Anda di halaman 1dari 87

BUPATI MANGGARAI TIMUR

PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN BUPATI MANGGARAI TIMUR

NOMOR 23 TAHUN 2016

TENTANG
TEKNIS OPERASIONAL PEMILIHAN KEPALA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MANGGARAI TIMUR,

Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (5), Pasal 5


ayat (2), Pasal 26 ayat (2), Pasal 35, Pasal 51 ayat (2), Pasal 54
ayat (2), dan Pasal 55 ayat (4) dan melaksanakan Peraturan
Daerah Kabupaten Manggarai Timur Nomor 2 Tahun 2016
tentang Pemilihan Kepala Desa dan dalam rangka optimalisasi
pelaksanaan pemilihan Kepala Desa perlu membentuk Peraturan
Bupati tentang Teknis Operasional Pemilihan Kepala Desa;

Mengingat : 1. Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2007 tentang Pembentukan


Kabupaten Manggarai Timur di Provinsi Nusa Tenggara Timur
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 102,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4752);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
3. Undang–Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang–Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5539) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang–Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5717);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014
tentang Pemilihan Kepala Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2092);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun 2015 tentang
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 4);
7. Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Timur Nomor 2 Tahun
2016 tentang Pemilihan Kepala Desa (Lembaran Daerah
Kabupaten Manggarai Timur Tahun 2016 Nomor 2 Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Manggarai Timur Nomor123);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TEKNIS OPERASIONAL


PEMILIHAN KEPALA DESA.

BAB I
KETENTUAN
UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Manggarai Timur.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur.
3. Bupati adalah Bupati Manggarai Timur.
4. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah
Kabupaten Manggarai Timur.
5. Camat adalah Kepala Kecamatan yang merupakan Perangkat Daerah
Kabupaten Manggarai Timur.
6. Desa adalah Desa dan Desa adat atau yang disebut dengan nama
lain, selanjutnya disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa yang dibantu perangkat Desa
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
9. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain
yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang melaksanakan
fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk
Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara
demokratis.
10. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah
musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah
Desa, dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan
Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.
11. Pemilihan Kepala Desa adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat di Desa
dalam rangka memilih Kepala Desa yang bersifat langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil yang dilaksanakan secara serentak
dan/atau antar waktu.
12. Pemilihan Kepala Desa serentak adalah pemilihan Kepala Desa yang
dilaksanakan pada hari yang sama baik satu kali maupun bergelombang
dengan mempertimbangkan jumlah Desa dan kemampuan biaya
pemilihan.
13. Pemilihan Kepala Desa satu kali adalah pemilihan Kepala Desa yang
dilaksanaan hanya satu kali pada hari yang sama untuk semua Desa
dalam wilayah kabupaten.
14. Pemilihan Kepala Desa bergelombang adalah pemilihan Kepala Desa yang
dilaksanakan secara bergelombang paling banyak 3 (tiga) kali dalam
jangka waktu 6 (enam) tahun dengan interval waktu paling lama 2 (dua)
tahun.
15. Kepala Desa adalah pejabat pemerintah Desa yang mempunyai
wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga
Desanya dan melaksanakan tugas dari Pemerintah dan Pemerintah
Daerah.

16. Panitia Pemilihan Kepala Desa yang selanjutnya disebut Panitia


Pemilihan adalah Panitia yang dibentuk oleh BPD untuk
menyelenggarakan proses pemilihan Kepala Desa.
17. Calon Kepala Desa adalah bakal calon Kepala Desa yang telah
ditetapkan oleh Panitia Pemilihan sebagai calon yang berhak dipilih
menjadi Kepala Desa berdasarkan hasil evaluasi tim pembina
Kecamatan.
18. Calon Kepala Desa Terpilih adalah calon Kepala Desa yang memperoleh
suara terbanyak dalam pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.
19. Penjabat Kepala Desa adalah seseorang penjabat yang diangkat oleh
pejabat yang berwenang untuk melaksanakan tugas, hak dan wewenang
serta kewajiban Kepala Desa dalam kurun waktu tertentu.
20. Pemilih adalah penduduk Desa yang bersangkutan dan telah
memenuhi persyaratan untuk menggunakan hak pilih dalam pemilihan
Kepala Desa.
21. Daftar Pemilih Sementara yang selanjutnya disebut DPS adalah daftar
pemilih yang disusun berdasarkan data Daftar Pemilih Tetap Pemilihan
Umum terakhir yang telah diperbaharui dan dicek kembali atas
kebenarannya serta ditambah dengan pemilih baru.
22. Daftar Pemilih Tambahan yang selanjutnya disingkat DPTb adalah daftar
pemilih yang disusun berdasarkan usulan dari pemilih karena yang
bersangkutan belum terdaftar dalam Daftar Pemilih Sementara.
23. Daftar Pemilih Tetap yang selanjutnya disebut DPT adalah daftar pemilih
yang telah ditetapkan oleh Panitia Pemilihan sebagai dasar penentuan
identitas pemilih dan jumlah pemilih dalam pemilihan Kepala Desa.
24. Kampanye Pemilihan Kepala Desa yang selanjutnya disebut kampanye
adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh calon Kepala Desa dan atau
tim kampanye untuk meyakinkan para pemilih dalam rangka
mendapatkan dukungan sebesar-besarnya, dengan menawarkan visi,
misi, dan program secara lisan dan tulisan kepada masyarakat Desa
dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh Panitia Pemilihan.
25. Pemberitaan, penyiaran dan iklan kampanye adalah penyampaian
pesan- pesan kampanye oleh calon Kepala Desa melalui media cetak dan
elektronik secara berulang-ulang berbentuk tulisan, gambar, animasi,
suara, peragaan, sandiwara, dan bentuk lainnya yang berisi ajakan,
himbauan untuk memberikan dukungan kepada calon Kepala Desa.
26. Alat peraga kampanye adalah semua benda atau bentuk lain yang
memuat visi, misi dan program calon Kepala Desa, simbol-simbol atau
tanda gambar calon Kepala Desa yang dipasang untuk keperluan
kampanye yang bertujuan untuk mengajak orang memilih calon Kepala
Desa tertentu.
27. Tempat Pemungutan Suara yang selanjutnya disingkat TPS adalah
tempat dilaksanakannya pemungutan suara pemilihan Kepala Desa.
28. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APB Desa,
adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
29. Penjaringan adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh Panitia Pemilihan
yang meliputi kegiatan penentuan persyaratan, pengumuman waktu
pendaftaran dan pendaftaran bakal calon.
30. Penyaringan adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh Panitia Pemilihan
berupa penelitian persyaratan administrasi bakal calon untuk
selanjutnya ditetapkan menjadi calon sampai dengan mengumumkan
calon untuk selanjutnya ditetapkan menjadi calon sampai dengan
mengumumkan calon di tempat terbuka yang mudah diketahui oleh
masyarakat untuk memberi kesempatan kepada masyarakat
memberikan penilaian masing-masing calon sebelum ditetapkan menjadi
calon yang berhak dipilih dengan keputusan BPD.
31. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara, selanjutnya disingkat
KPPS, adalah kelompok yang dibentuk oleh Panitia Pemilihan untuk
melaksanakan pemungutan suara di tempat pemungutan suara.
32. Hari adalah hari kerja.

BAB II
PEMILIHAN KEPALA DESA

Pasal 2
(1) Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan secara serentak bergelombang.
(2) Pemilihan Kepala Desa secara bergelombang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 6 (enam) tahun.
(3) Pemilihan Kepala Desa secara bergelombang sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan dalam tahapan sebagai berikut:
a. Gelombang I dilaksanakan pada Bulan Februari 2017;
b. Gelombang II dilaksanakan pada Bulan Oktober 2019; dan
c. Gelombang III dilaksanakan pada Bulan Juni 2021.
(4) Desa yang melaksanakan Pemilihan Kepala Desa pada Gelombang I,
Gelombang II dan Gelombang III sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
tercantum pada Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Bupati ini.
(5) Tahapan Pemilihan Kepala Desa selanjutnya disesuaikan dengan masa
jabatan Kepala Desa.
(6) Hari dan tanggal pelaksanaan pemungutan suara pada masing-masing
gelombang sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ditetapkan dengan
Keputusan Bupati.
BAB III
TAHAPAN PEMILIHAN KEPALA DESA
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 3
Pemilihan Kepala Desa dilaksanakan melalui tahapan:
a. Persiapan;
b. Pencalonan;
c. Pemungutan suara; dan
d. Penetapan.

Bagian Kedua
Persiapan

Pasal 4
(1) Bupati membentuk Panitia Pemilihan Kabupaten.
(2) Panitia Pemilihan Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai tugas:
a. merencanakan, mengkoordinasikan dan menyelenggarakan semua
tahapan pelaksanaan pemilihan tingkat Kabupaten;
b. melakukan bimbingan teknis pelaksanaan pemilihan Kepala Desa
terhadap Panitia Pemilihan;
c. menetapkan jumlah surat suara dan kotak suara;
d. memfasilitasi pencetakan surat suara dan pembuatan kotak suara
serta perlengkapan pemilihan lainnya;
e. menyampaikan surat suara dan kotak suara dan perlengkapan
pemilihan lainnya kepada panitia pemilihan;
f. memfasilitasi penyelesaian permasalahan pemilihan Kepala Desa
tingkat kabupaten;
g. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan; dan
h. melaksanakan tugas dan wewenang lain yang ditetapkan dengan
Keputusan Bupati.
(3) Panitia Pemilihan Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
Pasal 5
Persiapan Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a terdiri
atas:
a. pemberitahuan BPD kepada Kepala Desa tentang akhir masa jabatan
yang disampaikan 6 (enam) bulan sebelum berakhir masa jabatan;
b. pembentukan Panitia Pemilihan oleh BPD ditetapkan dalam jangka
waktu 10 (sepuluh) hari setelah pemberitahuan akhir masa jabatan;
c. laporan akhir masa jabatan Kepala Desa kepada Bupati disampaikan
dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah pemberitahuan akhir
masa jabatan;
d. perencanaan biaya pemilihan diajukan oleh Panitia Pemilihan kepada
Bupati melalui Camat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah
terbentuknya Panitia Pemilihan; dan
e. persetujuan biaya pemilihan dari Bupati dalam jangka waktu 30 hari
(tiga puluh) hari sejak diajukan oleh Panitia Pemilihan.

Pasal 6
(1) Pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a,
disampaikan secara tertulis oleh BPD kepada Kepala Desa yang
bersangkutan dengan tembusan kepada Bupati dan Camat.
(2) Sistematika laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c,
sebagaimana tercantum pada Lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 7
(1) Anggota Panitia Pemilihan terdiri atas unsur perangkat Desa, Lembaga
Kemasyarakatan Desa, dan tokoh masyarakat Desa yang bersifat mandiri
dan tidak memihak.
(2) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat kolektif
kolegial yang masing-masing dalam jabatannya merangkap anggota dengan
susunan:
a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
d. Seksi- seksi :
 Seksi Pendaftaran Pemilih dan Calon paling banyak lima orang
 Seksi Keamanan paling banyak dua orang tiap TPS
 Seksi Logistik paling banyak tiga orang tiap TPS, dan
 Seksi Pemungutan Suara paling banyak lima orang tiap TPS.
(3) Masa tugas Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berakhir sampai dengan pelantikan Kepala Desa terpilih.
(4) Penetapan susunan Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan dengan cara musyawarah mufakat antar anggota BPD
dengan memperhatikan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30
%.
(5) Dalam hal musyawarah mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
tidak tercapai, maka dilaksanakan melalui mekanisme pemungutan suara.
(6) Dalam hal anggota panitia pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mendaftarkan diri sebagai bakal calon atau berhalangan tetap, maka BPD
memberhentikan dan mengganti keanggotaannya dengan Keputusan BPD.
(7) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan Keputusan BPD .

Pasal 8
(1) Pembentukan Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
huruf b, disampaikan secara tertulis oleh BPD kepada Bupati melalui
Camat yang dilampiri dengan Keputusan BPD sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 ayat (8) paling lambat 3 (tiga) hari setelah ditetapkan.
(2) Apabila dalam tenggang waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
huruf b, BPD belum membentuk Panitia Pemilihan maka Camat wajib
memfasilitasi pembentukan Panitia Pemilihan.
Pasal 9
(1) BPD yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 huruf a, dikenakan sanksi administratif berupa :
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; atau
c. pemberhentian sebagai anggota BPD.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan
huruf b, dilakukan oleh Camat.
(3) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
dilakukan oleh Bupati atas usul Camat.
(4) Dalam hal BPD dikenakan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
Bupati mengangkat pengganti BPD.
(5) Ketentuan mengenai pengganti BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan tentang BPD.

