Anda di halaman 1dari 27

SALINAN

WALIKOTA JAMBI
PROVINSI JAMBI
PERATURAN WALIKOTA JAMBI
NOMOR 65 TAHUN 2021
TENTANG
KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI
SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA JAMBI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA JAMBI,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan tata kelola
pemerintahan yang efektif untuk meningkatkan
kinerja pemerintahan dan pelayanan publik,
dilakukan penyederhanaan organisasi sesuai dengan
Pasal 2 ayat (1) Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25
Tahun 2021 tentang Penyederhanaan Struktur
Organisasi pada Instansi Pemerintah untuk
Penyederhanaan Birokrasi;
b. bahwa dalam rangka pelaksanaan kebijakan
penyederhanaan birokrasi di lingkungan pemerintah
Kota Jambi, perlu dilakukan penataan kedudukan,
susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Jambi;
c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 4 Peraturan
Daerah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah, bahwa kedudukan,
susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja
Perangkat Daerah dan unit kerja dibawahnya
ditetapkan dengan Peraturan Walikota;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c perlu
menetapkan Peraturan Walikota Jambi tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi
Serta Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kota
Jambi.
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1956 tentang
Pembentukan Daerah Otonomi Kota Besar Dalam
Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956
Nomor 20);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5494);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 5887),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 187,
Tambahan Berita Negara Indonesia Tahun 2019
Nomor 6402);
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun
2017 tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi
Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor
451);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 99 Tahun
2018 tentang Pembinaan dan Pengendalian Penataan
Perangkat Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 1539);
7. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor
17 Tahun 2021 Tentang Penyetaraan Jabatan
Administrasi Ke Dalam Jabatan Fungsional;
8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor
25 Tahun 2021 Tentang Penyederhanaan Struktur
Organisasi Pada Instansi Pemerintah Untuk
Penyederhanaan Birokrasi;
9. Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 14 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah (Lembaran Daerah Kota Jambi Tahun 2016
Nomor 14);

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG KEDUDUKAN,
SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA
TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA
JAMBI.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1. Daerah adalah daerah Kota Jambi.
2. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai unsur
Penyelenggara daerah yang memimpin pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
daerah otonom.
3. Walikota adalah walikota Jambi.
4. Satuan adalah Satuan Polisi Pamong Praja Kota
Jambi.
5. Kepala Satuan adalah Kepala Badan pada Satuan
Polisi Pamong Praja Kota Jambi.
6. Sekretaris adalah Kepala Sekretariat pada Satuan
Polisi Pamong Praja Kota Jambi.
7. Kepala Bidang adalah Kepala Bidang pada Satuan
polisi pamong praja Kota Jambi.
8. Kepala Sub Bagian adalah Kepala Sub Bagian pada
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Daerah Kota Jambi.
9. Kepala seksi adalah Kepala Seksi pada Satuan polisi
pamong praja Kota Jambi.
10. Jabatan Fungsional adalah kedudukan yang
menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan
hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam satuan
organisasi yang dalam pelaksanaan tugasnya
didasarkan pada keahlian dan atau keterampilan
tertentu serta bersifat mandiri.
11. Kelompok Jabatan Fungsional adalah kelompok para
Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan
fungsional pada Satuan Polisi Pamong Praja Kota
Jambi.
12. Sub koordinator adalah pejabat fungsional ahli muda
yang diberikan tugas dan fungsi koordinasi serta
pengelolaan kegiatan yang sesuai bidang tugasnya
dalam suatu satuan kerja sebagaimana diatur
peraturan perundang-undangan tentang organisasi
dan tata kerja instansi.
BAB II
KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI
Bagian Kesatu
Kedudukan
Pasal 2
(1) Satuan polisi pamong praja berkedudukan sebagai
pelaksana urusan pemerintahan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
(2) Satuan polisi pamong praja sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dipimpin oleh Kepala Badan yang berada
di bawah dan bertanggungjawab kepada Walikota
melalui Sekretaris Daerah.
(3) Bidang, masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala Satuan melalui Sekretaris.
(4) Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang
yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Bidang.
