Anda di halaman 1dari 20

Sub Pembahasan

• Teori Rahn dan Sejarah Sejarah Rahn


• Maksud dan Tujuan Penggadaian Syariah di Indonesia
• Menjelaskan proses pemberian marhun bih (pinjaman gadai syariah).
• Menjelaskan proses pelunasan marhun bih.
• Menjelaskan penyimpanan marhun.
• Menjelaskan proses lelang marhun.
• Menjelaskan manajemen risiko di pegadaian syariah.
• Menjelaskan sumber pendanaan
Teori Rahn dan Sejarah Sejarah
Rahn
Rahn dalam bahasa Arab memiliki pengertian tetap dan berkelanjutan. Ada yang menyatakan kata
rahn bermakna tertahan dengan dasar Firman Allah SWT.
ٌ‫س َب ۡت َر ِهينَة‬
َ ‫ُك ُّل ن َۡف ِ ِۢس ِب َما َك‬ 
“Tiap-tiap diri bertanggung jawab (tertahan) atas apa yang telah diperbuatnya,” (QS. Al Muddassir.
74:38).
Kata “rahienah” bermakna tertahan.

Ibnu Faaris menyatakan bahwa huruf Raa, Haa’ dan Nun adalah asal kata yang menunjukkan
tetapnya sesuatu yang diambil dengan hak atau tidak.
Dari kata inilah makna kata al Rahn yaitu sesuatu yang digadaikan.

Adapun definisi rahn dalam istilah syariah, dijelaskan para ulama dengan ungkapan, “Menjadikan
harta benda sebagai jaminan utang untuk dilunasi dengan jaminan tersebut ketika tidak mampu
melunasinya.”
SEJARAH INTERNASIONAL

 Dalam hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh


Bukhari dan Muslim dari Aisyah RA, disebutkan bahwa Rasullullah
SAW pernah membeli makanan dari seorang Yahudi dengan
menjadikan baju besinya sebagai barang jaminan. Artinya praktik
gadai (rahn) telah terjadi sejak zaman Nabi Muhammad SAW.

 Gadai yang dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW sudah dapat


dipastikan tidak mengandung unsur riba. Memang secara tersurat
dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Aisyah RA, tidak
disebutkan tentang bagaimana Nabi Muhammad SAW
mengembalikan pinjaman Beliau kepada orang Yahudi dan
berapa jumlah pengembaliannya. Namun dari dalil Al Qur’an dan
hadits tentang larangan riba maka dengan sendirinya tidak
diperkenankan ada unsur riba dalam transaksi rahn.
Sejarah Indonesia

 Pada tanggal 04 Januari 2003, PT Pegadaian (Persero) membuka


layanan pegadaian syariah yang ketika itu berstatus sebagai Unit
Layanan Gadai Syariah (ULGS). Selanjutnya, PT Pegadaian (Persero)
semakin menguatkan dukungan terhadap pengembangan
pegadaian syariah dengan membuka cabangcabang pegadaian
syariah di berbagai wilayah di Indonesia dengan menaikkan status
ULGS menjadi
 Cabang Pegadaian Syariah (CPS).
Dasar Hukum Pegadaian Syariah

 A l Qur’an
 Al-Baqarah Ayat 282 – 283:
 Hadis
 I jma (Kesepakatan Ulama)
 Kaidah Fikih
Proses Pokok Dalam Pemberian
Marhun Bih
 Proses penilaian marhun.
Nilai Yang Ditetapkan Kantor Pusat Pegadaian
Nilai Yang Tidak Ditetapkan Kantor Pusat Pegadaian
Secara umum, penilaian untuk menentukan nilai taksiran marhun diperoleh dari
beberapa
 pertimbangan yaitu:
a. Mempertimbangkan fluktuasi harga di masa lalu.
b. Mempertimbangkan standar harga barang second dari masing-masing jenis marhun.
c. Mempertimbangkan kondisi barang.
d. Mempertimbangkan kecepatan proses pemberian marhun bih produk sejenis dari produsen
lain.
e. Mempertimbangkan tingkat permintaan dan penawaran dari marhun;
f. Mempertimbangkan nilai jual kembali selama periode marhun bih.


