BUPATI BANTAENG
PROVINSI SULAWESI SELATAN
TENTANG
BUPATI BANTAENG
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila terdapat kekeliruan didalamnya akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Bantaeng
pada tanggal
BUPATI BANTAENG,
1. Maksud
Petunjuk Teknis Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu melalui Musyawarah Desa ini
dimaksudkan sebagai:
a. acuan bagi Pemerintah Kabupaten dalam melakukan pembinaan dan
pengawasan penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa antarwaktu melalui
musyawarah Desa; dan
b. pedoman bagi Pemerintah Desa, BPD, LKD, dan unsur masyarakat lainnya
dalam memfasilitasi dan menyelenggarakan pemilihan Kepala Desa Antarwaktu
melalui musyawarah Desa.
2. Tujuan
Petunjuk Teknis Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu melalui Musyawarah Desa ini
bertujuan untuk:
a. menciptakan kelancaran dalam penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa Antar
Waktu Melalui Musyawarah Desa yang efektif dan efisien; dan
b. mendorong sinergitas peran pemangku kepentingan Desa untuk meningkatkan
kualitas penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu Melalui
Musyawarah Desa yang demokratis, partisipatif, inklusif, responsive gender,
transparan, akuntabel, dan berpihak pada kepentingan masyarakat.
I. Persiapan
a. Kegiatan persiapan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa antar waktu terdiri atas:
1) BPD membentuk Panitia Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu yang terdiri dari
unsur Perangkat Desa, Pengurus Lembaga Kemasyarakatan dan Tokoh
Masyarakat;
2) pembentukan Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada huruf amelalui
musyawarah BPD dan ditetapkan dengan Keputusan BPD;
3) musyawarah BPD dalam rangka memutuskan serta menetapkan Panitia
Pemilihan sebagaimana dimaksud pada huruf b, dinyatakan sah apabila
dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (satu per dua) dari jumlah angota BPD,
dan keputusan ditetapkan berdasarkan asas musyawarah untuk mufakat
`
dan bila tidak ditemukan kata sepakat maka dapat dilakukan pemungutan
suara dengan didasarkan atas suara terbanyak;
4) keputusan BPD tentang penetapan Panitia Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu
sebagaimana dimaksud pada huruf c, bersifat mengikat dan disampaikan secara
tertulis kepada Bupati.
5) Panitia Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu mengajukan perencanaan biaya
pemilihan kepada BPD berdasarkan jumlah anggaran pada rekening belanja
kegiatan fasilitasi pemilihan kepala desa dalam Peraturan Kepala Desa tentang
Penjabaran APB Desa;
6) persetujuan biaya pemilihan dari BPD dalam jangka waktu paling lambat 30
(tiga puluh) Hari sejak diajukan oleh Penitia Pemilihan;
7) penyampaian rencana anggaran biaya Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu
berdasarkan persetujuan BPD oleh Panitia Pemelihan kepada Pemerintah Desa.
(2) Dalam hal BPD tidak melakukan kewajibannya membentuk Panitia Pemilihan
Kepala Desa Antarwaktu sampai dengan batas waktu yang ditentukan maka Bupati
melalui Camat dapat mengambil alih kewenangan pembentukan panitia pemilihan
Kepala Desa;
(3) Panitia Pemilihan yang dibentuk Bupati melalui Camat ditetapkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
a. Panitia
b. Persyaratan Calon
a. Penjaringan
1. Panitia Pemilihan kepala Desa Antarwaktu melakukan penjaringan dengan
mengumumkan dan membuka pendaftaran bakal calon kepala Desa selama 15
(lime belas) hari kerja terhitung sejak penyampaian pendaftaran
2. Calon Kepala Desa Antarwaktu wajib memenuhi persyaratan:
a. warga Negara Republik Indonesia;
b. bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa;
c. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan negara kesatuan Republik
Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika;
d. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah pertama atau
sederajat;
e. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun pada saat mendaftar;
f. bersedia dicalonkan menjadi kepala desa;
g. bersedia menjadi penduduk dan bertempat tinggal di Desa setempat pada
saat terpilih dan dilantik sebagai Kepala Desa;
h. tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;
i. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana
yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau
lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah selesai menjalani pidana penjara dan
mengumumkan secara jujur dan terbuka kepada publik bahwa yang
bersangkutan pernah dipidana serta bukan sebagai pelaku kejahatan
berulang-ulang;
j. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
`
k. berkelakuan baik, berbadan sehat dan bebas Narkoba;
l. tidak pernah sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan;
m. tidak sebagai anggota dan/atau pengurus partai politik;
n. tidak sebagai anggota dan/atau pengurus organisasi terlarang; dan
o. bagi Aparat Sipil Negara, TNI/POLRI, Perangkat Desa, Anggota BPD yang ikut
mencalonkan diri harus mendapatkan izin tertulis dari pejabat yang
berwenang berdasarkan ketentuan perundang-undangan.