(5) Kelompok Jabatan Fungsional Sub-Substansi,
dipimpin oleh seorang Sub-Koordinator yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang pada masing-masing pengelompokan uraian
fungsi.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi
Pasal 3
(1) Susunan organisasi Satuan polisi pamong praja,
terdiri dari :
a. Kepala Satuan;
b. Sekretariat, terdiri dari:
1. sub bagian program;
2. sub bagian keuangan;
3. sub bagian umum dan kepegawaian;
c. bidang peningkatan kapasitas; Terdiri dari:
1. seksi hubungan antar lembaga;
2. seksi pengembangan personil.
d. bidang ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat, terdiri dari :
1. seksi operasional dan pengendalian;
2. seksi ketertiban umum.
e. bidang penegakan peraturan daerah, terdiri dari:
1. seksi intelejen dan kewaspadaan dini;
2. Seksi penindakan
f. bidang perlindungan masyarakat, terdiri dari:
1. seksi satuan linmas;
2. seksi bina potensi masyarakat.
g. Kelompok Jabatan Fungsional.
(2) Bagan susunan organisasi satuan polisi pamong
praja sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
BAB III
TUGAS DAN FUNGSI
Bagian Kesatu
Satuan Polisi Pamong Praja
Pasal 4
(1) Kepala satuan polisi pamong praja mempunyai tugas
membantu Walikota dalam melaksanakan fungsi
penunjang urusan pemerintahan dibidang
kepegawaian, pendidikan dan pelatihan.
(2) Kepala Satuan dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
penyusunan program dan pelaksanaan penegakan
Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala daerah,
penyelenggaran ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat serta perlindungan masyarakat;
a. pelaksanaan kebijakan penegakan Peraturan
Daerah dan Peraturan Kepala Daerah;
b. pelaksanaan Kebijakan penyelenggaraan
ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;
c. pelaksanaan kebijakan perlindungan masyarakat;
d. pelaksanaan koordinasi penegakan Peraturan
Daerah dan Peraturan Walikota serta
penyelenggaraan ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat dengan Kepolisian
Negara Republik Indonesia, Penyidik Pegawai
Negeri Sipil dan / atau aparatur lainnya;
e. pengawasan terhadap masyarakat, aparatur atau
badan hukum agar mematuhi dan mentaati
penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan
Walikota;
f. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh
Walikota.
Bagian Kedua
Sekretariat
Pasal 5
(1) Sekretariat berkedudukan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b sebagai unsur
pembantu kepala badan dalam menyelenggarakan
tugas dan fungsinya.
(2) Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
kepala badan.
(3) Sekretariat mempunyai tugas membantu kepala
badan dalam melaksanakan tugas kesekretariatan
yang meliputi :
a. urusan umum;
b. keuangan;
c. kepegawaian; dan
d. tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai
dengan bidang tugasnya.
(4) Untuk melaksanankan tugas sebagaimana dimaksud
sekretariat mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. penetapan penyusunan rencana dan program
kerja pengelolaan pelayanan kesekretariatan;
b. penetapan rumusan kebijakan koordinasi
penyusunan program dan penyelenggaraan
tugas-tugas bidang secara terpadu;
c. penetapan rumusan kebijakan pengelolaan
administrasi umum dan kerumahtanggaan;
d. penetapan rumusan kebijakan pengelolaan
kelembagaan dan ketatalaksanaan serta
hubungan masyarakat;
e. penetapan rumusan kebijakan pengelolaan
administrasi kepegawaian dan keuangan satuan;
f. penetapan rumusan kebijakan pelaksanaan,
monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas satuan;
g. penetapan rumusan kebijakan
pengkoordinasian publikasi pelaksanaan tugas
satuan;
h. penetapan rumusan kebijakan pengkoordinasian
penyusunan dan penyampaian bahan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas satuan;
i. pelaporan pelaksanaan tugas pengelolaan
pelayanan kesekretariatan;
j. evaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan
pelayanan kesekretariatan;
k. pelaksanaan tugas dinas lain sesuai dengan
bidang tugas dan fungsinya;dan
l. pelaksanaan koordinasi/ kerjasama dan
kemitraan dengan unit kerja/ instansi/ lembaga
atau pihak ketiga di bidang pengelolaan
pelayanan kesekretariatan.
