A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga mengamanatkan bahwa
penduduk sebagai modal dasar pembangunan merupakan titik sentral dalam
mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Selain itu, undang undang
tersebut juga mengamanatkan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah
perlu melaksanakan program yang berkaitan dengan pembangunan keluarga
melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
BKKBN berkewajiban mendukung tercapainya Visi, Misi dan Prioritas
Pembangunan Nasional yang tertera dalam RPJMN 2020-2024 dengan
ukuran keberhasilan berupa sasaran strategis 2020-2024 yang harus dicapai
diantaranya adalah a) Menurunnya Angka Kelahiran Total/Total Fertility Rate
(TFR) menjadi 2,24 pada tahun 2021; b) Meningkatnya Angka Prevalensi.
Pemakaian Kontrasepsi Modern/Modern Contraceptive Prevalence Rate
(mCPR) menjadi 62,16 persen pada tahun 2021; c) Menurunnya kebutuhan
ber-KB yang tidak terpenuhi/Unmet Need menjadi 8,3 persen pada tahun
2021; d) Menurunnya Angka Kelahiran Menurut Kelompok Umur 15-19
tahun/Age Specific Fertility Ratio (ASFR) 15-19 tahun, dengan target 24 per-
1.000 kelahiran pada tahun 2021.
Rumah Sakit memiliki peran yang penting dalam pelayanan keluarga
berencana. Pada era 1980-1990-an, pelayanan KB di rumah sakit (PKBRS)
terbilang cukup sukses. Pada era tahun tersebut PKBRS diselenggarakan di
hampir seluruh rumah sakit di Indonesia, baik rumah sakit swasta maupun
pemerintah, yaitu dengan membentuk Unit Pelaksana Fungsional (UPF) yang
dipimpin oleh penanggung jawab PKBRS di bagian Kebidanan. PKBRS juga
mempunyai andil yang besar terhadap penurunan angka kematian ibu dan
angka kematian bayi, mencegah kehamilan yang tidak direncanakan, serta
penurunan stunting. Rumah Sakit juga sebagai rujukan bagi ibu hamil yang
memiliki risiko terhadap kehamilan berikutnya sehingga perlu menggunakan
kontrasepsi melalui KB pascapersalinan di Rumah Sakit.
Namun, beberapa tahun terakhir cakupan pelayanan KB di rumah sakit
belum sesuai harapan. Sejak dimulainya pelaksanaan JKN tahun 2014,
pelayanan KB di Rumah Sakit mengalami kendala seperti adanya regulasi
terkait pembiayaan di Rumah Sakit, rujukan berjenjang dan harus
berdasarkan indikasi medis. Oleh karena itu, dengan kerja sama dan
dukungan mitra kerja, seperti organisasi profesi, perhimpunan dan asosiasi
RS, diharapkan kegiatan pokok dan program kerja PKBRS dapat dilakukan
dan berjalan dengan lancar.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan keluarga berencana di rumah sakit yang
berkualitas
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan peran dan komitmen Rumah Sakit dalam pelayanan KB
b. Meningkatkan pelayanan KB Pasca Persalinan (PP) dan Pasca
Keguguran (PK)
c. Menurunkan kehamilan yang tidak diinginkan (KTD)
d. Mendukung upaya penurunan stunting
e. Meningkatkan Kualitas pelayanan KB di Rumah Sakit
f. Meningkatkan komitmen Pemerintah Pusat dan Daerah serta mitra
kerja dalam meningkatkan pelayanan KB di Rumah Sakit
E. Target Kegiatan
1. Meningkatknya peran dan komitmen Rumah Sakit dalam pelayanan KB
