Anda di halaman 1dari 119

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN PRE DAN POST


KURETASE ABORTUS INKOMPLIT DI RUANG MAWAR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN

Oleh:

NUR FATIMA AZZAHRAH


NIM : 73.2001D.10.066

J U R U S A N K E P E R A W A T A N

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

2013
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN PRE DAN POST
KURETASE ABORTUS INKOMPLIT DI RUANG MAWAR RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN

KARYA TULIS ILMIAH

DISUSUN DALAM RANGKA UJIAN AKHIR PROGRAM


JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNVERSITAS BORNEO TARAKAN
2013

OLEH :
NUR FATIMA AZZAHRAH
73.2001D.10.066

J U R U S A N K E P E R A W A T A N

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

2013
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karna berkat

rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini judul Asuhan keperawatan pada Ny. R dengan Pre dan Post Abortus

Inkomplite di Ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Trakan pada tanggal 29

Juli sampai dengan 31 Juli 2013. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai tugas

akhir dapat menyelesaikan pendidikan Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Borneo Tarakan.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penilis banyak mendapatkan

bimbingan, bantuan serta dorongan dari berbagai pihak sehingga penulisan Karya

Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini dengan rendah hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang

tidak tehingga kepada :

1. Dr. Ir. Bambang Widigdo, selaku Rektor Universitas Borneo Tarakan.

2. Dr. Wiranegara Tan, S.IP, MM, MHA, Ph.D sebagai direktur Rumah Sakit

Umum Daerah Tarakan yang telah menyediakan lahan untuk pelaksanaan

Ujian Akhir Program bagi mahasiswa Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Borneo Tarakan.

3. Ibu Rahmi Padlilah, SST sebagai Pjs. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Borneo Tarakan.

4. Ibu Paridah, S.Kep.,Ns sebagai Ketua Jurusan Keperawatan Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas Borneo Tarakan.

iv
5. Ibu Rosmalia Handayani, ST. MT. Sebagai Pembimbing I dan Penguji I yang

telah memberikan masukan dan saran yang sangat bermanfaat bagi penulis

dalam penyesuaiaan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Ibu Ramdya Akbar Tukan, S.Kep.,Ns sebagai Pembimbing II dan Penguji III,

yang telah memberikan saran dan motivasim penulis yang sangat bermanfaat

bagi penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis ilmiah ini.

7. Ibu Nurtilasih, AMK, sebagai penguji II pada saat ujian praktik di Rumah

Sakit yang telah membantu dan memberikan bimbingan serta kritik dan saran

sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

8. Ibu Hasriana, S.Kep. Ns, selaku penguji III pada saat di Rumah Sakit Dan

selaku Penguji II, selama ujian praktik banyak memberikan bimbingan dan

motivasi serta kritik dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini.

9. Kepala Ruangan dan seluruh staf perawatan ruang mawar yang telah

membantu selama ujian praktik diruangan.

10. Seluruh dosen dan staf keperawatan Universitas Borneo Tarakan yang telah

banyak membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

11. Klien Ny. R dan kelurga yang telah bekerja sama dengan baik dalam

penerapan asuhan keperawatan

12. Ayah dan ibu tersayang, saudarah-saudara yaitu abang Tamsil, Abang Basyir,

kak Usman, dan kak Nurdiana serta buat paman IR. Damara Rajja dan tante

Subaidaah yang senangtiasa memberikan Doa, semangat serta dukungan

v
kepada penulis selama proses perkuliahan sempai menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah.

13. Buat sahabat-sahabat terbaikku yaitu Miki, Rosniati, Munazirah yang selalu

ada dalam suka dan duka, selalu medoakan dan memberikan motivasi selama

proses perkuliahan sampai menyelesaikan studi ini.

14. Teman-teman seperjuangan Departemen Maternitas yaitu zulfiani,Yulia, Erna

dan Niluh yang selalu memberikan motivasi serta semangat selama proses

ujian akhir program dan ujian sidang.

15. Dan semua pihak yang terkait dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyedari Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan masukkan serta kritikan yang

membangun dalam perbaikan dan kesempurnaan penulisan KaryaTulis Ilmiah

ini dimasa akan datang.

Akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan

manfaat bagi seluruh pembaca pada umumnya dan pada khususnya

mahasiswa serta mahasiswi keperawatan pada khususnya.

Tarakan, Agustu 2013

Penulis

vi
DAFTAR ISI

JUDUL UTAMA KARYA TULIS ………………………………………...i

LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………………. ii

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. iii

KATA PENGANTAR …………………………………………………….. iv

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….viii

DAFTAR BAGAN………………………………………………………… xi

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………….... xii

DAFTAR SINGKATAN ………………………………………………….. xiii

GLOSARIUM…………………………………………………………..… xiv

INTISARI ………………………………………………………………… xvi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………………. 1

B. Tujuan Penulisan ……………………………………. 2

C. Ruang Lingkup Pembahasan ……..………………… 3

D. Manfaat penulisan …………………...……………… 4

E. Metode Penulisan …………………….…………….. 5

F. Sistematika Penulisan ………………………………. 6

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar

1. Anatomi dan Fisiologi Sistem Reproduksi …….. 8

2. Konsep Abortus ....................…………………… 13

a. Pengertian ………………………………….. 13

b. Klasifikasi abortus.............................…….… 14

viii
3. Abortus Inkomplit

a. Pengertian ……………………….…………. 16

b. Etiologi ……………………………..……… 17

c. Patofisiologi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 17

d. Manifestasi Klinis…………………………... 18

e. Pemeriksaan Diognostic ……………….…… 18

f. Penanganan ..... ………………….……….… 19

g. Komplikasi ……………………………….... 19

B. Konsep Dasar Keperawatan ………………………….19

1. Pengkajian …………………………………….. 20

2. Diagnosa Keperawatan …..…………………….. 25

3. Perencanaan …………………………..………... 22

4. Implementasi ……………………………….….. 30

5. Evaluasi ………………………….…………….. 31

BAB III : TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian ……………………………………….… 32

B. Diagnosa Keperawatan …….……………………… 47

C. Perencanaan …………….…………………………. 47

D. Implementasi ……………………………………… 51

E. Evaluasi …………………………………………... 72

BAB IV : PEMBAHASAN

A. Pengkajian ………………………………….…..…….74

B. Diagnosa Keperawatan ……….……………….…….. 75

C. Perencanaan ……………………..…………….......... 77

D. Implementasi …………………………………….….. 78

ix
E. Evaluasi………………………………………...…… 78

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………… 80

B. Saran ……………………………………………….. 81

KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

x
DAFTAR BAGAN
Bagan 1. Genogram keluarga Ny. R …………………………………..…. 34

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Genitalia Eksternal Wanita ……….………………………… 8

Gambar 2. Genitalia Internal Wanita …………..……………………….. 10

Gambar 3. Konsepsi Abortus ...........……………………………………… 13

Gambar 4. Konsepsi Abortus ………………………………………….. 17

xii
xiii

DAFTAR SINGKATAN

°C : Derajat Celcius

BAB : Buang air besar

BAK : Buang air kecil

BB : Berat badan

CRT : Capilary refill time

Cm : Centimeter

HPHT : Hari pertama haid terakhir

g : Gram

KB : Keluarga Berencana

PB : Panjang badan badan

BB : Berat badan

P2A1 : Melahirkan ke dua kali, abortus satu kali

RR : Respiration rate

Hb : Hemoglobin

Ny. : Nyonya

Tn. : Tuan

xiii
xiv

GLOSARIUM

Areola : Daerah berpigmen berwarna cokelat yang mengelilingi

puting susu

Anterior : kiri

Duktus : Pipa/ saluran

Endometrium : Didalam

Eksternal : Luar

Eraktil : Tegang

Fundus : Puncak rahim

Himen : Selaput darah

Internal : Dalam

Korpus Uteri : Badan Rahim

Ligamentum Latum : Lipatan Perineum yang memanjanp

Mukosa : Selaput lendir

Miometrium : otot rahim bagian tengah

Papila : Puting

Peritoneum : diluar

Portio : Mulut rahim

Posterior : sebelah kanan

Pubis : Daerah kemaluan

Pusat : Titik tengah lingkaran

Serviks : Leher rahim

xiv
xv

Uterus : Rongga rahim

Uretra : Aliran kandung kemih

Vestibulum : Serambi

Vulva : Alat kelamin bagian luar perempuan

xv
xvi

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN PRE DAN POST


KURETASE ABORTUS INKOMPLIT DI RUANG MAWAR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN ¹

Nur Fatima Azzahrah, Rosmalia Handayani, ST. MT, Ramdya Akbar


Tukan, S.Kep.,Ns4

INTISARI

Berdasarkan angka kejadian abortus dapat menyebabkan komplikasi


seperti perdarahan, akibat perdarahan yang tidak ditangani dengan segera akan
menyebabkan syok bahkan kematian pada ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) di
Indonesia tahun 2010 masih cukup tinggi bahkan tertinggi ketiga di ASEAN
yakni 390 kematian per 100.000 kelahiran hidup, AKI di Filipina 170 kematian
per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan dari catatan Medical Record di RSUD
Tarakan pada tahun 2011 diperoleh jumlah ibu yang mengalami abortus inkomplit
berjumlah 167 orang, dan pada tahun 2012 berjumlah 122 orang.
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan sebelum kehamilan tersebut
berusia 20 minggu dan beratnya janin kurang dari 500 gram atau buah kandungan
belum mampu hidup diluar kandungan (Rahmawati, 2011).
Metode penulisan yang digunakan adalah metode deskriptif tipe studi
kasus dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan dan metode studi
kepustakaan.
Hasil yang ditemukan pada Ny R. Pada pre kuretase di temukan empat
diagnosa keperawatan yaitu: 1) nyeri, 2) resiko tinggi infeksi, 3) cemas, 4) kurang
pengetahuan. Pada post kuretase ditemukan diagnosa keperawatan yaitu: 1)
Resiko tinggi cedera, 2) cemas, 3) resiko tinggi infeksi, 4) kurang pengetahuan.
Pada masalah keperawatan yang ada, semuanya dapat teratasi.

Kata Kunci : Pre dan Post Abortus Inkomplit

Keterangan :
1. Judul KTI
2. Mahasiswa Jurusan Keperawatan FIKes UBT
3. Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UBT
4. Dosen Jurusan Keperawatan FIKes UBT

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian

ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari

unsur-unsur fisik, mental dan sosial. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan

untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh

pemerintah dan atau masyarakat (Richahardianti, 2010). Didalam kesehatan

itu sendiri tidak lepas dari peran perawat dan ilmu keperawatan.

Keperawatan adalah pelayanan profesional yang merupakan bagian

integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,

berbentuk pelayanan bio-psiko-spiritual yang menyeluruh ditunjukan kepada

individu, kelompok, dan masyarakat, penyembuhan, pemulihan serta

pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan

utama sesuai dengan wewenang, tanggung jawab, dan kode etik profesi

perawat (Ali, 2002).

Keperawatan maternitas merupakan seluruh perawatan mulai dari tahap

kehamilan dan kelahiran, termasuk pada masa empat minggu setelah bayi lahir

(Bobak, 2005). Keperawatan maternitas juga mempelajari kehamilan beresiko,

salah satunya adalah abortus. Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan

(oleh akibat tertentu) sebelum kehamilan tersebut berusia 20 minggu dan berat
2

janin kurang dari 500 gram atau buah kandungan belum mampu hidup diluar

kandungan (Rahmawati,2011). Abortus inkomplit adalah proses abortus

dimana sebagian hasil konsepsi telah keluar melalui jalan lahir (Achadiat,

2004)

Berdasarkan angka kejadian abortus yang cukup tinggi di Indonesia dapat

menyebabkan komplikasi seperti perdarahan. Akibat perdarahan yang tidak

ditangani dengan segera akan menyebabkan syok bahkan kematian pada ibu.

AKI (angka kematian ibu) di Indonesia pada tahun 2010 masih cukup tinggi

bahkan tertinggi ketiga di ASEAN (Association of Southeast Asian Nations)

yakni mencapai 390 kematian per 100.000 kelahiran hidup

(Richahardiyanti,2010).

Berdasarkan dari Medical Record (MR) Rumah Sakit Umum Daerah

(RSUD) Tarakan, pada tahun 2011 di peroleh jumlah ibu yang mengalami

abortus inkomplit pada bulan Januari hingga Desember berkisar 167 orang,

dan pada tahun 2012 berkisar 122 orang. Berdasarkan data tersebut penulis

tertarik untuk menerapkan Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny. R dengan

Abortus Inkomplit di Ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan

untuk mencegah terjadinya komplikasi abortus.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Untuk memperoleh gambaran dan menerapkan asuhan keperawatan pada

Ny.R dengan Pre dan Post Kuratase Abortus Inkomplit di Ruangan


3

Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan yang di mulai dari tanggal

29-31 Juli 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Melaksanakan dan menerapkan asuhan keperawatan pada Ny.R

dengan Pre dan Post Kuratase abortus inkomplit yang dirawat di

Ruang Mawar Rumah Sakit Umun Daerah Tarakan

b. Membandingkan antara teori dan praktek asuhan keperawatan yang

dilaksanakan pada Ny. R dengan Pre dan Post Kuratase abortus

inkomplit di Ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan.

c. Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam

melaksanakan proses asuhan keperawatan pada Ny. R dengan Pre dan

Post Kuratase abortus inkomplit di Ruang Mawar Rumah Sakit Umum

Daerah Tarakan.

d. Melaksanakan pemecahan masalah pada klien Ny. R dengan Pre dan

Post Kuratase abortus inkomplit di Ruang Mawar Rumah Sakit Umum

Daerah Tarakan.

