Anda di halaman 1dari 12

`

BUPATI BANTAENG
PROVINSI SULAWESI SELATAN

KEPUTUSAN BUPATI BANTAENG


NOMOR : 140/378/VII/2019

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN KEPALA DESA


ANTARWAKTU MELALUI MUSYAWARAH DESA

BUPATI BANTAENG

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 32 Tahun


2019 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Bantaeng Nomor
25 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Bantaeng
Nomor 32 Tahun 2019 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemilihan
Kepala Desa, dipandang perlu menetapkan Keputusan Bupati
tentang Petunjuk Teknis Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu di
Kabupaten Bantaeng;
b. bahwa untuk memenuhi maksud pada huruf a diatas, perlu
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan


Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi;
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik;
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan sebagaimana telah diubah beberapa
kali dengan Udang-Undang Nomor 13 tahun 2022 tentang perubahan
kedua atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Cipta
Kerja;
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang hubungan keuangan
antara Pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang
Pemilihan Kepala Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2020 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014
tentang Pemilihan Kepala Desa;
`
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun 2015 tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun
2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
82 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala
Desa;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016 tentang
Badan Permusyawaratan Desa;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Bantaeng Nomor 5 Tahun 2015 tentang
Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Bantaeng Nomor 5 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Kabupaten Bantaeng Nomor 5 Tahun 2015 tentang Desa;
11. Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 32 Tahun 2019 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 25 Tahun 2021 tentang
Perubahan atas Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 32 Tahun 2019
tentang Pedoman Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

KESATU : Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu di


Kabupaten Bantaeng Tahun 2022 sebagaimana tercantum dalam
lampiran Keputusan ini.

KEDUA : Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu di


Kabupaten Bantaeng sebagaimana dimaksud diktum KESATU di atas
menjadi acuan Panitia Pemilihan di Desa dalam melaksanakan kegiatan
tahapan Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu.

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila terdapat kekeliruan didalamnya akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Bantaeng
pada tanggal

BUPATI BANTAENG,

H. ILHAM SYAH AZIKIN

TEMBUSAN; disampaikan kepada yth :


1. Bupati Bantaeng (sebagai laporan) di Bantaeng;
2. Ketua DPRD Kabupaten Bantaeng di Bantaeng;
3. Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Bantaeng di Bantaeng;
4. Inspektur Kabupaten Bantaeng di Bantaeng;
5. Kepala BPKD Kabupaten Bantaeng di Bantaeng;
6. Kabag Hukum Setda Kabupaten Bantaeng di Bantaeng;
7. Camat Wilayah PILKADES di Bantaeng;
8. Kepala Desa Wilayah PILKADES di Bantaeng;
9. Ketua BPD Wilayah PILKADES di Bantaeng;
10. Panitia Pemilihan Kepala Desa Wilayah PILKADES di Bantaeng;
11. Arsip.
`

LAMPIRAN : KEPUTUSAN BUPATI BANTAENG


NOMOR : …………
TANGGAL : ..... …….
TENTANG : PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN
KEPALA DESA ANTARWAKTU
KABUPATEN BANTAENG TAHUN
2022

PEMILIHAN KEPALA DESA ANTARWAKKTU MELALUI MUSYAWARAH DESA YANG


DI LAKSANAKAN OLEH BADAN PERMUSYAWARATAN DESA KHUSUS PEMILIHAN
KEPALA DESA ANTARWAKTU.

A. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud

Petunjuk Teknis Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu melalui Musyawarah Desa ini
dimaksudkan sebagai:
a. acuan bagi Pemerintah Kabupaten dalam melakukan pembinaan dan
pengawasan penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa antarwaktu melalui
musyawarah Desa; dan
b. pedoman bagi Pemerintah Desa, BPD, LKD, dan unsur masyarakat lainnya
dalam memfasilitasi dan menyelenggarakan pemilihan Kepala Desa Antarwaktu
melalui musyawarah Desa.

2. Tujuan

Petunjuk Teknis Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu melalui Musyawarah Desa ini
bertujuan untuk:
a. menciptakan kelancaran dalam penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa Antar
Waktu Melalui Musyawarah Desa yang efektif dan efisien; dan
b. mendorong sinergitas peran pemangku kepentingan Desa untuk meningkatkan
kualitas penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu Melalui
Musyawarah Desa yang demokratis, partisipatif, inklusif, responsive gender,
transparan, akuntabel, dan berpihak pada kepentingan masyarakat.