Paragraf 1
Sub Bagian Program
Pasal 6
Sub bagian program sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (2) huruf b angka 1 mempunyai tugas
membantu sekretaris dalam melaksanakan urusan
program, dengan rincian tugas sebagai berikut :
a. menyusun rencana kerja sub bagian program;
b. melaksanakan penyusunan rencana strategis
Satuan;
c. melaksanakan Penyusunan rancangan peraturan
perundang-undangan penunjang pelaksanaan
tugas;
d. melaksanakan evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas;
e. melaksanakan koordinasi penyusunan rencana
dan program kerja dengan sub unit kerja lain di
lingkungan Satuan;
f. membuat laporan bulanan dan tahunan;
g. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
Paragraf 2
Sub Bagian Keuangan
Pasal 7
Sub bagian keuangan dan anggaran sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b angka 2
mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam
melaksanakan urusan keuangan, dengan rincian tugas
sebagai berikut :
a. menyusun rencana kerja sub bagian keuangan;
b. menghimpun dan mendata belanja dan
pembiayaan satuan;
c. melaksanakan Pengelolaan administrasi
keuangan anggaran pendapatan dan belanja;
d. melaksanakan penyusunan dan
pengkoordinasian pembuatan daftar gaji serta
tambahan penghasilan bagi pegawai negeri sipil;
e. melaksanakan penatausahaan pengelolaan
anggaran pendapatan dan belanja Satuan;
f. melaksanakan pembinaan administrasi
keuangan dan penyiapan bahan administrasi
akuntansi anggaran pendapatan, belanja dan
pembiayaan Satuan;
g. menyiapkan bahan pertanggungjawaban
pengelolaan anggaran pendapatan, belanja dan
pembiayaan Satuan;
h. melaksanakan pengkoordinasian penyusunan
rencana dan program kerja pengelolaan
keuangan dengan para kepala Bidang di
lingkungan Satuan;
i. melaksanakan penyusunan rencana penyediaan
tugas pengelolaan keuangan.
j. melaksanakan koordinasi teknis perumusan
penyusunan rencana dan dukungan anggaran
pelaksanaan tugas satuan;
k. melaksanakan evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas;
l. melaksanakan koordinasi pngelolaan keuangan
dengan sub unit kerja lain dilingkungan Satuan;
m. membuat laporan bulanan dan tahunan;
n. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
Paragraf 3
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Pasal 8
Sub bagian umum dan kepegawaian sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf b angka 3
mempunyai tugas membantu sekretaris dalam
melaksanakan urusan umum dan kepegawaian dengan
rincian tugas sebagai berikut :
a. menyusun rencana kerja sub bagian umum dan
kepegawaian;
b. melaksanakan penerimaan, pendistribusian dan
pengiriman surat-surat, naskah dinas dan
pengelolaan dokumentasi dan kearsipan;
c. melaksanakan Pengelolaan dan penyiapan bahan
pembinaan dokumentasi dankearsipan kepala
sub unit kerja di lingkungan Satuan
d. menyusun dan penyiapan pengelolaan dan
pengendalian administrasi perjalanan dinas.
e. menyusun, meneliti dan meregistrasi keputusan
kepala satuan;
f. menyiapkan dan menyusun rancangan
keputusan Walikota;
g. menyusun analisis jabatan, analisis beban kerja,
peta jabatan dan uraian tugas terhadap seluruh
jabatan pada satuan polisi pamong praja;
h. menyusun standar operasional prosedur pada
satuan polisi pamong praja;
i. melaksanakan pelayanan keprotokolan dan
penyelenggaraan rapat-rapat dinas;
j. melaksanakan pelayanan hubungan masyarakat;
k. melaksanakan kepengurusan kerumahtanggaan,
keamanan dan ketertiban kantor;
l. melaksanakan pengelolaan perpustakaan dan
pendokumentasian peraturan perundang-
undangan;
m. melaksanakan pengumpulan, pengolahan,
penyimpanan dan pemeliharaan data
dokumentasi kepegawaian Satuan;
n. memfasilitasi pembinaan umum kepegawaian dan
pengembangan karier serta disiplin pegawai di
lingkungan Satuan;
o. menyusun dan menyiapkan pengurusan
administrasi pensiun dan cuti pegawai
dilingkungan Satuan.
p. melaksanakan evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas.
