Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS KELOLAAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN BRONKOPNEUMONIA

DISUSUN OLEH
TEUKU ILHAMSYAH PUTRA

DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT KENAIKAN JENJANG


PERAWAT KLINIS
SEPTEMBER 2020

RS AN-NISA TANGERANG
JALAN GATOT SUBROTO KM 3 NOMOR 96
CIBODAS – TANGERANG
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang3

1.2Tujuan Penulisan4

BAB IITINJAUAN TEORI

2.1Definisi5

2.2Etiologi5

2.3Pathway6

2.4Proses Keperawatan7

BAB IIILAPORAN KASUS KELOLAAN

3.1 Asesmen12

3.2Analisa Data12

3.2 Catatan Perkembangan13

BAB IV PENUTUP

4.1Simpulan15

4.2Saran15

DAFTAR PUSTAKA

Laporan Kasus Kelolaan 2


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pneumonia merupakan suatu proses imflamatori parenkim paru yang umumnya
disebabkan oleh agent infeksius (Smeltzer dan Bare, 2010). Pneumonia secara umum
dapat didefinisikan sebagai batuk filek yang disertai napas cepat yang ditandai dengan
dinding dada bawah tertarik kedalam atau nafas cepat

Berdasarkan rangkuman 28 Rumah Sakit di Kota Tangerang,pada tahun 2015


bronkopneumonia menempati urutan ke 10 dari 20 besar penyakit rawat jalan.
Sedangkan untuk rawat inap bronkopneumonia menempati urutan ke 13 dari 20 besar
penyakit (Dinkes Kota Tangerang, 2015).

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) RI tahun 2018 menunjukkan adanya


peningkatan prevalensi, atau jumlah penderita pneumonia dibandingkan pada tahun
2013. Berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan jumlah orang yang mengalami
gangguan penyakit ini pada 2018 yaitu sekitar 2 persen, sedangkan pada tahun 2013
adalah 1,8 persen. Padahal, pneumonia atau radang paru yang sering terjadi dapat
bersifat serius, bahkan yang dapat menyebabkan kematian yakni pneumonia
komunitas(Riskesdas, 2018).

Angka kejadian pneumonia lebih sering terjadi di negara berkembang, salah satunya
Indonesia. Tahun 2010 di Indonesia, pneumonia termasuk dalam 10 besar penyakit
rawat inap di rumah sakit. Angka kematian penyakit tertentu atau crude fatality rate
(CFR) akibat penyakit ini pada periode waktu tertentu dibagi jumlah kasus adalah 7,6
persen. Menurut Profil Kesehatan Indonesia, pneumonia menyebabkan 15 persen
kematian balita yaitu sekitar 922.000 balita tahun 2015. Dari tahun 2015-2018 kasus
pneumonia yang terkonfimasi pada anak-anak dibawah 5 tahun meningkat sekitar
500.000 per tahun. Tercatat jumlah penderita radang paru tersebut mencapai 505.331
pasien dengan 425 pasien meninggal. (RISKESDAS, 2018).

Laporan Kasus Kelolaan 3


1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Teridentifikasinya asuhan keperawatanpada pasien yang menderita
bronkopneumonia di IGD Isolasi RS ANNISA Tangerang
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Teridentifikasi etiologi penyakit bronkopneumonia di IGD Isolasi RS
ANNISA Tangerang
2. Teridentifikasi pengkajian pada pasien dengan bronkopneumonia di IGD
Isolasi RS ANNISA Tangerang
3. Teridentifikasi diagnosa keperawatan pada pasien dengan bronkopneumonia di
IGD Isolasi RS ANNISA Tangerang
4. Teridentifikasi intervensi keperawatan pada pasien dengan bronkopneumonia
di IGD Isolasi RS ANNISA Tangerang
5. Teridentifikasi implementasi keperawatan pada pasien dengan
bronkopneumonia di IGD Isolasi RS ANNISA Tangerang