3. PEMILIHAN KEPALA DESA ANTAR WAKTU

Pemilihan Kepala Desa antarwaktu melalui musyawarah Desa dilaksanakan melalui


tahapan:
a. persiapan;
b. pelaksanaan; dan
c. pelaporan.

I. Persiapan
a. Kegiatan persiapan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa antar waktu terdiri atas:
1) BPD membentuk Panitia Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu yang terdiri dari
unsur Perangkat Desa, Pengurus Lembaga Kemasyarakatan dan Tokoh
Masyarakat;
2) pembentukan Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada huruf amelalui
musyawarah BPD dan ditetapkan dengan Keputusan BPD;
3) musyawarah BPD dalam rangka memutuskan serta menetapkan Panitia
Pemilihan sebagaimana dimaksud pada huruf b, dinyatakan sah apabila
dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (satu per dua) dari jumlah angota BPD,
dan keputusan ditetapkan berdasarkan asas musyawarah untuk mufakat
`
dan bila tidak ditemukan kata sepakat maka dapat dilakukan pemungutan
suara dengan didasarkan atas suara terbanyak;
4) keputusan BPD tentang penetapan Panitia Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu
sebagaimana dimaksud pada huruf c, bersifat mengikat dan disampaikan secara
tertulis kepada Bupati.
5) Panitia Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu mengajukan perencanaan biaya
pemilihan kepada BPD berdasarkan jumlah anggaran pada rekening belanja
kegiatan fasilitasi pemilihan kepala desa dalam Peraturan Kepala Desa tentang
Penjabaran APB Desa;
6) persetujuan biaya pemilihan dari BPD dalam jangka waktu paling lambat 30
(tiga puluh) Hari sejak diajukan oleh Penitia Pemilihan;
7) penyampaian rencana anggaran biaya Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu
berdasarkan persetujuan BPD oleh Panitia Pemelihan kepada Pemerintah Desa.
(2) Dalam hal BPD tidak melakukan kewajibannya membentuk Panitia Pemilihan
Kepala Desa Antarwaktu sampai dengan batas waktu yang ditentukan maka Bupati
melalui Camat dapat mengambil alih kewenangan pembentukan panitia pemilihan
Kepala Desa;
(3) Panitia Pemilihan yang dibentuk Bupati melalui Camat ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