q. melaksanakan koordinasi pelayanan administrasi
umum dengan sub unit kerja lain di lingkungan
Satuan;
r. membuat laporan bulanan dan tahunan; dan
s. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
Bagian Ketiga
Bidang Peningkatan Kapasitas
Pasal 9
(1) Bidang peningkatan kapasitas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf c
berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala
satuan dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi
sesuai dengan bidangnya;
(2) Bidang peningkatan kapasitas dipimpin oleh kepala
bidang yang berkedudukan dibawah dan bertanggung
jawab kepada kepala satuan melalui sekretaris;
(3) Bidang peningkatan kapasitas mempunyai tugas
membantu kepala satuan dalam melaksanakan tugas
di bidang peningkatan kapasitas yang meliputi :
a. hubungan antar lembaga;
b. pembinaan dan pengembangan personil;
c. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala
satuan sesuai dengan bidang tugasnya;
(4) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (3), bidang peningkatan
kapasitas mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. penetapan penyusunan rencana dan program
kerja peningkatan kapasitas;
b. perumusan dan pengkajian kebijakan teknis
peningkatan kapasitas;
c. penyelenggaraan fasilitasi peningkatan kapasitas;
d. perumusan peyusunan pedoman dan supervisi
peningkatan kapasitas;
e. perumusan pengkajian bahan fasilitasi
peningkatan kapasitas;
f. perumusan bahan koordinasi penyelenggaraan
peningkatan kapasitas;
g. perumusan kebijakan teknis operasional
peningkatan kapasitas;
h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan
tugas peningkatan kapasitas;
i. pelaksanaan koordinasi / kerja sama dan
kemitraan dengan unit kerja /instansi / lembaga
atau pihak ketiga dibidang peningkatan
kapasitas;
j. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan
bidang tugas dan fungsinya.
Paragraf 1
Kepala Seksi Hubungan Antar Lembaga
Pasal 10
Kepala Seksi hubungan antar lembaga sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf c angka 1
mempunyai tugas membantu kepala bidang
peningkatan kapasitas dalam urusan hubungan antar
lembaga dengan rincian tugas sebagai berikut :
a. menyusun rencana dan program kerja operasional
hubungan antar lembaga.
b. melaksanakan penyusunan dan pengolahan
bahan hubungan antar lembaga.
c. melaksanakan penyusunan bahan kebijakan
teknis dan fasilitasi hubungan antar lembaga;
d. menghimpun dan mengelola data hubungan antar
lembaga;
e. melaksanakan pelaporan dan evaluasi
pelaksanaan tugas hubungan antar lembaga;
f. melaksanakan koordinasi hubungan antar
lembaga dengan sub unit kerja lain;
g. membuat laporan bulanan dan tahunan;
h. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
Paragraf 2
Kepala Seksi pengembangan personil

Pasal 11
a. Kepala Seksi Pengembangan Personil
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2)
huruf c angka 3 mempunyai tugas membantu
kepala bidang peningkatan kapasitas dalam
urusan hubungan antar lembaga dengan rincian
tugas sebagai berikut:
b. menyusun rencana kerja seksi Pengembangan
Personil ;
c. menghimpun bahan penyusunan kebijakan
fasilitas Pengembangan Personil ;
d. menyusun rencana kebutuhan pendidikan dan
pelatihan, serta bimbingan teknis personil satpol
pp;
e. melaksanakan peningkatan kemampuan dan
keterampilan dasar satpol pp yang meliputi
pelatihan baris berbaris, kesamaptaan, beladiri,
pencarian dan penyelamatan;
f. melaksanakan pengembangan sumber daya
manusia melalui pendidikan dan pelatihan
pengamanan, pengawalan, deteksi dini dan cegah
dini, intelijen dan PPNS;
g. melaksanakan pengembangan sumber daya
manusia melalui bimbingan teknis kemampuan
dan keterampilan anggota satpol PP;
h. menyiapkan bahan persyaratan peserta
pendidikan dan pelatihan teknis fungsional satpol
PP;
i. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan;
j. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
sesuai dengan bidang tugasnya.
Bagian Keempat
Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat
Pasal 12
(1) Bidang ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (2) huruf d berkedudukan sebagai unsur
pembantu kepala satuan dalam penyelenggaraan
tugas dan fungsi sesuai dengan bidangnya.