Laporan Kasus Kelolaan 4


BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Pneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru. Bronkopneumonia digunakan
unuk menggambarkan pneumonia yang mempunyai penyebaran bercak, teratur satu
atau lebih terkoalisi dalam bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di
sekitarnya (Smeltzer & Bare, 2010). Bronkopneumonia adalah salah satu bentuk
infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang paru-paru. Paru-paru terdiri dari
kantung kecil yang disebut alveoli, yang terisi dengan udara saat orang sehat bernapas.
Ketika seseorang menderita pneumonia, alveoli berisi nanah dan cairan, yang
menyebabkan nyeri saat bernapas dan membatasi asupan oksigen (WHO, 2019).

2.2 Etiologi
Pneumonia dapat disebabkan oleh bemacam-macam etiologi baik faktor infeksi
maupun non infeksi. Faktor infeksi meliputi aspirasi benda asing, makanan dan asam
lambung, serta juga karena inhalasi zat kimia atau asap rokok. Penyakit pneumonia
yang disebabkan karena jamur sangatlah jarang (Smeltzer & Bare, 2010).
Pneumonia disebabkan oleh sejumlah agen penular, termasuk virus, bakteri, dan
jamur. Yang paling umum adalah Streptococcus pneumoniae penyebab paling umum
dari pneumonia bakterial pada anak-anak, Haemophilus influenzae tipe b (Hib) adalah
penyebab paling umum kedua dari pneumonia bacterial. Selain itu virus pernapasan
syncytial adalah penyebab virus paling umum dari pneumonia (WHO, 2019).

Laporan Kasus Kelolaan 5


2.3 Pathway

virus, bakteri dan jamur

Menginvasi bronkus

Inflamasi Infeksi saluran napas Inflamasi


bawah

Akumulasi sekret
di bronkus Dilatasi pembuluh Peningkatan
darah suhu tubuh

Tidak mampu
mengeluarkan Eksudat masuk ke Hipertermi
sekret alveoli

Batuk tidak efektif

Bersihan jalan
napas tidak efektif Gangguan difusi
gas

Gangguan
pertukaran gas

Laporan Kasus Kelolaan 6


2.4 Proses Keperawatan
2.4.2 Diagnosis Keperawatan
No Data Masalah Etiologi

1.

 Subjektif :
- Pasien mengatakan dirinya batuk sudah lebih dari 2
minggu, batuk berdahak, sulit dikeluarkan
 Objektif : Bersihan jalan napas tidak Hipersekresi jalan napas,
- Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, akral
hangat nadi kuat, td 125/80mmhg, n 89x/mnt, rr 25x/mnt, efektif proses infeksi
s 37.9 C, spo2 98% dengan nasal kanul 4lpm, suara napas
O

ronchi +/+, tidak ada retraksi dada


 Pemeriksaan penunjang:
- Hasil rongen: bronchopneumonia susp covid

2.  Subjektif : Hipertermi Proses infeksi


- Pasien mengatakan dirinya demam sudah lebih dari 2
minggu
 Objektif :
- Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, akral
hangat nadi kuat, td 125/80mmhg, n 89x/mnt, rr 25x/mnt,
s 37.9 C, spo2 98% dengan nasal kanul 4lpm, suara napas
O

ronchi +/+, tidak ada retraksi dada


 Pemeriksaan Penunjang:
- Hasil lab :
Hb : 15.0 / leukosit:11190 / limfosit:11/ eritrosit 5.24/
No Data Masalah Etiologi

hematocrit:46/ trombosit:253

2.4.3 Rencana Asuhan Keperawatan


Diagnosis
No Tujuan Intervensi
Keperawatan

1. Bersihan Jalan Setelah dilakukan asuhan keperawatan Terdiri dari:


Napas Tidak selama 7 jam diharapkan bersihan jaan 1. Pemantauan Respirasi :
Efektif napas meningkat dengan kriteria hasil:  Observasi
- Batuk efektif : Meningkat - Monitor frekuensi, irama dan kedalaman napas
- Produksi sputum : Menurun - Monitor pola napas
- Frekuensi napas : Membaik - Monitor kemampuan batuk efektif
- Monitor adanya produksi sputum
- Auskultasi bunyi napas
- Monitor saturasi oksigen
 Intervensi mandiri keperawatan
- Atur interval pemantauan respirasi
- Dokumentasikan hasil pemantauan
 Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan

2. Manajemen Jalan Napas :


 Observasi
- Monitor bunyi napas
- Monitor pola napas

Laporan Kasus Kelolaan 8


- Monitor produksi sputum
 Intervensi mandiri keperawatan
- Posisikan semi fowler/ fowler
- Berikan minum hangat
- Berikan oksigen
 Edukasi
- Anjurkan asupan cairan 2000ml/hari
- Ajarkan teknik batuk efektif
 Edukasi
- Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik

3. Latihan Batuk Efektif :


 Observasi
- Identifikasi kemmpuan batuk
- Monitor adanya retensi sputum
 Intervensi mandiri keperawatan
- Posisikan semi fowler/ fowler
- Berikan perlak dan bengkok di pangkuan pasien
- Buang seret pada tempat sputum
 Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
- Anjurkan Tarik napas dalam melalui hidung selama
4 detik, tahan selama 2 detik, keluarkan dari mulut
dengan bibir dibultkan
- Anjurkan mengulangi tarik napas dalam hingga 3
kali
- Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik
napas yang ke 3

 Kolaborasi

Laporan Kasus Kelolaan 9


- Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik
2. Hipertermi Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Manajemen Hipertermia :
selama 7 jam diharapkan termoregulasi  Observasi
membaik dengan kriteria hasil: - Monitor suhu tubuh
- Suhu Tubuh : Membaik - Monitor haluaran urine
- Suhu Kulit : Membaik - Identifikasi peyebab hipertermia
 Intervensi mandiri keperawatan
- Sediakan lingkungan yang dingin
- Longgarkan pakaian
- Berikan cairan oral
- Lakukan pendinginan eksternal (kompres hangat
pada dahi, leher, dada, aksila)
 Edukasi
- Anjurkan tirah baring
 Kolaborasi
- Kolaborasi cairan dan elektrolit intravena

2. Regulasi Temperatur :
 Observasi
- Monitor suhu tubuh
- Monitor tekanan darah, frekuensi pernapasan dan
nadi
- Monitor warna dan suhu kulit
 Intervensi mandiri keperawatan
- Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien
- Gunakan kompres hangat untuk menurunkan suhu
tubuh
 Edukasi
- Jelaskan tujuan dari kompres dingi
 Kolaborasi

Laporan Kasus Kelolaan 10


- Kolaborasi pemberian antipiretik

Laporan Kasus Kelolaan 11


2.4.1 Asesmen
2.4.1.1 Anamnesa
Pasien dating ke IGD RS Annisa Tangerang Pada 29-8-2020 dengan keluhan sesak,
batuk berdahak, lemas, demam sejak 2 minggu yang lalu. Pasien bekerja sebagai
karyawan swasta di salah satu pabrik di Tangerang. Pemeriksaan fisik pasien
sebagai berikut: TD: 110/78mmHg, N: 89x/menit, RR 25x/menit, S: 37,9OC, SPO2
89%. Gangguan penghindu dan perasa disangkal.