a. Panitia

1. Panitia PemilihanKepala Desa Antarwaktu terdiri dari unsur Perangkat Desa,


Pengurus Lembaga Kemasyarakatan, tokoh masyarakat dan bukan anggota BPD
yang berjumlah ganjil paling rendah 5 (lima) orang dan paling tinggi 9 (sembilan)
orang dengan memperhatikan keterwakilan wilayahDusun.
2. Panitia Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu melaksanakan musyawarah untuk
menentukan susunan kepengurusan yang terdiri dari:
a. ketua;
b. wakil ketua;
c. sekretaris;
d. bendahara; dan
e. anggota.
3. Panitia Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu mempunyai tugas:
a. melakukan penjaringan dan penyaringan bakal calon Kepala Desa antarwaktu;
b. menerima pendaftaran bakal calon dan kelengkapan persyaratan
administrasinya;
c. melakukan penelitian dan pemeriksaan berkas identitas bakal calon Kepala
Desa antarwaktu berdasarkan ketentuan yang berlaku;
d. menetapkan dan mengumumkan bakal calon Kepala Desa antarwaktu yang
memenuhi persyaratan administrasi untuk mengikuti proses selanjutnya;
e. menetapkan jadwal proses pencalonan dan pelaksanaan pemilihan berdasarkan
tahapan pelaksanaan;
f. melaksanakan ujian saringan bakal calon bersama Panitia Permilihan
Kabupaten;
g. melaksanakan pendaftaran pemilih;
h. mengajukan rencana anggaran biaya pemilihan Kepala Desa kepada BPD;
i. memfasilitasi proses pemaparan visi misi Calon Kepala Desa;
j. memfasilitasi pelaksanaan pengundian nomor urut Calon Kepala Desa;
k. memfasilitasi pelaksanaan musyawarah desa;
l. membuat laporan hasil kegiatan sebelum pelaksanaan sampai dengan
selesainya pemilihan Kepala Desa antarwaktu kepada BPD;
m. menyampaikan berita acara pemilihan dan laporan pelaksanaan pemilihan
Kepala Desa antarwaktu kepada BPD;dan
n. membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan dana kepada BPD.
4. Tugas dan tanggung jawab unsur dalam kepanitiaan dirumuskan dan ditetapkan
oleh panitia melalui keputusan Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu.
`
5. Anggota Panitia Pemilihan yang berhalangan atau tidak dapat melaksanakan
tugasnya dapat diganti atas usul Ketua Panitia Pemilihan kepada BPD.
6. Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada Poin (1) mempunyai kewajiban:
a. memperlakukan para calon secara adil dan setara;
b. melaksanakan dan memonitoring serta mengendalikan semua tahapan
pemilihan Kepala Desa antarwaktu secara tepat waktu;
c. menyampaikan laporan kepada BPD untuk setiap tahap pelaksanaan pemilihan
termasuk hasil pemilihan kepaladesa; dan
d. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran kepada BPD.
7. Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada Poin (1) bertanggung jawab kepada
BPD.
8. Panitia Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu melakukan konsultasi mengenai
pencalonan Kepala Desa kepada BPD, Pemerintah Desa, Panitia Kabupaten dan
Tim Fasilitasi Kecamatan.
9. Setelah melakukan konsultasi ditetapkan jadwal penjaringan bakal calon Kepala
Desa.
10. Penjaringan bakal calon Kepala Desa dilakukan dengan mengumumkan dan
membuka pendaftaran selama 15 (lima belas) Hari terhitung sejak pengumuman
pendaftaran.
11. Bakal Calon Kepala Desa Antarwaktu mengajukan surat permohonan menjadi
calon Kepala Desa kepada BPD melalui Panitia Pemilihan dan melampirkan
persyaratan sebagai berikut:
a. surat keterangan sebagai bukti sebagai warga Negara Indonesia dari pejabat
tingkat Kabupaten (Dinas Kependudukan dan Capil);
b. surat pernyataan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dibuat oleh
yang bersangkutan di atas kertas segel atau bermaterai cukup;
c. surat pernyataan memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, Undang-
Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal
Ika, yang dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas segel atau bermaterai
cukup;
d. surat pernyataan dari yang bersangkutan bahwa tidak pernah menjadi Kepala
Desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan di atas kertas segel atau bermaterai
cukup;
e. foto copy Ijazah pendidikan dari tingkat dasar sampai dengan ijazah terakhir
yang dilegalisasi oleh pejabat berwenang atau surat pernyataan dari pejabat
yang berwenang;
f. foto copy Akta kelahiran atau surat keterangan kenal lahir yang dilegalisasi
oleh pejabat berwenang;
g. surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa yang dibuat oleh
yang bersangkutan di atas kertas segel atau bermeterai cukup;
h. foto copy Kartu Tanda Penduduk yang dilegalisasi oleh pejabat berwenang;
i. foto copy Kartu Keluarga yang dilegalisasi oleh pejabat berwenang;
j. surat keterangan dari Ketua Pengadilan Negeri bahwa tidak pernah dijatuhi
pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam
dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih;
k. surat keterangan dari Ketua Pengadilan Negeri bahwa tidak sedang dicabut
hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan yang telah mempunyai
hukum tetap;
l. surat keterangan berbadan sehat dan surat keterangan bebas narkoba dari
rumah sakit umum daerah kabupaten;
m. surat keterangan berkelakuan baik dari kepolisian;
n. laporan harta kekayaan;
o. surat keterangan dari Pemerintah Daerah bahwa yang bersangkutan tidak
pernah menjadi Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan;
p. surat keterangan izin dari pejabat yang berwenang bagi calon yang berstatus
Aparat Sipil Negara, TNI/POLRI, dan Perangkat Desa;
`
q. surat keterangan bebas temuan dari Aparat Pengawas Intern Pemerintah
(APIP) bagi calon berstatus Aparat Sipil Negara, Perangakt Desa, dan Anggota
BPD;
r. surat pernyataan pengunduran diri bagi calon dari Anggota BPD;
s. daftar riwayat hidup;
t. pas foto berwarna sesuai kebutuhan panitia; dan
u. surat pernyataan bersedia menjadi penduduk dan bertempat tinggal di Desa
setempat pada saat terpilih, bagi calon yang berdomisili di luar Desa setempat.
12. Panitia pemilihan melakukan pemeriksaan kelengkapan administratif sesuai
persyaratan yang ditetapkan dengan melakukan klarifikasi kepada instansi
Pemerintah yang berwenang dan menerima masukan dari masyarakat dalam jangka
waktu 7 (tujuh) Hari terhitung sejak berakhirnya pendaftaran Bakal Calon.
13. Hasil pemeriksaan berkas diberitahukan secara tertulis kepada para bakal calon,
paling lama 7 (tujuh) Hari sebelum tanggal penetapan Bakal Calon.
14. Apabila bakal calon belum memenuhi syarat atau ditolak karena tidak memenuhi
syarat maka diberikan kesempatan untuk melengkapi atau memperbaiki berkas
pencalonan paling lama 7 (tujuh) Hari sejak saat pemberitahuan hasil pemeriksaan
berkas oleh panitia.
15. Panitia pemilihan melakukan pemeriksaan ulang perbaikan berkas bakal calon
sekaligus menentukan hasil pemeriksaan tersebut.
16. Berdasarkan hasil pemeriksaan/penelitian berkas panitia pemilihan menetapkan
dan mengumumkan bakal calon yang memenuhi syarat yang dituangkan dalam
berita acara penetapan Bakal Calon.
17. Bakal Calon yang sudah ditetapkan dan diumumkan, selanjutnya ditetapan men-
jadi calon kepala Desa oleh panitia pemilihan dan dimintakan pengesahan
Musyawarah Desa untuk ditetapkan sebagai calon yang berhak dipilih dalam
Musyawarah Desa.

