Anda di halaman 1dari 24

BUPATI TEBO

PROVINSI JAMBI

PERATURAN BUPATI TEBO


NOMOR 02 TAHUN 2016
TENTANG
PEDOMAN TEKNIS PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TEBO,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Peraturan Daerah Kabupaten


Tebo Nomor 1 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pemilihan,
Laporan, Pemberhentian, Pelantikan, dan Pengangkatan
Penjabat Kepala Desa, perlu mengatur tentang Pedoman
Teknis Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa dengan
menetapkannya dalam Peraturan Bupati Tebo;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo,
Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung
Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2000 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999
tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten
Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung
Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3969);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234);
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014
Tentang Pemilihan Kepala Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2092);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 4 Tahun 2008
tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Tebo
(Lembaran Daerah Kabupaten Tebo Tahun 2008 Nomor
4) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 10
Tahun 2013 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Daerah Kabupaten Tebo Nomor 4 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Tebo (Lembaran
Daerah Kabupaten Tebo Tahun 2013 Nomor 10);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 1 Tahun 2016
tentang Tata Cara Pemilihan, Laporan, Pemberhentian,
Pelantikan dan Pengangkatan Penjabat Kepala Desa
(Lembaran Daerah Kabupaten Tebo Tahun 2016 Nomor 1,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Tebo Nomor 1);
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TEBO TENTANG PEDOMAN TEKNIS


PELAKSANAAN PEMILIHAN KEPALA DESA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Tebo.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan
Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
3. Bupati adalah Bupati Tebo.
4. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat
sebagai perangkat Daerah Kabupaten Tebo.
5. Camat adalah Camat dalam Kabupaten
Tebo.
6. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berada di Kabupaten Tebo.
7. Pemerintahan Desa adalah
penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa
dibantu Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
desa.
9. Badan Permusyawaratan Desa yang
selanjutnya disebut BPD adalah lembaga yang melaksanakan fungsi
pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari penduduk Desa
berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
10. Lembaga Kemasyarakatan Desa adalah
lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan
merupakan mitra pemerintah Desa dalam pemberdayaan masyarakat.
11. Panitia pemilihan Kepala Desa tingkat
Desa yang selanjutnya disebut Panitia Pemilihan adalah Panitia yang
dibentuk oleh BPD untuk menyelenggarakan proses pemilihan Kepala
Desa;
12. Panitia pemilihan Kepala Desa tingkat
Kabupaten yang selanjutnya disebut Panitia Pemilihan Kabupaten
adalah panitia yang dibentuk Bupati pada tingkat Kabupaten dalam
mendukung pelaksanaan pemilihan Kepala Desa.

-2-
13. Bakal Calon adalah warga masyarakat
Desa setempat yang memenuhi persyaratan untuk dipilih menjadi
Calon Kepala Desa.
14. Calon adalah Bakal Calon Kepala Desa yang
telah ditetapkan oleh panitia pemilihan sebagai calon yang berhak dipilih
menjadi Kepala Desa.
15. Calon terpilih adalah Calon Kepala Desa
yang memperoleh suara terbanyak dalam pelaksanaan pemilihan
Kepala Desa.
16. Penjaringan adalah suatu upaya yang
dilakukan oleh Panitia Pemilihan untuk mendapatkan Bakal Calon dari
warga masyarakat desa setempat.
17. Penyaringan adalah seleksi yang dilakukan
terhadap bakal calon Kepala Desa baik segi administasi, pengetahuan
maupun kemampuan.
18. Pemilih adalah penduduk desa yang
bersangkutan dan telah memenuhi persyaratan untuk menggunakan hak
pilihnya dalam pemilihan Kepala Desa.
19. Hak Pilih adalah hak yang dimiliki pemilih
untuk menentukan sikap pilihannya yang tidak diwakilkan.
20. Daftar Pemilih Sementara yang selanjutnya
disebut DPS adalah daftar pemilih yang disusun berdasarkan data
Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Umum terakhir yang telah diperbaharui
dan dicek kembali atas kebenarannya serta ditambah dengan pemilih
baru.
21. Daftar Pemilih Tambahan adalah daftar
pemilih yang disusun berdasarkan usulan dari pemilih karena yang
bersangkutan belum terdaftar dalam Daftar Pemilih Sementara.
22. Daftar Pemilih Tetap yang selanjutnya
disebut DPT adalah daftar pemilih yang telah ditetapkan oleh Panitia
Pemilihan sebagai dasar penentuan identitas pemilih dan jumlah
pemilih dalam pemilihan Kepala Desa.
23. Kampanye adalah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh Calon Kepala Desa untuk meyakinkan para pemilih
dalam rangka mendapatkan dukungan.
24. Tempat Pemungutan Suara, selanjutnya
disingkat TPS, adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suara.
25. Musyawarah Desa adalah musyawarah
antara Badan Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur
masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Desa
untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.

BAB II
TAHAPAN PEMILIHAN KEPALA DESA
Bagian Kesatu
Tahap Persiapan
Faragraf 1

-3-
Pembentukan Panitia Pemilihan Tingkat Kabupaten
Pasal 2
(1) Bupati membentuk Panitia Pemilihan Kepala Desa tingkat Kabupaten
yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
(2) Susunan Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut :
a. Pengarah dijabat oleh Bupati Tebo;
b. Wakil Pengarah dijabat oleh Wakil Bupati Tebo;
c. Penanggung Jawab dijabat oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Tebo;
d. Ketua Pelaksana dijabat oleh Asisten Bidang Pemerintahan dan
Kesejateraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Tebo;
e. Wakil Ketua dijabat oleh Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat
dan Pemerintah Desa Kabupaten Tebo;
f. Sekretaris dijabat oleh Sekretaris Badan Pemberdayaan Masyarakat
dan Pemerintah Desa Kabupaten Tebo;
g. Wakil Sekretaris dijabat oleh Kepala Bidang Pemerintahan Desa Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Kabupaten Tebo ;
h. Anggota dijabat oleh :
1. Komandan Distrik Militer 0416 Bungo – Tebo
2. Kepala Kepolisian Resort Tebo
3. Staf Ahli Bupati Tebo;
4. Asisten Setda Kabupaten Tebo
5. Inspektur dan Para Inspekktur Pembantu Inspektorat
Kabupaten Tebo;
6. Kepala dan Para Kasi Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan
Perlindungan Masyarakat Kabupaten Tebo;
7. Kepala dan Para Kasi Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
Kabupaten Tebo;
8. Kepala Bagian dan Para Kasubbag Bagian Hukum Sekretariat
Daerah Kabupaten Tebo;
9. Kepala Bagian dan Para Kasubbag Bagian Pemerintahan
Sekretariat Daerah Kabupaten Tebo;
10. Para Kepala Bidang dan Kasubbid pada Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintah Desa Kabupaten Tebo;
11. Para Camat, Sekretaris Kecamatan dan Kasi Kecamatan dalam
Kabupaten Tebo;
12. Para Kapolsek dan Danramil dalam Kabupaten Tebo;
i. Sekretariat Panitia Pemilihan Kepala Desa Tingkat Kabupaten
berkedudukan di Bidang Pemerintahan Desa dan dijabat oleh para
Staf Fungsional/Pelaksana pada Badan Pemberdayaan Masyarakat
dan Pemerintah Desa Kabupaten Tebo.

