Studi Kualitatif Strategi Promosi Kesehatan
Studi Kualitatif Strategi Promosi Kesehatan
SKRIPSI
OLEH:
WIDANINGSIH
113219044
3
STUDI KUALITATIF STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
DALAM PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING
DI KELURAHAN CIBADUYUT KIDUL WILAYAH KERJA
UPT PUSKESMAS CIBADUYUT KIDUL
KOTA BANDUNG
TAHUN 2021
SKRIPSI
OLEH :
WIDANINGSIH
113219044
4
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dan telah diperbaiki sesuai dengan masukan
Dewan Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat (S-1)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Masyarakat Jenderal Achmad Yani Cimahi
Pada tanggal 11 September 2021
NPM : 113219044
Mengesahkan
Program Studi Kesehatan Masyarakat (S-1)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi
Pembimbing I Pembimbing II
DR. Dyan Kunthi Nugrahaeni, SKM., MKM Dra. Tri Sulastri, M.Kes
Penguji I Penguji II
Mengetahui
3
Ketua
PERNYATAAN
Cibaduyut Kidul Wilayah Kerja UPT Puskesmas Cibaduyut Kidul Kota Bandung
Tahun 2021”, sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang
merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan
atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang
etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian
4
Yang membuat pernyataan
Widaningsih
WIDANINGSIH
STUDI KUALITATIF STRATEGI PROMOSI KESEHATAN DALAM
PENCEGAHAN DAN PENANGANAN STUNTING DI KELURAHAN
CIBADUYUT KIDUL WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS
CIBADUYUT KIDUL TAHUN 2021
XV + 128 Halaman + 4 tabel + 52 lampiran
ABSTRAK
Indonesia termasuk di antara lima negara dengan kasus stunting tertinggi di dunia
yaitu 27,7% pada 2019. Di Jawa Barat data Riskesdas Kemenkes RI, angka
prevalensi stunting sebesar 29,2%. Angka ini hampir menyerupai angka
prevalensi di tingkat nasional, yakni 30,8%. Sedangkan angka stunting di Kota
Bandung berdasarkan Survei Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun
2019 sebesar 28,12%. Tingginya angka stunting salah satunya disebabkan oleh
kurang optimalnya kegiatan promosi kesehatan kepada masyarakat. Upaya strategi
promosi kesehatan yang dilaksanakan di UPT Puskesmas Cibaduyut Kidul dinilai
belum optimal karena adanya beberapa kendala, baik secara internal puskesmas
maupun secara eksternal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan
Strategi Promosi Kesehatan dalam pencegahan dan penanganan stunting di UPT
Puskesmas Cibaduyut Kidul Kota Bandung tahun 2021.
Penelitian ini merupakan deskriptif kualitatif, 13 informan ditentukan dengan
teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik
wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen di UPT Puskesmas
Cibaduyut Kidul
Hasil Penelitian menunjukan bahwa pada Strategi Promosi Kesehatan telah
dilakukan pemberian informasi kepada ibu balita, ibu hamil, ibu menyusui,
keluarga dan masyarakat. Pada Pelaksanaannya terkendala dengan tidak adanya
Nutritionist, Strategi bina suasana belum bisa terlaksana secara rutin, Kegiatan
5
Advokasi belum menghasilkan produk hukum dan strategi kemitraan dengan
Corporate Social Responsibility (CSR) saat ini belum ada keberlanjutan.
Disarankan agar pengelola program gizi berkoordinasi dan berkolaborasi dengan
program promosi kesehatan dalam memanfaatkan media promosi kesehatan serta
jejaring media sosial untuk melakukan konseling maupun penyuluhan. Puskesmas
perlu meningkatkan kerjasama lintas program, lintas sektor dan kemitraan dengan
dinas terkait dan dunia usaha.
WIDANINGSIH
QUALITATIVE STUDY OF HEALTH PROMOTION STRATEGIES IN
THE PREVENTION AND TREATMENT OF STUNTING IN CIBADUYUT
KIDUL SUB-DISTRICT, WORKING AREA OF UPT PUSKESMAS
CIBADUYUT KIDUL IN 2021
XV + 128 Pages + 4 tables + 52 attachments
Indonesia is among the five countries with the highest stunting cases in the
world, namely 27.7% in 2019. In West Java, according to the RI Ministry of
Health's Riskesdas data, the stunting prevalence rate is 29.2%. This figure is
almost similar to the prevalence rate at the national level, which is 30.8%.
Meanwhile, the stunting rate in the city of Bandung based on the 2019
Indonesian Toddler Nutritional Status Study Survey (SSGBI) was 28.12%.
One of the reasons for the high stunting rate is the lack of optimal health
promotion activities for the community. The health promotion strategy
efforts implemented at the UPT Puskesmas Cibaduyut Kidul were
considered not optimal due to several obstacles, both internally at the
puskesmas and externally. The purpose of this study was to determine the
implementation of the Health Promotion Strategy in the prevention and
handling of stunting at UPT Puskesmas Cibaduyut Kidul, Bandung City in
2021.
This research is a qualitative descriptive, 13 informants were determined by
purposive sampling technique. Data collection was carried out using in-depth
interviews, observation, and document review techniques at UPT Puskesmas
Cibaduyut Kidul
The results showed that in the Health Promotion Strategy, information was
provided to mothers of children under five, pregnant women, breastfeeding
6
mothers, families and communities. In its implementation, it is constrained
by the absence of a Nutritionist, the atmosphere building strategy cannot be
carried out routinely, Advocacy Activities have not produced legal products
and the partnership strategy with Corporate Social Responsibility (CSR)
currently has no sustainability.
It is recommended that nutrition program managers coordinate and
collaborate with health promotion programs in utilizing health promotion
media and social media networks to conduct counseling and counseling.
Puskesmas needs to increase cross-programme, cross-sectoral collaboration
and partnerships with relevant agencies and the business world.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah STW yang telah
dengan baik. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada junjunan Nabi
Besar Muhamad SAW berserta seluruh keluarga dan para pengikutnya hingga
akhir jaman.