b. Persyaratan Calon
a. Penjaringan
1. Panitia Pemilihan kepala Desa Antarwaktu melakukan penjaringan dengan
mengumumkan dan membuka pendaftaran bakal calon kepala Desa selama 15
(lime belas) hari kerja terhitung sejak penyampaian pendaftaran
2. Calon Kepala Desa Antarwaktu wajib memenuhi persyaratan:
a. warga Negara Republik Indonesia;
b. bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa;
c. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan negara kesatuan Republik
Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika;
d. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah pertama atau
sederajat;
e. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun pada saat mendaftar;
f. bersedia dicalonkan menjadi kepala desa;
g. bersedia menjadi penduduk dan bertempat tinggal di Desa setempat pada
saat terpilih dan dilantik sebagai Kepala Desa;
h. tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;
i. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana
yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau
lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah selesai menjalani pidana penjara dan
mengumumkan secara jujur dan terbuka kepada publik bahwa yang
bersangkutan pernah dipidana serta bukan sebagai pelaku kejahatan
berulang-ulang;
j. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
`
k. berkelakuan baik, berbadan sehat dan bebas Narkoba;
l. tidak pernah sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan;
m. tidak sebagai anggota dan/atau pengurus partai politik;
n. tidak sebagai anggota dan/atau pengurus organisasi terlarang; dan
o. bagi Aparat Sipil Negara, TNI/POLRI, Perangkat Desa, Anggota BPD yang ikut
mencalonkan diri harus mendapatkan izin tertulis dari pejabat yang
berwenang berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