C. Ruang Lingkup Bahasan

Ruang lingkup bahasan pada Karya Tulis Ilmiah ini adalah pemberian

Asuhan Keperawatan pada Ny. R dengan Pre dan Post Kuratase abortus

inkomplit di Ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan, di mulai

sejak tanggal 29-31 Juli 2013.


4

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan

Sebagai salah satu bahan masukkan untuk melakukan penanganan yang

komperhensif terhadap klien dengan pre dan post kuretase abortus

inkomplit di Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan.

2. Bagi Institusi

Dapat menjadi sumber informasi dan sebagai bahan bacaan untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa.

3. Bagi penulis selanjutnya

Hasil penulisan ini dapat menjadi sumber informasi dan memperkaya

ilmu pengetahuan serta bahan acuan bagi penulis berikutnya. Sebagai

saranah menjulurnya pengaplikasian proses Asuhan keperawatan dengan

Pre dan Post Kuretase Abortus Inkomplit dan salah satu syarat melulusi

Tahap Ujian Akhir program guna menyelesaikan program studi.

4. Bagi klien dan keluarga

Sebagai sumber informasi untuk mencegah infeksi dan menambah

pengetahuan klien dan keluarga.


5

E. Metode penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah

metode deskriptif tipe studi kasus dengan menggunakan pendekatan proses

keperawatan yang komperhensif, yaitu melalui :

1. Studi Kasus

a. Wawancara

Adalah pengumpulan data melalui tanya jawab langsung dengan kilen

dan keluarga untuk mendapatkan informasi secara pasti tentang keadan

kilen.

b. Observasi

Cara ini dilakukan dengan melihat langsung, mengamati atau

menilaikeadaan klien untuk mendapatkan gambaran tentang kondisi

klien.

c. Pemeriksan fisik

Meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi. Pemeriksan fisik ini

digunakan untuk memperoleh data yang lebih akurat terlihat keadaan

klien yang diambil.

2. Studi dokumentasi

Menggunakan dokumen yang berhubungan dengan judul Karya Tulis

Ilmiah ini seperti catatan medis, catatan keperawatan, pemeriksaan USG

dan laboratorium.
6

3. Studi kepustakan

Digunakan untuk mendapatkan landasan teori yang berhubungan dengan isi

karya tulis ilmiah yang berupa buku-buku penunjang, diktat dan sumber lain

yang bersifat ilmiah.

F. Sistematika Penulisan Laporan

Karya Tulis Ilimah ini terbagi dalam lima bab, yang yang secara sistematika

dengan urutan sebagai berikut :

Bab satu berisi pendahuluan, yang yang terdiri dari latar belakang masalah,

tujuan penulisan, ruang lingkup, manfaat, metode penulisan dan sistematika

penulisan.

Bab dua berisi landasan teori yang meliputi dua bagian, yaitu bagian

pertama konsep dasar medis yang terdiri dari anatomi fisiologi reproduksi

wanita dan konsep abortus inkomplit. Bagaian kedua berisi tentang konsep

dasar keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan keperawatan, pelaksanaan tindakan keperawatan dan evaluasi dari

proses keperawatan.

Bab tiga berisi tinjauan kasus, dimana penulis menyajikan kasus yang

diangkat dengan menggunakan pendekatan proses asuhan keperawatan yang

meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,

pelaksanan, dan evaluasi hasil dari setiap perkembangan tindakan yang

dilaksanakan.

Bab keempat berisi pembahasan, yaitu penulis menguraikan tentang

kesenjangan antara asuhan keperawatan secara teori dengan asuhan


7

keperawatan yang telah dilakukan kepada Ny. R dengan pre dan post dengan

abortus inkomplit yang meliputi kesenjangan pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang terkait.

Bab lima berisi penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran dari penulis.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Medis

1. Anatomi Fisiologi System Reproduksi Wanita

Sistem reproduktif wanita terdiri dari atas struktur genitalia eksternal dan

genitalia internal.

a. Organ genitalia eksternal

Gambar 1. Genitalia eksternal

(Sumber Syaifuddin, 2006)

1) Mons Pubis

Mons pubis, atau mons veneris, adalah bantalan berisi lemak yang

terletak di permukaan anterior simfisis pubis. Setelah pubertas, kulit

mons pubis tertutup rambut ikat yang membentuk pola distribusi tertentu.
9

2) Labia mayora

Labia mayora berupa dua buah lipatan bulat jaringan lemak yang ditutupi

kulit dan memanjang ke bawah dan ke belakang dari mons pubis. Setelah

melahirkan beberapa kali, labia mayora menjadi tidak terlalu menonjol

dan pada usia lanjut biasanya menjadi keriput. Dibawah kulit, terdapat

gumpalan lemak yang merupakan bagian terbesar labia, pada jaringan

lemak ini terdapat suatu pleksus venosus yang dapat robek dan

membentuk hematoma bila mengalami trauma.

3) Labia minora

Labia minora merupakan dua lipatan jaringan yang pipih dan berwarna

kemerahan akan terlihat bila labia minora terbuka. Jaringan yang kedua

sisinya menyatu pada ujung atas vulva. Tidak ditemukan folikel rambut

pada labia minora, namun banyak terdapat folikel sebasea dan kadang-

kadang terdapat kelenjar keringat.

4) Klitoris

Klitoris merupakan sebuah jaringan ikat erektil kecil kira-kira sebesar

kacang hijau yang dapat mengeras dan tegang (erektil) yang mengandung

urat saraf, sehingga klitoris sangat sensitif. Klitoris merupakan organ

erogenik yang paling utama pada wanita.

5) Vestibulum

Vestibulum adalah daerah berbentuk buah almond yang dibatasi labia

minora di sebelah lateral dan memanjang dari klitoris sampai fourchette.

Vestibulum adalah jaringan fungsional pada wanita dewasa yang berasal


10

dari sinus urogenital pada embrio pada bentuk dewasa terdapat 6 buah

lubang, uretra, vagina, 2 duktus kelenjar bartholini dan kadangkala

terdapat duktus dari kelenjar parauretral yang disebut juga duktus skene.

6) Himen (selaput dara)

Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar dari liang senggama.

Terdapat lubang di tengahnya agar kotoran menstruasi dapat mengalir ke

luar, letaknya dimulut vagina. Bagian ini bentuknya berbeda-beda ada

yang seperti bulan sabit, konsistensi ada yang kaku dan ada yang lunak,

lubangnya ada yang seujung jari, ada yang dapat dilalui satu jari.

7) Perineum

Terletak diantara vulva dan anus, panjangnya lebih kurang empat

sentimeter (Cunningham, 2006).

b. Organ Genitalia Dalam

Struktur internal terdiri vagina, uterus, ovarium, dan tuba fallopi atau

uterus.

Gambar 2. Genitalia internal

(Sumber Syaifuddin, 2006)


11

1) Vagina

Vagina merupakan suatu kanal yang dilapisi oleh membrane mukosa dan

terbentang dari depan ke belakang, dari vulva ke serviks sepanjang 7,5

sampai 10 cm. Di sebelah anterior vagina adalah kandung kemih dan

uretra, dan di sebelah posterior vagina terletak rectum. Dinding anterior

dan posterior vagina normalnya bersentuhan satu sama lain. Bagian atas

vagina, forniks, mengelilingi serviks. Fungsi dari vagina adalah sebagai

saluran keluar untuk mengalirkan darah haid dan sekret lain dari rahim,

alat untuk senggama, dan jalan lahir waktu bersalin. Selaput vagina tidak

mempunyai kelenjar sehingga cairan yang selalu membasahi berasal dari

kelenjar rahim atau lapisan dalam rahim. Sebagian dari rahim yang

menonjol pada vagina disebut porsio leher rahim.

2) Uterus

Uterus merupakan organ muscular berbentuk buah pir, mempunyai

panjang 7.5 cm dan leher 5 cm pada bagian atasnya. Dindingnya

mempunyai tebal sekitar 1.25 cm. Uterus mempunyai tiga bagian yaitu

serviks. Korpus uteri, dan kavum uterus. Lapisan otot rahim terdiri dari

tiga lapisan yaitu, lapisan peritoneum, lapisan miometrium dan lapisan

endometrium yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh kembang

sehingga dapat memelihara dan mempertahankan kehamilan selama

Sembilan bulan. Uterus terletak di sebelah posterior kandung kemih dan

dipertahankan posisinya dalam rongga pelvis oleh beberapa ligamen.

Ligamentum teres terbentang anterior dann lateral disepanjang cincin


12

internal inguinal dan turun disepanjang kanalis ingunalis, tempat

bergabung dengan jaringan labia minora. Ligamentum latum adalah

lipatan perineum yang memanjang dari dinding pelvis lateral dan

membungkus tuba fallopi. Ligamentum uterosakral memanjang secara

posterior sampai ke sacrum.

3) Tuba fallopi

Saluran ovum atau tuba fallopi memiliki panjang yang bervariasi dari 8

sampai 14 cm dan ditutupi oleh peritoneum dan lumennya dilapisi oleh

membrane mukosa. Masing-masing tuba dibagi menjadi pars intersititial,

ismus, ampula dan infundibulum. Bagian interstitial tertanam di dalam

dinding otot uterus. Arah perjalanannya kurang lebih miring ke atas dan

keluar dari rongga uterus. Ismus atau bagian sempit dari tuba yang

menempel dengan uterus, sedikit demi sedikit semakin melebar ke

bagian lateral yaitu ampula. Infundibulum, atau ujung yang memiliki

fimbriae adalah lubang berbentuk corong pada ujung distal tuba falllopi.

4) Ovarium

Ovarium terletak di belakang ligamentum latum, di belakang dan di

bawah tuba fallopi. Ovarium adalah badan oval yang mempunyai

panjang 3 cm. Pada saat lahir ovarium mengandung ratusan sel-sel telur

yang sangat kecil. Ovarium berfungsi untuk perkembangan dan

pelepasan ovum, serta sintesis dan sekresi hormone-hormon steroid


13

2. Abortus

a. Pengertian Abortus

Abortus adalah suatu proses berakhirnya suatu kehamilan, dimana

janin belum mampu hidup diluar rahim (belum viable), dengan kriteria

usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500

gram (Chrisdiono, 2004).

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat

tertentu) sebelum kehamilan tersebut berusia 20 minggu dan berat janin

kurang dari 500 gram atau buah kandungan belum mampu hidup diluar

kandungan (Rahmawati, 2011).

Abortus merupakan penghentian kehamilan atau pengeluaran

produk konsepsi sebelum janin hidup (Brunner dan Suddarth, 2002).

Gambar 3. Konsepsi Abortus

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa abortus

adalah berakhirnya suatu kehamilan atau pengeluaran hasil konsepsi


14

sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dengan usia kehamilan

kurang dari 20 minggu atau berat janin belum mencapai 500 gram

b. Klasifikasi Abortus

Berdasarkan jenis tindakan, abortus dibedakan menjadi 2 golongan

yaitu ( Abortus Spontan dan Abortus Provakatus) :

1) Abortus spontan

Abortus yang berlangsung tanpa tindakan, yang disebabkan oleh

sebab alami

a) Abortus Kompletus (keguguran lengkap)

Keluarnya seluruh hasil konsepsi sebelum usia kehamilan

mencapai 20 minggu sehingga rongga rahim kosong. Perdarahan

dan rasa nyeri kemudian akan berhenti, serviks menutup dan

uterus mengalami involusi.

b) Abortus inkomplit adalah terjadinya keguguran dengan

dikeluarkannya hasil konsepsi (Manuaba, 2009).

c) Abortus Insipiens

Merupakan suatu abortus yang sedang mengancam, ditandai

dengan pecahnya selaput janin dan adanya serviks telah mendatar

dan ostium telah terbuka.

d) Abortus Iminens (keguguran membakat)

Keguguran membakat dan akan terjadi. Dalam hal ini keluarnya

fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obatan

hormonal dan antipasmodika serta istirahat.


15

e) Missed Abortion

Embrio atau fetus telah meninggal dalam kandungan sebelum

kehamilan 20 minggu, akan tetapi hasil konsepsi seluruhnya

masih tertahan dalam kandungan selama 8 minggu atau lebih.

Perdarahan pervagina berhenti namun produk pembuahan

meninggal dan tetap dalam rahim. Selanjutnya rahim tidak

membesar bahkan mengecil kembali karena absorpsi air ketuban

dan maserasi janin, buah dada mengecil kembali.

f) Abortus Habitualis (keguguran berulang)

Adalah keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturut-

turut 3 kali atau lebih.

g) Abortus Infeksiosus dan Abortus septi

Abortus infeksiosus adalah keguguran yang disertai infeksi

genetalia. Abortus septik adalah keguguran yang disertai infeksi

berat dengan penyebaran kuman atau toksinnya kedalam

peredaran darah atau peritoneium.