2. Meningkatnya pelayanan KB Pasca Persalinan (PP) dan Pasca Keguguran
(PK)
3. Turunnya kejadian kehamilan yang tidak diinginkan (KTD)
4. Turunnya angka kejadian stunting
5. Meningkatnya Kualitas pelayanan KB di Rumah Sakit
6. Meningkatnya komitmen Pemerintah Pusat dan Daerah serta mitra kerja
dalam meningkatkan pelayanan KB di Rumah Sakit
F. Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Rincian Kegiatan J F M A M J J A S O N D
Pokok a e a p ei u u g e k o e
n b r r n l t p t v s
t
1 Pelayanan Melakukan
rutin identifikasi klien
Memberikan
Komunikasi
Informasi Edukasi
(KIE)
Melakukan
konseling
Melakukan
kegiatan
penapisan medis
Memberikan
pelayanan
kontrasepsi
Melakukan
pemantauan
medis dan
pemberian
nasehat pasca
tindakan
Memberikan
edukasi
kunjungan
kontrol
Melakukan
kegiatan
pencatatan dan
pelaporan
Melakukan
monitoring dan
evaluasi
2. Pengemba Mengikuti
ngan Pelatihan yang
Sumber diadakan oleh
Daya eksternal RS
Manusia Mengadakan IHT
(Inhouse Training)
Mengadakan cek
up kesehatan
berkala bagi
petugas
3. Kegiatan Mengusulkan
Pengadaan kebutuhan
Alat/Obat Alat/Obat
kontraseps kontrasepsi
i (Alokon) (Alokon)
Mengadakan
kebutuhan
Alat/Obat
kontrasepsi
(Alokon)
Melakukan
penerimaan,
penyimpanan dan
pendistribusian
Alat/Obat
kontrasepsi
(Alokon)
4 Kegiatan Melakukan
Promosi promosi dan
KBRS edukasi KBRS
Melakukan
pemenuhan
sarana dan
prasarana KBRS
5 Kegiatan Melakukan
Jejaring penguatan
eksternal jejaring eksternal
KB wilayah Kota
Cepu Kabupaten
Blora Provinsi
Jawa Tengah.
Menghadiri
pertemuan rutin
jejaring eksternal.
G. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan
No Kegiatan Rincian Kegiatan Waktu Pengeval pelaporan Ket.
Pokok Evaluasi uasi
1 Pelayanan Melakukan Setiap Tim Direktur Laporan
rutin identifikasi klien Bulan KBRS Bulanan
Memberikan Setiap Tim Direktur Laporan
Komunikasi Bulan KBRS Bulanan
Informasi Edukasi
(KIE)
Melakukan Setiap Tim Direktur Laporan
konseling Bulan KBRS Bulanan
Melakukan Setiap Tim Direktur Laporan
kegiatan Bulan KBRS Bulanan
penapisan medis
Memberikan Tim Direktur Laporan
Setiap
pelayanan KBRS Bulanan
Bulan
kontrasepsi
Melakukan Setiap Tim Direktur Laporan
pemantauan Bulan KBRS Bulanan
medis dan
pemberian
nasehat pasca
tindakan
Memberikan Setiap Tim Direktur Laporan
edukasi Bulan KBRS Bulanan
kunjungan
kontrol
Melakukan Setiap Tim Direktur Laporan
kegiatan Bulan KBRS Bulanan
pencatatan dan
pelaporan
Melakukan Setiap Tim Direktur Laporan
monitoring dan Bulan KBRS Bulanan
evaluasi
2. Pengemba Mengikuti Bidang Ka Laporan
ngan Pelatihan yang
Pelayana Bagian Pelatiha
Sumber diadakan oleh
Daya eksternal RS Setelah n Perencan n
Manusia pelatihan
aan dan
Diklat
Mengadakan IHT Setelah Bidang Ka Laporan
(Inhouse Training) pelatihan
Pelayana Bagian Pelatiha
IHT
n Perencan n
aan dan
Diklat
Mengadakan cek Setahun Ketua Direktur Hasil
up kesehatan
sekali Tim cek up
berkala bagi
petugas KBRS kesehata
n
3. Kegiatan Mengusulkan Setiap Tim Direktur Laporan
Pengadaan kebutuhan Bulan KBRS Bulanan
Alat/Obat Alat/Obat
kontraseps kontrasepsi
i (Alokon) (Alokon)