b. Penyaringan

1. Panitia pemilihan melakukan penjaringan dan penyaringan bakal calon Kepala


Desa antarwaktu.
2. Penyaringan bakal calon Kepala Desa dilakukan dengan melaksanakan ujian/
tes tertulis dan wawancara.
3. Penyaringan bakal calon kepala Desa menjadi calon kepala Desa ditetapkan
paling sedikit 2 (dua) orang calon dan paling banyak 3 (tiga) orang calon.
4. Dalam hal calon yang memenuhi persyaratan kurang dari 2 (dua) orang, panitia
pemilihan memperpanjang waktu pendaftaran selama 7 (tujuh) Hari.
5. Dalam hal jumlah calon yang memenuhi persyaratan lebih dari 3 (tiga) orang,
panitia melakukan seleksi tambahan.
6. Pelaksanaan seleksi tambahan difasilitasi oleh Panitia Pemilihan Kabupaten
dengan persyaratan sebagai berikut:
a. Pengalaman dibidang Pemerintahan Desa dengan Bobot 5% (lima per sera-
tus);
b. Tingkat Pendidikan dengan Bobot maksimal 45% (empat puluh lima per sera-
tus) dengan tingkat nilai sebagai berikut:
2. Paket B dengan Bobot 1% (satu per seratus);
3. SMP/MTS/SMEP/STN dengan bobot 5% (lima per seratus);
4. Paket C dengan bobot 10% (sepuluh perseratus);
5. SMS/SMU/SMK/MA/PGA/STM/SPG dengan bobot 15% (lima belas per
seratus);
6. D1 dengan bobot 20% (dua puluh per seratus);
7. D2 dengan bobot 25% (dua puluh lima per seratus);
7. D3 dengan bobot 30% (tiga puluh perseratus);
8. S1/D4 dengan bobot 35% (tiga puluh lima per seratus);
9. S2 dengan bobot 40% (empat puluh per seratus);
10.S3 dengan bobot 45% (empat puluh lima per seratus);

c. Usia dengan bobot maksimal 10% (sepuluh per seratus) dengan tingkatan
nilai sebagai berikut:
1. Usia 25 (dua puluh lima) tahun sampai dengan 45 (empat puluh lima)
tahun dengan bobot 5% (lima per seratus); dan
2. Usia diatas 45 (empat puluh lima per seartus) tahun dengan bobot 10%
(sepuluh per seratus).
8. Lokasi, tempat pelaksanaan ujian/tes tertulis dan wawancara ditentukan
berdasarkan kesepakatan Panitia Pemilihan dan PanitiaPemilihan Kabupaten.
9. Pelaksanaan ujian/tes tertulis dan wawancara difasilitasi oleh Panitia Pemilihan
Kabupaten dan hasilnya disampaikan kepada panitia pemilihan.
10.Terhadap Bakal Calon yang tidak mengikuti seleksi tambahan sebagaiman, maka
Bakal Calon tersebut dinyatakan tidak bersyarat menjadi Calon Kepala Desa.
11. Berdasarkan hasil ujian/tes Panitia Pemilihan menetapkan Bakal Calon menjadi
Calon Kepala Desa dan dimintakan pengesahan Musyawarah Desa untuk ditetapkan
sebagai calon yang berhak dipilih dalam Musyawarah Desa.
11. Dalam hal calon yang memenuhi persyaratan kurang dari 2 (dua) orang,
panitia pemilihan memperpanjang waktu pendaftaran selama 7 (tujuh) Hari.
12. Dalam hal calon yang memenuhi persyaratan tetap kurang dari 2 (dua) orang
setelah perpanjangan waktu, BPD menunda pelaksanaan musyawarah Desa
`
pemilihan kepala Desa sampai dengan waktu yang ditetapkan oleh BPD
berdasarkan hasil kesepakatan dengan Panitia Kabupaten.
13. Berdasarkan hasil ujian/tes) Panitia Pemilihan menetapkan Bakal Calon men-
jadi Calon Kepala Desa dan dimintakan pengesahan Musyawarah Desa untuk
ditetapkan sebagai calon yang berhak dipilih dalam Musyawarah Desa.
14. Terhadap Calon yang berhak dipilih selanjutnya dilakukan undian secara
terbuka untuk menetapkan nomor urut calon.
15. Undian nomor urut calon dihadiri oleh para Calon.
16. Penetapan nomor urut calon bersifat final dan mengikat.
17. Calon yang sudah ditetapkan nomor urutnya, selanjutnya menyampaikan atau
memaparkan visi misi berdasarkan nomor urutnya.
18. Calon yang berhak dipilih, tidak dibenarkan mengundurkan diri.
19. Terhadap calon yang sudah ditetapkan menjadi calon yang berhak dipilih
jumlahnya 2 (dua) calon, salah satu diantaranya meninggal Dunia maka
tahapan pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa tetap dilanjutkan.
20. Kesimpulan yang terdiri dari:
a. penyampaian hasil keputusan musyawarah Desa tentang Calon Kepala
Desa Terpilih.
b. penandatanganan berita acara Musyawarah Desa.