Paragraf 2
Pemberitahuan Akhir Masa Jabatan Kepala Desa
Pasal 3
(1) BPD mengadakan rapat khusus membahas pemberitahuan kepada
Kepala Desa tentang akhir masa jabatan yang disampaikan 6 (enam)
bulan sebelum berakhir masa jabatan.
-4-
(2) Pemberitahuan akhir masa jabatan kepada Kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara tertulis dan ditandatangani
oleh Ketua BPD dengan tembusan kepada Bupati dan Camat.

Paragraf 3
Pembentukan Panitia Pemilihan Tingkat Desa
Pasal 4
(1) BPD mengundang para calon panitia pemilihan Kepala Desa dari unsur
Perangkat Desa, Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Tokoh
Masyarakat.
(2) BPD mengadakan rapat khusus pembentukan panitia pemilihan Kepala
Desa tingkat Desa dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari setelah
pemberitahuan akhir masa jabatan Kepala Desa.
(3) Rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dihadiri oleh Camat.
(4) Hasil rapat pembentukan panitia pemilihan Kepala Desa dituangkan
dalam Berita Acara Rapat BPD dan ditetapkan dengan Keputusan BPD
serta dilaporkan kepada Bupati melalui Camat.
(5) Pembentukan panitia pemilihan oleh BPD dilaksanakan atas azas
netralitas dan profesionalisme.

Pasal 5
(1) Susunan panitia pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (1), yaitu sebagai berikut :
a. Ketua dijabat oleh Unsur Perangkat Desa;
b. Wakil Ketua dijabat oleh Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat
Desa;
c. Sekretaris dijabat oleh Unsur Perangkat Desa/Lembaga
Kemasyarakatan/Tokoh Masyarakat;
d. Bendahara dijabat oleh unsur Perangkat Desa;
e. Seksi – seksi sebagai berikut :
1. Seksi Sosialisasi dan Pendaftaran Pemilih, terdiri dari :
a. Koordinator dijabat oleh unsur Perangkat Desa atau Pengurus
Lembaga Kemasyarakatan Desa; dan
b. Anggota dijabat oleh Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa
dan tokoh masyarakat Desa.
2. Seksi Pendaftaran dan Seleksi Administrasi Bakal Calon, terdiri
dari :

-5-
a. Koordinator dijabat oleh unsur Perangkat Desa atau Pengurus
Lembaga Kemasyarakatan Desa atau tokoh masyarakat Desa;
dan
b. Anggota dijabat oleh Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa
dan tokoh masyarakat Desa.
3. Seksi Kampanye, Pemungutan dan Perhitungan Suara, terdiri
dari :
a. Koordinator dijabat oleh unsur Perangkat Desa atau Pengurus
Lembaga Kemasyarakatan Desa atau tokoh masyarakat Desa;
dan
b. Anggota dijabat oleh Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa
dan tokoh masyarakat Desa.
4. Seksi Perlengkapan dan Umum, terdiri dari :
a. Koordinator dijabat oleh Unsur Perangkat Desa atau Pengurus
Lembaga Kemasyarakatan Desa atau tokoh masyarakat Desa;
dan
b. Anggota dijabat oleh Pengurus Lembaga Kemasyarakat dan
tokoh masyarakat Desa.
5. Seksi Keamanan, terdiri dari :
a. Koordinator dijabat oleh Komandan Pleton Hansip/Linmas
Desa; dan
b. Anggota dijabat oleh Anggota Linmas Desa.
(2) Jumlah kepanitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus ganjil,
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Desa dengan jumlah penduduk sampai dengan 1250 (seribu dua
ratus lima puluh) orang, jumlah panitia pemilihan paling sedikit 11
(sebelas orang dan paling banyak 17 (tujuh belas) orang;
b. Desa dengan jumlah penduduk 1251 (seribu dua ratus lima puluh
satu) orang sampai dengan 2500 (dua ribu lima ratus) orang, jumlah
panitia pemilihan paling banyak 23 (dua puluh tiga) orang; dan
c. Desa dengan jumlah penduduk diatas 2501 (dua ribu lima ratus
satu) satu) orang, jumlah panitia pemilihan paling banyak 31 (tiga
puluh satu) orang.
(3) Dalam hal jumlah TPS lebih dari 1 (satu), Ketua Panitia Pemilihan dapat
menugaskan anggota panitia pemilihan di TPS dan ditetapkan dengan
keputusan Ketua Panitia Pemilihan.

Paragraf 4
Pengawasan Pemilihan di Tingkat Desa
Pasal 6
(1) Pimpinan BPD membentuk Tim Pengawas Pemilihan yang anggotanya
berasal dari semua anggota BPD.
(2) Susunan Tim Pengawas terdiri dari :
a. Koordinator;
b. Sekretaris; dan

-6-
c. Anggota
(3) Tim Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan
Keputusan BPD.
(4) Biaya pengawasan dianggarkan dalam rencana pembiayaan pemilihan
Kepala Desa yang dibuat oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa yang
besarannya paling banyak 10 % (sepuluh perseratus) dari jumlah biaya
pemilihan Kepala Desa.

Bagian Kedua
Penetapan Pemilih
Paragraf 1
Pemuktakhiran Data Pemilih
Pasal 7
(1) Panitia pemilihan dapat menggunakan daftar pemilih tetap Pemilihan
Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pemilihan Umum Presiden dan
Wakil Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.

(2) Daftar pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diperoleh
pada Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tebo.
(3) Untuk memperoleh daftar pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
panitia pemilihan mengajukan permohonan secara tertulis kepada
Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tebo.
(4) Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tebo wajib memberikan daftar
pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling lama 3 (tiga) hari
setelah permohonan diterima dalam bentuk hard copy dan soft copy.