Proses Menentukan Nilai Marhun
Bih
 Dalam proses penentuan marhun bih terdapat beberapa faktor
yang menjadi acuan seperti:
1. 1. Tenor (jangka waktu) marhun bih.
2. 2. Biaya modal kerja (cost of capital).
3. 3. Bea lelang.
4. 4. Pertumbuhan ekonomi berskala nasional.
5. 5. Faktor-faktor lain yang berhubungan langsung dengan risiko
dalam periode marhun bih.
Alur dan Penjelasan Pemberian
Marhun Bih
Pelunasan Marhun Bih

 Pelunasan marhun bih terbagi atas dua bagian, yaitu:


1. Pelunasan Keseluruhan.
2. Perpanjangan
Pelunasan Keseluruhan
 Pelunasan keseluruhan atau disebut “pelunasan” saja yaitu transaksi
pembayaran sebesar marhun bih ditambah dengan ujrah oleh
nasabah. Pembayaran pelunasan gadai dapat dilakukan dilakukan
di semua kantor pegadaian syariah.
Perpanjangan

 Perpanjangan adalah transaksi pembayaran sebagian marhun bih


ditambah dengan ujrah, atau pembayaran ujrah saja, atau
permintaan tambah marhun bih dengan membayar ujrah, Dengan
demikian perpanjangan yang dilakukan nasabah mencakup
transaksi berikut ini.
1. Ulang rahn, yaitu transaksi memperpanjang tenor (jangka waktu) gadai
sebesar marhun bih yang lama.
2. Cicil. yaitu transaksi memperpanjang tenor (jangka waktu) gadai dengan
didahului pembayaran sebagian marhun bih.
3. Minta tambah, yaitu transaksi memperpanjang tenor (jangka waktu) gadai
dengan mendapatkan tambahan marhun bih dan membayar ujrah.
Alur Perpanjangan Rahn
Simulasi Pemberian Marhun Bih dan
Pelunasannya
 Pada tanggal 1 Desember 2015 seorang
nasabah datang ke kantor cabang pegadaian
syariah menggadaikan barang berupa cincin
emas. Setelah dilakukan pengujian oleh
penaksir, diketahui bahwa cincin berkadar 22
karat berat 5 gram. Asumsi Standar Taksiran
Logam (STL) Emas yang berlaku pada tanggal
01 Desember 2015 Rp500.000,00. Tanggal 12
Desember 2015 nasabah melunasi marhun bih
rahn-nya.
Penyimpanan Marhun

 Marhun merupakan aset milik nasabah yang menjadi jaminan


hutang nasabah, sehingga penyimpanannya harus dikelola
dengan baik. Dalam penyimpanan marhun dilakukan
pengelompokkan atau penggolongan marhun. Penggolongan jenis
marhun ini bertujuan untuk memudahkan dalam proses
penyimpanan marhun. Pertimbangan dalam melakukan
penggolongan marhun ini didasarkan pada hal-hal berikut:
1. Jenis barang berharga yang volume fisiknya kecil namun nilainya besar dan
harus disimpan dalam strong room atau brankas.
2. Efisiensi operasional penggunaan space marhun.
Lelang Marhun dan Pembayaran
Uang Kelebihan
Manajemen Risiko Pegadaian
Syaria
 Risk Appetite
Pegadaian mendefinisikan risk appetite sebagai tingkat dan jenis risiko yang bersedia
diambil oleh perusahaan dalam rangka mencapai sasaran bisnis. Risk appetite yang
ditetapkan oleh Pegadaian tercermin dalam strategi dan sasaran bisnis perusahaan.

 Stress Test
Pegadaian secara berkala dan berkelanjutan melakukan stress test dengan berbagai
skenario serta melakukan pendalaman terhadap faktor-faktor dan parameter dalam
stress testing. Skenario dalam pelaksanaan stress test pada umumnya
mempertimbangkan beberapa variabel makro ekonomi, seperti BI rate, tingkat inflasi,
nilai tukar, dan harga emas. Metode yang digunakan dalam melakukan stress test selain
menggunakan model statistik yang berdasarkan data historis, juga memungkinkan
manajemen untuk memberikan penilaian terbaiknya sebagai bagian dari metodologi
stress test. Stress test dilakukan untuk memperkirakan dampak perubahan faktor
makroekonomi terhadap tingkat NPL, profit, dan permodalan. Secara umum hasil stress
test yang telah dilakukan oleh pegadaian untuk risiko pasar, kredit, dan permodalan
adalah cukup baik dan memberikan indikasi posisi NPL dan permodalan perusahaan
masih cukup memadai untuk mengantisipasi estimasi potensi kerugian.
Sumber Pendanaan

 Untuk mendanai operasionalnya yang terus berkembang


pegadaian syariah membutuhkan pendanaan yang cukup. Sesuai
dengan sistem syariah yang diterapkan dalam operasionalnya,
maka sumber pendanaan pegadaian syariah harus bersumber dari
lembaga keuangan syariah. Selama ini pegadaian syariah
mendapatkan dana dari beberapa bank syariah dengan sistem
musyarakah

Anda mungkin juga menyukai