Pasal 10
Panitia Pemilihan mempunyai tugas:
a. merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan, mengawasi dan
mengendalikan semua tahapan pelaksanaan pemilihan;
b. merencanakan dan mengajukan biaya pemilihan kepada Bupati melalui
Camat;
c. melakukan pendaftaran dan penetapan pemilih;
d. mengadakan penjaringan dan penyaringan bakal calon;
e. melakukan penelitian kelengkapan persyaratan administrasi dan
klarifikasi administrasi bakal calon kepada instansi terkait;
f. menetapkan dan mengumumkan calon yang telah memenuhi
persyaratan;
g. menetapkan dan mengumumkan daftar pemilih tetap;
h. menetapkan tata cara pelaksanaan pemilihan;
i. menetapkan tata cara pelaksanaan kampanye;
j. memfasilitasi penyediaan peralatan, perlengkapan, administrasi, surat
suara, dan tempat pemungutan suara;
k. melaksanakan pemungutan suara;
l. menetapkan hasil rekapitulasi penghitungan suara dan mengumumkan
hasil pemilihan;
m. membuat Berita Acara pemilihan yang ditandatangani oleh Panitia
Pemilihan;
n. menetapkan calon Kepala Desa terpilih;
o. melaporkan pelaksanaan pemilihan kepada BPD;

p. menerima, memproses dan menyelesaikan pengaduan masalah


perselisihan pemilihan Kepala Desa, dan/atau laporan permasalahan
administratif yang terjadi selama proses pemilihan;
q. melakukan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan pemilihan.

Pasal 11
(1) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
Panitia Pemilihan harus bersikap jujur, adil, netral, transparan dan
obyektif.
2) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
menyampaikan laporan hasil pemilihan kepada BPD selambat-lambatnya
3 (tiga) hari setelah selesainya pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.

Pasal 12
(1) Pemilih yang menggunakan hak pilih, harus terdaftar sebagai pemilih.
(2) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi syarat :
a. penduduk Desa yang pada hari pemungutan suara pemilihan Kepala
Desa sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin
ditetapkan sebagai pemilih;
b. nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa/ ingatannya;
c. tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap; dan
d. berdomisili di Desa sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan sebelum
disahkannya daftar pemilih sementara yang dibuktikan dengan Kartu
Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Penduduk.
(3) Pemilih yang telah terdaftar dalam pemilih ternyata tidak lagi memenuhi
syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tidak dapat menggunakan
hak memilih.

Pasal 13

(1) Daftar Pemilih dimutakhirkan dan divalidasi sesuai data penduduk di Desa.
(2) Pemutakhiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan karena:
a. memenuhi syarat usia pemilih, yang sampai dengan hari dan tanggal
pemungutan suara pemilihan sudah berumur 17 (tujuh belas) tahun;

b. belum berumur 17 (tujuh belas) tahun, tetapi sudah/pernah kawin;

c. telah meninggal dunia;

d. pindah domisili ke Desa lain; atau

e. belum terdaftar.

(3) Berdasarkan daftar pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Panitia
Pemilihan menyusun dan menetapkan DPS.

Pasal 14

(1) DPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3), diumumkan oleh
Panitia Pemilihan pada Kantor Desa dan tempat yang mudah dijangkau
masyarakat.
(2) Jangka waktu pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) selama
3 (tiga) hari.

Pasal 15
(1) Dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2),
Pemilih atau anggota keluarga dapat mengajukan usul perbaikan
mengenai penulisan nama dan/atau identitas lainnya.
(2) Selain usul perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemilih atau
anggota keluarga dapat memberikan informasi yang meliputi:

a. pemilih yang terdaftar sudah meninggal dunia;


b. pemilih sudah tidak berdomisili di Desa tersebut;
c. Pemilih yang sudah nikah dibawah umur 17 tahun; atau
d. pemilih yang sudah terdaftar tetapi sudah tidak memenuhi syarat
sebagai pemilih.
(3) Apabila usul perbaikan dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2) diterima, Panitia Pemilihan segera mengadakan perbaikan
DPS.

Pasal 16
(1) Pemilih yang belum terdaftar, secara aktif melaporkan kepada Panitia
Pemilihan melalui pengurus Rukun Tetangga/Rukun Warga.
(2) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didaftar sebagai pemilih
tambahan.

(3) Pencatatan data pemilih tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) hari.

Pasal 17

(1) Daftar Pemilih Tambahan diumumkan oleh Panitia Pemilihan pada tempat-
tempat yang mudah dijangkau oleh masyarakat.

(2) Jangka waktu pengumuman Daftar Pemilih Tambahan sebagaimana


dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan selama 3 (tiga) hari terhitung sejak
berakhirnya jangka waktu penyusunan tambahan.

Pasal 18

Panitia Pemilihan menetapkan dan mengumumkan DPS yang sudah diperbaiki


dan DPTb sebagai DPT.
Pasal 19

(1) DPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, diumumkan di tempat yang
strategis di Desa untuk diketahui oleh masyarakat.

(2) Jangka waktu pengumuman DPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
selama 3 (tiga) hari terhitung sejak berakhirnya jangka waktu penyusunan
DPT.

Pasal 20

Untuk keperluan pemungutan suara di TPS, Panitia menyusun salinan DPT


untuk TPS.

Pasal 21

Rekapitulasi jumlah pemilih tetap, digunakan sebagai bahan penyusunan


kebutuhan surat suara dan alat perlengkapan pemilihan.

Pasal 22

DPT yang sudah disahkan oleh Panitia Pemilihan tidak dapat diubah, kecuali
ada pemilih yang meninggal dunia, Panitia Pemilihan membubuhkan catatan
dalam DPT pada kolom keterangan "meninggal dunia".

Pasal 23
Panitia Pemilihan menetapkan petugas pendataan pemilih, untuk menyusun
DPS, DPTb dan DPT.

Bagian Ketiga

Pencalonan

Pasal 24
(1) Calon Kepala Desa wajib memenuhi persyaratan:

a. warga negara Republik Indonesia;

b. bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa;


c. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika;

d. berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Menengah Pertama (SMP)


atau sederajat;

e. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun pada saat mendaftar;

f. bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa;

g. terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal di Desa setempat


paling kurang 1 (satu) tahun sebelum pendaftaran;

h. tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;

i. tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan


yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah selesai
menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara jujur dan
terbuka kepada publik bahwa yang bersangkutan pernah dipidana
serta bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang;

j. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan Putusan Pengadilan


yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;

k. sehat jasmani dan rohani;

l. tidak pernah sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan;
dan

m. surat keterangan bebas narkoba dan rekomendasi dari Inspektorat


Kabupaten Manggarai Timur khusus bagi calon incumbent.

(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, dibuktikan


dengan Surat Keterangan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Manggarai Timur.

(3) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan huruf c,
dibuktikan dengan surat pernyataan yang dibuat oleh yang bersangkutan
diatas kertas segel atau bermeterai cukup.
(4) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, dibuktikan
dengan ijazah pendidikan formal dari tingkat dasar sampai dengan ijazah
terakhir yang dilegalisasi oleh pejabat berwenang atau surat pernyataan
dari pejabat yang berwenang.
(5) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, dibuktikan
dengan akta kelahiran atau surat keterangan kenal lahir.
(6) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, dibuktikan
dengan surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa yang
dibuat oleh yang bersangkutan di atas kertas segel atau bermeterai
cukup.
(7) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf g, dibuktikan
dengan kartu tanda penduduk dan surat keterangan bertempat tinggal
paling kurang 1 (satu) tahun sebelum pendaftaran dari rukun
tetangga/rukun warga dan Kepala Desa setempat.
(8) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h, dibuktikan
dengan surat keterangan dari Ketua Pengadilan bahwa tidak pernah
dijatuhi pidana penjara.
(9) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf i, dibuktikan
dengan surat keterangan dari Ketua Pengadilan Negeri bahwa tidak
pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak
pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima)
tahun atau lebih.
(10) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf j, dibuktikan
dengan surat keterangan dari Ketua Pengadilan Negeri bahwa tidak
sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan yang
telah mempunyai hukum tetap.
(11)Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf k, dibuktikan
dengan surat keterangan berbadan sehat dari Rumah Sakit Umum
Daerah.
(12) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf l, dibuktikan
dengan surat keterangan dari Pemerintah Daerah dan surat pernyataan
dari yang bersangkutan bahwa tidak pernah menjadi Kepala Desa
selama 3 (tiga) kali masa jabatan.
Pasal 25
(1) Panitia Pemilihan mengumumkan dimulainya pelaksanaan pemilihan
Kepala Desa kepada masyarakat.
(2) Pengumuman pelaksanaan pemilihan Kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sekurang-kurangnya meliputi:
a. jadwal pemilihan Kepala Desa;
b. waktu dan tempat pendaftaran bakal calon Kepala Desa;
c. persyaratan bakal calon dan/atau calon Kepala Desa; dan
d. persyaratan pemilih.
(3) Pengumuman pelaksanaan pemilihan Kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui:
a. pengumuman tertulis yang ditempelkan pada Kantor Desa, pada
setiap rukun tetangga, pada fasilitas umum dan/atau fasilitas
sosial, dan tempat-tempat umum yang strategis di desa untuk
diketahui oleh masyarakat; dan
b. penyampaian secara lisan dalam acara pertemuan masyarakat.

Pasal 26
(1) Panitia pemilihan Kepala Desa mengumumkan pendaftaran tahap awal.
(2) Penjaringan dan pendaftaran tahap awal dilaksanakan dalam jangka
waktu 5 (lima) Hari setelah pengumuman, sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
(3) Pendaftar mengisi formulir pendaftaran yang disediakan oleh Panitia
Pemilihan.
(4) Panitia Pemilihan mencatat dan meregister setiap peserta yang mendaftar
sebagai bakal calon Kepala Desa.
(5) Apabila dalam tenggang waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
masa jabatan Kepala Desa berakhir, Bupati mengangkat Penjabat Kepala
Desa dari Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah.

Pasal 27
(1) Panitia Pemilihan melakukan penelitian terhadap persyaratan bakal
calon Kepala Desa meliputi penelitian kelengkapan dan keabsahan
administrasi pencalonan selama 3 (tiga) hari sejak pendaftaran ditutup.
(2) Penelitian kelengkapan dan keabsahan administrasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disertai klarifikasi pada instansi yang berwenang
yang dilengkapi dengan surat keterangan dari yang berwenang yang
dilaksanakan dalam waktu 4 (empat) hari.
(3) Dalam hal keabsahan administrasi persyaratan bakal calon Kepala Desa
dipersoalkan oleh salah satu calon Kepala Desa, jawaban hasil dari
klarifikasi instansi yang berwenang dijadikan dasar penentuan
keabsahan.
(4) Panitia Pemilihan mengumumkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), kepada masyarakat untuk memperoleh masukan dalam
waktu 3 (tiga) hari.
(5) Masukan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (4), wajib
diproses dan ditindaklanjuti Panitia Pemilihan paling lambat 3 (tiga) hari
setelah masukan diterima oleh Panitia Pemilihan.
(6) Dalam hal Panitia telah memastikan tidak adanya tanggapan masyarakat
atas hasil penelitian atau tanggapan masyarakat atas hasil penelitian
telah diproses dan ditindaklanjuti, Panitia Pemilihan membuat Berita
Acara Hasil penelitian dan klarifikasi administrasi persyaratan calon
Kepala Desa yang ditandatangani oleh Panitia Pemilihan, semua bakal
calon Kepala Desa dalam rangkap 2 (dua) atau sesuai kebutuhan.
(7) Berita Acara Hasil Penelitian dan Klarifikasi Administrasi Persyaratan
Calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (6) bersifat final
dan mengikat.

Pasal 28
(1) Dalam hal bakal calon Kepala Desa yang memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) berjumlah paling sedikit 2
(dua) orang dan paling banyak 5 (lima) orang, Panitia pemilihan
menetapkan bakal calon Kepala Desa menjadi calon Kepala Desa.

(2) Calon Kepala Desa yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diumumkan kepada masyarakat paling lama 7 (tujuh) hari setelah
penetapan.
Pasal 29
(1) Dalam hal bakal calon yang memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) kurang dari 2 (dua) orang, Panitia
Pemilihan memperpanjang waktu pendaftaran selama 20 (dua puluh)
hari.
(2) Dalam hal bakal calon yang memenuhi persyaratan tetap kurang dari 2
(dua) orang setelah perpanjangan waktu pendaftaran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Bupati menunda pelaksanaan pemilihan Kepala
Desa sampai dengan waktu yang ditetapkan kemudian.