b. Penyaringan
c. Usia dengan bobot maksimal 10% (sepuluh per seratus) dengan tingkatan
nilai sebagai berikut:
1. Usia 25 (dua puluh lima) tahun sampai dengan 45 (empat puluh lima)
tahun dengan bobot 5% (lima per seratus); dan
2. Usia diatas 45 (empat puluh lima per seartus) tahun dengan bobot 10%
(sepuluh per seratus).
8. Lokasi, tempat pelaksanaan ujian/tes tertulis dan wawancara ditentukan
berdasarkan kesepakatan Panitia Pemilihan dan PanitiaPemilihan Kabupaten.
9. Pelaksanaan ujian/tes tertulis dan wawancara difasilitasi oleh Panitia Pemilihan
Kabupaten dan hasilnya disampaikan kepada panitia pemilihan.
10.Terhadap Bakal Calon yang tidak mengikuti seleksi tambahan sebagaiman, maka
Bakal Calon tersebut dinyatakan tidak bersyarat menjadi Calon Kepala Desa.
11. Berdasarkan hasil ujian/tes Panitia Pemilihan menetapkan Bakal Calon menjadi
Calon Kepala Desa dan dimintakan pengesahan Musyawarah Desa untuk ditetapkan
sebagai calon yang berhak dipilih dalam Musyawarah Desa.
11. Dalam hal calon yang memenuhi persyaratan kurang dari 2 (dua) orang,
panitia pemilihan memperpanjang waktu pendaftaran selama 7 (tujuh) Hari.
12. Dalam hal calon yang memenuhi persyaratan tetap kurang dari 2 (dua) orang
setelah perpanjangan waktu, BPD menunda pelaksanaan musyawarah Desa
`
pemilihan kepala Desa sampai dengan waktu yang ditetapkan oleh BPD
berdasarkan hasil kesepakatan dengan Panitia Kabupaten.
13. Berdasarkan hasil ujian/tes) Panitia Pemilihan menetapkan Bakal Calon men-
jadi Calon Kepala Desa dan dimintakan pengesahan Musyawarah Desa untuk
ditetapkan sebagai calon yang berhak dipilih dalam Musyawarah Desa.
14. Terhadap Calon yang berhak dipilih selanjutnya dilakukan undian secara
terbuka untuk menetapkan nomor urut calon.
15. Undian nomor urut calon dihadiri oleh para Calon.
16. Penetapan nomor urut calon bersifat final dan mengikat.
17. Calon yang sudah ditetapkan nomor urutnya, selanjutnya menyampaikan atau
memaparkan visi misi berdasarkan nomor urutnya.
18. Calon yang berhak dipilih, tidak dibenarkan mengundurkan diri.
19. Terhadap calon yang sudah ditetapkan menjadi calon yang berhak dipilih
jumlahnya 2 (dua) calon, salah satu diantaranya meninggal Dunia maka
tahapan pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa tetap dilanjutkan.
20. Kesimpulan yang terdiri dari:
a. penyampaian hasil keputusan musyawarah Desa tentang Calon Kepala
Desa Terpilih.
b. penandatanganan berita acara Musyawarah Desa.
II. PELAKSANAAN
a. Peserta Musyawarah
Musyawarah Desa adalah Musyawarah yang diselenggarakan Oleh Badan
Permusyawaratan Desa khusus untuk Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu
1. Panitia Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu melaksanakan inventarisasi
Peserta musyawarah Desa.
2. Peserta Musyawarah Desa terdiri dari :
a. bpd;
b. pemerintah desa;
c. unsur masyarakat; dan
d. calon kepala desa.
3. Unsur masyarakat berasal dari :
a. tokoh adat;
b. tokoh agama;
c. tokoh masyarakat;
d. tokoh pendidikan;
e. perwakilan kelompok tani;
f. perwakilan kelompok nelayan;
g. perwakilan kelompok perajin;
h. perwakilan kelompok perempuan;
i. perwakilan kelompok pemerhati dan perlindungan anak;
j. perwakilan kelompok masyarakat miskin; atau
k. unsur masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat
setempat.
4. Dalam hal unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada angka 3
ditetapkan dengan melibatkan semua unsur dari huruf a sampai dengan
huruf k, maka unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf
k diwakili paling banyak 5 (lima) orang dari setiap dusun.
5. Dalam hal unsur masyarakat yang ditetapkan sebagai peserta Musyawarah
Desa hanya berasal dari unsur masyarakat lain sebagaimana pada angka 2
huruf k, maka unsur masyarakat berasal dari perwakilan Lembaga
Kemasyarakatan Desa yang terdiri dari :
1) Rukun Tetangga;
2) Rukun Warga;
3) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga;
4) Karan
6.
7.
`
8. Peserta Musyawarah Desa dari Unsur Masyarakat sebagaimana Point 2 huruf
a sampai dengan huruf d Masing-masing 5 (lima) orang:
e. Tokoh adat 5 (lima) Orang;
f. Tokoh Aagama 5 (lima) Orang;
g. Tokoh Masyarakat 5 (lima) Orang;
h. Tokoh pendidikan 5 (lima) Orang.
15. Peserta Musyawarah Desa dari Unsur Masyarakat perwakilan kelompok
sebagaimana point 2 huruf e sampai huruf j Masing-masing 2 (dua) orang:
a. perwakilan kelompok tani 2 (dua) Orang;
b. perwakilan kelompok nelayan 2 (dua) Orang;
c. perwakilan kelompok perajin 2 (dua) Orang;
d. perwakilan kelompok perempuan 2 (dua) Orang;
e. perwakilan kelompok pemerhati dan perlindungan anak 2 (dua) Orang;
f. perwakilan kelompok masyarakat miskin 2 (dua) Orang.
16. Peserta musyawarah desa dari unsur Masyarakat lainnya sebagaimana point 2
huruf k diwakili paling banyak 5 (lima) orang dari setiap dusun.
17. Hasil inventarisasi peserta musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada
point 2 (dua) diserahkan ke BPD dan Pemerintah Desa untuk dijadikan bahan
pembahasan Jumlah peserta musyarah Desa.
18. Pembahasan Jumlah Peserta Musyawarah Desa melibatkan Panitia Pemilihan
Kepala Desa Antarwaktu dan dilaksanakan sebelum Pelaksanaan Musyawarah
Desa, dituangkan dalam berita acara.
19. Panitia Pemilihan Kepala Desa mengundang secara resmi peserta Musyawarah
Desa yang disampaikkan paling lambat 1 (satu) hari sebelum Musyawarah
Desa dilaksanakan.
20. Jumlah Peserta Musyawarah Desa dibahas dan disepakati bersama BPD dan
Pemerintah Desa dengan memperhatikan jumlah penduduk yang mempunyai
hak pilih di Desa yang ditetapkan dengan keputusan BPD.
21. Jumlah Pesrta Musyawarah Desa yang ditetapkan dalam Musyawarah Desa
dengan memperhatikan Jumlah penduduk yang mempunyai hak Pilih di Desa
sebagaimana dimaksud pada point 6 (enam) diatas ditetapkan 5% (lima
peseratus) dari Jumlah DPT terakhir.
22. Musyawarah Desa selain diikuti peserta juga dihadiri Panitia Kabupaten dan
Tim fasilitasi Kecamatan.