Pasal 8
(1) Daftar pemilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1)
dimutakhirkan dan divalidasi sesuai data penduduk di Desa.
(2) Pemutakhiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan karena :
a. memenuhi syarat usia pemilih, yang sampai dengan hari dan
tanggal pemungutan suara pemilihan sudah berumur 17 (tujuh
belas) tahun;
b. belum berumur 17 (tujuh belas) tahun, tetapi sudah/pernah
menikah;
c. telah meninggal dunia;
d. pindah domisili ke desa lain; atau
e. belum terdaftar.

Paragraf 2
Pengumuman dan Penetapan Daftar Pemilih
-7-
Pasal 9
(1) Berdasarkan daftar pemilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8,
panitia pemilihan menyusun dan menetapkan daftar pemilih sementara
untuk setiap dusun atau TPS.
(2) Daftar pemilih sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
diumumkan oleh panitia pemilihan dalam jangka waktu pengumuman
selama 3 (tiga) hari setelah ditetapkan.
(3) Dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pemilih atau
anggota keluarga dapat mengajukan usul perbaikan mengenai
penulisan nama dan/atau identitas lainnya kepada panitia pemilihan.

Pasal 10
(1) Pemilih yang belum terdaftar, secara aktif melaporkan kepada panitia
pemilihan melalui pengurus Rukun Tetangga/Rukun Warga.
(2) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didaftar sebagai pemilih
tambahan dan dicatat dan disusun dalam daftar pemilih tambahan.
(3) Pencatatan dan penyusunan daftar pemilih tambahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), dilaksanakan paling lambat 3 (tiga) hari.
(4) Daftar pemilih tambahan diumumkan oleh panitia pemilihan dalam
jangka waktu pengumuman selama 3 (tiga) hari setelah ditetapkan.

Pasal 11
(1) Panitia pemilihan menyusun dan menetapkan daftar pemilih
sementara yang sudah diperbaiki dan daftar pemilih tambahan sebagai
daftar pemilih tetap untuk setiap dusun atau TPS.
(2) Daftar pemilih tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
diumumkan dalam jangka waktu pengumuman selama 3 (tiga) hari
ditetapkan.

Pasal 12
(1) Untuk keperluan pemungutan suara di TPS, Panitia menyusun
salinan daftar pemilih tetap untuk setiap dusun atau TPS.
(2) Panitia pemilihan melakukan rekapitulasi jumlah pemilih tetap
yang akan digunakan sebagai bahan penyusunan kebutuhan surat
suara dan alat perlengkapan pemilihan.
(3) Daftar pemilih tetap yang sudah disahkan oleh panitia
pemilihan tidak dapat diubah, kecuali ada pemilih yang meninggal
dunia, panitia pemilihan membubuhkan catatan dalam daftar pemilih
tetap pada kolom keterangan "meninggal dunia".

Bagian Ketiga
Tahap Pencalonan
Paragraf 1
Pengumuman dan Pendaftaran Bakal Calon Kepala Desa
Pasal 13

-8-
(1) Panitia pemilihan melaksanakan pengumuman dan pendaftaran bakal
calon dalam jangka waktu 9 (sembilan) hari.
(2) Pengumuman dan pendaftaran bakal calon oleh panitia pemilihan dapat
dilakukan melalui Ketua RT/RW, Kepala Dusun dan/atau ditempelkan
pada tempat-tempat yang strategis.
(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bakal
calon yang memenuhi persyaratan yang mendaftar kurang dari 2 (dua)
orang atau tidak ada yang mendaftar, panitia pemilihan memperpanjang
waktu pendaftaran selama 20 (dua puluh) hari.
(4) Dalam hal perpanjangan waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
panitia pemilihan menerima pendaftaran bakal calon yang memenuhi
persyaratan sebanyak 2 (dua) orang, maka waktu perpanjangan
langsung ditutup oleh panitia pemilihan.
(5) Dalam hal bakal calon yang memenuhi persyaratan tetap kurang dari 2
(dua) orang atau tidak ada yang mendaftar setelah perpanjangan waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Bupati menunda pelaksanaan
pemilihan sampai dengan waktu ditetapkan kemudian.

Pasal 14
(1) Pendaftaran bakal calon Kepala Desa dilakukan dengan cara
mengajukan permohonan secara tertulis di bubuhi materai 6.000.-
kepada Ketua BPD melalui Ketua Panitia Pemilihan, dengan dilampiri
kelengkapan administrasi sebagai berikut :
a. surat pernyataan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
dibubuhi materai 6.000.-;
b. surat pernyataan Setia dan Taat kepada Pancasila sebagai Dasar
Negara, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan Pemerintah yang dibubuhi materai 6.000.-;
c. photo copy Kartu Tanda Penduduk, Kartu Kepala Keluarga yang
dilegalisir oleh pejabat Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Tebo;
d. photo copy Surat Tanda Tamat Belajar atau ijazah yang telah
dilegalisir oleh pejabat yang berwenang serta menunjukkan Surat
Tanda Tamat Belajar atau ijazah yang asli mulai dari tingkat
pendidikan terendah sampai tertinggi kepada panitia pemilihan;
e. surat pernyataan bersedia mencalonkan diri menjadi Kepala Desa
dibubuhi materai 6.000.-;
f. surat keterangan bertempat tinggal tetap paling kurang 1 (satu)
tahun terakhir dan tidak terputus-putus sebelum pendaftaran bakal
calon dari Kepala Desa dan diketahui Camat;
g. surat keterangan tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara
dari Pengadilan Negeri Muara Tebo;
h. surat keterangan tidak pernah dihukum karena melakukan tindak
pidana kejahatan dengan hukuman paling singkat 5 (lima) tahun
berdasarkan Putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap dari Pengadilan Negeri Muara Tebo;
i. Surat keterangan sedang tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan
keputusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum
tetap dari Pengadilan Negeri Muara Tebo;
j. Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) dari Kepolisian Resort
Tebo;
-9-
k. surat keterangan berbadan sehat dan bebas narkoba dari dokter
pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Tebo berdasarkan
hasil pemeriksaan secara menyeluruh untuk menilai yang
bersangkutan dapat atau tidak melaksanakan tugas dan kewajiban
sebagai Kepala Desa;
l. surat keterangan belum pernah menjabat sebagai Kepala Desa
selama 3 (tiga) kali masa jabatan dari Camat;
m. surat izin dari pejabat yang berwenang (khusus bakal calon dari
Pegawai Negeri Sipil, Anggota Tentara Nasional Indonesia, Anggota
Kepolisian Republik Indonesia) atau surat izin dari Pimpinan dan
pernyataan akan mengundurkan diri jika terpilih jadi Kepala Desa
diketahui Pimpinan (khusus bakal calon dari Pegawai Tidak Tetap
dan Karyawan Badan Usaha Milik Negara/Daerah/Swasta) atau
surat keterangan cuti (khusus bakal calon dari Perangkat Desa) atau
surat pernyataan pengunduran diri yang dibubuhi materai 6.000-
(khusus bakal calon dari Anggota BPD);
n. daftar riwayat hidup lengkap;
o. pas photo berwarna ukuran 4x6 sebanyak 6 (enam) lembar.
p. surat pernyataan belum pernah diberhentikan tidak dengan hormat
dari jabatan Kepala Desa dibubuhi materai 6.000.- (bagi bakal calon
yang pernah menjabat Kepala Desa);
q. surat pernyataan belum pernah mengundurkan diri dari jabatan
Kepala Desa dibubuhi materai 6.000.- (bagi bakal calon yang pernah
menjabat Kepala Desa);
r. surat keterangan telah menyampaikan Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa Akhir Jabatan dari Camat atas nama Bupati
Tebo (bagi bakal calon yang sedang menjabat Kepala Desa); dan
s. surat pengajuan cuti kepada Bupati Tebo yang diketahui Camat
(bagi bakal calon yang masih menjabat Kepala Desa);
(2) Surat permohonan beserta lampirannya dimasukan ke dalam
map/amplop besar tertutup dan ditulis nama Bakal Calon sebanyak 3
(tiga) rangkap.