Pasal 30
(1) Dalam hal bakal calon yang memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1) lebih dari 5 (lima) orang, Panitia
Pemilihan melakukan seleksi tambahan dengan menggunakan kriteria
pengalaman bekerja di Lembaga Pemerintahan, tingkat pendidikan, usia,
tes tertulis dan wawancara.
(2) Seleksi tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
pengalaman bekerja paling kurang 2 (dua) tahun.
(3) Pengalaman bekerja sebagaimana dimaksud ayat (1) dibuktikan dengan :
a. Riwayat pekerjaan yang ditandatangani oleh Bakal Calon dengan
dibubuhi meterai Rp 6000 (enam ribu rupiah);
b. Keputusan Pengangkatan oleh Pejabat yang berwenang bagi calon
yang telah bekerja di Instansi Pemerintahan maupun Swasta;
dan/atau
c. Rekomendasi dari instansi tempat yang bersangkutan bekerja.
(4) Calon Kepala Desa wajib menunjukkan Ijazah asli dari tingkat Sekolah
Dasar sampai dengan Ijazah terakhir.
(5) Usia Calon paling rendah 25 tahun dan paling tinggi 55 tahun yang
dibuktikan dengan akte kelahiran asli.
(6) Seleksi tambahan Calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh Panitia Kabupaten melalui test tertulis dan wawancara
yang meliputi :
a. kecakapan menetapkan formulasi dan alternatif pemecahan
masalah serta pengambilan keputusan;
b. pengetahuan umum dan pengetahuan dasar pemerintahan Desa.
c. penyampaian visi dan misi dan wawancara program kerja bakal
calon Kepala Desa 6 (enam) tahun ke depan.
d. pengetahuan baca tulis, penguasaan bahasa Indonesia; dan
e. penampilan, etika dan kepemimpinan.
(7) Hasil seleksi tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dijadikan
penentuan bakal calon untuk dikembalikan kepada Panitia Pemilihan
tingkat desa.

Pasal 31

(1) Penetapan calon Kepala Desa disertai dengan penentuan nomor urut
melalui undian secara terbuka oleh Panitia pemilihan.

(2) Undian nomor urut calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dihadiri
oleh para calon.

(3) Nomor urut dan nama calon yang telah ditetapkan disusun dalam daftar
calon dan dituangkan dalam berita acara penetapan calon Kepala Desa.

(4) Panitia Pemilihan mengumumkan melalui media masa dan/atau papan


pengumuman tentang nama calon yang telah ditetapkan paling lambat 7
(tujuh) hari sejak tanggal ditetapkan.

(5) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (4), bersifat final dan
mengikat.

Bagian Keempat
Pemungutan Suara
Paragraf 1
Pendaftaran Pemilih

Pasal 32
(1) Panitia Pemilihan melalui petugas pendataan pemilih melaksanakan
pendaftaran pemilih paling lama 1 (satu) bulan sebelum pelaksanaan
pemungutan suara.
(2) Dalam pelaksanaan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Petugas pendataan dibantu oleh ketua rukun tetangga/rukun warga.
(3) Pendaftaran pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan
melalui tahapan:
a. penyediaan daftar pemilih yang digunakan pada saat pelaksanaan
Pemilihan Umum terakhir di Desa, digunakan sebagai dasar pemilih
untuk pemilihan Kepala Desa;
b. pemutakhiran Daftar Pemilih;
c. penyusunan DPS;
d. penyusunan DPTb; dan

e. penyusunan DPT.

Paragraf 2
Pemutakhiran Daftar Pemilih

Pasal 33
(1) Panitia pemilihan melakukan pemutakhiran data daftar pemilih yang
digunakan pada saat pelaksanaan Pemilihan Umum terakhir di Desa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3) huruf a.
(2) Pemutakhiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan untuk
mengidentifikasi pemilih yang dalam kondisi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 ayat (2).

Pasal 34
Dalam rangka pelaksanaan pemutakhiran daftar pemilih sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 33, Panitia Pemilihan dapat meminta keterangan
dan/atau berkonsultasi dengan instansi yang membidangi kependudukan dan
pencatatan sipil.
Paragraf 3
Daftar Pemilih Sementara (DPS)

Pasal 35
Berdasarkan hasil pemutakhiran daftar pemilih sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 33, Panitia Pemilihan menyusun dan menetapkan DPS yang
sekurang-kurangnya meliputi:
a. nomor urut;
b. nomor Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Domisili;

c. nama lengkap;
d. tempat/tanggal lahir;
e. status perkawinan;
f. jenis kelamin;
g. alamat tempat tinggal;
h. jenis cacat yang disandang; dan
i. keterangan lainnya.

Pasal 36
(1) DPS yang telah disusun dan ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35, diumumkan oleh panitia pemilihan Kepala Desa melalui :
a. pengumuman tertulis yang ditempelkan pada Kantor Desa, pada
setiap rukun tetangga, pada fasilitas umum dan/atau fasilitas
sosial, dan tempat-tempat umum yang strategis di Desa untuk
diketahui oleh masyarakat; dan
b. penyampaian secara lisan dalam acara pertemuan masyarakat.
(2) Jangka waktu pengumuman DPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan selama 3 (tiga) hari terhitung sejak ditetapkannya
DPS.

Pasal 37
(1) Dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2),
pemilih atau anggota keluarga dapat mengajukan usulan perbaikan
mengenai nama dan/atau identitas lainnya kepada Panitia Pemilihan
atau ketua rukun tetangga dan/atau rukun warga.
(2) Selain usulan perbaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga
dapat dilakukan perbaikan terhadap:
a. pemilih yang terdaftar sudah meninggal dunia;
b. pemilih sudah tidak berdomisili di Desa tersebut;
c. pemilih yang sudah menikah di bawah umur 17 (tujuh belas) tahun;
atau
d. pemilih yang sudah terdaftar tetapi sudah tidak memenuhi syarat
sebagai pemilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1).
(3) Apabila usul perbaikan dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) diterima, Panitia Pemilihan segera mengadakan perbaikan
DPS.

Paragraf 4
Daftar Pemilih Tambahan (DPTb)

Pasal 38
(1) Perbaikan DPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (3) dicatat
dalam DPTb yang dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) Hari sejak
berakhirnya jangka waktu pengumuman DPS.
(2) Apabila terdapat pemilih yang tidak tercantum dalam DPS, nama pemilih
tersebut dimasukan dalam DPTb.
(3) Panitia Pemilihan menetapkan DPTb.

Pasal 39
(1) DPTb sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (3), diumumkan oleh
Panitia Pemilihan melalui :
a. pengumuman tertulis yang ditempelkan pada Kantor Desa, pada
setiap rukun tetangga, pada fasilitas umum dan/atau fasilitas
sosial, dan tempat-tempat umum yang strategis di Desa untuk
diketahui oleh masyarakat; dan
b. penyampaian secara lisan dalam acara pertemuan masyarakat.
(2) Jangka waktu pengumuman DPTb sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilaksanakan selama 3 (tiga) Hari terhitung sejak ditetapkannya DPTb.
Paragraf 5
Daftar Pemilih Tetap (DPT)

Pasal 40
DPS dan DPTb yang sudah diperbaiki, ditetapkan menjadi DPT.

Pasal 41
(1) DPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, diumumkan oleh Panitia
Pemilihan melalui :
a. pengumuman tertulis yang ditempelkan pada Kantor Desa, pada
setiap rukun tetangga, pada fasilitas umum dan/atau fasilitas
sosial, dan tempat-tempat umum yang strategis di Desa untuk
diketahui oleh masyarakat; dan
b. penyampaian secara lisan dalam acara pertemuan masyarakat.

(2) Jangka waktu pengumuman DPT sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
adalah selama 3 (tiga) Hari terhitung sejak ditetapkannya DPT.

Pasal 42
Untuk keperluan pemungutan suara di TPS, Panitia Pemilihan membuat
salinan DPT untuk TPS.

Pasal 43
Rekapitulasi jumlah DPT, digunakan sebagai bahan penyusunan kebutuhan
surat suara dan alat perlengkapan pemilihan.

Pasal 44
DPT yang sudah ditetapkan oleh Panitia Pemilihan tidak dapat diubah,
kecuali ada pemilih yang meninggal dunia, Panitia Pemilihan membubuhkan
catatan dalam DPT pada kolom keterangan “meninggal dunia”.
Paragraf 6
Pengadaan Sarana dan Prasarana

Pasal 45
Perlengkapan penyelenggaraan Pemilihan terdiri atas:
a. kotak suara;
b. surat suara;
c. tinta;
d. bilik pemungutan suara;
e. alat untuk memberi tanda pilihan;
f. TPS.

Pasal 46
Dukungan perlengkapan lainnya terdiri atas:
a. sampul kertas;
b. tanda pengenal Panitia Pemilihan, petugas ketertiban dan saksi;
c. karet pengikat surat suara;
d. lem/perekat;
e. kantong plastik;
f. ballpoint;
g. gembok;
h. spidol;
i. formulir dan sertifikat;
j. stiker nomor kotak suara;
k. tali pengikat alat pemberi tanda pilihan;
l. daftar Pasangan Calon; dan
m. salinan Daftar Pemilih Tetap (DPT)

Pasal 47
(1) Kotak suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 huruf a, digunakan
pada pelaksanaan pemungutan suara dalam Pemilihan.
(2) Kotak suara yang digunakan dalam pemungutan suara Pemilihan Kepala
Desa berjumlah 1 (satu) buah pada setiap TPS.
(3) Kotak suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), diberi stiker
identitas atau tanda yang mencantumkan nama Desa dan Nomor
TPS serta tulisan rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilihan
Kepala Desa pada TPS tersebut.

Pasal 48
(1) Kotak suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 7 ayat (2) dapat
dibuat dari bahan:
a. karton kedap air, double wall, coating sisi luar; atau
b. plastik.
(2) Bentuk, ukuran dan warna kotak suara yang terbuat dari karton
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dibuat dengan ketentuan:
a. berbentuk kotak dengan ukuran panjang 40 cm, lebar 40 cm,
dan tinggi 60 cm;
b. pada sisi samping kanan dan kiri kotak suara diberi pegangan;
c. pada penutup kotak suara bagian tengah diberi celah/lubang untuk
memasukkan surat suara dengan panjang 18 cm dan lebar 1 cm;
d. pada sisi depan bagian tengah dipasang tempat untuk
memasang gembok;
e. berwarna coklat atau putih.
(3) Bentuk, ukuran dan warna kotak suara yang terbuat dari plastik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dibuat dengan ketentuan:
a. berbentuk kotak dengan ukuran panjang 40 cm, lebar 40 cm, dan
tinggi 60 cm;
b. pada sisi samping kanan dan kiri kotak suara diberi pegangan;
c. pada penutup kotak suara bagian tengah diberi
celah/lubang untuk memasukkan surat suara dengan panjang 18
cm dan lebar 1 cm;
d. pada sisi depan bagian tengah dipasang tempat untuk memasang
gembok;
e. warna sesuai ketersediaan bahan dan tidak transparan.
Pasal 49
Surat suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 huruf b merupakan
sarana yang digunakan untuk memberikan suara pada Pemilihan.

Pasal 50
(1) Surat suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 memuat nomor urut,
foto, dan nama Calon.
(2) Desain surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. latar belakang foto calon berwarna merah putih;
b. tidak memakai ornamen, gambar atau tulisan selain yang
melekat pada pakaian yang dikenakan Calon;
c. tidak memakai ornamen, gambar atau tulisan yang dilarang
berdasarkan peraturan perundang- undangan;
d. format surat suara dibuat dengan memperhatikan posisi
lipatan dengan memperhatikan letak nomor urut Calon, foto
Calon dan nama Calon.
(3) Pengadaan surat suara, surat undangan pemungutan suara, dan
administrasi/format pendukung lainnya dilakukan oleh Panitia
Pemilihan dengan mengutamakan kapasitas cetak yang sesuai dengan
kebutuhan surat suara dan hasil cetak yang berkualitas.
(4) Selama proses pencetakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib
menjaga kerahasian, keamanan dan keselamatan surat suara.
(5) Spesifikasi surat suara dibuat dengan ketentuan:
a. Jenis kertas : HVS non security 80 gram
b. Bentuk : Memanjang, horizon, kecuali surat suara :
1. yang memuat minimal 2 (dua) orang
calon;
2. bentuk memanjang, vertikal.
c. Foto Calon Kepala Desa : Berwarna dengan ukuran 4x6 cm
d. Warna Kertas : Putih
e. Cetak : Satu muka dengan hasil cetak berkualitas
baik.
(6) Surat suara berbentuk segi empat yang memuat nomor, foto dan nama
calon yang telah ditentukan.
(7) Foto calon sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilarang menggunakan
tanda gambar/pakaian identitas organisasi/instansi dan partai politik
apapun.

