Penyebab
tidak
langsung PERDARAHAN
15 %
PASCA
PERSALINAN
Abortus Kompletus
11 % 42 %
PARTUS LAMA
9%
EKLAMPSIA INFEKSI
13 %
10 %
Angka Kesakitan & Kematian Ibu
di seluruh dunia (estimasi tahun 1995)
1 Wanita MENINGGAL
JUMLAH KEMATIAN IBU
Data tahun 1995 1. India : 110.000
2. Ethiopia : 46.000
WHO/UNICEF/UNFPA (2001) 3. Nigeria : 45.000
4. INDONESIA : 22.000
5. Bangladesh : 20.000
6. Kongo : 20.000
7. China : 13.000
8. Kenya : 13.000
9. Sudan : 13.000
10. Tanzania : 13.000
11. Pakistan : 10.000
Dari seluruh jumlah kematian ibu melahirkan
diseluruh dunia, 65 % berasal dari ke 12 12. Uganda : 10.000
negara tsb.
TUJUAN
1. Mencegah infeksi pada waktu melakukan tindakan
atau pasca tindakan
ASEPSIS
Mengurangi/menghilangkan mikro-organisme pada
permukaan benda hidup (kulit, jaringan) & benda
mati (peralatan medis) hingga mencapai tingkat yang
aman
ANTISEPSIS
Membunuh/menghambat mikro-rganisme pada kulit
& jaringan tubuh dengan menggunakan larutan kimia
DEKONTAMINASI
Mengurangi tetapi tidak menghilangkan jumlah
mikro-organisme pada alat & bahan yang
terkontaminasi oleh darah/cairan tubuh selama atau
setelah operasi
PENCUCIAN
Menghilangkan darah, cairan tubuh atau benda asing
(debu/kotoran) dari kulit/peralatan
DISINFEKSI
Menghilangkan sebagian besar tetapi tidak semua
mikro-organisme dari peralatan
STERILISASI
Membunuh semua mikro-organisme (bakteri, virus,
jamur dan parasit) termasuk bakteri endospora dari
semua peralatan
BARIER PROTEKTIF
Penghalang fisik, mekanik atau kimia diantara
mikro-organisme dengan manusia
Apron
Sarung tangan
Larutan Antiseptik
Kaca mata
Larutan Desinfektan
PRINSIP
1. Anggap setiap orang terinfeksi
(pasien/petugas)
2. Cuci tangan
(mencegah kontaminasi silang)
3. Pakai sarung tangan sebelum memegang
barang yang basah (luka pada kulit,
membran mukosa, darah, cairan tubuh
atau peralatan yang kotor)
4. Gunakan cara kerja yang aman
5. Gunakan praktek pencegahan infeksi yg telah
direkomendasi (Dekontaminasi, Pencucian,
Sterilisasi/Desinfeksi Tingkat Tinggi)
RISIKO PENYEBARAN INFEKSI
1. Cuci tangan
1. Dekontaminasi
2. Pencucian
3. Sterilisasi/DTT
CUCI TANGAN
- Gunakan alkohol
SARUNG TANGAN
2. Membersihkan alat-alat
Iodofor (BETADIN)
Paraklorometaksilenol (DETTOL)
CARA KERJA YANG AMAN
• Gunakan alat suntik untuk satu kali pemakaian
• Bakar kontainer
PEMROSESAN ALAT-ALAT
DEKONTAMINASI
PENCUCIAN
METODE METODE
TERBAIK ALTERNATIF
DESINFEKSI
STERILISASI
TINGKAT TINGGI
KIMIAWI AUTOKLAF DRY HEAT REBUS UAP KIMIAWI
DINGINKAN
EFEKTIVITAS METODA UNTUK
PEMROSESAN ALAT-ALAT
DEKONTAMINASI
Membunuh HBV/HIV & sebagian besar mikr-organisme
PENCUCIAN (DENGAN AIR SAJA)
Membunuh mikro-organisme diatas 50%
PENCUCIAN (DENGAN AIR + DETERJEN)
Membunuh mikro-organisme diatas 80%
DISINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT)
Membunuh mikro-organisme diatas 95%
STERILISASI
Membunuh mikro-organisme 100%
DEKONTAMINASI
PRINSIP
• Mematikan virus Hepatitis dan AIDS
• Membuat alat-alat aman untuk penanganan
selanjutnya
• Harus dilakukan sebelum pencucian alat-alat
PRAKTEK
• Alat-alat & sarung tangan yang baru selesai dipakai,
rendam dalam larutan KLORIN 0,5 % selama 10
menit dan segera dicuci (WHO 1989)
• Meja periksa diseka dengan larutan Klorin
LARUTAN DEKONTAMINASI
DULU SEKARANG
KERUGIAN LARUTAN KLORIN
PRINSIP
• Menghilangkan bahan-bahan organik
Bahan-bahan organik melindungi mikro-organisme
terhadap sterilisasi & DTT
• Harus dilakukan untuk mengefektifkan Sterilisasi &
DTT
PRAKTEK
• Cuci dengan air & deterjen
• Sikat sampai tampak bersih
• Bilas langsung dengan air bersih
STERILISASI
PRINSIP
Mematikan semua mikro-organisme termasuk
Endospora
PRAKTEK
Autoklaf Dry Heat / Oven Kimiawi
Rendam dalam
Glutaraldehyde selama
8 - 10 jam atau dalam
Formaldehyde selama
24 jam
PRAKTEK
• Merebus
• Menguapkan
• Kimiawi
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (DTT)
I. MEREBUS
II. MENGUAPKAN
Tahun 1994
D.T.T SARUNG TANGAN
MEREBUS MENGUAPKAN
Sarung tangan dikeringkan Sarung tangan dikeringkan didalam
diudara terbuka alatnya
Pakai bahan bakar lebih banyak Pakai bahan bakar lebih sedikit
LARUTAN DESINFEKTAN
Klorin 0,1%
Glutaraldehid 2-4 %
Formaldehid (Formalin) 8 %
Hidrogen Peroksida 6 %