2.4.1.2 Asesmen Fisik


Berisi pemeriksaan:
1. Airway
Jalan napas pasien terhambat oleh sekret, pasien mengatakan bahwa diriya
tidak mampu mengeluarkan dahak meskipun sudah batuk.
2. Breathing
Pasien bernapas tersengal-sengal, rr 25x/menit.Terdegar ronchi di kedua lapang
paru pasien. Terlihat retraksi dada dan nafas cuping hidung
3. Circulation
Teknan darah pasien 110/78mmHg, irama jantung regular dengan denyut nadi
89x/menit, akral dingin, tidak ada sianosis.
2.4.1.3 Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan radiology (Chest X-Ray)
Teridentifikasi adanya penyebaran (misal lobus dan bronchial), menunjukkan
multiple abses/infiltrat, penyebaran atau lokasi infiltrasi (bacterial),
penyebaran/extensive nodul infiltrat (viral).
- Pemeriksaan laboratorium (DL, Serologi, LED)
Leukositosis menunjukkan adanya infeksi bakteri, menentukan diagnosis secara
spesifik, LED biasanya meningkat.
- Analisis gas darah dan Pulse oximetry
Menilai tingkat hipoksia dan kebutuhan O2.
- Kultur Sputum dan Darah
Untuk mengetahui oganisme/bakteri peyebab gangguan pernapasan.
BAB III
LAPORAN KASUS KELOLAAN

3.1 Asesmen

3.2 Analisis Data


No Data Masalah Etiologi

1.  Subjektif :
- Pasien mengatakan dirinya batuk sudah
lebih dari 1 minggu, batuk berdahak, sulit
dikeluarkan
 Objektif : Hipersekresi
- Keadaan umum sedang, kesadaran Bersihan jalan
composmentis, akral hangat nadi kuat, td jalan napas,
110/78mmhg, n 89x/mnt, rr 25x/mnt, s napas tidak efektif
proses infeksi
37.9 C, spo2 98% dengan nasal kanul
O

4lpm, suara napas ronchi +/+, ada retraksi


dada
 Pemeriksaan penunjang:
- Hasil rongen: bronchopneumonia susp
covid
2.  Subjektif :
- Pasien mengatakan dirinya demam sudah
lebih dari 1 minggu
 Objektif :
- Keadaan umum sedang, kesadaran
composmentis, akral hangat nadi kuat, td
110/78mmhg, n 89x/mnt, rr 25x/mnt, s
37.9 C, spo2 98% dengan nasal kanul
O
Hipertermi Proses infeksi
4lpm, suara napas ronchi +/+, ada retraksi
dada
 Pemeriksaan Penunjang:
- Hasil lab :
Hb : 15.0 / leukosit:11190 / limfosit:11/
eritrosit 5.24/ hematocrit:46/
trombosit:253

Laporan Kasus Kelolaan 13


3.3 Catatan Perkembangan
Tanggal/ Jam Catatan Perkembangan/ Observasi selama di IGD

30/8/2020 S : Pasien mengatakan bahwa dirinya lemas, demam naik turun, sesak dan
22.45 tidak mampu mengeluarkan dahak

O : Pasien suspect covid, Keadaan Umum sedang, kesadaan composentis,


TD : td 125/80mmhg, n 89x/mnt, rr 24x/mnt, s 37.7 C, spo2 98%
O

dengan nasal kanul 4lpm, suara napas ronchi +/+, ada retraksi dada,
pasien terlihat tidak mampu mengeluarkan dahak

A : Besihan Jalan Napas Tidak Efektif, Hipertermi

P : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 10 jam diharapkan


bersihan jalan napas asien meningkat dengan kriteria hasil:
- Batuk efektif : Meningkat
- Produksi sputum : Menurun
- Frekuensi napas : Membaik
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 10 jam diharapkan
termoregulasi membaik dengan kriteria hasil:
- Suhu Tubuh : Membaik
- Suhu Kulit : Membaik

I : - Memonitor frekuensi, irama dan kedalaman napas


- Memonitor pola dan bunyi napas
- Mengajarkan latihan batuk efektif
- Melakukan kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran dan
mukolitik (OBH)
- Memonitor suhu tubuh
- Menyediakan lingkungan yang dingin
- Menganjurkan pasien untuk monggarkan pakaian
- Memberikan edukasi untuk melakukan kompres hangat pada dahi,
leher, dada, aksila
- Melakukan kolaborasi cairan, elektrolit intravena dan antipiretik
(paracetamol)

31/8/2020 S : Pasien mengatakan bahwa dirinya masih lemas, demam masih naik
21.58 turun, sesak masih ada, batuk masih ada