II. PELAKSANAAN
a. Peserta Musyawarah
Musyawarah Desa adalah Musyawarah yang diselenggarakan Oleh Badan
Permusyawaratan Desa khusus untuk Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu
1. Panitia Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu melaksanakan inventarisasi
Peserta musyawarah Desa.
2. Peserta Musyawarah Desa terdiri dari :
a. bpd;
b. pemerintah desa;
c. unsur masyarakat; dan
d. calon kepala desa.
3. Unsur masyarakat berasal dari :
a. tokoh adat;
b. tokoh agama;
c. tokoh masyarakat;
d. tokoh pendidikan;
e. perwakilan kelompok tani;
f. perwakilan kelompok nelayan;
g. perwakilan kelompok perajin;
h. perwakilan kelompok perempuan;
i. perwakilan kelompok pemerhati dan perlindungan anak;
j. perwakilan kelompok masyarakat miskin; atau
k. unsur masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat
setempat.
4. Dalam hal unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada angka 3
ditetapkan dengan melibatkan semua unsur dari huruf a sampai dengan
huruf k, maka unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf
k diwakili paling banyak 5 (lima) orang dari setiap dusun.
5. Dalam hal unsur masyarakat yang ditetapkan sebagai peserta Musyawarah
Desa hanya berasal dari unsur masyarakat lain sebagaimana pada angka 2
huruf k, maka unsur masyarakat berasal dari perwakilan Lembaga
Kemasyarakatan Desa yang terdiri dari :
1) Rukun Tetangga;
2) Rukun Warga;
3) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga;
4) Karan

6.
7.
`
8. Peserta Musyawarah Desa dari Unsur Masyarakat sebagaimana Point 2 huruf
a sampai dengan huruf d Masing-masing 5 (lima) orang:
e. Tokoh adat 5 (lima) Orang;
f. Tokoh Aagama 5 (lima) Orang;
g. Tokoh Masyarakat 5 (lima) Orang;
h. Tokoh pendidikan 5 (lima) Orang.
15. Peserta Musyawarah Desa dari Unsur Masyarakat perwakilan kelompok
sebagaimana point 2 huruf e sampai huruf j Masing-masing 2 (dua) orang:
a. perwakilan kelompok tani 2 (dua) Orang;
b. perwakilan kelompok nelayan 2 (dua) Orang;
c. perwakilan kelompok perajin 2 (dua) Orang;
d. perwakilan kelompok perempuan 2 (dua) Orang;
e. perwakilan kelompok pemerhati dan perlindungan anak 2 (dua) Orang;
f. perwakilan kelompok masyarakat miskin 2 (dua) Orang.
16. Peserta musyawarah desa dari unsur Masyarakat lainnya sebagaimana point 2
huruf k diwakili paling banyak 5 (lima) orang dari setiap dusun.
17. Hasil inventarisasi peserta musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada
point 2 (dua) diserahkan ke BPD dan Pemerintah Desa untuk dijadikan bahan
pembahasan Jumlah peserta musyarah Desa.
18. Pembahasan Jumlah Peserta Musyawarah Desa melibatkan Panitia Pemilihan
Kepala Desa Antarwaktu dan dilaksanakan sebelum Pelaksanaan Musyawarah
Desa, dituangkan dalam berita acara.
19. Panitia Pemilihan Kepala Desa mengundang secara resmi peserta Musyawarah
Desa yang disampaikkan paling lambat 1 (satu) hari sebelum Musyawarah
Desa dilaksanakan.
20. Jumlah Peserta Musyawarah Desa dibahas dan disepakati bersama BPD dan
Pemerintah Desa dengan memperhatikan jumlah penduduk yang mempunyai
hak pilih di Desa yang ditetapkan dengan keputusan BPD.
21. Jumlah Pesrta Musyawarah Desa yang ditetapkan dalam Musyawarah Desa
dengan memperhatikan Jumlah penduduk yang mempunyai hak Pilih di Desa
sebagaimana dimaksud pada point 6 (enam) diatas ditetapkan 5% (lima
peseratus) dari Jumlah DPT terakhir.
22. Musyawarah Desa selain diikuti peserta juga dihadiri Panitia Kabupaten dan
Tim fasilitasi Kecamatan.
23. Untuk dapat mengikuti Musyawarh Desa, warga Desa harus terdaftar sebagai
peserta dan mendapat undangan dari Panitia Pemilihan.
13. persyaratan Untuk dapat diinventarisasi sebagai calon peserta musyswarah
Desa dari unsur masyarakat lainnya:
a. terdaftar sebagai penduduk Desa bersangkutan secara sah paling lambat 6
(enam) bulan dengan tidak terputus-putus yang dibuktikan dengan KTP
elektronik;
b. tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya; dan
c. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
d. berumur paling rendah 17 Tahun.
14. Peserta Musyawarah Desa yang mempunyai hak pilih dalam Pemilihan Kepala
Desa Antarwaktu ditetapkan dalam Musyawarah Desa dengan keputusan BPD.