2) Abortus Provakatus

Adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan

maupun alat-alat. Abortus ini dibagi menjadi dua yaitu (Abortus

Medisinalis dan Abortus Kriminalis) :


16

a) Abortus medisinalis (abortus therapeutika)

Adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila

kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu

(berdasarkan indikasi medis).

b) Abortus kriminalis

Adalah abortus yang terjadi dikarena tindakan-tindakan yang

tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.

3. Abortus Inkomplit

a. Pengertian Abortus inkomplit (keguguran tidak lengkap)

Abortus inkompletus adalah proses abortus di mana sebagian hasil

konsepsi telah keluar melalui jalan lahir ( Chrisdiono, 2004)

Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada

kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal

dalam uterus (Nugroho, 2010).

Abortus inkompletus adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar dari

kavum uteri dan masih ada yang tertinggal (Prawiraharjo, 2008).

Abortus inkomplit adalah terjadinya keguguran atau pengeluaran

sebagian hasil konsepsi sebelum usia kehamilan mencapai 20 minggu

dan masih ada tersisa didalam uterus.


17

Gambar 4. Konsepsi Abortus

b. Etiologi

1) Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi

2) Kelainan pada plasenta

3) Penyakit ibu

4) Kelainan traktus genetalia : retroversio uteri, mioma uteri

c. Patofisiologi

Pada awal abortus terjadi tindakan pendarahan dalam desidua

basalis kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan disekitarnya. Hal

tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian, sehingga

merupakan benda asing dalam uterus.

Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk

mengeluarkan isinya sehingga menyebabkan nyeri. Pada kehamilan

kurang dari 8 minggu hasil konsepsi biasanya dikeluarkan

seluruhnya karena villi koriales belum menembus desidua lebih


18

dalam, sehingga hasil konsepsi mudah dilepaskan. Pada kehamilan 8

sampai 14 minggu villi koriales menembus desidua lebih dalam,

sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat

menyebabkan banyak perdarahan. Pada kehamilan 14 minggu keatas

umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah janin disusul

dengan plasenta. Perdarahan jumlahnya tidak banyak jika plasenta

terlepas dengan lengkap (Rahmawati, 2011).

d. Manifestasi klinlik

1) Amenorea

2) Sakit perut (mulas-mulas)

3) Perdarahan biasanya berupa stolsel (bekuan darah)

4) Bila terjadi pendarahan hebat ada tanda anemis

5) Jaringan teraba dalam kavum uteri atau kadang sudah menonjol

dari ostium uteri.

6) Kram/Nyeri abdomen bagian bawah

e. Pemeriksaan Diagnostik

1) Pemeriksaan ultrasonografi (USG)

2) Pemeriksaan vagina, kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat

teraba dalam kavum uteri.

3) Pemeriksaan histerosalfingografi, untuk mengetahui adatidaknya

mioma uterus submukosa dan anomalia kogenital.

4) Pemeriksaan laboratorium.
19

f. Penanganan

1) Bila ada tanda-tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian

cairan dan tranfusi darah, untuk memulihkan keadaan umum

2) Bila terjadi pendarahan yang hebat, dianjurkan segera melakukan

pengeluaran sisa hasil konsepsi secara manual agar jaringan yang

mengganjal terjadinya kontraksi uteru segera dikeluarkan,

kontaksi uterus dapat berlangsung baik dan perdarahan bisa

berhenti.

3) Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks dapat dikeluarkan

secepat mungkin dengan metode kuretase.

g. Komplikasi

1) Perdarahan hebat

2) Syok

3) Perforasi uterus

4) Infeksi/sepsis

5) Kematian kerena perdarahan

B. Konsep Dasar Keperawatan

Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, penulis

menggunakan proses keperawatan yang ilmiah, sistematis, dinamis dan

terus-menerus serta berkesinambungan dalam rangka pemecahan masalah

kilen, dimulai dari pengkajian diagnosa keperawatan, perencanaan

keperawatan, pelaksanan dan evaluasi.


20

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahapan awal dari proses keperawatan dan

merupakan suatu proses pengumpalan data yang sistemik dari berbagai

sumber untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatn klien.

Pengkajian data dasar terdiri dari infomasi subjektif dan objektif

mencakup berbagai masalah. Data subjektif adalah data yang dilaporkan

oleh kilen dan orang terdekat melalui wawancara, sedangkan data

objektif ini diobservasi melalui pemeriksaan fisik mencakup inspeksi,

palpasi, perkusi, dan auskultasi, pemeriksana (laboratorium dan

diagnostic).

Adapun hasil pengkajian yang ditemukan pada kilen dengan abortus

secara umum menurut Doenges dan Moorhouse (2001) antara lain :

a. Data dasar

1) Sirkulasi

Riwayat hipertensi esensial, penyakit vaskuler.

2) Eliminasi

Nefritis kronik

3) Intergritas Ego

Kehamilan mungkin sudah atau belum direncanakan.

Mungkin sangat cemas atau ketakutan.

4) Makanan/Cairan

Status nutrisi ibu buruk


21

5) Nyeri/Ketidaknyamanan

Kram pelvis, sakit pinggang

6) Keamanan

Pemajanan akan agen toksin/teratogenik.

Riwayat penyakit inflamsi pelvis, penyakit hubungan seksual,

atau pemajanan pada penyakit menular seperti rubella, atau

herpes aktif.

7) Seksualitas

Perdarahan pervagina, direntang dari bercak sampai perdarahan

nyata.

Pemeriksaan dapat menunjukkan dilatasi servik prematur, uterus

bikornat atau septet, tumor fibroid uterus, atau abnormalitas lain

dari organ reproduksi ibu.

Catat perkiraan tanggal kelahiran (80% aborsi spontan terjadi

pada trimester pertama).

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah cara mengidentifikasi, memfokuskan

dan mengatasi kebutuhan spesifik pasien serta respon terhadap masalah

actual dan resiko tinggi (Doenges dan Moorhouse, 2001).

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon

individu, kelurga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan/proses

kehidupan yang aktual dan potensial.


22

Menurut Doenges dan Moorhouse (2001) bahwa diagnosa

keperawatan pada klien abortus, yaitu :

a. Resiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan profil darah

abnormal (penurunan hemaglobin, perubahan faktor pembekuan).

b. Resiko tinggi terhadap distress spiritual berhubungan dengan

kebutuhan menaati keyakinan/praktik religus pribadi; menyalahkan

kehilangan yang diarahkan pada diri sendiri atau tuhan.

c. Kurang pengetahuan mengenai penyebab aborsi, perawatan diri,

kontrasepsi/kehamilan mendatang berhubungan dengan kurang

pemajanan pada, atau kesalahan interpretasi tentang informasi.

d. Risiko tinggi terhadap perubahan pola seksual berhubungan dengan

peningkatan rasa takut terhadap kehamilan dan/atau melaporkan

kehilangan, kerusakan hubungan dengan orang terdekat, keraguan

diri mengenai ferminitas sendiri.

3. Perencanan

Perencanan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang

diharapkan dari pasien dan/atau tindakan yang harus dilakukan oleh

perawat. Tindakan/intervensi keperawatan dipilih untuk membantu

pasien dalam mencapai hasil pasien yang diharapkan.

Fase perencanan dari proses keperawatan mempunyai 4 komponen,

yaitu :

a. Menetapkan prioritas diagnosa.

b. Menyusun tujuan dan kriteria hasil.


23

c. Menetapkan strategi keperawatan.

d. Menetapkan intervensi keperawatan.

Dalam penyusunan tujuan dan kriteria hasil, hal-hal yang perlu

diperhatikan adalah :

S : Spesifik (dilakukan secara khusus)

M : Measurable (dapat diukur)

A : Acceptable (dapat dicapai)

R : Reasonable (harus secara logika / rasional)

T :Time (menggunakan batasan waktu untuk menentukan intervensi

keperawatan)

Adapun rencana tindakan pada klien dengan abortus spontan

menurut (Doenges dan Moorhouse, 2001) adalah sebagai berikut :

a. Risiko tinggi terhadap cedera berhubungan dengan profil darah

abnormal (penurunan hemoglobin, perubahan factor pembekuan)

Tujuan : cedera tidak terjadi

Kriteria hasil :

1) Melaporkan adanya perdarahan

2) Bebas dari efek samping negeatif dari terminasi.

Rencana Tindakan :

1) Kaji tanda-tanda vital dan haluaran urin. Perhatikan warna/suhu

kulit. Perkirakan kehilangan darah; lakukan penghitungan

jumlah/berat pembalut.
24

Rasional :

Pengenalan dini terjadi perkembangan masalah penting untuk

melakukan tindakan segera.

2) Kaji dan tinjau ulang tanda/gejala koagulasi intervaskuler

diseminata (KID) : faktor pembekuan abnormal, peningkatan kadar

produksi degradasi fibrin.

Rasional :

Autolisis janin dari produk konsepsi, yang melepaskan

tromboplastin, dapat menyebabkan KID.

3) Siapkan klien untuk perawatan dirumah sakit.

Rasional :

Untuk klien dengan aborsi yang tidak diketahui (missed abortion),

perawatan dirumah sakit perlu bila produk-produk konsepsi tidak

dikeluarkan secara spontan dalam 1-6 minggu setelah kematian

janin.

4) Berikan cairan I.V/oral sesuai kebutuhan. Berikan volume

ekspander/produk darah sesuai indikasi.

Rasional :

Mencegah komplikasi berhubungan dengan kehilangan.

(catatan : religius dapat menbatasi pilihan terapeutik).

5) Bantu dengan menggunakan prosedur terapuetik yang perlu

(misalnya, dilatasi dan kuretase, induksi persalinan dengan

oksitosin atau prostaglandin).


25

Rasional :

Klien dengan missed abortion atau tidak lengkap mungkin perlu

dilatasi dan kuretase untuk menghentikan perdarahan dan

menghilangkan produk-produk konsepsi. Bila persalinan tidak

secara spontan setelah kematian janin, induksi mungkin diperlukan

pada trimester kedua.

b. Resiko tinggi terhadap distress spiritual berhubungan dengan

kebutuhan mentaati keyakinan/praktik religius pribadi, menyalahkan

kehilangan yang diarahkan pada diri sendiri atau tuhan.

Tujuan : distress tidak terjadi

Kriteria hasil :

1) Mengekspresikan perasaan tentang makna diri

2) Mengakui tanggung jawab tanpa menyalahkan diri.

Rencana Tindakan :

1) Tentukan keyakinan religius klien/pasangan

Rasional :

Membuat dasar untuk membantu rencana perawatan.

2) Pastikan kebutuhan khusus klien misalnya membaptis produk

konsepsi dan/atau pemakaman formal.

Rasional :

Bila keinginan klien/pasangan untuk upacara religius tidak

dilakukan atau bila keinginan dukungan tidak diberikan, klien atau

pasangan dapat mendertia distress spiritual.


26

(catatan pernyatan hokum individual dapat mempengarui disposisi

janin).

3) Berikan informasi dengan cara yang tidak menghakimi

Rasional :

Karena status emosi atau kurang pengetahuan klien tidak

menyadari bahwa pembaptisan dapat dilakukan.

4) Sadari bias diri dan keyakinan tentang kejadian tentang kejadian

yang terjadi.

Rasional :

Perawat harus menyadari keyakinan dan anggapan praktik religus

mereka sendiri dan tidak memaksakan ini pada klien.

5) Berikan kesempatan untuk mengekspresikan marah atau masalah

Rasional :

Memungkinkan deteksi menyalahkan diri sendiri atau

mengasingkan diri dari Tuhan dan/atau keyakinan religius dan

nilai-nilai yang dianut sebelumnya.

6) Catat ekspresikan keputusan dan/atau ketidaberdayaan.

Rasional :

Perasaan ini mungkin normal pada awalnya. Namun ini dapat

menandahkan kebutuhan evaluasi lebih lanjut dan kemungkinan

intervensi untuk mencegah atau mengatasi depresi.

7) Anjurkan partisipasi klien dalam pengembangan rencana tindakan.


27

Rasional :

Dapat memberikan rasa kontrol pada klien terhadap situasi sulit.

8) Berikan dukungan rohaniawan dan beritahukan rohaniawan, sesuai

kebutuhan.

Rasional :

Klien dapat tidak mengenali/mengungkapakan kebutuhannya

sendiri terhadap dukungan spiritual.

c. Kurang pengetahuan penyebab aborsi, perawatan diri,

kontrasepsi/kehamilan masa mendatang berhubungan dengan kurang

pemajanan pada, atau kesalahan interpretasi tentang informasi.

Tujuan : Pengetahuan klien dapat meningkat.

Kriteria hasil :

1) Mengungkapkan pemahaman mengenai penyebab abortus.

2) Mengungkapkan pemahaman mengenai alat kontrasepsi.

