timoteus Anuk
dan mengantarnya sampai di kuburan. Malamnya saya yang pimpin ibadat peringatan
arwah tiga hari.
 Tanggal 8 Juli 2016, saya berangkat ke stasi ampera dengan membawa anak-anak
misdinar (Febi, Rode, Carolus, Novi, Defrito). Sore jam 6.30 WIT saya memberikan
katakese tentang sakramen Ekaristi dan Tobat.
 Tanggal 9 Juli 2016, saya mengunjungi lingkungan rohani 3 St. Yoseph dan yang
memimpin adalah ketua lingkungan sendiri didampingi oleh ketua stasi. Yang hadir
cukup banyak. Rencana awalnya adalah mengunjungi lingkungan 1 namun tidak jadi
karena ketua lingkungannya tidak ada. Setelah itu saya melatih lagu Credo dalam
bahasa latin untuk umat stasi ampera. Malamnya kami rekreasi bersama dengan umat
dengan nonton bersama film San Andreas.
 Tanggal 10 Juli 2016, saya pimpin ibadat di stasi ampera pada jam 8 pagi dan
membawakan renungan dengan tema ”Tuhan memberikan perintah kepada manusia
yang manusia sanggup untuk melaksanakannya”. Namun sebelumnya pada sebelum
ibadat, saya bersama dengan ketua stasi beserta anak-anak misdinar keliling kampung
sambil teriak “oooi...sembahyang ooi”. Hasilnya Gereja penuh dengan umat. Setelah
itu para misdinar pusat paroki melatih misdinar stasi ampera dengan pengawasan
saya. Sorenya sekitar jam 6.30 WIT saya pimpin ibadat kelompok kawanua di rumah
bpk. Marten Tumpawenas Angkouw di Km. 5.
 Tanggal 12 – 20 Juli 2016, saya membantu kelompok kerahiman Ilahi dalam novena
kerahiman Ilahi dengan tema ”Latihan rohani untuk menentukan masa depan” yang
169

dipimpin oleh P. Yos Somar Pr didampingi EFATA grup dari Jakarta dimulai setiap
jam 3.00 WIT.
 Tanggal 17 Juli 2016, saya pimpin ibadat di kelompok arisan Sa’dan Toraja di
keluarga Pauta jam 17.30 WIT
 Tanggal 20 Juli 2016, setelah novena Kerahiman Ilahi, kami ikut pemberkatan rumah
dinas Bpk. Bupati Benny Tambanop dan makan malam di sana.
 Tanggal 21-22 Juli 2016, ikut rapat guru untuk menyusun silabus dan RPP. Tanggal
22 siang berangkat ke stasi Ampera untuk melaksanakan proyek pastoral dengan
mengajak dua orang OMK (Sdri Lidya dan Sdri Markis). Malamnya memberikan
katakese pengajaran iman tentang sakramen pengurapan orang sakit, imamat dan
perkawinan.
 Tanggal 23 Juli 2016, ikut ibadat lingkungan di lingkungan St. Paulus. Setelah itu
memberikan materi kepada OMK dibantu oleh kedua teman OMK. Malamnya
rekreasi bersama.
 Tanggal 24 Juli 2016, ada pimpin ibadat di stasi Ampera dan memberikan renungan
dengan tema ”Doa mengubah segala sesuatu”, setelah itu ada memberikan latihan
menyanyi lagu Pater Noster. Setelah itu pulang ke paroki.
 Tanggal 27 Juli 2016, saya memberkati jenazah Sdr. Esebius Koyan Benggian di
daerah km. 3.
 Tanggal 30 juli 2016, sekolah St. Yoseph melakukan acara perpisahan dengan guru-
guru SM 3 T
 Tanggal 31 Juli 2016, saya pimpin ibadat di dua Gereja yakni Gereja St. Theresia Km.
1 dan Gereja Bunda Hati Kudus Km. 6 dan membawakan renungan dengan tema
“Mencari dunia akan binasa namun mencari Tuhan akan kaya di hadapanNya”

Agustus 2016
 Tanggal 1 Agustus 2016, saya pimpin ibadat peringatan arwah 40 hari dari alm. Bpk
Dominggus Tharcys Katep dan pimpin ibadat di kelompok karyawan BRI Boven
Digoel di rumah ibu Beti.
 Tanggal 4 Agustus 2016, saya memberkati jenazah Almh. Ibu Vitalia Kaey mama dari
Bpk. Vitalis Dambi. Lalu jam 17.30 WIT, saya pimpin ibadat peringatan arwah 40
hari Alm. Bpk Yulianus Tombi. Dan setelah itu saya pimpin adorasi Sakramen
Mahakudus pada Hora Sancta kelompok AKC.
 Tanggal 5 Agustus 2016, saya memimpin adorasi kharismatik di gereja pusat paroki.
 Tanggal 6 Agustus 2016, saya berangkat ke stasi Ampera. Lalu ikut ibadat lingkungan
di lingkungan St. Maria Pantonela. Setelah itu memberikan pengajaran iman tentang
berdoa di hadapan patung dan gambar kudus. Malamnya rekreasi bersama dengan
umat.
 Tanggal 7 Agustus 2016, saya memimpin ibadat sabda di Gereja Stasi dan
membawakan renungan tentang “Tuhan datang bagaikan pencuri”. Setelah itu
melakukan evaluasi program Juni-Juli 2016 dengan jajaran stasi dan ketua-ketua
lingkungan. Sorenya jam 16.30 WIT, saya memberikan pelatihan cara bernyanyi
mazmur yang baik dengan jumlah peserta kira-kira 7 orang.
170

 Tanggal 9 Agustus 2016, saya memimpin ibadat 40 hari adik Paulina Esmeralda
Kandam pada pukul 17.30 WIT.
 Tanggal 10 Agustus 2016, saya pimpin ibadat 40 hari Bpk Timotius Anuk pada pukul
17.30 WIT.
 Tanggal 11 Agustus 2016, saya pimpin ibadat 40 hari Sdri Novita pada pukul 17.30
WIT.
 Tanggal 13 Agustus 2016, saya mengikuti forum terbuka mengenai penanggulangan
dan pencegahan HIV-AIDS di aula kantor Bupati dan memimpin doa pembukaan dan
penutup.
 Tanggal 15 Agustus 2016, saya menonton lomba gerak jalan dari SD hingga umum.
SMA St. Yoseph mendapat juara 1 dan 2 untuk kategori SMA.
 Tanggal 16 Agustus 2016, saya memberikan pembinaan sakramen baptis untuk calon
penerimaan sakramen dengan tema “keputusan dan tanggung jawab orang tua”.
 Tanggal 17 Agustus 2016, diadakan misa di pusat paroki dan saya membantu sebagai
pembaca doa umat dan sebagai lektor serta membagikan komuni.
 Tanggal 18 Agustus 2016, saya ada ikut doa kharismatik di rumah ibu Elisabet.
 Tanggal 20 Agustus 2016, kami para guru dan siswa-siswi St. Yoseph merayakan hari
ulang tahun dengan mengadakan misa syukuran ultah yang pertamadi Gereja Km. 6.
Setelah itu, saya dan ibu-bapa kelompok kharismatik turun ke stasi Ampera untuk
melayani umat di sana. Ada 7 orang kharismatik yang ikut. Malamnya kami
mengadakan doa persekutuan kharismatik di gereja stasi. PUJI TUHAN, ternyata
Tuhan sungguh bekerja dan menjamah banyak orang di stasi sehingga mereka
merasakan kasih Tuhan. Lalu di sambung dengan materi apa itu kharismatik beserta
tujuannya yang dibawakan oleh bpk. Natalis Jamrewav.
 Tanggal 21 Agustus 2016, saya memimpin ibadat di Gereja Stasi Apera dan
membawakan renungan dengan tema “Tuhan mengganjar orang yang mencintai Dia
dan yang menolak Dia” dan anggota kharismatik ikut menyumbangkan 3 lagu.
Setelah itu kami membagi baju-baju bekas layak pakai kepada umat stasi dan
membagi bubur kacang hijau bagi anak-anak.
 Tanggal 22 Agustus 2016, saya pulang ke paroki.
 Tanggal 23 Agustus 2016, saya bertemu dengan pastor pembimbing untuk
membicarakan proyek pastoral yang telah dijalankan. Pastor pembimbing mengatakan
sudah bagus, lanjutkan apa yang telah bagus dan memberi masukan agar lebih
penekanan pada anak-anak muda di stasi ampera.
 Tanggal 24 agustus 2016, saya ikut dalam PDKK hati kudus di rumah ketua
lingkungan Yohanes Pemandi dan membicarakan rencana ke depannya.
 Tanggal 25 Agustus 2016, saya pimpin ibadat misdinar di keluarga sdri. Alanis.
 Tanggal 28 Agustus 2016, saya membawa sakramen untuk orang sakit sebanyak 3
orang. Pada malam harinya saya pimpin ibadat pesta nama pelindung St. Augustinus
pada lingkungan St. Agustinus.
 Tanggal 31 Agustus 2016, saya ikut doa persekutuan kharismatik Katolik di rumah
seksi Liturgi sebagai pemimpin penyembahan.
171