(2) Bidang ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat dipimpin oleh kepala bidang yang
berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab
kepada kepala satuan melalui sekretaris.
(3) Bidang ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat mempunyai tugas membantu kepala
satuan dalam melaksanakan tugas dalam urusan
ketertiban umum dan ketentraman masyarakat yang
meliputi :
a. operasi dan pengendalian;
b. ketertiban umum;
c. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh
kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
(4) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 17 ayat (3) bidang ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat mempunyai fungsi sebagai
berikut :
a. penetapan penyusunan rencana dan program
kerja ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat;
b. penyelenggaraan pengkajian bahan kebijakan
teknis dan fasilitasi ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat serta kerjasama
operasional;
c. penyelenggaraan pelaksanaan ketertiban umum
dan ketentraman masyarakat serta kerja sama
operasional;
d. penetapan rumusan pengkajian bahan fasilitasi
dan koordinasi penyusunan pedoman dan
supervisi penyelenggaraan ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat serta kerjasama
operasional;
e. perumusan pembinaan teknis pengendalian
operasional polisi pamong praja;
f. perumusan pembinaan tugas polisi pamong praja;
g. perumusan pemeliharaan ketentraman dan
ketertiban umum;
h. perumusan pelaksanaan pengamanan dan
pengawalan pimpinan daerah dan pejabat
lainnya;
i. perumusan pelaksanan pengamanan aset milik
pemerintah daerah;
j. pelaksanaan evaluasi pelaksanaan tugas
ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;
k. pelaksanaan koordinasi/kerjasama dan
kemitraan dengan unit kerja/ instansi/ lembaga
atau pihak ketiga di bidang ketertiban umum
dan ketentraman masyarakat;
l. pelaporan pelaksanaan tugas ketertiban umum
dan ketentraman masyarakat;
m. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan
bidang tugas dan fungsinya.
Paragraf 1
Kepala Seksi Operasional dan Pengendalian
Pasal 13
Kepala Seksi operasional dan pengendalian
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf d
angka 1 mempunyai tugas membantu kepala bidang
ketertiban umum dan ketentraman masyarakat dalam
urusan operasional dan pengendalian dengan rincian
tugas sebagai berikut :
a. menyusun rencana kerja seksi operasional dan
pengendalian;
b. melaksanakan penyusunan bahan kebijakan
teknis fasilitasi dan pelaksanaan ketertiban
umum dan ketentraman masyarakat;
c. melaksanakan penyusunan dan pengolahan data
kegiatan ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat;
d. melaksanakan pengamanan, pengawalan
perjalanan / kunjungan dinas kepala daerah,
tamu pemerintah daerah dan tamu negara;
e. melaksanakan sosialisasi ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat;
f. melaksanakan patroli ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat;
g. melaksanakan koordinasi teknis operasional
pengamanan dan penjagaan terhadap
pelaksanaan operasional pengendalian
ketentraman dan ketertiban umum dan
penegakan peraturan daerah;
h. melaksanakan pengendalian operasional Polisi
Pamong Praja dalam menunjang kelancaran
pengendalian ketentraman dan ketertiban umum
serta penegakan peraturan daerah;
i. melaksanakan monitoring, evaluasi dan
pelaporan terhadap dampak operasional
pengendalian ketentraman dan ketertiban umum
serta penegakan peraturan daerah;
j. melaksanakan penyusunan saran dan
pertimbangan sebagai bahan pertimbangan
pengambilan kebijakan;
k. membuat laporan bulanan dan tahunan; dan
l. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
Paragraf 2
Kepala Seksi Ketertiban Umum
Pasal 14
Kepala Seksi ketertiban umum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (2) huruf d angka 2 mempunyai tugas
membantu kepala bidang ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat dalam urusan ketertiban
umum dengan rincian tugas sebagai berikut :
a. menyusun rencana kerja seksi ketertiban umum;
b. melaksanakan penyusunan bahan kebijakan
teknis dan fasilitasi dan pelaksanaan kerjasama
peningkatan ketertiban umum dan ketentraman
masyarakat;
c. melaksanakan penyusunan bahan dan fasilitasi
pelayanan umum di bidang ketertiban umum dan
ketentraman masyarakat;
d. melaksanakan operasional pengamanan dan
penjagaan sarana dan prasarana gedung
pemerintahan daerah dalam rangka menunjang
ketentraman dan ketertiban umum daerah;
e. melaksanakan kerjasama operasional bidang
ketertiban umum dan ketentraman masyarakat;
f. melaksanakan pengawasan dan penertiban
terhadap aset milik pemerintah daerah;
g. melaksanakan monitoring, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan tugas ketertiban umum
dan ketentraman masyarakat;
h. membuat laporan bulanan dan tahunan;dan
i. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.
