Anda di halaman 1dari 4

DANA PENSIUN SYARIAH

ANTARA REALITAS & HARAPAN


(Oleh : Sriyono, SH., MM.)

s
ebagai seorang muslim, kita tentu selalu berupaya dan mendambakan agar hidup dan
kehidupan kita selalu berada dalam bingkai ke-Islaman. Dalam arti bahwa setiap gerak
langkah, tata pikir dan kreativitas yang dilakukan senantiasa sejalan dan seiring dengan
nilai-nilai ke-Islaman, sehingga mampu merefleksikan diri sebagai sosok yang Islami menuju
totalitas kehidupan yang kaffah.
Untuk menjadi Islam yang kaffah, sebagaimana diperintahkan Allah dalam Surat Al
Baqarah ayat 208, tentu memerlukan niat yang sungguh-sungguh, komitmen yang kuat dan
upaya yang maksimal dalam menata dan menapaki proses kehidupan baik pribadi maupun
kolektif institusional yang tidak steril dari berbagai tantangan.
Upaya menuju totalitas kehidupan yang kaffah, adalah sebuah proses alamiah yang
tidak serta merta (instant), melainkan perlu di-manage secara bertahap, continual dan
konsisiten, mulai dari hal-hal kecil dan mudah menuju yang lebih besar dan kompleks.
Dalam kaitannya dengan hal tersebut, DAPERSI dalam rangka miladnya yang ke 15
dan turut mensukseskan Muktamar ke 46 jelang satu abad Muhammadiyah, pada tanggal 24
April 2010 menyelenggarakan Seminar Nasional Rintisan Pembentukan Dana Pensiun Syariah
bekerjasama dengan Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI), di hotel Grand Cempaka,
Jakarta Pusat. Seminar dibuka secara resmi oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah,
bapak Prof. Drs. H. Malik Fajar, M. Sc.
Hal utama yang melatarbelakangi diselenggarakannya acara seminar, yaitu :
1. Terinspirasi dan termotivasi firman Allah dalam Surat Al Baqarah ayat 208, yang
memerintahkan agar masuk ke dalam Islam secara kaffah.
2. DAPERSI merupakan amal usaha (badan hukum) di lingkungan Muhammadiyah, yang juga
mengemban misi dakwah guna membantu dalam mewujudkan tujuan persyarikatan
Muhammadiyah, yakni menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga
terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
3. Pemerintah
Republik
Indonesia
(Kementrian
Keuangan),
akan
mengajukan
perubahan/amandemen Undang-undang No. 11 tahun 1992 tentang Dana Pensiun yang
akan mengatur keberadaan Dana Pensiun Syariah.
1

4. Terdorong rasa keprihatinan, bahwa saat ini institusi Islam (baik di lingkungan
Muhammadiyah maupun lainnya) hanya memiliki dana pensiun yang jauh lebih rendah jika
dibandingkan dengan dana pensiun milik institusi non Islam, baik jumlah institusinya
maupun assetnya.
Berpijak dari hal-hal di atas, maka Pengurus DAPERSI merasa terpanggil memelopori
seminar dimaksud, dengan tujuan, sekurang-kurangnya dapat membangkitkan semangat dan
awareness adanya Jaminan Haria Tua berupa Dana Pensiun yang dapat memberikan
penghasilan secara berkesinambungan di hari tua bagi karyawan yang berkhidmad di
institusi Islam serta membangun integritas dan komitmen penerapan prinsip-prinisp syariah
dalam bidang kehidupan, termasuk pengelolaan dana pensiun.
Sampai dengan saat ini, eksistensi Dana Pensiun Syariah, belum diatur dalam
peraturan perundangan yang berlaku. Dengan kata lain, pembentukan/pendirian Dana
Pensiun Syariah belum memungkinkan dilaksanakan, karena belum ada payung hukum yang
mengatur. Dengan demikian, pembentukan Dapen Syariah masih menunggu proses usulan
perubahan/amandemen Undang-undang No. 11 tahun 1992 yang akan dilakukan oleh
Kementrian Keuangan Republik Indonesia.
Namun demikian dalam tataran praktis, Pemerintah telah menerbitkan kebijakan
investasi syariah yang dapat dijadikan sebagai pedoman Pengurus Dana Pensiun dalam
berinvestasi, antara lain :
1. Peraturan Menteri Keuangan No. 199/PMK.010/2008 tentang Investasi Dana Pensiun,
pada pasal 6 ayat 1 huruf i, mengatur tentang jenis investasi Sukuk (obligasi syariah)
yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.
2. Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada tanggal 26 Agustus 2008.
3. Peraturan Bapepam dan LK Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah, Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-130/BL/2006, per 31 Maret 2009, dana
pensiun, menerbitkan : Surat Berharga Syariah Negara (Sukuk Negara) 2 seri; Obligasi
Syariah (Korporasi) 23 efek; Saham yang listing di BEI 186 efek, saham perusahaan
publik 5 efek dan saham delisting 3 efek.
Sambil menunggu adanya kepastian aspek legalitas Dapen Syariah, Pendiri dan
Pengurus Dana Pensiun sesungguhnya sudah bisa mulai mengarahkan agar pengelolaan dana
pensiun yang dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Lebih kongkritnya, Pendiri Dana Pensiun sesuai hak dan kewenangannya menetapkan arahan
investasi, seyogyanya segera mengevaluasi kembali apakah kebijakan investasi yang
ditetapkan instrumenya sudah benar-benar comply syariah, termasuk alokasi sesuai tingkat
risiko dan hasil yang diharapkan. Jika ternyata belum sesuai, Pendiri Dana Pensiun
semestinya segera mengubah arahan investasi yang telah ditetapkan.
Sedangkan Pengurus Dana Pensiun, segera menyesuaikan, menyusun kembali dan
menjalankan rencana investasi tahunan (risiko dan hasil) sesuai dengan prinsip pengelolaan
2