Dalam penyusunan Skripsi ini penulis tidak terlepas dari berbagai kesulitan
motivasi, bantuan dan saran dari berbagai pihak sehingga pada akhirnya penelitian
ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
2. Bapak Asep Dian Abdilah, S.Pd., SKM., MM., MHKes selaku Ketua Program
3. Ibu DR. Dyan Kunthi Nugrahaeni, SKM., MKM selaku pembimbing I dalam
penyusunan skripsi ini yang selalu sabar dan tulus dalam memberikan
4. Ibu Dra. Tri Sulastri, M.Kes selaku pembimbing II dalam penyusunan skripsi
ini yang selalu sabar dan tulus dalam memberikan bimbingan dan motivasi.
bimbingan, arahan serta saran demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini
7. Seluruh staff dan jajaran dosen STIKes Jenderal Achmad Yani Cimahi.
8. Orang tua, Suami, anak-anak dan sahabat tercinta serta seluruh keluarga yang
10. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih telah
Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada
8
umumnya serta bagi penulis pada khususnya. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu saran dan
kritik yang bersifat membangun dan mengarah pada perbaikan sangat penulis
semua pihak, semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan
Penulis
DAFTAR ISI
PERNYATAAN iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR TABEL x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 9
9
C. Tujuan Penelitian 10
1. Tujuan Umum 10
2. Tujuan Khusus 10
D. Manfaat Penelitian 11
1. Manfaat Teoritik 11
2. Manfaat Praktis 11
A. Stunting 12
A. Metode Penelitian 49
1. Paradigma Penelitian 49
2. Kerangka Konsep 50
3. Rancangan Penelitian 51
B. Informan Partisipan 52
C. Tempat Penelitian 55
D. Waktu Penelitian 55
E. Etika Penelitian 56
F Prosedur Penelitian 58
G Keabsahan Data 62
10
G Pengolahan dan Analisis Data 66
B. Karakteristik Responden 70
A. Simpulan 106
B. Saran 109
Lampiran 115
11
DAFTAR TABEL
12
DAFTAR LAMPIRAN
13
14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia sebagai insan dan sumber daya manusia yang berkualitas dan
2020).
kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, yang dapat
rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya (Permenkes No.2 Tahun
2020). Stunting atau pendek juga diartikan sebagai kondisi gagal tumbuh
pada bayi (0-11 bulan) dan anak balita (12-59 bulan) akibat dari
sehingga anak lebih pendek dari anak lain seusianya. Balita dikatakan
pendek apabila nilai z-score panjang badan menurut umur (PB/U) atau
(stunted) dan kurang dari -3SD (severely stunted). Anak akan mengalami
1
2
kecerdasan yang kurang maksimal, menjadi lebih rentan sakit, dan dimasa
2019).
nasional, yakni 30,8% dan hasil pemantauan status gizi (PSG), tahun 2016
Bandung Hasil data Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2017 sebesar
Angka ini kembali naik menjadi 28,12% di tahun 2019 berdasarkan Survei
ibu yang kurang mengenai kesehatan dan gizi baik sebelum maupun pada
saling berhubungan satu dengan yang lain, tiga faktor utama yang menjadi
berat badan lahir rendah (BBLR) dan riwayat penyakit. Berat badan lahir
rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan cukup bulan dengan berat
hanya dipengaruhi oleh status gizi ibu saat hamil, bahkan sejak ibu
sebelum hamil atau remaja. Ibu hamil yang kurang energi kronis (KEK)
dapat melahirkan anak dengan berat badan lahir rendah (BBLR) karena
kurus, pendek atau keduanya. Status gizi ibu hamil merupakan aset masa
depan bangsa, fenomena yang terjadi 31,3% jumlah ibu hamil dengan TB
< 150 cm melahirkan bayi 10,2% BBLR (<48cm)(Sri, 2016). Salah satu
perbaikan gizi tidak hanya tanggung jawab dan dilakukan oleh sektor
swasta, dan dunia Usaha (Meutia & Yulianti, 2019). Sehingga untuk
gizi. Hadiat, (2013 dalam Najib, 2019). Seperti tercantum pada kerangka
dilaksanakan dapat berjalan efektif sesuai dengan tujuan serta target yang
masalah penyakit infeksi yang diderita, yang berawal dari kondisi sanitasi
lingkungan yang buruk, oleh karena itu perlu adanya upaya dibidang
pengetahuan ibu mengenai pangan dan gizi yang menjadi faktor utama,
karena meskipun akses mudah ibu tidak tahu cara mengolah dan memilah
mana makanan yang sehat dan bergizi, stunting akan tetap terjadi (Fachrisa
et al., 2020). Sehingga perlu adanya kemitraan dengan sektor lain dalam
(Najib, 2019).
sanitasi yang tidak layak dan kualitas air minum yang tidak aman
buruk, kondisi sanitasi yang buruk, dan penggunaan bahan bakar padat)
Sehat) dimana ada tiga hal yang dilaksanakan yaitu membuat pekarangan
Beas Bereum (Bekal Anak Sekolah Bergizi Enak dan Murah) sejauh ini
banyak orang tua membekali anak saat kesekolah tetapi bekal yang dibawa
masih banyak makanan instan yang belum sesuai dengan gizi seimbang.
tatanan perilaku masyarakat, hal ini diperlukan agar pandemi tidak meluas.
salah satu lokus stunting dari 15 kelurahan yang ditetapkan sebagai lokus
stunting yang ada di Kota Bandung pada tahun 2020. Masih tingginya
dari pemerintah Kota Bandung dalam intervensi gizi spesifik yaitu upaya
upaya intervensi gizi sensitif yang sudah pernah terjalin belum berjalan
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
Bandung.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritik
2. Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
A. Stunting
1. Pengertian
oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, yang dapat
rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. Kemenkes RI, (2018
sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi baru
lahir, tetapi kondisi stunting baru akan nampak setelah anak berusia 2
menurut umur (PB) atau tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang
2. Diagnosa Stunting
12
13
yang dianjurkan saat ini adalah kurva WHO 2005, pada beberapa
Tinggi >2 SD
Gemuk >2 SD
Gemuk >2 SD
Obesitas >2 SD
Sumber: Kementerian Kesehatan, 2011
3. Penyebab Stunting
a. Penyebab langsung
berikut:
Ibu hamil kurang energi kronis (KEK) adalah ibu hamil dengan
makanan sumber energi dalam waktu yang cukup lama. Ibu hamil
dengan kondisi KEK dan atau dengan anemia yang diketahui dari
ASi Eksklusif terbukti sebagai makanan terbaik untuk bayi usia 0-6
yang lemah. Bila ini terjadi secara terus menerus maka resiko anak
17
pertumbuhan anak.
sanitasi yang tidak layak dan kualitas air minum yang tidak aman
2017).
5. Dampak Stunting
18
6. Intervensi Gizi
gizi spesifik dan gizi sensitive (Sekertariat Wakil Presiden RI, 2019).
intervensi
terpenuhi
Remaja ● Pemberian
Putri Suplementasi tablet
tambah darah
dan kesehatan;
dan anak;
(d) Peningkatan penyediaan air bersih, air minum dan sarana sanitasi.
masyarakat setempat.
Peningkatan penyediaan air ● Penyediaan akses air bersih dan air minum
bersih dan sanitasi
● Penyediaan akses sanitasi yang layak
● pribadi
● remaja
● (BPNT)
● Lestari (KRPL)
antar sektor sektor yang terlibat seperti kesehatan untuk air minum dan
1. Pengertian
akan tetapi dibutuhkan cara dan pendekatan yang strategis agar semua
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat serta sesuai dengan sosial
Sangkalabu, 2016).
a. Sasaran Primer
26
tangga) jika tidak ada dukungan sistem nilai dan norma sosial serta
usaha.
b. Sasaran Sekunder
c. Sasaran Tersier
Bersih dan Sehat (PHBS) pada pasien, individu sehat dan keluarga
kesehatan masyarakat.
masyarakat, meliputi:
1) Kunjungan Rumah
Toga dll.