Rencana Tindakan

1) Berikan/tinjau ulang informasi tentang penyebab aborsi spontan

bila diketahui misalnya anomali genetik, infeksi.

Rasional :

Dapat meningkatkan pemahaman dan perawatan diri positif.

Membantu klien menyiapkan kehamilan masa mendatang.

2) Diskusikan pilihan mengenai alat kontrasepsi. Berikan informasi

tertulis.
28

Rasional :

Klien memerlukan informasi untuk dapat memilih kebutuhannya.

Ovulasi dapat terjadi sebelum menstruasi terjadi lagi, sehingga

kontrasepsi perlu dipertimbangkan pada saat ini. Karena ansietas

dan stress berkenaan dengan terminasi, informasi verbal tidak dapat

diserap.

3) Identifikasi tanda dan gejala untuk dilaporkan pada pemberian

perawatan kesehatan.

Rasional :

Evaluasi/intervensi segera dapat mencegah atau membatasi

komplikasi

4) Identifikasi kelompok pendukung lokal atau pasangan yang

mengalami kejadian yang sama.

Rasional :

Memberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman dengan teman

sebaya; dapat meningkatkan penerimaan akan kehilangan/harapan

untuk masa depan.

5) Rujuk untuk konseling genetik sesuai kebutuhan.

Rasional :

Mungkin perlu bila kemungkinan masalah genetik ada.

d. Resiko tinggi terhadap perubahan pola seksualitas berhubungan

dengan peningkatan rasa takut terhadap kehamilan dan/atau

melaporkan kehilangan, kerusakan hubungan denga ornag terdekat.


29

Tujuan : Perubahan pola seksual tidak terjadi.

Kriteria hasil :

Menggunakan kontrasepsi bila diperlukan.

Rencana Tindakan :

1) Berikan diskusi terbuka tentang aktivitas seksual dan kehamilan

masa mendatang.

Rasional :

Klien mungkin menolak untuk memulai diskusi.

2) Diskusikan tentang memulai lagi aktivitas seksual, termasuk arti

kepuasan alternatife, sesuai indikasi.

Rasional :

Keamanan dari memulai lagi aktivitas dapat tergantung pada

aturan medis. Meskipun klien/pasangan dapat menemukan

kesulitan untuk membicarakan topik ini, mereka biasanya informasi

ini.

3) Tentukan metode kontrasepsi masa lalu

Rasional :

Metode kontrasepsi yang digunakan sebelumnya mungkin perlu

diganti; klien mungkin perlu informasi baru tentang kontasepsi

pada situasi yang baru.

4) Berikan informasi tentang alternatife kontrasepsi, bila diperlukan.


30

Rasional :

Mungkin perlu informasi tambahan untuk membuat keputusan.

Beberapa dokter menganjurkan kehamilan dihindari selama 2-3

bulan setelah abortus.

5) Berikan khusus tentang pilihan metode kontrasepsi.

Rasional :

Klien perlu mengetahui bagaimana menggunakan metode dan

kemungkinan efek samping.

6) Biarkan klien/pasangan mengetahui bahwa ini semua benar tentang

apa yang mereka rasakan dan dimana mereka.

Rasional :

Mungkin butuh waktu untuk pemulihan fisiologis dan berduka.

7) Diskusikan masalah/harapan tentang rencana masa depan, termasuk

kehamilan, dan perasaan akan diri sendiri dalam situasi ini.

Rasional :

Karena ketidakmampuan klien untuk mempertahankan kehamilan,

atau kedua pasangan mungkin ragu mengenai feminitas klien dan

takut mencoba untuk mempertahankan kehamilan ini.

4. Implementasi

Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk

mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah

rencana intervensi disusun. Oleh karena itu rencana intervensi yang


31

spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi fakto-faktor yang

mempengaruhi masalah kesehatan klien.

Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan,

pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping,

perencanaan asuhan keperawatan akan dapat dilaksanakan dengan baik,

jika kilen mempunyai keingianan untuk berpartisipasi dalam

implementasi Doenges dan Moorhause (2001).

5. Evaluasi

Evaluasi adalah respon kilen terhadap asuhan yang diberikan dan

pencapaian hasil yang dikembangkan dalam fase perencanan dan

didokumentasikan dalam rencana perawatan Doenges dan Moorhause

(2001).
BAB III

TINJUAN KASUS

Dalam bab ini akan diuraikan tentang asuhan keperawatan dengan

menggunakan pendekatan proses keperawatan yang dilakukan secara bertahap.

Adapun asuhan keperawatan yang dibahas adalah klien Ny. R dengan Pre dan Post

Kuretase Abortus Inkomplit di Ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan

yang dimulai dari tanggal 29-31 Juli 2013. Data yang diperoleh berdasarkan

pengamatan langsung, anamnese klien dan keluarganya, informasi dokter dan perawat

yang bertugas serta catatan medis dan catatan perawat.

A. Pengkajian

1. Identitas klien

Klien berinisial Ny. R umur 33 tahun, Agama Islam, Suku

Bulungan/Indonesia, status Menikah, pendidikan terakhir Sekolah Dasar,

pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, alamat Sebengkok Jeruju, Nomor

register 059xxx, Ny. R masuk rumah sakit pada tanggal 29 Juli 2013 pukul

03.00, dengan Diagnosa medik Pre dan Post Kuretase Abortus Inkomplit,

inisial suami Tn.J usia 33 tahun, pekerjaan sebagai Buruh, pendidikan terakhir

Sekolah Menengah Atas, Agama Islam, alamat Sebengkok Jeruju.


33

2. Riwayat Kesehatan

a. Keluhan utama

Klien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah

b. Riwayat kesehatan sekarang

Pada saat dilakukan pengkajian klien mengatakan pada pukul 02.00 dini

hari keluar darah yang banyak dan bergumpal-gumpal, klien mengatakan

sudah lima kali mengganti pembalut, sebelum darah keluar klien

merasakan perutnya mules-mules. Usia kehamilan klien saat ini 11

minggu. Pada pukul 03.00 dini hari klien dibawah keruang IGD RSUD

Tarakan. Pada pukul 04.00 dini hari klien dipindahkan keruang mawar.

klien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah, yang dirasakan seperti

tertusuk-tusuk lama nyeri yang dirasakan sekitar dua menit setiap

merasakan nyeri dengan skala nyeri 4 (sedang), klien mengatakan nyeri

bertambah pada saat bergerak dan derkurang pada saat istirahat/berbaring.

Pada saat ditanyakan tentang abortus/keguguran klien mengatakan tahu

tetapi pada saat ditanyakan tentang abortus inkomplit klien tidak

mengetahuinya. Klien bertanya tentang abortus inkomplit, klien

mengatakan cemas karena akan dilakukan tindakan kuretase, klien terlihat

bingung, klien terlihat meringis, dahi klien mengkerut, klien terlihat

gelisah, klien mengatakan sering kekamar mandi buang air kecil karena

merasa takut.
34

c. Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan ibu klien menderita penyakit hipertensi, klien

mengatakan ayah klien, dan saudara-saudara klien tidak ada yang

menderita penyakit hipertensi, DM, Stroke dan penyakit keturunan

lainnya.

d. Genogram

? ?

? ? ? ? ? 35 31 28 26
5
33 5 33
5 33
5 33
33
6 433
33
33
Bagan 1. Genogram Keluarga Ny. R
33
Keterangan : 33

= laki-laki = Tinggal serumah

= perempuan = meninggal

=Hubungan Garis perkawinan = klien

= Hubungan keturunan ? =Tidak diketahui


35

e. Riwayat Perkawinan

Klien menikah dengan Tn. J pada usia 26 tahun dan Tn. J juga berusia 26

tahun. Usia pernikahan klien sudah 8 tahun. Klien sudah memiliki 2 orang

anak perempuan, yang pertama berusia 6 tahun dan anak yang kedua

berusia 4 tahun.

f. Riwayat Kehamilan Ini

Klien mengatakan merasa tidak enak badan dan klien pergi memeriksakan

kesehatannya ke puskesmas, pada saat itu klien dinyatakan hamil 4

minggu. Pada tanggal 28 Juli 2013 kien tidak ada melakukan aktivitas

berat maupun mengalami trauma namun pada malam harinya mengalami

perdarahan pervaginam, dengan usia kehamilan klien sebelas minggu.

Haid Terakhir: 02-05-2013, Taksiran Lahir : 09-2-2014

g. Riwayat Persalinan Yang Lalu

Klien mengatakan melahirkan anak yang pertama dan kedua secara

spontan dan di bantu oleh bidan. Anak yang pertama lahir pada tahun

2007 dengan berat 3500 gram dan anak kedua lahir pada tahun 2009

dengan berat 3700 gram.

h. Pengalaman Menyusui

Klien mengatakan pernah menyusui bayi pertama selama satu minggu dan

bayi yang kedua selama tiga hari setelah itu klien memberikan bayi susu

formula.
36

i. Riwayat menstruasi

Menarchea umur tiga belas tahun, klien mengatakan sejak awal haid

sampai sebelum menikah lama haid selama tiga hari dengan siklus haid

dua puluh delapan hari, klien biasanya mengganti pembalut sebanyaak dua

kali sehari. Kliem mengatakan selama haid klien mengeluh sakit pada

daerah perut bagian bawah dan sakit pada daerah pinggang, namun tidak

terlalu berat.

j. Riwayat Ginekologi

Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit seperti penyakit tumor,

kanker, maupun gangguan selama menstruasi.

k. Riwayat KB

Klien mengatakan menggunakan kontrasepsi suntik sejak setelah

melahirkan anak pertama sampai hamil anak yang kedua.

l. Data psiko-sosial-ekonomi

Klien mengatakan penghasilan suami klien tidak menentu namun cukup

untuk memenuhi kebutuhan hidup klien dan keluarganya.

Klien mengatakan menerima kenyataan kalau janin yang klien kandung

harus mengalami keguguran dan harus dilakukan tindakan kuretase. Klien

mengatakan tidak menyalahi Tuhan karena ini sudah menjadi takdir klien.

Klien mengatakan hubungan klien dengan keluarga dan tetangga baik-

baik dan klen mengatakan sering mengikuti arisan bersama ibu-ibu di RT

klien.
37

3. Data spiritual

Klien mengatakan meyakini agama yang dianutnya. Klien mengatakan rajin

beribadah sholat 5 waktu

4. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Pola Nutrisi (makan dan minum)

1) Sebelum Sakit

Klien mengatakan pada saat dirumah klien makan 3 kali sehari, dengan

porsi dihabiskan dan menu lauk yang bervariasi seperti , sayur, tempe

tahu, ikan. klien mengatakan tidak mengalami kesulitan dalam menelan.

Klien mengatakan minum 6-8 gelas perhari, dengan jenis air putih.

2) Selama Sakit

Klien mengatakan porsi makan tidak dihabiskan, klien mengatakaan

lidahnya terasa pahit.

b. Pola Eliminasi (BAK dan BAB)

1) Sebelum Sakit

Klien mengatakan biasanya buang air bersar (BAB) satu kali sehari

dengan konsistensi lunak dan berwarna kekuningan dan tidak

mengalami kesulitan. Klien mengatakan biasanya buang air kecil (BAK)

empat kali sehari berwarna jernih kekuningan-kuningan dan berbau

khas. Klien mengatakan tidak mengalami kesulitan dalam proses buang

air kecil (BAK).


38

2) Selama Sakit

Klien mengatakan sejak sehari sebelum masuk rumah sakit hingga

dilakukan pengkajian belum pernah buang air besar (BAB). Klien

mengatakan selama dirumah sakit klien lima kali buang air kecil (BAK)

c. Pola Istrirahat dan Tidur

1) Sebelum sakit

Klien mengatakan tidur siang dari jam 13.00-15.00 WITA,sekitar dua

jam, pada malam hari jam 22.00-05.00 WITA. Klien mengatakan pola

istirahat klien tidak terganggu dan tidak mengalami kesulitan.

2) Selama Sakit

Klien mengatakan selama dirumah sakit klien tidur jam 22.00-05.00

namun sering terbangun karena lingkungan yang kurang tenang. Klien

mengatakan pada saat terbangun klien tidak sulit untuk memulai tidur

kembali.

d. Pola Aktivitas dan Gerak

1) Sebelum Sakit

Klien mengatakan pada saat dirumah klien melakukan pekerjaan rumah

sendiri seperti, mencuci, memasak, dan membersihkan rumah. Klien

melakukan aktivitas secara mandiri tanpa ada bantuan.


39

2) Selama Sakit

Klien mampu beraktifitas secara mandiri namun tidak terlalu melakukan

aktivitas berat. Klien mampu berjalan kekamar mandi secara mandiri,

klien bisa miring kanan miring kiri, klien bisa duduk dan berdiri.

e. Personal Hygiene

1) Di Rumah

Klien mengatakan mandi dua kali sehari dan keramas dua hari sekali,

menggosok gigi dua kali sehari yaitu pagi dan malam hari

2) Di Rumah Sakit

Klien mengatakan setelah keluar darah yang banyak klien belum mandi,

belum cuci rambut, gosok gigi.