Pasal 51
Surat suara diberi pengaman dengan tanda khusus untuk menjamin
keasliannya yang dapat berupa mikroteks, hidden image atau tanda khusus
lainnya.

Pasal 52
(1) Pemilih yang telah memberikan suara di TPS diberi tanda khusus oleh
KPPS.
(2) Tanda khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tinta.
(3) Jumlah tinta sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang disediakan di
setiap TPS paling banyak 2 (dua) botol.

Pasal 53
(1) Tinta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (2) harus aman
dan nyaman bagi pemakainya, tidak menimbulkan efek iritasi dan
alergi pada kulit.
(2) Tinta harus memiliki daya tahan/lekat paling kurang selama 24 (dua
puluh empat) jam.

Pasal 54
(1) Bilik pemungutan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45
huruf d, digunakan pada pelaksanaan pemungutan suara.
(2) Bilik pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
disediakan di setiap TPS paling sedikit 2 (dua) buah.
Pasal 55
(1) Alat untuk memberi tanda pilihan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 45 huruf e adalah alat coblos untuk memberi tanda satu
kali pada surat suara dengan mencoblos.
(2) Alat untuk memberi tanda pilihan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) disediakan 1 (satu) set pada setiap bilik pemungutan suara di TPS,
terdiri dari:
a. paku ukuran 15 cm untuk mencoblos;
b. bantalan/alas coblos; dan
c. tali pengikat alat coblos.

Pasal 56
(1) TPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 huruf f, dibuat untuk
pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara.
(2) TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memberikan kemudahan
akses bagi penyandang disabilitas.
(3) Jumlah, lokasi, bentuk dan tata letak TPS disesuaikan dengan jumlah pemilih.

Pasal 57
(1) Sampul kertas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 huruf a,
digunakan untuk memuat:
a. surat suara;
b. berita acara pemungutan dan penghitungan suara dan sertifikat
hasil penghitungan suara di TPS;
c. berita acara rekapitulasi hasil penghitungan perolehan
suara dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan
suara dari masing-masing TPS; dan
d. kunci gembok kotak suara.
(2) Sampul kertas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berbentuk sampul
biasa dan sampul dalam bentuk kubus atau kantong.
Pasal 58
(2) Tanda pengenal KPPS, petugas ketertiban dan saksi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 46 huruf b, dibuat secara khusus dengan mencantumkan:
a. judul Pemilihan;
b. logo daerah;
c. jabatan;
d. nama;
e. nomor TPS;
f. desa;
g. kecamatan;
h. kabupaten;
i. nama dan tanda tangan ketua KPPS.
(2) Tanda pengenal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibuat
dengan bahan kertas karton atau sejenisnya.

Pasal 59
(1) Formulir dan sertifikat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 huruf i,
digunakan dalam pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di
TPS serta pelaksanaan rekapitulasi hasil penghitungan suara.
(2) Formulir dan sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibuat dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. menggunakan bahan kertas HVS warna putih;
b. dicetak hitam putih satu muka.

Pasal 60
Formulir dan sertifikat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1)
yang digunakan untuk mencatat hasil perolehan suara Calon terdiri
dari formulir:
a. Berita Acara Pemungutan dan Penghitungan Suara di TPS;
b. Sertifikat Hasil dan Rincian Penghitungan Perolehan Suara di TPS;
c. lampiran Sertifikat Hasil dan Rincian Penghitungan Perolehan Suara
di TPS yang merupakan catatan hasil penghitungan perolehan suara
sah; dan
d. model Plano yang merupakan catatan hasil penghitungan
perolehan suara di TPS.

Pasal 61
(1) Stiker nomor kotak suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 huruf j
dipasang pada setiap kotak suara.
(2) Stiker nomor kotak suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang
dipasang pada setiap kotak sebanyak 1 (satu) buah.
(3) Stiker nomor kotak suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memuat:
a. tulisan Pemilihan Kepala Desa;
b. nomor kotak suara;
c. nomor TPS;
d. nama TPS
(4) Stiker nomor kotak suara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dibuat
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. menggunakan bahan stiker kertas HVS;
b. berbentuk empat persegi panjang; dan
c. sebanyak 1 (satu) stiker untuk setiap kotak suara.

Paragraf 7
Kampanye

Pasal 62
(1) Calon Kepala Desa dapat melakukan kampanye sesuai dengan kondisi
sosial budaya masyarakat Desa.
(2) Pelaksanaan kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
paling lama 3 (tiga) Hari sebelum dimulainya masa tenang.
(3) Kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan prinsip
jujur, terbuka, dialogis serta bertanggung jawab.

Pasal 63
(1) Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (1) memuat visi dan
misi bila terpilih sebagai Kepala Desa.
(2) Visi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan keinginan yang ingin
diwujudkan dalam jangka waktu masa jabatan Kepala Desa.
(3) Misi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi program yang akan
dilaksanakan dalam rangka mewujudkan visi.

Pasal 64

Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (1) dapat dilaksanakan


melalui:
a. pertemuan terbatas;
b. tatap muka
c. dialog;
d. penyebaran bahan kampanye kepada umum;
e. pemasangan alat peraga di tempat kampanye dan di tempat lain yang
ditentukan oleh Panitia Pemilihan; dan
f. kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan.

Pasal 65
(1) Pelaksana Kampanye dilarang:
a. mempersoalkan dasar negara Pancasila, Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan bentuk Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
b. melakukan kegiatan yang membahayakan keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
c. menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon dan/atau calon
yang lain;
d. menghasut dan mengadu-domba perseorangan atau masyarakat;
e. mengganggu ketertiban umum;
f. mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan
penggunaan kekerasan kepada seseorang, sekelompok anggota
masyarakat, dan/atau calon yang lain;
g. merusak dan/atau menghilangkan alat peraga Kampanye Calon;
h. menggunakan fasilitas Pemerintah, tempat ibadah, dan tempat
pendidikan;
i. membawa atau menggunakan gambar dan/atau atribut calon lain selain
dari gambar dan/atau atribut calon yang bersangkutan; dan
j. menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya kepada peserta
kampanye.
(2) Pelaksana kampanye dalam kegiatan kampanye dilarang
mengikutsertakan:

a. Kepala Desa;

b. Perangkat Desa; dan

c. anggota BPD.

Pasal 66

Pelaksana Kampanye yang melanggar larangan Kampanye sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 65 ayat (1) dikenai sanksi:
a. peringatan tertulis apabila pelaksana kampanye melanggar larangan
walaupun belum terjadi gangguan; dan
b. penghentian kegiatan kampanye di tempat terjadinya pelanggaran atau
di suatu wilayah yang dapat mengakibatkan gangguan terhadap
keamanan yang berpotensi menyebar ke wilayah lain.

Pasal 67
(1) Masa tenang selama 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan
suara.

(2) Hari dan tanggal pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh Bupati.

Pasal 68
(1) Panitia Pemilihan menetapkan jadwal dan ketentuan kampanye untuk
mengatur agar pelaksanaan kampanye berjalan tanpa mengganggu
ketentraman dan ketertiban masyarakat.
(2) Kampanye dilaksanakan selama 3 (tiga) Hari dan berakhir sampai dengan
dimulainya masa tenang.
(3) Masa tenang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlangsung selama 3
(tiga) Hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.
(4) Dalam masa tenang sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Panitia
Pemilihan dan tim kampanye calon Kepala Desa wajib membersihkan alat
peraga kampanye.

Paragraf 8
Pemungutan dan Penghitungan Suara

Pasal 69
(1) Pemungutan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 ayat (2),
dilakukan dengan memberikan suara melalui surat suara yang berisi
nomor, foto, dan nama calon atau berdasarkan kebiasaan masyarakat
Desa setempat.
(2) Pemberian suara untuk pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan mencoblos salah satu calon dalam surat suara.

Pasal 70
(1) Penyelenggara pemungutan suara dan penghitungan suara adalah
panitia pemilihan dibantu oleh satuan perlindungan masyarakat desa
dan aparat keamanan.
(2) Pembagian tugas panitia pemilihan dalam penyelenggaraan pemungutan
suara dan penghitungan suara dilakukan secara musyawarah yang
dipimpin oleh Ketua Panitia Pemilihan dengan berpedoman pada
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10.
(3) Ketua Panitia Pemilihan melakukan bimbingan teknis kepada anggota
penyelenggara pemungutan suara mengenai:
a. Pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara di TPS; dan
b. Pembagian tugas penyelenggara dan pengamanan di TPS.

Pasal 71
Panitia Pemilihan sebagai penyelenggara pemungutan suara dan
penghitungan suara mengadakan rapat teknis persiapan pemungutan suara
dan penghitungan suara dengan ketentuan sebagai berikut :
a. waktu rapat teknis persiapan dilaksanakan 7 (tujuh) Hari sebelum hari
dan tanggal pemungutan suara;
b. rapat teknis persiapan dipimpin oleh Ketua Panitia Pemilihan
dengan peserta rapat terdiri dari seluruh anggota Panitia Pemilihan,
calon Kepala Desa dan saksi-saksi;
c. Materi rapat teknis persiapan sekurang-kurangnya meliputi :
1) mengingatkan hari/tanggal pemungutan dan penghitungan suara;
2) menetapkan lokasi TPS;
3) pembagian tugas Panitia Pemilihan dalam penyelenggaraan
pemungutan dan penghitungan suara, termasuk pemberian surat
undangan/pemberitahuan pemungutan suara kepada pemilih
dengan dibantu oleh ketua rukun tetangga dan rukun warga.
4) pembagian tugas distribusi surat undangan;
5) pengecekan ketersediaan sarana dan prasarana pemungutan dan
penghitungan suara;

6) ketentuan kampanye dan masa tenang;


7) penetapan saksi-saksi dari calon Kepala Desa;
8) menyusun acara pemungutan dan penghitungan suara;
9) pembahasan antisipasi masalah pemungutan dan penghitungan
suara; dan
10) materi lainnya yang dibutuhkan.
d. Materi hasil rapat dibuat dalam berita acara yang ditandatangani oleh
seluruh Panitia Pemilihan, para calon Kepala Desa dan BPD.

Pasal 72
(3) Panitia Pemilihan mengumuman hari, tanggal, waktu dan tempat
pemungutan suara di TPS selambat-lambatnya 3 (tiga) hari sebelum
hari/tanggal pemungutan suara.
(4) Pelaksanaan pemungutan suara dimulai pada Jam 08.00 s/d 13.00 Wita.
Pasal 73
(1) Jumlah pemilih di TPS ditentukan Panitia Pemilihan.
(2) TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan lokasinya di
tempat yang mudah dijangkau, termasuk oleh penyandang cacat, serta
menjamin setiap pemilih dapat memberikan suaranya secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
(3) Jumlah, lokasi, bentuk dan tata letak TPS ditetapkan oleh Panitia
Pemilihan.
(4) Dalam hal penentuan lokasi TPS tidak disepakati oleh semua calon
Kepala Desa, penentuan lokasi TPS ditetapkan oleh Panitia Pemilihan
dengan persetujuan panitia pemilihan kabupaten.

Pasal 74
(1) Panitia Pemilihan dibantu oleh ketua rukun tetangga dan rukun warga
menyampaikan surat undangan/pemberitahuan untuk memberikan
suara di TPS kepada pemilih paling lama 3 (tiga) hari sebelum
hari/tanggal pemungutan suara.

(2) Setelah pemilih menerima surat undangan/pemberitahuan untuk


memberikan suara di TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemilih
menandatangani tanda terima surat undangan/pemberitahuan.
(3) Apabila pemilih tidak ada di tempat, panitia dapat menyampaikan surat
undangan/pemberitahuan untuk memberikan suara di TPS, kepada
kepala keluarga atau anggota keluarga lainnya dan tanda terima surat
undangan/pemberitahuan ditandatangani oleh kepala keluarga atau
anggota keluarga lainnya.
(4) Apabila pemilih belum menerima surat undangan/pemberitahuan,
pemilih diberikan kesempatan untuk meminta surat
undangan/pemberitahuan kepada Panitia Pemilihan selambat -
lambatnya 24 jam sebelum hari dan tanggal pemungutan suara.