2) Pemberdayaan Berjenjang
yaitu:
diberdayakan
3) Pengorganisasian Masyarakat
b) Musyawarah Masyarakat
1. Advokasi
32
tahun 1984, sebagai salah satu strategi global pendidikan atau promosi
program tersebut
hidup sehat
karena itu, orang yang menjadi sasaran atau target advokasi ini para
masyarakat.
berperan
berhasil
termasuk Presiden dan legislatif, serta para pimpinan sektor lain yang
2012).
2. Bina Suasana
kepada pasien.
dalam sikap dan tingkah laku. Oleh karena itu, pengetahuan, sikap, dan
3. Pemberdayaan
setempat.
a. Pemberdayaan Individu
tidak tahu menjadi tahu, dari tahu menjadi mau, dan dari mau
c. Pemberdayaan Keluarga
d. Pemberdayaan Masyarakat
4. Kemitraan
yakni:
a. Kesetaraan
b. Keterbukaan
menutup-nutupi sesuatu.
42
c. Saling Menguntungkan
dengan metode dan media yang tepat serta tersedianya sumber daya yang
proses suatu komunikasi. Oleh sebab itu, perlu ditentukan metode yang
sangat singkat, tidak akan efektif jika dipasang poster yang berisi
b. Sumber Daya
Stunting
1. Advokasi
stunting yaitu:
berikut:
dan ASI
2. Kemitraan
menguntungkan.
3) Indera Penerima
a) Metode melihat/memperhatikan.
b) Metode mendengarkan.
c) Metode kombinasi.
b. Media Komunikasi
c. Sumber Daya
puskesmas dan sumber daya lain berupa sarana dan prasarana serta
3. Pemberdayaan masyarakat
dan keberlanjutan
diantaranya:
b. Pengembangan/pengorganisasian masyarakat
A. Metode Penelitian
1. Paradigma Penelitian
promosi tersebut (Depkes RI, 2008). Seperti hal nya dalam Upaya
51
52
ibu yang kurang mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa
berhubungan satu dengan yang lain, ada tiga faktor utama penyebab
stunting yaitu asupan makanan yang tidak seimbang, riwayat berat badan
lahir rendah (BBLR) dan riwayat penyakit. Berat badan lahir rendah
(BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat kurang dari 2500 gram
(Sri, 2016).
jawab dan dilakukan oleh sektor kesehatan saja, tetapi juga perlu
masyarakat, mitra kerja, swasta, dan dunia usaha (Meutia & Yulianti,
2019).
2. Kerangka Konsep
3. Rancangan Penelitian
digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, tentang suatu isu atau
makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data pasti yang merupakan
suatu nilai di balik data yang nampak. Oleh sebab itu di dalam penelitian
peneliti pada kondisi objek alamiah yaitu objek yang berkembang apa
kualitatif diantaranya:
54
data
mengetahui permasalahan yang dihadapi, serta langkah apa saja yang bisa
B. Informan Penelitian
55
penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi
kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Sampel dalam
yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin
stunting, lintas sektor, kader, ibu balita dan keluarga yang dipilih secara
Penanganan Stunting
Penanganan Stunting
dilakukan
upaya strategi promosi kesehatan. Selain itu juga menjadi salah satu
sumber yaitu :
a. Sumber primer
1) Observasi
2) Wawancara
2020).
smartphone.
b. Sumber Sekunder
penanganan stunting.
Sumber Data
Studi
No Data Wawancara
Dokumentasi
Observasi
Pertanyaan Informan
1 Pemberdayaan
kesehatan
penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai
temuannya.
63
(Sugiyono, 2020).
a. Lembar observasi;
b. Pedoman wawancara;
pendokumentasian;
3. Keabsahan Data
(objektivitas).
1) Triangulasi Sumber
2) Triangulasi Teknik
dalam situasi lain. Oleh karena itu, supaya orang lain dapat
D. Prosedur Penelitian
67
1. Tahap Persiapan
Bandung.
informasi, dan apa yang akan dicari melalui penelitian ini. Pada
2021.
g. Penyusunan Proposal
69
2. Tahap Pelaksanaan
digunakan
adalah mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu: data
drawing/verification.
yang bersifat naratif. Dalam penelitian ini, data yang sudah direduksi
bermakna.
3. Conclusion Drawing/Verification
F. Etika Penelitian
Dignity)
martabat informan.
peralihan ke masa remaja dimana banyak sekali masalah yang terjadi pada
75
76
masa ini yang berkaitan dengan masalah kesehatan terutama masalah gizi,
awal.
Cibaduyut Kidul terdiri dari Kesehatan Ibu dan Anak, Gizi, Promosi
B. Karakteristik Responden
orang, terdiri dari tiga orang yang berasal dari intern puskesmas yaitu
Ketua TP PKK, 4 (empat) orang kader dan 4 (empat) orang Ibu balita
stunting.
Kidul kurang lebih selama tiga tahun dengan latar belakang Pendidikan
serta satu orang laki-laki. Semua informan berada pada usia produktif.
yang beragam.
berikut:
1. Pemberdayaan
kerjanya.
a. Pemberdayaan Individu
keluarga, ibu hamil, ibu menyusui, balita sakit, balita sehat yang
datang untuk imunisasi dan juga para remaja calon pengantin yang
berikut:
“ petugas gizi gak ada udah ada satu tahun, belum ada petugas yang ikut
pelatihan terkait stunting. Dulu ada petugas gizinya gina udah resign diganti
sama bidan ratna“ (IU1)
“Belum semua kader posyandu ikut dilatih, baru pkk inti saja ya jadi percuma
aja”(IT4)
b. Pemberdayaan Keluarga
“biasanya sih kita saling bantu. dokter, perawat, bidan bareng bareng sama
petugas promosi kesehatannya penyuluhan ke keluarga”(IU2)
dalam gedung sementara masih ada ibu balita dan keluarga yang
dan obat cacing, serta pemberian edukasi pada ibu balita mengenai
c. Pemberdayaan Masyarakat
sebagai berikut:
sebagai berikut:
“biasanya yang ikut pertemuan hanya perwakilan saja, dan diharapkan bisa
menjadi kepanjangan tangan, dan dapat menyampaikan kembali pada
masyarakat”(IT3)
2. Bina suasana
sebagai berikut:
“Biasanya semua program terkait ikut, ada promkes nya, kesehatan anak.