Bagian Kelima
Bidang Penegakan Peraturan Daerah
Pasal 15
(1) Bidang penegakan peraturan daerah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf e
berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala
satuan dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi
sesuai dengan bidangnya.
(2) Bidang penegakan peraturan daerah dipimpin oleh
kepala bidang yang berkedudukan dibawah dan
bertanggungjawab kepada kepala satuan melalui
sekretaris.
(3) Bidang penegakan peraturan daerah mempunyai
tugas membantu kepala satuan dalam melaksanakan
urusan yang meliputi :
a. penegakan peraturan daerah;
b. Intelijen dan kewaspadaan dini;
c. pelaksanaan tugas lainnya yang diberikan oleh
kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya.
(4) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 ayat (3) bidang penegakan peraturan
daerah mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. penetapan penyusunan rencana dan program
kerja penegakan peraturan daerah;
b. penetapan rumusan kebijakan teknis penegakan
peraturan daerah;
c. penetapan pengkajian bahan fasilitasi penegakan
peraturan daerah;
d. penyelenggaraan fasilitasi penegakan peraturan
daerah;
e. penetapan rumusan peyusunan pedoman dan
supervisi penegakan peraturan daerah;
f. penetapan rumusan pembinaan, pengawasan dan
penyuluhan penegakan peraturan daerah;
g. penetapan rumusan pengkajian bahan fasilitasi
pengawasan, pengamatan, pencatatan dan
pengumpulan terhadap peraturan daerah;
h. penetapan rumusan bahan koordinasi
penyelenggaraan peraturan daerah;
i. penetapan rumusan kebijakan teknis
operasional penyidikan dan pemeriksaan
pelanggaran ketentuan peraturan daerah serta
fasilitasi pembinaan operasional pelaksanaan
tugas ppns;
j. penetapan rumusan teknis operasional
penyidikan dan pemeriksaan pelanggaran
ketentuan peraturan daerah;
k. penetapan rumusan penyusunan bahan
fasilitasi dan pembinaan operasional
pelaksanaan tugas ppns;
l. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan tugas penegakan peraturan daerah;
m. pelaksanaan koordinasi/kerja sama dan
kemitraan dengan unit kerja/instansi/lembaga
atau pihak ketiga dibidang penegakan peraturan
daerah;
n. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan
bidang tugas dan fungsinya.
Paragraf 2
Kepala Seksi Intelijen dan Kewaspadaan Dini
Pasal 16
Kepala Seksi intelijen dan kewaspadaan dini
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf e
angka 2 mempunyai tugas membantu kepala bidang
penegakan peraturan daerah dalam urusan intelijen dan
kewaspadaan dini dengan rincian tugas sebagai berikut
a. menyusun rencana kerja seksi intelejen dan
kewaspadaan dini;
b. menyiapkan dan menyusun petunjuk teknis dan
petunjuk pelaksanakan kegiatan intelejen dan
kewaspadaan dini;
c. menyiapkan dan memfasilitasi pelaksanaan
penanganan pengaduan adanya pelanggaran
peraturan daerah;
d. menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi
terkait dalam pelaksanaan penegakan peraturan
daerah;
e. melaksanakan perumusan pengkajian bahan
fasilitasi pengawasan, pengamatan, pencatatan
dan pengumpulan bahan keterangan terhadap
peraturan daerah;
f. melaksanakan koordinasi/kerja sama dan
kemitraan dengan unit kerja/instansi/lembaga
atau pihak ketiga terkait pengawasan dan
pengamatan terhadap dugaan pelanggaran
peraturan daerah;
g. membuat laporan bulanan dan tahunan;
h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
Paragraf 3
Kepala Seksi penindakan
Pasal 17
Kepala Seksi Penindakan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (2) huruf e angka 3 mempunyai tugas
membantu kepala bidang penegakan peraturan daerah
dalam urusan intelijen dan kewaspadaan dini dengan
rincian tugas sebagai berikut :
a. menyusun rencana kerja seksi Penindakan;
b. menyiapkan dan menyusun petunjuk teknis dan
petunjuk pelaksanakan kegiatan Penindakan ;
c. melaksanakan operasi penegakan peraturan
daerah, peraturan walikota dan peraturan
perundangan daerah lainnya;
d. melaksanakan penghentian kegiatan/penyegelan