5. Keadaan mental

Klien mengatakan kehamilannya tidak direncan. Klien mengatakan setelah

mengetahui kalau klian lagi hamil klien menerima kehamilannya dengan senang

hati.

6. Pemeriksaan fisik

a. Status Obseterik: G3 P2 A1, Keadaan Umum : Sedang, Kesadaran: compos

mentis,

b. Antropometri : 46 kg, TB: 157 cm,

c. Tanda-tanda vital: Tekanan darah: 110/70 mmHg, Nadi: 80 kali permenit,

Suhu: 36,7ºC ,Pernapasan: 20 kali permenit


40

d. Kepala

1) Rambut

Penyebaran rambut merata, warnah rambut hitam dan lurus, rambut

tidak mudah dicabut dan tidak rontok.

2) Kulit kepala

Kulit kepala bersih, tidak terdapat ketombe, tidak terdapat nyeri tekan

pada kepala.

3) Wajah

Wajah tidak simetris antara kiri dan kanan, terlihat jaringan parut yang

mengenai wajah sebelah kanan yang mengenai sampai daun telingah.

Ekspresi wajah meringis pada saat nyeri timbul.

4) Mata

Mata simetris kanan dan kiri, penyebaran bulu mata merata, tidak ada

edema pada palpebra, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada

tekan nyeri pada mata.

5) Mulut

Keadaan mulut bersih, tidak terdapat stomatitis, tidak ada karies pada

gigi, mulut lembab, tidak ada gigi palsu, tidak ada kesulitan dalam

menelan.
41

6) Hidung

Lubang hidung simetris antara kanan dan kiri, tidak terdapat devisiasi

septum, tidak terdapat polip, hidung bersih tidak terdapat secret, tidak

terdapat pernapasan cuping hidung, penciuman baik.

7) Telinga

Aurikula tidak simetris kanan dan kiri, tidak terdapat seruman pada

lubang telinga, pendengaran baik, terlihat jaringan parut pada Aurikula

sebelah kanan.

8) Leher

Dileher tidak terdapat pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran

kelenjar tiroid, arteri karotis teraba kuat, tidak terdapat nyeri tekan pada

leher, terlihat jaringan parut pada leher mulai dari sebelah kiri sampai

sebelah kanan.

9) Dada

Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri, tidak terdapat nyeri

tekan pada daerah dada, tidak terdengar bunyi napas tambahan bentuk

dada normal chest.

10) Mamae

Mamae simetris kanan dan kiri, tidak ada nyeri tekan pada mamae, areola

berwarna hitam, putting susu menonjol.


42

11) Abdomen

Tidak ada luka operasi, tinggi fundus 2 jari dibawah pusat, ada nyeri

tekan pada daerah kuadran kanan dan kiri bagian bawah,tidak terdapat

striae, bising usus 10 kali permenit.

12) Perineum dan Genetalia

Vagina kotor, terdapat darah yang keluar berwarnah merah kehitam

hitaman, darah yang keluar sekitar 70cc

13) Ekstermitas

a) Ekstermitas Atas

Akral teraba hangat, tidak ada edema pada ekstremitas atas kiri dan

kanan, ekstremitas atas dapat digerakkan, tidak ada nyeri sendi dan

kekakuan otot pada ekstremitas, terpasang infus RL 20 tetes permenit

di tangan kanan

b) Ekstermitas Bawah

Tidak terdapat edema pada ekstermitas bawah, tidak terjadi kekakuan,

ekstremitas bawah dapat di gerakkan, tidak terdapat nyeri pada

ekstremitas bawah.

Kekuatan otot :

Tangan kanan lima, tangan kiri lima, kaki kanan lima, kaki kiri lima.

14) Kulit teraba hangat, tidak terdapat kemerahan disekitar kulit, warna kulit

sawo matang, turgor kulit baik CRT 2 detik, dan tidak ada nyeri tekan

disekitar kuli.
43

7. Pemerikasaan Penunjang

a. Hasil Laboratorium (29 Juli 2013)

White blood cell : 6,2 x 103/mm3 (4-12 ribu/mm3)

Red blood cell : 4,47x 106/µl (Pr 4,0-5,5)

Hemoglobin : 11,3g/ dl (12-16g/dl)

Hematokrit : 35,1 % (37-43 %)

Mean corpuscular volume : -78,5 fl (82,9 pg)

Mean corpuscular Hemoglobin : -25,3 pg (27-31 pg)

Mean corpuscular Hemoglobin : 32,2 g/dl (32-37 g/dl)

concentrate

Platelet : 291 x 103/µl (150-450 ribu)

b. Hasil USG (29 Juli 2013)

Masih ada sisa konsepsi

8. Therapi Saat ini

RL: 20 tetes permenit

B. Klasifikasi Data

1. Data subjektif

a. Klien mengatakan nyeri pada perut sebelah bawah

b. Klien mengatakan nyeri timbul pada saat beraktifitas dan berkurang dengan

istirahat/ berbaring

c. Nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk

d. lama nyeri dua menit


44

e. Klien mengatakan kurang tahu tentang penyakit Abortus inkomplit

f. Klien mengatakan tidak mengetahui abortus inkomplit

g. Klien mengatakan belum mandi dan mengganti pembalut

h. Klien mengatakan sering kekamar mandi karena merasa cemas.

2. Data objektif

a. Skala nyeri 4 (sedang)

b. Ekspresi wajah sedih

c. Dahi mengkerut

d. Kulit teraba hangat

e. Capillary refill time kembali dalam 2 detik

f. Vagina terlihat kotor, banyak darah berwarna hitam merah

g. Tanda-tanda Vital : Tekanan darah : 110/70 mmHg, Nadi :80 kali permenit,

Suhu : 36,7 ºc, Pernapasan: 20 kali permenit

h. Klien menanyakan kapan akan dilakukan tindakan kuret.

i. Terlihat darah yang keluar berwarna merah kehitam-hitaman

j. Klien terlihat gelisah

k. Dahi klien mengkerut

l. Klien terlihat bingung

m. Klien terlihat bertanya

n. Saat mengeluh nyeri klien memegang perutnya.


45

C. Analisa Data

1. Pengelompokkan data I

a. Subjektif

1) Klien mengatakan nyeri pada daerah perut bagian bawah

2) Klien mengatakan nyeri timbul pada saat beraktifitas dan berkurang

dengan istirahat/ berbaring

3) Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk dan

bersifat hilang timbul dengan durasi dua menit.

b. Objektif

1) Saat mengeluh nyeri klien memegang perutnya.

2) Klien terlihat meringis

3) Skala nyeri 4 (sedang)

c. Masalah : Nyeri

d. Penyebab : kontraksi uterus

2. Pengelompokkan data II

1) Subjektif

Klien mengatakan belum mandi dan mengganti pembalut

b. Objektif

1) Vulva terlihat kotor

2) Hasil USG masih ada sisa plasenta

3) WBC : 6,2 x 103/mm3

4) Suhu 36,7oC
46

c. Masalah : Resti infeksi

d. Penyebab : Adanya sisa konsepsi

3. Pengelompokkan data III

a. Subjektif

Klien mengatakan merasa khawatir dengan kondisi saat ini.

b. Objektif

1) Klien menanyakan kapan akan dilakukan tindakan kuret.

2) Dahi mengkerut

3) Ekspresi wajah sedih

c. Masalah : Cemas

d. Penyebab : kondisi kesehatan

4. Pengelompokkan data IV

a. Subjektif

Klien mengatakan tidak mengetahui penyebab keguguran yang dialami

b. Objektif

1) Dahi mengkerut

2) Klien terlihat bingung

3) Klien terlihat bertanya

c. Masalah : kurang pengetahuan

d. Penyebab : kurang terpajannya informasi tentang abortus inkomplit


47

D. Diagnosa Keperawatan Prioritas

1. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus

2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya sisa konsepsi

3. Cemas berhubungan dengan kondisi kesehatan

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajannya informasi

tentang abortus inkomplit.

E. Rencana Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan

nyeri dapat teratasi dengan

Kriteria hasil :

a. Klien mengatakan nyeri berkurang

b. Klien mengatakan skala nyeri 1-3 (ringan)

c. Klien terlihat rileks

Intervensi :

a. Kaji dan catat adanya skala nyeri : karakteristik nyeri dan skala.

Rasional :

Mengidentifikasi karakteristik nyeri yang dirasakan agar dapat

menentukan tindakan yang tepat.


48

b. Berikan posisi yang nyaman

Rasional :

Posisi yang nyaman dapat meningkatkan relaksasi sehingga mengurangi

rasa sakit pada kontraksi uterus

c. Ajarkan dan anjurkan teknik relaksasi napas dalam

Rasional :

Relaksasi nafas dalam mampu mengalihkan perhatian klien terhadap rasa

nyeri yang dirasakan dan membantu klien secara mandiri dala mengatasi

nyerinya.

2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya sisa konsepsi

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan pada klien selama 2 x 24

jam diharapkan tidak terjadi infeksi dengan

Kriteria Hasil :

a. Darah pervagina tidak berbau

b. Hasil leukosit normal (4-12 ribu/mm3)

c. Suhu tubuh normal (36,5C-37,5C)

d. Sisa konsepsi keluar dari uterus

Intervensi :

a. Kaji kebersihan daerah vagina

Rasional :

Menentukan intervensi selanjutnya.

b. Monitor suhu tubuh klien dan hasil WBC setiap 8 jam


49

Rasional :

Pemantauan terhadap timbulnya infeksi dibuktikan dengan peningkatan

jumlah leukosit dan suhu tubuh yang meningkat.

c. Anjurkan klien untuk mengganti pakaian dalam dan pembalut setiap 4

jam.

Rasional :

Mengganti pembalut setiap 4 jam dapat mencegah pertumbuhan dan

penyebaran infeksi.

d. Berikan perawatan vulva hygiene.

Rasional :

Membantu mencegah terjadinya infeksi.

e. Kolaborasi tidakan kuretase

Rasional :

Bila persalinan tidak di tangani secara spontan setelah kematian janin,

akan menyebabkan terjadinya perdarahan maka dilakukan tindakan

kuretase untuk mengeluarkan sisa konsepsi.

3. Cemas berhubungan dengan kondisi kesehatan

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 1 x 24 jam diharapkan cemas

yang dirasakan akan berkurang, dengan

Kriteria hasil :

a. Klien mengatakan cemas yang dirasakan berkurang.

b. Ekspresi wajah ceria.


50

c. Klien tersenyum.

Intervensi :

a. Kaji tingkat kecemasan klien

Rasional :

Mengetahui sejauh mana klien merasa khawatir dan dapat menentukan

tindakan selanjutnya.

b. Anjurkan klien untuk mengungkapkan perasaannya

Rasional :

Mengurangi rasa cemas yang dirasakan

c. Jelaskan tentang tindakan kuret yang akan dilakukan

Rasional :

Memberikan informasi dan mengurangi rasa cemas yang dirasakan

4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajang informasi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam,

diharapkan pengetahuan klien dapat bertambah, dengan

Kriteria Hasil :

a. Klien mengatakan memahami dengan penjelasan yang diberikan

b. Kilen dapat menyebutkan 3 penyebab abortus

c. Klien tersenyum
51

Intervensi :

a. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang abortus

Rasional :

Mengetahui sejauh mana klien memahami tentang abortus

b. Berikan penyuluhan tentang abortus

Rasional :

Dapat meningkatkan pemahaman dan perawatan diri positif, memberikan

informasi dan menambah wawasan klien.

F. Implemantasi

Senin, 29 juli 2013 (hari pertama)

1. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus

Pukul : 11.40 WITA

a. Mengkaji skala nyeri

Subjektif : Klien mengatakan masih terasa nyeri pada daerah perut bagian

bawah. Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti

tertusuk-tusuk dan bersifat hilang timbul dengan durasi dua

menit.

Objektif : Saat mengeluh nyeri klien memegang perutnya. Kilen terlihat

meringis. Skala nyeri 4 (sedang)

Pukul : 15.10 WITA

b. Memberikan posisi yang nyaman

Subjektif : klien mengatakan lebih nyaman dalam posisi terlentang.


52

Objektif : klien tidur dalam posisi terlentang.

Pukul : 15.30 WITA

c. Mengajarkan dan menganjurkan teknik relaksasi napas dalam

Subjektif : klien mengatakan mengerti dan akan mengikuti anjuran yang

diberikan.

Objektif : klien dapat mendemostrasikan teknik relaksasi dalam dengan

baik dan benar.

2. Resiko Tinggi Infeksi berhubungan dengan Adanya sisa konsepsi

Pukul : 16.20 WITA

a. Mengkaji kebersihan daerah vagina

Subjektif : klien mengatakan merasa lebih nyaman

Objektif : Vagina terlihat bersih, terdapat darah berwarna merah gelap.

Pukul : 16 .30 WITA

b. Menganjurkan untuk melakukan personal hygiene mandi

Subjektif : klien mengatakan merasa lebih nyaman

Objektif : klien terlihat segar

3. Cemas berhubungan dengan kondisi kesehatan

Pukul : 17.00 WITA

a. Mengkaji kecemasan klien

Subjektif : Klien mengatakan merasa khawatir dengan kondisinya saat ini.