Kesling”(IU1)
“pernah ada pertemuan tentang stunting dari kelurahan dan PKK, yang jadi
narasumbernya ya petugas puskesmas, pihak kelurahan bekerjasama dengan
PKK kelurahan”(IT5)
mengenai gizi seimbang dan stunting, kelas ibu hamil, kelas ibu
balita dan kegiatan sosialisasi isi piringku pada anak usia sekolah
dan orang tua murid. Hal ini diungkapkan informan dalam sesi
“ selain pemberian informasi dan sosialisasi dan juga ada kelas ibu hamil,
kelas ibu balita, calon pengantin juga karena” (IT1)”
“Pernah ada semacam edukasi pada anak sekolah mengenai bekal anak sekolah
yang dilksanakan oleh dr.neti”(IU1)
kegiatan belum berjalan rutin. Belum ada up date ilmu selama satu
87
“Dalam dua tahun terakhir tidak ada up date ilmu atau pelatihan untuk
kader”(IU2)
“Sudah ada rencana untuk pelatihan pengolahan makanan tapi karena pandemi
jadi tidak jadi, karena harus zoom ya, susah karena harus praktek”(IT3)
“Ingin ada pelatihan lagi termasuk pelatihan pengukuran tinggi badan, supaya
tidak salah lagi dalam pengukurun, mengundang beberapa kader yang nanti
akan menyampaikan kembali ke masyarakat”
media yang ada masih kurang. Dokumen yang ditelaah berupa foto
3. Advokasi
88
yaitu:
“Sudah ada advokasi , kalau kita ada kegiatan selalu minta bantuan ke petugas
promkes untuk ke lintas sektor, untuk ijin ijinnya”(IU2)
(dokumen terlampir)
4. Kemitraan
ini lurah dan PKK. Hal tersebut disampaikan oleh informan dalam
“Kalau kemitraan dengan swasta kita mah gak ada, biasanya kita mah sama
kelurahan, petugasnya biasanya sama petugas promkes ke kelurahan”(IU1)
“Ada pemberian Tanginas tahun 2020 bantuan dari kota, tapi karena gak cukup
jadi ada CSR dari pengusaha gas, terus dari bu santi petugas rumah zakat,
sebagai swadaya dari masyarakat, dari dinas pertanian ada buruan sae
bibitnya dari dispangtan hasilnya dibagikan ke warga yang stunting”(IT4)
“Dari awal tahun pendanaan dari PIPPK belum bisa berjalan, Direncanakan
adanya anggaran perubahan tapi mengingat efisiensi anggaran tidak jadi”(IT2)
“Dari warga belum ada swadaya atau bantuan dari para pengusaha setempat,
pernah ada bantuan dari dispangtan tapi Cuma satu kali”(IT4)
“Ya Masyarakat ada yang paham ada juga yang masih kurang pemahamannya,
terutama disini masih banyak yang buang tinjanya ke selokan”(IT3)
“Kolaborasi dan kerjasama dari segala pihak khusus nya warga masyarakat
yang diprioritaskan khususnya warga yang tidak mampu dan yang mampu
sangat mendukung sekali dengan program pemerintah ini, bersyukur adanya
komitmen bersama ada CSR bantuan mulai HK dan PT Gihon terkait
pembuatan septictank, selain dari peran warga masyarakat yang berinisiatif
terutama yang mampu, Komitmen dari semua pihak karena saya sendiri kan
ASN tidak menutup kemungkinan pindah dan lain lain, sehingga semua perlu
faham akan hal ini.”(IT2)
D. Pembahasan
92
1. Pemberdayaan
maupun tidak langsung oleh karena itu salah satu upaya yang bisa
a. Pemberdayaan Individu
dilakukan dengan sasaran ibu balita stunting dan keluarga, ibu hamil,
stunting dan keluarga, ibu hamil KEK dan ibu menyusui akan
seperti sanitasi air bersih dan ketersediaan jamban sehat. Media yang
pola gizi seimbang yang perlu kompetensi khusus. Oleh karena itu
perlu ada upaya untuk up date ilmu dengan mengikuti webinar yang
Kesehatan melalui seksi Gizi dan keluarga, serta perlu adanya upaya
al., 2020).
saat ini media internet yang sangat diminati oleh masyarakat yaitu
media audio visual yang sangat menarik perhatian, dan dirasa sangat
media Whatshap.
b. Pemberdayaan keluarga
dan juga mitra kerja yaitu seperti PKK beserta kader posyandunya,
berkaitan dengan kondisi keluarga saat ini dan upaya apa yang harus
juga faktor faktor lain yang bisa mendukung kondisi stunting, seperti
dengan stunting, jika ada kondisi tertentu atau ada hal yang perlu
protokol. Oleh karena itu, petugas lebih berfokus pada upaya yang
c. Pemberdayaan Masyarakat
setempat.
survey mawas diri (SMD) yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali
upaya yang pernah dihasilkan dari SMD dan MMRW untuk masalah
Sosialisasi PHBS pada masyarakat, Kelas ibu hamil dan ibu balita,
2. Bina Suasana
stunting, ibu hamil, dan ibu menyusui metode yang dilakukan adalah
dan konsisten.
3. Advokasi
2018).
saat rapat rapat rutin atau rapat minggon kecamatan yang dihadiri
stunting.
Adanya dukungan yang sangat baik dari lintas sektor dalam hal
ini lurah Cibaduyut Kidul dan juga Camat Bojongloa Kidul, bisa
lebih baik agar didapatkan hasil yang optimal dan alangkah baiknya
108
4. Kemitraan
untuk ibu balita yang sudah direncanakan oleh PKK sampai saat ini
Adanya peran serta dari dunia usaha yang ada di kelurahan yang
PMT, serta bantuan 4 unit septic tank dari PT Gihon untuk perbaikan
diatas dilaksanakan pada tahun 2020 dan awal 2021 sementara saat
ini belum ada lagi kemitraan yang dilaksanakan baik dari dinas
gizi anak sekolah, pentingnya sarapan pagi, bekal anak sekolah dan
yang sampai saat ini belum terlaksana dan masih dalam proses
A. Simpulan
berikut:
1. Pemberdayaan
wilayah kerjanya.
a. Pemberdayaan Individu
sasaran ibu balita stunting dan keluarga, ibu hamil, ibu menyusui,
b. Pemberdayaan Keluarga
konseling dan edukasi pada ibu balita stunting dan keluarga saat
111
112
c. Pemberdayaan Masyarakat
2. Bina Suasana
berupa poster, banner, leaflet serta adanya peran lintas sektor dalam
maka perlu adanya sarana atau media yang lebih menarik dan mudah
3. Advokasi
Kidul.
4. Kemitraan
COVID-19 sampai saat ini belum ada lagi bantuan dari pihak swasta,
B. SARAN
masyarakat bisa lebih optimal, dan mencapai target program yang telah
ditentukan
kepada masyarakat.
penanganan stunting
wilayah kerjanya.
DAFTAR PUSTAKA
Ari, Nugraha. Tahun 2020. Cegah Stunting Kota Bandung Fokus pada Remaja
Putri. [Online]. Tersedia: https://humas.bandung.go.id/berita/kualitas-
remaja-jadi kuncicegah-stunting.
Dinas Kesehatan Kota Bandung. 2018. Profil kesehatan Kota Bandung tahun
2018. Dinas Kesehatan Kota Bandung. Bandung.
Dinas Kesehatan Kota Bandung. 2018. Tabel Profil Kesehatan Kota Bandung
tahun 2018. Dinas Kesehatan Kota Bandung. Bandung.