Pasal 75
(1) Ketua Panitia Pemilihan sebagai anggota Pertama bertugas memimpin
rapat pemungutan suara.
(2) Sekretaris dan bendahara Panitia Pemilihan sebagai anggota Kedua dan
Ketiga bertugas membantu Ketua di meja pimpinan termasuk
menyiapkan berita acara beserta lampirannya.
(3) Anggota Panitia Pemilihan sebagai anggota Keempat dan Kelima
bertugas:
a. menerima pemilih yang akan masuk ke dalam TPS dengan
mengecek kesesuaian antara nama dalam surat pemberitahuan
dengan daftar pemilih tetap;
b. membubuhkan nomor urut kedatangan pada saat pemberitahuan
untuk memberikan suara di TPS;
c. memeriksa tanda khusus pada jari tangan pemilih;
d. memandu pemilih menurut jenis kelamin;
e. mengatur pemilih yang menunggu giliran untuk memberikan suara:
f. mengatur pemilih yang akan masuk ke bilik suara;
g. mengatur pemilih yang akan memasukkan surat suara ke dalam kotak
suara; dan
h. mengatur pemilih yang akan keluar TPS;
i. memastikan pemilih sudah diberi tanda khusus sebagai bukti telah
memberikan suaranya;
(4) Anggota Satuan Perlindungan Masyarakat Desa bertugas :
a. melaksanakan penjagaan ketertiban dan keamanan di TPS;
b. mengendalikan antrian pemilih di pintu masuk TPS:
c. mengamankan calon Kepala Desa dan Panitia Pemilihan.

Pasal 76
Inventarisasi kebutuhan sarana dan prasarana meliputi :
a. tempat duduk pemilih di dekat pintu masuk TPS;
b. tempat duduk pemilih di dalam TPS untuk menunggu waktu pencoblosan
ke bilik suara;
c. meja panjang dan tempat duduk ketua, anggota dan Panitia
lainnya;
d. meja dan tempat duduk di dekat pintu masuk TPS;
e. meja dan tempat duduk anggota yang ditempatkan diantara tempat
duduk pemilih dan bilik suara;
f. meja dan tempat duduk anggota di dekat kotak suara;
g. meja dan tempat duduk anggota di dekat pintu keluar TPS;
h. meja dan tempat duduk untuk saksi dari calon Kepala Desa;
i. meja untuk tempat kotak suara ditempatkan di dekat pintu keluar TPS;
j. bilik pemberian suara ditempatkan berhadapan dengan tempat duduk
ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa dan saksi;
k. papan untuk memasang foto calon Kepala Desa dan DPT dipasang dekat
pintu masuk TPS;
l. papan untuk menempelkan formulir catatan perhitungan suara;
m. papan nama TPS ditempatkan di dekat pintu masuk;
n. bilik suara disesuaikan dengan kebutuhan dan alas pencoblosan serta
alat pencoblosan surat suara;

o. kayu dan bambu untuk membuat batas TPS;


p. bangunan tempat panitia berteduh;
q. meja dan tempat duduk untuk para calon Kepala Desa;
r. pengeras suara;
s. formulir-formulir berita acara, daftar hadir dan laporan; dan
t. sarana kelengkapan lainnya sesuai dengan kebutuhan.

Pasal 77
(1) Jumlah saksi dari masing-masing calon Kepala Desa ditetapkan 1 (satu)
orang, yang mendapatkan mandat/surat penugasan/kuasa sebagai saksi
dari calon Kepala Desa.
(2) Mandat/Surat Penugasan/Kuasa sebagai saksi dari calon Kepala Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan paling lambat 1 (satu)
hari sebelum hari/tanggal pemungutan suara kepada panitia pemilihan.
(3) Kepada masing-masing saksi dari calon Kepala Desa diberikan Formulir
penghitungan suara yang disiapkan oleh panitia pemilihan Kepala Desa.
(4) Saksi dari calon Kepala Desa wajib menandatangani berita acara hasil
pemungutan suara dan penghitungan suara hasil pemilihan Kepala
Desa.
(5) Apabila saksi tidak bersedia menandatangani berita acara hasil
pemungutan suara, maka penghitungan suara hasil pemilihan Kepala
Desa tetap ditetapkan oleh Panitia Pemilihan.
Pasal 78
(1) Susunan acara pemungutan suara dan penghitungan suara adalah
sebagai berikut :
a. acara Pembukaan meliputi :
1) pembukaan;
2) laporan Ketua Panitia Pemilihan;
b. pelaksanaan meliputi :

1) penjelasan teknis pemilihan Kepala Desa oleh Ketua Panitia


Pemilihan;
2) persiapan pelaksanaan pemilihan;
3) pemungutan suara;
4) persiapan penghitungan suara;
5) penghitungan suara; dan
6) penetapan calon terpilih.
c. sebelum melaksanakan pemungutan suara, Panitia Pemilihan
melakukan :
(1) pembukaan kotak suara;
(2) pengeluaran seluruh isi kotak suara;
(3) pengidentifikasian jenis dokumen dan peralatan; dan
4) penghitungan jumlah setiap jenis dokumen dan peralatan.
(2) Kegiatan Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dapat
dihadiri oleh saksi dari calon, BPD, pengawas dan warga masyarakat.
(3) Kegiatan Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dibuatkan berita acara yang ditandatangani oleh Ketua Panitia Pemilihan
dan sekurang-kurangnya 2 (dua) anggota Panitia Pemilihan serta dapat
ditandatangani oleh saksi dari calon.

Pasal 79
(1) Pemilih tunanetra, tuna daksa atau yang mempunyai halangan fisik lain
pada saat memberikan suaranya di TPS dapat dibantu oleh Panitia
Pemilihan atau orang lain atas permintaan pemilih.
(2) Anggota Panitia Pemilihan atau orang lain yang membantu pemilih
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib merahasiakan pilihan pemilih
yang bersangkutan.
Pasal 80
Pemilih yang menjalani rawat inap di rumah sakit atau sejenisnya, yang
sedang menjalani hukuman penjara, pemilih yang tidak mempunyai tempat
tinggal tetap, yang tinggal di perahu atau pekerja lepas pantai dan tempat-
tempat lain memberikan suara di TPS khusus.

Pasal 81
(1) Setelah melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78
ayat (1), Panitia Pemilihan memberikan penjelasan mengenai tata cara
pemungutan suara.
(2) Dalam pemberian suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemilih
diberi kesempatan oleh Panitia Pemilihan berdasarkan prinsip urutan
kehadiran pemilih.
(3) Apabila menerima surat suara yang ternyata rusak, pemilih dapat
meminta surat suara pengganti kepada Panitia Pemilihan, kemudian
Panitia Pemilihan memberikan surat suara pengganti hanya satu kali.
(4) Apabila terdapat kekeliruan dalam cara memberikan suara, pemilih
dapat meminta surat suara pengganti kepada Panitia Pemilihan, Panitia
pemilihan memberikan surat suara pengganti hanya satu kali.
(5) Untuk mengantisipasi kemungkinan adanya surat suara rusak
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan tejadi kekeliruan dalam cara
memberikan suara, Panitia Pemilihan menyediakan tambahan surat
suara sebagai cadangan di TPS.
(6) Penggunaan tambahan surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat
(5), dicatat dan dibuatkan berita acara.

Pasal 82
Suara untuk pemilihan Kepala Desa dinyatakan sah apabila:

a. surat suara ditandatangani oleh Ketua Panitia Pemilihan; dan


b. tanda coblos hanya terdapat pada 1 (satu) kotak segi empat yang
memuat satu calon; atau
c. tanda coblos terdapat dalam salah satu kotak segi empat yang memuat
nomor, foto dan nama calon yang telah ditentukan; atau
d. tanda coblos lebih dari satu, tetapi masih di dalam salah satu kotak
segi empat yang memuat nomor, foto dan nama calon; atau
e. tanda coblos terdapat pada salah satu garis kotak segi empat yang
memuat nomor, foto dan nama calon.

Pasal 83

(1) Penghitungan suara di TPS dilakukan oleh Panitia Pemilihan 1 (satu)


jam setelah pemungutan suara berakhir.
(2) Sebelum penghitungan suara dimulai sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Panitia Pemilihan menghitung:
a. jumlah pemilih yang memberikan suara berdasarkan salinan
daftar pemilih tetap untuk TPS;

b. jumlah pemilih dari TPS lain;

c. jumlah surat suara yang tidak terpakai; dan

d. jumlah surat suara yang dikembalikan oleh pemilih karena rusak


atau keliru dicoblos.

(3) Penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilakukan


dan selesai di TPS oleh Panitia Pemilihan dan dapat dihadiri dan
disaksikan oleh saksi calon, BPD, pengawas dan warga masyarakat.
(4) Saksi calon dalam penghitungan suara sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), harus membawa surat mandat dari calon yang bersangkutan
dan menyerahkannya kepada Ketua Panitia Pemilihan.
(5) Panitia Pemilihan membuat berita acara hasil penghitungan suara yang
ditandatangani oleh Ketua dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang
anggota Panitia Pemilihan serta dapat ditandatangani oleh saksi calon.
(6) Panitia Pemilihan memberikan salinan berita acara hasil penghitungan
suara sebagaimana dimaksud pada ayat (5) kepada masing-masing saksi
calon yang hadir sebanyak 1 (satu) eksemplar dan menempelkan 1 (satu)
eksemplar sertifikat hasil penghitungan suara di tempat umum.
(7) Berita acara beserta kelengkapannya sebagaimana dimaksud pada ayat
(6), dimasukkan dalam sampul khusus yang disediakan dan
dimasukkan ke dalam kotak suara yang pada bagian luar ditempel label
atau segel.
(8) Panitia Pemilihan menyerahkan berita acara hasil penghitungan suara,
surat suara dan alat kelengkapan administrasi pemungutan dan
penghitungan suara kepada BPD segera setelah selesai penghitungan
suara.

Pasal 84
(1) Penghitungan ulang surat suara di TPS dilakukan apabila dari hasil
penelitian dan pemeriksaan terbukti terdapat satu atau lebih
penyimpangan, yaitu :
a. penghitungan suara dilakukan secara tertutup; atau
b. penghitungan suara dilakukan di tempat yang kurang penerangan
cahaya;
c. penghitungan suara dilakukan di tempat lain di luar tempat dan
waktu yang telah ditentukan; atau
d. terjadi ketidakkonsistenan dalam menentukan surat suara yang sah
dan surat suara yang tidak sah.
(2) Penghitungan ulang surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan oleh Panitia Pemilihan berdasarkan kesepakatan dengan para
saksi dari Calon Kepala Desa.

Pasal 85

(1) Calon Kepala Desa yang memperoleh suara terbanyak dari jumlah suara
sah ditetapkan sebagai calon Kepala Desa terpilih.

(2) Dalam hal jumlah calon Kepala Desa terpilih yang memperoleh suara
terbanyak yang sama lebih dari 1 (satu) calon pada Desa dengan TPS
lebih dari 1 (satu), calon terpilih ditetapkan berdasarkan suara
terbanyak pada TPS dengan jumlah pemilih terbanyak.

(3) Dalam hal jumlah calon terpilih yang memperoleh suara terbanyak yang
sama lebih dari 1 (satu) calon pada Desa dengan TPS hanya 1 (satu),
calon terpilih ditetapkan berdasarkan wilayah tempat tinggal dengan
jumlah pemilih terbesar.
Pasal 86

Perlengkapan pemungutan suara dan penghitungan suara di TPS, disimpan di


Kantor Desa atau di tempat lain yang terjamin keamanannya.

Bagian Kelima
Penetapan

Pasal 87
(1) Panitia Pemilihan menyampaikan laporan hasil pemilihan Kepala Desa
kepada BPD.
(2) BPD berdasarkan laporan hasil pemilihan Kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menyampaikan calon Kepala Desa terpilih
berdasarkan suara terbanyak kepada Bupati melalui Camat dengan
tembusan kepada Kepala Desa dalam jangka waktu paling lama 7 (tujuh)
hari setelah menerima laporan dari Panitia Pemilihan
(3) Bupati menetapkan pengesahan dan pengangkatan Kepala Desa dengan
Keputusan Bupati paling lambat 30 (tiga Puluh hari) setelah menerima
laporan dari BPD.

