Skrip Cerita Pedanda Baka
Skrip Cerita Pedanda Baka
Skrip Cerita Pedanda Baka
Pedanda Baka_Bertapa
Pedanda Baka : (terbang hinggap di batu sungai), kakinya naik satu, tangannya dicakupkan gayanya
seperti seorang pertapa
Ikan : apakah anda seorang pertapa ?, ada apakah gerangan pendeta datang kesini ?
3 hari kemudian, ikan tsb bertanya : apakah hasil dari pertapaanmu, pedanda baka ?
Pedanda baka : dari hasil semedhi saya, air sungai ini suatu saat akan mengering, tolong pikirkan itu
baik2
Penghuni kolam itu terus berkumpul dan membicarakan tentang air sungai yang suatu saat akan
kering swperti yang dikatakan pedanda baka
Dan berusaha mencari tahu kemana harus mencari solusi dan bertanya
Akhirnya mereka sepakat untuk bwrtanya kepada pedanda baka yang dianggap mempunyai
pengalaman dan wawasan yang luas (orang pinter)
pEdanda baka : kita akan pindah dari kolam ini menuju ke kolam yang disana yg pernah saya lihat,
disana airnya jernih makanannya banyak, kita hidup sejahtera dibalam sana
sang yuyu melihat banyak tulang belulang ikan, karena yuyu marah, dia langsung mencapit leher
pedanda baka hingga tewas
#5. TAHI-Tart_Kama (Nafsu) SUDAH
Yan Pego melihat Cup Cake coklat berisi lalat (matanya berbinar-binar)
Pedanda Baka : ya.. gitu aja trus, sampai gula rasanya asin, terjebak siklus samsara
Pedanda Baka : kau lah satu-satunya murid-ku yang ‘bodoh’ yang ku kasihi
Wayan Pego : Aku iri dengan mereka guru, pendeta merpati yang banyak memiliki murid
Pedanda Baka : cobalah kau kunjungi mereka, berikan sesuatu pada mereka, apakah mereka
mengasihi-mu atau tidak
Wayan Pego : begitu-kah, guru ?. Kenapa kau terlihat begitu Santuy ?. Tidak iri kah ?
Pedanda Baka : Sebab, mengamati Tai, menyadari hakekat Tai, dan memban-Tai-nya, membuat-ku
terasa ‘Sun-Tai’ (penerangan ilahi)
Penulis / Komikus : Putu Yulia Ag
Pendeta Merpati :
baiklah murid-muridku, Cinta kasih adalah jalan untuk menuju dharma, dengan mengasihi makhluk-
mahkluk ciptaannya, tanpa membeda-bedakan.
(Maju langkah)
Wayan Pego : Pendeta Merpati, tolong jadikan aku muridmu juga, guru
Wayan Pego : terimalah gantungan kunci Tai-tart ini, sebagai bhakti ku seorang murid yang berguru
pada mu, guru
Shaun : lihat guru, sepertinya kita harus lebih ber-HATI-HATI dalam menilai seseorang
Pendeta merpati : aku khilaf, Shaun. Aku telah membuat HATI-nya terluka, tempat diri-Nya
bersemayam. Dan Bocah itu sudah pergi
Pendeta merpati menolak TAHI-Tart yang kubuat untuknya sepenuh HATI. Dia menamparnya hingga
HATI-ku retak
Pedanda Baka : lantas apa yang kau ingin lakukan sekarang, Yan Pego ?
Pedanda Baka : Baik-lah Wayan Pego, dirimu lah yang Pego, P(aling) Ego(is).
diobok-obok Air-nya diobok-obok, lihatlah guru,,, Yeh Usus-ku berubah menjadi Yeh Keruh ! (Air
Kotor)
Pendeta Merpati : Yeh Keruh-mu (nafsu-Ego duniawi) itu adalah Yeh Usus yang membuat-mu
Mencret !, makadari itu penggal-lah dengan Kapak penyangkalan diri, YA-COOL !
Yan Pego : Baik-lah guru, Yeh Keruh-ku sekarang berubah menjadi Yeh Kaweruh (Air Ilmu
Pengetahuan),
Yan Pego : Pertapa Sing-A, sampai kapan kau berjapa mantra ? Apakah arti diri-mu Sing-A ?
Sing-A,,, Sing (Nyanyikan),,, Alfa (ketiadaan/sunyata),,,, yang menjadi awal dan akhir kehidupan ini
Yan Pego : lalu dimanakah ‘pertengahan’ dari Awal dan Akhir itu berada ?
Pertapa Sing-A : oleh sebab Cinta Kasih, dari ketiadaan (Sunyata) menjadi Ada, dari keberadaan
timbul keanekaragaman
Dari keberagaman, hati yang beku dikelilingi Wall’s (sekat-sekat dinding), menjadi cair oleh karunia
kasih-Nya dalam satu nafas, saling mengisi kekosongan satu dengan lainnya
Es krim Walls, mari berbagi, mencairkan suasana hati yang beku, mengembalakan Cinta Kasih-Nya.
#8.Tembang_ Balonku ada 5
Wayan Pego : Prabu Jaya Ke-Baya (Ibu Pertiwi/pohon beringin) mari kita bernyanyi bersama.. dan
kau yang mengartikannya
Hijau, kuning , kelabu (Jalan kehendak bebas, hendaknya berhati-hati (bentrok), ketika di
persimpangan jalan
Merah muda dan Biru (hanya cinta kasih, mengasihi sesama, menyatukan kita dalam perbedaan,
Jiwa menjadi tenang di laut lepas)
Meletus Balon hijau, Duuar !!! (Ketika Ego telah lenyap) , Hati-ku sangat kacau (bimbang dan
ter’Sadar’), balonku tinggal 4 (bersyukur-lah), ku pegang erat-erat (tetap Eling dan Waspada)
Tank-Go
Ben-teng
All-ah Kebab
Walau saya orang Bali, saya tak bisa berbahasa Bali, seperti Dalang Ceng-blonk
Menceng, nge-blonk
Sun Go Kong_Pesu Ngongkong