119
120
Lampiran 2
121
Lampiran 3
122
Lampiran 4
123
Lampiran 5
INFORMED CONSENT
Masyarakat (S-1) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi
Peneliti
Widaningsih
124
Lampiran 6
LEMBAR PERSETUJUAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya tidak
merasa keberatan untuk menjadi informan dalam penelitian yang dilakukan oleh
Kesehatan Achmad Yani Cimahi (STIKes Achmad Yani Cimahi), atas nama
Demikian persetujuan ini saya buat dengan sadar dan tanpa paksaan dari
pihak manapun.
Bandung,
Yang Menyatakan,
(..........................................)
125
Lampiran 7
Butir Pertanyan
1. Bagaimana gambaran pelaksanaan program promosi kesehatan di puskesmas
ini?
2. Pelatihan atau update ilmu apa saja yang sudah diberikan oleh Dinas
3. Tenaga apa saja dari puskesmas ini yang pernah dikirimkan untuk
mengikutinya?
4. Strategi promosi kesehatan apa saja yang sudah diterapkan di puskesmas ini
7. Program atau kegiatan apa saja yang dilaksanakan dalam upaya menjalankan
strategi tersebut?
10. Apa saja program atau kegiatannya dan bagaimana sistem pelaksanaannya?
kesehatan dan Gizi dari dinas kesehatan atau yang lainnya? Jika ada sebutkan
apa saja!
13. Kebijakan khusus apa saja yang pernah Anda buat terkait strategi promosi
kesehatan?
19. Bagaimana peran lintas sektor dan apa saja langkah yang anda ambil dalam
dilakukan puskesmas?
20. Bagaimana peran lintas program dan bagaimana cara anda mengefektifkan
21. Secara global, apa saja permasalahan yang dihadapi selama ini dan
Butir Pertanyan
1. Bagaimana gambaran pelaksanaan pencegahan dan penanganan stunting
di puskesmas ini?
2. Apa saja upaya yang sudah dilakukan baik dari segi kuratif maupun
preventif?
3. Bagaimana peran dan kerjasama lintas sektor yang terjalin selama ini?
5. Apa saja peran dan bagaimana cara koordinasi dengan lintas program
terkait tersebut?
program?
128
7. Pelatihan atau update ilmu apa saja yang sudah diberikan oleh Dinas
Kesehatan Kota/Provinsi?
15. Sejauh mana puskesmas ini sudah menerapkan strategi promosi kesehatan
16. Strategi apa saja yang diterapkan dan sejauh mana pelaksanaannya?
Butir Pertanyan
1. Apa profesi Bapak/Ibu dan berperan sebagai pengelola program apa di
puskesmas ini?
stunting?
4. Sebagai petugas puskesmas dan pengelola lintas program, peran apa yang
puskesmas?
130
6. Jika ada, bagaimana bentuk kegiatannya dan siapa saja yang terlibat?
Butir Pertanyan
1. Apakah bapak/ibu tahu bagaimana kondisi kesehatan terkait gizi terutama
stunting wilayah bapak/ibu?
2. Apa dan Bagaimana gambaran pelaksanaan program promosi kesehatan yang
sudah diterapkan di Kelurahan ini khususnya pada program pencegahan dan
penanganan Stunting?
3. Sejauh mana pelaksanaannya?
4. Siapa saja yang berperan dalam upaya strategi yang dilaksanakan?
5. Program atau kegiatan apa saja yang dilaksanakan dalam upaya menjalankan
strategi tersebut?
6. Pada strategi kemitraan, dengan siapa saja kemitraan sudah dilaksanakan?
7. Siapa yang berperan dalam menjalin kemitraan dengan pihak lain?
8. Apa saja program atau kegiatannya dan bagaimana sistem pelaksanaannya?
131
Butir Pertanyan
1. Apakah ibu tahu bagaimana kondisi kesehatan terkait gizi terutama stunting
di wilayah bapak/ibu?
2. Apa dan Bagaimana peran PKK dalam program promosi kesehatan yang
sudah diterapkan di Kelurahan ini khususnya pada program pencegahan dan
penanganan Stunting?
3. Sejauh mana pelaksanaannya?
4. Program atau kegiatan apa saja yang dilaksanakan dalam upaya menjalankan
strategi tersebut dan bagaimana sistem pelaksanaannya?
5. Siapa yang berperan dalam menjalankan kegiatan tersebut?
6. Dimana dan kapan dilaksanakan?
133
penyelenggaranya?
Butir Pertanyan
1. Apakah anda tahu apa itu stunting?
stunting?
6. Sebagai kader posyandu, peran apa yang selama ini anda ambil dalam
penanganan stunting yang selama ini dilakukan kepada para kader Posyandu
8. Jika ada, bagaimana bentuk kegiatannya dan siapa saja yang terlibat?
Butir Pertanyan
1. Apakah Anda tahu kondisi status gizi anak/keluarga anda saat ini?
3. Apakah anda tahu apa faktor faktor yang mempengaruhi kondisi tersebut?
4. Upaya apa saja yang sudah dilakukan oleh anda dan keluarga untuk
menanganinya?
7. Jika pernah, pengetahuan apa saja yang sudah diberikan kepada anda dan
bagaimana caranya?
Lampiran 8
LEMBAR OBSERVASI
Tempat :
Hari/tanggal observasi :
Keberadaan Kondisi
No Sarana prasarana Jumlah
Ada Tidak Baik Rusak
2. Pedoman program
3. Jadwal kegiatan
B. Kegiatan
Dilaksanakan Sesuai
No Jenis Kegiatan Jumlah
Ya Tidak Ya Tidak
139
1. Pemberdayaan
Pemberdayaan individu
Pemberdayaan keluarga
Pemberdayaan masyarakat
2. Bina Suasana
3. Advokasi
4. Kemitraan
Keterangan:
1. Pemberdayaan
Pemberdayaan Keluarga
Melaksanakan kunjungan rumah terhadap keluarga
(keluarga balita dengan stunting).
Terdapat
perbedaan
persepsi kalau
ibu balita
merasa belum
pernah √ √
dilakukan
konseling Kegiatan yang dilaksanakan
Kegiatan terkait gizi, Penyuluhan dan edukasi pada ibu
padahal saat balita √ √ √ √ √ √ √ √
di puskesmas
sudah hanya
ibu balita
merasa itu
konseling
karena
anaknya sakit
141
142
terdapat
perbedaan
persepsi kalau
anaknya yang
stunting blm
pernah konseling kepada keluarga dan ibu
Kegiatan √ √
dikunjungi balita stunting
padahal
sebenarnya dua √ √ √ √ √ √ √
sasaran
143
√ ‘’
Waktu
dan kunjungan rumah dilaksanakan
√ √
sesuai jadwal kegiatan lapangan.
tempat √ √ √ √ √ √
√ √ √ √ √ √
Adanya pandemi kunjungan
Masalah dibatasi baik luar maupun dalam √ √
gedung
Waktu √ √ √
di kelurahan, kecamatan sesuai √ √
dan √ √
jadwal yang telah ditentukan.