September 2016
 Tanggal 1 September 2016, saya pimpin Hora Sancta kelompok AKC jam 20.00
dengan tema “marilah kepadaku semua yang letih lesu dan berbeban berat”.
 Tanggal 2 September 2016, saya asistensi pastor paroki dan yang berkotbah dengan
tema “jangan menghakimi sebab Allah yang mempunyai hak untuk menghakimi”
dalam misa jumat pertama anak-anak sekolah. Sorenya jam 18.00 WIT saya pimpin
ibadat 40 hari untuk keselamatan jiwa sdr. Esebius koyan benggian. Pada jam 20.00
WIT saya pimpin adorasi gaya kharismatik.
 Tanggal 3 September 2016, saya berangkat ke stasi Ampera dan ikut ibadat
lingkungan di lingkungan 3. Malamnya saya memberikan katakese pengajaran iman
tentang karunia-karunia Roh Kudus. Setelah itu kami rekreasi bersama dengan umat.
 Tanggal 4 September 2016 adalah ultah saya. Saya pimpin ibadat di stasi dan
membawakan renungan dengan tema “ dengan mempertimbangkan sesuatu maka bisa
menemukan kehendak Allah”. Setelah ibadat saya melatih beberapa orang yang
berminat untuk menjadi pembaca. Melatih mereka cara membaca yang baik dan benar
ketika membaca kitab suci. Sorenya jam 17.00 WIT saya memberikan pelatihan dalm
memimpin ibadat dan membuat renungan yang kedua kalinya kepada ketua-ketua
lingkungan. Malamnya kami rekreasi kembali dengan umat.
 Tanggal 5 september 2016, saya pulang ke pusat paroki.
 Tanggal 7 September 2016, saya memimpin ibadah syukuran kelompok kerahiman
Ilahi jam 19.30 WIT
 Tanggal 8 september 2016, saya memberkati rumah Bpk. Nikolaus Poga sekaligus
berdoa bersama dengan anak-anak misdinar.
 Tanggal 11 September 2016, saya memberkati jenazah ibu Adriana Okcap yang
meninggal dunia.
 Tanggal 12 September 2016, saya pimpin ibadat peringatan 3 hari dari ibu adriana
Okcap.
 Tanggal 14 September 2016, saya ikut ibadah Kharismatik. Setelah itu saya
memberkati rumah dari ibu Maria Kambandum.
 Tanggal 17 September 2016, saya berangkat ke stasi Ampera. Saya ikut ibadat
lingkungan di lingkungan 2 St. Petrus. Setelah itu saya memberikan pengajaran iman
tentang malaikat-setan dan roh jahat. Malamnya kami berekreasi dengan umat. Saya
juga mengajak dua OMK (Dian dan Rina).
 Tanggal 18 September 2016, saya meminpin ibadat dan membawakan renungan
dengan tema “memilih Tuhan berarti selamat, memilih dunia berarti binasa”. Setelah
pertemuan dengan para OMK stasi untuk membicarakan persiapan pembentukan
kelompok OMK ini. Dian dan Rina yang ikut juga mengsharingkan pengalaman
mereka ketiak pada awal pembentukan OMK pusat paroki. Pada sora hari, diadakan
pelatihan sikap-sikap liturgi kepada umat dan yang menghadiri cukup banyak.
 Tanggal 19 September 2016, kami pulang ke pusat paroki.
 Tanggal 21 September 2016, saya mengikuti pembicaraan Pra Sinode keuskupan
Merauke yang banyak membicarakan tentang pendidikan, penanaman nilai dala
172

keluarga, kesehatan dan pendampingan pastoral. Dalam rapat juga ada peristiwa yang
lain yakni Pertamina yang ada dekat dengan pelabuhan kali digoel itu terbakar.
 Tanggal 22 September 2016, saya memimpin ibadat ekumene dalam perkumpulan
PERSIT (persatuan ibu-ibu tentara) di rumah mama Celi dan membawakan renungan
dengan tema “perasaan takut dan cemas ada hubungannya dengan dosa”. Saya juga
menghantar anak-anak murid dari SMA St. Yoseph 5 pasang (Tika-Defrito, Alanis –
Riki, Cantika – Jimi, Febby – Rivaldo, Aurelia – Beto).
 Tanggal 23 September 2016, saya memimpin doa untuk acara pernikahan bpk Kani
dan ibu Mina sebagai utusan pastor paroki.
 Tanggal 24 September 2016, saya memimpin ibadat pemberkatan jenazah dari Alm.
Bpk. Benendiktus Onyap
 Tanggal 27 September 2016, saya mengadakan bimbingan rohani yang kedua dengan
Pst. Jhems.

Oktober 2016
 Tanggal 1 Oktober 2016, saya berangkat ke stasi ampera. Saya membuka bulan
rosario dengan memimpin ibadat rosario. Setelah itu saya memberikan pengajaran
iman dengan tema “Maria Bunda Allah”. Selesai itu, rekreasi bersama dengan umat
dengan nonton film.
 Tanggal 2 Oktober 2016, saya pimpin ibadat dan membawakan renungan dengan
tema “Kerendahan hati membuat orang menjadi setia, melayani, dan taat pada Allah”.
Setelah itu diadakan cerdas tangkas dengan soal-soal dari bahan katakese. Link 4
juara 1, Link 3 juara 2, link 1 juara 3, link 5 juara 4, link 2 juara 5. Sorenya kami
berdoa rosario lagi di Gereja.
 Tanggal 3 Oktober 2016, saya pulang ke pusat paroki.
 Tanggal 4 Oktober 2016, saya memberkati jenazah adik Arjuna talubun yang
meninggal. Pada malamnya saya memberikan katakese iman kepada kelompok
kharismatik.
 Tanggal 5 Oktober 2016, saya ikut doa persekutuan Kharimatik
 Tanggal 7 Oktober 2016, saya pimpin adorasi ala kharismatik di gereja pusat paroki.
 Tanggal 12 Oktober 2016, saya pimpin ibadat pemberkatan rumah di keluarga Bpk.
Paskalis Kimkulin.
 Tanggal 14 Oktober 2016, saya pimpin ibadat untuk memperingati hari ulang tahun
dari lingkungan rohani St. Petrus dan membawakan renungan dengan tema “manusia
selalu diperhatikan oleh Tuhan karena manusia berharga”.
 Tanggal 15 Oktober 2016, saya berangkat ke stasi ampera. Lalu saya ikut ibadah
rosario di lingkungan 3 St. Paulus. Setelah itu saya memberikan katakese iman
tentang dogma Maria tetap perawan. Pada malam hari dilanjutkan dengan rekreasi
bersama dengan umat.
 Tanggal 16 Oktober saya pimpin ibadah di stasi dan membawakan renungan dengan
tema “orang-orang pilihan dilindungi, diberkati, dijaga dan didengarkan doa-doanya”.
Setelah itu saya memberikan pembinaan iman kepada SEKAMI. Pada sorenya saya
173

ibadat rosario bersama dengan umat di Gereja yang dipimpin oleh bapak seksi
Katakese.
 Tanggal 17 Oktober saya pulang ke pusat paroki.
 Tanggal 21 Oktober 2016 adalah peringatan dari wafatnya Pater Chevalier yang ke-
109. Saya memimpin ibadat di kelompok AKC. Setelah itu kami syukuran dan makan
bersama.
 Tanggal 22 Oktober 2016 saya menghadiri acara mewakili pastor paroki dalam
launching kartu pegawai sipil elektronik. Saya doa pembukaan dan doa makan.
 Tanggal 24 Oktober 2016, saya pimpin ibadat sabda dan membawakan renungan di
SMA St. Yoseph dengan tema ”Allah mengasihi terlebih dahulu. Maka seharusnyalah
manusia mengasihi Allah dan sesama”.
 Tanggal 25 Oktober 2016, saya melayat mama Sil bersama dengan pastor, bruder dan
Tino.
 Tanggal 26 Oktober 2016, saya pimpin ibadat peringatan 3 hari mama Sil di
rumahnya.
 Tanggal 28 Oktober 2016, mengawasi siswa-siswi bekerja membersihkan Gereja KM.
6.
 Tanggal 29 Oktober 2016, berangkat ke stasi Ampera. Ikut ibadat sabda di lingkungan
1 St. Paulus. Setelah itu memberi materi katakese iman mengenai dogma Maria
dikandung tanpa noda dosa. Setelah rekreasi bersama dengan umat.
 Tanggal 30 Oktober 2016, pimpin ibadat dan membawakan renungan dengan tema
“Tuhan mencintai makhluk ciptaanNya”. Lalu setelah ibadat bersama dewan stasi
membicarakan program untuk 3 bulan ke depannya. Sorenya ikut ibadat rosaario
bersama di Gereja. Malamnya rekreasi bersama dengan umat.
 Tanggal 31 oktober 2016, saya pulang ke paroki. Malamnya saya pimpin ibadat 3 hari
untuk mama Lidya Watan.

