Laporan Kasus Kelolaan Fix
Laporan Kasus Kelolaan Fix
DISUSUN OLEH
TEUKU ILHAMSYAH PUTRA
RS AN-NISA TANGERANG
JALAN GATOT SUBROTO KM 3 NOMOR 96
CIBODAS – TANGERANG
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang3
1.2Tujuan Penulisan4
2.1Definisi5
2.2Etiologi5
2.3Pathway6
2.4Proses Keperawatan7
3.1 Asesmen12
3.2Analisa Data12
BAB IV PENUTUP
4.1Simpulan15
4.2Saran15
DAFTAR PUSTAKA
Angka kejadian pneumonia lebih sering terjadi di negara berkembang, salah satunya
Indonesia. Tahun 2010 di Indonesia, pneumonia termasuk dalam 10 besar penyakit
rawat inap di rumah sakit. Angka kematian penyakit tertentu atau crude fatality rate
(CFR) akibat penyakit ini pada periode waktu tertentu dibagi jumlah kasus adalah 7,6
persen. Menurut Profil Kesehatan Indonesia, pneumonia menyebabkan 15 persen
kematian balita yaitu sekitar 922.000 balita tahun 2015. Dari tahun 2015-2018 kasus
pneumonia yang terkonfimasi pada anak-anak dibawah 5 tahun meningkat sekitar
500.000 per tahun. Tercatat jumlah penderita radang paru tersebut mencapai 505.331
pasien dengan 425 pasien meninggal. (RISKESDAS, 2018).
2.1 Definisi
Pneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru. Bronkopneumonia digunakan
unuk menggambarkan pneumonia yang mempunyai penyebaran bercak, teratur satu
atau lebih terkoalisi dalam bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di
sekitarnya (Smeltzer & Bare, 2010). Bronkopneumonia adalah salah satu bentuk
infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang paru-paru. Paru-paru terdiri dari
kantung kecil yang disebut alveoli, yang terisi dengan udara saat orang sehat bernapas.
Ketika seseorang menderita pneumonia, alveoli berisi nanah dan cairan, yang
menyebabkan nyeri saat bernapas dan membatasi asupan oksigen (WHO, 2019).
2.2 Etiologi
Pneumonia dapat disebabkan oleh bemacam-macam etiologi baik faktor infeksi
maupun non infeksi. Faktor infeksi meliputi aspirasi benda asing, makanan dan asam
lambung, serta juga karena inhalasi zat kimia atau asap rokok. Penyakit pneumonia
yang disebabkan karena jamur sangatlah jarang (Smeltzer & Bare, 2010).
Pneumonia disebabkan oleh sejumlah agen penular, termasuk virus, bakteri, dan
jamur. Yang paling umum adalah Streptococcus pneumoniae penyebab paling umum
dari pneumonia bakterial pada anak-anak, Haemophilus influenzae tipe b (Hib) adalah
penyebab paling umum kedua dari pneumonia bacterial. Selain itu virus pernapasan
syncytial adalah penyebab virus paling umum dari pneumonia (WHO, 2019).
Menginvasi bronkus
Akumulasi sekret
di bronkus Dilatasi pembuluh Peningkatan
darah suhu tubuh
Tidak mampu
mengeluarkan Eksudat masuk ke Hipertermi
sekret alveoli
Bersihan jalan
napas tidak efektif Gangguan difusi
gas
Gangguan
pertukaran gas
1.
Subjektif :
- Pasien mengatakan dirinya batuk sudah lebih dari 2
minggu, batuk berdahak, sulit dikeluarkan
Objektif : Bersihan jalan napas tidak Hipersekresi jalan napas,
- Keadaan umum sedang, kesadaran composmentis, akral
hangat nadi kuat, td 125/80mmhg, n 89x/mnt, rr 25x/mnt, efektif proses infeksi
s 37.9 C, spo2 98% dengan nasal kanul 4lpm, suara napas
O
hematocrit:46/ trombosit:253
Kolaborasi
2. Regulasi Temperatur :
Observasi
- Monitor suhu tubuh
- Monitor tekanan darah, frekuensi pernapasan dan
nadi
- Monitor warna dan suhu kulit
Intervensi mandiri keperawatan
- Sesuaikan suhu lingkungan dengan kebutuhan pasien
- Gunakan kompres hangat untuk menurunkan suhu
tubuh
Edukasi
- Jelaskan tujuan dari kompres dingi
Kolaborasi
3.1 Asesmen
1. Subjektif :
- Pasien mengatakan dirinya batuk sudah
lebih dari 1 minggu, batuk berdahak, sulit
dikeluarkan
Objektif : Hipersekresi
- Keadaan umum sedang, kesadaran Bersihan jalan
composmentis, akral hangat nadi kuat, td jalan napas,
110/78mmhg, n 89x/mnt, rr 25x/mnt, s napas tidak efektif
proses infeksi
37.9 C, spo2 98% dengan nasal kanul
O
30/8/2020 S : Pasien mengatakan bahwa dirinya lemas, demam naik turun, sesak dan
22.45 tidak mampu mengeluarkan dahak
dengan nasal kanul 4lpm, suara napas ronchi +/+, ada retraksi dada,
pasien terlihat tidak mampu mengeluarkan dahak
31/8/2020 S : Pasien mengatakan bahwa dirinya masih lemas, demam masih naik
21.58 turun, sesak masih ada, batuk masih ada
dengan nasal kanul 4lpm, suara napas ronchi +/+, ada retraksi dada,
pasien sudah mampu mengeluarkan dahak
2/9/2020 S : Pasien mengatakan bahwa demam pada saat malam saja, sesak masih
08.00 ada, batuk masih ada
dengan nasal kanul 3lpm, suara napas ronchi +/+, ada retraksi dada,
pasien sudah mampu mengeluarkan dahak
3.4
3.1 Simpulan
Kasus bronkopneumonia dari tahun ke tahun menunjukkan adanya peningkatan
prevalensi. Perawat harus menyadari bahwa dengan meberikan asuhan keperawatan
yang baik dan benar pada pasien dengan bronkopneumonia dapat menekan jumlah
peningkatan prevalensi angka kesakitan maupun kematian akibat
bronkopneumonia.
Dengan memberikan asuhan keperawatan yang baik dan sesuai dengan SDKI, SIKI
dan SLKI diharapkan pasien dapat merasakan peningkatan status kesehatan yang
dimiliki oleh dirinya.
3.2 Saran
Saran saya untuk rumah sakit agar menyediakan leaflet yang sesuai dengan kondisi
penyakit pasien yang di rawat inap, dan memperbanyak leaflet mengenai kasus
bronkopneumonia / covid.
Selain itu saya menyarankan untuk memberikan sekat di ruang IGD Isolasi RS
Annisa, agar pasien merasa aman dan nyaman selama dirawat, karens perawat dan
pasien tidak mengetahui hasil swab kedepannya dari para pasien yang ada di
ruangan tersebut.
Saran saya yang terakhir, sebaiknya igd isolasi covid menyediakan oksigen sentral
di tiap tempat tidur pasien, karena hal ini membantu menunjang kebutuhan pasien
dalam hal pemberian asuhan, salah satu contohnya adalah pemberian oksigen
terhadap pasien – pasien yang desak dan saturasinya dibawah batas normal.
Dinas Kesehatan Kota Tangerang (2018). Profil Kesehatan Kota Tangerang Tahun 2015.
Tangerang : Dinas Kesehatan Kota Tangerang
Kementerian Kesehatan RI (2018). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta : Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kesehatan
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI