Anda di halaman 1dari 12

`

BUPATI BANTAENG
PROVINSI SULAWESI SELATAN

KEPUTUSAN BUPATI BANTAENG


NOMOR : 140/ /XII/2022

TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN KEPALA DESA


ANTARWAKTU MELALUI MUSYAWARAH DESA

BUPATI BANTAENG

Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 32 Tahun


2019 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Bantaeng Nomor
25 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan Bupati Bantaeng
Nomor 32 Tahun 2019 tentang Pedoman Pelaksanaan Pemilihan
Kepala Desa, dipandang perlu menetapkan Keputusan Bupati
tentang Petunjuk Teknis Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu di
Kabupaten Bantaeng;
b. bahwa untuk memenuhi maksud pada huruf a diatas, perlu
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan


Daerah-Daerah Tingkat II di Sulawesi;
2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik;
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan sebagaimana telah diubah beberapa
kali dengan Udang-Undang Nomor 13 tahun 2022 tentang perubahan
kedua atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebaimana telah
diubah dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2021 Tentang Cipta
Kerja;
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang hubungan keuangan
antara Pemerintah pusat dan Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan kedua atas
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang
Pemilihan Kepala Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2020 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014
tentang Pemilihan Kepala Desa;
`
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun 2015 tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun
2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
82 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala
Desa;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016 tentang
Badan Permusyawaratan Desa;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Bantaeng Nomor 5 Tahun 2015 tentang
Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Bantaeng Nomor 5 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Kabupaten Bantaeng Nomor 5 Tahun 2015 tentang Desa;
11. Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 32 Tahun 2019 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 25 Tahun 2021 tentang
Perubahan atas Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 32 Tahun 2019
tentang Pedoman Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan :

KESATU : Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu di


Kabupaten Bantaeng Tahun 2022 sebagaimana tercantum dalam
lampiran Keputusan ini.
KEDUA : Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu di
Kabupaten Bantaeng sebagaimana dimaksud diktum KESATU di atas
menjadi acuan Panitia Pemilihan di Desa dalam melaksanakan kegiatan
tahapan Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila terdapat kekeliruan didalamnya akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Bantaeng
pada tanggal Desember 2022

BUPATI BANTAENG,

H. ILHAM SYAH AZIKIN

TEMBUSAN; disampaikan kepada yth :


1. Bupati Bantaeng (sebagai laporan) di Bantaeng;
2. Ketua DPRD Kabupaten Bantaeng di Bantaeng;
3. Forum Komunikasi Pimpinan Daerah Kabupaten Bantaeng di Bantaeng;
4. Inspektur Kabupaten Bantaeng di Bantaeng;
5. Kepala BPKD Kabupaten Bantaeng di Bantaeng;
6. Kabag Hukum Setda Kabupaten Bantaeng di Bantaeng;
7. Camat Wilayah PILKADES di Bantaeng;
8. Kepala Desa Wilayah PILKADES di Bantaeng;
9. Ketua BPD Wilayah PILKADES di Bantaeng;
10. Panitia Pemilihan Kepala Desa Wilayah PILKADES di Bantaeng;
11. Arsip.
`
LAMPIRAN : KEPUTUSAN BUPATI BANTAENG
NOMOR : 140/ /XII/2022
TANGGAL : DESEMBER 2022
TENTANG : PETUNJUK TEKNIS PEMILIHAN KEPALA DESA
ANTARWAKTU MELALUI MUSYAWARAH DESA

PEMILIHAN KEPALA DESA ANTARWAKTU MELALUI MUSYAWARAH DESA

1. MAKSUD
Petunjuk Teknis Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu melalui Musyawarah Desa ini
dimaksudkan sebagai:
a. acuan bagi Pemerintah Kabupaten dalam melakukan pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan pemilihan Kepala Desa antarwaktu melalui musyawarah Desa;
dan
b. pedoman bagi Pemerintah Desa, BPD, LKD, dan unsur masyarakat lainnya dalam
memfasilitasi dan menyelenggarakan pemilihan Kepala Desa Antarwaktu melalui
musyawarah Desa.

2. TUJUAN
Petunjuk Teknis Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu melalui Musyawarah Desa ini
bertujuan untuk:
a. menciptakan kelancaran dalam penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa Antar
Waktu Melalui Musyawarah Desa yang efektif dan efisien; dan
b. mendorong sinergitas peran pemangku kepentingan Desa untuk meningkatkan
kualitas penyelenggaraan Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu Melalui
Musyawarah Desa yang demokratis, partisipatif, inklusif, responsive gender,
transparan, akuntabel, dan berpihak pada kepentingan masyarakat.

3. PEMILIHAN KEPALA DESA ANTAR WAKTU


Pemilihan Kepala Desa antarwaktu melalui musyawarah Desa dilaksanakan melalui
tahapan persiapan, pelaksanaan dan pelaporan.

I. Persiapan
a. Kegiatan persiapan pelaksanaan pemilihan Kepala Desa antar waktu terdiri
atas:
1) BPD membentuk Panitia Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu yang terdiri
dari unsur Perangkat Desa, Pengurus Lembaga Kemasyarakatan dan Tokoh
Masyarakat;
2) pembentukan Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada huruf
amelalui musyawarah BPD dan ditetapkan dengan Keputusan BPD;
3) musyawarah BPD dalam rangka memutuskan serta menetapkan Panitia
Pemilihan sebagaimana dimaksud pada huruf b, dinyatakan sah apabila
dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ (satu per dua) dari jumlah angota
BPD, dan keputusan ditetapkan berdasarkan asas musyawarah untuk
mufakat dan bila tidak ditemukan kata sepakat maka dapat dilakukan
pemungutan suara dengan didasarkan atas suara terbanyak;
4) keputusan BPD tentang penetapan Panitia Pemilihan Kepala Desa
Antarwaktu sebagaimana dimaksud pada huruf c, bersifat mengikat dan
disampaikan secara tertulis kepada Bupati.
`
5) Panitia Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu mengajukan perencanaan biaya
pemilihan kepada BPD berdasarkan jumlah anggaran pada rekening
belanja kegiatan fasilitasi pemilihan kepala desa dalam Peraturan Kepala
Desa tentang Penjabaran APB Desa;
6) persetujuan biaya pemilihan dari BPD dalam jangka waktu paling lambat
30 (tiga puluh) Hari sejak diajukan oleh Penitia Pemilihan;
7) penyampaian rencana anggaran biaya Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu
berdasarkan persetujuan BPD oleh Panitia Pemelihan kepada Pemerintah
Desa.
b. Dalam hal BPD tidak melakukan kewajibannya membentuk Panitia Pemilihan
Kepala Desa Antarwaktu sampai dengan batas waktu yang ditentukan maka
Bupati melalui Camat dapat mengambil alih kewenangan pembentukan panitia
pemilihan Kepala Desa;
c. Panitia Pemilihan yang dibentuk Bupati melalui Camat ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
a. Panitia Pemilihan
1. Panitia Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu terdiri dari unsur Perangkat
Desa, Pengurus Lembaga Kemasyarakatan, tokoh masyarakat dan
bukan anggota BPD yang berjumlah ganjil paling rendah 5 (lima) orang
dan paling tinggi 9 (sembilan) orang dengan memperhatikan
keterwakilan wilayah Dusun.
2. Panitia Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu melaksanakan musyawarah
untuk menentukan susunan kepengurusan yang terdiri dari:
a. ketua;
b. wakil ketua;
c. sekretaris;
d. bendahara; dan
e. anggota.
3. Panitia Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu mempunyai tugas:
a. melakukan penjaringan dan penyaringan bakal calon Kepala Desa
antarwaktu;
b. menerima pendaftaran bakal calon dan kelengkapan persyaratan
administrasinya;
c. melakukan penelitian dan pemeriksaan berkas identitas bakal calon
Kepala Desa antarwaktu berdasarkan ketentuan yang berlaku;
d. menetapkan dan mengumumkan bakal calon Kepala Desa
antarwaktu yang memenuhi persyaratan administrasi untuk
mengikuti proses selanjutnya;
e. menetapkan jadwal proses pencalonan dan pelaksanaan pemilihan
berdasarkan tahapan pelaksanaan;
f. melaksanakan ujian saringan bakal calon bersama Panitia
Permilihan Kabupaten;
g. melaksanakan pendaftaran pemilih;
h. mengajukan rencana anggaran biaya pemilihan Kepala Desa kepada
BPD;
i. memfasilitasi proses pemaparan visi misi Calon Kepala Desa;
j. memfasilitasi pelaksanaan pengundian nomor urut Calon Kepala
Desa;
k. memfasilitasi pelaksanaan musyawarah desa;
l. membuat laporan hasil kegiatan sebelum pelaksanaan sampai
dengan selesainya pemilihan Kepala Desa antarwaktu kepada BPD;
`
m. menyampaikan berita acara pemilihan dan laporan pelaksanaan
pemilihan Kepala Desa antarwaktu kepada BPD;dan