BAB IV
MASA JABATAN KEPALA DESA

Pasal 88
(2) Kepala Desa memegang jabatan selama 6 (enam) tahun terhitung sejak
tanggal pelantikan.
(3) Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat menjabat paling
lama 3 (tiga) kali masa jabatan secara berturut-turut atau tidak secara
berturut-turut.
(4) Ketentuan periodisasi masa jabatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) termasuk masa jabatan Kepala Desa yang dipilih melalui
musyawarah Desa.
(5) Dalam hal Kepala Desa mengundurkan diri sebelum habis masa
jabatannya atau diberhentikan, Kepala Desa dianggap telah
menjabat 1 (satu) periode masa jabatan.
BAB V
PEMILIHAN KEPALA DESA ANTARWAKTU
MELALUI MUSYAWARAH DESA

Pasal 89
Musyawarah Desa yang diselenggarakan khusus untuk pelaksanaan
pemilihan Kepala Desa antarwaktu dilaksanakan paling lama dalam jangka
waktu 6 (enam) bulan terhitung sejak Kepala Desa diberhentikan dengan
mekanisme sebagai berikut:
a. sebelum penyelenggaraan musyawarah Desa, dilakukan kegiatan yang
meliputi:
1. pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa antarwaktu o l e h BPD
paling lama dalam jangka waktu 15 (lima belas) Hari terhitung sejak
Kepala Desa diberhentikan;
2. pengajuan biaya pemilihan dengan beban APB Desa oleh Panitia
Pemilihan kepada Penjabat Kepala Desa paling lambat dalam jangka
waktu 30 (tiga puluh) Hari terhitung sejak Panitia Pemilihan
terbentuk;
3. pemberian persetujuan biaya pemilihan oleh Penjabat Kepala Desa
paling lama dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) Hari terhitung
sejak diajukan oleh Panitia Pemilihan;
4. pengumuman dan pendaftaran bakal calon Kepala Desa oleh Panitia
Pemilihan dalam jangka waktu 15 (lima belas) Hari;
5. penelitian kelengkapan persyaratan administrasi bakal calon oleh
Panitia Pemilihan dalam jangka waktu 7 (tujuh) Hari; dan
6. penetapan calon Kepala Desa antarwaktu oleh Panitia Pemilihan
paling sedikit 2 (dua) orang calon dan paling banyak 3 (tiga) orang
calon yang dimintakan pengesahan musyawarah Desa untuk
ditetapkan sebagai calon yang berhak dipilih dalam musyawarah Desa.
b. BPD menyelenggarakan musyawarah Desa yang meliputi kegiatan:
1. penyelenggaraan musyawarah Desa dipimpin oleh Ketua BPD yang
teknis pelaksanaan pemilihannya dilakukan oleh Panitia Pemilihan;
2. pengesahan calon Kepala Desa yang berhak dipilih oleh musyawarah
Desa melalui musyawarah mufakat atau melalui pemungutan suara;
3. pelaksanaan pemilihan calon Kepala Desa oleh Panitia Pemilihan
melalui mekanisme musyawarah mufakat atau melalui pemungutan
suara yang telah disepakati oleh musyawarah Desa;
4. pelaporan hasil pemilihan calon Kepala Desa oleh Panitia
Pemilihan kepada musyawarah Desa;
5. pengesahan calon terpilih oleh musyawarah Desa;
6. pelaporan hasil pemilihan Kepala Desa melalui musyawarah Desa
kepada BPD dalam jangka waktu 7 (tujuh) Hari setelah
musyawarah Desa mengesahkan calon Kepala Desa terpilih;
7. pelaporan calon Kepala Desa terpilih hasil musyawarah Desa oleh
ketua BPD kepada Bupati paling lambat 7 (tujuh) Hari setelah
menerima laporan dari Panitia Pemilihan;
8. penerbitan Keputusan Bupati tentang pengesahan
pengangkatan calon Kepala Desa terpilih paling lambat 30 (tiga puluh)
Hari sejak diterimanya laporan dari BPD; dan
9. pelantikan Kepala Desa oleh Bupati paling lama 30 (tiga puluh)
Hari sejak diterbitkan keputusan pengesahan pengangkatan calon
Kepala Desa terpilih dengan urutan acara pelantikan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VI
KEPALA DESA, PERANGKAT DESA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN BPD
SEBAGAI CALON KEPALA DESA

Bagian Kesatu
Calon Kepala Desa dari Kepala Desa atau Perangkat Desa

Pasal 90
(1) Kepala Desa yang akan mencalonkan diri kembali diberi cuti sejak
ditetapkan sebagai calon sampai dengan selesainya pelaksanaan
penetapan calon terpilih.
(2) Selama masa cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Desa
dilarang menggunakan fasilitas Pemerintah Desa untuk kepentingan
sebagai calon Kepala Desa.
(3) Dalam hal Kepala Desa cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
sekretaris Desa melaksanakan tugas dan kewajiban Kepala Desa.

Pasal 91
(1) Perangkat Desa yang mencalonkan diri dalam pemilihan Kepala Desa diberi
cuti terhitung sejak yang bersangkutan terdaftar sebagai bakal calon
Kepala Desa sampai dengan selesainya pelaksanaan penetapan calon
terpilih.
(2) Tugas perangkat Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dirangkap oleh
perangkat Desa lainnya yang ditetapkan dengan keputusan Kepala Desa.

Bagian Kedua
Calon Kepala Desa dari Pegawai Negeri Sipil

Pasal 92
(1) Pegawai Negeri Sipil yang mencalonkan diri dalam pemilihan Kepala Desa
harus mendapatkan izin tertulis dari Pejabat Pembina Kepegawaian.
(2) Dalam hal Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terpilih dan diangkat menjadi Kepala Desa, yang bersangkutan dibebaskan
sementara dari jabatannya selama menjadi Kepala Desa tanpa kehilangan
hak sebagai Pegawai Negeri Sipil.
(3) Pegawai Negeri Sipil yang terpilih dan diangkat menjadi Kepala Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berhak mendapatkan tunjangan
Kepala Desa dan penghasilan lainnya yang sah.

Bagian Ketiga
Calon Kepala Desa dari BPD

Pasal 93
(1) Pimpinan dan anggota BPD yang mencalonkan diri dalam pemilihan Kepala
Desa, mengundurkan diri terhitung sejak yang bersangkutan menjadi
bakal calon Kepala Desa pada saat penjaringan.
(2) Surat pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
kepada Bupati dan tembusan disampaikan kepada camat selambat-
lambatnya tujuh hari setelah yang bersangkutan mengundurkan diri.
(3) Surat pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
disampaikan kepada Panitia waktu pendaftaran calon.
(4) Bupati mengeluarkan Keputusan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh ) hari
sejak permohonan pengunduran diri yang bersangkutan diterima.
(5) Peresmian pemberhentian anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

BAB VII
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 94
(1) Setiap penduduk Desa berhak menyampaikan pengaduan pada setiap
tahapan proses pemilihan Kepala Desa.
(2) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam kurun
waktu 2 x 24 jam (dua kali dua puluh empat jam) pada setiap tahapan dan
disampaikan secara tertulis yang disertai dengan alat bukti yang sah.
(3) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan pada pihak
yang berwenang menyelesaikannya, antara lain :
a. kepada Panitia Pemilihan Kabupaten apabila permasalahan terjadi pada
tahapan persiapan sampai dengan penetapan calon Kepala Desa
terpilih; dan
b. kepada BPD apabila permasalahan terjadi dalam kepanitiaan.
(4) Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara
tertulis.
(5) Penyelesaian Pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dimuat
dalam Berita Acara Penyelesaian perselisihan.
Pasal 95
(1) Panitia Pemilihan Kabupaten dan/atau BPD mengeluarkan keputusan
atas pengaduan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 94 paling lambat 7
(tujuh) hari setelah pengaduan diterima.
(2) Apabila keputusan BPD atas pengaduan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak diterima oleh pihak yang mengadu maka BPD melaporkan
kepada Panitia Pemilihan Kabupaten untuk diputuskan.
(3) Panitia Pemilihan Kabupaten mengeluarkan keputusan atas pengaduan
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling lambat 7 (tujuh) hari setelah
laporan diterima.
(4) Dalam hal Pengaduan dinyatakan benar, BPD memerintahkan panitia
pemilihan untuk melakukan proses ulang pada tahapan yang diadukan.
(5) Dalam hal pengaduan kepada Panitia Pemilihan Kabupaten dinyatakan
benar oleh Panitia Pemilihan Kabupaten, Bupati memerintahkan Panitia
Pemilihan untuk melakukan proses dan/atau pemilihan ulang.
(6) Dalam hal Panitia Pemilihan Kabupaten dan BPD tidak dapat
menyelesaikan perselisihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 ayat
(3), Bupati berwenang menyelesaikan sengketa hasil Pemilihan Kepala
Desa.
(7) Keputusan Bupati atas sengketa Pemilihan Kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (7) bersifat final dan mengikat.

Bagian Kedua
Penyelesaian Permasalahan Administratif

Pasal 96
(1) Apabila terdapat permasalahan administratif dalam penyelenggaraan
pemilihan Kepala Desa, masyarakat dan/atau pihak yang dirugikan di
Desa dapat mengadukan atau melaporkan permasalahan kepada
Panitia Pemilihan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah terjadinya
permasalahan.
(2) Permasalahan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) antara
lain :
a. daftar pemilih; dan/atau
b. persyaratan calon Kepala Desa.
(3) Setiap pengaduan masyarakat dan/atau pihak yang dirugikan wajib
dilengkapi dengan :
a. identitas yang mengadukan dengan menyertakan foto copy Kartu
Tanda Penduduk yang sah; dan
b. alasan-alasan, bukti-bukti atau dasar pengaduan secara tertulis.
(4) Pengaduan dan laporan permasalahan administratif disampaikan
sebelum penetapan calon Kepala Desa dan penetapan DPT.
(5) Panitia Pemilihan membuat laporan dan mengkonsultasikan kepada
Panitia Kabupaten selambat-lambatnya 2 (dua) hari setelah diterima.

(6) Panitia Kabupaten memfasilitasi Panitia Pemilihan melalui rapat


penyelesaian permasalahan administratif pemilihan Kepala Desa yang
dihadiri oleh pihak terkait, selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah
laporan diterima.
(7) Hasil rapat penyelesaian permasalahan administratif pemilihan Kepala
Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dijadikan bahan oleh Panitia
Pemilihan dalam memberikan jawaban dan/atau keputusan.
(8) Jawaban dan/atau keputusan Panitia Pemilihan atas penyelesaian
masalah administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dilaksanakan
paling lama 7 (tujuh) hari sejak diterimanya pengaduan atau pelaporan.
(9) Jawaban dan/atau keputusan Panitia Pemilihan atas penyelesaian
masalah administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (8) bersifat final
dan mengikat.
(10) Apabila pengaduan dan/atau permasalahan pemilihan Kepala Desa yang
terjadi merupakan permasalahan yang berkaitan dengan tindak pidana
maka diselesaikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Pasal 97
Pengaduan atas masalah yang terjadi pada tahapan proses pemilihan yang
sudah dilalui dinyatakan tidak dapat diterima.
BAB VIII

PEMBIAYAAN

Pasal 98
(1) Biaya pemilihan Kepala Desa dibebankan pada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah.
(2) Dana bantuan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa untuk
kebutuhan pada pelaksanaan pemungutan suara.
(3) Pembiayaan pemilihan Kepala Desa antar Waktu dibebankan pada
APBDesa.
(4) Dalam hal biaya pemilihan Kepala Desa belum dianggarkan pada
APBDesa tahun anggaran berkenaan maka biaya pemilihan Kepala Desa
dianggarkan dalam Perubahan APBDesa pada tahun anggaran berjalan.
(5) Rincian biaya pemilihan Kepala Desa masing-masing desa ditetapkan
dengan Keputusan Bupati.

BAB IX

PELANTIKAN KEPALA DESA

Pasal 99
(1) Calon Kepala Desa terpilih dilantik oleh Bupati paling lama 30 (tiga
puluh) hari terhitung sejak tanggal penetapan Keputusan Bupati.
(2) Pelantikan calon Kepala Desa terpilih sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat dilimpahkan kepada Camat.
(3) Pelantikan Kepala Desa terpilih dapat dilaksanakan di Desa
bersangkutan dihadapan masyarakat.
(4) Sebelum memangku jabatannya, Kepala Desa terpilih mengucapkan
Sumpah atau Janji sebagai berikut :
”demi Allah (Tuhan), saya bersumpah/berjanji bahwa saya akan
memenuhi kewajiban saya selaku Kepala Desa dengan sebaik-
baiknya, sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya;
Bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan
mempertahankan Pancasila sebagai Dasar Negara, dan bahwa saya
akan menegakkan kehidupan demokrasi dan Undang-Undang Dasar
1945 serta melaksanakan segala peraturan perundang-undangan
dengan selurus-lurusnya yang berlaku bagi Desa, Daerah dan Negara
Kesatuaan Republik Indonesia”.

Pasal 100
(1) Pelantikan Calon Kepala Desa yang tidak dapat dilaksanakan tepat pada
waktu karena alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, dapat ditunda
paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal pelantikan yang telah ditetapkan.
(2) Dalam hal penundaan pelantikan calon Kepala Desa terpilih sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Bupati menugaskan Sekretaris Desa untuk
menjalankan tugas dan fungsi dari Kepala Desa.