O : Pasien suspect covid, Keadaan Umum sedang, kesadaan composentis,


TD : td 118/79mmhg, n 78x/mnt, rr 24x/mnt, s 37.7 C, spo2 98%
O

dengan nasal kanul 4lpm, suara napas ronchi +/+, ada retraksi dada,
pasien sudah mampu mengeluarkan dahak

Laporan Kasus Kelolaan 14


A : Besihan Jalan Napas Tidak Efektif, Hipertermi
P : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 10 jam diharapkan
bersihan jalan napas asien meningkat dengan kriteria hasil:
- Batuk efektif : Meningkat
- Produksi sputum : Menurun
- Frekuensi napas : Membaik
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 10 jam diharapkan
termoregulasi membaik dengan kriteria hasil:
- Suhu Tubuh : Membaik
- Suhu Kulit : Membaik

I : - Memonitor frekuensi, irama dan kedalaman napas


- Memonitor pola dan bunyi napas
- Mengajarkan latihan batuk efektif
- Melakukan kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran dan
mukolitik (OBH)
- Memonitor suhu tubuh
- Menyediakan lingkungan yang dingin
- Menganjurkan pasien untuk monggarkan pakaian
- Memberikan edukasi untuk melakukan kompres hangat pada dahi,
leher, dada, aksila
- Melakukan kolaborasi cairan, elektrolit intravena dan antipiretik
(paracetamol)

2/9/2020 S : Pasien mengatakan bahwa demam pada saat malam saja, sesak masih
08.00 ada, batuk masih ada

O : Pasien suspect covid, Keadaan Umum sedang, kesadaan composentis,


TD : td 120/75mmhg, n 69x/mnt, rr 23x/mnt, s 37.7 C, spo2 99%
O

dengan nasal kanul 3lpm, suara napas ronchi +/+, ada retraksi dada,
pasien sudah mampu mengeluarkan dahak

A : Besihan Jalan Napas Tidak Efektif, Hipertermi


P : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 jam diharapkan
bersihan jalan napas asien meningkat dengan kriteria hasil:
- Batuk efektif : Meningkat
- Produksi sputum : Menurun
- Frekuensi napas : Membaik

I : - Memonitor frekuensi, irama dan kedalaman napas


- Memonitor pola dan bunyi napas
- Mengajarkan latihan batuk efektif
- Melakukan kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran dan
mukolitik (OBH)

3.4

Laporan Kasus Kelolaan 15


BAB IV
PENUTUP

3.1 Simpulan
Kasus bronkopneumonia dari tahun ke tahun menunjukkan adanya peningkatan
prevalensi. Perawat harus menyadari bahwa dengan meberikan asuhan keperawatan
yang baik dan benar pada pasien dengan bronkopneumonia dapat menekan jumlah
peningkatan prevalensi angka kesakitan maupun kematian akibat
bronkopneumonia.

Dengan memberikan asuhan keperawatan yang baik dan sesuai dengan SDKI, SIKI
dan SLKI diharapkan pasien dapat merasakan peningkatan status kesehatan yang
dimiliki oleh dirinya.

3.2 Saran
Saran saya untuk rumah sakit agar menyediakan leaflet yang sesuai dengan kondisi
penyakit pasien yang di rawat inap, dan memperbanyak leaflet mengenai kasus
bronkopneumonia / covid.

Selain itu saya menyarankan untuk memberikan sekat di ruang IGD Isolasi RS
Annisa, agar pasien merasa aman dan nyaman selama dirawat, karens perawat dan
pasien tidak mengetahui hasil swab kedepannya dari para pasien yang ada di
ruangan tersebut.

Saran saya yang terakhir, sebaiknya igd isolasi covid menyediakan oksigen sentral
di tiap tempat tidur pasien, karena hal ini membantu menunjang kebutuhan pasien
dalam hal pemberian asuhan, salah satu contohnya adalah pemberian oksigen
terhadap pasien – pasien yang desak dan saturasinya dibawah batas normal.