23. Untuk dapat mengikuti Musyawarh Desa, warga Desa harus terdaftar sebagai
peserta dan mendapat undangan dari Panitia Pemilihan.
13. persyaratan Untuk dapat diinventarisasi sebagai calon peserta musyswarah
Desa dari unsur masyarakat lainnya:
a. terdaftar sebagai penduduk Desa bersangkutan secara sah paling lambat 6
(enam) bulan dengan tidak terputus-putus yang dibuktikan dengan KTP
elektronik;
b. tidak sedang terganggu jiwa/ingatannya; dan
c. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
d. berumur paling rendah 17 Tahun.
14. Peserta Musyawarah Desa yang mempunyai hak pilih dalam Pemilihan Kepala
Desa Antarwaktu ditetapkan dalam Musyawarah Desa dengan keputusan BPD.
(1) Penyelenggaraan Musyawarah Desa dipimpin oleh Ketua BPD dan teknis pelak-
sanaan pemilihannya dilakukan oleh panitia pemilihan.
(2) Salah satu dari anggota BPD dan/atau panitia pemilihan ditunjuk sebagai
sekretaris Musyawarah Desa.
(3) Dalam hal Ketua BPD berhalangan hadir, pimpinan Musyawarah Desa dapat di-
gantikan oleh Wakil Ketua BPD atau anggota BPD lainnya.
(4) Dalam hal Ketua BPD berhalangan hadir, harus memberitahukan secara tertulis
dan diinformasikan kepada peserta Musyawarah Desa.
`
(5) Penyelenggaraan Musyawarah Desa dilaksanakan sesuai dengan tata tertib
Musyawarah Desa.
(6) Peserta Musyawarah Desa yang mempunyai hak pilih dalam pemilihan kepala
Desa Antarwaktu mendaftarkan diri untuk diregistrasi oleh Panitia Pilkades An-
tarwaktu 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan Musyawarah Desa Kepala Desa An-
tarwaktu.
(7) Proses pelaksanaan kegiatan Musyawarah Desa terdiri atas:
a. registrasi peserta.
b. penyampaian tata tertib Musyawarah Desa.
c. Sidang Pleno dengan agenda:
1. pemaparan Panitia Pemilihan tentang proses penjaringan dan penyaringan
Bakal Calon, serta penetapan calon yang memenuhi persyaratan.
2. pandangan resmi BPD terhadap paparan Panitia Pemelihan.
3. pengesahan Bakal Calon yang memenuhi persyaratan menjadi Calon yang
berhak dipilih.
4. pencabutan nomor urut calon.
5. pemaparan visi misi calon berdasarkan nomor urut calon secara panel.
6. pandangan peserta musyawarah terhadap paparan visi misi calon yang
terdiri dari:
a) unsur BPD 1 (satu) orang;
b) unsur masyarakat 1 (satu) orang; dan
c) unsur perwakilan Dusun 1 (satu) orang.
7. tanggapan dan jawaban para calon.
8. pelaksanaan pemilihan calon kepala Desa oleh panitia pemilihan dan
peserta musyawarah Desa melalui musyawarah mufakat.
9. Apabila Pemilihan kepala desa Antarwaktu tidak terjadi mufakat melalui
mekanisme musyawarah Desa, maka Pemilihan kepala Desa Antarwaktu
dilakukan melalui pemungutan suara di antara peserta Musyawarah Desa
yang telah di sepakati dalam musyawarah Desa.
(8) Proses pelaksanaan pemilihan melalui pemungutan suara yang telah
disepakati oleh musyawarah Desa terdiri atas:
a. pendaftaran calon pemilih;
b. Sidang Pleno dengan agenda:
1) penyampaian daftar calon pemilih oleh panitia pemilihan;
2) pembahasan daftar calon pemilih oleh peserta musyawarah Desa;
3)pengesahan dan penetapan daftar calon pemilih menjadi daftar pemilih;
4)pembahasan, pengesahan dan penetapan tata cara pemungutan suara.
c. pemunguta suara;
d. penghitungan suara;
e. penyampaian dan pengesahan Calon Kepala Desa Terpilih berdasarkan
hasil perolehan suara.