tempat
Waktu √ √ √ √ √ √ √ √
dan di kelurahan
tempat
√ √
Waktu
dan Kegiatan dilaksanakan di kelurahan
√ √ √ √
dan saat ada kegiatan pertemuan. √ √
tempat
√
Program tanginas, pemberian
makanan tambahan untuk ibu
hamil, ibu menyusui, bayi, balita
Kegiatan √ √ √ √ √ √ √ √ √
stunting, dan prgram buruan sae
serta melakukan edukasi dari
program lain
Waktu
√
dan √ √ √
Kegiatan pernah dilaksanakan satu
tempat periode saat 2020,
Lampiran 10
MATRIKS TRIANGULASI SUMBER
147
Jawaban Kesimpulan
Lurah TP PKK
Tema Pengelola
Kepala Petugas Ibu Balita Ibu Balita Ibu Balita Ibu Balita
Program Kader 1 Kader 2 Kader 3 Kader 4
Puskesmas Puskesmas Stunting 1 Stunting 2 Stunting 3 Stunting 4
Gizi
Pemberda
yaan
Pemberda
yaan
Individu
Bidan, PKK,
Perawat, Kader Petugas yang
Promkes, Posyand melaksanakan
Kesling u edukasi dan
semua penyuluhan
Dokter,
terlibat, Dari kepada ibu
perawat,bi
Edukasi petugas balita stunting
PJ program dan, dr. ira,
untuk Puskesmas Bu rita, bu seluruh petugas
nutrisionis, Kader sama dari Petugas Dokter,
makanan, Kader kopo, titin, sama puskesmas
Petugas Dan semua promkes, posyandu, puskesmas puskesmas, petugas
selalu di posyandu puskesmas orang yang terlibat
dan kader PKK bidan alsy, kader posyandu
Petugas bantu sih Cibaduyut puskesmas Dokter,
posyandu kader
dari Kidul, dari perawat,bidan,
yang sudah
promosi posyandu nutrisionis,
terlatih
kesehatan promkes, dan
selalu kader posyandu
membantu yang sudah
sih terlatih
penyuluhan
Kegiatan Kegiatan Penyuluha Mengadaka Memberi Memberika Penjelasan Penyuluha Penyuluhan, Kalau Penyuluhan Penjelasan Belum Kegiatan yang
penyuluhan n- n kan n stunting di n edukasi pada penyuluhan tentang dari petugas pernah ada dilaksanakan
tetap penyuluhan penyuluhan arahan penyuluhan posyandu ibu balita mah makanan penyuluhan sebagai upaya
148
ke strategi
biasanya orangtua pemberdayaan
lah
dilaksanak nya banyaknya individu adalah
dijalankan, tapi sedikitnya
an dalam supaya dari Penyuluhan dan
untuk luar ke
gedung tidak posyandu edukasi pada
gedung tidak ke warga, orangtua pada ibu yang khusus
pada terjadi jarang dari ibu balita,
bisa karena tata cara supaya balitanya, gizinya,
masyarakat lagi puskesmas terdapat
pandemi. Dulu sanitasi meningkat penyuluhan Cuma karena
yang stunting mah, da perbedaan
juga pernah ke yang baik, kan gizi sama ibu sakitnya aja,
datang ke Bersama saya mah persepsi kalau
anak sekolah wawar dan kader ke jadi merasa
puskesmas puskesm jarang ke ibu balita
mengenai bekal kewarga kegiatan ibu balita masih awam
dan luar as puskesmas merasa belum
makan siang tanginas
gedung kecuali pernah
anak. (pemberian
pada saat kalau sakit dilakukan
PMT)
posyandu konseling
terkait gizi
Ya paling meningk
mengikuti atkan
webinar- edukasi,
Ya
webinar mengusu Upaya yang
ngikutin
yang lkan dilakukan
aja saran
dilaksanak pelatihan dalam
dari
an oleh kader di mengatasi
puskesmas,
kemenkes, anggaran masalah adalah
Baca baca makan Paling baca
mengikuti perubaha dengan
sendiri dari vitamin, baca aja di
Mengusulkan pelatihan n mengajukan
Upaya pamphlet, susu, medsos kalau
SDM Gizi tentang SDM Gizi dan
atau kalau kadang tentang
tatalaksana up date ilmu
ada informasi yang buka stunting mah
gizi buruk, bagi PJ
buka dari
Mengusulk program agar
hp
an Update kegiatan bisa
informasi
ilmu bagi berjalan dengan
tentang
pj program lebih maksimal.
gizi
untuk
penangana
n stunting
Pemberda
yaan
Keluarga
Petugas Pj Gizi, Petugasnya Kader Kader Kader Petugas Dari rumah Ada dari Dari petugas Pemberdayaan
promkes, di bagi posyand posyandu posyandu puskesmas, zakat, dari kelurahan kelurahan, keluarga
KIA, Anak, setiap u, sama sama kader puskesmas, puskesmas dilakukan
sanitasi Pembina puskesm dengan kelurahan dengan
wilayah as puskesmas memberikan
ada bidan, konseling
perawat kepada
keluarga saat
kunjungan
rumah baik
oleh pengelola
program Gizi,
maupun
150
petugas lain
dan juga kader
Memberi Pemberdayaan
kan ilmu keluarga
sedikit dilakukan
kunjungan tentang dengan
keluarga makanan memberikan
melihat Selain , kalau konseling
kondisi memberika tentang Kunjungan kepada
lingkungan n penggula rumah, keluarga dan
, penyuluhan nnya pemberian Ngasih Pernah ada ibu balita pada
Pemberian
Kunjungan pada mah kan makanan tahu kunjungan saat kunjungan
makanan
balita 2-3 individu puskesm tambahan, tentang terus dikasih rumah. Dan
Mengajark tambahan Kunjungan
kali setiap juga as yang pemantaua vitamin, yang pemantauan
an ibu ke ibu rumah,
bulan, tapi mengadaka lebih tau n oleh ada makanan tapi balita serta
Kegiatan hamil balita, dan ngasih
saat n kader tapi pemantaua pas saya lagi pemberian
tentang menjelaska bantuan
pandemi kunjungan ya n, dikasih hamil itu PMT, terdapat
PHBS n tentang makanan
kita lihat rumah seadanya PMT, mah, kalau ke perbedaan
makanan
kondisi jika pada ibu Cuma kunjungan anak mah persepsi kalau
balita
memang hamil ibu ngasih rumah belum anaknya yang
harus yang makanan stunting blm
dilakukan memiliki aja pernah
kunjungan bayi balita dikunjungi
ya kita padahal
lakukan sebenarnya dua
sasaran
Waktu Di Kerumah Ke Ke rumah Udah lama Pernah Pas lagi Kunjungan Konseling
dan posyandu, ibu hamil rumah warga pas sebelum Sudah hamil dulu pas sebelum keluarga Balita,
tempat ke rumah KEK dan balita ada pandemi, lama ada pandemi kunjungan
warga yang balita stunting bantuan Kerumah setahunan rumah
stunting stunting PMT dari rumah pas dilaksanakan
tanginas ada jadwal sesuai jadwal
151
penimbagn kegiatan
gan lapangan.