n. membuat laporan pertanggungjawaban penggunaan dana kepada
BPD.
4. Tugas dan tanggung jawab unsur dalam kepanitiaan dirumuskan dan
ditetapkan oleh panitia melalui keputusan Ketua Panitia Pemilihan
Kepala Desa Antarwaktu.
5. Anggota Panitia Pemilihan yang berhalangan atau tidak dapat
melaksanakan tugasnya dapat diganti atas usul Ketua Panitia
Pemilihan kepada BPD.
6. Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada Poin (1) mempunyai
kewajiban:
a. memperlakukan para calon secara adil dan setara;
b. melaksanakan dan memonitoring serta mengendalikan semua
tahapan pemilihan Kepala Desa antarwaktu secara tepat waktu;
c. menyampaikan laporan kepada BPD untuk setiap tahap
pelaksanaan pemilihan termasuk hasil pemilihan kepaladesa; dan
d. mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran kepada BPD.
7. Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada Poin (1) bertanggung
jawab kepada BPD.
8. Panitia Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu melakukan konsultasi
mengenai pencalonan Kepala Desa kepada BPD, Pemerintah Desa,
Panitia Kabupaten dan Tim Fasilitasi Kecamatan.
9. Setelah melakukan konsultasi ditetapkan jadwal penjaringan bakal
calon Kepala Desa.
10. Penjaringan bakal calon Kepala Desa dilakukan dengan
mengumumkan dan membuka pendaftaran selama 15 (lima belas) Hari
terhitung sejak pengumuman pendaftaran.
11. Bakal Calon Kepala Desa Antarwaktu mengajukan surat permohonan
menjadi calon Kepala Desa kepada BPD melalui Panitia Pemilihan dan
melampirkan persyaratan sebagai berikut:
a. surat keterangan sebagai bukti sebagai warga Negara Indonesia dari
pejabat tingkat Kabupaten (Dinas Kependudukan dan Capil);
b. surat pernyataan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas segel atau bermaterai
cukup;
c. surat pernyataan memegang teguh dan mengamalkan Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
Bhinneka Tunggal Ika, yang dibuat oleh yang bersangkutan di atas
kertas segel atau bermaterai cukup;
d. surat pernyataan dari yang bersangkutan bahwa tidak pernah
menjadi Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan di atas kertas
segel atau bermaterai cukup;
e. foto copy Ijazah pendidikan dari tingkat dasar sampai dengan ijazah
terakhir yang dilegalisasi oleh pejabat berwenang atau surat
pernyataan dari pejabat yang berwenang;
f. foto copy Akta kelahiran atau surat keterangan kenal lahir yang
dilegalisasi oleh pejabat berwenang;
g. surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa yang
dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas segel atau bermeterai
cukup;
`
h. foto copy Kartu Tanda Penduduk yang dilegalisasi oleh pejabat
berwenang;
i. foto copy Kartu Keluarga yang dilegalisasi oleh pejabat berwenang;
j. surat keterangan dari Ketua Pengadilan Negeri bahwa tidak pernah
dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak
pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima)
tahun atau lebih;
k. surat keterangan dari Ketua Pengadilan Negeri bahwa tidak sedang
dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan yang telah
mempunyai hukum tetap;
l. surat keterangan berbadan sehat dan surat keterangan bebas
narkoba dari rumah sakit umum daerah kabupaten;
m. surat keterangan berkelakuan baik dari kepolisian;
n. laporan harta kekayaan;
o. surat keterangan dari Pemerintah Daerah bahwa yang bersangkutan
tidak pernah menjadi Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan;
p. surat keterangan izin dari pejabat yang berwenang bagi calon yang
berstatus Aparat Sipil Negara, TNI/POLRI, dan Perangkat Desa;
q. surat keterangan bebas temuan dari Aparat Pengawas Intern
Pemerintah (APIP) bagi calon berstatus Aparat Sipil Negara,
Perangakt Desa, dan Anggota BPD;
r. surat pernyataan pengunduran diri bagi calon dari Anggota BPD;
s. daftar riwayat hidup;
t. pas foto berwarna sesuai kebutuhan panitia; dan
u. surat pernyataan bersedia menjadi penduduk dan bertempat tinggal
di Desa setempat pada saat terpilih, bagi calon yang berdomisili di
luar Desa setempat.
12. Panitia pemilihan melakukan pemeriksaan kelengkapan administratif
sesuai persyaratan yang ditetapkan dengan melakukan klarifikasi
kepada instansi Pemerintah yang berwenang dan menerima masukan
dari masyarakat dalam jangka waktu 7 (tujuh) Hari terhitung sejak
berakhirnya pendaftaran Bakal Calon.
13. Hasil pemeriksaan berkas diberitahukan secara tertulis kepada para
bakal calon, paling lama 7 (tujuh) Hari sebelum tanggal penetapan
Bakal Calon.
