Anda di halaman 1dari 10

PROGRAM KERJA PELAYANAN

KELUARGA BERENCANA RUMAH SAKIT


(PKBRS) PADA RSU PREMAGANA

TAHUN 2022

RUMAH SAKIT UMUM PREMAGANA

GIANYAR

2022

1
2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

A Pendahuluan .................................................................................................................... 1

B. Latar Belakang ............................................................................................................... 1

C. Tujuan............................................................................................................................. 2

D. Kegiatan Pokok dan Rencana kegiatan .......................................................................... 2

E. Cara Melaksanakan Kegiatan ......................................................................................... 3

F. Sasaran ............................................................................................................................ 4

G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan ........................................................................................ 5

I. Pencatatan, Pelaporan, dan Evaluasi Kegiatan ................................................................ 5

3
A. PENDAHULUAN

Sejak tahun 1995 beberapa program yang menyangkut pelayanan kesehatan


reproduksi telah dilaksanakan di Rumah Sakit termasuk pelayanan KB. Rumah sakit
sebagai tingkat rujukan mempunyai kewajiban menyediakan pelayanan KIE dan
konseling KB yang diarahkan pada terciptanya akseptor mantap (MOW/MOP),
penanganan efek samping dan komplikasi serta kegagalan KB, penanganan rujukan KB
yang meliputi pelimpahan kasus,peningkatan pengetahuan dan ketrampilan, penelitian
dan pengembangan KB serta pembinaan medis pelayanan KB untuk fasilitas pelayanan
dasar.

Pelayanan keluarga berencana (KB) di rumah sakit tidak mengalami


peningkatan berarti dalam lima tahun terakhir. Hasil survey Demografi dan kesehatan
Indonesia 2012 memperlihatkan hanya sedikit peningkatan pelayanan KB di rumah sakit,
baik rumah sakit pemerintah maupun swasta, jika dibandingkan dengan hasil SDKI 2007.
Untuk itu RS semakin didorong perannya untuk memantapkan program KB dengan
meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB di rumah sakit, khususnya metode
kontrasepsi jangka panjang. Salah satunya dalam bentuk revitalisasi Program
KeluargaBerencana Rumah Sakit (PKBRS). Upaya ini juga diharapkan ikut berkontribusi
padapenurunan angka kematian ibu dan bayi.Melihat keadaan Ini Tim PKBRS berusaha
meningkatkan kinerja ditahun 2022 dengan melakukan pembaharuan anggota dan
membentuk rencana kegiatan yang diharapkandapat dilaksanakan dengan baik.

B. LATAR BELAKANG

Berdasarkan sensus Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, jumlah penduduk Indonesia
berjumlah 237,641,326 jiwa yang mengalami peningkatan sebesar 5,32% dari tahun 2007.
Dengan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) sebesar 1,28% yang diperkirakan jumlah kelahiran
di Indonesia sebesar 5 Juta jiwa per tahun dan perkiraan angka keguguran sebesar 3,5 juta per
tahun. Sedangkan perkiraan persalinan yang terjadi di Rumah Sakit 20%, Bidan praktek swasta

4
30% dan Puskesmas/Bidan Pedesaan 50%. Mengingat besarnya jumlah kelahiran per tahun maka
diperlukan upaya untuk mengendalikan kelahiran melalui perencanaan keluarga dengan
menggunakan kontrasepsi terutama setelah melahirkan atau mengalami keguguran. Penggunaan
kontrasepsi pasca persalinan dan pasca keguguran memberikan kontribusi terhadap penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan pencapaian peserta KB Baru (PB) yang menjadi sasaran
program KB. Berdasarkan hasil pemantauan BKKBN terhadap pelayanan Keluarga Berencana
(KB) Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran di 22 Rumah Sakit (14 Provinsi) tahun 2008-2009,
rata-rata yang ber-KB setelah bersalin dan keguguran hanya 5-10%. Dengan kondisi tersebut,
salah satu hal penting yang perlu dilakukan adalah upaya optimalisasi Pelayanan Keluarga
Berencana di Rumah Sakit (PKBRS). Dimana Rumah Sakit merupakan salah satu tempat
fasilitas pelayanan kesehatan yang mempunyai peran besar untuk mengurangi Angka Kematian
Ibu (AKI), terlebih lagi setelah bersalin ibu langsung menggunakan kontrasepsi pasca persalinan
dengan tujuan akhir menurunkan AKI. Hal ini dilakukan karena saat ini makin melemahnya
pelayanan KB di Rumah Sakit milik pemerintah dan swasta, yang berimbas pada makin
banyaknya keluarga pasca melahirkan yang tidak segera ikut program KB.
Disamping itu perlu dilakukan pula upaya terpadu untuk meningkatkan cakupan Keluarga
Berencana Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran oleh para pengambil kebijakan, pengelola dan
pelaksana program baik di tingkat Provinsi maupun tingkat Kabupaten dan Kota.