Paragraf 2
Penetapan Calon Kepala Desa
Pasal 14
(1) Setelah dilakukan penyaringan bakal calon, panitia pemilihan
menetapkan bakal calon yang memenuhi persyaratan menjadi calon
Kepala Desa.
(2) Calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit 2
(dua) orang dan paling banyak 5 (lima) orang.
(3) Penetapan calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai
penetuan nomor urut calon melalui undian secara terbuka oleh panitia
pemilihan dan dihadiri oleh para calon
(4) Penetapan nomor urut dan nama calon yang telah ditetapkan
disusun dalam daftar calon dan dituangkan dalam berita acara
penetapan calon Kepala Desa.
(5) Calon yang telah ditetapkan diumumkan kepada masyarakat,
paling lama 7 (tujuh) hari setelah tanggal ditetapkan dan bersifat final
dan mengikat.

-10-
Pasal 15
(1) Calon yang sudah ditetapkan oleh panitia pemilihan dilarang
mengundurkan diri dari calon dengan alasan apapun.
(2) Calon yang mengundurkan diri sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dikenakan sanksi administrasi berupa denda uang sebanyak
Rp. 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah) kepada panitia pemilihan.
(3) Denda uang sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dipergunakan oleh
panitia pemilihan untuk keperluan pemilihan setelah mendapat
persetujuan Bupati.

Pasal 16
(1) Dalam hal penyaringan terdapat calon yang memenuhi persyaratan
lebih dari 5 (lima) orang, panitia pemilihan tingkat Desa mengajukan
kepada panitia pemilihan tingkat Kabupaten untuk melakukan seleksi
tambahan untuk memperoleh 5 (lima) orang calon.
(2) Seleksi tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan
kriteria pengalaman bekerja di lembaga pemerintahan, tingkat
pendidikan, usia dan ujian tertulis.
(3) Panitia pemilihan Tingkat Kabupaten menetapkan kelulusan ujian
berdasarkan perangkingan yang dituangkan dalam berita acara
kelulusan paling lama 3 (tiga) hari setelah pelaksanaan seleksi
tambahan dan/atau ujian tertulis.
(4) Berita acara kelulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
disampaikan kepada panitia pemilihan tingkat Desa sebagai dasar
menetapkan calon yang berhak di pilih paling lama 2 (dua) hari setelah
penetapan kelulusan.

Pasal 17

(1) Dalam hal bakal calon yang memenuhi persyaratan lebih dari 5 (lima)
orang, Panitia Pemilihan melakukan rekapitulasi bakal calon yang
memenuhi persyaratan dan melaporkan kepada Panitia Kabupaten
untuk dilaksanakan seleksi tambahan berupa:
a. Penggunaan kriteria sebagai berikut:
1. Pengalaman bekerja di lembaga pemerintahan;
2. Tingkat pendidikan;
3. Usia; dan
4. Pengalaman berorganisasi di lembaga kemasyarakatan
b. Tes tertulis, dengan materi sebagai berikut :
1. pancasila dan UUD 1945;
2. sosial dan budaya;
3. agama;
4. pemerintahan; dan
5. pengetahuan umum.

-11-
(2) Pelaksanaan tes tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
dilaksanakan serentak.
(3) Jadwal dan tempat pelaksanaan ditentukan oleh Panitia Kabupaten.
(4) Bobot penilaian seleksi tambahan ditetapkan sebagai berikut :
a. Penggunaan 4 (empat) kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a sebesar 30% (tiga puluh perseratus); dan
b. Tes tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b sebesar
70% (tujuh puluh perseratus).
(5) Hasil akhir seleksi tambahan untuk masing-masing calon kepala desa
diperoleh dari hasil penjumlahan 4 (empat) kriteria dengan tes tertulis,
atau dengan rumus sebagai berikut :

HASIL AKHIR = JUMLAH 4 (EMPAT) KRITERIA + HASIL TES TERTULIS

(6) Nilai Kelulusan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) berdasarkan


urutan nilai tertinggi.