Nopember 2016
 Tanggal 1 Nopember 2016, saya ikut misa peringatan orang kudus. Saya membantu
sedikit kelompok kharismatik untuk memaikan musik.
 Tanggal 2 Nopember 2016, saya ikut misa peringatan semua arwah orang beriman.
Saya membaca intensi misa selama 45 menit.
 Tanggal 3 Nopember 2016, saya pimpin ibadat Hora Sancta kelompok AKC pada jam
20.00 WIT
 Tanggal 4 Nopember 2016, saya membawakan kotbah dengan tema “Tuhan nomor
satu dalam hidup ini”. Malamnya saya pimpin ibadat adorasi sakramen Mahakudus
kelompok kharismatik pada jam 18.30 WIT
 Tanggal 5 Nopember 2016, saya memimpin ibadat 40 hari alm. Bpk Benediktus
Onyap jam 18.00 WIT
 Tanggal 7 Nopember 2016, saya memberkati jenazah ibu Tabarun sekaligus yang
menguburkannya.
 Tanggal 8 Nopember 2016, saya memberikan katakese dengan tema “Apakah orang
Katolik menyembah patung?” kepada umat lingkungan St. Elisabet.
174

 Tanggal 9 Nopember 2016, saya memimpin doa kharismatik di rumah ibu Blandina.
 Tanggal 12 Nopember 2016, saya berangkat ke stasi Ampera bersama dengan ibu
Imelda dan saudaranya untuk melihat kondisi Gereja. Sore jam 17.00 WIT kami ikut
doa lingkungan di Lingkungan I St. Paulus. Malamnya saya memberikan katakese
mengenai dogma Maria yang diangkat ke surga. Setelah itu kami berekreasi bersama.
 Tanggal 13 Nopember 2016, saya pimpin ibadat di Gereja stasi dan membawakan
renungan dengan tema ”Hari penghakiman itu ada”. Tetapi sebelum mencapai itu,
Tuhan memberikan tanda-tanda”. Setelah itu pembagian hadiah buat anak-anak
Sekami, dan melakukan evaluasi bersama jajaran stasi beserta ketua-ketua
lingkungan. Sorenya saya melakukan pembinaan OMK di balai desa dibantu oleh ibu
imelda.
 Tanggal 14 Nopember 2016, saya pulang ke stasi bersama ibu Imelda dan saudaranya.
Sorenya saya ikut rapat guru untuk membicarakan ujian akhir semester.
 Tanggal 15 Nopember 2016, saya memberikan katakese kepada lingkungan Elisabet
pusat paroki dengan Tema ”Pengajaran iman tentang neraka-api penyucian-surga”.
 Tanggal 16 Nopember 2016, saya memberkati kios baru dari ibu Pirenda Tebay.
 Tanggal 17 Nopember 2016, saya memberikan pembinaan iman sakramen baptis
dengan tema “Lambang dan arti lambang sakramen”.
 Tanggal 19 Nopember 2016, saya dan P. Jhems berangkat ke stasi Ampera untuk
pelayanan sakramen. Sesampai di sana, saya memberikan pembinaan terakhir buat
calon baptis dan P. Jhems memberikan pembinaan terakhir calon nikah.
 Tanggal 20 Nopember, hari raya Kristus raja semesta Alam, 11 pasangan nikah
diberkati dalam sakramen pernikahan dan 33 anak dipermandikan dan 1 ibu dalam
sakramen pembaptisan. Siangnya kami pulang ke pusat paroki.
 Tanggal 22 Nopember 2016, saya memberikan katakese kepada umat lingkungan St.
Elisabet.
 Tanggal 23 Nopember 2016, saya memberikan pelatihan meditasi chi kepada Bpk.
Bupati. Malamnya saya melanjutkan dengan doa kharismatik.
 Tanggal 26 Nopember 2016, saya berangkat ke stasi ampera. Malamnya tidak
memberikan apa-apa karena tubuh saya kurang sehat.
 Tanggal 27 Nopember 2016, saya pimpin ibadat dan memberikan renungan dengan
tema “Nasehat adalah tanda cinta seseorang kepada orang lain. Nasehat dari Tuhan
dalah tanda cinta Tuhan kepada manusaia yang Ia ciptakan”. Setelah itu saya
pertemuan dengan jajaran stasi dan ketua-ketua lingkungan membahas jalannya doa-
doa lingkungan. Setelah itu saya ikut rapat panitia pembanguna Gereja stasi.
Malamnya saya memberikan katakese tentang pendalaman iman masa adven. Setelah
itu kami rekreasi bersama.
 Tanggal 28 Nopember 2016, saya kembali ke pusat paroki. Setelah itu kesekolah
untuk menjadi juri dari ujian praktek seni budaya.

Desember 2016
 Tanggal 1 Desember 2016, misa pembukaan muspas kevikepan yang dihadiri oleh
beberapa pastor sebagai konselebran. Selebran utama pastor vikep Yohanes Sareta
175

yang diikuti beberapa konselebran yakni pastor Yakob Taufan, pastor Jhems
Kumolontang, pastor Pius Rettob, pastor Igo, pastor Miller.
 Tanggal 2 Desember 2016, muspas kevikepan hari pertama. Pemimpin sidang pastor
igo yang memberikan arahan, lalu refleksi dari pastor vikep dan masukan hasil dari
sinode keuskupan oleh pastor Miller. Muspas kevikepan mindiptana dibuka dengan
menyanyikan lagu “maju bersama” yang dipimpin oleh saya sendiri. Lalu saya
memimpin ice breaking. Setelah itu saya dan fr. Yos, menjadi notulis. Malamnya
dilanjutkan dengan misa bersama Jumat pertama.
 Tanggal 3 Desember 2016, muspas hari kedua sebagai hari terakhir. Saya pimpin
acara pembukaan dan menjadi notulis pada hari itu. Malamnya ditutup dengan makan
malam bersama.
 Tanggal 4 Desember 2016, misa penutupan muspas kevikepan mindiptana yang
ditutup oleh pastor vikep dengan memukul tifa bersama dengan ketua dewan paroki
kepala dinas pertanian, dan beberapa orang.
 Tanggal 5 Desember 2016, kontingen pulang ke tempat masing-masing dan
bersamaan dengan ujian akhir semester hari pertama. Saya juga ikut mengawasi.
 Tanggal 6 Desember 2016, saya mengawasi lagi ujian akhir semester
 Tanggal 7 Desember 2016, saya ikut PDKK di rumah bpk Natalis
 Tanggal 8 Desember 2016 ultah tarekat ke – 162 th. Saya mengisi renungan pagi di
RRI Boven Digoel dengan tema “tiada yang mustahil bagi Tuhan”.saya juga
mengawasi ujian akhir semester dan sorenya ikut misa di Gereja Km. 6, Bunda Hati
Kudus Tanah Merah.
 Tanggal 9 Desember 2016, saya mengawasi ujian akhir semester
 Tanggal 10 Desember 2016, saya pergi ke stasi ampera bersama bpk Vandy, guru seni
budaya untuk menjadi tim juri dalam lomba lagu wajib dan lagu pilihan. Kami
mengunjungi lingkungan St. Petrus, rumah bpk Lukas untuk ibadah lingkungan.
Malamnya memberikan katakese tentang adven II “tanggung jawab keluarga dalam
gereja”. Setelah katakese dilanjutkan dengan chek sound bagi kelompok yang ingin
bertanding.
 Tanggal 11 Desember 2016, saya pimpin ibadah di stasi Ampera dan membawakan
renungan dengan tema “kesabaran itu mendatangkan kebahagiaan”. Setelah itu
upacara peletakan batu pertama untuk pembangunan Gereja. Lalu dilanjutkan dengan
lomba vokal Group antar lingkungan dan solo anak-anak dan dewasa. Sorenya
pembinaan OMK dan malamnya rekreasi bersama.
 Tanggal 12 Desember 2016, kami pulang ke pusat paroki dari stasi.
 Tanggal 13 Desember 2016, saya memberikan katakese kepada umat lingkungan st.
Elisabet tentang adven III dan juga ultah pastor paroki Jhems Kumolontang MSC.
Kami rayakan dengan makan-makan bersama.
 Tanggal 14 Desember 2016, saya mengikuti PDKK di rumah ibu dari kakak Fr. Sam
Yanem MSC.
 Tanggal 15 Desember 2016, saya mengikuti rapat para guru SMA St. Yoseph untuk
membicarakan hasil pencapaian studi dari para siswa-siswi
176