(9) Calon, seluruh peserta Musyawarah Desa dan Panitia Pemilihan yang sudah
melakukan registrasi kehadiran menjadi caloon pemilih.
(11) Pelaksanaan pemungutan suara bersifat langsung, bebas, rahasia, berjalan
jujur dan adil.
(12) Calon Kepala Desa yang memperoleh suara terbanyak ditetapkan sebagai
Calon Kepala Desa Terpilih.
(13) Dalam hal jumlah Calon terpilih yang memperoleh suara terbanyak yang
sama lebih dari 1 (satu) calon, yang pada saat pemilihan Calon Kepala Desa,
maka dilaksanakan pemungutan suara sampai adanya Calon yang
memperoleh suara terbanyak.
(14) Pemungutan suara hanya diikuti calon yang memperoleh suara terbanyak
yang sama.
(15) Setelah penyampaian dan pengesahan Calon Kepala Desa Terpilih
berdasarkan hasil perolehan suara, Panitia Pemilihan menyusun Berita Acara
dan dilanjutkan dengan penandatanganan Berita Acara.
(16) Berita Acara ditandatangani oleh Pimpinan Musyawarah Desa, Panitia
Pemilihan dan Calon.
`
(17) Dalam hal penandatanganan Berita Acara, ada Calon tidak bersedia untuk
bertandatangan, maka Berita Acara dinyatakan sah.
III. PELAPORAN
(1) Panitia Pemilihan melaporkan hasil pemilihan Kepala Desa antarwaktu melalui
Musyawarah Desa kepada BPD dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh) hari
setelah Musyawarah Desa mengesahkan Calon Kepala Desa terpilih.
(2) BPD berdasarkan laporan hasil pemilihan Kepala Desa menyampaikan Calon
Kepala Desa Terpilih kepada Bupati paling lama 7 (tujuh) hari setelah menerima
laporan dari Panitia Pemilihan.
(3) Dalam hal Panitia Pemilihan tidak menyampaikan laporan, maka BPD dapat
menyampaikan Calon Kepala Desa Terpilih kepada Bupati berdasarkan
pengesahan Calon Kepala Desa Terpilih melalui Musyawarah Desa.
(4) Bupati menetapkan pengesahan pengangkatan Kepala Desa terpilih dengan
Keputusan Bupati paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah menerima laporan
dari BPD.
(5) Dalam hal BPD tidak menyampaikan laporan, maka Bupati dapat menetapkan
pengesahan pengangkatan Kepala Desa terpilih berdasarkan laporan hasil
pemilihan Kepala Desa dari Panitia Pemilihan.
(6) Dalam hal Panitia Pemilihan dan BPD tidak menyampaikan laporan, Bupati
dapat menetapkan pengesahan pengangkatan Kepala Desa terpilih dari Calon
yang memperoleh suara terbanyak berdasarkan pengesahan Calon Kepala Desa
Terpilih melalui Musyawarah Desa.
(7) Bupati melantik Calon Kepala Desa Terpilih paling lama 30 (tiga puluh) Hari
setelah diterbitkan Keputusan Bupati sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
IV. PEMBIAYAAN
(1) Biaya pemilihan kepala Desa antar waktu melalui musyawarah Desa dibebankan
pada APBDesa.
(2) Biaya operasional dalam pelaksanaan tugas panitia pemilihan kabupaten
dibebankan pada APBD Kabupaten.
V. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
(1) Perselisihan yang timbul akibat tindak lanjut keputusan Musyawarah Desa
diselesaikan secara musyawarah mufakat dan dilandasi semangat kekeluargaan.
(2) Dalam hal musyawarah perselisihan, belum tercapai mufakat, penyelesaiannya
difasilitasi oleh Panitia Kabupaten.
(3) Penyelesaian perselisihan, bersifat final dan ditetapkan dalam berita acara yang
ditandatangani oleh para pihak dan Panitia Kabupaten yang memfasilitasi
penyelesaian perselisihan.
(4) Berdasarkan hasil penyelesaian perselisihan, Bupati menetapkan penyelesaian
perselisihan paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah menerima laporan dari Panitia
Pemilihan Kabupaten.
VI.PENUTUP