Anda di halaman 1dari 11

DANA PENSIUN

SYARIAH
pendahuluan
Program pensiun berdasarkan prinsip syariah secara resmi diperkenalkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis
Ulama Indonesia (DSN MUI) dalam fatwa DSN MUI Nomor 88/XIII/2013 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan
Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah. Patut diketahui, bahwa sampai dengan tahun 2015, belum ada
regulasi yang menjadi payung hokum penyelenggaraan program pensiun berdasarkan prinsip syariah di Indonesia.
Namun demikian, OJK sejak didirikan telah berupaya untuk melakukan kajian dan disksui dengan pihak terkait
sebagai langkah awal untuk menyusun regulasi terkait dana pensiun syariah. Mulai awal tahun 2015, telah secara
intensif dilakukan pembahasan Rancangan Peraturan OJK yang mengatur penyelenggaraan program pensiun
berdasarkan prinsip syariah. Diharapkan rancangan POJK dimaksud dapat disahkan dan diberlakukan pada tahun
2016.

Ketiadaan regulasi juga pada akhirnya berpengaruh terhadap keberadaan dana pensiun syariah. Pendirian dana
pensiun syariah seharusnya didasarkan atas peraturan yang secara khusus mengatur penyelenggaraan dana
pensiun syariah termasuk di dalamnya pengaturan terkait pendirian dana pensiun syariah. Dalam praktiknya telah
ada dana pensiun yang walaupun pendiriannya didasarkan atas peraturan terkait dana pensiun konvensional
namun dalam praktiknya telah menerapkan prinsip-prinsip syariah. hal ini menunjukan bahwa pelaku dana pensiun
yang dapat dikategorikan sebagai dana pensiun syariah, walaupun di lapangan sudah ada dana pensiun yang
mendeklarasikan diri sebagai dana pensiun syariah. Terkait dengan hal ini, keberadaan peraturan tentang dana
pensiun syariah menjadi sangat penting dan mendesak.
Konsep Program Pensiun Syariah

Secara umum program pensiun syariah merupakan


lembaga keuangan syariah yang mempunyai
karakteristik untuk dapat digunakan dalam rangka
menjaga kesinambungan penghasilan seseorang
ketika sudah purna kerja. Dalam konteks ini, fungsi
program pensiun syariah tidak berbeda dengan
program pensiun non syariah. Perbedaan utama
antara dana pension syariah dengan dana pensiun
konvensional adalah, kegiatan pada dana pensiun
syariah harus memperhatikan prinsip-prinsip
syariah, misalnya adanya akad pada saat menjadi
peserta atau pada saat pembayaran iuran. Selain
itu, kegiatan investasi dana pensiun syariah juga
harus memperhatikan prinsip-prinsip syariah.
Akad yang Digunakan DALAM
DANA PENSIUN SYARIAH
Berdasarkan Fatwa DSN MUI Nomor 88/XIII/2013 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Program Pensiun
Berdasarkan Prinsip Syariah, akad yang digunakan dalam kegiatan dana pension syariah adalah sebagai berikut.

1. Akad Hibah
6. Akad Mudharabah
2. Akad Hibah bi Syarth

3. Akad Hibah Muqayyadah

4. Akad Wakalah

5. Akad Wakalah bil Ujrah


1. Akad Hibah

Akad yang berupa Pemberian dana (Mauhub bih) dari Pemberi kerja (Wahib) kepada Pekerja
(Mauhub lah) dalam penyelenggaraan pensiun.

2. Akad Hibah bi Syarth

Hibah yang baru terjadi (efektif) apabila syarat-syarat tertentu terpenuhi (dalam vesting hal
vesting righ).

3. Akad Hibah Muqayyadah

Hibah dimana pemberi (Wahib) menentukan orang-orang/ pihak-pihak yang berhak menerima manfaat
pensiun termasuk ketidakbolehan mengambil manfaat pensiun sebelum waktunya
(looking in).
4. Akad Wakalah

Akad berupa pelimpahan kuasa oleh pemberi kuasa kepada pihak lain dalam hal-hal yang boleh
diwakilkan.

5. Akad Wakalah bil Ujrah

Akad wakalah dengan imbalan upah (ujrah).

6. Akad Mudharabah

Akad kerja sama usaha antara Dana Pensiun Syariah dengan pihak lain; Dana Pensiun Syariah
sebagai Shahibul Mal, pihak lain sebagai Mudharib (pengelola), keuntungan dibagi sesuai
nisbah yang disepakati, sedangkan kerugian dibebankan kepada Dana Pensiun Syariah apabila
kerugian tersebut terjasi bukan karena kelalaian pengelola.
Perbedaan Pokok Dana Pensiun dengan Dana
Pensiun Syariah
Pengelolaan Kekayaan

Sebagaimana Fatwa DSN MUI Nomor 40/DSN-MUI/X/2013 bahwa kekayaan lembaga keuangan syariah
tidak boleh diinvestasikan pada 5 sektor berikut.
1. Kegiatan usaha perjudian, dan permainan yang tergolong judi, misalnya money game;
2. Usaha lembaga keuangan konvensional;
3. Usaha yang memproduksi atau mendistribusikan serta memperdagangkan makanan-minuman yang
haram;
4. Usaha yang memproduksi, mendistribusikan atau memperdagangkan barang/ jasa yang merusak
orang, misalnya hiburan malam;
5. Melakukan investasi di perusahaan yang pada saat transaksi tingkat hutangnya di lembaga keuangan
ribawi lebih dominan daripada modalnya.
Iuran
Secara teknis, tidak berbeda antara kegiatan pengumpulan iuran dana pensiun
syariah dengan pengumpulan iuran pada dana pensiun non syariah. Perbedaannya
terletak pada adanya akad sebagai hibah bi syarth dan hibah muqayyadah
dalam pembayaran iuran oleh pemberi kerja.

Pembayaran Manfaat

Secara teknis, aspek pembayaran manfaat pensiun dalam skema


program pensiun syariah tidak berbeda dengan aspek pembayaran
manfaat pada skema program pensiun non syariah
Jenis Dana Pensiun Syariah

Secara jenis, dana pensiun syariah terdiri dari


Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan Dana
Pensiun
Lembaga Keuangan (DPLK).

Anda mungkin juga menyukai