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan Keluarga Berencana Pasca Persalinan
dan Pasca Keguguran di RSU Premagana
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan cakupan pelayanan KB Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran di
RSU Premagana
b. Meningkatkan pencapaian peserta KB baru Pasca Persalinan dan Pasca Keguguran
di RSU Premagana

5
c. Untuk memberikan pelayanan KB secara berkesinambungan pada semua ibu pasca
salin maupun pasca keguguran terutama bagi ibu yang belum memakai alat
kontrasepsi jangka panjang.

D. Kegiatan Pokok dan Rinciana Kegiatan

No KegiatanPokok RincianKegiatan

1 2 3

1. Peningkatan kualitas SDM dalam1. Pendidikan dan pelatihan tenaga perawat


pelayanan KB di rumah sakit (megikuti pelatihan / seminar / workshop
tentang KB )

2. Peningkatan sarana prasarana1. Pengadaanalat-alatmedis


pelayanan KB 2. Perbaikanalatmedis

3. Kalibrasialatmedis

4. Pengadaanalat non medis

5. Pengamprahanalokonke BKKBN

6. Pemeliharaandanpengecekanalat-
alatmedisdanalokon

3 Pelaksanaan pelayanan KB 7. Menyediakan pelayanan konseling KB

8. Menyediakan pelayanan konseling pranikah

9. Menyedikan pelayanan KB pasca persalinan


dan pasca keguguran

10. Menyediakan KB jenis pil, suntik,,kondom

11. Menyediakan pelayanan KB jangka panjang


seperti AKDR,AKBK

6
12. Menyediakan pelayanan KB mantap seperti
MOW

4 Pemantauan dan evaluasi program 13. Ketersediaan jenis dan alat

14. Ketersediaan penunjang

15. Ketersediaan tenaga kesehatan

16. Angka capaian pelayanan KB

17. Angka capaian pelayanan KB psca


keguguran

18. Kejadian tidak dilakukan KB pasca


persalinan dan KB pasca keguguran

E. Cara MelaksanakanKegiatan

1. Rapat
2. Monitoring kegiatan
3. Evalusaikegiatan

F. SASARAN
1. Sasaran audience
Sasaran audience dalam program TIM PKB-RS:
a. Seluruh tenaga medis, keperawatan dan non klinis dalam pelayanan KB .
b. Dokumen terkait dengan kegiatan pelayanan KB.

7
2. Sasaran pencapaian program

No kegiatan sasaran target

1 Peningkatan kualitas SDM dalam Terselenggaranya Setiap 6 bulan sekali


pelayanan KB di rumah sakit melalui pelatihan atau
pelatihan. penyegaran tentang
KB dari bagian diklat
rumah sakit untuk
medis dan paramedis
(dokter, bidan,
perawat)

2. Peningkatan sarana prasarana pelayanan Tersedianya sarana Evaluasi stok alokon


KB dan prasarana kb yang setiap bulannya dan
menunjang pelayanan maintenance alat-alat
KB di rumah sakit,
baik alat alat
penunjang maupun
stok alokon.

3. Menyelenggaraakan pelayanan KB di Terselenggaranya Pelayanan yang sesuai


rumah sakit pelayanan kb di SOP
rumah sakit , baik di
poliklinik kandungan,
dan ruang bersalin

4. Memantau dan evaluasi program Membuat laporan Laporan bulanan


bulanan dan tahunan
Laporan tahunan
sesuai masing –
masing metode
kontrasepsi

8
G. Jadwal Kegiatan

N Kegiatan Rincian kegiatan Bulan


o
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1. Peningkatan Pendidikan dan


kualitas SDM pelatiha ntenaga
dalam perawat (megikuti
pelayanan KB pelatihan / seminar /
di rumah sakit workshop tentang
KB)

2. Peningkatan 1. Pengadaan alat-alat


sarana medis
prasarana 2. Perbaikan alat medis
pelayanan KB
3. Kalibrasi alat medis

4. Pengadaan alat non


medis

5. Pengamprahan
alokon ke BKKBN

6. Pemeliharaan dan
pengecekan alat-alat
medis dan alokon

9
3 Pelaporan 7. Membuat laporan
jumlah kunjungan pasien
kunjungan Kb setiap bulannya
setiap sesuai jenis metode
bulannya dan kontrasepsi yang
total dipilih
pencapaian 8. Membuat laporan
selama 1 kunjungan pasien
tahun tahunan sesuai
metode kontrasepsi
yang dipilih

H. Evaluasi Kegiatan

1. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan


2. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan melalui rapat setiap triwulan TIM PKB-RS .
3. Pelaporan
Laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan dibuat setiap bulan berdasarkan masing-masing
kegiatan yang dilakukan. Laporan evaluasi bulanan ditujukan kepada Direktur dan instansi
BKKBN.

I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan

Pencatatan dilakukan di setiap kegiatan selesai dilakukan segera setelah kegiatan


pelayanan KB. Pelaporan pelaksanaan program dilakukan setiap 1 bulan sekali , da nada juga
laporan tahunan rekapan masing- masing metode kontrasepsi. .Evaluasi pelaksanaan program
dilakukan setiap 1 tahun sekali dengan melihat pelaksananan kegiatan yang sudah dilakukan dan
kegiatan yang belum dilakukan beserta hambatan pelaksanaan kegiatan dan laporan kepada
Direktur RSU Premagana.

10

Anda mungkin juga menyukai