investasi yang Islami serta memilih menitipkan efek-efek berharga pada Bank Custody
Syariah dan menjalin kerjasama kemitraan dengan Bank-bank syariah.
Sekecil apapun peluang untuk menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam pengelolaan
dana pensiun, adalah merupakan karunia yang patut disyukuri, meski masih terbatas, belum
seluruhnya, apalagi sempurna.
Qaidah ushul fiqh mengatakan : ma la yudraku kulluhu la yutraku kulluhu, jika tidak bisa
meraih semuanya jangan tinggalkan semuanya.
Bagi DAPERSI, adanya Dana Pensiun Syariah, yaitu Dana Pensiun yang didirikan dan
dikelola sesuai dengan nilai-nilai/prinsip-prinsip syariah yang dapat memberikan asas
kemanfaatan dan kemaslahatan bagi stakeholders, yang tidak saja berorentasi pada nilai
ekonomis semata, melainkan juga nilai non ekonomis lainnya, adalah harapan sekaligus
sebagai dambaan.
Namun demikian, dalam masa transisi ini, Pengurus
DAPERSI akan tetap
berkomitmen, bahwa dalam mengelola atau minimal berinvestasi, akan mengutamakan
memilih jenis portofolio investasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, tentu dengan
perhitungan dan mempertimbangkan imbal hasil yang wajar.
Selama ini Pengurus DAPERSI juga sudah berupaya melakukan hal itu. Dana milik DAPERSI
sebagian ditempatkan pada sektor riil berupa tanah dan bangunan, instrumen deposito
berjangka pada bank syariah, obligasi syariah (sukuk) dan saham, dengan menghindari saham
minuman keras, hiburan dan rokok, walaupun return-nya cukup tinggi.
Sebagai early warning dan pedoman berinvestasi sesuai prinsip syariah, hal-hal
berikut merupakan ketentuan umum yang bisa kita jadikan sebagi acuannya, antara lain :
1. Kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, antara lain :
a. perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang;
b. Menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep ribawi; jual beli risiko
yang mengandung gharar atau maysir;
c. memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan, dan atau menyediakan :
1) barang dan atau jasa yang haram karena zatnya (haram li-dzatihi),
2) barang dan atau jasa yang haram bukan karena zatnya (haram li-ghairihi) yang
ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional MUI, dan atau
3) barang dan atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat, dan atau tidak
melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang dan atau
jasa;
3

d. Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat (nisbah)
hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya,
kecuali investasi tersebut dinyatakan kesyariahannya oleh DSN-MUI.

2. Penerbitan Efek Syariah wajib dilakukan berdasarkan Akad Syariah.

Itulah ukuran atau indikator yang bisa kita pedomani dan diterapkan, tidak
terbatas pada aspek muamalah kehidupan formal institusional seperti DAPERSI, melainkan
juga kehidupan individu/pribadi.

Ukuran atau indikator di atas sejalan atau sesuai dengan tujuan utama syariah itu
sendiri yang disebut maqashidusy Syariah, yang meliputi :
1. Hifdhu Diin (Melindungi Agama)
2. Hifdhu Nafs (Melindungsi Jiwa)
3. Hifdhu Nasl (Melindungi Keturunan)
4. Hifdhu Maal (Melindungi Harta Benda)
5. Hifdhu Aql (Melindungi Akal Fikiran)
Dari uraian di atas, realitas menunjukkan, bahwa sekarang ini memang belum ada
payung hukum yang mengatur tentang Dana Pensiun Syariah, oleh karenanya kita berharap
semoga ada percepatan proses amandemen Undang-undang No. 11 tahun 1992, sehingga ada
kepastian dan perlindungan hukum. Insya Allah, Amien.

Anda mungkin juga menyukai