Pasal 18
(1) Bobot penilaian untuk kriteria penilaian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 ayat (1) huruf a adalah sebagai berikut:
a. bobot penilaian pengalaman bekerja di lembaga pemerintahan, yaitu :
1. Pengalaman bekerja dari 1 s/d 5 tahun :2
2. Pengalaman bekerja di atas 5 s/d 10 tahun :4
3. Pengalaman bekerja di atas 10 s/d 15 tahun :6
4. Pengalaman bekerja di atas 15 s/d 20 tahun :8
5. Pengalaman bekerja di atas 20 tahun : 10
b. bobot penilaian tingkat pendidikan, yaitu:
1. jenjang pendidikan berijazah SMP/sederajat :4
2. jenjang pendidikan berijazah SMA/sederajat :8
3. jenjang pendidikan berijazah Diploma : 12
4. jenjang pendidikan berijazah Strata 1 : 16
5. jenjang pendidikan berijazah Pasca Sarjana : 20
c. bobot penilaian usia, yaitu:
1. usia dari 25 s/d 30 tahun :8
2. usia di atas 30 s/d 60 tahun : 10
3. usia 60 tahun ke atas :5
d. bobot penilaian pengalaman bekerja di lembaga kemasyarakatan,
yaitu :
1. Pengalaman bekerja dari 1 s/d 5 tahun :2
2. Pengalaman bekerja di atas 5 s/d 10 tahun :4
3. Pengalaman bekerja di atas 10 s/d 15 tahun :6
4. Pengalaman bekerja di atas 15 s/d 20 tahun :8

-12-
5. Pengalaman bekerja di atas 20 tahun : 10
(2) Bobot pengalaman bekerja di lembaga pemerintahan dan pengalaman
bekerja di lembaga kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a dan huruf d, dibuktikan dengan keputusan pengangkatan
dari pimpinan atau lemabaga yang bersangkutan.
(3) Bobot penilaian tingkat pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b, dibuktikan dengan ijazah dari tingkat dasar sampai dengan
ijazah terakhir yang dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang.
(4) Bobot penilaian usia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c,
dibuktikan dengan kartu tanda penduduk elektronik.

Pasal 19
(1) Seleksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dilaksanakan dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) hari.
(2) Bakal calon kepala desa hasil seleksi tambahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17 ditetapkan sebagai calon kepala desa.

Bagian Keempat
Kampanye, Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara
Paragraf 1
Pelaksanaan Kampanye
Pasal 20
(1) Panitia pemilihan menetapkan tata tertib, tempat dan waktu
pelaksanaan kampanye dengan memperhatikan usul dan saran dari
calon dan/atau tim kampanye.
(2) Penanggung jawab kampanye adalah calon yang dalam pelaksanaannya
dipertanggungjawabkan oleh tim kampanye.
(3) Kampanye dilakukan dengan prinsip jujur, terbuka, dialogis serta
bertangung jawab.
(4) Masa kampanye dilaksanakan paling lama 3 (tiga) hari.
(5) Materi kampanye dititikberatkan pada penyampaian visi, misi dan
program kerja yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu masa
jabatan Kepala Desa.

Pasal 21
(1) 1 (satu) hari sebelum pelaksanaan kampanye, calon diwajibkan
menyampaikan visi, misi dan program kerja dihadapan BPD dan
masyarakat dalam rapat istimewa BPD.
(2) Penyampaian visi, misi dan program kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dipimpin oleh Pimpinan BPD.
(3) Panitia pemilihan bersama sekretariat BPD memfasilitasi calon untuk
menyampaikan visi, misi dan program kerja dihadapan BPD dan
masyarakat.

Paragraf 2
Pemungutan Suara
-13-
Pasal 22
(1) Hari dan tanggal pemungutan suara pemilihan Kepala Desa ditetapkan
oleh Bupati.
(2) Rapat pemungutan suara dibuka oleh Ketua Panitia Pemilihan.
(3) Panitia pemilihan dapat mengundang pihak terkait dalam pelaksanaan
pemungutan suara.
(4) Sebelum penutupan pemungutan suara berakhir, panitia pemilihan
mengumumkan :
a. pemungutan suara akan segera ditutup;
b. kepada BPD, panitia pemilihan, calon, saksi dan
para pemilih yang belum menggunakan hak pilihnya untuk segera
menggunakan hak pilihnya;
c. apabila pemungutan suara telah ditutup, maka
Pemilih yang belum hadir tidak dapat menggunakan hak pilihnya.
Pasal 23
(1) Dalam hal panitia pemilihan menetapkan 1 (satu) TPS, perlengkapan
dan peralatan untuk pemungutan dan penghitungan suara terdiri dari :
a. bilik suara minimal sebanyak jumlah dusun;
b. kotak suara sebanyak jumlah dusun;
c. salinan DPT masing-masing dusun;
d. surat suara sebanyak DPT ditambah 2,5 % (dua
setengah per seratus) dari DPT;
e. alat pencoblos surat suara berupa paku dan
bantalan;
f. panggung untuk para Calon;
g. meja dan kursi untuk panitia pemilihan, tamu
undangan dan pemilih;
h. papan penghitungan suara;
i. formulir perhitungan hasil perolehan suara (sah dan
tidak sah) setiap dusun.
j. spidol besar dan kecil, stempel, karet gelang,
kantong plastik/dus;
k. bantalan papan berkawat untuk surat undangan;
l. tinta digunakan untuk pemberi tanda bagi pemilih
yang sudah menggunakan hak pilihnya;
m. kunci gembok untuk kotak suara;
n. jam dinding;
o. sound system;
p. alat dokumentasi;
q. mesin genset dan lampu penerangan sesuai dengan
kebutuhan; dan
r. photo calon berwarna ukuran 20 R.
(2) Bilik suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a harus
memenuhi unsur keamanan dan kerahasiaan.

-14-
(3) Kotak suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. memenuhi unsur kesesuaian dengan jumlah surat suara, keamanan
dan kerahasiaan;
b. bahan dapat dipergunakan papan atau triplek;
c. dalam keadaan terbuka maupun tertutup tidak boleh ada sekrup/
paku yang tampak dari luar maupun dari dalam; dan
d. disiapkan tempat untuk kunci gembok.
(4) Tambahan surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,
digunakan sebagai cadangan untuk surat suara yang rusak.
(5) Kotak suara sebagaimana dimaksud pada ayat (3) disimpan ditempat
yang ditetapkan panitia pemilihan yang dijamin keamanannya.

Pasal 24
(1) Dalam hal panitia pemilihan menetapkan lebih dari 1 (satu) TPS atau
jumlah dusun sama dengan jumlah TPS atau 1 (satu) dusun 1 (satu)
TPS, kebutuhan perlengkapan dan peralatan untuk pemungutan dan
pengitungan suara disesuaikan dengan kondisi TPS.
(2) Dalam hal jumlah dusun melebihi dari jumlah TPS yang ditetapkan,
panitia pemilihan menggabungkan beberapa dusun menjadi 1 (satu)
TPS dan kebutuhan perlengkapan dan peralatan pemungutan dan
penghitungan suara disesuaikan dengan kondisi TPS.
(3) Dalam hal pemungutan suara dilaksanakan lebih dari 1 (satu) TPS,
kehadiran calon Kepala Desa di TPS ditetapkan oleh panitia pemilihan
berdasarkan masukan dari calon, dan di TPS lainnya di pasang photo
calon ukuran 20 (dua) puluh R.