14. Apabila bakal calon belum memenuhi syarat atau ditolak karena tidak
memenuhi syarat maka diberikan kesempatan untuk melengkapi atau
memperbaiki berkas pencalonan paling lama 7 (tujuh) Hari sejak saat
pemberitahuan hasil pemeriksaan berkas oleh panitia.
15. Panitia pemilihan melakukan pemeriksaan ulang perbaikan berkas
bakal calon sekaligus menentukan hasil pemeriksaan tersebut.
16. Berdasarkan hasil pemeriksaan/penelitian berkas panitia pemilihan
menetapkan dan mengumumkan bakal calon yang memenuhi syarat
yang dituangkan dalam berita acara penetapan Bakal Calon.
17. Bakal Calon yang sudah ditetapkan dan diumumkan, selanjutnya
ditetapan menjadi calon kepala Desa oleh panitia pemilihan dan
dimintakan pengesahan Musyawarah Desa untuk ditetapkan sebagai
calon yang berhak dipilih dalam Musyawarah Desa.
`
b. Persyaratan Calon
1) Penjaringan
1. Panitia Pemilihan kepala Desa Antarwaktu melakukan penjaringan
dengan mengumumkan dan membuka pendaftaran bakal calon
kepala Desa selama 15 (lime belas) hari kerja terhitung sejak
penyampaian pendaftaran
2. Calon Kepala Desa Antarwaktu wajib memenuhi persyaratan:
a. warga Negara Republik Indonesia;
b. bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa;
c. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
serta mempertahankan dan memelihara keutuhan negara
kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika;
d. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah pertama
atau sederajat;
e. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun pada saat
mendaftar;bersedia dicalonkan menjadi kepala desa;
f. bersedia menjadi penduduk dan bertempat tinggal di Desa
setempat pada saat terpilih dan dilantik sebagai Kepala Desa;
g. tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;
h. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara paling singkat 5 (lima) tahun atau lebih, kecuali 5 (lima)
tahun setelah selesai menjalani pidana penjara dan
mengumumkan secara jujur dan terbuka kepada publik bahwa
yang bersangkutan pernah dipidana serta bukan sebagai pelaku
kejahatan berulang-ulang;
i. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
j. berkelakuan baik, berbadan sehat dan bebas Narkoba:
k. tidak pernah sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa
jabatan;
l. tidak sebagai anggota dan/atau pengurus partai politik;
m. tidak sebagai anggota dan/atau pengurus organisasi terlarang;
dan
n. bagi Aparat Sipil Negara, TNI/POLRI, Perangkat Desa, Anggota
BPD yang ikut mencalonkan diri harus mendapatkan izin
tertulis dari pejabat yang berwenang berdasarkan ketentuan
perundang-undangan.
2) Penyaringan
1. Panitia pemilihan melakukan penjaringan dan penyaringan bakal
calon Kepala Desa antarwaktu.
2. Penyaringan bakal calon Kepala Desa dilakukan dengan
melaksanakan ujian/tes tertulis dan wawancara.
3. Penyaringan bakal calon kepala Desa menjadi calon kepala Desa
ditetapkan paling sedikit 2 (dua) orang calon dan paling banyak 3
(tiga) orang calon.
4. Dalam hal calon yang memenuhi persyaratan kurang dari 2 (dua)
orang, panitia pemilihan memperpanjang waktu pendaftaran selama
7 (tujuh) Hari.
5. Dalam hal jumlah calon yang memenuhi persyaratan lebih dari 3
(tiga) orang, panitia melakukan seleksi tambahan.
6. Pelaksanaan seleksi tambahan difasilitasi oleh Panitia Pemilihan
Kabupaten dengan persyaratan sebagai berikut:
a. Pengalaman dibidang Pemerintahan Desa dengan Bobot 5%
(lima per seratus);
b. Tingkat Pendidikan dengan Bobot maksimal 45% (empat puluh
lima per seratus) dengan tingkat nilai sebagai berikut:
`
1. Paket B dengan Bobot 1% (satu per seratus);
2. SMP/MTS/SMEP/STN dengan bobot 5% (lima per seratus);
3. Paket C dengan bobot 10% (sepuluh perseratus);
4. SMS/SMU/SMK/MA/PGA/STM/SPG dengan bobot 15%
(lima belas per seratus);
5. D1 dengan bobot 20% (dua puluh per seratus);
6. D2 dengan bobot 25% (dua puluh lima per seratus);
7. D3 dengan bobot 30% (tiga puluh perseratus);
8. S1/D4 dengan bobot 35% (tiga puluh lima per seratus);
9. S2 dengan bobot 40% (empat puluh per seratus);
10. S3 dengan bobot 45% (empat puluh lima per seratus);
c. Usia dengan bobot maksimal 10% (sepuluh per seratus) dengan
tingkatan nilai sebagai berikut:
1. Usia 25 (dua puluh lima) tahun sampai dengan 45 (empat
puluh lima) tahun dengan bobot 5% (lima per seratus); dan
2. Usia diatas 45 (empat puluh lima per seartus) tahun dengan
bobot 10% (sepuluh per seratus).
7. Lokasi, tempat pelaksanaan ujian/tes tertulis dan wawancara
ditentukan berdasarkan kesepakatan Panitia Pemilihan dan
