Anda di halaman 1dari 6

PELATIHAN KONSELING UBM

No. Dokumen : KA/P PULO LOR

KA JBG/PTM/

No. Revisi : 00

Tanggal Terbit : 23 Juli 2022

Halaman :

PUSKESMAS PENI DWI SULISTYANI, SKM


Penata Tk. 1
PULO LOR JOMBANG NIP.19740424 200003 2 002

I. PENDAHULUAN
Sesuai amanat Undang – Undang No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan,
bahwa kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran , kemauan dan
kemampuan hidup sehat masyarakat yang setinggi – tingginya sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia.

Saat ini rokok menjadi salah satu produk yang tingkat konsumsinya relatif tinggi
di masyarakat. Masalah rokok juga masih menjadi masalah nasional dan diprioritaskan
upaya penanggulangannya karena menyangkut berbagai aspek permasalahan dalam
kehidupan, yaitu aspek ekonomi, sosial politik dan terutama aspek kesehatan . Secara
umum kebiasaan merokok pada masyarakat Indonesia merupakan salah satu masalah
kesehatan karena konsumsi tembakau yang masih cenderung tinggi
Ekonomi di Indonesia pengeluaran untuk rokok menjadi pengeluaran nomor dua
setelah padi-padian yang besarnya rata-rata 10,4% atau 4 kali lipat lebih besar
daripada pengeluaran untuk membeli daging, telur dan susu. Pengeluaran untuk rokok
3 kali lebih tinggi dari biaya pendidikan (3,2%), dan hampir 4 kali lebih besar daripada
biaya kesehatan (2,7%).
Indonesia dengan jumlah penduduk sekitar 251 juta jiwa merupakan pasar
potensial bagi pengusaha rokok dikarenakan masih adanya kesempatan untuk
mengiklankan dan mensponsori berbagai kegiatan di masyarakat serta masih dijual
bebas eceran dan belum adanya peraturan yang melarang anak-anak merokok.
Merokok memiliki dampak negatif pada hampir seluruh organ tubuh manusia
sehingga meningkatkan risiko kejadian penyakit antara lain infeksi
saluran nafas, penyakit paru kronik, kanker (mulut, esofagus, paru-paru, dll), pembuluh
darah, hipertensi, katarak, diabetes dan disfungsi seksual. Data Global report on NCD
memberikan hasil prosentase kematian akibat penyakit tidak menular ( PTM )
menempati proporsi 63% dari seluruh akibat kematian ( Data WHO 2011 ) Bahan–
bahan kimia yang terdapat dalam tembakau mengakibakan berbagai dampak buruk
bagi kesehatan. Hampir 4.000 bahan kimia berbahaya terdapat dalam asap yang
dihasilkan dari tembakau. Sekitar 60 bahan kimia tersebut merupakan zat karsinogenik
yang dapat memicu terjadinya berbagai macam penyakit kanker. Tiga zat utama yang
terkandung dalam rokok adalah tar, nikotin dan karbonmonoksida adalah kumpulan dari
beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok dan bersifat karsinogenik,
kecanduan dan kerusakan organ tubuh akibat kurangnya oksigen di dalam tubuh .
Asap rokok orang lain ( AROL ) atau SHS ( Second Hand Smoke ) / Environmental
Tobacco Smoke ( ETS ) berbahaya bagi perokok pasif. Sejumlah 92 juta warga
Indonesia terpapar AROL dengan 43% adalah anak-anak ( 0-4 tahun ). Data kematian
kelompok rentan anak-anak akibat rokok sebesar 31% dan perempuan 64%.
Sesuai dengan salah satu strategi dalam MPOWER, yaitu mengoptimalkan
dukungan untuk berhenti merokok dengan kesempatan para perokok berkonsultasi
dengan para konselor atau petugas yang telah dilatih membantu seseorang berhenti
merokok. Perokok yang ingin berhenti merokok membutuhkan intervensi yang meliputi
pemberian informasi, dan dukungan berkelanjutan bagi para perokok untuk
menghentikan kebiasaannya .

Upaya umum yang dapat dilakukan adalah melalui promosi kesehatan.Promosi


kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui
proses pembelajaran dari,oleh,untuk dan Bersama masyarakat,agar mereka dapat
menolongdirinya sendiri,serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya
masyarakat,sesuai dengan kondisi social budaya setempat didukung oleh kebijakan
publikyang berwawasan kesehatan.Banyak masalah kesehatan di Indonesia,disebabkan
oleh perilaku yang belum ber-PHBS,mengakibatkan beban ganda yaitu banyaknya
kejadian penyakit menular maupun penyakit tidak menular seperti
hipertensi,diabetes,jantung dan kanker.