Pasal 25
(1) Pencetakan surat suara dilaksanakan oleh panitia pemilihan tingkat
Desa dan difasilitasi oleh Panitia Pemilihan Tingkat Kabupaten serta
diawasi oleh Tim Pengawas.
(2) Penunjukan terhadap penyedia jasa percetakan harus dijamin
kerahasiaannya.
(3) Pencetakan surat suara dilaksanakan paling lama 3 hari setelah calon
ditetapkan dan harus selesai paling sedikit 4 (empat) hari sebelum hari
pemungutan suara.
Paragraf 3
Penghitungan Suara
Pasal 26
(1) Penghitungan surat suara di TPS dilakukan oleh panitia pemilihan
paling lambat 1 (satu) jam setelah pemungutan suara dinyatakan
berakhir.
(2) Penghitungan surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh panitia pemilihan dan dapat dihadiri dan disaksikan
oleh saksi calon dan/atau calon, BPD, pengawas, dan warga
masyarakat.
(3) Saksi calon dalam penghitungan surat suara sebagaimana dimaksud

-15-
pada ayat (2), harus membawa surat mandat dari calon yang
bersangkutan dan menyerahkannya kepada Ketua panitia.

Pasal 27
(1) Dalam hal TPS hanya 1 (satu) TPS, penghitungan surat suara dimulai
dari kotak surat suara salah satu dusun dan dicatat pada formulir
penghitungan surat suara setiap dusun.
(2) Dalam hal TPS lebih dari 1 (satu) TPS atau 1 (satu) dusun 1 (satu) TPS,
atau 1 (satu) TPS lebih dari 1 (satu) dusun, penghitungan surat suara
langsung dilaksanakan dan dicatat pada formulir penghitungan surat
suara setiap TPS.

Pasal 28
(1) Panitia melakukan rekapitulasi penghitungan surat suara sah dan
surat suara tidak sah.
(2) Hasil rekapitulasi dituangkan dalam berita acara hasil penghitungan
surat suara.

Paragraf 4
Penetapan Kepala Desa Terpilih
Pasal 29
(1) Panitia pemilihan menetapkan calon Kepala Desa terpilih berdasarkan
perolehan surat suara terbanyak dengan keputusan panitia pemilihan.
(2) Dalam hal jumlah calon Kepala Desa terpilih yang memperoleh surat
suara terbanyak yang sama lebih dari 1 (satu) calon pada Desa dengan
TPS lebih dari 1 (satu), calon terpilih ditetapkan berdasarkan surat
suara terbanyak pada TPS dengan jumlah pemilih terbanyak.
Contoh :
Calon Kepala Desa dengan memperoleh surat suara sama dengan jumlah TPS
lebih dari 1 (satu) TPS, adalah :
No. Perolehan Surat Suara Sah perTPS
Urut Nama Calon
Calon TPS 1 TPS 2 TPS 3 TPS 4 TPS 5 JUMLAH
1 A. Tawakal 215 210 151 75 112 763
2 Budiman 116 217 225 85 120 763
3 M. Ikhlas 210 175 205 65 108 763
Maka calon Kepala Desa BUDIMAN yang berhak ditetapkan sebagai
calon Kepala Desa terpilih, karena calon Kepala Desa BUDIMAN
memperoleh surat suara terbanyak di TPS 2, TPS 3, TPS 4 dan TPS 5 (4
TPS).
(3) Dalam hal jumlah calon terpilih yang memperoleh surat suara
terbanyak yang sama lebih dari 1 (satu) calon pada Desa dengan TPS
hanya 1 (satu), calon terpilih ditetapkan berdasarkan wilayah/dusun
tempat tinggal dengan jumlah pemilih terbesar.
Contoh :
-16-
Calon Kepala Desa dengan memperoleh surat suara sama dengan jumlah TPS
hanya 1 (satu) TPS, adalah :
No. Perolehan Surat Suara Sah per
Urut Nama Calon Dusun/Wilayah
Calon
Dsn 1 Dsn 2 Dsn 3 Dsn 4 JUMLAH
1 A. Tawakal 215 210 175 105 763
2 Budiman 195 205 185 120 763
3 M. Ikhlas 210 195 130 170 763

Maka calon Kepala Desa A. TAWAKAL yang berhak ditetapkan sebagai


calon Kepala Desa terpilih, karena calon Kepala Desa A. TAWAKAL
memperoleh surat suara terbanyak di Dusun 1 dan Dusun 2 (2 Dusun),
sedangkan calon Kepala Desa BUDIMAN hanya memperoleh surat
suara terbanyak di Dusun 3 ( 1 Dusun) dan Calon Kepala Desa M.
IKHLAS hanya memperoleh surat suara terbanyak di Dusun 4 (1
Dusun).

Pasal 30
(1) Panitia pemilihan Kepala Desa menyampaikan laporan hasil pemilihan
Kepala Desa dan nama calon Kepala Desa terpilih kepada BPD paling
lama 7 (tujuh) hari setelah penetapan calon Kepala Desa terpilih.
(2) Berdasarkan laporan hasil pemilihan Kepala Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), BPD mengadakan rapat khusus BPD untuk
mengusulkan dan menyampaikan nama calon Kepala Desa terpilih
berdasarkan suara terbanyak kepada Bupati melalui Camat dengan
tembusan kepada Kepala Desa paling lama 7 (tujuh) hari setelah
menerima laporan dari panitia pemilihan.
(3) Hasil rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dituangkan dalam
berita acara rapat istimewa BPD dan ditetapkan dengan keputusan
BPD.
(4) Bupati menetapkan pengesahan dan pengangkatan Kepala Desa dengan
keputusan Bupati paling lama 30 (tiga) puluh hari sejak tanggal
diterimanya penyampaian hasil pemilihan dari BPD.