Pasal 101
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 99, berlaku pula bagi Desa-
Desa yang dijabat oleh Penjabat Kepala Desa.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN BUPATI MANGGARAI TIMUR

NOMOR 23 TAHUN 2016

TENTANG

TEKNIS OPERASIONAL PEMILIHAN KEPALA DESA

I. UMUM

Kepala Desa sebagai pimpinan penyelenggaraan Pemerintah Desa, sangat


menentukan keberhasilan penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa dan pemberdayaan
masyarakat Desa, sehingga seorang Kepala Desa harus memenuhi
persyaratan yang ditentukan sehingga perlu diatur mengenai pemilihan
Kepala Desa. Dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun
2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa, serta dengan meningkatnya tuntutan dan dinamika
masyarakat, maka Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Timur Nomor 25
Tahun 2009 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan dan
Pemberhentian Kepala Desa dan Perangkat Desa perlu disesuaikan dan
disempurnakan.

Sehubungan dengan itu telah ditetapkan Peraturan Daerah Kabupaten


Manggarai Timur Nomor 2 Tahun 2016 tentang Pemilihan Kepala Desa.
Secara umum Peraturan Daerah dimaksud telah sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan yang lebih tinggi lebih khusus Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa.
Namun demikian Pemilihan Kepala Desa dalam Peraturan Daerah itu belum
diatur secara rinci. Dengan demikian perlu dibentuk Peraturan Bupati yang
muatan materinya lebih operasional mengatur tahapan dalam proses
pemilihan Kepala Desa.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1
Cukup jelas
Pasal 2
Cukup Jelas
Pasal 3
Cukup Jelas
Pasal 4
Cukup Jelass
Pasal 5
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Cukup jelas
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Perencanaan biaya pemilihan berupa proposal yang memuat
rincian Rencana Anggaran Biaya pada tahapan persiapan,
pencalonan dan penetapan calon Kepala Desa.
Huruf e
Cukup jelas
Pasal 6
Cukup jelas
Pasal 7
Cukup Jelas
Pasal 8
Cukup Jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup Jelas
Pasal 14
Cukup Jelas
Pasal 15
Cukup Jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19
Cukup jelas
Pasal 20
Cukup jelas
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22
Cukup jelas
Pasal 23
Cukup Jelas
Pasal 24
Ayat (1)
Huruf a
Cukup jelas
Huruf b
Yang dimaksud “bertaqwa” dalam ketentuan ini dalam arti taat
menjalankan kewajiban agamanya.
Huruf c
Cukup jelas
Huruf d
Yang dimaksud “sederajat” adalah Ujian Persamaan Lanjutan
setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang diselenggarakan
oleh Pemerintah atau diakui keberadaannya oleh Pemerintah.
Huruf e
Apabila pada saat pendaftaran Bakal Calon ditemukan lebih dari
satu surat bukti otentik mengenai usia Bakal Calon, maka yang
dijadikan dasar penentuan adalah bukti yang dikeluarkan paling
lama/lebih dahulu.
Huruf f
Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa harus dibuktikan dengan
surat pernyataan kesediaan menjadi Calon Kepala Desa.
Huruf g
Yang dimaksud “paling kurang 1 (satu) tahun adalah tidak
terdapat catatan mutasi atau kepindahan data kependudukan
atas diri seseorang selama 1 (satu) tahun, yang dibuktikan dengan
Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk.
Huruf h
Cukup jelas
Huruf i
Cukup jelas
Huruf j
Cukup jelas
Huruf k
Cukup jelas
Huruf l
Cukup jelas
Huruf m
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
Cukup Jelas
Ayat (5)
Cukup Jelas
Ayat (6)
Cukup Jelas
Ayat (7)
Cukup Jelas
Ayat (8)
Cukup Jelas
Ayat (9)
Cukup Jelas
Ayat (10)
Cukup Jelas
Ayat (11)
Cukup Jelas
Ayat (12)
Cukup Jelas
Pasal 25
Cukup Jelas
Pasal 26
Cukup Jelas
Pasal 27
Cukup jelas
Pasal 28
Cukup jelas
Pasal 29
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Dalam hal telah terjadi perpanjangan waktu pendaftaran, Bakal
Calon tetap kurang dari 2 (dua) orang Panitia Pemilihan
melaporkan kepada Bupati melalui Camat. Atas dasar laporan
tersebut Bupati menunda pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa
sampai dengan waktu yang ditetapkan kemudian.
Pasal 30
Cukup jelas
Pasal 31
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Pengumuman tentang nama calon yang telah ditetapkan yaitu
dalam bentuk:
a. pengumuman tertulis yang ditempelkan pada Kantor
Desa, pada setiap rukun tetangga, pada fasilitas umum
dan/atau fasilitas sosial, dan tempat-tempat umum yang
strategis di Desa untuk diketahui oleh masyarakat; dan
b. penyampaian secara lisan dalam acara pertemuan
masyarakat.
Pengumuman calon Kepala Desa tersebut memuat:
- nomor urut calon Kepala Desa;
- nama calon Kepala Desa;
- gambar foto calon Kepala Desa yang berpakaian sopan
dan rapih serta tidak menggunakan pakaian dan/atau
lambang identitas organisasi/instansi/partai politik apapun.
Ayat (5)
Cukup jelas
Pasal 32
Cukup jelas
Pasal 33
Cukup Jelas
Pasal 34
Cukup Jelas
Pasal 35
Cukup jelas
Pasal 36
Cukup Jelas
Pasal 37
Cukup Jelas
Pasal 38
Cukup jelas
Pasal 39
Cukup jelas
Pasal 40
Cukup jelas
Pasal 41
Cukup jelas
Pasal 42
Cukup jelas
Pasal 43
Cukup jelas
Pasal 44
Cukup jelas
Pasal 45
Cukup jelas
Pasal 46
Cukup jelas
Pasal 47
Cukup jelas
Pasal 48
Cukup jelas
Pasal 49
Cukup jelas
Pasal 50
Cukup jelas
Pasal 51
Cukup jelas
Pasal 52
Cukup jelas
Pasal 53
Cukup jelas
Pasal 54
Cukup jelas
Pasal 55
Cukup jelas
Pasal 56
Cukup jelas
Pasal 57
Cukup jelas
Pasal 58
Cukup jelas
Pasal 59
Cukup jelas
Pasal 60
Cukup jelas
Pasal 61
Cukup jelas
Pasal 62
Cukup Jelas
Pasal 63
Cukup Jelas
Pasal 64
Cukup Jelas
Pasal 65
Cukup Jelas
Pasal 66
Cukup jelas
Pasal 67
Cukup jelas
Pasal 68
Cukup jelas
Pasal 69
Cukup jelas
Pasal 70
Cukup Jelas
Pasal 71
Cukup jelas
Pasal 72
Cukup Jelas
Pasal 73
Cukup Jelas
Pasal 74
Cukup jelas
Pasal 75
Cukup Jelas
Pasal 76
Cukup Jelas
Pasal 77
Cukup jelas
Pasal 78
Cukup jelas
Pasal 79
Cukup jelas
Pasal 80
Cukup jelas
Pasal 81
Cukup jelas
Pasal 82
Cukup jelas
Pasal 83
Cukup jelas
Pasal 84
Cukup jelas
Pasal 85
Cukup jelas
Pasal 86
Cukup jelas
Pasal 87
Cukup jelas
Pasal 88
Cukup jelas
Pasal 89
Cukup jelas
Pasal 90
Cukup jelas
Pasal 91
Cukup jelas
Pasal 92
Cukup jelas
Pasal 93
Cukup jelas
Pasal 94
Cukup jelas
Pasal 95
Cukup jelas
Pasal 96
Cukup jelas
Pasal 97
Cukup jelas
Pasal 98
Cukup jelas
Pasal 99
Cukup jelas
Pasal 100
Cukup jelas
Pasal 101
Cukup jelas
Pasal 102
Cukup jelas

TAMBAHAN BERITA DAERAH KABUPATEN MANGGARAI TIMUR NOMOR 23


LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI MANGGARAI TIMUR
NOMOR 23 TAHUN 2016
TENTANG TEKNIS OPERASIONAL PEMILIHAN KEPALA
DESA

DESA YANG MELAKSANAKAN PEMILIHAN KEPALA DESA PADA


GELOMBANG I, GELOMBANG II DAN GELOMBANG III

I. Gelombang I
Dilaksanakan pada bulan Februari 2017 dengan nama-nama
desa sebagai berikut:

Kecamatan Borong :
1. Compang Ndejing
2. Balus Permai
3. Waling
4. Golo Leda
5. Compang Tenda
6. Bangka Kantar
7. Ngampang Mas

Kecamatan Poco Ranaka


1. Watu Lanur
2. Compang Wesang
3. Golo Wune
4. Lento
5. Compang Weluk
6. Golo Rengket
7. Deno
Kecamatan Lamba Leda
1. Golo Rentung
2. Lamba Keli
3. Satar Kampas
4. Haju Wangi
5. Meni Utara
6. Golo Wontong
7. Golo Paleng
8. Satar Punda Barat

Kecamatan Sambi Rampas


1. Nampar Sepang
2. Kembang Mekar
3. Wela Lada
4. Golo Pari
5. Compang Lawi
6. Wea

Kecamatan Elar
1. Rana Kulan
2. Golo Lebo
3. Compang Soba
4. Compang Teo
5. Kaju Wangi
6. Wae Lokom

Kota Komba:
1. Mbengan
2. Gunung
3. Pong Ruan
4. Paan Leleng
5. Rana Mbata
6. Mokel Morid
7. Watu Pari
8. Golo Ndele
9. Gunung Baru
Kecamatan Rana Mese :
1. Wae Nggori
2. Compang Kantar
3. Watu Mori
4. Bangka Kempo
5. Compang Teber
6. Satar Lenda
7. Lidi
8. Bangka Masa
9. Lalang
10. Compang Loni
11. Compang Kempo
12. Golo Rutuk

Kecamatan Poco Ranaka Timur :


1. Urung Dora
2. Compang Raci
3. Wejang Mawe
4. Bangka Arus
5. Colol
6. Benteng Wunis
7. Wejang Mali

Kecamatan Elar Selatan :


1. Wae Rasan
2. Mosi Ngaran
3. Nanga Puun.

II. Gelombang II
Dilaksanakan pada bulan Oktober 2019 dengan nama-nama desa
sebagai berikut:

Kecamatan Borong :
1. Nanga Labang
2. Gurung Liwut
3. Benteng Riwu
4. Rana Masak
5. Benteng Raja
6. Golo Lalong
7. Golo Kantar
8. Poco Rii

Kecamatan Poco Ranaka


1. Poco Lia
2. Lenang
3. Melo
4. Golo Lobos
5. Satar Tesem

Kecamatan Lamba Leda


1. Tengku Leda
2. Tengku Lawar
3. Goreng Meni
4. Golo Munga
5. Nampar Tabang
6. Golo Mangung
7. Satar Padut
8. Golo Lembur
9. Compang Necak
10. Lencur
11. Compang Mekar
12. Compang Deru
13. Liang Deruk
14. Golo Nimbung
15. Golo Munga Barat

Kecamatan Sambi Rampas


1. Nanga Mbaur
2. Buti
3. Golo Ngawan
4. Rana Mese

Kecamatan Elar
1. Lengko Namut
2. Golo Munde
3. Golo Lijun
4. Sisir
5. Haju Ngendong
6. Biting

Kota Komba:
1. Lembur
2. Ruan
3. Golo Tolang
4. Golo Meni
5. Rana Mbeling
6. Mokel
7. Komba

Kecamatan Rana Mese :


1. Bea Ngencung
2. Satar Lahing
3. Torok Golo
4. Golo Ros
5. Rondo Woing
6. Sano Lokom
7. Golo Loni
8. Sita
9. Golo Meleng

Kecamatan Poco Ranaka Timur :


1. Arus
2. Ngkiong Ndora
3. Ulu Wae
4. Rende Nao

Kecamatan Elar Selatan :


1. Sangan Kalo
2. Sipi
3. Gising
4. Langga Sai
5. Teno Mese
6. Golo Wuas
7. Nanga Meje
8. Paan Waru
9. Golo Linus
10. Benteng Pau

III. Gelombang III


Dilaksanakan pada bulan Juni 2021 dengan nama-nama desa
sebagai berikut:

Kecamatan Borong :-

Kecamatan Poco Ranaka


1. Pocong
2. Leong
3. Bea Waek
4. Bangka Kuleng
5. Bangka Pau
6. Golo Nderu
7. Gurung Turi
8. Compang Laho
9. Golo Ndari

Kecamatan Lamba Leda


1. Satar Punda
Kecamatan Sambi Rampas
1. Nanga Mbaling
2. Satar Nawang
3. Lada Mese
4. Compang Congkar

Kecamatan Elar
1. Legur Lai
2. Rana Gapang
Kota Komba:
1. Rana Kolong
2. Golo Nderu
3. Bamo

Kecamatan Rana Mese :-

Kecamatan Poco Ranaka Timur :


1. Watu Arus
2. Golo Lero
3. Rengkam
4. Compang Wunis
5. Benteng Rampas
6. Wangkar Weli
7. Tango Molas
LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI MANGGARAI TIMUR
NOMOR 23 TAHUN 2016
TENTANG TEKNIS OPERASIONAL PEMILIHAN KEPALA
DESA

SISTEMATIKA LAPORAN AKHIR MASA JABATAN KEPALA DESA

a. Bab I Pendahuluan

1. Dasar Hukum

2. Gambaran Umum Desa

 Kondisi geografis

 Gambaran umum demografis

 Kondisi ekonomi

b. Bab II Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa

1. Visi dan Misi

2. Strategi dan arah kebijakan desa

3. Prioritas desa

c. Bab III Pelaksanaan Tugas selama 6 (enam) tahun

1. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa

2. Bidang Pembangunan Desa

3. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa


d. Bab IV Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa/APBDes
1. Laporan Realisasi Pelaksanaan APBDesa perTahun selama 6
(enam) Tahun
2. Format Laporan Pelaksanaan APBDes adalah sebagai berikut :

LAPORAN REALISASI PELAKSANAAN


ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA
SEMESTER PERTAMA
PEMERINTAH DESA…………..
TAHUN ANGGARAN………….