 Tanggal 17-19 Desember 2016, pembukaan rekoleksi bagi para misdinar seluruh
wilayah paroki Hati Kudus Tanah Merah. Rekoleksi dengan tema “semangat misdinar
dalam pelayanan Gereja”. Rekoleksi itu dihadiri oleh 79 misdinar
 Tanggal 20 Desember 2016, saya memberikan katakese kepada St. Elisabet tentang
katakese adven IV
 Tanggal 21 Desember 2016, saya mengikuti PDKK di rumah bpk. Lau. Saya juga
melakukan bimbingan pastoral dengan P. Jhems Kumolontang MSC dan juga
berbicara dengan Superior Daerah Papua Rm. Sukis MSC.
 Tanggal 22 Desember 2016, saya ada pimpin doa syukur dari hari ultah Bpk.
Yanuarius di lingkungan St. Elisabet.
 Tanggal 23 Desember 2016, saya berangkat ke stasi Ampera. Malamnya saya
memberikan katakese adven III.
 Tanggal 24 Desember 2016 adalah malam natal. Saya pimpin ibadah dengan
membawakan renungan dengan tema “terang itu sudah datang”
 Tanggal 25 Desember 2016 adalah pesta natal. Saya pimpin ibadah dengan
membawakan renungan dengan tema “rendah hati itu membawa kebahagiaan”.
Setelah itu pembagian hadiah kepada yang juara vokal group dan solo serta makan
bersama dengan umat lingkungan Maria Fontanela dan para aparatur kampung.
Malamnya saya makan-makan dengan OMK di depan pastoran dan nonton bersama.
 Tanggal 26 Desember 2016, natal hari kedua untuk memperingati pesta St. Stefanus.
Saya pimpin ibadah dan membawakan renungan dengan tema ” tantangan
memurnikan diri untuk mengikuti Kristus”. Setelah ibadat saya pulang kembali ke
pastoran sambil membawa ayam kampung pemberian umat.
 Tanggal 26 Desember 2016, saya memimpin doa ucapan syukur atas keluarga besar
Wodon.
 Tanggal 27 Desember 2016, bersama ibu seksi sosial bersama juga dengan ibu-ibu
WKRI kami mengunjungi RUTAN cabang Boven Digoel untuk membuat ibadah dan
memberikan komuni kudus kepada para tahanan yang ada 3 orang Katolik dan 1
orang Protestan.
 Tanggal 31 Desember 2016, misa tutup tahun yang diselenggarakan di Gereja pusat
paroki. Saya membantu membagikan komuni.

Januari 2017
 Happy new year 2017. Misa pembukaan tahun tanggal 1 Januari 2017
diselenggarakan di Gereja pusat paroki. Malamnya saya ikut acara bakar-bakar ayam
dan ikan serta makan malam di lingkungan Elisabet di rumah bpk. Yanuarius
 Tanggal 2 Januari 2017, saya bersama kelompok kharismatik mengadakan doa syukur
sekaligus ibadat pemberkatan usaha baru dari Bpk. Jo di tempat kolam umum milik
beliau. Jam 6 sore ikut misa harian pada hari Senin, setlah itu kami makan-makan di
rumah Bpk. Andy Fatlolon.
 Tanggal 6 Januari 2017, saya bersama pastor paroki, suster Yudith KYM, Tino pergi
ke kolam berenang untuk berenang di tempat bpk Jo
177

 Tanggal 7 Januari 2017, saya pergi ke stasi Ampera. Malamnya tidak jadi katakese
karena hujan
 Tanggal 8 Januari 2017, saya pimpin ibadat dengan membawakan renungan dengan
tema “Yesus raja diatas segala raja” pada pesta penampakan Tuhan. Setelah itu saya
kumpul dengan dewan jajaran stasi untuk membicarakan program 2 bulan ke depan.
Sorenya saya memberikan pembinaan kepada OMK. Malamnya saya memberikan
katakese tentang keluarga. Setelah itu rekreasi bersama dengan umat.
 Tanggal 9 Januari 2017, saya pulang ke paroki
 Tanggal 13 Januari 2017, saya pimpin rapat untuk pembentukan tim kerja dalam
RAKER 2017 paroki Hati Kudus Tanah Merah. Malamnya saya pimpin doa syukur
atas hari ulang tahun ibu Dolores Ulukyanan.
 Tanggal 14 Januari 2017, ikut misa pembukaan tahun ajaran genap di sekolah SMA
St. Yoseph Tanah Merah. Bertugas sebagai panitia sekasi Liturgi dan Acara. Sorenya
saya pimpin ibadat di Bank Papua cabang Tanah Merah dengan membawakan
renungan dengan tema “Yesus datang bukan untuk mencari orang benar namun
mencari orang yang berdosa”.
 Tanggal 16 Januari 2017, mulai mengajar lagi english conversation kelas XA. Saya
minta mereka untuk menceritakan pengalaman selama liburan dengan bahasa Inggris.
 Tanggal 17 Januari 2017, mengajar di kelas XII IPA bergabung dengan XII IPS.
Mengajar tentang Question Tag. Sorenya memberikan katakese kepada umat St.
Elisabet tentang Dogma gelar Maria Bunda Allah.
 Tanggal 18 Januari 2017, saya ikut PDKK di rumah ibu Sance. Bertepatan dengan
dibukanya doa sepekan sedunia
 Tanggal 20 Januari 2017, saya memberikan pembinaan sakramen pernikahan.
Temanya adalah sakramen-sakramen kepada dua orang calon pasangan nikah.
 Tanggal 21 Januari 2017, saya pergi ke stasi Ampera bersama ibu Elis dan ibu
Blandina mewakili kelompok Kharismatik. Kami mengadakan praise and worship dan
ibu Elis membantu memberikan materi.
 Tanggal 22 Januari 2017, saya pimpin ibadat di stasi Ampera dan membawakan
renungan dengan tema “bertobatlah sebab kerajaan Allah telah dekat”. Setelah itu
dilanjutkan dengan cerdas tangkas yang dimenangi oleh Juara I lk 4, Juara II lk III,
juara III lk 1, juara IV lk 2, Juara V lk. 5. Malamnya rekreasi dengan umat Ampera
dengan menonton film.
 Tanggal 23 Januari 2017, saya pulang ke pusat paroki. Setelah itu saya memberkati
jenazah Bpk. Godefridus Iriyanan di jalan Ampera. Sorenya kami melayat ke Alm.
Bpk. Yohanes Baptista.
 Tanggal 24 Januari 2017, saya minta sakramen pertobatan dan ikut misa pagi di
susteran PBHK.
 Tanggal 25 Januari 2017, saya ikut PDKK dan menutup pekan doa sedunia.
 Tanggal 28 Januari 2017 adalah Hari raya Imlek Ayam Api 2568. Saya mengunjungi
keluarga bapak Ilong.
 Tanggal 30 Januari 2017, saya pimpin ibadat 40 hari alm. Bpk. Kristoforus Kunoy
Tombinap
178

 Tanggal 31 Januari 2017, mengikuti acara ulang tahun dari Bpk. Henky Yanit, ketua
dewan paroki.

