Anda di halaman 1dari 6

Contoh Perhitungan BOR LOS TOI BTO GDR NDR

Contoh Perhitungan BOR LOS TOI BTO GDR NDR

Data indikator pelayanan rawat inap BOR LOS TOI BTO GDR NDR bersumber dari data sensus harian
rawat inap. Berikut ini contoh data yang sudah direkap dari sensus harian rawat inap :

Data Periode Bulan Januari


a. Jumlah tempat tidur = 232
b. Jumlah pasien keluar hidup dan mati = 1138
c. Jumlah pasien keluar mati <48 = 28
d. Jumlah pasien keluar mati >= 48 = 16
e. Total jumlah pasien keluar mati (c+d) = 44
f. Jumlah total hari perawatan / hari rawat = 3794
g. Jumlah total lama dirawat = 4066
h. Jumlah hari periode bulan Januari = 31 hari

   

Rumus BOR = (Jumlah hari perawatan / (Jumlah tempat tidur x Jumlah hari dalam satu periode)) X
100%

BOR = f / ( a x h ) = 3794 /(232 x 31) x 100% = 52,75 %

Rumus AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

AVLOS = g / b = 4066 / 1138 = 3,57 hari

Rumus TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) / Jumlah pasien keluar (hidup +
mati)

TOI = ((a x h) - f) / b = ((233 x 31) - 3794) / 1138 = 2,99 hari

Rumus BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur

BTO = b / a = 1138 / 232 = 4,91 kali

Rumus GDR = (Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)) X 1000 permil

GDR = (e / b) x 1000 permil = (44 / 1138) x 1000 = 38,66 ‰

Rumus NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)) X 1000 permil

NDR = (d / b) x 1000 permil =  (16 /1138) x 1000 = 14,06 ‰


Rumus BOR AVLOS TOI BTO GDR NDR (Indikator Pelayanan Rawat Inap)

Salah satu bagian dari statistik rumah sakit adalah indikator pelayanan rawat inap rumah sakit.
Indikator ini merupakan gambaran untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi
pelayanan rawat inap di rumah sakit. Indikator-indikator pelayanan rawat inap ini sumber data
diambil dari sensus harian rawat inap. Berikut ini rumus indikator pelayanan rawat inap di rumah
sakit :

BOR (Bed Occupancy Ratio) = Angka penggunaan tempat tidur


BOR adalah the ratio of patient service days to inpatient bed count days in a period under
consideration (Huffman. 1994).

BOR adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu (Depkes RI. 2005,
Kementerian Kesehatan 2011). 

Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit.
Nilai parameter BOR yang ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan
2011).

Rumus BOR = (Jumlah hari perawatan rumah sakit / (Jumlah tempat tidur x Jumlah hari dalam
satu periode)) X 100%

AVLOS (Average Length of Stay) = Rata-rata lamanya pasien dirawat

AVLOS adalah the average hospitalization stay of inpatient discharged during the period under
consideration. (Huffman. 1994).

AVLOS adalah rata-rata lama rawat seorang pasien (Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011). 

Indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran
mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu
pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai AVLOS yang ideal antara 6-9 hari (Depkes RI. 2005,
Kementerian Kesehatan 2011).

Rumus AVLOS = Jumlah lama dirawat / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

TOI (Turn Over Interval) = Tenggang perputaran tempat tidur


TOI adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya
(Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011).

Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat
tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari (Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011). .

Rumus TOI = ((Jumlah tempat tidur X Periode) – Hari perawatan) / Jumlah pasien keluar (hidup +
mati)
BTO (Bed Turn Over) = Angka perputaran tempat tidur
BTO adalah the net effect of changed in occupancy rate and length of stay (Huffman. 1994). 

BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai
dalam satu satuan waktu tertentu (Depkes RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011).

Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali (Depkes RI. 2005,
Kementerian Kesehatan 2011). .

Rumus BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur

NDR (Net Death Rate)


NDR adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar (Depkes
RI. 2005, Kementerian Kesehatan 2011). Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di
rumah sakit.

Nilai NDR yang dianggap masih dapat ditolerir adalah kurang dari 25 per 1000 (Kementerian
Kesehatan 2011).

Rumus NDR = (Jumlah pasien mati > 48 jam / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)) X 1000
permil

GDR (Gross Death Rate)


GDR adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar (Depkes RI. 2005,
Kementerian Kesehatan 2011).

Nilai GDR seyogyanya tidak lebih dari 45 per 1000 penderita keluar (Kementerian Kesehatan 2011).

Rumus GDR = ( Jumlah pasien mati seluruhnya / Jumlah pasien keluar (hidup + mati)) X 1000
permil
ALUR
ALUR KERJA TIM CASEMIX

1. PASIEN MASUK DI INPUT OLEH ADMISI


2. DIAGNOSIS AWAL HARUS DIINPUT OLEH PETUGAS IGD
3. PASIEN YG TELAH DIINPUT DIAGNOSANYA DILAKUKAN
GROUPING OLEH KODER
4. MPP MENGECEK PASIEN YANG DALAM PERAWATAN YG ADA
CP NYA ATAU YANG DALAM PERAWATAN KHUSUS
(MENGHABISKAN BIAYA TERTINGGI)
5. DOKTER CASE MIX MENELAAH BERKAS DAN BERKOORDINASI
DENGAN DPJP TRERKAIT RESUME DLM DIAGNOSA
6. CASE MIX.. MEMPROSES BERKAS
7. PENGAJUAN KE BPJS
8. CAIR DEH

LAPORAN CASEMIX
1. JUMLAH BERKAS YG DIAJUKAN
2. JUMLAH BERKAS YG DI APPROVE

Anda mungkin juga menyukai