PanitiaPemilihan Kabupaten.
8. Pelaksanaan ujian/tes tertulis dan wawancara difasilitasi oleh
Panitia Pemilihan Kabupaten dan hasilnya disampaikan kepada
panitia pemilihan.
9. Terhadap Bakal Calon yang tidak mengikuti seleksi tambahan
sebagaiman, maka Bakal Calon tersebut dinyatakan tidak bersyarat
menjadi Calon Kepala Desa.
10. Berdasarkan hasil ujian/tes Panitia Pemilihan menetapkan Bakal
Calon menjadi Calon Kepala Desa dan dimintakan pengesahan
Musyawarah Desa untuk ditetapkan sebagai calon yang berhak
dipilih dalam Musyawarah Desa.
11. Dalam hal calon yang memenuhi persyaratan kurang dari 2 (dua)
orang, panitia pemilihan memperpanjang waktu pendaftaran selama
7 (tujuh) Hari.
12. Dalam hal calon yang memenuhi persyaratan tetap kurang dari 2
(dua) orang setelah perpanjangan waktu, BPD menunda
pelaksanaan musyawarah Desa pemilihan kepala Desa sampai
dengan waktu yang ditetapkan oleh BPD berdasarkan hasil
kesepakatan dengan Panitia Kabupaten.
13. Berdasarkan hasil ujian/tes) Panitia Pemilihan menetapkan Bakal
Calon menjadi Calon Kepala Desa dan dimintakan pengesahan
Musyawarah Desa untuk ditetapkan sebagai calon yang berhak
dipilih dalam Musyawarah Desa.
14. Terhadap Calon yang berhak dipilih selanjutnya dilakukan undian
secara terbuka untuk menetapkan nomor urut calon.
15. Undian nomor urut calon dihadiri oleh para Calon.
16. Penetapan nomor urut calon bersifat final dan mengikat.
17. Calon yang sudah ditetapkan nomor urutnya, selanjutnya
menyampaikan atau memaparkan visi misi berdasarkan nomor
urutnya.
18. Calon yang berhak dipilih, tidak dibenarkan mengundurkan diri.
19. Terhadap calon yang sudah ditetapkan menjadi calon yang berhak
dipilih jumlahnya 2 (dua) calon, salah satu diantaranya meninggal
Dunia maka tahapan pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa tetap
dilanjutkan.
20. Kesimpulan yang terdiri dari:
a. penyampaian hasil keputusan musyawarah Desa tentang Calon
Kepala Desa Terpilih.
b. penandatanganan berita acara Musyawarah Desa.
`
II.Pelaksanaan
a. Peserta Musyawarah
Musyawarah Desa adalah Musyawarah yang diselenggarakan Oleh Badan
Permusyawaratan Desa khusus untuk Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu
1. Panitia Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu melaksanakan inventarisasi
Peserta musyawarah Desa.
2. Peserta Musyawarah Desa terdiri dari :
a. BPD;
b. Pemerintah Desa;
c. Unsur Masyarakat; dan
d. Calon kepala desa.
3. Unsur masyarakat berasal dari :
a. tokoh adat;
b. tokoh agama;
c. tokoh masyarakat;
d. tokoh pendidikan;
e. perwakilan kelompok tani;
f. perwakilan kelompok nelayan;
g. perwakilan kelompok perajin;
h. perwakilan kelompok perempuan;
i. perwakilan kelompok pemerhati dan perlindungan anak;
j. perwakilan kelompok masyarakat miskin; atau
k. unsur masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat
setempat.
4. Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada angka 3 huruf k diwakili
paling banyak 5 (lima) orang dari setiap Dusun.
5. Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada angka 4, berasal dari
perwakilan Lembaga Kemasyarakatan Desa yang berdomisili di Dusun
terdiri dari :
1) Rukun Warga;
2) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga;
3) Karang Taruna;
4) Kelompok Kerja Pos Pelayanan Terpandu; dan
5) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat.
6. Jumlah peserta musyawarah desa sebagaimana dimaksud pada angka 3
huruf a sampai huruf j berdasarkan jumlah penduduk yang mempunyai
hak pilih di Desa sebagai berikut :
a. jumlah penduduk kurang dari 1.000 maka masing-masing 1 (satu)
orang;
b. jumlah penduduk 1.000 - 2.000 maka masing-masing paling banyak 3
(tiga) orang;
c. jumlah penduduk lebih dari 2.000 maka masing-masing paling banyak
5 (lima) orang;
7. Peserta Musyawarah Desa dari unsur masyarakat sebagaimana dimaksud
pada angka 5 dan angka 6 diinventarisasi oleh Panitia Pemilihan Kepala
Desa Antarwaktu dengan ketentuan sebagai berikut :
a. berasal dari tokoh mempertimbangkan keaktifan dan ketokohannya
diketahui oleh masyarakat desa.
b. berasal dari kelompok dan unsur masyarakat lainnya dengan syarat :
1) surat keputusan kepengurusan; dan/atau
2) surat tugas dari kelompok dan/atau lembaga masing-masing.
`
8. Apabila salah satu atau lebih unsur masyarakat yang berasal dari tokoh
dan/atau perwakilan kelompok tidak ada di desa tersebut maka unsur
masyarakat tersebut ditiadakan.
9. Hasil inventarisasi peserta musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada
angka 7 diserahkan ke BPD dan Pemerintah Desa untuk dijadikan bahan
pembahasan Jumlah peserta musyarah Desa yang ditetapkan dengan
Keputusan BPD.
10. Pembahasan Jumlah Peserta Musyawarah Desa melibatkan Panitia
Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu dan dilaksanakan sebelum
Pelaksanaan Musyawarah Desa, dituangkan dalam berita acara.
11. Panitia Pemilihan Kepala Desa mengundang secara resmi peserta
Musyawarah Desa yang disampaikkan paling lambat 1 (satu) hari sebelum
Musyawarah Desa dilaksanakan.
12. Musyawarah Desa selain diikuti peserta juga dihadiri Panitia Kabupaten
dan Tim fasilitasi Kecamatan.
13. Untuk dapat mengikuti Musyawarah Desa, warga Desa harus terdaftar
sebagai peserta dan mendapat undangan dari Panitia Pemilihan.
b. Penyelenggaraan Musyawarah Desa
1. Penyelenggaraan Musyawarah Desa dipimpin oleh Ketua BPD dan teknis
pelaksanaan pemilihannya dilakukan oleh panitia pemilihan.
2. Salah satu dari anggota BPD dan/atau panitia pemilihan ditunjuk sebagai
sekretaris Musyawarah Desa.
3. Dalam hal Ketua BPD berhalangan hadir, pimpinan Musyawarah Desa
dapat digantikan oleh Wakil Ketua BPD atau anggota BPD lainnya.
4. Dalam hal Ketua BPD berhalangan hadir, harus memberitahukan secara
tertulis dan diinformasikan kepada peserta Musyawarah Desa.
5. Penyelenggaraan Musyawarah Desa dilaksanakan sesuai dengan tata
tertib Musyawarah Desa.
6. Peserta Musyawarah Desa yang mempunyai hak pilih dalam pemilihan
kepala Desa Antarwaktu mendaftarkan diri untuk diregistrasi oleh Panitia
Pilkades Antarwaktu 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan Musyawarah Desa
Kepala Desa Antarwaktu.
7. Proses pelaksanaan kegiatan Musyawarah Desa terdiri atas:
a. registrasi peserta.
b. penyampaian tata tertib Musyawarah Desa.
c. Sidang Pleno dengan agenda:
1. pemaparan Panitia Pemilihan tentang proses penjaringan dan
penyaringan Bakal Calon, serta penetapan calon yang memenuhi
persyaratan.
2. pandangan resmi BPD terhadap paparan Panitia Pemelihan.
3. pengesahan Bakal Calon yang memenuhi persyaratan menjadi
Calon yang berhak dipilih.
4. pencabutan nomor urut calon.
5. pemaparan visi misi calon berdasarkan nomor urut calon secara
panel.
6. pandangan peserta musyawarah terhadap paparan visi misi calon
yang terdiri dari:
a. unsur BPD 1 (satu) orang;
b. unsur masyarakat 1 (satu) orang; dan
c. unsur perwakilan Dusun 1 (satu) orang.
7. tanggapan dan jawaban para calon.
`
8. pelaksanaan pemilihan calon kepala Desa oleh panitia pemilihan
dan peserta musyawarah Desa melalui musyawarah mufakat.
9. Apabila Pemilihan kepala desa Antarwaktu tidak terjadi mufakat
melalui mekanisme musyawarah Desa, maka Pemilihan kepala
Desa Antarwaktu dilakukan melalui pemungutan suara di antara
peserta Musyawarah Desa yang telah di sepakati dalam
musyawarah Desa.
8. Proses pelaksanaan pemilihan melalui pemungutan suara yang telah
disepakati oleh musyawarah Desa terdiri atas:
a. pendaftaran calon pemilih
b. Sidang Pleno dengan agenda:
1) penyampaian daftar calon pemilih oleh panitia pemilihan;
2) pembahasan daftar calon pemilih oleh peserta musyawarah Desa
3) pengesahan dan penetapan daftar calon pemilih menjadi daftar
pemilih;
4) pembahasan, pengesahan dan penetapan tata cara pemungutan
suara.
c. pemungutan suara;
d. penghitungan suara;
e. penyampaian dan pengesahan Calon Kepala Desa Terpilih
berdasarkan hasil perolehan suara.]
9. Calon, seluruh peserta Musyawarah Desa dan Panitia Pemilihan yang
sudah melakukan registrasi kehadiran menjadi caloon pemilih.
10. Pelaksanaan pemungutan suara bersifat langsung, bebas, rahasia,
berjalan jujur dan adil.
11. Calon Kepala Desa yang memperoleh suara terbanyak ditetapkan sebagai
Calon Kepala Desa Terpilih.
12. Dalam hal jumlah Calon terpilih yang memperoleh suara terbanyak yang
sama lebih dari 1 (satu) calon, yang pada saat pemilihan Calon Kepala
Desa, maka dilaksanakan pemungutan suara sampai adanya Calon yang
memperoleh suara terbanyak.
13. Pemungutan suara hanya diikuti calon yang memperoleh suara terbanyak
yang sama.
14. Setelah penyampaian dan pengesahan Calon Kepala Desa Terpilih
berdasarkan hasil perolehan suara, Panitia Pemilihan menyusun Berita
Acara dan dilanjutkan dengan penandatanganan Berita Acara.
15. Berita Acara ditandatangani oleh Pimpinan Musyawarah Desa, Panitia
Pemilihan dan Calon.
16. Dalam hal penandatanganan Berita Acara, ada Calon tidak bersedia
untuk bertandatangan, maka Berita Acara dinyatakan sah.