Paling Ya,
permasalah masih
Pas dulu
annya dari ada ibu
mah ada
keluarga balita
kunjungan
pasiennya, yang Masalah yang
rumah dari
Kalau kita belum dihadapi karena
puskesmas
pantau faham adanya
Keterbatas tapi
suka tidak pandemic
an untuk sekarang Pernah
terima kunjungan
merubah mah los aja dikunjungi
kalau dibatasi
pola pikir karena dulu pas lagi
anaknya tergantung
masyarakat pandemic hamil, lupa
dibilang kondisi
, menurut Belum Udah satu Karena lagi jadinya,
stunting, balitanya baik
mereka semua tahun pandemi belum pernah Belum
kadang ada Sekarang luar maupun
stunting warga belum ada sekarang ada pernah ada
Masalah yang mau mah gak ada dalam gedung
itukan ngerti lagi mah belum kunjungan kunjungan
dikunjungi dan pandemi sementara
karena stunting itu kegiatan ada lagi dari rumah
kadang masih ada ibu
keturunan apa kunjungan kunjungan puskesmas
juga tidak , balita dan
bukan rumah, mah Cuma
kondisi keluarga yang
karena kalau dulu dari
lingkungan stunting yang
persiapan mah posyandu aja
yang sulit belum
dari saat sebelum sama bu rita
dirubah, sepenuhnya
pra nikah, pandemi
kunjungan paham
ada sama
masa mengenai
sama
pandemic stunting.
dengan
dibatasi
orang
tergantung
puskesmas
kondisi
balitanya
Upaya Lintas Melakukan Melakuk Memberika Ya Kalau Beli vitamin Kalau Upaya yang
program konsultasi an n dipantau dipantau sendiri we, mantau mah dilakukan
saling via media edukasi penyuluhan sama kader mah suka ngasih telur kadang ke berkoordinasi
membantu, sosial atau pada warga aja sama posyandu dengan kader
kerja sama temu tentang kadernya kadang suka posyandu untuk
152
kesini
kadang ke
dengan memudahkan
posyandu,
kader pemantauan
ya saya
untuk dan kunjungan
berusaha ada bu opi
kunjungan rumah,
wicara stunting aja yang ke sini
rumah, sementara
ngikutin nimbang
melakukan petugas tetap
aja saran
pemantaua memantau via
saran yang
n via wa whatsapp
terbaik
untuk anak
Pemberda
yaan
Masyarak
at
Kader Pemberdayaan
Pj program posyand Petugas Ada dari masyarakat
dibantu u puskesmas puskesmas, dilakukan Pj
Promkes, program gabungan dari Dari program
Petugas Promkes
gizi lain dan se kecamatan, puskesmas dibantu
lintas kecamatan, rt/rw, dari program lain
sektor kader PKK dinas lain dan lintas
sektor.
Kegiatan Pernah ada pemantaua Melakukan Melakuk Biasanya Pernah ada Ada Kegiatan yang
pembahasan n tumbuh pendataan an ada lokakarya rembug dilakukan FGD
tentang data kembang balita verifikasi pertemuan- mini, membuat saat SMD dan
stunting di diadakan, stunting data pertemuan, musremban rencana MMRW dan
kelurahan pemberian dan bumil ada g suka ada untuk lokakarya mini
kelurahan PMT pada KEK, pertemuan yang pencegaha juga verifikasi
balita Kegiatan di dibahas n stunting, data terkait
SMD kelurahan, tentang balita stunting.
sudah pertemuan stunting
terlaksana ibu-ibu
di trimester PKK.
1 Lokmin
153
kecamatan,
kegiatan
pengolahan
makanan
sebagai
PMT
melalui
program
Tanginas
Kegiatan
dilaksanakan di
Waktu Di kelurahan,
Di kecamatan, Di Dibagi per Di Pas lokmin
dan kecamatan, kecamatan
dikelurahan posyandu kelurahan kecamatan kecamatan
tempat kelurahan, sesuai jadwal
yang telah
ditentukan.
Mengusulk
Upaya an Upaya yang
Disosialisa
kedepanny dilakukan
sikan
a ada menyampaikan
kembali ke
pertemuan kembali pada
kader
untuk kader dan
posyandu
semua masyarakat.
kader
Bina
Suasana
Kegiatan Pertemuan Wawar Amprok Mulai dari Mengada Waktu itu Penjelasan Sosialisasi Pernah ada Kegiatan yang
pertemuan kewarga setiap awal kan ada stunting di dari yang dilakukan
tentang stunting tentang bulan sosialisasi, sosialisas pertemuan- posyandu, puskesmas, berhubungan pertemuan
pernah ada, stunting, bersama Komitmen i tentang pertemuan sosialisasi melalui dengan bersama
lokmin Lokmin seluruh staf kebersama stunting PKK di di pamplet2 , stunting itu petugas
kecamatan yang yang membahas an, pada kecamatan, kelurahan, Pernah mengenai puskesmas,
155
Masalah Belum ada Dalam dua Karena Adanya Sudah Belum Belum Pelatihann Belum Masalah yang
petugas yg tahun kondisi kendala ada semua semua ibu ya sama pernah ada dihadapi
mengikuti terakhir pandemic pandemi, rencana Kader kader kader pelatihan kegiatan belum
pelatihan tidak ada tidak bisa pertemuan untuk posyandu diberikan belum mah tapi berjalan rutin.