BAB III
PENYELESAIAN PERSELISIHAN HASIL PEMILIHAN KEPALA DESA

Bagian Kesatu
Ruang Lingkup dan Wewenang

Pasal 31

(1) Perselisihan hasil pemilihan kepala desa merupakan perselisihan yang


ditimbulkan karena adanya :
a. perbedaan penafsiran antara para pihak atau suatu ketidakjelasan
tertentu yang berkaitan dengan penetapan perolehan suara hasil
pemilihan kepala desa; dan
-17-
b. keadaan dimana pengakuan atau pendapat dari salah satu pihak
mendapatkan penolakan, pengakuan yang berbeda dan/atau
penghindaran dari pihak lain yang berkaitan dengan penetapan
perolehan suara hasil pemilihan kepala desa.
(2) Perselisihan hasil pemilihan kepala desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas:
a. perselisihan antar calon kepala desa; dan
b. perselisihan antara calon kepala desa dengan Panitia Pemilihan.

Pasal 32
(1) Panitia Pemilihan Kabupaten memfasilitasi penyelesaian perselisihan hasil
pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada Pasal 31 ayat (2);
(2) Perselisihan yang dapat difasilitasi oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa
tingkat Kabupaten adalah perselisihan hasil pemilihan kepala desa dan
tidak mengandung unsur pidana.

Pasal 33
(1) Panitia Pemilihan Kabupaten melimpahkan kewenangan kepada Camat
dalam hal memfasilitasi penyelesaian perselisihan hasil pemilihan
kepala desa pada tahap awal.
(2) Panitia Pemilihan Kabupaten memfasilitasi penyelesaian perselisihan
hasil pemilihan kepala desa yang menurut pertimbangan camat tidak
dapat diselesaikan oleh Camat.
(3) Sebelum mengambil alih fasilitasi penyelesaian perselisihan hasil
pemilihan kepala desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Panitia
Pemilihan Kabupaten terlebih dahulu memberikan bimbingan dan
supervisi secara optimal kepada camat agar dapat menyelesaikan
perselisihan hasil pemilihan kepala desa sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Bagian Kedua
Para Pihak
Pasal 34
(1) Para pihak yang terlibat dalam perselisihan pemilihan kepala desa
meliputi pemohon, termohon dan pihak yang terkait.
(2) Para pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. calon kepala desa/saksi sebagai pemohon;
b. Panitia Pemilihan sebagai termohon; dan
c. calon kepala desa terpilih sebagai pihak terkait.

Pasal 35

-18-
(1) Permohonan Penyelesaian perselisihan hasil pemilihan Kepala Desa
disampaikan oleh pemohon paling lambat 3 (tiga) hari dari perhitungan
surat suara.
(2) Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diserahkan kepada
Panitia Pemilihan Tingkat Desa pada jam kerja.

Pasal 36
Panitia pemilihan Kabupaten dalam memfasilitasi penyelesaian perselisihan
hasil pemilihan kepala desa, dilakukan melalui tahapan:
a. mempertemukan pihak-pihak yang berselisih melalui musyawarah untuk
mencapai kesepakatan; dan
b. dalam hal tidak tercapai kesepakatan sebagaimana dimaksud pada huruf
a, maka:
1. Camat melaporkan kepada Bupati melalui Ketua Panitia Pemilihan
Kabupaten; dan
2. Panitia Pemilihan Kabupaten melaporkan atau memberikan
rekomendasi kepada Bupati.

Bagian Ketiga
Mekanisme Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilihan Kepala Desa
Paragraf 1
Tahapan Fasilitasi Penyelesaian Perselisihan Hasil
Pemilihan Kepala Desa oleh Panitia Pemilihan dan BPD
Pasal 37
Proses dan langkah-langkah tahapan fasilitasi penyelesaian perselisihan
hasil pemilihan Kepala Desa oleh Panitia Pemilihan dan BPD, sebagai
berikut :
a. penyerahan berkas permohonan penyelesaian perselisihan hasil
pemilihan Kepala Desa oleh pemohon kepada Panitia tingkat desa paling
lambat 3 (tiga) hari setelah perhitungan surat suara;
b. panitia pemilihan dan BPD difasilitasi Camat, Koramil dan Kapolsek
melakukan pemeriksaan dan pengkajian kelengkapan dokumen
permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a paling lambat 3 (tiga)
hari sejak diterimanya permohonan dari pemohon;
c. pemanggilan para pihak yang berselisih untuk dilakukan pertemuan oleh
Panitia Pemilihan dan BPD paling lambat 3 (tiga) hari setelah pengkajian
dan pemeriksaan berkas;
d. penyelesaian perselisihan hasil pemilihan kepala desa sebagaimana
dimaksud pada huruf c paling lama 4 (empat) hari sejak para pihak yang
berselisih dipertemukan.
e. Hasil penyelesaian perselisihan dituangkan dalam Berita Acara
Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilihan Kepala Desa dan
ditandatangani oleh para Pihak.
Pasal 38
Berita Acara sebagaimana dimaksud pada Pasal 37 huruf e disampaikan
kepada Bupati melalui Camat paling lambat 3 (tiga) hari setelah
penyelesaian perselisihan hasil Pemilihan Kepala Desa.
-19-
Paragraf 2
Tahapan Fasilitasi Penyelesaian Perselisihan Hasil
Pemilihan Kepala Desa oleh Panitia Pemilihan Kabupaten

Pasal 39

(1) Dalam hal Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilihan Kepala Desa


sebagaimana dimaksud pada Pasal 37 tidak dapat diselesaikan oleh
Panitia Pemilihan dan BPD, Bupati melalui Panitia Kabupaten untuk
memfasilitasi Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilihan Kepala Desa.
(2) Proses dan langkah-langkah tahapan fasilitasi penyelesaian perselisihan
hasil pemilihan kepala desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
sebagai berikut:
a. Panitia Kabupaten melakukan pemeriksaan dan pengkajian ulang
Berita Acara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 huruf e beserta
kelengkapan Dokumennya paling lama 3 (tiga) hari sejak diterimanya
laporan dari Panitia Pemilihan melalui camat.
b. Panitia Kabupaten dapat melakukan Pemanggilan para Pihak yang
berselisih untuk dilakukan pertemuan.
c. pemanggilan sebagaimana dimaksud pada huruf b dilakukan dalam
jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari setelah pemeriksaan dan
pengkajian ulang dokumen sebagaimana dimaksud pada huruf a.
d. penyelesaian perselisihan hasil pemilihan kepala desa paling lama 3
(tiga) hari sejak pihak-pihak yang berselisih dipertemukan.
e. Hasil penyelesaian perselisihan dituangkan dalam Berita Acara
Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilihan Kepala Desa dan
ditandatangani oleh para Pihak.
Pasal 40
(1) Dalam hal pertemuan para pihak yang berselisih untuk musyawarah
dan mufakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2) huruf e
tercapai, hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Penyelesaian
Perselisihan Hasil Pemilihan Kepala Desa secara musyawarah dan
mufakat.
(2) Hasil kesepakatan para pihak yang diperoleh melalui musyawarah dan
mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak boleh bertentangan
dengan ketentuan peraturang perundang-undangan yang mengatur
tentang pemilihan kepala desa.
Pasal 41
(1) Dalam hal pertemuan para pihak yang berselisih untuk musyawarah
dan mufakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39 ayat (2) huruf e
tidak tercapai kata mufakat, Panitia Pemilihan Kabupaten melaporkan
atau menyampaikan rekomendasi kepada Bupati.
(2) Laporan atau rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan paling lambat 3 (tiga) hari sejak tidak tercapai kata
mufakat dalam musyawarah.