terhadap pelanggaran peraturan daerah,
peraturan walikota dan peraturan perundangan
daerah lainnya;
e. melaksanakan penyimpanan dan/atau
penghapusan/pemusnahan barang – barang hasil
pelaksanaan penegakan peraturan daerah,
peraturan walikota dan peraturan perundangan
daerah lainnya;
f. menyiapkan dan memfasilitasi pelaksanaan
penanganan pengaduan adanya pelanggaran
peraturan daerah, peraturan walikota dan
peraturan perundangan daerah lainnya;
g. menyiapkan bahan koordinasi dengan instansi
terkait dalam pelaksanaan penegakan peraturan
daerah, peraturan walikota dan peraturan
perundangan daerah lainnya;
h. menyusun laporan pelaksanaan kegiatan;
i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
Bagian Keenam
Bidang Perlindungan Masyarakat
Pasal 18
(1) Bidang perlindungan masyarakat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf f
berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala
satuan dalam menyelenggarakan tugas dan
fungsinya;
(2) Bidang perlindungan masyarakat dipimpin oleh
kepala bidang yang berkedudukan dibawah dan
bertanggung jawab kepada kepala satuan melalui
sekertaris;
(3) Bidang perlindungan masyarakat mempunyai tugas
membantu kepala satuan dalam melaksanakan
urusan perlindungan masyarakat yang meliputi :
a. satuan perlindungan masyarakat ;
b. bina potensi masyarakat;
c. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh
kepala satuan sesuai dengan bidang tugasnya;
(4) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 28 ayat (3), bidang perlindungan
masyarakat mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. penyusunan rencana program kerja dan kegiatan
bidang perlindungan masyarakat;
b. penyelenggaraan kegiatan perlindungan
masyarakat;
c. pelaksanaan rekuitmen anggota perlindungan
masyarakat;
d. pelaksanaan pengamanan dan penertiban
penyelenggaraan pemilihan umum;
e. pelaksanaan pengembangan sarana dan
prasarana perlindungan masyarakat;
f. pelaksanaan pendataan, pemetaan dan
pengembangan potensi sumber daya
perlindungan masyarakat;
g. pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait
dalam penyelenggaraan pembinaan dan
pemberdayaan perlindungan masyarakat;dan
h. pelaksanaan pembinaan, pengendalian,
monitoring, evaluasi dan pelaporan.
Paragraf 1
Kepala Seksi Satuan Perlindungan Masyarakat
Pasal 19
Kepala Seksi satuan perlindungan masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf f
angka 1 mempunyai tugas membantu kepala bidang
perlindungan masyarakat dalam urusan satuan
perlindungan masyarakat dengan rincian tugas sebagai
berikut :
a. menyusun rencana kerja seksi satuan
perlindungan masyarakat;
b. menyiapkan bahan pembinaan dan petunjuk
teknis penyelenggaraan perlindungan
masyarakat;
c. melaksanakan rekrutmen anggota perlindungan
masyarakat;
d. melaksanakan pembinaan dan peningkatan
kualitas sumber daya manusia perlindungan
masyarakat;
e. melaksanakan optimalisasi dan
pengerahan/mobilisasi satuan perlindungan
masyarakat;
f. menyiapkan sarana dan prasarana pelindungan
masyarakat;
g. menyusun standarisasi kelengkapan poskamling/
perlindungan masyarakat;
h. melaksanakan pembinaan tertib administrasi
sistem perlindungan masyarakat;
i. membantu pengamanan dan penertiban
penyelenggaraan pemilihan umum;
j. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait
dalam penyelenggaraan pembinaan dan
pemberdayaan perlindungan masyarakat;
k. melaksanakan monitoring, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan tugas satuan
perlindungan masyarakat;
l. membuat laporan bulanan dan tahunan;dan
m. melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
sesuai dengan bidang tugasnya;
Paragraf 2
Kepala Seksi Bina Potensi Masyarakat
Pasal 20
Kepala Seksi bina potensi masyarakat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf f angka 2
mempunyai tugas membantu kepala bidang
perlindungan masyarakat dalam urusan bina potensi
masyarakat dengan rincian tugas sebagai berikut :
a. menyusun rencana kerja seksi bina potensi
masyarakat;
b. menghimpun data potensi dan karakteristik sosial