KODE URAIAN JUMLAH JUMLAH LEBIH/ KET.


REKENI REALISA
ANGGARA KURANG
NG SI
N
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)

1 2 3 4

1 PENDAPATAN

1 1 Pendapatan Asli Desa

1 1 1 Hasil Usaha

1 1 2 Swadaya, Partisipasi dan


Gotong Royong

1 1 3 Lain-lain Pendapatan Asli


Desa yang sah

1 2 Pendapatan Transfer

1 2 1 Dana Desa

1 2 2 Bagian dari hasil pajak


&retribusi daerah
kabupaten/ kota
1 2 3 Alokasi Dana Desa

1 2 4 Bantuan Keuangan

1 2 4 1 Bantuan Provinsi

1 2 4 2 Bantuan Kabupaten / Kota

1 3 Pendapatan Lain lain

1 3 1 Hibah dan Sumbangan dari


pihak ke-3 yang tidak
mengikat

1 3 2 Lain-lain Pendapatan Desa


yang sah

JUMLAH PENDAPATAN

2 BELANJA

2 1 Bidang Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa

2 1 1 Penghasilan Tetap dan


Tunjangan

2 1 1 1 Belanja Pegawai:

- Penghasilan Tetap Kepala


Desa dan Perangkat

- Tunjangan Kepala Desa


dan Perangkat

- Tunjangan BPD

2 1 2 Operasional Perkantoran

2 1 2 2 Belanja Barang dan Jasa

- Alat Tulis Kantor


- Benda POS

- Pakaian Dinas dfan


Atribut
- Pakaian Dinas

- Alat dan Bahan


Kebersihan
- Perjalanan Dinas

- Pemeliharaan

- Air, Listrik,dasn Telepon

- Honor

- dst…………………..

2 1 2 3 Belanja Modal

- Komputer

- Meja dan Kursi

- Mesin TIK

- dst……………………..

2 1 3 Operasional BPD

2 1 3 2 Belanja Barang dan Jasa

- ATK

- Penggandaan

- Konsumsi Rapat

- dst …………………….

2 1 4 Operasional RT/ RW
2 1 4 2 Belanja Barang dan Jasa

- ATK

- Penggadaan

- Komsumsi Rapat

- dst ………………………….

2 2 Bidang Pelaksanaan
Pembangunan Desa

2 2 1 Perbaikan Saluran Irigasi

2 2 1 2 Belanja Barang dan jasa

- Upah Kerja

- Honor

- dst………………..

2 2 1 3 Belanja Modal

- Semen

- Material

- dst…………

2 2 2 Pengaspalan jalan desa

2 2 2 2 Belanja Barang dan Jasa :

- Upah Kerja

- Honor

- dst…………………………
………..
2 2 2 3 Belanja Modal:

- Aspal
- Pasir

- dst ……………

2 2 3 Kegiatan………………………
……

2 3 Bidang Pembinaan
Kemasyarakatan

2 3 1 Kegiatan Pembinaan
Ketentraman dan Ketertiban

2 3 1 2 Belanja Barang dan Jasa:

- Honor Pelatih

- Konsumsi

- Bahan Pelatihan

- dst…………………

2 3 2 Kegiatan…………………….

2 4 Bidang Pemberdayaan
Masyarakat

2 4 1 Kegiatan Pelatihan Kepala


Desa dan Perangkat

2 4 1 2 Belanja Barang dan Jasa:

- Honor pelatih

- Konsumsi

- Bahan pelatihan
- dst…………………

2 4 2 Kegiatan………………………..

2 5 Bidang Tak Terduga

2 5 1 Kegiatan Kejadian Luar


Biasa

2 5 1 2 Belanja Barang dan Jasa:

- Honor tim

- Konsumsi

- Obat-obatan
- dst……………………

2 5 2 Kegiatan…………………

JUMLAH BELANJA

SURPLUS / DEFISIT

3 PEMBIAYAAN

3 1 Penerimaan Pembiayaan

3 1 1 SILPA

3 1 2 Pencairan Dana Cadangan

3 1 3 Hasil Kekayaan Desa Yang


di pisahkan

JUMLAH ( RP )
3 2 Pengeluaran Pembiayaan

3 2 1 Pembentukan Dana
Cadangan

3 2 2 Penyertaan Modal Desa

JUMLAH ( RP )

KEPALA DESA
………………………

TTD

(……………………………….)

3. Laporan Kekayaan Milik Desa


 Tanah Desa
 Kantor Desa
 Meja, Kursi, Lemari
 Kendaraan Dinas
 Komputer, Laptop, Mesin Ketik
 Lain-lain
4. Laporan Program Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang
masuk ke Desa selama 6 (enam) Tahun.
e. Bab V Urusan Pemerintahan Lainnya
1. Kerjasama antar desa
2. Kerjasama dengan pihak ketiga
3. Batas Desa
4. Pencegahan dan Penanggulangan Bencana
Format 1.

................,..................20....
Kepada
Yth. Panitia Pemilihan Kepala
Desa..............
Kecamatan .............
Kabupaten..............
Di
Tempat

PERMOHONAN PENDAFTARAN PENCALONAN KEPALA DESA


Memenuhi Persyaratan Pemilihan Kepala Desa .....................................,
dengan ini saya sampaikan bahwa saya:
Nama :

Tempat, Tanggal Lahir :

Pendidikan :

Alamat Rumah :

dengan ini mengajukan diri untuk mendaftar sebagai bakal calon Kepala Desa
.............. Kecamatan ..............Kabupaten................

Sebagai bahan pertimbangan, berikut surat ini saya lampirkan:

No. Nama Persyaratan Jumlah

1. Surat Pernyataan Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa 4 rangkap


Surat Pernyataan Setia kepada Pancasila sebagai Dasar
2. 4 rangkap
Negara, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia

3. Tahun 1945 dan kepada


Surat Pernyataan Negara
Kesediaan Kesatuan
Menjadi CalonRepublik
Kepala Desa 4 rangkap

4. Surat Pernyataan
Indonesia Belum Pernah Menjabat Sebagai Kepala
serta Pemerintah. 4 rangkap

Desa Selama Tiga Kali Masa Jabatan.


5. Surat Keterangan dari Dinas Kependudukan dan 4 rangkap

6. Pencatatan
Surat Sipil Kabupaten
Keterangan Manggarai
Tidak Pernah dijatuhiTimur.
Pidana Penjara 4 rangkap

dari Ketua
Surat Pengadilan.
Keterangan Tidak Pernah dijatuhi Pidana Penjara
7. 4 rangkap
Berdasarkan Putusan Pengadilan karena Melakukan

Tindak Pidana yang diancam Penjara paling singkat 5 (lima)

tahun atau Lebih dari Ketua Pengadilan Negeri


Surat Keterangan tidak sedang dicabut hak pilihnya
8. 4 rangkap
berdasarkan Keputusan Pengadilan dari Pengadilan Negeri
9. Surat Permohonan Izin Pencalonan Kepala Desa dari 4 rangkap
Instansi Calon Kepala Desa Berstatus Pegawai Negeri Sipil
10. Surat Keterangan Sehat dari Dokter Pemerintah 4 rangkap
(Puskesmas atau RSUD)
11. Surat Keterangan belum pernah menjabat sebagai Kepala 4 rangkap

Desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan dari Pemerintah


12. Surat Keterangan Bebas Narkoba dari Kepolisian 4 rangkap
Daerah Kabupaten Manggarai Timur.
13. Rekomendasi dari Inspektorat Kabupaten Manggarai Timur 4 rangkap

terkait Pengelolaan
Photo copy Keuangan formal
ijazah Pendidikan Desa bagi
dariCalon Incumbent.
tingkat dasar 4 rangkap
14.
ampai dengan ijasah terakhir dilegalisir;

15. Photo copy akta kelahiran dilegalisir 4 rangkap


16. Photo copy kartu tanda penduduk dilegalisir 4 rangkap
17. Pas photo diri ukuran 4 x 6 cm 4 lembar

Demikian surat ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Bakal Calon Kepala Desa .............

Nama Lengkap dan bermeterai Rp 6000


Format 2.

SURAT PERNYATAAN
BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA

Yang bertanda tangan di bawah ini:


a. Nama : ...........................................
b. Jenis Kelamin : ............................................
c. Tempat, Tanggal Lahir : .............................................
d. Pendidikan Terakhir : .............................................
e. Alamat Tempat Tinggal : ..............................................
..............................................
menyatakan dengan sebenarnya bahwa bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa sesuai dengan agama yang saya anut.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat
dipergunakan sebagai bukti pemenuhan persyaratan pencalonan Kepala
Desa.

.........................., ..............................20....
Pembuat Pernyataan
Bakal Calon Kepala Desa ..........................
Kecamatan ..........................

Nama Lengkap dan bermeterai Rp 6000


Format 3.

SURAT PERNYATAAN
SETIA KEPADA PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA,
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1945 DAN KEPADA NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA SERTA PEMERINTAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:


a. Nama : ............................................................
b. Jenis Kelamin : ............................................................
c. Tempat, Tanggal Lahir : .............................................................
d. Pendidikan Terakhir : .............................................................
e. Alamat Tempat Tinggal : ............................................................
............................................................
............................................................
menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya sebagai Bakal Calon Kepala
Desa ..................... Kecamatan ..............Kabupaten............ setia kepada
Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
serta Pemerintah.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk
dapat dipergunakan sebagai bukti pemenuhan persyaratan pencalonan
Kepala Desa.

.........................., ..............................20.......
Pembuat Pernyataan
Bakal Calon Kepala Desa ..........................
Kecamatan ..........................

Nama Lengkap dan bermeterai Rp 6000


Format 4.

SURAT PERNYATAAN
KESEDIAAN MENJADI CALON KEPALA DESA

Yang bertanda tangan di bawah ini:


a. Nama : .......................................................
b. Jenis Kelamin : ........................................................
c. Tempat, Tanggal Lahir : ........................................................
d. Pendidikan Terakhir : .........................................................
e. Alamat Tempat Tinggal : .........................................................
..........................................................
..........................................................
Sebagai bakal calon Kepala Desa dengan ini menyatakan bahwa saya
menerima dan bersedia menjadi calon Kepala Desa .................. Kecamatan
.........................Kabupaten.....................
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat
dipergunakan sebagai bukti pemenuhan persyaratan pencalonan Kepala Desa.

....................., ..............................20...........
Pembuat Pernyataan
Bakal Calon Kepala Desa .................
Kecamatan .............................
Kabupaten .......................

Nama Lengkap dan bermeterai Rp 6000


Format 5.

SURAT PERNYATAAN
BELUM PERNAH MENJABAT SEBAGAI KEPALA DESA
SELAMA TIGA KALI MASA JABATAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


a. Nama : .......................................................
b. Jenis Kelamin : .......................................................
c. Tempat, Tanggal Lahir : .........................................................
d. Pendidikan Terakhir : ........................................................
e. Alamat Tempat Tinggal : ..........................................................
........................................................
........................................................
menyatakan dengan sebenarnya bahwa saya sebagai Bakal Calon Kepala
Desa .................... Kecamatan .............Kabupaten............. belum
pernah menjabat sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa jabatan.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya untuk
dapat dipergunakan sebagai bukti pemenuhan persyaratan pencalonan
Kepala Desa.

.........................., ..............................20.......
Pembuat Pernyataan
Bakal Calon Kepala Desa ..........................
Kecamatan ..........................

Nama Lengkap dan bermeterai Rp 6000


Format 6.

Model Surat Suara Pemilihan Kepala Desa :

Anda mungkin juga menyukai