II. LATAR BELAKANG

Prevalensi perokok dewasa usia 15 tahun ke atas di dunia sebesar 24 %


( laki2 40% dan perempuan 9 %), perokok usia 13-15 tahun sebesar 9,5% . Sekitar
65% perokok di dunia berada di 10 negara termasuk Indonesia . Data WHO 2008
memberikan menyatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat ketiga ( 4,8% ) untuk
jumlah perokok terbesar setelah China ( 35% ) dan India ( 11,5% ) dan peringkat
pertama di ASEAN.
Jumlah perokok Indonesia melejit naik. Tercatat tidak kurang 60 juta jiwa
adalah perokok dan jumlah batang rokok juga mengalami peningkatan 700% selama 40
tahun sejak tahun 1970. Data Global Adult Tobacco Survey ( GATS ) 2011
menunjukkan prevalensi perokok 36,1% ( 67,4% laki-laki dan 4,5% perempuan ).
Sebesar 57 % memiliki anggota yang merokok yang hampir semuanya
merokok di dalam rumah ketika bersama anggota keluarga lainnya. Artinya, hampir
semua orang di Indonesia ini merupakan perokok pasif. Sebesar 87 % anak terpapar
rokok di dalam rumah. Bahkan yang lebih memprihatinkan adalah masyarakat mulai
merokok sejak usia 8 tahun atau sejak usia sekolah.
Pentingnya konseling untuk membantu klien dalam program berhenti merokok
disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya :
1. Banyak perokok kesulitan berhenti karena ketergantungan nikotin.
2. Berhenti merokok menyebabkan gejala withdrawal, yang membuat klien
relaps di saat berusaha berhenti merokok.
3. Karena gejala withdrawal berlangsung 2-4 minggu, maka sangat penting
untuk bisa membantu klien di bulan pertama program berhenti merokok.
Puskesmas Pulo Lor Jombang memiliki misi yang salah satu misinya adalah
memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.Namun
berdasarkan hasil data PHBS di Wilayah Kerja Puskesmas Pulo Lor Jombang masih jauh
dari target adalah kategori tidak merokok dalam rumah yaitu 51,6%.
Pemerintah Kabupaten Jombang telah mengeluarkan Peraturan Bupati
Jombang Nomor 16 Tahun 2021 tentang Gerakan Hidup Sehat di Kabupaten Jombang
yang salah satu isinya adalah Kawasan Tanpa Asap Rokok yang selanjutnya disingkat
KTR adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau
kegiatan memproduksi,menjual,mengiklankan,dan/atau mempromosikan produk
tembakau.

III. TUJUAN

1. Tujuan umum

Melindungi kesehatan masyarakat dari dampak buruk rokok dengan menurunkan


Jumlah perokok.

2. Tujuan khusus
a. Memberikan perlindungan yang efektif bagi masyarakat dari bahaya asap
rokok;
b. Menurunkan angka perokok dan mencegah perokok pemula;
c. Membantu menangani withdrawal effect para bekas perokok agar tidak relaps;
d. Membantu para perokok untuk memiliki motivasi berhenti merokok
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


1 Persiapan
 Mendiskusikan rencana kegiatan dengan
pimpinan puskesmas
 Menyebarkan surat pemberitahuan ke desa dan
Sekolah

Tahap  Mempersiapkan sarana prasarana


2. Pelaksanaan
Menyampaikan materi Upaya Berhenti Merokok
Menyampaikan materi Peran teman sebaya
dengan perilaku merokok
Pemantauan dan
Evaluasi
Monitoring hasil kegiatan dengan melakukan umpan
3
balik

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Linprog
No Kegiatan Peran Linsek Peran
yang terlibat

1. Pelatihan 1. Bidan Koordinasi dgn Kepala Memfasilitasi


konseling Pembina perangkat desa Desa tempat, sasaran
UBM
2. Promkes Membantu teknis Sekolah Penunjukan
pelaksanaan Guru UKS
penyuluhan Dinas Penunjukan
Pendidikan Narasumber

Kegiatan dilaksanakan dengan metode diskusi, Tanya jawab dengan peserta


pelatihan serta umpan balik dari narasumber.

VI. SASARAN

Sasaran utama adalah kader dan guru di wilayah kerja Puskesmas Pulo Lor Jombang

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

 Waktu pelaksanaan : Bulan Juli


 Tempat : Balai Desa Banjardowo
VIII.EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA
Pelaporan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan melalui LHK mengetahui
penanggung jawab UKM Esensial,dibuat setelah selesai kegiatan.

IX. PENCATATAN,EVALUASI KEGIATAN DAN PELAPORAN


 Pencatatan melalui notulen,daftar hadir,foto kegiatan,buku kegiatan petugas
 Evaluasi dilakukan pada lokmin bulan selanjutnya

Anda mungkin juga menyukai