III. Pelaporan
1. Panitia Pemilihan melaporkan hasil pemilihan Kepala Desa antarwaktu
melalui Musyawarah Desa kepada BPD dalam jangka waktu paling lama 7
(tujuh) hari setelah Musyawarah Desa mengesahkan Calon Kepala Desa
terpilih.
2. BPD berdasarkan laporan hasil pemilihan Kepala Desa menyampaikan Calon
Kepala Desa Terpilih kepada Bupati paling lama 7 (tujuh) hari setelah
menerima laporan dari Panitia Pemilihan.
`
3. Dalam hal Panitia Pemilihan tidak menyampaikan laporan, maka BPD dapat
menyampaikan Calon Kepala Desa Terpilih kepada Bupati berdasarkan
pengesahan Calon Kepala Desa Terpilih melalui Musyawarah Desa.
4. Bupati menetapkan pengesahan pengangkatan Kepala Desa terpilih dengan
Keputusan Bupati paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah menerima laporan
dari BPD.
5. Dalam hal BPD tidak menyampaikan laporan, maka Bupati dapat
menetapkan pengesahan pengangkatan Kepala Desa terpilih berdasarkan
laporan hasil pemilihan Kepala Desa dari Panitia Pemilihan.
6. Dalam hal Panitia Pemilihan dan BPD tidak menyampaikan laporan, Bupati
dapat menetapkan pengesahan pengangkatan Kepala Desa terpilih dari Calon
yang memperoleh suara terbanyak berdasarkan pengesahan Calon Kepala
Desa Terpilih melalui Musyawarah Desa.
7. Bupati melantik Calon Kepala Desa Terpilih paling lama 30 (tiga puluh) Hari
setelah diterbitkan Keputusan Bupati sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