Pebuari 2017
 Tanggal 3 Pebuari 2017, hari Jumat pertama. Saya membawakan kotbah dengan tema
 Tanggal 4 Pebuari 2017, saya memimpin ibadat di rumah ibu Dolorosa Ulukyanan,
ibadat para karyawan BRI. Lalu disambung dengan ibadat syukur Pesta Bona Taon
Ikatan keluarga Batak di aula Rehobot.
 Tanggal 6 Pebuari 2017, saya pimpin ibadat sabda peringatan arwah 40 hari adik
Theodora Krisensia Kundarok. Setelah itu saya mengikuti acara perpisahan dengan P.
Jhems Kumolontang MSC.
 Tanggal 7 Pebuari 2017, P. Jhems Kumolontang MSC pergi meninggalkan Paroki
Hati Kudus Tanah Merah. Malamnya saya pimpin ibadat peringatan arwah 7 hari
Alm. Bpk. Tobias Ugo.
 Tanggal 11 pebuari 2017, berangkat ke stasi Ampera. Rencana mau ikut ibadah di
lingkungan satu namun sudah selesai. Lalu dilanjutkan dengan katakese umat tentang
dampak miras bagi kesehatan, masyarakat dan Gereja. Setelah dilanjutkan dengan
rekreasi bersama.
 Tanggal 12 Pebuari 2017, saya pimpin ibadat di stasi Ampera dan memabwakan
renungan dengan tema “hidup diperhadapkan dengan berbagai pilihan, sama-sama
mendapat ganjaran”. Setelah itu saya melatih para jajaran dewan stasi untuk
memimpin ibadat pemberkatan jenazah.
 Tanggal 13 Pebuari 2017, saya pulang ke pusat paroki.
 Tanggal 14 Pebuari 2017, OMK pusat paroki mengadakan acara hari Valentine yang
diikuti juga oleh para misdinar paroki. Dibuka dengan misa kudus yang dipimpin oleh
P. Yoseph Jorolan MSC. Setelah itu dilanjutkan dengan tukar kado dan acara rekreasi
bersama anak-anak OMK.
 Tangal 15 Pebuari 2017, ikut bersih-bersih di pastoran. Saya pindah ke kamar P.
Jhems.
 Tanggal 17 Pebuari 2017, memberikan les tambahan kepada anak-anak murid kelas
Xa SMA St. Yosph di sekretariat WKRI dari jam 16.15 WIT sampai jam 17.35 WIT.
 Tanggal 18 Pebuari 2017, Fr. Andre Wohon MSC datang ke Tanah Merah dan saya
jemput dia di bandara.
 Tanggal 20 Pebuari 2017, misa pemberkatan ruang pastoran baru misa jam 18.00
WIT. Saya mendapat kepercayaan dari Bpk uskup agung Merauke untuk
membawakan presentasi tentang keuskupan agung Merauke. Saya mempersiapkan
diri bersama Bpk uskup.
 Tanggal 21 Pebuari 2017, kedatangan para uskup setanah papua di paroki Hati Kudus
Tanah Merah. Mereka adalah uskup Timika, Uskup Agats, Uskup Manokwari-
Sorong, uskup Jaya pura, uskup Merauke. Datang sekitar jam 11.00 WIT dengan
pesawat AMA dan disambut dengan meriah oleh seluruh umat di Tanah Merah. Sore
harinya sekitar jam 17.00 WIT, saya mempresentasikan tentang keuskupan Agung
179

Merauke di hadapan Audiens, para pejabat dan para uskup. Malamnya dilanjutkan
dengan misa bersama umat di Gereja pusat paroki.
 Tanggal 22 Pebuari 2017, pertemuan intern para uskup merupakan pertemuan inti
mereka. Sorenya jam 16.30 WIT para uskup mengadakan dialog dengan para umat
dan dilanjutkan misa pada jam 18.00 WIT.
 Tanggal 23 Pebuari 2017, para uskup bergerak ke arah Mindiptana. Menginap di sana.
Keesokan harinya mereka pulang.
 Tanggal 24 Pebuari 2017, saya memberkati jenazah seorang bayi berusia dua bulan
yang belum dibaptis bernama Antonia Wandim.
 Tanggal 25 Pebuari 2017, saya dan Fr. Andre pergi ke stasi Ampera. Kami ikut ibadat
lingkungan. Saya ke lingkungan dua dan Fr. Andre ke lingkungan 3. Katakese dan
rekreasi dibatalkan karena genset tidak menyala.
 Tanggal 26 Pebuari 2017, saya pimpin ibadat di stasi Ampera dan membawakan
renungan dengan tema : “bergantung pada Tuhan adalah ciri dari orang yang
beriman”. Pada jam 17.00 WIT saya memberikan pelatihan ibadat peringatan arwah 3
hari dan mengulangi kembali ibadat pemberkatan jenazah dengan praktek langsung.
Pada jam 19.30 WIT saya memberikan katakese tentang dampak narkoba bagi
kesehatan, masyarakat dan Gereja. Setelah itu lanjut dengan rekreasi bersama dengan
umat.
 Tanggal 27 Pebuari 2017, kami pulang ke pusat paroki.
 Tanggal 28 Pebuari 2017, saya ikut misa peringatan arwah 40 hari Bpk John Baptista

Maret 2017
 Tanggal 1 Maret 2017 adalah hari Rabu Abu. Saya ikut misa pagi anak sekolah dan
ikut membantu memberikan abu dan hosti kepada anak-anak sekolah. Sorenya saya
berangkat ke stasi Mawan untuk pimpin ibadat dan membagikan abu di sana.
 Tanggal 2 Maret 2017, jalan salib pertama dalam masa puasa. Saya ikut misa Jumat
pertama dan jalan salib.
 Tanggal 4 Maret 2017, saya berangkat ke stasi Ampera. Saya ikut doa lingkungan 1
dan membawakan renungan singkat. Malamnya saya memberikan katakese tentang
dosa dan rekreasi bersama dengan umat.
 Tanggal 5 Maret 2017, saya pimpin ibadat di stasi Ampera, membacakan surat
gembala, memberikan abu kepada umat di sana. Sorenya saya memberikan pelatihan
pimpin ibadat pemakaman jenazah, ibadat peringatan arwah 40 hari dan pelatihan
pimpin ibadat sabda di Gereja. Malamnya rekreasi bersama dengan umat.
 Tanggal 6 Maret 2017, saya pulang kembali ke pusat paroki.
 Tanggal 8 Maret 2017, saya mengikuti rapat pemilihan pengurus baru kelompok
kategorial Kharismatik. Bpk. Natalis Jamrewav terpilih sebagai ketua koordinator.
 Tanggal 10 Maret 2017, saya memberkati jenazah Almh. Ibu Rosalina Kimbup.
Sorenya saya mengikuti ibadat jalan salib dan setelah itu misa.
 Tanggal 11 Maret 2017, saya berekreasi bersama dengan anak-anak misdinar di
kolam renang bpk. Jo.
180

 Tanggal 12 Maret 2017, saya asistensi misa dengan P. Melky MSC, baca Injil dan
bagi komuni.
 Tanggal 13 Maret 2017, saya pimpin ibadat peringatan arwah 40 hari Alm. Bpk
Tobias Ugo.
 Tanggal 14 Maret 2017, memberikan katakese untuk lingkungan St. Elisabet jam
17.00 WIT.
 Tanggal 15 Maret 2017, ikut PDKK jam 17.00 WIT.
 Tanggal 18 Maret 2017, ikut misa memperingati pesta nama SMA St. Yoseph Tanah
Merah. Sorenya berangkat ke stasi Ampera dan ikut doa di lingkungan St. Paulus dan
memberikan renungan singkat.
 Tanggal 19 Maret 2017, pimpin ibadat di Gereja Stasi Ampera dan memberikan
renungan dengan tema “Air hidup yang diberikan oleh Yesus jauh melebihi dari
segala sesuatu yang ada di dunia ini”. Malam harinya saya memberikan katakese
tentang “salib”.
 Tanggal 20 Maret 2017, pulang kembali ke pusat paroki.
 Tanggal 21 Maret 2017, memberikan katakese umat di lingkungan St. Elisabet
 Tanggal 22 Maret 2017, mengikuti doa di PDKK Hati Kudus Tanah Merah dan
mendoakan banyak orang.
 Tanggal 23 Maret 2017, memberikan pembinaan sakramen baptis di pusat paroki
tentang lambang-lambang dalam sakramen baptis.
 Tanggal 24-26 Maret 2017, memberikan rekoleksi kepada anak-anak SD St. Don
Bosco di wilayah Wet.
 Tanggal 28 Maret 2017, saya mengikuti rapat umum kelompok kharismatik Hati
Kudus Tanah Merah. Rapat itu dibuka pada oleh pastor paroki Pastor Pius Rettob
MSC dan ditutup oleh saya sendiri.
 Tanggal 29 Maret 2017, saya mengikuti doa PDKK Hati Kudus Tanah Merah.
 Tanggal 30 Maret 2017, saya memimpin ibadat kelompok misdinar dan membawakan
renungan singkat tentang kesaksian.
 Tanggal 31 Maret 2017, saya ikut jalan salib dan dilanjutkan dengan misa.
181