Objektif : - Klien menanyakan kapan akan dilakukan tindakan kuret

- Dahi mengkerut
53

- Ekspresi wajah sedih

Pukul : 17.10 WITA

b. Menganjurkan klien untuk mengungkapkan perasaannya.

Subjektif : Klien mengatakan merasa khawatir dengan kondisinya saat ini.

Objektif : - Dahi mengkerut.

- Ekspersi wajah sedih.

Pukul :17.20 WITA

1) Menjelaskan tentang tindakan kuret yang akan dilakukan

Subjektif : - klien mengatakan mengetahui alasan tidak dilakukan tindakan

kuret.

- Klien mengatakan rasa khawatir yang dirasakan berkurang.

Objektif : klien tersenyum.

2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informansi

Pukul : 19.00 WITA

1) Mengkaji tingkat pengetahuan klien tentang abortus

Subjektif : klien mengatakan tidak mengetahui penyebab abortus.

Selasa, 30 Juli 2013 (hari kedua)

a) Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus

Pukul : 09.05 WITA

a. Mengkaji dan catat adanya skala nyeri

Subjektif : Klien mengatakan nyeri yang dirasakan berkurang.

Objektif : skala nyeri 1 sampai 3 (ringan)


54

Pukul : 09.10 WITA

b. Memberikan posisi yang nyaman

Subjektif : klien mengatakan lebih nyaman duduk.

Objektif : klien terlihat duduk.

Pukul :09.10 WITA

c. Menganjurkan teknik relaksasi napas dalam.

Subjektif : klien mengatakan akan mengikuti anjuran yang diberikan.

Objektif : klien dapat mendemostrasikan teknik relaksasi dalam

dengan baik dan benar.

b) Resiko Tinggi Infeksi berhubungan dengan Adanya sisi konsepsi

Pukul : 06.20 WITA

a. Mengkaji kebersihan daerah vagina

Subjektif : klien mengatakan vulva kotor

Objektif : klien terlihat tidak nyaman

Pukul : 06 .10 WITA

2) Menganjurkan personal hygiene mandi

Subjektif : klien mengatakan merasa lebih nyaman

Objektif : klien terlihat segar

3. Cemas berhubungan dengan kondisi kesehatan

Pukul : 09.40 WITA

a. Mengkaji kecemasan klien


55

Subjektif : Klien mengatakaan rasa khawatir yang dirasakan sudah

berkurang.

Objektif : Ekspresi wajah ceria.

Pukul : 10.00 WITA

b. Menganjurkan klien untuk mengungkapkan perasaannya.

Subjektif : klien mengatakan merasa senamg

Objektif : - Klien tersenyum

- Ekspresi wajah ceria.

Pukul : 13 .10 WITA

c. Mengkaji tanda-tanda vital

Subjektif : Tidak ada

Objektif : TD : 110/70 mmHg

Nadi : 82 kali permenit

Suhu : 36,7 ºc

Pernapasan : 22 kali permenit

G. Evaluasi

Selasa, 30 Juli 2013

Jam : 08:00 WITA

1. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus

S : klien mengatakan dapat beradaptasi nyeri yang dirasakan.

O : skala nyeri 1 sampai 3 (ringan )

A : nyeri teratasi sebagian


56

P : Intervensi dilanjutkan

Mengajarkan dan menganjurkan teknik relaksasi napas dalam

2. Resiko Infeksi berhubungan dengan adanya Sisa Konsepsi

S : Klien mengatakan akan sesering mungkin mengganti pakaian dalam

dan mengganti pembalut

O :

a) Vulva terlihat kotor masih ada sisa darah

b) Darah yang keluar berwarna merah kehitam- hitaman

A : Resti infeksi belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan

Anjurkan untuk mengganti pakaian dalam dan pembalut sesering

mungkin

3. Cemas berhubungan dengan kondis kesehatan

S : Klien mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

O :

a. Klien tersenyum

b. Ekspersi wajah ceria.

A : Cemas teratasi

P : Intervensi dihentikan

4. Kurang Pengetahuan berhubungan dengan Kurang Terpajannya informasi

S : klien mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya

O : klien terlihat bingung


57

A : Kurang pengetahun belum teratasi

P : Intervensi di lanjutkan

Berikan penyuluhan tentang Abortus Inkomplit

H. Data Tambahan Post Kuretase

Tanggal 30 Juli 2012. Pukul 15.00

1. Pengkajian

a. Keluhan Utama

Klien mengatakan merasa pusing

b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien mengatakan merasa pusing, pusing yang dirasakan seperti berputar-

putar, dan saat berdiri klien seperti mau jatuh, klien terlihat memegang

kepalanya, klien dibantu kekamar mandi, saat klien berdiri klien terlihat

memejamkan matanya, klien terlihat menggunakan kursi roda saat klien

dari ruang kuretase, klien mengatakan kapan boleh makan dan minum,

klien mengatakan kapan klien boleh pulang, klien terlihat gelisah, klien

terlihat lemas, klien terlihat berbaring di tempat tidur, klien mengatakan

belum mengganti pembalutnya.

c. Tanda-tanda vital :Tekanan darah : 100/60 MmHg, Nadi : 72 kali

permenit, Suhu : 37,2 °C, Pernapasan : 20 kali permenit


58

d. Pemeriksaan Fisik

1) Genetalia

Vulva terlihat kotor, terlihat sisa darah yang melekat pada daerah

sekitar vulva, terlihat darah yang keluar sedikit dan berwarnah merah

segar. Tidak terpasang tampon.

e. Therapi

1) Amoxilin : 3 X 1 tablet jam 06.00, 12.00, 22.00

2) Asam Tranexsamat : 3 X 1 tablet jam 06.00, 12.00, 22.00

3) Kalsium Diklofenak : 3 X 1 tablet jam 06.00, 12.00, 22.00

I. Klasifikasi Data

1. Data Subjektif

a. Klien mengatakan merasa pusing, pusing yang dirasakan seperti berputar-

putar

b. Klien mengatakan menggunakan kursi roda pada saat klien dari ruang

kuretase

c. Klien mengatakan saat klien berdiri terasa mauh jatuh

d. Klien mengatakan kapan klien boleh makan dan minum

e. Klien mengatakan kapan klien boleh pulang

f. Klien mengatakan belum mengganti pembalut

2. Data Objektif

a. Klien dibantu saat kekamar mandi

b. Klien terlihat memegang kepalanya


59

c. Saat klien berdiri klien terlihat memejamkan matanya

d. Klien terlihat lemas

e. Klien terlihat gelisah

f. Klien terlihat berbaring ditempat tidur

g. Vulva terlihat kotor dan rmasi ada sisah darah

h. Terlihat darah yang keluar berwarna merah

J. Analisa Data

a) Pengelompokan Data I

a) Data subjektif

1) Klien mengatakan merasa pusing saat berdiri

2) Klien mengatakan pusing yang dirasakan seperti berputar-putar

3) Klien mengatakan saat klien berdiri terasa mauh jatuh

b. Data Objektif

1) Klien dibantu saat kekamar mandi

2) Klien terlihat memegang kepalanyaSaat berdiri klien memejamkan

mata

3) Klien terlihat lemas

c. Masalah : resiko tinggi cedera

d. Penyebab : Suplai oksigen ke otak berkurang

2. Pengelompokan Data II

a. Data Subjektif

1) Klien menanyakan kapan klien boleh makan dan minum


60

2) Klien menanyakan kapan klien boleh pulang

b. Data Objektif

Klien terlihat gelisah

c. Masalah : Cemas

d. Penyebab : krisis situasi

3. Pengelompokan Data III

a) Data Subjektif

1) Klien mengatakan belum mengganti pembalut

2) Klien mengatakan telah dilakukan kuretase

b) Data Objektif

1) Terlihat darah yang keluar berwarnah merah

2) Vulva terlihat kotor dan masi ada darah yang keluar berwarnah merah

segar.

c) Masalah : Resiko Tinggi infeksi

d) Penyebab : tindakan infasif

4. Pengelompokan Data IV

a. Data Subjektif :

1) Klien mengatakan tidak mengetahui penyebab keguguran

2) Klien mengatakan tidak mengetahui penyebab keguguran

b. Data Objektif :

1) Dahi mengkerut

2) Klien terlihat bingung


61

3) Klien terlihat bertanya

c. Masalah : Kurang pengetahuan

d. Penyebab : Kurang terpajannya informasi

2. Diagnosa Keperawatan yang muncul berdasarkan analisa data diatas

adalah sebagai berikut:

a. Resiko Cedera berhubungan dengan suplai oksigen ke otak berkurang

b. Cemas berhubungan dengan krisis situasi

c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tindakan kuretase

d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajannya informasi

3. Rencana Tindakan

a. Resiko cedera berhubungan dengan suplai oksigen ke otak berkurang

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam,

diharapkan cedera tidak terjadi dengan

Kriteria hasil :

Klien mengatakan mengetahui cara untuk mencegah terjadinya cedera

Intervensi

a) Anjurkan untuk melakukan aktifitas secara bertahap

Rasional :

Jika melakukan aktivitas berlebihan dapat menyebabkan terjadinya

cedera dan dapat mengurangi rasa pusing.

b) Anjurkan kepada keluarga untuk selalu mendampingi klien

Rasional :
62

Pendampingan disetiap aktivitas klien mampu mencegah terjadinya

cedera

c) Bantu klien kekamar mandi

Rasional :

Untuk memberikan bantuan dalam melakukan aktivitas

d) Berikan lingkungan yang nyaman

Rasional :

Lingkungan yang nyaman dapat memberikan rasa nyaman,

mengurangi kemungkinan terjadinya cedera.

b. Cemas berhubungan dengan krisis situasi

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam

diharapkan cemas tidak terjadi dengan

Kriteria Hasil :

1) Klien dapat mengatakan klien tidak cemas

2) Klien terlihat tenang

3) Klien terlihat tersenyum

Intervensi

a) Kaji tingkat kecemasan klien

Rasional :

Untuk menentukan intervensi selanjutnya

b) Berikan penjelasan kapan klien boleh makan dan minum


63

Rasional :

Untuk menberikan informasi

c) Anjurkan kepada klien untuk makkan dan minum yang hangat-

hangat.

Rasional :

Untuk mencegah terjadinya mual muntah

d) Berikan penjelasan kapan klien boleh pulang

Rasional :

Memberikan pengetahuan

c. Resiko tinggi infeksi berhubungan denagn tindakan infasif

Tujuan : setelah dilakukan tindakan lkeperawatan selama 1 x 24 jam,

diharapkan infeksi tidak terjadi

Kriteria Hasil :

1) Luka tidak terlihat kemerahan, tidak ada edema, tidak ada bercak-bercak

kebiruan, tidak ada pengeluaran darah, dan pus.

2) Suhu tubuh normal 36 ºc

Intervensi :

a) Kaji tanda-tanda infeksi

Rasional :

Membantu mjenentukan intervensi selanjutnya

b) Observasi tanda-tanda vital


64

Rasional :

Peningkatan suhu tubuh menandakan adanya tanda-tanda infeksi

c) Anjurkan kepada klien untuk mengganti pembalut sesering mungkin

Rasional :

Mencegah terjadinya infeksi

d) Anjurkan kepada pasien untuk menjaga kebersihan vulva dan

sekitarnya

Rasional :

Pembersihan sering dari depan ke belakang membantu mencegah

kontaminasi rektal memasuki vagina

e) Anjurkan kepada klien untuk membersihkan diri

Rasional :

Memberikan rasa nyaman dan mencegah terjadinya infeksi

f) Kolaborasi pemberian obat anti biotic

Rasional :

Mencegah terjadinya penyebaran infeksi

d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan krisis situasi

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam

diharapkan pengetahuan klien dapat bertambah dengan

Kriteria hasil :

1) Klien dapat menyebutkan kembali pengertian abortus

2) Klien dapat menyebutkan dua dari tanda abortus


65

Intervensi

a) Kaji tingkat pengetahuan klien

Rasional :

Untuk menentukan intervensi selanjutnya

b) Berikan penyuluhan tentang abortus

Rasional :

Untuk menambah pengetahuan klien

c) Evaluasi hasil penyuluhan

Rasional :

Evaluasi diberikan kepada klien untuk mengetahui sejauhmana klien

dapat menyerap materi yang telah diberikan.