4. PEMBIAYAAN
1. Biaya pemilihan kepala Desa antar waktu melalui musyawarah Desa dibebankan
pada APBDesa.
2. Biaya operasional dalam pelaksanaan tugas panitia pemilihan kabupaten
dibebankan pada APBD Kabupaten.

5. PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Perselisihan yang timbul akibat tindak lanjut keputusan Musyawarah Desa
diselesaikan secara musyawarah mufakat dan dilandasi semangat kekeluargaan.
2. Dalam hal musyawarah perselisihan, belum tercapai mufakat, penyelesaiannya
difasilitasi oleh Panitia Kabupaten.
3. Penyelesaian perselisihan, bersifat final dan ditetapkan dalam berita acara yang
ditandatangani oleh para pihak dan Panitia Kabupaten yang memfasilitasi
penyelesaian perselisihan.
4. Berdasarkan hasil penyelesaian perselisihan, Bupati menetapkan penyelesaian
perselisihan paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah menerima laporan dari
Panitia Pemilihan Kabupaten.

6. PENUTUP
Demikian Petunjuk Teknis Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu melalui Musyawarah
Desa, untuk menjadi Pedoman Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Antarwaktu.

BUPATI BANTAENG,

H.ILHAM SYAH AZIKIN

Anda mungkin juga menyukai