a. Penyelenggaraan Musyawarah Desa

(1) Penyelenggaraan Musyawarah Desa dipimpin oleh Ketua BPD dan teknis pelak-
sanaan pemilihannya dilakukan oleh panitia pemilihan.
(2) Salah satu dari anggota BPD dan/atau panitia pemilihan ditunjuk sebagai
sekretaris Musyawarah Desa.
(3) Dalam hal Ketua BPD berhalangan hadir, pimpinan Musyawarah Desa dapat di-
gantikan oleh Wakil Ketua BPD atau anggota BPD lainnya.
(4) Dalam hal Ketua BPD berhalangan hadir, harus memberitahukan secara tertulis
dan diinformasikan kepada peserta Musyawarah Desa.
`
(5) Penyelenggaraan Musyawarah Desa dilaksanakan sesuai dengan tata tertib
Musyawarah Desa.
(6) Peserta Musyawarah Desa yang mempunyai hak pilih dalam pemilihan kepala
Desa Antarwaktu mendaftarkan diri untuk diregistrasi oleh Panitia Pilkades An-
tarwaktu 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan Musyawarah Desa Kepala Desa An-
tarwaktu.
(7) Proses pelaksanaan kegiatan Musyawarah Desa terdiri atas:
a. registrasi peserta.
b. penyampaian tata tertib Musyawarah Desa.
c. Sidang Pleno dengan agenda:
1. pemaparan Panitia Pemilihan tentang proses penjaringan dan penyaringan
Bakal Calon, serta penetapan calon yang memenuhi persyaratan.
2. pandangan resmi BPD terhadap paparan Panitia Pemelihan.
3. pengesahan Bakal Calon yang memenuhi persyaratan menjadi Calon yang
berhak dipilih.
4. pencabutan nomor urut calon.
5. pemaparan visi misi calon berdasarkan nomor urut calon secara panel.
6. pandangan peserta musyawarah terhadap paparan visi misi calon yang
terdiri dari:
a) unsur BPD 1 (satu) orang;
b) unsur masyarakat 1 (satu) orang; dan
c) unsur perwakilan Dusun 1 (satu) orang.
7. tanggapan dan jawaban para calon.
8. pelaksanaan pemilihan calon kepala Desa oleh panitia pemilihan dan
peserta musyawarah Desa melalui musyawarah mufakat.
9. Apabila Pemilihan kepala desa Antarwaktu tidak terjadi mufakat melalui
mekanisme musyawarah Desa, maka Pemilihan kepala Desa Antarwaktu
dilakukan melalui pemungutan suara di antara peserta Musyawarah Desa
yang telah di sepakati dalam musyawarah Desa.
(8) Proses pelaksanaan pemilihan melalui pemungutan suara yang telah
disepakati oleh musyawarah Desa terdiri atas:
a. pendaftaran calon pemilih;
b. Sidang Pleno dengan agenda:
1) penyampaian daftar calon pemilih oleh panitia pemilihan;
2) pembahasan daftar calon pemilih oleh peserta musyawarah Desa;
3)pengesahan dan penetapan daftar calon pemilih menjadi daftar pemilih;
4)pembahasan, pengesahan dan penetapan tata cara pemungutan suara.
c. pemunguta suara;
d. penghitungan suara;
e. penyampaian dan pengesahan Calon Kepala Desa Terpilih berdasarkan
hasil perolehan suara.
(9) Calon, seluruh peserta Musyawarah Desa dan Panitia Pemilihan yang sudah
melakukan registrasi kehadiran menjadi caloon pemilih.
(11) Pelaksanaan pemungutan suara bersifat langsung, bebas, rahasia, berjalan
jujur dan adil.
(12) Calon Kepala Desa yang memperoleh suara terbanyak ditetapkan sebagai
Calon Kepala Desa Terpilih.
(13) Dalam hal jumlah Calon terpilih yang memperoleh suara terbanyak yang
sama lebih dari 1 (satu) calon, yang pada saat pemilihan Calon Kepala Desa,
maka dilaksanakan pemungutan suara sampai adanya Calon yang
memperoleh suara terbanyak.
(14) Pemungutan suara hanya diikuti calon yang memperoleh suara terbanyak
yang sama.
(15) Setelah penyampaian dan pengesahan Calon Kepala Desa Terpilih
berdasarkan hasil perolehan suara, Panitia Pemilihan menyusun Berita Acara
dan dilanjutkan dengan penandatanganan Berita Acara.
(16) Berita Acara ditandatangani oleh Pimpinan Musyawarah Desa, Panitia
Pemilihan dan Calon.
`
(17) Dalam hal penandatanganan Berita Acara, ada Calon tidak bersedia untuk
bertandatangan, maka Berita Acara dinyatakan sah.