4. Implementasi

Selasa , 30 juli 2013

Pukul 15.00 WITA

1. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan suplai oksigen ke otak berkurang

a. Menganjurkan untuk melakukan aktifitas secara bertahap

Subjektif : klien mengatakan akan melakukan aktifitas secara

bertahap

Objektif : - klien terlihat duduk

- Klien terlihat miring kanan miring kiri


66

Pukul : 15.10

b. Menganjurkan kepada keluarga untuk selalu mendampingi klien

Subjektif : keluarga mengatakan akan selalu mendampingi klien

Objektif : klien terlihat ditemani keluarga

Pukul : 15.20

c. Memberikan lingkungan yang nyaman

Subjektif : klien mengatakan senang dengan lingkungannya

Objektif : klien terlihat nyaman

Pukul : 20.00

d. Memberikan obat

- Asam Tranexsamat : 3 X 1 tablet

- Kalsium Diklofenak : 3 X 1 tablet

Pukul : 15.30

2. Cemas berhubungan dengan krisis situasi

a. Mengkaji tingkat kecemasan klien

Subjektif : klien mengatakan merasa cemas dan kenapa belum

boleh makan dan minum

Objektif : klien terlihat mengkerutkan dahi

Pukul : 15.40

b. Memberikan pengetahuan kapan klien boleh makan dan minum

Subjektif : klien nengatakan mengerti tentang penjelasan yang

telah diberikan
67

Objektif : klien dapat menjelaskan kembali kenapa klien belum

boleh makan

Pukul :16.20

c. Menganjurkan kepada klien untuk makan sedikit-sedikit dan minum

yang hangat-hangat

Subjektif : klien mengatakan akan minum yang hangat-hangat

Objektif : - Klien terlihat minum air gula

- Klien terlihat makan

Pukul 16.40

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tindakan inpasif

a. Mengkaji tanda-tanda infeksi

Subjektif : klien mengatakan tidak mengalami demam

Objektif : suhu tubuh 37,2 ºC, tidak terdapat pembengkakan

Pukul 16. 50

b. Mengobservasi tanda-tanda vital

Subjektif : klien mengatakan tidak demam

Objektif : - tekanan darah : 100/60 mmhg

- Pernafasan : 20 kali permenit

- Nadi : 72 kali permenit

- Suhu : 37,2 ºC
68

Pukul 17.00

c. Menganjurkan kepada pasien untuk menjaga kebersihan vulva dan

sekitarnya

Subjektif : klien mengatakan akan mengikuti anjuran yang

diberikan

Objektif : klien terlihat menganggukan kepala

Pukul 17.05

d. Menganjurkan kepada klien untuk mandi dan membersihkan diri

Subjektif : klien mengatakn akan mandi dan membersihkan diri

Objektif : klien terlihat mandi dan membersihkan diri

Pukul 22.00

e. Mengkolaborasikan dalam pemberian obat antibiotic

Objektif : - Amoxilin : 3 X 1 tablet

Pelaksanaan hari ke tiga

Rabu, 31 Juli 2013

Pukul 06.00

1. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan suplai oksigen ke otak berkurang

a. Menganjurkan untuk melakukan aktifitas secara bertahap

Subjektif : klien mengatakan akan melakukan aktifitas secara

bertahap

Objektif : - klien terlihat duduk

- Klien terlihat miring kanan miring kiri


69

Pukul : 06.03

b. Memberikan obat

- Asam Tranexsamat : 3 X 1 tablet

- Kalsium Diklofenak : 3 X 1 tablet

c. Menganjurkan kepada keluarga untuk selalu mendampingi klien

Subjektif : keluarga mengatakan akan selalu mendampingi klien

Objektif : klien terlihat ditemani keluarga

Pukul : 06.05

d. Membantu klien kekamar mandi

Subjektif : klien mengatakan sudah bisa kekamar mandi secara

mandiri

Objektif : klien terlihat ke kamar mandi secara mandiri

Pukul : 06.10

e. Memberikan lingkungan yang nyaman

Subjektif : klien mengatakan senang dengan lingkungannya

Objektif : klien terlihat nyaman

Pukul : 06.20

2. Cemas berhubungan dengan krisis situasi

a. Mengkaji tingkat kecemasan klien

Subjektif : klien mengatakan merasa cemas dan kenapa belum

boleh makan dan minum

Objektif : klien terlihat mengkerutkan dahi


70

Pukul : 06.40

3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tindakan inpasif

a. Mengkaji tanda-tanda infeksi

Subjektif : klien mengatakan tidak mengalami demam

Objektif : suhu tubuh 37,2 ºC

Pukul : 06. 50

b. Mengobservasi tanda-tanda vital

Subjektif : klien mengatakan tidak demam

Objektif : - tekanan darah : 110/70 mmhg

- Pernafasan : 20 kali permenit

- Nadi : 72 kali permenit

- Suhu : 37,2 ºC

Pukul : 07.00

c. Menganjurkan kepada klien untuk menjaga kebersihan vulva dan

sekitarnya

Subjektif : klien mengatakan akan mengikuti anjuran yang

diberikan

Objektif : klien terlihat menganggukan kepala

Pukul : 07.05

d. Menganjurkan kepada klien untuk mandi dan membersihkan diri

Subjektif : klien mengatakan akan mandi dan membersihkan diri

Objektif : klien terlihat mandi dan membersihkan diri


71

Pukul : 06.00

e. Mengkolaborasikan dalam pemberian obat antibiotic

Objektif : Amoxilin : 3 X 1 tablet

5. Evaluasi (Tanggal 31 juli 2013)

Pukul 12.00

1. Resiko tinggi cedera berhubungan dengan suplai oksigen ke otak berkurang

S : klien mengatakan suda tidak merasa pusing lagi

O : klien terlihat tenang

A : resiko tinggi cederah tidak terjadi

P : intervensi dihentikan, klien pulang

2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tindakan inpasif

S : klien mengatakan tidak merasa demam

O :

a. terlihat ada pengeluaran darah yang berwarna merah

b. Tidak ada peningkatan suhu tubuh

A : resiko tinggi infeksi tidak terjadi

P : intervensi dihentikan, klien pulang.

3. Cemas berhubungan dengan krisis situasi

S : klien mengatakan tidak merasa cemas

O:

a. Klien terlihat rileks

b. Klien terlihat tidak cemas


72

A : cemas teratasi

P : intervensi dihentikan, pasien pulang

4. Kurang pengetahuan berhubungan kurang terpajannya informasi

S:

a. klien mengatakan mengetahui abortus inkomplit

b. klien mengatakan pengetahuan klien bertambah tentang abortus

O : klien dapat menyebutkan pengertian abortus

A : kurang pengetahuan teratasi

P : intervensi dihentikan, pasien pulang


BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab pembahasan ini, penulis akan membahas tentang kesenjangan

antara tinjauan teori dan tinjauan kasus yang ditemukan pada Ny. R dengan

abortus inkomplit di ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan, yang

dilaksanakan pada tanggal 29 sampai dengan 31 Juli 2013

Dalam pembahasan penulis menggunakan lima tahapan proses

keperawatan yaitu pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan,

dan evaluasi.

A. Pengkajian

Dari pengkajian yang telah dilakukan penulis, pada prinsipnya terjadi

kesenjangan antara teori dan data yang didapatkan pada Ny. R. Adapun data

yang tidak ditemukan pada kasus yaitu : menurut teori pada pengkajian sistem

sirkulasi akan terjadi peningkatan tekanan darah yang tinggi, namun yang

penulis temukan pada kasus adalah tekanan darah Ny. R 110/70 mmHg dan

klien tidak memiliki riwayat hipertensi selama kehamilan. Pada eliminasi

menurut teori, salah satu tanda dan gejala nefritis kronik terjadi edema dan

peningkatan protein dalam urin, namun pada kasus Ny. R tidak ada rencana

akan dilakukan pemeriksaan kadar protein urin, dan tidak pula ditemukan

tanda edema, sehingga tidak ada data yang mendukung timbulnya nefritis

kronik. Pada pengkajian makanan/cairan secara teori akan ditandai dengan

selera makan berkurang, sedangkan pada kasus selera makan Ny. R baik
75

walaupun porsi makan Tidak dihabiskan. Pada pengkajian keamanan menurut

teori akan ditemukan penyakit hubungan seksual, atau pemajanan penyakit

menular seperti herpes aktif, sedangkan pada kasus tidak ditemukan penyakit

hubungan seksual maupun tanda dan gejala penyakit menular seperti herpes

aktif.

B. Diagnosa Keperawatan

Pada tahap diagnose keperawatan penulis menganalisa data yang diperoleh

baik yang dapat dicegah maupun atau ditangani dengan tindakan keperawatan.

Pada kasus ini empat diagnosa keperawatan yang ditemukan pada Ny.R.

Dalam Doenges dan Moorhause (2001), terdapat empat diagnosa

keperawatan pada abortus spontan. Tetapi pada pada kasus, penulis

mendapatkan empat diagnosa keperawatan. Terdapat kesenjangan antara teori

dan kasus, namun tidak semua data yang ada diteori terjadi pada klien.

Adapun diagnose keperawatan yang mungkin terjadi secara teori tetapi secara

kasus tidak ada pada adalah sebagai berikut :

1. Resiko tinggi terhadap distress spiritual berhubungan dengan kebutuhan

menaati keyakinan/praktik religus pribadi; menyalahkan kehilangan yang

diarahkan pada diri sendiri atau tuhan. Menurut Wilkinson dan Ahern

(2012), resiko tinggi terhadap distress spiritual adalah beresiko terhadap

hambatan kemamampuan untuk mengalami dan mengintergrasikan makna

dan tujuan dalam hidup melalui hubungan dengan diri sendiri, orang lain,

seni, music, buku, alam ataupun dengan Tuhan Yang Maha Esa. Alasan

penulis tidak mengangkat dignosa ini adalah karena saat klien dirawat
76

dirumah klien tetap berdoa namun tidak sholat karena lagi keluar darah

dan klien tidak menyalahkan Tuhan.

2. Risiko tinggi terhadap perubahan pola seksual berhubungan dengan

peningkatan rasa takut terhadap kehamilan dan/atau melaporkan

kehilangan, kerusakan hubungan dengan orang terdekat, keraguan diri

mengenai ferminitas sendiri. Karena klien mengatakan masih ingin

memiliki anak dan hubungan dengan suami masih harmonis.

Tiga diagnosa keperawatan yang ditemukan pada kasus tetapi tidak ada

pada teori adalah :

1. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya sisa konsepsi. Alasan

penulis mengangkat diagnose ini karena pada klien telah ditemukan tanda

infeksi seperti pengeluaran darah pervagina berwarna merah kehitam-

hitaman dan berbau, suhu tubuh 37,2 ºc , WBC 6,2 x 103/mm3.

2. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus. Alasan penulis mengangkat

diagnose ini karena klien mengeluh nyeri pada perut bagian bawah perut.

3. Cemas berhubungan dengan kondisi kesehatan Menurut Wilkinson dan

Ahern (2012) cemas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran

yang samar disetai respon autonom (sering kali tidak spesifik atau tidak

diketahui oleh individu); perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi

terhadap bahaya. Perasaan ini merupakan isyarat kewaspadaan yang

memperingatkan bahaya yang akan terjadi dan individu mampu

melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman. Alasan penulis

mengangkat diagnose ini karena klien mengungkapkan perasaan khawatir


77

yang dirasakan dan ditunjang dengan data objektif yaitu dahi mengkerut,

klien bertanya-tanya.

C. Perencanaan

Perencanaan merupakan bentuk tindakan yang akan dilakukan untuk

mengatasi masalah keperawatan yang telah ditemukan dan menentukan

keberhasilan dari asuhan keperawatan yang diberikan. Dalam menentukan

rencana keperawatan harus memiliki tujuan dan hasil yang dicapai sesuai

dengan keadaan pasien, kondisi ruangan, dan fasilitas yang tersedia, namun

tidak meyimpang dari teori.

Rencana asuhan keperawatan secara teori tidak semua penulis masukkan

sebagai rencana keperawatan yang muncul pada kasus, namun penulis tetap

dapat melakukan rencana keperawatan sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan

masalah yang ditemukan pada Ny. R.

Pada diagnosa keperawatan resiko tinggi cederera perencanaan yang

penulis tidak lakukan adalah siapkan klien untuk perawatan dirumah sakit.

Pada diagnosa keperawatan resiko tinggi infeksi penulis tidak lakukan adalah

melakukan vulva hygiene. Pada diagnosa keperawtan nyeri semua tindakan

telah penulis lakuakan.

Pada diagnosa cemas tidak ada tindakan yang penulis tidak lakukan,

semuanya penulis telah lakukan, pada diagnosa keperawatan kurang

pengetahuan penyebeb aborsi, perawatan diri, kontrasepsi/ kehamilan masa

mendatang berhubungan dengan kurang pemajanan pada, atau kesalahan

intervensi tentang informasi yang penulis tidak lakukan yaitu 1) identifikasi


78

kelompok pendukung lokal atau pasangan yang mengalami kejadian yang

sama, 2) rujuk untuk konseling genetik sesuai kebutuhan.

D. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan keperawatan (implementasi) merupakan realisai dari

rencana tindakan yang telah ditetapkan. Dalam melaksanakan tindakan

keperawatan penulis telah menyesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan klien

sesuai dengan rencana yang telah disusun.

Adapun faktor-faktor pendukung yang penulis dapatkan selama

melaksanaakan rencana keperawatan adalah partisipasi dan respon yang baik

dari klien dan keluarga, serta kerjasama dari perawat di ruang Mawar yang

telah banyak membantu dan menemani klien disaat penulis tidak bisa

menemani klien, dosen-dosen pembimbing dari insitusi dan lahan yang

banyak memberikan motivasi dan masukkan dalam proses asuhan

keperawaatan. Sedangkan faktor penghambat dalam melaksanakan asuhan

keperawatan ini selain waktu yang singkat dan keterbatasan kemampuan

penulis dalam melakukan perawatan pada klien selama 24 jam sehingga

penulis menggunakan catatan perawat untuk mengetahui tindakan yang telah

dilakukan perawat lain.