LAMPIRAN 3 : LAPORAN KEUANGAN SELAMA TAHUN PASTORAL

Tanggal Keterangan Debet Kredit


1-1-2016 Saldo awal 509.400
1-1-2016 Dapat uang dari pastor 200.000
2-1-2016 Belanja 49.000
3-1-2016 Terima uang saku 250.000
7-1-2016 Dapat dari pimpin ibadat 300.000
7-1-2016 Beli pulsa 52.000
14-1-2016 Dapat dari pimpin ibadat 400.000
14-1-2016 Beli kispray 9.000
17-1-2016 Beli susu 90.000
18-1-2016 Beli handuk kecil 35.000
18-1-2016 Beli kaca 90.000
18-1-2016 Beli botol air 20.000
18-1-2016 Mendaftar fitnes 200.000
20-1-2016 Beli 2 sisir pisang 30.000
24-1-2016 Dapat dari pimpin doa 100.000
25-1-2016 Beli susu dan sambal 96.000
29-1-2016 Dapat dari pimpin penguburan 250.000
31-1-2016 Dapat dari pimpin rekoleksi 1.000.000
31-1-2016 Dapat dari pimpin ibadat 7 hari 200.000

Total 3.209.400 671.000


Saldo akhir 2.538.400
Balance 3.209.400 3.209.400
Laporan Keuangan Bulan Januari 2016
182

Laporan Keuangan Bulan Pebruari 2016

Tanggal Keterangan Debet Kredit


1-2-2016 Saldo awal 2.538.400
1-2-2016 Beli 2 CD DVD + makan bakso 80.000
2-2-2016 Beli es campur dan pisang 45.000
2-2-2016 Amal 20.000
7-2-2016 Dapat dari pimpin rekoleksi 1.500.000
7-2-2016 Beli pulsa 52.000
9-2-2016 Dapat uang saku 250.000
10-2-2016 Beli susu 90.000
10-2-2016 Beli suplemen 7.000
11-2-2016 Beli suplemen 14.000
14-2-2016 Beli coklat 29.000
14-2-2016 Jahit celana 50.000
15-2-2016 Makan 25.000
15-2-2016 Bengkel 40.000
15-2-2016 Belanja 108.000
15-2-2016 Amal 13.500
15-2-2016 Beli pulsa 34.000
15-2-2016 Belanja 48.000
15-2-2016 Dapat pimpin ibadat 300.000
16-2-2016 Makan 5.000
17-2-2016 Dapat pimpin ibadat 200.000
18-2-2016 Makan 10.000
18-2-2016 Beli spidol 24.000
19-2-2016 Beli 1 CD DVD 20.000
19-2-2016 Belanja 55.500
19-2-2016 Amal 20.000
21-2-2016 Dapat pimpin rekoleksi 500.000
22-2-2016 Belanja 123.000
24-2-2016 Dapat dari pimpin ibadat 500.000
25-2-2016 Makan 50.000
25-2-2016 Amal 10.000
27-2-2016 Beli jam dinding 100.000
27-2-2016 Makan es 20.000
28-2-2016 Amal 10.000
29-2-2016 Makan 5.000
183

29-2-2016 Belanja 57.500


Total 5.788.400 1.165.500
Saldo akhir 4.622.900
Balance 5.788.400 5.788.400

Laporan Keuangan Bulan Maret 2016

Tanggal Keterangan Debet Kredit


1-3-2016 Saldo awal 4.622.900
1-3-2016 Makan 10.000
4-3-2016 Makan 16.000
4-3-2016 Belanja 51.500
4-3-2016 Terima uang saku 250.000
5-3-2016 Beli pulsa 35.000
5-3-2016 Dapat dari pimpin ibadat 800.000
5-3-2016 Dapat dari P. Vikep 100.000
6-3-2016 Dapat dari pimpin ibadat 200.000
6-3-2016 Beli bensin 20.000
7-3-2016 Makan 15.000
7-3-2016 belanja 192.000
7-3-2016 Bayar fitness 150.000
7-3-2016 Dapat dari Pst. Jhems 100.000
8-3-2016 Makan 20.000
10-3-2016 Beli 2 DVD 40.000
11-3-2016 Beli bensin 20.000
11-3-2016 Beli ATK 24.000
12-3-2016 Beli bensin 32.000
12-3-2016 Masuk bengkel 110.000
13-3-2016 Dapat dari pimpin ibadat 700.000
13-3-2016 Masuk bengkel 340.000
14-3-2016 makan 10.000
15-3-2016 Belanja 132.000
16-3-2016 Main internet 20.000
17-3-2016 Belanja 170.000
17-3-2016 amal 20.000
/-3-2016 makan 20.000
21-3-2016 belanja 40.000
22-3-2016 Dapat dari pimpin ibadat 650.000
22-3-2016 Belanja 162.000
26-3-2016 belanja 110.000
27-3-2016 Main internet 20.000
28-3-2016 Amal 20.000
30-3-2016 Dapat dari rekoleksi 500.000
31-3-2016 Beli tepung kentucky + makan 160.000
31-3-2016 Ongkos 36.116
Total 7.822.900 1.888.616
184

Saldo akhir 5.934.284


Balance 7.822.900 7.822.900

Laporan Keuangan Bulan April 2016

Tanggal Keterangan Debet Kredit


1-4-2016 Saldo awal 5.934.284
2-4-2016 Dapat dari pimpin ibadat 300.000
6-4-2016 Dapat uang paskah 600.000
8-4-2016 Dapat dari pimpin ibadat 50.000
16-4-2016 Dapat uang dari umat 300.000
16-4-2016 Dapat uang dari Pst. Jhems 500.000
16-2-2016 Dapat uang dari ketua KBM 800.000
17-4-2016 Dapat uang dari pelayanan 300.000
18-4-2016 Beli film 100.000
?-4-2016 belanja 195.000
19-4-2016 Belanja 116.500
20-4-2016 Beli kacamata 1.600.000
20-4-2016 Bayar ongkos mobil 700.000
20-4-2016 belanja 112.500
21-4-2016 Beli bensin + makan 32.000
22-4-2016 Beli baju kolar 231.000
23-4-2016 Servis komputer 200.000
24-4-2016 Beli bensin 20.000
25-4-2016 Makan 10.000
26-4-2016 Makan 7.000
27-4-2016 Main internet 10.000
28-4-2016 Makan 9.000
28-4-2016 Terima honor mengajar 500.000
28-4-2016 belanja 80.000
30-4-2016 Beli pulsa 23.000
?-4-2016 Belanja 427.673
Total 9.284.284 3.873.673
Saldo akhir 5.410.611
Balance 9.284.284 9.284.284

Laporan Keuangan Bulan Mei 2016

Tanggal Keterangan Debet Kredit


185

1-5-2016 Saldo awal 5.410.611


2-5-2016 Beli bensin 10.000
2-5-2016 Terima dari pimpin rekoleksi 300.000
2-5-2016 Terima dari Pastor 94.000
2-5-2016 makan 15.000
3-5-2016 Terima uang saku 250.000
3-5-2016 Makan 26.000
4-5-2016 belanja 79.000
4-5-2016 Dapat dari pimpin ibadat 300.000
5-5-2016 Beli pulsa 23.000
6-5-2016 Beli bensin 20.000
6-5-2016 Belanja 67.000
8-5-2016 Dapat dari pimpin ibadat 300.000
9-5-2016 Beli bensin 20.000
11-5-2016 Dapat dari acara bupati 250.000
12-5-2016 Makan 20.000
13-5-2016 Bayar fitness 250.000
13-5-2016 Belanja 175.000
14-5-2016 Dapat dari pendampingan AKC 500.000
14-5-2016 Dapat dari pimpin ibadat 500.000
15-5-2016 Makan 91.000
15-5-2016 belanja 29.000
17-5-2016 Makan 15.000
17-5-2016 Dapat transferan 1.200.000
19-5-2016 Makan 19.000
20-5-2016 Amal 100.000
20-5-2016 Belanja 168.000
21-5-2016 Beli dompet 100.000
23-5-2016 Makan 10.000
23-5-2016 Beli pisang 20.000
24-5-2016 Makan 14.000
24-5-2016 Beli bensin 10.000
25-5-2016 Makan + minum 12.000
26-5-2016 Beli bensin 20.000
26-5-2016 Makan + belanja 16.000
27-5-2016 Amal 25.000
27-5-2016 Belanja 76.500
27-5-2016 Dapat uang transport dari Pastor 200.000
27-5-2016 Beli permen + ongkos ke stasi 66.000
29-5-2016 Ongkos pulang ke paroki 50.000
30-5-2016 Makan 5.000
31-5-2016 Beli bensin+makan+beli 150.000
kaos+pulsa
Total 9.304.611 1.701.500
Saldo akhir 7.603.111
Balance 9.304.611 9.304.611