III. PELAPORAN

(1) Panitia Pemilihan melaporkan hasil pemilihan Kepala Desa antarwaktu melalui
Musyawarah Desa kepada BPD dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari
setelah Musyawarah Desa mengesahkan Calon Kepala Desa terpilih.
(2) BPD berdasarkan laporan hasil pemilihan Kepala Desa menyampaikan Calon
Kepala Desa Terpilih kepada Bupati paling lama 7 (tujuh) hari setelah menerima
laporan dari Panitia Pemilihan.
(3) Dalam hal Panitia Pemilihan tidak menyampaikan laporan, maka BPD dapat
menyampaikan Calon Kepala Desa Terpilih kepada Bupati berdasarkan
pengesahan Calon Kepala Desa Terpilih melalui Musyawarah Desa.
(4) Bupati menetapkan pengesahan pengangkatan Kepala Desa terpilih dengan
Keputusan Bupati paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah menerima laporan
dari BPD.
(5) Dalam hal BPD tidak menyampaikan laporan, maka Bupati dapat menetapkan
pengesahan pengangkatan Kepala Desa terpilih berdasarkan laporan hasil
pemilihan Kepala Desa dari Panitia Pemilihan.
(6) Dalam hal Panitia Pemilihan dan BPD tidak menyampaikan laporan, Bupati
dapat menetapkan pengesahan pengangkatan Kepala Desa terpilih dari Calon
yang memperoleh suara terbanyak berdasarkan pengesahan Calon Kepala Desa
Terpilih melalui Musyawarah Desa.
(7) Bupati melantik Calon Kepala Desa Terpilih paling lama 30 (tiga puluh) Hari
setelah diterbitkan Keputusan Bupati sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

IV. PEMBIAYAAN

(1) Biaya pemilihan kepala Desa antar waktu melalui musyawarah Desa dibebankan
pada APBDesa.
(2) Biaya operasional dalam pelaksanaan tugas panitia pemilihan kabupaten
dibebankan pada APBD Kabupaten.

V. PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1) Perselisihan yang timbul akibat tindak lanjut keputusan Musyawarah Desa
diselesaikan secara musyawarah mufakat dan dilandasi semangat kekeluargaan.
(2) Dalam hal musyawarah perselisihan, belum tercapai mufakat, penyelesaiannya
difasilitasi oleh Panitia Kabupaten.
(3) Penyelesaian perselisihan, bersifat final dan ditetapkan dalam berita acara yang
ditandatangani oleh para pihak dan Panitia Kabupaten yang memfasilitasi
penyelesaian perselisihan.
(4) Berdasarkan hasil penyelesaian perselisihan, Bupati menetapkan penyelesaian
perselisihan paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah menerima laporan dari Panitia
Pemilihan Kabupaten.

VI.PENUTUP

Demikian Petunjuk Teknis Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu melalui Musyawarah


Desa, untuk menjadi Pedoman Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu.
Mei
2015
BUPATI BANTAENG,
`

H.ILHAM SYAH AZIKIN

Anda mungkin juga menyukai