Paragraf 3
Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilihan Kepala Desa Oleh Tim Majelis

-20-
Pasal 42
(1) Dalam hal penyelesaian perselisihan hasil pemilihan Kepala Desa yang
tidak dapat diselesaikan oleh panitia pemilihan dan Panitia Pemilihan
Kabupaten diselesaikan oleh Tim Majelis.
(2) Tim Majelis memeriksa Berita Acara Hasil Penyelesaian Tingkat
Kabupaten beserta Dokumen Kelengkapannya.
(3) Tim Majelis memanggil para pihak untuk dimintai keterangan dalam
Rapat Majelis.

Pasal 43
(1) Tim Majelis dalam memeriksa permohonan dapat membentuk Panel
Majelis dengan sekurang-kurangya 3 (tiga) orang anggota.
(2) Proses pemeriksaan Rapat Majelis dilakukan dengan tahapan sebagai
berikut :
a. Penjelasan permohonan dan perbaikan apabila dipandang perlu;
b. Jawaban termohon;
c. Keterangan pihak terkait apabila ada;
d. Pembuktian oleh pemohon, termohon, dan pihak terkait; dan
e. Kesimpulan.
(3) Penyelesaian Perselisihan Hasil Pemilihan Kepala Desa oleh Tim Majelis
paling lama 15 (lima belas) hari setelah menerima laporan hasil
pemilihan Kepala Desa oleh BPD.

Bagian Keempat
Batal, Selesai dan Gugurnya Laporan Pemohon

Pasal 44
(1) Dalam hal pemohon setelah dipanggil 3 (tiga) kali berturut-turut secara
patut dan sah tidak hadir dalam pertemuan para pihak, maka laporan
pemohon dianggap batal.
(2) Dalam hal pemohon setelah dipanggil 3 (tiga) kali berturut-turut secara
patut dan sah tidak hadir dalam pertemuan para pihak, maka:
a. Panitia Pemilihan dan BPD melalui Camat membuat laporan kepada
Bupati. untuk perselisihan hasil pemilihan kepala desa yang
diselesaikan ditingkat Desa; dan
b. Panitia Pemilihan Kabupaten membuat laporan kepada Bupati untuk
perselisihan hasil pemilihan kepala desa yang diselesaikan ditingkat
Kabupaten.
Pasal 45
(1) Permohonan penyelesaian hasil pemilihan Kepala Desa dinyatakan
gugur apabila:
a. pemohon meninggal dunia;
b. pemohon tidak datang dan hadir dalam pertemuan pertama setelah
3 (tiga) kali dilakukan pemanggilan secara patut dan sah.
c. pemohon mencabut laporannya.
(2) Keputusan tentang gugurnya permohonan akibat pemohon meninggal
dunia sebelum dilaksanakannya proses penyelesaian perselisihan hasil

-21-
pemilihan kepala desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan
dalam Berita Acara Gugurnya Perselisihan Hasil Pemilihan Kepala Desa

Pasal 46
Dokumen yang digunakan dalam penyampaian permohonan penyelesaian
perselisihan pemilihan kepala desa meliputi:
a. nama dan alamat pemohon;
b. nama dan alamat termohon;
c. nama dan alamat saksi-saksi;
d. waktu dan tempat kejadian perkara;
e. uraian singkat kejadian;
f. pokok persoalan yang diperselisihkan;
g. alasan dan sebab perselisihan hasil pemilihan kepala desa;
h. fakta perselisihan;
i. barang bukti;
j. hal yang dimohonkan dan dasar permohonan.

BAB IV
PEMBIAYAAN

Pasal 47
(1) Biaya pemilihan Kepala Desa dibebankan pada Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD).
(2) Biaya pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meliputi biaya pengadaan :
a. administrasi;
b. pendaftaran pemilih
c. pengadaan perlengkapan/peralatan pemilihan;
d. pengadaan surat suara;
e. penelitian kelengkapan administrasi pencalonan;
f. honorarium panitia/petugas, konsumsi dan rapat - rapat; dan
g. pengesahan dan pelantikan calon kepala desa terpilih.
(3) Selain biaya pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dana
bantuan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa digunakan untuk
mendukung pelaksanaan pemungutan suara.
(4) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dipergunakan untuk :
a. Honorarium tim monitoring pemilihan kepala desa;
b. Honorarium petugas keamanan di TPS;
c. Konsumsi; dan
d. bantuan keuangan kepada panitia pemilihan Kepala Desa.
(5) Bantuan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dipergunakan
untuk pengadaan alat tulis kantor, penggandaan surat menyurat dan
transportasi panitia pemilihan Kepala Desa.

BAB V
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 48
-22-
Pemerintah Desa dapat membentuk Tim Monitoring Pemilihan Kepala Desa
dengan susunan sebagai berikut :
a. Penanggung Jawab dijabat oleh Kepala Desa
b. Ketua dijabat oleh Ketua BPD;
c. Anggota terdiri dari Babinsa dan Babinkamtibmas

Pasal 49
Penjelasan Legalisir STTB/Ijazah, Contoh Bentuk Format, Denah Lokasi dan
Tata Cara Pengisian yang berkaitan dengan Pelaksanaan Pemilihan Kepala
Desa sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 50
Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Tebo.

Ditetapkan di Muara Tebo


pada tanggal 21 Januari 2016

BUPATI TEBO,

d.t.o

SUKANDAR

Diundangkan di Muara Tebo


pada tanggal 21 Januari 2016

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TEBO

d.t.o

NOOR SETYO BUDI

BERITA DAERAH KABUPATEN TEBO TAHUN 2016 NOMOR......

-23-

Anda mungkin juga menyukai