Laporan Keuangan Bulan Juni 2016


186

Tanggal Keterangan Debet Kredit


1-6-2016 Saldo awal 7.603.111
1-6-2016 ongkos 156.353
2-6-2016 Belanja 375.000
2-6-2016 Dapat dari pimpin ibadat 300.000
3-6-2016 Belanja 89.000
3-6-2016 Dapat dari pimpin doa 200.000
5-6-2016 Beli bensin 20.000
6-6-2016 Makan 2.000
9-6-2016 Beli kelapa 25.000
9-6-2016 Dapat dari pimpin ibadat 1.000.000
10-6-2016 belanja 95.000
10-6-2016 Dapat uang saku dari Pst. 250.000
Jhems
10-6-2016 Ongkos ke stasi Ampera 50.000
12-6-2016 Belanja 91.500
12-6-2016 Amal 15.000
12-6-2016 Bayar uang perahu dari ampera 300.000
13-6-2016 Beli bensin + makan 38.000
13-6-2016 Belanja 50.000
13-6-2016 Dapat dari pimpin ibadat 200.000
14-6-2016 Makan 5.000
14-6-2016 Ada yang pinjam 100.000
15-6-2016 Amal 50.000
15-6-2016 Dapat honor dari mengajar 300.000
18-6-2016 Dapat honor mengajar 1.000.000
19-6-2016 Beli hp + pulsa data 2.714.000
20-6-2016 Beli bensin 20.000
21-6-2016 Beli senar gitar dan ptg rambut 40.000
21-6-2016 Dapat dari pimpin ibadat 300.000
22-6-2016 Belanja 198.000
27-6-2016 Amal 100.000
28-6-2016 Dapat dari pemberkatan rumah 50.000
30-6-2016 Dapat dari pimpin ibadat 300.000
30-6-2016 Makan 115.000
30-6-2016 ongkos 194.192

Total 11.503.111 4.843.045


Saldo akhir 6.660.066
Balance 11.503.111 11.503.111

Laporan Keuangan Bulan Juli 2016

Tanggal Keterangan Debet Kredit


1-7-2016 Saldo awal 6.660.066
1-7-2016 Makan + bensin 75.000
3-7-2016 Dapat dari pimpin ibadat 500.000
187

4-7-2016 Dapat uang saku dari Pst. 250.000


Jhems
5-7-2016 Belanja + amal 60.000
8-7-2016 belanja 87.500
10-7-2016 Dapat dari pimpin ibadat 200.000
11-7-2016 Beli data pulsa 50.000
12-7-2016 Belanja 67.000
17-7-2016 Dapat dari pimpin ibadat 200.000
18-7-2016 Beli bensin 30.000
22-7-2016 Belanja + ongkos taksi 117.000
26-7-2016 makan 7.000
29-7-2016 Naik taksi 10.000
31-7-2016 Dapat dari pimpin ibadat 200.000
?-7-2016 Ongkos 237.677

Total 8.010.066 741.177


Saldo akhir 7.268.889
Balance 8.010.066 8.010.066

Laporan Keuangan Bulan Agustus 2016

Tanggal Keterangan Debet Kredit


1-8-2016 Saldo awal 7.268.889
1-8-2016 Beli pulsa 36.000
1-8-2016 belanja 41.500
1-8-2016 Dapat dari pimpin ibadat (2 tmpt) 800.000
2-8-2016 Dapat dari pelayanan kerahiman 500.000
4-8-2016 Makan 5.000
8-8-2016 Belanja 38.500
9-8-2016 Makan 4.000
9-8-2016 Dapat dari pimpin ibadat 40 hari 150.000
9-8-2016 belanja 33.000
9-8-2016 Dapat dari Sr. Vera 50.000
10-8-2016 Beli pulsa 23.000
10-8-2016 Dapat daripimpin ibadat 40 hari 1.000.000
188

11-8-2016 Makan 5.000


12-8-2016 Belanja 51.000
13-8-2016 Beli pulsa 23.000
13-8-2016 Belanja 60.000
14-8-2016 Makan 45.000
14-8-2016 Main internet 10.000
15-8-2016 Dapat uang saku dari Pst. Jhems 250.000
15-8-2016 Ganti ban dalam dan oli + bensin 120.000
16-8-2016 Sumbang utk gereja Ampera 150.000
17-8-2016 Main internet 10.000
18-8-2016 Sumbang untuk acara sekolah 20.000
19-8-2016 Main internet 30.000
20-8-2016 Dapat dari Pst. Jhems 300.000
20-8-2016 Bayar cetak baliho 380.000
20-8-2016 belanja 50.000
22-8-2016 Ongkos pulang ke paroki 50.000
23-8-2016 Belanja 56.000
25-8-2016 Jajan, isi bensin, kirim surt, 67.000
internet
26-8-2016 Main internet 10.000
?-8-2016 jajan 18.000
Total 10.318.889 1.336.000
Saldo akhir 8.982.889
Balance 10.318.889 10.318.889

Laporan Keuangan Bulan September 2016

Tanggal Keterangan Debet Kredit


1-9-2016 Saldo awal 8.982.889
?-9-2016 Belanja 114.000
2-9-2016 Trima dari pimpin ibadat 40 hari 200.000
3-9-2016 Belanja 62.000
3-9-2016 Ongkos ke stasi 50.000
5-9-2016 Ongkos pulang 50.000
5-9-2016 Dapat dari ketua link 3 100.000
6-9-2016 Main internet 10.000
7-9-2016 Dapat dari pimpin ibadat 600.000
8-9-2016 jajan 9.000
9-9-2016 Belanja 82.000
10-9-2016 Main internet 10.000
11-9-2016 Dapat dari Bruder 30.000
13-9-2016 Fitness + beli pulsa + minum 178.000
13-9-2016 ongkos 213.968
14-9-2016 Dapat dari pimpin ibadat 200.000
189

15-9-2016 Beli minum + makan 15.000


?-9-2016 Beli bensin 20.000
17-9-2016 Belanja + ongkos ke stasi Ampera 168.000
19-9-2016 Ongkos pulang ke stasi 100.000
21-9-2016 Beli ban dalam baru 60.000
22-9-2016 amal 20.000
22-9-2016 Dapat dari dinas pariwisata 200.000
22-9-2016 Dapat dari pimpin ibadat 100.000
23-9-2016 Belanja + main internet 78.000
24-9-2016 Main internet 8.000
26-9-2016 belanja 66.000
28-9-2016 Main internet + belanja 82.000
29-9-2016 jajan 24.000
?-9-2016 Dapat dari DEPAG 1.200.000
30-9-2016 ongkos 110.500

Total 11.612.889 1.530.468


Saldo akhir 10.082.421
Balance 11.612.889 11.612.889

Laporan Keuangan Bulan Oktober 2016

Tanggal Keterangan Debet Kredit


1-10-2016 Saldo awal 10.082.421
1-10-2016 Terima uang saku dr P. Jhems 250.000
1-10-2016 Belanja 33.500
1-10-2016 Ongkos ke stasi 50.000
3-10-2016 Ongkos pulang ke paroki 50.000
4-10-2016 Belanja 195.000
5-10-2016 Dapat dari ujud doa 35.000
5-10-2016 Beli pulsa + main internet 31.000
6-10-2016 jajan 14.000
8-10-2016 belanja 182.500
9-10-2016 Makan bakso + internet 48.000
11-10-2016 Beli minuman + gado2 25.000
11-10-2016 Terima dari hasil penjualan 89.000
minum
11-10-2016 belanja 20.000
12-10-2016 Dapat dari pimpin ibadat 100.000
12-10-2016 Main internet 8.000
13-10-2016 Main internet + beli bensin 36.000
13-10-2016 Terima dari hasil penjualan 165.000
minum
14-10-2016 Terima dari sr. Vera 200.000
190

14-10-2016 Terima dari pimpin ibadat 300.000


15-10-2016 Terima dari br untuk ongkos jalan 235.000
15-10-2016 Ongkos jalan+snack 110.000
15-10-2016 Bayar baju 395.000
17-10-2016 Ongkos plg ke paroki 50.000
18-10-2016 Main internet 24.000
19-10-2016 Beli baygon 27.000
21-10-2016 makan 40.000
24-10-2016 Main internet + makana 12.000
26-10-2016 Terima dari pimpin ibadat 500.000
27-10-2016 Terima dari pimpin ibadat 300.000
27-10-2016 Amal 20.000
28-10-2016 belanja 176.000
28-10-2016 Dapat honor mengajar (3 bln) 2.100.000
29-10-2016 Dapat honor pengawas ujian MS 50.000
29-10-2016 Belanja + beli pulsa 70.000
29-10-2016 Ongkos ke stasi 50.000
31-10-2016 Ongkos pulang ke stasi + ongkos 120.257
Total 14.406.421 1.787.257
Saldo akhir 12.619.164
Balance 11.612.889 11.612.889