E. Evaluasi

Evaluasi adalah tahapan akhir dari proses keperawatan yang

berkesinambungan yang melibatkan klien dan keluarga yang bertujuan untuk

menilai hasil dari rencana keperawatan yang telah disusun. Pada saat

melakukan evaluasi terhadap tindakan keperawatan, penulis mendapatkan


79

bahwa semua rencana keperawatan yang telah disusun oleh penulis dapat

terlaksana dengan baik.

Dari catatan perkembangan selama pemberian asuhan keperawatan

diagnose yang penulis tegakan empat diagnose keperawatan yang teratasi

yaitu 1) Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus dengan data yang

mendukung nyeri berkurang dengan skala nyeri 1-3 (ringan), klien terlihat bisa

beradaptasi dengan nyeri. 2) Resiko tinggi infeksi berhunungan dengan

adanya sisa konsepsi, dengan data yang mendukung klien mengatakan tidak

mengalami demam, suhu tubuh 37,2 ºC. 3) Cemas berhubungan dengan

kondisi kesehatan dengan data yang mendukung klien terlihat rileks. 4)

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpajan informansi dengan

data yang mendukung pengetahuan klien bertambah, klien dapat menyebutkan

pengertian abortus, klien dapat menyebutkan penyebab abortus.

Berdasarkan uraian diatas, didapatkan bahwa dengan asuhan keperawatan

yang komperhensif pada klien akan membantu dalam memecahkan masalah

yang dialami oleh klien.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada Ny. R dengan pre dan

post abortus inkomplit di ruang Mawar Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan

pada tanggal 29 sampai dengan tanggal 31 Juli 2013 maka penulis mengambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Penulis telah melaksanakan proses asuhan keperawatan pada klien Ny. R

dengan Pre dan Post abortus inkomplit di ruang mawar RSUD Tarakan

yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi atau

perencanaan, implementasi serta evaluasi dari hasil tindakan keperawatan.

2. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan penulis membandingkan antara

teori dan praktik asuhan keperawatan yang diberikan kepada Ny. R dengan

Pre dan Post Kuretase Abortus Inkomplit penulis mendapatkan

kesenjangan antara teori dan kasus antara lain : medalam Doengnes dan

moorhouse (2001) terdapat empat diagnose, pada kasus abortus spontan

sedangkan pada kasus Ny.R terdapat empat diagnosa keperawatan dua

diantaranya sesuai dengan teori yaitu kurang pengetahuan dan resiko

tinggi cedera. Sedangkan dua diagnosa yang di temukan pada kasus

sedangkan pada teori tidak ada.

3. Saat melakukan proses keperawatan penulis mendapatkan dukungan dari

Ny. R dan keluarga yang sangat kooperatif dalam pelaksanaan proses


81

keperawatan. Di tambah lagi perawat ruangan Mawar juga sangat

membantu penulis melaksanakan asuhan keperawatan, serta adanya dosen-

dosen pembimbing dari insitusi dan lahan yang banyak memberikan

masukan selama melakukan proses keperawatan.

Hambatan yang dialami oleh penulis adalah keterbatasan waktu

pelaksanaan tindakan keperawatan dan keterbatasan kemampuan yang

dimiliki penulis dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

4. Penulis dapat melaksanakan pemecahan masalah yang dialami oleh Ny. R

dengan Pre dan Post Kuretase Abortus Inkomplit, dengan cara melakukan

tindakan keperawatan yang sesuai dengan rencana yang disusun. Tindakan

keperawatan dilakukan terus menerus sampai masalah klien dapat teratasi.

Dari empat diagnose keperawatan yang penulis temukan pada pre kuretase

klien sesuai dengan masalah klien, terdapat tiga diagnose keperawatan

yang teratasi yaitu : nyeri, resiko tinggi infeksi, cemas, dan satu masalah

belum teratasi yaitu kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang

informasi. Pada post kuret ada empat masalah yang muncul yaitu : resiko

tinggi cedera, resiko tinggi infeksi, cemas, kurang pengetahuan. Dari

keempat diagnosa yang penulis angkat pada pre kuret satu diagnosa yang

tidak teratasi yaitu kurang pengetahuan. Sedangkan pada post kuret dari

keempat diagnosa yang penulis tegakkan semuanya teratasi

B. Saran-saran

1. Untuk melakukan proses keperawatan dengan baik sebaiknya perawat

meningkatkan kemampuan interpersonal dan mempersiapkan sarana dan


82

prasarana dengan baik, mengacu pada konsep keperawatan secara teori

dan menyesuaikan dengan kondisi yang dialami oleh klien dengan

melibatkan klien, keluarga dan kerjasama dengan tim kesehatan lainnya.

2. Dalam melaksanakan proses asuhan keperawatan, untuk menghindari

kesenjangan antara teori dan kasus, seorang perawat harus meningkatkan

interpersonal dalam melakukan pengkajian sehingga tidak ada perbedaan

yang signifikan terhadap teori dan kasus.

3. Dalam melaksanakan proses keperawatan perawat harus bekerja sama

dengan klien dan keluarga dengan membina hubungan saling percaya

sehingga dapat melakukan dan melaksanakan proses keperawatan

sehingga klien dapat mengungkapkan semua masalah-masalah yang

dialaminya dan menerima semua tindakan yang telah diberikan pada klien.

Pada pelaksanaan proses keperawatan diperlukan juga kerja sama dengan

petugas yang bekerja diruangan sehingga pelaksanaan tindakan

keperawatan klien dapat terlaksana dengan baik dan masalah-masalah

klien dapat teratasi.

4. Dalam menyelesaikan proses keperawatan masalah-masalah ditemukan

pada klien sebaiknya membuat rencana tindakan keperawatan harus sesuai

dengan kondisi dan masalah klien.


DAFTAR PUSTAKA

Achadiat, M. Crisdiono (2004). Obstetri dan Ginekologi. EGC. Jakarta.

Ali, Zaidin Haji (2001). Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Widya Medika.


Jakarta

Bobak, Irene M. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC . Jakarta

Doengoes dan Moorhouse (2001). Rencana Asuhan Keperawatan Maternal/Bayi


EGC. Jakarta.

Hinchliff, Sue (1999). Kamus Keperawatan. Edisi 17. EGC. Jakarta

Manuaba, Ida Bagus Gde (2009). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.


Jakarta. EGC.

Nugroho, Taufan. (2010). Buku Ajaran Obstetri. Nuha Medika. Yogyakarta.

Prawiroharjo, Sarwono. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT. Bina Pustaka.


Jakarta.

Rahmawati, Eni Ida. (2011). Ilmu Praktis Kebidanan. Surabaya. Victory Inti
Cipta. Surabaya

Smeltzer dan Bare. (2002). Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.
EGC. Jakarta

Syaifuddin, AMK (2006). Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan.


Edisi 3. EGC. Jakarta

Willkinson, dan Ahern. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9. EGC.
Jakarta.

Richahardiyanti, (2010). Konsep dasar kesehatan. http://zainal-a.fkm


10.web.unair.ac.id. diakses pada tanggal 1 Agustus 2013
81
82
83
84
85
86

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

ABORTUS INKOMPLIT

Oleh:

NUR FATIMA AZZAHRAH

NIM : 73.2001D.10.066

J U R U S A N K E P E R A W A T A N

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

2013
87

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Cabang Ilmu : Keperawatan Maternitas

Topik : Abortus Inkomplit

Tempat : Ruangan Mawar Rumah RSUD Tarakan

Hari/tanggal : Selasa, 30 Juli 2013

Waktu : 30 menit

Peserta/sasaran : Ibu Ny. R

Metode : Ceramah, dan Tanya jawab

Media : Leaflet dan lembar balik

A. Latar Belakang

abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan atau pengeluaran hasil

konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dengan usia kehamilan

kurang dari 20 minggu atau berat janin belum mencapai 500 gram.

B. Tujuan

1. Tujuan umum

Setelah dilakukan penyuluhan tentang abortus inkomplit diharapkan

peserta dapat memahami tentang abortus inkomplit.

2. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penjelasan diharapkan klien Ny. R dapat:

a. Menyebutkan pengertian abortus inkomplit


88

b. Menyebutkan penyebab abortus

c. Menyebutkan tanda dan gejala abortus

C. Materi

1. Pengertian

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan atau pengeluaran hasil

konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan dengan usia

kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin belum mencapai 500

gram. Pengeluaran sebagaian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20

minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.

2. Etiologi

a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi

b. Kelainan pada plasenta

c. Penyakit ibu

d. Minum-minum yang beralkohol

e. Faktor stress

f. Kelainan traktus genetalia : retroversio uteri, mionma uteri

3. Patofisiologi

Pada awal abortus terjadi tindakan pendarahan dalam desidua

basalis kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan disekitarnya. Hal tersebut

menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian, sehingga merupakan benda

asing dalam uterus.

Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan

isinya sehingga menyebabkan nyeri. Pada kehamilan kurang dari 8 minggu


89

hasil konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi koriales belum

menembus desidua lebih dalam, sehingga hasil konsepsi mudah

dilepaskan. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu villi koriales menembus

desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan

sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada kehamilan

14 minggu keatas umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah janin

disusul dengan plasenta. Perdarahan jumlahnya tidak banyak jika plasenta

terlepas dengan lengkap (Rahmawati, 2011).

4. Tanda dan gejala

a. Amenorea

b. Sakit perut (mulas-mulas)

c. Perdarahan biasanya berupa stolsel (bekuan darah)

d. Kanalis servikalis terbuka

e. Jaringan teraba dalam kavum uteri atau kadang sudah menonjol dari

ostium uteri.

f. Nyeri

g. Anemis jika terjadi perdarahan hebat (sarwono, 2009).

5. Penanganan

a. Jika terjadi tanda perdarahan segera ke dokter

b. Periksa kehanilan secara rutin

c. Anjurkan untuk istirahat, kurangi aktivitas yang berat

d. Anjurkan klien untuk tidak banyak pikiran


90

D. Pelaksanaan kegiatan

No Fase Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

Penyuluhan

1 Pra Interaksi a) Memberi salam a) Menjawab salam

(5 menit) b) Memperkenalkan diri b) Memperhatikan

c) Menjelaskan topic dan c) Memperhatikan

tujuan penyuluhan dan mendengarkan

d) Kontrak waktu d) Menyepakati

waktu

2 Kerja a) Menjelaskan a) Mendengarkan dan

(15 Menit) pengertian abortus mencermati

inkomplit b) Aktif bertanya

b) Menyebutkan

penyebab abortus

inkomplit

c) Menyebutkan tanda

dan gejala abortus

inkomplit

d) Menjelaskan cara

Penanganan abortus

inkomplit

e) Memberi kesempatan

peserta untuk bertanya


91

f) Penyaji menjawab

Pertanyaan peserta

3 Penutup a) Mengevaluasi a) Mendengarkan

(10 menit) pemahaman peserta dengan aktif

dengan memberi b) Menjawab salam

pertanyaan lisan

b) Membuat kesimpulan

c) Salam penutup

E. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Klien di ruang Kamboja Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan

dapat memperhatikan serta memulang kembali yang disampaikan.

Kegiatan diharapkan berlangsung sesuai dengan waktu yang

ditentukan.
92

Apakah Abortus Penyebab dari Abortus Tanda-tanda Dan gejala


itu ? 1. Tidak ada haid
Faktor strees
2. Sakit perut (mulas-mulas)
Abortus adalah Minum-minuman
3. Perdarahan biasanya
terputusnya kehamilan alkohol
sebelum minggu ke 16,
berupa stolsel (bekuan
Kelainan pada dinding
dimana proses plasentasi darah)
rahim
belum selesai. 4. Mulut rahim terbuka
Penyakit yang
Abortus Inkompletus 5. Jaringan teraba dalam
disebabkan faktor ibu
adalah keguguran bersisa rongga rahim atau kadang
hanya sebagian dari hasil
Kelainan plasenta sudah menonjol.
konsepsi yang 6. Nyeri pinggang
dikeluarkan.
93

Jenis-jenis Abortus
1. Abortus imminens :
Penanganan : kehamilan dapat berlanjut
a. Jika terjadi tanda 2. Abortus insipiens :
perdarahan segera ke Kehamilan tidak akan
berlanjut
dokter 3. Abortus inkomplit
b. Periksa kehamilan :Sebagian hasil
secara rutin pembuahan telah
c. Anjurkan untuk dikeluarkan
istirahat, kurangi 4. Abortus komplit : Seluruh Jurusan Keperawatan

aktivitas yang berat hasil konsepsi telah Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Borneo Tarakan
dikeluarkan.
d. Anjurkan klien untuk Nur Fatimah Azzahrah
tidak banyak pikiran Nip : 73.2001D.10.066
94
95
96
97
98
99
100

Anda mungkin juga menyukai