Laporan Kasus Kelolaan 16


DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Kota Tangerang (2018). Profil Kesehatan Kota Tangerang Tahun 2015.
Tangerang : Dinas Kesehatan Kota Tangerang

Kementerian Kesehatan RI (2018). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan

PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Indikator


Diagnostik. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Tindakan


Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Smeltzer, Suzanne C. O’Connell., Bare, B. G. (2012). Brunner and Suddarth’s textbook of


Medicalsurgical Nursing 12th Edition. Philadelphia: Lipincott Williams & Wilkins.

World Health Organzation (2019). Pneumonia. https://www.who.int/news-room/fact-


sheets/detail/pneumonia. Diakses tanggal 13 September 2020

Laporan Kasus Kelolaan 17

Anda mungkin juga menyukai

  • Judul Pedoman Pelayanan
    Judul Pedoman Pelayanan
    Dokumen1 halaman
    Judul Pedoman Pelayanan
    Dewani Vita Cahya Abdilah
    Belum ada peringkat
  • Standar PMKP
    Standar PMKP
    Dokumen2 halaman
    Standar PMKP
    Dewani Vita Cahya Abdilah
    Belum ada peringkat
  • Panduan Ap Fix
    Panduan Ap Fix
    Dokumen19 halaman
    Panduan Ap Fix
    Dewani Vita Cahya Abdilah
    Belum ada peringkat
  • Kebijakan Pedoman Pelayanan
    Kebijakan Pedoman Pelayanan
    Dokumen2 halaman
    Kebijakan Pedoman Pelayanan
    Dewani Vita Cahya Abdilah
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Dewani Vita Cahya Abdilah
    Belum ada peringkat
  • Judul Pedoman Pengorganisasian
    Judul Pedoman Pengorganisasian
    Dokumen1 halaman
    Judul Pedoman Pengorganisasian
    Dewani Vita Cahya Abdilah
    Belum ada peringkat
  • Bab 3
    Bab 3
    Dokumen3 halaman
    Bab 3
    Dewani Vita Cahya Abdilah
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen6 halaman
    Bab 1
    Dewani Vita Cahya Abdilah
    Belum ada peringkat
  • Bab 2
    Bab 2
    Dokumen14 halaman
    Bab 2
    Dewani Vita Cahya Abdilah
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen8 halaman
    Bab 4
    Dewani Vita Cahya Abdilah
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 03
    Bab 3 03
    Dokumen3 halaman
    Bab 3 03
    Dewani Vita Cahya Abdilah
    Belum ada peringkat
  • NOTULEN RAPAT Evaluasi Program Kerja PMKP Tahun 2022
    NOTULEN RAPAT Evaluasi Program Kerja PMKP Tahun 2022
    Dokumen5 halaman
    NOTULEN RAPAT Evaluasi Program Kerja PMKP Tahun 2022
    Dewani Vita Cahya Abdilah
    0% (1)
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen3 halaman
    Kata Pengantar
    Dewani Vita Cahya Abdilah
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 03
    Bab 1 03
    Dokumen6 halaman
    Bab 1 03
    Dewani Vita Cahya Abdilah
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 07
    Bab 3 07
    Dokumen3 halaman
    Bab 3 07
    Dewani Vita Cahya Abdilah
    Belum ada peringkat
  • Proker LT2 Revisi
    Proker LT2 Revisi
    Dokumen3 halaman
    Proker LT2 Revisi
    Dewani Vita Cahya Abdilah
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN PELAKSANAAN Pneumonia
    LAPORAN PELAKSANAAN Pneumonia
    Dokumen6 halaman
    LAPORAN PELAKSANAAN Pneumonia
    Dewani Vita Cahya Abdilah
    Belum ada peringkat
  • Pedoman Pengorganisasian
    Pedoman Pengorganisasian
    Dokumen28 halaman
    Pedoman Pengorganisasian
    Dewani Vita Cahya Abdilah
    Belum ada peringkat