Laporan Keuangan Bulan Nopember 2016

Tanggal Keterangan Debet Kredit


1-11-2016 Saldo awal 12.619.164
1-11-2016 Dapat dari ikut acara di aula Bupati 100.000
2-11-2016 Belanja + beli bensin 73.000
3-11-2016 Makan 20.000
4-11-2016 Terima uang saku dr P. Jhems 250.000
5-11-2016 Ganti ban dalam + oli 110.000
5-11-2016 Dapat dari pimpin ibadat 500.000
7-11-2016 Belanja untuk hadiah 108.000
9-11-2016 Beli bensin 20.000
10-11-2016 Jajan 16.000
11-11-2016 belanja 25.000
12-11-2016 Belanja 78.000
12-11-2016 Ongkos ke stasi ampera 100.000
14-11-2016 Makan 85.000
16-11-2016 Beli bensin 15.000
17-11-2016 Makan 10.000
18-11-2016 Beli kupon 5.000
18-11-2016 Makan 60.000
21-11-2016 Pasang ban dalam baru + internet 68.000
22-11-2016 Main internet 24.000
22-11-2016 Dapat dari ketua lingkungan 500.000
elisabet
-11-2016 Isi bensin 20.000
191

23-11-2016 Makan 9.000


23-11-2016 Dapat dari doa derma 250.000
24-11-2016 makan 15.000
25-11-2016 makan 10.000
25-11-2016 Beli shampo
26-11-2016 Beli snack 39.000
28-11-2016 Ongkos pulang ke pusat paroki 50.000
29-11-2016 Terima dari rekoleksi SMA N 1 500.000
30-11-2016 ongkos 205.337

Total 14.719.164 1.165.337


Saldo akhir 13.553.827
Balance 14.719.164 14.719.164

Laporan Keuangan Bulan Desember 2016

Tanggal Keterangan Debet Kredit


1-12-2016 Saldo awal 13.553.827
1-12-2016 Belanja + isi bensin 55.000
1-12-2016 makan 10.000
3-12-2016 belanja 52.000
4-12-2016 makan 10.000
4-12-2016 belanja 25.000
6-12-2016 Terima uang saku dari P. Jhems 250.000
8-12-2016 makan 17.000
10-12-2016 ongkos ke stasi 50.000
12-12-2016 Ongkos pulang 50.000
12-12-2016 Beli sandal 210.000
12-12-2016 Bantuan departemen keagamaan 1.200.000
13-12-2016 Beli bensin dan tambah angin 26.000
15-12-2016 Main internet 16.000
17-12-2016 Main internet 8.000
19-12-2016 Terima dari rekoleksi 1.500.000
20-12-2016 Dapat honor mengajar 3 bulan 2.150.000
22-12-2016 Terima dari membawakan doa 500.000
23-12-2016 Belanja snack untuk ke stasi 71.000
26-12-2016 Ongkos pulang ke stasi 50.000
26-12-2016 Dapat dari ketua stasi Ampera 100.000
26-12-2016 Dapat dari membawakan doa 300.000
27-12-2016 Beli obat + bedak + bensin 121.000
28-12-2016 belanja 43.000
29-12-2016 Main internet 10.000
30-12-2016 Beli shampo 39.000
31-12-2016 ongkos 523.633
192

Total 19.553.827 1.386.633


Saldo akhir 18.167.194
Balance 19.553.827 19.553.827

Laporan Keuangan Bulan Januari 2017

Tanggal Keterangan Debet Kredit


1-1-2017 Saldo awal 18.167.194
1-1-2017 beli minuman 50.000
1-1-2017 Bayar baju 260.000
2-1-2017 Beli bensin 20.000
2-1-2017 Dapat dari doa pemberkatan usaha 500.000
5-1-2017 Beli pulsa 23.000
5-1-2017 Dapat uang saku dr P. Jhems 500.000
6-1-2017 Belanja 84.000
7-1-2017 Belanja 55.000
9-1-2017 Makan 30.000
13-1-2017 Dapat dari pimpin doa syukur 400.000
14-1-2017 Dapat dari pimpin ibadat syukur 500.000
15-1-2017 Belanja 15.000
16-1-2017 Belanja 40.500
18-1-2017 Makan + bensin 40.000
19-1-2017 Makan 5.000
21-1-2017 Belanja 45.500
21-2-1017 Beli CD 120.000
22-1-2017 Dapat dari kharismatik 300.000
23-1-2017 Ongkos pulang ke paroki 50.000
23-1-2017 Terima dari pemberkatan jenazah 160.000
25-1-2017 Beli minuman 30.000
26-1-2017 Beli minuman+ botol air 112.000
27-1-2017 Beli kertas HVS dan map 110.000
27-1-2017 Beli obat Paracetamol 5.000
27-1-2017 Makan 15.000
28-1-2017 Beli pulsa + korek api 26.000
30-1-2017 Dapat dari pimpin ibadat 200.000
30-1-2017 Tambahan 351.315
31-1-2017 Beli bensin + makan 35.000

Total 21.078.509 1.171.000


Saldo akhir 19.907.509
Balance 21.076.509 21.076.509
193

Laporan Keuangan Bulan Pebuari 2017

Tanggal Keterangan Debet Kredit


1-2-2017 Saldo awal 19.905.509
1-2-2017 Beli karet gelang 2.000
2-2-2017 Beli obat batuk dan pilek 72.000
3-2-2017 Belanja + makan 47.000
3-2-2017 Dapat uang saku dari P. Pius MSC 250.000
4-2-2017 Dapat dari pimpin ibadat 200.000
4-2-2017 makan 20.000
6-2-2017 Amal 10.000
6-2-2017 Beli makanan + belanja 54.000
7-2-2017 Bayar sepatu 491.000
7-2-2017 makan 10.000
7-2-2017 Dapat dari pimpin ibadat 400.000
8-2-2017 makan 10.000
8-2-2017 Ongkos kirim surat lewat pos 58.000
9-2-2017 makan 27.000
9-2-2017 Beli obat dan permen 60.000
10-2-2017 makan 10.000
11-2-2017 makan 10.000
11-2-2017 Belanja 67.500
11-2-2017 Dapat dari pimpin ibadat 1.000.000
11-2-2017 Ongkos ke stasi Ampera 50.000
13-2-2017 Ongkos pulang ke stasi 50.000
14-2-2017 belanja 135.000
15-2-2017 Beli paku tindis 15.000
16-2-2017 makan 10.000
16-2-2017 belanja 98.500
16-2-2017 Beli bensin 20.000
18-2-2017 belanja 12.000
20-2-2017 Beli pulsa 46.000
22-2-2017 belanja 59.000
23-2-2017 DP jahit baju 100.000
23-2-2017 Dapat uang 50.000
23-2-2017 Makan 10.000
28-2-2017 Makan + belanja 62.000
28-2-2017 ongkos 109.000
Total 21.805.509 1.725.000
Saldo akhir 20.080.509
Balance 21.805.509 21.805.509
194

Laporan Keuangan Bulan Maret 2017

Tanggal Keterangan Debet Kredit


1-3-2017 Saldo awal 20.080.509
2-3-2017 Terima uang saku 250.000
2-3-2017 Bayar jahit baju 600.000
4-3-2017 Belanja + ongkos ke stasi 100.000
6-3-2017 Ongkos pulang ke paroki 50.000
7-3-2017 Naik taksi ke sekolah 10.000
7-3-2017 jajan 5.000
8-3-2017 Beli bensin 15.000
8-3-2017 Jajan 10.000
9-3-2017 Dapat dari ortu misdinar untuk jalan2 500.000
11-3-2017 belanja 15.000
11-3-2017 Pergi berenang dengan anak misdinar 330.000
12-3-2017 belanja 27.000
13-3-2017 Isi bensin 15.000
13-3-2017 Dapat dari pimpin ibadat 40 hari 400.000
13-3-2017 Main internet 8.000
14-3-2017 Dapat honor ulangan harian 150.000
14-3-2017 Main internet 24.000
16-3-2017 makan 18.000
16-3-2017 belanja 90.000
18-3-2017 Belanja + ongkos ke stasi Ampera 100.000
20-3-2017 Ongkos pulang ke pusat paroki 50.000
21-3-2017 belanja 49.500
23-3-2017 Belanja + makan 55.000
26-3-2017 Dapat dari pimpin rekoleksi 500.000
29-3-2017 Belanja + bensin 45.000
30-3-2017 Beli pulsa 53.000
31-3-2017 ongkos 195.656
Total 21.880.509 1.865.156
Saldo akhir 20.015.353
Balance 21.880.509 21.880.509
195

Anda mungkin juga menyukai