budaya masyarakat di bidang perlindungan
masyarakat;
c. menghimpun data potensi kerawanan sosial
masyarakat;
d. melaksanakan pembinaan dalam upaya
pencegahan penanggulangan konflik (kerawanan)
masyarakat;
e. melaksanakan pengembangan potensi
masyarakat;
f. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait
dalam penyelenggaraan pembinaan potensi
masyarakat;
g. melaksanakan monitoring, evaluasi dan
pelaporan pelaksanaan tugas bina potensi
masyarakat;
h. membuat laporan bulanan dan tahunan;dan
i. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh
atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
Bagian Ketujuh
Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 21
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas
melakukan kegiatan sesuai dengan bidang tenaga
fungsional masing-masing berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 22
(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21, terdiri dari sejumlah
tenaga fungsional yang terbagi dalam kelompok
jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahlian.
(2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri dari berbagai jenis
jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya
yang pengangkatannya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(3) umlah Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), ditentukan berdasarkan
kebutuhan yang didasari atas analisis jabatan dan
beban kerja.
(4) Tugas, jenis, dan jenjang Kelompok Jabatan
Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur lebih lanjut dalam peraturan perundang-
undangan yang mengatur jabatan fungsional masing-
masing.
Pasal 23
(1) Pejabat fungsional yang menjadi Sub koordinator
merupakan jabatan fungsional hasil penyetaraan
atau bukan hasil penyetaraan dari jabatan
administrasi.
(2) Sub koordinator sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai tugas mengkoordinasikan dan mengelola
kegiatan pelayanan fungsional sesuai dengan bidang
tugas masing-masing.
(3) Penugasan pejabat fungsional ditetapkan oleh pejabat
Pembina kepegawaian atas usulan pejabat yang
berwenang sesuai bidang keahlian dan keterampilan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembagian tugas
Sub koordinator pelaksana fungsi pelayanan
fungsional ditetapkan oleh Keputusan Walikota.
BAB IV
TATA KERJA
Pasal 24
(1) Kepala Satuan berkewajiban mengkoordinasikan
seluruh kegiatan Satuan.
(2) Kepala Satuan berkewajiban melaksanakan prinsip-
prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan
simplikasi baik dalam lingkungan kesatuan, maupun
dengan instansi lain yang terkait.
(3) Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub Bagian, Kepala
seksi, Sub Koordinator dan Kepala Unit berkewajiban
melaksanakan prinsip-prinsip koordinasi, integrasi,
sinkronisasi dan simplikasi sesuai dengan bidangnya.
(4) Kepala satuan, Sekretaris, Kepala Bidang, Kepala Sub
Bagian, Kepala seksi, Sub Koordinator dan Kepala
Unit bertanggungjawab memberikan bimbingan atau
pembinaan kepada bawahannya serta melapor hasil
pelaksanaan tugas menurut jenjang jabatannya
masing-masing sesuai dengan tata kerja.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) ditetapkan
dengan keputusan Kepala Satuan.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 25
Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, maka
Peraturan Walikota Nomor 56 Tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan
Rincian Tugas serta Tata Kerja pada Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Jambi (Lembaran Daerah Kota Jambi
Tahun 2016 Nomor 56) dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Pasal 26
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya
dalam Berita Daerah Kota Jambi.

Ditetapkan di Jambi
Pada tanggal 31 Desember 2021
WALIKOTA JAMBI
dto.
SYARIF FASHA
Diundangkan di Jambi
Pada tanggal 31 Desember 2021
SEKRETARIS DAERAH KOTA JAMBI
dto,
A. RIDWAN
BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2021 NOMOR 65

Anda mungkin juga menyukai