tentang stunting up date ada hanya pelatihan ikut pelatihan semua, kalau Belum ada up
ilmu atau kegiatan, lewat zoom pengolah pelatihan, stunting sama ibu sosialisasi date ilmu
pelatihan dan tidak an baru kader balita juga mah udah selama satu
untuk semua ibu makanan PKK inti, pernah dengar, ke tahun terakhir
kader balita tapi karena ada pelatihan RW juga karena pandemi
punya HP karena pandemi di awal belum pernah
156
pandemi
jadi tidak awal sekali
jadi, itu aja,
karena pernah ada
harus peserta pelatihan
android zoom pertemuan juga ada
yang dibatasi pengolahan
susah makanan
karena tapi Cuma
harus satu orang
praktek
Upaya Mengusulk Dengan Secara Ingin ada Mengusulk Perlu ada Mensosiali Upaya yang
an adanya konsisten , pelatihan an lagi sasikan dilakukan
pelatihan pandemic memaksim lagi pelatihan pelatihan lagi cara mengusulkan
dan saling kegiatan alkan termasuk untuk pengolahan pelatihan. Dan
bekerjasam berbasis potensi pelatihan kader makanan, memaksimalka
a dengan masyarakat yang ada pengukur posyandu mengusulk n potensi yang
petugas ini harus tetap an tinggi an ada melalui
lain terhambat dilaksanak badan, pelatihan media sosial
sehingga an. supaya untuk
pelaksanaa tidak kader sama
nnya hanya salah ibu balita
seputar lagi
telekonsult dalam
asi via pengukur
hotline dan an,
jika mengund
memungki ang
nkan beberapa
dijadwalka kader
n janji yang
temu oleh nanti
petugas akan
menyam
paikan
kembali
ke
157
masyara
kat
Advokasi
Kegiatan Kalau Sudah ada Menacari Membuat Melakuk Pernah Kegiatan yang
kelurahan sih advokasi , dukungan komitmen an minta dilaksanakan
mereka sangat kalau kita dan bersama koordina dukungan melakukan
sangat ada keterlibata untuk si kalau dari advokasi saat
mendukung kegiatan n semua penangana ada kelurahan mengikuti
semua kegiatan selalu pihak baik n stunting, balita untuk pertemuan yang
untuk minta di internal Koordinasi stunting, minta rutin
penanganan bantuan ke puskesmas terus laporan bantuan ke dilaksanakan
stunting, ada petugas maupun nyambung, ke swasta baik oleh
kegiatan promkes lintas kendala puskesm puskesmas
pemberian untuk ke sektor pasti wajar, as, minta maupun
makanan untuk lintas intinya bantuan kelurahan
balita yang sektor, tidak ada kalau untuk
kurang gizi, untuk ijin miskomuni ada melakukan
yang stunting ijinnya kasi, tim balita validasi data
yang stunting dan koordinasi
kompak. untuk untuk membuat
Dan UPT mendapa komitmen
Puskesmas tkan bersama dalam
Cibaduyut bantuan penanganan
selama ini ke bu stunting
bekerjasam santi dia terutama pada
158
a dengan petugas
baik dari
pihak swasta
rumah
zakat
Saat Di Kegiatan
lokmin di keluraha Waktu dilaksanakan di
Waktu Di Di
kecamatan n awal tahun kelurahan dan
dan Di kelurahan. kelurahan, kewilayaha
di saat ada
tempat kecamatan. n
kelurahan kegiatan
pertemuan.
dengan apa
yang sudah
direncanak
an,
memaksim yang ada untuk
alkan LKK komitmen
dan ASN dengan apa
yang ada yang sudah
agar direncanakan
semuanya
paham
tentang
stunting
Kemitraa
n
Kegiatan Paling Melakukan Berkoordin Adanya Mendapa Ada Program Pernah ada Ada Kegiatan yang
pemberian edukasi asi dengan Kolaborasi tkan pemberian Tanginas, pemberian pemberian pernah
PMT kerjasama dari lintas dan bantuan Tanginas biasanya makanan bahan dilaksanakan
dengan pkk , program program di kerjasama dari tahun 2020 diberikan dari makanan dari kemitraan
lain, setiap intern dari segala beberapa bantuan satu pengusaha pengusaha bersama PKK
160
secara
bertahap ke
PKK, tiap
tiga bulan,
kalau dari
dinas
pangtan saat 2020,
waktu
februari
sekali aja,
sama dari
pengusaha
elpiji juga
masyarakat
yang
berinisiatif
terutama
yang
mampu,
Komitmen
dari semua
fihak
karena
saya
sendiri kan
ASN tidak
menutup
kemungkin
an pindah
dan lain
lain,
sehingga
semua
perlu
faham akan
hal ini.
Lampiran 11
1 Pemberdayaan Dilaksanakan penyuluhan Penyuluhan biasanya Terdapat dokumentasi Pemberdayaan individu di UPT
Individu dan edukasi pada Ibu balita dilaksanakan dalam gedung penyuluhan dan edukasi Puskesmas Cibaduyut Kidul
stunting saat kunjungan ke pada masyarakat yang datang pada balita stunting dilaksanakan dengan melakukan
puskesmas dan pada saat ke puskesmas dan luar penyuluhan dan edukasi bagi ibu
pemantauan Posyandu. gedung pada saat posyandu balita stunting dan keluarga.
2 Pemberdayaan Dilaksanakan penyuluhan Selain memberikan Laporan kunjungan Pemberdayaan individu di UPT
Keluarga pada ibu balita stunting dan penyuluhan pada individu pemantauan balita dan Puskesmas Cibaduyut Kidul
keluarga saat melakukan juga mengadakan kunjungan ibu hamil stunting dilaksanakan dengan
kunjungan rumah. rumah pada ibu hamil KEK memberikan penyuluhan pada
dan ibu yang memiliki bayi keluarga balita stunting dan ibu
balita stunting hamil KEK.
4 Bina Suasana Wawar kewarga tentang Terdapat dokumentasi Kegiatan Bina Suasana di UPT
stunting, Lokmin yang pelaksanaan kegiatan Puskesmas Cibaduyut Kidul
membahas tentang stunting, wawar lokmin, dan dilakukan pertemuan membahas
sebelumnya ada up date ilmu sosialisasi sosialisasi Stunting, sosialisasi di
untuk kader tentang gizi masyarakat dan wawar di
terutama stunting posyandu
165
6 Kemitraan Bermitra dengan lintas Berkoordinasi dengan lintas Terdapat dokumentasi Kegiatan Kemitraan yang
program untuk kunjungan program di internal puskesma, pelaksanaan kegiatan dilaksanakan di UPT Puskesmas
rumah dan dengan kader juga pengaturan penjadwalan kunjungan rumah oleh Cibaduyut Kidul adalah kegiatan
posyandu untuk untuk melakukan kunjungan petugas promkes, lurah, penyuluhan, kunjungan rumah
melaksanakan pemantauan rumah, di lintas sektor juga PKK dan kader dan pemberian makanan
balita dalam dilaksanakan melakukan kemitraan dengan posyandu, serta tambahan untuk ibu hamil, ibu
kunjungan rumah kader, karang taruna dan lain penyaluran bantuan menyusui, bayi, balita stunting
lain PMT dari CSR melalui melalui program tanginas, di
program Tanginas bantu juga dari CSR pengusaha
gas elpiji dan rumah zakat untuk
penyediaan bahan makanannya,
sedangkan dari lintas sektor ada
dari dispangtan melalui program
buruan sae
Lampiran 12 Dokumen Kegiatan
166
167
Media Penyuluhan
175
DAFTAR ISTILAH
Komparatif : suatu hal yang bersifat dapat diperbandingkan dengan suatu hal
lainnya
Preventif : Pencegahan
Efektif : sebuah usaha untuk mendapatkan tujuan, hasil dan target yang
diharapkan dengan tepat waktu
sosial support : informasi baik verbal maupun non verbal, saran, atau bantuan
yang diberikan oleh orang terdekat yang dapat berpengaruh
pada emosional dan tingkah laku penerimanya.
bersama.
LKK :
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, Lembahag mitra strategis
diluar Pemerintah yang membantu dalam meningkatkan
partisipasi dan pelayanan penyelenggaraan masyarakat.
PKK :
178
Nama : Widaningsih
Kabupaten Bandung
Pendidikan :
Bandung (D3)
179
Riwayat Pekerjaan :
Jatinunggal Sumedang
Sumedang
Bandung
Riwayat Organisasi :
Sumedang